Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EFEKTIFITAS STRATEGI PEMASARAN WORD OF MOUTH
(WOM)DALAM MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
PEMBELIANKONSUMEN DI BETA AUDIO MALANG
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Komunikasi Bisnis
Oleh:
M. Fadel Fahlevi
105120207111046
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
i
LEMBAR PENGESAHAN
Efektifitas Strategi Pemasaran Word of Mouth (WOM) dalam
Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen di Beta Audio Malang
SKRIPSI
Disusun Oleh:
M. Fadel Fahlevi
NIM : 105120201111046
Telah dinyatakan LULUS dalam ujian Sarjana pada tanggal 4 Agustus 2017
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Prof. Dr. Unti Ludigdo, S.E., M.Si., Ak.
NIP. 196908141994021001
Pembimbing
Nufian Susanti Febriani, S. I. Kom., M.I.Kom
NIP. 2013048602042001
ii
LEMBAR DAFTAR PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji pada tanggal 3 Agustus 2017 dengan daftar
penguji sebagai berikut:
NO NAMA JABATAN PENGUJI
1 Nufian Susanti Febriani, S. I. Kom.,
M.I.Kom
Ketua Majelis Sidang
2 Wayan Weda Asmara Dewi, S. I. Kom., M. I.
Kom
Anggota Sidang Majelis
Penguji 1
3 Dian Tamitiadini , S. I. Kom., M.Si
Anggota Sidang Majelis
Penguji 2
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : M. Fadel Fahlevi
NIM : 105120207111046
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Peminatan : Komunikasi Bisnis
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:
Efektifitas Strategi Pemasaran Word of Mouth (WOM) dalam
Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen di Beta Audio Malang
Adalah benar merupakan karya sendiri. Hal yang bukan karya saya, diberi
tanda dan citasi yang ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar dan
ditemukan pelanggaran atas skripsi, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh.
Malang, 4 Agustus 2017
M. Fadel Fahlevi
NIM. 105120207111046
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN SKRIPSI
NAMA : M. Fadel Fahlevi
NIM : 105120201111046
TANGGAL UJIAN : 4 Agustus 2017
JURUSAN : Ilmu Komunikasi
PEMINATAN : Komunikasi Bisnis
JUDUL SKRIPSI : Efektifitas Strategi Pemasaran Word of Mouth
(WOM) dalam Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen di Beta
Audio Malang
TELAH DIREVISI DAN DISETUJUI OLEH TIM PENGUJI
NO NAMA TANDA TANGAN
1 Nufian Susanti Febriani, S. I. Kom.,
M.I.Kom
2 Wayan Weda Asmara Dewi, S. I. Kom., M. I.
Kom
3 Dian Tamitiadini , S. I. Kom., M.Si
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. karena atas
izin-Nya maka penelitian ini dapat berjalan sehingga berhasil menjadi sebuah karya
ilmiah dalam bentuk skripsi. Pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana ilmu komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Brawijaya. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis
akan menyampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada pihak-pihak berikut.
1. Audi Fahlevi dan Afrida Yanti Beliau lah sosok yang selalu memberikan
dukungan secara moral dan materi kepada penulis. Terima kasih karena
sudah sangat luar biasa untuk bersabar menanti kelulusan penulis yang
terkadang lalai dalam menyusun skripsi ini.
2. Ristam Husen (alm) dan Elly Rahmi semoga beliau senang melihat saya
mampu memperoleh gelar sarjana dan menyelesaikan kewajiban
3. Nufian Susanti Febriani, S. I. Kom., M.I.Kom selaku pembimbing tunggal
dalam proses penyusunan skripsi ini bagi penulis. Sangat bangga
mendapatkan bimbingan dari beliau secara langsung. Berbagai saran dan
masukan beliau untuk skripsi ini benar-benar membangun, meskipun
penyusunan skripsi ini sangat dikejar oleh waktu tetapi beliau mampu
mengarahkan agar isi skripsi ini tetap memiliki bobot dan berguna dalam
kajian ilmu komunikasi selanjutnya
4. Wayan Weda Asmara Dewi, S.I.Kom., M.I. Kom dan Dian Tamitiadini ,
S.I.Kom., M.Si selaku dewan penguji dalam sidang skripsi penulis. Terima
kasih sudah memberikan masukan mengenai bagaimana seharusnya arah
tema dalam skripsi ini agar lebih baik.
5. Om wandik selaku owner Beta Audio yang banyak membantu dan memberi
arahan dalam penelitian ini.
6. Rekan-rekan Mercedes Benz Club (MBCI) W202.03.01 Malang Distrik
terutama kepada Om Annil,Om Eri,Om Jack,Om Prast yang banyak
memotivasi saya agar cepat menyelesaikan kuliah.
7. Teman-teman jurusan ilmu komunikasi 2010 dalam grup “SERPIHAN
2010” sebagai pejuang sarjana tujuh tahun yang selalu saling memberikan
vi
dukungan satu sama lain untuk sama-sama melepas status sebagai
mahasiswa abadi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi orang-orang.
Amin.
Malang, Agustus 2017
M. Fadel Fahlevi
vii
ABSTRAK
EFEKTIFITAS STRATEGI PEMASARAN WORD OF MOUTH (WOM)
DALAM MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI
BETA AUDIO MALANG. M. Fadel Fahlevi. 2017. Program Studi Ilmu
Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Universitas Brawijaya.
Pembimbing : Nufian Susanti Febriani, S. I. Kom., M.I.Kom
Kata kunci : Efektifitas Strategi Pemasaran, Word Of Mouth (WOM), Keputusan
Pembelian Konsumen
Dalam ilmu komunikasi, bentuk strategi pemasaran seperti Word Of Mouth
(WOM) termasuk dalam cakupan komunikasi bisnis terutama komunikasi pemasaran.
Komunikasi pemasaran (marketing communication) dalam implementasi program
strategi pemasaran merupakan tahapan proses atau langkah-langkah yang memegang
peranan penting. Dalam hal ini, sebagus apapun rencana strategi pemasaran yang
dirancang sesuai dengan kondisi dan posisi persaingan industrinya suatu produk, bila
proses komunikasi pemasaran tidak dijalankan secara efektif dan efisien pasar sasaran
(target market) tidak tahu bahwa produk yang dinginkan dan diminta konsumen
beredar di pasar maka strategi pemasaran yang dirancang tidak akan berjalan sesuai
rencana. Dalam penelitian ini peneliti mencoba menganalisis keefektifan salah satu
bentuk strategi komunikasi pemasaran yakni Word Of Mouth (WOM) di era
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini. Word Of Mouth (WOM)
merupakan strategi pemasaran konvensional yang banyak digunakan oleh berbagai
produsen karena selain mengenalkan produk kepada konsumen pemasaran mulut ke
mulut juga memberikan keyakinan bagi konsumen untuk melakukan pembelian.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan
kuantitatif. Adapun jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional dengan
metode analisis kuantitatif deskriptif-inferensial.
Berdasarkan hasil analisis korelasi (hubungan) antara variabel Word of Mouth
dengan variabel Keputusan Pembelian dengan menggunakan uji Korelasi diketahui
bahwa terdapat hubungan signifikan antara Word of Mouth dengan variabel Keputusan
Pembelian. Kemudian Berdasarkan hasil analisis hipotesis menggunakan rumus regresi
diketahui bahwa skor jawaban responden terkait keputusan pembelian murni tanpa ada
pengaruh dari variabel word of mouth (a) adalah sebesar 17,724. Kemudian dengan
nilai koefisien Word of Mouth (b1) sebesar 0,791 berarti setiap peningkatan skor
jawaban Word of Mouth atau penambahan variabel word of mouth dalam diri
konsumen sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan skor jawaban Keputusan
Pembelian sebesar 0,791. Hal ini menunjukkan bahwa variabel word of mouth
memiliki pengaruh cukup besar dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
viii
ABSTRACT
EFFECTIVENESS OF MARKETING MARKET STRATEGY (WOM) IN
AFFECTING THE CONSUMER PURCHASE DECISION IN BETA AUDIO
MALANG. M. Fadel Fahlevi. 2017. Communication Studies Program. Faculty of
Social and Political Sciences. Brawijaya University. Supervisor (I): Nufian
Susanti Febriani, S. I. Kom., M.I.Kom
Keywords: Effectiveness of Marketing Strategy, Word of Mouth (WOM), Consumer
Purchase Decision
In communication science, a form of marketing strategy such as Word of Mouth
(WOM) is included in the scope of business communication in marketing
communications. Marketing communication (marketing communication) in the
implementation of a marketing strategy program is a process step or steps that hold
important. In this case, as good as any marketing strategy tailored to the conditions and
position of its industrial competition is a product, if the marketing communication process is not executed effectively and efficiently the target market does not know
which product is cool and asked the consumer in the market then the marketing strategy
that will not fit the plan. The purpose of this research is to analyze the effectiveness of
one form of marketing communication strategy of Word of Mouth (WOM) in the era
of development of information and communication technology today. Word Of Mouth
(WOM) is a marketing strategy that is widely used by various manufacturers because
in addition to introducing products to consumers mouth-to-mouth marketing also
provides confidence for consumers to make a purchase. The approach taken in this
research is research with quantitative approach. The type of research is included in
correlational research with descriptive-inferential quantitative analysis method.
Based on the result of correlation analysis (relationship) between variable of
Word of Mouth with variable of Purchase Decision by using Correlation test known
that there is significant relation between Word of Mouth with variable of Purchasing
Decision. Then Based on the results of hypothesis analysis using regression formula
known that the score of respondents' answers related to purchasing decisions pure
without any influence of variable word of mouth (a) is 17.724. Then with the value of
Word of Mouth coefficient (b1) of 0.791 means any increase in Word of Mouth score
score or the addition of variable word of mouth in the consumer for 1 unit then it will
increase the answer score Purchase Decision by 0.791. This shows that word of mouth
variables have a big influence in influencing consumer purchase decision.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.…… ................................................ i
LEMBAR DAFTAR PENGUJI SKRIPSI………………………………. ii
PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN PERSETUJUAN PERBAIKAN SKRIPSI iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
DAFTAR ISI..... ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL…. .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN…............................................................................. xiii
PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………… 8
1.3 Tujuan Penelitian …….……….………………………………………….. 8
1.4 Manfaat Penelitian ………...……………………………………………… 8
LANDASAN TEORI ……………………………………………………….. 10
2.1 Penelitian Terdahulu………………………..………..…………………… 10
2.2 Landasan Teori ……………………………………...…………………… 17
2.2.1 Komunikasi Pemasaran ……………………………………………….. 17
2.2.2 Word of Mouth ……………………………………………………..….. 19
2.2.3 Perilaku Konsumen ……………………….…………………………… 25
x
2.2.4 Keputusan Pembelian ……………..…………………………………… 32
2.3 Kerangka Pemikiran ....………...………………………………………… 34
METODE PENELITIAN ………………………...………………………… 37
3.1 Jenis Penelitian ………………………………………………………….. 37
3.2 Definisi Operasional ………………………………………………….…. 38
3.3 Skala Pengukuran ….…………………………………………...…….…. 45
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian …………………………………………. 46
3.5 Data dan Sumber Data ................................................................................ 47
3.6 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 48
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 55
4.1 Deskripsi Metode Pemasaran Word Of Mouth di BETA Audio
Malang .......................................................................................................
55
4.2 Deskripsi Data Statistik .............................................................................. 56
4.3 Deskripsi Hasil Perhitungan Statistik ......................................................... 57
4.3.1 Analisis Korelasi ...................................................................................... 60
4.3.2 Hasil Analisis Regresi Linier ................................................................... 60
4.4 Pembahasan ................................................................................................. 63
4.4.1 Hubungan Variabel Word of Mouth dengan Keputusan Pembelian ........ 63
4.4.2 Efektifitas Strategi Pemasaran Word Of Mouth (WOM)
dalam mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Beta
Audio Malang ...........................................................................................
