148
i EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIINTEGRASIKAN DENGAN PREDICT – OBSERVE – EXPLAIN (POE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN INFERENSI SISWA (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Sains DWI WAHYUNI NIM : S 831208027 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

i

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODELPROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIINTEGRASIKAN

DENGAN PREDICT – OBSERVE – EXPLAIN (POE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS

DAN KEMAMPUAN INFERENSI SISWA

(Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014)

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat MagisterProgram Studi Magister Pendidikan Sains

DWI WAHYUNI NIM : S 831208027

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINSFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

2014

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

ii

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIINTEGRASIKAN

DENGAN PREDICT – OBSERVE – EXPLAIN (POE) TERHADAP PRESTASI BELAJARS ISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS

DAN KEMAMPUAN INFERENSI SISWA

(Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014)

TESIS

Disusun Oleh: DWI WAHYUNI S 831208027

Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Dr. M. Masykuri, M.Si. ....................... ......NIP. 19681124 199403 1 001

Sekretaris Dr. Baskoro Adi Prayitno, M.Pd. ....................... ...........NIP. 19770125 200801 1 008

Anggota Dr. Suciati Sudarisman, M.Pd. ..................... ...........Penguji NIP. 19580723 198603 2 001

Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si. ..................... ...........NIP. 19670430 199203 1 002

Telah dipertahankan di depan penguji Dinyatakan telah memenuhi syarat

pada Tanggal ....................

Dekan Fakultas Keguruan Ketua Program Studi Magister dan Ilmu Pendidikan UNS Pendidikan Sains Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan UNS

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dr. M. Masykuri, M.Si.NIP. 19600727 198702 1 001 NIP. 19681124 199403 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

iii

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

iv

S 831208027

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tesis dengan judul “ Efektivitas Implementasi Pembelajaran Model Problem Based

Learning (PBL) Diintegrasikan dengan Predict – Observe - Explain (POE) Terhadap

Prestasi Belajar Ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Inferensi Siswa” yang telah

dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bojonegoro, kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2013/ 2014

dapat diselesaikan dengan lancar.

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini disusun dalam rangka mendapatkan

legalitas formal untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Pendidikan Sains pada Program Studi Magister Pendidikan Sains Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis ini disusun atas

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang berkaitan baik secara langsung

maupun tidak langsung, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin dalam penelitian ini.

2. Dr. Mohammad Masykuri, M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister

Pendidikan Sains Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

membuat Tesis ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

vi

3. Dr. Baskoro Adi Prayitno, M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Magister

Pendidikan Sains Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

membuat Tesis ini.

4. Dr. Suciati Sudarisman, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

merelakan waktu, tenaga, dan pikirannya serta dengan sabar memberikan

pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun Tesis ini.

5. Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, ide dan pemikiran yang berharga dalam

penyusunan Tesis ini.

6. Bapak/ Ibu Dosen Program Studi Magister Pendidikan Sains Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan sumbangan pendalaman dan wawasan keilmuan.

7. Teman-teman mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan

September 2012, yang telah memberikan motivasi dan masukan kepada penulis

dalam menyusun Tesis ini.

8. Drs. H. Puji Widodo, M.M., selaku Kepala SMA Negeri 1 Bojonegoro yang

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan mengambil data untuk

penyusunan Tesis.

9. Rekan-rekan guru serta karyawan SMA Negeri 1 Bojonegoro yang telah

memberikan motivasi dan bantuan pelayanan kepada penulis utamanya pada

saat pelaksanaan penelitian dan penyusunan Tesis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

vii

10. Suamiku dan anakku, serta segenap keluarga yang selalu memberikan do’a,

kasih sayang, perhatian, dukungan, dan semangat dalam menyelesaikan Tesis

ini.

11. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberikan dukungan dan semangat

dalam menyelesaikan Tesis ini.

12. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan Tesis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bila dalam penyusunan Tesis ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun bagi kesempurnaan Tesis ini. Semoga Tesis ini

dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, Agustus 2014

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS dan PUBLIKASI ISI TESIS...................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

ABSTRAK .................................................................................................... .... xx

ABSTRACT.................................................................................................... .... xxi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 12

C. Pembatasan Masalah .................................................................... 13

D. Rumusan Masalah ........................................................................ 14

E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 15

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 19

A. Kajian Teori................................................................................... 19

1. Hakikat Belajar Biologi............................................................ 19

2. Pembelajaran Biologi .............................................................. 19

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

ix

3. Teori Belajar ........................................................................... 21

4. Model Pembelajaran ................................................................ 28

a. Model Pembelajaran PBL .................................................. 28

b. Model Pembelajaran POE .................................................. 31

c. Integrasi Model PBL-POE ................................................. 33

5. Materi Sistem Gerak ................................................................ 35

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................ 47

a. Kreativitas ......................................................................... 48

b. Kemampuan Inferensi ....................................................... 51

7. Prestasi Belajar ....................................................................... 54

B. Kerangka Berpikir......................................................................... 57

C. Penelitian yang Relevan................................................................. 61

D. Hipotesis....................................................................................... 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 67

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 67

1. Tempat Penelitian ................................................................... 67

2. Waktu Penelitian ..................................................................... 67

B. Metode Penelitian .......................................................................... 68

C. Penetapan Populasi dan Sampel ................................................... 69

1. Penetapan Populasi ................................................................. 69

2. Teknik Pengambilan Sampel ................................................... 69

D. Instrumen Penelitian ..................................................................... 70

E. Variabel Penelitian ........................................................................ 72

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

x

F. Uji Coba Instrumen ....................................................................... 73

1. Test Prestasi ............................................................................ 73

1) Uji Validitas ...................................................................... 73

2) Uji Reliabilitas ................................................................... 74

3) Analisis Butir Soal ............................................................ 75

2. Angket Kreativitas .................................................................. 75

3. Angket Kemampuan Inferensi ................................................. 76

4. Uji Homogenitas....................................................................... 76

5. Uji Hipotesis Anova ................................................................ 77

6. Uji Lanjut................................................................................. 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 78

A. Deskripsi Data .............................................................................. 78

1. Data Kemampuan Inferensi ............................................................ 78

2. Data Kreativitas ............................................................................. 79

3. Data Prestasi Belajar ...................................................................... 81

a. Data Prestasi Belajar Kognitif ........................................................ 81

1) Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Model PBL, Model POE dan Integrasi Model PBL-POE .......................................... 82

2) Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Kreativitas ............ 83

3) Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Kemampuan Inferensi ................................................................ 84

b. Data Prestasi Belajar Afektif .......................................................... 87

1) Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Model PBL, Model POE dan Integrasi Model PBL-POE ............................... 87

2) Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Kreativitas .............. 89

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

xi

3) Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Kemampuan Inferensi ................................................................ 90

c. Data Prestasi Belajar Psikomotor ................................................... 92

1) Data Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Model PBL, Model POE dan Integrasi Model PBL-POE ............................... 92

2) Data Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Kreativitas ....... 94

3) Data Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Kemampuan Inferensi ................................................................ 95

B. Pengujian Prasyarat ......................................................................... 97

1. Uji Normalitas ........................................................................ 97

2. Uji Homogenitas ..................................................................... 100

C. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 101

D. Pembahasan Hasil Analisa Data ................................................... 108

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 118

A. Kesimpulan .................................................................................. 118

B. Implikasi ...................................................................................... 122

1. Implikasi Teoritis ................................................................... 122

2. Implikasi Praktis .................................................................... 123

C. Saran ............................................................................................ 123

1. Bagi Guru ............................................................................... 123

2. Bagi Siswa .............................................................................. 124

3. Bagi Peneliti Lain .................................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 125

LAMPIRAN ................................................................................................... 129

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Rata-rata Nilai Ulangan Harian Biologi Materi Sistem Gerak Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2013/2014................. 6

Tabel 2.1 Tahap-Tahap Pelaksanaan Model PBL ............................................ 30Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................. 67

Tabel 3.2 Desain Faktorial Penelitian .............................................................. 69

Tabel 4.1 Deskripsi Data Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah ............. 78

Tabel 4.2 Perbandingan Frekuensi Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah ...................................................................................... 79

Tabel 4.3 Deskripsi Data Kreativitas Tinggi dan Rendah ............................... 80

Tabel 4.4 Perbandingan Frekuensi Kreativitas Tinggi dan Rendah ................ 80

Tabel 4.5 Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE ................................... 82

Tabel 4.6 Perbandingan Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE ............................................................................. 82

Tabel 4.7 Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah .......................................................................... 84

Tabel 4.8 Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kreativitas

Tinggi dan Rendah ......................................................................... 84

Tabel 4.9 Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah .......................................................... 85

Tabel 4.10 Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari

Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah ..................................... 86

Tabel 4.11 Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE .................................. 87

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

xiii

Tabel 4.12 Perbandingan Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar AfektifDitinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE ............................................................................. 88

Tabel 4.13 Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah .......................................................................... 89

Tabel 4.14 Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Afektif pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kreativitas

Tinggi dan Rendah ......................................................................... 89

Tabel 4.15 Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah .......................................................... 90

Tabel 4.16 Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Afektif pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari

Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah ..................................... 91

Tabel 4.17 Deskripsi Data Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE ................................... 92

Tabel 4.18 Perbandingan Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PsikomotorDitinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE ............................................................................. 93

Tabel 4.19 Deskripsi Data Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah .......................................................................... 94

Tabel 4.20 Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kreativitas

Tinggi dan Rendah ......................................................................... 94

Tabel 4.21 Deskripsi Data Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah .......................................................... 95

Tabel 4.22 Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari

Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah ..................................... 96

Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif, Afektif, Psikomotor, Kreativitas dan Kemampuan Inferensi .......................... 97

Tabel 4.24 Hasil Uji Homogenitas Prestasi Belajar Kognitif, Afektif, Psikomotor, Kreativitas dan Kemampuan Inferensi .......................... 100

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

xiv

Tabel 4.25 Hasil Anova untuk Pengaruh Model, Kreativitas dan Kemampuan Inferensi Terhadap Prestasi Belajar Kognitif .............. 101

Tabel 4.26 Hasil Uji Lanjut untuk Pengaruh Model Terhadap Prestasi Belajar Kognitif ................................................................... 103

Tabel 4.27 Hasil Anova untuk Pengaruh Model, Kreativitas dan Kemampuan Inferensi Terhadap Prestasi Belajar Afektif ................ 104

Tabel 4.28 Hasil Anova untuk Pengaruh Model, Kreativitas dan Kemampuan Inferensi Terhadap Prestasi Belajar Psikomotor ......... 106

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Bagian Depan Tubuh Manusia ..................................... 37

Gambar 2. 2 Kerangka Bagian Belakang Tubuh Manusia ................................ 38

Gambar 2. 3 Otot Lurik atau Rangka ................................................................ 41

Gambar 2. 4 Otot Polos ..................................................................................... 42

Gambar 2. 5 Otot Jantung ................................................................................. 43

Gambar 2. 6 Sendi ............................................................................................ 44

Gambar 2. 7 Komponen Sendi ......................................................................... 45

Gambar 2.8 Skema Kerangka Berpikir ........................................................... 60

Gambar 4.1 Histogram Perbandingan Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah ...................................................................... 79

Gambar 4.2 Histogram Perbandingan Kreativitas Tinggi dan Rendah ........... 81

Gambar 4.3 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model

PBL-POE .................................................................................... 83

Gambar 4.4 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah ............................. 85

Gambar 4.5 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah ............ 86

Gambar 4.6 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model

PBL-POE .................................................................................... 88

Gambar 4.7 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Afektif pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah ............................. 90Gambar 4.8 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Afektif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

xvi

pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah ............ 91

Gambar 4.9 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model

PBL-POE .................................................................................... 93

Gambar 4.10 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah ............................. 95

Gambar 4.11 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah ............ 97

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus PBL Materi Tulang ........................................................... 129

Lampiran 2. Silabus PBL Materi Sendi .............................................................. 131

Lampiran 3. Silabus PBL Materi Otot ............................................................... 133

Lampiran 4. Silabus POE Materi Tulang ........................................................... 135

Lampiran 5. Silabus POE Materi Sendi ............................................................. 137

Lampiran 6. Silabus POE Materi Otot ............................................................... 139

Lampiran 7. Silabus PBL-POE Materi Tulang .................................................. 141

Lampiran 8. Silabus PBL-POE Materi Sendi .................................................... 144

Lampiran 9. Silabus PBL-POE Materi Otot ...................................................... 147

Lampiran 10. RPP 1 PBL Materi Tulang .......................................................... 150

Lampiran 11. RPP 2 PBL Materi Tulang .......................................................... 162

Lampiran 12. RPP 3 PBL Materi Sendi ............................................................. 174

Lampiran 13. RPP 4 PBL Materi Sendi ............................................................. 187

Lampiran 14. RPP 5 PBL Materi Otot ............................................................... 199

Lampiran 15. RPP 6 PBL Materi Otot ............................................................... 212

Lampiran 16. RPP 1 POE Materi Tulang ........................................................... 224

Lampiran 17. RPP 2 POE Materi Tulang ........................................................... 233

Lampiran 18. RPP 3 POE Materi Sendi ............................................................. 245

Lampiran 19. RPP 4 POE Materi Sendi ............................................................ 254

Lampiran 20. RPP 5 POE Materi Otot .............................................................. 267

Lampiran 21. RPP 6 POE Materi Otot .............................................................. 277

Lampiran 22. RPP 1 PBL-POE Materi Tulang ................................................. 290

Lampiran 23. RPP 2 PBL-POE Materi Tulang .................................................. 303

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

xviii

Lampiran 24. RPP 3 PBL-POE Materi Sendi ............................................... ..... 315

Lampiran 25. RPP 4 PBL-POE Materi Sendi ............................................... ..... 327

Lampiran 26. RPP 5 PBL-POE Materi Otot ................................................. ..... 339

Lampiran 27. RPP 6 PBL-POE Materi Otot ...................................................... 350

Lampiran 28. Instrumen Aspek Kognitif ........................................................... 361

Lampiran 29. Instrumen Aspek Afektif ............................................................. 373

Lampiran 30. Instrumen Aspek Psikomotor ...................................................... 377

Lampiran 31. Instrumen Kreativitas ................................................................... 381

Lampiran 32. Instrumen Kemampuan Inferensi ................................................. 386

Lampiran 33. Uji Statistik ................................................................................... 393

Lampiran 34. Data Hasil Pengamatan ................................................................ 409

Lampiran 35. Dokumentasi Penelitian .............................................................. 426

Lampiran 36. Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 429

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

xix

Dwi Wahyuni, S831208027. 2014. “Efektivitas Implementasi Pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL) Diintegrasikan dengan Predict – Observe - Explain(POE) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Inferensi Siswa” TESIS. Program Studi Magister Pendidikan Sains,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing I: Dr. Suciati Sudarisman, M.Pd.; Pembimbing II: Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pembelajaran model PBL, model POE dan integrasi model PBL-POE terhadap prestasi belajar ditinjau dari kreativitas dan kemampuan inferensi siswa.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 3x2x2. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro. Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling Tahun Pelajaran 2013/2014 terdiri dari tiga kelas. Kelas eksperimen I menggunakan model PBL terdiri dari 32 siswa, kelas eksperimen II menggunakan model POE terdiri dari 32 siswa dan kelas eksperimen III menggunakan integrasi model PBL-POE terdiri dari 32 siswa. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk hasil belajar kognitif, angket untuk hasil belajar afektif, psikomotor, kreativitas dan kemampuan inferensi. Uji hipotesis penelitian menggunakan anova tiga jalan sel tidak sama dengan bantuan software SPSS 18.

Hasil penelitian didapatkan bahwa: (1) ada pengaruh integrasi model PBL-POE terhadap prestasi belajar baik aspek kognitif, afektif, psikomotor; (2) ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar siswa; (3) tidak ada pengaruh kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar siswa; (4) tidak ada pengaruh interaksi model pembelajaran dengan kreativitas kategori tinggi rendah terhadap prestasi belajar siswa; (5) ada pengaruh interaksi model pembelajaran dengan kemampuan inferensi kategori tinggi rendah terhadap prestasi belajar siswa; (6) ada pengaruh interaksi antara kreativitas dan kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar siswa; (7) tidak ada pengaruh integrasi model PBL-POE dengan kreativitas siswa dan kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar siswa.

Kata kunci : PBL, POE, integrasi model PBL-POE, kreativitas, kemampuan inferensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

xx

Dwi Wahyuni. S831208027. 2014. “The Effectiveness Implementation Model of Problem Based Learning (PBL) Integrated with Predict-Observe-Explain (POE) towards Students’ Achievement overviewed from Students’ Creativities and Students’ Inference Abilities”. THESIS. Magister Program of Science Education,Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University, Surakarta. AdvisorI: Dr. Suciati Sudarisman, M.Pd., Advisor II: Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si.

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the influence of PBL model, POE model and integrated PBL-POE towards students’ achievement, overviewed from students’creativities and students’ inference abilities.

This research achievement used students’ creativities and students’ inference abilities method with factorial design 3x2x2. The research population is grade XI science class student SMA Negeri 1 Bojonegoro. Sample research is decided randomly with cluster random sampling technics. In 2013/ 2014 academic year, it consisted of three classes. Experiment class I was given PBL model treatment consist of 32 students, experiment class II was given POE model treatment consists of 32 studentsand experiment class III was given integrated PBL-POE treatment and consists of 32 students. Data accumulation used technic test for cognitive study result, questionnaire for affective study result, psycomotor, creativity and inferency ability. Hyphothesis research test uses anova which three ways cell is not equel with help of software SPSS 18.

The research result: 1) There is influence from integrated PBL-POE towards students’ achievement in cognitive, affective, psychomotor; 2) There is creativity influence towards students’ achievement; 3) There is no influence for students’ inferency abilities towards students’ achievement; 4) There is no learning model interaction with creativity low and high category influence towards students’achievement; 5) There is learning model interaction with students’ inference abilitieslow and high category influence towards students’ achievement; 6) There is influence from interaction between creativity and students’ inferency abilities toward students’ achievement; 7) There is no influence from interaction between PBL model with students’ creativity and students’ inference abilities towards students’ achievement.

Key word: PBL, POE, integrated PBL-POE, students’ creativity, students’ inference ability, students’ achievement

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban dewasa ini, menuntut

perubahan di segala bidang kehidupan. Peranan sumber daya manusia sangat

mendominasi, terutama pada era global saat ini. Walau memiliki sumber daya

alam yang melimpah, jika tidak didukung dengan sumber daya manusia yang kuat

maka negara akan kalah dalam bersaing. Indonesia negara yang memiliki sumber

daya alam melimpah, tetapi tidak didukung dengan sumber daya manusia yang

handal, memaksa Indonesia menempati lini belakang. Sumber daya manusia pada

era global dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dituntut mampu untuk

memecahkan masalah dan meramalkan kemungkinan – kemungkinan yang terjadi

di masa yang akan datang, agar mampu mengantisipasi dengan mencari solusi

yang tepat terhadap permasalahan yang ada (Kompas, 3 Maret 2012).

Pembelajaran abad 21 merupakan suatu peralihan pembelajaran dimana

kurikulum yang dikembangkan saat ini menuntut sekolah untuk merubah

pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher-centered

learning) menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik

(student-centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa depan

dimana peserta didik harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar. Kecakapan-

kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan memecahkan masalah (problem

solving), berpikir kritis, kolaborasi, dan kecakapan komunikasi. Semua kecakapan

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

2

ini bisa dimiliki oleh peserta didik apabila pendidik mampu mengembangkan

rencana pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang menantang peserta didik

untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah (Bahri, 2009).

Seiring berubahnya sistem pendekatan pembelajaran dan bergesernya

tujuan pendidikan, menurut Davies dan Ellison (dalam Rudy, 2011) memasuki

abad 21 tugas dan peranan pendidik memiliki pengaruh dalam proses

pembelajaran. Pada abad ini diperlukan individu-individu yang menguasai

keterampilan-keterampilan, yang meliputi: cerdas intelektual, cerdas vocational,

cerdas emosional, cerdas moral, dan cerdas spiritual. Oleh karena itu, tantangan

pendidik adalah menjadikan peserta didik di sekolah saat ini menjadi individu

cerdas yang mandiri, unggul, dan tangguh yang mampu bertahan di abad 21,

sehingga inovasi dalam bidang pendidikan sangat diperlukan. Inovasi tersebut

dapat diawali dengan mengubah paradigma mengenai pendidikan itu sendiri ke

arah yang lebih baik. Selanjutnya bergantung pada kualitas pendidik sebagai

pemeran utama. Pendidik memiliki peran yang sangat vital dan fundamental

dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik peserta didik dalam proses

pembelajaran.

Sains merupakan ilmu yang sistematis, metodis dan logis yang diperoleh

melalui penelitian. Penelitian ini merupakan penyaluran hasrat ingin tahu manusia

dalam taraf keilmuan. Penelitian memegang peranan dalam: 1) Membantu

manusia memperoleh pengetahuan; 2) Memperoleh jawaban suatu pertanyaan; 3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

3

Memberikan pemecahan atas suatu masalah. Hal tersebut dapat kita simpulkan

bahwa ilmu pengetahuan itu mendorong munculnya teknologi, dengan teknologi

mendorong adanya penelitian, dari penelitian tersebut menghasilkan ilmu

pengetahuan baru yang kemudian memunculkan teknologi baru.

