Upload
operator-warnet-vast-raha
View
889
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
Endokarditis
A. Konsep Penyakit
a. Pengertian
Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard jantung( lapisan
yang paling dalam dari otot jantung ) akibat infeksi kuman/ mikroorganisme yang
masuk. Biasanya secara normal selalu ada kuman yang komensal di permukaan
luarnya. Pada lapisan ini didapat adanya lesi spesifik, berupa vegetasi, yang
merupakan masa dengan ukuran yang bervariasi, yang terbentuk platelet, fibrin,
mikroba, dan sel- sel inflamasi saling berkaitan satu sama lain. Di dalam jantung,
tempat yang paling sering terkena proses endokerditis infeksi adalah katup
jantung namun proses endokarditis dapat pula mengenai sisi septal defect
(misalnya pada atrial defect, ventricular septal defect), arteriovenois shunt,
arterioterial (patent dustus arterious) atau koartasio aorta, endokarditis dibagi
menjadi dua, yaitu endokarditis infektif dan endokarditis bakterialis.
Endokarditis infektif adalah infeksi pada endokardium(selaput jantung)
dan katub jantung. Endokarditis infektif dapat terjadi secara tiba- tiba dan dalam
beberapa hari bisa berakibat fatal(endokarditis infektif akut) atau bisa terjadi
secara bertahap dan tersamar dalam beberapa minggu sampai beberapa
bulan(endokarditis infektif subakut)
Ada 2 macam endokarditis bacterialis (EB) yaitu: pertama adalah EB akut,
apabila masa inkubasinya berlangsung kurang dari empat minggu. Kedua adalah
Endokarditis baktrialis subakut/ kronis, berlangsungnya lebih dari 4 minggu, biasa
disebut Endokarditis Bakterilis lanta atau special lenta.
b. Etiologi
Mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit ini paling banyak
adalah streptococcus viridans untuk endokarditis subakut, dan staphylococcus
aureus untuk endokarditis infektif akut.
Factor predisposisi adalah kelainan katub jantung, terutama penyakit
jantung reumatik, katub aorta bikuspidalis, prolabs katub mitral dengan
regurgitasi, katub buatan, katub yang floppy pada sindrom marfan, tindakan
bedah gigi orofaring yang baru, tindakan atau pembedahan pada saluran
urogenital atau saluran napas, pecandu, narkotika intravena sentral, dan
pemberian nutrisi penetral yang lama.
c. Patofisiologi
Terjadinya endokarditis reumatik disebabkan langsung oleh demam
reumatik suatu penyakit sistemik yang disebabklan oleh infeksi streptococcus
group A. Demam reumatik mempengaruhi persendian menyebabkan poliartritis.
Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi atau secara langsung
dirusak oleh organisme tersebut.
Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi, artinya jaringan
tersebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung dirusak oleh organisme
tersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensivitas atau reaksi, yang terjadi
sebagai respons terhadap streptokokus hemolitikus. Lekosit darah akan tertimbun
pada jaringan yang terkena dan memben nodul, yang kemudian akan diganti
dengan jaringan parut. Miokardium tentu saja terlibat dalam proses inflamasi ini;
artinya, berkembanglah miokarditis rematik yang sementara melemahkan tenaga
kontraksi jantung. Demikian pula pericardium juga terlibat; artinya, juga terjadi
perikarditis rematik selama perjalanan akut penyakit.komplikasi miokardial dan
pericardial tersebut biasanya tanpa meninggalkan gejala sisa yang serius. Namun
sebaliknya endokarditis rematik mengakibatkan efek samping kecatatan
permanen.
Endokarditis rematik secara anatomis dimanifestasikan dengan adanya
tumbuhan kecil yang transparan, yang menyerupai manik dengan dengan ukuran
sebesar kepala jarum pentul, tersusun dalam deretan sepanjang tepi bilah
katup.Manik- manik kecil tadi tidak tidak tampak berbahaya dan dapat
menghilang tanpa merusak bilah katup, namun yang lebih sering mereka
menimbulkan efek serius. Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses yang
secara bertahap menebalkan bilah- bilah katup, menyebabkanya menjadi
memendek dan menebal disbanding yang normal, sehingga tak dapat menutup
dengan sempurna. Terjadilah kebocoran, suatu keadaan yang disebut regurtasi
katup.Tempat yang paling sering mengalami regurtasi katup adalah katup mitral.
