78
I Dr aft at oram AJkh 0 I I Kerjasama antara I BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KAPASITAS KElEMBA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR N dengan BADAN KEMITRAAN VENTIJRA UNIVERSITAS INDO ESIA I

Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

I Draft at oram AJkh 0

I I Kerjasama antara

I BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KAPASITAS KElEMBA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR N

dengan

BADAN KEMITRAAN VENTIJRA UNIVERSITAS INDO ESIA

I

Page 2: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Dral'l Lapuraii l-iiiai

KATA PENGANTAR

Banyaknya penggunaan singkatan dan akronim dalam instan'si-

instansi pemerintah saat ini menuntut adanya sebuah pedoman yang

bersifat umunn, sehingga dalam pembentukannya di masing-masing

instansi tersebut dapat diminimaiisir kesalahan/kerancuan yang

terjadi. Penelitian ini membawa sebuah pedoman komprehensif pada

pimpinan kementerian sebetum dikeluarkannya kebijakan tentang

pedoman penyusunan akronim singkatan yang digunakan dalam

surat resmi antar lembaga yang ada, yang diharapkan terjadi

kesamaan kebiasaan dalam membentuk akronim dan singkatan pada

masing-masing lembaga, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.

Sementara itu pula harus diakui seiring dengan perkembangan

jaman dalam era otonomi daerah ini, telah timbui banyak identitas-

identitas baru yang bernuansa kedaerahan. Identitas baru yang

terwujud dalam bentuk lambang daerah itu belum ada pedoman

umum yang mengaturnya, sehingga memiliki potensi berbenturan

dengan lambang negara. Di sisi lain, penggunaan lambang negara

selama ini juga telah banyak disalahgunakan dan rancu. Oleh karena

itu pentingnya rasanya, saat ini disusun kembali pedoman umum

yang baku guna menciptakan keharmonisan antar daerah dan sinergi

dengan pusat.

Logo pemerintah pun sudah menjadi trade mark di masing-masing

instansi pemerintah dan saat ini belum ada pedoman umumnya,

sehingga perlu dibikin guna mencegah penggunaan yang tidak sesuai

di dalam setiap naskah dinas.

Kajum Peiifiyunajin Akroiiitii. l.anibaa" Nej>ara tian Instansi Pcinerintali 1

Page 3: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drafl Laptiran l inal

Untuk merealisasikan hal tersebut, pada program tahun anggaran

2004 dilakukan sebuah Kajlan Penggunaan Singkatan, Akronim,

Lambang Negara, dan Logo Instansi Pemerintah, kerjasama antara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dengan Badan

Kemitraan Ventura Universitas Indonesia. Setelah melakukan metode

sampling pengambllan data primer ditunjang data sekunder, dengan

kemudian dilakukan analisa dan masukan dari narasumber ahli,

berikut disampaikan Draft Laporan Final yang berisi rekomendasi

rancangan pedoman umum penggunaan singkatan, akronim,

lambang negara, dan logo instansi pemerintah.

Pada akhirnya harapan kami semua laporan yang disampaikan ini

dapat memberikan rekomendasi atas rancangan pedoman umum

penggunaan singkatan, akronim, lambang negara, dan logo instansi

pemerintah.

Depok, Oktober 2004

Tim BKV-UI

Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah

Page 4: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

DraH l.aporan Kinal

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan

1.3 Ruang Lingkup

1.4 Hasil yang Diharapkan

1.5 Sistematika Pelaporan

BAB II Metodologi

2.1 Pengumpulan Data

2.2 Analisis Data

11

13

BAB III Gambaran Umum Studi

3.1 Pengertian 14

3.2 Penggunaan Bahasa secara Efektf dan Efisien 15

3.3 Bahasa Indonesia sebagal Bahasa Resml 16

3.4 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 17

3.5 Pengaturan Penggunaan Akronim dan SIngkatan 20

3.6 Pedoman Penggunaan Lambang Negara dan Logo 23

3.7 Istllah-lstllah yang Relevan untuk Lambang dan Logo 37

BAB IV Hasil Pengumpulan Data

4.1 Pengumpulan Data SIngkatan dan Akronim

4.2 Pengumpulan Data tentang Lambang Negara

dan Logo Instansi Pemerintah

45

55

Kiijinn Pciiggiinsian .Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan l.ogo Instansi Pemerintah

Page 5: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Dral'l l.aporai) l-iiiai_

BAB V Analisis Data

5.1 Analisa Penggunaan Singkatan dan Akronim

5.2 Analisa Penggunaan Lambang Negara dan Logo

Instansi Pemerintah

64

68

BAB VI Rancangan Pedoman Umum

6.1 Rancangan Pedoman Umum Penggunaan Singkatan

Dan Akronim 70

6.2 Rancangan Pedoman Umum Lambang Negara dan Logo

Instansi Pemerintah 73

1^

BAB VII Penutup 74

Bahan Rujukan 75

Kajian Pcng«im;mn Singkatan, Akronim, Lambang iScgara dan Logo Instansi I'cmcrmtali 4

Page 6: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Driift l.ap<ii;in

BAB I

PENDAHULUAN

I.l Latar Belakang

Bahasa Indonesia mempunyal fungsi yang strategis bagi persatuan

bangsa, sebab bahasa Indonesia merupakan bahasa negara yang

sekaligus berarti sebagal bahasa persatuan. Hal in! tersurat dengan

jelas di dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Darl sejarahnya diketahui bahwa Bahasa Indonesia telah digunakan

semenjak tahun 1928 dengan dldeklaraslkannya sumpah pemuda.

Pada saat Itu ejaan atau tata bahasa yang digunakan adalah ejaan

bahasa melayu atau yang leblh dikenai dengan ejaan Van Ophuysen.

Penyempurnaan ejaan beberapa kail diusahakan antara lain dengan

diadakannya Kongres Bahasa Indonesia, dl Solo, pada tahun 1938,

Hasilnya adalah konsep penyempurnaan dan penyederhanaan ejaan

Van Ophuysen. Pada tahun 1947, keluar surat keputusan Menterl

Pendldlkan dan Kebudayaan yang menetapkan adanya perubahan

terhadap ejaan bahasa Indonesia yang disebut sebagal ejaan

republlk.

Bahasa Indonesia sendlrl berasal darl rumpun bahasa Melayu.

Karena Itu Malaysia juga mempunyal bahasa yang mirip dengan

bahasa Indonesia. Sejak dahulu pemerlntah Indonesia selalu

berusaha menglnternaslonalkan bahasa melayu Inl. Hal Ini tampak

Kalian Pcnggtinaan Singkalan, Akroniin, Lanibaiig Ncjiara dan Logo Instaiisl I'cinonntah

Page 7: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Orafj L:ipor;i» Kiu;jl_

pada usaha pemerintah untuk menyamakan ejaan rumpun melayu

melalui perjanjlan persahabatan antara Republlk Indonesia dengan

Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1959.

Perjanjlan itu melahirkan konsep ejaan bersama yang dikenal dengan

ejaan Melindo. Sayang sekall perkembangan polltik Indonesia-

Malaysia yang memburuk setelah tahun tersebut mempengaruhi

keberlangsungan progrann persamaan ejaan , konsep ejaan melindo,

tidak sempat terealisasi.

Program penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia sendiri tetap

dilaksanakan oleh pemerintah yang dilakukan di lembaga Negara

yang bernama Lembaga Bahasa Nasional, tahun 1968, dan berubah

nama menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Hasilnya pada tanggal 20 Mei 1972 melalui surat keputusan presiden

no 52 tahun 1972, maka berlaku ejaan baru bahasa Indonesia yang

disebut dengan nama Ejaan yang disempurnakan. Sebagai patokan

penggunaannya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia mengeluarkan buku dengan judul Pedoman Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan.

Sedangkan untuk pedoman penggunaan lambang negara sebenarnya

sudah ada sejak akhir dekade 50-an, dengan dikeluarkannya

Peraturan Pemerintah no 43 tahun 1958 tentang penggunaan

lambang negara. Namun dalam perkembangannya sampai denganawa! milenium ke-2 ini, secara umum telah banyak penyimpangan

yang ten'adi/dilakukan terkait dengan penggunaan burung garudapancasila tersebut.

Kajian Pcn^minaan Sinukaian, Akronim, l-anibano Negara dan Logo Instaiisi I'einermtali

Page 8: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drall l.aputan l-iiuti

fS*»

Saat ini kesalahan penggunaan lambang negara di pemerintah

kasusnya jarang terjadi akan tetapl bisa atau sangat mungkin terjadi

jika tidak dlberlakukan atau dibuat pedoman umumnya. Kesalahan

penggunaan lambang negara di llngkungan kepemerintahan leblh

berbahaya lag!, karena hal ini bisa merusak citra bangsa di mata

internasional. Seperti kita ketahui bahwa penggunaan lambang

negara secara umum aturan di semua negara adalah sama yaitu

menempatkan lambang negara sebagai posisi yang tertinggi

dibandingkan dengan lambang atau logo instansi pemerintah dalam

negara tersebut. Jadi alangkah baiknya untuk mengantisipasi

kesalahan yang berpotensi terjadi, dibuat pedoman umum yang

mengatur tentang penggunaan lambang negara dan logo instansi

pada pemerintahan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari kajian ini adalah sebagai langkah awal untuk

mewujudkan pedoman pembentukan akronim dan singkatan di

lingkungan aparatur negara, dan juga pedoman penggunaan

lambang negara dan logo instansi pemerintah.

Melalui kajian ini akan diidentifikasi berbagai permasalahan yang

mungkin timbul akibat penggunaan akronim dan singkatan yang ada

sekarang di lingkungan aparatur negara, baik internal maupun

eksternal.

Tujuan dari penelitian ini adalah menciptakan kerangka atau

pedoman penyusunan akronim dan singkatan yang mendukungperkembangan dan tugas lembaga di lingkungan aparatur negara.

Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, l.anibaiig Negara dan I.ogo Instansi Pemerintah

Page 9: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Dral'l l.apot'aii l-inal^

fssi

(«B|

Sedangkan untuk lambang negara dan logo instansi pemerlntah,

kajian Ini dimaksudkan untuk membuat penggunaan lambang negara

yang standar dl llngkungan aparatur negara. Dalam hal ketentuan

penggunaan maupun format penempatannya. Dan juga untuk

pemakaian logo Instansi pemerlntah pada setlap naskah dengan

seragam, balk format penempatan, ketentuan penggunaan, sampal

dengan format penulisan dan besaran-besarannya.

1.3 Ruang Lingkup

Dalam rangka mencapal maksud dan tujuan yang telah ditetapkan,

maka kegiatan stud! Ini mencakup dan memlllkl ruang lingkup

sebagal berikut :

InventarlsasI akronim dan singkatan pada lembaga negara yang

digunakan untuk berkomunlkasi balk llsan maupun tullsan.

InventarlsasI peraturan mengenal tata baku penyusunan dan

penggunaan akronim dan singkatan dl lembaga negara.

Anallsis penggunaan dan pedoman penyusunan singkatan dan

akronim pada lembaga negara.

InventarlsasI peraturan yang telah ada terkalt dengan lambang

negara dan logo Instansi pemerlntah

Melakukan anallsa untuk penyusunan pedoman umum yang

berupa standardlsasi penggunaan lambang negara dan logo

Instansi pemerlntah

Knjiait Pciig.minaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Peinermtali 8

Page 10: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drah Uapuraii rinai_

1.4 Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari kajian ini adalah memberikan pedoman

penyusunan akronim dan singkatan dalam rangka mendukung kerja

lembaga di lingkungan aparatur negara, baik internal maupun

eksternal, serta pedoman penggunaan lambang negara dan logo

instansi pemerintah yang baku/standar

Secara khusus kajian ini diharapkan dapat memberikan kerangka

kerja dan acuan dalam menyusun kebijakan yang komprehensif pada

penyusunan akronim dan singkatan, serta standardisasi pengunaan

lambang negara dan logo instansi pemerintah. Kerangka kerja dan

acuan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :

- Acuan teknis dalam menggunakan akronim dan singkatan.

- Kerangka untuk menyusun sistem atau standarisasi penyusunan

akronim dan singkatan.

- Kerangka kerja dalam penyosialisasian penggunaan akronim dan

singkatan.

