DT karsinoma

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    1/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Insidens kanker kepala dan leher di seluruh dunia dilaporkan sebanyak lebih dari

    500.000 kasus per tahunnya. Data insidens keganasan kepala dan leher belum ada di

    Indonesia, namun diketahui bahwa karsinoma nasofaring merupakan jenis kanker terbanyak 

    di antara kanker di bidang Telinga-Hidung-Tenggorok epala dan !eher "THT-!# di

    Indonesia, dan termasuk dalam lima besar kanker dengan insidens tertinggi.$ada umumnya

    tumor ganas THT-! ditemukan pada rongga mulut, orofaring, nasofaring, hidung dan sinus

     paranasal, hipofaring, laring dan telinga%

    &enurut !yn'h, %((), kanker rongga mulut merupakan kira-kira 5* dari semua

    keganasan yang terjadi pada kaum pria dan +* pada kaum wanita.+ Telah dilaporkan bahwa

    kanker rongga mulut merupakan kanker utama di India khususnya di erala dimana insiden

    rata-rata dilaporkan paling tinggi, sekitar +0* dari seluruh kanker.

    alaupun ada perkembangan dalam mendiagnosa dan terapi, keabnormalan dan

    kematian yang diakibatkan kanker mulut masih tinggi dan sudah lama merupakan masalah

    didunia. eberapa alasan yang dikemukakan untuk ini adalah terutama karena kurangnya

    deteksi dini dan identifikasi pada kelompok resiko tinggi, serta kegagalan untuk mengontrol

    lesi primer dan metastase nodus limfe ser/ikal.+,

    Tumor ganas laring bukanlah hal yang jarang ditemukan di bidang THT. ebagai

    gambaran, diluar negeri tumor ganas laring menempati urutan pertama dalam urutan

    keganasan di bidang THT, sedangkan di 12& menempati urutan ketiga setelah karsinoma

    nasofaring, tumor ganas hidung dan sinus paranasal.%

    Tumor 3anas laring lebih sering mengenai laki-laki dibanding perempuan, dengan

     perbandingan 5 4 %. Terbanyak pada usia 5-( tahun.

    %,)

    6tiologi pasti sampai saat ini belumdiketahui, namun didapatkan beberapa hal yang berhubungan erat dengan terjadinya

    keganasan laring yaitu 4 rokok, alkohol, sinar radioaktif, polusi udara radiasi leher dan

    asbestosis

    1

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    2/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Karsinoma Rongga Mulut

    2.1.1 Anatomi

    1ongga mulut mulai dari 'elah mulut dan berakhir di belakang pada lubang

    tekak. 7leh karena lengkung gigi, rongga mulut dibagi dua bagian yaitu beranda

    yang terletak di luar lengkung gigi dan rongga mulut yang terdapat di belakangnya.

    eranda dibatasi ke luar oleh bibir dan pipi yang mengandung otot-otot mimik dan

    karena itu gerakannya amat luas.

    3ambar . 8natomi rongga mulut

    1ongga mulut termasuk bibir, gingi/a, gigi, palatum durum, mukosa bu'al,

    lidah, lantai lidah. elenjar sali/a letaknya dekat, namun bukan bagian dari rongga

    mulut. egitu juga dengan palatin tonsil, palatum molle, dasar lidah, dan posterior 

    faring merupakan bagian orofaring, bukan rongga mulut.5

    2.1.2 Ei!"miologi

    anker rongga mulut merupakan 5* dari semua keganasan yang terjadi pada

     pria dan +* pada wanita. Telah dilaporkan bahwa kanker rongga mulut merupakan

    kanker utama di India khususnya di erala dimana insiden rata-rata dilaporkan paling

    tinggi, sekitar +0* dari seluruh kanker.

    anker mukosa bu''al dapat ditemukan pada 5* kanker rongga mulut.ekitar 

    %0* hingga %5* kanker rongga mulut terjadi pada lantai mulut.anker lidah "dua

    2

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    3/21

     pertiga lidah bagian anterior# terjadi pada sekitar 9* pasien kanker rongga mulut

     baru di tahun +005. :umlah 22 palatum durum men'apai 0,5* dari semua kasus

    kanker rongga mulut di 8merika erikat.

    Hampir semua penderita kanker rongga mulut ditemukan dalam stadium yang

    sudah lanjut, yang biasanya sudah terdapat selama berbulan-bulan atau bahkan lebih

    lama. 8kibatnya prognosa dari kanker rongga mulut relatif buruk.

