24

Click here to load reader

Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

E

Citation preview

Page 1: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

DEFINISI E.S.O MENURUT WHOTiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan, yang terjadi pada dosis yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapiMONITORING EFEK SAMPING OBATAspek yang harus dipertimbangkan dalam pemakaian obat adalah:    1. Efektivitas    2. Keamanan    3. Mutu    4. Rasional    5. HargaAspek keamanan tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya efek samping obat (E.S.O)

Masalah ESO

persentase terus meningkat akibat jumlah obat yang beredar semakin banyak tanpa disertai informasi yang proporsional

ADANYA E.S.O AKAN MENAMBAH MASALAH DALAM HAL:Morbiditas         → Penderitaan

Perawatan/               → Pekerjaan dan    perpanjangan               penyerapanmasa perawatan              dana & fasilitas                           

obat yg sering dilaporkan pada Negara berkembang

aspirin, NSAID, anti-influenza, digoxin, anti-coagulan, diuretik, antimikroba, glukokortikoid, antineoplasma, ADO + insulin (90 %)

Page 2: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

OBAT ANTI INFLAMASI NON-STEROID

Fungsi

ANALGETIK,

ANTIPIRETIK,

ANTI INFLAMASI

OAINS : POTENSIAL

- Nyeri

- Radang

Bukti :

DUNIA : 30 Juta orang / hari

AS : 70 Juta resep / tahun, 15 Juta orang penggunaan kronik

INGGRIS : 20% pasien dokter umum

IRONIS : Efektifitas selalu diiringi efek samping

EFEK SAMPING OAINS

TGI - Diare, Mual, Erosi, Pendarahan, Ulserasi,

GINJAL - Retensi Na+ ,Kerusakan Ginjal, Udem.

S S P - Pusing,Sakit Kepala, Gangguan Penglihatan dan

Pendengaran

KULIT - Eksatema, Alergi

HATI - Aktivitas Transaminase, Aktivitas Alkaliposfatase

DARAH - Trombopenia, Leukopenia

UTERUS - Kontraksi Dihambat

PERNAFASAN - Bronkokonstriksi

Page 3: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

KEBIASAAN YANG MEMPERBERAT EFEK SAMPING PADA SALURAN CERNA

1. PENGGUNAAN BERSAMA KORTIKOSTEROID

2. PENGGUNAAN BERSAMA OAINS LAIN

3. MEROKOK

4. STRESS

5. ALKOHOL

6. KOPI

7. MAKANAN DAN MINUMAN YANG MENURUNKAN pH CAIRAN LAMBUNG

8. CABE

9. VITAMIN C

Page 4: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

2. Steroid

Penggunaan steroid

Penyakit-Penyakit Rematik

Penyakit Ginjal (SN)

Penyakit Alergi

Asma Bronkial

Infeksi (TB Paru)

Penyakit Mata

Penyakit Kulit

Penyakit GI (Kolitisulseratif kronis, crohn desease)

Penyakit hati (Autoimun)

Hematologi(ITP)

Udema Otak

Shock dengan defisiensi kortisol

Page 5: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

Penakit lain (saikoidosis, SGB)

Transplantasi

Stroke dan trauma cord spina

Dll.

EFEK SAMPING PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID

Tempat Macam efek samping

1.      Saluran cerna

2.      Otot

3.      Susunan saraf pusat

4.      Tulang

5.      Kulit

6.      Mata

7.      Darah

8.      Pembuluh darah

9.      Kelenjar adrenal bagian kortek

10.  Metabolisme protein, KH dan lemak

11.  Elektrolit

Hipersekresi asam lambung, mengubah proteksi gaster, ulkus peptikum/perforasi, pankreatitis, ileitis regional, kolitis ulseratif.

Hipotrofi, fibrosis, miopati panggul/bahu.

Perubahan kepribadian (euforia, insomnia, gelisah, mudah tersinggung, psikosis, paranoid, hiperkinesis, kecendrungan bunuh diri), nafsu makan bertambah.

Osteoporosis,fraktur, kompresi vertebra, skoliosis, fraktur tulang panjang.

Hirsutisme, hipotropi, strie atrofise, dermatosis akneiformis, purpura, telangiektasis.

Glaukoma dan katarak subkapsular posterior

Kenaikan Hb, eritrosit, leukosit dan limfosit

Kenaikan tekanan darah

Atrofi, tidak bisa melawan stres

Kehilangan protein (efek katabolik), hiperlipidemia,gula meninggi, obesitas, buffalo hump, perlemakan hati.

