12
Kamis, 09 Februari 2012 Pertumbuhan & perkembangan gigi Geligi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………..................................i KATA PENGANTAR………………………………………………………….......ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………….iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………….…...1 B. Tujuan……………………………………..……………………….2 C. Ruang lingkup…………………..………………………………....2 D. Manfaat…………………………………………………………….2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian gigi susu………………………………………………3 B. Pengertian gigi permanen ………………………………………..7 C. Pertumbuhan dan Perkembangan gigi………………………….9 D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Erupsi Gigi………………..14 E. Cara merawat gigi susu dan gigi tetap…………………………16 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………………………….19 B. Saran……………………………………………………………..19 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan dari gigi geligi seperti halnya organ lainnya telah dimulai sejak 4-5 bulan dalam kandungan. Pada waktu lahir, maksila (Rahang atas) dan mandibula (Rahang Bawah) merupakan tulang yang telah dipenuhi oleh benih-benih gigi dalam berbagai tingkat perkembangan. Pada umumnya, gigi susu bayi mulai tumbuh di usia sekitar 6-8 bulan. Tetapi, pertumbuhan gigi si kecil juga bisa terjadi lebih cepat, yaitu sekitar usia 3 bulan. Dan ada beberapa bayi yang mengalami keterlambatan pertumbuhan giginya, yaitu baru terlihat dasar giginya pada usia sekitar 1 tahun bahkan lebih. Gigi susu pertama yang biasanya tumbuh pertama kali adalah di bagian bawah tengah. Sedangkan gigi susu terakhir yang tumbuh biasanya pada bagian paling belakang di mulut bagian atas. Dan pertumbuhan gigi susu si kecil, normalnya, akan berakhir ketika ia berusia 3 tahun, dimana ia sudah memiliki gigi susu lengkap sebanyak 20 gigi. Tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang sama. Tanda-tanda pertama dari perkembangan gigi pada embrio ditemukan di daerah anterior mandibula waktu usia 5 sampai 6 minggu,sesudah terjadi tanda-tanda perkembangan gigi di daerah anterior maksila kemudian berlanjut ke arah posterior dari kedua rahang. Gigi merupakan bagian dari rongga mulut yang kadang perawatannya tidak diperhatikan dengan serius.banyak orang yang mengabaikan kesehatan gigi.padahal merawat gigi sangatlah penting. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan gigi susu dan gigi tetap. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui pengertian gigi susu dan gigi tetap b. Mengetahui tahap pertumbuhan gigi susu dan gigi tetap c. Mengetahui cara merawat gigi susu dan gigi tetap. C. Ruang Lingkup Dalam penyusunan makalah ini, penyusun membatasi gambaran terhadap pertumbuhan dan perkembangan gigi susu dan gigi tetap. D. Manfaat 1. Memberikan masukan pengetahuan bagaimana cara merawat gigi susu dan gigi tetap yang baik dan benar. 2. Dapat di gunakan untuk menambah wawasan ilmu bagi mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian gigi susu (gigi decidui)

Ega Savitri

Embed Size (px)

Citation preview

Kamis, 09 Februari 2012Pertumbuhan & perkembangan gigi GeligiDAFTAR ISIHALAMAN JUDUL..................................iKATA PENGANTAR.......iiDAFTAR ISI.iiiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang....1B. Tujuan...2C. Ruang lingkup......2D. Manfaat.2BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Pengertian gigi susu3B. Pengertian gigi permanen..7C. Pertumbuhan dan Perkembangan gigi.9D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Erupsi Gigi..14E. Cara merawat gigi susu dan gigi tetap16BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.19 B. Saran..19DAFTAR PUSTAKA.20BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan dari gigi geligi seperti halnya organ lainnya telah dimulai sejak 4-5 bulan dalam kandungan. Pada waktu lahir, maksila (Rahang atas) dan mandibula (Rahang Bawah)merupakan tulang yang telah dipenuhi oleh benih-benih gigi dalam berbagai tingkat perkembangan. Pada umumnya, gigi susu bayi mulai tumbuh di usia sekitar 6-8 bulan. Tetapi, pertumbuhan gigi si kecil juga bisa terjadi lebih cepat, yaitu sekitar usia 3 bulan. Dan ada beberapa bayi yang mengalami keterlambatan pertumbuhan giginya, yaitu baru terlihat dasar giginya pada usia sekitar 1 tahun bahkan lebih. Gigi susu pertama yang biasanya tumbuh pertama kali adalah di bagian bawah tengah. Sedangkan gigi susu terakhir yang tumbuh biasanya pada bagian paling belakang di mulut bagian atas. Dan pertumbuhan gigi susu si kecil, normalnya, akan berakhir ketika ia berusia 3 tahun, dimana ia sudah memiliki gigi susu lengkap sebanyak 20 gigi. Tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang sama. Tanda-tanda pertama dari perkembangan gigi pada embrio ditemukan di daerah anterior mandibula waktu usia 5 sampai 6 minggu,sesudah terjadi tanda-tanda perkembangan gigi di daerah anterior maksila kemudian berlanjut ke arah posterior dari kedua rahang. Gigi merupakan bagian dari rongga mulut yang kadang perawatannya tidak diperhatikan dengan serius.banyak orang yang mengabaikan kesehatan gigi.padahal merawat gigi sangatlah penting.B. Tujuan1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan gigi susu dan gigi tetap.2. Tujuan khususa. Mengetahui pengertian gigi susu dan gigi tetapb. Mengetahui tahap pertumbuhan gigi susu dan gigi tetapc. Mengetahui cara merawat gigi susu dan gigi tetap.C. Ruang Lingkup Dalam penyusunan makalah ini, penyusun membatasi gambaran terhadap pertumbuhan dan perkembangan gigi susu dan gigi tetap.D. Manfaat1. Memberikan masukan pengetahuan bagaimana cara merawat gigi susu dan gigi tetap yang baik dan benar.2. Dapat di gunakan untuk menambah wawasan ilmu bagi mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Pengertian gigi susu (gigi decidui) Gigi susu atau ada pula yang menyebutnya gigi sulung berperan penting untuk perkembangan rahang dan erupsi atau pertumbuhan gigi tetap. Normalnya anak-anak mempunyai 20 gigi susu yang terdiri dari 10 gigi dirahang atas dan 10 gigi dirahang bawah. Pada dasarnya erupsi atau keluarnya gigi susu pertama terjadi di usia 6-8 bulan. Umumnya diawali oleh keluarnya gigi seri tengah bawah, lalu secara berurutan gigi seri tengah atas, gigi seri lateral atas dan gigi seri lateral bawah, geraham susu pertama, gigi taring dan geraham susu kedua. Tapi erupsinya tak sekaligus, melainkan satu per satu dan kadang ada juga yang sepasang-sepasang. Umumnya ketika anak berusia 1 tahun mempunyai 6-8 gigi susu (tapi kadang ada juga yang hanya 2 gigi walaupun tanpa disertai keluhan pertumbuhan) dan akan menjadi lengkap berjumlah 20 gigi susu (4 gigi seri atas-bawah, 2 gigi taring kanan-kiri di atas-bawah, dan 4 geraham kiri-kanan di atas-bawah) pada usia 18 bulan atau 2 tahun. Kendati erupsi gigi pertama terjadi pada usia 6-8 bulan, namun masih belum bisa dikatakan terlambat apabila di atas usia tersebut belum juga keluar gigi pertama. Karena, normalnya erupsi gigi terjadi pada usia 6-12 bulan. Lain halnya bila si anak sudah berusia lebih dari setahun tapi belum juga terjadi erupsi gigi, maka perlu diketahui penyebabnya, ini apabila anak belum sama sekali tumbuh giginya. Proses Pertumbuhan Gigi susuJenis gigi Jenis gigiJJenis GigiPertumbuhan Gigi dan Usia Anak

