E. Gambaran Umum Wilayah Perencanaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Dokumen Usulan Teknis

E.1GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SIJUNJUNGE.1.1Letak Geografis dan administratifKabupaten Sijunjung merupakan salah satu dari 19 (sembilan belas) kabupaten/kota di Sumatera Barat yang terletak diantara 01843 LS 14146 LS dan 1004650 BT 1015350 BT dengan ketinggian dari permukaan laut antara 100 1.250 meter. Kabupaten Sijunjung berada di bagian Timur Provinsi Sumatera Barat, pada jalur utama yang menghubungkan Provinsi Riau dan Propinsi Jambi. Karena letaknya di persimpangan jalur tersebut, Sijunjung merupakan jalur ekonomi dan jalur pariwisata. Secara administratif wilayah Kabupaten Sijunjung dengan luas 313.080 Ha meliputi 8 Kecamatan, 54 Nagari dan 1 desa dengan 254 Jorong, yang wilayahnya berbatasan dengan : Sebelah Utara dengan Kabupaten Tanah Datar, Sebelah Timur dengan Kabupaten Kuantan Singingi (Prov.Riau), Sebelah Selatan dengan Kabupaten Dhamasraya, dan Sebelah Barat dengan Kabupaten Solok dan Kota Sawahlunto

TABEL E.1PEMBAGIAN KECAMATAN DI KABUPATEN SIJUNJUNGNOKECAMATANLUAS WILAYAH(Ha)PERSENTASETHD LUAS KABJUMLAHPENDUDUKJUMLAHNAGARIJUMLAH JORONG

