4
GBE : Domestic Politic Environment Dosen : Bpk. Mada Sukmajati PEMBUATAN SURAT IJIN GANGGUAN (HO) PADA USAHA KAFE (Studi kasus di Kabupaten Sleman, Yogyakarta) 1. LATAR BELAKANG Negara modern perlu melakukan upaya untuk mengatasi “gangguan” yang ditimbulkan kegiatan usaha terhadap warga dan masyarakat tempat kegiatan usaha tersebut berada. Hal ini penting karena beberapa alasan. Pertama, keberadaan pemerintah daerah terutama adalah untuk memberikan perlindungan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan umum bagi penduduknya. Apabila perusahaan yang akan didirikan memberikan pengaruh yang merugikan bagi kesehatan, keselamatan atau kesejahteraan umum, maka masyarakat berharap agar pejabat pemerintah yang telah mereka pilih tersebut dapat menangani masalah-masalah tersebut. Apabila para pejabat tidak menjalankan fungsi tersebut, maka masyarakat akan menggunakan hak pilih demokratis mereka untuk mengganti para pejabat tersebut dengan pejabat baru yang akan melindungi kepentingan mereka dengan lebih baik. Kedua, suatu sistem yang jelas tentang perlindungan terhadap gangguan akan membantu meningkatkan stabilitas dan prediktabilitas bagi perusahaan. Sebagaian besar perusahaan menyadari bahwa kegiatan operasi mereka menimbulkan dampak hingga keluar batas tempat kegiatan mereka – biasanya hal itu terjadi akibat meningkatnya arus lalu lintas pasokan, karyawan, dan produk, tetapi seringkali hal itu muncul dalam bentuk kebisingan, cahaya yang menyilaukan, getaran, potensi risiko terhadap keselamatan masyarakat atau meningkatnya permintaan akan utilitas dan layanan yang pasokannya tidak mencukupi. Walaupun banyak perusahaan berharap bahwa dampak tersebut dapat diabaikan, sebagian besar memahami bahwa pemerintah daerah berkewajiban untuk menanganinya dan bahkan menginginkan suatu sistem yang memungkinankan untuk memprediksi tanggapan pemerintah daerah.

Domestic Political Environment

  • Upload
    panji

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PEMBUATAN SURAT IJIN GANGGUAN (HO) PADA USAHA KAFE

Citation preview

Page 1: Domestic Political Environment

GBE : Domestic Politic Environment

Dosen : Bpk. Mada Sukmajati

PEMBUATAN SURAT IJIN GANGGUAN (HO) PADA USAHA KAFE

(Studi kasus di Kabupaten Sleman, Yogyakarta)

1. LATAR BELAKANGNegara modern perlu melakukan upaya untuk mengatasi “gangguan”

yang ditimbulkan kegiatan usaha terhadap warga dan masyarakat tempat kegiatan usaha tersebut berada. Hal ini penting karena beberapa alasan. Pertama, keberadaan pemerintah daerah terutama adalah untuk memberikan perlindungan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan umum bagi penduduknya. Apabila perusahaan yang akan didirikan memberikan pengaruh yang merugikan bagi kesehatan, keselamatan atau kesejahteraan umum, maka masyarakat berharap agar pejabat pemerintah yang telah mereka pilih tersebut dapat menangani masalah-masalah tersebut. Apabila para pejabat tidak menjalankan fungsi tersebut, maka masyarakat akan menggunakan hak pilih demokratis mereka untuk mengganti para pejabat tersebut dengan pejabat baru yang akan melindungi kepentingan mereka dengan lebih baik.

Kedua, suatu sistem yang jelas tentang perlindungan terhadap gangguan akan membantu meningkatkan stabilitas dan prediktabilitas bagi perusahaan. Sebagaian besar perusahaan menyadari bahwa kegiatan operasi mereka menimbulkan dampak hingga keluar batas tempat kegiatan mereka – biasanya hal itu terjadi akibat meningkatnya arus lalu lintas pasokan, karyawan, dan produk, tetapi seringkali hal itu muncul dalam bentuk kebisingan, cahaya yang menyilaukan, getaran, potensi risiko terhadap keselamatan masyarakat atau meningkatnya permintaan akan utilitas dan layanan yang pasokannya tidak mencukupi. Walaupun banyak perusahaan berharap bahwa dampak tersebut dapat diabaikan, sebagian besar memahami bahwa pemerintah daerah berkewajiban untuk menanganinya dan bahkan menginginkan suatu sistem yang memungkinankan untuk memprediksi tanggapan pemerintah daerah.