Gigi kacip (incisivus)6 - 9 bulan

Gigi geraham (molar) pertama12 - 15 bulan

Gigi taring (caninus)18 - 20 bulan

Gigi geraham (molar) kedua24 - 36 bulan

Sumber : Buku Kedokteran Anatomi gigiPertumbuhan Gigi Susu dan Masa Tanggalnyabuhan Masa tanggalGigi BagianJenis GigiMasa PertumbuhanMasa Tanggal

Rahang AtasSeri Pertama ggalSeri KeduaTaringGeraham PertamaGeraham Kedua7 bulan9 bulan18 bulan14 bulan24 bulan

6 Tahun7 - 8 tahun12 - 14 tahun11 - 12 tahun12 - 14 tahun

Rahang BawahKacip PertamaKacip KeduaTaringGeraham PertamaGeraham Kedua6 bulan7 bulan16 bulan12 bulan20 bulan6 tahun7 tahun9 - 10 tahun10 - 12 tahun11 - 12 tahun

Sumber: Buku Kedokteran Anatomi gigi

Erupsi dari gigi susu biasanya menurut urutan sebagai berikut :1. Gigi i1 bawah2. Gigi i2 bawah3. Gigi i1 atas4. Gigi i2 atas5. Gigi m1 bawah6. Gigi m1 atas7. Gigi c bawah8. Gigi c atas9. Gigi m2 bawah10.Gigi m2 atas

Beberapa gejala pada anak pada saat giginya tumbuh (erupsi):1. Gatal pada gusi Ini paling sering dialami. Rasa gatal ini membuat anak sering menggigit benda yang dipegangnya. Untuk mengatasinya berikan biskuit bayi yang agak keras tapi akan hancur terkena air liur, sehingga tidakmembahayakan. Atau bisa juga diberi mainan khusus bayi untukdigigit-gigit yang aman dari zat beracun.2. Rewel Keadaan gatal pada gusi membuat bayi merasa tak nyaman. Akibatnya bayi yang baru tumbuh gigi hampir selalu rewel.3. Tidak nafsu makan Perasaan tak enak di mulut karena tumbuh gigi bisa membuat anak malas makan atau mengunyah. Meski demikian anak tetap harus makan.4. Demam Biasanya tidak sampai demam tinggi. Bila demamnya cukup tinggi, bawalah anak ke dokter untuk mengecek apakah demamnya memang disebabkan akan tumbuh gigi atau ada penyebab lain. Gigi susu berguna dan berpengaruh terhadap kesehatan individu, perkembangan rahang, erupsi gigi geligi tetap,perkembangan fisik dan mental anak-anak, karena dengan kehilangan dini gigi susu,mengakibatkan perkembangan rahang yang normal tidak mungkin terjadi dan gigi M1 tidak dapat tumbuh pada posisi yang normal sebagai kunci dari oklusi. Orang tua tidak boleh menganggap remeh proses pertumbuhan gigi susu anak. Karena gigi susu punya fungsi penting dan ikut mempengaruhi kondisi serta kelancaran pertumbuhan gigi tetap kelak,.Adapun fungsi dan peran gigi susu adalah :1. Fungsi pengunyahan (mastikasi) Anak yang sering sakit gigi tentu akan malas untuk mengunyah makanan, hal ini berdampak pada asupan gizi yang tentunya sangat dibutuhkan anak-anak mengingat masa anak-anak adalah masa aktif pertumbuhan dan perkembangan. Disamping itu berdampak pula terhadap pertumbuhan rahang, rahang tidak akan bertumbuh maksimal karena fungsi pengunyahan yang juga tidak maksimal, mengakibatkan gigi-gigi permanen penggantinya kekurangan ruang sehingga gigi berjejal, posisi gigi depan maju.

2. Fungsi bicara (fonetik) Gigi berperan dalam pengucapan huruf-huruf tertentu seperti F,V,S,Z,Th. Ketika gigi, terutama gigi depan hilang/rusak berat maka pelafalan beberapa huruf akan kurang tepat (cedal).