    2.1.# Etiologi

    anker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu

     proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan

     perkembangan tumor.

    e'ara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat dikelompokkan atas 4%. ;aktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis

    dari restorasi, gigi-gigi karies

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    4/21

    status sosioekonomi dan pekerjaan.9  ambil melakukan anamnese dokter 

    dapat juga melihat keadaan ekstra oral pasien, seperti bibir dan asimetri wajah.

    2.1.$.2 P"m"ri%saan Klinis

    =mumnya kanker rongga mulut tahap dini tidak menimbulkan gejala,

    diameter kurang dari + 'm, kebanyakan berwarna merah dengan atau tanpa

    disertai komponen putih, li'in, halus dan memperlihatkan ele/asi yang

    minimal.+ 

    eringkali awal dari keganasan ditandai oleh adanya ulkus. 8pabila

    terdapat ulkus yang tidak sembuh-sembuh dalam waktu + minggu, maka

    keadaan ini sudah dapat di'urigai sebagai awal proses keganasan. Tanda-tanda

    lain dari ulkus proses keganasan meliputi ulkus yang tidak sakit, tepi

     bergulung, lebih tinggi dari sekitarnya dan indurasi "lebih keras#, dasarnya

    dapat berbintil-bintil dan mengelupas. $ertumbuhan karsinoma bentuk ulkus

    tersebut disebut sebagai pertumbuhan endofitik.>,(

    elain itu karsinoma mulut juga terlihat sebagai pertumbuhan yang

    eksofitik "lesi superfisial# yang dapat berbentuk bunga kol atau papiler, mudah

     berdarah. !esi eksofitik ini lebih mudah dikenali keberadaannya dan memiliki

     prognosa lebih baik.>,( 

    3ambaran klinis kanker rongga mulut pada berbagai lokasi rongga

    mulut mungkin memiliki beberapa perbedaan. =ntuk lebih jelas, gambaran

    klinis akan dibahas se'ara terpisah menurut lokasinya.

    a. !idah

    Hampir >0* kanker lidah terletak pada +

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    5/21

    $ada stadium awal, se'ara klinis kanker lidah dapat bermanifestasi

    dalam berbagai bentuk, dapat berupa ber'ak leukoplakia, penebalan,

     perkembangan eksofitik atau endofitik bentuk ulkus. Tetapi sebagian besar 

    dalam bentuk ulkus. !ama-kelamaan ulkus ini akan mengalami infiltrasi

    lebih dalam jangan tepi yang mengalami indurasi. =mumnya tidak 

    menimbulkan rasa sakit ke'uali ada infeksi sekunder.

    !eukoplakia

    =lkus

     b. ibir 

    anker bibir selalu dihubungkan dengan orang-orang yang memiliki

    akti/itas diluar seperti nelayan dan petani. inar matahari mungkin terlibat

    dalam Datogenese kanker bibir. =mumnya lebih banyak terjadi pada bibir 

     bawah jaripada bibir atas.( 

    $ada awal pertumbuhan, lesi dapat berupa modul ke'il atau ulkus yang

    tidak sembuh-sembuh. Deteksi tumor pada keadaan ini memberikankesempatan untuk menemukan karsinoma dini.(  !esi yang lebih lanjut

    5

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    6/21

    dapat berbentuk papillari, ulseratif atau infiltratif. Tipe papilomatous dapat

    diawali dari epitel yang menebal dan sebagian dari epitel ini tetap berada

     pada superfi'ial. !esi-lesi yang ulseratif dan infiltratif diawali dari epitel

    yang menebal tetapi selanjutnya mengalami infiltrasi lebih dalam. Tanda

    yang paling penting adalah terdapat indurasi yang didapat pada pinggiran

    ulkus.

    '. Dasar &ulut

    anker pada dasar mulut biasanya dihubungkan dengan penggunaan

    alkohol dan tembakau. $ada stage awal mungkin tidak menimbulkan

    gejala. ila lesi berkembang pasien akan mengeluhkan adanya gumpalan

    dalam mulut atau perasaan tidak nyaman.( 

    e'ara klinis yang paling sering dijumpai adalah lesi berupa ulserasi

    dengan tepi yang timbul dan mengeras yang terletak dekat frenulum

    lingual. entuk yang lain adalah penebalan mukosa yang kemerah-

    merahan, nodul yang tidak sakit atau dapat berasal dari leukoplakia. $ada

    kanker tahap lanjut dapat terjadi pertumbuhan eksofitik atau infiltratif.

    d. &ukosa $ipi

    Di negara yang sedang berkembang, kanker pada mukosa pipi

    dihubungkan dengan kebiasaan mengunyah 'ampuran pinang, daun sirih,

    kapur dan tembakau. usur tersebut berkontak dengan mukosa pipi kiri

    dan kanan selama beberapa jam.

