20
BIODATA Nama : Anita Sukarno Institusi : UIN Alauddin Makassar Jurusan/semester : Ilmu Keperawatan /VI Alamat : Jl.Rappocini Raya no. 101A No. Hp : 085696405099

ESAI ILMIAH.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

esai ilmiah perawatan ulkus diabetikum dengan pendekatan Al Qur'an dan Al Hadist

Citation preview

Page 1: ESAI ILMIAH.docx

BIODATA

Nama : Anita Sukarno

Institusi : UIN Alauddin Makassar

Jurusan/semester : Ilmu Keperawatan /VI

Alamat : Jl.Rappocini Raya no. 101A

No. Hp : 085696405099

Page 2: ESAI ILMIAH.docx

PENDAHULUAN

“Kesehatan bukan segalanya, namun tanpa kesehatan kita tidak dapat

menjalankan segala sesuatu dengan baik”, kutipan ini tentunya tidak asing lagi di

telinga kita dan tentunya kutipan itu memang benar adanya. Saat ini, kita berada

pada abad 21 dimana segala sesuatu harus mobile dengan kata lain manusia

dipaksa untuk terus bergerak untuk memenuhi segala sesuatu yang

dibutuhkannya. Untuk melakukan “gerakan” itu tentunya kita membutuhkan

jasmani dan rohani yang sehat untuk melakukan tindakan yang maksimal.

Saya tidak ingin memperolok almamater saya dengan fakta, bahwa

seharusnya kami mendapatkan mata kuliah khusus yang membahas ilmu

pengetahuan dengan mengkaji Al-Qur’an bukannya hanya pada skripsi saja.

Seharusnya kami mempunyai mata kuliah khusus tentang asuhan keperawatan

islam dan sebagainya. Namun pada kenyataannya tidak. Awalnya saya tidak

memikirkan hal tersebut karena memang saya kurang mendapatkan pelajaran

agama saat saya SMK. Pemikiran ini muncul ketika salah satu dosen tanpa latar

belakang pendidikan agama berkomentar, “Seharusnya yang membedakan kalian

dengan mahasiswa keperawatan dari universitas lain adalah kajian kalian terhadap

Al-Qur’an menyangkut ilmu pengetahuan dunia kesehatan. Itu yang seharusnya

membuat kalian spesial”.

Dari komentar tersebut saya merasa tertarik dan rasa bangga tergugah walau

komentar itu sedikit menyakitkan awalnya. Mulai saat itu, ketertarikan itu berubah

menjadi motivasi yang sedikit saya tuangkan dalam tulisan ini.

Banyak kajian mengenai bekam serta mengkonsumsi kurma, minyak zaitun

dan lain sebagainya yang mempunyai khasiat terhadap kesehatan. Hal itu telah

menjadi metode pengobatan di Timur Tengah. Bagaimana di Indonesia?

Sebagaimana kita tahu Indonesia merupakan negara kepulauan yang

terhampar dari Sabang hingga Merauke. Sejauh mata memandang tak lepas

hamparan hijau di mata kita tatkala kita terbang dengan burung besi dan saat itu

kita sadar Allah SWT telah menurunkan rezkinya yang luar biasa di negeri ini.

Adakah sesuatu yang dapat kita temukan di Indonesia yang dapat kita manfaatkan

Page 3: ESAI ILMIAH.docx

sebagai perkembangan ilmu kesehatan? Jawabannya tentu saja iya. Sebagaimana

firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 69 :

“Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah

jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar

minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,di dalamnya terdapat obat

yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berfikir.” (An-Nahl ayat 69)

Dari ayat tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa madu dapat mempunyai

khasiat mengobati penyakit, dan Indonesia merupakan negara penghasil madu di

dunia. Indonesia harus berbangga mengenai hal ini. Tidak hanya madu, tetapi

rempah-rempah serta apotik hidup seperti jahe,kunyi,temulawak dan sebagainya

membanjiri bumi Indonesia kita.

Tentunya masih banyak sumber daya alam di Indonesia yang layak kita kaji

karena tidak ada yang diciptakan Allah tanpa alasan. Semua yang diciptakan-Nya

mempunyai alasan dan manfaat untuk umat. Seperti pada firman-Nya :

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara

kaduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-

orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”. (Sad ayat 27)

Dari ayat tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa tidak ada yang sia-

sia di bumi ini. Semua yang diciptakan-Nya mempunyai maksud dan tujuan jika

kita mampu mengkaji lebih dalam.

