Upload
miguel-burnett
View
70
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ENZIMATIC
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
PENGARUH INHIBITOR DAN AKTIVATOR TERHADAP REAKSI ENZIMATIK
GOLONGAN W - 1
Hana Yosefa (2443011090)
Tirza Valenta (2443011140)
Erima Hefni Arieska (2443011159)
I Made Wiranata (2443011202)
Ivana Permata K (2443012044)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2014/2015
JUDUL PRAKTIKUM : E 3. Pengaruh Aktivator dan Inhibitor Pada Reaksi Enzimatik
TUJUAN :
Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan aktivator dan inhibitor terhadap
reaksi enzimatik pada umumnya, khususnya terhadap reaksi enzimatik amilase dan pati.
DASAR TEORI
Enzim adalah substansi yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan berperan sebagai
katalisator pada reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme. Katalisator adalah substansi
yang mempercepat reaksi tetapi pada hasil reaksi, substansi tersebut tidak berubah. Enzim
mempunyai ciri dimana kerjanya dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satu lingkungan yang
berpengaruh terhadap kerja enzim adalah pH. pH optimal enzim adalah sekitar pH 7 (netral)
dan jika medium menjadi sangat asam atau sangat alkalis enzim mengalami inaktivasi
(Juryatin, 1997)
Aktivitas konsentrasi enzim yang dapat tercapai tertinggi disebut pH optimum.
Tergantung pada masing-masing enzim, sebab tiap enzim adalah karakteristik, juga
tergantung pada macam dan konsentrasi substrat yang dipakai dan syarat-syarat percobaan
lainnya. Menurut jalannya kurva, pH optimum dapat mempunyai lekuk yang lebarnya
bermacam-macam. Pada pH optimum itulah percobaan dilakukan . Pada umumnya, pH
optimum untuk beberapa enzim terdapat antara larutan netral atau asam lemah. Nilai ekstrem
terdapat pada enzim pencernaan, misalnya pepsin (1,2-2,5), tripsin (8-11), dan seterusnya.
Jika dalam larutan tercapai pH tertentu, maka enzim mempunyai daya katalis yang spesifik
(Kusnawidjaja, 1993).
Salah satu enzim yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah amilase. Amilase dapat
diartikan sebagai segolongan enzim yang merombak pati, glikogen dan polisakarida yang
lain. Tumbuhan mengandung α dan β amilase, hewan memiliki hanya α amilase, dijumpai
dalam cairan pankreas dan juga (pada manusia dan beberapa spesies lain) dalam ludah.
Amilase memotong rantai polisakarida yang panjang, menghasilkan campuran glukosa dan
maltosa. Amilosa merupakan polisakarida yang terdiri dari 100-1000 molekul glukosa yang
saling berikatan membentuk rantai lurus. Dalam air, amilosa bereaksi dengan iodin
memberikan warna biru yang khas. (Mongomeri, Rex, 1993).
Faktor – faktor yang mempengaruhi kondisi optimum dari suatu enzim adalah pH,
temperatur, adanya aktivator maupun inhibitor serta waktu yang menjadi faktor optimasi
enzim. Laju reaksi meningkat dengan kenaikan temperatur dan akhirnya enzim kehilangan
semua aktivitas jika protein menjadi rusaak akibat panas. Banyak enzim berfungsi optimal
dalam batas – batas temperatur antara 25-37oC (Page, 1989 : 112). Faktor kedua yaitu pH.
Pengaruh pH terhadap enzim bervariasi tergantung pada jenisnya. Terdapat enzim yang
bekerja secara optimal pada kondisi asam, terdapat pula enzim yang bekerja secara optimum
pada kondisi basa.
Namun pada umumnya enzim bekerja optimum pada pH 7 (Girindra, 1993 : 100).
Faktor ketiga yaitu inhibitor. Selama bertahun – tahun inhibitor telah diklasifikasikan baik
sebagai kompetitif atau non kompetitif. Istilah yang merupakan dua jenis lazim dari inhibisi
reversible (Amstrong, 1995 : 108).Faktor keempat yaitu waktu. Semakin lama waktu reaksi
maka kerja enzim juga akan semakin optimum. Namun setelah mencapai titik optimum maka
kerja enzim akan menurun (Aziz, 2008). Faktor kelima yaitu aktivator. Aktivator merupakan
zat yang memicu kerja enzim. Semakin banyak aktivator maka kerja enzim akan semakin
cepat ( Angelina, 2008 : 57).
