6
Epidemiologi Keratitis Menurut Murillo Lopez (2006), Sekitar 25.000 orang Amerika terkena keratitis bakteri per tahun. Kejadian keratitis bakteri bervariasi, dengan lebih sedikit pada negara-negara industri yang secara signifikan lebih sedikit memiliki jumlah pengguna lensa kontak. Insiden keratitis jamur bervariasi sesuai dengan lokasi geografis dan berkisar dari 2% dari kasus keratitis di New York untuk 35% di Florida. Spesies Fusarium merupakan penyebab paling umum infeksi jamur kornea di Amerika Serikat bagian selatan (45- 76% dari keratitis jamur), sedangkan spesies Candida dan Aspergillus lebih umum di negara-negara utara. secara signifikan lebih sedikit yang berkaitan dengan infeksi lensa kontak. 1. Thygeson P. "Superficial Punctate Keratitis". Journal of the American Medical Association.1997. 144:1544-1549. Available at : http://webeye. ophth.uiowa.edu/ dept/service/cornea/cornea.htm (accessed: Juli 2011) 2. Reed, KK. 2007. Thygeson's SPK photos. Nova Southeastern University College of Optometry 3200 South University Drive Ft. Lauderdale, Florida. Available at: http://www.fechter.com/Thygesons.htm . (accessed: Juli 2011)

Epidemiologi Keratitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

epidemiologi keatitis

Citation preview

Page 1: Epidemiologi Keratitis

Epidemiologi Keratitis

Menurut Murillo Lopez (2006), Sekitar 25.000 orang Amerika terkena keratitis

bakteri per tahun. Kejadian keratitis bakteri bervariasi, dengan lebih sedikit pada

negara-negara industri yang secara signifikan lebih sedikit memiliki jumlah pengguna

lensa kontak. Insiden keratitis jamur bervariasi sesuai dengan lokasi geografis dan

berkisar dari 2% dari kasus keratitis di New York untuk 35% di Florida. Spesies

Fusarium merupakan penyebab paling umum infeksi jamur kornea di Amerika Serikat

bagian selatan (45-76% dari keratitis jamur), sedangkan spesies Candida dan

Aspergillus lebih umum di negara-negara utara. secara signifikan lebih sedikit yang

berkaitan dengan infeksi lensa kontak.

1. Thygeson P. "Superficial Punctate Keratitis". Journal of the American Medical

Association.1997. 144:1544-1549. Available at : http://webeye. ophth.uiowa.edu/

dept/service/cornea/cornea.htm (accessed: Juli 2011)

2. Reed, KK. 2007. Thygeson's SPK photos. Nova Southeastern University College of

Optometry 3200 South University Drive Ft. Lauderdale, Florida. Available at:

http://www.fechter.com/Thygesons.htm. (accessed: Juli 2011)

Page 2: Epidemiologi Keratitis

Pemeriksaan Penunjang keratitis bakteri

1. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan kultur bakteri dilakukan dengan menggores ulkus kornea dan

bagian tepinya dengan menggunakan spatula steril kemudian ditanam di

media cokelat, darah dan agar Sabouraud, kemudian dilakukan pengecatan

dengan Gram.

Biopsy kornea dilakukan jika kultur negatif dan tidak ada perbaikan secara

klinis dengan menggunakan blade kornea bila

ditemukan infiltrat dalam di stroma.

2. Terapi

Dapat diberikan inisial antibiotik spektrum luas sambil menunggu hasil kultur

bakteri. Berikut tabel pengobatan inisial antibiotik yang dapat diberikan:

Tabel 2. Terapi inisial untuk keratitis bakteri1

Page 3: Epidemiologi Keratitis

Keratitis Fungi

1. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan kerokan kornea

(sebaiknya dengan spatula Kimura) yaitu dari dasar dan tepi ulkus dengan

biomikroskop. Dapat dilakukan pewarnaan KOH, Gram, Giemsa atau KOH +

Tinta India.

Biopsi jaringan kornea dan diwamai dengan Periodic Acid Schiff atau

Methenamine Silver.

2. Terapi

Obat-obat anti jamur yang dapat diberikan meliputi:

Polyenes termasuk natamycin, nistatin, dan amfoterisin B.

Azoles (imidazoles dan triazoles) termasuk ketoconazole, Miconazole,

flukonazol, itraconazole, econazole, dan clotrimazole.`

Keratitis Virus

1. Pemeriksaan Penunjang

Usapan epitel dengan Giemsa multinuklear noda dapat menunjukkan sel-sel

raksasa, yang dihasilkan dari perpaduan dari sel-sel epitel kornea yang terinfeksi

dan virus intranuclear inklusi

2. Terapi

Debridement

Cara efektif mengobati keratitis dendritik adalah debridement epithelial,

karena virus berlokasi didalam epithelial. Debridement juga mengurangi

Page 4: Epidemiologi Keratitis

beban antigenic virus pada stroma kornea. Epitel sehat melekat erat pada

kornea namun epitel yang terinfeksi mudah dilepaskan. Debridement

dilakukan dengan aplikator berujung kapas khusus. Obat siklopegik seperti

atropine 1% atau homatropin 5% diteteskan kedalam sakus konjungtiva, dan

ditutup dengan sedikit tekanan. Pasien harus diperiksa setiap hari dan diganti

penutupnya sampai defek korneanya sembuh umumnya dalam 72 jam.

Terapi Obat

IDU (Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat dalam larutan 1% dan

diberikan setiap jam, salep 0,5% diberikan setiap 4 jam)

Vibrabin: sama dengan IDU tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep

Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU, diberikan 1% setiap 4 jam

Asiklovir (salep 3%), diberikan setiap 4 jam.

Asiklovir oral dapat bermanfaat untuk herpes mata berat, khususnya

pada orang atopi yang rentan terhadap penyakit herpes mata dan kulit

agresif.

Terapi Bedah

Keratoplasti penetrans mungkin diindikasikan untuk rehabilitasi penglihatan

pasien yang mempunyai parut kornea yang berat, namun hendaknya

dilakukan beberapa bulan setelah penyakit herpes non aktif.