1
H INGGA detik ini, korupsi masih menjadi salah satu ancaman yang paling membahayakan bagi masa depan bangsa dan negara. Meski upaya untuk memeranginya amat gencar, praktik-praktik lancung yang merugikan keuangan negara terus saja berkibar. Kenapa korupsi tak juga mati ken- dati pemerintahan silih berganti? Kenapa keberadaan koruptor selaras benar dengan pepatah mati satu tum- buh seribu? Banyak jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, tetapi rasanya yang paling tepat ialah ka- rena kesalahan orientasi dalam pem- berantasan korupsi. Sudah teramat lama negara ter- jebak pada paradigma yang keliru dalam memerangi korupsi, yakni ha- nya terfokus pada penindakan, tetapi mengabaikan pencegahan. Hasilnya, meski ratusan atau bahkan ribuan koruptor telah dijebloskan ke balik jeruji besi, calon-calon koruptor antre untuk beraksi. Kejahatan, termasuk korupsi, di- lakukan tidak semata karena ada niat dari pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan. Karena itu, sudah saat- nya kita menutup celah kesempatan sejak dari awal untuk korupsi dengan optimalisasi pencegahan. Pada konteks itu pula kita menyam- but baik keberlanjutan program-prog- ram pencegahan korupsi oleh Kejak- saan Agung (Kejagung). Kita sepakat, amat sepakat, dengan pesan Jaksa Agung periode 2014-2019 HM Prasetyo yang disampaikan dalam seremoni lepas sambut di Jakarta dua hari lalu agar Korps Adhyaksa melanjutkan upaya-upaya de- terrence. Kita juga men- dukung, sangat mendukung, tekad Jaksa Agung yang baru, ST Burha- nuddin, untuk meneruskan langkah-langkah Prase- tyo dalam menangani kasus-kasus kejahatan, termasuk korupsi. Salah satunya ialah program Tim Pengawal dan Penga- man Pemerintahan dan Pembangunan (TP4). TP4 yang dibentuk pada Oktober 2015 meru- pakan program Kejagung untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Dengan tim itu, kejaksaan mengawal penggunaan anggaran negara agar tidak digerogoti penyelewengan. Ribuan proyek berang- garan lebih dari Rp1.000 triliun pun dapat mereka amankan. TP4 memang tak terlalu tenar di mata rakyat karena mereka bekerja dalam se- nyap. Namun, output yang dihasilkan sungguh menggembirakan. Mereka sukses memastikan penggunaan uang rakyat secara semestinya tanpa harus mengalami kebocoran di sana-sini ka- rena dikorupsi. Upaya pencegahan seperti yang di- lakukan Kejagung lewat TP4 memang tidak terlalu seksi bagi para pihak yang mabuk popularitas. Ia berbeda dengan model penindakan semisal operasi tangkap tangan terhadap koruptor yang punya daya pikat bagi pemberitaan media massa dan atensi masyarakat. Akan tetapi, sulit diingkari, pen- cegahan seperti yang dilakukan Kejagung membuahkan hasil le- bih berarti dalam mem- berangus korupsi. Dengan melakukan pendampingan hukum sejak tahap perenca- naan, TP4 juga memini- malkan keragu-raguan para pengguna anggar- an untuk menggenjot pembangunan karena takut berurusan de- ngan hukum nantinya. Untuk memenangi perang besar melawan korupsi, sudah saatnya kita mengubah para- digma. Mustahil ne- geri ini akan keluar sebagai kampiun jika kita terus menomor- satukan penindakan dan menomorduakan pencegahan. Sigap menindak ko- ruptor lantas menghu- kum seberat-beratnya memang penting, tetapi mencegah mereka un- tuk melakukan korupsi jauh lebih penting. Bu- kankah pepatah bijak menyebutkan lebih baik mencegah dari- pada mengobati? Apa yang sudah dan akan dilakukan Kejagung dalam membasmi korupsi patut kiranya diikuti penegak hukum lainnya seperti Polri dan KPK. Memak- simalisasi upaya pencegahan tidak bisa ditunda-tunda lagi jika negara ini tak ingin terus kedodoran meng- hadapi korupsi. Basmi Korupsi ala Kejagung Pindai QR Code untuk video Editorial 30 Oktober 2019 EDITORIAL Kabinet Bertaruh dan Pola Pikir Kuno Kritik, Nyinyir Jadi Katalisator Kesuksesan Kirimkan keluhan dan komentar Anda tentang pelayanan publik ke e-mail: [email protected] Kirimkan komentar Anda atas tema: Jangan Menghakimi Anggota Kabinet sebelum Melihat Kinerjanya (28 Oktober-2 November 2019) opini publik ke e-mail: [email protected] FORUM SUARA ANDA KAMIS, 31 OKTOBER 2019 8 M ENTERI-MENTERI dan para wakilnya telah diumumkan se- cara sah, kendati kesemuanya itu menimbulkan diskusi me- narik di kelas. Mahasiswa kontra mengatakan bahwa profesionalitas