DislokasiTMJ_Ongto

  • Upload
    ocky94

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/31/2019 DislokasiTMJ_Ongto

    1/14

    1

    PENATALAKSANAAN DISLOKASI SENDI TEMPORO MANDIBULA

    Eddy Hermanto1, Alwin Kasim

    2

    1. Resident of Oral & Maxillofacial Surgery Padjadjaran University, Hasan Sadikin Hospital,

    Bandung; 2. Consultant of Oral & Maxillofacial Surgery, Padjadjaran University, Hasan Sadikin

    Hospital, Bandung

    Pendahuluan

    Sendi temporomandibula terdiri dari prosesus kondilus merupakan bagian

    yang bergerak dan berartikulasi dengan eminensia artikular yang membentuk

    aspek anterior dari fossa glenoid1. Dalam keadaan normal, saat membuka mulut,

    kondilus berputar terhadap diskus dan akan bergeser ke anterior dan ke bawah

    sepanjang eminensia artikularis (rotasi), selanjutnya diskus akan bergeser

    mengikuti gerakan kepala kondilus, gerakan ini yang disebut dengan translasi2,3

    .

    Dislokasi temporomandibula merupakan salah satu gangguan sendi

    temporomandibula yang paling dini digambarkan dalam literatur. Pada abad ke-5

    SM, Hippocrates menggambarkan kondisi dan penatalaksanaan kasus ini 4,5.

    Kasus ini merupakan pergerakan kedepan yang eksesif dari kondilus, sehingga

    kondilus bergeser ke anterior eminensia artikularis dan terfiksasi karena spasme

    otot-otot pengunyahan4,5,6,7

    .

    Dislokasi harus direduksi secepat mungkin sebelum terjadi spasme otot

    yang berat. Reduksi dapat dilakukan secara manual dengan menekan mandibula

    ke bawah untuk menarik otot levator dan selanjutnya ke belakang untuk

    meletakkan kembali kondilus di dalam fosa 7. Metode reduksi yang diperkenalkan

    oleh Hippocrates masih digunakan hingga saaat ini4,5

    . Penatalaksanaan dengan

    cara bedah diindikasi untuk dislokasi yang long-standing dan kronik, tetapi

    jarang untuk dislokasi akut, yang baru terjadi pertama kali4.

    Pada tulisan ini akan dibahas mengenai sendi temporomandibula, definisi,

    etiologi, dan evaluasi klinis serta penatalaksanaan dari dislokasi sendi tempro

    mandibula.

  • 7/31/2019 DislokasiTMJ_Ongto

    2/14

    2

    Anatomi Sendi Temporomandibula

    Sendi temporomandibula merupakan struktur anatomis yang rumit karena

    berhubungan dengan pengunyahan, penelanan, bicara dan postur kepala8.

    Sendi

    ini terdiri dari prosesus kondilus yang merupakan bagian bergerak dan

    berartikulasi dengan eminensia artikularis yang membentuk aspek anterior dari

    fossa glenoidalis. Diantara struktur tulang tersebut terdapat meniscus artikularis

    (diskus artikularis) yang terbentuk dari jaringan ikat fibrous yang avaskuler dan

    tanpa persyarafan1. Sendi terbagi menjadi dua kavitas yang yaitu kavitas superior

    yanf terletak antara fossa mandibula dan permukaan superior diskus, dan kavitas

    inferior yang terletak antara kondilus mandibula dan permukaan inferior diskus.

    Permukaan dalam kavitas dikelilingi lapisan synovial yang menghasilkan cairan

    sinovial dan mengisi kedua kavitas sendi3. Secara lebih jelas anatomi sendi

    temporomandibula dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.

    Gambar 1. Anatomi sendi temporomandibula (kiri: pandangan sagital), (kanan:pandangan koronal). A) Fibrokartilago B) Cairan sinovial C) Diskus

    artikularis D)Lateral pterygoid ligament E) Capsule joint F)

    Fibrokartilago G) Kondilus mandibula H) Cairan sinovial I) Synovial

    membrane J) Meatus akustikus eksterna K) Mandibular fossa9.

