Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
EKSPERIMEN
FISIKA DASAR
ii
iii
EKSPERIMEN
FISIKA DASAR
Penulis
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
iv
EKSPERIMEN
FISIKA DASAR
Penulis:
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Editor:
Lita Sumiyarti, M.Pd
Lay Out: Hamdan
Desain Cover: Tim Penerbit FP. Aswaja
ISBN: 978-623-6636-00-8
Cetakan Pertama: Juli 2020
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002.
Dilarang memperbanyak/menyebarluaskan sebagian atau seluruh isi
buku dalam bentuk dan dengan cara apapun
Tanpa izin penulis dan penerbit.
Diterbitkan oleh:
Forum Pemuda Aswaja
Jl. Kamp. Srigangga, Tiwugalih, Praya, Lombok Tengah
Nusa Tenggara Barat
Email. [email protected]
WhatsApp: 085333011184
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunianya sehingga Buku Eksperimen
Fisika Dasar ini telah dapat diselesaikan. Buku ini merupakan
panduan yang dapat memberikan petunjuk praktis agar
mahasiswa mendapatkan gambaran secara jelas dalam
melakukan eksperimen fisika khususnya eksperimen fisika
dasar. Buku ini ditulis dengan bahasa yang sederhana agar
mahasiswa dan pembaca dapat memahami dengan mudah
ketika akan melakukan eksperimen.
Apresiasi dan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah
turut berpartisipasi dalam penyusunan dan penyempurnaan
buku ini. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam
buku ini untuk itu kritik dan saran yang konstruktif terhadap
penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku ini
vi
dapat memberi maanfaat bagi mahasiswa pendidikan fisika
Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar khususnya
dan bagi semua pihak yang membutuhkan. Dan harapan
selanjutnya, semoga bisa menjadi khazanah keilmuan untuk
menghadirkan karya yang lebih baik lagi.
Pematangsiantar, 25 Juli 2020
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
vii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................... v
Daftar Isi.................................................................................. vii
PENDAHULUAN ............................................................... 1
BAB 1 EKSPERIMEN KONSTANTA PEGAS
A. Tujuan ................................................................................ 5
B. Landasan Teori ................................................................. 5
1. Hukum Hooke ............................................................. 5
2. Periode dan Frekuensi ................................................ 6
C. Alat dan Bahan ................................................................. 7
D. Cara Kerja .......................................................................... 8
BAB 2 EKSPERIMEN MENENTUKAN KOEFISIEN
MUAI VOLUM
A. Judul Percobaan: Koefisien Muai Volum Zat Cair ..... 9
B. Tujuan Percobaan............................................................. 9
C. Tinjauan Teoritis .............................................................. 10
D. Alat dan Bahan ................................................................. 13
E. Prosedur Kerja .................................................................. 13
BAB 3 EKSPERIMEN FLUIDA DINAMIS
A. Tujuan ............................................................................... 15
B. Dasar Teori ....................................................................... 15
C. Alat dan Bahan ................................................................. 16
D. Cara Kerja .......................................................................... 17
E. Data Hasil Pengamatan ................................................... 18
F. Analisa Data ...................................................................... 18
viii
BAB 4 EKSPERIMEN TEKANAN HIDROSTATIS
A. Tujuan Pembelajaran Umum .......................................... 21
B. Tujuan Pembelajaran Khusus ......................................... 21
C. Rangkuman Materi ........................................................... 22
D. Alat dan Bahan ................................................................. 24
E. Prosedur Kerja .................................................................. 25
F. Analisis ............................................................................... 26
BAB 5 CERMIN DATAR DAN CERMIN SUDUT
A. Landasan Teori ................................................................. 29
B. Sifat pemantulan pada Cermin Datar ....................... 29
BAB 6 EKSPERIMEN PEMBIASAN PADA KACA
PLANPARALEL
A. Tujuan ................................................................................ 35
B. Dasar Teori ....................................................................... 35
C. Alat dan Bahan ................................................................. 38
D. Langkah Kerja ................................................................... 38
E. Data Pengamatan ............................................................. 40
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 1
PENDAHULUAN
Sebelum membahas tentang kegiatan dalam
eksperimen fisika perlu kita ketahui pengertian dari fisika.