    $ada awalnya lesi tidak menimbulkan simptom, terlihat sebagai suatu

    daerah eritematus, ulserasi yang ke'il, daerah merah dengan indurasi dan

    kadang-kadang dihubungkan dengan leukoplakia tipe nodular. Dengan

    meningkatnya ukuran tumor, akan menjadi target trauma pada waktu

    mengunyah, sehingga 'enderung menjadi ulserasi dan infiltratif.

    6

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    7/21

    e. 3inggi/a

    anker pada gingi/a umumnya berasal dari daerah dimana susur 

    tembakau ditempatkan pada orang-orang yang memiliki kebiasaan ini.

    Daerah yang terlibat biasanya lebih sering pada gingi/a mandibula

    daripada gingi/a maksila.( 

    !esi awal terlihat sebagai ulger indolen, granuloma yang ke'il atau

    sebagai nodul. ekilas lesi terlihat sama dengan lesi yang dihasilkan oleh

    trauma kronis atau hiperplasia inflamatori. !esi yang lebih lanjut berupa

     pertumbuhan eksofitik atau pertumbuhan infiltratif yang lebih dalam.

    $ertumbuhan eksofitik seperti bunga kol, mudah berdarah. $ertumbuhan

    infiltratif biasanya tumbuh in/asif pada tulang mandibula dan

    menimbulkan destruktif.(

    f. $alatum$ada daerah yang masyarakatnya mempunyai kebiasaan menghisap

    rokok se'ara terbalik, kanker pada palatum merupakan kanker rongga

    mulut yang umum terjadi dari semua kanker mulut. $erubahan yang terjadi

     pada mukosa mulut yang dihubungkan dengan menghisap rokok se'ara

    terbalik adalah adanya ulserasi, erosi, daerah nodul dan ber'ak. 1eddy

    dkk, %(9). menggambarkan suatu mi'roin/asi/e 'ar'inoma untuk 

    melukiskan suatu lesi awal dalam bentuk yang ke'il, o/al atau bulat

     berwarna kemerah-merahan, erosi yang li'in dengan daerah hiperkeratosis

    disekelilingnya lesi ini biasanya terjadi pada ?ona glandular palatum keras

    dan asimptomatik. :ika mendapatkan tekanan dapat berdarah.

    ebanyakan kanker palatum merupakan pertumbuhan eksofitik dan

    dasar yang luas dengan permukaan bernodul. :ika lesi terus berkembang

    mungkin akan mengisi seluruh palatum. anker pada palatum dapat

    menyebabkan perforasi palatum dan meluas sampai ke rongga hidung.

    2.1.$.# Histoatologi

    7

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    8/21

    alaupun seorang klinisi memiliki pengalaman klinis yang baik sekali,

    untuk memastikan diagnosa defenitif dari proses awal keganasan dan

    keganasan diperlukan pemeriksaan laboratorium. Dalam hal ini yang sering

    dilakukan adalah pemeriksaan sitologi mulut dan biopsi.

    a. itologi

    itologi mulut merupakan suatu teknik yang sederhana dan efektif 

    untuk mendeteksi dini lesi-lesi mulut yang men'urigakan. etepatan hasil

    diagnostik sitologi mulut tidaklah sama dengan biopsi sehingga tidak dapat

    digunakan untuk menegakkan diagnosa akhir yang defenitif. Tetapi

    merupakan hal yang kurang praktis jika kita segera melakukan biopsi

    untuk setiap lesi dalam mulut. =ntuk itu diperlukan suatu 'ara yang dapat

    diandalkan dan diterima sebelum kita melakukan biopsi, yaitu

     pemeriksaan sitologi mulut.

    e'ara definisi, pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu

     pemeriksaan mikroskopik gen-gen yang dikerok

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    9/21

    2.1.& Sta!ium

    $enentuan stadium kanker ini menggunakan stadium T@&, dan ukuran tumor 

     primer diwakili dengan huruf T. !esi T% ukurannya kurang dari + 'm, T+ ukurannya

    +-) 'm, T ukurannya ) 'm, dan T) ukurannya A ) 'm atau telah menyebar hingga ke

     jaringan lunak sekitarnya.