    Dislokasi Sendi Temporomandibula

    Dislokasi atau luksasi sendi temporomandibula merupakan pergerakan

    kedepan yang eksesif dari kondilus, sehingga kondilus bergeser ke anterior

    eminensia artikularis dan terfiksasi atau terkunci di antero-posterior dari eminentia

  • 7/31/2019 DislokasiTMJ_Ongto

    3/14

    3

    artikularis4,5,6,7,10

    (gambar 2.). Jika pergeseran kondilus ke anterior eminensia

    tidak menyeluruh (incomplete ; partial dislocation) dan terjadi reduksi spontan

    disebut sebagai subluksasi4,5,7

    .

    Dislokasi sendi temporomandibula ke arah anterior dapat terjadi unilateral

    ataupun bilateral dan diklasifikasikan kedalam bentuk akut atau kronik. Bentuk

    kronik dari dislokasi ini meliputi dislokasi yang berulang, habitual dan yang sudah

    menetap lama (long standing). Kejadian dislokasi akut cukup sering dan terjadi

    spontan setelah suatu trauma, pada saat menguap, muntah, tertawa, atau usaha-

    usaha mengunyah yang kuat. Dislokasi akut membutuhkan reposisi manual

    mandibula segera untuk mencegah terjadinya spasme otot yang progresif.

    Dislokasi berulang kronik juga dapat terjadi pada penderita epilepsi, distropi

    miotonik dan sindroma Ehlers-Danlos. Istilah kronik, berulang kronik atau

    habitual sebaiknya diberikan untuk dislokasi episodik yang berulang. Sedangkan

    istilah long standing dapat diberikan untuk kasus dislokasi yang telah menetap

    lama dalam periode waktu lebih dari satu bulan dan dislokasi ini biasanya belum

    terdiagnosis sebelumnya4,5,11

    .

    Gambar 2. Dislokasi mandibula ke anterior

  • 7/31/2019 DislokasiTMJ_Ongto

    4/14

    4

    Etiologi

    Dislokasi temporomandibula dapat terjadi akibat trauma tetapi lebih sering

    disebabkan oleh pembukaan mulut yang terlalu lebar saat menguap, tertawa,

    menyanyi, muntah ataupun saat perawatan gigi12,13

    . Eeminensia articularis yang

    curam dianggap berperan dalam menimbulkan dislokasi sendi temporomandibula

    berulang. Demikian pula kelemahan ligamen, integritas kapsul sendi yang buruk

    dan kelainan otot seperti hipotonus merupakan faktor predisposisi untuk kejadian

    dislokasi akut maupun kronik. Kapsul dan ligamen yang lemah dapat terjadi dari

    penyembuhan yang tidak adekuat setelah trauma, hipermobiliti dan dari penyakit

    sendi degeneratif. Kelainan oklusal dan hilangnya dimensi vertikal dapat juga

    berperan menimbulkan kelemahan dan terjadinya dislokasi berulang4,14

    .

    Trias kelemahan ligamen dan kapsuler, yaitu erosi eminensia, menurunnya

    ketinggian eminensia dan trauma diketahui sebagai penyebab timbulnya dislokasi

    berulang kronik. Kapsul sendi merupakan struktur yang menentukan batas

    translasi sendi ke anterior. Elongasi atau kerusakan pada ligamen kapsuler dapat

    menyebabkan translasi sendi ke anterior eminensia artikularis dan menghasilkan

    dislokasi sendi 4.

    Diagnosis

    Diagnosis dari dislokasi temporomandibula secara klinis dapat terlihat saat

    penderita pertama kali datang10

    . Tanda dan gejala klilnis yang terlihat meliputi

    nyeri pada rahang, kesulitan untuk menutup mulut, tidak mampu menemukan

    oklusi, hipersalivasi, bagian preauricular terlihat masuk (depressions), mandibula

    yang terlihat maju 12,15.