Sains merupakan ilmu pengetahuan tentang fenomena alam yang meliputi

produk, proses dan sikap. Hal ini juga termaktup dalam hakikat sains menurut

Carin dan Sund (dalam Wenno, 2008) meliputi scientific product, scientific

processes, dan scientific attitudes. Oleh karena itu, biologi sebagai bagian dari

sains harus mengacu pada tiga aspek yaitu produk, proses, dan sikap. Proses sains

meliputi cara-cara memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan pengetahuan

yang mencakup cara kerja, cara berfikir, cara memecahkan masalah. Produk sains

meliputi fakta, konsep, prinsip, teori, dan hukum. Sikap meliputi bagaimana cara

bersikap dalam ilmu pengetahuan. Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran

yang memunculkan hakikat sains yang terdiri dari tiga aspek yaitu : produk,

proses dan sikap, sehingga siswa dapat mengalami proses pembelajaran secara

utuh. Oleh karena itu pembelajaran sains seharusnya dapat dikaitkan dengan

pengalaman sehari-hari dari siswa. Siswa sebagai bagian dari anggota masyarakat,

dibiasakan untuk menemukan masalah dalam lingkungan lokal maupun secara

global, dan merumuskan solusi ilmiah yang mengaitkan dengan konsep sains yang

sedang dipelajarinya. Pembelajaran sains dapat berekspansi keluar dari sekedar

mempelajari pengetahuan menuju ke penggunaan pengetahuan dan ketrampilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

4

dalam menyelesaikan masalah-masalah praktis yang dapat ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari. Ketika keberadaan sains menjadi lebih dekat dengan diri

dan kehidupan siswa, pembelajaran sains akan menjadi menarik dan lebih

diminati oleh siswa untuk dipelajari.

Peran sains menurut Toharudin (2011) adalah meningkatkan kompetensi

yang dibutuhkan peserta didik untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam

berbagai situasi. Kompetensi tersebut meliputi: 1) kompetensi belajar sepanjang

hayat, termasuk membekali peserta didik untuk belajar di sekolah dengan lebih

lanjut; 2) kompetensi dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak dipengaruhi oleh perkembangan

sains dan teknologi.

Seseorang yang memiliki kemampuan literasi sains dan teknologi adalah

orang yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan

menggunakan konsep-konsep sains yang diperoleh dalam pendidikan sesuai

dengan jenjangnya, mengenal produk teknologi yang ada di sekitarnya beserta

dampaknya, mampu menggunakan produk teknologi dan memeliharanya, kreatif

dalam membuat hasil teknologi yang disederhanakan sehingga para peserta didik

mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai dan budaya masyarakat setempat

(Poedjiadi dalam Toharudin, 2011).

Berdasarkan pandangan di atas, maka guru harus mengajarkan materi

sesuai hakikatnya yaitu pembelajaran harus mengacu pada kegiatan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

5

memungkinkan siswa mengembangkan ketrampilan berpikir (minds on),

ketrampilan (hands on), dan sikap ilmiah sebagaimana para ilmuwan bekerja

(hearts on) (Suciati, 2011).

Secara umum kemampuan di bidang sains siswa Indonesia tergolong

masih rendah. Hal ini diindikasikan dengan pencapaian prestasi bidang Sains

dalam kompetisi tingkat nasional maupun tingkat Internasional. Berdasarkan data

Programme for International Student Assesment/ PISA (Purwadi, B. 2006)

menunjukkan bahwa 61,6% pelajar Indonesia memiliki pengetahuan sains yang

sangat terbatas, sedangkan yang mampu melakukan penelitian sederhana baru

sebanyak 27,5%. Pelajar yang mampu mengidentifikasi masalah-masalah ilmiah

hanya 9,5%, sedangkan yang mampu memanfaatkan sains dalam kehidupan

sehari-hari hanya 1,4%. Pada tahun 2012 di bidang Matematika, Indonesia

mendapatkan peringkat ke 64 dari 65 negara, di bidang IPA/ Sains peringkat ke 64

dari 65 negara, dan bidang membaca pada peringka 61 dari 65 negara

(Organization for Economic Co-operation and Development/ OECD, 2012).

Kondisi rendahnya penguasaan Sains khususnya Biologi juga terjadi di

SMA Negeri 1 Bojonegoro. Hal ini dibuktikan dari hasil belajar siswa yang belum

optimal khususnya pada materi Sistem Gerak. Hanya 40,3 % siswa yang tuntas,

sedangkan sisanya 50,7% belum tuntas masih di bawah KKM yang ditetapkan

sekolah yaitu 78. Secara rinci data tersebut disajikan dalam Tabel 1.1.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

6

Tabel 1.1 Rata-rata Nilai Ulangan Harian Biologi Materi Sistem Gerak Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

Materi Nilai Ulangan Harian Materi Sistem Gerak Rata-rata XI XI XI XI XI XI

IPA 1 IPA 2 IPA 3 IPA 4 IPA 5 IPA 6Sistem 81 79 80 77 75 74 77Gerak

Sumber : Leger SMA Negeri 1 Bojonegoro Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013

Rendahnya hasil belajar menjadi indikator kurang berhasilnya kegiatan

pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis menjelaskan bahwa kemampuan siswa

dalam memecahkan masalah masih rendah, khususnya pada materi Sistem Gerak.

Siswa cenderung mengalami kesulitan ketika diberi pertanyaan-pertanyaan yang

berbentuk pemecahan masalah. Hanya 20% siswa yang dapat menjawab

pertanyaan-pertanyaan pemecahan masalah dengan benar. Kemampuan siswa

dalam memprediksi rendah, sekitar 60% siswa kurang mampu meramalkan ketika

diberikan permasalahan yang terkait dengan praktikum Sistem Gerak. Hasil

observasi pembelajaran di SMA Negeri 1 Bojonegoro, guru mengajar cenderung

tekstual, verbal, dan hanya transfer pengetahuan kepada siswa, akibatnya siswa

pasif hanya menerima konsep dari guru.

Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal siswa, yaitu faktor yang ada di luar diri individu yang sedang

belajar yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran diantaranya: fasilitas

belajar, metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin

sekolah, waktu sekolah, dan lain-lain. Faktor internal siswa, yaitu faktor yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

7

dalam diri individu yang sedang belajar yang dapat mempengaruhi proses

pembelajaran diantaranya: kecerdasan siswa, kreativitas, kemampuan inferensi,

motivasi belajar, dan lain-lain (Ewintri, 2008).

Kreativitas dapat diartikan kemampuan seseorang untuk melahirkan

sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam ciri

berpikir kreatif maupun berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun

kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada (Satiadarma, 2003). Hubungan antara

kreativitas siswa dengan prestasi belajar, siswa yang kreatif lebih mudah

mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

Sementara kreativitas yang dimiliki oleh siswa sangat bervariasi, dengan demikian

kondisi kreativitas yang bervariasi perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi

prestasi belajar.

Kemampuan inferensi dapat diartikan kemampuan seseorang dalam

mengambil keputusan melalui proses berpikir untuk memecahkan suatu masalah,

melalui diskusi dengan teman, memikirkan alternatif (differential diagnosis) dan

pada akhirnya dapat membuat kesimpulan untuk memecahkan suatu masalah

(Facione, 2011). Hal ini relevan dengan Dewey (2003) bahwa kemampuan

inferensi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu mempertanyakan klaim,

memikirkan alternatif (differential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan

masalah, mengambil keputusan. Evaluasi inferensi dapat dilandaskan pada

kesahihan deduktif dan alasan lain. Inferensi sendiri berarti perpindahan yang kita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

8

buat dari alasan hingga kesimpulan. Klaim pertama akan membenarkan klaim

kedua, dari klaim kedua kita dapat menarik sebuah kesimpulan melalui silogisme.

Hubungan antara kemampuan inferensi dengan hasil belajar siswa, siswa

yang memiliki kemampuan inferensi tinggi diharapkan dapat memecahkan

masalah dalam proses pembelajaran di kelas dan diharapkan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui

proses berpikir positif, akan menghasilkan suatu keputusan yang baik (Sumadi,

2005). Kemampuan inferensi siswa juga bervariasi, tetapi belum diperhatikan oleh

guru. Adanya kemampuan inferensi yang bervariasi tersebut maka akan dapat

memberikan dampak terhadap prestasi belajar siswa.

Menurut Undang Undang Guru dan Dosen (2005), guru dituntut memiliki

4 kompetensi, meliputi: 1) Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola

pembelajaran dan evaluasi hasil belajar; 2) Kompetensi kepribadian yaitu

kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia; 3) Kompetensi sosial

yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan

efisien; 4) Kompetensi profesional yaitu kemampuan guru dalam penguasaan

materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing

peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar

Nasional Pendidikan. Berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru harus mampu

mengelola pembelajaran dengan menggunakan berbagai model pembelajaran yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

9

mendorong siswa mampu memecahkan masalah dan memprediksi. Hal ini relevan

dengan Tujuan Pendidikan Nasional dan Standar Kompetensi mata pelajaran

Biologi maka pembelajaran Biologi hendaknya melibatkan siswa secara aktif,

melatih siswa menyelesaikan suatu masalah dan memilih metode yang sesuai

dengan karakter materi mata pelajaran (Permendiknas No. 23 Tahun 2006).

Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi

otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan

keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata

tidak akan dapat melatih siswa berpikir kritis dengan cara inferensi.

PBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai

langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.

Sintaks dalam pembelajaran model PBL, menurut Nur (2008): 1) Mengorientasi

siswa pada masalah; 2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar; 3) Membimbing

penyelidikan individual maupun kelompok; 4) Mengembangkan dan menyajikan

hasil karya serta memamerkannya; 5) Menganalisa dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah. Model PBL memiliki kelebihan yang berbeda dengan model

pembelajaran lain, diantaranya mendorong siswa mampu memecahkan masalah

dengan mandiri maupun bekerjasama dalam kelompok, sehingga dapat menjawab

permasalahannya dan mendukung ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Hal ini

didukung oleh penelitian Peterson (2004) dan Tan (2009) bahwa model PBL

dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

10

Model PBL akan efektif jika diintegrasikan dengan model-model

konstruktivisme lain seperti POE, karena mendukung pelaksanaan PBL. Melalui

model POE siswa terlatih untuk memprediksi jawaban dari masalah-masalah

yang dihadapi. Model ini dipilih karena memacu kemampuan berpikir kreatif

siswa, untuk mengemukan prediksi terhadap suatu permasalahan yang muncul di

masyarakat dan memacu siswa untuk membuktikan prediksinya dengan upaya

penyelidikannya. Hal ini didukung oleh penelitian Suspriyati (2012), bahwa

pembelajaran model POE dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Menurut Suparno (2007) bahwa pembelajaran dengan model POE lebih

difokuskan dalam menemukan gejala yang diprediksi, diobservasi, dan dijelaskan

kesesuaian antara prediksi dengan hasil observasi. Berdasarkan penemuan dari

penelitian yang telah dilakukan memiliki implikasi untuk pengembangan

kurikulum, strategi belajar, pengembangan guru dan penilaian pemahaman siswa

serta tingkat prestasi belajar siswa. Sintaks pembelajaran model POE menurut

Suparno (2007), yaitu: 1) Prediction; 2) Observation; 3) Explanation. Keunggulan

menggunakan model POE karena memiliki beberapa metode saintifik, yaitu

membuat hipotesis (prediction), melakukan pengamatan (observation), dan

menganalisis (explanation).

Model POE memiliki kelebihan yang berbeda dengan model pembelajaran

lain, kelebihannya yaitu siswa mampu berpikir kreatif untuk mengemukakan

prediksi terhadap suatu permasalahan yang muncul di masyarakat dan memacu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

11

siswa untuk membuktikan prediksinya dengan upaya penyelidikannya, sehingga

dapat menjawab permasalahannya dan mendukung ilmu pengetahuan yang

dipelajarinya. Hal ini didukung oleh penelitian McNay (1993), bahwa

pembelajaran model POE dapat meningkatkan kemampuan memprediksi.

Integrasi model PBL-POE diawali dengan masalah, dengan sintaks: 1)

Mengorientasi siswa pada masalah; 2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar; 3)

Prediction; 4) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; 5)

Observation; 6) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta

memamerkannya;7) Explanation; 8) Menganalisa dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah (Nur, 2008 dan Suparno, 2007).

Penggunaan integrasi model PBL-POE diharapkan dapat digunakan oleh

guru untuk pembelajaran di kelas. Tujuan dari perpaduan dua model pembelajaran

tersebut untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memperhatikan aspek

kognitif, psikomotor dan afektif. Siswa mampu untuk memecahkan masalah,

memprediksi dan mengkomunikasikan prestasi belajar, sehingga siswa dapat

mengalami proses pembelajaran yang utuh.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu penelitian dengan judul

“Efektivitas Implementasi Pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL)

Diintegrasikan dengan Predict – Observe - Explain (POE) Terhadap Prestasi

Belajar Ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Inferensi Siswa” Studi

Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

12

Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014, diharapkan mampu

meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran masih sebatas pada pencapaian penguasaan konsep,

tanpa mengkaitkannya dengan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan

nyata, sedangkan aspek afektif dan aspek psikomotor kurang diperhatikan.

2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah rendah, yaitu ketika diberi

pertanyaan yang berbentuk pemecahan masalah masih rendah, hal ini

dibuktikan hanya 20% siswa yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan

pemecahan masalah dengan benar.

3. Kemampuan siswa dalam memprediksi terhadap suatu fenomena alam masih

rendah, hal ini dibuktikan sekitar 60% siswa kurang mampu meramalkan

ketika diberikan permasalahan yang terkait dengan praktikum Sistem Gerak,

akibatnya siswa mengalami hambatan dalam menemukan pola untuk

memperkirakan suatu peristiwa yang akan terjadi di waktu yang akan datang.

4. Kreativitas siswa yang bervariasi, hal ini masih belum diperhatikan oleh guru.

5. Kemampuan inferensi siswa yang bervariasi, hal ini masih belum

diperhatikan oleh guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

13

6. Cakupan materi Sistem Gerak sangat kompleks dan perananya sangat nyata

dalam kehidupan sehari-hari, selain itu pada materi Sistem Gerak Tahun

Pelajaran 2012-2013 dengan KKM 78, siswa yang memiliki nilai di bawah

KKM sekitar 50,7% siswa untuk tiap kelasnya, sehingga perlu kreativitas

guru dalam pemanfaatan media, model dan pendekatan pembelajaran yang

sesuai dan menyenangkan.

C. Pembatasan Masalah

Adanya banyak masalah yang muncul, maka peneliti perlu membatasi

masalah-masalah yang ada. Dalam penelitian ini diberikan pembatasan masalah

sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah

a. Model PBL yang digunakan meliputi pembelajaran dengan sintaks: 1)

Mengorientasi siswa pada masalah; 2) Mengorganisasikan siswa untuk

belajar; 3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; 4)

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya; 5)

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Nur, 2008).

b. Model POE dengan sintaks: 1) Prediction; 2) Observation; 3) Explanation

(Suparno, 2007).

c. Integrasi model PBL-POE, dengan sintaks: 1) Mengorientasi siswa pada

masalah; 2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar; 3) Prediction; 4)

Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; 5) Observation;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

14

6) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya; 7)

Explanation; 8) Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah, (Modifikasi Nur, 2008 dan Suparno, 2007).

2. Prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi pada aspek kognitif, aspek

afektif dan aspek psikomotor.

3. Kreativitas siswa yang meliputi: kelancaran dalam berpikir (fluency), berpikir

luwes (flexibility), orisinalitas (originality), keterampilan memperinci

(elaboration), perumusan kembali (redefinition) (Satiadarma, 2003).

Kreativitas dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tinggi dan rendah.

4. Kemampuan inferensi siswa yang meliputi: mempertanyakan klaim,

memikirkan alternatif, membuat kesimpulan, memecahkan masalah,

mengambil keputusan (Facione, 2011). Kemampuan inferensi dalam

penelitian ini dikategorikan menjadi tinggi dan rendah.

5. Materi yang digunakan adalah KD 3.1 Kelas XI IPA Semester 1 Sistem

Gerak pada manusia.

D. Rumusan Masalah

Agar penelitian menjadi jelas dan terarah perlu ditetapkan terlebih dahulu

perumusan masalahnya sebelum penelitian tersebut dilakukan. Adapun perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh pembelajaran Biologi melalui model PBL, model POE dan

integrasi model PBL-POE terhadap prestasi belajar siswa?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

15

2. Adakah pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar siswa?

3. Adakah pengaruh kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar siswa?

4. Adakah interaksi pembelajaran Biologi melalui model PBL, model POE dan

integrasi model PBL-POE dengan kreativitas kategori tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar siswa?

5. Adakah interaksi pembelajaran Biologi melalui model PBL, model POE dan

integrasi model PBL-POE dengan kemampuan inferensi kategori tinggi dan

rendah terhadap prestasi belajar siswa?

6. Adakah interaksi antara kreativitas dan kemampuan inferensi terhadap

prestasi belajar siswa?

7. Adakah interaksi antara pembelajaran Biologi melalui model PBL, model

POE dan integrasi model PBL-POE dengan kreativitas dan kemampuan

inferensi terhadap prestasi belajar siswa?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

1. Pengaruh pembelajaran Biologi melalui model PBL, model POE dan integrasi

model PBL-POE terhadap prestasi belajar siswa.

2. Pengaruh kreativitas terhadap presatasi belajar siswa.

3. Pengaruh kemampuan inferensi terhadap presatasi belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

16

4. Interaksi pembelajaran Biologi melalui model PBL, model POE dan integrasi

model PBL-POE dengan kreativitas kategori tinggi rendah terhadap prestasi

belajar siswa.

5. Interaksi pembelajaran Biologi melalui model PBL, model POE dan integrasi

model PBL-POE dengan kemampuan inferensi kategori tinggi rendah

terhadap prestasi belajar siswa.

6. Interaksi antara kreativitas dan kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar

siswa.

7. Interaksi antara pembelajaran Biologi melalui model PBL, model POE dan

integrasi model PBL-POE dengan kreativitas dan kemampuan inferensi

terhadap prestasi belajar siswa.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah memberi gambaran yang jelas untuk

menjawab permasalahan yang ada. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi

berbagai pihak. Ada dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Bahan kajian bagi Kepala Sekolah mengenai pengembangan teknologi

pembelajaran yang terkait dengan desain instruksional (pembelajaran di SMA).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

17

b. Memberikan bahan kajian bagi guru di SMA akan pentingnya memahami

karakteristik siswa dalam proses pembelajaran di SMA khususnya memotivasi

siswa untuk berprestasi.

c. Memberikan wawasan untuk mengembangkan metode pembelajaran Biologi

agar lebih bervariatif.

d. Pengembangan ilmu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk

penelitian lebih lanjut, khususnya dalam mendesain pendekatan, model, dan

metode pembelajaran di SMA.

e. Sebagai khasanah pengetahuan bagi pembaca dan bahan referensi bagi

penelitian lain yang melakukan penelitian sejenis atau lanjutan.

2. Manfaat Praktis

a. Sekolah

1) Mampu memberikan masukan kepada guru-guru perlunya perancangan model

pembelajaran inovatif dan efektif, khususnya pembelajaran mata pelajaran

Biologi di SMA dalam rangka pengembangan kreativitas dan kemampuan

inferensi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang dapat menjadikan siswa

mendapatkan pengalaman belajar melalui berbagai aktivitas intelektual

sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi belajar maupun prestasi sekolah.

b. Guru

1) Mampu mengembangkan strategi dan metode pembelajaran yang inovatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

18

dengan menyesuaikan karakteristik materi atau bahan ajar dan

memperhatikan latar belakang siswa.

1) Mampu memberikan gambaran implementasi pembelajaran Biologi dengan

model PBL, POE dan integrasi model PBL-POE.

c. Siswa

1) Memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat membangun dan

membentuk pengetahuannya sendiri, terlibat aktif serta dapat berinteraksi

dalam pembelajaran Biologi sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

2) Memperoleh proses pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar

nyata melalui berbagai aktivitas yang melibatkan aktivitas kognitif,

psikomotor dan afektif, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar Biologi

dengan mengembangkan kreativitas dan kemampuan inferensi siswa dalam

pembelajaran Biologi dengan model PBL, model POE, dan integrasi model

PBL-POE.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Hakikat Belajar Biologi

Belajar merupakan proses perubahan menuju keadaan yang lebih baik,

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu melalui pengalaman, latihan, interaksi

dengan lingkungan. Menurut Arsyad (2007), mengemukakan pendapatnya bahwa:

“ Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang

sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

seseorang dengan lingkungannya ”. Berpijak dari pendapat di atas maka belajar

bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, baik di lingkungan formal maupun

non formal.

Biologi menjadi wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,

sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara terhadap

lingkungan, masyarakat, bangsa, negara yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Mata pelajaran Biologi berkaitan dengan cara mencari

tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga Biologi bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip-

prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sumaji, 2003).

2. Pembelajaran Biologi

Pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang

menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan, pengaruh dan pengalaman

19

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

20

untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan pengetahuan,

ketrampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris dan Ormorod, 2000).

Proses belajar mengajar mengandung kegiatan interaksi antara guru dan

siswa serta komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

untuk mencapai tujuan belajar. Interaksi yang dimaksud tidak sekedar hubungan

komunikasi antara guru dan siswa, tetapi merupakan interaksi edukatif yang tidak

hanya penyampaian materi pelajaran melainkan juga penanaman sikap dan nilai

pada diri siswa yang sedang belajar (Sumaji, 2003).

Rustaman (2004) mengemukakan bahwa untuk memahami makna proses

belajar mengajar perlu dipahami beberapa pengertian yang membentuk proses

tersebut. Pertama dari segi siswa yang mempunyai peran dan tugas dalam proses

belajar. Kedua dari segi guru yang memiliki tugas dan peran mengajar. Ketiga

dari segi proses yang memungkinkan kedua komponen yang terlibat tersebut

saling berinteraksi, melalui materi pelajaran yang perlu dikuasai guru dengan

memperhatikan kesiapan dan karakteristik siswa.

Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada

keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada

hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan,

prediksi, dan proyeksi yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.

Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan

kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

21

mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang

ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar

menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta

tercapainya indikator.

Pembelajaran Biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara

langsung, karena itu siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah

keterampilan proses supaya siswa mampu menjelajahi dan memahami alam

sekitar. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh

indera, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan

selalu mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,

menggolongkan, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan hasil temuan secara

beragam, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji

gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Jadi pada dasarnya,

pelajaran biologi berupaya untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan

tentang cara mengetahui dan cara mengerjakan yang dapat membantu siswa untuk

memahami alam sekitar secara mendalam (Sumaji, 2003).

3. Teori Belajar

Penjelasan tentang sesuatu yang terjadi merupakan teori-teori belajar.

Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan cara orang dan hewan belajar,

sehingga membantu dalam memahami proses kompleks inheren pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

22

Pembahasan tentang proses belajar terus berkembang, dari pandangan yang

menganggap siswa hanya berperan sebagai penerima dan bersikap pasif dalam

proses belajar, sampai pandangan yang beranggapan bahwa siswa dapat

membangun pengetahuannya dengan ikut terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Pandangan-pandangan tentang belajar memunculkan berbagai teori

belajar. Sejalan dengan perkembangan pola pikir dan pengalaman manusia, aliran

teori belajar mengalami perkembangan sehingga paradigma belajar ini mengalami

pergeseran sudut pandang dari teori belajar yang satu ke teori belajar yang

selanjutnya.

a. Teori Belajar Piaget

Piaget menemukan teori konstruktivisme psikologis personal. Piaget

(dalam Suparno, 2007) mengemukakan bahwa seorang anak membangun

pengetahuan kognitifnya, seorang anak secara pelan-pelan membentuk

pengetahuannya sendiri, membentuk skema, mengembangkan skema dan

mengubah skema. Menurut filsafat konstruktivisme, pengetahuan adalah

bentukan atau konstruksi sendiri yang sedang menekuninya. Bila yang sedang

menekuni adalah siswa maka pengetahuan itu adalah bentukan siswa sendiri.

Belajar pengetahuan menurut Piaget (dalam Dimyati, 2002) ada tiga fase

antara lain : 1) fase eksplorasi di mana siswa mempelajari gejala dengan

bimbingan; 2) fase pengenalan konsep dimana siswa mengenal konsep yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

23

hubungannya dengan gejala; 3) fase aplikasi konsep dimana siswa menggunakan

konsep untuk meneliti gejala lain lebih lanjut.

Piaget (dalam Surya, 2004), mengemukakan bahwa perkembangan

kognitif merupakan pertumbuhan berpikir logis dari bayi hingga dewasa, yang

berlangsung melalui empat peringkat yaitu : 1) sensory motor usia 1 tahun sampai

dengan 1,5 tahun, pada peringkat ini anak hanya mampu melakukan pengenalan

lingkungan dengan melalui alat indera dan pergerakannya; 2) peringkat

preoperasional usia 1,5 tahun sampai dengan 6 tahun, pada peringkat ini anak

sudah dapat memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan tanda-tanda

dan simbul; 3) cocrete operasional usia 6 tahun sampai dengan 12 tahun, pada

peringkat ini adak sudah memberikan kecakapan yang berkesnaan dengan konsep-

konsep klasifikasi, hubungan dan kuantitas; 4) formal operasional usia 12 tahun

ke atas, pada peringkat ini anak sudah bisa berpikir secara hipotesis dan berbeda

dengan fakta, memahami konsep abstrak.

Berdasarkan peringkat perkembangan kognitif individu di atas, siswa

SMA kelas XI rata-rata berusia 15 sampai 16 tahun sehingga termasuk dalam

peringkat operasional formal, yang telah memiliki kemampuan berpikir abstrak,

yang dapat digunakannya untuk memecahkan permasalahan. Penerapan model

PBL sangat tepat diterapkan pada siswa SMA karena siswa telah memiliki

kemampuan berpikir abstrak, yang dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah. Demikian juga dengan penerapan model POE dapat digunakan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

24

pembelajaran dengan kegiatan memprediksi, eksperimentasi dan eksplanasi

(Piaget dalam Dimyati, 2002).

b. Teori Belajar Vygotsky

Berbeda dengan Piaget, Vygotsky (dalam Suparno, 2007) lebih

menekankan pentingnya aspek sosial belajar dan interaksi sosial dengan orang

lain terlebih yang punya pengetahuan lebih baik dan sistem yang secara kultural

telah berkembang dengan baik, serta dialog dan komunikasi verbal dengan orang

dewasa, anak ditantang untuk lebih mengerti tentang pengertian ilmiah dan

mengembangkan pengertian spontan mereka.

Penerapan teori belajar Vygotsky dalam penelitian ini bertolak pada

pentingnya interaksi sosial dengan orang lain terlebih yang punya pengetahuan

lebih baik yaitu siswa yang belajar dalam kelompok kecil dapat

mengkonstruksikan gagasan-gagasan dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi. Para siswa tahap ini diharapkan dapat bertukar pendapat atau pemikiran

selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga akan diperolah solusi yang

tepat dalam meyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Hal ini relevan dengan pendapat Slavin (2008) bahwa penerapan

pembelajaran dengan kelompok-kelompok kecil memiliki kelebihan tersendiri,

yaitu siswa dapat saling membantu sama lainnya dalam memahami materi

pelajaran, saling mendiskusikan dan saling berargumentasi, menutup kesenjangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

25

dalam pemahaman masing-masing. Hal ini tentunya dapat memotivasi siswa

untuk lebih giat belajar.

Penerapan model PBL dalam penelitian ini adalah siswa bekerja

memecahkan masalah dalam kelompok-kelompok kecil, hal ini sesuai dengan fase

ke-2 PBL yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar, dengan membentuk

kelompok siswa dapat berinteraksi dengan siswa lain untuk memecahkan masalah

sampai menemukan konsep. Konsep yang telah ditemukan tersebut dapat

dipamerkan dalam bentuk hasil karya, hal ini sesuai dengan fase ke-4 PBL

mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan memamerkannya (Nur, 2008).

Penerapan model POE dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk

memprediksi terhadap permasalahan yang dihadapi dengan berinteraksi dengan

siswa lain, hal ini sesuai dengan fase pertama POE yaitu prediction.

c. Teori Belajar Ausubel

Belajar menurut Ausubel (dalam Dahar, 1989) diklasifikasikan ke dalam

dua dimensi, yaitu dimensi pertama yang berkaitan dengan cara informasi atau

materi pelajaran diberikan pada siswa dan dimensi kedua yang berkaitan dengan

cara siswa mengaitkan informasi pada struktur kognitif yang sudah ada. Lebih

lanjut dinyatakan bahwa banyak ahli pendidikan yang berpendapat bahwa belajar

bermakna hanya terjadi bila siswa menemukan sendiri pengetahuan. Padahal

kegiatan belajar dengan menjelaskan hubungan antara konsep-konsep yang telah

dipelajari oleh siswa, dapat disebut sebagai belajar bermakna.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

26

Belajar bermakna menurut Ausubel memiliki tiga kelebihan, penjelasan

mengenai kelebihan dari belajar bermakna adalah sebagai berikut: 1) informasi

yang dipelajari secara bermakna lebih lama diingat; 2) memudahkan proses

belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip; dan 3) memudahkan belajar

hal-hal yang mirip meskipun telah terjadi “lupa”.

Penerapan teori belajar Ausubel dalam penelitian ini berdasarkan pada

klasifikasi Ausubel mengenai belajar ke dalam dua dimensi, yaitu: siswa dapat

mengaitkan informasi pada struktur kognitif yang sudah ada dan menjelaskan

hubungan antara konsep-konsep dari materi pelajaran yang telah dipelajari. Para

siswa dalam penelitian ini diharapkan dapat mengalami belajar bermakna melalui

pemecahan masalah selama proses pembelajaran berlangsung, dengan demikian

siswa dapat menemukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan

yang dihadapi dengan cara mengaitkan informasi yang diperoleh melalui

pengamatan dan referensi pada struktur kognitif yang sudah ada, dan menjelaskan

hubungan antara konsep-konsep dari materi yang telah dipelajari (Dahar, 1989).

Penerapan model PBL adalah siswa dapat menyusun suatu hipotesis

tentang fenomena alam dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya

untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Hipotesis tersebut dapat dibuktikan

melalui serangkaian kegiatan ilmiah melalui kegiatan observasi maupun

eksperimen, sehingga diperoleh konsep baru yang harus dikaitkan dengan konsep-

konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Hal ini sesuai dengan fase-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

27

fase model PBL, mengoganisasikan siswa pada masalah, menyusun hipotesis,

melakukan observasi atau eksperimen akhirnya menemukan konsep sehingga

pembelajaran akan lebih bermakna.

Penerapan model POE adalah kegiatan observasi setelah melakukan

prediksi akan membuat siswa lebih mudah dalam memahami konsep atau materi

pelajaran karena dialami sendiri melalui pengalaman belajar nyata sehingga

pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih bermakna.

d. Teori Belajar Bruner

Belajar menurut Bruner adalah penemuan. Menurut Bruner (dalam Dahar,

1989), belajar penemuan sesuai dengan pengetahuan secara aktif oleh manusia

dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Siswa berusaha sendiri

mencari pemecahan masalah untuk menghasilkan pengetahuan yang bermakna.

Belajar penemuan terjadi apabila siswa terlibat secara aktif dalam menggunakan

proses mentalnya agar memperoleh pengalaman, sehingga memungkinkan siswa

menemukan konsep atau prinsip tersebut.

Implementasi pandangan Bruner dengan PBL dalam pembelajaran sains

adalah siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif untuk mendapatkan

pengalaman yang memungkinkan siswa menemukan pengetahuan sendiri. Melalui

pengalaman yang dimiliki, siswa mencoba untuk memecahkan masalah tersebut

dan menemukan pengetahuan yang baru. Guru bertugas memberikan masalah

kepada siswa yang dapat mendorongnya untuk melakukan penemuan. Penerapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

28

model PBL dengan teori Bruner adalah siswa dapat menemukan pengetahuan

untuk memecahkan masalah dengan melalui eksperimen atau observasi yang

dilakukan secara langsung, hal ini sesuai dengan fase ke-3 PBL. Penerapan model

POE dengan teori Bruner adalah siswa dapat menemukan sendiri konsep melalui

observasi secara langsung, hal ini sesuai dengan fase ke-2 POE yaitu observation.

4. Model Pembelajaran

a. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

Salah satu model yang menunjang pendekatan pembelajaran berorientasi

pada siswa (student center approach) adalah pembelajaran berbasis masalah PBL.

Menurut Tan (2003), PBL memiliki ciri-ciri yaitu pembelajaran dimulai dengan

pemberian masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata, pembelajar secara

berkelompok aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan

pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan

masalah dan melaporkan solusi dari masalah. Sedangkan pendidik lebih banyak

memfasilitasi. Dengan demikian siswa menjadi pembelaqjar mandiri,

mendorongsiswa untuk belajar dalam kelompok, berinteraksi soaial, dan saling

mengajarkan (peer teaching). Pada pembelajaran Sains khususnya Biologi

sangatlah penting menerapkan pembelajaran berbasis masalah, karena strategi ini

selain inovatif juga mendorong siswa bersikap memproyeksikan diri sendiri ke

masa depan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

29

Menurut Ibrahim (dalam Wenno, 2008) prinsip yang mendasari

pembelajaran berbasis masalah adalah: 1) pemahaman dibangun melalui

pengalaman; 2) arti atau makna diciptakan dari usaha untuk menjawab pertanyaan

dan masalah kita sendiri; 3) instink alami siswa untuk melakukan penyelidikan

dan kreasi seharusnya dikembangkan; 4) strategi yang berpusat pada siswa

mampu membangun ketrampilan berpikir kritis dan bernalar, dan dalam

perkembangan lebih lanjut akan mengembangkan kreativitas dan kemandirian.

Ciri khas pembelajaran berdasarkan masalah (Nur, 2008) adalah : 1)

Mengajukan pertanyaan atau masalah. Proses belajar mengajar menekankan pada

mengorganisasikan pembelajaran di sekitar pertanyaan-pertanyaan atau masalah-

masalah yang penting secara sosial dan bermakna secara pribadi bagi siswa.

Pelajaran diarahkan pada situasi kehidupan nyata, menghindari jawaban

sederhana, dan memperbolehkan adanya keragaman solusi yang kompetitif

beserta argumentasinya; 2) Berfokus pada interdisiplin. Meskipun suatu pelajaran

berdasarkan masalah dapat berpusat pada mata pelajaran tertentu, masalah nyata

sehari-hari dan otentik itulah yang diselidiki karena solusinya menghendaki siswa

melibatkan banyak mata pelajaran; 3) Penyelidikan otentik. Pembelajaran

berdasarkan masalah menghendaki siswa menggeluti penyelidikan otentik dan

berusaha memperoleh pemecahan-pemecahan nyata terhadap masalah-masalah

nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah itu,

mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, menumpulkan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

30

menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen (bila diperlukan), membuat

inferensi, dan membuat simpulan. Selain itu siswa dapat menggunakan metode

penyelidikan khusus bergantung pada sifat masalah yang sedang diselisiki; 4)

Menghasilkan karya nyata dan memamerkan. Pembelajaran berdasarkan masalah

menghendaki siswa menghasilkan produk dalam bentuk karya nyata dan

memamerkannya. Produk ini mewakili solusi-solusi mereka. Produk ini dapat

berupa laporan, model fisik, rekaman video, atau program komputer. Karya nyata

dan pameran dirancang siswa untuk mengkomunikasikan kepada pihak-pihak

terkait apa yang telah mereka pelajari. Karya nyata dan pameran ini merupakan

salah satu ciri inovatif pembelajaran berbasis masalah; 5) Kolaborasi. Seperti

pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah juga ditandai oleh siswa

yang bekerja sama dengan siswa lain, seringkali dalam pasangan-pasangan atau

kelompok kecil.

Tahap-tahap pelaksanaan Model PBL menurut Nur (2008), disajikan

dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Tahap-tahap Pelaksanaan Model PBL

Fase atau Tahap Perilaku Guru

Fase 1:Mengorientasikan siswa pada masalah

Guru menginformasikan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa agar terlibatdalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

31

Fase 2:Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa menentukan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Fase 3:Membimbing penyelidikan indivi-dual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Fase 4:Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya

Guru membimbing siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang layak sesuai seperti laporan, rekaman video, dan model, serta membantu mereka bekerjasama dengan teman lain.

Fase 5:Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan.

(Sumber: Nur, 2008)

b. Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain)

POE merupakan model pembelajaran yang memiliki urutan proses

mengkonstruksi pengetahuan dengan melakukan pendugaan terhadap suatu

permasalahan (prediction), melakukan observasi maupun eksperimen untuk

membuktikan dugaan (observation), dan menjelaskan hasil observasi atau

eksperimen tersebut (explanation).

Menurut Suparno (2007) pembelajaran model POE menggunakan tiga

langkah utama, yaitu : prediction, membuat prediksi; observation, melakukan

penelitian atau pengamatan apa yang terjadi, dan explanation, memberikan

penjelasan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

32

Langkah pelaksanaan model POE dalam pembelajaran adalah:

a. Membuat prediksi, langkahnya: 1) Guru menyajikan permasalahan tentang

kejadian alam; 2) Siswa diminta membuat dugaan disertai alasan mengapa

membuat dugaan demikian.

b. Melakukan observasi, langkahnya: 1) Siswa melakukan observasi baik

melalui pengamatan obyek maupun dengan percobaan; 2) Siswa mengamati

yang terjadi, kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai

keterampilan proses sains.

c. Melakukan penjelasan, langkahnya: 1) Apabila dugaan sesuai dengan hasil

observasi, maka guru dapat langsung memberikan penguatan; 2) Apabila

dugaan tidak sesuai dengan hasil observasi, maka guru membantu siswa

mencari penjelasan mengapa demikian, atau dengan membenarkan dugaan

yang belum benar.

Pembelajaran model POE, memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memunculkan gagasan dalam membuat dugaan, karena menurut Wenno (2008)

semakin banyak dugaan yang dikonstruksikan oleh siswa, guru dapat mengerti

bagaimana konsep dan pengertian sains tentang persoalan yang diajukan. Melalui

prndugaan yang disertai alasannya tersebut dapat membantu guru untuk

mengetahui sejauh mana konsep awal yang dimiliki siswa, membantu guru

mengetahui kemungkinan terjadi kesalahan konsep, sehingga guru dapat

memperbaiki kesalaha konsep tersebut agar siswa memiliki konsep yang benar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

33

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam model pembelajaran POE adalah

sebagai berikut: 1) Masalah yang diajukan sebaiknya masalah yang

memungkinkan terjadi konflik kognitif dan memicu rasa ingin tahu; 2) Prediksi

harus disertai alasan yang rasional. Prediksi bukan sekedar menebak; 3)

Demonstrasi harus bisa diamati dengan jelas, dan dapat memberi jawaban atas

masalah; 4) Siswa dilibatkan dalam proses eksplanasi (Suparno, 2007).

c. Integrasi Model PBL-POE

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), Integrasi adalah

pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Mengintegrasikan

model PBL dan POE artinya pembauran dua model pembelajaran menjadi satu

kesatuan yang bulat dan utuh yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.

Penggunaan integrasi model PBL-POE diharapkan dapat digunakan oleh guru

untuk pembelajaran di kelas. Tujuan dari perpaduan dua model pembelajaran

tersebut untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memperhatikan aspek

kognitif, psikomotor dan afektif. Siswa mampu untuk memecahkan masalah,

memprediksi dan mengkomunikasikan prestasi belajar, sehingga siswa dapat

mengalami proses pembelajaran yang utuh.

Model PBL dapat mendukung fase yang tidak dimiliki oleh model POE,

demikian pula sebaliknya dengan model POE dapat mendukung fase yang tidak

dimiliki oleh model PBL. Misalnya: pada fase ke-2 PBL mengorganisasikan siswa

untuk belajar dan fase ke-4 PBL mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

34

pada model POE fase ini tidak ada. Hal ini bisa diintegrasikan fasenya sehingga

pada model POE dapat diterapkan mulai fase pertama sampai fase terakhir, siswa

dapat membentuk kelompok untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

memamerkan hasil karya yang telah dibuat dengan kelompoknya. Model PBL

tidak memiliki fase ke-1 POE yaitu prediction, siswa dapat memprediksi terhadap

hipotesis yang ada pada model PBL untuk memecahkan masalah dalam

pembelajaran.

Model PBL memiliki kelebihan yang berbeda dengan model pembelajaran

lain, diantaranya mendorong siswa mampu memecahkan masalah dengan mandiri

maupun bekerjasama dalam kelompok, sehingga dapat menjawab permasalahan

dan mendukung pengetahuan yang dipelajarinya. Kelemahan model PBL yaitu

tidak mudah dalam pembentukan tim atau kelompok kecil dalam memecahkan

masalah dalam proses pembelajaran, harus memperhatikan faktor-faktor lain

seperti perbedaan jenis kelamin, prestasi akademik, dll (Peterson, 2003).

Model POE memiliki kelebihan yang berbeda dengan model pembelajaran

lain, kelebihannya yaitu: 1) siswa mampu berpikir kreatif yang mendorong siswa

untuk mengeksplorasi ide-ide dan gagasan untuk memprediksi guna pemecahan

masalah; 2) mengurangi verbalitas dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran

menjadi menarik karena siswa beraktivitas secara nyata melalui kegiatan

observasi; 3) dapat membantu siswa memahami materi pelajaran secara lebih

bermakna dan mendalam; 4) memberikan informasi bagi guru untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

35

cara berpikir siswa; 5) mampu menemukan adanya miskonsepsi dalam

perkembangan pengetahuan yang dimiliki siswa; 6) melatih siswa untuk

melakukan kegiatan diskusi (Wenno, 2008). Kelemahan model POE yaitu

kecenderungan terjadi kesalahan konsep pada siswa lebih besar, maka guru harus

dapat memperbaiki kesalahan konsep tersebut agar siswa memiliki konsep yang

benar.

Integrasi model PBL-POE diawali dengan masalah, dengan sintaks: 1)

Mengorientasi siswa pada masalah; 2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar; 3)

Prediction; 4) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; 5)

Observation; 6) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta

memamerkannya;7) Explanation; 8) Menganalisa dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah (Nur, 2008 dan Suparno, 2007).

5. Materi Sistem Gerak

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Kita sebagai makhluk

hidup setiap saat bergerak, bahkan ketika tidur sekalipun. Manusia bergerak untuk

melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia membutuhkan

rangka dan otot untuk dapat bergerak. Rangka tidak dapat bergerak sendiri apabila

tidak digerakkan oleh otot. Oleh sebab itu, rangka merupakan alat gerak pasif,

sebaliknya otot dapat berkontraksi sehingga otot disebut alat gerak aktif. Gerak

tubuh manusia dihasilkan karena adanya kerja sama antara rangka dan otot

(Aryulina, 2007).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

36

a. Tulang atau Rangka

Rangka tubuh manusia tersusun dari 206 tulang dengan berbagai bentuk

dan ukuran, namun tulang-tulang tersebut saling berhubungan. Rangka pada

manusia maupun vertebrata memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: 1) Formasi

bentuk tubuh; 2) Formasi sendi-sendi; 3) Pelekatan otot-otot; 4) Bekerja sebagai

pengungkit; 5) Penyokong berat badan serta daya tahan untuk menghadapi

pengaruh tekanan; 6) Proteksi; 7) Homopoesis; 8) Fungsi Imunologis; 9)

Penyimpanan Kalsium (Aryulina, 2007).

Secara garis besar, rangka tubuh manusia digolongkan menjadi dua

kelompok tulang, yaitu tulang aksial dan tulang apendikular. Tulang aksial

merupakan rangka yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang, tulang

dada (sternum), dan tulang rusuk (tulang iga).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

37

Sumber: Champbell (2002)

Gambar. 2.1 Kerangka Bagian Depan Tubuh Manusia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

38

Sumber: Champbell (2002)

Gambar. 2.2 Kerangka Bagian Belakang Tubuh Manusia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

39

Pembentukan tulang manusia sangat ditentukan oleh osifikasi (proses

pembentukan tulang). Tulang manusia sudah mulai dibentuk pada akhir bulan

kedua stadium embrio, tetapi masih dalam bentuk tulang rawan (kartilago). Sel-sel

tulang akan dibentuk dari bagian dalam dan terus berlanjut ke bagian luar

sehingga proses pembentukan tulang menjadi konsentris. Setiap sel tulang

melingkari pebuluh darah dan saraf yang akan membentuk suatu saluran disebut

saluran Havers. Pembuluh darah dari saluran Havers bercabang-cabang menuju

matriks menuju ke matriks untuk mengangkut fosfor dan kalsium. Adanya

senyawa fosfor dan kalsium menyebabkan matriks tulang menjadi keras

(Aryulina, 2007).

