7
Epilepsy 1. Definisi Epilepsy adalah manifestasi gangguan otak dengan berbagai etiologi namun dengan gejala tunggal yang khas, yaitu serangan berkala yang disebabkan oleh muatan listrik neuron kortikal secara berlebihan (Mardjono, 2000). 2. Patofisiologi Tiap neuron yang aktif melepaskan muatan listriknya. Fenomena elektrik ini adalah wajar manifestasi biologiknya berupa gerak otot atau suatu modalitas sensorik, tergantung dari neuron kortikal mana yang melepaskan muatan listriknya. Bilamana bagian somatosensorik melepaskan muatannya, muncullah perasaan protopatik atau proprioseptif. Demikian pula akan timbul perasaan panca indera apabila neuron daerah korteks panca indera melepaskan muatan listriknya.neuron melepaskan muatan listriknya oleh karena potensial membrannya direndahkan oleh potensial post sinaptik yang tiba pada dendrite. Potensial aksi itu disalurkan melalui akson yang bersinaps dengan dendrite neuron lain. Pada keadaan patologik, gaya yang bersifat mekanik atau toksik dapat menurunkan potensial membran neuron, sehingga neuron melepaskan muatan listriknya. Pada tumor cerebrii atau iskemia cerbrii neuron kortikal neuron kortikal dapat memperoleh gangguan pada potensial membrannya sehingga ia melepaskan muatan listrik. Manifestasi klinis berupa kejang atau terasanya suatu modalitas perasaan. Beberapa penyelidikan

Epilepsy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

epilepsi

Citation preview

Page 1: Epilepsy

Epilepsy

1. Definisi

Epilepsy adalah manifestasi gangguan otak dengan berbagai etiologi namun dengan

gejala tunggal yang khas, yaitu serangan berkala yang disebabkan oleh muatan listrik neuron

kortikal secara berlebihan (Mardjono, 2000).

2. Patofisiologi

Tiap neuron yang aktif melepaskan muatan listriknya. Fenomena elektrik ini adalah wajar

manifestasi biologiknya berupa gerak otot atau suatu modalitas sensorik, tergantung dari

neuron kortikal mana yang melepaskan muatan listriknya. Bilamana bagian somatosensorik

melepaskan muatannya, muncullah perasaan protopatik atau proprioseptif. Demikian pula

akan timbul perasaan panca indera apabila neuron daerah korteks panca indera melepaskan

muatan listriknya.neuron melepaskan muatan listriknya oleh karena potensial membrannya

direndahkan oleh potensial post sinaptik yang tiba pada dendrite. Potensial aksi itu disalurkan

melalui akson yang bersinaps dengan dendrite neuron lain.

Pada keadaan patologik, gaya yang bersifat mekanik atau toksik dapat menurunkan

potensial membran neuron, sehingga neuron melepaskan muatan listriknya. Pada tumor

cerebrii atau iskemia cerbrii neuron kortikal neuron kortikal dapat memperoleh gangguan

pada potensial membrannya sehingga ia melepaskan muatan listrik. Manifestasi klinis berupa

kejang atau terasanya suatu modalitas perasaan. Beberapa penyelidikan mengungkapkan

bahwa neurotransmitter asetylcholine merupakan zat Yng cukup merendahkan potensial

membrane postsinaptik. Apabila sudah cukup acetylcholine tertimbun di permukaan otak,

maka pelepasan muatan listrik neuron-neuron kortikal dipermudah (Widjojo,2000)

3. Kelompok penderita epilepsy

Kelompok penderita epilepsy dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu: (Ngoerah,

1990).

a. Kelompok I:

Epilepsy primer. Mereka yang tidak dapat kita ketahui penyebab dari bangkitan

epilepsynya. Kelompok I dinamai epilepsy primer atau genuine (epilepsy esensiil,

epilepsy genetic).

b. kellompok II:

Page 2: Epilepsy

Epilepsy Sekunder Mereka yang dapat diketahui penyebab dan bangkitan

epilepsynya. Kelompok II dinamai epilepsy sekunder atau simtomatik. Lepas muatan

sudah barang tentu mulai di suatu tempat di korteks cerebrii. Tetapi yang menyebabkan

timbulnya lepasan muatan itu tidak selalu berada dalam ruang tengkorak itu sendiri.