3. Fungsi kecantikan (estetik) Anak dengan gigi utuh dan rapi akan terlihat semakin cantik/tampan. Yang perlu dicermati adalah beban psikologis anak ketika teman-temannya mengolok dengan sebutan ompong karena giginya gigis(rampant) dan tinggal akar.4. Fungsi mempertahankan ruangdalam lengkung gigi sebagai persiapan pertumbuhan gigi permanen sekaligus menentukan arah pertumbuhan gigi permanen. Gigi susu karena suatu sebab terpaksa dicabut sebelum waktunya, maka gigi yang terletak di depan/ belakangnya akan bergeser ke ruang bekas gigi yang dicabut, hal ini mengakibatkan gigi permanen kekurangan ruang untuk tumbuhnya kelak. Gigi permanen akan kehilangan penuntun arah, akibatnya gigi tumbuh dengan arah yang salah. B. Pengertian gigi permanen Sekitar umur 6 tahun, gigi geraham tetap pertama mulai tumbuh atau erupsi pada rahang atas dan bawah. Jadi sekitar umur 6 sampai 12 tahun anak-anak mempunyai gigi geligi campuran antara gigi susu dan gigi tetap. Setelah mencapai umur 12 tahun kebanyakan dari anak-anak telah mempunyai semua gigi tetapnya, kecuali untuk gigi geraham bungsu. Gigi permanen yang pertama muncul dalam rongga mulut (erupsi) ialah gigi m1, yang letaknya distal dari gigi m2, pada usia 6 tahun dan sering disebut six year molar. Gigi tersebut mulai terklasifikasi pada saat bayi dilahirkan. Gigi ini adalah gigi yang terbesar di antara gigi geligi susu dan gigi ini baru erupsi setelah pertumbuhan dan perkembangan rahang sudah cukup memberi tempat untuknya.1. Tumbuhnya gigi permanen rahang bawah :Nama gigiUsia gigi

Incisivus pertama6-7 tahun

Incisivus kedua7-8 tahun

Caninus9-10 tahun

Premolar pertama10-12 tahun

Premolar kedua11-12 tahun

Molar pertama6-7 tahun

Molar kedua11-13 tahun

Molar ketiga17-21 tahun

Sumber: Buku Kedokteran Anatomi gigi2. Tumbuhnya gigi permanen rahang atas:Nama gigiMasa Pertumbuhan

Incisivus pertama7-8 tahun

Incisivus kedua8-9 tahun

Caninus11-12 tahun

Premolar pertama10-11 tahun

Premolar kedua10-12 tahun

Molar pertama6-7 tahun

Molar kedua12-13 tahun

Molar ketiga17-21 tahun

Sumber: Buku Kedokteran Anatomi gigi

Proses Pertumbuhan Gigi PermanenGigi tetap pertama biasanya muncul di usia 6 tahunan. Oleh karenanya,paling baik kalau gigi susu tanggal ketika gigi tetap penggantinya sudah teraba atau terlihat. Gigi susu harus dipertahankan karena merupakan penuntun erupsi bagi gigi tetap. Jika gigi susu copot sebelum waktunya gigi tetap keluar, maka gigi geligi tetangganya akan bergeser mengisi sebagian kapling yang kosong. Akibatnya, gigi tetap tumbuh tidak pada tempatnya alias berantakan.C. Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi

Benih gigi mulai dibentuk sejak janin berusia 7 minggu dan berasal dari lapisan ektodermal serta mesodermal. Lapisan ektodermal berfungsi membentuk email dan odontoblast, sedangkan mesodermal membentuk dentin, pulpa, semen, membran periodontal, dan tulang alveolar. Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam tiga tahap, yaitu perkembangan, kalsifikasi, dan erupsi. Seperti pada gambar berikutGambar 1. Siklus hidup gigi.(AD)Tahap perkembangan gigi. (A)Inisiasi (bud stage), (B)Proliferasi (cap stage), (C)Histodiferensiasi, Morfodiferensiasi (bell stage), (D)Aposisi dan dilanjut dengan tahap kalsifikasi, (E)Sebelum erupsi, (F)Setelah erupsi, (G dan H) Atrisi, (I) Resesi gingiva dan kehilangan jaringan pendukung sehingga terjadinya eksfoliasi. Modified from Schour and Massler.Tahap Perkembangan GigiTahap perkembangan adalah sebagai berikut:1. Tahap Inisiasi (bud stage) Inisiasi merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari jaringan epitel mulut. Sel-sel tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat dari pada sel sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi. Dalam tahap ini terjadi penebalan jaringan ektodermal, merupakan gambaran morfologi pertama dari perkembangan gigi, akan tetapi hal ini didahului suatu gejala dasar induktif.2. Tahap Proliferasi (cap stage) Proliferasi adalah gejala dimana proyeksi dari lamina gigi meluas sampai ke daasar mesenkim pada tempat yang khusus dan membentuk primordia dari gigi primer ( organ enamel ). Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papila gigi yang kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada di sekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar.Gambar 2. A - Inisiasi (bud stage), B - Proliferasi (cap)3. Tahap Histodiferensiasi (bell stage) Tahap Histodiferensiasi adalah rangkaian perubahan bentuk (metamorfosis) dari organ enamel yang khas untuk gigi susu dan gigi tetap. Pada tahap ini terjadi diferensiasi seluler. Sel-sel epitel email dalam (inner email epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris,disebut sebagai ameloblas yang akan berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi menjadi odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin. Gambar 3. C Histodiferensiasi3. Tahap Morfodiferensiasi Pola morfologi atau bentuk dasar dan ukuran relatif dari gigi yang akan datang dibentuk pada tahap morfodiferensiasi. Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi sebelum deposisi matriks dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan odontoblas merupakan gambaran dentino enamel junction yang akan terbentuk. Dentino enamel junction mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam gigi. Terdapat deposit email dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel ameloblas dan odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan ukurannya.5. Tahap Aposisi Aposisi adalah pengendapan matriks dari struktur jaringan keras gigi. Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%-30%.Pertumbuhan aposisi dari enamel dan dentin adalah pengendapan yang berlapis-lapis dari matriks ekstra seluler. Pertumbuhan aposisi ditandai oleh pengendapan yang teratur dan berirama dari bahan ekstra seluler yang tidak mempunyai kemampuan sendiri untuk pertumbuhan yang akan datang. Bila terjadi gangguan pada tahap aposisi akan mengakibatkan kelainan atau perubahan struktur dari jaringan keras gigi. Misalnya pada hipoplasia enamel ( gigi yang berwarna kecoklatan karena tetracycline).