65
xi
PENUTUP ......................................................................................................... 70
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 70
5.2 Saran ............................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 73
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 40
Tabel 3.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel X ............................................. 49
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Variabel Y .............................................. 49
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas X .................................................................... 51
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Y .................................................................... 51
Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner Word Of Mouth .................................. 57
Tabel 4.2 Hasil Penyebaran Kuesioner Keputusan Pembelian ........................ 58
Tabel 4.3 Korelasi Pearson ............................................................................... 60
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Regresi Linier ..................................................... 61
Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Simultan .............................................................. 62
Tabel 4.6 Hasil Analisis Koefisien Determinasi .............................................. 62
Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Parsial .................................................................. 63
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Draft Kuesioner
Lampiran 2. Hasil Penyebaran Kuesioner Word Of Mouth
Lampiran 3. Hasil Penyebaran Kuesioner Keputusan Pembelian
Lampiran 4. Korelasi Pearson
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Regresi Linier
Lampiran 6. Hasil Analisis Uji Simultan
Lampiran 7. Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Lampiran 8. Hasil Analisis Uji Parsial
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era modernisasi, perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat
internet digunakan dalam proses pemasaran produk maupun jasa. Penggunaan internet
dalam hal proses pemasaran ini biasa disebut dengan e-marketing atau electronic
marketing. Perusahaan mendapatkan dampak yang sangat positif dengan pemasaran
melalui internet dimana penyampaian informasi kepada konsumen dilakukan dengan
cepat, luas dan tentunya tidak memerlukan biaya yang mahal. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh (Mooij, 2005, h.158) bahwa terjadi sedikit perbedaan budaya
dengan hadirnya internet. Perbedaan budaya yang dimaksud adalah kebiasaan para
pengguna sebelum dengan setelah adanya internet. Hal tersebut telah dibuktikan
dengan penelitian di awal tahun 2010 yang mengungkapkan bahwa rata-rata orang
menghabiskan 31 jam dalam seminggu menggunakan internet dan media sosial.
(Lenhart, dkk, 2011)
Dengan kondisi tersebut, banyak pelaku usaha mengalihkan strategi
promosinya di strategi marketing konvensional ke e-marketing, terutama melalui
media sosial. Pelaku usaha beranggapan bahwa e-marketing melalui media sosial dapat
membantu pemasaran produk mereka secara tepat guna. Selain itu, strategi e-marketing
melalui media sosial dianggap lebih ekonomis dan meringankan perusahaan
pengeluaran perusahaan dalam hal promosi. Berdasarkan data survey yang dilakukan
oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) dan PUSAKAKOM UI
2
yang dirilis April 2015 menyatakan bahwa pengguna internet di Indonesia sudah
mencapai angka 88,1 Juta dan 87% dari angka tersebut merupakan pengguna media
sosial. Penggunaan media sosial tidak hanya untuk hiburan dan berkomunikasi, namun
sebesar 34% orang menggunakan media sosial untuk mencari informasi mengenai
jasa/produk yang akan dibeli (APJII, 2015). Tidak heran saat ini juga sedang marak
pemasaran melalui media sosial. Menurut Thomas (2012), pemanfaatan media sosial
merupakan gebrakan baru di dunia pemasaran karena di era modern sudah tidak
mungkin masyarakat secara individual menawarkan produk secara door to door. Tren
menggunakan media sosial untuk kebutuhan bisnis diadopsi juga oleh pebisnis di
Indonesia, tercatat sebesar 64,2% pebisnis menggunakan media sosial (APJII, 2015).
Salah satu strategi pemasaran yang mengalami perubahan dengan adanya
internet adalah strategi Word Of Mouth (WOM) atau pemasaran dari mulut ke mulut.
Word of Mouth memiliki peran sangat bernilai tinggi bagi para penjual, karena saat ini
konsumen cenderung mencari referensi atau informasi sebelum memutuskan untuk
membeli produk tersebut. Selain itu, konsumen lebih mempercayai personal word of
mouth bila dibandingkan dengan iklan dari sejumlah produk dan layanan (Hawkins dan
Mothersbaugh, 2010:240). Seiring kehadiran internet, strategi Word Of Mouth (WOM)
berkembang secara online dengan membagikan testimony, review produk, atau
rekomendasi suatu produk melalui media sosial ataupun media online lainnya.
Pelaksanaan Word Of Mouth (WOM) secara online dianggap sebagai salah satu strategi
pemasaran yang efektif dan murah dibandingkan Word Of Mouth (WOM) secara
konvensional.
3
Upaya pemasaran sendiri baik yang melalui pemasaran baik secara konvesional
maupun secara online, diharapkan dapat meberikan pengaruh positif terhadap
keputusan beli konsumen. Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah
tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau
jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah
yang sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli,
biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan
masalah, (2) pencarian informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau
tidak, (5) perilaku pascapembelian. Pengertian lain tentang Keputusan pembelian
menurut Schiffman dan Kanuk (2000: 437) adalah suatu keputusan seseorang dimana
dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.
Penelitian sebelumnya terkait Word Of Mouth (WOM) sudah pernah dilakukan
yakni oleh Octaviantika Benazir Kumala (2012) dalam penelitian berjudul “Pengaruh
Word Of Mouth Terhadap Minat Beli Konsumen pada Tune Hotel Kuta-Bali”. Tujuan
ari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh Word Of Mouth
terhadap minat beli konsumen pada Tune Hotel Kuta-Bali. Penelitian ini menggunakan
penekatan kuantitatif dengan sample penelitian berjumlah 100 konsumen yang
berdomisili di DKI Jakarta dengan menggunakan metode non-probability sampling
serta teknik purposive. Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner dan
dianalisis menggunakan simple regression. Aapun hasil penleitian ini menunjukkan
bahwa Word Of Mouth (WOM) memiliki pengaruh yang signifikan terhaap minat beli
konsumen. Word Of Mouth (WOM) mempengaruhi minat beli sebesar 56.3 % dan
4
sisanya sebesar 43.7 % dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil analisis menunjukkan bahwa
dimensi volume dan dispersion mempunyai pengaruh signifikan terhadap minat beli.
Di sisi lain, efektifitas strategi pemasaran sebenarnya bukan dinilai dari
jangkauan pasar dan biaya yang digunakan saja, melainkan lebih kepada pengaruh
strategi pemasaran tersebut terhadap minat beli konsumen. Strategi pemasaran yang
murah dan dapat menjangkau berbagai kalangan belum tentu bisa menarik minat beli
konsumen terutama jika praktek promosinya tidak sesuai. Sementara itu, strategi
konvensional dengan jangkauan terbatas, bersifat pasif, dan kadang membutuhkan
biaya tambahan juga tidak bisa menarik minat konsumen. Untuk itu pelaku usaha harus
bisa menentukan strategi pemasaran mana yang lebih efektif dalam menarik minat
konsumen.
Pada penelitian ini, peneliti mencoba menganalisis dan mencari tahu efektifitas
strategi pemasaran terutama Word Of Mouth (WOM) yakni pada BETA Audio Malang.
BETA Audio Malang merupakan perusahaan yang menjual jasa instalasi audio mobil
Malang. Dalam praktek pemasarannya sendiri, BETA Audio menjalankan strategi
konvensional dan online secara bersamaan. Penerapan strategi konvensional dan online
secara bersamaan ini merupakan kebijakan perusahaan yang dilakukan sebagai inovasi
marketing untuk meningkatkan daya jual dan minat beli konsumen. Oleh karena itu,
BETA Audio Malang dirasa dapat menjadi objek penelitian yang sesuai untuk melihat
bagaimana bentuk pelaksanaan strategi pemasaran Word Of Mouth (WOM),
bagaimana pengaruhnya dalam mempengaruhi minat beli konsumen BETA Audio
Malang, dan menjawab apakah penerapan Word Of Mouth (WOM) di era
perkembangan teknologi seperti saat ini masih efektif.
5
Selama ini, BETA Audio Malang sudah melakukan praktek strategi pemasaran
Word Of Mouth (WOM) dan pemasaran online secara berdampingan. Pemasaran secara
online dilakukan sebagai bentuk inovasi strategi pemasaran untuk menambah variasi
strategi pemasaran. Praktek pemasaran online sendiri dalam hal ini dilakukan sebatas
penyebaran testimoni di berbagai komunitas, bukan dilakukan secara khusus dengan
meminta survei pelanggan dan dipublikasikan secara khusus di media pemasaran Beta
Audio Malang. Upaya ini dilakukan untuk memperluas jangkauan pemasaran dan
menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini. Namun,
managemen BETA Audio Malang sendiri menekankan bahwa selama ini Word Of
Mouth (WOM) masih menjadi metode pemasaran unggulan yang digunakan oleh
BETA Audio Malang.
Adapun pemasaran online yang dilakukan oleh BETA Audio Malang saat ini
tidak ditujukan untuk menggantikan strategi pemasaran konvensional seperti Word Of
Mouth (WOM). Sejauh ini metode pemasaran online di BETA Audio Malang sudah
dijalankan hampir 2 tahun. Namun pembentukan divisi khusus untuk pemasaran online
baru dilakukan satu tahun terakhir. Pelaksanaan pemasaran online dilakukan dengan
penyebaran informasi terkait produk dan jasa yang ditawarkan BETA Audio Malang
dan pengunggahan testimoni dan rekomendasi pelanggan di media sosial ataupun di
web resmi Beta Audio Malang. Bentuk praktek pemasaran online BETA Audio Malang
sendiri dalam hal ini dilakukan sebatas penyebaran testimoni di berbagai komunitas,
bukan dilakukan secara khusus dengan meminta survei pelanggan dan dipublikasikan
secara khusus di media pemasaran Beta Audio Malang sehingga praktek ini belum
dapat dikatakan sebagai pemasaran online murni. Di sisi lain, kepala bagian pemasaran
6
BETA Audio Malang juga menambahkan bahwa meskipun sudah melakukan inovasi
pemasaran online, penerapan strategi pemasaran Word Of Mouth (WOM) secara
konvensional tetap dilakukan untuk mengikat pelanggan dan konsumen dan masih
dianggap sebagai metode unggulan dalam pemasaran produk BETA Audio Malang.
Adapun dengan adanya penelitian ini, dapat dilihat bagaimana bentuk
pelaksanaan strategi pemasaran Word Of Mouth (WOM), bagaimana pengaruhnya
dalam mempengaruhi minat beli konsumen BETA Audio Malang, dan menjawab
apakah penerapan Word Of Mouth (WOM) di era perkembangan teknologi seperti saat
ini masih efektif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada
pembahasan hasil yang diperoleh. Dalam hal ini hasil penelitian digunakan selain
mendeskripsikan pengaruh Word Of Mouth (WOM) tapi mendeskripsikan kelayakan
penerapannya di era modern ini. Untuk itu peneliti menambahkan metode wawancara
mendalam pada managemen pemasaran dan beberapa konsumen untuk mendukung
hasil analisis statistik efektifitas strategi pemasaran Word Of Mouth (WOM) dalam
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Hasil penelitian dan pembahasan
penelitian ini nantinya memberikan gambaran faktual urgensi penggunaan metode
pemasaran produk konvensional di era modern saat ini sehingga perencaaan strategi
pemasaran dapat dilakukan secara lebih efektif, dan dapat diketahui apakah perlu
dilakukan inovasi pemasaran atau tidak, dan apakah masih perlu mengembangkan
strategi pemasaran konvensional di era perkembangan teknologi saat ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan
judul “Efektifitas Strategi Pemasaran Word Of Mouth (WOM) dalam Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Konsumen di BETA Audio Malang”. Adapun tujuan dari
7
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk pelaksanaan, pengaruh
strategi pemasaran, dan efektifitas strategi pemasaran Word Of Mouth (WOM) dalam
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen BETA Audio Malang. Dari hasil
penelitian ini dihrapkan dapat memberikan deskripsi bagaimana efektifitas strategi
pemasaran Word Of Mouth (WOM) dalam mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen di tengah perkembangan teknologi informasi dan komnunikasi saat ini yang
cenderung mendukung sistem pemasaran online dibanding konvensional seperti Word
Of Mouth (WOM).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Bagaimana efektifitas strategi pemasaran Word Of Mouth (WOM) dalam
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen BETA Audio Malang?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka ditentuka bahwa tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efektifitas strategi pemasaran Word
Of Mouth (WOM) dalam mempengaruhi keputusan beli konsumen BETA Audio
Malang.
8
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
terhadap studi analisis komunikasi bisnis untuk keperluan pemasaran secara
khusus atau studi Ilmu Komunikasi secara umum. Lebih lanjut, diharapkan
penelitian ini mampu memberikan gambaran terkait efektifitas pelaksanaan
strategi pemasaran Word Of Mouth (WOM). Selain itu, diharapkan dapat menjadi
sumber rujukan terkait penelitian sejenis di era perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi saat ini.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan dan rujukan para
produsen dan pelaku bisnis dalam hal komunikasi bisnis untuk keperluan
pemasaran terutama terkait pelaksanaan strategi pemasaran Word Of Mouth
(WOM) di era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam ilmu komunikasi, bentuk strategi pemasaran seperti Word Of Mouth
(WOM) termasuk dalam cakupan komunikasi bisnis terutama komunikasi pemasaran.
