Epidemiologi Anemia

Embed Size (px)

Citation preview

EPIDEMIOLOGI ANEMIA APLASTIKAnemia aplastik tergolong penyakit yang jarang dengan insiden di negara maju: 3 6 kasus/1 juta penduduk/tahun. Epidemiologi anemia aplastik di Timur jauh mempunyai pola yang berbeda dengan di negara Barat. Di negara Timur (Asia Tenggara dan Cina) insidennya 2 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan di negara Barat, insiden anemia aplastik di dapat di eropa dan Israel sebanyak 2 kasus per 1 juta penduduk. laki-laki lebih sering terkena dibandingkan dengan wanita, faktor lingkungan, mungkin infeksi virus, antara lain virus hepatitis, diduga memegang peranan penting. Perjalanan penyakit pada pria juga lebih berat daripada perempuan. Perbedaan umur dan jenis kelamin mungkin disebabkan oleh risiko pekerjaan, sedangkan perbedaaan geografis mungkin disebabkan oleh pengaruh lingkungan.

EPIDEMIOLOGI ANEMIA DEFISIENSI BESIDiperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari 50% penderita ini adalah ADB da terutama mengenai bayi, anak sekolah, ibu hamil dan menyusui. Di Indonesia masih merupakan masalah gizi utama selain kekurangan kalori protein, vitamin A dan yodium. Penelitian di Indonesia mendapatkan prevalensi ADB pada anak balita sekitar 30 40%, pada anak sekolah 25 35% sedangkan hasil SKRT 1992 prevalensi ADB pada balita sebesar 5,55%. ADB mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan anak berupa gangguan tumbuh kembang, penurunan daya tahan tubuh dan daya konsentrasi serta kemampuan belajar sehingga menurunkan prestasi belajar di sekolah.3

EPIDEMIOLOGI ANEMIA DEFISIENSI ASAM FOLATPenelitian epidemiologi menunjukkan bahwa kekurangan status folat berkaitan dengan kanker colorectal, paru, esophageal, otak, servik dan payudara. Keadaan ini (kekurangan folat) juga mengakibatkan gejala depresi dan gangguan psikiatri lainnya.Penelitian awal yang dilakukan Lucy Wills pada tahun 1931 menyatakan bahwa asam folat sebagai nutrisi penting untuk mencegah anemia selama masa kehamilan. Lucy Wills menunjukkan bahwa anemia dapat dicegah dengan brewers yeast. Asam Folat ditemukan sebagai zat penting pada brewers yeast pada akhir tahun 1930an dan diekstraksi dari daun bayam pada tahun 1941. Sedangkan asam folat sintetik pertama dibuat oleh Yellapragada Subbarao pada tahun 1941. Neural tube defects merupakan cacat lahir yang paling umum dan sangat serius. Kelainan ini mengenai sumsum tulang (spina bifida) dan otak (anensephalus). Di Amerika Serikat, Neural tube defects terjadi pada 3000 kehamilan setiap tahunnya dan insidensinya menurun sekitar 50 % pada kurun waktu 1970 dan 1989.2

EPIDEMIOLOGI ANEMIA DEFISIENSI VITAMIN B12Di USA, karena etiologi dari anemia megaloblastik beragam, maka menentukan perkiraan frekuensi anemia megaloblastik menjadi sulit. Frekuensi anemia pernisiosa dikatakan tinggi di Swedia, Denmark, dan United Kingdom (100 130 kasus per 100.000 populasi). Frekuensi anemia megaloblastik lebih tinggi pada negara-negara yang mengalami malnutrisi dan suplementasi vitamin untuk orang-orang tua dan wanita hamil tidak tersedia. Literatur lama menyebutkan bahwa anemia pernisiosa terutama mengenai orang kulit putih dan keturunan Skandinavia dan Eropa Utara. Anemia pernisiosa biasanya mengenai individu yang berumur lebih dari 40 tahun.