Penyebab bangkitan epilepsy dapat berasal intracranial, tetapi dapat pula berada di

ekstrakranial.

- penyebab yang terletak intracranial. Misalnya: kerusakan pada SSP bayi (seewaktu

persalinan, seperti misalnya karena anoksi, perdarahan, maturitas, dan lain-lain), anomaly

congenital, sisa cacat bekas meningitis atau ensefalitis, atrofia korteks cerebrii bekas

ensefalomalasi, sisa cacat bekas trauma kapitis, tumor cerebrii, arterio-venosus

malformasi.

-Penyebab yang terletak ekstrakranial. Misalnya: anoksia, uremia, eklampsi, gangguan

endokrin seperti misalnya hipoglikemi dan gipokalsemi, keracunan seperti misalnya

karena alcohol, dieldrin, dan anti-depresan.

5. Kelompok epilepsy

Epilepsy dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: (Guyton, 2007).

–Epilepsy Grand Mal

Merupakan suatu bentuk epilepsy yang ditandai dengan pelepasan muatan listrik yang

berlebihan dari neuron di seluruh area otak-dalam korteks serebri, di bagian dalam

serebrum, dan bahkan di batang otak. Juga, muatan listrik yang dijalarkan melalui semua

jaras ke medulla spinalis kadang-kadang menimbulkan kejang tonik umum di seluruh tubuh,

serta menjelang akhir serangan yang diikuti oleh kontraksi otot-otot tonik dan kemudian

spasmodik secara bergantian, yang disebut kejang tonik klonik. Seringkali pasien

menggiggit atau “mengunyah” lidahnya dan dapat mengalami kesulitan dalam bernapas,

yang terkadang menimbulkan sianosis. Sinyal yang dijalarkan dari otak ke visera juga

seringkali menimbulkan proses miksi dan defekasi.

Kejang grand mal biasanya berlangsung selama beberapa detik sampai 3-4 menit. Kejang

ini juga ditandai dengan keadaan depresi pascakejang di seluruh sistem saraf; pasien tetap

dalam keadaan stupor selama 1 sampai beberapa menit sesudah serangan kejang berakhir

dan kemudian seringkali tetap lelah dan tertidur selama berjam-jam sesudahnya.

Tampak rekaman EEG yang khas pada hampir semua regio korteks selama fase tonik

Page 3: Epilepsy

serangan grandmal. Adanya gambar EEG dapat menjelaskan adanya pelepasan impuls

bervoltase dan berfrekuensi tinggi yang terjadi di seluruh korteks. Selanjutnya, pada saat

yang bersamaan juga timbul pelepasan impuls yang sama di kedua sisi otak, yang

menggambarkan adanya sirkuit neuron abnormal yang bertanggung jawab atas timbulnya

serangan hebat yang melibatkan region basal otak yang mengendalikan kedua sisi cerebrum

secara bersamaan.

Pada percobaan/eksperimen, serangan grand mal dapat ditimbulkan oleh pemberian zat

perangasang neuron, seperti obat pentilentetrazol, atau dengan menimbulkan keadaan

hipoglikemia akibat insulin, atau dengan cara mengalirkan listrik langsung melalui otak.

Perekaman listrik pada thalamus serta pada formasio retikularis batang otak selama serangan

grand mal, menunjukkan gambaran aktivitas bervoltase tinggi yang khas di kedua area

tersebut, yang serupa dengan gambaran korteks serebri. Oleh karena itu, mungkin, serangan

grand mal ini tidak hanya disebabkan oleh aktivasi yang abnormal pada thalamus dan

korteks serebri tetapi juga disebabkan oleh aktivasi yang abnormal di bagian batang otak

pada sistem aktivasi otak itu sendiri yang terletak di bawah thalamus.

- Epilepsy Petit Mal

Epilepsy petit mal hampir selalu melibatkan sistem aktivasi talamokortikal otak. Epilepsy

ini biasanya ditandai dengan timbulnya keadaan tidak sadar (atau penurunan kesadaran)

selama 3 sampai 30 detik, dan selama waktu serangan, pasien merasakan kontraksi otot

seperti kedutan (twitch-like), yang biasanyanya terjadi di daerah kepala, terutama pengedipan

mata; keadaan ini selanjutnya diikuti dengan kembalinya kesadaran dan timbulnya kembali

aktivitas sebelumnya. Rangkaian kejadian keseluruhan ini disebut dengan absence syndrome

atau absence epilepsy. Pasien mengalami serangan ini satu kali dalam beberapa bulan atau

pada kasus yang jarang, dapat mengalami serangkaian serangan yang cepat, yaitu satu

serangan diikuti oleh serangan lainnya. Serangan petit mal biasanya terjadi pertama kali pada

anak-anak masa akil balik dan menghilang pada umur 30 tahun. Kadangkala, serangan

epilepsy petit mal dapat memicu timbulnya serangan grand mal.