6. Tahap Kalsifikasi Gigi Tahap kalsifikasi adalah suatu tahap pengendapan matriks dan garam-garam kalsium. Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis demi lapis. Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan kelainan pada kekerasan gigi seperti Hipokalsifikasi. Tahap ini tidak sama pada setiap individu, dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan sehingga mempengaruhi pola kalsifikasi, bentuk mahkota dan komposisi mineralisasi.

7. Tahap Erupsi Gigi Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga mulut. Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi, yaitu erupsi aktif dan pasif. Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal, sejak mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di dalam rahang sampai mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut, sedangkan erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang dan akar klinis bertambah pendek sebagai akibat adanya perubahan pada perlekatan epitel di daerah apical. Gigi desidui yang juga dikenal dengan gigi primer jumlahnya 20 di rongga mulut, yang terdiri dari insisivus sentralis, insisivus lateralis, kaninus, molar satu, dan molar dua dimana terdapat sepasang pada maksila dan mandibula masing-masing. Pada usia 6 bulan setelah kelahiran, gigi insisivus sentralis mandibula yang merupakan gigi yang pertama muncul di rongga mulut, dan berakhir dengan erupsinya gigi molar dua maksila. Erupsi gigi permanen pada umumnya terjadi antara usia 5 sampai 13 tahun kecuali gigi permanen molar tiga (erupsi antara 17 sampai 21 tahun), juga seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pubertas.Waktu erupsi gigi permanen dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1. Perkembangan kronologis pada gigi permanen. Slightly modified by McCall and Schour.Gigi

Kalsifikasi dimulai Enamel terbentuk Erupsi

Insisivus sentralis sentari Insisivus sentralis3 - 4 bulan 4 - 5 tahun7 - 8 tahun

Insisivus lateralis10 12 bulan4 - 5 tahun8 - 9 tahun

Kaninus 4 - 5 bulan6 - 7 tahun11 - 12 tahun

Premolar pertama 1 - 1 tahun5 - 6 tahun10 - 11 tahun

Premolar kedua 2 - 2 tahun6 - 7 tahun10 - 12 tahun

Molar satu Pada lahir2 - 3 tahun6 - 7 tahun

Molar dua 2 - 3 tahun7 - 8 tahun12 - 13 tahun

Molar tiga 7 - 10 tahun12 - 16 tahun16 - 21 tahun

Insisivus sentralis 3 - 4 bulan4 - 5 tahun6 - 7 tahun

Insisivus lateralis 3 - 4 bulan4 - 5 tahun7 - 8 tahun

Kaninus 4 - 5 bulan6 - 7 tahun9 - 10 tahun

Premolar pertama 1 - 2 tahun5 - 6 tahun10 - 12 tahun

Premolar kedua 2 - 2 tahun6 - 7 tahun11 - 12 tahun

Molar satu Pada lahir2 - 3 tahun6 - 7 tahun

Molar dua 2 - 3 tahun7 - 8 tahun11 - 13 tahun

Molar tiga 7 - 10 tahun12 - 16 tahun16 - 21 tahun

Sumber:Buku kedokteran anatomi Gigi

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Erupsi Gigi Erupsi gigi adalah proses yang bervariasi pada setiap anak. Variasi ini masih dianggap sebagai suatu keadaan yang normal jika lamanya perbedaan waktu erupsi gigi masih berkisar antara 2 tahun. Variasi dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh faktor yaitu:1. Faktor Genetik Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan urutan erupsi gigi yaitu sekitar 78%, termasuk proses kalsifikasi.

