21
Page | 1 JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017 EFEKTIVITAS LIMBAH CAIR PEMOTONGAN AYAM BROILER UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN PEPAYA (Carica) Warsiyah INTISARI Limbah cair pemotongan ayam broiler selain bermanfaat bagi tanaman atau mempunyai nilai tambah juga dapat mengurangi pencemaran air, tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas limbah cair pemotongan ayam broiler terhadap perumbuhan tanaman pepaya guna pengembangan tanaman pepaya. Metode penelitian yang digunakan diskriptif analisis dengan vareasi air limbah 3 ml, 6 ml, 9 ml, dan 12 ml. Hasil penelitian, tinggi tanaman yang tanpa air limbah menunjukkan tingkat pertumbuhanya lambat, selama empat minggu rata-rata 2.20 cm, sedangkan tanaman pepaya yang menggunakan air limbah mencapai 4.8 cm jadi hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman pepaya yang menggunakan air limbah ayam broiler lebih baik dari pada yang tidak menggunakan limbah ayam broiler. Kata kunci : limbah cair, pertumbuhan tanaman pepaya The Effectiveness of Broiler Chicken Butchering- Liquid Waste for Papaya Plant Growth ABSTRACT Liquid waste of Broiler chicken butchering has some additional values such as for the plant growth, and for water pollution decrease. The aim of this research is to find out the effectiveness of Papaya plant growth to develop the quality of the plant. The method used in this research is descriptive analysis with waste water variation of 3 ml, 6 ml, 9 ml, and 12 ml.The result shows that the plant growth without using waste water is rather slow with an average growth of 2.20 cm during 4 weeks; the plant using waste water reaches 4.8 cm during 4 weeks. The research result shows that Papaya plant using Broiler chicken waste water is better in growth compared to the ones without. Keywords: liquid waste, Papaya plant growth

EFEKTIVITAS LIMBAH CAIR PEMOTONGAN AYAM BROILER UNTUK ...ejurnal.ity.ac.id/berkas/...Ayam_Broiler_Untuk_Pertumbuhan_Tanaman...mengurangi pencemaran air, tujuan penelitian ini untuk

Embed Size (px)

Citation preview

Page | 1

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

EFEKTIVITAS LIMBAH CAIR PEMOTONGAN

AYAM BROILER UNTUK PERTUMBUHAN

TANAMAN PEPAYA (Carica)

Warsiyah

INTISARI

Limbah cair pemotongan ayam broiler selain bermanfaat

bagi tanaman atau mempunyai nilai tambah juga dapat

mengurangi pencemaran air, tujuan penelitian ini untuk

mengetahui efektivitas limbah cair pemotongan ayam broiler

terhadap perumbuhan tanaman pepaya guna pengembangan

tanaman pepaya. Metode penelitian yang digunakan diskriptif

analisis dengan vareasi air limbah 3 ml, 6 ml, 9 ml, dan 12 ml.

Hasil penelitian, tinggi tanaman yang tanpa air limbah

menunjukkan tingkat pertumbuhanya lambat, selama empat

minggu rata-rata 2.20 cm, sedangkan tanaman pepaya yang

menggunakan air limbah mencapai 4.8 cm jadi hasil penelitian

menunjukkan bahwa tanaman pepaya yang menggunakan air

limbah ayam broiler lebih baik dari pada yang tidak

menggunakan limbah ayam broiler.

Kata kunci : limbah cair, pertumbuhan tanaman pepaya

The Effectiveness of Broiler Chicken Butchering-

Liquid Waste

for Papaya Plant Growth

ABSTRACT

Liquid waste of Broiler chicken butchering has some

additional values such as for the plant growth, and for water

pollution decrease. The aim of this research is to find out the

effectiveness of Papaya plant growth to develop the quality of

the plant. The method used in this research is descriptive

analysis with waste water variation of 3 ml, 6 ml, 9 ml, and 12

ml.The result shows that the plant growth without using waste

water is rather slow with an average growth of 2.20 cm during 4

weeks; the plant using waste water reaches 4.8 cm during 4

weeks. The research result shows that Papaya plant using

Broiler chicken waste water is better in growth compared to the

ones without.

Keywords: liquid waste, Papaya plant growth

Page | 2

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

A. PENDAHULUAN

Setiap aktivitas manusia akan

menimbulkan suatu dampak baik

dampak positif maupun dampak yang

negatif. Dampak lebih lanjut adalah

terjadinya pencemaran lingkungan.

Salah satu terpenting untuk

diperhatikan adalah timbulnya

pencemaran air. Peraturan

Pemerintah No 82 tahun 2001,

pencemaran air didefinisikan sebagai

masuknya atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi, dan atau

komponen lain ke dalam air oleh

kegiatan manusia sehingga kualitas

air turun sampai tingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak dapat

berfungsi sesuai dengan

peruntukannya.

Sumber aktivitas yang berpotensi

untuk mencemari air karena limbah

yang dihasilkan mengandung BOD

(Biological Oxigen Demand) yang

tinggi adalah tempat pemotongan

ayam. Limbah cair yang memiliki

BOD tinggi berarti membutuhkan

banyak oksigen terlarut dalam air.