1KAMANG BARU 88,734 28.35 41,415 1151

2TANJUNG GADANG 50,628 16.17 22,819 735

3SIJUNJUNG 56,252 17.97 40,972 953

4LUBUK TAROK 19,195 6.14 14,090 624

5IV NAGARI 12,519 3.99 14,037 514

6KUPITAN 6,971 2.23 12,530 3+19+1

7KOTO VII 13,614 4.34 32,896 529

8SUMPUR KUDUS 65,168 20.81 22,868 839

JUMLAH 313,080 100 201,627 55254

Sumber : Kabupaten Sijunjung Dalam Angka Tahun, 2010 dan Hasil Hitung Cepat Sensus Penduduk oleh BPSKet: 3+1 adalah 3 nagari dan 1 desaJumlah nagari pada tabel diatas belum termasuk 6 nagari baru dengan 12 jorong hasil pemekaran nagari pada tahun 2010 yang masih dalam bentuk nagari persiapan/belum definitif.E.1.2Kondisi Fisik DasarA.Kondisi Topografi dan MorfologiTopografi wilayah Kabupaten Sijunjung memiliki ciri yang berbukit-bukit, terletak pada ketinggian antara 100 sampai 1.250 m di atas permukaan laut. Secara umum, luasan terbesar Kabupaten Sijunjung berada pada :a. ketinggian 800 mdpl seluas 12.914 Ha (4,12%) hanya tersebar di Kecamatan Kamang Baru, Sumpur Kudus, Tanjung Gadang, Lubuk Tarok, dan Sijunjung. Ketinggian 1.250 mdpl hanya berada pada Kecamatan Sumpur Kudus.Dari bentangan alam maka kemiringan/kelerengan Kabupaten Sijunjung saat ini dapat dijelaskan :a. Wilayah dengan kemiringan antara 0,00-3,00 % seluas 417 Ha atau 0,14 % dari luas wilayah, yang dijumpai di Kecamatan IV Nagari, Kamang Baru, dan Tanjung Gadang;b. Wilayah dengan kemiringan antara 3,01-8,00 % seluas 37.207 Ha atau 11,88 % dari luas wilayah, terdapat hampir di keseluruhan kecamatan dengan jumlah terbesar terdapat di Kecamatan Kamang Baru dan yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Tanjung Gadang. c. Wilayah dengan kemiringan antara 8,01-15,00 % seluas 58.902 Ha atau 18.81 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di seluruh kecamatan dengan luasan terbesar terdapat di kecamatan Kamang Baru dan yang terkecil terdapat di kecamatan Kupitan.d. Wilayah dengan kemiringan antara 15,01-25,00 % seluas 87.794 Ha atau 28,04 % dari seluruh luas wilayah, yang terdapat di seluruh wilayah kecamatan dengan luasan terbesar terdapat di Kecamatan Tanjung Gadang dan luasan terkecil di Kecamatan Koto VII;e. Wilayah dengan kemiringan antara 25,01-30,00 % seluas 1.685 % Ha atau 0,54 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di seluruh wilayah kecuali di Kecamatan Koto VII dan Kecamatan Kupitan;f. Wilayah dengan kemiringan 30-40% Ha atau 3,32 % dari luas wilayah yang hampir terdapat di seluruh wilayah kecamatan kecuali di Kecamatan Koto VIIWilayah dengan kemiringan diatas 40,00 % seluas 116,676 Ha atau 37,27 % dari seluruh luas wilayah, merupakan bagian terbesar dari keseluruhan wilayah kabupaten terdapat di seluruh wilayah kecamatan-kecamatan dengan luasan terbesar terdapat di Kecamatan Sumpur Kudus dan yang terkecil di Kecamatan Kupitan. Daerah dengan kemiringan seperti ini merupakan wilayah yang harus dilindungi (dihutankan) agar dapat berfungsi sebagai pelindung hidrologis dan menjaga keseimbangan ekosistim dan lingkungan hidup. Jenis penggunaan saat ini adalah hutan dan perkebunan.B.Kondisi GeologiKabupaten Sijunjung merupakan daerah yang dipenuhi perbukitan dengan lembah yang masih curam. Secara geologi, kabupaten Sijunjung didominasi oleh jenis bebatuan Batu Apung Tufa (76.549 Ha atau 24,45%) ,, Batu Andesit Campur Tufa (61,833 Ha atau 19,75%), Batu Sabah campur Kwarsa (60.880 Ha atau 19,44%), Batu Napal dan Lempung(36.850 atau 11,77%), Batu Napal Gamping (34.640 atau 11,06%), Batu Sabah campur Batu Gamping (24,405 atau 7,8%), serta beberapa jenis batuan lainnya dalam jumlah yang relative kecil. Keadaan yang demikian menyebabkan sering timbul bencana alam seperti tanah longsor (land slide), gerakan tanah runtuh atau gerakan tanah merayap. C.Jenis TanahTanah yang terdapat pada lapisan luar bumi, terdiri atas kumpulan aktivitas geologi, kimia, dan fisik, yang selalu berlangsung setiap saat secara konstan, yang berubah dan berkembang sesuai perubahan yang ada, baik perubahan kondisi iklim, bentang alam dan vegetasi. Tanah merupakan hasil