Komunikasi pemasaran (marketing communication) dalam implementasi program
strategi pemasaran merupakan tahapan proses atau langkah-langkah yang memegang
peranan penting. Dalam hal ini, sebagus apapun rencana strategi pemasaran yang
dirancang sesuai dengan kondisi dan posisi persaingan industrinya suatu produk, bila
proses komunikasi pemasaran tidak dijalankan secara efektif dan efisien pasar sasaran
(target market) tidak tahu bahwa produk yang dinginkan dan diminta konsumen
beredar di pasar maka strategi pemasaran yang dirancang tidak akan berjalan sesuai
rencana.
Menurut Kotler & Keller (2009), komunikasi pemasaran adalah sarana dimana
perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen
secara langsung maupun tidak langsung, tentang produk dan merek yang dijual.
Intinya komunikasi pemasaran mempresentasikan suara perusahaan dan mereknya
serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun
hubungan dengan konsumen. Lebih lanjut, Kotler & Keller (2009) menjelaskan
komunikasi pemasaran juga memberikan banyak manfaat kepada konsumen.
Komunikasi pemasaran menunjukkan kepada konsumen informasi terkait deskripsi
produk, apa fungsinya, bagaimana digunakan, untuk siapa produk itu ditujukan, serta
11
bagaimana memperoleh barang tersebut. Konsumen dapat mempelajari tentang apa
sebenarnya produk tersebut, siapa yang memproduksi, merek apa, apa keunggulan
nya, dan bagaimana caranya memperoleh produk itu. Dengan demikian komunikasi
pemasaran memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan untuk
mengkomunikasikan produk yang dipasarkan kepada pasar.
Penelitian sebelumnya terkait strategi pemasaran Word Of Mouth (WOM)
dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sebelumnya sudah pernah
dilaukan. Salah satu penelitian terkait pengaruh WOM terhadap keputusan pembelian
sudah pernah dilakukan sebelumnya salah satunya oleh Finnan Aditya Ajie Nugraha
dalam penelitian berjudul “Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian
dan Kepuasan Konsumen (Studi pada Konsumen Kober Mie Setan jalan Simpang
Soekarno-Hatta nomor 1-2 Malang)”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
tentang: pengaruh word of mouth terhadap keputusan pembelian, pengaruh keputusan
pembelian terhadap kepuasan konsumen, pengaruh word of mouth terhadap kepuasan
konsumen, dan pengaruh word of mouth terhadap kepuasan konsumen melalui
keputusan pembelian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan
atau explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dari penelitian ini
adalah konsumen kober mie setan yang membeli berdasarkan word of mouth dengan
total sampel sebanyak 116 orang responden. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling dengan metode pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Analisis deskriptif dan analisis jalur (path analysis) yang
digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa: variabel
word of mouth berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian,
12
variabel keputusan pembelian berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan
konsumen, variabel word of mouth berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan
konsumen, dan variabel Word Of Mouth berpengaruh signifikan terhadap variabel
kepuasan konsumen melalui variabel keputusan pembelian sebagai variabel mediator.
Dengan demikian, sebaiknya Kober Mie Setan dapat mempertahankan citra positif
dengan meningkatkan kualitas makanan dan minuman yang sudah ada, sehingga dapat
mendorong konsumen untuk melakukan word of mouth, Kober Mie Setan sebaiknya
memperluas jaringan di sosial media untuk menciptakan word of mouth agar lebih
dikenal masyarakat secara luas.
Penelitian lainnya terkait Word Of Mouth (WOM) dilakukan yakni oleh Asia
Virani Bolang & Farah Oktafani (2015) dalam penelitian berjudul “Pengaruh Word Of
Mouth Terhadap Proses Keputusan Pembelian pada Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis
Cabang Suryasumantri Bandung”. Penelitian ini dilakukan berdasarkan word of mouth
dikaitkan dengan proses keputusan pembelian pada Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis.
Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis menggunakan word of mouth sebagai media
promosi. Word of mouth merupakan salah satu bagian dari manajemen pemasaran.
Manajemen pemasaran adalah perencanaan, implementasi, dan pengendalian program
yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran
yang menguntungkan dengan target konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui seberapa besar pengaruh word of mouth terhadap proses keputusan
pembelian pada Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dengan data yang didapatkan melalui kuesioner dan menggunakan
responden sebanyak 100 orang. Kemudian data yang didapat diolah dengan metode
13
regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji koefisien
determinasi menunjukkan R square sebesar 0,703 artinya word of mouth
mempengaruhi proses keputusan pembelian sebesar 70,3% dan sisanya sebanyak
29,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dalam uji
diketahui word of mouth mempengaruhi proses keputusan pembelian dibuktikan
dengan nilai thitung> ttabel (15,323>1,660). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
word of mouth berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap proses keputusan
pembelian. Word of mouth mempengaruhi proses keputusan pembelian sebesar 0,3%.
Penelitian lainnya terkait Word Of Mouth (WOM) dilakukan yakni oleh
Octaviantika Benazir Kumala (2012) dalam penelitian berjudul “Pengaruh Word Of
Mouth Terhadap Minat Beli Konsumen pada Tune Hotel Kuta-Bali”. Tujuan ari
penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh Word Of Mouth
terhadap minat beli konsumen pada Tune Hotel Kuta-Bali. Penelitian ini
menggunakan penekatan kuantitatif dengan sample penelitian berjumlah 100
konsumen yang berdomisili di DKI Jakarta dengan menggunakan metode non-
probability sampling serta teknik purposive. Instrumen penelitian ini menggunakan
instrumen kuesioner dan dianalisis menggunakan simple regression. Aapun hasil
penleitian ini menunjukkan bahwa Word Of Mouth (WOM) memiliki pengaruh yang
signifikan terhaap minat beli konsumen. Word Of Mouth (WOM) mempengaruhi
minat beli sebesar 56.3 % dan sisanya sebesar 43.7 % dipengaruhi oleh faktor lain.
Hasil analisis menunjukkan bahwa imensi volume dan dispersion mempunyai
pengaruh signifikan terhadap minat beli.
14
Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, peneliti mencoba melakukan tindak
lanjut analisis untuk melihat sejauh mana efisiensi penerapan Word Of Mouth (WOM)
terhadap keputusan pembelian konsumen. Berbeda dengan penelitian sebelumnya
yang bertujuan untuk mengetahui seberada besar pengaruh Word Of Mouth (WOM)
sebagai strategi pemasaran terhadap minat beli konsumen, penelitian ini lebih
bertujuan untuk memberikan gambaran faktual urgensi penggunaan metode
pemasaran produk konvensional di era modern saat ini sehingga perencaaan strategi
pemasaran dapat dilakukan secara lebih efektif, dan dapat diketahui apakah perlu
dilakukan inovasi pemasaran atau tidak, dan apakah masih perlu mengembangkan
strategi pemasaran konvensional di era perkembangan teknologi saat ini..
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Komunikasi Pemasaran
Menurut Kotler & Keller (2009 h. 8), komunikasi pemasaran merupakan suatu
scape yang menantang dan informasi internal (perusahaan) sampai dengan system
pengambilan keputusan konsumen. Termasuk didalamnya pesan dan citra produk
yang dipresentasikan oleh perusahaan kepada konsumen potensil maupun
stakeholders lainnya. Definisi dasar komunikasi pemasaran adalah proses manajemen
yakni organisasi masuk untuk melakukan komunikasi kepada berbagai ragam
masyarakat. Komunikasi pemasaran mempunyai arti sangat luas yang mewakili semua
elemen dalam bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, dan promosi) yang
menjadi fasilitator dalam pertukaran informasi untuk memberi suatu arti kepada
konsumen.
15
Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi / membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran
atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Lebih lanjut William G.
Nickels dalam bukunya Marketing Communication and Promotion (1984)
mendefinisikan komunikasi pemasaran sebagai berikut: proses pertukaran informasi
yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat berjalan secara
efektif dan efisien (Purba, dkk, 2006: 126).
Kegiatan komunikasi pemasaran merupakan rangkaian kegiatan untuk
mewujudkan suatu produk, jasa, ide, dengan menggunakan pembauran strategi
pemasaran (promotion mix) yaitu : iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal
selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas
(public relation and publicity) serta pemasaran langsung (direct marketing) (Purba,
dkk, 2006: 126 – 127). Banyak ahli yang sepakat bahwa konsep inti komunikasi
pemasaran adalah pertukaran (exchange). Alasan yang mendasari bahwa konsep inti
pemasaran adalah pertukaran yaitu bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan satu
individu dengan individu yang lainnya merupakan pertukaran. Tidak ada individu
yang mendapatkan sesuatu tanpa memberikan sesuatu baik langsung ataupun tidak
langsung. Alasan terjadinya pertukaran adalah untuk memuaskan kebutuhan.
Pertukaran yang terjadi baik langsung maupun tidak langsung memerlukan
komunikasi yang membawa peran. Dengan demikian komunikasi memegang peranan
penting dalam proses pertukaran. Pada tingkat dasar komunikasi dapat
menginformasikan dan membuat konsumen potensial menyadari akan produk yang
16
ditawarkan. Komunikasi dapat berusaha membujuk konsumen agar berhasrat masuk
dalam hubungan pertukaran (exchange relationship) pada pemasaran. Peran lain dari
komunikasi adalah untuk membedakan (differenting) produk yang ditawarkan oleh
satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Upaya ini dilakukan dengan
mengkomunikasikan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan berbeda
dengan produk lainnya yang sejenisnya.
Adapun tujuan dari komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama, yaitu
untuk menyebarkan informasi (komunikasi informatif), mempengaruhi untuk
melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikasi persuasif), dan
mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi
mengingatkan kembali). Respon atau tanggapan konsumen sebagai komunikan
meliputi:
1. Efek kognitif, yaitu membentu kesadaran informasi tertentu.
2. Efek afektif, yakni memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu. Yang
diharapkan adalah reaksi pembelian.
3. Efek konatif atau perilaku yaitu membentuk pola khalayak menjadi perilaku
selanjutnya. Perilaku yang diharapkan adalah pembelian ulang. (Tjiptono, 1997:
220)
2.2.2 Word of Mouth
Komunikasi merupakan hal yang penting di kehidupan sehari-hari. Setiap hari
individu melakukan komunikasi dengan orang lain di sekitarnya. Komunikasi yang
dilakukan tersebut mempunyai tujuan untuk bertukar pikiran, informasi, pengalaman,
17
komentar dan lainnya. Apapun yang dialami oleh seorang individu bisa menjadi bahan
perbincangan kepada individu lainnya. Komunikasi yang dilakukan manusia adalah
komunikasi yang dilakukan dari mulut ke mulut. Komunikasi yang dilakukan dari
mulut ke mulut ini disebut sebagai word of mouth communication. Menurut Goyette
(2010), word of mouth menunjukkan komunikasi antar dua individu yang melakukan
arus informasi.
Strategi Word Of Mouth (WOM) adalah salah satu komunikasi bisnis untuk
keperluan pemasaran yang menyebarkan informasi melalui mulut ke mulut. Word of
Mouth memiliki peran sangat bernilai tinggi bagi para penjual, karena saat ini
konsumen cenderung mencari referensi atau informasi sebelum memutuskan untuk
membeli produk tersebut. Selain itu, konsumen lebih mempercayai personal word of
mouth bila dibandingkan dengan iklan dari sejumlah produk dan layanan (Hawkins
dan Mothersbaugh, 2010:240).
Sebagai salah satu bentuk dari bauran komunikasi pemasaran, word of mouth
communication menjadi salah satu strategi yang sangat berpengaruh didalam
keputusan konsumen dalam menggunakan produk atau jasa. Word Of Mouth
merupakan komunikasi yang dilakukan oleh konsumen yang telah melakukan
pembelian dan menceritakan pengalamanya tentang produk atau jasa tersebut kepada
orang lain sehingga secara tidak langsung konsumen tersebut telah melakukan
promosi yang dapat menarik minat konsumen lain yang medengarkan pembicaraan
tersebut.
Dalam melakukan word of mouth terdapat lima elemen dasar dari word of
mouth menurut Brown, et all. (2009 : 9) yaitu:
18
1. Identified the influences (identifikasi pemberi pengaruh). Mengidentifikasi
seberapa besar pengaruh positif atau negative yang diberikan oleh opinion leader
kepada konsumen terhadap produk yang sedang dibicarakan baik itu.