Di sekitar saluran Havers terdapat lamela konsentrik berupa matriks

berbentuk cincin yang mengandung kalsium. Di antara lamela konsentrik terdapat

zona kosong yang disebut kanalikuli berupa saluran kecil berisi cairan

ekstraseluler. Kanalikuli menghubungkan lakuna satu dan lainnya dengan saluran

Havers. Lakuna merupakan ruang tempat terdapatnya osteosit. Apabila matriks

tulang tersusun padat dan rapat, akan terbentuk tulang kompak. Sebaliknya,

apabila susunan matriks tulang membentuk rongga, akan terbentuk tulang spons.

Bagian tulang spons yang bercabang-cabang seperti jala-jala disebut trabekula.

Tulang yang sedang berkembang dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut

periosteum (Aryulina, 2007).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

40

b. Otot

Otot terdiri dari sel-sel yang terspesialisasi untuk kontraksi, yaitu

mengandung protein kontraktil yang dapat berubah dalam ukuran panjang dan

memungkinkan sel-sel untuk memendek. Sel-sel tersebut sering disebut serabut-

serabut otot. Serabut-serabut otot disatukan oleh jaringan ikat.Untuk

menghasilkan suatu gerak, otot bekerja berpasangan dengan otot lain. Saat suatu

otot berkontraksi, otot yang bersangkutan akan menggerakkan tulang yang

dilekatinya ke suatu arah. Sebaliknya, otot lain yang merupakan pasangannya

akan menggerakkan tulang ke arah sebaliknya (berlawanan). Gerak kedua otot

tersebut merupakan gerak antagonis. Misalnya, otot bisep dan otot trisep. Selain

pasangan otot antagonis, ada juga beberapa jenis otot yang berbeda, namun

kerjanya saling menunjang. Otot ini disebut otot sinergis. Misalnya, otot-otot di

antara tulang rusuk yang bekerjasama saat terjadi pengambilan dan

penghembusan napas (Aryulina, 2007).

Secara umum otot manusia dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Otot Lurik (Otot Rangka)

Otot lurik merupakan otot yang melekat dan menggerakkan tulang rangka.

Otot mampu menggerakkan tulang karena otot dapat memanjang (relaksasi) dan

memendek (kontraksi). Hasil pergerakan otot menyebabkan tulang-tulang yang

menjadi tempat perlekatan otot dapat bergerak. Gerak apapun yang dapat

dilakukan oleh tubuh dikarenakan kedua ujung otot melekat pada tulang-tulang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

41

sejati maupun tulang rawan. Kedua ujung otot merekat pada dua tulang yang

berbeda. Kedua tulang tersebut dihubungkan oleh sendi.

Otot rangka jika dilihat dengan menggunkan mikroskop terlihat berupa

sel-sel otot berbentuk serabut.-serabut halus panjang (miofibril). Otot rangka

mengandung banyak inti sel (multinuklei) dan tampak garis-garis terang diselingi

garis-garis gelap yang melintang. Oleh karena itu, otot rangka disebut juga otot

lurik atau otot serat lintang.

Otot lurik dapat digolongkan menjadi dua kelompok berdasarkan

mioglobin pigmen otot penyusunnya, yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah

memiliki lebih banyak mioglobin daripada otot putih. Mioglobin merupakan

senyawa protein yang berfungsi mengikat molekul-molekul oksigen. Oksigen

yang diikat oleh mioglobin berperan penting untuk respirasi sel-sel otot rangka.

Respirasi sel-sel otot rangka akan menghasilkan energi yang penting untuk

melakukan aktivitas gerak.

Sumber: Champbell (2002)

Gambar. 2.3 Otot Lurik atau Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

42

b. Otot polos

Otot polos terdiri dari sel-sel otot yang berbentuk gelendong dengan satu

inti sel yang terletak di tengah. Pengamatan dengan menggunakan mikroskop

menunjukkan bahwa otot polos tidak memiliki garis-garis melintang seperti otot

rangka (otot lurik).

Otot polos tidak melekat pada tulang rangka tubuh. Aktivitasnya lambat,

namun geraknya beruntun. Otot polos mampu berkontraksi dalam waktu lama dan

tidak cepat mengalami kelelahan. Gerak otot polos tidak menurut kehendak kita

karena dikontrol oleh saraf tak sadar (saraf otonom), sehingga disebut otot tidak

sadar. Otot polos dapat dijumpai pada dinding penyusun organ-organ tubuh

bagian dalam. Misalnya: saluran pencernaan, pembuluh darah, dll.

Sumber: Champbell (2002) Gambar. 2.4 Otot Polos

b. Otot Jantung

Otot jantung (miokardium) hanya dijumpai pada dinding jantung dan vena

kava yang memasuki jantung. Sayatan dinding otot jantung menunjukkan sel-sel

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

43

otot jantung menyerupai otot rangka dengan satu inti sel setiap satu sel otot

jantung yang membentuk anyaman dengan percabangan. Pada setiap percabangan

sel otot jantung terdapat jaringan ikat yang disebut diskus interkalaris. Otot

jantung mampu berkontraksi secara ritmis dan terus-menerus sebagai akibat dari

aktivitas sel otot jantung yang berpautan.

Gerak otot jantung dikendalikan oleh saraf tak sadar (otonom). Kontraksi

dan relaksasi otot jantung menyebabkan serambi dan bilik jantung menyempit dan

melebar secara berirama yang menimbulkan denyut jantung. Dengan adanya

kontraksi dan relaksasi, darah kita dapat dipompa ke dalam pembuluh-pembuluh

darah dan dialirkan ke seluruh tubuh. Dalam keadaan normal jantung akan

berkontraksi sekitar 72 kali setiap menit.

Sumber: Champbell (2002)Gambar. 2.5 Otot Jantung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

44

c.) Sendi

Menurut Aryulina, 2007 sendi merupakan hubungan antar-tulang sehingga

tulang mampu digerakkan. Hubungan antara dua tulang atau lebih disebut

persendian atau artikulasi. Untuk memperkuat sendi dan memudahkan pergerakan

dibutuhkan komponen penunjang seperti berikut: (1) Ligamen merupakan jaringan

ikat yang berfungsi mengikat bagian luar ujung tulang yang membentuk

persendian dan mencegah berubahnya posisi tulang (dislokasi); (2) Kapsul sendi

merupakan lapisan serabut yang berfungsi melapisi sendi dan menghubungkan

dua tulang yang membentuk persendian. Di bagian persendian yang memiliki

kapsul sendi terdapat rongga; (3) Cairan sinovial merupakan cairan pelumas pada

ujung-ujung tulang yang terdapat pada bagian kapsul sendi; (4) Tulang rawan

hialin merupakan jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang yang

membentuk persendian. Perlindungan ini penting menjaga benturan yang keras.

Sumber: Champbell (2002)Gambar. 2.6 Sendi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

45

Sumber: Champbell (2002)Gambar. 2.7 Komponen Sendi

Menurut Pratiwi (2007), komponen penunjang sendi terdiri dari:

1. Ligamen yaitu jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan tulang.

2. Kapsul Sendi yaitu lapisan serabut yang melapisi sendi dan menghubungkan dua

tulang yang membentuk persendian.

3. Cairan Sinovial yaitu cairan pelumas pada ujung-ujung tulang yang terdapat pada

bagian kapsul sendi.

4. Tulang Rawan Hialin: jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang

membentuk persendian berguna untuk menjaga persendian dari benturan keras.

Menurut Pratiwi (2007), persendian memiliki bermacam-macam tipe, yang

dapat dikelompokkan berdasarkan besar dan kecilnya gerakan yang terjadi. Tipe

persendian tersebut adalah sebagai berikut: (1) Diartrosis; (2) Sendi Peluru; (3)

Sendi Putar; (4) Sendi Pelana; (5) Sendi Engsel; (6) Sendi Luncur; (7) Sinartrosis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

46

Sinartrosis atau Sendi mati yaitu persendian yang tdk dpt digerakkan,

misalnya hubungan antar tulang kepala:

a. Amfiartrosis: Persendian yang menggerakkan dengan gerakan yang sangat

terbatas. Contoh: Hubungan antar tulang rusuk dan tulang belakang.

b. Diartrosis/Sendi Gerak: Persendian yang paling bebas gerakannya.

Menurut Aryulina (2007) macam-macam sendi gerak :1) Sendi peluru; 2)

Sendi engsel; 3) Sendi putar; 4) Sendi pelana; 5) Sendi luncur. Adanya persendian

memungkinkan gerakan yang bervariasi. Berbagai gerak dengan adanya

persendian dikontrol juga oleh adanya kontaksi otot. Gerak yang muncul akibat

adanya persendian adalah sebagai berikut: 1) Fleksi – Ekstensi; 2) Adduksi –

Abduksi; 3) Elevasi – Depresi; 4) Supinasi – Pronasi; 5) Inversi – Eversi.

Gangguan atau kelainan pada sistem gerak manusia dapat terjadi pada

tulang, otot dan sendi. Menurut Aryulina (2007), gangguan atau kelainan tersebut

dapat terjadi akibat aktivitas atau beban gerak yang berlebihan, pengaruh vitamin,

atau terjadinya infeksi oleh mikroorganisme.

1) Gangguan pada sistem rangka/ tulang

Misalnya: gangguan fisik ( fraktura sederhana, fraktura kompleks, greenstick,

comminuted) gangguan fisiologis ( rakhitis, micro-sefalus, osteoporosis,

kelainan akibat suatu penyakit).

2) Gangguan pada sistem otot

Misalnya: atrofi, hipertrofi, hernia abdominalis, tetanus, distrofi otot.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

47

3) Gangguan pada sendi

Misalnya: dislokasi, terkilir, ankilosis, artritis.

4) Gangguan tulang belakang

Misalnya: skoliosis, kifosis, lordosis, subluksasi.

5) Gangguan pada sistem rangka/ tulang

Misalnya: gangguan fisik (fraktura sederhana, fraktura kompleks, greenstick,

comminuted) gangguan fisiologis (rakhitis, micro-sefalus, osteoporosis,

kelainan akibat suatu penyakit).

6) Gangguan pada sistem otot

Misalnya: atrofi, hipertrofi, hernia abdominalis, tetanus, distrofi otot,

miastenia grafis.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal siswa, yaitu faktor yang ada di luar diri individu yang sedang

belajar yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran diantaranya: fasilitas

belajar, penggunaan model pembelajaran untuk mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, disiplin sekolah, waktu sekolah, dan lain-lain. Faktor internal

siswa, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar yang dapat

mempengaruhi proses pembelajaran diantaranya: kecerdasan siswa, kreativitas,

kemampuan inferensi, motivasi belajar, dan lain-lain (Ewintri, 2008).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

48

a. Kreativitas

Kreativitas didefinisikan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu

yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam ciri berpikir

kreatif maupun berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan

hal-hal yang sudah ada (Satiadarma, 2003).

Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dijelaskan bahwa sikap kreatif merupakan salah satu tujuan Pendidikan Nasional.

Namun, kenyataan di lapangan pengembangan kreativitas tampaknya selalu

menjadi wilayah yang paling sering terabaikan. Kreativitas sangat bermakna dan

perlu dikembangkan dalam diri anak didik. Munandar (2009) mengemukakan

beberapa alasannya, pertama dengan berkreasi orang dapat mengaktualisasi

dirinya. Sebagaimana dikemukakan Maslow bahwa aktualisasi diri merupakan

kebutuhan pokok tertinggi dalam hidup manusia. Kedua sebagai kemampuan

untuk melihat berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. Pembelajaran yang

terjadi saat ini lebih menekankan pada penerimaan pengetahuan, ingatan dan

penalaran (berpikir logis). Ketiga bersibuk diri secara kreatif tidak hanya

bermanfaat bagi pribadi dan lingkungan, tetapi juga memberi kepuasan kepada

individu. Keempat memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

Kesejahteraan masyarakat bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide

baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru. Bertolak dari pendapat di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

49

atas, maka sekolah sebagai lembaga formal pembelajaran wajib untuk

mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Siswa yang kreatif mempunyai kemampuan luar biasa untuk

menyesuaikan diri dalam segala situasi dan dengan keterampilannya, ia mampu

melaksanakan pekerjaan untuk mencapai yang mereka inginkan. Ciri-ciri

kepribadian yang kreatif adalah: 1) individu yang kreatif memiliki energi fisik

yang besar yang memungkinkan bekerja berjam-jam; 2) individu yang kreatif

cerdas dan cerdik. Suatu saat memiliki kebijakan, tetapi juga bisa seperti anak-

anak. Ia mampu berpikir secara konvergen dan divergen; 3) individu yang kreatif

memiliki kombinasi antara sikap bermain dan disiplin. Kreativitas memerlukan

kerja, keuletan ketekunan untuk menyelesaikan masalah, dengan mengatasi

masalah yang sering dihadapi; 4) individuyang kreatif dapat memiliki salah satu

alternatif antara lain fantasi dan kenyataan. Kedua hal tersebut dibutuhkan untuk

memisahkan diri dari hal-hal yang berhubungan dengan masa sekarang tanpa

menghilangkan sentuhan masa lalu; 5) individu yang kreatif menunjukkan

kecenderungan yang berbeda dalam merengkaikan hal-hal yang bersifat introversi

maupun ekstroversi. Sebagian besar diantara individu cenderung untuk menjadi

salah satu ciri di atas. Sebaliknya individu yang kreatif mampu mengekspresikan

kedua cirri tersebut pada saat yang sama; 6) individu yang kreatif dapat bersikap

rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama; 7) individu yang

kreatif menunjukkan kecenderungan andragoni, yaitu mereka dapat melepaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

50

diri dari stereotip gender maskulin-feminin; 8) individu yang kreatif cenderung

mandiri, suka menentang; 9) kebanyakan orang yang kreatif sangat suka dengan

pekerjaan mereka, tetapi juga sangat obyektif dalam penilaian karyanya; 10) sikap

terbuka dan sensitif pada individu kreatif sering membuat menderita dan jengkel

jika banyak kritik dan serangan terhadap hasil jerih payahnya, namum juga dapat

menjadikan suatu kegembiraan baginya.

Ciri-ciri pribadi yang kreatif menurut Munandar (2009) adalah rasa ingin

tahu yang mendalam, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan

banyak gagasanatau usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan

pendapatnya, mempunyai rasa keindahan yang dalam, menonjol dalam salah satu

bidang seni, mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi atau sudut pandang,

mempunyai rasa humor yang luas, mempunyai rasa imajinasi, dan orisinal dalam

ungkapan gagasan dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pribadi

yang kreatif mempunyai ciri-ciri menonjol, antara lain: 1) imajinatif; 2) inisiatif;

3) rasa ingin tahu; 4) mandiri; 5) penuh energi dan bersibuk diri; 6) berani

mengambil resiko dalam pendirian dan keyakinan. Ciri-ciri tersebut merupakan

modal yang dimiliki siswa yang kreatif yang sangat dibutuhkan dan diharapkan

untuk pengembangan pembelajaran demi keberhasilan proses pembelajaran.

Siswa yang memiliki kreativitas mempunyai 4 faktor penting, yaitu: 1)

Kelancaran berpikir (fluency of thinking) yang menggambarkan banyaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

51

gagasan yang keluar dalam pemikiran seseorang; 2) Fleksibilitas (keluwesan)

yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam

mengatasi persoalan; 3) Orisinalitas (keaslian) yaitu kemampuan seseorang untuk

mencetuskan gagasan asli; 4) Elaborasi yaitu kemampuan untuk mengembangkan

ide-ide dan menguraikan ide-ide tersebut secara terperinci 5) Perumusan kembali

(Redefinition) (Satiadarma, 2003).

Pada penelitian ini, tes kreativitas yang digunakan perpaduan antara

berbagai jenis tes kreativitas yang disebutkan di atas, disusun dalam bentuk tes

kreativitas belajar Biologi yang indikatornya disesuaikan dengan kondisi siswa di

SMA Negeri 1 Bojonegoro antara lain sebagai berikut: 1) Kelancaran berpikir

(fluency of thinking); 2) Fleksibilitas (keluwesan); 3) Orisinalitas (keaslian); 4)

Elaborasi (Elaboration); 5) Perumusan kembali (Redefinition).

b. Kemampuan Inferensi

Facione (2011) mengungkapkan enam kemampuan berpikir utama yang

terlibat di dalam proses berpikir kritis, yaitu: 1)Interpretasi; 2) Analisis; 3)

Evaluasi; 4) Inferensi; 5) Eksplanasi; 6) Regulasi diri. Penelitian ini menggunakan

kemampuan inferensi siswa.

Menurut Facione (2011) untuk mengevaluasi inferensi dilakukan dengan

dua cara yaitu: 1) Evaluasi inferensi dapat dilandaskan pada kesahihan deduktif

dan alasan lain. Inferensi sendiri berarti perpindahan yang kita buat dari alasan

hingga kesimpulan. Klaim pertama akan membenarkan klaim kedua, dari klaim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

52

kedua tersebut, kita dapat menarik sebuah kesimpulan melalui silogisme. Contoh:

Semua A adalah B; C adalah bagian dari A; Kesimpulan: C adalah B; 2) Asumsi

dan argumen-argumen lain yang relevan juga merupakan kriteria evaluasi

inferensi.

Kemampuan inferensi dapat diartikan kemampuan seseorang dalam

mengambil keputusan melalui proses berpikir untuk memecahkan suatu masalah,

melalui diskusi dengan teman, memikirkan alternatif (defferential diagnosis) dan

pada akhirnya dapat membuat kesimpulan untuk memecahkan suatu masalah

(Facione, 2011).

Hubungan antara kemampuan inferensi dengan hasil belajar siswa, siswa

yang memiliki kemampuan inferensi tinggi diharapkan dapat memecahkan

masalah dalam proses pembelajaran di kelas dan diharapkan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui

proses berpikir positif, akan menghasilkan suatu keputusan yang baik. Keputusan

tersebut merupakan hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru

berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada (Sumadi, 2005).

Dewey (2003) kemampuan inferensi dapat dilakukan dengan berbagai cara

yaitu mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (differential diagnosis),

menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan. Evaluasi

inferensi dapat dilandaskan pada kesahihan deduktif dan alasan lain. Inferensi

sendiri berarti perpindahan yang kita buat dari alasan hingga kesimpulan. Klaim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

53

pertama akan membenarkan klaim kedua, dari klaim kedua kita dapat menarik

sebuah kesimpulan melalui silogisme.

Keputusan untuk memecahkan masalah merupakan hasil perbuatan akal

untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.

Pembentukaan pendapat berarti meletakkan hubungan antara dua pengertian atau

lebih. Pendapat dibedakan menjadi tiga jenis. Ketiga jenis pendapat tersebut

dijelaskan oleh Sumadi (2005) sebagai berikut: 1) pendapat afirmatif atau positif,

yaitu pendapat yang secrara tegas menyatakan dalam kedaaan sesuatu; 2)

pendapat negatif, yaitu pendapat yang secara tegas menerangkan tentang tidak

adanya sesuatu hal; dan 3) pendapat modalitas, yaitu pendapat yang menerangkan

kemungkinan-kemungkinan suatu sifat pada suatu hal.

Pemecahan masalah melalui proses berpikir akan menghasilokan suatu

keputusan. Keputusan dapat diartikan sebagai hasil perbuatan akal untuk

membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.

Keputusan menurut Sumadi (2005) terdiri atas tiga macam sebagaimana berikut

ini: 1) keputusan induktif yaitu keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat

khusus menuju ke satu pendapat umum; 2) keputusan deduktif ditarik dari hal

yang umum ke hal yang khusus; dan 3) keputusan analogis, yaitu keputusan yang

diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-

pendapat khusus yang telah ada.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

54

Kemampuan inferensi merupakan faktor internal yang masing-masing

siswa memiliki tingkat berpikir yang berbeda-beda. Hal ini juga perlu

diperhatikan oleh guru dalam menentukan metode pembelajaran yang digunakan.

Namun belum semua guru dalam menentukan metode pembelajaran

memperhatikan faktor internal kemampuan inferensi.

7. Prestasi Belajar

Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu

akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah

dicapai. Dengan demikian, prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh

seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan atau aktifitas tertentu

(Purwodarminto, 1991). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu

semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu

belajar menginginkan hasil yang sebaik mungkin. Oleh karena itu, setiap individu

harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik.

Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan, prestasi

adalahkemampuan. Kemampuan disini berarti yang dimampui individu dalam

mengerjakan sesuatu.

Belajar dapat membawa sesuatu perubahan pada individu yang belajar.

Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi

lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada

hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

55

Poerwodarminto (1991), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan,

dikerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil

penciptaan oeh seseorang yang diperoleh dengan ketelitiaan kerja serta perjuangan

yang membutuhkan pikiran.

Sistem Pendidikan Nasional mencantumkan rumusan tujuan Pendidikan,

baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil

belajar dari Benyamin S. Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga

ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif

berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni: 1)

pengetahuan atau ingatan; 2) pemahaman; 3) aplikasi; 4) analisis; 5) sintesis; dan

6) evaluasi. Dua aspek yang pertama disebut kognitif tingkat rendah dan empat

aspek berikutnya disebut kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan

sikap yang terdiri daari lima aspek, yakni: 1) penerimaan; 2) jawaban atau reaksi;

3) penilaian; 4) organisasi; dan 5) internalisasi. Ranah psikomotor berkenaan

dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek

ranah psikomotor, yakni: 1) gerakan refleks; 2) keterampilan gerakan dasar; 3)

kemampuan perseptual; 4) keharmonisan atau ketetapan; 5) gerakan keterampilan

kompleks; dan 6) gerakan ekspresif dan interpretatif.

Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak hanya ditentukan oleh proses

pembelajaran, melainkan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal,

berasal dari dalam diri siswa sendiri dan faktor eksternal, berasal dari luar siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

56

atau faktor lingkungan. Kemampuan yang dimiliki siswa merupakan faktor

internal yang datang dari diri siswa. Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap

pencapaian hasil belajar. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa,

Sudjana (1990) mengemukakan ada faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan

perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan

psikis. Pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab

hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan

disadari. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil

belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran yaitu tinggi rendahnya atau efektif

tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.

Pengukuran hasil belajar bisa diketahui melalui kegiatan evaluasi. Menurut

Cross (dalam Sukardi, 2010) bahwa: “evaluation is a process which determine the

extend to which objectives have been achieved“. Pendapat tersebut menyatakan

bahwa ada hubungan yang sangat jelas antara evaluasi dan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai. Guru dalam perannya sebagai evaluator harus mampu

mengevaluasi hasil belajar siswa dengan baik. Guru bertugas mengukur apakah

siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari atas bimbingan guru sesuai dengan

tujuan yang telah dirumuskan. Tes digunakan untuk menentukan prestasi belajar

yang dilakukan setelah siswa mendapat materi pelajaran tersebut atau setelah

kegiatan belajar mengajar selesai dilakukan. Prestasi belajar ditunjukkan dengan

menggunakan nilai atau skor, apabila prestasi belajar siswa tinggi maka dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

57

disimpulkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar tersebut berhasil, atau dapat

mencapai ketuntasan dalam belajar. Dengan demikian, prestasi belajar dapat

dijadikan indikator atau petunjuk untuk mengetahui tingkat prestasi belajar yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.

B. Kerangka Berpikir

Prestasi belajar siswa merupakan indikator keberhasilan siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1

Bojonegoro melalui pembelajaran model PBL, model POE, dan integrasi model

PBL-POE, ditinjau dari kreativitas dan kemampuan inferensi siswa. Tinggi

rendahnya prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal

maupun faktor eksternal siswa. Model pembelajaran merupakan faktor eksternal

yang bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa, sedangkan kemampuan inferensi

dan kreativitas merupakan faktor internal yang dimiliki oleh siswa dan dapat

mempengaruhi prestasi belajar. Adanya permasalahan di sekolah tempat

penelitian ini dilaksanakan, maka kerangka berpikir ini bermanfaat sebagai acuan

dalam memecahkan masalah yang ada. Adapun kerangka berpikir dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model PBL yaitu model pembelajaran berbasis masalah,

memberi kesempatan pada siswa untuk memecahkan masalah yang ada dengan

cara mengamati sistem gerak dan permasalahan melalui media yang telah

disediakan oleh guru, sehingga siswa menjadi pembelajar yang aktif dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

58

melakukan penyelidikan dengan mengidentifikasi masalah, menentukan

hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menguji hipotesis sampai

mengambil kesimpulan yang disertai LKS (Lembar Kerja Siswa) dalam

menemukan konsep tentang Sistem Gerak, sehingga siswa dapat menemukan

sendiri pengetahuan baru yang lebih kompleks. Model POE menuntut siswa

untuk lebih teliti dalam mengemukakan prediksi. Karena dalam menentukan

prediksi, siswa dituntut untuk menyertakan alasannya, sehingga pada akhirnya

nanti siswa mampu membuktikan apakah prediksinya sesuai dengan bukti yang

ditemukan dalam penyelidikan siswa. Siswa yang kurang konsentrasi dalam

memperhatikan proses mendapatkan data, maka siswa tersebut tidak akan bisa

memperoleh hasil penemuan yang maksimal. Walaupun model pembelajaran

berbasis masalah dan model pembelajaran POE sama-sama berpusat pada

siswa, namun kedua model pembelajaran tersebut sama-sama membutuhkan

kreativitas dan kemampuan inferensi yang tinggi, sehingga permasalahan yang

dimunculkan bisa terselesaikan dengan baik.

2. Kreativitas merupakan potensi dalam diri siswa untuk senantiasa berkreasi, dan

suka mengkombinasi hal-hal baru. Kreativitas merupakan suatu proses yang

terdiri dari: pengidentifikasian masalah, hipotesis, penyelidikan, penyelesaian

masalah dalam acuan tertentu, serta pelaporan hasil. Faktor yang berpengaruh

terhadap kreativitas adalah kemampuan yang unik, dan kesungguhan dalam diri

seseorang. Walaupun permasalahan yang disebabkan pada Sistem Gerak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

59

banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun dalam upaya untuk

menanggulangi penyakit atau gangguan pada Sistem Gerak membutuhkan

kreativitas dalam mengembangkan kiat-kiat usaha preventif untuk

mengatasinya. Kreativitas siswa terlihat pada saat melakukan penyelidikan

untuk mendapatkan data hingga mempresentasikan hasil temuannya.

3. Pembelajaran dengan integrasi model PBL-POE, sama-sama membutuhkan

kreativitas yang tinggi, sehingga diharapkan siswa yang kreativitasnya tinggi

mempunyai prestasi yang lebih tinggi pula.

4. Pembelajaran dengan integrasi model PBL-POE, sama-sama membutuhkan

kemampuan inferensi yang tinggi, sehingga diharapkan siswa yang mempunyai

kemampuan inferensi yang tinggi mempunyai prestasi yang lebih tinggi pula.

5. Siswa yang memiliki kemampuan inferensi yang tinggi, dimungkinkan juga

akan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk melakukan kegiatan belajar

mengajar, sehingga siswa yang kreativitas tinggi dan kemampuan inferensi

yang tinggi, diharapkan ada interaksi positif terhadap prestasi belajar.

6. Pembelajaran dengan integrasi model PBL-POE, membutuhkan kreativitas

tinggi dan kemampuan inferensi yang tinggi, karena keduanya mempunyai

peran yang sama dalam proses belajar mengajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

60

Skema Kerangka Berpikir

PEMBELAJARAN IDEAL meliputi: FAKTA dalam PEMBELAJARAN : Bersifat Student Centre (SC), guru

berperan sebagai fasilitator Memunculkan ketiga aspek Sains yaitu:o Kognitif: Berpikir Kritis seperti Problem

Solvingo Psikomotorik : Ketrampilan Proses Sains

(KPS), seperti : kemampuan memecahkan masalah, memprediksi

o Afektif : Sikap, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh

Siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi(higher order thinking skills).

Memperhatikan faktor internal siswa Problem solving siswa tinggi Kemampuan siswa dapat memecahkan

masalah, memprediksi dan mengkomunikasikan hasil pembelajaran

Bersifat Teacher Centre (TC), guru sebagai satu –satunya sumber belajar

Siswa hanya mempelajari Sains sebagai aspek Kognitif saja, tanpa memperhatikan aspek Psikomotor yaitu Ketrampilan Proses Sains (KPS) dan aspek Afektif (Sikap)

Kemampuan siswa memecahkan masalah, memprediksi dan mengkomunikasikan hasil pembelajaran kurang

Problem solving siswa rendah Hasil tes yang kurang dari KKM tentang

Sistem Gerak tiap kelas berjumlah banyak(50,7 %)

Guru kurang mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi

Guru kurang memperhatikan faktor internal siswa seperti kreativitas dan kemampuan inferensi

Solusinya menggunakan model pembelajaran yang dapat mendorong Problem Solving dan Keterampilan Proses Sains (KPS)

Teori Belajar: Teori Belajar:Konstruktivisme Konstruktivisme(Piaget, Ausubel & Bruner) (Vygotsky)

Perpaduan Model Problem BasedLearning (PBL) dengan

Model Predict-Observe-Explain(POE)

KEMAMPUAN KREATIVITASINFERENSI

KOGNITIF PSIKOMOTORIK AFEKTIF

Gambar 2.8 Skema Kerangka Berpikir

Model PBL

Model POE

HASIL BELAJAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

61

C. Penelitian yang Relevan

1. Ninik Suspriyati, 2012. Pembelajaran Biologi dengan Science,

Environment, Technology, and Society (SETS) menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) dan model Predict, Observe, Explain

and Write (POEW) ditinjau dari kreativitas dan motivasi belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai kreativitas

tinggi berpengaruh secara signifikan daripada siswa yang mempunyai

kreativitas rendah terhadap motivasi belajar. Relevansi dengan penelitian

ini adalah penggunaan kreativitas sebagai faktor internal siswa dan

penggunaan model PBL dalam pembelajaran. Perbedaannya adalah

kreativitas sebagai faktor internal siswa, sedangkan pada penelitian ini

faktor internal selain kreativitas juga kemampuan inferensi. Perbedaan

model POEW, sedangkan pada penelitian ini hanya POE tanpa

menggunakan write , PBL dan integerasi PBL dengan POE.

2. Veronika Sri Suharni, 2013. Pembelajaran Biologi model Problem Based

Learning (PBL) menggunakan metode Buzz Group Discussion dan

Whole Group Discussion ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan

kemampuan verbal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berpikir

kritis dapat meningkatkan hasil belajar dengan model PBL. Relevansi

dengan penelitian ini adalah penggunaan model PBL terhadap faktor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

62

internal berpikir kritis, dalam penelitian ini menggunakan kemampuan

inferensi yang merupakan bagian dari berpikir kritis.

3. Sawitri Epi Wahyuni, 2013. Pembelajaran Biologi model POE

(Prediction, Observation, Explanation) melalui laboratoriun riil dan

laboratorium virtuil ditinjau dari aktivitas belajar dan kemampuan

berpikir abstrak. Hasil penelitian ini adalah ada perbedaan pengaruh

penerapan model pembelajaran POE melalui laboratorium riil daripada

laboratorium virtual. Relevansi dengan penelitian ini adalah penggunaan

model pembelajaran POE terhadap prestasi belajar siswa.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Heppy Samosir dengan judul Model

Predict, Observe, Explain and Write untuk meningkatkan penguasaan

konsep kalor dan keterampilan berpikir kritis siswa SMA. Pada

penelitian ini terdapat kesamaan variabel dengan penelitian yang peneliti

lakukan, yaitu menggunakan model pembelajaran POE tetapi tanpa

menggunakan write.pada penelitian diperoleh hasil bahwa peningkatan

penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa yang

mendapatkan model pembelajaran POE secara signifikan lebih baik

dibandingkan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

5. Margaret McNay, Kathleen W. Melville.1993. Children’s skill in Making

Predictions and Their Understanding or What Predicting Means. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

63

memprediksi menunjukkan peningkatan yang stabil di kelas 6. Keinginan

penggunaan prediksi siswa di sekolah dan di rumah dan juga meningkat

saat kelas 1 sampai dengan kelas 6. Relevansi hasil penelitian adalah

adanya peningkatan kemampuan prediksi siswa seiring dengan

pertambahan usia dan perkembangan kognitif siswa. Perbedaan dengan

penelitian ini adalah kemampuan prediksi dalam penelitian McNay dan

Melville digunakan sebagai hasil yang ingin dicapai, sedangkan dalam

penelitian ini kemampuan prediksi digunakan sebagai variabel bebas

untuk mengukur kemampuan siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.

6. Tim O. Peterson (Oklahoma State University), Journal Of Management

Education, Vol. 28 No. 5, October 2004, 630-647. Penelitian ini

menunjukkan bahwa PBL lebih efektif daripada paradigma pengajaran

tradisional. Ada 3 faktor penentu keberhasilan PBL yaitu

mengorientasikan siswa pada strategi pengajaran yang baru, memilih

masalah dalam pembelajaran, membentuk tim atau kelompok. Relevansi

dengan penelitian ini adalah agar pembelajaran model PBL berhasil harus

memperhatikan tiga faktor strategi pengajaran, masalah dalam

pembelajaran dan membentuk tim atau kelompok.

7. Yusra, L Visser Page 11 2002/04/05Total Medical College Admission

Test skor yang lebih tinggi pada nilai rata-rata dari siswa yang masuk

kurikulum berbasis masalah. Cariaga-Lo et al (1996), juga ditemukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

64

bahwa siswa yang memasuki kurikulum pembelajaran berbasis masalah

lebih mandiri dan lebih memungkinkan untuk melakukannya dengan baik

dalam pengaturan individu.

8. Penelitian Oon-Seng Tan, Stefanic Chye, dan Chua-Tee Teo (2009)

melakukan penelitian pustaka yang dilaksanakan selama 9 tahun (2000-

2008) untuk menjelaskan efektivitas PBL dalam mengembangkan

kreativitas siswa. Hasil eksplorasi pustaka ini menunjukkan indikasi

bahwa meskipun ada sebuah kumpulan tulisan yang mempelajari efek

positif PBL, kekakuan akademik dan kualitasnya dipertanyakan.

Perhatian seharusnya kemudian dilatihkan dalam memproklamasikan

PBL sebagai suatu tambahan untuk kekurangan sistem pendidikan dalam

memelihara kreativitas siswa, dapat disimpulkan bahwa perlu penelitian

lebih lanjut untuk kemajuan pengetahuan, sebagai tindak lanjut penelitian

ini, akan dikembangkan sebuah penelitian lebih lanjut yaitu integrasi

antara model pembelajaran PBL dengan POE.

9. Penelitian yang dilakukan oleh Arsoy dan Ozad (2004) menyimpulkan

bahwa model siklus belajar yang telah diterapkan pada siswa tata letak

dan desain grafis fakultas komunikasi dan studi media meningkatkan

kreativitas dan strategi pemecahan masalah.

10. Thomas (2000), menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran berbasis

masalah dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

65

11. Bilqin (2009), menyatakan pembelajaran berbasis masalah dapat

meningkatkan kemampuan inferensi siswa sehingga penguasaan materi

dapat tercapai dengan baik.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka dapat dikemukakan

hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh pembelajaran Biologi dengan integrasi model PBL-POE

terhadap prestasi belajar.

2. Terdapat pengaruh perbedaan antara siswa yang memiliki kreativitas tinggi

dengan siswa yang memiliki kreativitas rendah terhadap prestasi belajar

Biologi.

3. Terdapat pengaruh perbedaan antara siswa yang memiliki kemampuan

inferensi yang tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan inferensi

yang rendah terhadap prestasi belajar.

4. Terdapat interaksi antara pembelajaran Biologi melalui integrasi model

PBL-POE dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar Biologi.

5. Terdapat interaksi antara pembelajaran Biologi melalui model PBL

diintegrasikan dengan model POE dengan kemampuan inferensi siswa

terhadap prestasi belajar Biologi.

6. Terdapat interaksi antara kreativitas siswa dengan kemampuan inferensi

terhadap prestasi belajar Biologi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

66

7. Terdapat interaksi antara pembelajaran Biologi melalui model PBL

diintegrasikan dengan model POE dengan kreativitas siswa dengan

kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar Biologi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

67

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan pertimbangan bahwa sekolah

tersebut tempat peneliti bekerja, sehingga peneliti telah memahami permasalahan

pembelajaran yang dialami. Tempat pelaksanaan uji coba instrumen penelitian

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bojonegoro.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai dengan bulan Mei

2014 Tahun Pelajaran 2013/2014 yang disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian______________________________________________________________

No. Kegiatan Juli Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei1. Pengajuan

Judul V

2. Penyusunan Proposal

V V

3. Perizinan V4. Penyusunan

InstrumenPembelajaran

V V

5. Penyusunan InstrumenTes

V V

6. ValidasiInstrumen

V

7. Uji CobaInstrumen

V

8. Analisis UjiCoba

V

9. Proses Pembe-lajaran Me-

V

67

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

68

nggunakan Model PBL

10. Proses Pembe-lajaran Me-nggunakan Model POE

V

11. Proses Pembe-lajaran Me-nggunakan Model PBL diintegrasikandengan ModelPOE

V

12. Pengambilan Data

V

13. Analisis Data V14. Penyusunan

TesisV

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Menurut Arikunto (2006), eksperimen adalah suatu cara untuk

mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh

peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor

lain yang mengganggu. Oleh karenanya penelitian eksperimen dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui akibat dari suatu perlakuan penelitian.

Penelitian ini mengambil tiga kelompok eksperimen, yaitu eksperimen I,

eksperimen II dan eksperimen III. Ketiga kelompok tersebut dianggap sama

dalam segala hal yang relevan dan hanya berbeda dalam pemberian perlakuan.

Kelompok eksperimen I diberi pembelajaran model PBL, kelompok eksperimen II

diberi pembelajaran model POE, sedangkan kelompok eskperimen III diberi

pembelajaran integrasi model PBL-POE. Masing-masing kelompok eksperimen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

69

juga memperhatikan kreativitas dan kemampuan inferensi siswa dengan kategori

tinggi dan rendah.

Pada akhir eksperimen ketiga kelompok diuji dengan alat ukur yang sama

dan hasilnya merupakan data eksperimen. Data eksperimen yang diperoleh

kemudian diolah menggunakan uji statistik analisis variansi Anova tiga jalan

dengan desain faktorial 3 x 2 x 2.

Tabel 3.2. Desain Faktorial Penelitian

Model Pembelajaran (A)PBL (A1) POE (A2) PBL-POE

(A3)

Kemampuan Inferensi Tinggi (B1)

Kreativitas Tinggi (C1)

A1B1C1 A2B1C1 A3B1C1

Kreativitas Rendah

(C2)A1B1C2 A2B1C2 A3B1C2

KemampuanInferensi Rendah (B2)

Kreativitas Tinggi

(C1)A1B2C1 A2B2C1 A3B2C1

Kreativitas Rendah

(C2)A1B2C2 A2B2C2 A3B2C2

C. Penetapan Populasi dan Sampel

1. Penetapan Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara acak (cluster random sampling)

terhadap seluruh jumlah kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Bojonegoro. Setelah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

70

ditentukan tiga kelas untuk eksperimen, maka kelas eksperimen I adalah XI IPA-4

diberi perlakuan dengan menggunakan model PBL dan kelas eksperimen II adalah

kelas XI IPA-5 diberi perlakuan dengan menggunakan model POE, sedangkan

kelas eksperimen III adalah kelas XI IPA-6 diberi perlakuan dengan

menggunakan integrasi model PBL-POE.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu instrumen

pelaksanaan pembelajaran (perlakuan) dan instrumen untuk pengambilan data.

Instrumen pelaksanaan pembelajaran meliputi silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) Biologi dengan model PBL, model POE dan integrasi model

PBL-POE, lembar kerja siswa pada pembelajaran dengan model PBL, lembar

kerja siswa pada pembelajaran dengan model POE, dan lembar kerja siswa

integrasi model PBL-POE.

Instrumen pengambilan data meliputi 1) Angket kreativitas siswa,

digunakan untuk mendapatkan data tentang kreativitas siswa yang dikategorikan

dalam tinggi rendah; 2) Angket kemampuan inferensi siswa, untuk mendapatkan

data tentang kemampuan inferensi siswa yang dikategorikan dalam tinggi rendah;

3) Soal - soal tes prestasi belajar Biologi materi Sistem Gerak untuk mendapatkan

data tentang prestasi belajar aspek kognitif; 4) LO (Lembar Observasi) untuk

memperoleh data prestasi belajar aspek afektif dan psikomotor. Masing-masing

instrumen pengambilan data ini dibuat oleh peneliti yang sebelumnya telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

71

diujicobakan agar diperoleh validitas dan reliabilitasnya. Adapun tempat uji coba

instrumen adalah SMA Negeri 2 Bojonegoro.

Instrumen desain pembelajaran Biologi pada materi Sistem Gerak disusun

berdasarkan kurikulum Biologi SMA (KTSP, 2006). Pada kelas eksperimen I

untuk kelas XI IPA-4, instrumen desain pembelajaran mengacu pada penggunaan

model PBL. Kelas eksperimen II untuk kelas XI IPA-5, instrumen desain

pembelajaran mengacu pada penggunaan model POE. kelas eksperimen III untuk

kelas XI IPA-6, instrumen desain pembelajaran mengacu pada integrasi model

PBL-POE.

Pengukuran prestasi belajar Biologi dilakukan menggunakan instrumen

berupa soal-soal tes prestasi belajar materi Sistem Gerak. Instrumen ini digunakan

untuk mengukur prestasi belajar siswa dari aspek kognitif. Penyusunan instrumen

berupa soal-soal tes prestasi belajar mengacu pada rambu-rambu Taksonomi

Bloom, sedangkan untuk prestasi belajar aspek afektif dan aspek psikomotorik

digunakan lembar observasi.

Instrumen lain yang digunakan adalah angket kreativitas, angket ini berguna

untuk mendapatkan informasi tentang kreativitas siswa. Bentuk angket yang

dipakai adalah angket langsung tertutup, yang terdiri dari dua bentuk yaitu

pernyataan positif dan negatif. Penyusunan angket berdasarkan pada ciri dan

indikator kreativitas (Lampiran 1). Skala pengukuran angket kreativitas

menggunakan Skala Likert.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

72

Kreativitas siswa dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu siswa yang

memiliki kreativitas tinggi dan rendah. Pengelompokan kategori tersebut

berdasarkan hasil angket kreativitas. Siswa yang memiliki skor kreativitas di atas

atau sama dengan rerata skor kreativitas digolongkan siswa yang memiliki

kreativitas tinggi, sedangkan siswa yang memiliki skor kreativitas di bawah rerata

skor kreativitas maka digolongkan pada siswa yang memiliki kreativitas rendah.

Pengukuran kemampuan inferensi pada siswa dilakukan menggunakan

instrumen berupa angket kemampuan inferensi siswa. Penyusunan angket

berdasarkan pada aspek inferensi dan indikator kemampuan inferensi (Lampiran

2). Skala pengukuran angket kemampuan inferensi menggunakan Skala Likert.

Kemampuan inferensi siswa dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu

siswa yang memiliki kemampuan inferensi tinggi dan siswa yang memiliki

kemampuan inferensi rendah. Pengelompokan kategori tersebut berdasarkan hasil

angka kemampuan inferensi siswa. Siswa yang memiliki skor kemampuan

inferensi di atas atau sama dengan skor kemampuan inferensi digolongkan siswa

yang memiliki kemampuan inferensi tinggi, sedangkan siswa yang memiliki skor

kemampuan inferensi di bawah rerata skor kemampuan inferensi maka

digolongkan pada siswa yang memiliki kemampuan inferensi rendah.

E. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini variabel yang digunakan meliputi variabel

bebas,variabel moderator dan variabel terikat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

73

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model PBL, model

POE, dan integrasi model PBL-POE dalam pembelajaran Biologi.

2. Variabel moderator pada penelitian ini adalah kreativitas dan kemampuan

inferensi siswa, keduanya dikategorikan dalam tinggi dan rendah.

3. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa, didefinisikan

sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di

sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor hasil tes kemampuan belajar ranah

kognitif mata pelajaran Biologi materi Sistem Gerak yang disampaikan dengan

menerapkan pembelajaran Biologi dengan menggunakan model PBL, model

POE dan integrasi model PBL-POE.

F. Uji Coba Instrumen

1. Test Prestasi

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini telah diuji coba

terlebih dahulu pada kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Bojonegoro. Uji coba ini

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat reliabilitas dan validitas instrumen. Untuk

tes prestasi belajar perlu diuji taraf kesukaran, daya pembeda, uji reliabilitas, dan

uji validitas.

a. Analisis Butir Soal, Uji Validitas, dan Uji Reliabilitas

1) Uji Validitas

Uji validitas instrumen mempunyai tujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

74

soal agar mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity) dan validitas

konstruksi (construct validity). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila

mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi yang diberikan.

Sama halnya dengan validitas isi, validitas konstruk dapat diketahui dengan

memerinci dan memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam tujuan

khusus atau indikator (Arikunto, 2006). Oleh sebab itu, materi yang diajarkan

harus sesuai dengan kurikulum. Soal-soal dikatakan valid, jika mempunyai tingkat

kesesuaian yang tinggi antara tujuan dan isi materi pembelajaran.

Validitas soal tes digunakan teknik correlation product moment yang telah

dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

N∑XY – ( ∑X ) ( ∑Y ) R xy = -----------------------------------------------------------

√ ⌠N ∑X2 – ( ∑X2 )⌡⌠ N ∑Y2 – (∑ Y)2⌡(Arikunto, 2006)

Keterangan:R xy = koefisien korelasi skor tiap itemX = skor tiap itemY = skor totalN = jumlah siswa

Suatu tes dikatakan valid jika r xy > r tabel. Korelasi skor butir soal terhadap

skor total ditentukan dengan menggunakan program SPSS 18.

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas atau keandalan adalah konsistensi dari serangkaian

pengukuran atau serangkaian alat ukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

75

yang apabila digunakan untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan

data yang sama (Sugiyono, 2009). Suatu tes dapat dikatakan taraf reliabilitasnya

baik jika skor hasil yang diperoleh tidak menunjukkan penyimpangan yang terlalu

besar. Uji reliabilitas soal uraian maka digunakan rumus Alpha:

n ∑ �12

r 11 = ( _______ ) ( 1 - _______ )n – 1 �1

2

Keterangan:r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhann = banyaknya item∑ �1

2 = jumlah varians skor tia-tiap item�1

2 = varians total (Arikunto, 2006)

3) Analisis Butir Soal

Langkah pertama setelah uji coba adalah melakukan analisis butir soal.

Analisis tersebut dimaksudkan untuk menentukan butir-butir soal didasarkan pada

dua hal, yaitu tingkat kesulitan soal dan daya pembeda.

a) Tingkat kesulitan soal dipertimbangkan dengan persamaan:

TK = Rerata nilai pada setiap nomor soal Skor maksimal tiap nomor soal

b) Rumus yang digunakan untuk menentukan adanya pembeda adalah

sebagai berikut:

DP = Rerata KA – Rerata KBSkor maksimal

2. Angket Kreativitas

Dasar teori yang digunakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas angket

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

76

kreativitas sama dengan yang digunakan pada soal tes prestasi. Suatu tes

dikatakan valid jika r xy > r tabel korelasi skor butir soal tes kreativitas terhadap

skor total ditentukan dengan menggunakan program SPSS 18.

3. Angket Kemampuan Inferensi

Dasar teori yang digunakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas

kemampuan inferensi siswa sama dengan yang digunakan pada soal tes prestasi.

Suatu tes dikatakan valid jika r xy > r tabel. Korelasi skor butir soal tes kemampuan

inferensi terhadap skor total ditentukan dengan menggunakan program SPSS 18.

4. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi

dari sejumlah populasi sama atau tidak. Pengujian yang dilakukan antara lain

homogenitas model yang diuji vs prestasi belajar, homogenitas kreativitas vs

prestasi belajar dan homogenitas kemampuan inferensi vs prestasi belajar dengan

F - Test dan Levene’s Tes.

Prosedur pengujian adalah sebagai berikut:

1) Menentukan Hipotesis

Hipotesis nol (H0) adalah sampel berasal dari populasi yang tidak

homogen, dan hipotesis alternatif (H1) adalah sampel berasal dari populasi yang

homogen.

2) Menentukan Keputusan Uji

Keputusan uji homogenitas ditentukan dengan kriteria uji tolak hipotesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

77

nol jika p-value > 0,05.

5. Uji Hipotesis Anova

Setelah terpenuhinya prasyarat analisis yaitu normalitas dan homogenitas,

maka langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis

dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang sudah dilakukan ditolak atau

diterima. Menguji hipotesis dalam penelitian digunakan rumus Anova tiga jalan

dengan desain faktorial 3 x 2 x 2.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesis Nol (H0)

2. Menentukan Hipotesis Alternatif (H1)

3. Menetapkan Uji Statistik

4. Menentukan Taraf Signifikan �

5. Menetapkan Keputusan Uji

6. Uji Lanjut

Jika dalam pengujian diperoleh hipotesis nol (H0) ditolak yang berarti

hipotesis alternatif (H1) diterima, maka perlu dilakukan uji lanjut untuk

mengetahui tingkat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diteliti.

Tujuan uji lanjut Anova adalah untuk melakukan pengecekan terhadap rerata

setiap pasangan kolom, baris, dan pasangan sel, sehingga diketahui pada bagian

mana saja terdapat rerata yang berbeda. Uji lanjut dilakukan dengan Analysis of

Mean (ANOM) yang perhitungannya dilakukan dengan program SPSS 18.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

78

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini meliputi data kemampuan

inferensi, kreativitas, dan prestasi belajar siswa. Data yang diperoleh dari kelas

XI IPA-4 sebagai kelas eksperimen 1 yang diberi pembelajaran menggunakan

model PBL, kelas XI IPA-5 sebagai kelas eksperimen 2 yang diberi pembelajaran

menggunakan model POE dan kelas XI IPA-6 sebagai kelas eksperimen 3 yang

diberi pembelajaran integrasi model PBL-POE. Deskripsi data penelitian dapat

dilihat pada sajian berikut.

1. Data Kemampuan Inferensi

Data kemampuan inferensi diperoleh melalui angket kemampuan inferensi

yang terdiri dari 40 soal. Kemampuan inferensi pada penelitian ini dikelompokkan

menjadi dua kategori, yaitu kemampuan inferensi tinggi dan rendah. Deskripsi

data kemampuan inferensi tinggi dan rendah disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Deskripsi Data Kemampuan Inferensi Tinggi dan RendahStatistik Kemampuan Inferensi

Rendah TinggiRata-rata 78.76 80.06Nilai Tengah 78.40 81.20Nilai sering muncul 78.40 82.40a

Std. Deviasi 5.62 6.36Varian 31.64 40.52Nilai Minimum 64.80 63.20Nilai Maksimum 88.80 89.20

78

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

79

Tabel 4.1 memperlihatkan rata-rata kemampuan inferensi tinggi sebesar

80,06 dan kemampuan inferensi rendah sebesar 78,76. Perbandingan frekuensi

kemampuan inferensi tinggi dan rendah disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Perbandingan Frekuensi Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah

Interval Kemampuan Inferensi

Rendah Tinggi

63-66 1 267-70 2 171-74 8 675-78 13 1379-82 9 883-86 9 1287-90 4 8

Perbandingan frekuensi kemampuan inferensi tinggi dan rendah agar lebih

jelas disajikan dalam bentuk histogram dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Histogram Perbandingan Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah

2. Data Kreativitas

Data kreativitas diperoleh melalui angket kreativitas yang terdiri dari 40

0

2

4

6

8

10

12

14

63-66 67-70 71-74 75-78 79-82 83-86 87-90

KemampuanInferensi Rendah

KemampuanInferensi Tinggi

Nilai

Frekuensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

80

soal. Kreativitas siswa pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kategori,

yaitu kreativitas tinggi dan rendah. Deskripsi data kreativitas tinggi dan rendah

disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Deskripsi Data Kreativitas Tinggi dan RendahStatistik Kreativitas

Rendah TinggiRata-rata 79.12 79.74Nilai Tengah 79.20 79.20Nilai sering muncul 78.40 82.40a

Std. Deviasi 6.09 6.00Varian 37.11 36.11Nilai Minimum 63.20 64.00Nilai Maksimum 89.20 89.20

Tabel 4.3 memperlihatkan rata-rata kreativitas tinggi sebesar 79,74 dan

kreativitas rendah sebesar 79,12. Perbandingan kreativitas tinggi dan rendah

disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Perbandingan Frekuensi Kreativitas Tinggi dan Rendah

Interval Kreativitas

Rendah Tinggi

63-66 2 167-70 2 171-74 5 975-78 13 1379-82 11 683-86 8 1387-90 6 6

Perbandingan frekuensi kreativitas tinggi dan rendah agar lebih jelas

disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

81

Gambar 4.2 Histogram Perbandingan Frekuensi Kreativitas Tinggi dan Rendah

3. Data Prestasi Belajar

a. Data Prestasi Belajar Kognitif

Data prestasi belajar kognitif diperoleh dari rata-rata tes evaluasi pada tiap

pertemuan serta tes evaluasi akhir hasil belajar setelah satu kompetensi dasar

selesai. Penskoran tes evaluasi tiap pertemuan adalah skor jawaban benar dikali

dengan skor yang telah ditetapkan oleh guru. Penskoran tes evaluasi akhir hasil

belajar setelah satu kompetesi dasar selesai adalah jumlah skor jawaban benar

dibagi jumlah keseluruhan item soal (40 item soal kognitif) dikali 100.

Nilai akhir belajar kognitif meupakan hasil penjumlahan dari rata-rata tes

evaluasi pada tisap pertemuan dengan bobot 40% ditambah hasil tes evaluasi

akhir setelah satu kompetensi dasar selesai dengan bobot 60%.

0

2

4

6

8

10

12

14

63-66 67-70 71-74 75-78 79-82 83-86 87-90

Kreativitas Rendah

Kreativitas Tinggi

Nilai

Frekuensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

82

1) Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

Data prestasi belajar kognitif diperoleh melalui tes kognitif yang terdiri

dari 40 soal. Data deskripsi hasil belajar kognitif ditinjau dari model PBL, model

POE, dan integrasi model PBL-POE disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Deskripsi Data Prestasi Belajar Ditinjau dari Kognitif Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

Statistik MODELPBL POE PBL-POE

Rata-rata 81.26 76.22 81.01Nilai Tengah 82.40 75.20 82.00Nilai sering muncul 86.40 74.40 78.40Std. Deviasi 4.84 6.12 5.84Varian 23.44 37.49 34.09Nilai Minimum 71.20 63.20 64.80Nilai Maksimum 88.80 89.20 88.80

Tabel 4.5 memperlihatkan rata-rata prestasi belajar kognitif integrasi

model PBL-POE sebesar 81,01, model PBL sebesar 81,26, dan model POE

sebesar 76,22. Prestasi belajar kognitif pada integrasi model PBL-POE dan model

POE memiliki rata-rata yag lebih tinggi dibandingkan model PBL. Perbandingan

distribusi frekuensi prestasi belajar integrasi model PBL-POE, model POE, dan

model PBL disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Perbandingan Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

IntervalMODEL

PBL POE PBL-POE

63-65 0 2 066-68 0 2 069-71 1 0 072-74 1 10 075-77 6 10 0

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

83

Interval

MODEL

PBL POE PBL-POE

78-80 5 2 881-83 6 2 684-86 9 3 487-89 3 2 7

Perbandingan fekuensi prestasi belajar kognitif ditinjau dari model PBL,

model POE, dan integrasi model PBL-POE, agar lebih jelas disajikan dalam

bentuk histogram dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

2) Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Kreativitas

Kreativitas siswa pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kategori,

yaitu kreativitas tinggi dan rendah. Deskripsi data prestasi belajar kognitif ditinjau

dari kreativitas tinggi dan rendah disajikan pada Tabel 4.7.

0

2

4

6

8

10

12

63-65 66-68 69-71 72-74 75-77 78-80 81-83 84-86 87-89

Model PBL

Model POE

Model PBL-POE

Nilai

Frekuensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

84

Tabel 4.7 Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah

Statistik KreativitasRendah Tinggi

Rata-rata 79.12 79.74Nilai Tengah 79.20 79.20Nilai sering muncul 78.40 82.40a

Std. Deviasi 6.09 6.00Varian 37.11 36.11Nilai Minimum 63.20 64.00Nilai Maksimum 89.20 89.20

Perbandingan prestasi belajar kognitif pada model PBL, model POE, dan

integrasi model PBL-POE ditinjau dari kreativitas tinggi dan rendah disajikan

pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif pada Model PBL , Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah

IntervalKreativitas

Rendah Tinggi

63-66 2 167-70 2 171-74 5 975-78 13 1379-82 11 683-86 8 1387-90 6 6

Perbandingan frekuensi prestasi belajar kognitif pada model PBL , model

POE, dan integrasi model PBL-POE ditinjau dari kreativitas tinggi dan rendah

agar lebih jelas disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.4.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

85

Gambar 4.4 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif pada Model PBL , Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah

3) Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Kemampuan Inferensi

Kemampuan inferensi siswa pada penelitian ini dikelompokkan menjadi

dua kategori, yaitu kemampuan inferensi tinggi dan rendah. Deskripsi data

prestasi belajar kognitif ditinjau dari kemampuan inferensi tinggi dan rendah

disajikan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah

Statistik Kemampuan InferensiRendah Tinggi

Rata-rata 78.76 80.06Nilai Tengah 78.40 81.20Nilai sering muncul 78.40 82.40a

Std. Deviasi 5.62 6.36Varian 31.64 40.52Nilai Minimum 64.80 63.20Nilai Maksimum 88.80 89.20

0

2

4

6

8

10

12

14

63-66 67-70 71-74 75-78 79-82 83-86 87-90

Kreativitas Rendah

Kreativitas Tinggi

Nilai

Frekuensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

86

Perbandingan frekuensi prestasi belajar kognitif pada model PBL , model

POE, dan integrasi model PBL-POE ditinjau dari kemampuan inferensi tinggi

dan rendah disajikan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif pada Model PBL , Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah

IntervalKemampuan Inferensi

Rendah Tinggi

63-66 1 267-70 2 171-74 8 675-78 13 1379-82 9 883-86 9 1287-90 4 8

Perbandingan frekuensi prestasi belajar kognitif pada integrasi model

PBL-POE, model POE, dan model PBL ditinjau dari kemampuan inferensi tinggi

dan rendah akan disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah

02468

101214

63-66 67-70 71-74 75-78 79-82 83-86 87-90

Kemampuan InferensiRendah

Kemampuan InferensiTinggi

Nilai

Frekuensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

87

b. Data Prestasi Belajar Afektif

Data prestasi belajar afektif diperoleh dari pengamatan langsung pada tiap

proses pembelajaran melalui lembar observasi siswa serta angket afektif di akhir

petemuan. Nilai akhir hasil belajar afektif didapatkan dari hasil penjumlahan rata-

rata nilai lembar observasi dengan bobot 40% ditambah nilai hasil angket afektif

dengan bobot 60%.

1) Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

Data prestasi belajar afektif diperoleh melalui angket afektif yang terdiri

dari 20 soal. Data deskripsi prestasi belajar afektif ditinjau dari model PBL, model

POE, dan integrasi model PBL-POE disajikan pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Dekripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

Statistik MODELPBL POE PBL-POE

Rata-rata 84.82 82.34 82.59Nilai Tengah 86.10 82.30 81.20Nilai sering muncul 86.10 82.30 76.10Std. Deviasi 4.81 6.08 6.74Varian 23.12 36.96 45.39Nilai Minimum 74.00 71.90 65.30Nilai Maksimum 91.80 95.50 95.50

Tabel 4.11 memperlihatkan rata-rata prestasi belajar afektif integrasi

model PBL-POE sebesar 82,59, model PBL sebesar 84,82, dan model POE

sebesar 82,34. Prestasi belajar afektif pada model POE memiliki rata-rata yang

paling tinggi kemudian disusul integrasi model PBL-POE dan model PBL.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

88

Perbandingan frekuensi distribusi prestasi belajar afektif model PBL, model POE,

dan integrasi model PBL-POE disajikan pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Perbandingan Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

IntervalMODEL

PBL POE PBL-POE

70-73 0 2 074-77 2 5 878-81 7 7 982-85 6 9 586-89 9 6 690-93 7 4 394-97 0 0 2

Perbandingan frekuensi prestasi belajar afektif ditinjau dari model PBL,

model POE, dan integrasi model PBL-POE agar lebih jelas disajikan dalam

bentuk histogram dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Afektif Ditinjaudari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

0123456789

10

70-73 74-77 78-81 82-85 86-89 90-93 94-97

Model PBL

Model POE

Model PBL-POE

Nilai

Frekuensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

89

2) Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Kreativitas

Kreativitas siswa pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kategori,

yaitu kreativitas tinggi dan rendah. Deskripsi data prestasi belajar afektif ditinjau

dari kreativitas tinggi dan rendah disajikan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah

Statistik KreativitasRendah Tinggi

Rata-rata 82.59 83.96Nilai Tengah 82.30 84.10Nilai sering muncul 76.10a 88.80Std. Deviasi 6.64 5.24Varian 44.12 27.47Nilai Minimum 65.30 73.10Nilai Maksimum 95.50 92.50

Perbandingan frekuensi prestasi belajar afektif pada model PBL, model

POE, dan integrasi model PBL-POE ditinjau dari kreativitas tinggi dan rendah

disajikan pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Afektif pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah

IntervalKreativitas

Rendah Tinggi

65-68 0 069-72 1 073-76 1 677-80 12 581-84 11 1485-88 5 1189-92 8 1393-96 3 0

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

90

Perbandingan frekuensi prestasi belajar afektif pada model PBL, model

POE, dan integrasi model PBL-POE ditinjau dari kreativitas tinggi dan rendah

agar lebih jelas disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Afektif pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah

3) Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Kemampuan Inferensi

Kemampuan inferensi siswa pada penelitian ini dikelompokkan menjadi

dua kategori, yaitu kemampuan inferensi tinggi dan rendah. Deskripsi data

prestasi belajar afektif ditinjau dari kemampuan inferensi tinggi dan rendah

disajikan pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan RendahStatistik Kemampuan Inferensi

Rendah TinggiRata-rata 82.16 84.34Nilai Tengah 81.25 83.80Nilai sering muncul 79.80 82.30a

Std. Deviasi 5.99 5.82Varian 35.97 33.90Nilai Minimum 65.30 73.10Nilai Maksimum 92.50 95.50

02468

10121416

65-68 69-72 73-76 77-80 81-84 85-88 89-92 93-96

Kreativitas Rendah

Kreativitas Tinggi

Nilai

Frekuensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

91

Perbandingan frekuensi prestasi belajar afektif pada model PBL, model

POE, dan model integrasi PBL-POE ditinjau dari kemampuan inferensi tinggi

dan rendah disajikan pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16 Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Afektif pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah

IntervalKemampuan Inferensi

Rendah Tinggi

65-68 1 069-72 1 073-76 6 777-80 13 481-84 9 1685-88 6 989-92 10 1193-96 0 3

Perbandingan frekuensi prestasi belajar afektif pada model PBL, model

POE, dan integrasi model PBL-POE ditinjau dari kemampuan inferensi tinggi

dan rendah agar lebih jelas disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Afektif pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah

0

5

10

15

20

65-68 69-72 73-76 77-80 81-84 85-88 89-92 93-96

Kemampuan InferensiRendah

Kemampuan InferensiTinggi

Nilai

Frekuensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

92

c. Data Prestasi Belajar Psikomotor

Data prestasi belajar psikomotor diperoleh dari pengamatan langsung pada

tiap proses pembelajaran melalui lembar observasi siswa serta angket psikomotor

di akhir petemuan. Nilai akhir hasil belajar psikomotor didapatkan dari hasil

penjumlahan rata-rata nilai lembar observasi dengan bobot 40% ditambah nilai

hasil angket psikomotor dengan bobot 60%.