Bila jumlah oksigen terlarut dalam

air badan air kurang maka akan

menimbulkan bau yang tidak sedap

karena proses anaerob juga

menyebabkan kelebihan nutrient di

dalam badan air, sehingga

menimbulkan eutrofikasi. Eutrofikasi

adalah suatu peningkatan unsur hara

dalam perairan sebagai akibat dari

kegiatan manusia seperti pertanian

dan limbah industri. Ekosistem

perairan menjadi terganggu

keseimbangannya dan ditumbuhi

banyak ganggang dan tumbuhan

lainnya, karena nutrient dapat

memicu pertumbuhan tanaman.

Tanaman juga dapat berfungsi untuk

memperbaiki kualitas limbah cair.

Diantaranya adalah tanaman papaya.

Seluruh umat di dunia 99,9% sudah

mengenal buah pepaya dimana saja

kita kunjungi di kebun, pekarangan

rumah, pasar, pingir jalan, pasar

multinasional alfamart dan lain-lain.

Buah pepaya melihat dengan

fenomena yang terjadi pada tamanan

pepaya yang langsung diamati

maupun ambil di sumber buku mulai

dari sejarah sampai pada penyakit

yang diderita pada tanaman pepaya

di pekarangan kontrakan. Pohon

pepaya masing–masing tanaman

memiliki ciri khas atau fungsi

fisiologi berbeda.

Demikain pula pepaya dapat

menanggulangi atau mengobati

beragam penyakit dan gangguan

kesehatan lain seperti

menyembuhkan luka, menghilangkan

infeksi dan menghilangkan alergi.

Selain tanaman pekarangan, tanaman

ini juga dibudidayakan dalam bentuk

perkebunan rakyat secara komersial.

Setiap hari pepaya banyak dijual di

pasar karena kebutuhan terhadap

buah pepaya diperlukan oleh

masyarakat, selain harganya yang

murah, sehingga masyarakat

ekonomi agak lemahpun sanggup

Page | 3

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

membelinya.Tanaman ini mudah

tumbuh di mana-mana khususnya di

dataran rendah. Pemeliharaanya

mudah karena pepaya bukan tanaman

manja yang menuntut hara yang

berlebihan.

Tanaman pepaya berasal dari

Meksiko dan Kosta rika. Dewasa ini

tanaman pepaya menyebar keseluruh

dunia termasuk papua.Tanaman

berupa pohon kecil atau perdu

dengan daunnya terletak pada ujung

tanaman. Semua bagian tanaman

mengandung getah. Daunnya

tersusun secara spiral melingkar

batang lembaran daun bercela-cela

menjari dan bunganya biasanya

beruma dua. Pohon pepaya umurnya

pendek di bandingkan dengan

tanaman tahunan lainnya. Batangnya

tidak bercabang, namun apabila

pucuknya di potong cabang akan

terbentuk.

Bunga pepaya bersifat

hermafrodit atau biseksual. Ada

pohon yang berbunga jantang dan

berbunga betina atau berbunga

sempurna (hermafrodit). Bunga

jantangnya mempunyai tangkai

bunga panjang dan bercabang,dapat

mencapai 2 meter, mengandung

beberapa kuantum anak bunga.

Bunga betinanya bersifat uniseksual

dengan kepala putik yang fungsional.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pemotongan ayam

Pemotongan ayam adalah

merupakan salah satu bentuk industri

yang menghasilkan limbah cair yang

meliputi penyembelihan,

pembersihan bulu dan isi perut serta

pencucian daging broiler atau unggas

lain. Menurut Jenie, 2000 sebagian

industri hanya melakukan proses

penyembelihan, pembersihan, dan

proses lebih lanjut.

Aktivitas di pemotongan ayam,

selain menghasilkan daging juga

menghasilkan produk lain berupa

limbah hasil pencucian ayam. Untuk

mengurangi bahan limbah sebaiknya

dilakukan pemisahan limbah seperti

darah dan bulu yang dipisahkan.

Aliran limbah cair biasanya akan

melalui saringan yang akan

memisahkan padatan atau kotoran

yang lebih besar. Dalam pengolahan

ayam broiler, sekitar 70% berat asal

unggas merupakan produk akhir.

Sisa 30% meliputi bulu, usus, kaki,

kepala, dan darah yang

membutuhkan pembuangan cairan

dan padatan pada industri

pengolahan.

2. Karakteristik Limbah

Karakteristik limbah cair

pemotongan ayam secara fisik

biasanya berwarna agak merah

karena mengandung darah. Limbah

segar biasanya memiliki pH netral

sekitar 7. Limbah yang telah lama

biasanya mempunyai bau yang tidak

sedap karena adanya penguraian

bahan organik. Limbah tersebut juga

mengandung bahan padatan organik

maupun anorganik.Protein sebagai

nitrogen organik juga terdapat di

dalamnya.

Page | 4

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

Bahan organik dan mineral tanah

terutama berfungsi sebagai gudang

dan penyuplai hara bagi tanaman dan

biota tanah. Bahan mineral melalui

bentuk partikel-partikelnya

merupakan penyusun ruang pori

tanah yang tidak saja berfungsi

sebagai gudang udara dan air, tetapi

juga sebagai ruang untuk akar

berpenetrasi, makin sedikit ruang

pori ini akan makin tidak

berkembang sistem perakaran

tanaman. Bahan organik merupakan

sumber energi, karbon dan hara bagi

biota heterotrofik (pengguna

senyawa organik), sehingga

keberadaan BOT (Bahan Organik

Tanah) akan sangat menentukan

populasi dan aktivitas dalam

membebaskan hara-hara tersedia

yang terkandung BOT tersebut

(Kemas, 2010).