2. Creates simple ideas that are easy to communicate (menciptakan gagasan yang
mudah dan sederhana untuk berkomunikasi). Menciptakan gagasan mudah dan
sederhana untuk berkomunikasi maka proses terjadinya komunikasi word of
mouth maka akan mengurangi timbulnya kendala- kendala yang tidak diinginkan
dalam penyampaian informasi
3. Give people the tools they need to spread the word (memberikan alat yang
dibutuhkan untuk menyebarkan informasi). Dengan didorong alat pembantu dalam
penyebaran informasi seperti menggunakan brosur dan fakta yang ada, maka akan
memudahkan seorang opinion leader dalam penyampaian informasi.
4. Host a conversation (membawa percakapan). Sebagai opinion leader harus
memperhatikan metode penyampaian komunikasi dengan membawa percakapan
yang menarik untuk disampaikan yang mendorong keingintahuan penerima pesan
terhadap topik yang sedang dibicarakan.
5. Evaluate and measure (mengevaluasi dan mengukur). Setelah membicarakan
informasi yang disampaikan maka seorang opinion leader harus mengevaluasi dan
mengukur sejauh mana penerima pesan menerima informasi yang diberikan dan
seberapa besar ketertarikannya terhadap produk yang ditawarkan.
Word Of Mouth merupakan suatu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena
dengan bertanya kepada teman, tetangga, atau keluarga, informasinya lebih dapat
dipercaya, sehingga akan mengurangi penelusuran dan evaluasi merek. Word Of
19
Mouth Communication sangat berkaitan erat dengan pengalaman penggunaan suatu
merek produk. Komunikasi dari mulut ke mulut akan sangat berbahaya bagi
perusahaan yang mempunyai citra negatif, sebaliknya akan sangat menguntungkan
jika dalam komunikasi dari mulut ke mulut itu adalah mengenai citra yang baik dan
kualitas yang baik.
Godes dan Mayzlin (2004:23), mengemukakan dua elemen yang dapat
digunakan dalam mengukur word of mouth, yaitu volume dan dispersion. Volume akan
mengukur berapa banyak word of mouth yang ada, sedangkan dispersion akan
mengukur tingkat di mana percakapan mengenai produk mengambil tempat di dalam
komunitas yang luas. Dari kedua elemen tersebut dapat dilihat sejauh mana word of
mouth yang ada. Semakin besar volume yang ada dan semakin luas dispersion yang
ada, maka semakin besar adanya word of mouth dan begitu juga sebaliknya. Berikut
penjelasan lebih lanjut terkait infikator pengukuran Word Of Mouth (WOM).
a. Volume
Volume mewakili pertanyaan yang mengukur seberapa banyak word of mouth
yang ada. Hal ini merupakan sesuatu yang amat penting dan pernah dilakukan
pengukuran oleh beberapa penelitian. Pendekatan ini hampir sama dengan layanan
kliping berita yang memonitor berapa kali produk suatu perusahaan disebut. Selain
itu dapat pula dianalogikan sebagai frekuensi, yakni seberapa sering orang
membicarakan atau merekomendasikan. Semakin banyak percakapan yang terjadi.
b. Dispersion
Elemen ini mendefinisikan sebagai tingkat di mana percakapan mengenai produk
mengambil tempat di dalam komunikasi yang luas. Apakah penyebarannya pada
20
komunikasi yang sejenis saja sudah mencapai di luar komunikasi sejenis. Hal ini
dapat dianalogikan sebagai jangkauan, yakni berapa banyak orang berbeda yang
membicarakan. Word of mouth yang kurang menyebar (diskusi hanya berfokus
pada polulasi yang terbatas dan homogeny) akan lebih sedikit dampaknya jika
dibandingkan dengan word of mouth yang tersebar luas. Dalam penelitian ini,
Godes dan Mayzlin berharap WOM menyebar cepat dalam masyarakat dan
perlahan-lahan di antara mereka. Anggota komunitas yang sama sering
berinteraksi satu sama lain dan dengan demikian lebih mungkin untuk belajar dari
satu sama lain daripada dari anggota komunitas lain. Jadi, tergantung pada volume
tertentu dari WOM, lebih banyak orang akan mejadi informasi tentang produk/jasa
tertentu menunjukkan lebih tersebarnya informasi. tentunya akan semakin banyak
orang yang mengetahui tentang hal tersebut.
Godes dan Mayzlin (2004) juga mengemukakan bahwa orang dipengaruhi oleh
pendapat orang lain. Teori tersebut mengacu kepada tiga aliran dalam literatur WOM,
yaitu: (1) WOM sebagai penggerak perilaku pembelian, (2) pentingnya struktur sosial
dalam aliran WOM dan (3) WOM sebagai hasil dari perilaku konsumen di masa lalu.
Dampak WOM tergantung pada siapa yang berbicara dengan siapa. Berangkat melalui
teori yang diungkapkan oleh Godes dan Mayzlin tersebut, peneliti mencoba untuk
menggunakan teori tersebut untuk dijadikan dimensi dalam penelitian ini yaitu volume
dan dispersion. Hal ini dikarenakan peneliti menganggap teori ini tepat untuk
digunakan sebagai dimensi dalam penelitian. Selain itu, peneliti memilih dimensi dari
teori tersebut karena disesuaikan dengan karakteristik konsumen Indonesia cenderung
21
berciri sosial, senang berkumpul dan membuat kelompok dimana berbagai informasi
baru dapat dengan cepat tersebar berkat kebiasaan ini.
2.2.3 Perilaku Konsumen
Menurut Anoraga (2004:223) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah
perilaku yang ditunjukkan melalui pencarian, pembelian, penggunaan, pengevaluasian
dan penentuan produk atau jasa yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan
mereka. Menurut Umar (2007:50) mengatakan perilaku konsumen didefenisikan
sebagai suatu tindakan yang langsung mendapatkan, mengkonsumsi serta
menghabiskan produk/jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
menyusul tindakan tersebut.
Dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen, sebab
dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat,
sikap dan selera yang berbeda. Menurut Kotler (2005:144): faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi,
psikologis. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi
sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor
perilaku konsumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen.
Adapun menurut Kotler (2005:145), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen adalah sebagai berikut:
a. Faktor kebudayaan
Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar
untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga
22
penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam
pada tingkah laku konsumen.
b. Faktor Sosial
Kelas sosial merupakan Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-
nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor
tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan,
pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Dalam beberapa sistem
sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat
mengubah posisi sosial mereka.
c. Faktor Pribadi
Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang
berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten
dan bertahan lama terhadap lingkungan. Keputusan konsumen untuk membeli juga
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
d. Faktor Psikologis
Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan
hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau
antisipasinya pada waktu yang akan datang. Lebih lanjut, psikologis perilaku
konsumen didefinisikan sebagai tingkah laku atau bisa dikatakan perilaku yang
didorong oleh jiwa/mental konsumen itu sendiri untuk melakukan segala
aktivitasnya. Kotler & Armstrong (2008) mengatakan bahwa pilihan atau
23
keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama
yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap.
1) Motivasi
Para peneliti motivasi mengumpulkan informasi mendalam dari sekelompok
kecil sampel konsumen untuk mengetahui motif yang lebih dalam untuk
pilihan-pilihan produk mereka.
2) Persepsi
Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan
dan mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti
mengenai dunia. Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana
orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Orang
dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena 3 macam
proses penerimaan indera, yaitu: (1)Perhatian Selektif, (2) Distorsi selektif dan
(3) Ingatan Selektif.
3) Pengetahuan
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang
muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi
pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk
dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan
petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif.
4) Keyakinan dan Sikap
Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.
Keduanya ini, pada waktunya mempengaruhi tingkah laku membeli. Sikap
24
menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap
suatu obyek atau ide yang relatif konsisten. Sikap menempatkan orang dalam
suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu
mengenai mendekati atau menjauhinya. Menurut Kotler (2005:157), keyakinan
adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu.
Keyakinan ini mungkin didasarkan pada pengetahuan sebenarnya, pendapat
atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi dan mungkin tidak.
2.2.4 Keputusan Pembelian
Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005:226) keputusan pembelian adalah suatu
pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif yang ada. Sedangkan menurut
schiffman dan kanuk dalam Sumarwan (2012:230) keputusan pembelian adalah
pemilihan tindakan untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tentang
suatu produk yang telah diketahui dan menghitung plus minusnya dari setiap
alternative, serta tiba saatnya pada suatu keputusan yang memuaskan. Sedangkan
menurut Engel, dkk (1994:32, keputusan pembelian adalah konsumen memperoleh
alternative yang dilipih atau pengganti yang dapat diterima. Berdasarkan definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah suatu alteratif yang
telah diketahui plus minnusnya dan tiba saatnya konsumen membuat suatu keputusan
yang memuaskan.
Menurut Nugroho (2003:415), pengambilan keputusan konsumen (consumer
decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan
untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu
25
diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice), dan
disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku. Pengambilan keputusan
pembelian biasanya melibatkan beberapa alternatif. Sebelum memutuskan akan
membeli suatu produk, maka akan dilakukan pertimbangan-pertimbangan terhadap
berbagai aspek yang terdapat dalam produk, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan konsumen atau belum. Dalam proses ini, kekuatan nilai suatu merek
sangat berperan penting untuk membentuk keyakinan dalam diri konsumen
Gambar 1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Secara rinci, tahap-tahap tersebut diuraikan sebagai berikut.
a. Pengenalan masalah
Awal dari keputusan pembelian adalah kesadaran konsumen akan adanya
kebutuhan atau keinginan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Pembeli
menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang
diinginkan. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal. Contohnya
saja kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar dan dahaga meningkat sehingga
pada suatu tingkat tertentu menjadi suatu dorongan. Atau suatu kebutuhan dapat
timbul disebabkan dari adanya factor eksternal. Misalnya seseorang yang melewati
sebuah toko roti dan melihat roti yang baru dibakar dapat merangsang rasa lapar.
Mengenali
kebutuhan
Pencarian
informasi
Evaluasi
alternatif
Keputusan
membeli
Perilaku
pasca
pembelian
26
b. Pencarian informasi
Setelah konsumen menyadari adanya kebutuhan atau keinginan yang harus
dipenuhi, maka konsumen akan mencari informasi berkenaan dengan organisasi
atau produk yang akan dikonsumsinya. Ada dua perbedaan tingkat pencarian
informasi. Pertama, pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut
perhatian yang meningkat. Kedua, proses pencarian informasi secara aktif dimana
seseorang mencari bahan-bahan informasi. Contohnya seseorang mencaribahan-
bahan informasi dari internet, majalah,maupun informasi dari teman-temannya.
c. Evaluasi alternative
Setelah informasi tentang organisasi atau produk yang dibutuhkan terkumpul,
seorang konsumen akan menyeleksi seluruh informasi dan pembelajaran yang
telah diperoleh. Konsumen dapat mempertimbangkan berbagai hal, misalhnya
manfaat inti dari produk dan atribut-atribut produk yang ditawarkan pemasar.
d. Keputusan membeli
Tahap ini konsumen sudah membentuk preferensi mereka atas berbagai alternatif
merek yang didapatkan sebelumnya. Konsumen cenderung meminimalkan resiko
berdasarkan pada kualitas jasa yang diterimanya sehingga apa yang didapatkan
nantinya akan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut.
e. Perilaku pasca membeli
Setelah berkeputusan untuk membeli atau menikmati suatu produk atau jasa,
seorang konsumen akan menilai antara harapannya terhadap produk yang
diinginkan dengan apa yang diterimanya. Kepuasan dinilai “tercapai” apabila ada
pembelian atas produk tersebut. Sebaliknya, apabila konsumen merasa tidak puas,
27
maka konsumen akan melakukan tahap pengumpulan informasi kembali untuk
mendapatkan produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan atau
keinginannya.
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli merupakan kumpulan
dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur
sebanyak tujuh komponen.
2.3 Kerangka Pemikiran
Dalam ilmu komunikasi, bentuk strategi pemasaran seperti Word Of Mouth
(WOM) termasuk dalam cakupan komunikasi bisnis terutama komunikasi pemasaran.
