Upload
augie-joltuwu-new
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 EKS VAKUM
1/20
PENDAHULUAN
Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan
ekstraksi tekanan negatif melalui suatu cup pada kepala janin sehingga terbentuk caputbuatan. Alat ini dinamakan ekstraktor vakum atau ventouse. Indikasi dilakukannya ekstraksi
vakum ada tiga, yaitu indikasi ibu, indikasi janin dan indikasi waktu. 1
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dena Towner seorang profesor obstetrik
dan ginekologi di UC Davis School of Medicine and Medical Center California sepanjang
tahun 1992-1994, didapatkan sebanyak 59,354 bayi yang lahir dengan ekstraksi vakum dari
584,340 persalinan bayi dengan berat badan lahir normal. Menurut penelitian tersebut,
perdarahan intrakranial pada bayi terjadi pada 1 dari 860 persalinan dengan ekstraksi vakumdan 1 dari 664 persalinan dengan ekstraksi forcep. Sementara kemungkinan perdarahan
intrakranial oleh karena ekstraksi vakum 2 kali lipat dari yang ditemukan terjadi pada
persalinan spontan.
Definisi
Proses persalinan dibagi atas empat kala. Kala I atau kala pembukaan adalah waktu
dimulainya his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap (10
cm). Kala II disebut juga kala pengeluaran, yaitu waktu dari sejak pembukaan serviks
lengkap sampai bayi dilahirkan. Kala III atau kala uri adalah waktu segera setelah bayi lahir
sampai plasenta lahir. Kala IV atau kala pengawasan dimulai dari lahirnya plasenta sampai
1-2 jam kemudian, untuk mengamati apakah terjadi perdarahan post partum (HPP) atau
tidak. 2,3,4
Pada primipara, kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira-
kira 7 jam. Kala I sendiri terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dimana serviks membuka
sangat lambat sampai diameter 3 cm, berlangsung selama 8 jam dan fase aktif dimana
serviks membuka mulai dari 4 cm sampai 10 cm, berlangsung kira-kira 6 jam. Kala II pada
primipara berlangsung kira-kira 2 jam dan pada multipara kira-kira 1 jam. Kala III
berlangsung 2-6 menit, maksimal 15 menit. Kala IV berlangsung 1-2 jam. 2,3,4
Partus tidak maju, yaitu suatu persalinan dengan his yang adekuat yang tidak
menunjukkan pada pembukaan serviks, turunnya kepala, dan putar paksi selama 2 jam
terakhir. Persalinan pada primitua biasanya lebih lama. Pendapat umum ada yang
mengatakan bahwa persalinan banyak terjadi pada malam hari , ini disebabkan kenyataan
1
7/29/2019 EKS VAKUM
2/20
bahwa biasanya persalinan berlangsung selama 12 jam atau lebih, jadi permulaan dan
berakhirnya partus biasanya malam hari.
Penanganan umum biasanya adalah:.Perawatan pendahuluan: Penatalaksanaan
penderita dengan partus kasep (lama) adalah sebagai berikut: Nilai dengan segera keadaan
umum ibu hamil dan janin (termasuk tanda vital dan tingkat dehidrasinya). Kajian nilai
partograf, tentukan apakah pasien berada dalam persalinan; Nilai frekuensi dan lamanya his,
Suntikan cortoneacetate 100-200 mg intramuscular, Penisilinprokain : 1juta IU
intramuscular, Streptomisin : 1 gr intramuscular, Infuse cairan: Larutan garam fisiologis
(NaCl), Larutanglucose5-10% pada janin pertama : 1 liter perjam, Istirahat 1 jam untuk
observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk segera bertindak, Pertolongan : Dapat
dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, manual aid pada letak
sungsang, embriotomi bila janin meninggal, sectio cesarea,dan lain-lain.