2. Faktor Jenis Kelamin Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan.Waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibanding dengan anak laki-laki disebabkan faktor hormon yaitu estrogen yang memainkan peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan sewaktu anak perempuan mencapai pubertas.3. Faktor Ras Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian. Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar.4. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan tidak banyak mempengaruhi pola erupsi. Faktor tersebut adalah:a) Sosial Ekonomi Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi,Kesehatan seseorang. Anak dengan tingkat ekonomi rendah cenderung menunjukkan waktu erupsi gigi yang lebih lambat dibandingkan anak dengan tingkat ekonomi menengah.b) NutrisiNutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi dan proses kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh faktor kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin.5. Faktor lokal Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke tempat erupsi, malformasi gigi, persistensi gigi desidui, adanya gigi berlebih, trauma terhadap benih gigi, mukosa gusi yang menebal, ankilosis pada akar gigi, dan gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya.6. Faktor Penyakit Gangguan pada erupsi gigi susu dan gigi tetap dapat disebabkan oleh penyakit sistemik seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis, Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan Hemifacial atrophy.E. Cara merawat gigi susu dan gigi tetap Gigi merupakan bagian dari tubuh yang keras dan terdapat pada mulut. Gigi memiliki struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang digigi. Sebagai bagian dari tubuh, gigi juga memiliki lapisan-lapisan tersendiri. Senyum indah merupakan senyum yang memiliki gigi yang indah pula, dalam arti gigi yang sehat. Untuk itu perawatan gigi juga perlu dilakukan.Berikut ini ada beberapa cara merawat gigi susu dan gigi tetap.1. Cara merawat gigi susua. Pengobatan cepat dan tepat harus diberikan pada gigi susuyang membusuk atau terluka karena jatuh atau trauma.b. Segera setelah gigi susu pertama muncul harusmulai menyikat gigi anak. Pada awalnya, cukup menggunakan jariatau kapas untuk membersihkan gigi anak. Pada usia sekitar satu tahun dapat mulai menyikat gigi anak dan kemudianmengawasi dan membimbing anak untuk menyikat gigi. Bimbinglah anak untuk menyikat gigi sampai usia 3-4 tahun atau sampai anak mampu menyikat sendiri dengan baik. Kemudian cukup mengawasinya.c. Pilihlahsikat gigianak yang baik, yang memiliki bulu bulat dan lembut. Kepala sikat harus kecil agar dapat menjangkau semuasudut. Gagangnya harus cukup tebal namun cocok, nyaman dan aman di tangan anak.d. Bilaslah sikat gigi dengan baik dan keringkan di udarasetelah selesai pemakaian. Gantilah sikat gigi setiap tiga bulan sekali.e. Gunakan pasta gigi khusus anak-anakdengan bahan yang tidak berbahaya bila tertelan.Carilah pasta gigidengankandungan flouride maksimum 600 ppm. Mulai usia sekolah, anak-anak dapat beralih ke pasta gigi orang dewasa, dengan kadar fluorida sebesar0,1% atau 1.000 ppm (maksimum 1.500 ppm).Fluoride sangat penting untuk pembentukan gigi yang sehat.f. Gunakan pasta gigi secukupnyasaja, hanya sebesar kacang tanah sudah cukup. Jangan termakan pengaruh iklan yang menunjukkan penerapan pasta gigi sampaimenutupi semua permukaan sikat gigi. Overdosis flouride pada saat pembentukan gigi dapat mengakibatkan masalah yang disebutfluorosis. Gigi anak menjadi berwarna coklat dengan bintik-bintik putih permanen. Anak-anak di bawah usia enam tahun rentanterhadap masalah ini.g. Berikan contoh kebiasaan menyikat gigi yang baikpada anak. Misalnya menyikat gigi sesudah makan dipagi hari dan sebelum tidur dimalam hari. Hal ini memotivasianak-anak untuk meniru orang tuanya. Sikatlah gigi dalam waktu yang cukup (sekitar tiga menit) sehingga seluruh permukaan gigi betul-betul bersih.h. Kunjungi dokter gigi secara rutinminimal sekali dalam 6 bulan. Perawatan gigi tidak hanya dilakukan terhadap kerusakan ataucedera, tetapi juga bila ada maloklusi gigi anak. Kunjungan berkala memungkinkan dokter gigi untuk mendeteksi dan mengoreksi masalah lebih awal.i. Hentikan kebiasaan mengisap jempol. Mengisap jempol adalah normal sampai usia sekitar 3 4 tahun. Jika mengisap jempolterus berlanjut setelah usia ini, sebaiknya dilakukan upaya untuk menghentikannya karena dapat berakibat buruk pada gigi. (Cara tradisional untuk menghentikan kebiasaan ini adalah dengan penerapan sesuatu yang pahit (misalnya brotowali) di jempol anak)2. Cara Merawat gigi tetapa. Rawatlah sebelum terlanjur menjadi rusak. Gunakan sedotan jika minum kopi,teh,minuman bersoda dan juga anggur merah. Dengan demikian, minuman tak mengenai gigi secara langsung. Minuman-minuman tersebut biasanya menjadi penyebab kerusakan gigi yang sangat kuat.b. Sejumlah zat bisa melekat di gigi dengan mudah. Oleh karena itu untuk mencegah terbentuknya noda gigi atau plak. Gunakan brokoli,daun selada atau bayam untuk mencegahnya. Sayur-sayuran itu terbukti sangat manjur untuk urusan mencegah noda gigi.c. Cara mudah dan sederhana untuk merawat gigi tetap putih adalah menggosok gigi tiga kali sehari dan setiap selesai makan. Namun hati- hati dalam menyikat gigi. Jangan terlalu keras karena itu malah bisa membuat gigi abrasi dan rusak. Lebih bagusnya gunakan sikat gigi elektrik dan atur waktu menyikat gigi selama dua menit. Dan teliti saat menggosok gigi, jangan sampai ada bagian atau sela-sela yang terlewatkan. Sebaiknya gosok gigi sesuai dengan anjuran dokter gigi. d. Yang termudah dan tercepat namun membutuhkan biaya lebih adalah dengan cara bleaching atau pemutihan. Model perawatan gigi semacam ini banyak tersedia di klinik gigi dan klinik kecantikan. Perawatan semacam ini bisa bertahan selama dua hingga tiga tahun. Tapi tetap saja setelah di bleaching, Anda harus menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi.BAB III KESIMPULAN DAN SARANA.Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :1. Gigi susu berperan penting untuk perkembangan rahang dan erupsi atau pertumbuhan gigi tetap.2. Pada umumnya usia 12 tahun anak-anak telah memiliki semua gigi tetap kecuali gigi molar ketiga.3. Tahap perkembangan gigi terdiri dari tahap inisiasi, proliferasi, histodifirensiasi, Morfodiferensiasi, aposisi, kalsifikasi dan erupsi.4. Menggunakan pasta gigi yang banyak mengandung fluor.B.Saran1.Bagi pembaca yang ingin mendapatkan gigi yang sempurna sebaiknya rajin merawat kebersihan gigi dan memeriksakan ke dokter minimal 6 bulan sekali secara rutin.2.Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium dan mengurangi makanan yang manis.3.Menggosok gigi dengan cara yang benar minimal 2x sehari sesudah makan dan sebelum tidur.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan,R.2011.Tips Merawat GigiAnak.http://www.kesehatan.liputan6.com.30 Desember 2011Drg.Irene.2011.Bagaimana Cara merawat gigi yang baik.http://www.pdgi-online.com.24 maret 2011.Wangidjaja Harshanur,I.1991.Anatomi Gigi.Jakarta:EGCLAPORAN PEMICU 1 BLOK 10: MORFOLOGI DAN FUNGSI GIGI PENDAHULUAN1.2 Deskripsi TopikNama Pemicu : Morfologi dan fungsi gigiNarasumber : 1. Rehulina Ginting.,drg, MSi2. Minasari.,drgTanggal : 17 Oktober 2011Skenario : Seorang anak perempuan berusia 10 tahun dibawa ibunya ke dokter gigi dengan keluhan gigi depan kedua kanan dan kiri atas belum tumbuh juga, sedangkan gigi susunya sudah dicabut 4 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan klinis diperoleh 12 dan 22 belum erupsi. Hasil radiografi menunjukkan 12 tidak ada benih, 22 ada benih. Gigi insisivus dan molar permanen rahang atas dan rahang bawah sudah erupsi dengan baik.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Erupsi gigi Erupsi gigi merupakan suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi yang dimulai dari tempat pembentukan gigi dalam tulang alveolar kemudian gigi menembus gingiva sampai akhirnya gigi mencapai dataran oklusal. Erupsi gigi terjadi jika tonjol gigi atau tepi insisal dari gigi muncul menembus gingival dan tidak melebihi 3 mm di atas gingival level yang dihitung dari tepi insisal gigi.Gerakan dalam proses erupsi gigi adalah ke arah vertikal tetapi selama proses erupsi gigi berlangsung, gigi juga mengalami pergerakan miring, rotasi dan pergerakan ke arah mesial. Proses erupsi gigi dimulai sebelum tanda pertama mineralisasi dimana proses erupsi gigi ini terus-menerus berlangsung tidak hanya sampai terjadi kontak dengan gigi antagonisnya, tetapi juga sesudahnya, meskipun gigi telah difungsikan. Proses erupsi gigi berakhir bila gigi telah tanggal.Adanya pergerakan pada proses erupsi gigi akan menstimulasi pertumbuhan tulang rahang dalam arah panjang dan lebar. Hal ini terbukti bila gigi tanggal pada masa pertumbuhan dan perkembangan tulang rahang maka tulang rahang di sekitar gigi yang tanggal tersebut mengalami ketertinggalan dalam pertumbuhannya dibandingkan dengan tulang rahang di sekitar gigi yang tidak tanggal. Benih-benih gigi desidui dan gigi-gigi permanen mula-mula terhadap oklusal keduanya sejajar.

