53
ELEKTRONIKA DASAR 2 74 Elektronika Dasar 2 Modul 3

Elektronika Dasar 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

modul 3

Citation preview

Page 1: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

74

Elektronika

Dasar 2

Modul 3

Page 2: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

75

OSILATOR

1. Pengantar

Osilator adalah piranti elektronik yang menghasilkan keluaran berupa

isyarat tegangan. Bentuk isyarat tegangan terhadap waktu ada bermacam-

macam, yaitu bentuk sinusoida, persegi (square), segitiga (triangular), gigi

gergaji (sawtooth), atau denyut (pulsa). Osilator berbeda dari penguat,

oleh karena itu penguat perlu ada ioleh karena itu syarat masukan untuk

menghasilkan isyarat keluaran. Pada osilator tak ada isyarat masukan,

hanya ada isyarat keluaran saja yang frekuensi dan amplitudonya dapat

dikontrol. Seringkali suatu penguat secara tak disengaja menghasilkan

keluaran walaupun tak diberi isyarat masukan. Penguat ini dikatakan

berosilasi dengan frekuensi yang nilanya tak dapat dikontrol.

Osilator digunakan secara luas sebagai sumber isyarat untuk menguji

suatu rangkaian elektronik. Osilator seperti ini disebut generator isyarat,

atau generator fungsi apabila isyarat keluarannya dapat mempunyai

berbagai bentuk.

Osilator juga digunakan pada pemancar radio dan televisi, dan juga dalam

komunikasi radio, gelombang mikro, maupun optik untuk menghasilkan

gelombang elektromagnetik yang dapat ditumpangi berbagaiinformasi.

Pesawat penerima radio dan televisi juga menggunakan osilator untuk

memproses isyarat yang datang dengan mencampurnya denga isyarat dari

osilator lokal sehingga dihasilkan isyarat pembawa informasi dengan

frekuensi lebih rendah. Isyarat yang terakhir ini dikenal sebagai isyarat i.f.

(intermediate frekuensi).

Osilator juga digunakan untuk deteksi dan menentukan jarak (detection

and ranging) dengan gelombang mikro (radar) ataupun gelombang

ultrasonic (sonar).

Selanjutnya hamper semua alat-alat digital dari jam tangan, kalkulator,

computer, alat-alat pembantu computer, dan sebagainya menggunakan

osilator.

Page 3: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

76

Jelaskan bahwa osilator memegang peran amat penting dalam dunia

elektronik. Pada dasarnya ada tiga macam osilator, yaitu osilator RC,

osilator LC, dan osilator relaksasi. Dua yang pertama menghasilkan isyarat

berbentuk sinusoida sedangkan osilator relaksasi menghasilkan isyarat

persegi, segitiga, gigi gergaji atau pulsa.

2. Tujuan instruksional umum

Setelah selesai mengerjakan seluruh modul ini, anda diharapkan teleh

memiliki kemampuan-kemampuan berikut :

a. Menganalisis kerja rangkaian osilator dengan menyatakan fungsi

komponen-komponen yang digunakan

b. Menentukan frekuesi osilator, menentukan bentuk isyarat keluaran dari

frekuensi yang ada.

3. Tujuan Instruksional Khusus

Secara lebih terinci, setelah mengerjakan modul ini anda, akan memiliki

kemampuan-kemampuan berikut :

a. Menganalisis kerja berbagai rangkaian osilator RC, yaitu osilator

jembatan Rc, osilator jembatan Wien, dan osilator T-kembar;

b. Menganalisis kerja berbagai rangkaian osilator LC, yaitu osilator Colpitt,

osilator Hartley, dan osilator Kristal;

c. Menganalisi kerja berbagai rangkaian osilator relaksasi, yaitu osilator

lampu neon, osilator UJT, dan osilator Picu Schmitt.

Page 4: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

77

4. Kegiatan Belajar

4.1 Kegiatan Belajar 1

OSILATOR RC

4.1.1 Uraian dan contoh

4.1.1.1 Pengantar

Osilator RC menggunakan hambatan (R) dan kapasitor (C) untuk

menghasilkan isyarat bentuk sinusoida. Frekuensi isyarat bergantung

pada nila R dan C. orang biasanya menggunakan potensiometer untuk

mengubah nilai frekuensi.

Untuk memahami kerja osilator terlebih dahulu kita harus faham tentang

umpan balik, terutama umpan balik positif. Selanjutnya akan mudah

memahami berbagai osilator seperti; osilator jembatan RS, osilator Wien,

dan osilator T-kembar.

4.1.1.2 Umpan Balik

Umpan balik adalah suatu cara untuk membuat agar penguat mempunyai

perilaku tertentu dengan mengembalikan sebagian dari isyarat keluaran

kepada masukkan. Secara lambang hal ini dilukiskan pada gambar 1.

Gambar 1

Av,lb

R1

R2

V1 V0Va

Vf = βv V0

Kita lihat bahwa sebagian dari tegangan syarat keluaran, yaitu isyarat

sebesar

Page 5: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

78

Dengan

Dikembalikan kemasukkan. Besaran disebut factor umpan balik.

Apabila isyarat lebih lemah dari , umpan balik disebut negative, yaitu :

Apabila isyarat lebih kuat , yaitu umpan balik disebut

positif.

Umpan balik negative digunakan agar penguat menjadi lebih mantab,

yaitu tak mudah berosilasi. Kita sudah menjumpai umpan balik negative

dalam penguat op-amp. Umpan balik juga digunakan pada penguat

transistor.

Pada osilator digunakan umpan balik positif. Marilah kita periksa lebih

jauh. Hubungan antara dan adalah melalui , atau penguat lingkar

terbuka, yaitu

Sedang perbandingan dan disebut penguata lingkaran tertutup yaitu

Untuk umpan balik positif

Sedang

Maka

( )

Atau

,

Sehingga

Jika , maka

Page 6: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

79

Apa artinya ini? Tanpa ada isyarat masukan akan dihasilkan isyarat

keluaran. Peristiwa ini disebut osilasi. Hal ini juga sering terjadi pada

penguat, yaitu sesuatu yang harus dihindari, oleh karena akan

mengganggu fungsi penguat.

Namun kalau kita ingin membuat osilator keadaan diatas, justru

diusahakan akan terjad. Adanya umpan balik positif dan keadaan dimana

disebut kondisi osilasi.

4.1.1.3 Osilator Jembatan RC

Satu bentuk osilator jembatan RC adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Osilator jembatan RC

VDD

RD2

CC2

Q2

RS2

CS2

V0BRG

CS1

RS1R2C2

Q1

CC1

C1

R1

A

RD1

Tampak bahwa dan membentuk rangkaian umpan balik positif

yang reaktif, sehingga faktor umpan balik bergantung pada frekuensi. Pada

osilator jembatan RC digunakan dan . Frekuensi dapat

diubah dengan mengubah dan . Dapat ditunjukkan bahwa pada nilai

frekuensi sudut

, maka faktor umpan balik, yaitu

Bila dan dapat ditunjukkan bahwa faktor umpan balik

( ⁄⁄ )⁄ bila

(√ )⁄

Page 7: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

80

Bila penguat lingkar terbuka dibuat agar mempunyai nilai sama dengan

3, maka ( ⁄ )( ) . Oleh karena umpan balik bersifat positif,

rangkaian elektronik ini akan berosilasi pada satu nilai frekuensi, yaitu

⁄ . Penguat lingkar terbuka dapat diatur dengan mengubah

potensiometer , sehingga kondisi osilasi terpenuhi.