Retensi Na/air, kehilangan kalium (astenia, paralisis, tetani, aritmia kor)

Menurun, rentan  terhadap infeksi, reaktivasi Tb dan herpes simplek, keganasan dapat timbul.

Page 6: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

12.  Sistem immunitas

 

Mata

Pemberian KS sistemik dan topikal dapat menimbulkan efek samping berupa katarak, glaukoma, dan yang lebih jarang seperti emboli retina, makulopati serta infeksi.8

Mekanisme terjadinya katarak akibat penggunaan KS masih belum jelas dan meliputi peningkatan kadar glukosa, disebabkan karena meningkatnya glukoneogenesis; hambatan Na+/K+

ATPase; meningkatnya permeabilitas kation; hambatan glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD); hambatan sintesis RNA; hilangnya ATP; dan ikatan kovalen steroid pada protein lensa.8

Penggunaan KS sistemik dan lokal dapat berhubungan dengan meningkatnya insiden hipertensi ocular. Sebanyak 30% pasien yang mendapatkan tetes mata deksametason selama 4 minggu, ditemukan peningkatan okular.8 Kortikosteroid menstabilkan membran lisosom goniosit yang menyebabkan terjadinya akumulasi glikosaminoglikan polimerisasi dalam trabecular meshworks (TM) sehingga meningkatkan resistensi outflow. Kortikosteroid menyebabkan peningkatan ekspresi kolagen, elastin dan fibronektin dalam TM dan menginduksi ekspresi sialoglikoprotein. Kortikosteroid juga menghambat fagositosis sel endotel, yang menyebabkan penumpukan debris dalam TM. Mutasi gen myocilin menghasilkan pembentukan produk gen abnormal yang ketika diproduksi dalam konsentrasi besar akan menyebabkan tersumbatnya TM dan peningkatan tekanan intra okular. Kortikosteroid mempengaruhi morfologi TM dengan peningkatan sintesis retikulum endoplasmik, kompleks golgi, vesikel sekretori, dan peningkatan ukuran nuklear dan sel.10

Muskuloskeletal

Efek samping KS jangka panjang pada muskuloskeletal meliputi osteoporosis, osteonekrosis dan miopati.

Osteoporosis

Penggunaan KS jangka panjang dapat meningkatkan terjadinya osteoporosis dan resiko terjadinya patah tulang terutama pada vertebra dan femur proximal. Sebanyak 30-50% fraktur akibat osteoporosis terjadi pada pasien yang mendapatkan KS jangka panjang. Banyak penelitian yang menunjukkan hubungan penggunaan KS dengan pengaruhnya terhadap densitas tulang. Kelainan mulai terjadi pada 6 bulan pertama dan diperkirakan berlanjut selama KS digunakan.7 Mekanisme terjadinya osteoporosis adalah multifaktorial yaitu, berkurangnya aktivitas osteoblast sehingga mempengaruhi pembentukan tulang, meningkatnya resorbsi tulang sehingga

Page 7: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

berpengaruh terhadap aktivitas osteoklas. Kejadian patah tulang pada individu yang mengkonsumsi steroid adalah antara 10%-20% dan faktor resiko yang mempengaruhinya adalah usia di bawah 15 tahun dan lebih dari 50 tahun, early menopause atau wanita amenore, kaheksia, mobilitas terbatas, pengkonsumsi alkohol, perokok, rendah asupan kalsium, dan ada riwayat patah tulang sebelumnya.7,11 Untuk pemakaian KS >3 bulan dilakukan pemeriksaan densitas tulang, pemberian kalsium 1500 mg/hari dan vitamin D 400 unit dua kali sehari.3

Osteonekrosis

Osteonekrosis yang dikenal sebagai nekrosis avaskular juga merupakan efek samping dari KS sistemik. Faktor risiko dari osteonekrosis adalah trauma fisik, konsumsi alkohol berlebih, merokok, dan meningkatnya kadar trigliserida. Insiden osteonekrosis akibat KS meningkat berhubungan dengan riwayat transplantasi ginjal sebelumnya, pasien dengan SLE, konsumsi alkohol, ada gangguan metabolisme lipid.6 20% pasien dengan osteonekrosis memiliki gambaran X-rays yang normal, maka dari itu dilakukan pemeriksaan bone scan dan magnetic resonance imaging (MRI). Pasien juga rutin ditanyakan mengenai keterbatasan gerak sendi dan rasa nyeri yang dirasakan.3