    Tabel %. lasifikasi kanker rongga mulut berdasarkan tumor primer 

    Tis arsinoma in situ

    T1 Tumor B + 'm pada dimensi terbesarnya

    T2 Tumor A + C ) 'm pada dimensi terbesarnya

    T# Tumor A ) 'm pada dimensi terbesarnya

    T$ Tumor mengin/asi struktur di sekitarnya "seperti tulang

    kortikal, otot lidah ekstrinsik yang dalam, sinus

    maksilaris, atau kulit#$rimary Tumor "T#

    T$a  4 "bibir# tumor mengin/asi tulang, n.al/eolaris

    inferior, dasar mulut, kulit wajah "dagu

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    10/21

    ( Tis @0 &0

    I T% @0 &0

    II T+ @0 &0

    III T @0 &0

    T% @% &0T+ @% &0

    T @% &0

    I*a T)a @0 &0

    T)a @% &0

    T% @+ &0

    T+ @+ &0

    T @+ &0

    T)a @+ &0

    I*' emua T @ &0

    T)b semua @ &0

    I*) emua T semua @ &%

    2.1.+ Tatala%sana

    6ksisi pembedahan merupakan pilihan utama penatalaksanaan pada kanker 

    rongga mulut. $embatasan margin yang adekuat dari jaringan normal "sekurang-

    kurangnya %-%,5 'm# harus dilakukan se'ara hati-hati untuk memastikan reseksi

    yang tepat. Defek pembedahan dapat ditinggalkan sehingga bisa sembuh sendiri,

    atau ditutup dengan penutupan primer, dengan dipasangi skin graft split-thi'kness,

    dengan rekonstruksi flap rotasional, atau rekonstruksi flap bebas bila defeknya luas.

    Diseksi leher dilakukan pada penyakit kanker yang dapat terbukti se'ara klinis, dan

    se'ara elektif dilakukan untuk tumor primer yang luas atau tumor dengan kedalaman

    in/asi lebih besar dari ) mm atau terdapat faktor-faktor yang dapat memperburuk 

     prognosis. Diseksi leher tradisional untuk lesi rongga mulut adalah dengan

    menggunakan teknik diseksi leher supraomohyoid "tingkat I-III#, meskipun terdapat

     beberapa data yang memasukkan nodus limfatikus tingkat IG karena adanya

    kemungkinan metastasis yang terlewat. Tumor primer yang dekat dengan garis

    tengah membtuhkan diseksi leher se'ara bilateral karena terdapat resiko penyebaran

    kanker ke arah kontralateral sebesar +0*.

    Terapi radiasi diberikan dalam bentuk terapi sinar eksternal atau implan

     brakiterapi "implan brakiterapi interstisial primer digunakan untuk lesi ke'il pada

    10

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    11/21

    komisura anterior bibir, lidah, dan lantai mulut lesi T%#. Terapi radiasi jarang

    digunakan sebagai terapi primer dan biasanya digunakan sebagai terapi 'adangan

     pada pasien pas'a-terapi pembedahan dan memiliki resiko tinggi rekurensi "seperti

     pada tumor primer yang luas, T-T)#, tumor primer dengan margin positif,

    terdapat bukti in/asi perineural atau peri/askuler, tumor dengan kedalaman lebih

    dari ) mm, metastasis nodus limfatikus dengan bukti adanya penyebaran

    ekstrakapsuler#.

    2.1., Prognosis

    $rognosis untuk lesi dini "T%-T+# pada rongga mulut biasanya baik. Dengan

    tingkat bertahan hidup selama 5 tahun men'apai >0* hingga (0*. Tingkat bertahan

    hidup pada pasien dengan lesi lanjut "T dan T)# dapat ber/ariasi mulai dari 0*

    hingga 0*, tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi prognosis seperti

    yang telah disebutkan sebelumnya

    tadium dini kanker mukosa bu''al memiliki tingkat penyembuhan yang

     berkisar antara 0* hingga 90*, sedangkan untuk penyakit stadium lanjut memiliki

    tingkat bertahan hidup men'apai )0*. 1ekurensi lokal-regional merupakan masalah

    yang penting untuk diatasi. 8ngka bertahan hidup dapat meningkat dengan

     penggunaan terapi radiasi pas'a-pembedahan.Defek pembedahan dapat direkonstruksi

    dengan menggunakan flap ad/an'ement lokal "seperti lidah# atau membutuhkan

    rekonstruksi free flap.

    e'ara umum, angka bertahan hidup selama 5 tahun pada kanker lantai mulut

     berkisar antara 0* hingga 90* dengan penyakit stadium I dan II dapat men'apai

    90* hingga >0* dan penyakit stadium IG kurang dari 50*.