Ilmu fisika berbeda dengan ilmu yang biologi dan kimia
walaupun sama dalam rumpun Ilmu pengetahuan Alam.
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari alam. Gejala-gejala
alam dari tingkat mikro (atom) sampai makro (alam semesta,
baik pada benda mati maupun hidup. Fenomena alam yang
diamati adalah variabel fisis yang muncul dari gejala alam.
Variabel fisis merupakan variabel yang terukur secara
kuatitatif (dinyatakan dalam angka) bukan secara kualitatif.
Contoh variabel fisis dinyatakan secara kuantitatif adalah
jarak kota A dan B = 100 km bukan dinyatakan jauh atau
dekat. Aktivitas dalam ilmu fisika diklasifikasikan dalam tiga
hal.
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 2
Pertama Fisika teori, yaitu aktiftas dalam fisika yang
menjelaskan fenomena alam dengan menyelesaikan
persamaan matematis, kedua fisika eksperimen, yaitu
mengerjakan lansung atau mengukur keadaan sebenarnya
dari persoalan gejala alam untuk menjelaskan gejala alam,
ketiga fisika komputasi yaitu, kegiatan dalam fisika yang
mencoba menyelesaikan persoalan fisika menggunakan
komputasi.
Eksperimen yang dilakukan dengan betul dan
dilakukan berulang kali diperoleh hasil yang betul dapat
digunakan untuk menguji kebenaran suatu teori. Beberapa
teori tentang gejala alam meyatakan sama dapat
ditumbangkan oleh satu eksperimen apabila hasil
eksperimen tidak sama dengan teori. Hasil eksperimenlah
yang dianggap betul karena teori merumuskan fenomena
alam sesungguhnya, sedangkan hasil eskperimen yang
menunjukan fenomena alam sesungguhnya atau mengukur
keadaan alam sesungguhnya . Metode eksperimen fisika
adalah suatu cara yang sistematis atau urut runtut atau
terstruktur dan terukur dari perlakuan sistem fisis untuk
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 3
tujuan tertentu. Di dalam metode eksperimen fisika
terkandung prosedur melakukan percobaan, variabel yang
diamati, variabel kontrol, variabel terikat, pengambilan
sampling dan teknik melakukan percobaan. Metode yang
tepat akan menghasilkan hasil ukur yang baik.
Eksperimen adalah suatu langkah atau kegiatan yang
teratur dan terukur dalam memberikan perlakuan terhadap
sistem fisis untuk membuat kesimpulan. Ada 2 jenis
eksperimen yaitu eksperimen murni dan eksperimen terapan.
Eksperimen murni adalah eksperimen yang dilakukan untuk
mendapatkan penjelasan fenomena alam secara mendasar
yaitu tentang apa, mengapa dan bagaimana tentang
fenomena alam, sedangkan eksperimen terapan adalah
eksperimen yang dilakuan menerapkan fenomena alam yang
mendasar agar dapat digunakan untuk kehidupan manusia.
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 4
Eksperimen Fisika Dasar
Adapun Eksperimen yang akan dilakukan adalah:
1. Menentukan Besaran Konstanta Pegas
2. Menentukan Koefisien Muai Volum Zat Cair
3. Eksperimen Fluida Dinamis
4. Tekanan Hidrostatis
5. Cermin Datar Dan Cermin Sudut
6. Pembiasan Pada Planpararel
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 5
Bagian Satu
EKSPERIMEN KONSTANTA PEGAS
A. Tujuan
Praktikan dapat menentukan besar konstanta
pegas.
B. Landasan Teori
1. Hukum Hooke
Hubungan antara gaya F yang meregangkan
pegas dengan pertambahan panjang pegas x pada
daerah elastisitas pertama kali dikemukakan oleh
Robert Hooke (1635 - 1703), yang kemudian dikenal
dengan Hukum Hooke. Pada daerah elastis linier,
besarnya gaya F sebanding dengan pertambahan
panjang x.
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 6
Secara matematis dinyatakan:
F = k . x ........................................................... (1.1)
dengan:
F = gaya yang dikerjakan pada pegas (N)
x = pertambahan panjang (m)
k = konstanta pegas (N/m)
Pada saat ditarik, pegas mengadakan gaya yang
besarnya sama dengan gaya tarikan tetapi arahnya
berlawanan (Faksi = -Freaksi). Jika gaya ini disebut
gaya pegas FP maka gaya ini pun sebanding dengan
pertambahan panjang pegas.