Steroid miopati

Katabolisme protein akibat penggunaan KS dapat menyebabkan berkurangnya massa otot, sehingga menimbulkan kelemahan otot dan miopati. Miopatik biasanya terjadi pada otot proksimal lengan dan tungkai, bahu dan pelvis, dan pada pengobatan dengan dosis besar. Pada miopati yang terjadi adalah hambatan uptake glukosa pada otot skeletal sehingga terjadi pemecahan protein otot. Kortikosteroid bekerja secara langsung pada protein otot dengan stimulasi degradasi protein dan menghambat sintesis protein.8

3.Metabolisme dan sistem endokrin

Efek KS terhadap metabolisme dan sistem endokrin meliputi gangguan dalam metabolisme glukosa, yang dapat menyebabkan terjadinya diabetes, hiperlipidemia, dan insufesiensi adrenal.8

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemi. Beberapa mekanisme dalam timbulnya hiperglikemi dan steroid-induced diabetes meliputi penurunan sensitivitas insulin perifer, peningkatan produksi glukosa hepatik, dan inhibisi sekresi serta produksi insulin pankreatik.6 Hiperlipidemia adalah efek samping KS yang sering dijumpai. Pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan rendah lemak dan kalori.8

Penggunaan KS jangka panjang, yaitu lebih dari 1 tahun dapat berefek pada aksis hipotalamus pituitary adrenal. Gejala yang dirasakan adalah letargi, lemah, nausea, anoreksia, demam,

Page 8: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

orthostatic hypotension, hipoglikemi, dan penurunan berat badan. Selain itu, supresi terhadap aksis hipotalamus pituitary adrenal dapat menyebabkan Cushing syndrome (moon face, buffalo hump, obesitas sentral), insufesiensi adrenal, dan gangguan pertumbuhan.8

4. Sistem kardiovaskular

Hipertensi dan dislipidemia adalah efek samping yang juga disebabkan KS. Mekanisme glucocorticoid-induced hypertension belum diketahui secara jelas, namun berhubungan dengan vasokonstriksi (dari katekolamin dan hambatan vasodilator), retensi natrium, dan ekspansi volume intravaskular.6,8

Sistem saraf pusat

Perubahan mood dan gangguan kognitif dapat terjadi pada penggunaan KS sistemik. Hipomania dan mania adalah gejala awal yang sering terjadi, dan dapat berkelanjutan menjadi depresi. Pemberian antipsikotik, anti kejang, dan anti depresan dapat membantu mengembalikan perubahan mood.3

Sistem gastrointestinal

Efek samping terhadap gastrointestinal berupa ulkus peptikum, kandidiasis, dan pankreatitis. Belum ada mekanisme jelas mengenai ulkus peptikum akibat efek samping KS. Namun, penelitian yang dilakukan pada hewan menunjukkan bahwa KS dapat meningkatkan sekresi asam lambung, mengurangi mukus lambung, dan menyebabkan hiperplasia sel parietal dan sel gastrin. Ada beberapa faktor risiko terjadinya ulkus peptikum, seperti ada riwayat ulkus peptikum sebelumnya, merokok, konsumsi alkohol dan obat-obatan.11

Sistem imun

Efek samping KS adalah meningkatnya risiko terhadap segala jenis infeksi dan risiko reaktivasi tuberkulosis (TB) laten serta insiden terhadap varisela.11 Inhibisi sistem imun spesifik dan reaksi inflamasi merupakan target utama dari pengobatan KS.8

Kulit

Baik KS topikal maupun sistemik sama-sama dapat menimbulkan efek samping ke kulit. Kelainan pada kulit yang dijumpai berupa purpura, telengiektasis, atropi, striae, pseudoscars, dan reaksi akne formis atau acne rosacea. Kortikosteroid sistemik dapat menginduksi terjadinya akne atau folikulitis dengan beragam papulopustul pada dada, dan punggung. Akne vulgaris dapat semakin memburuk ketika terapi KS dilanjutkan, walupun KS memiliki efek anti-inflamasi. Akne formis atau acne rosacea dapat terjadi akibat penggunaan KS inhalasi atau akibat penggunaan KS topikal.6

Page 9: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

Antibiotika

Contoh Amoksisilin

Indikasi : Infeksi saluran kemih, otitis media,sinusitis, bronkitis kronis, salmonelosis,gonorrhoe, juga untuk profilaksisendokarditis dan terapi tambahan

Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah diare/faeces yang encer (9%), mual (3%), kemerahan kulit dan urtikaria (3%), muntah (1%) dan vaginitis (1%). Sistem hemopoietik dan limfotik : anemia, trombositopenia, trombositopenik purpura, eosinofilia, leukopenia dan agranulositosis.