4.1.1.4 Osilator Jembatan Wien

Suatu perbaikan dari osilator jembatan RC seperti yang baru dibahas adalah

osilatorjembatan Wien. Osilator jembatan Wien dapat dikontrol dengan

menggunakan pengatur penguatan otomatik (Autometic Gain Control – AGC)

agar mempunyai amplitudo yang konstan terhadap waktu.

Jembatan Wien adalah rangkaian seperti pada Gambar 3, dan suatu osilator

jembatan Wien dengan menggunakan op-amp.

Gambar 3

R1

R2

R

C

R

C

R1

R2

R

C

R

CV0

(a) (b)

(a) Jembatan Wien

(b) Osilator jembatan Wien

Pada Gambar 3b op-amp beserta dan membuat penguat tak membalik

dilihat dari masukan tak membalik (+). Penguatan untuk penguat ini adalah

( ⁄ ) . Pada frekuensi ⁄ , faktor umpan balik positif oleh

pembagi tegangan RC adalah ⁄ . Agar terjadi osilasi haruslah dipenuhi

hubungan sehingga √ ⁄⁄ atau .

Satu masalah dengan osilator RC adalah stabilitas osilator. Suatu osilator

dikatakan tak stabil bila amplitudo isyarat keluaran terus naik sehingga

akhirnya terpotong (clipped), atau osilasi tertekan sehingga tak keluar isyarat.

Pembahasan stabilitas osilator memerlukan pengertian teori kontrol, akan

Page 8: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

81

tetapi dapat disimpulkan hal berikut. Untuk osilator jembatan Wien bila

penguatan kurang dari 3, osilator akan mati dan bila lebih dari 3, maka

isyarat keluaran akan terus membesar sehingga tergunting, akibatnya

keluaran tak lagi berbentuk sinusoida. Agar penguatan tetap mempunyai nilai

diperlukan usaha untuk mengatur penguatan secara automatik

(Automatic Gain Control - ACG).

Suatu upaya untuk melaksanakan ini dilukiskan pada Gambar 4.

Gambar 4. Osilator jembatan Wien dengan penguat daya 1C 1M 386.

R3

L1LAMPU3V, 15

MA

R2

C1

R1

C1

V0

0,01 MF

47K

4K0,01 MF

390

VS

2

3

C210 MF

LM 386

4

5

C3

50 MF

1

Lampu , adalah lampu dengan hambatan kira-kira bila dialiri arus 15

mA, sehingga ( ⁄ ) bila arus 15 mA mengalir pada lampu . Bila

isyarat keluaran membesar maka arus pada lampu akan bertambah besar

dan hambatannya akan membesar pula. Akibatnya penguatan ⁄

akan turun, sehingga tetap akan sama dengan 3, menjaga terpenuhinya

kondisi osilasi.

4.1.1.5 Osilator T-kembar

Page 9: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

82

T-kembar adalah suatu rangkaian RC seperti ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5

R1=R R2=R

C2=C

R3= R/3C3=2CVi V0

V0 / Vi

0

ω = 1 / RC ω

(a) (b)

(a) Rangkaian T-kembar

(b) Respon frekuensi T-kembar

Tanggapan frekuensi T-kembar adalah seperti pada gambar 5(b). Nyata

bahwa T-kembar bersifat sebagai filter band stop atau filternotch, yaitu yang

meneruskan semua harga frekuensi kecuali dalam suatu pita frekuensi

disekitar ⁄ .

Bila , ⁄ , sedang dan secara tepat, maka

isyarat keluaran . Bila tak tepat sama dengan ⁄ akan terjadi isyarat

keluaran yang kecil, yaitu ⁄ . Bila keadaan setimbang ini terjadi oleh

karena ⁄ , maka frekuensi ⁄ ada beda fasa sebesar 1800 antara

keluaran dan masukan.

Kita dapat gunakan T-kembar untuk membuat osilator. Satu rangkaian

osilator T-kembar dengan menggunakan op-amp ditujukan pada Gambar 6.

Gambar 6. Osilator T-kembar

Page 10: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

83

Iok

Iok

C1 0,01 µF

15 K

R1=R- 5V

+ 9V

-

+

2

3

C4

C3

R3 = 6 k

R2=R

15 kC2 = 0,01 µF

R4 = 1 k

C1=C2=C3= 0,01 µF

741

Kita lihat bahwa rangkaian T-kembar menghubungkan keluaran dengan

masukan membalik. Akan tetapi pada ⁄ ada tambahan beda fasa

sebesar 1800, bila ( ) sehingga pada frekuensi ⁄ umpan balik

bersifar positif. Dengan menguabah dapat diatur agar faktor umpan balik

cukup kecil, sehingga , yaitu kondisi osilasi. Untuk rangkaian

pada Gambar 6osilasi terjadi pada frekuensi 1 khz. diatur aga terjadi osilasi

Stabilitas amplitudo osilator dapat dilakukan dengan menggunakan dioda,

isyarat yang dipasang seperti pada Gambar 7.

Gambar 7. Osilator T-kembar dengan Dioda sebagai pengatur amplitudo.

Page 11: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

84

D1

+ 9

- 9 V

9

bR1=10 k

R5=1k

V0

3

2Iok

10k

B1

6

6

R3

0,01 µF

C3=0,02 µFR3

R4

C2=0,9 µF

1k

Dioda akan berkonduksi bila beda tegangan pada dioda melebihi beberapa

ratus milivolt, sehingga mengurangi penguatan. Selanjutnya ini

mengakibatkan adanya pengaturan atau kontrol amplitudo.

Osilator T-kembar digunakan untuk membuat osilator dengan frekuensi yang

dapat mempunyai satu harga atau tidak bervariabel.

4.1.2 Latihan 1

1) Pada osilator jembatan RC (Gambar 2) andaikan dan

a. Tentukan penguatan yang haru diberikan oleh penguat dan

b. Tentukan frekuensi osilstor

c. Tentukan tegangan DC pada titik B

d. Bagaimana fungsi potensiometer untuk menghasilkan osilasi

e. Bagaimana peranan dan untuk menghasilkan osilasi.

2) Pada osilasi jembatan RC

Page 12: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

85

(Gambar 8)

K3

10 k

1 µF

R4 = 1 k

C2 = 1 µF

R1

C1

+

-

a. Tentukan nilai agar terjadi isolasi

b. Tentukan frekuensi osilasi

c. Untuk sering digunakan lampu pijar

Beri penjelasan

3) Perhatikan rangkaian osilator di bawah frekuensi osilasi adalah 1 KHz.

R1

R2

R5

R4R3

C1 C2

C3

R6

IK

Vo

+

-

a. Tentukan R3 , R4 , R5 , R6 , C3 dan C6

Page 13: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

86

b. Bagaimana cara mengatur nilai R6..?