Bentuk bahan organik adalah

protein yang mengandung N, protein

merupakan kandungan utama untuk

hidup, terutama hewan. Tanaman dan

hewan bersel satu juga mengandung

protein (Thnobanoglous, 1991).

3. BOD (Biologocal Oxigen

Demand)

Keberadaan bahan organik di

dalam limbah cair dapat dilakukan

melalui pemeriksaan BOD. BOD

adalah sebagai jumlah oksigen

terlarut yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme untuk men-

degradasikan bahan organik yang

terdapat di dalam air. BOD

merupakan parameter yang sering

digunakan untuk mengetahui tingkat

pencemaran bahan organik, baik dari

industri maupun dari rumah tangga.

Limbah cair yang dihasilkan oleh

kegiatan industri maupun rumah

tangga terutama yang mengandung

BOD tinggi harus ditangani dengan

baik agar tidak mencemari

lingkungan. Secara umum

penanganan limbah cair bertujuan

untuk menurunkan kandungan bahan

organik dalam limbah cair

(mengurangi BOD), mengurangi

partikel tercampur, serta membunuh

organism pathogen.

Sifat fisik seperti suhu dan pH

merupakan peubah yang mempunyai

pengaruh langsung terhadap proses

oksidasi, karena melibatkan

mikroorganisme yang bisa hidup dan

berkembang biak. Suhu adalah salah

satu faktor penting yang berpengaruh

terhadap kehidupan mikroorganisme.

Setiap mikroorganisme dapat tumbuh

pada suhu yang berbeda-beda.

Penanganan limbah secara

biologi umumnya berjalan dengan

baik pada pH netral. Secara umum

pH optimum untuk pertumbuhan

bakteri sekitar 7.Selain suhu dan pH

faktor lain yang dapat mempengaruhi

adalah kadar oksigen.

4. Tumbuhan dan Air

Tumbuhan dan air merupakan

suatu hubungan yang tidak dapat

dilepaskan satu dengan yang lainnya

dalam mendukung kelangsungan

kehidupan di bumi. Tumbuhan

Page | 5

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

membutuhkan air untuk perumbuhan

dan ketersediaan air juga dipengaruhi

oleh keberadaan tumbuhan.

5. Pertumbuhan tanaman

Pertumbuhan tanaman ditentukan

oleh sejumlah faktor yaitu faktor-

faktor yang berasal dari tanaman itu

sendiri dan faktor lingkungan seperti

air, udara, cahaya, dan suhu.

Indikator yang paling mudah untuk

diukur adalah tinggi tanaman

(Lakitan, 1996).

Media tanam merupakan tempat

tumbuh dan berkembangnya sistem

perakaran tanaman. Pepaya

merupakan tanaman yang banyak

ditanami di perkarangan rumah

sebagai tanaman buah. Bunga serta

daunnya dapat dijadikan sayur,

buahnya sangat diminati oleh

konsumen karena di samping dapat

menyegarkan juga banyak

mengandung vitamin–vitamin yang

berguna untuk tubuh.

Banyak manfaat mengkonsumsi

buah papaya, karena mengandung

vitamin C dan provitamin. Pepaya

dapat membantu memecah serat

makanan dalam sistem pencernaan

dan dapat membuat lancar saluran

pencernaan makanan.

Pepaya dapat menanggulangi atau

mengobati beragam penyakit dan

gangguan kesehatan lain seperti

menyembuhkan luka, meng-

hilangkan infeksi dan menghilangkan

alergi. Selain tanaman pekarangan,

tanaman ini juga dibudidayakan

dalam bentuk perkebunan rakyat

secara komersial.Setiap hari pepaya

banyak dijual di pasar karena

kebutuhan terhadap buah pepaya

diperlukan oleh masyarakat, selain

harganya yang murah, sehingga

masyarakat ekonomi agak lemahpun

sanggup membelinya. Tanaman ini

mudah tumbuh di mana-mana

khususnya di dataran rendah.

Pemeliharaanya mudah karena

pepaya bukan tanaman manja yang

menuntut hara yang berlebihan.

Fungsi tanaman pekarangan:

Penghasil bahan pangan tambahan

bagi hasil sawah dan ladang (padi,

jagung, pohong/ubi) untuk lauk-

pauk dan buah,sebagai penghasil

uang tunai harian, dan rempah-

rempah, obat-obatan atau jamu–

jamuan. Tanaman pepaya buah dan

daun yang masih muda kami ambil

sebagai lauk-pauk, sayuran untuk

masak makan pokok kehidupan

sehari –hari pada saat musim tiba.

C. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan survai

lapangan, analisis diskriptif

kualitatif hasil penelitian dengan

variasi limbah.

1. Pengambilan sampel

Limbah diambil meng-gunakan

wadah/tempat jirigen plastik volume

5 liter untuk pengambilan sampel

kemudian dibawa ke tempat

penanaman pepaya untuk campuran

antara air limbah dan air bersih.