Banyak zat yang dapat bekerja untuk menghambat atau mengurangi laju reaksi – reaksi
enzim. Menurut ketentuan inhibisi adalah bersifat reversibel. Aktivitas enzim akan pulih
kembali bila inhibitor dipisahkan dari medium, dengan cara dialisis, elektroforesis, dan lain –
lain. Inaktivator adalah substansi – substansi yang dapat menyebabkan deaktivasi enzim
secara irreversibel (Manitto, 1992 : 76-77).
Inhibitor atau penghambat suatu enzim adalah suatu senyawa atau zat yang dapat
menghalangi aktivitas kerja enzim. Enzim dapat dihambat sementara atau tetap oleh inhibitor
berupa zat kimia tertentu. Zat kimia tersebut merupakan senyawa selain substrat yang biasa
terikat pada sisi aktif enzim (substrat normal) sehingga antara substrat dan inhibitor terjadi
persaingan untuk mendapatkan sisi aktif. Persaingan tersebut terjadi karena inhibitor biasanya
mempunyai kemiripan kimiawi dengan substrat normal. Pada konsentrasi substrat yang
rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi, kondisi tersebut berbalik bila
konsentrasi substrat naik (Sumardjo, 2009 : 393).
Inhibitor adalah molekul yang berikatan secara selektif pada enzim dan menghambat
aktivitas enzim. Beberapa inhibitor berikatan dengan enzim secara reversibel dan yang lain
berikatan secara ireversibel (Bresnick, 2003 : 5). Zat – zat penghambat atau inhibitor ini
dapat dikelompokkan menurut cara bereaksinya dengan enzim, yaitu inhibitor kompetitif atau
inhibitor pesaing, inhibitor non kompetitif, dan inhibitor inkompetitif (Poedjiadi, 1994 : 163).
ALAT
Spektrofotometer, kuvet, stopwatch, penangas air terkontrol, tabung reaksi, pipet volume, mikropipet,
rak tabung reaksi, vortex
BAHAN
Larutan ekstrak kasar enzim amilase ( dikondisikan selalu dingin, dalam penangas es), larutan
pati 2%(w/v), larutan penyangga 0,04 M, pH 4.5, 6.5, 8 dan 10, larutan iodine, larutan HCl
0,1 N.
Preparasi larutan kerja iodine (dibuat baru), encerkan 1,0 ml larutan stock (500mg/ iodine/ I2
dan 5,0 gram KI / 100 ml air) 100 kali, simpan dalam botol gelap.
Preparasi Larutan pati 1,0 % (w/v), larutan pati 2,0 %(w/v) diencerkan 1:1 dengan larutan
penyangga 0,04 M pada pH uji. Larutan pati juga perlu dibuat setiap hari.
PROSEDUR KERJA
1. Buatlah larutan pati 1% dari pengenceran larutan pati 2% 20 ml. diencerkan dengan larutan
dapar.
2. Siapkan 2 tabung reaksi, diberi tanda Ro dan R, kemudian pada masing –masing tabung
tambahkan 5ml larutan pati 1%.
3. Tambahkan 1ml NaCl 1% pada masing –masing tabung, lalu vortex dan tunggu selama 10
menit.
4. Setelah 10 menit, pada tabung reaksi Ro diberi air suling 0,5 ml. Sedangkan pada tabung R
diberi larutan enzim 0,5ml, langsung di hitung waktunya selama 5 menit.
5. Setelah tepat 5 menit, tambahkan HCl 0,1 N untuk menghentikan reaksi, vortex sebentar.
6. Pipetlah masing – masing 0,5ml campuran kedalam tabung reaksi berisi 5 ml larutan kerja
iodine, dan vortex sebentar.