haruslah linier dengan rekam jejaknya se- perti kabinet zaken, misalnya, Menteri Nadiem Makarim harusnya memegang jabatan terkait teknologi. Bisa saja pendidikan, tetapi bersembunyi di pikiran ‘beri kesempatan dulu’ ialah hal yang tidak bijak, sedangkan mahasiswa pro mengatakan bahwa ketika seluruh profe- sionalitas ada, hal itu ialah kemustahilan dalam berne- gara. Tampaknya mereka menganut aliran rasional Hegel. Negara rasional ialah negara yang cepat untuk maju dan bersaing. Kemungkinan Kabinet Indo- nesia Maju ini tetap bertahan hingga eranya selesai. Bisa saja diganti dengan orang lain dalam perjalanan mereka, tetapi ketika berbicara menge- nai kinerja seluruhnya tidak bisa ditebak. Sebagai masya- rakat awam, saya pun harus rela membuang waktu selama 60 hari sejak dilantik untuk mengetahui langkah mereka menghadap. Apakah mereka lebih berorientasi pada kema- juan teknologi, keadaban khas Indonesia, relasi keagamaan atau kepercayaan, ataupun jalinan hubungan luar negeri? Jawabannya hanya satu, yaitu berilah kesempatan. Hak prerogatif presiden memilih menteri ialah hal yang wajar dan meletakkan ia di mana berada ialah bagian dari taktik politik yang sebetulnya itu ialah praktik ketatanega- raan positif. Hal yang patut di- awasi selain visi dan misi yang terukur, yaitu tindakan yang dilakukan apabila melakukan kesalahan. Kesalahan ialah hal penting karena apabila kita berfokus pada kinerja dan harapan baik itu tidak terwujud, kekece- waan akan muncul lebih besar. Kinerja bisa berwujud keterbu- kaan terhadap masyarakat, ke- mampuan berbicara di depan publik, membuat pernyataan vokal, atau anggaran yang ti- dak kunjung habis. Seyogianya siapa pun, termasuk para ang- gota kabinet segera mengakui kesalahan dan mengundurkan diri dari jabatan. Berita terbaru, Menteri Per- dagangan Jepang Isshu Sug- awara langsung mengundur- kan diri akibat perilaku suap. Bagi saya ini ialah bagian dari kinerja yang bertanggung jawab. Hal lain yang harus diawasi ialah ego dalam bek- erja, yang terkadang lebih tinggi daripada kemaslahatan umum. Misalnya, saat seorang menteri cenderung beraliasi pada kelompok-kelompok ter- tentu yang kelompok tersebut bukan bagian darinya, peran masyarakat dibutuhkan. Ke- pentingan kelompok yang demikian akan memengaruhi gaya kepemimpinan seseorang dan pada akhirnya apa yang dilakukan mengutamakan ke- lompok pilihannya atau yang menyokongnya. Selanjutnya, menghilang- kan cara berpikir yang kuno, seperti berdasarkan SARA, idealisme, atau fanatisme berlebihan. Kesemuanya itu apabila kinerja tetap kunjung membaik, hal yang dilakukan ialah melakukan kritik ke- pada partai yang berkoalisi karena kinerja yang baik bisa dikalahkan dengan dinamika koalisi. Kritik ini harus disika- pi pimpinan partai politik agar merekomendasikan wakilnya diberhentikan dan digantikan dengan yang lebih baik lagi. Jadi, bayangkanlah hal-hal baik akan terjadi pada kabinet saat ini karena cinta itu akan sakit jika terlalu bernafsu. Tomy Michael Tenaga edukatif FH Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Silakan asal Transparan SILAKAN saja asal transparan sehingga rakyat tetap bisa mengawal agar koruptor mendapat hukuman setimpal. Bila sudah terwujud saatnya KPK dibubarkan. Muhammad Makhfudz Pertimbangkan Efektivitas PADA akhirnya program pemberantasan korupsi harus juga mempertimbangkan efektivitas dan esiensi. Jangan sampai biaya operasional puluhan kali lipat besarnya jika dibandingkan dengan dana negara yang bisa diselamat- kan. Setop biaya tinggi. @dewi_darmawati Koruptor Wajib Mati KORUPSI jangan dicegah, tetapi wajib dihancurkan. Iba- rat menyemprot obat nyamuk jangan cuma membuat nyamuknya pingsan, tapi wajib mati. Jadi, korupsi tetap berbahaya karena dapat menghancurkan negara. @bin_laen Cegah Pemain Baru MENCEGAH pemain baru untuk korupsi. Akan tetapi, bagi pemain lama cuma menggeser sebagian jatah ke pihak lain yang euforia mendapatkan wewenang baru. Belanja proyek tidak harus ke KPA, tapi bisa ke pengawas, ya podo wae. @yudisiyudis Lakukan Sekarang Saja SEBAIKNYA pemerintahan Jokowi-Amin segera mengikuti jejak Kejaksaan Agung untuk menerapkan upaya pence- gahan kejahatan korupsi lewat TP4. Lakukan sekarang, bukan besok. @yadi090375 Sejak Dulu Ada Waskat SEJAK dulu upaya pencegahan