Page | 6

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

2. Rancangan Percobaan

Penelitian dengan analisis

diskriptif kualitatif hasil penelitian

dengan variasi limbah, adapun

variasi air limbah yang digunakan

untuk penanaman 0 ml sebagai

kontrol, 3ml, 6 ml, 9 ml, 12 ml,

diencerkan 1:2, yaitu : 3 ml untuk air

limbah diencerkan dengan 6 ml air

bersih 3 ml untuk air bersih, 6 ml

untuk air limbah diencerkan dengan

12 ml air bersih, dan 9 ml air limbah

diencerkan dengan 18 ml air bersih

untuk masing-masing polibag dan

masing-masing tanaman pepaya.

Pengamatan dilakukan pada hari ke

0, minggu I, ke II, ke III, ke IV,

dengan memeriksa tingkat

pertumbuhan tanaman pepaya

dengan mengukur tinggi atau

panjang batang, lebar daun, jumlah

semi daun.

3. Variabel Penelitian

Variabel bebas : limbah cair

pemotongan ayam broiler 0 ml, 3 ml,

6 ml, 9 ml, 12 ml, satu banding dua

antara : air limbah banding air bersih

Variabel terikat : pertumbuhan

tanaman.

4. Alat dan bahan

Jirigen, ember, polibag, gunting,

pisau, mistar, gelas ukur, pengaduk,

tanaman pepaya, air limbah, air

bersih dan alat-alat yang dibutuhkan

lainnya.

5. Prosedur penelitian

Penelitian di Lapangan

a. Mengambil tanaman pepaya

dari tempat pembibitan

dengan panjang batang

kurang lebih 5 cm

mengabaikan umur, daun 3-

10 helai, warna

hijau/keadaan

sehat/dilakukan aklimasi.

b. Menyiapkan polibag yang

sudah diisi campuran tanah,

air bersih, dan air limbah.

c. Setelah siap semua,

kemudian menanam pepaya

pada media polibag tersebut.

d. Penelitian dilakukan selama

satu (1) bulan atau empat

(4) minggu, dengan cara

tanaman papaya setiap

minggu diukur panjang

batang atau tinggi, lebar

daun, jumlah daun yang

semi atau tumbuhkhusus

daun yang semi diabaikan

pengukuranya untuk me-

ngetahui pertumbuhan yang

terjadi selama penelitian.

e. Bandingkan dengan

tanaman yang tanpa

perlakuan atau tanaman

papaya yang tidak

menggunakan air limbah

sebagai kontrol.

Page | 7

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 sampai 5.

Tabel 1. Pertumbuhan tanaman pepaya dengan variasi air limbah 3 ml:

No Waktu

Kontrol/Tanpa Air Limbah Dengan Air Limbah 3 ml

Tinggi

Pohon

cm

Jml

Daun

Lebar

Daun

Cm

Ket.

Tinggi

Daun

cm

Jml

Daun

Lebar

Daun

Cm

Ket.

1 Minggu

ke 0

8,5 10 a. 6,2;

6,8;

7,4; 7,6

b. 6;

7,2

c. 6,4;

7

d. 5,2;

6

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

8,5 10 a. 7,1;

7,8;

8,2; 8,6

b. 7,1;

8,2

c. 7,5;

8,1

d. 6,2;

7,1

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

65.8 :

10 =

6.58

75.9 :

10 =

7,59

2 Minggu

pertam

a

8,8 10 a. 6,4;

7,0;

7,4; 7.8

b. 6,1;

7.3

c. 6,6;

7.2

d. 5,3;

6,2

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

10.2 10 a. 8,2;

8,9;

9,4; 9,7

b. 8,1;

9,2

c. 8,5;

9,3

d. 7,3;

8,5

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

8,8 –

8,5 =

0,3

67,3 :

10 =

6,73

6,73 –

6,58 =

0,15cm

10,2 –

8,5 =

1,7

87,1 :

10 =

8,71

Selisi

h

1.12

cm

3 Minggu

ke Dua

9,0 10 a.6,6;

7,2;

a. bagian

pertama

12,3 –

10,2 =

10 a. 9,6,

11,2;

a.

bagia

Page | 8

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

7,6; 8,0

b. 6,3;

7,5

c. 6,8;

7,5

d. 5,6;

6,3

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

2 10,5;

10,9

b. 9,5;

10,2

c. 9,4;

10,3

d. 8,5;

9,5

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

9.0 –

8.8 =

0.2

69.4 :

10 =

6.94

6.94 –

6.73 =

0.21cm

12.3 99,6 :

10 =

9,96

Selisi

h

1.25c

m

4 Minggu

ke Tiga

9.1

10 a. 6.9,

7.6,

7.9, 8.4

b. 6.7,

7.8

c. 7.1,

7.8

d. 5.9,

6.6

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

satu me-

nguning

14.5 12 a. 11,3;

12,9;

12,2;

12,4

b. 11.5,

11.8

c. 11.7,

12.4

d. 10.4,

11.2

semi 2

mm, 1

mm

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

, semi

2

daun

sebag

ai

tamba

han

infor

masi

9.1 –

9.0 =

0.1

72.7:10

= 7.27

7.27 –

6.94 =

0.33cm

14.5 –

12.3 =

2.2

117,8 :

10 =

11.78

Selisi

h

1.82c

m

5 Minggu

ke

9.3 10 a. 7.3,

8.0,

a. bagian

pertama

16.9 10

a. 13.3,

14.4,

a.

bagia

Page | 9

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

empat 8.3, 8.8

b. 7.1,

8.1

c. 7.4,

8.2

d. 6.3,

6.9

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

satu me –

nguning

14.3,

14.2

b. 13.4,

13.5

c. 13.2,

14.1

d. 12.4,

13.3, 0.