Dalam upaya kesehatan kita tentunya telah mengenal upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif. Jika kita mempergunakan paradigma sehat

tentunya kita senantiasa menggunakan upaya promotif dan preventif untuk

mencegah sakit, sedangkan jika kita menggunakan paradigma sakit sebaliknya

yaitu upaya kuratif dan rehabilitatif atau pengobatan dan rehabilitasi.

Allah telah menurunkan Al-Qur’an kepada kita sebagai sumber

pengetahuan. Tanpa kita sadari dalam firman Allah telah banyak membahas ilmu

kesehatan, seperti yang saya sebutkan metode preventif dan kuratif dalam islam.

Islam mengajarkan kita senantiasa mencegah kesakitan, dan islam mengajarkan

Page 4: ESAI ILMIAH.docx

metode pengobatan untuk umatnya. Dan, apa yang menghalagi kita untuk tidak

mengkaji Al-Qur’an?

Page 5: ESAI ILMIAH.docx

Judul: Prevention Diabetes Type 2 and Kurative method with Inner Outter

Attack Ulcus Diabeticum dengan Pendekatan Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Paradigma sehat merujuk kepada tindakan preventif atau pencegahan dan

paradigma sakit yang merujuk kepada tindakan kuratif sangat didukung oleh ayat-

ayat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Pertama metode preventif yang ditawarkan dari Al-qur’an adalah

pencegahan diabetes melitus dalam pola aktivitas dan nutrisi. Tanpa kita sadari

Allah telah memberikan kita peringatan untuk menjaga pola hidup kita. Berikut

firman Allah:

“Wahai anak Cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap

(memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh

Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf: 31)

Dari ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah melarang kita

berlebihan dalam sesuatu, termasuk dalam pola makan. Kita dapat mencegah

diabetes tipe 2 dengan menjaga pola makan kita dengan begitu kita dapat menjaga

keseimbangan kadar glukosa dan insulin dalam darah.

Jika kita makan dengan pola tidak teratur dan berlebihan maka dapat

mengakibatkan obesitas. Sekitar 80 % pasien diabetes tipe 2 mengalami obesitas.

Karena obesitas berkaitan dengan resistensi insulin, maka kelihatannya akan

timbul kegagalan toleransi glukosa yang menyebabkan diabetes tipe 2. (Sylvia, A

Price, 2005)

Selain pola nutrisi, hal yang menjadi faktor diabetes tipe 2 adalah pola

aktivitas. Rasulullah sangat menyarankan kita untuk berolahraga dalam menjaga

stamina tubuh, hal ini tercantum dalam HR. Al-Baihaqi:

علموا : : » وسلم عليه الله صلى الله رسول قال قال ، عمر ابن عن

المغزل والمرأة ، والرمي السباحة أبناءكم

Artinya:

Dari Ibnu ‘Umar, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Ajari

anak-anak lelakimu renang dan memanah, dan ajari menggunakan alat pemintal

untuk wanita” (Vinda Samudra, 2012)

Page 6: ESAI ILMIAH.docx

Teori dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist di atas sangat sejalan dengan teori

kejadian DM Tipe 2 pada seseorang dipengaruhi oleh gaya hidup yang cenderung

kurang aktivitas, diit tidak sehat dan tidak seimbang. Masyarakat dengan western

diet yang umumnya rendah serat, banyak ditemukan mengidap penyakit diabetes

mellitus, kanker kolon, dan jantung koroner. (Rudi hartono dkk, 2012)

Diabetes Prevention Study di Finlandia dalam penelitiannya selama 3,2

tahun terhadap populasi yang berisiko tinggi DM Tipe 2 yang diberikan

modifikasi diet dan olahraga membuktikan bahwa risiko DM tipe 2 pada populasi

tersebut menurun tajam hingga 58%. ((Rudi hartono dkk, 2012)

Olahraga secara teratur bermanfaat meningkatkan daya kerja (kepekaan)

insulin, namun pengendalian gula darah tidak akan berhasil dengan olahraga saja.