pelapukan batuan selama beribu bahkan berjuta tahun yang lalu, dimana lapisan tanah yang telah matang (solum) terdiri atas zat padat, cair dan gas. Berdasarkan hasil pemetaan tanah di Kabupaten Sijunjung dijumpai beberapa jenis tanah sebagai berikut :1. Jenis tanah alluvial disebut juga sebagai tanah tumbuh tanah endapan, kandungan bahan arganiknya rendah, reaksi tanah masam sampai netral, struktur tanahnya pejal atau tanpa struktur dan konsistensinya keras waktu kering, teguh waktu lembab, kandungan unsure haranya relative kaya dan banyak bergantung pada bahan induknya. Secara keseluruhan tanah alluvial mempuyai sifat fisik kurang baik sampai sedang, sifat kimia sedang sampai baik, sehingga produktivitas tanahnya sedang sampai tinggi. Luasan jenis tanah ini adalah 443 Ha (0,15%) hanya terdapat di Kecamatan Kamang Baru1. Jenis tanah andosol yaitu jenis tanah yang berwarna hitam kelam, sangat sarang, mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf, silika, alumina, atau hidroxida besi. Tanah jenis ini sangat gembur dan memilki Ph antara 4,5-6. Luasan tanah ini jenis ini hanya terdapt di Kecamatan IV Nagari, Koto VII, Kupitan, Sijunjung dan Sumpur Kudus dengan jumlah luasan 21.352 Ha (6,82%) dari luas wilayah kabupaten1. Jenis tanah Glei Humus yatu jenis tanah yang pada umumnya mempunyai ssolum kurang dari satu meter dengan warna umum kelabu kelam sampai hitam, lekat jika basah dan keras jika kering serta mengandung bahan organik lebih dari 3% sehingga Ph nya sedikit masam sampai netral , tingkat kesunburannya sedang dengan derajat kejenuhan basa lebih dari 60%. Luasan tanah jenis ini lebih kurang 45.555 Ha(14,55%) dari luas wilayah yang ada. Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Sijunjung, Sumpur Kudus, Tanjung Gadang dan yang terbesar luasannya di Kecamatan Kamang Baru1. Jenis Tanah Kambisol yaitu jenis tanah yang sedikit mengalami pelapukan dengan bahan induk bertekstur pasir sangat halus 145.481 (45,45%). Jenis tanah ini terdapat di seluruh wilayah kecamatan dengan luasan terbesar berada di Kecamatan Tanjung Gadang.1. Jenis tanah Latosol yaitu tanah yang telah mengalami pelapukan intensif dan perkembangan tanh lanjut sehingga terjadi pengurangan unsur basa, bahan organik dan silika, dan rata-rata berwarna merah. Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan IV Nagari, Kamang Baru, Lubuk Tarok, Sijunujung, dan Tanjung Gadang dengan jumlah luasan keseluruhan 23.124 Ha (7,38%) dari luas wilayah kabuapten.1. Jenis tanah podsolik memiliki solum tanah yang agak tebal, yaitu 90-180 cm,tektur tanahnya lempung berliat hingga liat, konsistensinya gembur dibagian atas dan teguh di lapisan bawah, kandungan bahan organiknya kurang dari 5% kandungan unsure hara tanaman rendah, reaksi tanah (PH) sangat rendah sampai rendah yaitu antara 4 4,5. Secara keseluruhan tanah ini memiliki sifat kimia yang kurang baik, sifat kimia tidak mantap karena stabilitas agregatifnya kurang, sehingga mudah terkenak erosi. Produktifitas tanah ini rendah sampai sedang tumbuh dengan baik, tetapi harus dengan perlakuan khusus untuk mencegah erosi, karena tanah yang bertektur sedang lebih peka terhadap erosi. Tanah dengan tekstur kasar menyerap air sangat tinggi, tetapi daya simpan air sangat rendah, sehingga kurang cocok untuk tanaman pangan lahan kering. Jenis tanah ini luasannya mencapai 77.125 Ha (24,64%) hampir terdapat di seluruh kecamatan dengan jumlah terbesar berada di Kecamatan Sumpur Kudus dan yang terkecil di Kecamatan Tanjung Gadang.Jenis tanah tersebut akan mewarnai sifat-sifat lahan yang memungkinkan pemanfaatan lahan yang bervariasi sesuai dengan sifat, kekhasannya untuk kegunaan tertentu.D.Kondisi IklimKabupaten Sijunjung adalah termasuk pada daerah tropis dengan suhu rata-rata 21 - 33 C dengan curah hujan rata-rata 2.451 mm/tahun. Keadaan iklim ini menurut Oldeman adalah termasuk type B2, dengan bulan kering 34 bulan. Kondisi ini menyebabkan sulitnya masyarakat tani melakukan pertanaman padi sawah 2 kali setahun (IP 200%) pada lahan sawah tadah hujan.