Guna membuat keputusan bisnis yang efisien, perusahaan perlu memahami secara terperinci apakah mereka harus tunduk kepada suatu peraturan yang baru (atau dibebaskan dari peraturan tersebut), jenis kegiatan bisnis seperti apa yang dapat didefinisikan sebagai suatu “gangguan” yang perlu ditangani, jenis penanganan seperti apa yang diperlukan, siapa yang bertanggung jawab untuk mengkaji dampak yang timbul, berapa besar biaya yang akan dibebankan (dan dasar perhitungan) dan berapa lama hal ini akan berlangsung. Di negara modern di seluruh dunia, perusahaan semakin menerima bahwa mereka

Page 2: Domestic Political Environment

bertanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka, mereka hanya mempermasalahkan apakah peraturan tersebut objektif, dikenal sebelumnya dan diterapkan secara adil terhadap mereka dan pesaing mereka. Indonesia mempunyai sejarah panjang dalam menangani gangguan yang ditimbulkan oleh kegiatan usaha.

Dunia usaha tidak dapat lepas dari urusan birokrasi dan perijinan. Begitu pula dengan usaha kafe, dimana salah satu ijin yang harus diurus adalah ijin gangguan / HO.

Surat Izin Gangguan dan biasa juga disebut HO (Hinderordonnantie) adalah surat keterangan yang menyatakan tidak adanya keberatan dan gangguan atas lokasi usaha yang dijalankan oleh suatu kegiatan usaha di suatu tempat. Dasar hukum izin ini adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2. ANALISIS MASALAHDalam pengurusan ijin gangguan / HO ada beberapa proses yang

harus dilalui dalam mengurus perijinan usaha, studi kasus dilakukan di kabupaten Sleman, yaitu :

1. Mengambil Formulir di Kecamatan2. Mengisi data kelengkapan formulir dan melengkapi persyaratan

dokumen3. Meminta tanda tangan dari tetangga sekitar (depan, belakang,

samping kiri dan kanan tempat usaha), RT, RW, Dukuh, Lurah dan Camat

4. Memasukkan semua berkas kelengkapan ke Dinas Perijinan5. Proses Survei6. Pembayaran administrasi dan pengambilan dokumen HO yang

sudah selesai

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengurus perijinan ini adalah :

1. Foto Copy KTP Pemohon / Pemilik2. Fotocopy Akte Pendirian bagi Perusahaan yang Berbadan Hukum

(PT, CV, Firma, Yayasan, dll yang dianggap perlu).3. Fotocopy Bukti Kepemilikan Tanah (Sertifikat, Leter C, D, E) dana

atau surat lain yang dianggap sah.4. Mengisi Formulir permohonan bermaterai5. Rekomendasi dari Instansi terkalit untuk Usaha tertentu.6. SPPL, UKL/UPL atau AMDAL7. Surat Keterangan Domisili bagi WNA8. Surat Kuasa bermaterai cukup, bagi yang tidak dapat mengurus

sendiri.9. Surat Pernyataan Tidak Keberatan dari pemilik tanah apabila tanah

tempat usaha bukan milik sendiri, disertai Perjanjian Sewa Menyewa para pihak yang terkait.

Page 3: Domestic Political Environment

10. Untuk Usaha Jasa Kontraktor disertai fotocopy IMB

Berdasarkan analisa kami, ada beberapa aktor yang berperan di dalam proses pembuatan ijin gangguan (HO), yaitu :

1. Kepala Dinas Perijinan2. Camat3. Kepala Desa4. Kepala Dukuh5. Ketua RW6. Ketua RT7. Tetangga sekitar ( depan, belakang, samping kiri dan kanan)

Di dalam proses tersebut, setidaknya kami mengidentifikasi beberapa permasalahan, yaitu :

1. Proses yang Rumit dan Lama (sekitar 3-4 mingguan)2. Biaya yang tidak transparan3. Ilegal sistem (calo)

3. KESIMPULAN

Berdasarakan permasalahan tersebut, kami merekomendasikan beberapa solusi perbaikan yang perlu dilakukan, yaitu :

Bagi pemerintah (Regulator) 1. Membuat standar biaya yang jelas dan transparan, sehingga tidak

ada “biaya siluman” atau “biaya di bawah tangan”2. Memangkas proses birokrasi yang panjang yang menjadi

penyebab lamanya proses perijinan3. Membuat sistem one stop service sehingga sangat memudahkan

masyarakat dalam mengurus perijinan usaha.

Bagi pelaku usaha 1. Membangun relasi yang baik dengan masyarakat sekitar sehingga

ketika mengurus perijinan HO tidak mengalami kesulitan.2. Tidak menggunakan ilegal sistem (calo), sehingga prosedur yang

benar dapat berjalan sebagaimana mestinya