5 cm,

0.3 cm

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

dua

daun

semi

sbg

tamba

han

infor

masi

9.3 –

9.1 =

0.2 cm

76.4 :

10 =

7.64

cm

7.64 –

7.27 =

0.37 cm

16.9 –

14.5 =

2.4

136.1 :

10 =

13.61

cm

Selisi

h

1.83

cm

0.6 : 4

= 0.15

cm

35,16 :

5 =

7,03

cm

1.06 : 4 =

0.26 cm

8.3 : 4

= 2.07

cm

51.65 :

5 =

10.33

cm

Selisi

h

rata-

rata

6.02 :

5 =

1.20

cm

Sumber : Data Primer, 2016.

Tabel 1. menunjukkan bahwa

pertumbuhan tinggi tanaman lebar

daun pada kontrol kenaikan per

minggu sangat lambat hanya sekitar

0,2 sampai 0,3 cm,

sedangkan pada pertumbuhan yang

memakai air limbah pemotongan

ayam 3 ml pertumbuhannya lebih

cepat dari 1,12 cm sampai 1,83 cm,

berarti lebih bagus yang memakai air

limbah pemotongan ayam.

Page | 10

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

Tabel 2. Pertumbuhan tanaman pepaya dengan variasi air limbah 6 ml:

No Waktu

Kontrol/Tanpa Air Limbah Dengan Air Limbah6 ml

Tinggi

Pohon

cm

Jml

Daun

Lebar

Daun

Cm

Ket.

Tinggi

Daun

cm

Jml

Daun

Lebar

Daun

Cm

Ket.

1 Minggu

ke 0

8.5 10 a. 6.2,

6.8,

7.4, 7.6

b. 6,

7.2

c. 6.4,

7

d. 5.2,

6

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

8 10 a. 5.1,

5.9,

6.4, 5.3

b. 6.2,

6.3

c. 5.6,

6.1

d. 5.2,

6.1

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

65.8 :

10 =

6.58

58.2 :

10 =

5.82

2 Minggu

pertam

a

8.8 10 a. 6,4;

7,0;

7,1; 7,8

b. 6,1;

7,3

c. 6,6;

7.2

d. 5,3;

6.2

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

11.2 10 a. 6,1;

6,9;

7,5; 6,4

b. 7,1;

7,2

c. 6,8;

7,3

d. 6,4;

7,5

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

8.8 –

8.5 =

0.3

67,3 :

10 =

6,73

6.73 –

6.58 =

0.21cm

11,2 –

8 =

3.2

69.2 :

10 =

6.92

Selisi

h

6.92

5.82

=

1.13

cm

Page | 11

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

3 Minggu

ke Dua

9.0 10 a.6.6,

7.2,

7.6, 8.0

b. 6.3,

7.5

c. 6.8,

7.5

d. 5.6,

6.3

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

15.1 10 a. 7.9,

8.5,

8.8, 7.9

b. 8.7,

9.0

c. 8.4,

9.0

d. 8.3,

9.2

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

9.0–8.8

= 0.2

69.4 :

10 =

6.94

6.94 –

6.73 =

0.33cm

15.1 –

10.2 =

4.9

85.7 :

10 =

8.57

Selisi

h

8.57

6.92

=

1.65c

m

4 Minggu

ke Tiga

9.1 10 a. 6.9,

7.6,

7.9, 8.4

b. 6.7,

7.8

c. 7.1,

7.8

d. 5.9,

6.6

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

satu me-

nguning

17.9 12 a. 9.9,

10.7,

10.9,

11.9

b. 11.0,

11.2

c. 10.7,

11.5

d. 10.7,

11.7

semi 4

mm, 3

mm

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

, semi

2

daun

sebag

ai

tamba

han

infor

masi

Page | 12

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

9.1 -

9.0 =

0.1 cm

72.7:10

= 7.27

cm

7.27 –

6.94 =

0.33 cm

17.9 –

12.5 =

5.4

109.7 :

10 =

10.97

cm

Selisi

h

11.02

8.57

=

2.45

cm

5 Minggu

ke

empat

9.3 10 a. 7.3,

8.0,

8.3, 8.8

b. 7.1,

8.1

c. 7.4,

8.2

d. 6.3,

6.9

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

satu me –

nguning

20.1 10

a. 11.9,

13.2,

13.5,

13.8

b. 14.2,

14.3

c. 13.5,

13.7

d. 13.2,

14.2, 5

mm, 3

mm

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

dua

daun

semi

sbg

tamba

han

infor

masi

9.3 –

9.1 =

0.2 cm

76.4 :

10 =

7.64

cm

7.64 -

7.27 =

0.37 cm

20.1 –

14.5 =

4.2

135.5 :

10 =

13.55

cm

Selisi

h

2.53

cm

0.6 : 4

= 0.15

cm

35.16 :

5 =

7.03

cm

0.91 : 4 =

0.22 cm

13,1 : 4

= 3.27

cm

45.83 :

5 =

9.16

cm

Rata-

rata

Selisi

h

7.93 :

5 =

1.58

cm

Sumber : Data Primer, 2016.