E. HidrologiKondisi hidrologi di Kabupaten Sijunjung sangat bervariasi antara satu tempat dengan tempat yang lain. Beberapa faktor penyebabnya antara lain adalah perbedaan iklim, topografi dan struktur geologi. Keadaan hidrologi tersebut dapat dibedakan menjadi :1. Air Permukaana. Air yang mengalir, yaitu yang mengalir di Batang Ombilin, Batang Sukam, Batang Sumpur, Batang Kuantan, Batang Palangki, dan lainnya. b. Air yang menggenang di telaga/bendungan hampir terdapat di seluruh wilayah kecamatanan. 2. Air Tanah, yaitu jebakan air yang menurut letaknya dapat dibedakan menjadi:a. Confined Aquifer, merupakan air tanah tertekan yang berada di antara dua lapisan kedap air, pada umumnya merupakan air tanah dalam bersifat lebih stabil. b. Uncofined Aquifer, merupakan air tanah tidak tertekan yang berada pada zone jenuh air, merupakan air tanah dangkal dan sangat tergantung pada musim, sehingga air tanah jenis ini relatif stabil.Air tanah tersebut, apabila keluar akan membentuk mata air. Untuk Kabupaten Sijunjung terdapat beberapa mata air yang tersebar di setiap kecamatan.E.1.3Kondisi Sumber Daya AlamA.PerkebunanPerkebunan merupakan salah satu tiang utama struktur perekonomian Kabupaten Sijunjung. Beberapa komoditi perkebunan yang yang ditanam di antaranya adalah karet, kelapa, coklat, dan kopi, baik oleh perkebunan rakyat maupun perkebunan besar. Perkebunan karet merupakan perkebunan yang yang hampir merata ada diseluruh wilayah Kabupaten Sijunjung. Berdasarkan analisa GIS yang dilakukan, luas lahan perkebunan yang dikelola secara intensif di Kabupaten Sijunjung adalah 5.123 ha (1.6% dari luas Kabupaten) dan 120.358 ha atau 38.44% dari total luas wilayah Kabupaten merupakan kebun campuran. Komoditas perkebunan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat adalah karet, kelapa sawit dan kakao (coklat). Sesuai data dari Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan, produksi kakao Sijunjung mencapai 581,53 ton setiap tahun, karet sebesar 62.164 ton serta kelapa sawit sebesar 51.702 ton setiap tahun atau 7% dari produksi kelapa sawit Sumatera Barat. Produksi kelapa sawit dan karet tertinggi berada di Kecamatan Kamang Baru yaitu sebesar 51.372 ton untuk kelapa sawit atau 99,36% produksi di Kabupaten Sijunjung dan 19.035,2 ton untuk karet atau 30,6% dari produksi kabupaten.B. PertambanganKabupaten Sijunjung merupakan wilayah yang kaya akan hasil Kabupaten pertambangan, terutama: batubara dan berbagai pertambangan mineral lainnya seperti batubara, emas, Sirtu, dan Tanah Urug. Kegiatan ini dilakukan oleh individu dengan status kepemilikan tanah pertambangan berupa milik sendiri, sewa dan termasuk wilayah sungai. Penambangan dengan status individu ini (berijin/tidak berijin) dilakukan di beberapa tempat dengan sistem tambang terbuka sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan pada satu daerah terlihat luas. Berdasarkan peta tambang berizin dan potensi penyebaran bahan tambang di Kabupaten Sijunjung beberapa potensi bahan tambang yang dapat dikembangkan. Namun, potensi besar tersebut masih belum di ekploitasi secara optimal, indikasinya dapat dilihat dari jumlah produksi yang dihasilkan dari batu-bara dan sirtukil. Untuk batubara, pada tahun 2009 ini menurun dari tahun sebelumnya yaitu 223.254 Ton di Tahun 2008 menjadi 217.910 Ton di Tahun 2009. Selanjutnya, produksi Sirtukil di Kabupaten Sijunjung produksinya meningkat pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 yang produksinya hanya sebesar 9.679 M3 menjadi sebesar 21.856,96 M3 di Tahun 2009.C. PariwisataKabupaten Sijunjung merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Barat yang memiliki potensi wisata yang sangat potensial. Potensi wisata tersebut meliputi potensi wisata alam, budaya dan wisata buatan yang tersebar di beberapa kecamatan. Sebagai daerah tujuan wisata dalam wilayah provinsi, Sijunjung termasuk dalam DPP V destinasi wisata Sumatera Barat yang meliputi wisata alam, wisata budaya/sejarah, dan wisata buatan yang sudah dapat dijangkau dari segala penjuru dan didukung prasarana jalan yang memadai.TABEL 1.2POTENSI WISATA DI KABUPATEN SIJUNJUNGKECAMATANNAMA OBJEKJENISLOKASI