Ekstraksi vakum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi
tekanan negatif pada kepalanya dengan menggunakan ekstraktor vakum (ventose) dan
malmstrom.1 Tekanan yang digunakan adalah -0,2 mmHg selama 2 menit, kemudian
dinaikan menjadi -0,4 mmHg selama 2 menit, lalu dinaikan sampai -0,6 mmHg selama 5
menit. Prinsip ekstraksi vakum adalah embuat suatu caput succadeneum artifisialis dengan
cara memberikan tekanan negatif pada kulit kepala janin melalui alat ekstraktor vakum.
2
7/29/2019 EKS VAKUM
3/20
L A P O R A N K A S U S
IDENTITAS
Nama : Ny. YEUmur : 32 tahun
Alamat : Suwaan
Tempat Lahir : Kawangkoan
Bangsa : Indonesia
Agama : Kr. Protestan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Nama Suami : Tn. BN
Umur Suami : 41 tahun
Alamat Suami : Suwaan
Pendidikan Suami : SMA
Pekerjaan Suami : Supir
ANAMESIS UTAMA
Penderita MRS tanggal 12 Maret 2012 jam 2000 Wita.
Keluhan Utama : Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan.
Riwayat penyakit sekarang :
Pelepasan lendir campur darah (+).
Pelepasan air dari jalan lahir (-).
Nyeri perut bagian bawah dirasakan teratur.
Pergerakan janin (+) dirasakan saat MRS.
Riwayat penyakit dahulu:
Penyakit Jantung
Penyakit Hipertensi
Penyakit Paru-paru disangkal penderita
Penyakit Hati
Penyakit Ginjal
Penyakit Kencing Manis
Riwayat gemelli (-) BAB dan BAK biasa
3
7/29/2019 EKS VAKUM
4/20
ANAMESIS KEBIDANAN
1. Riwayat kehamilan sekarang:
Muntah (-)
Bengkak (-)
Penglihatan terganggu (-)
Sakit Kepala (-)
Kencing terlalu sering (-)
Defekasi tidak teratur (-)
Perdarahan (-)
Keluar darah (-)
Kejang (-)
Waktu hamil tidak merokok dan minum alkohol
2. Pemeriksaan Ante Natal (PAN):
Jumlah PAN selama kehamilan 9 kali
Di Puskesmas Kolongan 8 kali
Pada dokter ahli kebidanan dan kandungan 1 kali
Haid (menarche) 11 tahun, siklus haid teratur, lamanya haid 3
hari
Hari pertama haid terakhir (HPHT) 19 Juni 2011
Taksiran tanggal partus 26 Maret 2012
3. Riwayat Keluarga:
Perkawinan satu kali, dengan suami sekarang 13 tahun, sekarang
sudah punya 2 orang anak.
4. Keluarga Berencana:
Ikut KB, setelah melahirkan anak kedua dengan cara menggunakan
KB suntik.
5. Riwayat kehamilan terdahulu:
Tahun 1999, spt lbk, BBL: 2700 gr, di RS.Lembean ditolong oleh
dokter.
Tahun 2004, spt lbk, BBL: 2750 gr, di RS. Teling ditolong oleh
dokter.
PEMERIKSAAN KEBIDANAN I
4
7/29/2019 EKS VAKUM
5/20
Tanggal 12 Maret 2012, jam 2000Wita.
Status Praesens:
KU : cukup
Kesadaran : CM
Tekana darah : 120/ 80 mmHg
Nadi : 96 X / menit
Respirasi : 24 X / menit
Suhu badan : 36,50 C
BB : 55 kg
TB : 148 cm
Mata : conj. anemis -/ - , sclera ikterik-/ -
Jantung : SI - II normal, bising (-)
Paru-paru : rh -/ - , wh -/ -
Anggota gerak: edema (-), varices (-)
Pemeriksaan Obstetrik:
Pemeriksaan Luar:
TFU : 34 cm
Letak janin : letak kepala U puki
BJA : (+), 11 12 11
His : (+), 3-4 // 40-45
Taksiran berat badan anak (TBBA): Johnson Tousach (JT): 3565 gr.