Dengan pertumbuhan rahang, gigi desidui akan lebih terdorong ke arah oklusal, makin tertinggal benih gigi permanen dan akhirnya benih gigi permanen ini menempati lingual akar atau antara akar-akar gigi desidui.2.1.a Urutan waktu erupsi gigi permanen2Gigi Permanen Waktu erupsiM1 mandibula 6-7 tahun M1 maxila 6-7 tahun I1 mandibula 6-7 tahun I1 maxila 7-8 tahun I2 mandibula 7-8 tahun I2 maxilla 8-9 tahun C mandibula 10-11 tahun P1 maxila 10-11 tahun P1 mandibula 10-11 tahun P2 maxila 10-12 tahun C maxila 11-12 tahun P2 mandibula 11-12 tahun M2 mandibula 11-12 tahun M2 maxila 12-13 tahun M3 maxila dan mandibula 17-21 tahun

2.2 Gangguan erupsi gigiPemunculan gigi yang terlambat atau lebih cepat dari rata-rata waktu erupsi gigi yang normal baik pada gigi desidui maupun gigi permanen. Gangguan ini antara lain :a. Gangguan waktu erupsiGangguan waktu erupsi dapat dibagi menjadi 3, antara lain: a. Erupsi prematur b. Erupsi terlambatc. Kegagalan erupsi.a. Erupsi PrematurErupsi prematur atau erupsi dini ialah munculnya gigi di rongga mulut yang lebih cepat dari rata-rata waktu erupsi. Gigi dinyatakan bererupsi prematur (erupsi dini) bila gigi menembus mukosa mulut sebelum usia tiga bulan untuk gigi susu dan sebelum umur empat tahun untuk gigi permanen.Pada saat bayi lahir adakalanya satu atau dua gigi. insisivus mandibula sudah bererupsi di rongga mulut, gigi ini disebut dengan gigi. natal sedangkan gigi yang nenembus mukosa mulut dalam waktu 30 hari setelah kelahiran dikenal dengan gigi neonatal. Baik gigi natal maupun gigi neonatal merupakan contoh dari gigi yang bererupsi secara prematur.b. Erupsi Terlambat (delayed eruption)Gigi dinyatakan mengalami erupsi terlambat jika gigi menembus mukosa mulut lebih lambat 1-3 tahun dari waktu rata-rata erupsi gigi. Kondisi ini dapat terjadi pada gigi susu maupun gigi permanen, tetapi lebih sering pada gigi permanen. Erupsi yang terlambat pada gigi susu maupun gigi permanen dapat terjadi secara menyeluruh atau hanya mengenai satu atau beberapa gigi saja.c. Kegagalan ErupsiKegagalan erupsi adalah gigi yang erupsinya terhalang oleh sesuatu sebab sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang normal di dalam deretan susunan gigi geligi Kegagalan erupsi dapat terjadi pada gigi susu maupun gigi permanen. Pada umumnya faktor-faktor yang menyebabkan gigi gagal bererupsi hampir sama dengan faktor-faktor yang menyebabkan erupsi gigi yang terlambat.b. Gangguan jumlah gigiKelainan mengenai jumlah elemen gigi geligi normal biasanya mengenai kelebihan dan kekurangan jumlah gigi.1. Kekurangan jumlah gigi1Kekurangan jumlah gigi juga dikenal dengan anodontia. Anadonsia sendiri terbagi atas:a. Complete AnadontiaComplete anadonsia adalah suatu keadaan di mana semua benih gigi tidak terbentuk sama sekali, dan merupakan suatu kelainan yang sangat jarang terjadi. Anodontia dapat terjadi hanya pada periode gigi tetap/permanen, walaupun seluruh gigi sulung telah terbentuk.1,4b. OligodonsiaOligodonsia merupakan suatu keadaan dimana tidak adanya lebih dari 6 gigi.1c. HipodonsiaHipodonsia merupakan suatu keadaan dimana tidak adanya gigi dalam rentang 1-6 gigi. Kondisi kelainan ini dapat melibatkan gigi susu maupun gigi permanen, namun seringkali pada gigi permanen. Pada hipodonsia gigi-gigi yang sering tidak terbentuk adalah gigi premolar 2 rahang bawah, insisivus 2 rahang atas, dan premolar 2 rahang atas.2.4 Faktor-faktor yang mengganggu proses erupsi secara umum1. Faktor Keturunan (Genetik) Faktor keturunan dapat mempengaruhi kecepatan waktu erupsi gigi. Faktor genetik ini mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan urutan erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi. Pengaruh faktor genetik terhadap erupsi gigi adalah sekitar 78 %.