Fp = -F
dengan:
Fp = gaya pegas (N)
2. Periode dan Frekuensi
Untuk membahas suatu getaran atau gerak
harmonik,ada beberapa istilah yang harus diketahui,
antara lain periode dan frekuensi. Periode
didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk
satu siklus gerak harmonik. Sementara itu, frekuensi
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 7
adalah jumlah siklus gerak harmonik yang terjadi tiap
satuan waktu. Gerak harmonik pegas pada dasarnya
merupakan proyeksi gerak melingkar pada salah satu
sumbu utamanya, sehingga periode dan frekuensi
dapat ditentukan dengan menyamakan gaya pemulih
dengan gaya sentri petal.
T=2π√𝑚
𝑘...........................................................(2.1)
C. Alat dan Bahan
1. Statis
2. Mistar
3. Neraca
4. Stopwatch
5. Pegas
6. Massa beban
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 8
D. Cara Kerja
1. Siapkan statis untuk menggantung pegas dan beban.
2. Timbanglah beban dengan variasi 100 gram, 150
gram dan 200 gram.
3. Sediakan stopwatch, kemudian gantung beban
terhadap pegas.
4. Tarik beban sejauh (simpangan) 5 cm, kemudian
hitung waktu selama 10 getaran.
5. Catat waktu selama sepuluh getaran untuk massa 100
gram, 150 gram dan 200 gram.
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 9
Bagian Dua
EKSPERIMEN
MENENTUKAN KOEFISIEN MUAI VOLUM
A. Judul Percobaan : Koefisien Muai
Volum Zat Cair
B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu
terhadap perubahan volum pada percobaan koefisien
muai volum zat cair
2. Untuk mengetahui nilai koefisien muai volum air dan
gliserin berdasarkan percobaan koefisien muai volum
zat cair.
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 10
C. Tinjauan Teoritis
Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat
akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya
akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian zat padat, zat
cair, dan gas menunjukkan karakteristik yang berbeda.
Penuaian dapat digambarkan sebagai berikut, jika
sekelompok orang berdiri dan tidak bergerak mereka
dapat berdiri berdekatan, sehingga tidak membutuhkan
ruang yang besar, tetapi jika orang-orang tersebut mulai
bergerak, maka akan dibutuhkan ruang yang lebih besar.
Hal ini terjadi jika suatu zat dipanaskan. Partikel-partikel
zat bergerak lebih cepat, sehingga membutuhkan ruang
yang lebih besar. Ruang yang ditempati partikel-partikel
pembentuk zat bergantung pada suhunya.
Pemanfaatan konsep muai volum zat cair dapat
dilihat pada peristiwa naiknya zat cair dalam termometer
sebagai indikator perubahan suhu. Untuk memahami
lebih lanjut tentang pemuaian volum zat cair maka
dilakukan percobaan “Koefisien Muai Volum Zat Cair”.
Suatu benda yang memiliki dimensi panjang, lebar dan
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 11
tinggi akan berubah jika temperaturnya berubah.
Perubahan ini disebut pemuaian. Saat benda dipanaskan
(menerima kalor) partikel-partikel zat bergetar lebih
cepat sehingga saling menjauh dan benda memuai.
Sebaliknya, ketika zat didinginkan (melepas kalor)
partikel-partikel zat bergetar lebih lemah sehingga saling
mendekati dan benda menyusut.
Pemuaian zat cair mengikuti bentuk wadahnya
sehingga zat cair hanya mengalami muai volume saja.
Muai volume zat cair juga bergantung pada jenis zat cair,
yang dinyatakan oleh besaran koefisien muai volumnya.
Koefisien muai volum dapat dicari dari persamaan
berikut 𝛿 = ∆𝑉
𝑉𝑜∆𝑇
Dimana 𝛿 = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑢𝑎𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑖𝑟
∆V = Perubahan Volume
V0= Voleme awal
∆T = Perubahan Suhu
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 12
Secara teori koefisien muai volum zat cair untuk
air adalah 0.0002/C0 dan untuk gliserin 0.0005/C0. Pada
zat cair hanya dikenal ukuran volume, karena itu pada
zat cair hanya dikenal muai volume. Makin tinggi
kenaikan suhu, makin besar penambahan volume zat
cair. Pemuaian zat cair yang satu dengan yang lain
umumnya berbeda, meskipun volume zat cair mula-
mula sama. Untuk seluruh zat cair pemuaian makin
besar jika kenaikan suhu bertambah besar.