Pada pasien lain, tepi bilah katup yang meradang menjadi lengket satu
sama lain, mengakibatkan stenosis katup, yaitu penyempitan lumen katup.
Sebagian kecil pasien dengan demam reumatik menjadi sakit berat dengan gagal
jantung yang berat, disritmia serius, dan pneumonia rematik.Pasien ini harus
dirawat diruang perawatan intensif.
Kebanyakan pasien sembuh dengan segera dan biasanya
sempurna.Namun, meskipun pasien telah bebas dari gejala, masih ada beberapa
efek residual permanen yang tetap tinggal yang sering menimbulkan deformitas
katup progresif.Beratnya kerusakan jantung, atau bahkan keberadaannya,
mungkin tidak tampak pada pemerikasaan fisik selama fase akut selama
ini.Namun, kemudian bising jantung yang khas untuk stenosis katup, regurgitasi
atau keduanya dapat terdengar pada auskultasi dan pada beberapa pasien, bahkan
dapat terdeteksi adanya thriil pada saat palpasi.Miokardium biasanya dapat
mengkompensasi defek katup tersebut dengan baik sampai beb erapa waktu
tertentu.Selama miokardium masih bias mengkompensasi, pasien masih dalam
keadaan sehat. Namun cepat atau lambat, miokardium gagal jantung akan muncul,
apabila terjadi dekompensasi.
1. Efek destruktif local, akibat infeksi intrakardiak
2. Embolisasi yang berasal dari organ lain
3. Baterimia
4. Reaksi antibody pada orbanisme penyebab infeksi
Port d’entrée(tempat masuk/ tinggalnya kuman) antara lain di tonsil, gigi,
farinks, intestium, traktus urogenetalia. Melalui peredaran darah maka bakteri
melekat pada katub jantung yang rusak maupun endokardium, kemudian
terbentuk sllatu thrombus + fibrin dan didalamnya bakteri- bakteri tersebut
berkumpul dan berkembang biak. Begitu pula dalam tindakan- tindakan bedah
urologis(sistokopi), partus/ abortus, cabut gigi dapat menyebabkan endokarditis.
d. Tanda dan Gejala
Sering pasien tidak mengetahui dengan jelas sejak kaluhan penyakitnya
timbul. Pada beberapa pasien, manifestasi penyakit menjadi jelas sesudah cabut
gigi, infeksi saluran nafas atau tindakan lain. Keluhan umum yang sering diderita
adalah demam, lemah, letih, lesu, keringat malam banyak, anoreksia, berat badan
menurun dan sakit sendi. Bila terjadi emboli akan timbul keluhan seperti paralisis,
sakit dada, sakit perut, hematuria, buta mendadak, sakit pada jari tangan, dan kaki
dan sakit pada kulit.
e. Penatalaksanaan
Prinsip dasar dalam pengobatan endokarditis membasmi kuman penyebab
secepat mungkin, tindakan operasi pada saat yang tepat bila
diperlukan.Mengobati kompliikasi yang terjadi.
Sasaran pengobatan adalah eradikasi total organisme penyerang melalui
dosis adekuat agen antimicrobial yang sesuai.
a. Isolisasikan organisme penyebab melalui seri kultur darah. Kultur
darah dilakukan untuk membantu perjalanan terapi.
b. Setelah pemulihan dari proses infeksi, kerusakan katub serius mungkin
membutuhkan pengganti katub.
c. Suhu tubuh pasien dipantau untuk keefektifan pengobatan.
f. Komplikasi
Diantara berbagai manifestasi klinik dari endokarditis komplikasi
neurologi merupakan hal yang penting karena sering terjadi, merupakan
komplikasi neurologik. Dapat melalui 3 cara:
1. penyumbatan dari pembuluh darah oleh emboli yang berasal dari vegetasi
endokardial
2. infeksi meningen, jaringan otak, dinding pembuluh darah karena septik
emboli atau bakterimia
3. reaksi immunologis
B. Konsep Askep
a. Pengkajian
Data Demografi/ identitas
Umur (usia> tua)
Suku bangsa
Pekerjaan
Lingkungan/ tempat tinggal
Pengkajian data dasar
1) Riwayat atau adnya factor- factor resiko:
Penyakit jantung bawaan
Riwayat bedah jantung
Pemakaian obat-obatan intravena yang sembarangan
Prosedue diagnosa kardiovaskuler sebelumnya yang bersifat
invasive.