Pemeriksaan Dalam:
Efficement 80%, pembukaan 7-8 cm, ketuban (+), pp kepala, H II.
Pemeriksaan Laboratorium:
Darah :
HB : 13,2 gr%
Lekosit : 13.600/ mm3
Trombosit : 254.000/ mm3
PEMERIKSAAN KEBIDANAN II
Kesimpulan Sementara:G3P2A0, 32 tahun, hamil 38 minggu, inpartu Kala I.
5
7/29/2019 EKS VAKUM
6/20
Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak kepala U puki.
Sikap:
R/ partus pervaginam.
Lab, USG, NST
Obs T, N, R, S.
Observasi
Tanggal : 12 03 2012
Jam : 2000 Wita.
Kes : CM, T 120/ 80 mmHg , N 96X/ menit, R 22 X/ menit.
His : 3-4 // 40-45
BJA : (+), 12 12 11
PD : Eff. 80%, pembukaan 7-8cm, ketuban (+), pp, kepala H II.
Dx : G3P2A0, 32 tahun, hamil 38 minggu, inpartu Kala I.
Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak kepala.
Sx : - R/ partus pervaginam
- Lab, USG, NST.
- Observasi VS, His, BJJ.
Jam : 2000 2100 Wita., His: (+), 2-3 // 45-50, BJA: 12 12
11
Jam : 2100 - 2200 Wita, His: (+), 2-3 // 50-57, BJA: 12 11 - 12
Jam : 2200 Wita, ibu ingin mengejan, ketuban pecah : vol. 100 cc,
PD : pembukaan lengkap, ketuban (-), portio lunak, pp kepala H III
Dx : G3P2A0, 32 Thn, hamil 38 minggu, inpartu Kala II.
Janin intra uterine, tunggal, hidup, letak kepala.
Sx : pimpin mengejan.
Jam : 2200-2300 Wita, His: (+) 2-3 // 50-55, BJA : 12 12 11
Jam : 2300 Wita bayi belum lahir
PD : pembukaan lengkap, ketuban (-), portio lunak, pp kepala H III+
Dx : G3P2A0, 32 thn, hamil 38 minggu, inpartu Kala II 1 jam.
Janin intra uterine tunggal hidup, letak kepala.
Sx : - Ekstraksi vakum
- Informed consent, konseling
6
7/29/2019 EKS VAKUM
7/20
- Observasi VS, His, BJJ.
Jam : 2305 Wita Ekstraksi vakum dimulai.
Jam : 2320 Wita Lahir bayi, , BBL: 3820 gram, PBL: 53 cm, AS: 6-8
Jam : 2325
Wita Lahir plasenta, kesan lengkap dengan selaputnya, BPL: 500gram.
Keadaan ibu 2 jam post partum :
T
100
/ 80 mmHg , N 90X/ menit
, RR 20X/ menit.
TFU : 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik.
Perdarahan : - Kala III : 100 cc
- Kala IV : 50 cc
Total : 150 cc
Penderita ditidurkan dalam posisi litotomi, di atas meja ginekologi, vulva dan
sekitarnya diantisepsis dengan Betadin Iodine, bokong ibu dialas dengan doek steril.
Diambil cup nomor 5.
Cup dipasang miring kedalam vagina kemudian setelah mengenai kepala bayi, cup
dipasang tepat pada UUK. Setelah cup terpasang, tekanan didalam cup diturunkan secara
bertahap mulai dari -0,2 mmHg selama 2 menit, 0,4 mmHg selama 2 menit dan 0,6 mmHg
selama 5 menit sampai terjadi caput sucadaneum. Sementara itu dilakukan pemeriksaan
apakah ada jaringan vagina yang terjepit diantara kepala anak dan cup. Ternyata tidak ada
jaringan terjepit. Dilakukan episiotomi lateral.