Komunikasi pemasaran (marketing communication) dalam implementasi program
strategi pemasaran merupakan tahapan proses atau langkah-langkah yang memegang
peranan penting. Dalam hal ini, sebagus apapun rencana strategi pemasaran yang
dirancang sesuai dengan kondisi dan posisi persaingan industrinya suatu produk, bila
proses komunikasi pemasaran tidak dijalankan secara efektif dan efisien pasar sasaran
(target market) tidak tahu bahwa produk yang dinginkan dan diminta konsumen
beredar di pasar maka strategi pemasaran yang dirancang tidak akan berjalan sesuai
rencana. Dalam penelitian ini peneliti mencoba menganalisis keefektifan salah satu
bentuk strategi komunikasi pemasaran yakni Word Of Mouth (WOM) di era
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini. Word Of Mouth (WOM)
merupakan strategi pemasaran konvensional yang banyak digunakan oleh berbagai
produsen karena selain mengenalkan produk kepada konsumen pemasaran mulut ke
mulut juga memberikan keyakinan bagi konsumen untuk melakukan pembelian.
28
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2016
Hipotesis:
H1 : Strategi pemasaran Word Of Mouth (WOM) berpengaruh secara signifikan
dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen BETA Audio Malang
H0 : Strategi pemasaran Word Of Mouth (WOM) tidak berpengaruh secara
signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen BETA
Audio Malang
Strategi Komunikasi Pemasaran
WOM
Keputusan Pembelian Konsumen
Benefit
Association
Prioritas
Pembelian
Frekuensi
Pembelian
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan
pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014, h.8) metode penelitian dengan
pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dan bertujuan untuk menguji hipotesis
yang telah diterapkan. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan juga sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang di mana data
diperoleh dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk melihat secara lebih jauh
dan lebih dalam terhadap topik yang dijadikan objek penelitian (Rakhmat, 2001,
h.24). Metode yang digunakan adalah metode survei yang merupakan metode riset
dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpul data. Tujuan dari
metode survei tersebut adalah untuk memperoleh informasi dari sumber sejumlah
responden yang dianggap mewakili populasi tertentu (Kriyantono, 2010, h.61).
Metode survei diartikan sebagai penelitian kuantitatif dengan peneliti secara
sistematis mengajukan beberapa pertanyaan yang sama kepada orang yang cukup
banyak dan kemudian mencatat jawaban-jawaban tersebut.
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional dengan metode
analisis kuantitatif deskriptif-inferensial. Penelitian korelasional adalah penelitian
yang digunakan untuk mengetahui fungsional antara dua variabel atau lebih, baik
dalam hubungan secara terpisah maupun bersama-sama. Adapun statistik deskriptif
38
digunakan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh sedangkan statistik
inferensial digunakan untuk menarik kesimpulan terkait tujuan hubungan antar
variabel. Sugiono (2003, 169:170) menjelaskan bahwa statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara meneskripsikan data
yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud untuk membuat kesimpulan
secara umum. Sementara itu, statistik inferensial adalah teknik statistik yang
digunakan untuk menganalisis data sampel yangmana hasilnya diberlakukan untuk
menyimpulkan kondisi suatu populasi.
Adapun statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini digunakan
jenis statistik parametrik. Sugiono (2003:171)menjelaskan bahwa dalam statistik
inferensial terdapat dua jenis yakni parametrik dan non parametrik. Dalam
penggunaannya tergantung pada asumsi dan jenis data yang digunakan. Statistik
parametrik digunakan harus secara random dengan asumsi-asumsi tertentu,
sementara non parametrik tidak harus memenuhi asumsi-asumsi terebut. Sesuai
tujuan dari penelitian ini maka ditentukan bahwa penelitian korelasi ini
menggunakan teknik analisis data korelasi dan regresi. Teknik analisis ini
digunakan untuk menjelaskan bagaimana efektifitas strategi pemasaran Word Of
Mouth (WOM) dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen BETA
Audio Malang.
3.2 Definisi Operasional
a. Word of Mouth
Strategi Word Of Mouth (WOM) adalah salah satu komunikasi bisnis untuk
keperluan pemasaran yang menyebarkan informasi melalui mulut ke mulut.
39
Strategi Word Of Mouth (WOM) menjadi variabel bebas yang akan diuji
hubungannya terhadap variabel Y. Variabel ini mempunyai 6 indikator yang
akan diturunkan menjadi item pertanyaan, yaitu relevance, quality, advice
seeking, comprehensiveness, quantity dan credibility.
b. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan variabel dependen atau tergantung (Y) dalam
penelitian ini. Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005:226) keputusan pembelian
adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif yang ada.
Sedangkan menurut schiffman dan kanuk dalam Sumarwan (2012:230)
keputusan pembelian adalah pemilihan tindakan untuk mengambil keputusan
berdasarkan informasi yang tentang suatu produk yang telah diketahui dan
menghitung plus minusnya dari setiap alternative, serta tiba saatnya pada suatu
keputusan yang memuaskan. Adapun indikator keputusan pembelian dalam
penelitian ini adalah
40
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Deskripsi Indikator Diskriptor Item Item Kuesioner Skala
Variabel (X1)
Word of Mouth
Salah satu
komunikasi
bisnis untuk
keperluan
pemasaran yang
menyebarkan
informasi
melalui mulut
ke mulut
(Sertoglu dan
Catli, 2004)
Volume Volume mewakili
pertanyaan yang
mengukur
seberapa banyak
da seberapa sering
informasi Word
Of Mouth tersebar
di masyakakat.
Seberapa sering
konsumen mendengar
informasi tentang
BETA Audio Malang
1. Seberapa sering anda
mendenganr informasi
tentang BETA Audio
Malang dari teman dan
komunitas anda?
Likert
1= sangat jarang
2= jarang
3= kadang-kadang
4= sering
5= sangat sering
Seberapa sering
konsumen mendengar
rekomendasi tentang
BETA Audio Malang
2. Seberapa sering anda
mendengar rekomendasi
tentang BETA Audio
Malang dari teman dan
komunitas anda?
Likert
1= sangat jarang
2= jarang
3= kadang-kadang
4= sering
5= sangat sering
Seberapa sering
konsumen mendengar
mendiskusikan
pelayanan dan produk
BETA Audio Malang
3. Seberapa sering anda
mendiskusikan
pelayanan dan produk
BETA Audio Malang
bersama teman dan
komunitas anda
Likert
1= sangat jarang
2= jarang
3= kadang-kadang
4= sering
5= sangat sering
Dispersion Dispersion
mendefinisikan
sebagai tingkat di
mana percakapan
mengenai produk
mengambil
tempat di dalam
komunikasi yang
luas dalam
lingkup jangakuan
Apakah konsumen
mendapatkan
informasi dan
rekomendasi tentang
BETA Audio Malang
melalui teman dan
komunitas mereka
4. Apakah anda
mendapatkan informasi
dan rekomendasi
tentang BETA Audio
Malang melalui teman
dan komunitas mereka?
Likert
1= sangat jarang
2= jarang
3= kadang-kadang
4= sering
5= sangat sering
Apakah konsumen
mendapatkan
informasi dan
rekomendasi tentang
5. Apakah anda
mendapatkan informasi
dan rekomendasi
tentang BETA Audio
Likert
1= sangat jarang
2= jarang
3= kadang-kadang
41
dan cakupan
penyebaran
informasi
BETA Audio Malang
dari kabar di
masyarakat
Malang dari kabar di
masyarakat?
4= sering
5= sangat sering
Apakah konsumen
mendapatkan
informasi dan
rekomendasi tentang
BETA Audio Malang
dari berbagai pihak
melalui media lain
(media elektronik,
media sosial, dan
lain-lain)
6. Apakah anda
mendapatkan informasi
dan rekomendasi tentang
BETA Audio Malang
dari berbagai pihak
melalui media lain
(media elektronik, media
sosial, dan lain-lain)?
Likert
1= sangat jarang
2= jarang
3= kadang-kadang
4= sering
5= sangat sering
Variabel (Y)
Keputusan
Pembelian
Keputusan
pembelian
adalah
tahapan
dimana
konsumen
telah
menentukan
sikap dalam
pemilihan
dari beberapa
alternative
produk yang
akan dibeli
Benefit Association Pencarian manfaat
dari produk yang
dibeli (Sutisna,
2003)
1. Mencari manfaat
tertentu dari
produk (barang
atau jasa)
2. Kemudahan
mengingat nama
atau merek
produk (barang
atau jasa)
1. Informasi terkait produk
BETA Audio
memberikan referensi
bagi anda dalam mencari
produk yang sesuai
dengan kendaraan anda?
2. Informasi terkait
pelayanan BETA Audio
memberikan referensi
bagi anda dalam mencari
rekomendasi tempat
service Audio mobil?
3. Informasi terkait produk
dan pelayanan BETA
Audio memberikan
kemudahan bagi anda
dalam mengingat image
BETA Audio Malang
sebagai penyedia jasa
Likert
1= tidak setuju
2= kurang setuju
3= setuju
4= sangat setuju
5= sangat sangat
setuju
42
Audio yang
recomended?
Prioritas dalam
membeli
Keputusan untuk
memprioritaskan
barang yang
dibeli
dibandingkan
alternatif produk
lain sejenis
(Sutisna, 2003)
1. Informasi yang
menjadi prioritas
dalam membeli
2. Membandingkan
kualitas yang
didapat dengan
produk atau
merek lain
4. Informasi terkait kualitas
layanan BETA Audio
Malang membuat anda
memprioritaskan BETA
Audio sebagai penyedia
jasa Audio yang
recomended
dibandingkan penyedia
jasa lainnya?
5. Informasi terkait kualitas
produk BETA Audio
Malang membuat anda
memprioritaskan BETA
Audio sebagai penyedia
jasa Audio yang
recomended?
6. Informasi terkait produk
dan layanan BETA
Audio Malang membuat
anda menurut anda lebih
baik daripada penyedia
jasa Audio lainnya?
Likert
1= tidak setuju
2= kurang setuju
3= setuju
4= sangat setuju
5= sangat sangat
setuju
Frekuensi
pembelian
Frekuensi tingkat
keseringan
pembelian produk
sejenis dari
produsen yang
sama (Sutisna,
2003)
1. Keyakinan
konsumen
terhadap produk
2. Kepuasan
konsumen akan
produk yang
digunakan
7. Keyakinan anda
terhadap kualitas produk
dan layanan BETA
Audio Malang
menyebabkan anda
berlangganan di BETA
Audio Malang?
Likert
1= tidak setuju
2= kurang setuju
3= setuju
4= sangat setuju
5= sangat sangat
setuju
43
3. Merekomendasik
an produk kepada
konsumen lain
8. Kepuasan atas kualitas
produk dan layanan
BETA Audio Malang
menyebabkan anda
berlangganan di BETA
Audio Malang?
9. Kualitas produk dan
layanan BETA Audio
Malang menyebabkan
anda merekomendasikan
BETA Audio Malang
kepada konsumen lain?
44
3.3 Skala Pengukuran
Dalam penelitian kuantitatif, pengukuran merupakan langkah yang berbeda
dalam proses penelitian yang terjadi sebelum pengumpulan data. Pengukuran
kuantitatif memiliki terminologi khusus dan seperangkat teknik karena tujuannya
adalah untuk secara tepat menangkap rincian mengenai dunia sosial empiris dan
mengungkapkan temuan dalam bentuk angka (Neuman, 2013, h. 224). Dalam
penelitian, skala pengukuran digunakan untuk mengklarifikasi variabel yang akan
diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah
riset selanjutnya (Kriyantono, 2010, h.136). Dalam penelitian ini menggunakan
skala Likert. Skala Likert sering digunakan dalam penelitian survei dengan
menyatakan sikap atau tanggapan lain sehubungan kategori untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Neuman, 2013, h.225).
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014, h.80).
Sedangkan menurut Neuman (2013, h.270) populasi adalah ide abstrak dari
sehimpunan besar kasus yang peneliti mengambil sampel dan hasil dari sampel
tersebut akan digeneralisasikan. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah
semua konsumen BETA Audio Malang pada periode tiga bulan terakhir, yakni
sebanyak 97 konsumen.
45
b. Sampel Penelitian
Sampel menurut Neuman (2013, h.270) adalah sehimpunan kecil kasus
yang dipilih peneliti dari himpunan besar dan akan menggeneralisasi pada populasi.
Dari populasi yang telah ditentukan oleh peneliti terlihat bahwa jumlahnya sangat
besar sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan pengambilan sampel. Dalam
pengambilan sampel, biasanya terjadi dua kesalahan yaitu melakukan pengambilan
sampel secara tidak layak dan memilih jenis sampel yang tidak sesuai dengan tujuan
studi. Untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan tersebut kita harus melakukan
sedemikian rupa agar memperoleh sampel yang mampu mewakili dan dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Ridwan, 2003, h.11). Dalam
penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random
Sampling. Teknik Simple Random Sampling adalah metode pengambilan sampel
secara acak sederhana. Tehnik ini dibedakan menjadi dua cara yaitu dengan
mengundi (lottery technique) atau dengan menggunakan tabel bilangan atau angka
acak (random number) (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Roscoe (dalam Sugiyono, 2011:90) bahwa ukuran sampel yang
layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Sesuai dengan teori
tersebut, untuk membatasi jumlah sampel maka ditentukan bahwa jumlah sampel
dalam penelitian ini ditentukan sebesar 30% dari keseluruhan konsumen BETA
Audio Malang pada periode tiga bulan terakhir. Dengan demikian, total sampel
yang dianalisis sebesar 30% dari 97 keseluruhan populasi, sehingga diperoleh
jumlah sampel sebsar 30 konsumen.