2) Pemerisaan fisisk berdasarkan pengkajian status kardiovaskuler dan
survei umum kemungkinan menunjukkan:
Tiga kelompok besar anemia, demam intermitten dan murmur
systole(dengan stenosis aorta infusiensi tricuspid atau
infusiensi mitral) atau murmur diastolic (dengan isufiensi aorta
stenosis tricuspid atau stenosis mitral)
Atralgia
Anoreksia dan kehilangan berat badan
Lelah
Lesi vaskuler
- Nodus osler(nyeri, adanya nodul merah dikulit)
- Lesi janeways(datar, tidak ada nyeri, bintik- bintik
merah yang ditemukan ditelapak kaki dan ditelapak
tangan yang menjadi pusat karena tekanan)
Ptekia
Gejala gagal jantung
3) Pemeriksaan diagnostik
Kultur darah positif untuk infeksi organisme
JDL menunjukkan leukositosis, Hb, hematokrit, dan SDM
dibawah batas normal
Laju sedimen eritrosit(ESR) meningkat, menggambarkan
adanya peradangan
Urinelasis AU menunjukkan hematuria dan proteunaria positif
Sinar X dada mendeteksi gagal jantung kongestif dan
hipertropi jantung
EKG untuk mengkaji gagal jantung dan aritmia
Ekokardiogram untuk menentukan luasnya kerusakan katup
Enzim jantung: CPK mungkin tinggi, tetapi isoenzim MB tidak
ada
Angiografi: dapat menunjukkan stenosis katup dan regurtasi/
penurunan gerak dinding
Sinar X dada: dapat menunjukan pembesaran jantung, infiltrsi
pulmonal
JDL : dapat menunjukkan infeksi akut/ kronis anemia
Kultur darah: dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus, dan
jamur penyebab
LED: umumnya meningkat
Titer ASO: peninggian pada demam reumatik(kemungkinan
pencetus)
Titer ANA: positif pada penyakit antonium missal:
SLE(kemungkinan pencetus)
Perikardiosintesis: cairan pericardial dapat diperiksa untuik
etiologi, infeksi, seperti bakteri, tuberkolosis, infeksi virus, atau
jamur, SLE, penyakit rheumatoid, keganasan.
4) Kajian perasaan pasien dan masalah- masalah tentang kondisi sesudah
distress cardiopulmonal.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri(akut) dapat dihubungkan dengan:
Inflamasi endokardium
Efek- efek sistemik dari infeksi
Iskemia jaringan(miokardium)
2. Intoleransi aktivitas dapat berhubungan dengan:
Inflamasi dan degenerasi sel-sel otot moikard
Pembatasan pengisian jantung/ kontraksi ventrikel,penurunan curah
jantung
Toksin dari organisme penginfeksi
3. Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap factor resiko dapat meliputi :
Akumulasi cairan dalam kantung perikardia (perikarditis)
Stenosis/ insufisiensi katup
Penurunan atau konstriksi fungsi ventrikel
Degenerasi otot jantung
4. Perfusi jaringan, perubahan, resiko tinggi terhadap faktor resiko meliputi Emboli
trombus/ vegetasi katup sekunder terhadap endokarditis
5. kurang pengetahuan tentang kondisi/ pengobatan dapat di hubungkan dengan
Kurang informasi tentang proses penyakit, cara untuk mencegah pengulangan
atau komplikasi.
c. Intervensi
1. Nyeri (akut)
INTERVENSI/ TINDAKAN RASIONAL
Mandiri :
Selidiki keluhan nyeri dada,
perhatikan awitan dan factor
pemberat atau penurun.
Nyeri perikarditis secara khas terletak subternal
dan dapat menyebar keleher dan punggung.
Namun ini berbeda dari iskemia miokard/ nyeri
infrak, pada nyeri ini menjadi memburuk pada
inspirasi dalam, gerakan, atau berbaring dan
hilang dengan duduk tegak/ membungkuk.
Catatan: nyeri dada dapat atau mungkin tidak
menyertai endokarditis dan miokarditis,
Perhatikan penunjuk
nonverbal dari ketidak
nyamanan. Misalnya:
berbaring dengan diam atau
gelisah, tegang otot, menangis.
Berikan lingkungan yang
tenang dan tindakan
kenyamanan. Misalnya:
perubahan posisi, gosokan
punggung, penggunaan
kompres panas/ dingin,
dukungan emosional, berikan
aktivitas hiburan yang yang
tepat
Kolaboratif :
Berikan obat- obat sesuai
indikasi: agen nonsteroid mis,
indometasin(indocin);
ASA(aspirin), antipiretik mis;
ASA/ asetaminofen(Tylenol)
steroid
Berikan oksigen suplemen
sesuai indikasi
tergantung adanya iskemia.