    2.2 Karsinoma Laring

    2.2.1 Anatomi %%,%+,%,%)

     !aring dibentuk oleh sebuah tulang di bagian atas dan beberapa tulang rawan

    yang saling berhubungan satu sama lain dan diikat oleh otot intrinsik dan ekstrinsik 

    serta dilapisi oleh mukosa.

    Tulang dan tulang rawan laring yaitu 4

    11

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    12/21

    %. 7s Hioid4 terletak paling atas, berbentuk huruf J=K, mudah diraba pada

    leher bagian depan. $ada kedua sisi tulang ini terdapat prosesus longus

    dibagian belakang dan prosesus bre/is bagian depan. $ermukaan bagian

    atas tulang ini melekat pada otot-otot lidah, mandibula dan tengkorak.

    +. artilago tiroid 4 merupakan tulang rawan laring yang terbesar, terdiri dari

    dua lamina yang bersatu di bagian depan dan mengembang ke arah

     belakang.

    . artilago rikoid 4 terletak di belakang kartilago tiroid dan merupakan

    tulang rawan paling bawah dari laring. Di setiap sisi tulang rawan krikoid

    melekat ligamentum krikoaritenoid, otot krikoaritenoid lateral dan di

     bagian belakang melekat otot krikoaritenoid posterior.

    7tot-otot laring terdiri dari + golongan besar, yaitu 4

    %. 7tot-otot ekstrinsik 4

    • 7tot ele/ator 4 - &. &ilohioid, &. 3eniohioid, &. Digrastikus dan

    &. tilohioid

    • 7tot depressor 4 - &. 7mohioid, &. ternohioid dan &. Tirohioid

    +. 7tot-otot Intrinsik 4

    • 7tot 8dduktor dan 8bduktor 4 - &. rikoaritenoid, &. 8ritenoid

    obliLue dan trans/ersum

    • 7tot yang mengatur tegangan ligamentum /okalis 4 - &.

    Tiroaritenoid, &. Gokalis, &. rikotiroid

    • 7tot yang mengatur pintu masuk laring 4 - &. 8riepiglotik, &.

    Tiroepiglotik.

    12

    artilago penyusun laring

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    13/21

    2a/um laring dapat dibagi menjadi sebagai berikut 4

    %. upraglotis "/estibulum superior#,

    +. yaitu ruangan diantara permukaan atas pita suara palsu dan inlet

    laring.

    . 3lotis "pars media#, ruangan yang terletak antara pita suara palsu

    dengan pita suara sejati serta membentuk rongga yang disebut

    ventrikel laring Morgagni.

    ). Infraglotis "pars inferior#, yaitu ruangan diantara pita suara sejati

    dengan tepi bawah kartilago krikoidea.

    !aring mempunyai "tiga# sistem penyaluran limfe, yaitu 4

    %. Daerah bagian atas pita suara sejati, pembuluh limfe berkumpul

    membentuk saluran yang menembus membrana tiroidea menuju

    13

    !igamentum instrinsik !igamentum ekstrinsik 

    7tot-otot ekstrinsik 

    7tot-otot instrinsik 

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    14/21

    kelenjar limfe 'er/i'al superior profunda. !imfe ini juga menuju ke

    superior dan middle jugular node.

    +. Daerah bagian bawah pita suara sejati bergabung dengan sistem

    limfe trakea, middle jugular node, dan inferior jugular node.

    . agian anterior laring berhubungan dengan kedua sistem tersebut

    dan sistem limfe esofagus. istem limfe ini penting sehubungan

    dengan metastase karsinoma laring dan menentukan terapinya.