Kunci Jawaban Latihan 1

1) Pada osilator jembatan RC ( Gambar 2 )

C1 = C2 = 1 F dan R1 = 2R2 = 2K Ω

a) (

)

Pada frekuensi

Jadi

Agar terjadi osilasi

Sehingga

b) Frekuensi osilasi

√( )( )( )( )

c) Tegangan dc pada titik B= 0 sebab arus gate ≈ 0

d) Potensi ometer RG diatur sehingga penguatan oleh Q1 dan Q2 = 4

e) RD1 dan RD2 memberikan penguatan oleh AV =α gm1 RD1 gm2 RD2

dengan α adalah pembagian tegangan oleh RG

2) (a) Jembatan Wien akan resitif untuk frekuensi

Page 14: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

87

(

)

(

)

Perubahan oleh R3 dan R4 agar terjadi osilasi adalah

Atau R3 = 3/2 R4 = 1,5 KΩ

b) Frekuensi osilasi

√( )( )( )( )

√( )( )

c) Untuk R4 digunakan lampu pijar sebagai pengatur kekuatan. Apabila

isyarat keluaran besar maka hambatan R4 akan naik karena dialiri

arus.

3) a)

karena T-kembar maka :

R3 = R4 = R

R5 + R6 < 2R.

b) jadi R5 + R6 < 2R = 300Ω

pasang R5 = 220 Ω

R6 = Potensiometer 100Ω

Dan atur agar R5 + R6 < 300Ω

4.1.3 Rangkuman

Page 15: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

88

Pada kegiatan belajar ini anda telah mempelajari tentang persyaratan yang

memberikan osilasi, yaitu adanya umpan balik positif dan berlakuknya

keadaan . Pada keadaan ini penguatan lingkar tertutup menjadi tak

hingga, yang berarti tanpa isyarat masukan akan dihasilkan isyarat keluaran.

Pada osilator keadaan osilasi ini dibuat terkendali, baik frekuensi osilasi,

amplitudo isyarat, maupun bentuk isyarat. Osilator jenis RC menggunakan

transistor dan kapasitor dalam rangkaian umpan balik. Di antara osilator jenis

ini yang cukup populer adalah osilator jembatan RC, osilator jembatan wien,

dan osilator T-kembar.

Pada kegiatan ini kita gunakan op-amp untuk osilator jembatan wien dan

osilator T-kembar.

4.1.4 Tes Formatif

1. syarat agar menjadi osilasi adalah :

a. umpan balik harus melemahkan isyarat masukan

b. umpan balik harus memperkuat masukan

c. faktor umpan balik positif harus sama dengan penguatan lingkar

terbuka

d. faktor umpan balik positif harus sama dengan kebalikan penguatan

lingkar terbuka.

Untuk soal – soal no. 2 hingga no. 5 gunakan gambar 10.

Gambar 10

R1

R2C2R4

IK

Vo

C1

R3

+

-

Page 16: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

89

2. Bentuk Gelombang Keluaran Adalah Sinusioda

Sebab

Osilasi Hanya terjadi pada satu nilai frekuensi

3. Andaikan R1 = 2kΩ , C1 = 2 , R2 = 1 k , C2= 1 , maka frekuensi

osilasi haruslah

a. 1,5 Hz

b. 150 Hz

c. 15 Hz

d. 80 Hz

4. Dengan nilai komponen – komponen seperti pada soal no 3 maka nilai

R3 dan R4 haruslah

a. R3 = 1kΩ R4= 5kΩ

b. R3 = 25kΩ R4= 5kΩ

c. R3 = 10kΩ R4= 5kΩ

d. R3 = 20kΩ R4= 5kΩ

5. Untuk R4 sering digunakan lampu pijar sebab

a. Tanpa menggunakan lampu pijar osilasi tak terjadi

b. Agar terjadi bentuk sinusioda

c. Agar penguatan berubah dengan suhu

d. Untuk mengimbangi perubahan hambatan R3.

Untuk soal – soal no 6 hingga no 8 gunakan gambar 11

R1

R2

R5

R4R3

C1 C3

C2

R6

IK

Vo

+

-

Gambar 11

Page 17: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

90

6. Frekuensi osilasi adalah :

a. 100 Hz

b. 10 KHz

c. 15 KHz

d. 1,5 KHz

7. Nilai R5 + R6 adalah

a. 600Ω

b. 400Ω

c. 1000Ω

d. 300Ω

8. Nilai C2 adalah :

a. 20

b. 10

c. 5

d. 40

4.1.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang ada di

bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban anda yang benar.

Kemudian gunakan rumus di bawah ini mengetahui tingkat penguasaan anda

dalam kegiatan belajar 1.

Rumus :

Arti tingkat penguasaan yang anda capai

90% s/d 100% = baik sekali

80% s/d 89% = baik

70% s/d 79% = cukup

69% = kurang

Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas anda

dapatnmelanjutkan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi kalau

nilai anda dibawah 80% anda harus mengulangi kegiatan belajar 2.

Page 18: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

91

4.2. Kegiatan Belajar 2

OSILATOR LC

4.2.1. Uraian dan Contoh

4.2.1.1 Pendahuluan

Pada kegiatan belajar terdahulu Anda telah belajar tentang osilator RC, yang

menggunakan rangkaian umpan balik yang menggunakan resistor dan

kapasitor.Osilator RC menghasilkan isyarat keluaran berbentuk sinusoida

dengan frekuensi diatur oleh suatu resistor variabel. Osilator RC biasa

dipergunakan untuk frekuensi rendah, yaitu dibawah 1 MHz.

Page 19: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

92

Untuk daerah frekuensi tinggi, misalnya pada daerah frekuensi radio orang

biasa menggunakan rangkaian osilator yang menggunakan induktor (L) dan

kapasitor (C) pada rangkaian umpanbaliknya. Beberapa jenis rangkaian

osilator yang populer adalah osilator Colpitts. Osilator Hartley dan osilator

Peirce yang menggunakan kristal.

4.2.1.2 Dasar-DasarOsilator LC

Bentukdasarosilator LC adalahsepertipadagambardibawah:

Gambar 1

Vi=v

Gambar a gambar b

(a) Bentukdasarosilator LC

(b) Cara yang lazimdigunakanuntukmelukiskanrangkaian a.

Pada gambar di atas umpan balik dipasang negatif, sehingga penguatan

lingkar tertutup (dengan umpan balik) AV, ic adalah:

(3)

Pada gambar bila arus isyarat dalam lingkar dapat dianggap besar

dibandingkan dengan arus isyarat pada bagian lain dariosilator, maka:

Keadaaninidipenuhibila , , dan adalah reaktansi murni yang membentuk

rangkaian resonansi LC paralel, pada keadaan resonansi. Agar umpan balik

jadi positif, kita harus usahakan agar penguatan lingkar . Oleh

karena umpan balik sudah kita nyatakan negatif, sehinggadihasilkanpersaman

3, maka:

…………….(4)

Page 20: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

93

Haruslah bersudut fasa 0o dan positif. Disamping itu:

atau

atau ……………………(5)

Keduasyaratdiatas (persaman 4 danpersamaan 5) hany dapat dipenuhi

bila semua nya adalah reaktansi murni, atau Z= Bila X

berupa kapasitansi, maka X=-1/ , sedangakan bila X berupa induktansi,

X= . Persamaan (4) menjadi:

…………. (6)

Yang harus bertanda positif, dan persaman (5) menjadi :

=0………………………..(7)

Persamaan (6) berarti reaktansi haruslah bertanda sama yaitu kedua

nya kapasitansi dan keduanya induktansi.