Dilakukan traksi supaya kepala turun (sampai setinggi HIV). Setelah batas rambut
kepala berada dibawah simfisis, arah tarikan ke perut ibu. Sementara itu perineum
disokong, sehingga lahirlah berturut-turut dahi, mata, hidung, mulut dan dagu. Setelah
kepala bayi lahir, tekanan pada cup dinaikan secara perlahan-lahan sehingga cup terlepas.
Dengan tarikan dari kepala, bayi dapat dilahirkan.
Jam 2330 lahir bayi laki-laki dengan ekstraksi vakum BBL 3800 gr, PBL 53 cm, AS
6-8. Sementara jalan napas dibersihkan dengan penghisap lendir, tali pusat dijepit dengan
cunam kocher tersebut. Bayi diserahkan kepada bidan untuk perawatan selanjutnya.
7
7/29/2019 EKS VAKUM
8/20
Dibawah bokong ibu diletakan stickpan, vulva dan sekitarnya diantisepsis dengan
kapas Lysol kemudian dilakukan pengosongan kandung kencing dengan kateter kemudian
penderita diistirahatkan sementara menunggu lepasnya plasenta.
Setelah 5 menit, Jam 1710 lahirlah plasenta lengkap dengan selaputnya. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan jalan lahir, tampak luka episiotomi, dilakukan hecting, bagian dalam
menggunakan benang chrom bagian luar menggunakan benang seide.
Stickpan diganti dengan kain untuk menampung perdarahan kala IV, ibu dibersihkan
dan diistirahatkan. Dalam 2 jam post partum :
T 100/ 80 mmHg , N 90 X/ menit, R 20 X/ menit.
TFU : 2 jari di bawah pusat, Kontraksi uterus baik.
Perdarahan : - Kala III : 100 cc
- Kala IV : 50 cc
Total : 150 cc
FOLLOW UP PENDERITA
Tanggal : 13 Maret 2012 14 Maret 2012
Keluhan (-), Kesadaran : CM, KU : cukup
T 120/ 80 mmHg , N 76 X/ menit, R 20 X/ menit, S: 36,7C.
Conj. anemis -/ - , c/ p dalam batas normal,
St. Puerpuralis:
Mammae : Laktasi +/+, infeksi -/-
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik.
Vulva : oedem -/-, inf -/-
Perineum : terawat
Lokia : Rubra
A : P3A3, 32 thn, post EV atas indikasi kala II 1 jam.P Lahir bayi laki-laki BBL 3800 gr, PBL 53 cm, AS 6-8
Sx: Cefadroxil 3 x 1
SF 1 x 1
ASI on demand
Rawat perineum
Konseling KB
Tanggal : 15 Maret 2012
8
7/29/2019 EKS VAKUM
9/20
Keluhan (-), Kesadaran : CM, KU : cukup
T 120/ 80 mmHg , N 82 X/ menit, R 22 X/ menit, S: 36,7C.
Conj. anemis -/ - , c/ p dalam batas normal,
St. Puerpuralis:
Mammae : Laktasi +/+, infeksi -/-
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik.
Vulva : oedem -/-, inf -/-
Perineum : terawat
Lokia : Rubra
A : P3A3, 32 thn, post EV atas indikasi kala II 1 jam.