46
3.5 Data dan Sumber Data
3.5.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah di BETA Audio Malang, yang beralamat
di Jl. Anggada Sawojajar 2 No.20, Lesanpuro, Kedungkandang, Kota Malang, Jawa
Timur 65139, Indonesia. Sedangkan waktu yang diperlukan dalam penelitian
adalah tiga bulan terakhir.
3.5.2 Sumber Data
Data dalam penelitian kuantitatif adalah data lebih bersifat konkret karena
dapat dikuantitaskan berupa angka-angka. Sumber data diperlukan untuk
mendukung keberhasilan dari penelitian yang sedang dilakukan. Sumber data
dibagi menjadi dua, yaitu sumber data pimer dan sumber data sekunder (Sarwono,
2006, h. 123).
a. Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Sarwono
(2006, h. 129) menambahkan bahwa data ini tidak tersedia dalam bentuk
kompilasi apapun ataupun dalam bentuk file. Data ini harus dicari sendiri
melalui narasumber atau responden. Sumber data primer dalam penelitian ini
diperoleh dari kuesioner yang disebarkan konvensional dan secara online.
b. Sumber Data Sekunder
Menurut Sarwono (2006, h. 123) data sekunder adalah data yang sudah tersedia
sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan. Sehingga data sekunder
dapat diperoleh peneliti dengan lebih mudah dan cepat. Data sekunder dalam
penelitian ini peneliti peroleh dari penelitian terdahulu, jurnal-jurnal
47
internasional maupun nasional dan buku-buku yang sejalan dengan penelitian
ini.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti
adalah menggunakan Kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2014, h.142). Menurut
Kriyantono (2010, h.97) kuesioner adalah pertanyaan yang harus diisi oleh
responden. Tujuan penyebaran kuesioner adalah untuk mencari informasi yang
lengkap mengenai suatu masalah dari responden. Selain itu, peneliti melakukan
wawancara mendalam guna memberikan deskripsi lebih dalam terkait bagaimana
efektifitas strategi pemasaran Word Of Mouth (WOM) dalam mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen BETA Audio Malang di era perkembangan
eknologi informasi dan komunikasi saat ini.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Uji Instrumen
Terdiri dari dua, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Berikut disajikan
rincian uji instrument dalam penelitian ini.
a. Uji Validitas
Validitas pengukuran adalah seberapa baik kesesuaian indikator empiris
dengan definisi konseptual dari konstruk yang seharusnya diukur oleh indikator
tersebut. Uji validitas yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
48
validitas konstruk. Validitas konstruk adalah suatu jenis validitas pengukuran yang
menggunakan indikator majemuk dan memiliki dua subtipe yaitu; seberapa baik
indikator dari suatu konstruk bersatu dan seberapa baik indikator dari konstruk-
konstruk yang menyimpang atau berbeda (Neuman, 2013, h. 240). Menurut
Sugiyono (2014, h.123) validitas konstruk disusun berdasarkan teori yang relevan.
Instrumen bisa disebut mempunyai validitas konstruk jika instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan.
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi
product moment oleh Pearson (Bungin, 2008, h. 197).
r = 𝑛(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋 ∑ 𝑌)
√[𝑛 ∑ 𝑥2
−(∑ 𝑋)2
][𝑛 ∑ 𝑌2
−(∑ 𝑌)2
]
Keterangan :
r = Koefisien Korelasi
n = jumlah individu dalam sampel
X = angka mentah untuk variabel X
Y = angka mentah untuk variabel Y
Kriteria pengujian untuk menerima atau menolak hipotesis adanya
pernyataan yang valid atau tidak dapat dilakukan dengan:
H0 : r = 0, tidak terdapat data yang valid pada tingkat kesalahan (α) 5%.
H1 : r ≠ 0, terdapat data yang valid pada tingkat kesalahan (α) 5%.
Hipotesa nol (H0) diterima apabila r hitung < r tabel, demikian sebaliknya
hipotesa alternatif (H1) diterima apabila r hitung > r tabel. Pengujian validitas yang
dilakukan dengan melalui program SPSS ver. 21.0 dengan mengggunakan korelasi
product moment menghasilkan nilai masing-masing item pernyataan dengan skor
49
item pertanyaan secara keseluruhan. Berikut disajikan hasil analisis validitas
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel X
Item Nilai r r tabel Sig Keterangan
1 0.455 0.361 0.011 Valid
2 0.601 0.361 0.000 Valid
3 0.689 0.361 0.000 Valid
4 0.662 0.361 0.000 Valid
5 0.675 0.361 0.000 Valid
6 0.572 0.361 0.001 Valid
Sumber: Data diolah melalui SPSS 21, 2017.
Berdasarkan hasil uji validitas seperti yang tercantum pada tabel di atas
diketahui jika semua pertanyaan pada variabel X mempunyai nilai r hasil pengujian
(person correlation) lebih besar dari nilai r tabel dan nilai Sig tiap-tiap pertanyaan
tersebut lebih kecil dari 0,05 (5%) yang berarti bahwa tiap-tiap pertanyaan tersebut
valid, sehingga dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian.
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Variabel Y
Item Nilai r r tabel Sig Keterangan
1 0.601 0.361 0.000 Valid
2 0.501 0.361 0.005 Valid
3 0.517 0.361 0.003 Valid
4 0.545 0.361 0.002 Valid
5 0.424 0.361 0.019 Valid
6 0.550 0.361 0.002 Valid
7 0.410 0.361 0.024 Valid
8 0.442 0.361 0.014 Valid
9 0.482 0.361 0.007 Valid
Sumber: Data diolah melalui SPSS 21, 2017.
Berdasarkan hasil uji validitas seperti yang tercantum pada tabel di atas
diketahui jika semua pertanyaan pada variabel Y mempunyai nilai r hasil pengujian
(person correlation) lebih besar dari nilai r tabel dan nilai Sig tiap-tiap pertanyaan
50
tersebut lebih kecil dari 0,05 (5%) yang berarti bahwa tiap-tiap pertanyaan tersebut
valid, sehingga dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian
b. Uji Reliabilitas
Menurut Neuman (2013, h.234) reliabitas pengukuran adalah kemampuan
yang diandalkan atau konsistensi dari ukuran suatu variabel. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan reliabilitas stabil yang merupakan pengukuran seoanjang
waktu; suatu ukuran yang memberikan hasul yang konsisten pada waktu yang
berbeda dengan asumsi hal-hal yang diukur tidak berubah dengan sendirinya
(Neuman, 2013, h.234). Uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan uji Alpha Cronbach.
Pengujian dalam penlitian ini menggunakan variabel word of mouth (X) dan
variabel minat pembelian (Y). Variabel X dan Y tersebut dikaitkan langsung
dengan konsumen yang mana hasil dari kuesioner tersebut dijawab oleh para
responden (konsumen). Teknik pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan
nilai koefisien reliabilitas alpha. Kriteria pengambilan keputusannya adalah apabila
nilai dari koefisien reliabilitas alpha lebih besar dari 0,6 maka variabel tersebut
sudah reliabel (handal). Wrench (2013, h. 223) menjelaskan skala reliabilitas dapat
diinterpretasikan sebagai berikut.
0,90+ Excellent
0.80 – 0,90 Good
0,70 – 0,80 Respectable
0,65 – 0,70 Minimally Acceptable
0,60 – 0,65 Undesirable
0,60 Unacceptable
Adapun hasil uji reliabilitas variabel X menunjukkan hasil sebagai berikut.
51
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas X
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.631 6
Sumber: Data diolah melalui SPSS 21, 2017.
Dari hasil uji reliabilitas seperti yang tercantum pada tabel di atas maka nilai
alpha cronbach yang dihasilkan dari hasil analisis sebesar 0,631 lebih besar dari
0,6. Sehingga dapat dikatakan jika instrument penelitian reliable.
Adapun hasil uji reliabilitas variabel Y menunjukkan hasil sebagai berikut.
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Y
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.607 9
Sumber: Data diolah melalui SPSS 21, 2017.
Dari hasil uji reliabilitas seperti yang tercantum pada tabel di atas maka nilai
alpha cronbach yang dihasilkan dari hasil analisis sebesar 0,607 lebih besar dari
0,6. Sehingga dapat dikatakan jika instrument penelitian reliable.
3.8 Teknik Analisis Data
Menurut Sanusi (2011, h. 115) mendefinisikan “Teknik analisis data adalah
mendeskripsikan teknik analisis apa yang akan digunakan oleh peneliti untuk
menganalisis data yang telah dikumpulkan, termasuk pengujiannya”. Analisis data
merupakan bagian dari proses pengujian data setelah pemilihan dan pengumpulan
data penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2009, h.166). Teknik analisis data dalam
52
penelitian statistik inferensial digunakan untuk riset eksplanatif yang bertujuan
untuk menjelaskan hubungan antara variabel (Kriyantono, 2012:172).
3.8.1 Uji Korelasi
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis analisis hubungan
(korelasi). Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik
inferensial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan di antara dua atau lebih
variabel (Kriyantono, 2012, h.172-173).
Adapun rumus kolerasi product moment sebagai berikut :
𝑟 =N∑XY− ∑X∑Y
√[𝑁∑𝑋2 −(∑𝑋)2][𝑁∑𝑌2−(∑𝑌)2]
Keterangan :
r : koefisien korelasi Pearson’s Product Moment.
N : jumlah invividu dalam sampel
X : angka mentah untuk variabel X
Y : angka mentah untuk varibel Y
Kriyantono (2012, h.172-173) menambahkan, kekuatan hubungan yang
menunjukkan derajat hubungan tersebut disebut coefficient association (korelasi)
dengan nilai koefisien korelasi sebagai berikut :
Kurang dari 0,20 Hubungan rendah sekali; lemah sekali
0,20 – 0,39 Hubungan rendah tetapi pasti
0,40 – 0,70 Hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90 Hubungan yang tinggi; kuat
Lebih dari 0,90 Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali
53
Untuk melakukan perhitungan analisis korelasi pearson correlation tersebut maka
digunakan program SPSS v.21 for windows.
3.8.2 Uji Hipotesis
Penelitian ini akan menjelaskan analisis hubungan, maka rumus yang
peneliti gunakan adalah analisis regresi. Sugiyono (2014, 188) menyatakan bahwa
regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu
variabel independen (X) dengan satu variabel dependen (Y). Secara umum
persamaan regresi sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b (x)
Keterangan
a : konstanta
b: koefisien regresi
Y : Variabel dependen (variabel tak bebas)
X : Variabel independen (variabel bebas)
Berikut rincian uji hipotesis dalam penelitian ini.
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat (Ghozali, 2009, h.98). Pengujian F atau pengujian model
digunakan untuk mengetahui apakah hasil dari analisis regresi signifikan atau
tidak, dengan kata lain model yang diduga tepat atau tidak. Jika hasilnya
signifikan, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika hasilnya tidak
signifikan, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
54
b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji T atau T-test termasuk dalam analisis statistik komparatif, digunakan untuk
mengetahui perbedaan nilai rata-rata dari suatu kelompok dengan kelompok
lainnya (Nisfiannoor, 2009, h.4). Selain itu, uji T juga digunakan untuk
mengkahi signifikansi variasi hubungan antara variabel X dan Y, apakah
variabel independen X benar-benar berpengaruh secara parsial terhadap
variabel dependen Y (Ghozali, 2009, h.98). Dalam penelitian ini, uji T
digunakan untuk menguji signifikansi variasi hubungan antara variabel X dan
Y, apakah variabel X benar-benar berpengaruh siginifikan terhadap variabel Y
(minat beli). Pada prinsipnya, tujuan dilakukannya uji T adalah ingin
mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata (mean) antara dua sampelnya.
c. Uji Kooefisien Determinasi (R²)
Penilaian terhadap R² bertujuan untuk melihat kekuatan variasi variabel bebas
dalam mempengaruhi variasi variabel terikat. Nilai R² digunakan antara 0
sampai 1 (0 < R² < 1). Semakin mendekati 1 berarti semakin tepat garis
regresi untuk meramalkan nilai variabel terikat.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Metode Pemasaran Word Of Mouth di BETA Audio Malang
BETA Audio Malang merupakan perusahaan yang menjual jasa instalasi
audio mobil Malang. Dalam praktek pemasarannya sendiri, BETA Audio
menjalankan strategi konvensional dan online secara bersamaan. Penerapan
strategi konvensional dan online secara bersamaan ini merupakan kebijakan
perusahaan yang dilakukan sebagai inovasi marketing untuk meningkatkan daya
jual dan minat beli konsumen. Oleh karena itu, BETA Audio Malang dirasa dapat
menjadi objek penelitian yang sesuai untuk melihat bagaimana bentuk pelaksanaan
strategi pemasaran Word Of Mouth (WOM), bagaimana pengaruhnya dalam
mempengaruhi minat beli konsumen BETA Audio Malang, dan menjawab apakah
penerapan Word Of Mouth (WOM) di era perkembangan teknologi seperti saat ini
masih efektif.