Page 10: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

Susunan Saraf Pusat : Hiperaktif, agitasi, ansietas, insomnia, konfusi, kejang, perubahan perilaku, pening.Kulit : Acute exanthematous pustulosis, rash, erytema multiform, sindrom stevens-johnson, dermatitis, tixic ephidermal necrolisis, hypersensitif vasculitis, urticaria.GI : Mual, muntah, diare, hemorrhagic colitis, pseudomembranous colitis, hilangnya warna gigi.Hematologi : Anemia, anemia hemolitik, trombisitopenia, trombositopenia purpura, eosinophilia, leukopenia, agranulositosi.Hepatic : AST (SGOT) dan ALT (SGPT) meningkat, cholestatic joundice, hepatic cholestatis, acute cytolitic hepatitis.Renal : Cristalluria

Penggunaan antibiotika tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat dapat menggagalkan pengobatan dan menimbulkan bahaya-bahaya lain seperti:

1. Sensitasi / hipersensitif 

Banyak obat setelah digunakan secara lokal dapatmengakibatkan kepekaan yang berlebihan, kalau obat yang samakemudian diberikan secara oral atau suntikan maka adakemungkinan terjadi reaksi hipersentitiv atau allergi sepertigatal-gatal kulit kemerah-merahan, bentol-bentol atau lebihhebat lagi dapat terjadi syok, contohnya Penisilin dan Kloramfenikol. Guna mencegah bahaya ini maka sebaiknyasalep-salep menggunakan antibiotika yang tidak akan diberikansecara sistemis (oral dan suntikan).

2.Resistensi

Jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah, atauwaktu terapi kurang lama, maka hal ini dapat menyebabkanterjadinya resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obatyang bersangkutan. Untuk mencegah resistensi, dianjurkanmenggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau denganmenggunakan kombinasi obat.

3.Super infeksi

Yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimanasifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksiyang pertama. Supra infeksi terutama terjadi pada penggunaanantibiotika broad spektrum yang dapat mengganggukeseimbangan antara bakteri di dalam usus saluran pernafasandan urogenital.Spesies mikroorganisme yang lebih kuat atau resisten akan kehilangan saingan, dan berkuasa menimbulkan infeksi barumisalnya timbul jamur Minella albicans dan Candida albicans .Selain antibiotik obat yang menekan sistem tangkis tubuh yaitukortikosteroid dan imunosupressiva lainnya dapat menimbulkansupra infeksi. Khususnya,anak-anak dan orangtua sangat mudahdijangkiti supra infeksi ini.

Page 11: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

Urticaria secondary to penicillin.

4. AntiHipertensi

Diuretik

Contohdiuretika

Thiazide, misalnyaHCT

Diuretikakuat, misalnyafurosemid(lasix)

Diuretikahematkalium(potassium sparing diuretics),

Toksisitas diuretika

Hipokalemia, kecuali pada diuretika hematkalium

Hipomagnesia

Impair glucose tolerance

Peningkatan konsentrasi lemak serum

Peningkatan konsentrasi asam urat

Vasodilator, contoh

Hidralazin

Minoxidil

Nitroprussid

Page 12: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

Calcium Channel Blockers (CCB), misalnyanifedipin, amlodipin, felodipin, dll)

Efek samping

Sakitkepala

Mual

Muntah

Jantungberdebar

flushing

PenghambatAngiotensin

Contoh obat

Misalnya captopril, enalapril, lisinopril atau losartan, valsartan

EfektoksikACE inhibitors

Hipotensi, biasanyaterjadipadadosisawalpemberianpadapenderitahipovelimikarenadiuretika, pembatasangaramdandiare

Hiperkalemia, padagangguanginjalataudiabetes

Batukkering, Angioedema (tidak pada ARB)

Tidakbolehdiberikanpadawanitahamiltrimester 2 dan3

Page 13: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

Gambar Retina mata normal

Gambar 4. Multipel cotton wool spot (panah putih) dan perdarahan retina (panah hitam) dan papiledema.