2. Faktor LingkunganPertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor lingkungan tetapi tidak banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh faktorketurunan. Pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi adalah sekitar 20 %.

Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor lingkungan antara lain: a. Sosial Ekonomi Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi, kesehatan seseorang dan faktor lainnya yang berhubungan. Anak dengan tingkat ekonomi rendah cenderung menunjukkan waktu erupsi gigi lebih lambat dibanding anak tingkat ekonomi menengah. Anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi tinggi memperlihatkan erupsi gigi lebih cepat dibandingkan anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah. Hal ini berhubungan dengan nutrisi yang diperoleh anak-anak dengan tingkat sosial ekonomi tinggi lebih baik.

b. Nutrisi Faktor pemenuhan gizi dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi dan perkembangan rahang.Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi, tetapi hal ini terjadi pada malnutrisi yang hebat.Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan keterlambatan erupsi gigi. Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mepengaruhi erupsi dan proses kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh faktor kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin. Pengaruh faktor nutrisi terhadap perkembangan gigi adalah sekita 1 %.

3. Faktor PenyakitGangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan beberapa sindroma, seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis, Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan Hemifacial atrophy.

4. Faktor Lokal Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke tempat erupsi, malformasi gigi, adanya gigi berlebih, trauma dari benih gigi,mukosa gingiva yang menebal, dan gigi desidui yang tanggal sebelum waktunya.5. Faktor Ras Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian. Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar.

2.5 Faktor-faktor yang menyebabkan gigi insisivus lateralis (22) permanen tidak erupsiPada gigi yang telah memiliki benih gigi, dapat terjadi gangguan delayed eruption. Hal ini dapat dipicu karena faktor-faktor seperti :1. Faktor umuma. Gangguan endokrinGangguan erupsi dapat terjadi pada orang yang mengalmi hipotiroidism dan hipotiroidism. Disini elemen-elemen menunjukkan di samping email hipoplastik dan tidak sempurna, terjadi pembentukan akar yang lambat dan pemunculan yang tertunda.1b. Defisiensi insulinPada sebagian penderita defisiensi insulin ditemukan adanya keterlambatan erupsi gigi- gigi permanen anterior sampai gigi permanen premolar.1c. Fibrosis kistikPada kondisi patologis seperti fibrosis kistik pemunculan gigi yang lebih lambat dari rata-rata waktu erupsi disebabkan karena gangguan pembentukan benih gigi yang lebih lambat.6d. Hipovitaminosis DKurangnya jumlah vitamin D dari jumlah normal yang dibutuhkan oleh tubuh dapat menyebabkan hipoplasia email dan ganggua pertumbuhan tulang sehingga gigi bererupsi lebih lambat.1