Selama ini, BETA Audio Malang sudah melakukan praktek strategi
pemasaran Word Of Mouth (WOM) dan pemasaran online secara berdampingan.
Pemasaran secara online dilakukan sebagai bentuk inovasi strategi pemasaran
untuk menambah variasi strategi pemasaran. Praktek pemasaran online sendiri
dalam hal ini dilakukan sebatas penyebaran testimoni di berbagai komunitas,
bukan dilakukan secara khusus dengan meminta survei pelanggan dan
dipublikasikan secara khusus di media pemasaran Beta Audio Malang. Upaya ini
dilakukan untuk memperluas jangkauan pemasaran dan menyesuaikan diri dengan
perkembangan teknologi yang ada saat ini. Namun, managemen BETA Audio
56
Malang sendiri menekankan bahwa selama ini Word Of Mouth (WOM) masih
menjadi metode pemasaran unggulan yang digunakan oleh BETA Audio Malang.
Adapun pemasaran online yang dilakukan oleh BETA Audio Malang saat
ini tidak ditujukan untuk menggantikan strategi pemasaran konvensional seperti
Word Of Mouth (WOM). Sejauh ini metode pemasaran online di BETA Audio
Malang sudah dijalankan hampir 2 tahun. Namun pembentukan divisi khusus
untuk pemasaran online baru dilakukan satu tahun terakhir. Pelaksanaan
pemasaran online dilakukan dengan penyebaran informasi terkait produk dan jasa
yang ditawarkan BETA Audio Malang dan pengunggahan testimoni dan
rekomendasi pelanggan di media sosial ataupun di web resmi Beta Audio Malang.
Bentuk praktek pemasaran online BETA Audio Malang sendiri dalam hal ini
dilakukan sebatas penyebaran testimoni di berbagai komunitas, bukan dilakukan
secara khusus dengan meminta survei pelanggan dan dipublikasikan secara khusus
di media pemasaran Beta Audio Malang sehingga praktek ini belum dapat
dikatakan sebagai pemasaran online murni. Di sisi lain, kepala bagian pemasaran
BETA Audio Malang juga menambahkan bahwa meskipun sudah melakukan
inovasi pemasaran online, penerapan strategi pemasaran Word Of Mouth (WOM)
secara konvensional tetap dilakukan untuk mengikat pelanggan dan konsumen dan
masih dianggap sebagai metode unggulan dalam pemasaran produk BETA Audio
Malang.
4.2 Deskripsi Data Statistik
Data penelitian ini dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner terhadap
sejumplah sampel penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Roscoe
57
(dalam Sugiyono, 2011:90) bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian
adalah antara 30 sampai dengan 500. Sesuai dengan teori tersebut, untuk membatasi
jumlah sampel maka ditentukan bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 30% dari keseluruhan konsumen BETA Audio Malang pada
periode tiga bulan terakhir. Dengan demikian, total sampel yang dianalisis sebesar
30% dari 97 keseluruhan populasi, sehingga diperoleh jumlah sampel sebsar 30
konsumen.
4.3 Deskripsi Hasil Perhitungan Statistik
Sebagaimana dijelaskan di Bab sebelumnya, penelitian ini termasuk dalam
penelitian korelasional dengan metode analisis kuantitatif deskriptif-inferensial.
Penelitian korelasional sendiri adalah penelitian yang digunakan untuk mengetahui
fungsional antara dua variabel atau lebih, baik dalam hubungan secara terpisah
maupun bersama-sama. Sementara tatistik deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan data yang diperoleh sedangkan statistik inferensial digunakan
untuk menarik kesimpulan terkait tujuan hubungan antar variabel. Guna
memperoleh hasil penelitian maka dalam penelitian ini dilakukan perhitungan
statistik (Sugiono, 2003: 169-170).
Jenis analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel yangmana hasilnya diberlakukan untuk menyimpulkan
kondisi suatu populasi. Adapun statistik inferensial yang digunakan dalam
penelitian ini digunakan jenis statistik parametrik yang dilakukan dengan
menggunakan bantuan software SPSS 20.0. Adapun analisis statistik yang
58
digunakan meliputi uji korelasi dan uji hipotesis (menggunakan regresi linear).
Berikut disajikan rincian hasil analisis statistik dalam penelitian ini sebagai berikut.
4.3.1 Analisis Korelasi
Analisis korelasi adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial
dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan di antara dua atau lebih variabel.
Berikut disajikan hasil korelasi antara variabel Word of Mouth dengan variabel
Keputusan Pembelian.
Tabel 4.3 Korelasi Pearson
Word of
Mouth
Keputusan
Pembelian
Word of Mouth
Pearson
Correlation
1 .606**
Sig. (2-tailed) .000
N 97 97
Keputusan
Pembelian
Pearson
Correlation
.606** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 97 97
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)
Hasil korelasi antara variabel Word of Mouth dengan variabel Keputusan
Pembelian dengan menggunakan uji Korelasi Pearson diperoleh nilai koefisien
korelasi (r hitung) sebesar 0,606 dan lebih dari nilai r tabel pada n = 97 sebesar
0,200 sehingga terdapat hubungan signifikan antara Word of Mouth dengan
variabel Keputusan Pembelian. Koefisien bertanda positif menunjukkan hubungan
berbanding lurus, artinya semakin baik Word of Mouth yang dilakukan maka akan
semakin baik Keputusan Pembelian.
59
4.3.2 Hasil Analisis Regresi Linier
Pengujian pengaruh antara Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian
menggunakan analisis regresi linier sederhana sebagai alat analisis untuk menjawab
hipotesis yang diujikan.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Regresi Linier
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.724 2.546 6.962 .000
Word of Mouth .791 .106 .606 7.430 .000
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)
Hasil persamaan regresi linier berganda antara Word of Mouth terhadap
Keputusan Pembelian disajikan sebagai berikut.
Y = a + b X + e
Y = 17.724 + 0.791 X + e
Dari persamaan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta (a) sebesar 17,724 menunjukkan tanpa adanya pengaruh dari
Word of Mouth maka skor jawaban Keputusan Pembelian adalah 17,724.
b. Nilai koefisien Word of Mouth (b1) sebesar 0,791 menunjukkan setiap
peningkatan skor jawaban Word of Mouth sebesar 1 satuan akan meningkatkan
skor jawaban Keputusan Pembelian sebesar 0,791.
4.3.3 Pengujian Hipotesis
Berikut disajikan hasil pengujian hipotesis antara Word of Mouth terhadap
Keputusan Pembelian dengan menggunakan uji simultan (uji F), koefisien
determinasi (R2), dan uji parsial (uji t).
60
a. Uji Simultan (Uji-F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau terikat. Berikut disajikan hasil pengujian pengaruh antara
Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian secara simultan dengan
menggunakan uji F.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Simultan
Model Sum of Squares df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 113.600 1 113.600 55.198 .000b
Residual 195.514 95 2.058
Total 309.113 96
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)
Hasil pengujian secara simultan dengan uji F didapatkan nilai F hitung
sebesar 55,198 lebih dari F tabel df = 1 dan 95 sebesar 3,941 atau nilai signifikansi
(0,000) kurang dari alpha (0,050) menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara
Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian secara simultan.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Penilaian terhadap R² bertujuan untuk melihat kekuatan variasi variabel
bebas dalam mempengaruhi variasi variabel terikat. Berikut disajikan hasil
koefisien determinasi antara Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian dengan
menggunakan R2.
Tabel 4.6 Hasil Analisis Koefisien Determinasi
61
Mode
l
R R Square Adjusted R Square
1 .606a .368 .361
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)
Hasil koefisien determinasi didapatkan nilai R Square sebesar 0,368 artinya
bahwa besar pengaruh terhadap variabel Keputusan Pembelian yang ditimbulkan
oleh Word of Mouth adalah sebesar 36,8 persen, sedangkan besar pengaruh
terhadap variabel Keputusan Pembelian yang ditimbulkan oleh faktor lain adalah
sebesar 63,2 persen.
c. Uji Parsial (Uji-t)
Uji T digunakan untuk menguji signifikansi variasi hubungan antara
variabel X dan Y. Berikut disajikan hasil pengujian pengaruh antara Word of Mouth
terhadap Keputusan Pembelian secara parsial dengan menggunakan uji t.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Parsial
Model t Sig.
1 (Constant) 6.962 .000
Word of Mouth 7.430 .000
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)
Uji parsial antara Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian
didapatkan nilai t hitung sebesar 7,430 lebih dari t tabel df=95 sebesar 1,985 atau
nilai signifikansi (0,000) kurang dari alpha (0,050) sehingga terdapat pengaruh
signifikan antara Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian.
4.4 Pembahasan
62
4.4.1 Hubungan Variabel Word of Mouth dengan Keputusan Pembelian
Hubungan antar varibel dalam penelitian ini dianalisis menggunakan rumus
korelasi. Analisis korelasi adalah analisis yang menggunakan uji statistik
inferensial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan di antara dua atau lebih
variabel. Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik
inferensial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan di antara dua atau lebih
variabel (Kriyantono, 2012, h.172-173). Adapun rumus yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rumus kolerasi product moment (pearson correlation).
Hasil korelasi antara variabel Word of Mouth dengan variabel Keputusan
Pembelian dengan menggunakan uji Korelasi Pearson diperoleh nilai koefisien
korelasi (r hitung) sebesar 0,606 dan lebih dari nilai r tabel pada n = 97 sebesar
0,200 sehingga terdapat hubungan signifikan antara Word of Mouth dengan
variabel Keputusan Pembelian. Koefisien bertanda positif menunjukkan hubungan
berbanding lurus, artinya semakin baik Word of Mouth yang dilakukan maka akan
semakin baik Keputusan Pembelian.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel word of mouth memiliki hubungan
positif terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini diduga disebabkan oleh
karakteristik dari Word Of Mouth tersebut yang berasal dari suatu bentuk yang
timbul secara alamiah dan tidak didesain oleh perusahaan juga pemasar. Jadi Word
of mouth tersebut timbul karena keunggulan produk atau jasa. Sesuai dengan
pendapat Silverman (2001:26), word of mouth begitu kuat karena (1) Kepercayaan
konsumen yang bersifat mandiri dan (2) Penyampaian pengalaman konsumen ke
konsumen lain yang memberikan bentuk kepercayaan pada konsumen lain atas
suatu produk.
63
Hal tersebut berlaku pula pada penerapan strategi pemasaran Word of mouth
di BETA Audio Malang. Adapun tugas dari managemen pemasaran di BETA
Audio Malang terkait promosi Word of mouth hanyaklah membentuk hubungan
dengan berbagai komunitas mobil dan dengan masyarakat luas. Selanjutnya
pemasaran Word of mouth berjalan dengan sendirinya berdasarkan kepercayaan
konsumen dan testimoni pengalaman dari konsumen lainnya.
5.1 Efektifitas Strategi Pemasaran Word Of Mouth (WOM) dalam
mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Beta Audio Malang
Dalam penelitian ini analisis efektifitas dilakukan dengan menguji hipotesis
penelitian yakni bagaimana strategi pemasaran Word Of Mouth (WOM) dalam
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Beta Audio Malang. Untuk
mengetahui efektifitas tersebut dipilih pengujian regresi sebagai metode analisis.
Pengujian pengaruh antara Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian
menggunakan analisis regresi linier sederhana sebagai alat analisis untuk
menjawab hipotesis yang diujikan.
Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut dihasilkan persamaan regresi
linier berganda antara Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian yang
disajikan sebagai berikut.