Persamaan (7) menyatakan bahwa

( )

Yang berarti tanda reaktansi harus berlawanan tanda dengan dan . Jadi

bila dan adalah kapasitansi, haruslah induktansi, sebalik nya bila

dan induktansi, maka harus kapasitansi.

4.2.1.3 Osilator Hartley

Salah satu rangkaian yang merupakan realisasi dari rangkaian dasar osilator

di atas adalah yang dikenal sebagai osilator Hartley.

Gambar 2.RangkaianOsilator Hartley.

Page 21: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

94

R1

R2

CE

C2

+VCC

L1

L2

RE

Bila kita bandingkan dengan rangkaian dasar pada gambar 1.

dan

Persamaan (3) menjadi:

=0

Dan frekuensiresonansiadalah:

√( )

Beberapa variasiosilator Hartley ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.Dua buah variasi rangkaian Hartley

Page 22: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

95

R1

R2

CE

C2

+VCC

L1

L2

RE

Gambar a

+VCC=9V

BC 107

VR

Gambar b

Pada gambar 3a sadapan pada induktor dan pada gambar 3b sadapan pada

primer trafo keluaran dihubungkan dengan yang ada pada ground ac,

akibat nya rangkaian ekivalen untuk osilator pada gambar 3 adalah sama

dengan rangkaian ekivalen untuk osilator pada gambar 2.

Osilator pada gambar 3b menghasilkan frekuensi audio yang langsung

menghasilkan suara pada pengeras suara. Osilator Hartley pada gambar 4

dinyala akan dan dimatikan secara periodik olehr angkaian R dan C, sehingga

osilator menghasilkan bunyi yang mirip suara anak ayam.

Page 23: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

96

Gambar 4.Osilator yang mengekuarkan bunyi sepert ianak ayam.

VCC=9V

L2

L1

C1

VR

Adapun peristiwanya adalah sebagai berikut:

Sewaktu kapasitor C1 belum terisi muatan listrik, osilator bekerja sehingga

menghasilkan suara. Kapasitor C1 diisi muatan lewat VR dan R sehingga

tegangan dibasisakan naik. Suatu saat VBE transistor melampaui 0,6 volt,

maka transistor akan berkonduksi sehingga osilasi berhenti, pada saat yang

sama perubahan arus yang mendadak menghasilkan tegangan imbas pada L1,

yang juga akan mengakibatkan tegangan yang berlawanan pada L2.

Akibatnya muatan positif kapasitor C akan ditarik melalui C2 sehingga kosong.

Pada saat itu osilator bekerja lagi sehingga menghasilkan bunyi. Demikian

secara berulang-ulang.

4.2.1.4 OsilatorColpitts

Realisasi yang kedua dari rangkaian dasar ossilator LC yang terlukis pada

gambar 1 adalah dikenal sebagai osilator Colpitts.

Salah satu bentuk rangakaian ini dilukiskan pada gambar 5.

Page 24: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

97

C1

C2 L

R1

R3

+VCC

R2

Bila dibandingkan gambar ini dengan rangkaian dasar pada gambar 1 maka:

Persamaanmenjadi:

Sehingga resonansiter jadi pada frekuensi sudut:

(

)L

Atau pada frekuensi :

Suatu variasi dari osilator Colpitts ditunjukan pada gambar 6.

Gambar 6. Suatu osilator Colpitts untuk frekuensi variabel (VFO) untuk

C5

C1

C2 C3 C7

C6

RFC

+12V

180

Agar stabil, untuk hingga harus digunakan kapisitor polystyrene. Untuk

dapat digunakan JFET dengan transkonduktansi gm yang tinggi. Kapasitor

hingga dipasang paralel untuk membagi arus . Bila digunakan suatu

kapasitor akan terjadi pemanasan yang akan mengubah frekuensi terhadap

waktu. Kapasitor dan mempunyai nilai =60 untuk f=1,9 MHz = =

Page 25: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

98

1500 pF. Dioda Diadalah untuk samping pada gate.Pada dasarnya dioda ini

akan membatasi perubahan kapasitansi sambungan dalam sehingga

mengurangi terbentuk nya harmonik, dan perubahan kapasitansi yang

beresonansi dengan L. RFC pada gambar 6 menyatakan Radio Frekuensi

Choke, yang mempunyai reaktansi amat tinggi pada frekuensi audio,

sehingga isyarat tidak mengalir ke tanah. Fungsi RFC adalah untuk memblokir

isyarat akan tetapi meneruskan arus dc. Ini berlawanan dengan fungsi

kapasitor penggandengan yang memblokir arus dc akan tetapi meneruskan

arus ac. Suatu variasi dari osilator Colpitts dilukiskan pada gambar 7.

Gambar 7 osilator colpitts untuk gade-dip meter,

C1

C2

100 p

100 p C =200 p

R

VR

120 K

C 10K

Q1

9 V

RFC

2,5 MH

Rangkaian diatas adalah untuk gate-dip meter, yaitu alat yang digunakan

untuk memeriksa frekuensi resonansi suatu rangkaian resonansi LC

parallel. Osilasi yang timbul di dalam rangkaian dibuat menjadi searah

oleh gate dari JFET Q, sehingga bagian negative dari isyarat akan

mengalir melalui R dan VR, dan dideteksi oleh meter M.

L kita dekatkan pada inductor pada rangkaian LC yang sedang diperiksa,

sambil nilai kapasitansi C1 dan C2 diubah agar frekuensi osilasi berubah.

Bila frekuensi osilator sama dengan frekuensi resonansi rangkaian LC

yang diperiksa, maka akan terjadi induksi, sehingga energy rf dari

osilator diserap oleh rangkaian LC yang sedang diperiksa. Akibatnya arus

rf yang diukur oleh meter akan berkurang. Penguraian arus rf ini akan

tampak sebagai penurunan atau dip pada jarum penunjuk meter

bilankapasitor C1 dan C2 diubah. Dengan demikian kita dapat tentukan

Page 26: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

99

frekuensi resonansi rangkaian LC yang kita uji, yaitu dari harga L, C1 dan

C2 dalam osilator kita.

Dua buah rangkaian osilator LC Colpitts yang menggunakan rangkaian

penguat basis ditanahkan ditunjukkan pada gambar 8.

Gambar 8. Osilator Colpitts basis ditanahkan

TT

VCC

V0

C1

C2

LR1

R2C3

RE

(a)

T

T

VCC

V0

C1

C2

LR1

R2C3

RE

(b)

Pada gambar diatas C3 mempunyai rektansi yang amat kecil pada

frekuensi osilasi (rf), sehingga transistor bekerja dalam konfigurasi basis

ditanahkan. Resonansi ditentukan oleh L, C1 dan C2.

Pada penguat basis ditanahkan isyarat masuk melalui emitor dan

keluaran diambil oleh kolektor, sedangkan basis ada pada tanah ac. Pada

gambar 8 a umpan balik menggunakan C1 dan C2, sedang dari keluaran

C1 tampak terhubung ketanah jadi parallel dengan L membentuk

rangkaian LC paralel. Factor umpan balik dan penguatan lingkar

terbuka harus dibuat agar memenuhi kondisi osilasi yaitu

menghasilkan umpan balik positif dan =1.