Tindakan ini dapat menurunkan emosional
pasien.
Mengarahkan kembali perhatian, memberikan
distraksi dalam tingkat aktivitas individu.
Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respon
inflamasi
Untuk menurunkan demam dan meningkatkan
kenyamanan.
Dapat diberikan untuk gejala yang lebih berat
Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk
ambilan untuk menurunkan ketidaknyamanan
berkenaan dengan iskemia.
2. Intoleransi aktivitas
INTERVENSI/ TINDAKAN RASIONAL
Mandiri :
Kaji respon pasien terhadap
aktivitas. Perhatikan adanya
Miokarditis menyebabkan inflamasi dan
kemungkinan kerusakan fungsi sel- sel
miokardial, sebagai akibat GJK. Penurunan
dan perubahan dalam keluhan
kelemahan, keletihan, dan
dispnea berkenaan dengan
aktivitas.
Pantau frekuensi/ irama
jantung, TD, dan frekuensi
pernapasan sebelum/ setelah
aktivitas dan selama
diperlukan.
Pertahankan tirah baring
selama priode demam dan
sesuai indikasi
Rencanakan perawatan dengan
priode istirahat/ tidur tanpa
gangguan.
Bantu pasien dalam program
latihan progresif bertahap
sesegera mungkin untuk turun
dari tempat tidur, mencatat
respon tanda vital dan toleransi
pasien pada peningkatan
aktivitas.
Evaluasi respons emosional
terhadap situas/ berikan
dukungan.
pengisian dan curah jantung dapat menyebabkan
pengumpulan cairan dalam kantung pericardial
bila ada perikarditis. Akhirnya, endokarditis
dapat terjadi dengan disfungsi katup, secara
negative mempengaruhi curah jantung.
Membantu menentukan derajat dekompensasi
jantung dan pulmonal. Penurunan TD,
takikardia, disritmia, dan takipnea adalah
indikatif dari kerusakan toleransi jantung
terhadap aktivitas.
Meningkatkan resolusi inflamasi selama fase
akut dari perikarditis/ endokarditis. Catatan:
demam meningkatkan kebuuhan dan kebutuhan
oksigen, karenanya meningkatkan kebutuhan
dan konsumsi oksigen, karenanya meningkatkan
beban kerja jantung dan menurunkan toleransi
aktivitas.
Memberikan keseimbangan dalam kebutuhan
dimana aktivitas bertumpu pada jantung
meningkatkan proses penyembuhan dan
kemampuan koping emosional.
Saat inflamasi/ kondisi dasar teratasi, pasien
mungkin mampu melakukan aktifitas yang
diinginkan, kecuali kerusakan miokard
permanent/ terjadi komplikasi.
Ansietas akan ada karena inflamasi/ infeksi dan
respon jantung (fisiologis), serta derajat takut
pasien serta kebutuhan ketrampilan koping
Kolaborasi :
Berikan oksigen suplemen.
emosional diakibatkan oleh potensial penyakit
yang mengancam hidup(psikologis). Dorongan
dan dukungan akan diperlukan untuk mengatasi
frustrasi terhadap tinggal dirumah sakit yang
lama.
Peningkatan ketersediaan oksigen untuk ambilan
miokard untuk mengimbangi peningkatan
konsumsi oksigen yang terjadi dengan aktivitas.
3. Curah jantung, penurunan, risiko tinggi terhadap factor resiko
INTERVENSI/ TINDAKAN RASIONAL
Mandiri:
Pantau frekuensi/ irama
jantung
Auskultasi bunyi jantung.
Perhatikan jarak/ muffled
tonus jantung, murmur, gallop
S3 dan S4.
Dorong tirah baring dalam
posisi semi fowler.
Berikan tindakan kenyamanan,
missal: gosokan punggung dan
perubahan posisi, dan aktivitas
hiburan dalam toleransi
jantung.
Dorong penggunaan teknik
menejemen stres, missal:
bimbingan imajinasi, latihan
pernafasan.
Selidiki nadi cepat, hipotensi,
Takikardia dan disritmia dapat terjadi saat
jantung berupaya untuk meningkatkan curahnya
berespons pada demam, hipoksia, dan asidosis
karena iskemia.