    Walaupun pemeriksaan radiografi tidak selalu penting dalam

    mengkomfirmasi untuk menegakkan diagnosis ini, namun melalui pemeriksaan ini

    dapat terlihat dislokasi ini disebabkan oleh fraktur kondilus akibat trauma16,17

    .

    Penatalaksanaan Dislokasi Sendi Temporomandibula

    Dislokasi harus direduksi secepat mungkin sebelum terjadi spasme yang

    berat dari otot masseter dan pterygoid7,18

    . Reduksi dapat dilakukan secara manual

  • 7/31/2019 DislokasiTMJ_Ongto

    5/14

    5

    dengan jari pada gigi molar bawah yang menekan mandibula ke bawah untuk

    menarik otot levator dan selanjutnya ke belakang untuk meletakkan kembali

    kondilus di dalam fosa7,19,20

    (Gambar 3). Pada umumnya prosedur ini dapat

    dilakukan tanpa membutuhkan anestesi jika dilakukan secepatnya. Pada kasus

    dimana telah terdapat spasme otot yang berat karena keterlambatan mereduksi,

    prosedur ini sebaiknya dilakukan dengan bantuan anestesi lokal yang disuntik

    kedalam sendi dan otot pterigoid lateral, atau dengan pemberian diazepam

    intravena untuk menghilangkan spasme otot dan mengurangi nyeri,(Gambar 4).21

    Apabila cara tersebut tidak efektif, dapat menggunakan anestesi umum untuk

    mendapatkan relaksasi yang memadai6,18,19,22

    .

    Gambar 3. Cara manual mengembalikan Sendi Temporomandibula yang

    mengalami dislokasi

    Gambar 4. Anestesi blok 0,5 cc, menggunakan jarum kecil ( 25 - 30 gauge )

    0,75 inci di bawah kulit

  • 7/31/2019 DislokasiTMJ_Ongto

    6/14

    6

    Setelah reduksi berhasil dilakukan, mandibula dapat diimobilisasi selama

    beberapa hari dengan head-chin strap atau fiksasi intermaksila. Tujuan imobilisasi

    agar kapsul mempunyai kesempatan untuk mengadakan perbaikan dan

    penyesuaian kembali keseimbangan otot serta mencegah dislokasi terjadi kembali

    disebabkan kapsul yang masih lemah6,7

    .

    Dislokasi yang disebabkan oleh kapsul yang longgar, terdapat

    kecenderungan terjadi dislokasi berulang. Pada kondisi tersebut, perawatan bedah

    menjadi indikasi7,19

    . Penatalaksanaan dengan cara bedah dapat diindikasi untuk

    dislokasi yang long-standing dan kronik, tetapi jarang untuk dislokasi akut, yang

    baru terjadi pertama kali4.

    Metode dasar bedah untuk perawatan dislokasi mandibula berulang

    menurut Sarnat & Laskin7, meliputi:

    1) mengencangkan mekanis kapsul.2) mengikat bagian sendi atau mandibula ke struktur yang terfiksasi.3) membuat hambatan mekanis pada jalur kondilus.4) menghilangkan hambatan jalur kondilus.5) mengurangi tarikan otot.

    Berbagai prosedur bedah telah digunakan untuk perawatan dislokasi

    mandibula yang berulang. Pada umumnya teknik bedah ini didesain untuk

    membatasi pergerakan kaput kondilus ke anterior, seperti dengan meletakkan

    posisi diskus di anterior kondilus, menambah ketinggian (augmentasi) eminensia

    artikularis dengan graft tulang autogenous, osteotomi arkus zigomatikus dan

    selanjutnya difiksasi di medial tuberkulum artikular (down-fracturing), memasang

    bahan implant didalam eminensia artikular, capsular placation, memotong tendon

    temporalis, menyusun kembali tendon temporalis, miotomi pterigoideus lateralis

    dan pendalaman fosa gelenoidalis dengan pemotongan diskus. Alternatif lain

    meliputi eminektomi dan kondilotomi11,19

    .