melalui pengawasan me- lekat (waskat) sangat efektif mencegah perilaku korup, pungli, dan kejahatan lainnya yang dilakukan penyeleng- gara negara sebelum KPK ada. Kenapa negara dan masya- rakat tetap merasa perlu membentuk KPK? Tentu hal itu bukan sekadar melakukan suatu gebrakan saja, melainkan telah melakukan beberapa pengungkapan kasus-kasus besar dengan pelaku korupsi yang tergolong kakap. Setiawan Iwan Tanggapan Editorial B ARU delapan hari dilan- tik, Kabinet Indonesia Maju sudah mendapat kritikan. Lihat saja bagaimana nada minor menerpa Nadiem Makarim yang dipercaya men- jadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Menteri Kesehatan Terawan Agus Pu- tranto. Bahkan, pada 29 Oktober lalu warganet mencicit tagar NadiemMundurAja dan cicitan tersebut lebih dari 8.500 kali. Lalu, Ikatan Dokter Indo- nesia (IDI) juga gundah karena Menkes saat ini memiliki catatan pe- langgaran etik terkait dengan metode cuci otak yang dipraktikan- nya. Bahkan, sindiran juga menyasar 12 wakil men- teri. Posisi mereka dinggap tumpang-tindih dan berpo- tensi berbenturan dengan kebijakan yang dibuat para pejabat Eselon I. Selain itu, kehadiran para wakil menteri dinilai cenderung membuat anggaran APBN desit meng- ingat tidak ada anggaran un- tuk wakil menteri. Nada netral justru dimun- culkan pengamat komunikasi politik UGM, Nyarwi Ahmad, yang menganggap saat ini bukan waktu tepat untuk menilai ki- nerja men- teri Kabinet Indonesia Maju. Mereka memerlukan adaptasi dan perencanaan untuk men- capai visi dan misi. Selain itu, sesuatu yang instan cende- rung tidak baik. Orang bijak mengatakan ‘usaha tidak akan mengkhianati hasil’. Saya sepakat dengan Nyar- wi, bahkan seharusnya kritik dan nyinyiran harus menjadi motivasi dan katalisator bagi punggawa kabinet baru. Kutub negatif ini harus bisa diman- faatkan karena dua alasan. Pertama, tak perlu memba- yar jasa konsultan andal. Masyarakat dan ahli telah memberi analisis proyek- tif sehubungan kinerja kabinet. Hal ini juga diwa- dahi dalam koran, televisi, bahkan media daring. Kedua, efisiensi waktu. Apabila para menteri ha- nya mengandalkan evalu- asi periodik internal, tentu membutuhkan waktu lama. Kabinet cukup fokus bekerja karena sudah ada pihak yang mengingatkan dan memberi masukan. Bahan evaluasi kerja, masukan masyarakat ada setiap saat, tinggal bagai- mana mereka mengolahnya. Umumnya, diperlukan 100 hari untuk melihat kinerja kabinet. Pada 1 Februari 2020 masyarakat berhak memberi penilaian kinerja awal kabi- net. Rakyat berhak menentu- kan apakah kabinet baru ini lebih baik atau masih kurang ketimbang sebelumnya. Pada kondisi ini, para pejabat di kementerian juga perlu ter- buka menerima masukan dari rakyat. Pada akhirnya, rakyat dan kabinet harus gotong royong menyukseskan program kerja pemerintah. Walaupun dalam bentuk kritik dan nyinyiran, se- mua itu dapat menjadi bahan evaluasi dan pengingat untuk bekerja lebih maksimal. Mudzakir Ruslan Jakarta PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (“RAPAT”) PT SAWIT SUMBERMAS SARANA, TBK (“PERSEROAN”) Sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 tertanggal 8 Desember 2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK 32/2014”), Direksi Perseroan dengan ini memberitahukan kepada para pemegang saham Perseroan, bahwa Perseroan telah menyelenggarakan Rapat dengan ringkasan Risalah Rapat sebagai berikut: I. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Rapat Hari/Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019. Waktu : Pukul 09:53 WIB s/d Pukul 10.15 WIB. Tempat : Soehanna Hall, The Energy Building Lt.2, SCBD Lot 11A, Jl. Jendral Sudirman Kav 52-53, RT.5/RW.3, Kel. Senayan, Kec. Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan II. Kehadiran Direksi dan Dewan Komisaris Rapat dihadiri oleh Seluruh Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan III. Mata Acara Rapat 1. Persetujuan Perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2017 2. Perubahan struktur jabatan anggota Direksi Perseroan dengan merubah jabatan Direktur Independen menjadi Direktur IV. Kuorum Kehadiran Para Pemegang Saham Rapat dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 7.064.607.102 (tujuh miliar enam puluh empat juta enam ratus tujuh ribu seratus dua) saham atau merupakan 74,16% (tujuh puluh empat koma satu enam persen) dari 9.525.000.000 (sembilan miliar lima ratus dua puluh lima juta) saham yang merupakan seluruh saham yang mempunyai suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan, yang demikian dengan memperhatikan Daftar Pemegang Saham Perseroan yang ditutup tanggal 4 Oktober 2019 pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat. V. Kesempatan Tanya Jawab Dalam setiap Mata Acara Rapat, para pemegang saham atau kuasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan/atau pendapat yang berhubungan dengan mata acara Rapat. VI. Mekanisme Pengambilan Keputusan Mekanisme pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai, maka akan diambil berdasarkan pemungutan suara. VII. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham 1. Dalam agenda pertama Rapat: Rapat dengan suara setuju lebih dari 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat menyetujui keputusan sebagai berikut: Menyetujui dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dari UUPT dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku serta untuk tujuan pendaftaran Perseroan pada OSS, Perseroan akan melakukan perubahan dan menyatakan kembali Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan mengenai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan untuk disesuaikan dengan KBLI sehingga dinyatakan, secara keseluruhan, menjadi sebagai berikut: “MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA PERSEROAN” Pasal 3 1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang: a. Pertanian, kehutanan dan perikanan; b. Industri pengolahan; c. Pengadaan listrik; dan d. Perdagangan. 2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas perseroan dapat melaksanakan: a. Melaksanakan kegiatan usaha dibidang pertanian, kehutanan dan perikanan yaitu perkebunan buah kelapa sawit, mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan buah kelapa sawit. Termasuk kegiatan pembibitan dan pembenihan tanaman buah kelapa sawit. b. Melaksanakan kegiatan usaha dibidang industri pengolahan, yaitu industri minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil), mencakup usaha pengolahan kelapa sawit menjadi minyak mentah (crude palm oil/cpo) yang masih perlu diolah lebih lanjut dan biasanya produk ini dipakai oleh industri lain. c. Melaksanakan kegiatan usaha dibidang pengadaan listrik, yaitu pembangkitan tenaga listrik, mencakup usaha pembangkitan tenaga listrik dan pengoperasian fasilitas pembangkit yang menghasilkan energi listrik, yang berasal dari berbagai sumber energi, seperti tenaga air (hidroelektrik), batu bara, gas (turbin gas), bahan bakar minyak, diesel dan energi yang dapat diperbarui, tenaga surya, angin, arus laut, panas bumi (energi termal), tenaga nuklir dan lain-lain. d. Melaksanakan kegiatan usaha dibidang perdagangan, antara lain: - Perdagangan besar buah yang mengandung minyak, mencakup usaha perdagangan besar hasil pertanian tanaman buah yang mengandung minyak, seperti kelapa dan kelapa sawit termasuk perdagangan besar bibit buah yang mengandung minyak; dan - Perdagangan besar minyak dan lemak nabati, mencakup usaha perdagangan besar minyak dan lemak nabati, termasuk margarin.” 2. Dalam agenda kedua Rapat: Rapat dengan suara setuju lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat menyetujui keputusan sebagai berikut: a. Menyetujui perubahan struktur jabatan anggota Direksi Perseroan dengan merubah jabatan Direktur Independen menjadi Direktur, sehingga setelah Rapat ini susunan anggota Direksi Perseroan menjadi berbunyi sebagai berikut: -Direksi: -Direktur Utama : Tuan VALLAUTHAN SUBRAMINAM; -Direktur : Tuan Ir.RAMZI SASTRA, Msc; -Direktur : Tuan NICHOLAS JUSTIN WHITTLE; -Direktur : Tuan NASARUDIN BIN NASIR. b. Menyetujui pemberian kuasa kepada Direksi dengan hak substitusi untuk menyatakan keputusan Rapat tersebut dalam akta Notaris dan selanjutnya memberitahukan perubahan Anggaran Dasar dan struktur jabatan anggota Direksi Perseroan tersebut kepada pejabat pemerintah yang berwenang, termasuk namun tidak terbatas pada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan lembaga online OSS sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Jakarta, 31 Oktober 2019 PT Sawit Sumbermas Sarana, Tbk Direksi