Memberikan deteksi dini dari terjadinya
komplikasi, missal: GJK, tamponade jantung.
Menurunkan kerja jantung, mrmaksimalkan
curah jantung
Meningkatkan relaksasi dan mengarahkan
kembali perhatian.
Perilaku yang bermanfaat untuk mengontrol
ansietas, meningkatkan relaksasi, menurunkan
beban kerja jantung.
Manifestasi klinis dari tamponade jantung yang
dapat terjadi pada perikarditis bila akumulasi
cairan/ eksudat dalam kantung pericardia
membatasi pengisian dan curah jantung.
Manivestasi klinis dari GJK yang dapat
penyempitan tekanan nadi,
peningkatan CVP/ DVJ,
perubahan tonus jantung,
penurunan tingkat kesadaran.
Kolaborasi:
Berikan oksigen suplemen.
Berikan obat- obatan sesuai
indikasi, missal: digitalis,
diuretic.
Antibiotic/ antimicrobial
intravena
Bantu dalam perikardiosentesis
darurat.
Siapkan pasien untuk
pembedahan, bila
diindikasikan.
menyertai endokarditis(infeksi/ disfungsi katup)
atau miokarditis(disfungsi otot miokard akut).
Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk fungsi
miokard dan untuk menurunkan efek
metabulisme anaerob, yang terjadi sebagai akibat
dari hipoksia dan asidosis.
Dapat diberikan untuk meningkatkan
kontraktilitas miokard dan menurunkan kerja
jantung pada adanya GJK(miokarditis)
Diberikan untuk mengatasi pathogen yang
teridentifikasi(endokarditi/ perikarditis,
miokarditis), yang mencegah keterlibatan/
kerusakan jantung lebih lanjut.
Prosedur dapat dilakukan ditempat tidur untuk
menurunkan tekanan cairan disekitar jantung,
yang dapat dengan cepat memperbaiki curah
jantung(perikarditis).
Penggantian katub mungkin perlu untuk
memperbaiki curah jantung (endokarditis).
Perikardektomi mungkin diperlukan karena
akumulasi cairan pericardial berulang atau
jaringan parut dan kontriksi fungsi
jantung(perikarditis).
4. Perfusi jaringan
INTERVENSI/ TINDAKAN RASIONAL
Mandiri :
Observasi ekstrimitas terhadap
pembekakan, eritmia.
Indicator yang menunjukkan embolisasi sistemik
pada otak.
Perhatikan nyeri tekan/ nyeri,
tanda hormone positif.
Observasi hematuria, disertai
dengan nyeri punggung/
pinggang, oliguria.
Perhatikan keluhan nyeri pada
abdomen kiri atas yang
menyebar ke bahu kiri, nyeri
tekan local, kekakuan
abdominal.
Tingkatkan tirah baring dengan
tepat.
Dorong latihan aktif/ Bantu
dengan rentang gerak sesuai
toleransi.
Kolaborasi:
Berikan/ lepaskan stoking
antiembolisme sesuai indikasi.
Berikan antikoagulan, contoh:
heparin, warfarin(coumadin).
Ketidakaktifan/ tirah baring lama mencetuskan
stasis vena., meningkatkan risiko pembentukan
trombosis vena.
Menandakan emboli ginjal.
Dapat menandakan emboli splenik.
Dapat membantu mencegah pembentukan atau
migrasi emboli pada pasien dengan endokarsitis.
Tirah baring lama (sering diperlukan untuk
pasien dengan endokarditis dan miokarditis),
namun, membawa risikonya sendiri tentang
terjadinya fenomena tromboembolik.
Meningkatkan sirkulasi perifer dan aliran balik
vena, karenanya menurunkan resiko
pembentukan trombus.
Penggunaannya controversial, tetapi dapat
meningkatkan sirkulasi vena dan menurunkan
risiko pembentukan thrombus vena supervisial/
dalam.
Heparilamin dapat digunakan secara profilaksis
bila pasien memerlukan tirah baring lama,
mengalami sepsis atau GJK dan atau sebelum
atau sesudah bedah penggantian katup. Catatan :
Heparin kontraindikasi pada perikarditis dan
tamponade jantung caumaden adalah obat
pilihan untuk tera[pi setelah pengganti katup
jangka panjang, atau adanya thrombus perifer.