    2.2.2 Etiologi

    $enyebab pasti sampai saat ini belum diketahui, namun didapatkan beberapa

    hal yang berhubungan erat dengan terjadinya keganasan laring yaitu 4 rokok, alkohol,

    sinar radio aktif, polusi udara, radiasi leher dan asbestosis. 8da peningkatan resiko

    terjadinya tumor ganas laring pada pekerja-pekerja yang terpapar dengan debu kayu

    2.2.# Mani-"stasi Klini% 1&

    erak adalah gejala utama karsinoma laring, merupakan gejala paling dini

    tumor pita suara. Hal ini disebabkan karena gangguan fungsi fonasi laring. ualitas

    nada sangat di pengaruhi oleh besar 'elah glotik, besar pita suara, ketajaman tepi pita

    suara, ke'epatan getaran dan ketegangan pita suara. $ada tumor ganas laring, pita

    suara gagal berfungsi se'ara baik disebabkan oleh ketidak teraturan pita suara,

    terserangnya otot- otot /okalis, sendi dan ligament krikoaritenoid , dan kadang-

    14

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    15/21

    kadang menyerang saraf. 8danya tumor di pita suara akan menggangu gerak maupun

    getaran kedua pita suara tersebut. erak menyebabkan kualitas suara menjadi kasar,

    menggangu sumbang dan nadanya lebih rendah dari biasa. adang- kadang bisa foni

    karena nyeri, sumbatan jalan napas, atau paralisis komplit.

    Hubungan antara serak dengan tumor laring tergantung pada letak tumor.

    8pabila tumor tumbuh pada pita suara asli, serak merupakan gejala dini dan menetap.

    8pabila tumor tumbuh di daerah /entrikel laring, di bagian bawah plika /entrikulasi

    atau di batas inferior pita suara, serak akan timbul kemudian. $ada tumor supraglotis

    adan subglotis , serak dapat merupakan gejala akhir atau tidak timbul sama sekali.

    $ada kelo pok ini, gejala pertama tidak khas dan subjektif. eperti perasaan tidak 

    nyaman, rasa ada yang menjanggal di tengororkan. Tumor hipofaring jarang

    menimbulkan serak, ke'uali tumornya eksentif. ;iksasi dan nyeri menimbulkan suara

     bergumam ( hot potato voice) .

    Dispnea dan stridor. Dispnea dan stridor adalah gejala yang di sebabkan oleh

    sumbatan jalan nafas dan dapat timbul pada tiap tumor laring. 3ejala ini di sebebkan

    oleh ganguan jalan nafas oleh massa tumor, penumpukan kotora atau se'ret, maupun

    fiksasi pita suarra. $ada tumor supraglotik atau transglotik terdapat kedua gejala

    tersebut. umbatan yang terjadi se'ara perlahan- lahan dapat di kompensasikan oleh

     pasien. $ada umumnya dispnea dan stridor adalah tanda prognosisi yang kurang baik.

     @yeri tenggorokan, keluhan ini dapat ber/ariasi dari rasa goresan sampai rasa

    nyeri yang tajam. Disfagia adalah 'irri khas tumor pangkal lidah, supraglotik,

    hipofaring dan sinus piriformis. eluhan ini merupakan keluhan yang paling sering

     pada tumor ganas postkrikoid rasa nyeri ketika menelan " odinofagi # menandakan

    adanya tumor ganas lanjut yang mengenai stuktur ekstra laring.

    atuk dan hemoptisis. atuk jarang di temukan pada tumor ganas glotik,

     biasanya timbul dengan tertrkanya hipofaring disertai se'ret yang mengalir ke dalam

    laring. Hemoptisis sering terjadi pada tumor glotik dan tumor supraglotik.

    15

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    16/21

    3ejala lain berupa nyeri alih ke telinga ipsilateral, helitosis, batuk, hemoptisis

    dan penurunan berat badan menandakan perluasan tumor ke luar jaringan atau

    metastasis jauh. $erbesaran kelenjar getah bening leher di pertimbangkan sebagai

    metastasis tumor gana yang menunjukan tumor pada stadium lanjut. @yeri tekan

    laring adalah gejala lanjut yang di sebabkan oleh komplikasi supurasi tumor yang

    menyerang kartilago tiroid dan prtikondrium.

    2.2.$ Diagnosis1&

    Diagnosis ditegakan berdasarkan anamesis dan pemeriksaan klinis.

    $emeriksaan laring dapat dilakukan dengan 'ara tidak langsung mengunakan ka'a

    laring atau langsung dengan mengunakan laringoskop. $emeriksaan ini untuk menilai

    lokasi tumor, penyebaran tumor, kemudian dilakukan biopsy untuk pemeriksaan

     patologi anatomik.