- Acuan dan kerangka kerja untuk tatacara dan format tampilan

lambang negara

Acuan dan kerangka kerja untuk tatacara dan format tampilan

logo instansi pemerintah

Keseluruhan laporan merupakan naskah akademis yang menjadi

dasar bagi penyusunan peraturan perundang-undangan

(SB)

Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim. Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 9

Page 11: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Orah Lapuraii I-inal

f=st

1.5 Sistematika Pelaporan

Hasil studi tentang pedoman penggunaan akronim, singkatan,

lambang negara, dan logo instansi pemerlntah akan dilaporkan

dengan pentahapan sebagai berlkut :

- Laporan Pendahuluan (Inception Report)

Laporan in! berisi penjabaran dan kerangka acuan yang

meliputi metodologi dan pendekatan teorl yang akan

diterapkan. Laporan ini juga mencakup rencana kerja dan

jadwal kegiatan termasuk konsep daftar pertanyaan yang akan

digunakan.

Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report)

Laporan ini memuat hasil pengunnpulan data, hasil analisis dan

evaluasi dari data yang dikumpulkan serta konsep kesimpulan

dan rekomendasi dari hasil studi.

Laporan Akhir (Final Report)

Laporan ini merupakan hasil perbaikan dari rancangan laporan

akhir setelah melalui pennbahasan dengan tim internal Menpan.

Kajian Penggunaan Singkalan, Akronim, Lambang Ncgara dan Logo Instansi Pemcnntali 10

Page 12: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft l.a|)(iran Final

BAB II

METODOLOGI

Secara umum kajian ini bagi menjadi dua bagian. Yang pertama

adalah kajian mengenai aturan-aturan tentang pedoman dan

penggunaan singkatan dan akronim, serta kajian mengenai

penggunaan singkatan dan akronim yang berlaku dl masyarakat

maupun Internal lembaga pemerlntah. Kedua adalah kajian tentang

lambang negara dan logo InstansI pemerlntah, digunakan studi

kepustakaan untuk mencarl data sekunder dan diskusi dengan

beberapa narasumber ahll.-Pembahasan mengenai lambang negara,

secara tidak langsung ada keterkaltan dengan lambang daerah yang

dalam beberapa tahun belakangan mulal banyak digunakan.

2.1 Pengumpulan data

fsaei

Untuk kajian penggunaan singkatan dan akronim, data yang

digunakan dalam kajian Inl adalah data primer dan sekunder. Data

sekunder dl dapat melalul studI kepustakaan. Kepustakaan yang

akan digunakan antara lain:

- Buku-buku pedoman tentang penyusunan akronim dan singkatan.

- Peraturan-peraturan surat menyurat dl lembaga negara.

- Data-data tersebut digunakan sebagal acuan dasar dalam

mengambll data primer melalul observasi dan wawancara.

Wawancara dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah wawancara

dengan pelaku dalam hal Inl jajaran lembaga dl bawah pengaturankementerlan pendayagunaan aparatur negara. Yang kedua dengan

ahll bahasa, yaltu orang yang dianggap mengerti dan tahu masalah

Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Peincrintah 11

Page 13: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Dnilt l.a|)(ir:in t inal

singkatan dan akronim serta penggunaannya sebagai bahasa resmi

dalam pemerintahan.

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui kebiasaan-

kebiasaan penggunaan akronim dan singkatan sehari-hari. Hasil

observasi tersebut akan diinvetarisir. Hal ini perlu dilakukan karena

seringkali muncul bentukan akronim maupun singkatan baru dalam

komunikasi sehari-hari terutama dalam masyarakat. Hal ini perlu

mendapat perhatian terkait peran lembaga pemerintah dalam

masyarakat, sebagai pembuat aturan dan melayani kepentingan

masyarakat.

Pengambilan sampling wawancara menggunakan teknik non-random

sampling dan ditetapkan melalui judgement pen el iti. Hal Ini dilakukan

untuk kefektifan dan efisiensi kajian. Sebab obyeknya adalah

masalah akronim dan singkatan pada lembaga negara, dan lembaga

negara dianggap mempunyai populasi yang homogen. Maka

pengambilan sampel dimana pun dan pendekatan dengan cara apa

pun akan menghasilkan hasil yang sama.

Sedangkan untuk penggunaan lambang negara dan logo instansi

pemerintah, sumber literature yang digunakan adalah buku yang

menyangkut kebahasaan dan lambang negara serta segala tata

urutan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Tata urutan

perundang-undangan yang dipakai antara lain, adalah Peraturan

Pemerintah No 43 tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang

Negara.

Untuk diskusi dengan narasumber ahli yang dimaksud adalah

melakukan tukar pikiran dengan seseorang yang secara keilmuan

Kajinn Penggunaan Singkatan, Akronim. Lambang Negara dan Logo Inslaiisi Peiiu-rinlaii 12

Page 14: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Dnii't Lapunui l<inal

dianggap mampu untuk memberikan pendapat maupun saran di

bidangnya. Narasumber ahli yang digunakan terutama yang

menyangkut segi hukum.

2.2 Analisis data

Setelah data-data yang diperlukan terkumpul maka langkah

berlkutnya adalah melakukan analisis tentang akronim dan singkatan

yang umum digunakan. Hasil umum bentukan singkatan dan akronim

ini dikonfirmasikan kepada ahli bahasa. Kajian mengenai kebiasaan,

bahasa daerah yang sering digunakan termasuk dalam

pembahasannya.

Sedangkan analisa terhadap peraturan-peraturan yang ada, serta

diskusi dengan tenaga ahli di bidang hukum merupakan langkah

kesatuan dalam melakukan in depth Inten/iew untuk mendapatkan

rancangan pedoman tentang lambang negara dan logo instansi

pemerintah.

Kajinn Penggunaan Singkatan, Akronim, lainibaiig Negara tian Logo Instao'^i I'einerintali 13

Page 15: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft Laparan Kinal_

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Pengertian

3.1.1 Singkatan dan Akronim

Menurut Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang dkeluarkan o!eh

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, singkatan adalah

bentuk Istilah yang dibentuk dengan menanggalkan baglan-baglan

suatu kata menjadi tinggal satu atau leblh huruf atau suku kata.

Blasanya penylngkatan dllakukan dengan mengambll huruf pertama

darl setlap kata. Contoh : TNI, KSAD, AKBP, SMU, SD (ditulls dengan

huruf kapltal seluruhnya)

Sedangkan pengertian akronim adalah singkatan yang berupa

gabungan huruf awal, gabungan suku kata, maupun gabungan

komblnasi huruf dan suku kata darl deret kata yang diperlakukan

sebagal kata. Secara umum, cara penylngkatan dllakukan dengan

mengambll suku kata dan berdasarkan pertlmbangan "enak

dibaca/didengar"; cenderung menjadi kata dan nama dirl. Contoh :

Bappenas, Bukopin, Bapepam, Forkot, Pangad (ditulls seperti

kata/nama dirl)

K.ajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lanibang Ncgara dan Logo Instaiisi Pemcrintali 14

Page 16: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft Laporan Final_

3.1.2 Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertlan lambang

adalah sesuatu seperti tanda (luklsan, perkataan, lencana) yang

menyatakan sesuatu ha! atau mengandung maksud tertentu.

MIsalnya: warna putih lambang kesuclan.

Sedangkan pengertlan logo adalah gambar atau tulisan yang

mengasoslaslkan kepada sesuatu. MIsalnya tanda check" adalah

produk nike.

Lambang negara dan logo digunakan dalam tata naskah dinas

sebagal tanda pengenal atau Identlflkasi yang berslfat tetap dan

resml. Untuk memperoleh keseragaman dalam penyelenggaraan tata

naskah dInas di seluruh jajaran aparatur pemerintah, perlu

ditentukan penggunaan lambang negara dan logo pada kertas surat

dan sampul.

3.2 Bahasa Indonesia Sebagal Bahasa Resmi

Bahasa Indonesia selain sebagal bahasa persatuan, juga mempunyal

fungsl sebagal bahasa resml. Bahasa resml yang dimaksud adalah

bahasa yang harus dipergunakan dalam keglatan resml atau formal

termasuk urusan pemerlntahan.

Dengan menggunakan bahasa resml, bahasa Indonesia, diharapkanpemerlntahan berlangsung dengan efektif dan eflslen. BIsadibayangkan jika tidak ada bahasa resmi, maka perlu berapa banyakbahasa untuk menjalankan pemerlntahan di Indonesia, yang

mempunyal ribuan ragam bahasa darl Sabang sampal Merauke.

Kajian Penggunaan Singkatan, Akroniin, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 15

Page 17: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft Laporaii Final_

Menurut aturan undang-undang, pemerintahan yang tertinggi adalah

nagara, yang dipimpin oleh prasidan, dan pamarintahan tarandahadalah tingkat kalurahan, yang dipimpin olah lurah. Untuk mambantu

jalannya pamarintahan itu sandiri tardapat banyak lambaga-lambaga

rasmi baik yang hanya barada di tingkat pusat sampai dangan yang

barjanjang sampai ka tingkat kalurahan.

Daiam manjalankan kagiatan pamarintahan sahari-hari masing-

masing lambaga tarsabut malakukan koordinasi baik sacara intarnal,

yaitu dalam lambaga sandiri, maupun akstarnal, yaitu komunikasi

antar lambaga pamarintah maupun masyarakat. Dalam aturan

katatalaksanaan pamarintah kordinasi tarsabut harus carmat, tajDat,

dan tardokumantasi agartidak manimbulkan salah panafsiran.

3.3 Penggunaan Bahasa secara Efektif dan Efisien

Dangan banyaknya kordinasi antar lambaga maupun di lambagapamarintah sandiri dangan manggunakan surat. Maka panulisansurat tarsabut parlu mamparhatikan tantang panggunaan bahasa

yang afaktif dan afisian.

Hal ini parlu dilakukan kajian barsama tantang panantuankomunikasi afaktif dan afisian di lambaga nagara, tarutama masalah

panggunaan akronim dan singkatan. Panggunaan akronim dansingkatan banyak dilakukan baik itu sudah diatur maupun balumdiatur untuk panyabutan-panyabutan yang sudah biasa dalampamarintahan. Misalnya:

Kapala saksi manggunakan akronim kasi.

Majalis Parwakilan Rakyat disingkat MPR

Kajian Pcngjiiinaan Singkatan, Akronim, l.anibang Negara dan Logo Instansi Peincrintali 16

Page 18: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft l.aporati i'inai_

Walaupun sudah menjadl kebiasaan, dan tanpa pengaturan

sebelumnya penggunaan akronim dan singkatan yang kebablasan

bisa membuat intrepretasi yang berbeda-beda bagi para pendengar

atau pembacanya. Karena pemerintahan selalu berkaitan dengan

hukum dan pertanggungjawaban, maka penggunaan akronim dan

singkatan harus mengikuti aturan yang sudah ada.

3.4 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Buku pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia telah mencakup

kesemua elemen yang diperlukan dalam penggunaan bahasa

Indonesia sebagai bahasa tulis. Elemen tersebut secara garis besar

meliputi:

1. Pemakaian huruf

2. Pemakaian huruf kapital dan huruf miring

3. Penulisan kata

4. Penulisan unsur serapan

5. Pemakaian tanda baca

Akronim dan singkatan adalah sub dari bagian penulisan kata. Jadi

pedoman umum ejaan bahasa Indonesia telah memuat dasar-dasar

dan definisi tentang akronim dan singkatan. Secara umum, singkatan

adalah suatu istilah yang dibentuk dengan menanggalkan bagian-

bagain suatu kata menjadi tinggal satu atau lebih huruf atau suku

kata. Sedangkan akronim adalah gabungan singkatan yang sudah

mempunyai makna tertentu dan dapat dilafalkan sebagai kata yang

wajar

Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lanibang Ncgara dan Logo Instaiisi Pemcrintali 17

Page 19: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

I)r:itl I ;i|i(ir;ni I' irr.tl

Menurut buku pedoman umum ejaan bahasa Indonesia, singkatan

iaiah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau

leblh. Cara penulisannya adalah sebagai berikut :

1. Singkatan nama orang, nama geiar, sapaan, jabatan atau

pangkat diikuti dengan tanda titik.