Tabel 2. menunjukkan bahwa

perbandingan tanaman yang tanpa

penambahan air limbah rata-rata

pertumbuhan tinggi tanaman 0.15

cm, sedangkan tanaman yang

menggunakan air limbah 6 ml rata

rata mencapai 2,25cm bahkan

cenderung naik, selain itu untuk

Page | 13

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

pertumbuhan lebar daun juga

meningkat. Untuk pertumbuhan daun

minggu ke 0 dari 1,13 cm minggu ke

4 menjadi 2,53 cm.

Tabel 3. Pertumbuhan tanaman pepaya dengan variasi air limbah 9 ml:

No Waktu

Kontrol/Tanpa Air Limbah Dengan Air Limbah 9 ml

Tinggi

Pohon

cm

Jml

Daun

Lebar

Daun

Cm

Ket.

Tinggi

Daun

cm

Jml

Daun

Lebar

Daun

Cm

Ket.

1 Minggu

ke 0

8.5 10 a. 6.2,

6.8,

7.4, 7.6

b. 6,

7.2

c. 6.4,

7

d. 5.2,

6

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

8,5 10 a. 7.3,

7.9,

8.4, 8.7

b. 7.3,

832

c. 7.7,

8.3

d. 6.3,

7.2

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

65.8 :

10 =

6.58

77.4 :

10 =

7.74

2 Mingg

u

pertam

a

8.8 10 a. 6.4,

7.0,

7.1, 7.8

b.

6.1,7.3

c. 6.6,

7.2

d. 5.3,

6.2

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

10.7 10 a. 8.9,

1159,

10.2,

1037

b. 9.0,

10.0

c. 9.1,

10.0

d. 8.1,

8.2

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

8.8 –

8.5 =

0.3

67.3 :

10 =

6.73

6.73 –

6.58 =

0.21 ml

10.7 –

8.5 =

2.2 cm

95.6 :

10 =

9.56

Selis

9.56 -

7.74 =

1.82

cm

Page | 14

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

3 Mingg

u ke

Dua

9.0 10 a.6.6,

7.2,

7.6, 8.0

b. 6.3,

7.5

c. 6.8,

7.5

d. 5.6,

6.3

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

14.3 10 a. 11.3,

14.0,

12.3,

12.5

b. 11.4,

12.0

c. 11.5,

12.7

d. 10.2,

11.1

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

9.0 –

8.8 =

0.2

69.4 :

10 =

6.94

0.33 ml 14.3 –

10.7 =

3.6

119 :

10 =

11.9

Selisi

h 11.9

– 9.56

=

1.84

cm

4 Mingg

u ke

Tiga

9.1 10 a. 6.9,

7.6,

7.9, 8.4

b. 6.7,

7.8

c. 7.1,

7.8

d. 5.9,

6.6

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

satu me-

nguning

18 12 a. 13.7,

16.6,

14.4,

14.1

b. 13.2,

14.0

c. 14.3,

14.2

d. 12.3,

13.4

semi 2

mm, 1

mm

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

, semi

2

daun

sebag

ai

tamba

han

infor

masi

Page | 15

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

9.1 –

9.0 =

0.1

72.7:10

= 7.27

0.33 ml 18 –

14.3 =

3.7

6 137.4 :

10 =

13.74

Selisi

h -

14.02

11.9

= 2.12

cm

5 Mingg

u ke

empat

9.1 10 a. 7.3,

8.0,

8.3, 8.8

b. 7.1,

8.1

c. 7.4,

8.2

d. 6.3,

6.9

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

satu me –

nguning

18 10

a. 15.4,

18.2,

1757,

16.6

b. 15.3,

16.6

c. 17.2,

17.5

d. 15.6,

15.8, 5

mm, 3

mm

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

dua

daun

semi

sbg

tamba

han

infor

masi

9.3 –

9.1 =

0.2

76.4 :

10 =

7.64

7.64 -

7.27 =

0.37 cm

21,8 –

18 =

3.8 cm

165.4 :

10 =

16.54

Selisi

h

16.54

13.74

= 2.8

cm

0.6 : 4

= 0.15

34.87 :

5 =

6.97

0.91 : 4 =

0.22

13.3 : 4

= 3.32

60.98 :

5 =

12.19

Rata-

rata

selisih

8.58 :

5 =

1.71

cm

Sumber : Data Primer, 2016.

Tabel 3. pada tabel tersebut di atas

dengan vareasi air limbah

pemotongan ayam 9 ml,

pertumbuhan tinggi tanaman

meningkat dapat dikatakan semakin

baik pertumbuhannya yaitu mencapai

rata-rata 2,52 ml, selain itu

pertumbuhan daun juga semakin

Page | 16

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

meningkat bahkan sudah mulai

tumbuh daun atau semi, pada minggu

ke tiga terdapat satu daun yang sudah

mulai menguning pada daun yang ke

tiga dari atas.

