Upload
rina-ms
View
14
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Farmakologi
Citation preview
FARMAKOLOGI
EFEK OBAT DAN PENAMAAN OBAT
EFEK OBAT *
1. Efek terapi2. Efek samping 3. Efek Toksik4. Efek teratogen
Efek Terapi
Satu-satunya efek yang digunakan untuk terapi (pengobatan)
Contoh :- Parasetamol mempunyai efek utama menurunkan suhu demam
- CTM mempunyai efek antialergi
Efek Samping
Efek suatu obat yang tidak termasuk kegunaan terapi
Contoh : CTM (Chlor Tri Methonj) efek
terapinya untuk alergi dan efek sampingnya menidurkan (mengantuk)
Efek Toksik
Efek obat yang lebih kuat dari efek samping dan merupakan efek yang tidak diinginkan dan dapat membahayakan tubuh
Tergantung besarnya dosis yang diberikan, maka akan diperoleh efek terapi atau efek toksik.
Contoh : nausea (mual) adl efek samping tapi depresi sum-sum tulang belakang adl efek toksisitas
Efek Teratogen
Efek dari obat yang pada dosis terapi untuk ibu, tetapi mengakibatkan cacat pada janin.
Contoh : Thalidomid, mempunyai efek
teratogen yang menimbulkan cacat pada janin
PENAMAAN OBAT
1. Nama Kimia
2. Nama Generik *3. Nama Dagang/Nama Paten/Merek
Terdaftar *
1. NAMA KIMIA
Yaitu nama obat berdasarkan struktur kimia dari bahan baku obat tersebut.
2. NAMA GENERIK
Yaitu nama resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN (international Non-propietary Names) WHO untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
Nama generik ini ditempatkan sebagai judul dari monografi sediaan-sediaan obat yang mengandung nama generik tersebut sebagai zat tunggal
3. NAMA DAGANG
Yaitu nama sediaan obat yang diberikan oleh pabrik yang memproduksinya dan terdaftar pada Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM), biasa juga disebut sebagai Merek Terdaftar.
CONTOH PENAMAAN OBAT
Nama Kimia : 4’-Hidroksiasetianilida atau C8H9NO2Nama Generik : ParasetamolNama Dagang : Panadol Paracetol Calapol dll
REAKSI AKIBAT PENGULANGAN PEMAKAIAN
OBAT *
1. Reaksi hipersensitif2. Reaksi kumulasi * 3. Toleransi4. Takhifilaksis 5. Habituasi6. Adiksi *
Reaksi Hipersensitif
Merupakan suatu respon abnormal tubuh (alergi, pusing, mual, shok dll) terhadap obat dimana sebelumnya tidak terjadi reaksi serupa sewaktu pasien meng-gunakan obat tersebut
Reaksi Kumulasi
Suatu fenomena dimana terjadi kumulasi (penumpukkan) obat dalam tubuh sebagai hasil pengulangan obat, sementara ekskresi lebih lambat dari pada absorbsinya
Toleransi
Berkurangnya respon tubuh terhadap dosis yang sama dengan dosis sebelumnya. Dosis yang diberikan harus lebih besar agar didapat respon yang sama
Takhifilaksis
Berkurangnya kecepatan respon tubuh terhadap aksi obat dengan pengulangan penggunaan obat dalam dosis yang sama. Respon mula-mula tidak terulang, meskipun dengan dosis yang lebih besar.
Habituasi
Gejala ketergantungan secara psikologi terhadap suatu obat.
Ciri-ciri habituasi adalah sbb :1. Keinginan untuk selalu menggunakan suatu
obat tertentu2. Sedikit atau tidak ada kecenderungan
menaikkan dosis3. Menimbulkan ketergantungan psikis4. Memberikan efek yang merugikan terhadap
individu
A d i k s i
Gejala ketergantungan fisik maupun psikologis terhadap suatu obat.
Ciri-ciri adiksi adalah sbb :1. Ada dorongan untuk selalu
menggunakan suatu obat tertentu2. Ada kecenderungan untuk
menaikkan dosis3. Menimbulkan ketergantungan psikis
dan diikuti ketergantungan fisik4. Merugikan terhadap individu maupun
masyarakat
PENGGUNAAN OBAT KOMBINASI
Adisi. Potensiasi. Antagonis Interaksi.