Pola gelombang otak pada epilepsy petit mal yang ditunjukkan pada EEG ditandai

dengan adanya pola kubah dan paku (spike and dome pattern). Gambaran kubah dan paku ini

dapat direkam di sebagian besar atau seluruh bagian korteks serebri, dan menunjukkan

bahwa kejang yng timbul melibatkan sebagian besar sistem aktivasi talamokortikal otak. Dan

Page 4: Epilepsy

eksperimen pada hewan, menunjukkan bahwa hal ini dihasilkan dari gerakan osilasi dari

neuron retikular thalamus inhibitor (yang merupakan neuron penghasil gamma-aminobutirat

acid/GABA inhibitor) dan neuron talamokortikal dan kortikotalamik eksitator.

- Epilepsy Fokal

Epilepsy fokal dapat melibatkan hampir setiap bagian otak, baik region setempat pada

korteks serebri atau struktur-struktur yang lebih dalam pada serebrum dan batang otak.

Epilepsy fokal sering disebabkan oleh lesi organik setempat atau karena adanya kelainan

fungsional, seperti adanya jaringan parut di otak yang mendorong jaringan neuron di

dekatnya, adanya tumor yang menekan daerah otak, rusaknya suatu area pada jaringan otak,

atau kelainan sirkuit setempat yang diperoleh secara kongenital.

Lesi semacam ini dapat menyebabkan pelepasan impuls yang sangat cepat pada neuron

setempat; bila kecepatan pelepasan impuls ini mlebihi beberapa ratus per detik, gelombang

sinkron akan mulai menyebar di seluruh region kortikal di dekatnya. Gelombang ini mungkin

berasal dari sirkuit setempat yang secara bertahap membuat area korteks di dekatnya menjadi

zona lepas-muatan epileptik. Proses ini menyebar ke daerah di dekatnya dengan kecepatan

paling lambat beberapa millimeter per menit dan paling cepat beberapa sentimeter per detik.

Bila gelombang eksitasi semacam ini menyebar ke seluruh korteks motorik, gelombang ini

menyebabkan “deretan” kontraksi otot yang progresif di seluruh sisi tubuh yang berlawanan.

Keadaan ini disebut epilepsy Jackson. Serangan epilepsy fokal dapat terbatas hanya di suatu

area otak, namun pada sebagian besar kasus, sinyal yang kuat dari daerah korteks yang

mengalami kejang dapat merangsang bagian mesensefalik sistem aktivasi otak sedemikian

kuatnya sehingga serangan epilepsy grand mal juga terjadi.

Ada tipe lain epilepsy fokal yang disebut kejang psikomotor, yang dapat menyebabkan

timbulnya periode amnesia singkat, serangan kemarahan yang abnormal, adanya ansietas,

rasa tak nyaman, atau rasa takut yang timbul mendadak, dan bicara inkoheren yang singkat

atau bergumam dari ungkapan yang bertele-tele (trite-phrase). Kadangkala pasien tidak dapat

mengingat aktivitas yang telah dilakukannya selama serangan, namun pada saat lain, ia

menyadari segala sesuatu yang telah dilakukan tetapi tidak mampu mengendalikannya.

Serangan kejang tipe ini seringkali melibatkan bagian limbik otak, seperti hipokampus,

amigdala, septum, dan bagian korteks temporalis.

Page 5: Epilepsy

Guyton, A. C., J. E. Hall. 2007. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Terjemahan

Irawati, et.al. Jakarta: EGC

Mardjono, M., P. Sidharta. 2008. Neurologi klinis dasar. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Dian

Rakyat.

Ngoerah, I. G. N. D. 1990. Dasar-dasar ilmu penyakit saraf. Surabaya: Universitas

Airlangga Press. pp: 179-203.