Pemuaian zat cair dapat dimanfaatkan dalam
penggunaan termometer zat cair, biasanya zat cair yang
digunakan adalah raksa atau alkohol. Sifat naik atau
turunnya zat cair dalam pipa kapiler sebagai akibat
pemuaian zat cair inilah yang digunakan untuk
mengukur suhu.
Permukaan zat cair naik sepanjang pipa kapiler dan
berhenti pada posisi tertentu yang sesuai dengan suhu
benda. Suhu yang terukur dinyatakan oleh skala yang
berimpit dengan permukaan zat cair pada pipa kapiler
tersebut. Pemuaian yang terjadi pada zat cair adalah
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 13
muai volume. Air yang keluar dari bejana merupakan
indikasi perbedaan pemuaian yang berbeda antara zat
padat dan zat cair. Air yang tertumpah dari bejana
menandakan pemuaian zat cair yang lebih besar dari
muai zat padat, dalam hal ini adalah bejananya.
D. Alat dan Bahan
1. Alat : - 1 buah thermometer
- 1 buah gelas ukur
- Kaki tiga
- Pembakar Bunsen
- Stopwatch
- Statif
2. Bahan : air, gliserin (minyak goreng)
E. Prosedur Kerja :
1. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan
2. Membuat rangkaian sebagai berikut :
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 14
3. Mencatat suhu zat cair (T awal). Memanaskan zat cair
dan mencatat suhu akhir (T akhir) serta mencatat
kenaikan zat cair
4. Mengulangi langkah diatas dengan zat cair yang
berbeda.
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 15
Bagian Tiga
EKSPERIMEN FLUIDA DINAMIS
A. Tujuan
Mengukur laju air keluar dari botol pada tiap
lubang dengan ketinggian tertentu terhadap permukaan
air.
B. Dasar Teori
Dinamika fluida adalah subdisiplin dari mekanika
fluida yang mempelajari fluida bergerak. Fluida terutama
cairan dan gas. Penyelesaian dari masalah dinamika
fluida biasanya melibatkan perhitungan banyak properti
dari fluida, seperti kecepatan, tekanan, kepadatan dan
suhu sebagai fungsi ruang dan waktu.
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 16
1. Asas Bernoulli
“Semakin besar kecepatan fluida maka semakin
kecil tekanannya. Sebaliknya semakin kecil kecepatan
fluida maka semakin kecil tekanannya.”
2. Persamaan Kontinuitas
“Hasil kali kelajuan aliran fluida ideal dalam
wadah dengan luas penampang wadah selalu
konstan.”
3. Teori Torricelli
“Kecepatan aliran zat cair pada lubang sama
dengan kecepatan benda yang jatuh bebas dari
ketinggian yang sama.”
C. Alat dan Bahan
1. Botol ukuran 1,5 L
2. Solder/Paku
3. Penggaris
4. Plester/Lakban
5. Gunting
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 17
D. Cara Kerja
1. Ukurlah seberapa tinggi botol yang diperlukan dari
permukaan air/dari atas. Dalam praktikum ini, dibuat
empat lubang di mana masing-masing memiliki
interval 3,6 cm. Sehingga didapat tinggi botol yang
digunakan setinggi 18 cm. Karena, botol yang dipakai
tingginya lebih dari 18 cm, guntinglah sisanya
tersebut.
2. Untuk membuat tiap-tiap lubang, kami menggunakan
solder atau paku dan diameter lubangnya masing-
masing dibuat sama yaitu 0,5 cm
3. Tulislah daerah interval lubang dengan spidol. Karena
ada 4 lubang maka ada 5 daerah interval (patokannya
dari atas) yaitu h1, h2, h3, h4, h5.
4. Tutuplah tiap-tiap lubang dengan menggunakan
plester.
5. Masukkan air ke dalam botol tersebut sampai penuh.
Lalu, bukalah plester yang menutup lubang misalnya
lubang pertama (daerah interval h1) pada botol
tersebut.