Y = a + b X + e
Y = 17.724 + 0.791 X + e
Dari persamaan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta (a) sebesar 17,724 menunjukkan tanpa adanya pengaruh dari
Word of Mouth maka skor jawaban Keputusan Pembelian adalah 17,724.
64
b. Nilai koefisien Word of Mouth (b1) sebesar 0,791 menunjukkan setiap
peningkatan skor jawaban Word of Mouth sebesar 1 satuan akan meningkatkan
skor jawaban Keputusan Pembelian sebesar 0,791.
Hasil tersebut menjelaskan bahwa skor jawaban responden terkait
keputusan pembelian murni tanpa ada pengaruh dari variabel word of mouth (a)
adalah sebesar 17,724. Kemudian dengan nilai koefisien Word of Mouth (b1)
sebesar 0,791 berarti setiap peningkatan skor jawaban Word of Mouth atau
penambahan variabel word of mouth dalam diri konsumen sebesar 1 satuan maka
akan meningkatkan skor jawaban Keputusan Pembelian sebesar 0,791. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel word of mouth memiliki pengaruh cukup besar
dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
Kemudian secara lebih rinci, hasil pengujian hipotesis antara Word of
Mouth terhadap Keputusan Pembelian.dapat dilihat dari hasil uji simultan (uji F),
koefisien determinasi (R2), dan uji parsial (uji t). Uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji T digunakan
untuk menguji signifikansi variasi hubungan antara variabel X dan Y.Sementara
itu, Penilaian terhadap R² bertujuan untuk melihat kekuatan variasi variabel bebas
dalam mempengaruhi variasi variabel terikat.
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2009, h.98). Hasil pengujian secara
simultan dengan uji F didapatkan nilai F hitung sebesar 55,198 lebih dari F tabel
df = 1 dan 95 sebesar 3,941 atau nilai signifikansi (0,000) kurang dari alpha (0,050)
65
menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara Word of Mouth terhadap
Keputusan Pembelian secara simultan.
Uji T atau T-test termasuk dalam analisis statistik komparatif, digunakan
untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata dari suatu kelompok dengan kelompok
lainnya (Nisfiannoor, 2009, h.4). Uji parsial antara Word of Mouth terhadap
Keputusan Pembelian didapatkan nilai t hitung sebesar 7,430 lebih dari t tabel
df=95 sebesar 1,985 atau nilai signifikansi (0,000) kurang dari alpha (0,050)
sehingga terdapat pengaruh signifikan antara Word of Mouth terhadap Keputusan
Pembelian.
Penilaian terhadap R² bertujuan untuk melihat kekuatan variasi variabel
bebas dalam mempengaruhi variasi variabel terikat. Nilai R² digunakan antara 0
sampai 1 (0 < R² < 1). Semakin mendekati 1 berarti semakin tepat garis regresi
untuk meramalkan nilai variabel terikat. Hasil koefisien determinasi didapatkan
nilai R Square sebesar 0,368 artinya bahwa besar pengaruh terhadap variabel
Keputusan Pembelian yang ditimbulkan oleh Word of Mouth adalah sebesar 36,8
persen, sedangkan besar pengaruh terhadap variabel Keputusan Pembelian yang
ditimbulkan oleh faktor lain adalah sebesar 63,2 persen.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel word of
mouth memberikan pengaruh positif secara simultan dan parsial, disertai dengan
kekuatan variasi pengaruh yang cukup besar pula. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode pemasaran word of mouth di BETA Audio
Malang secara efektif memberikan pengaruh positif terhadap keputusan pembelian
konsumen. Tingginya pengaruh word of mouth terhadap keputusan pembelian
berdasarkan hasil uji statistik, memberikan bukti yang cukup kuat bahwa
66
keberadaan strategi pemasaran word of mouth itu sendiri masih memegang
peranan penting dalam menjaga kelancaran penjualan produk BETA Audio
Malang. Terlepas dari munculnya berbagai inovasi pemasaran seperti pemasaran
secara online, penggunaan strategi pemasaran word of mouth masih diangap efektif
dan mampu membrikan dampak positif dalam mengangkat penjualan produk
BETA Audio Malang itu sendiri.
Hal ini diduga disebabkan karena kelebihan dari strategi pemasaran Word
Of Mouth sendiri yang membuat penerapan Word Of Mouth itu menjadi begitu
penting. Kemudian dengan diiringi keseriusan managemen BETA Audio Malang
dalam menerapkan strategi pemasaran diduga mampu mengoptimalkan penerapan
strategi pemasaran Word Of Mouth itu sendiri. Bentuk keseriusan managemen
BETA Audio Malang ini misalnya dapat dilihat dari sudah terbentuknya bagian
pemasaran produk sebagai devisi tersendiri dalam managemen BETA Audio
Malang. Hal ini dapat memberikan dukungan tersendiri dalam penerapan strategi
pemasaran oleh BETA Audio Malang sehingga potensi dari Word Of Mouth itu
sendiri dapat benar-benar dioptimalkan untuk keperluan perusahaan.
Adapun elemen-elemen dari Word Of Mouth itu sendiri juga diduga
menjadi alasan pengaruh positif strategi pemasaran Word Of Mouth terhadap
keputusan pembelian konsumen. Sesuai dengan pendapat Rosen (2004:16) bahwa
ada tiga alasan yang membuat word of mouth menjadi begitu penting antara lain
(1) Kebisingan (noise), (2) Keraguan (skepticism), dan (3) Keterhubungan
(connectivity). Dalam kasus BETA Audio Malang, ketiga elemen ini dapat
terpenuhi dengan baik. BETA Audio Malang sendiri memiliki relasi yang cukup
baik dengan berbagai kalangan terutama kominitas mobil di berbagai daerah.
67
Selain itu, pengalaman BETA Audio Malang dalam menjalankan bisnis ini juga
diduga memberikan pengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan strategi pemasaran
Word Of Mouth tersebut. Relasi dan profesionalisme ini dapat memenuhi elemen
kebisingan, yakni dengan memunculkan banyaknya rekomendasi dan testimoni
positif dari konsumen sebelumnya untuk menciptakan kebisingan di kalangan
masyarakat dan komunitas. Kebisingan iniah yang membentuk image positif
BETA Audio Malang dan menarik minat konsumen. Kemudian dengan adanya
image positif dan rekomendasi dari berbagai kalangan ini pula maka keraguan
konsumen dalam melakukan pembelian menjadi berkurang. Adapun Word Of
Mouth sendiri memiliki kelebihan dalam mengurangi keraguan konsumen karena
rekonmendasi dari konsumen lain dianggap lebih valid dibandingkan dengan iklan
promosi dari perusahaan itu sendiri. Terakhir, tersedianya elemen keterhubungan
dalam penerapan Word Of Mouth oleh BETA Audio Malang dapat ditemukan dari
keterhubungan BETA audio Malang dengan berbagai kalangan seperti dijelaskan
sebelumnya. Hal ini menyebabkan rantai promosi dari mulut ke mulut yang
dijalankan oleh BETA audio Malang dapat bertahan lama.
70
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Berdasarkan hasil analisis korelasi (hubungan) antara variabel Word of Mouth
dengan variabel Keputusan Pembelian diketahui bahwa terdapat hubungan
signifikan antara Word of Mouth dengan variabel Keputusan Pembelian.
Koefisien bertanda positif menunjukkan hubungan berbanding lurus, artinya
semakin baik Word of Mouth yang dilakukan maka akan semakin baik
Keputusan Pembelian.
2. Berdasarkan hasil analisis hipotesis diketahui bahwa skor jawaban responden
terkait keputusan pembelian murni tanpa ada pengaruh dari variabel word of
mouth (a) adalah sebesar 17,724. Kemudian dengan nilai koefisien Word of
Mouth (b1) sebesar 0,791 berarti setiap peningkatan skor jawaban Word of
Mouth atau penambahan variabel word of mouth dalam diri konsumen sebesar
1 satuan maka akan meningkatkan skor jawaban Keputusan Pembelian sebesar
0,791. Hal ini menunjukkan bahwa variabel word of mouth memiliki pengaruh
cukup besar dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
71
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut.
1. Melihat besarnya pengaruh variabel Word of Mouth dengan variabel
Keputusan Pembelian menunjukkan bahwa peran Word of Mouth sebagai
strategi pemasaran produk di BETA Audio Malang masih sangat besar.
Terlepas dari berbagai bentuk inovasi pemasaran yang di pakai BETA Audio
Malang saat ini, Word of Mouth masih dianggap layak digunakan karena
mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap keputusan pembelian
konsumen.
2. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih terbatas pada efektifitas Word
of Mouth secara ekslusif tanpa adanya perbandingan secara langsung dengan
strategi pemasaran lainnya sehingga seberapa jauh perbedaan efektifitas Word
of Mouth dengan strategi pemasaran lain masih belum dapat diketahui. Untuk
itu peneliti menyarankan kepada penelitian selanjutnya untuk melakukan
penelitian komparatif terkait efektifitas strategi pemasaran Word of Mouth
dengan strategi pemasaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. 2004. Manajemen Bisnis, Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta
APJII and Puskakom –UI. 2015. Profil Pengguna Internet Indonesia. Jakarta: APJII
Press
De Mooij, Marieke. 2005. Global Marketing and Advertising, Understanding
Cultural Paradoxes 2nd edition.New York: Sage Publications.
Del I. Hawkins dan David L. Mothersbaugh. 2010. Consumer Behavior: Building.
Marketing Strategy. Elevent Edition. New York: McGraw-Hil
Durianto, Sugiarto, Widjaja dan Supraktino. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan.
Yang Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks.
Kelompok Gramedia.
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangg
Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Jakarta :
Penerbit Salemba
Neuman, W.Lawrence. 2013. Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif. Eds.7. Penerjemah: Edina T. Sofia. Jakarta: PT.Indeks
Gramedia
Purba, Amir dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa.
Rosen, Emanuel. 2004. Kiat Pemasaran dari Mulut ke Mulut. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta. :Graha Ilmu.
Schiffman dan Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Indeks.
Gramedia.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuntitatif kualitatif dan R&D. Bandun:
Alfabeta.
Thomas, K. 2012. Status Update: Using social Media Platforms As A Tool For
Teaching Political Studies In Senior High School. New York: Ethos
Umar, Husein. 2005. Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen. Jakarta: PT
Gramedia. Pustaka Utama
Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran, Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Jurnal
Bolang, Virani., & Oktafani, Farah. 2015. Pengaruh Word Of Mouth Terhadap
Proses Keputusan Pembelian pada Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis
Cabang Suryasumantri Bandung. Skripsi. Fakultas Komunikasi dan
Bisnis, Universitas Telkom
Cheung, C.M.K., dan Lee, M.K.O. 2006. “Understanding Consumer Trust in
Internet Shopping: A Multidisciplinary Approach”. Journal of The
American Society For Information Science And Technology. (Online)
Vol.57 No.4. pp 479–492.
Cheung, C.M.K. & Thadani, D.R. 2012. The Impact Of Electronic Word-Of-Mouth
Communication: A Literature Analysis And Integrative Model. Decision
Support Systems, 54, 461-470.
Goyette. 2010. E-Wom : Word of Mouth Measurement Scale for E-Service Context.
Journal of Administrative Sciences, Volume 27: 5-23.
Katawetawaraks, C. & Wang, C. L. 2011. Online shopper behavior: Influence of
Online Shopping Decision”, Asian Journal of Business Research. Vol. 1
No.2, pp. 66-74.
Kumala, Octaviantika Benazir. 2012. Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Minat
Beli Konsumen pada Tune Hotel Kuta-Bali. Depok: Universitas Indonesia.
Lenhart, Amanda., Madden, Mary., Smith, Aaron., Purcell, Kristen., Zickuhr,
Kathryn., & Rainie, Lee. 2011. Teens, Kindness and Cruelty on Social
Network Sites: How American teens navigate the new world of "digital
citizenship. Washington: Pew Research Center’s Internet & American Life
Project.
Wijaya, Tommi., & Paramita, Eristia Lidia. 2014. Pengaruh Electronic Word Of
Mouth (E-WOM) Terhadap Keputusan Pembelian Kamera DSLR. Jurnal.
Seminar Nasional dan Call for Paper (Sancall 2014): ISBN: 978-602-
70429-1-9 Research Methods And Organizational Studies. Hlm: 12-19
Online
Silverman,George.2001. The Secrets Of Word-Of-Mouth Marketing How To
Trigger Exponential Sales Through Runaway Word Of Mouth. Pp.272.
http://www.bizsum.com, diunduh 10 Februari 2017