4.2.1.5 Osilator Kristal

Agar diperoleh frekuesi yang stabil orang menggunakan Kristal pada

rangkaian osilator. Yang dimaksud dengan Kristal di sini adalah Kristal

kuarsa (qurtz), yaitu Kristal silicon dioksidasi. Kristal ini bersifat

Piezoelektrik.

Page 27: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

100

Piezoelektrik adalah sifat dari beberapa macam Kristal, bila kristak ini

ditekan, maka antara dua permukaan yang ditekan, maka antara dua

permukaan yang ditekan akan timbul beda tegangan listrik. Sebaliknya,

bila antara dua permukaan Kristal diberi beda potensial listrik maka

antara kedua permukaan akan terjadi tekanan mekanis, yang

menyebabkan perubahan bentuk pada Kristal.

Sifat piezoelektrik pada Kristal kuarsa mengakibatkan Kristal ini

berprilaku sebagai suatu system resonansi. Kurva resonansi Kristal ini

amat tajam. Atau mempunyai factor Q yang amat tinggi (dalam orde

ribuan). Frekuensi resonansi Kristal bergantung pada tebal Kristal, dan

arah bidang pemotong Kristal menentukan kekuatan osilasi dan

perubahan frekuensi terhadap suhu.

Rangkaian ekuivalen suatu Kristal adalah seperti pada gambar 9.(a), dan

symbol untuk Kristal adalah seperti gambar (b).

Gambar 9.

(a) (b)

(a) Rangkaian ekuivalen Kristal

(b) Symbol Kristal

Kapasitansi C adalah kapasitansi Kristal sendiri, dan Ch adalah kapasitansi

pemegang Kristal. Tampak bahwa C bersama L membentuk rangkaian LC

seri, sedangkan Ch membentuk rangkaian paralel. Untuk Kristal 90 KHz

nilai L = 137 H, C = 0,0235 pF; R = 15 KΩ yang berarti Q = 5500.

Kapasitansi Ch 3,5 pF jadi jauh lebih besar daripada C. ukuran Kristal ini

adalah 30 mm X 4 mm X 1,5 mm. reaktansi Kristal bila R diabaikan

adalah seperti pada gambar 10.

Page 28: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

101

Gambar 10. Reaksi Kristal

Y

0

WΣ WPW

Tampak bahwa Kristal bersifat induktif (x > 0) untuk daerah frekuensi

yang sempit, antara ωS dan ωP. di luar daerah ini reaktansi Kristal adalah

kapasittif (x > 0). Bila hambatan R diabaikan, reaktansi Kristal dapat

dinyatakan sebagai :

Suatu rangkaian Kristal osilator ditunjukkan pada gambar 11.

Gambar 11.

X tnl

C ds

C gs

100

C tsC gs

100K

X tnlRFC

(a) (b)

(a) Osilator Pierce

(b) Bentuk dasar osilator Pierce

Osilator ini disebut osilator pierce. Dari gambar 11 (a) dan uraian tentang

rangkaian dasar osilator LC pada 4.2.1.2 kristal haruslah bersifat induktif

yang mempunyai reaktansi positif, yaitu bersifat induktif. Ini akan

mengakibatkan bahwa frekuensi resonansi terutama ditentukan oleh

Kristal, dan ini akan terjadi antara frekuensi frekuensi ωS dan ωP dari

Kristal, lebih dekat dari frekuensi ωP.

Page 29: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

102

Gambar 12 melukiskan osilator Pierce menggunakan transistor bipolar.

Rangkaian ini adalah bagian transmitter dari suatu transceiver (walkie

talkie) daya rendah.

Gambar 12. Transmitter walkie talkie dengan osilator pierre.

AUDIO

30P

30P0,01

0,01

0,01

30P50K

X-tnl

27 125 MHz

5K6

1K5

8 : 2

L1 L2

OT 247

RFC

OSILATOR PIERCE

MODULATOR

L : COCKER 2 mm KAWAT 0,32 mm

12 V

Gambar 13 di bawah menunjukkan osilator calpitts dengan Kristal.

Gambar 13.

RC

VCC

100

100 MF

10K100

0,1

ZN 2222

OUT

V

V0

C1

C2CE

R1

R2RE

(a) (b)

Osilator calpitts dengan Kristal

(a) Kolektor ditanahkan

(b) Emitor ditanahkan

Penggunaan Kristal dalam osilator menjamin stabilitas frekuensi osilasi,

artinya frekuensi mempunyai nilai yang tetap. Keberatan menggunakan

Page 30: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

103

kristak adalah bahwa frekuensi tak dapat dibuat variable. Kita hanya

bekerja dengan satu nilai frekuensi yang ditetapkan oleh Kristal yang

digunakan.

4.2.2 latihan 2

1) perhatikan gambar rangkaian pada gambar 14.

RFC

VDD

V0

C1

C2CS

C3

RG

RS

a. Apa nama osilator diatas ?

b. Apa fungsi RFC?

c. Berapa tegangan di G?

d. Andaikan C1 = C2 10 nF dan kita ingin agar frekuensi osilasi

adalah 1 MHz, berapa induktansi L?

e. Apa fungsi RS dan bagaimana menentukan RS dan CS ?

2) untuk rangkaian pada gambar 15.

RFC

R2

V0

CC2

L1

CE

CC1

R1RE

L2

C

a) Apa fungsi RE?

b) Berapa kira-kira nilai tegangan VCE?

c) Bagaimana mengatur R2?

d) Andaikan L1 = L2 = 1 H dan C = 1 nF. Berapa frekuensi osilasi?

Page 31: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

104

3) pada rangkaian gambar 15 ceritakan bagaimana cara membuat agar

nada suara anak ayam menjadi tinggi, dan bagaimana fungsi VR.

Kunci jawaban latihan 2

1) a. osilator colpitta

b. RFC, Radio Frekuensi Choke adalah inductor dengan

induktansi sekitar 10 mH, untuk menahan isyarat RE tak

masuk ke VCC.

c. tegangan di G = 0 V.

d. f = 1 MHz

berarti ω = 2πf = 6.28 x 106

√(

)

√( )( )

( )

( )

( ) ( )

L = 5 μH

e. RS untuk member tegangan panjar mundur Vgs < 0. RS dipilih agar

Vgs (q) = -ID Rs, yaitu dipilih agar isyarat keluaran mempunyai nilai

tegangan puncak ke puncak yang besar C dipilih agar frekuensi

potong bawah serendah mungkin

2) a. fungsi RE adalah agar titik kerja stabil terhadap perubahan suhu

pada Ic0.

b. nilai VCE VCC karena hambatan dari RFC amat kecil.

c. R2 diatur agar tegangan isyarat keluaran sebesar mungkin

d.

( )

√( )

√( )( )

= 0,0357 X 108 = 3,57 MHz

3) a. Agar fungsi nada menjadi tinggi perkecil nilai C.

c. Fungsi R5 untuk membuat frekuensi pemulangan bunyi semakin

sering.

Page 32: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

105

4.2.3 Rangkuman

Pada Kegiatan Belajar ini Anda telah belajar tentang osilator LC, yaitu osilator

yang menggunakan inductor dan kapasitor pada rangkaian umpan baliknya.