7. Amati warna biru larutan dengan spektrofotometer pada absorbansi 620nm.
8. Aktivitas enzim amilase dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Aktivitas (Unit / ml ) = D[(R0-R)/R0]x100
HASIL PENGAMATAN
Zat yang digunakan R0 R AE
A NaCl 1% 2,620 2,638 -0,687
B NaCl 0,5% 0,459 1,765 2,845
C HgCl2 1% 2,102 2,168 -3,139
D HgCl2 0,5% 2,252 2,347 -4,318
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini ditambahkannya activator sebagai zat yang mempercepat laju
reaksi enzimatik, yaitu NaCl 1%, NaCl 0,5%. Dari data yang didapatkan, diketahui hasil
perhitungan AE pada NaCl 1% adalah -0,687 sedangkan pada NaCl 0,5% adalah 2,845.
Dilihat dari konsentrasi NaCl seharusnya nilai AE pada NaCl 1% lebih besar daripada NaCl
0,5%. Hal ini dikarenakan semakin besarnya konsentrasi NaCl semakin besar pula nilai AE-
nya yang menunjukkan besarnya nilai laju reaksi.
Sedangkan pada penambahan inhibitor sebagai zat yang menghambat laju reaksi
enzimatik yaitu HgCl2 1% dan HgCl2 0,5%. Dari data yang didapatkan diketahui hasil
perhitungan AE akhir pada HgCl2 1% adalah -3,139. Sedangkan pada HgCl2 0,5% adalah -
4,318. Jika dilihat dari konsentrasi HgCl2 seharusnya nilai AE HgCl2 1% lebih kecil daripada
HgCl2 0,5%. Hal ini disebabkan karena konsentrasi HgCl2 semakin besar hambatan yang
ditimbulkan semakin besar. Jika hambatan semakin besar maka nilai laju reaksinya semakin
kecil.
KESIMPULAN
Semakin besarnya konsentrasi activator semakin besar pula nilai laju reaksi
enzimatik. Sedangkan pada inhibitor, semakin besar konsentrasi inhibitor maka nilai laju
reaksi enzimatiknya semakin kecil.
Namun hasil yang didapatkan pada praktikum ini tidak sesuai dengan teoritisnya. Adapun
factor yang mempengaruhi hasil perhitungan pada praktikum ini adalah:
- Pemipetan tidak tepat
- Waktu inkubasi tidak tepat 10 menit dan 5 menit
BAHAN DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Apakah yang dimaksud dengan aktivator dan inhibitor terhadap reaksi enzimatik?
jawab :
- aktivator adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi terhadap enzim
- inhibitor adalah zat yang dapat menghambat laju reaksi terhadap enzim
Apa fungsi NaCl dan HgCl2?
jawab : NaCl sebagai aktivator terhadap aktivitas enzim, sedangkan HgCl2 sebagai inhibitor
terhadap aktivitas enzim.
Apa yang dimaksud Inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif?
jawab :
- Inhibitor kompetitif adalah zat kimia yang serupa dengan substrat yang bereaksi
dengan enzim dengan cara berkompetisi.
- Inhibitor nonkompetitif adalah inhibitor yang bersama dengan substrat, namun situs
perlekatan inhibitor biasanya cukup jauh.
Apakah makna koenzim dan gugus prostetik?
jawab :
- Koenzim adalah senyawa organik yang membantu dalam katalis enzim atau disebut
kofaktor
- Gugus prostetik adalah ikatan kuat antara kofaktor dengan enzim.
Dalam dunia farmasi, apa fungsi penambahan inhibitor dan aktivator terhadap enzim?
jawab :
- untuk uji aktivitas enzim terhadap produk.
- penambahan aktivator untuk meningkatkan aktivitas enzim dalam pembuatan produk
dari fermentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Togu Gultom 2003. Petunjuk Praktikum Biokimia, F. MIPA Universitas Negeri Yogyakarta
Juryatin. 1997. Peran Enzim Amilase pada Tubuh Manusia. http://www.docstoc.com. Diakses 10.6.2012.
Mongomeri, Rex. 1993. Biokimia Jilid I. Universitas Gajah Mada; Jakarta
Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia PRESS,Jakarta.
Sadikin M. 2002. Seri biokimia: biokimia enzim.Widya Medika. Jakarta.
Thenawijaya Maggy, 1990. Dasar-Dasar Biokimia Jilid Satu. Erlangga; Jakarta
Yazit, Estien 2006, Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis. Yogyakarta; Andi
Surabaya, 10 November 2014
Ivana Permata Kurniadi
2443012044