2. Faktor lokalFaktor ini melibatkan satu atau beberapa gigi tetap. Faktor ini dianggap paling penting dalam terjadinya delayed eruption.a. Pembengkokan akar abnormalPembengkokan akar dapat terjadi jika mahkota gagal menembus ginggiva namun pertumbuhan akar tetap berlanjut. Pembengkokan akar ini dapat memperlambat proses erupsi1b. AnkilosisAnkilosis merupakan suatu keadaan dimana sementum dari gigi bersatu dengan tulang disekitar gigi tersebut. Keadaan ini menyebabkan gigi tidak dapat bergerak walaupun ada tekanan erupsi1c. Tulang yang tebal dan padatGagalnya gigi bererupsi pada kondisi ini disebabkan konsistensi tulang yang sangat keras dan padat sehingga tekanan erupsi normal tidak mencukupi untuk menembus tulang yang tebal dan padat tersebut.6 d. Tempat untuk gigi tersebut kurang.Kurangnya tempat untuk gigi yang disebabkan oleh berbagai hal seperti ukuran gigi yang terlalu besar, tulang rahang yang tidak berkembang juga dapat menyebabkan gigi tidak muncul di rongga mulut.6 e. Posisi gigi tetangga menghalangi erupsi gigi tersebut.Posisi gigi tetangga yang menghalangi jalannya erupsi dapat menyebabkan gigi tidak muncul ke permukaan.6f. Adanya gigi susu yang persistensiGigi susu yang tidak tanggal pada waktunya (persistensi) dapat menyebabkan kegagalan erupsi pada gigi permanen. Kegagalan erupsi gigi permanen pada kondisi gigi persistensi ini disebabkan oleh tidak tersedianya ruangan untuk gigi permanen yang akan erupsi menggantikan gigi susu yang persistensi tersebut.6g. MakrodonsiaMakrodonsi merupakan kelainan dimana gigi berukuran lebih besar dari normalnya. Kelainan ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami hipertiodism atau gigantisme.1h. Kehilangan prematur elemen gigi sulungHilangnya gigi sulung sebelum setengah dari akar gigi permanen terbentuk dapat menyebabkan terlambatnya pemunculan gigi pengganti. Hal ini ada hubungannya dengan jaringan ginggiva yang sudah tertutup kembali akibat gigi tanggal terlalu dini sehingga tekanan erupsi normal tidak mencukupi untuk menembus ginggiva yang sudah tertutup tersebut1i. Trauma gigi sulungTrauma pada gigi sulung dapat menyebabkan kerusakan pada kantung gigi permanen sehingga mengakibatkan gangguan selama proses erupsi gigi menjadi lebih lambat12.6 Faktor yang menyebabkan gigi inisisivus lateral 11 tidak erupsiPada gigi 11 pada anak dalm skenario, hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gigi 11 tidak memiliki benih. Tidak adanya benih dapat disebabkan karena adanya gangguan pada tahap pembentukan benih gigi, yaitu tahap bud atau tahap inisiasi.Tahap budTahap bud adalah suatu tahap permulaan pembentukan kuntum gigi yang merupakan hasil proliferasi sel-sel ektodermal pada lapisan lamina dentis. Tahap bud ini berlangsung pada minggu ke-10 inta uterin. Adapun perubahan yang paling nyata dan paling dominant terjadi pada tahap bud ini proliferasi jaringan ektodermal dan jaringan mesenkimal yang terus berlanjut.Kuntum gigi desidui berbentuk oval yang telah terbentuk pada tahap bud inilah yang kemudian dikenal sebagai organ enamel. Sel-sel pada organ enamel gigi ini berisi lebih banyak RNA (ribonukleat acid),lebih sedikit glikogen,dan aktivitas enzim oksidatif yang lebih besar dibandingkan sel-sel yang terdapat pada jaringan ektodermal yang berdekatan dengan organ enamel gigi desidui tersebut. RNA diperlukan dalam pembentukan ribosom. Adanya organela-organela sitoplasma dalam sel-sel organ enamel menandakan bahwa sel-sel organ enamel sudah mulai mengadakan metabolisme untuk memenuhi kebutuhan sel-sel organ enamel itu sendiri dan mempersiapkan sel-sel organ enamel sehingga mampu mensintesa protein yang menjadi matriks organik dalam pembentukan enamel.Kuntum gigi permanent dibentuk pada ujung distal lamina dentis di atas berproliferasi secara teratur ke bagian posterior untuk memulai organ enamel.Gangguan tahap budGangguan tahap bud dapat terjadi pada proses proliferasi sel mesenkimal maupun pada proses sintesis protein yang membentuk matriks organ enamel.Gangguan proses proliferasi dapat terjadi jika adanya paparan sinar radiasi, infeksi pada masa kehamilan, penyakit Syndroma Down, Sifilis dan Rubella.2.7 Morfologi gigi Morfologi gigi mencangkup bentuk, ukuran dan perbandingan ukuran gigi yang dipandang dari berbagai aspek pandangan, seperti aspek labial, palatal-lingual, mesial, distal dan insisal.Pandangan labial adalah pandangan permukaan gigi anterior yang dekat dengan bibir. Sedangkan, pandangan palatal-lingual adalah pandangan terhadap gigi dari arah gigi yang menghadap ke palatal atau lingual. Pandangan mesial adalah pandangan terhadap gigi yang mengarah ke median line rahang, sedangkan pandangan distal adalah pandangan terhadap gigi dengan sisi menjauhi median line.2.7.a Morfologi gigi insisivus lateralis maxila4Pandangan/aspek KeteranganPandangan labial Korona berbentuk sekop yang membulat dengan panjang 9mmAkar ramping dan hampir bundar, dengan panjang 13mmLengkung incisal ridge dan sudut insisal membulat, baik mesial maupun distalSudut mesioinsisal membulatLetak titik kontak , Mesial : 1/6 kali korona dan distal : 1/3 kali koronaPanjang gigi keseluruhan 22,5 mmAspek palatal Mesial dan distal marginal ridge terlihat jelasCingulum menonjol ke arah developmental grooves yang berada di dalam palatal fossa.Palatoinsisal ridge jelas.Gigi runcing kearah palatal, mengikuti gigi insisivus sentralisCingulum, fosssa berbentuk huruf VAspek Mesial Mahkota gigi berbentuk segitigaLengkung garis servikal searah insisal ridgeGaris tengah membagi dua insisal ridgeAspek Distal Developmental groove di sebelah distal mahkota meluas kesepanjang akarAspek insisal Ukuran labiopalatal lebih besar dibanding ukuran mesiodistal. Ukuran labiopalatal mahkota 6mm, ukuran mesiodstal 5,1mmPermukaan labiopalatal lebih cembung dibanding insisivus sentralis

2.7.b Perbedaan morfologi gigi insisivus sentralis dan lateralis maxila4Gigi insisvus sentralis maxila Gigi insisivus lateralis maxilaAspek labial Ukuran gigi paling besar diantara gigi lainnya Ukuran mahkota gigi lebih kecilPermukaan labial cembung Permukaan labial lebih cembungUkuran mesiodistal 8-9mm Ukuran mesiodistal 2mm lebih kecilAkar berbentuk kerucut dan tumpul Akar ramping dan runcingLetak titik kontak Mesial : 1/8 kali koronaDiatal : kali korona Letak titik kontak Mesial : 1/6 kali koronaDistal : 1/3 kali koronaAspek Palatal Corak marginal ridge-cingulum berbentuk huruf M Corak marginal ridge-cingulum berbentuk huruf VGroove, fosaa nyata Groove, fossa lebih nyataAspek Insisal Insisal ridge terlihat jelas Insisal ridge lebih kecil daripada insisivus sentralisPermukaan labiopalatal cembung Permukaan labiopalatal lebih cembung

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA1. Schuurs A.H.B. Patologi gigi-geligi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press,1992: 15-16.2. Itjingningsih. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC. 1991: 102-107, 1583. Nasution MI. Morfologi gigi desidui dan gigi permanen. Medan : USU Press, 2010: 34-40.4. Susanto AJ. Abnormalitas pada gigi. ( 27 april 2010) < http://repository.ui.ac.id> (17 Oktober 2011).5. Paradipta A. Pertumbuhan gigi susu dan gigi permanen dilihat dari umur. ( 10 Februari 2011). < http://paradipta.blogspot.com/> (17 Oktober 2011)