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 18
6. Hitung waktu yang diperlukan air keluar setinggi
interval dari lubang yang dibuka plesternya tersebut.
7. Ulangi langkah 5-6 pada lubang yang lain misalnya
lubang kedua, ketiga dan keempat kemudian
masukkan ke dalam data hasil pengamatan.
E. Data Hasil Pengamatan
No. Tinggi Lubang (h)
(cm)
Waktu (t)
(s)
1
2
3
4
F. Analisa Data
Menentukan Volume Air
V = A . h (A = d2) d = diameter lubang
botol
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 19
Menentukan Debit Air
Q =
Menentukan Laju Air
V =
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 20
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 21
Bagian Empat
EKSPERIMEN TEKANAN HIDROSTATIS
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Praktikan mampu melakukan percobaan dan
berdiskusi untuk memahami tekanan hidrostatis.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah akhir pelajaran praktikan dapat:
Mengidentifikasi pengaruh kedalaman dan massa
jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatis zat cair
tersebut.
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 22
C. Rangkuman Materi
Tekanan
Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada
suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan
bidang tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan
dituliskan sebagai berikut.
P = F/ A
Ket : F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2),
P = takanan
Tekanan Hidrostatis
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di
bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida
tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh
suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat
fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya
tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut
konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari
perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas
permukaan bejana (A).
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 23
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara
massa fluida dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis
p = m x g / A
Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh
fluida dituliskan sebagai
p = ρVg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil
perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi
fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan
tekanan di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat
dituliskan menjadi
p = ρ(Ah) g / A = ρ h g
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph,
persamaannya dituliskan sebagai berikut.
p = ρ h g
dengan: p = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 24
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan
udara akan semakin berkurang. Sebaliknya, semakin
dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau,
tekanan hidrostatis akan semakin bertambah. Hal
tersebut disebabkan oleh gaya berat yang dihasilkan oleh
udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan
udara akan semakin tipis seiring bertambahnya
ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara
akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun
untuk zat cair, massanya akan semakin besar seiring
dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu,
tekanan hidrostatis akan bertambah jika kedalaman
bertambah.
D. Alat dan Bahan
1. Selang
2. Corong pengukur
3. Penyangga
4. Cairan berwarna
5. Gelas ukur
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 25
6. Air
7. Minyak
E. Prosedur Kerja
1. Rangkai peralatan seeperti gambar.
2. Isi gelas ukur dengan air.
3. Masukkan corong pengukur kedalam gelas ukur pada
kedalaman tertentu (5 cm dan 10 cm).
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 26
4. Baca ketinggian kenaikan air dalam selang yang
dihubungkan dengan corong pengukur.
5. Catatlah hasil percobaan dalam tabel.
6. Ulangi langkah 1 sampai dengan 5 untuk minyak
goreng.
Table percobaan:
No Zat Cair Kedalaman (h) Ketinggian Air
Selang (l)
1. Air (ρ =
1000kg/m3)
2. Minyak goreng
(ρ = 800kg/m3)
Ket: Ketinggian air selang (l) ~ Tekanan hidrostatik (p)
F. Analisis
1. Saat corong dimasukan kedalam air dengan
kedalaman 5 cm tinggi kenaikan air selang ini
menandakan adanya tekanan hidostatis yang
memaksa air selang naik. Saat corong dimasukan
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 27
kedalam air dengan kedalaman 10 cm tinggi kenaikan
air selang . Berarti tekanan hidrostatis lebih
tinggi jika corong dimasukkan lebih . Berarti
tekanan hirostatis berbanding terhadap
terhadap kedalaman zat cair. Jika tekanan hidrostatis
dilambangkan dengan p dan kedalaman zat cair
dengan h, maka: p ~ . . ...
2. Massa jenis air sebesar 1000kg/m3, sedangkan massa
jenis minyak goreng sebesar 800kg/m3. Berarti massa
jenis air lebih dari pada massa jenis minyak
goreng. Saat corong dimasukan kedalam air dengan
kedalaman 5 cm tinggi kenaikan air selang sebesar .
Sedangkan saat corong dimasukan kedalam air
dengan kedalaman 10 cm tinggi kenaikan air selang
sebesar . Dengan demikian semakin besar massa
jenis zat cair semakin tekanan hidrostatis yang
dihasilkan, atau tekanan hidrostatis berbanding
terhadap massa jenis zat cair. Jika tekanan hidrostatis
adalah p dan massa jenis zat cair adalah ρ, maka:
p ~ ....