  • 7/31/2019 DislokasiTMJ_Ongto

    7/14

    7

    Miotomi Pterigoideus Lateral

    Prosedur ini dilakukan dengan alasan untuk mengurangi atau

    menghilangkan daya otot yang dianggap berperan dalam menarik mandibula

    kedalam posisi dislokasi. Miotomi menghilangkan aksi superior belly otot

    pterigoideus lateralis. Namun demikian prosedur ini jarang digunakan4,19

    .

    Meletakkan Posisi Diskus di Anterior Kondilus

    Metode Konjetzny didesain untuk membuat closed lock dengan diskus.

    Prosedur ini menghasilkan fiksasi diskus di posisi anterior kondilus. Ligamen

    posterior diskus dilepas dan perlekatan anterior dipertahankan. Diskus ditarik ke

    anterior dan inferior dan diletakkan vertikal di depan kondilus dengan menjahit

    diskus ke otot pterigoideus lateralis dan kapsul4.

    Gambar 5. Penjahitan diskus di anterior kondilus untuk menghambat

    translasi dalam prosedur Konjetzny4.

    Eminektomi

    Pada tahun 1951, Hilmar Myrhaug memperkenalkan eminektomi untuk

    perawatan dislokasi mandibula berulang. Metode perawatan yang digambarkan

    sebelumnya didesain untuk membatasi pergerakan kaput kondilus ke anterior, jadi

    mencegah kondilus dari keadaan terkunci di anterior eminensia artikularis dan

    terfiksasi karena spasme otot-otot pengunyahan. Menurut Myrhaug bahwa

    dislokasi madibula berulang terutama terjadi pada penderita dengan deep overbite

    disertai dengan kondisi tuberkulum artikularis yang tinggi/curam. Myrhaug

  • 7/31/2019 DislokasiTMJ_Ongto

    8/14

    8

    mengusulkan untuk mengurangi eminensia artikularis sehingga menyebabkan

    kondilus dapat bergerak bebas11

    .

    Insisi aurikular digunakan untuk pendekatan aminensia artikularis. Insisi

    vertikal dibuat kedalam fascia temporal di atas arkus zigomatikus di regio fosa

    glenoidalis dan tuberkulum artikularis dibuka dengan diseksi subfasial dan

    subperiosteal. Ruang sendi superior dibuka dan dengan memanipulasi mandibula,

    mekanik sendi meliputi posisi diskus dicari. Tuberkulum artikularis dan eminensia

    dibuang dengan bantuan pahat meliputi bagian paling medial dari eminensia.

    Tempat reseksi dicari dengan elevator kecil dan semua tepi yang kasar dibuang

    dengan bor. Ligamen temporomandibula dan kapsul sendi dijahit ke arkus

    zigomatikus dengan 3-4 lubang pengeboran dan jaringan lunak di atasnya ditutup

    lapis demi lapis. Drain dipasang dan diletakkan di atas kapsul sendi dan fascia

    temporalis yang dilepas pada hari pertama atau kedua pasca bedah. Pasien

    diinstruksi diet makanan lunak selama 2 minggu. Mobilisasi sendi dapat dimulai

    pada minggu kedua setelah pembedahan11

    .

    ProsedurBlocking

    Prosedur blocking untuk menghalangi translasi didesain untuk membuat

    suatu penghambat terhadap kondilus dalam jalur pembukaannya. Pembedahan

    dalam prosedur ini dapat dengan menambah ketinggian eminensia artikularis

    dengan osteotomi (down-fracturing), graft tulang dan pemasangan implant metal

    4,19. Dari banyak prosedur yang saat ini digunakan oleh ahli bedah, down-

    fracturing arkus zigomatikus dan graft tulang untuk menambah ketinggian

    eminensia merupakan metode yang paling populer dan sangat sering digunakan 5.