Tabel 4. Pertumbuhan tanaman pepaya dengan variasi air limbah 12 ml:

No Waktu

Kontrol/Tanpa Air Limbah Dengan Air Limbah 12 ml

Tinggi

Pohon

cm

Jml

Daun

Lebar

Daun

Cm

Ket.

Tingg

i

Daun

cm

Jml

Daun

Lebar

Daun

Cm

Ket.

1 Minggu

ke 0

8.5 10 a. 6.2,

6.8,

7.4, 7.6

b. 6,

7.2

c. 6.4,

7

d. 5.2,

6

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

8,5 10 a. 7.0,

7.7,

8.3, 8.5

b. 7.1,

8.1

c. 7.5,

7.9

d. 6.1,

6.9

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

65.8 :

10 =

6.58

75.1 :

10 =

7.51

2 Minggu

pertama

8.8 10 a. 6.4,

7.0,

7.1, 7.8

b.

6.1,7.3

c. 6.6,

7.2

d. 5.3,

6.2

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

12.4 10 a. 9.1,

11.7,

10.5,

10.5

b. 9.0,

10.0

c. 9.4,

10.1

d. 8.3,

8.7

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

8.8 –

8.5 =

0.3

67.3 :

10 =

6.73

6.73 –

6.58 =

0.21 ml

12.4 –

8.5 =

3.9

cm

97.3 :

10 =

9.73

Selisi

h

9.73

Page | 17

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

7.51

=

2.22

cm

3 Minggu

ke Dua

9.0 10 a.6.6,

7.2,

7.6, 8.0

b. 6.3,

7.5

c. 6.8,

7.5

d. 5.6,

6.3

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

15.9 10 a. 11.4,

14.1,

12.5,

12.7

b. 11.7,

12.2

c. 11.9,

12.9

d. 10.7,

11.5

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

9.0 –

8.8 =

0.2

69.4 :

10 =

6.94

0.33 ml 15.9 –

12.4 =

4,5

Cm

120.1 :

10 =

12.01

Selisi

h

12.01

9.73

=

2.28

cm

4 Minggu

ke Tiga

9.1 10 a. 6.9,

7.6,

7.9, 8.4

b. 6.7,

7.8

c. 7.1,

7.8

d. 5.9,

6.6

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

satu me-

nguning

20.6

12 a. 13.7,

16.7,

15.1,

14.6

b. 13.8,

14.6

c. 14.7,

14.8

d. 12.9,

13.7

semi 2

mm, 1

mm

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

, semi

2

daun

sebag

ai

Page | 18

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

tamba

han

infor

masi

9.1 –

9.0 =

0.1

72.7:10

= 7.27

0.33 ml 20.6 –

15.9 =

4.7

cm

6 143.1 :

10 =

14.31

Selisi

h

14.31

12.01

= 2.3

cm

5 Minggu

ke empat

9.1 10 a. 7.3,

8.0,

8.3, 8.8

b. 7.1,

8.1

c. 7.4,

8.2

d. 6.3,

6.9

a. bagian

pertama

b. bagian

ke dua

c. bagian

ke tiga

d. bagian

ke empat

satu me –

nguning

25.4 10

a. 15.8,

18.9,

17.9,

16.9

b. 16.4,

17.5

c. 17.9,

17.9

d. 16.3,

16.1, 5

mm, 3

mm

a.

bagia

n

perta

ma

b.

bagia

n ke

dua

c.

bagia

n ke

tiga

d.

bagia

n ke

empat

dua

daun

semi

sbg

tamba

han

infor

masi

9.3 –

9.1 =

0.2

76.4 :

10 =

7.64

7.64 -

7.27 =

0.37 cm

25.4 –

20.6 =

4.8

cm

172.7 :

10 =

17.27

Selisi

h

17.27

14.31

=

2.96

cm

0.6 : 4

= 0.15

34.87 :

5 =

6.97

0.91 : 4 =

0.22

17.9 :

4 =

4.47

70.56 :

5 =

14.11

Rata-

rata

selisi

h

9.45 :

5 =

1.89

cm

Page | 19

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

Sumber : Data Primer, 2016.

Tabel 4. pada tanaman yang tanpa air

limbah baik tinggi tanaman, lebar

daun, jumlah daun sama bahkan

masih ada satu daun yang masih

menguning mengarah layu, tetapi

pada tanaman dengan air limbah 12

ml menunjukkan peningkatan yang

semakin bagus. Pada tinggi daun

pertumbuhannya setiap bulanya rata-

rata meningkat dari 2,07 ml, 2,25 ml,

2,52, sampai menjadi 2,55 ml, lebar

daun rata-rata per minggu juga

semakin meningkat dari 1,20 ml,

1,58 ml, 1,84 ml, menjadi 1,89 ml.

Tabel 5. Rata- rata hasil pertumbuhan tanaman pepaya per minggu dan

perbulan:

N

o

Kontrol / Tanpa Air Limbah

Dengan Air Limbah

RATA -RATA Rata - Rata Per Tumbuhan

Waktu

Tinggi

Tanama

n

Jm

l

Da

un

Lebar

Daun

Variasi Air Limbah (ml)

3 6 9 1

2 3 6 9

1

2 3 6 9

1

2

Tinggi Tanaman Jumlah Daun Lebar Daun

1 Minggu

ke 0

10 1

0

1

0

1

0

2 Minggu

ke 1

0.2 10 0.15 1.