1) Data Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

Data prestasi belajar psikomotor diperoleh melalui angket psikomotor yang

terdiri dari 20 soal. Data deskripsi hasil belajar psikomotor ditinjau dari model

PBL, model POE, dan integrasi model PBL-POE disajikan pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17 Dekripsi Data Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Model PBL,Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

Statistik MODELPBL POE PBL-POE

Rata-rata 83.11 87.82 82.59Nilai Tengah 83.40 88.55 81.45Nilai sering muncul 82.30 75.00 79.80Std. Deviasi 6.26 7.58 6.31Varian 39.24 57.55 39.84Nilai Minimum 72.00 67.80 71.80Nilai Maksimum 94.70 100.70 94.80

Tabel 4.17 memperlihatkan rata-rata prestasi belajar psikomotor integrasi

model PBL-POE sebesar 82,59, model PBL sebesar 83,11, dan model POE

sebesar 87,82. Prestasi belajar pskomotor pada integrasi model PBL memiliki

rata-rata yang paling tinggi kemudian disusul model POE dan integrasi model

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

93

PBL-POE. Perbandingan frekuensi distribusi prestasi belajar psikomotor model

PBL, model POE, dan integrasi model PBL-POE disajikan pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18 Perbandingan Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

Interval

MODEL

PBL POE PBL-POE

67-70 0 1 071-74 4 0 375-78 5 3 679-82 4 3 983-86 10 7 487-90 4 7 691-94 4 5 395-98 0 7 1

Perbandingan frekuensi prestasi belajar pskomotor ditinjau dari model

PBL, model POE, dan integrasi model PBL-POE agar lebih jelas disajikan dalam

bentuk histogram dapat dilihat pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE

0

2

4

6

8

10

12

67-70 71-74 75-78 79-82 83-86 87-90 91-94 95-98

Model PBL

Model POE

Model PBL-POE

Nilai

Frekuensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

94

2) Data Prestasi Belajar Psikomotor ditinjau dari Kreativitas

Kreativitas siswa pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kategori,

yaitu kreativitas tinggi dan rendah. Deskripsi data prestasi belajar psikomotor

ditinjau dari kreativitas tinggi dan rendah disajikan pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19 Deskripsi Data Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah

Statistik KreativitasRendah Tinggi

Rata-rata 83.59 85.47Nilai Tengah 83.80 85.80Nilai sering muncul 91.80 79.80a

Std. Deviasi 7.15 6.90Varian 51.18 47.72Nilai Minimum 71.80 67.80Nilai Maksimum 99.90 100.00

Perbandingan frekuensi prestasi belajar psikomotor pada model PBL,

model POE, dan integrasi model PBL-POE ditinjau dari kreativitas tinggi dan

rendah disajikan pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20 Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah

Interval Kreativitas

Rendah Tinggi

67-70 6 171-74 7 175-78 8 679-82 9 783-86 7 1287-90 7 1091-94 3 498-98 0 6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

95

Perbandingan frekuensi prestasi belajar psikomotor pada model PBL,

model POE, dan integrasi model PBL-POE ditinjau dari kreativitas tinggi dan

rendah akan disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Histogram Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kreativitas Tinggi dan Rendah

3) Data Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Kemampuan Inferensi

Kemampuan inferensi penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kategori,

yaitu kemampuan inferensi tinggi dan rendah. Deskripsi data prestasi belajar

Psikomotor ditinjau dari kemampuan inferensi tinggi dan rendah disajikan pada

Tabel 4.21.

Tabel 4.21 Deskripsi Data Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah

Statistik Kemampuan Inferensi Rendah Tinggi

Rata-rata 83.25 85.74Nilai Tengah 83.00 85.65Nilai sering muncul 72.80a 85.30a

Std. Deviasi 6.97 6.98Varian 48.62 48.84

0

2

4

6

8

10

12

14

67-70 71-74 75-78 79-82 83-86 87-90 91-94 98-98

Kreativitas Rendah

Kreativitas Tinggi

Nilai

Frekuensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

96

Statistik Kemampuan InferensiTinggi Rendah

Nilai Minimum 67.80 72.00Nilai Maksimum 97.20 100

Perbandingan frekuensi prestasi belajar psikomotor pada model PBL,

model POE, dan integrasi model PBL-POE ditinjau dari kemampuan inferensi

tinggi dan rendah disajikan pada Tabel 4.22.

Tabel 4.22 Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah

IntervalKemampuan Inferensi

Rendah Tinggi

67-70 1 071-74 4 375-78 7 779-82 10 683-86 10 1187-90 6 1191-94 5 698-98 3 6

Perbandingan frekuensi prestasi belajar psikomotor model PBL, model

POE, dan integrasi model PBL-POE ditinjau dari kemampuan inferensi tinggi

dan rendah akan disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.11.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

97

Gambar 4.11 Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Psikomotor pada Model PBL, Model POE, dan Integrasi Model PBL-POE Ditinjau dari Kemampuan Inferensi Tinggi dan Rendah

B. Pengujian Prasyarat1. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas prestasi belajar kognitif, afektif, psikomotor,

kreativitas dan kemampuan inferensi disajikan pada Tabel 4.23.

Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif, Afektif, Psikomotor, Kreativitas dan Kemampuan Inferensi

MODEL

Sig.

Simpulan

Kognitif PBL .067 H0 diterimaPOE .055 H0 diterimaPBL-POE .057 H0 diterima

Afektif PBL .569 H0 diterimaPOE .053 H0 diterimaPBL-POE .057 H0 diterima

Psikomotor PBL .229 H0 diterimaPOE .672 H0 diterimaPBL-POE .077 H0 diterima

Kreativitas PBL .065 H0 diterimaPOE .183 H0 diterimaPBL-POE .462 H0 diterima

Inferensi PBL .161 H0 diterimaPOE .057 H0 diterimaPBL-POE .729 H0 diterima

0

2

4

6

8

10

12

67-70 71-74 75-78 79-82 83-86 87-90 91-94 98-98

Kemampuan InferensiRendah

Kemampuan Inferensi Tinggi

Nilai

Frekuensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

98

Hasil uji normalitas prestasi belajar kognitif untuk kelas PBL diperoleh

hasil signifikansi sebesar 0,067 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpulkan data prestasi belajar kognitif kelas PBL terdistribusi normal. Hasil uji

normalitas prestasi belajar kognitif untuk kelas POE diperoleh hasil signifikansi

sebesar 0,055 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan data prestasi

belajar kognitif kelas POE terdistribusi normal. Hasil uji normalitas prestasi

belajar kognitif untuk kelas integrasi model PBL-POE diperoleh hasil signifikansi

sebesar 0,057 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan data prestasi

belajar kognitif kelas integrasi model PBL-POE terdistribusi normal.

Hasil uji normalitas prestasi belajar afektif untuk kelas PBL diperoleh

hasil signifikansi sebesar 0,569 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpulkan data prestasi belajar afektif kelas PBL terdistribusi normal. Hasil uji

normalitas prestasi belajar afektif untuk kelas POE diperoleh hasil signifikansi

sebesar 0,053 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan data prestasi

belajar afektif kelas POE terdistribusi normal. Hasil uji normalitas prestasi belajar

afektif untuk kelas integrasi model PBL-POE diperoleh hasil signifikansi sebesar

0,057 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan data prestasi belajar

afektif kelas integrasi model PBL-POE terdistribusi normal.

Hasil uji normalitas prestasi belajar psikomotor untuk kelas PBL diperoleh

hasil signifikansi sebesar 0,229 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpulkan data prestasi belajar psikomotor kelas PBL terdistribusi normal. Hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

99

uji normalitas prestasi belajar psikomotor untuk kelas POE diperoleh hasil

signifikansi sebesar 0,672 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan

data prestasi belajar psikomotor kelas POE terdistribusi normal. Hasil uji

normalitas prestasi belajar psikomotor untuk kelas integrasi model PBL-POE

diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,077 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpulkan data prestasi belajar psikomotor kelas integrasi model PBL-POE

terdistribusi normal.

Hasil uji normalitas kreativitas siswa untuk kelas PBL diperoleh hasil

signifikansi sebesar 0,065 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan

data kreativitas siswa kelas PBL terdistribusi normal. Hasil uji normalitas

kreativitas siswa untuk kelas POE diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,183 yang

lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan data kreatifitas siswa kelas POE

terdistribusi normal. Hasil uji normalitas kreatifitas siswa untuk kelas integrasi

model PBL-POE diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,462 yang lebih besar dari

0,05, maka dapat disimpulkan data kreativitas siswa kelas integrasi model PBL-

POE terdistribusi normal.

Hasil uji normalitas kemampuan inferensi siswa untuk kelas PBL

diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,161 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpulkan data kemampuan inferensi siswa kelas PBL terdistribusi normal.

Hasil uji normalitas kemampuan inferensi siswa untuk kelas POE diperoleh hasil

signifikansi sebesar 0,055 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

100

data kemampuan inferensi siswa kelas POE terdistribusi normal. Hasil uji

normalitas kemampuan inferensi siswa untuk kelas integrasi model PBL-POE

diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,729 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpulkan data kemampuan inferensi siswa kelas integrasi model PBL-POE

terdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Hasil uji homogenitas hasil belajar kognitif, afektif, psikomotor,

kreativitas dan kemampuan inferensi disajikan pada tabel 4.24.

Tabel 4.24 Hasil Uji Homogenitas Prestasi Belajar Kognitif, Afektif, Psikomotor, Kreativitas dan Kemampuan Inferensi

Sumber Sig. Simpulan

Kognitif Berdasarkan rata-rata .192 H0 diterimaAfektif Berdasarkan rata-rata .989 H0 diterimaPsikomotor Berdasarkan rata-rata .211 H0 diterimaKreativitas Berdasarkan rata-rata .322 H0 diterimaInferensi Berdasarkan rata-rata .490 H0 diterima

Hasil uji homogenitas prestasi belajar kognitif diperoleh hasil signifikansi

sebesar 0,192 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan data prestasi

belajar kognitif homogen. Hasil uji homogenitas prestasi belajar afektif diperoleh

hasil signifikansi sebesar 0,989 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpulkan data prestasi belajar afektif homogen. Hasil uji homogenitas prestasi

belajar psikomotor diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,211 yang lebih besar dari

0,05, maka dapat disimpulkan data prestasi belajar psikomotor homogen. Hasil uji

homogenitas kreativitas diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,322 yang lebih

besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan data kreativitas homogen. Hasil uji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

101

homogenitas kemampuan inferensi diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,490 yang

lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan data kemampuan inferensi

homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Hasil Anova untuk pengaruh model, kreativitas dan kemampuan inferensi

terhadap prestasi belajar kognitif disajikan pada Tabel 4.25.

Tabel 4.25 Hasil Anova untuk Pengaruh Model, Kreativitas dan Kemampuan Inferensi Terhadap Prestasi Belajar Kognitif

Sumber Sig. SimpulanModel .020 H1 diterimaKreativitasInferensi

.000 H1 diterimaH1 ditolak.071

Model * Kreativitas .687 H1 ditolakModel * Inferensi .509 H1 ditolakKreativitas * Inferensi .831 H1 ditolakModel * Kreativitas * Inferensi .601 H1 ditolak

Hasil Anova untuk pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar

kognitif menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,02 yang lebih kecil dari 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model terhadap prestasi belajar

kognitif.

Pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif menunjukkan taraf

signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh kreativitas terhadap hasil belajar kognitif.

Pengaruh kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar kognitif

menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,071 yang lebih besar dari 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kemampuan inferensi terhadap hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

102

belajar kognitif walaupun tidak signifikan karena taraf signifikansi masih dekat

dengan 0,05.

Pengaruh integrasi model pembelajaran dengan kreativitas terhadap

prestasi belajar kognitif menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,687 yang lebih

besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh integrasi

model pembelajaran degan kreatifitas terhadap prestasi belajar kognitif.

Pengaruh integrasi model pembelajaran dengan kemampuan inferensi

terhadap prestasi belajar kognitif menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,509

yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh

integrasi model pembelajaran degan kemampuan inferensi terhadap prestasi

belajar kognitif.

Pengaruh interaksi kreativitas dengan kemampuan inferensi terhadap

prestasi belajar kognitif menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,831 yang lebih

besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi

kreativitas dengan kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar kognitif.

Pengaruh integrasi model pembelajaran, kreativitas dan kemampuan

inferensi terhadap prestasi belajar kognitif menunjukkan taraf signifikansi sebesar

0,601 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh integrasi model pembelajaran, kreativitas, dan kemampuaan inferensi

terhadap prestasi belajar kognitif. Hasil uji lanjut untuk pengaruh model terhadap

prestasi belajar kognitif disajikan pada Tabel 4.26.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

103

Tabel 4.26 Hasil Uji Lanjut untuk Pengaruh Model Terhadap Prestasi Belajar Kognitif(I) MODEL (J) MODEL

Mean Difference (I-J)

Std. Error Sig.

Scheffe PBL dan POE POE 13.38* 1.463 .000PBL 3.00 1.463 .128

POE PBL dan POE -13.38* 1.463 .000PBL -10.38* 1.463 .000

PBL PBL dan POE -3.00 1.463 .128POE 10.38* 1.463 .000

1. Ada pengaruh integrasi model PBL-POE dengan model POE terhadap prestasi

belajar kognitif (taraf signifikan 0.000<0.05), pengaruh yang paling besar

yaitu integrasi model PBL-POE karena (I-J) hasilnya positif, maka integrasi

model PBL-POE lebih berpengaruh dibandingkan model POE.

Tidak ada pengaruh integrasi model PBL-POE dengan model PBL terhadap

prestasi belajar kognitif (taraf signifikan 0.128>0.05),

2. Ada pengaruh model POE dengan integrasi model PBL-POE terhadap prestasi

belajar kognitif (taraf signifikan 0.000<0.05), pengaruh yang paling besar

yaitu integrasi model PBL-POE karena (I-J) hasilnya negatif maka integrasi

model PBL-POE lebih berpengaruh dibandingkan model POE. Ada pengaruh

model POE dan PBL terhadap prestasi belajar kognitif (taraf signifikan

0.000<0.05), pengaruh yang paling besar yaitu model PBL karena (I-J)

hasilnya negatif maka model PBL lebih berpengaruh dibandingkan model

POE.

3. Tidak ada pengaruh model PBL dengan integrasi model PBL-POE terhadap

prestasi belajar kognitif (taraf signifikan 0.128>0.05). Ada pengaruh model

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

104

PBL dengan model POE terhadap prestasi belajar kognitif (taraf signifikan

0.000<0.05), pengaruh yang paling besar yaitu model PBL karena (I-J)

hasilnya positif maka model PBL lebih berpengaruh dibandingkan model

POE.

Hasil Anova untuk pengaruh model, kreativitas, dan kemampuan inferensi

terhadap prestasi belajar afektif disajikan pada Tabel 4.27.

Tabel 4.27 Hasil Anova untuk Pengaruh Model, Kreativitas, dan Kemampuan Inferensi Terhadap Prestasi Belajar AfektifSumber Sig. Simpulan

Model .198 H1 dtolakKreativitas .000 H1 dterimaInferensi .080 H1 dtolakModel * Kreativitas .182 H1 dtolakModel * Inferensi .396 H1 dtolakKreativitas * Inferensi .277 H1 dtolakModel * Kreativitas * Inferensi .615 H1 dtolak

Hasil Anova untuk pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar

afektif menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,198 yang lebih besar dari 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh model terhadap prestasi

belajar afektif.

Pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar afektif menunjukkan taraf

signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar afektif.

Pengaruh kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar afektif

menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,080 yang lebih besar dari 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kemampuan inferensi terhadap prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

105

belajar afektif walaupun tidak signifikan karena taraf signifikansi masih dekat

dengan 0.05.

Pengaruh interaksi model pembelajaran dengan kreativitas terhadap

prestasi belajar afektif menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,182 yang lebih

besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi

model pembelajaran dengan kreativitas terhadap prestasi belajar afektif.

Pengaruh interaksi model pembelajaran dengan kemampuan inferensi

terhadap prestasi belajar afektif menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,396

yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh

interaksi model pembelajaran degan kemampuan inferensi terhadap prestasi

belajar afektif.

Pengaruh interaksi kreativitas dengan kemampuan inferensi terhadap

prestasi belajar afektif menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,277 yang lebih

besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi

kreativitas dengan kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar afektif.

Pengaruh interaksi model pembelajaran, kreativitas dan kemampuan

inferensi terhadap prestasi belajar afektif menunjukkan taraf signifikansi sebesar

0,615 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh interaksi model pembelajaran, kreativitas, dan kemampuaan inferensi

terhadap prestasi belajar afektif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

106

Hasil Anova untuk pengaruh model, kreativitas, dan kemampuan inferensi

terhadap prestasi belajar psikomotor disajikan pada Tabel 4.28.

Tabel 4.28 Hasil Anova untuk Pengaruh Model, Kreativitas, dan Kemampuan Inferensi Terhadap Prestasi Belajar Psikomotor

Sumber Sig. SimpulanModel .992 H1 dtolakKreativitas .192 H1 dtolakInferensi .151 H1 dtolakModel * Kreativitas .029 H1 diterimaModel * Inferensi .037 H1 diterimaKreativitas * Inferensi .510 H1 dtolakModel * Kreativitas * Inferensi .785 H1 dtolak

Hasil Anova untuk pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar

psikomotor menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,992 yang lebih besar dari

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh model terhadap hasil

belajar psikomotor.

Pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar psikomotor menunjukkan

taraf signifikansi sebesar 0,192 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar

psikomotor.

Pengaruh kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar psikomotor

menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,151 yang lebih besar dari 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh kemampuan inferensi terhadap

prestasi belajar psikomotor.

Pengaruh interaksi model pembelajaran dengan kreativitas terhadap

prestasi belajar psikomotor menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,029 yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

107

lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh interaksi

model pembelajaran degan kreativitas terhadap prestasi belajar psikomotor. Uji

lanjut menunjukkan urutan pengaruh interaksi model pembelajaran dengan

kreativitas terhadap prestasi belajar psikomotor sebagai berikut. Integrasi model

PBL-POE dengan kreativitas tinggi paling berpengaruh terhadap prestasi belajar

psikomotor. Kemudian disusul integrasi model PBL-POE dengan kreativitas

rendah, model POE dengan kreativitas tinggi, model POE dengan kreativitas

rendah, model PBL dengan kreativitas tinggi dan model PBL dengan kreativitas

rendah.

Pengaruh interaksi model pembelajaran dengan kemampuan inferensi

terhadap prestasi belajar psikomotor menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,037

yang lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh interaksi

model pembelajaran degan kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar

psikomotor. Uji lanjut menunjukkan urutan pengaruh interaksi model

pembelajaran dengan kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar psikomotor

sebagai berikut. Integrasi model PBL-POE dengan kemampuan inferensi tinggi

paling berpengaruh terhadap prestasi belajar psikomotor. Kemudian disusul

integrasi model PBL-POE dengan kemampuan inferensi rendah, model POE

dengan kemampuan inferensi tinggi, model POE dengan kemampuan inferensi

rendah, model PBL dengan kemampuan inferensi tinggi dan model PBL dengan

kemampuan inferensi rendah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

108

Pengaruh interaksi kreativitas dengan kemampuan inferensi terhadap

prestasi belajar psikomotoor menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,510 yang

lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi

kreativitas dengan kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar psikomotor.

Pengaruh interaksi model pembelajaran, kreativitas dan kemampuan

inferensi terhadap prestasi belajar psikomotor menunjukkan taraf signifikansi

sebesar 0,785 yang lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak

ada pengaruh interaksi model pembelajaran, kreativitas, dan kemampuaan

inferensi terhadap prestasi belajar psikomotor.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Hasil menunjukkan ada pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi

belajar kognitif. Kehadiran model dengan sintaks tertentu menuntut siswa untuk

aktif melakukan proses pembelajaran sehingga berdampak langsung dalam

pembentukan konsep materi pembelajaran.

Model PBL lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar kognitif

dibandingkan model POE. Integrasi model PBL-POE lebih berpengaruh terhadap

prestasi belajar kognitif dibandingkan model PBL. Integrasi model PBL-POE

lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar kognitif dibandingkan model POE.

Integrasi model PBL-POE merupakan model dengan penggabungan keunggulan-

keunggulan sintaks model PBL dan POE. Oleh karena itu, dapat disimpulkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

109

integrasi model PBL-POE paling berpengaruh dalam meningkatkan prestasi

belajar kognitif siswa. Hal ini sesuai dengan teori Ausubel tentang belajar

bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-

konsep. Pada dasar-dasar biologi, belajar bermakna menyangkut perubahan-

perubahan dalam jumlah atau ciri-ciri yang berpartisipasi dalam belajar bermakna.

Hal ini didukung pula oleh penelitian Peterson (2004) dan Tan (2009) bahwa

model PBL dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, dan

penelitian McNay (1993), bahwa pembelajaran model POE dapat meningkatkan

kemampuan memprediksi. Oleh karena itu, integrasi model PBL-POE dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran karena peserta didik lebih aktif, kreatif,

terampil, obyektif dan dapat menemukan konsep. Model pembelajaran hadir

beserta sintaks, menurut teori Bruner salah satu model kognitif yang sangat

berpengaruh adalah model yang dikenal dengan penemuan. Siswa mencari

pemecahan masalah untuk menghasilkan pengetahuan.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh model pembelajaran

terhadap prestasi belajar afektif. Kehadiran model dengan sintak tertentu belum

tentu bisa membuat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-

sungguh, tanggung jawab, disiplin, dan lebih aktif. Hasil penelitian menunjukkan

tidak ada pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar psikomotor.

Hasil eksperimen bertentangan dengan hipotesis yang dirumuskan. Hal tersebut

disebabkan karena faktor internal dan eksternal siswa, faktor internal siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

110

diantaranya kreativitas dan kemampuan inferensi siswa, sedangkan faktor

eksternal siswa diantaranya adalah waktu sekolah jam pelajaran sampai sore yaitu

jam ke 9-10, sehingga siswa sudah lelah, model pembelajaran yang digunakan,

dan lain-lain. Oleh karena itu, prestasi belajar afektif dan psikomotor siswa tidak

meningkat pada pembelajaran dengan pemberian integrasi model PBL-POE. Oleh

karena itu, pemberiaan integrasi model PBL-POE tidak mempengaruhi prestasi

belajar afektif dan psikomotor.

Menurut Thomas (2000) dalam bukunya tentang review hasil penelitian

pembelajaran berbasis masalah menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah

dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya, memiliki nilai untuk

meningkatkan kualitas belajar siswa dalam bidang materi pelajaran. Proses

pembelajaran yang ada dalam PBL membuat kemampuan siswa meningkat dalam

menganalisis dan menyelesaikan masalah, sehingga penguasaan materi dapat

tercapai dengan baik.

2. Pengaruh Kreativitas Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi

belajar afektif. Siswa yang mempunyai kreativitas baik cenderung memiliki rasa

ingin tahu yang besar dan cenderung bersungguh-sungguh serta tanggung jawab

dalam mengikuti proses pembelajaran.

Hasil menunjukkan tidak ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar

psikomotor. Siswa dengan kreativitas tinggi belum tentu memiliki prestasi belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

111

psikomotor baik juga. Siswa dengan kreativitas rendah belum tentu memiliki

prestasi belajar psikomotor rendah. Siswa dengan kreativitas rendah bisa memiliki

prestasi belajar psikomotor baik ketika mengikuti proses pembelajaran dengan

baik. Proses pembelajaran didominasi dengan adanya model pembelajaran

tertentu. Oleh karena itu, kreativitas tidak mempengaruhi prestasi belajar

psikomotor.