    Pada tahun 1943, Leclerc dan Girard melakukan osteotomi vertikal pada

    arkus zigomatikus di anterior tuberkulum artikularis dan menurunkan bagian

    dorsalnya untuk menghambat atau menahan gerakan kondilus ke anterior yang

    berlebih. Prosedur blocking Leclerc dan Girard telah dimodifikasi oleh Gosserez

    dan Dautrey dengan membuat osteotomi oblik pada arkus zigomatikus mulai dari

    arah kranial posterior ke kaudal anterior di regio tuberkulum artikularis. Arkus

    zigomatikus selanjutnya digerakkan di sutura zigomatikotemporalis dengan

  • 7/31/2019 DislokasiTMJ_Ongto

    9/14

    9

    gerakan berulang perlahan-lahan sambil menambah tekanan sehingga dapat

    dicegah terjadinya fraktur arkus zigomatikus di bagian posterior sutura. Arkus

    ditekan dan diletakkan di sebelah medial tuberkulum. Elastisitas arkus pada

    eminensia menahan daya arkus ke atas11

    . Karena menggunakan potongan oblik,

    oleh sebab itu tidak diperlukan lagi memasang bony wedge untuk menstabilisasi

    fragmen seperti yang digambarkan oleh Boudreau dan Tidemann atau Sailer dan

    Antonini.

    Kegagalan prosedur Dautrey sangat mungkin disebabkan oleh dua faktor.

    Pertama, tidak adanya pertemuan arkus zigomatikus yang dipatahkan ke bawah

    dengan kaput kondilus yang terletak medial. Kedua, terjadi resorpsi pada

    eminensia yang dipatahkan ke bawah.

    Gambar 6. Osteotomi oblik arkus zigomatikus menurut Gosserez

    dan Dautrey. Segmen tulang yang diturunkan ditahan

    medial dengan tuberkulum artikular 11.

    Augmentasi Kombinasi

    Prosedur augmentasi kombinasi (combined augmentation) memberikan

    dua mekanisme untuk mencegah dislokasi terjadi kembali. Pertama, graft tulang

    untuk menambah ketinggian eminensia dan kedua, pelat kecil yang berfungsi

  • 7/31/2019 DislokasiTMJ_Ongto

    10/14

    10

    sebagai penghambat mekanis untuk gerakan kondilus ke anterior, khususnya jika

    graft tulang mengalami resorpsi.

    Prosedur augmentasi kombinasi mempunyai beberapa keuntungan, yaitu

    23:

    1. memberikan augmentasi fisiologis pada eminensia dengan graft tulangkortiko-kanselous.

    2. fiksasi miniplate rigid mencegah pergeseran graft.3. fiksasi intermaksila pasca bedah seperti dianjurkan oleh Rehrman tidak

    diperlukan.

    4. pelat kecil yang dimodifikasi dapat beraksi sebagai barir mekanik setelahgraft tulang mengalami resorpsi.

    Menurut Smith23

    , satu-satunya kekurangan dalam prosedur ini adalah

    tempat pembedahan tetapi, morbiditas yang dihasilkan terjadi minimal jika

    pembukaan krista iliaka diupayakan minimal dan hanya potongan kecil korteks

    krista yang diambil. Prosedur augmentasi kombinasi digunakan untuk kasus

    prosedur Dautrey yang gagal dan harus dipertimbangkan untuk kasus yang

    menunjukan arkus zigomatikus yang terletak terlalu ke lateral dengan kaput

    kondilus dalam pemeriksaan radiografi pra bedah karena penggunaan prosedur

    Dautrey pada kasus ini tidak efektif.

    Eminoplasti denganminiplate

    Implant metal telah digunakan oleh beberapa ahli untuk membatasi

    gerakan kondilus. Plat tulang yang dipasang pada arkus zigomatikus secara

    khusus sangat berguna dalam perawatan dislokasi mandibula berulang. Prosedur

    ini dikenal dengan miniplate eminoplasty, merupakan teknik yang mudah dan

    tidak membatasi pergerakan fungsional rahang pasca bedah. Resorpsi tulang

    dengan risiko terjadinya kembali dislokasi yang sering diamati setelah prosedur

    down-fracturing arkus zigomatikus dapat dihindari. Teknik pembedahan

    dilakukan dengan pendekatan preaurikuler. Miniplate titanium berbentuk T

  • 7/31/2019 DislokasiTMJ_Ongto

    11/14

    11

    dipasang dan difiksasi pada arkus zigomatikus dengan tiga buah sekrup tulang.