Kamang BaruWahana WisataAlamKamang Baru

Murai Tujuah BasanggikAlamAie Amo

Danau Batang KaringAlamBatang Karing

Tanjung GadangPanorama Bukik SabalahAlamPandam

Ngalau PandamAlamPandam

SijunjungNgalau LoguangAlamAie Angek

Pemandian Aie AngekAlamAie Angek

Ngalau PalukahanAlamSilokek

Arung JeramMinat KhususBatang Kuantan

Ngalau CigakAlamSilokek

BersafarBudayaCalau Ma Sijunjung

Perkampungan AdatBudayaPdg Ranah Sijunjung

Ngalau Solok AmbahAlamSolok Ambah

Ngalau TalagoAlamSilokek

Lubuk TarokBatu AjuangAlamBatu Ajuang

Kerajaan Jambu LipoBudayaJambu Lipo

Rumah Gadang 13 RuangBudayaLubuk Tarok

Aia Tajun Buluah KasokAlamTaratak

IV NagariTabek SilacanAlamRanah Tibarau

KupitanGoa Bukik PanjangAlamKampung Baru

Lobang JapangAlamPadang Sibusuak

Pemandian Aia AngekAlamPadang Sibusuak

Rumah Gadang PiliangBudayaPadang Sibusuak

Koto VIITabek GadangAlamPadang Lawas

Makam Syekh BurhanudinAlamAur Gading

Sumpur KudusLubuk PandakianAlamSumpur Kudus

Air Terjun Koto SaloAlamKoto Salo

Ngalau SisawahAlamSisawah

Makam Rajo IbadatBudayaSumpur Kudus

Monumen Sejarah PDRIBudayaSumpur Kudus

Lubuk HijauAlamSumpur Kudus

Lubuk PandakianAlamSumpur Kudus

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten SijunjungE.1.4Keadaaan Bencana Alam dan Permasalahan LingkunganA.Bencana AlamBencana alam merupakan fenomena alam yang sering terjadi di suatu daerah. Kondisi tersebut dapat terjadi karena faktor alam maupun non alam. Beberapa kejadian bencana yang sering terjadi di Kabupaten Sijunjung antara lain Banjir, Angin Ribut, Longsor, Kekeringan dan Kebakaran. Kejadian bencana yang cukup sering terjadi di Kabupaten Sijunjung yaitu longsor yang meliputi beberapa kejadian pada tahun 2009. Untuk lebih jelasnya kejadian bencana alam di Kabupaten Sijunjung dapat dilihat pada tabel berikut :TABEL 1.3KEJADIAN BENCANA ALAM DI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2009NOKECAMATANBANJIRANGIN RIBUTLONGSORKEKERINGANHAMA TANAMAN KEBAKARAN

1Kamang Baru--42--

2Tanjung Gadang--6--1

3Sijunjung-14---

4Lubuk Tarok--2---

5IV Nagari---2-2

6Koto VII1-12-2

7Kupitan-----1

8Sumpur Kudus--61-3

Jumlah 200917277-16

Sumber : Kabupaten Sijunjung dalam Angka, 2010B.Permasalahan Lingkungan Permasalahan lingkungan pada suatu daerah dapat disebabkan oleh alam maupun ulah manusia. Permasalahan lingkungan di Kabupaten Sijunjung berupa lahan kritis dan pencemaran daerah aliran sungai :1. Lahan KritisLahan kritis didasarkan pada kondisi penutupan lahan, kelerengan, tingkat erosi, kondisi batuan dan produktivitas lahan dan diuraikan untuk masing-masing kawasan dengan perincian kondisi Agak Kritis (AK), Kritis (K), dan Sangat Kritis (SK) yang tersebar di Lahan budidaya pertanian, kawasan lindung diluar hutan, Kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung.