EDITORIAL Tanggapan Editorial Basmi Korupsi ala Kejagung...merugikan keuangan negara terus saja berkibar. Kenapa korupsi tak juga mati ken-dati pemerintahan silih berganti? Kenapa

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EDITORIAL Tanggapan Editorial Basmi Korupsi ala Kejagung...merugikan keuangan negara terus saja berkibar. Kenapa korupsi tak juga mati ken-dati pemerintahan silih berganti? Kenapa

HINGGA detik ini, korupsi masih m e n j a d i s a l a h s a t u a n c a m a n

yang paling membahayakan bagi masa depan bangsa dan negara. Meski upaya untuk memeranginya amat gencar, praktik-praktik lancung yang merugikan keuangan negara terus saja berkibar.

Kenapa korupsi tak juga mati ken-dati pemerintahan silih berganti? Kenapa keberadaan koruptor selaras benar dengan pepatah mati satu tum-buh seribu? Banyak jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, tetapi rasanya yang paling tepat ialah ka-rena kesalahan orientasi dalam pem-berantasan korupsi.

Sudah teramat lama negara ter-jebak pada paradigma yang keliru dalam memerangi korupsi, yakni ha-nya terfokus pada penindakan, tetapi mengabaikan pencegahan. Hasilnya, meski ratusan atau bahkan ribuan koruptor telah dijebloskan ke balik jeruji besi, calon-calon koruptor antre untuk beraksi.

Kejahatan, termasuk korupsi, di-lakukan tidak semata karena ada niat dari pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan. Karena itu, sudah saat-nya kita menutup celah kesempatan sejak dari awal untuk korupsi dengan optimalisasi pencegahan.

Pada konteks itu pula kita menyam-but baik keberlanjutan program-prog-ram pencegahan korupsi oleh Kejak-saan Agung (Kejagung). Kita sepakat, amat sepakat, dengan pesan Jaksa Agung periode 2014-2019 HM Prasetyo yang disampaikan dalam seremoni lepas sambut di Jakarta dua hari lalu agar Korps Adhyaksa melanjutkan

upaya-upaya de-terrence.

Kita juga men-dukung, sangat m e n d u k u n g , t e k a d J a k s a A g u n g y a n g baru, ST Burha-nuddin, untuk m e n e r u s k a n

langkah-langkah Prase-tyo dalam menangani kasus-kasus kejahatan, termasuk korupsi. Salah satunya ialah program Tim Pengawal dan Penga-man Pemerintahan dan Pembangunan (TP4).

TP4 yang dibentuk pada Oktober 2015 meru-pakan program Kejagung untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Dengan tim itu, kejaksaan mengawal penggunaan anggaran negara agar tidak digerogoti penyelewengan. Ribuan proyek berang-garan lebih dari Rp1.000 triliun pun dapat mereka amankan.

TP4 memang tak terlalu tenar di mata rakyat karena mereka bekerja dalam se-nyap. Namun, output yang dihasilkan sungguh menggembirakan. Mereka sukses memastikan penggunaan uang rakyat secara semestinya tanpa harus mengalami kebocoran di sana-sini ka-rena dikorupsi.

Upaya pencegahan seperti yang di-lakukan Kejagung lewat TP4 memang

tidak terlalu seksi bagi para pihak yang mabuk popularitas. Ia berbeda dengan model penindakan semisal operasi tangkap tangan terhadap koruptor yang punya daya pikat bagi pemberitaan media massa dan atensi masyarakat.

Akan tetapi, sulit diingkari, pen-

cegahan seperti yang dilakukan Kejagung membuahkan hasil le-bih berarti dalam mem-berangus korupsi.

Dengan melakukan pendampingan hukum sejak tahap perenca-naan, TP4 juga memini-malkan keragu-raguan para pengguna anggar-an untuk menggenjot pembangunan karena takut berurusan de-ngan hukum nantinya.

Untuk memenangi perang besar melawan korupsi, sudah saatnya kita mengubah para-digma. Mustahil ne-geri ini akan keluar sebagai kampiun jika kita terus menomor-satukan penindakan dan menomorduakan pencegahan.

Sigap menindak ko-ruptor lantas menghu-kum seberat-beratnya memang penting, tetapi mencegah mereka un-tuk melakukan korupsi jauh lebih penting. Bu-kankah pepatah bijak menyebutkan lebih baik mencegah dari-pada mengobati?

Apa yang sudah dan akan dilakukan Kejagung dalam membasmi korupsi patut kiranya diikuti penegak hukum lainnya seperti Polri dan KPK. Memak-simalisasi upaya pencegahan tidak bisa ditunda-tunda lagi jika negara ini tak ingin terus kedodoran meng-hadapi korupsi.

Basmi Korupsi ala Kejagung

Pindai QR Code untuk

video Editorial

30 Oktober 2019

E D I T O R I A L

Kabinet Bertaruh dan Pola Pikir Kuno

Kritik, Nyinyir Jadi Katalisator Kesuksesan

Kirimkan keluhan dan komentar Anda tentang pelayanan publik ke e-mail: [email protected]

Kirimkan komentar Anda atas tema: Jangan Menghakimi Anggota Kabinet sebelum Melihat Kinerjanya(28 Oktober-2 November 2019) opini publik ke e-mail: [email protected]

F O R U M

SUARA ANDAKAMIS, 31 OKTOBER 20198

MENTERI-MENTERI dan para wakilnya telah diumumkan se-

cara sah, kendati kesemuanya itu menimbulkan diskusi me-narik di kelas. Mahasiswa kontra mengatakan bahwa profesionalitas haruslah linier dengan rekam jejaknya se-perti kabinet zaken, misalnya, Menteri Nadiem Makarim harusnya memegang jabatan terkait teknologi.