Tiga bentuk rangkaian LC yang sering di jumpai adalah rangkaian osilator

Hartley, rangkaian osilator Calpitts, dan rangkian osilator Pierce. Osilator

Pierce menggunakan Kristal sehingga frekuensi osilator dapat di buat amat

stabil, oleh karena kristal kuarsa yang digunakan berlaku sebagai rangkaian

LC parallel dengan nilai Q yang amat tinggi.

4.2.4 Tes Formatif 2

Untuk soal nomor 1 hingga nomor 5 gunakan Gambar 16.

Gambar 16

Diketahui : C1 = 0,025 C2

XC2 = 450 Ω , XC3 = XC5 = XC6 = 5 Ω

XL (RFC) = 10 k Ω

R1 agar VCE = 0,5 VCC

XTAL y1 : f = 5 MHz

Page 33: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

106

1) Nilai induktansi RFC adalah

a. 2020 µH

b. 317 µH

c. 202 µH

d. 31,7 µH

2) Jenis rangkaian osilator di atas adalah

a. Hartley

b. Jembatan Wien

c. T-kembar

d. Peirce

3) Nilai arus kolektor adalah

a. 0,48 mA

b. 0,24 mA

c. 0,96 mA

d. 2 mA

4) Nilai R1 adalah

a. 6 kΩ

b. 5 kΩ

c. 220 kΩ

d. 12 kΩ

5) Fungsi RFC adalah

a. Agar tidak terjadi osilator

b. Member penguatan yang besar

c. Bersama C6 membentuk tapis lolos tinggi

d. Membentuk rangkaian resonansi

Page 34: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

107

Untuk soal nomor 6 hingga nomor 10 gunakan Gambar 17

Gambar 17

6) Frekuensi osilasi adalah

a. 650 KHz

b. 1,43 MHz

c. 227 KHz

d. 10 MHz

7) RG berfungsi untuk

a. Memberi tegangan VGB

b. Membuang muatan yang terkumpul di C2

c. Bersama C2 membentuk diferensiator

d. Bersama C2 membentuk tapis lolos tinggi

8) Jenis rangkaian di atas adalah

a. Colpitts

b. Hartley

c. Jembatan Wien

d. Pierce

9) Impedansi rangkaian L, C2, C3 mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

a. Pada keadaan resonansi bersifat resistif

b. Berlaku sebagai tapis lolos tinggi

c. Berlaku sebagai tapis lolos rendah

d. Pada keadaan resonansi impedansi adalah minimum

Page 35: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

108

10) Nilai VDS dan ID adalah

a. VDS = 10 V, ID = 5 mA

b. VDS = 5 V, ID = 2,5 mA

c. VDS = 10 V, ID = 2,5 mA

d. VDS = 5 V, ID = 5 Ma

4.2.5 Umpan Balik dan Tingkat Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Kemudian gunakan rumus di bawah ini

untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar

2.

Rumus :

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Bila tingkat penguasaan Anda mencapai di atas 80%, Anda dapat meneruskan

dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus.! Tetapi bila tingkat penguasaan Anda di

bawah 80% Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2 terutama bagian yang

belum Anda kuasai.

Page 36: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

109

4.3 Kegiatan Belajar 3

OSILATOR RELAKSASI

4.3.1 Uraian dan Contoh

4.3.1.1 Pendahuluan

Bentuk isyarat yang dikeluarkan oleh osilator relaksasi tidak berbentuk

sinusoida, akan tetapi mungkin berbentuk segi empat, pulsa, segitiga, atau

gigi gergaji.

Osilator relaksasi menggunakan pengisian dan pembuangan muatan pada

suatu kapasitor melalui suatu hambatan. Suatu perubahan yang terjadi

secara eksponensial dalam waktu disebut relaksasi. Oleh karena pengisian

muatan oleh tegangan tetap bersifat eksponensial, maka osilator yang

menggunakan mekanisme ini juga dikenal sebagai osilator relaksasi.

Osilator relaksasi dapat di buat dengan menggunakan Lampu Neon,

Unijunction Transistor (UJT), programmable uni junction transistor (PJT),

op-amp, dan transistor.

4.3.1.2 Osilator Relaksasi Lampu Neon

Gambar 1 menunjukkan rangkaian osilator relaksasi lampu neon. Lampu neon

yang digunakan adalah noen kecil yang sering digunakan pada tespen atau

lampu-lampu panel.

(a)

NeC

R

N+ =200V

(b)

(a) Osilator relaksasi lampu neon

(b) Isyarat keluaran

Page 37: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

110

Lampu neon berisi gas neon pada tekanan amar rendah. Di atas suatu nilai

tegangan tertentu lampu neon menyala dan hambatan lampu neon menjadi

amat kecil. Ini terjadi oleh karena ionisasi gas neon antara kedua kutub.

Kembali kepada Gambar 1, mula-mula kapasitor C diisi muatan melalui R.

Akibatnya tegangan pada kapasitor, yaitu tegangan keluaran, akan naik

secara eksponensial bila tegangan ini mencapai tegangan nyala lampu neon,

maka lampu neon akan menyala, dan hambatannya akan turun. Akibatnya

muatan listrik yang sudah terkumpul di C dibuang melalui lampu neon, dan

tegangan keluaran akan turun dengan amat cepat menuju nol.

Bentuk isyarat keluaran adalah gigi gergaji eksponensial. Periode osilasi

ditentukan oleh hambatan R dan kapasitansi C.

4.3.1.3 Osilator UJT

UJT atau Unijunction Transistor adalah suatu komponen aktif yang banyak

digunakan untuk menghasilkan isyarat pulsa. Pulsa-pulsa ini digunakan untuk

kontrol pada isntrumentasi.

Struktur UJT adalah seperti pada Gambar 2a.

Gambar 2

(a)

B2

B1

E

P

n

(b)

RG1

E

r

R2

B2

B1 (c)

E

B2

B1

(a) Struktur UJT

(b) Rangkaian ekuivalen

(c) Simbol UJT

Pada gambar 2b hambatan Rb, dan Rb2 adalah hambatan ekuivalen di dalam

UJT. Hambatan Rb dinyatakan variabel oleh karena nilainya berubah dengan

arus emitor IE. Karakteristik UJT dapat di uji dengan menggunakan rangkaian

pada Gambar 3.

Page 38: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

111

Gambar 3

(a) Rangkaian untuk menguji UJT

(b) Rangkaian ekuivalen

Bila diode D ada dalam keadaan panjar mundur maka arus IE 0 dan hambatan

R b1 mempunyai nilai maksimum. Hambatan R b1 menyatakan nilai maksimum

ini. Hambatan R b1 + R b2 dan dinyatakan sebagai R bb. Parameter UJT yang

sering digunakan orang adalah yang di sebut intrinsic stand off ratio. Yaitu:

Bila arus emitor

Maka:

Pada keadaan ini tegangan pada emitor

Dengan mengatur posisi ini pada potensiometer RV tegangan dapat di ubah.

Bila maka diode D mendapat panjar maju (forward). Akibatnya emitor

akan memancarkan lubang ke dalam basis. Lubang ini di tolak oleh basis B2

yang mempunyai potensial positif, dan lubang akan terdorong masuk basis B1.