Sardiman (2007) menyatakan bahwa kreativitas dapat dirangsang oleh

faktor dari luar tetapi kreativitas tumbuh dari dalam diri seseorang. Penggerak

dalam diri siswa menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Oleh karena itu, kreativitas

mempengaruhi hasil dari tujuan pembelajaran yaitu ketercapaian prestasi belajar

yang baik. Menurut Arsoy dan Ozad (2004), model siklus belajar dapat

meningkatkan kreativitas dan strategi pemecahan masalah. Borich dan Ong (2006)

menyatakan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah mempunyai keuntungan

diantaranya adalah meningkatkan kreativitas siswa untuk belajar, sehingga

penguasaan materi dapat tercapai dengan baik. Liu (2005) menyimpulkan bahwa

pembelajaran berbasis masalah dapat membuat siswa untuk belajar lebih kreatif

sehingga penguasaan materi dapat tercapai dengan baik. Hal ini didukung pula

oleh penelitian Tan (2009), menyatakan bahwa efektivitas PBL dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

112

pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas siswa sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar.

3. Pengaruh Kemampuan Inferensi terhadap Prestasi Belajar Siswa

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh kemampuan inferensi

terhadap prestasi belajar kognitif walaupun tidak signifikan karena taraf

signifikansi masih dekat dengan 0.05. Siswa dengan kemampuan inferensi baik

belum tentu memiliki prestasi belajar kognitif baik juga. Siswa dengan

kemampuan inferensi rendah belum tentu memiliki prestasi belajar kognitif

rendah juga. Siswa dengan kemampuan inferensi rendah bisa memiliki prestasi

belajar kognitif baik ketika mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Proses

pembelajaran didominasi dengan adanya model pembelajaran tertentu. Oleh

karena itu, kemampuan inferensi tidak mempengaruhi prestasi belajar kognitif.

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh kemampuan inferensi

terhadap prestasi belajar afektif. Adanya kemampuan inferensi yang baik,

menuntut siswa menjadi lebih bertanggung jawab, saling berkomunikasi dengan

baik, dan saling menghargai. Oleh karena itu, ada pengaruh kemampuan inferensi

terhadap prestasi belajar afektif.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh kemampuan inferensi

terhadap prestasi belajar psikomotor. Siswa dengan kemampuan inferensi baik

belum tentu memiliki hasil belajar psikomotor baik juga. Siswa dengan

kemampuan inferensi rendah belum tentu memiliki prestasi belajar psikomotor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

113

rendah juga. Siswa dengan kemampuan inferensi rendah bisa memiliki prestasi

belajar psikomotor baik ketika mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Proses pembelajaran didominasi dengan adanya model pembelajaran tertentu.

Oleh karena itu, kemampuan inferensi tidak mempengaruhi prestasi belajar

psikomotor.

Pelaksanaan model pembelajaran PBL selain untuk meningkatkan

keterampilan siswa juga dapat meningkatkan kemampuan inferensi siswa. Siswa

akan mengalami proses dimana siswa akan mengolah informasinya sendiri.

Kemudian memecahkan masalah yang diperoleh selama pembelajaran secara

mandiri melalui kegitan penyususnan rencana dan laporan kegiatan yang

dilakukan. Adanya peningkatan kemampuan inferensi berdampak pada

penguasaan materi sehingga materi dapat tercapai dengan baik. Hal ini didukung

oleh pernyataan Bilqin (2009), yang menyatakan pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan

inferensi siswa sehingga penguasaan materi dapat tercapai dengan baik.

4. Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran dengan Kreativitas Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kreativitas

dengan model pembelajaran terhadap prestasi belajar kognitif. Hal ini terjadi

karena ketika model hadir dengan didukung kreativitas yang baik tidak selalu

menunjukkan prestasi belajar kognitif yang baik. Ketika model saja yang tampil

akan menunjukkan pengaruh yang nyata pada prestasi belajar kognitif. Proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

114

pembelajaran didapatkan ketika model pembelajaran hadir beserta sintaksnya

yang merupakan proses atau langkah-langkah untuk membentuk konsep.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh kreativitas dengan

model pembelajaran terhadap prestasi belajar afektif. Hal tersebut terjadi karena

ketika model hadir dengan didukung kreativitas yang baik tidak selalau

menunjukkan prestasi belajar afektif baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kreativitas dengan

model pembelajaran terhadap prestasi belajar psikomotor. Adanya kreativitas baik

serta didukung dengan model yang sesuai, menuntut siswa menjadi lebih aktif,

saling berkomunikasi dengan baik, dan tergerak untuk bekerja secara

berkelompok.

5. Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran dengan Kemampuan Inferensi Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh kemampuan inferensi

dengan model pembelajaran terhadap prestasi belajar kognitif. Hal ini terjadi

karena ketika model hadir dengan didukung kemampuan inferensi yang baik

tidak selalu menunjukkan prestasi belajar kognitif yang baik. Ketika model saja

yang tampil akan menunjukkan pengaruh yang nyata pada prestasi belajar

kognitif.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh kemampuan inferensi

dengan model pembelajaran terhadap prestasi belajar afektif. Hal tersebut terjadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

115

karena ketika model hadir dengan disertai kemampuan inferensi yang baik tidak

selalau menunjukkan prestasi belajar afektif yang baik.

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh kemampuan inferensi dengan

model pembelajaran terhadap prestasi belajar psikomotor. Adanya kemampuan

inferensi baik serta didukung dengan model yang sesuai, menuntut siswa menjadi

lebih aktif, saling berkomunikasi dengan baik, dan tergerak untuk bekerja secara

berkelompok.

Kreativitas dengan adanya model yang sesuai lebih berpengaruh daripada

adanya kemampuan inferensi dengan adanya model yang sesuai terhadap prestasi

belajar psikomotor secara signifikan. Hal ini terjadi karena pada siswa yang

memiliki kemampuan inferensi baik dan kreativitas baik akan cenderung aktif.

Oleh karena itu, ranah psikomotor lebih terberdayakan ketika kemampuan

inferensi muncul beseta model yang sesuai serta ketika kreativitas muncul beserta

model yang sesuai.

6. Pengaruh Interaksi antara Kreativitas dan Kemampuan Inferensi Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh kemampuan inferensi

dengan kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif. Hal tersebut terjadi karena

ketika kreativitas baik hadir dengan didukung kemampuan inferensi yang baik

tidak selalu menunjukkan prestasi belajar kognitif yang baik. Prestasi belajar

kognitif baik ketika siswa melalui proses pembelajaran yang baik dengan adanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

116

model pembelajaran. Oleh karena itu, tidak ada pengaruh kemampuan inferensi

dengan keterampian berpikir kritis terhadap prestasi belajar kognitif.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh kemampuan inferensi

dengan kreativitas terhadap prestasi belajar afektif. Hal tersebut terjadi karena

ketika kreativitas baik hadir dengan didukung kemampuan inferensi yang baik

tidak selalu menunjukkan prestasi belajar afektif yang baik. Oleh karena itu, tidak

ada pengaruh kemampuan inferensi dengan kreativitas terhadap prestasi belajar

afektif.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh kemampuan inferensi

dengan kreativitas terhadap prestasi belajar psikomotor. Hal tersebut terjadi

karena ketika kreativitas baik hadir dengan didukung kemampuan inferensi yang

baik tidak selalu menunjukkan prestasi belajar psikomotor yang baik.

7. Pengaruh Interaksi antara Model Pembelajaran, Kreativitas dan Kemampuan Inferensi Terhadap Prestasi Belajar

Hasil penelitian untuk pengaruh interaksi model pembelajaran, kreativitas

dan kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar psikomotor menunjukkan taraf

signifikansi sebesar 0,116 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh interaksi model pembelajaran, kreativitas, dan kemampuan inferensi

terhadap prestasi belajar psikomotor.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh kemampuan inferensi,

dan model pembelajaran terhadap prestasi belajar kognitif. Hal tersebut terjadi

karena ketika model hadir dengan didukung kemampuan inferensi yang baik dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

117

atau kreativitas yang baik tidak selalu menunjukkan prestasi belajar kognitif yang

baik. Ketika model saja yang tampil menunjukkan pengaruh yang nyata pada

prestasi belajar kognitif.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh keterampian berpikir

kritis, kemampuan inferensi, dan model pembelajaran terhadap prestasi belajar

afektif. Hal tersebut terjadi karena ketika model hadir dengan didukung

kemampuan inferensi yang baik dan atau kreativitas yang baik tidak selalu

menunjukkan prestasi belajar afektif yang baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

118

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil analisis data yang telah

dikemukakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar kognitif,

kehadiran model dengan sintaks-sintaksnya menuntut siswa untuk aktif

melakukan proses pembelajaran sehingga berdampak langsung dalam

pembentukan konsep materi pembelajaran. Model PBL lebih berpengaruh

terhadap prestasi belajar kognitif dibandingkan model POE, sedangkan

integrasi model PBL-POE lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar

kognitif dibandingkan model PBL dan model POE. Integrasi model PBL-

POE merupakan model dengan penggabungan keunggulan-keunggulan dalam

sintaks model PBL dan POE. Oleh karena itu, integrasi model PBL-POE

paling berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar kognitif siswa.

Tidak ada pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar afektif dan

psikomotor. Kehadiran model dengan sintaks tertentu belum tentu bisa

membuat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-

sungguh, tanggung jawab, disiplin, dan lebih aktif. faktor internal dan

eksternal siswa.

118

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

119

2. Ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif. Siswa dengan

kreativitas baik cenderung memiliki prestasi belajar kognitif baik juga. Siswa

yang kreatif cenderung berpikir lebih dalam untuk menemukan konsep-

konsep materi pelajaran. Ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar

afektif. Siswa yang mempunyai kreativitas baik, memiliki rasa ingin tahu

yang besar dan bersungguh sungguh serta tanggung jawab dalam mngikuti

pelajaran. Tidak ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar

psikomotor. Siswa dengan kreativitas tinggi belum tentu memiliki prestasi

belajar psikomotor baik juga. Siswa dengan kreativitas rendah belum tentu

memiliki prestasi belajar psikomotor rendah. Siswa dengan kreativitas rendah

bisa memiliki prestasi belajar psikomotor baik ketika mengikuti proses

pembelajaran dengan baik.

3. Ada pengaruh kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar kognitif

walaupun tidak signifikan. Siswa dengan kemampuan inferensi baik belum

tentu memiliki prestasi belajar kognitif baik juga. Siswa dengan kemampuan

inferensi rendah belum tentu memiliki prestasi belajar kognitif rendah juga.

Siswa dengan kemampuan inferensi rendah bisa memiliki prestasi belajar

kognitif baik ketika mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Ada

pengaruh kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar afektif. Adanya

kemampuan inferensi yang baik, menuntut siswa menjadi lebih bertanggung

jawab, saling berkomunikasi dengan baik, dan saling menghargai. Tidak ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

120

pengaruh kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar psikomotor. Siswa

dengan kemampuan inferensi baik belum tentu memiliki hasil belajar

psikomotor baik juga. Siswa dengan kemampuan inferensi rendah belum

tentu memiliki prestasi belajar psikomotor rendah juga. Siswa dengan

kemampuan inferensi rendah bisa memiliki prestasi belajar psikomotor baik

ketika mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

4. Tidak ada pengaruh kreativitas dengan model pembelajaran terhadap prestasi

belajar kognitif. Proses pembelajaran didapatkan ketika model pembelajaran

hadir beserta sintaksnya yang merupakan proses atau langkah-langkah untuk

membentuk konsep. Tidak ada pengaruh kreativitas dengan model

pembelajaran terhadap prestasi belajar afektif. Hal tersebut terjadi karena

ketika model hadir dengan didukung kreativitas yang baik tidak selalau

menunjukkan prestasi belajar afektif baik. Ada pengaruh kreativitas dengan

model pembelajaran terhadap prestasi belajar psikomotor. Adanya kreativitas

yang baik dan didukung dengan model yang sesuai, menuntut siswa menjadi

lebih aktif, saling berkomunikasi dengan baik, dan tergerak untuk bekerja

secara berkelompok.

5. Tidak ada pengaruh kemampuan inferensi dengan model pembelajaran

terhadap prestasi belajar kognitif. Hal ini terjadi karena ketika model hadir

dengan didukung kemampuan inferensi yang baik tidak selalu menunjukkan

prestasi belajar kognitif yang baik. Ketika model saja yang tampil akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 141: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

121

menunjukkan pengaruh yang nyata pada prestasi belajar kognitif. Tidak ada

pengaruh kemampuan inferensi dengan model pembelajaran terhadap prestasi

belajar afektif. Ada pengaruh kemampuan inferensi dengan model

pembelajaran terhadap prestasi belajar psikomotor. Adanya kemampuan

inferensi baik serta didukung dengan model yang sesuai, menuntut siswa

menjadi lebih aktif, saling berkomunikasi dengan baik, dan tergerak untuk

bekerja secara berkelompok.

6. Tidak ada pengaruh kemampuan inferensi dengan kreativitas terhadap

prestasi belajar kognitif. Prestasi belajar kognitif baik ketika siswa melalui

proses pembelajaran yang baik dengan adanya model pembelajaran. Tidak

ada pengaruh kemampuan inferensi dengan kreativitas terhadap prestasi

belajar afektif. Hal tersebut terjadi karena ketika kreativitas baik hadir dengan

didukung kemampuan inferensi yang baik tidak selalu menunjukkan prestasi

belajar afektif yang baik. Tidak ada pengaruh kemampuan inferensi dengan

kreativitas terhadap prestasi belajar psikomotor.

7. Tidak ada pengaruh interaksi model pembelajaran, kreativitas, dan

kemampuan inferensi terhadap prestasi belajar aspek kognitif, aspek afektif

dan aspek psikomotor terhadap prestasi belajar siswa. Hal tersebut terjadi

karena ketika model hadir dengan didukung kemampuan inferensi yang baik

dan atau kreativitas yang baik tidak selalu menunjukkan prestasi belajar yang

baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 142: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

122

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka implikasi hasil penelitian ini adalah:

1. Implikasi Teoritis

a. Penggunaan integrasi model PBL-POE lebih memberikan pengaruh secara

tidak signifikan terhadap prestasi belajar kognitif daripada prestasi belajar

afektif dan psikomotor. Pemberian integrasi model PBL-POE meningkatkan

prestasi kognitif tetapi tidak signifikan. Pemberian integrasi model PBL-POE

dalam pembelajaran dapat digunakan sebagai alternatif pada proses

pembelajaran.

b. Kreativitas dan kemampuan inferensi merupakan faktor internal siswa yang

mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar. Guru hendaknya

memperhatikan siswa yang memiliki kreativitas dan kemampuan inferensi

yang bervariasi. Kreativitas pada penelitian ini memberikan pengaruh yang

tidak signifikan pada prestasi belajar afektif, sedangkan kemampuan inferensi

memberikan pengaruh yang tidak signifikan pada prestasi belajar psikomotor.

Guru dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan inferensi siswa.

c. Penggunaan model PBL, model POE, dan integrasi model PBL-POE

memberikan dampak positif kepada siswa, yaitu siswa mampu memecahkan

masalah dan memprediksi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 143: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

123

2. Implikasi Praktis

a. Integrasi model PBL-POE dapat diterapkan dalam proses pembelajaran

Biologi karena siawa lebih aktif, kreatif, terampil, obyektif dan memiliki

kemampuan inferensi dengan menemukan konsep.

b. Kreativitas dan kemampuan inferensi yang merupakan faktor internal siswa

dapat dikembangkan untuk menunjang tercapainya prestasi belajar yang lebih

baik. Siswa yang mempunyai kreativitas baik menunjukkan prestasi belajar

afektif yang lebih baik, sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan

inferensi baik menunjukkan prestasi belajar psikomotor yang lebih baik.

C. Saran

Berdasar kesimpulan dan implikasi yang diperoleh, maka peneliti

mengajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Integrasi model PBL-POE hendaknya dilakukan dengan persiapan yang

matang, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai

rencana.

b. Integrasi model PBL-POE dapat diterapkan oleh guru lain, tetapi perlu

diperhatikan hambatannya yaitu: pembentukan kelompok kecil dalam

sintaks pembelajaran, perlu diperhatikan perbedaan jenis kelamin dan

prestasi belajar, waktu jam mengajar, dan sarana yang dimiliki sekolah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 144: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

124

c. Perlu dilakukan pengukuran kreativitas dan kemampuan inferensi yang

merupakan faktor internal siswa.

2. Bagi Siswa

a. Setiap siswa mempunyai kreativitas dan kemampuan inferensi yang

bervariasi.

b. Setiap siswa mampu memecahkan masalah dan memprediksi, hal ini

terkadang tidak disadari oleh siswa.

c. Sebaiknya siswa selalu memahami tujuan yang hendak dicapai setiap

proses pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini hanya pada siswa di SMA Negeri 1 Bojonegoro,

sehingga perlu dilakukan penelitian di sekolah lain untuk memperoleh

temuan yang lebih bervariasi.

b. Validasi instrumen sangat perlu dilakukan dengan cermat dan teliti untuk

memperoleh data hasil penelitian yang lebih signifikan, sehingga

dihasilkan kesimpulan yang sahih.

c. Peneliti dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan menambah atau

mengubah variabel-varuabel penelitiannya.

d. Penelitin baru dapat dilakukan dari model pembelajaran pada penelitian ini

atau dari tinjauan yang lainnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 145: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

125

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsoy, Aysu dan Ozad, Bahire Efe. 2004. PBL in Science Education. Journal of Turkish Science Education, 6 (1): 26-36

Arsyad, Azhar.2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Aryulina, Dyah. 2007. Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta : Esis.

Bahri, Alim. 2009. Sistem Pembelajaran Abad 21 dengan “Project Based Learning” (PBL) (Online).

Bilqin, I. 2009. The Effect of Guided Inquiry Instruction in Corporating a Cooperative Learning Approach on University Students’ Achievement of Acid and Bases Concepts and Attitude Toward Guided Inquiry Instruction. Scientific Research and Essay, 4(10): 1038-1040

Campbell, Neil A. Reece, Jean B. Mitchell, lawrence G. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2006. Undang-undang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas, 2006. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Dewey, Jhon. 2003. Democracy and Education. New York: Free Press.

Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ewintri. 2008. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Lampung: Universitas Lampung.

125

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 146: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

126

Facione. 2011. Critical Thinking: A Statement of Expert Consensus for Purposes of Educational Assessment and Instruction. Fullerton: California State University.

Illeris dan Ormorod. 2000. From Vocational Training to Workplace Learning. Center for Research in Lifelong Learning.

-------------. 3 Maret 2012. Kemajuan IPTEK Era Global. Jakarta: Kompas.

Liu, M. 2005. Motivating Students Through Problem – Based - Learning. AustinUniversity of Texas.

Margaret McNay, Kathleen W. Melville. 1993. Children’s Skill in Making Predictions and Their Understanding or What Predicting Means. Journal of Research in Science Teaching. 561-577.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan dan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Ninik Suspriyati. 2012. Pembelajaran Biologi dengan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Model Predict, Observe, Explain, and Write (POEW) Ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Belajar Siswa. Tesis Tidak Diterbitkan: Program Pascasarjana UNS Surakarta.

Nur, Mochmamad. 2008. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Universitas Negeri Surabaya.

Ong, A.C., & Borich, D. G. 2006. Teaching Strategies That Promete Thingking. Singapore : Mcgraw-Hill Education.

Peterson, T. O., & Van Fleet, D. D. 2003. Critical Managerial Leadership Behavior. Oklahoma State University.

Peterson, T. O. 2004. So You’re Thinking of Trying Problem Based Learning? Three Critical Success Factor for Implementation. Journal of Management Education. 28 (5): 630-647

Poerwodarminto, W.J.S. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 147: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

127

Pratiwi, A., dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.

Purwadi, B. 2006. PISA dan TIMSS 2003. Gambaran Umum Metode

Penelitian. Jakarta: Puspendik Depdiknas.

Rudy. 2011. Peran Guru Abad XXI. Surabaya: Unesa (Online). http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/02/peran-guru-abad-xxi.html (15 September 2012).

Rustaman, Nuryani, Y. 2004. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Satiadarma, M.P. dan Wawuru, F.E. 2003. Mendidik Kecerdasan. Pedoman Bagi Orang Tua dan Guru Dalam Mendidik Anak Cerdas. Jakarta: Pustaka Populer.

Sawitri Epi Wahyuni. 2013. Pembelajaran biologi Model POE (Prediction, Observation, Explanation) Melalui laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil Ditinjau dari Aktivitas Belajar dan Kemampuan Berpikir Abstrak. Tesis Tidak Diterbitkan: Program Pascasarjana UNS Surakarta.

Slavin, Robert, E. 2008. Psikologi Pendidikan, Teori dan Praktek. Bandung: Nusa Media.

Suciati. 2011. Tugas Rumah Berbasis Home Science Process Skill (HSPS) pada Pembelajaran Biologi untuk Mengembangkan Literasi SainsSiswa. Proceeding Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi FKIP UNSSurakarta.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 1990. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 148: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL … · (Studi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

128

Sumadi. 2005. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Siswa.

Sumaji. 2003. Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius.

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivis dan Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Surya, M. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Tan, Oon-Seng. 2003. Problem Based Learning Innovation. Singapore: Cengange Learning Asia Pte, Ltd.

Toharudin, Uus. 2011. Membangun Literasi Sains. Bandung: Humaniora.

Thomas, J. W. 2000. A Review Of Research on Project – Based - Learning. California: The Autodesk Foundation.

Veronika Sri Suharni. 2013. Pembelajaran Biologi Model Problem Based Learning (PBL) Menggunakan Metode Buzz Group Discussion dan Whole Group Discussion Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Verbal. Tesis Tidak Diterbitkan: Program Pascasarjana UNS Surakarta.

Wenno, I. H. 2008. Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Yogyakarta: Inti Media.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user