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 28
3. Dengan demikian tekanan hidrostatis berbanding
lurus terhadap.......................... dan zat
cair atau
p ~ ..........
Dengan melakukan percobaan yang lebih baik
dan teliti didapati bahwa tekanan hidrostatis ini juga
berbanding lurus dengan percepatan gravitasi (g),
sehingga pernyataan tersebut dapat ditulis kembali
menjadi
p = x g x....
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 29
Bagian Lima
CERMIN DATAR DAN CERMIN SUDUT
A. Landasan Teori
Cermin terbuat dari kaca dan bagian belakangnya
dilapisi dengan cat logam(aluminium atau campuran
raksa). Cahaya yang datang pada kaca dipantulkan oleh
cat logam pada sisi belakang cermin tersebut. Cermin
datar merupakan cermin pantul yang permukaannya
berupa bidang datar.
B. Sifat pemantulan pada cermin datar
Pemantulan cahaya yang terjadi pada cermin
menghasilkan besar sudut datang sama dengan sudut
pantul. Bayangan Pada Cermin Datar
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 30
Hukum pemantulan cahaya menurut Snellius
adalah sebagai berikut:
1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak
pada bidang datar
2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)
Pembentukan bayangan oleh cermin datar adalah
dibentuk oleh perpotongan perpanjangan dari sinar-
sinar pantul. Perhatikan pembentukan bayangan oleh
Cermin datar berikut:
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 31
Proses pembentukan bayangan :
1. Benda di depan cermin datar.
2. Berlaku hukum pemantulan.
3. Sinar datang pertama (biru muda) melalui ujung
benda dan mengenai cermin, akan dipantulkan oleh
cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (biru
muda).
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 32
4. Sinar datang kedua (merah) melalui ujung benda dan
mengenai cermin, akan dipantulkan oleh cermin,
sinar pantul diperpanjang putus-putus (merah).
5. Perpotongan perpanjangan sinar pantul pertama dan
kedua (biru muda dan merah putus-putus)
berpotongan, dan itu merupakan bayangan ujung
benda.
6. Sinar ke tiga (kuning) melalui pangkal benda dan
mengenai cermin, akan dipantulkan oleh cermin,
sinar pantul diperpanjang putus-putus (kuning),
merupakan bayangan pangkal benda.
7. Terbentuklah bayangan benda oleh cermin datar.
8. Jika dua buah cermin datar diletakkan membentuk
sudut α, maka jumlah bayangan yang dibentuk oleh
dua cermin datar dari sebuah benda adalah:
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 33
n = jumlah bayangan
α = sudut apit kedua cermin datar
Latihan: Susunlah eksperimen cermin datar dan
sudut!
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 34
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 35
Bagian Enam
EKSPERIMEN PEMBIASAN
PADA KACA PLANPARALEL
A. Tujuan
1. Meyelidiki hubungan antara sudut datang dan sudut
bias
2. Melukiskan jalannya sinar-sinar yang melalui kaca
planparalel
3. Menentukan indeks bias kaca planparalel.
4. Menghitung pergeseran sinar datang terhadap sinar
bias pada kaca plan paralel.
B. Dasar Teori
Cahaya yang melalui suatu bidang batas antara dua
medium akan mengalami perubahan arah rambat atau
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 36
pembelokkan yang disebut peristiwa pembiasan cahaya.
Hal ini disebabkan kecepatan cahaya dari suatu medium
ke medium yang lain akan berbeda. Pembiasan pada
kaca planparalel dapat diselidiki melalui percobaan.
Jalannya sinar yang melalui kaca planparalel
Keterangan:
n1 = indeks bias udara
n2 = indeks bias kaca
N = garis normal
r
N
N
t
i
n1
n2
d
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 37
i = sudut datang
r = susut bias
t = pergeseran sinar datang dengan sinar bias
d = ketebalan cermin
Indeks bias (n) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
𝑛 =sin 𝑖
sin 𝑟
Sedangkan untuk besarnya pergeseran sinar (t)
digunakan rumus:
𝑡 =𝑑. 𝑠𝑖𝑛(𝑖 − 𝑟)
cos 𝑟
Keterangan:
t = pergeseran sinar datang dengan sinar keluar
d = tebal kaca planparalel
i = sudut datang
r = sudut bias
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 38
C. Alat dan Bahan
1. Balok Kaca planparalel
2. Jarum pentul
3. Kertas HVS
4. Busur derajat
5. Mistar
6. Paku tindis
7. Pensil runcing
D. Langkah Kerja
M
N
N
t
O
Q
r
i
P
1 P
2
P
3 P
4
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 39
1. Letakkan kertas HVS di atas meja. Lalu pakulah
sudut-sudutnya dengan paku tindis.