Bisa saja pendidikan, tetapi bersembunyi di pikiran ‘beri kesempatan dulu’ ialah hal yang tidak bijak, sedangkan mahasiswa pro mengatakan bahwa ketika seluruh profe-sionalitas ada, hal itu ialah kemustahilan dalam berne-gara. Tampaknya mereka menganut aliran rasional Hegel. Negara rasional ialah negara yang cepat untuk maju dan bersaing.

Kemungkinan Kabinet Indo-nesia Maju ini tetap bertahan hingga eranya selesai. Bisa saja diganti dengan orang lain

dalam perjalanan mereka, tetapi ketika berbicara menge-nai kinerja seluruhnya tidak bisa ditebak. Sebagai masya-rakat awam, saya pun harus rela membuang waktu selama 60 hari sejak dilantik untuk mengetahui langkah mereka menghadap. Apakah mereka lebih berorientasi pada kema-juan teknologi, keadaban khas Indonesia, relasi keagamaan atau kepercayaan, ataupun jalinan hubungan luar negeri? Jawabannya hanya satu, yaitu berilah kesempatan.

Hak prerogatif presiden memilih menteri ialah hal yang wajar dan meletakkan ia di mana berada ialah bagian dari taktik politik yang sebetulnya itu ialah praktik ketatanega-raan positif. Hal yang patut di-awasi selain visi dan misi yang terukur, yaitu tindakan yang dilakukan apabila melakukan kesalahan.

Kesalahan ialah hal penting karena apabila kita berfokus pada kinerja dan harapan baik

itu tidak terwujud, kekece-waan akan muncul lebih besar. Kinerja bisa berwujud keterbu-kaan terhadap masyarakat, ke-mampuan berbicara di depan publik, membuat pernyataan vokal, atau anggaran yang ti-dak kunjung habis. Seyogianya siapa pun, termasuk para ang-gota kabinet segera mengakui kesalahan dan mengundurkan diri dari jabatan.

Berita terbaru, Menteri Per-dagangan Jepang Isshu Sug-awara langsung mengundur-kan diri akibat perilaku suap. Bagi saya ini ialah bagian dari kinerja yang bertanggung jawab. Hal lain yang harus diawasi ialah ego dalam bek-erja, yang terkadang lebih tinggi daripada kemaslahatan umum. Misalnya, saat seorang menteri cenderung berafi liasi pada kelompok-kelompok ter-tentu yang kelompok tersebut bukan bagian darinya, peran masyarakat dibutuhkan. Ke-pentingan kelompok yang demikian akan memengaruhi

gaya kepemimpinan seseorang dan pada akhirnya apa yang dilakukan mengutamakan ke-lompok pilihannya atau yang menyokongnya.

Selanjutnya, menghilang-kan cara berpikir yang kuno, seperti berdasarkan SARA, idealisme, atau fanatisme berlebihan. Kesemuanya itu apabila kinerja tetap kunjung membaik, hal yang dilakukan ialah melakukan kritik ke-pada partai yang berkoalisi karena kinerja yang baik bisa dikalahkan dengan dinamika koalisi. Kritik ini harus disika-pi pimpinan partai politik agar merekomendasikan wakilnya diberhentikan dan digantikan dengan yang lebih baik lagi. Jadi, bayangkanlah hal-hal baik akan terjadi pada kabinet saat ini karena cinta itu akan sakit jika terlalu bernafsu.

Tomy MichaelTenaga edukatif FH Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Silakan asal TransparanSILAKAN saja asal transparan sehingga rakyat tetap bisa mengawal agar koruptor mendapat hukuman setimpal. Bila sudah terwujud saatnya KPK dibubarkan.

Muhammad Makhfudz

Pertimbangkan EfektivitasPADA akhirnya program pemberantasan korupsi harus juga mempertimbangkan efektivitas dan efi siensi. Jangan sampai biaya operasional puluhan kali lipat besarnya jika dibandingkan dengan dana negara yang bisa diselamat-kan. Setop biaya tinggi.

@dewi_darmawati

Koruptor Wajib MatiKORUPSI jangan dicegah, tetapi wajib dihancurkan. Iba-rat menyemprot obat nyamuk jangan cuma membuat nyamuknya pingsan, tapi wajib mati. Jadi, korupsi tetap berbahaya karena dapat menghancurkan negara.

@bin_laen

Cegah Pemain BaruMENCEGAH pemain baru untuk korupsi. Akan tetapi, bagi pemain lama cuma menggeser sebagian jatah ke pihak lain yang euforia mendapatkan wewenang baru. Belanja proyek tidak harus ke KPA, tapi bisa ke pengawas, ya podo wae.