Misalnya: - AS Kramawijaya

- Sdr (saudara)

2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan

ketatanegaraan, badan, atau organisasi, serta nama dokumen resmi

yang terdiri dari huruf avval kata ditulis dengan huruf kapital dan

tidak diikuti dengan titik.

Misalnya: - DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)

- PT (Perseroan Terbatas)

3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti

satu tanda titik. Misalnya: - dll. (dan Iain-Iain)

- dst. (dan seterusnya)

atau dua tanda titk. Misalnya:- a.n. (atas nama)

- u.p. (untuk perhatian)

4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan

dan mata uang tidak diikuti tanda titik.

Misalnya: - Cu (cuprum)

- cm (sentimeter)

Sedangkan akronim didefinisikan sebagai singkatan yang berupa

gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan hurufdan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. Cara

penulisannya adalah sebagai berikut :

Kajian Pcnggunaan Singkatan, Akronim, Lambang Ncgara dan l.ogo Instansi I'cinci iniah 18

Page 20: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

DraH l.aporaii l-iiiai

m

fW|

(S«»

1. Akronim nama diri yang berupa gabungan humf awal dari deret

kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.

Misalnya: - ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)

- SIM (Surat Izin MengemudI)

2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau

gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf

awal huruf kapital.

Misalnya: - Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)

- Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)

3. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,

suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata

seluruhnya ditulis dengan huruf kecil,

Misalnya: - pemilu (pemilihan umum)

- rapim (rapat pimpinan)

Dari definisi tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan awal sederhana

bahwa singkatan selalu akronim tetapi akronim belum tentu

singkatan. Perlu dikaji lebih lanjut dengan mendengarkan pendapatahli mengenai perbedaan teknis kapan boleh dibuat sebagai akronim

atau singkatan.

3.5 Pengaturan Penggunaan Akronim dan Singkatan.

Tata singkatan dan akronim adalah pengaturan segala sesuatu yangberkaitan dengan penggunaan singkatan dan akronim dan jabataninstansi pemerintah dan lembaga tinggi negara. Sehingga dalamnaskah dinas sedapat mungkin digunakan singkatan dan akronimyang resmi.

Kajian Pciifsitu;„»uun:.nn Sinska.nn. Akronim. l.nml.antt Vcnarn .Ion lns.on.,i Pcincrinlol. 19

Page 21: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

I)r:iri l.apdiaii l-iiial

Sedangkan pedoman umumnya adalah sebagal berikut :

1. Dalam tulisan dinas hanya dapat digunakan singkatan /akroniom

resmi. Pemakaian singkatan/akronim yang tidak resmi walaupun

sudah dikenal umum, seperti dsb,dll, dan sebagainya, hams

dihlndarkan

2. Untuk menertibkan pembentukan dan pemakaian singkatan

akronim, tidak semua istilah hams disingkat.

3. Pemakaian singkatan/akronim yang dapat menimbulkan keragu-

raguan dan kekaburan arti hendaknya dihlndarkan.

4. Pemakaian satu singkatan/akronim untuk beberapa istilah

ataupun beberapa singkatan/akronim untuk satu istilah/kata

sejauh mungkin agar dihlndarkan.

Cara pembentukan singkatan :

Menanggalkan fonem/huruf pertama dari kata atau kelompok kata

yang disingkat.

Menanggalkan fonem/huruf yang terletak di antara fonem/huruf

pertama dan terakhir dari kata yang disingkatkan.

- Merangkaikan fonem/huruf pertama dengan kata fonem/hurufpertama kata dasar dari kata yang disingkatkan.

Kajian I»cnK}i"n5i«n Singkatan, Akroniin, Lambang Ncgara clan Logo Installs! Pcincrintali 20

Page 22: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

DruH l.aporai) Final

fSS»

- Merangkaikan suku kata pertama dengan fonem/huruf akhir dari

kata yang dislngkatkan sehingga membentuk satu ''suku kata"

baru.

- Mengambil suku kata pertama dari kata yang dislngkatkan

- Merangkaikan suku kata pertama dengan fonem/huruf awal suku

kata berikutnya.

Mengambil suku kata terakhir dari kata yang dislngkatkan.

- Menanggalkan satu atau beberapa suku kata depan dan belakang,ditambah fonem/huruf awai, suku kata berikutnya dari yang

singkatan.

Ada ketentuan-ketentuan lain yang harus mendapat perhatian di

daiam penggunaan singkatan :

1. Singkatan sedapat mungkin suku kata/suku kata-suku katasehingga memudahkan komunikasi yang bersifat suara . Daiammembentuk singkatann hendaknya diperhatikan agar masih

dapat memnunjukkan kata asalnya.

2. Jika sebuah singkatan dapat menimbulkan penafsiran lain,maka sebaiknya singkatan yang tertulis untuk pertama kalinyadisertai artinya secara lengkap daiam kurung sesudah itubarulah singkatannya saja yang ditulis.

Kajinn Pcnggunaan Singkatan, Akronim, Lanibang Ncgara dan Logo Instansi Peincrintali 21

Page 23: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

DraH I a|i(iraii l'inal_

3. Ketentuan tersebut berlaku untuk singkatan yang hanya

dipahami oleh instansi tertentu dan tidak diketahui instansi

lainnya.

4. Kata-kata yang sudah singkat dan tidak dirangkaikan lag!

dengan kata-kata lain pada umumnya tidak disingkat.

Cara Pembentukan Akronim :

Pembentukan akronim dapat dilakukan dengan mengikuti pola

pembentukan istilah singkatan, yaitu dengan menggabungkan

singkatan kata-kata yang merupakan unsur dari kelompok kata

istilah tersebut ditulis dan dilafalkan' sebagai kata yang wajar. Jika

akronim terdiri dari dua atau lebih akronim,maka hal ini dipandang

sebagai dua buah kata yang masing-masing berdiri sendiri.

Cara penulisan akronim :

1. Akronim yang terdiri atas fonem/huruf pertama kali dari kata

yang disingkatkan, seluruhnya ditulis dengan huruf kapital.

2. Akronim yang menunjukkan kegiatan proses keadaan dan

sebagainya dan bukan menunjukkan nama diri, seluruhnya

ditulis dalam huruf kecil.

3. Akronim yang menunjukkan jabatan, badan lembaga danmerupakan nama diri, penulisannya dimulai dengan hurufkapital dan selanjutnya huruf kecil.

Knjian Pcnm^unaan Singkatan, Akronim, Lanibana Negara dan l,ogo Instansi Pcinenntah 22

Page 24: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft l.aporan final

3.6 Pedoman Penggunaan Lambang Negara dan Logo Instansi

Pemerintah

Peraturan atau pedoman penggunaan lambang negara bertujuan

hendak menempatkan lambang negara dalam posisi yang tertinggi

dibanding dengan logo atau lambang institusi lain dalam negara

tersebut. Kesalahan penggunaan lambang negara akan merusak citra

balk negara.

DIsampIng itu kesalahan penggunaan lambang negara dan logo

instansi pemerintah dapat menyebabkan kacaunya keseragaman dan

ketertiban administratif yang mestinya dimiliki oleh suatu

pemerintahan yang memiliki hirarki birokrasi yang kompleks.

Kesalahan demikian disebabkan oleh tidak adanya peraturan yang

memadai untuk menjadi pedoman bagi praktek penggunaan

lambang negara dan logo instansi pemerintah.

Penggunaan lambang negara dan logo instansi pada setiap naskah

dan papan nama perkantoran baik bersifat internal maupun eksternal

seringkali berlebihan. Setiap level atau unit kerja seolah dapat

menggunakan lambang negara (burung Garuda) pada seluruh

aktivitas administratif pemerintahan, baik pada naskah tertulis

maupun pada papan nama, dan benda-benda lain yang tidak secara

langsung menunjukkan resmi sebagai inventaris atau barang milikinstansi pemerintah (negara).

Penggunaan yang salah dan berlebihan pada level birokrasipemerintahan itu menandakan belum seragamnya pemahamantentang tatacara penggunaan lambang negara dan logo pada setiap

Kajian Penggunaan Singkatan, Akronini, Lambang Negara dan Logo Instansi Pcinermiali 23

Page 25: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

i)r:iri 1 iiiiil

instansi pemerintah. Untuk itu perlu ditata suatu standarisasi atau

pedoman umum tentang penggunaan lambang negara dan logo

Instansi pennerlntah.

Lambang negara dan logo digunakan dalam tata naskah dinas

sebagal tanda pengenal atau identifikasi yang berslfat tetap dan

resmi. Untuk memperoleh keseragaman dalam penyelenggaraan tata

naskah dinas di seluruh jajaran aparatur pemerintah, perlu

ditentukan penggunaan lambang negara dan logo pada kertas surat

dan sampul.

Penelitian yang bertajuk ''Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim,

Lambang Negara, dan Logo Instansi Pemerintah" ini kiranya

menemukan sesuatu yang harus ditambahkan sebagai penyempurna.

Temuan itu adalah perlunya pengaturan tersendiri yang berkenaan

dengan lambang daerah. Sehingga, objek pembuatan pedoman

umum ini menjadi tiga hal yang terpisah, yaltu mengenai :

1. Lambang Negara

2. Lambang Daerah

3. Logo Instansi Pemerintah [Badan]

Ketiga hal ini dapat diatur dalam satu pedoman umum yang sama,

namun dapat pula diatur secara tersendiri. Secara substansial

strukturisasi pengaturan penggunaannya bisa sama, walaupun

pengguna [pemakainya] dan penempatannya jelas berbeda.

Tatacara Pencounaan Lambang Neoara adalah pengaturan segala

sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan lambang negara pada

organisasi administrasi negara di tingkat pusat.

Kajian Penggunaan Singkatan, Akrunim. I.anibang Negara ilaii l ogo Instansi Pemerintah 24

Page 26: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft Laporan f inal

Sedangkan Tatacara Penaaunaan Lambanq Daerah adalah

pengaturan segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan

lambang daerah pada organisasi administrasi negara dl tingkat

daerah.

Tatacara Penaaunaan Logo Instansi Pemerintah atau Badan Milik

Neaara berkenaan dengan pengaturan segala sesuatu yang berkaitan

dengan penggunaan logo pada instansi dan badan-badan milik

negara atau pemerintah.

Sedangkan pedoman umumnva berdasarkan telaah sementara

adalah sebagai berikut :

1. Dalam naskah dinas hanya dapat digunakan lambang/logo

resmi. Pemakaian lambang/logo yang tidak resmi walaupun

dapat dikenal umum, seperti lambang garuda berwarna merah,

lambang daerah yang hanya terbuat dari satu warna [tidak

sama dengan semestlnya], dan sebagainya, harus dihindarkan

2. Untuk menertibkan pembuatan [gambar] dan penggunaan

lambang, semua format tampilan gambar harus mengacu pada

perimbangan ukuran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Pemerintah No. 66 tahun 1951 dan harus mempunyai ukuran

yang pantas mengingat lokasi penempatan lambang tersebut.

Demikian pula dalam hal penggunaan logo yang disandingkan

dengan lambang negara harus dalam perimbangan ukuranyang sama.

3. Penggunaan dan penempatan lambang yang tidak sempurnadan dapat menimbulkan kekaburan makna dan merendahkankedudukan lambang negara maupun daerah harus dihindarkan.

kajistn Pcnggunasin Sinskataii, Akroniin. Lanibatig Negara dan Logo instansi Peinerintah 25

Page 27: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft Laporaii Final

4. Penggunaan lambang negara, lambang daerah, dan logoInstansi atau badan pomerintah dalam satu satuan tannpat

dalam naskah dinas sebaiknya tidak dibenarkan karena dapat

menimbulkan kerancuan.

5. Penyalahgunaan lambang dan logo untuk melakukan tindak

pidana dan pelanggaran hukum lainnya harus dihadapkan pada

sanksi yang keras dan tegas demi terjaganya integritas dan

kredlbilltas penyelenggara negara.

6. Pengawasan terhadap penggunaan lambang dan logo hams

diletakkan pada jabatan pengawas tertentu atau mengadakan

badan khusus untuk Itu.