    $emeriksaan penunjang yang diperlukan selain pemeriksaan laboratorium

    darah, juga pemeriksaan radiologi'. ;oto toraks di perlukan untuk menilai keadaan

     paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis di paru. 2T s'an laring dapat

    memperlihatkan keadaan tumor dan laring lebih seksama, misalnya penjalaran tumor 

     pada tulang rawan tiroid dan daerah pre-epiloglotis serta metastasis kelenjar getah

     bening leher.

    Diagnosis pasti di tegakan dengan pemeriksaan patologi anatomi' dari bahan

     biopsy laring, dan biopsy jarum halus pada pembesaran kelenjar leher. Dari hasil

     patologi anatomi' yang terbanyak adalah karsionoma sel skuamosa.

    2.2.& Sta!ium

    Suraglotis

    Tis arsinoma in situ

    T% Tumor terdapat pada satu sisi pita suara< pita suara palsu

    16

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    17/21

    T+ Tumor sudah menjalar ke % dan + sisi daerah supraglotis dan glotis

    masih bisa bergerak "tidak terfiksir#

    T Tumor terbatas pada laring dan sudah terfiksir atau meluas ke daerah

    krikoid bagian belakang, dinding medial dari sinus piriformis, dan ke

    arah rongga preepiglotis

    T) Tumor sudah meluas ke luar laring, menginfiltrasi orofaring jaringan

    lunak pada leher atau sudah merusak tulang rawan tiroid

    lotis

    Tis arsinoma in situ

    T% Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara

    masih baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau

     posterior

    T+ Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih

    dapat bergerak atau sudah terfiksasi (impaired mobility) 

    T Tumor meliputi laring dan pita suara sudah terfiksasi

    T) Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudahkeluar dari laring

    Su'glotis

    Tis arsinoma in situ

    T% Tumor terbatas pada daerah subglotis

    T+ Tumor meluas ke pits, pita suara masih dapat bergerak atau sudah

    terfiksasi

    T Tumor meliputi laring dan pita suara sudah terfiksasi

    T) Tumor sangat luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar 

    laring atau dua-duanya

    2.2.+ Tatala%sana

    e'ara umum ada jenis penanggulangan karsinoma laring yaitu pembedahan, radiasi

    dan sitostatika, ataupun kombinasi daripadanya.

    17

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    18/21

    %.  P"m'"!a/an

    Tindakan operasi untuk keganasan laring terdiri dari4

    a. Laring"%tomi

     

    !aringektomi parsial

    !aringektomi parsial diindikasikan untuk karsinoma laring stadium I

    yang tidak memungkinkan dilakukan radiasi, dan tumor stadium II.

    • !aringektomi total

    8dalah tindakan pengangkatan seluruh struktur laring mulai dari batas

    atas "epiglotis dan os hioid# sampai batas bawah 'in'in trakea.

     b.  Dis"%si L"/"r Ra!i%al

    Tidak dilakukan pada tumor glotis stadium dini "T% C T+# karena

    kemungkinan metastase ke kelenjar limfe leher sangat rendah. edangkan

    tumor supraglotis, subglotis dan tumor glotis stadium lanjut sering kali

    mengadakan metastase ke kelenjar limfe leher sehingga perlu dilakukan

    tindakan diseksi leher. $embedahan ini tidak disarankan bila telah terdapat

    metastase jauh.

    +. Ra!iot"rai

    1adioterapi digunakan untuk mengobati tumor glotis dan supraglotis T% dan

    T+ dengan hasil yang baik "angka kesembuhannya (0*#. euntungan dengan 'ara

    ini adalah laring tidak 'edera sehingga suara masih dapat dipertahankan. Dosis

    yang dianjurkan adalah +00 rad perhari sampai dosis total 000 C 9000 rad.

    onsepnya adalah untuk memperoleh kerusakan maksimal dari tumor tanpa

    kerusakan yang tidak dapat disembuhkan pada jaringan yang melapisinya. ang

    dan 'hul? memberikan )500C5000 rad selama )C minggu diikuti dengan

    laringektomi total.

    . K"mot"rai

    Diberikan pada tumor stadium lanjut, sebagai terapi adju/ant ataupun paliati/.

    7bat yang diberikan adalah 'isplatinum >0C%+0 mg00C%000

    mg

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    19/21

    8ngka kesembuhan untuk kankersubgloti' dengan T% C T+ sebesar 90*.