@yudisiyudis

Lakukan Sekarang SajaSEBAIKNYA pemerintahan Jokowi-Amin segera mengikuti jejak Kejaksaan Agung untuk menerapkan upaya pence-gahan kejahatan korupsi lewat TP4. Lakukan sekarang, bukan besok.

@yadi090375

Sejak Dulu Ada WaskatSEJAK dulu upaya pencegahan melalui pengawasan me-lekat (waskat) sangat efektif mencegah perilaku korup, pungli, dan kejahatan lainnya yang dilakukan penyeleng-gara negara sebelum KPK ada. Kenapa negara dan masya-rakat tetap merasa perlu membentuk KPK? Tentu hal itu bukan sekadar melakukan suatu gebrakan saja, melainkan telah melakukan beberapa pengungkapan kasus-kasus besar dengan pelaku korupsi yang tergolong kakap.

Setiawan Iwan

Tanggapan Editorial

BARU delapan hari dilan-tik, Kabinet Indonesia Maju sudah mendapat

kritikan. Lihat saja bagaimana nada minor menerpa Nadiem Makarim yang dipercaya men-jadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Menteri Kesehatan Terawan Agus Pu-tranto.

Bahkan, pada 29 Oktober lalu warganet mencicit tagar NadiemMundurAja dan cicitan tersebut lebih dari 8.500 kali. Lalu, Ikatan Dokter Indo-nesia (IDI) juga gundah karena Menkes saat ini memiliki catatan pe-langgaran etik terkait dengan metode cuci otak yang dipraktikan-nya.

Bahkan, sindiran juga menyasar 12 wakil men-teri. Posisi mereka dinggap tumpang-tindih dan berpo-tensi berbenturan dengan kebijakan yang dibuat para pejabat Eselon I. Selain itu, kehadiran para wakil menteri

dinilai cenderung membuat anggaran APBN defi sit meng-ingat tidak ada anggaran un-tuk wakil menteri.

Nada netral justru dimun-culkan pengamat komunikasi politik UGM, Nyarwi Ahmad, yang menganggap saat ini bukan waktu tepat untuk menilai ki- nerja men-

teri Kabinet Indonesia Maju. Mereka memerlukan adaptasi dan perencanaan untuk men-capai visi dan misi. Selain itu, sesuatu yang instan cende-rung tidak baik. Orang bijak mengatakan ‘usaha tidak akan mengkhianati hasil’.

Saya sepakat dengan Nyar-wi, bahkan seharusnya kritik dan nyinyiran harus menjadi motivasi dan katalisator bagi punggawa kabinet baru. Kutub negatif ini harus bisa diman-faatkan karena dua alasan. Pertama, tak perlu memba-yar jasa konsultan andal.

Masyarakat dan ahli telah memberi analisis proyek-tif sehubungan kinerja kabinet. Hal ini juga diwa-

dahi dalam koran, televisi, bahkan media daring.

Kedua, efisiensi waktu. Apabila para menteri ha-

nya mengandalkan evalu-asi periodik internal, tentu membutuhkan waktu lama. Kabinet cukup fokus bekerja karena sudah ada pihak yang

mengingatkan dan memberi masukan. Bahan evaluasi kerja, masukan masyarakat ada setiap saat, tinggal bagai-mana mereka mengolahnya.

Umumnya, diperlukan 100 hari untuk melihat kinerja kabinet. Pada 1 Februari 2020 masyarakat berhak memberi penilaian kinerja awal kabi-net. Rakyat berhak menentu-kan apakah kabinet baru ini lebih baik atau masih kurang ketimbang sebelumnya. Pada kondisi ini, para pejabat di kementerian juga perlu ter-buka menerima masukan dari rakyat.

Pada akhirnya, rakyat dan kabinet harus gotong royong menyukseskan program kerja pemerintah. Walaupun dalam bentuk kritik dan nyinyiran, se-mua itu dapat menjadi bahan evaluasi dan pengingat untuk bekerja lebih maksimal.

Mudzakir RuslanJakarta

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAHRAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (“RAPAT”)

PT SAWIT SUMBERMAS SARANA, TBK (“PERSEROAN”)Sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 tertanggal 8 Desember 2014 tentang Rencanadan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK 32/2014”), Direksi Perseroan denganini memberitahukan kepada para pemegang saham Perseroan, bahwa Perseroan telah menyelenggarakan Rapat denganringkasan Risalah Rapat sebagai berikut:

I. Waktu dan Tempat Pelaksanaan RapatHari/Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019.Waktu : Pukul 09:53 WIB s/d Pukul 10.15 WIB.Tempat : Soehanna Hall, The Energy Building Lt.2,

SCBD Lot 11A, Jl. Jendral Sudirman Kav 52-53, RT.5/RW.3,Kel. Senayan, Kec. Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan

II. Kehadiran Direksi dan Dewan KomisarisRapat dihadiri oleh Seluruh Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan

III. Mata Acara Rapat1. Persetujuan Perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan

Usaha Indonesia (KBLI) 20172. Perubahan struktur jabatan anggota Direksi Perseroan dengan merubah jabatan Direktur Independen menjadi

DirekturIV. Kuorum Kehadiran Para Pemegang Saham

Rapat dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 7.064.607.102 (tujuh miliar enam puluh empat juta enam ratustujuh ribu seratus dua) saham atau merupakan 74,16% (tujuh puluh empat koma satu enam persen) dari 9.525.000.000(sembilan miliar lima ratus dua puluh lima juta) saham yang merupakan seluruh saham yang mempunyai suara yangsah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan, yang demikian dengan memperhatikan Daftar Pemegang Saham Perseroanyang ditutup tanggal 4 Oktober 2019 pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat.

V. Kesempatan Tanya JawabDalam setiap Mata Acara Rapat, para pemegang saham atau kuasanya diberikan kesempatan untuk mengajukanpertanyaan dan/atau pendapat yang berhubungan dengan mata acara Rapat.

VI. Mekanisme Pengambilan KeputusanMekanisme pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai, makaakan diambil berdasarkan pemungutan suara.

VII.Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham1. Dalam agenda pertama Rapat:

Rapat dengan suara setuju lebih dari 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sahdalam Rapat menyetujui keputusan sebagai berikut:Menyetujui dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dari UUPT dan peraturan perundang-undangan lain yangberlaku serta untuk tujuan pendaftaran Perseroan pada OSS, Perseroan akan melakukan perubahan danmenyatakan kembali Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan mengenai maksud dan tujuan serta kegiatan usahaPerseroan untuk disesuaikan dengan KBLI sehingga dinyatakan, secara keseluruhan, menjadi sebagai berikut:

“MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA PERSEROAN”Pasal 3

1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang:a. Pertanian, kehutanan dan perikanan;b. Industri pengolahan;c. Pengadaan listrik; dand. Perdagangan.

2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas perseroan dapat melaksanakan:a. Melaksanakan kegiatan usaha dibidang pertanian, kehutanan dan perikanan yaitu perkebunan buah kelapa

sawit, mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan,penanaman, pemeliharaan dan pemanenan buah kelapa sawit. Termasuk kegiatan pembibitan danpembenihan tanaman buah kelapa sawit.

b. Melaksanakan kegiatan usaha dibidang industri pengolahan, yaitu industri minyak mentah kelapa sawit(crude palm oil), mencakup usaha pengolahan kelapa sawit menjadi minyak mentah (crude palm oil/cpo)yang masih perlu diolah lebih lanjut dan biasanya produk ini dipakai oleh industri lain.

c. Melaksanakan kegiatan usaha dibidang pengadaan listrik, yaitu pembangkitan tenaga listrik, mencakupusaha pembangkitan tenaga listrik dan pengoperasian fasilitas pembangkit yang menghasilkan energi listrik,yang berasal dari berbagai sumber energi, seperti tenaga air (hidroelektrik), batu bara, gas (turbin gas),bahan bakar minyak, diesel dan energi yang dapat diperbarui, tenaga surya, angin, arus laut, panas bumi(energi termal), tenaga nuklir dan lain-lain.

d. Melaksanakan kegiatan usaha dibidang perdagangan, antara lain:- Perdagangan besar buah yang mengandung minyak, mencakup usaha perdagangan besar hasil pertanian

tanaman buah yang mengandung minyak, seperti kelapa dan kelapa sawit termasuk perdagangan besarbibit buah yang mengandung minyak; dan

- Perdagangan besar minyak dan lemak nabati, mencakup usaha perdagangan besar minyak dan lemaknabati, termasuk margarin.”

2. Dalam agenda kedua Rapat:Rapat dengan suara setuju lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sahdalam Rapat menyetujui keputusan sebagai berikut:a. Menyetujui perubahan struktur jabatan anggota Direksi Perseroan dengan merubah jabatan Direktur Independen

menjadi Direktur, sehingga setelah Rapat ini susunan anggota Direksi Perseroan menjadi berbunyi sebagaiberikut:-Direksi:-Direktur Utama : Tuan VALLAUTHAN SUBRAMINAM;-Direktur : Tuan Ir.RAMZI SASTRA, Msc;-Direktur : Tuan NICHOLAS JUSTIN WHITTLE;-Direktur : Tuan NASARUDIN BIN NASIR.

b. Menyetujui pemberian kuasa kepada Direksi dengan hak substitusi untuk menyatakan keputusan Rapat tersebutdalam akta Notaris dan selanjutnya memberitahukan perubahan Anggaran Dasar dan struktur jabatan anggotaDireksi Perseroan tersebut kepada pejabat pemerintah yang berwenang, termasuk namun tidak terbatas padaMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan lembaga online OSS sesuai dengan peraturan perundangan yangberlaku.

Jakarta, 31 Oktober 2019PT Sawit Sumbermas Sarana, Tbk

Direksi