2. Buatlah garis mendatar (M) sepanjang kertas HVS
dan letakkan kaca planparalel diatasnya.
3. Buatkan batas-batas kaca planparalel dengan
menggunakan pensil runcing.
4. Buatlah garis (N) tegak lurus dengan garis M.
Tandai perpotongan antara garis N dengan garis M
dengan simbol O.
5. Ukurlah sudut datang i yang besarnya 230 dari garis
normal, tarik garis sebagai sinar datang.
6. Tancapkan jarum P1 dan P2 pada sinar datang dan
amatilah dari sisi lain kaca planparalel sehingga P1
dan P2 terlihat sebagai satu garis lurus. Tancapkan
jarum P3 dan P4 sehingga P1, P2, P3, dan P4 kelihatan
menjadi satu garis lurus (segaris).
7. Lepaskan kaca planparalel kemudian tarik garis yang
melalui P3 dan P4 hingga menyentuh bidang batas
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 40
kaca plan paralel, beri tanda pada titik pertemuannya
dengan simbol titik Q.
8. Hubungkan titik O dengan titik Q (suatu garis
lurus).
9. Ukurlah besarnya sudut bias (r).
10. Ulangi percobaan anda hingga 5 kali dengan mulai
sudut datang 230 sampai 340 (5 variasi sudut datang)
dan catat i dan r pada tabel.
E. Data Pengamatan
No. i R Sin i Sin r n t
1 230
2 250
3 280
4 320
5 370
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 41
Pertanyaan:
1. Hitunglah besarnya n untuk setiap percobaan.
2. Hitunglah besarnya pergeseran sinar yang terjadi
(t=.......).
3. Jabarkan turunan rumus untuk t dari manakah
rumus tersebut diturunkan secara matematis?
4. Buatlah grafik hubungan antara i dan r sebagaimana
hasil pengamatan anda.
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 42
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 43
BIODATA PENULIS
Apriani Sijabat, lahir pada 18 April
1987 di Sidikalang, Kabupaten
Dairi, Sumatera Utara. Berasal dari
keluarga sederhana dan
merupakan anak kelima dari lima
bersaudara. Namun, beruntung,
dapat mengenyam pendidikan
formal di SD Negeri 030306
Sidikalang dan lulus tahun 1999.
Selanjutnya meneruskan sekolah di
SMP Negeri 2 Sidikalang, tamat
tahun 2002, dan di SMA Negeri 1
Sidikalang, tamat tahun 2005. Setelah lulus SMA kemudian diterima
di program studi Fisika Unimed melalui jalur SPMB dan lulus pada
Tahun 2010. Setelah mendapatkan gelar Sarjana Sains, penulis
pernah bekerja Di PT.Namasindo Plas sebagai Staff Production
Planning Inventory Control. Selanjutnya tahun 2013 penulis
melanjutkan pendiikan ke Pascasarjana Unimed dengan program
studi pendidikan Fisika. Di semester pertama penulis juga diterima
sebagai dosen honor di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Nommensen membawakan matakuliah praktikum Fisika Dasar.
Penulis menyelesaikan magisternya pada Tahun 2016 dan Pada
Tahun 2019 penulis diangkat menjadi dosen tetap di Universitas
HKBP Nommensen Pematangsiantar di program studi pendidikan
Apriani Sijabat, S.Si., M.Pd
Eksperimen Fisika Dasar 44
Fisika sampai dengan sekarang. Desember 2019 penulis telah
memperoleh jabatan akademik asisten ahli dan memenangkan
Penelitian Dosen Pemula Untuk Tahun Anggaran 2020. Saat ini
penulis aktif sebagai dosen di prodi pendidikan Fisika FKIP
UHKBPNP.