P Lahir bayi laki-laki BBL 3800 gr, PBL 53 cm, AS 6-8
Sx: Cefadroxil 3 x 1
SF 1 x 1
Rawat jalan
Boleh pulang
9
7/29/2019 EKS VAKUM
10/20
D I S K U S I
Pada kasus ini akan dibicarakan tentang:
Etiologi
Diagnosis
Penanganan
Komplikasi
Prognosis
A. Etiologi
Definisi
Proses persalinan dibagi atas empat kala. Kala I atau kala pembukaan adalah waktu
dimulainya his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap
(10 cm). Kala II disebut juga kala pengeluaran, yaitu waktu dari sejak pembukaan
serviks lengkap sampai bayi dilahirkan. Kala III atau kala uri adalah waktu segera
setelah bayi lahir sampai plasenta lahir. Kala IV atau kala pengawasan dimulai dari
lahirnya plasenta sampai 1-2 jam kemudian, untuk mengamati apakah terjadi
perdarahan post partum (HPP) atau tidak. 2,3,4
Pada primipara, kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara
kira-kira 7 jam. Kala I sendiri terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dimana serviks
membuka sangat lambat sampai diameter 3 cm, berlangsung selama 8 jam dan fase
aktif dimana serviks membuka mulai dari 4 cm sampai 10 cm, berlangsung kira-kira 6
jam. Kala II pada primipara berlangsung kira-kira 2 jam dan pada multipara kira-kira 1
10
7/29/2019 EKS VAKUM
11/20
jam. Kala III berlangsung 2-6 menit, maksimal 15 menit. Kala IV berlangsung 1-2 jam.
2,3,4
A. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali.
Pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm). Pada saat ini kepala bayi sudah masuk
ruang panggul, sehingga timbul tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang
menimbulkan refleks rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rektum yang
menyebabkan ingin buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi
lebar dengan anus membuka. Labia membuka dan tidak lama kemudian kepala janin
tampak dalam vulva pada waktu his. Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal
kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simfisis dan dahi, muka dan dagu
melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan
dan anggota bayi. 2,3,4,5
KALA II LAMA
Definisi
Kala II lama adalah bila pada primipara kala II terjadi lebih dari 2 jam, sedangkan
pada multipara terjadi lebih dari 1 jam.3 Hal ini menyebabkan partus lama, yaitu
persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam
pada multipara. 2
Etiologi
1. Kelainan tenaga (His).
2. Kelainan letak dan bentuk janin.
3. Kelainan panggul.
4. Kelainan tali pusat (tali pusat pendek).
5. Janin besar atau ada kelaianan kongenital.
6. Primitua.
7. Perut gantung, grande multipara.
8. Ketuban pecah dini (KPD).
9. Kelainan traktus genitalis.
10. Pimpinan partus yang salah.
11. Ibu tidak kooperatif. 2,3,5,6
11
7/29/2019 EKS VAKUM
12/20
Penanganan
1. Perawatan pendahuluan:
Penisilin prokain 1 juta IU intramuscular.
Sreptomisin 1 gr IM.
Infus cairan:
Garam fisiologis.
Larutan glucose 5-10% pada janin, pertama 1 liter/ jam.
Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan
untuk segera bertindak.
2. Pertolongan
Dapat dilakukan:
Partus spontan.
Ekstraksi vakum.
Ekstraksi forceps.
Manual Aid pada letak sungang.
Embriotomi bila janin meninggal.
Seksio Sesarea, dll 2
Pada kasus ini tidak ada kelainan tenaga (his), tidak ada kelainan dan bentuk janin,
juga tidak ada kelainan panggul (panggul cukup luas). Penyebab kala II-1 jam pada
kasus ini adalah ibu kurang kooperatif, dapat juga karena ibu kelelahan karena
mengejan dan bayi yang dilahirkan lebih besar dari dua anak yang telah dilahirkan
sebelumnya.
B. Diagnosis
Saat masuk rumah sakit penderita didiagnosis dengan G3P2A0, 32 tahun, hamil 38
minggu, inpartu Kala I. Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak kepala U puki. Penderita
didiagnosis seperti ini karena saat MRS tanggal 12 Maret 2012 jam 2000 Wita dengan
keluhan, nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan dirasakan penderita, bloody show
ada, pergerakan janin masih dirasakan saat MRS. Berdasarkan anamnesis tersebut
penderita sudah dalam keadaan inpartu. Status praesens dalam batas normal, status
obstertrik belum menunjukan kelainan.