    Lengan vertikal plat diletakkan dibawah dan sedikit anterior dari eminensia

    artikularis. Tidak ada pembedahan sendi temporo mandibula tambahan sebagai

    kombinasi eminoplasti24

    .

    Tingginya insidensi fraktur pelat merupakan masalah utama dalam metode

    miniplate eminoplasty. Menurut Kuttenberger dan Hardt24

    bahwa kekuatan

    mekanis miniplate titanium berbentuk T yang digunakan dalam penelitiannya

    tidak cukup untuk menahan daya kontinyu yang dihasilkan dari pergerakan

    kondilus. Semua fraktur terjadi pada pertemuan lengan horizontal dan vertikal

    pelat yang mungkin merupakan sifat lemah logam tersebut. Karena banyaknya

    kejadian fraktur pelat, miniplate eminoplaty sebaiknya tidak dianggap perawatan

    pilihan untuk dislokasi mandibula. Pada kasus dislokasi mandibula rekuren,

    prosedur ini dapat dipakai jika prosedur lain gagal atau untuk pasien dengan

    kelainan neuromuskuler.

    Gambar 7. Model yang menunjukkan hubungan antaraminiplate dankaput kondilus23.

  • 7/31/2019 DislokasiTMJ_Ongto

    12/14

    12

    Kesimpulan

    Dislokasi sendi temporomandibula dapat ditatalaksana dengan

    baik.rekuren biasanya membutuhkan perawatan bedah. Pengetahuan mengenai

    penyebab dislokasi penting dalam setiap kasus danakan membutuhkan metode

    perawatan yang berbeda.

    Daftar Pustaka

    1. Tucker MR & Ochs MW. 2003. Management of TemporomandibularDisorders, In : Peterson LJ et al, Contemporary Oral and MaxillofacialSurgery, 4

    thed, St Louis. Mosby Company

    2. Keith D.A, 1998. Surgery of the Temporomandibular Joint. Boston,Blackwell Scientific Pub.

    3. Okeson JP. 1995. Nonsurgical Treatment of Internal derangements, In :Daniel M et al, Oral and Maxillofacial Surgery Clinics os North

    America,vol 7, 1995, WB Saunders Co.

    4. Merrill, R.G. 1988. Mandibular Dislocation. In: Keith, D.A (Ed). Surgeryof The Temporomandibular Joint. 4th ed. Boston: Blackwell Scientific

    Publications

    5. Norman, J.E. 1990. Dislocation. In: Norman, J.E and Bramley, P. (Ed). ATextbook and Colour Atlas of The Temporomandibular Joint. Disease-

    Disorders-Surgery. London: Wolf Medical Publications.

    6. Vasconcelos BC, Porto GG, Lima FT: Treatment of chronic mandibulardislocations using miniplates: follow-up of 8 cases and literature review .

    Int J Oral Maxillofac Surg 2009, 38:933-936

    7. Sarnat, B.G and Laskin, D.M. 1992. Surgical Considerations. In: Sarnat,B.G and Laskin, D.M. (Ed). The Temporomandibular Joint: A Biological

    Basis For Clinical Practise. 4th

    ed. Philadelphia: W.B. Saunders

    8. Singh V., Verma A., Kumar I., Bhagol : Reconstruction of ankylosedtemporomandibular joint: Sternoclavicular grfating as an approach to

    management. Int. J. Oral Maxillofacial. Surg. 2011; 40: 260-265

    9. Miloro M, et. al. Petersons Principles of Oral and Maxillofacial Surgery.2004. 2nd edition. Canada: BC Decker Inc

  • 7/31/2019 DislokasiTMJ_Ongto

    13/14

    13

    10.Rose, L, Hendler, BH, Amsterdam, JT. Temporal mandibular disordersand odontic infections. Consult 1982; 22:110.