Cara Pembuatan Format Tampllan Lambana dan Logo :

Cara pembuatan lambang negara masih dapat mengacu pada

ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951 tentang

Lambang Negara. Pasal 2 ketentuan itu menyebutkan bahwa Warna

utam yang dipakal adalah tiga, yaitu Merah, Putih, dan Kuning Emas,

sedang dipakal pula warna hltam, dan warna yang sebenarnya dalam

alam. Kallmat tambahan ''warna yang sebenarnya dalam alam"

sebaiknya segera dihllangkan agar tIdak memblngungkan para

pembuatnya.

Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Peincrintali 26

Page 28: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drnft l.iip«)nm l in:il

Cara Penaaunaan Lambana Negara :

Pembuatan Gambar atau pembentukan lambang negara dapat

dilakukan dengan mengikuti cara sebagaimana yang telah ditentukan

dalam PR No. 66 tahun 1951 [Lihat pada bagian Lampiran PP

tersebut]. Sedangkan cara penggunaannya masih dapat mengacu

pada Peraturan Pemerintah Tentang Penggunaan Lambang Negara

[PP No. 71 tahun 1958] dengan penambahan disana-sini dan

perubahan klaslfikasi yang lebih terstruktur sesuai dengan konstruksi

yuridis pada umumnya. Hal yang menjadi kelemahan dari PP No. 71

tahun 1958 untuk dapat menjadi pedoman umum yang balk adalah

pertama. tidak adanya dasar klasiflkasi yang rap) [structured] bag!

penempatan lambang negara, misalnya : penggunaan berdasarkan

tempat, waktu, dan keadaan/soal. Penggunaan berdasarkan tempat

semestinya diklasifikasi secara balk : tempat yang dllarang, tempat

yang dibolehkan, tempat yang diharuskan. Penggunaan berdasarkan

tempat in! juga harus dildentiflkasi dalam beragam bentuk benda,

misalnya : kertas, logam, kayu, kain, dll. Penggunaan pada kertas

juga harus dibedakan dalam bentuk kop surat, stiker Inventarls,

memo, kardus, map dll. Kedua, ketentuan mengenal hal-hal yang

dllarang maslh belum mencakup hal-hal yang diperlukan sesuai

dengan perkembangan zaman. Misalnya penggunaan atau

pemakalan lambang pada website, penggunaan pada kertas bayang

air, penggunaan secara virtual /Image atau dengan sinar laser dll.

Ketlga, ketentuan mengenal sanksl juga sudah tIdak memadal lagl.

Hukuman kurungan tiga bulan sudah tIdak memillkl daya preventif

lagl bagi para pelanggar yang sengaja menggunakan untuk keglatan

kejahatan yang terorganlsir, atau penipuan perdata lainnya.

Kajian Penggunaan Singkatan, Akroniin, l.anibaiis Negara tlaii l.ngo Instansi Peinenniah 27

Page 29: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drsill l.aponiii l inal

Peraturan atau pedoman penggunaan lambang negara bertujuan

hendak menempatkan lambang negara daiam posisi yang tertinggi

dibanding dengan logo atau lambang institusi lain dalam negara

tersebut. KIta sadari kesalahan penggunaan lambang negara akan

merusak citra balk negara.

Penyalahgunaan lambang dan logo dapat mengarah pada kegiatan

krimlnal terorganisir dan menjadi media korupsi dan praktek-praktek

curang lainnya dalam gerak birokrasi negara. Disamping itu

kesalahan penggunaan lambang negara dan logo instansi pemerintah

dapat menyebabkan kacaunya keseragaman dan ketertiban

administratif yang mestinya dimiliki oleh suatu pemerintahan yang

memiliki hirarki organisasi administrasi negara. Kesalahan demikian

disebabkan oleh tidak lenakaonva peraturan untuk menjadi

pedoman bagi praktek penggunaan lambang negara, lambang

Daerah dan logo instansi atau badan pemerintah.

Penggunaan lambang negara dan logo instansi pada setiap naskah

dan papan nama perkantoran baik bersifat internal maupun eksternal

seringkali berlebihan. Setiap level atau unit kerja seolah dapat

menggunakan lambang negara (burung Garuda) pada seluruh

aktivitas administratif pemerintahan, baik pada naskah tertulis

maupun pada papan nama, dan benda-benda lain yang tidak secara

langsung menunjukkan resmi sebagai inventaris atau barang milik

instansi pemerintah (negara).

Penggunaan yang salah dan berlebihan pada level birokrasipemerintahan itu menandakan belum seragamnya pemahaman

Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 28

Page 30: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft l.aporan f inal

tentang tatacara penggunaan lambang negara dan logo pada setiap

Instansi pemerlntah. Untuk itu perlu ditata suatu standahsasi atau

pedoman umum tentang penggunaan lambang negara dan logo

instansi pemerintah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka penyusunan

rancangan pedoman umum yang berupa standarisasi penggunaan

lambang negara dan logo instansi pemerintah, adalah sebagai

berikut :

1. Tatacara Penggunaan Lambang Negara

2. Format Tampilan Lambang Negara

3. Format Penempatan Lambang Negara

4. Tatacara Penggunaan Lambang Daerah

5. Format Tampilan Lambang Daerah

6. Format Penempatan Lambang Daerah

7. Tatacara Penggunaan Logo Instansi Pemerintah

8. Format Tampilan Logo Instansi Pemerintah

9. Format Penempatan Logo Instansi Pemerintah

Sedangkan dari segi instansi atau institusi pengguna dari lambang

negara dan logo itu harus dapat pula dikategorikan kedalam sekat-

sekat yang terpilah dan terbedakan berdasarkan level kedudukan

dan kepentingannya dalam struktur tata negara atau pemerintahan

di Indonesia.

Beberapa hal yang dapat menunjukkan perlunya pembedaanpenggunaan lambang negara, lambang daerah, dan logo instansipemerintah berdasarkan kedudukan dari lembaga pengguna dantempat penggunaan adalah sebagai berikut :

Kajism Penggunaan Singkatan, Akroniin, Lambang Negara ilan Logo Instansi Pcmcrintal. 29

Page 31: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Dral'l l.aporan l-inal

1. Lembaga Pemerintah Pusat

2. Lembaga Pemerintah Daerah

3. Lembaga Pemerintah Non Departemen

4. Lembaga Tinggi Negara

5. Komisi-komisi Negara (State Auxiliaries)

6. Jabatan Pejabat Negara

7. Tempat Kediaman Pejabat Negara

8. Naskah atau Dokumen Tertulis milik Negara

Hal-hal tersebut di atas adalah informasi-informasi yang perlu

diperhatikan sebelum membuat ''pedoman penggunaan lambang

negara/'

Sebagaimana layaknya sebuah peraturan perundang-undangan,

sebuah pedoman pada dasarnya juga merupakan sebuah risalah

dengan substansi peraturan didalamnya. Pada umumnya pembagian

substansial sebuah peraturan adalah sebagai berikut :

a. Ketentuan Umum

b. Materi yang hendak diatur

c. Ketentuan Sanksi (bila diperlukan sanksi pidana, sanksi

administratif, dll.)

d. Ketentuan Peralihan

e. Ketentuan Penutup

aiian iVtmiiunaan Siimkatan, Akroniin, Lambang Negara dan Logo Instaiisi Pemei intaliKaji30

Page 32: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

l.apoian Final

Untuk memudahkan pembahasan substansial yang komprehensif,

maka dapat dibuatkan bagan pembahasan sebagai behkut :

LAMBANG

NEGARA

SUBYEK

OBYEK

MEKANISME

KETENTUAN

HUKUM

Kajian Peiig«iinaan Singkalan, Akroniin, l.anibaiig Ncgara dan Lo^o Instansi Peincrintali 31

Page 33: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

|)r:ill i :i|tcit;tii l iitiil

LAMBANG

NEGARA

SUBYEK

PENGGUNA

LEMBAGA

KEPRESIDENAN

LEMBAGA2

TINGGI NEGARA

r

PRESIDEN

f TMENKO MEN

.DEPT.

WAPRES

J

MEN.NON

DEPT

iLPND

iBADAN/

KOMISI

Kajian Penggunaan Singkatan, Akroniin. Lanibaiig Ncgara dan l.ogo Instaiisj Pcincrintali 32

Page 34: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Di'mIi i.<ipor:in

LAMBANG

NEGARA

OBYEK

JEN1S2 LAMBANG

NEGARA

MASA BERLAKU

PENGGUNAAN

KLASIFIKASl

LAMBANG NEGARA

VIRTUAL/ IMAGE PENGECUALIAN

BENDA KONKRIT SESUAI WAKTU

Kajian Pciifmimaan Siimkalan, \kionim. l.aml>aiiu \ciiara dan Logo Instaiisi Peinerintali 33

Page 35: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft l.aporan Final

LAMBANG

NEGARA

MEKANISME

PENGGUNAAN

PENENTUAN /

.KETENTUAN

PENGELOLAAN

[PENGGUNAAN]PENGAWASAN

PENGGUNAAN

ATURAN

UMUM & TEKNIS

PELAKSANAAN

PENGGUNAAN

TEMPAT

WAKTU

KEADAAN/

PERISTIWA

PERENCANAAN ATURAN TEKNIS

PENGAWASAN

PELAKSANAAN BADAN

KHUSUS

PEMELIHARA

AN TEMPAT YG

DIHARUSKAN

PEMUSNAHAN TEMPAT YG

DILARANG

TEMPAT YG

DIBOLEHKAN

Kajian Fciiggunaan Singkatan, Akronlm, Lanibaiig Ncgara dan Logo Instansi Peincrintali 34

Page 36: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft l.apdraii i-iiial

ps»

tm

SANKSI

PIDANA

KETENTUAN

KHUSUS

LAMBANG

NEGARA

KETENTUAN

HUKUM

PERADILANPROSES

PENYIDIKAN

KETENTUAN

SANKSI

BADAN

KHUSUS

PPNS

POLRI

SIDANG

TERTUTUP

SIDANG

TERBUKA

. (UMUM)

LEMSANEG

Kajian I'cnggunaan Singkatan, Akroniin, Lanibang Ncgara clan Lcigo Instaiisi Pcinc-nntali 35

Page 37: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drafl l.aporaii l-'itial

PENDEKATAN 5W 1 H

PR

PR

PR

NO QUESTION EXPLANATION

1 WHAT Hal: Lambang Negara, Lambang Daerah,dan Logo Instansi atau Badan Pemerintah

2 WHERE Dimanakah lambang/logo boleh digunakan ?Penempatan [penggunaan berdasarkantempatl

3 WHEN Kapankah lambang/logo boleh digunakan ?Peristiwa/keadaan [berdasarkan waktu ttt,]

4 WHO Siapa atau lembaga/instansi mana saja yangboleh menggunakan Lambang Negara,Lambang Daerah, dan Logo Institusi/Instansi

5 WHY Mengapa harus diatur : siapa yang boleh,dimana, dan kapan menggunakan LN, LD,dan LI tersebut ?

6 HOW Bagaimana pelaksanaan [tatacara]penggunaan, pengelolaan dan pengawasannya ?

Pembahasan dengan menggunakan bagan seperti di atas juga dapat

ditarapkan katika melakukan bahasan pada soal Lambang Daarah

dan Logo Instansi atau Badan Pemerintah.

PS)

Kniian l'en«MMinaan Singkalan, Akroniin, Lambang Ncgara dan Logo Instansi Pemei intab 36

Page 38: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft Laporan Final

3.7 Istilah-istilah yang Relevan dengan Lambang Negara danLogo Instansi Pemerintah

Sumber :

Kamus Umum Bahasa Indonesia,

W. J. S . Poerwadarmlnta

Balai Pustaka, Jakarta, Cetakan Ke IX, 1989

Istilah-istilah yang relevan untuk kajian :

Lambang : (hal. 556)

Sesuatu seperti tanda (lukisan, perkataan, lencana, dsb) yang

menyatakan sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu; mis.

Warna putih iaiah lambang - kesucian; gambar padi sebagai -

kemakmuran;

Tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat, keadaan dsb); mis.

Inilah - pakaian melayu laki-laki sampai sekarang; — perlambang;

Melambangkan; menjadikan (merupakan) lambang; mis, keadilan

dilambangkan dengan neraca.