Oleh karena jumlah muatan bebas dalam basis B1 bertambah maka

konduksivitas akan naik, atau hambatan akan turun.

R E

B2

B1

RV Ie D

E

Rb2

Rb2

B1

B2

UJT

(b) (a)

Page 39: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

112

OT

RT

E

Sedemikian rupa sehingga dengan kenaikan arus emitor VE akan turun.

Daerah nilai IE ini di mana tegangan VE turun bila arus I E naik di sebut daerah

hambatan negative : melanjutnya kenaikan arus emitor IE dengan emitor VE

akan bertambah sedikit. Daerah harga arus ini di sebut daerah saturasi.

Karakteristik UJT biasanya dinyatakan oleh grafik antara VE dan IE, yaitu

seperti gambar 4a.

Gambar 4 (a) karakteristik UJT

Bila sumbu IE kita pasang vertical maka kurva karakteristik UJT ini tampak

mirip dengan kurva karakteristik diode dalam keadaan panjar maju (forward).

Arus Ip di sebut arus puncak menyatakan arus emitor yang diperlukan untuk

membuat agar UJT berkonduksi. Arus IV di sebut arus lembah (arus valley),

yang menyatakan akhir dari daerah hambatan negative. Hambatan Rb, untuk

daerah saturasi adalah sekitar 50 ohm. Rangkaian untuk osilator relaksasi

menggunakan UJT ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5. Osilator relaksasi dengan UJT

RB2

RB1

B2

B1

VBB

IE 50 mA

UEB(sat)

Daerah saturasi

IP

VEB

IV

Daerah hambatan

negatif

0

VP

Daerah

cut-off

VV (1-10mA) P(=2 mA

(a) (b)

0

IE

VEB1

Page 40: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

113

Pada mulanya kapasitor CT di sisi muatan RT. setelah VE melebihi

Maka UJT akan berkonduksi, hamabtan VEB menjadi amat kecil. Sehingga arus

akan mengalir dari VBB. Akibatnya pada titik B2 dan B2 akan terjadi pulsa-

pulsa seperti pada gambar 5. Pada kapasitor akan terjadi isyarat berupa gigi

gergaji eksponensial oleh karena pengisian dan pengosongan kapasitor. Bila

kita isi muatan dengan menggunakan sumber arus tetap, seperti di tunjukkan

pada gambar 6.

Gambar 6. Cara untuk memperoleh isyarat keluaran range linier.

UJT banyak digunakan untuk mengatur SCR dan Triac, yaitu komponen

semikonduktor yang berfungsi seperti relay, dengan menggunakan pulsa-

pulsa yang dihasilkan oleh arus baisi pada UJT.

4.3.1.4. osilator PUT

PUT atau programmable unijunction transistor adalah suatukomponen

semikonduktor pnpn seperti di tunjukkan pada gambar 7.

Dari rangkaian ekuivalen tampak bahwa PUT dapat di pandang sebagai dua

transistor yang saling memperkuat, sehingga bila tegangan anoda A lebih

tinggi satu dari rkonduksi. Rangkaian pada basis 1, maka PUT akan

berkonduksi. Rangkaian yang digunakan untuk menguji PUT adalah seperti

gambar 8.

H V

B2

Q2 : 2 N167 1B

B1

20 Ω

1C x 2 MA G

710,0 V

1 K

Q,2N2 90

2 k7

10 k C1

6,0 f

F

Sawtooth 200 HZ

Page 41: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

114

Gambar 7

(a) Struktur PUT

(b) Rangkaian ekuivalen

(c) Bentuk lain gambar (a)

(d) Symbol PUT

GAMBAR 8

(a) Rangkaian untuk menguji PUT

(b) Karakteristik PUT

Tampak bahwa karateristik PUT adalah mirip dengan karakteristik UJT.

Perbedaannya adalah bahwa pada PUT harga IP dan IV dapat diprogramka,

dengan mengubah RG= RG1// RG2.

Arus puncak IP bergantung VG dan RG1 ; jadi IP dapat diprogramkan dengan

mengubah RG. PUT di rancang agar arus anoda kurang dari arus lembah IV .

Tegangan anoda-katoda konduksi VF dan arus IF member informasi tentang

hambatan PUT pada kedaan konduksi. Harga hambatan ini pada keadaan

konduksi adalah kira-kira 30 ohm.

p

n

p

n

A

E

K

p

n

p

n

n

p

E

K

VS

RG1

RG2

VG B

A RA

R

RR

VAK

VP

VF

VV

0 IP IV IA IP

Daerah hambatan

negatif Daerah hambatan negatif

Page 42: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

115

Rangkaian suatu osilator relaksasi dengan menggunakan PUT adalah seperti

pada gambar 9.

Gambar 9. Osilaso relaksasi dengan PUT

Cara kerja osilator di atas adalah seperti pada osilator UJT. Mula-mula

kapasitor Ct di isis melalui Rt dari VSSS. Bila VA > VG + 0,6 V maka PUT akan

berkonduksi, oleh karena hamabtanya mendadak menjadi amat kecil (

). Akibatnya muatan pada kapasitor Ct akan di buang ketanah melalui

PUT dengan cepat. Bila kapasitor tak lagi dapat menyediakan arus yang

diperlukan maka PUT akan berhenti berkonduksi dan akan kembali

mempunyai hambatan amat tinggi. akibatnya kapasitor Ct mengisi muatan

lagi melalui Rt sehingga tegangannya naik secara eksponensial. Bila VA > VG +

0,6 V PUT akan berkonduksi lagi, dan demikian terus menjadi secara berulang.

Tagangan pada anoda akan berubah secara periodic sehingga membentuk

isyarat gigi gergaji eksponensial. Setiap terjadi konduksi PUT arus besar

sesaat, sehingga pada katoda terbentuk pulsa positif. Selama berkonduksi VG

ikut turun tegangannya mengikuti anoda, sehingga pada gate akan terjadi

pulsa begatif.

Seperti halnya pada UJT, osilator relaksasi PUT digunakan untuk

menghasilkan pulsa-pulsa guna mengontrol nyalanya SCR, yaitu semacam

saklar semikonduktor.

Pada gamabar 7c di lukiskan rangkaian ekuivalen PUT sebagai dua transitor

dengan di mana kolektor transistor yang satu masuk ke basis transistor yang

lian. Dalam hal PUT susah di peroleh, dapat digunakan rangkaian seperti pada

gamabar 10, untuk membentuk osilator relaksasi.

V22

Rt

Ct

A

G

K

R3

24K

15K R2

+ 12V

Page 43: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

116

Gambar 10. Osilator relaksasi dengan pasangan transisitor Q1 DAN Q2 bekerja

sebagai PUT

4.3.1.6 Osilator relaksasi dengan op-amp

Kita dapat menggunakan op-omp untuk membuat osilator relaksasi. Pada

umumnya di gunakan rangkaian seperti pada gambar 11.

Gambar 11. osilator relaksasi dengan op-omp.