    8ngka ksembuhan untuk karsinoma gloti' untuk T%, T+, T dan T) masing-masing

    (0*, >0*, 50*, dan )0*. 8ngka kesembuhan pasien dengan karsinoma supraglotis

     pada stadium awal sebesar >0*. ementara sebagian besar pasien dengan karsinoma

    supraglotis dengan T meninggal akibat kanker tersebut.%

    BAB III

    KESIMPULAN

    $erokok berat dan peminum al'ohol mempunyai resiko timbulnya karsinoma sel

    skumosa pada rongga mulut, faring dan laring. :uga terdapat pada pasien y a ng mengunyah

    tembakau seperti yang terdapat di India, sangat mungkin menderita tumor ganas rongga

    mulut.

    angat penting untuk mengetahui jenis dan lokasi dari sebuah tumor, karena sanget

    erat kaitan nya dengan terapi. Dalam menengakkan diagnosa sebuah tumor, harus men'akup

     pemeriksaan yang menyeluruh yakni anamnesis, pemeriksaan fisik dan histopatologi.

    $enatalaksanaan tumor ganas THT-!, antara lain, melalui radioterapi, kemoterapi,

     pembedahan, atau kombinasi ketiganya. $enatalaksanaan yang dipilih tergantung dari

    stadium tumor ganas tersebut. $ada stadium awal terapi utama adalah radioterapi ataupun

     pembedahan. $ada stadium lanjut terapinya adalah kombinasi dari kemoterapi, radioterapi,

    dan pembedahan.

    19

    http://www.akpersintang.blogspot.com/http://www.akpersintang.blogspot.com/http://www.akpersintang.blogspot.com/http://www.akpersintang.blogspot.com/http://www.akpersintang.blogspot.com/http://www.akpersintang.blogspot.com/http://www.akpersintang.blogspot.com/

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    20/21

    DA0TAR PUSTAKA

    %. @ational 2an'er Institute. Head and ne'k 'an'er4 Luestions and answers. +005. 8/ailable

    at4 www.'an'er.go/

    +. !yn'h, &.8. urketMs 7ral &edi'ine. Diagnosis and Treatment (th 6dition.

    $hiladelphia. :..!ippin'ott 2ompany. +0-+%.%(().

    . alaram, $N &eenattoor,3. %((. Imunology of 7ral 2an'er-8 1e/iew. ingapore Dental

    :ournal. Gol.+%. @o.%. .

    ). 3oldenberg D, !ee :, o'h &, im &&, Trink , idransky D, &oon 2 "+00)#.

    Habitual risk fa'tors for head and ne'k 'an'er. 7tolaryngol Head @e'k urg. %%"#5. 2hristopoulos 8. &outh 8natomy. +0%%.

    http4.%-%9(. Tambunan, 3. . %((. Diagnosis dan Tatalaksana epuluh :enis anker Terbanyak di

    Indonesia. 6ditor dr. &aylani Handoyo. 6d.e-+. $enerbit uku edokteran 633.

    :akarta. %>5-%(>.

    %0. &unir &. Tumor 3anas 1ongga &ulut. Dalam oepardi 68, Iskandar @, ashiruddin :,

    1estuti 1D "6d# uku 8jar Ilmu esehatan Telinga Hidung Tenggorok epala O

    !eher. 6disi eenam. alai $enerbit ; =I. :akarta. +009

    %%. e'ker , @aumann HH, $falt? 21. 6ar @ose and Throat diseases, 8. $o'ket 1eferen'e.

    6disi ke-+. @ew Pork. Thieme &ed. %((). h. )+-+.

    20

    http://www.cancer.gov/http://www.cancer.gov/

  • 8/18/2019 DT karsinoma

    21/21

    %+. ailey :. 6arly 3lotti' 2ar'inoma. Dalam 4 ailey :. 6d. Head and @e'k urgery

    7tolaringology. Gol. +. ed $hiladelphia. : !ippin'ot. h. %%-0.

    %. !awson , iller H;&, uen :P. 2an'er of the !arynE. Dalam &yers 6@, uem :P. 6d.

    2an'er of the Head and @e'k. 2hur'hill !i/ingstone. h. 5-0.

    %). 3unardi, santoso. 8natomi istem $ernapasan. +009. :akarta 4 ;=I%5. Hermani, ambang. Tumor laring. Dalam 4 uku ajar ilmu kesehatan telinga hidung dan

    tenggorokan. +00(. :akarta 4 ;=I

    %. 1idge, :8. Head and ne'k tumor.+00>. Dalam 4 2an'er &anagement, 8

    multidis'lipinary approa'h.

    21