Page 14: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

5. Obat anti hiperglikemik oral

Indikasi Pemberian OHO

Kontrol kadar gula darah dan atau HbA1c tidak dapamencapai target dengan terapi non farmakologis Diabetes sesudah usia 40 tahun Diabetes diderita kurang dari 5 tahun Jika memakai insulin dosisnya <40 unit/hari Diberikan pada penderita diabetes dengan beratbadan normal atau lebih

Biguanid (Metformin)

Dosis 500-2000mg/hari (2-3X dosis), Diminum kapan saja tidak berhubungan makan

Efek samping

Menurunkan glukosa, tdak menyebabkan hipoglikemik Dengan kombinasi dg sulfonilurea, hipoglikemik terjadikrn pengaruh sulfonilurea Monoterapi -> me↓ glukosa darah puasa (60-70 mg/dl) dan A1C (1-2%) Pemakaian tunggal -> me↓glukosa darah 20% Tidak mnyebabkan kenaikan berat badan Gangguan pencernaan, antara lain mual, muntah, diare ringan. Anoreksia. Asidosis laktat,

terutama terjadi pada penderita gangguan ginjal dan/atau hati, atau pada peminum alkohol. Gangguan penyerapan vitamin B12.

Sulfonilurea (Glibenklamid)

Diminum 30’ -15’sebelum makan Rash, sering pada generasi pertama (tolbutamid &khlorpropamid) Dispepsia & mual BB naik (efek anabolik karena peningkatan sirkulasiinsulin) Hipoglikemia (terutama pada lansia o.k. khorpropamid& glibenklamid (10% angka kematian) Ikterik kolestatik (gangguan fungsi hati) & penekanansumsum tulang (jarang) Hati-hati pada pasien IHD (menutup ATP-K+ channel jantung prekondisi iskhemik).

Page 15: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat
Page 16: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi . (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992).Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi. yang dimaksud dengan golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek (obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter diapotek, diserahkan oleh apoteker), obat keras, psikotropika dan narkotika. Untuk obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter maka pada kemasan dan etiketnya tertera tanda khusus.

Penggolongan Obat berdasarkan jenisnya dibagi menjadi :

1. Obat Bebas

Obat bebas sering juga disebut OTC (Over The Counter) adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. 

Page 17: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

Contoh : Parasetamol, vitaminObat bebas ini dapat diperoleh di toko/warung, toko obat, dan apotik.

2. Obat Bebas Terbatas  (Daftar W: Warschuwing)

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. disertai tanda peringatan dalam kemasannya:P1. Awas! Obat Keras. Bacalah Aturan Memakainya.P2. Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelanP3. Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dan badan.P4. Awas! Obat Keras. Hanya Untuk Dibakar.P5. Awas! Obat Keras. Tidak Boleh Ditelan.P6. Awas! Obat Keras. Obat Wasir, jangan ditelan.

Contoh obat : CTM, Antimo, nozaObat bebas terbatas dan obat bebas disebut juga OTC (over the counter)Obat bebas terbatas ini dapat diperoleh di toko obat, dan apotik tanpa resep dokter.

3. Obat Keras (Daftar G : Gevarlijk : berbahaya)

Page 18: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. 

Contoh : Asam Mefenamat, semua obat antibiotik (ampisilin, tetrasiklin, sefalosporin, penisilin, dll), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat diabetes, obat penenang, dll)  Obat keras ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter.

4. Obat Psikotropika dan Narkotika  (Daftar O)

a. PsikotropikaObat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. 

Contoh : Diazepam, Phenobarbital, ekstasi, sabu-sabu Obat psikotropika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter.

b. Narkotika

   

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. 

Contoh : Morfin, PetidinNarkotika digolongkan menjadi 3 golongan :

Narkotika golongan I 

Contohnya : Tanaman  Papaver Somniferum L kecuali bijinya, Opium mentah, Opium masak, candu, jicing, jicingko, Tanaman koka, Daun koka, Kokain mentah, dll

Narkotika golongan II

Contohnya : Alfasetilmetadol, Alfameprodina, Alfametadol, Alfaprodina, dll

Narkotika golongan III 

Page 19: Bahan Penyuluhan Efek Samping Obat

Contohnya : Asetildihidrokodeina, Dekstropropoksifena, Dihidrokodeina, Etilmorfina, dll

Obat narkotika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter

Lebih jelasnya lihat 5 artikel Narkotika, Penggolongan Narkotika, dan Narkotika golongan I, II, III dan UU Narkotika No. 35 thn 2009 di : LABEL   NARKOTIKA

Sumber: Depkes RI (2006) Bina kefarmasian dan kemendiknas RI, Farmasetika dasar, IMO dll