Logo : (tidak ada)

Penggunaan (guna) : (hal. 333)

Hal (perbuatan dan sebagainya) mempergunakan sesuatu;

Kajian Penggunaan Singkatan, Akroniin, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 37

Page 39: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Dral't l.ap<irHii i iiial

Negara : (hal. 673)

Persekutuan bangsa di satu yang tentu batas-batasnya yang

diperintah dan diurus oleh badan pemerintah yang teratur; mis.

kepentlngan - leblh dipentingkan dari kepentingan perseorangan ;

- bagian, negara yang menjadi anggota negara serikat ; - hukum,

negara yang dalam melakukan kekuasaan diatur oleh hukum; -

kesatuan , negara yang berpemerintahan satu (tidak terjadi dari

beberapa buah negara); wali - , kepala negara bagian; warga - ;

warganegara;

Daerah dalam lingkungan satu pemerintahan yang teratur; mis,

negara-negara Balkan;

Yang berkenaan dengan (berasal dari, milik dari) negara 1 dan 2 :

mis ahli - , ahli urusan pemerintahan negara; ahli politik; bank - ,

bank kepunyaan negara; hukum - , hukum yang berkenaan dengan

aturan-aturan negara serta rakyat; menteri - , menteri yang tidak

mempunyai departemen tertentu; polisi - , polisi yang langsung

dibawah perintah negara; tata - ,aturan dan susunan negara;

Kenegaraan; segala yang berkenaan dengan negara; politik, dsb

Pemerintah : (hal. 739 -740)

Kekuasaan memerintah sesuatu negara (daerah negara); mis.

Negara memerlukan - yang kuat dan bijaksana; - daerah,

kekuasaan yang tertinggi dalam suatu negara;

Badan yang tertinggi yang memerintah sesuatu negara (seperti

kabinet merupakan suatu pemerintah); mis. beberapa anggota DPR

minta supaya - segera menyerahkan rencana Undang-Undang itu

kepada DPR; jawaban - dibacakan oleh Menteri Dalam Negeri;

partai - , partai yang mendukung pemerintah;

Kajian Penggtinaan Singkatan, Akroiiiin. Lanibaiig Negara dan l.ogn Insiansi Peiiuriniah 38

Page 40: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Driil't l.apdran l-inal

Negara atau negeri (sebagai lawan partikelir); mis. gedung-gedung

- , gedung miilk negara; balk sekolah - maupun sekolah partikelir;

naik bis - ;

Pengurus, pengelola; mis. - perkebunan dan tambang milik bangsa

asing;

Pemerintahan: perbuatan (cara, ha! urusan dsb) memerintah; mis. -

yang berdasar demokrasi; memegang tampuk - .

Daerah : (hal. 220)

Lingkungan sesuatu pemerintahan (kekuasaan); mis. - kecamatan

Tanahabang; Irian Barat harus dimasukkan ke dalam - Republik

Indonesia;

Tempat-tempat sekeliling atau yang termasuk dalam lingkungan

sesuatu kota dsb; mis. Jakarta Raya dengan - nya; - kutub utara;

Lingkungan pemerintahan pusat; kawasan; provinsi; mis. - Jawa

Barat; Sumatra dibagi atas tiga - ; Dewan Perwakilan - ;

Selingkungan tempat-tempat yang ditentukan sebagai lapangan

pekerjaan ket^a (operasi, penilikan, inspeksi dsb); mis. - inspeksi

Jakarta Utara - operasi kapal selam;

Selingkungan tempat-tempat yang sama keadaan hawanya

(penduduknya, hasilnya, dsb); mis. - hawa panas (hawa sedang,

hawa dingin); - tebu; - padi; - istimewa, daerah yang

mempunyai aturan-aturan sendiri yang agak menyimpang dari

peraturan umum; - mata air, - sungai, daerah-daerah yang

mendapat air dari satu mata air (sungai); bahasa - , bahasa yang

dipakai oleh sesuatu suku bangsa (spt bahasa jawa, bahasaMinangkabau dsb); - seberang lautan, daerah jajahan; - tidak

bertuan, daerah yang tidak dikuasai oleh salah satu pemerintahan; -

Kajtan Penn«:iinaan Sitiukaian, Akroiiiin, Lanibaiig Negara dan Logo Instaiisi I'cinenntah 39

Page 41: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft Laporan f inal

takluk, jajahan; kepala - , pegawai pamong praja yang mengepalai

sesuatu daerah (terutama gubernur);

Sedaerah : satu daerah, mengenai satu daerah saja; setempat;

Kedaerahan :

SIfat-sifat dsb yang mengenai sesuatu daerah; mis. menimbulkan

perasaan - yang piclk;

Sifat sedaerah (setempat); mis. pengajaran dalam ilmu kesehatan

harus bersifat - .

Instansi :(hal. 383)

Hukum tingkatan (pengadilan);

Badan pemerintahan (umum) seperti jawatan-jawatan, kantor dsb;

rumah - , rumah untuk para pegawai.

Pedoman : (hal. 722)

Mat untuk menunjukkan (mengetahui) arah atau mata angin

(biasanya jam yang berjarum besi berani); mis. sebelum ada - ,

dipergunakan orang bintang untuk menentukan arah perjalanan

perahu;

Petunjuk; sesuatu yang menjadi dasar (pegangan, ukuran dsb)

untuk menentukan atau menjalankan sesuatu, ancer-ancer; mis.

wejangan Presiden Itu menjadi menjadi - baginya; harga - ,

harga yang menjadi dasar harga penjualan umum; tanggal - ,

tanggal yang ditentukan sebagai ancer-ancer.

Buku pemimpin (yang menerangkan cara menjalankan atau

mengerjakan sesuatu), mis. sudah pernah membaca buku - tukang

iistrik;

Kajian Pcng«iinaan Singkatan, Akronim, Lanibaiig Ncgara dan Logo Instansi Peincrintali 40

Page 42: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

t ap<ir:in

Pimpinan atau pengurus perkumpulan; mis. surat edaran dari

besar, pucuk pimpinan atau pengurus besar perkumpulan;

Berpedoman :

Memakai pedoman; mis. beriayar tidak - ;

( - kepada), menuju, mengarah ke ... berpegang kepada, menurut

contoh, mis. inisiatif partikelir biasanya - kepada keuntungan dalam

menentukan langkahnya selalu ia - kepada pengalamannya.

Aparatur : - negara, alat-alat negara (pegawai-pegawai dsb).

Aparat : alat

Tata Laksana : (hal. 1024)

(istilah) cara mengurus (melaksanakan) sesuatu perusahaan dsb.

Pemakaian: (hal. 696)

Perbuatan (hal, cara dsb); memakai; penggunaan;

Sumber

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pengarang : Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,

Edisi 3, Cetakan 2

Jakarta: balai Pustaka, 2002

Kajian Penggunaan Singkat.an, Aki oniin, Lambaiig Ncaara daii l.o«io Instausi Peincrmlah 41

Page 43: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drjl't l.;ip«»r:iii l inai

Format : n (hal.320)

Bentuk dan ukuran (buku, surat kabar, dsb)

Mis : km kesukaran kertas , surat kabar itu terbit dl - kecll

Logo : n (hal. 680)

Huruf atau lambang yg mengandung makna, terdirl atas satu kata

atau lebih sbg lambang atau nama perusahaan dsb.

Lo.go.gram n Ling

Ideogram yang dipakal untuk menggambarkan kata

Lo.go. pe.dia n

Ilmu tt cacat dl ucapan serta cara memperbalklnya.

Lo.go.tip n Graf

Keplngan atau pelat yg memuat merek, nama, atau ungkapkan yang

sering dipakal : — nama surat kabar

Naskah : n (hal. 776)

karangan yang maslh ditulls dengan tangan

mis: mahaslswa tingkat akhir mengumpulkan — sastra lama.

karangan seseorang yang beium diterbltkan

mis ; berbagal penerbit keberatan menerbltkan — cerlta Inl.

Kajisin Fcnggunaan Singkatan, Akroniin, Lambang Ncgara dan Logo Instaiisi Pemcnntah 42

Page 44: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

DraTl Laporau Kinal

bahan-bahan berita yang siap untuk diset.

Rancangan

Mis : ~ Perjanjian Linggarjati

berita. Kom lembaran kertas yang berisi laporan mengenai hal atau

peristiwa yang terjadi di masyarakat sbg basil olahan wartawan yang

siap dimuat pd nnedia nnassa cetak atau nnedia massa elektronik; —

dinas Adm alat komunikasi kedinasan dalam bentuk tertulis yang

sifatnya mengikat atau tidak mengikat.

Simbol n : lambang (hal. 1066)

Ber. Sim. Bol v memakai (menggunakan, mempunyai) simbol;

Me.nyim.bol.kan v menjadikan (merupakan) simbol;

melambangkan.

Sim.bo.lis a sbg lambang; menjadi lambang; mengenai lambang:

lukisan —

Sim.bol.is.me n perihal pemakaian simbol (lambang) untuk

mengekspressikan ide-ide (msl sastra, seni).

Tanda n : (hal. 1134-1135)

yg menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu

mis : dr kejauhan terdengar sirene ~ bahaya

gejala

mis : sudah tampak — nya

bukti

Kajian Pcnggiinaan Singkatan, Akronim. Lambang Negara dan Logo Instansi Peincrmtah 43

Page 45: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft Lapurai) final

mis : ituiah — bahwa mereka tidak mau bekerja sama

pengenal;lambang

mis : kontingen Indonesia mengenaka — Garuda Pancasila

petunjuk

Tanda Gambar

Gambar yang di pakai sbg tanda atau lambang suatu partai politik

atau golongan masyarakat yg tampil sbg kontestan di pemilihan

umum

Kajlan Penggunaan Singkatan, Akioiiiin, Lambang Ncgara tian laigo InstaiiM Pcincrtntab 44

Page 46: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

I)r:iri l.aporaii l-iiial

BAB IV

HASIL PENGUMPULAN DATA

4.1 Pengumpulan Data Singkatan dan Akronim

Penggunaan bahasa terkait dengan fungsi bahasa sebagai

1. Sarana pikir

2. Sarana ekspresi

3. Sarana komunikasi

Dalam bentuk lain, singkatan dan akronim juga mempunyai fungsi

sebagai, antara lain :

1. Ekspresi gagasan

2. Wujud perilaku

3. Dokumen

4. Media Belajar

tm Namun dalam hal kedinasan, karena membentuk satuan bahasa

baru, penggunaan singkatan dan akronim dapat efektif apabila :

1. Sebatas tiga huruf untuk singkatan, dan tiga suku kata

untuk akronim

2. Sejalan dengan sistem bahasa Indonesia

3. Selaras dengan kaidah fonotaktik bahasa Indonesia

4. Berkonotasi positif

5. Mudah diingat

Penggunaan singkatan dan akronim merupakan salah satu caraberkomunikasi ekonomis. Misalnya, singkatan P3K merupakankependekan darl Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, danIpoleksosbudhankam yang merupakan akronim dari ideologi, politik,

Kajian PcimRiinaan Singkatan, Akronim. Lanibang Ncgara dan Logo InsIaiiM I'cmcnnlali 45

Page 47: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drall Laporaii Final

ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan. Penggunaansingkatan selain memiliki nilai positif, juga dapat menlmbulkandampak negatif. Nilai positifnya adaiah bahwa komunikasi dapatdiiakukan secara ekonomis, sedangkan dampak negatifnya adaiahtidak semua orang yang diajak berkomunikasi memahami singkatanyang digunakan. Sebagai contoh pemakaian singkatan :1. BPFKPPA : Badan Pekerja Forum Komunikasi Pembinaan dan

Pengembangan Anak

2. Suslapa : Kursus Lanjutan Perwira.

F5\

Jika singkatan dan akronim tersebut digunakan dalam berkomunikasiyang meiibatkan masyarakat iuas dengan tidak menyertakankepanjangan singkatan kata itu, yang terjadi adaiah munculnyagangguan komunikasi. Oieh karena itu, bentuk singkatan kata atauakronim dapat saja digunakan seiama tidak menimbulkan gangguan

dalam pemahamannya.