5. Kurang pengetahuan(kebutuhan belajar), tentang kondisi/ pengobatan
INTERVENSI/ TINDAKAN RASIONAL
Mandiri:
Jelaskan efek inflamasi pada
jantung, secara individual pada
pasien. Ajarkan untuk
memperhatikan gejala
sehubungan dengan
komplikasi/ berulangnya dan
gejala yang dilaporkan dengan
segera pada pemberi
perawatan, contoh demam,
peningkatan nyeri dada tak
biasanya, peningkatan berat
badan, peningkatan toleransi
terhadap aktivitas.
Anjurkan pasien/ orang
terdekat tentang dosis, tujuan
dan efek samping obat,
kebutuhan diet/ pertimbangan
khusus aktivitas yang
diizinkan/ dibatasi.
Kaji ulang perlunya antibiotik
jangka panjang/ terapi
antimicrobial.
Diskusikan penggunaan
antibiotic profilaksis.
Untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan
sendiri, pasien perlu memahami penyebab
khusus, pengobatan, dan efek jangka panjang
yang diharapkan dari kondisi inflamasi, sesuai
dengan tanda/ gejala yang menunjukkan
kekambuhan/ komplikasi.
Informasi perlu untuk meningkatkan perawatan
diri, peningkatan keterlibatan pada program
terapiutik, mencegah komplikasi.
Perawatan dirumah sakit lama/ pemberian
antibiotik IV/ antimikrobial perlu sampai kultur
darah negative/ hasil darah lain menunjukkan tak
ada infeksi.
Pasien dengan riwayat demam reumatik berisiko
tinggi untuk kambuh dan biasanya memerlukan
Identifikasi tindakan
pencegahan endokarditis
seperti: Pembersihan mulut
dan perawatan gigi yang baik.
Hindari orang yang mengalami
proses infekasi(khususnya
pernafasan).
Pilih metode KB yang
tepat(untuk pasien wanita)
Hindari penggunaan obat
narkotik IV.
Tingkatan praktek kesehatan
seperti nutrisi yang baik,
keseimbangan antara aktivitas/
istirahat, pantau status
kesehatan sendiri dan
melaporkan tanda infeksi.
Berikan imunisasi, contoh
vaksin influenza sesuai
indikasi.
Identifikasi dukungan
profilaksis antibiotic jangka panjang. Pasien
dengan masalah katup yang tidak mengalami
riwayat demam reumatik memerlukan
perlindungan antibiotic jangka pendek untuk
prosedur yang menyebabkan pemindahan
bakteri. Seperti prosedur meliputi prosedur gigi,
tonsilektomi dan/ atau adenoidektomi, prosedur
bedah/ biopsi mukosa pernapasan, bronkoskopi,
insisi/ drainase jaringan terinfeksi dan prosedur
GI/GU, melahirkan.
Bakteri umumnya ditemukan dimulut dapat
masuk dengan mudah kesirkulasi sitemik
melalui gusi.
Terjadinya infeksi, khususnya pernapasan
streptokokal/ pneumokokal atau influenza.
Meningkatkan risiko keterlibatan jantung.
Penggunaan IUD telah dihubungkan dengan
peningkatan risiko proses inflamasi/ infeksi
pelvis.
Menurunkan resiko masuknya pathogen
langsung kesistem sirkulasi.
Kekuatan system imun dan tahanan terhadap
infeksi.
Menurunkan risiko mengalami infeksi berat
yang dapat menimbulkan infeksi jantung.
Ketidaktoleransian terhadap aktivitas dapat
individu/ sumber yang tersedia
pasca pulang untuk memenuhi
perawatan/ kebutuhan
pemeliharaan di rumah.
Tekankan pentingnya evaluasi
perawatan medis teratur,
anjurkan pasien membuat
perjanjian.
Identifikasi factor resiko
pencetus yang dapat dikontrol
pasien, contoh: penggunaan
obat IV(endokarditis) dan
penganan masalah.
mengganggu kemampuan pasien melakukan
tugas yang dibutuhkan
Pemahaman alasan untuk pengawasan medis dan
rencana untuk/ penerimaan tanggung jawab
untuk evaluasi menurunkan risiko kambuh/
komplikasi.
Pasien mungkin bermotivasi dengan adanya
masalah jantung untuk mencari dukungan untuk
menghentikan penyalahgunaan obat/ perilaku
merusak.
d. Evaluasi
1. Nyeri hilang atau terkontrol
2. Pasien memiliki cukup energy untuk beraktivitas
3. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
4. Perfusi jaringan normal dengan terpenuhinya nutrisi jaringan
5. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.