12
7/29/2019 EKS VAKUM
13/20
Sikap yang diambil dalam keadaan ini yaitu rencana partus pervaginam, Lab, USG,
admission test, observasi TNRS, His dan BJA.
Dalam kasus ini saat kala II ibu dipimpin mengejan dan bayi belum lahir juga
sehingga diagnosis berubah menjadi G3P2A0, 32 tahun, hamil 38 minggu, inpartu kala II
1 jam. Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak kepala.
C. Penanganan
EKSTRAKSI VAKUM
Definisi
Eksraksi vakum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi
tekanan negatif pada kepalanya dengan menggunakan ekstraktor vakum (ventose) dan
malmstrom.1 Tekanan yang digunakan adalah -0,2 mmHg selama 2 menit, kemudian
dinaikan menjadi -0,4 mmHg selama 2 menit, lalu dinaikan sampai -0,6 mmHg selama
5 menit.
Bagian ekstraktor vakum terdiri atas:
1. Mangkuk (cup).
2. Rantai penghubung.
3. Pipa penghubung .
4. Botol.
5. Pompa penghisap.
6. Pemegang. 1,5
Indikasi
1. Waktu : pemanjangan kala II
2. Janin :
Gawat janin
Tali pusat menumbung
Solutio plasenta
3. Ibu : bila usaha untuk mengejan perlu dikurangi seperti pada keadaan:
Penyakit jantung
Hipertensi pada kehamilan
Gangguan pernapasan
Maternal exhaustion1
Kontra Indikasi
13
7/29/2019 EKS VAKUM
14/20
1. Absolut
Letak muka
Letak sungsang
Letak lintang
CPD
2. Relatif
Letak dahi
Asinklitismus berat
Prematuritas
Makrosomia
Ibu tidak kooperatif 1
Syarat
1. Ketuban sudah pecah
2. Pembukaan serviks lengkap
3. Kepala janin sudah engaged
4. Berat janin > 2500 gr
5. Ibu dapat mengejan
6. Cup dipasang pada ubun-ubun kecil
7. Pemasangan cup tidak boleh lebih dari 2 kali
8. Cup dipasang tidak boleh lebih dari 20 menit
9. Kepala dapat dilahirkan dengan tarikan tidak lebih dari 3 kali 1
Teknik Pelaksanaan
1. Ibu dalam posisi litotomi dan dilakukan desinfeksi daerah genitalia, sekitar vulva
ditutup dengan kain steril.
2. Setelah semua peralatan eksraktor vakum terpasang, dilakukan pemasangan
mangkuk dengan tonjolan penunjuk dipasang diatas titik petunjuk kepala janin. Pada
umunya dipakai mangkuk dengan diameter terbesar yang dapat dipasang.
3. Dilakukan penghisapan dengan tekanan negatif mulai dari -0,2 mmHg selama 2
menit, kemudian dinaikan -0,4mmHg selama 2 menit, lalu dinaikan sampai -0,6
mmHg selama 5 menit. Maksud pembuatan tekanan negatif yang bertahap ini adalah
supaya caput suksedeneum buatan dapat terbentuk dengan baik.
4. Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan apakah ada bagian jalan lahir atau
kulit ketuban yang terjepit diantara mangkuk dan kepala janin.
14
7/29/2019 EKS VAKUM
15/20
5. Bila perlu dapat dilakukan anestesi lokal, baik dengan cara infiltrasi maupun blok
pudendal untuk kemudian diadakan episiotomi.
6. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu dipimpin mengejan dan ekstraksi dilakukan
dengan cara menarik pemegang sesuai dengan sumbu panggul. Ibu jari dan jari
telunjuk serta jari tangan kiri operator tersebut, memutar ubun-ubun kecil
menyesuaikan dengan putaran paksi dalam. Bila ubun-ubun kecil sudah berada
dibawah simfisis arah tarikan berangsur-angsur dinaikan (keatas) sehingga kepala
lahir.