Sementara dalam kaitan dengan penggunaan bahasa di dalam

administrasi pemerintahan, perlu diperhatikan poin-poin berikut yang

sangat mempengaruhi efektivitas penggunaan singkatan danakronim, yaitu :

- Efisiensi vs keresmian

Efisiensi identik dengan kecepatan dan ketepatan, sedangkankeresmian terkait dengan tata krama keprotokoieran yang

terkadang tidak bisa cepat.

- Komunikasi tulisan tidak sama/berbeda dengan komunikasi iisan

Kajian Penggu;imminaan Singkatan, Akronim, Lanibaiig Ncgara dan Logo Instaiisi Pemcrintali 46

Page 48: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drisl'l l.apitriiii 1- inal

Sedang untuk model konseptualnya, akan dilakukan hai-hal sebagai

berikut :

- Bertolak dari sistem yang ada dalam organisasi pemerintahan,

seperti jabatan, fungsi, dsb

- Membedakan antara komunikasi dengan tuiisan dan komunikasi

dengan iisan

- Memperhatikan/mempertimbangkan faktor efisien vs keresmian

Untuk bagan model konseptualnya :

Inventarisasi

sistem/strukturorganisasi

Inventarisasi nama unit

organisasi danakronim/singkatannya

tertulis Iisan

Pedoman penggunaanakronim/singkatan[tertulis/lisan (?)]

Kiiiian Feiiiiminiian .Sinskiitan. Akronim. Lanibiiiig Ncgiira dan Logo liistansi I'ciiu-i intah 47

Page 49: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

I)rat'( Lapuraii l-inai

Untuk pengambilan data primer, digunakan alat kuesloner yang

dibagikan ke responden yang telah dipillh secara acak dengan

memperhatlkan kompetenslnya. Berlkut in! kuesloner yang

digunakan :

Kuisioner Penelitian Tata Laksana Administrasi Umum

Di lingkungan Instansi Pemerintah.

Kepada Yth

Bapak/ibu Pimpinan Instansi di daerah

atau perwakilannya

di

Tempat

Dengan hormat

Dalam rangka menunjang kelancaran penyelenggaraan tugas umum

pemerintahan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna terutama

kelancaran komunikasi antar instansi pemerintah, maka dipandang

periu untuk menyamakan Tata Laksana Administrasi Umum yang

terdiri dari beberapa hal pokok, antara lain Tata Laksana Singkatan

dan Akronim serta Tata Laksana Penggunaan Lambang Negara dan

Logo Pemerintah.

Karena itu Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

bekerjasama dengan Badan Kemitraan Ventura Universitas Indonesiamelakukan kajian sebagai bahan penyusunan pedoman umum untuk

Kajiiin l*c'ii{i}nmaan Singkatan. Akronim, Lanibaiig Negara dan Logo Instansi I'einenntah 48

Page 50: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

I)r:ill I :i|)<it:in

Tata Laksana SIngkatan dan Akronim serta Tata Laksana

Penggunaan Lambang Negara dan Logo Pemerintah.

Untuk menunjang kebutuhan data-data, maka kami mohon

kesediaan Bapak/Ibu pimpinan instansi pemerintah di daerah untuk

mengisi daftar pertanyaan yang terlampir bersama dengan surat

pengantar Ini. Informasi dan usulan dari Bapak/Ibu merupakan

masukan yang akan menunjang keberhasilan kajian ini.

Apabila pertanyaan in! tidak ter^'awab dalam masa kerja surveyor

(pewawancara) maka kami mohon kesediaan untuk menglrlmkan

jawaban melalul email di [email protected] atau ke

alamat BKV-UI, Gedung Rektorat Lt. 8, Kampus Baru UI Depok

16424. Jawa Barat. Indonesia

Terlma kaslh atas kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden, semoga

kajian ini dapat menghasilkan pedoman umum sesual dengan

harapan.

Hormat kami,

Tim Peneiiti

Kaji.nn Pcnggimaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 49

Page 51: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drat'l l.aporaii i-iiial

Pertanyaan Kuisioner

Tata Penggunaan Singkatan dan Akronim.

Tugas Responden adalah menjawab semua pernyataan yang ada

dengan angka 1 s.d 3.

Isikan Satu (1) jika anda merasa pernyataan salah.

Dua (2) jika anda merasa pernyataan benar.

Tiga (3) jika anda tidak paham pernyataannya atau jika bukan

diantara 1 dan 2

Jika terdapat tempat isian atau ( );Silakan anda isikan jawaban

Anda

Pertanyaan

Singkatan dan Akronim adalah dua hal yang berbeda. ( )Singkatan dan Akronim adalah dua hal yang sama ( )Penggunaan Singkatan dan Akronim belum mempunyai pedoman

sendiri. ( )

Penggunaan Singkatan dan Akronim sudah mempunyai pedomansendiri ( )

Penggunaan Singkatan dan Akronim yang ada saat ini mudahdipahami, mudah diingat, dan secara lisan mudah diucapkan ( )

Pengunaan Singkatan dan Akronim saat ini banyak penyimpangansehingga menimbulkan salah pengertian.

Penggunaan Singkatan dan Akronim sudah digunakan secararesmi ( )

kaiian lVn?i!:unaan Sin?kntan, Akronim, Laniban" Ncgara dan Los^o Instaiisi Pcmertntah 50

Page 52: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drafl Laporan Kinal_

8. Pembentukan Singkatan sudah dilakukan dengan ketentuankaidah tata bahasa yang baku ( )

9. Pembentukan Akronim sudah dilakukan dengan tertib dan tidakmenlmbulkan keragu-raguan dan kekaburan art!

Data Responden :

1. Nama Lengkap

2. Jenis Kelamin

3. Instansi

4. Jabatan

5. Usia

6. Pendidikan terakhir

7. Lama memegang

: thn

.thn

jabatan yang ada sekarang

Kajian Penggimjnmiinaan Singkatan, Akronim, Lanibang Ncgara dan Logo Instansi Pcincrintali 51

Page 53: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

DraK Lapuraii l-tnal

Contoh hasil pengumpulan data di Kementerian BUMN

Berdasarkan Keputusan Menterl Negara Badan Usaha Milik Negara

Republik Indonesia nomor : KEP-06/M-BUMN/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Menteh Negara Badan Usaha Milik

Negara Republik Indonesia, susunan organisasi Kantor Menneg BUMN

terdiri dari :

1. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

2. Sekretaris Menteri Negara

3. Deputi bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa

Lainnya

4. Deputi bidang Usaha Logistik dan Pariwisata

5. Deputi bidang Usaha Agro Industri, Kehutanan, Kertas,

Percetakan, dan Penerbitan

6. Deputi bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, Energi

dan Telekomunikasi

7. Deputi Bidang Restrukturisasi dan Privatisasi

8. Staf Ahli bidang Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat

9. Staf Ahli bidang Kemitraan Usaha Kecil

10. Staf Ahli Bidang Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik

Negara

11. Staf Ahli bidang Investasi dan Otonomi Daerah

Kajian Penggimaan Singkatan, Akioniin, Lanibaiig Negara dan la)go liistaiisi I'cinenniali 52

(90)

Page 54: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

I)i':<rt l.:ip«ir;iii I-iiial

Dari hasil pengambilan data dl Kementerian BUMN, Departemen

Keuangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, serta

beberapa daerah, seperti Pemerintah Provlnsl Sumatera Utara, Jawa

Barat, dan Sulawesi Tengah, penggunaan akronim dan singkatan

sudah jamak digunakan dl lembaga-lennbaga negara, balk dalam

percakapan maupun tulisan. Penggunaan akronim dan singkatan

bertujuan untuk kefektifitasan dalam berkomunikasi. Karena itu

penggunaannya dapat dibenarkan selama tidak mengurangi atau

menghapuskan fungsi komunikasi.

Komunikasi secara umum dibagi kedalam dua kelompok besar yaitu

lisan dan tulisan. Komunikasi tuiisan di tiap lembaga negara yang

dimaksud adalah kegiatan komunikasi meialui surat menyurat resmi

dan pembuatan memo. Komunikasi mengggunakan surat resmi

dengan penyebutan akronim dan singkatan, sampai sekarang tidak

menimbulkan masalah. Semua pihak yang berkepentingan dengan

komunikasi tersebut paham maksudnya.

Penelitian di lapangan menemukan kebiasaan cara penulisan akronim

dan singkatan dengan dipanjangkan di awal dan diberisingkatan/akronim di beiakangnya. Kemudian jika menggunakankata-kata tersebut kembali maka akronim dan singkatannya lah yang

digunakan.

Beberapa contoh penggunaan akronim dan singkatan yangdigunakan di lembaga negara yang disurvey untuk penyebutanbadan, jabatan atau golongan adalah sebagai berikut.

1. Menteri Negara PPN = Perencanaan Pembangunan Nasional

Ka jism Pcnj:.im'-iinaan Siiiskatan, Akronim. Lambang Negara dan Logo Instaiisi Peincnntali 53

Page 55: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft l.aporaii l-inal_

2. Sesmen /Sestama Bappenas = sekertaris menteri/sekertaris

utama

3. Subbag = sub bagian

4. Asdep = asisten deputi

5. Subbid = sub bidang

6. Diklat =Pendidikan dan Latihan

7. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

8. Badan Analisa Fiskal (BAP)

9. Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN)

10. Badan Informasi dan Teknoiogi Keuangan (BINTEK

Keuangan)

11. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)

12. Perhitungan Anggaran Negara (PAN)

13. Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN)

14. Kantor Verifikasi Pelaksanaan Anggaran (KASIPA)

15. Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

16. Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB)

17. Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (KARIKPA)

18. Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan

(KP-4)

19. Ditjen PLN (Direktorat Jenderal Piutang dan Leiang

Negara.

20. Kantor Pelayanan Piutang dan Leilang Negara (KP2LN)

21. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC)

22. Kantor Akuntansi Regional (KAR)

Pola darl penggunaan akronim dan singkatan jlka kita perhatlkan darlcontoh diatas tidak beraturan. Hal tersebut tidak masalah sepanjang

plhak-plhak yang berkomunlkasi mengerti akan nnaksudnya.

Kajian Pcnggunsian Singkatan, Akronim, Lanibang Negara ilan Logo Instansi Pemerintali 54

Page 56: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drah I.aporan l-inal

4.2 Pengumpulan Data tentang Lambang Negara dan Logo

Instansi Pemerintah

Lambang Negara Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah

nomor 66 tahun 1951 tentang Lambang Negara. Peraturan tersebut

dibuat pada masa Indonesia maslh berlaku Undang-undang Dasar

Sementara 1950, yang berlaku 17 Agustus 1950 sampal dengan 5

Jull 1959.

Dalam Peraturan Pemerintah tersebut yang dimaksud dengan

Lambang Negara Republlk Indonesia terdlrl atas 3 baglan, yaltu :

1. Burung Garuda yang menengok dengan kepalanya lurus ke

sebelah kanannya

2. Perisal berupa jantung yang digantung dengan rantal leher

garuda

3. Semboyan ditulls dl atas pita yang dicengkeram oleh garuda

Untuk pengambllan data primer, digunakan alat kuesloner sebagal

pedoman wawancara yang dibaglkan ke responden yang telah diplllh

secara acak dengan memperhatlkan kompetensinya. Berlkut Inl

kuesloner atau pedoman wawancara terstruktur yang digunakan :

1. Baglan apa yang menangani soal penggunaan lambang burung

garuda [LN] dan logo Instansl/badan dl llngkungan departemen

tsb ?

2. Baglan apa yang menangani soal percetakan kop surat dan kopInstansi yang menggunakan logo/lambang dl departemen

tersebut ?

Kajian Penggunaan Singkalan, Akroniin. Lambang Negara tian Logo Instansi Pciiurintali 55

Page 57: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

i)r:tr( Laponui

3. Apakah ketentuan yang digunakan sebagai acuan dalam

merancang kop surat, letak lambang/logo tersebut ?

4. Apakah ada batasan siapa yang boleh menggunakan

lambang/logo tersebut, dan pada struktur jabatan yang

bagaimana dapat menggunakan lambang/logo tersebut ?

5. Bagian apa dan siapa yang menata penggunaan lambang

burung garuda untuk digunakan di papan nama, pintu kantor,

stiker inventarls dll. Apakah ketentuan yang menjadi

acuannya, apakah lisan atau tertulis ? Instruksl macam apa, PP

atau SK ?