    11.Undt, G., Kermer, C., and Rasse, M. 1997. Treatment of RecurrentDislocation of The Temporomandibular Joint, Part II : Eminectomy.Int. J.

    Oral Maxillofac. Surg. 26:98-102.

    12.Shorey CW, Campbell JH. Dislocation of the temporomandibular joint.Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod 2000; 89:662.

    13. Whiteman PJ, Pradel EC. Bilateral temporomandibular joint dislocationin a 10-month-old infant after vomiting. Pediatr Emerg Care 2000; 16:418.

    14. Sia SL, Chang YL, Lee TM, Lai YY: Temporomandibular jointdislocation after laryngeal mask airway insertion. Acta Anaesthesiol

    Taiwan 2008, 46:82-85

    15.Lovely FW, Copeland RA. Reduction eminoplasty for chronic recurrentluxation of the temporomandibular joint. J Can Dent Assoc 1981; 47:179.

    16.McCarthy, F. Emergencies in Dental Practice: Prevention and treatment.WB Saunders, Philadelphia 1979. p.24.

    17.Sanders, B. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. CV Mosby, St.Louis 1979. p.51.

    18.Nusrath MA, Adams JR, Farr DR, Bryant DG: TMJ dislocation. Br Dent J2008, 204:170-171.

    19.Young AL, Khan J, Thomas DC, Quek SYP: Use of masseteric and deeptemporal nerve blocks for reduction of madibular dislocation. Anesth

    Prog 2009, 56:9-13.

    20.Muchison D F. Jaw Dislocation.http://www.merckmanuals.com/home/mouth_and_dental_disorders/urgent_dental_problems/jaw_dislocation.htm

    21.Buescher JJ. Temporomandibular Disorder.Am Fam physycian.2007 Nov15;76(10):1477-1482.

    22.Hsiung CP, Suresh S: Closed reduction of a temporomandibular jointdislocation: is this possible with regional anesthesia?Paediatr Anaesth

    2008, 18:1269-1270.

    http://www.uptodate.com/contents/reduction-of-temporomandibular-dislocation/abstract/4http://www.uptodate.com/contents/reduction-of-temporomandibular-dislocation/abstract/4http://www.uptodate.com/contents/reduction-of-temporomandibular-dislocation/abstract/4http://www.uptodate.com/contents/reduction-of-temporomandibular-dislocation/abstract/4http://www.uptodate.com/contents/reduction-of-temporomandibular-dislocation/abstract/5http://www.uptodate.com/contents/reduction-of-temporomandibular-dislocation/abstract/5http://www.uptodate.com/contents/reduction-of-temporomandibular-dislocation/abstract/7http://www.merckmanuals.com/home/http://www.merckmanuals.com/home/http://www.merckmanuals.com/home/http://www.merckmanuals.com/home/http://www.uptodate.com/contents/reduction-of-temporomandibular-dislocation/abstract/7http://www.uptodate.com/contents/reduction-of-temporomandibular-dislocation/abstract/5http://www.uptodate.com/contents/reduction-of-temporomandibular-dislocation/abstract/5http://www.uptodate.com/contents/reduction-of-temporomandibular-dislocation/abstract/4http://www.uptodate.com/contents/reduction-of-temporomandibular-dislocation/abstract/4
  • 7/31/2019 DislokasiTMJ_Ongto

    14/14

    14

    23.Smith, W.P. 1990. Recurrent Dislocation of The TemporomandibularJoint: A New Combined Augmentation Procedure. Int.J.Oral Maxillofac.

    Surg. 20:98-99.

    24.Kuttenberger, J.J and Hardt, N. 2003. Long-Term Results of Study WithMiniplate Eminoplasty In Treatment For Recurrent dislocation and

    Habitual Luxation of The Temporomandibular Joint. Int. J. Oral

    Maxillfac. Surg. 32: 474-479.