4

2.

2

2.

2

3.

9

1

0

1

0

1

0

1

0

1.

1

2

1.

1

3

1.

8

2

2.22

3 Minggu

ke 2

0.2 10 0.21 2.

1

2.

3

3.

6

4.

5

1

0

1

0

1

0

1

0

1.

2

5

1.

6

5

1.

8

4

2.28

4 Minggu

ke 3

0.21 10 0.33 2.

2

2.

4

3.

7

4.

7

1

0

1

0

1

0

1

0

1.

8

2

2.

4

5

2.

1

2

2.3

5 Minggu

ke 4

0.21 10 0.37 2.

4

2.

5

3.

8

4.

8

1

0

1

0

1

0

1

0

1.

8

3

2.

5

3

2.

8 2.96

Rata-rata

per bulan

0.20 10 0.26 2.

0

2

2.

3

5

3.

3

2

4.

4

7

1

0

1

0

1

0

1

0

1.

5

0

1.

9

4

2.

1

4

2.44

Sumber : Data primer, 2016

Page | 20

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

Tabel 5. menunjukkan rata-rata

per minggu semakin meningkat

pertumbuhan tinggi tanaman, dengan

vareasi air limbah 3 ml dari 2,02 ml,

vareasi air limbah 6 ml 2,35 ml,

variasi air limbah 9 ml 3,32 ml dan

variasi 12 ml menjadi 4,47 ml, pada

pertumbuhan jumlah daun mulai

minggu ke tiga dan ke empat (4)

tumbuh atau semi dua (2), untuk

pertumbuhan lebar daun per minggu

meningkat dari mimggu pertama

1,50 ml, 1,94 ml, 2,14 ml, dan pada

minggu ke empat (satu bulan)

menjadi 2,44 ml, berarti per-

tumbuhan tanaman pepaya (carica)

dengan dengan penambahan air

limbah pemotongan ayam terbukti

pertumbuhannya tambah subur atau

baik, jadi kesimpulannya tanaman

pepaya yang menggunakan air

limbah pemotongan ayam broiler

pertumbuhannya lebih abik dari pada

yang tidak menggunakan air limbah

pemotongan ayam broiler.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Berdasarkan hasil pe-nelitian

dapat disimpulkan bahwa

pertumbuhan tanaman pepaya

me-nunjukkan perbedaan yang

nyata dilihat dari pertumbuhan

secara fisik antara lain dilihat dari

pertumbuhan tinggi tana-man,

lebar daun, jumlah daun yang

semi.

b. Tinggi tanaman yang tanpa air

limbah menunjukkan tingkat

pertumbuhannya lambat, selama

empat minggu rata-rata 2,20 cm

sedangkan untuk tanaman yang

menggunakan air limbah broiler

mencapai 4,8 cm, jadi

kesimpulannya tanaman pepaya

yang menggunakan air limbah

pemotongan ayam broiler

pertumbuhannya lebih baik dari

pada yang tidak menggunakan air

limbah pemotongan ayam broiler.

c. Pertumbuhan lebar daun yang

tanpa air limbah pemotongan

ayam broiler selama empat

minggu atau satu bulan rata-rata

hanya mencapai 0,20 cm,

sedangkan pata tanaman pepaya

yang memakai air limbah

pemotongan ayam broiler

pertumbuhan daunnya bisa

mencapai 2,24 cm

2. Saran

a. Bagi peneliti lain bisa

menggunakan dengan tanaman

lain supaya dapat mengetahui

per-bedaan jenis tanaman dan

per-tumbuhannya.

b. Memakai vareasi yang

perbandingannya lebih banyak

untuk mengetahui hasil yang

lebih bagus dan lebih bermanfaat

hasilnya.

F. DAFTAR PUSTAKA

Desiliyarni, T., 2003, Vertikultur,

Agromedia Pustaka, Jakarta

Haryono Semangun, 2001.

Pengantar Ilmu Penyakit

Tumbuhan, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Page | 21

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.17/NO.1/April 2017

http://id.wikipedia.org/wiki/Pepaya

diunduh hari Sabtu tnggal 2

Februari, 2014 jam 20.25

http://marinusgobai.blogspot.com/20

12/03/siapa-tak-mengenal-

buah-pepaya.html diunduh

hari sabtu tanggal 9 februari

jam 19.10

Jenie B.S.L, dan Rahayu, W.P.,

2000. 3Penanganan Limbah

Industri Pangan Penerbit

Kanesius, Yogyakarta

Kemas, 2010. Dasar-dasar Ilmu

Tanah, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Lakitan, B, 1996, Fisiologi

Pertumbuhan dan

Perkembangan Tanaman, PT.

Raja Grafindo Persada

Mara,D, dan Cairncross, 1994,

Pemanfaatan Air Limbah dan

Ekskreta, Penerrbit ITB,

Bandung

Tchobanoglous,G, 1991, Wastewater

Engineering Treatmen

Disposal and Reuse, Metcalf &

Eddy Inc. McGraw-Hill

International, Singapore