TABEL 1.4LUASAN LAHAN KRITIS DI KABUPATEN SIJUNJUNGNoKECAMATANKONDISI HUTANJUMLAH

Agak KritisKrtitisSangat Kritis

1Kamang Baru 22,297.35 2,172.29 414.50 24,884.13

2Tanjung Gadang 13,273.70 8,726.91 0 22,000.61

3Sijunjung 14,722.76 15,680.60 405.93 30,809.29

4Lubuk Tarok 4,689.21 6,913.81 0 11,603.02

5Kupitan0 3,231.92 03231.921

6IV Nagari0 3,775.64 0 3,775.64

7Koto VII 293.90 12,778.54 0 13,072.44

8Sumpur Kudus 11,361.07 20,642.83 409.12 32,413.02

66,637.99 73,922.53 1,229.55 141,790.07

Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten SijunjungC. Pencemaran LingkunganPencemaran Daerah Aliran Sungai berasal dari berbagai sumber. Pencemaran ini mempunyai dampak negatif terutama pada sekitar daerah aliran sungai tersebut, seperti menimbulkan pencemaran lingkungan, menimbulkan berbagai macam penyakit, menurunkan estetika dan kualitas sungai, dan sebagainya. Sumber pencemaran ini sebagain kegiatan industri, jasa pelayanan kesehatan dan kegiatan pemotongan hewan.E.1.5Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung dibedakan menjadi tanah sawah dan tanah kering. Secara umum penggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung di dominasi oleh Lahan Pertanian dan perkebunan dengan luas kurang lebih 47% dari luas keseluruhan Kabupaten Sijunjung. untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung adalah sebagai berikut :TABEL 1.6 :LUAS PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2009KECAMATANGUNA LAHANTOTAL

HutanKebun CampuranPerkebunanPermukimanPerumahansawahSemakPer. DaratTambangTanah Terbuka

IV NAGARI 1,250 9,236 84 190 - 1,337 98 268 28 38 12,532

KAMANG BARU 43,160 32,818 4,672 932 - 1,898 4,598 298 156 63 88,640

KOTO VII 616 9,895 28 506 - 2,056 45 404 34 26 13,601

KUPITAN 331 5,417 61 114 19 825 0 184 15 - 6,963

LUBUK TAROK 6,873 10,599 129 143 - 809 339 319 13 12 19,243

SIJUNJUNG 32,694 18,518 36 753 36 2,638 929 605 3 179 56,347

SUMPUR KUDUS 46,183 15,428 114 305 - 1,631 1,026 289 27 111 65,144

TANJUNG GADANG 29,031 18,446 - 194 - 1,110 1,532 270 - 68 50,610

JUMLAH 160,137 120,358 5,123 3,136 55 12,303 8,566 2,631 275 497 313,080

Sumber : Hasil Interpretasi pada peta Citra satelit Spot V, 2010

Komposisi penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Sijunjung meliputi penggunaan lahan kawasan lindung dan penggunaan lahan kawasan budidaya, diantaranya terdiri dari kawasan hutan dengan luas mencapai 160.137 Ha (51,15%); pemukiman / perumahan seluas 3.190 Ha (1,02%); pertanian/sawah seluas12.303 Ha (3,92%); perkebunaan seluas 5.123 Ha (1,63 %); Kebun Campuran seluas 120.358 Ha (38,44 %), pertambangan 275 Ha (0,87 %), perairan darat seluas 2.631 Ha (0,84 %), Semak Belukar seluas 8.565 Ha (2,73%) serta tanah terbuka seluas 497 Ha (0,16%).

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT

1