7. Setelah kepala lahir, tekanan negatif dihilangkan dengan cara membuka pentil udara
dan kemudian mangkuk dilepas.
8. Janin dilahirkan seperti pada persalinan normal dan plasenta dilahirkan secara aktif.1
Penanganan pada kasus ini yaitu observasi vital sign, terminasi kehamilan dengan
ekstraksi vakum. Pada kasus ini syarat-syarat ekstraksi vakum sudah terpenuhi karena
ketuban sudah pecah, pembukaan sudah lengkap, bayi kecil, kontraksi (tenaga
mengejan) ibu ada. Pemilihan terminasi kehamilan dengan cara ekstraksi vakum pada
kasus ini sudah sesuai dengan indikasi dan syarat ekstraksi vakum.
Adapun indikasi ekstraksi vakum antaara lain:
Indikasi ibu : untuk memperpendek kala II, misalnya pada penyakit jantung,
gangguan pernapasan, hipertensi dan kelelahan ibu.
Indikasi janin : adanya gawat janin.
Indikasi waktu : kala II memanjang. 1,2
Kontra indikasi ekstraksi vakum :
Faktor ibu:
Adanya rupture uteri membakat
Adanya penyakit ibu yang secara mutlak ibu tudak boleh
mengejan, misalnya pada payah jantung, PEB dan ibu tidak kooperatif.
Faktor janin :
Letak muka
Letak sungsang
Letak lintang
Janin preterm 1,2
15
7/29/2019 EKS VAKUM
16/20
Pada kasus ini tidak ditemukan kontra indikasi untuk dilakukannya ekstraksi vakum.
Pada penanganan kasus ini juga diberikan antibiotika sebagai profilaktik terhadap
infeksi.
D. Komplikasi
Ekstraksi Vakum Gagal bila:
1. Mangkuk terlepas tiga kali atau lebih karena:
Caput suksedaneum buatan tidak terbentuk sempurna.
Ekstraksi terlalu kuat atau salah arah.
Adanya jaringan yang terjapit diantara mangkuk dan kepala janin.
Kerjasama antara dua tangan operator tidak baik.
Sebab-sebab obstetrik, misalnya: disporporsi kepala panggul yang
tidak diketahui sebelumnya, lilitan tali pusat yang erat, dan adanya cincin
konstriksi lokal.
2. Dalam waktu 15 menit dilakukan ekstraksi janin belum lahir. 1,5
Komplikasi
1. Ibu :
Perdarahan pasca persalinan.
Laserasi jalan lahir.
Infeksi
2. Janin :
Laserasi kulit kepala janin.
Sefalohematom sampai hematom subdural.
Nekrosis kulit kepala yang dapat menyebabkan alopesia.
Fraktur tulang tengkorak.
Cedera pada muka janin.
Paresis nervus fasialis. 1,5
Keuntungan (dibanding ekstraksi forceps):
1. Tidak memerlukan narkose.
2. Pemasangan lebih mudah.
3. Lesi jalan lahir ibu tidak banyak terjadi. 1
Kerugian (dibanding ekstraksi forceps):
16
7/29/2019 EKS VAKUM
17/20
1. Kelainan janin tidak segera terlihat.
2. Tidak dapat digunakan untuk melindungi kepala janin preterm.
3. Memerlukan waktu lebih lama untuk mengakhiri persalinan hingga pada umumnya
tidak dilakukan untuk menolong gawat janin.
4. Memerlukan kerjasama dengan ibu yang bersalin. 1
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dengan ekstraksi vakum yaitu perdarahan pasca
persalinan, laserasi jalan lahir, infeksi. 1,5 Pada kasus ini tidak terjadi perlukaan jalan
lahir dan perdarahan, pada luka episiotomi tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.
Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi yaitu laserasi kulit kepala janin,
sefalohematom, nekrosis kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, cedera muka janin,
paresis nervus fasialis. 1,5 Pada kasus ini tidak ditemukan komplikasi pada bayi seperti
yang tersebut di atas.
E. Prognosis
Pada kasus ini mulai hari I post partum sampai hari III keadaan ibu dan bayi masih
baik, sehingga prognosis pada kasus ini dapat dikatakan baik.
Prognosis pada partus lama dan persalinan dengan ekstraksi vakum kurang baik
karena adanya komplikasi-komplpikasi yang mungkin terjadi. Penanganan yang tepat
dan cepat dapat menghindari komplikasi.
17
7/29/2019 EKS VAKUM
18/20
K E S I M P U L A N
Pada kasus ini penderita MRS dengan G3P2A0, 32 tahun, hamil 38 minggu. Janin
intra uterin, tunggal, hidup, letak belakang kepala. Setelah pimpinan persalinan 2 jam,
janin belum lahir, kemudian kehamilan diakhiri dengan ekstraksi vakum.
Keadaan ini memiliki prognosis yang jelas tidak baik terhadap ibu maupun
terhadap janin. Dengan tindakan ekstraksi vakum dapat terjadi HPP dan janin dapat
terjun kedalam gawat janin jika terminasi kehamilan lama, selain itu resiko trauma pada
janin.
Prognosa pada kasus kala II 2 jam dengan ekstraksi vakum adalah buruk, tapi
dengan penanganan yang tepat dan cepat dapat menghindari komplikasi-komplikasi
yang tidak diharapkan.
S A R A N
18
7/29/2019 EKS VAKUM
19/20
Setiap ibu hamil diwajibkan untuk mengikuti PAN dan konseling secara teratur,
sehingga dapat dijelaskan mengenai proses persalinan nantinya dapat mempersiapkan
mental ibu dengan baik
Ekstraksi vakum adalah persalinan bantuan yang tepat untuk kasus ini karena
syarat terpenuhi dan sesuai indikasi waktu. 1
Penderita diusulkan untuk menggunakan KB sterilisasi karena sudah memiliki
tiga orang anak.
D A F T A R P U S T A K A
1. Sutoto dan Herman K. Ekstraksi Vakum. Dalam: Ilmu Fantom Bedah Obstetri
edisi 1999, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 1999: 41-45.
2. Mochtar Rustam. Partus Lama. Dalam: Sinopsis Obstetri edisi 2. Jakarta, EGC
Penerbit Buku Kedokteran, 1998:384-386.
3. Prawirohardjo S. Fisiologi dan Mekanisme Persalinan Normal. Dalam: Ilmu
Kebidanan edisi 3.Jakarta, Yayasan Bina Pustaka, 1999:180-185, 587-652.
4. Sastrawinata S. Persalinan. Dalam: Obstetri Fisiologi edisi 1983, Bandung,
ELEMAN, 1983: 258-268.
5. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ketuban Pecah Dini dan
Ekstraksi Vakum. Dalam: Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Jakarta, YBP-SP, 2002: M-112 M-115, P-20 P-23.
19
7/29/2019 EKS VAKUM
20/20
6. Sastrawinata S. Obstetri Patologi edisi 1981, Bandung, Elstar offset, 1981.
7. Wijayanegara H, dkk. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya. Dalam: Pedoman
Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSUP dr. Hasan Sadikin,
Bandung, Bagian Obsgin FK Universitas Padjajaran, 1998: 109-110.
8. Prof. dr. A. B. Saifuddin, SpOG, MPH, dkk. Ketuban Pecah Dini. Dalam: Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta, YBP
Sarwono Prawirohardjo, 2002.
9. Jaringan Nasional Pelayanan Klinik Kesehatan Reproduksi. Pelatihan Asuhan
Persalinan Normal. 2001