6. Peraturan-peraturan apa saja yang relevan dengan

penggunaan lambang burung garudaa, dan logo instansi

mereka ?

7. Bagaimanakah tatacara penggunaan dan format tampllan,

format penullsan, dan besaran-besaran lambang negara, dan

logo instansi/badan di llngkungan mereka ?

Ksijian Pcnsuiiniian Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instaiisi Peinerintali 56

Page 58: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Dnifi l.aporati Kinal

Kuisioner Penelitian Tata Laksana Administrasi Umum

Di lingkungan Instansi Pemerintah.

Kepada Yth

Bapak/ibu PImpinan Instansi di daerah

atau perwakllannya

di

Tempat

Dengan hormat

Dalam rangka menunjang kelancaran penyeienggaraan tugas umum

pemerlntahan secara leblh berdaya guna dan berhasil guna terutama

kelancaran komunikasi antar instansi pemerintah, maka dipandang

perlu untuk menyamakan Tata Laksana Administrasi Umum yang

terdlrl darl beberapa ha! pokok, antara lain Tata Laksana SIngkatan

dan Akronim serta Tata Laksana Penggunaan Lambang Negara dan

Logo Pemerintah.

Karena Itu Kementerlan Pendayagunaan Aparatur Negara

bekerjasama dengan Badan Kemltraan Ventura Unlversltas Indonesia

melakukan kajlan sebagai bahan penyusunan pedoman umum untuk

Tata Laksana SIngkatan dan Akronim serta Tata Laksana

Penggunaan Lambang Negara dan Logo Pemerintah.

Untuk menunjang kebutuhan data-data, maka kami mohon

kesedlaan Bapak/Ibu pimplnan Instansi pemerintah dl daerah untuk

menglsl daftar pertanyaan yang terlampir bersama dengan surat

Kalian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 57

Page 59: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

I>r:ill I {-itt:tl

pengantar Ini. Informasi dan usulan darl Bapak/Ibu merupakan

masukan yang akan menunjang keberhasllan kajian ini.

Apabiia pertanyaan ini tidak terjawab dalam masa kerja surveyor

(pewawancara) maka kami mohon kesediaan untuk mengirimkan

jawaban melalui email di [email protected] atau ke

alamat BKV-UI, Gedung Rektorat Lt. 8, Kampus Baru UI Depok

16424. Jawa Barat. Indonesia

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden, semoga

kajian ini dapat menghasllkan pedoman umum sesuai dengan

harapan.

Hormat kami.

Tim Peneliti

Kajism Pcnggiinaan Singkatan, Akronim, Lanibang Negara dan Logo Instansi PcintTiiUah 58

Page 60: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

DriiH l.:ip«*t'ati

Tata Penggunaan Lambang Negara dan Logo Instansi

Pemerintah

Tugas Responden adalah menjawab semua pernyataan yang ada

dengan angka 1 s.d 3.

Isikan Satu (1) jika anda merasa pernyataan salah.

Dua (2) jika anda merasa pernyataan benar.

TIga (3) jika anda tidak paham pernyataannya atau jika bukan

diantara 1 dan 2

Jika terdapat tempat isian atau ( ),silakan anda isikan jawaban

Anda

1. Lambang dan Logo adalah dua hal yang berbeda. ( )

2. Lambang dan Logo adalah dua hal yang sama ( )

3. Penggunaan Lambang, Logo Instansi Pemerintah belummempunyai pedoman sendiri. ( )

4. Penggunaan Lambang, Logo Instansi Pemerintah sudahmempunyai pedoman sendiri ( )

5. PP No 43 Tahun 1958 tentang Lambang Negara ( )

6. PP No 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara ( )

7. Lambang Negara dalam surat dinas harus berwarna emas ( )8. Lambang Negara dalam surat dinas berwarna hitam/ungu ( )9. Logo digunakan di sebelah kanan dari kop surat ( )10. Logo digunakan di sebelah kiri dari kop surat ( )11. Semua surat dinas harus menggunakan logo ( )

Jika tidak, sebutkan surat dinas yang boleh tidak menggunakanlogo

Kajian Penggunaan Singkatan, Akroniin, Lambang Negara tian Logo Instansi Pemerintah 59

Page 61: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drsit't Laporaii l iiuil

12. Dalam Perjanjian Logo sebaiknya diletakkan dl sebelah kanan

naskah perjanjian ( )

13. Agar standar sebaiknya letak logo dl sebelah

Alasannya karena

14. Ada berapa macam Cap DInas yang anda ketahui

a

b

c

d

15. Apakah anda mengetahui ukuran cap dinas yang ada dl Instansi

Anda?( )

(khusus no diatas, 1 jlka anda tahu, 2 jlka anda tidak tahu dan 3

jlka anda tahu tapl ragu-ragu)

16. Ukuran cap dInas disesualkan dengan kertas yang dipakai ( )

17. Ukuran cap dInas sudah terstandarlsasi ( )

18. Dalam penggunaaan lambang,logo dan cap dInas, apakah yang

menurut Anda memblngungkan sehlngga menghambat tata laksana

administrasi secara umum:

a

b

tambahkan pendapat lain dl halaman kosong dibalik lembar

kuisioner.

Pertanyaan berikut ini merupakan esal yang dijawab denganpengetahuan masing-masing responden. Apabila tidak mengerti bisaditanyakan kepada tim peneliti.

Kalian Fenggiinaan Singkatan, Akronlm, Lanibaiig Negara dan Logo Instansi Femcrintali 60

Page 62: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft l.aporan l inal

A. Lambang dan Logo

1. Apa beda antara lambang daerah dan logo?

2. Dalam hal kerjasama antara InstansI, bagaimana ietak

lambang/logo pada surat perjanjian?

3. Apakah saudara mengetahul PP no 66 tahun 1951 tentang

lambang negara?

4. Apakah saudara mengatahul PP no 43 tahun 1958 tantangpenggunaan lambang negara?

5. Hal-hal apa saja yang diperlukan untuk penyempurnaan kedua PPtersebut di atas?

B. Cap DInas

1. Berdasarkan Pedoman Umum Tata Naskah Dinas no72/KEP/M.PAN/7/2003 cap dinas terdiri darl cap jabatan dan capinstansi. Selain cap jabatan yang digunakan oleh pejabat negara, cap

apa lag! yang digunakan di lingkungan instansi saudara?2. Dengan banyaknya pemalsuan cap dinas, bagaimana cara instasi

saudara untuk menanggulanginya?

C. Papan Nama Instansi

1. Bagaimana dengan penggunaan papan nama, selama iniberpedoman dengan peraturan apa?

2. Unit kerja yang mana saja yang menggunakan papan nama dilingkungan instansi saudara?

3. Apa dasar hukum dan makna logo/lambang daerah instansisaudara?

Kajian Penggii Shisknlan, Vknn.i.n. l.ambm.a Nc«a.a dan l.nno Instansi I'etnc inlah 61

Page 63: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drah l.aporan i-inal

Hasil pengumpulan data di provinsi Sumatera Utara, Jawa

Barat, dan Sulawesi Tengah :

Selaras dengan era otonomi daerah, lambang daerah provinsi saat ini

banyak digunakan untuk seluruh instansi kedinasan. Sementara

lambang negara digunakan di instansi yang masih ada garis

koordinasi dengan pemerintah pusat.

Dari kuesicner yang dikumpukan, responden rata-rata telah banyak

yang mengetahui perbedaan antara lambang negara dengan

lambang daerah, namun banyak juga masih terjadi kerancuan

penggunaannya di tingkat provinsi karena belum ada pedoman yang

mengatur tentang hal Ini sehingga masing-miasing pihak hanya

menggunakan pemikiran masing-masing.

Hasil pengumpulan data di Departemen Perikanan danKelautan :

Semenjak tahun 2003, departemen ini sudah banyak menggunakanlogo instansi sebagai identitas ketika melakukan hubungan dinas keluar. Penggunaan logo ini sudah menghilangkan lambang negarasebagai identitas. Lambang negara sementara Ini masih banyakdigunakan oleh sebagian besar Kementerian non departemen.Pengaturan yang belum ada membuat belum ada keseragamanpenggunaan untuk tata naskah dinas masing-masing lembagatersebut.

Kaj„ihm I'cu-m.a-..n Sinskalan. Aknmin., Lambang Negara dan Logo Instansi 1-c.nerinlab 62

Page 64: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft Laporaii l-iiial

HasM Pengumpulan Data di Departemen Kehakiman

Data temuan yang berkenaan dengan pengaturan Lambang dan logo

di Departemen Kehakiman tergolong lengkap. Departemen ini

memiiiki Buku Panduan Kerja yang berjudul "Pola Pemblnaan dan

Pengendallan Adminlstrasi" [Terbitan terakhir pada tahun 2003].

Hasil Pengumpulan Data di Pemerintah Kota Depok

Data temuan yang berkenaan dengan tatacara penggunaan lambang

daerah termuat secara lengkap dalam Peraturan Daerah Kota Depok

Nomor 01 Tahun 1999 tentang Hari JadI dan Lambang Kota Depok.

Kajian Penggunaan Singkalan, Akronim, Lambang Ncgara dan Logo Instaiisi Pemerintah 63

Page 65: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Dral't Laporan l iiial

BAB V

ANALISIS DATA

5.1 Analisis Penggunaan Singkatan dan Akronim

Singkatan dan akronim dalam komunikasi balk iisan maupun tulisan

bisa berarti banyak hal. Singkatan dan akronim bisa digunakan

sebagai sarana untuk mengekspresikan gagasan, wujud prilaku,

dokumen dan media belajar.

Definisi singkatan adalah bentuk yang dipendekkan satu huruf atau

lebih, dengan lebih mengutamakan huruf paling depan. Singkatan

seringkali untuk memendekkan gabungan kata, terkecuali untuk

beberapa singkatan nama orang, contohnya Muhammad Yamin

disingkat Muh. Yamin. Singkataan sapaan contohnya bapak disingkat

Bpk., saudara menjadi Sdr., dan Profesor menjadi Prof.

Sedangkan akronim didefinisikan sebagai singkatan sebagai huruf

awal, gabungan suku kata, atau gabungan huruf dan suku kata dari

satu frasa yang diperlakukan sebagai kata (dalam lafal maupun

tulisan)

Jika dilakukan analisis beberapa contoh kata pada lembaga-lembaga

negara diatas adalah :

Kata/gabungan kata jenis Keterangan

1. Menteri Negara PPN

=Perencanaan Pembangunan

singkatan

Kajism Penggunaan Singkatan, Akronim, Lanibaiig \cgara dan l.ojio Instaiisi I'ciiuTmtah 64

Page 66: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Dralt l.aporan Final_

Nasional

2. Sesmen /Sestama

Bappenas= sekertaris

menteri/sekertaris utama

3. Subbag = sub bagian

4. Asdep = asisten deputi

5. Subbid = sub bidang

6. Diklat =Pendidikan dan

Latihan

7. Badan Pengawas Pasar Modal

(Bapepam)

8. Badan Analisa Fiskal (BAR)

9. Badan Akuntansi keuangan

Negara (BAKUN)

Badan Informasi dan

Teknologi Keuangan (BINTEK

Keuangan)

11. Badan Pendldikan dan

Pelatihan Keuangan (BPPK)

12. Perhltungan Anggaran

Negara (PAN)

Kantor^^Perbendaharaan

dan-Kas Negafrr-fKPKN)

14J Kantor Verifikasi

Pelaksanaan Anggaran

(KASIPA)

15. Kantor Pelayanan Pajak

(KPP)

16. Kantor Pelayanan Pajak

Bum! dan Bangunan (KPPBB)

akronim

akronim

akronim

akronim

akronim

akronim

sing ka tan

akronim

akronim

singkatan

singkatan

singkatan

akronim

singkatan

singkatan

akronim

singkatan

Kajian Pcnggunaan Singkatan, Akronim, l.anibaiig Negara dan Logo Instansi Pemerintali 65

Page 67: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft Laporau Kinal

17. Kantor Pemerlksaan akronlm DItjen = akronlm

dan Penyldlkan Pajak singkatan PLN = singkatan

(KARIKPA)

18. Kantor Penyuluhan dan singkatan

Pengamatan PotensI singkatan

Perpajakan (KP-4)

19. DItjen PLN (DIrektorat singkatan

Jenderal Plutang dan Leiang

Negara.