A D I S I
Efek bersifat adisi, dimana efek yang ditimbulkan merupakan jumlah dari masing-masing efek obat
Contoh : Parasetamol dengan Asetosal
POTENSIASI
Terjadi bila campuran obat atau beberapa obat yang diberikan, menimbulkan efek lebih besar daripada jumlah efek masing-masing obat
ANTAGONIS
Kerja obat yang berlawanan ( antagonis ) terjadi jika obat yang satu dikurangi atau ditiadakan oleh kerja obat yang lain yang memiliki khasiat farmakologis berlawanan.
Contoh : Barbital (hipnotik) dikombinasi dengan Strichnin (merangsang SSP)
INTERAKSI
Adalah suatu fenomena yang terjadi bila efek suatu obat dimodifikasi oleh obat lain yang tidak sama efeknya, yang diberikan sebelum atau bersamaan
Contoh : Ca++, Mg++, Al+++ (antasida) menghambat absorbsi Tetrasiklin
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI DAYA
KERJA OBAT *1. Usia 2. Massa tubuh 3. Jenis kelamin 4. Lingkungan 5. Waktu pemberian obat, 6. Penyakit 7. Faktor genetik 8. Keadaan psikologis
USIA
Usia berpengaruh terhadap daya kerja obat. Orang usia lanjut dan bayi sangat responsif
terhadap obat. Orang usia lanjut dapat mengalami
perubahan terhadap respon obat karena adanya gangguan lever, hati atau kardiovaskuler.
Bayi sangat responsif terhadap obat karena mekanisme metabolik dan ekskresi yang belum sempurna akibat dari ginjal dan lever yang belum matang
MASSA TUBUH
Massa tubuh berkaitan dengan jumlah obat yang diberikan. Dosis harus disesuaikan dengan massa tubuh, sehingga makin besar massa tubuh semakin besar dosis yang diberikan.
JENIS KELAMIN Jenis kelamin mempunyai pengaruh terhadap
efek obat karena perbedaan fisik antara pria dan wanita.
Pria biasanya mempunyai postur tubuh lebih
besar dari pada wanita, sehingga bila suatu dosis yang sama diberikan, tubuh pria akan lebih lambat melakukan metabolisme/aksi obat.
Tubuh pria lebih banyak mengandung air, sedangkan tubuh wanita lebih banyak mengandung lemak, sehingga obat tertentu dapat lebih cepat bereaksi dalam air atau dalam lemak.
LINGKUNGAN Lingkungan berpengaruh terhadap
daya kerja obat, terutama keadaan lingkungan yang dapat merubah obat (misalnya cahaya dan kelembaban).
Lingkungan fisik dapat pula mempengaruhi daya kerja obat, misalnya suhu lingkungan yang tinggi menyebabkan pembuluh darah perifer melebar, sehingga dapat meningkatkan daya kerja vasodilator.
WAKTU PEMBERIAN OBAT
Waktu pemberian obat, pada pemberian obat yang mempunyai efek menidurkan, daya kerja obat yang diberikan pada malam hari akan lebih cepat reaksinya dibandingkann jika diberikan pagi hari setelah dia bangun tidur
PENYAKIT
Penyakit merupakan salah satu pertimbangan dalam pemberian obat. Obat dapat bereaksi secara efektif pada keadaan sakit, misalnya Parasetamol akan menurunkan suhu tubuh pada orang yang lagi demam, tetapi tidak menurunkan suhu tubuh pada orang yang tidak demam.
FAKTOR GENETIK
Faktor genetik mempengaruhi respon seseorang terhadap pemberian obat. Faktor ini secara genetik menentukan sistem metabolisme tubuh dan ketahanan seseorang terhadap obat.
KEADAAN PSIKOLOGIS
Keadaan psikologis pasien berkaitan dengan keefektivittasan obat.
Orang yang mempercayai bahwa obat yang mereka gunakan dapat mengatasi gangguan kesehatannya akan lebih efektif daya kerja obat yang dia minum dibanding dengan orang yang tidak percaya.
SEKIAN
SAMPAI MINGGU DEPANASSALMU’ALAIKUM WR WB