R1 4 K7

-

+

+15V

-15V

5 K

R2

5 K R3

4 n 7

C1

Tampak bahwa R2 beserta R3 (picu Schmitt) membuat op-amp bekerja

sebagai komparator oleh karena umpan balik yang diberikan oleh R2 dan R3

bersifat positif. Akibatnya bila tegangan kapasitor sedikit melebihi tegangan

masukan non-inverting (+) keluaran akan berubah keadaan, yaitu menjadi

negatif. Kapasitor C1 akan diisi muatan negatif melalui R1. Pada waktu

tegangan kapasitor turun di bawah masukan non-inverting (+) keluaran

Vcc

VD2

R1

10n 1K

1K R3

27K

R4

Q2

D

Q1

Page 44: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

117

berubah keadaan lagi, yaitu menjadi positif. Kapasitor C1 kiri diisi dengan

muatan positif. Peristiwa ini terjadi secara berulang dengan periode kira-kira

sebesar t = RC.

Osilator relaksasi di atas dapat dibuat lebih sederhana dengan menggunakan

IC digital, misalnya 7413, yaitu picu Schmitt. Ini juga ditunjukkan pada

Gambar 12.

Gambar 12. Osilator relaksasi dengan picu Schmitt.

4.3.2 Latihan 3

1) Pada gambar 3b, andaikan VBB = 10 V, Rbb = Rb1 + Rb2 = 6kΩ.

Intrinsic stand-off ratio η = 0,6, maka pada tegangan berapa terjadi

konduksi arus dari emitor ke basis 1.

2) Pada rangkaian berikut (Gambar 13) tentukan :

a. frekuensi isyarat yang dihasilkan

b. bentuk isyarat pada titik A, B1 dan B2.

c. tegangan pada kapasitor agar terjadi konduksi dari emitor pada

basis 1.

Gambar 13

Page 45: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

118

3) Untuk rangkaian berikut (Gambar 14) diinginkan frekuensi sebesar

2KHz.

a. Tentukan nilai Ct.

b. Tegangan G.?

c. Tegangan puncak.

d. Tegangan puncak isyarat pada K

500 kΩ

+RoV

R1

G

K

Ct

R322Ω

R2

12V

Gambar 14

Kunci Jawaban Latihan 3

1) Konduksi dari emitor ke basis tejadi jika VE > Vb1 + 0,6 V.

Sedang VB1 = η VBB = 0,6 x 10 V = 6 V

VE = 6 V + 0,6 V = 6,6 V.

2) a. frekuensi f = ttCR

1 =

Hzxx 64 102,01020

1

= 4

100 = 25 Hz

b. Bentuk isyarat pada emitor

c. Sebelum terjadi konduksi arus dari emitor ke B1, tegangan VB1

η VBB 12 V oleh karena RBB = 6000 Ω >> (R1 + R2). Konduksi

emitor ke basis B1 terjadi jika VE > VB1 + 0,6 V = 12,6 V.

Page 46: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

119

3) a. f = ttCR

1 Atau Ct =

fRt

1 = 200010500

13x

= 2 x 10-9 = 2 nF

b. VG = 21

1

RR

R

VSS =

K

K

36

24 x 12 = 8 V

c. VP = VG + 0,6 V = 8,6 V

` d. VK Puncak = VA = VP = 8,6 V.

4.3.3 Rangkuman

Pada kegiatan belajar ini anda telah belajar tentang rangkaian dan cara kerja

osilator relaksasi. Osilator relaksasi menggunakan pengisian dan

pengosongan kapasitor untuk menghasilkan isyarat keluaran. Ada tiga jenis

osilator relaksasi yang di bahas, yaitu osilator lampu neon, osilator UJT,

osilator PUT dan osilator picu scmitt.

Osilator lampu neon, UJT, dan osilator PUT menggunakan adanya dua

keadaan hambatan, yaitu di bawah tegangan tertentu komponen-komponen

ini mempunyai hambatan besar, dan di atas tegangan tertentu mempunyai

hambatan amat kecil.

Osilator Picu Schmitt menguunakan histeresis pada komparator yang

digunakan. Tanpa ada histeresis tak akan dihasilkan osilasi.

4.3.4 Tes Formatif 3

untuk soal-soal nomor 1 hingga nomor 3 gunakan gambar 15. Rangkaian di

bawah dapat digunakan untuk praktek kode morse.

Untuk WT nilai

= 0,6 v

RBB = 6 kΩ

Gambar 15

2,2 K?

E

B2

B1

K

Speaker

10?

VBB

12V

Page 47: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

120

1) Frekuensi osilasi adalah

a. 10 KHz

b. 1 KHz

c. 150 KHz

d. 1,5 KHz

2) Tentukan tinggi pulsa

a. 6,6 V

b. 7,2 V

c. 7,8 V

d. 8,4 V

3) Tegangan pada B1 pada waktu kapasitor C1 diisi muatan listrik

a. 4 mV

b. 2 mV

c. 0 mV

d. 20 mV

4) Bentuk isyarat pada E

a.

b.

c.

d.

Page 48: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

121

untuk soal nomor 5 hingga nomor 7 gunakan Gambar 16.

Gambar 16

5) Tentukan periode isyarat di B

a. 50 KHz

b. 8 KHz

c. 5 KHz

d. 0,8 KHz

6) Bentuk isyarat pada titik B

a.

b.

t

c.

d

Page 49: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

122

7) Bentuk isyarat pada titik A

a.

b.

c.

d.

Page 50: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

123

Untuk soal-soal nomor 8 hingga nomor 10 gunakan gambar 17.

A R1

R2

-

200

0,5 µF

+ 15 V

- 15 V

5 k

-

+

Gambar 17.

8) Bentuk isyarat pada B

v

0

t

b. v

0

t

v

t0

d. v

0

t

a.

c.

9) Periode Isyarat adalah

a. 100 ns

b. 20 ns

c. 1000 ns

d. 200 ns

10) Lebar histereresis pada komparator

a. 30 V

b. 15 V

c. 7,5 V

d. 0 V

Page 51: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

124

4.3.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokanlah jawaban anda dengan kinci jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat

di bagian belakang modul ini. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk

mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Bila tingkat penguasaan anda mencapai di atas 80%, anda dapat meneruskan

dengan modul berikutnya. Bagus ! tetapi bila tingkat penguasaan anda di

bawah 80% anda harus mengulangi kegiatan belajar 3 terutama bagian yang

belum anda kuasai.

5. Kunci Jawaban Tes Formatif

5.1 Kunci Jawaban Tes Formatif 1

1) c

2) a

3) d

√( )( )( )( )

4) d

Page 52: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

125

5) b

6) c

( )( )

7) b

8) a

5.2 Kunci Jawaban Tes Formatif 2

1) b

( )( )

( ) ( )

2) d

3) a

( )

(

4) d

5) b (Lihat keterangan soal 3)

6) b

7) b

8) a

9) a

10) a

Page 53: Elektronika Dasar 2

ELEKTRONIKA DASAR 2

126

5.3 Kunci Jawaban Tes Formatif 3

1) b

( ) ( ) ( ) ( )

2) c

Tinggi pulsa = 7,8 V

3) d

( ) (

) ( ) (

)

4) d

5) a

( ) ( ( )

6) d

7) a

8) b

9) a

( ) ( )

T=

10)b

6. Referensi

Alley, Charles & Acwood, K.W, Electronic Engineering, John Wiley, 1973.

Sutrisno, Electronika, Teori dasar dan penerapannya, Penerbit ITB, 1986.

(akan terbit)

Schilling Belove, Electronic Circuits, Discrete and Integrated, Mc Graw-Hill,

1981.