20. Kantor Pelayanan

Plutang dan Leiang Negara

(KP2LN)

21. Kantor Pelayanan Bea

dan Cukal (KPBC)

22. Kantor AkuntansI

Regional (KAR)

Penggunaan akronlm dan singkatan di lembaga-lembaga negara bisa

digunakan oleh siapa saja dalam instansi atau lembaga bersangkutan

untuk keperluan dan maksud sesuai dengan arti harafiahnya.

Akronim dan singkatan untuk keperluan dengan Instansi yang

bersangkutan juga bIsa digunakan oleh plhak luar dalam

berkomunlkasi dengan plhak mana pun.

Penggunaan akronlm dan singkatan bIsa dllakukan kapan saja. Hal

Inl bukan merupakan kewajiban. Karena Itu jlka akronlm atau

singkatan tidak digunakan tidaklah menjadi masalah. Akronlm dansingkatan akan menjadi masalah jlka selalu dllakukan akan tetaplpendengar tIdak mengerti dengan maksudnya.

Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lanibang Negara dan Logo Instansi Pemcrmtali 66

Page 68: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Dnii'i l.aponiti l*iiial

Setiap saat dan dimana saja akronim dan singkatan dapat

digunakan. Hal ini berarti tidak terbatas kepada ruang dan waktu.

Jika pendengar tidak mengetahul konteks pembicaraan secara

khusus maka akronim dan singkatan sebaiknya ditinggalkan. Karena

bisa terjadi salah komunikasi jika tidak dijelaskan terlebih dahulu.

Hal tersebut berarti penggunaannya tidak efektif. Dalam

berkomunikasi menurut teori kita harus efektif dan efisien.

Penggunaan akronim dan singkatan yang tidak dimengerti oleh lawan

bicara berarti pula penggunaan bahasa yang tidak efektif.

Dalam kedinasan, terutama di lembaga-lembaga negara, sangat

diperlukan adanya keefektifan dan keefisiensian dalam berbahasa.

Salah satunya dapat dipergunakannya singkatan dan akronim dalam

berkomunikasi

Dari seluruh sampel yang diambil untuk penyusunan pedoman umum

singkatan dan akronim di lingkungan aparatur negara, didapat basil

sebagai berikut :

Bahwa masih banyak pengaturan singkatan dan akronim yang salah

pembentukan dan penggunaannya. Oleh karena itu perlu pedoman

umum yang memuat pula proses pembentukan singkatan dan

akronim tersebut. Dan setelah pedoman tersebut selesai, perlu

dilakukan langkah penyosialisasiannya, sehingga tidak terjadi

kesalahan-kesalahan yang terjadi saat ini.

Kaiian Penggunaan Singkalan, Akronim, l.anibang Ncgara dan Logo Instansi Peincrintah 67

Page 69: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

I)r:it( 1 I' iiuil

5.2 Analisis Penggunaan Lambang Negara dan Logo Instansi

Pemerintah

Lambang merupakan alat komunikasi dengan tulisan, gambar, dan

konfigurasi tertentu yang menyampaikan makna, kedudukan, citra

[image], dan identitas pengguna dan dalam penggunaannya.

Sedangkan logo dari segi pemahaman lebih sederhana, yaitu bempa

konfigurasi tulisan atau gambar atas suatu institusi, persoalan, atau

peristiwa tertentu. Lambang lebih menunjukkan kedalaman makna

atas sesuatu yang luhur dan tinggi.

Penggunaan lambang negara, lambang daerah, dan logo instansi

dalam praktek kehidupan organisasi administrasi negara atau

birokrasi harus dipllah secara tegas agar fungsi penandaan identitias,

dan kedudukan kewenangan serta fungsi penting yang hirarkis dapat

ditandai.

Dari sampel yang diambil untuk penyusunan pedoman umum

lambang negara dan logo instansi pemerintah di lingkungan aparatur

negara, didapat hasil sebagai berikut ;

Bahwa banyak yang telah mengetahui secara harfiah, definisi yang

sebenarnya dari lambang negara, lambang daerah dan logo instansi

pemerintah, namun masih banyak kerancuan dalam penggunaannya

sehingga acapkali terjadi salah pengertian antara penggunaannya.

Dari hasil tersebut maka pedoman umum yang dibuat mempunyai

azas manfaat yang sangat besar.

knjian Siii«ik;ilan, Akruiiiin. Lambaiii; Nc-iara tlaii Logo Instansi Pemcrintali 68

Page 70: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Drnfl l.iipnnin I

fMt)

Pedoman umum ini akan memuat penggunaan seharusnya untuk

lambang negara, logo instansi pemerlntah, termasuk penggunaan

lambang daerah di maslng-masing daerah yang saat ini sedang

marak.

Kajian Penggunaan Singkatan, Akroniin, Lambang Negara dan l ogo lnsfan>i Pcmcnniali 69

Page 71: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

i)r:iri l.a|Mir:iii I iiial

BAB VI

RANCANGAN PEDOMAN UMUM

6.1 Rancangan Pedoman Umum Penggunaan Singkatan dan

Akronim

1. Penyusunan dan Pembentukan Singkatan yang Baku

• Menanggalkan fonem/huruf pertanna dari kata atau

kelompok kata yang dislngkat.

• Menanggalkan fonem/huruf yang terletak di antara

fonem/huruf pertama dan terakhir dari kata yang

disingkatkan.

• Merangkalkan fonem/huruf pertama dengan kata

fonem/huruf pertama kata dasar dari kata yang

disingkatkan.

• Merangkaikan suku kata pertama dengan fonem/huruf akhir

dari kata yang disingkatkan sehingga membentuk satu

"suku kata'' baru.

• Mengambil suku kata pertama dari kata yang disingkatkan

• Merangkaikan suku kata pertama dengan fonem/huruf awal

suku kata berikutnya.

• Mengambil suku kata terakhir dari kata yang disingkatkan.

• Menanggalkan satu atau beberapa suku kata depan dan

belakang, ditambah fonem/huruf awal, suku kata berikutnya

dari yang singkatan.

Kajian Penu«:iinaan Singkatan, Akronim, Lanibang Negara dan Logo Instansi Peincrmtali 70

Page 72: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Draft Laporaii Final

2. Acuan Aturan Penggunaan Singkatan

• Dalam tulisan dinas hanya dapat digunakan singkatan

resmi. Pemakaian singkatan yang tidak resmi walaupun

sudah dikenal umum, seperti dsb, dll, dan sebagainya,

hams dihindarkan

• Untuk menertibkan pembentukan dan pemakaian singkatan,

tidak semua istilah hams disingkat.

• Pemakaian singkatan yang dapat menimbulkan keragu-

raguan dan kekaburan art! hendaknya dihindarkan.

• Pemakaian satu singkatan untuk beberapa istilah ataupun

beberapa singkatan/akronim untuk satu istilah/kata sejauh

mungkin agar dihindarkan.

3. Kerangka Kerja bagi Penyosialisasian Singkatan

Penyosialisasian dapat dilakukan dengan mengeluarkan

petunjuk teknis yang menyangkut penyingkatan nama-nama

unit kerja dalam suatu instansi pemerintah. Dalam petunjuk

teknis tersebut, tercantum berbagai alternatif penulisan

singkatan yang benar sehingga tidak kaku dan dapat

disesuaikan dengan unit kerja masing-masing instansi

pemerintah yang tentunya berbeda-beda.

4. Penyusunan dan Pembentukan Akronim yang Baku

• Menggabungkan singkatan kata-kata yang merupakan unsur

dari kelompok kata istilah tersebut ditulis dan dilafalkan

sebagai kata yang wajar.

• Jika akronim terdiri dari dua atau lebih akronim,maka hal ini

dipandang sebagai dua buah kata yang masing-masing

berdiri sendiri.

Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lanibang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 71

Page 73: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Dralt l.apontii l-inai

5. Acuan Aturan Penggunaan Akronim

• Dalam tulisan dinas hanya dapat digunakan akroniom resmi.

Pemakaian akronim yang tidak resmi walaupun sudah dikenal

umum, seperti dsb, dll, dan sebagainya, harus dihindarkan

• Untuk menertibkan pembentukan dan pemakaian akronim,

tidak semua istilah harus disingkat.

• Pemakaian akronim yang dapat menimbulkan keragu-raguan

dan kekaburan arti hendaknya dihindarkan.

• Pemakaian satu akronim untuk beberapa istilah ataupun

beberapa singkatan/akronim untuk satu istilah/kata sejauh

mungkin agar dihindarkan.

6. Kerangka Kerja bagi Penyosialisasian Akronim

Penyosialisasian dapat dilakukan dengan mengeluarkan

petunjuk teknis yang menyangkut pengakroniman nama-nama

unit kerja dalam suatu instansi pemerintah. Dalam petunjuk

teknis tersebut, tercantum berbagai alternatif penulisan

akronim yang benar sehingga tidak kaku dan dapat disesuaikan

dengan unit kerja masing-masing instansi pemerintah yang

tentunya berbeda-beda

Kajian Penggunaan Singkatan, Akionim, Lambang Nci-ara dan Logo Instansi Pcinei intab 72

Page 74: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

DimH l.aponin Kinai

6.2 Rancangan Pedoman Umum Penggunaan Lambang

Negara dan Logo Instansi Pemerintah

1. Tata Cara dan Format Tampilan Lambang Negara

2. Format Penulisan dan Besaran-besaran Lambang Negara

3. Penggunaan dan Penempatan Lambang Negara

4. Tata Cara dan Format Tampilan Lambang Daerah

5. Format Penulisan dan Besaran-besaran Lambang Daerah

6. Penggunaan dan Penempatan Lambang Daerah

7. Tata Cara dan Format Tampilan Logo Instansi Pemerintah

8. Format Penulisan dan Besaran-besaran Logo Instansi

Pemerintah

9. Penggunaan dan Penempatan Logo Instansi Pemerintah

Kajism Penggunaan Singkatan, Akroniin, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 73

Page 75: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

Dral'l Lapuran Final

BAB VII

PENUTUP

Demikian Draft Laporan Final yang dapat kami sampaikan. Laporan

yang berisi rekomendas! atas rancangan pedoman umum ini

selanjutnya akan kami gunakan untuk penyusunan pedoman teknis

penggunaan singkatan, akronim, lambang negara, dan logo InstansI

pemerintah.

Sinergi yang terclpta dalam pola kerjasama yang dilakukan dalam

pelaksanaan stud!, membuat stud! ini dapat mencapai hasil optimal

dan tepat waktu sehingga hasilnya dapat member! sumbangsih bag!

perkembangan ketatalaksanaan di Indonesia.

Kajian Penggunaan Singkatan, Akronim, Lambang Negara dan Logo Instansi Pemerintah 74

Page 76: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

' *"*■:'■" ,\ i'• '- -v

Page 77: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

I)i';itl l.:ipor:iii Mn:il

Bahan Rujukan

Badudu, J.S. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Pustaka, Bandung, 1980

Kawulusan, Hans E. Bahasa Indonesia dalam Penulisan Laporan''

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta, 1978

Keraf, Gorys. Komposisi. Ende: Nusa Indah, 1980.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Umum

Pembentukan Istilah. Pusat Bahasa. Jakarta, 2000.

nw

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Pusat

Bahasa. Jakarta, 2002.

Sugono, D, Efektivltas Penggunaan Singkatan dan Akronlm,Presentasi Konsinyasi dl kantor Menpan, Jakarta, 26 Oktober 2004

Suryaman, Ukun. Pilihan Kata dalam Bahasa Indonesia. Alumni.Bandung, 1982

Soekanto, Soerjono dan Sri Mahmudji. Penelitian Hukum Normatif.suatu Tinjauan Singkat. Rajawali Pers. Jakarta, 2003.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi 3, Cetakan 2, Balai Pustaka, Jakarta, 2002

W. J. S . Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, BalaiPustaka, Jakarta, Cetakan Ke IX, 1989

Knjtan Pengfi".siinaan Singkatan, Akroniin, l-ainbaiig Ncgara dan Logo Instansi Peincrintah 75

Page 78: Draft oram AJkh - perpus.menpan.go.id

I

I

I I I

I I I