Karena itu upaya ini mesti dipadu dengan pengaturan diet secara teratur. (Rudi

Hartono dkk, 2012)

Lantas muncul di benak saya bahwa puluhan rumah makan cepat saji yang

menghidangkan makanan rendah serat bertebaran di Indonesia seiring lonjakan

kasus diabetes tipe 2. Jika pimpinan negeri ini cinta kepada rakyatnya mengapa

beliau tidak menutup saja rumah makan cepat saji yang pada dasarnya milik

orang-orang Barat tersebut?

Kedua, Kurative method with Inner Outter Attack Ulcus Diabeticum. Inner

dan outter attack yang saya maksud di sini adalah tindakan yang dapat kita

lakukan baik dari dalam tubuh sendiri maupun usaha di luar tubuh untuk

mengobati luka diabetik yang telah nekrosis (jaringan mati) sehingga jaringan

mati tersebut dapat tergantikan dengan cepat dengan jaringan yang baru sehingga

amputasi dapat terhindarkan.

Ketika kita berbicara mengenai ulkus diabetikum atau biasa disebut

gangreng akan muncul 2 pertanyaan. Pertama apakah ulkus diabetikum dapat

sembuh dan tidak meluas? Dan kedua apakah jaringan yang mati dapat digantikan

dengan jaringan yang baru?

Jawaban dari pertanyaan pertama adalah tentu bisa sembuh, karena Allah

menjamin kesembuhan pada hamba-Nya dalah firman-Nya:

Page 7: ESAI ILMIAH.docx

“dan apabila aku (Ibrahim) sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” (Asy-

Syu’ara ayat 80)

Jawaban dari pertanyaan kedua adalah tentu bisa. Dalam esai ini,saya

mempunyai gagasan bahwa hewan kecil dan menjijikkan seperti ulat sagu

belatung mempunyai manfaat besar terhadap penyembuhan diabetes tipe 2.

Karena saya yakin semua ciptaan-Nya mempunyai manfaat dan tidak sia-sia,

seperti firman-Nya:

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara

kaduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-

orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”. (Sad ayat 27)

Baik luka tersebut merupakan luka traumatis, luka akibat tindakan bedah,

ataupun luka terbuka yang kronik, seperti dekubitus, maka salah satu dari

penyebab terbanyak terlambatnya penyembuhan adalah malnutrisi. (Moya J.

Morison, 2003)

Kebutuhan protein dan kalori pasien hampir pasti menjadi lebih tinggi

daripada orang normal ketika terdapat luka yang besar. Asam amino dibutuhkan

untuk sintesis protein struktural seperti kolagen dan untuk melakukan sintesa

protein yang berperan di dalam respon imun. Pada stadium awal setelah luka yang

besar, berbagai sistem endokrin dan sistem saraf mengadakan reaksi terhadap

cedera yang kemudian memicu proses-proses katabolik yang merusak jaringan

tubuhnya sendiri untuk menyediakan bahan-bahan yang diperlukan bagi proses

perbaikan yang sifatnya segera. Pasien-pasien dengan luka bakar atau trauma yang

berat, dapat menderitan pelisutan otot yang dramatis dan kehilangan berat badan

yang cepat, hanya dalam beberapa hari saja. Penggantian protein, kalori, elektrolit

dan cairan, merupakan komponen pengobatan awal yang sangat vital. Bahkan

pada luka terbuka dan kronis, seperti dekubitus, protein dalam jumlah yang

signifikan dapat juga hilang dalam eksudat. Mengkaji status nutrisi pasien

merupakan suatu bagian penting dari pengkajian pasien secara menyeluruh.

(Moya J. Morison,2003)

Page 8: ESAI ILMIAH.docx

Dari teori di atas, sintesa kolagen berperan dalam pembentukan jaringan

baru dan membutuhkan asupan protein tinggi untuk mendukung sintesa kolagen

tersebut.

Inner attack yang saya maksud di sini dengan memanfaatkan makanan

dengan protein tinggi sebagai metode peningkatan sintesis protein.

Dalam jurnal Litbang pertanian tahun 2008, di Papua terdapat makanan

yang terkesan menjijikan namun sangat bermanfaat dan dipercaya lezat karena

kandungan protein yang tinggi. Makanan tersebut adalah ulat sagu. Ulat sagu

merupakan larva dari kumbang merah kelapa (Rhynchophorus ferrugineus).

(Sjahrul Bustaman, 2008)

Berdasarkan hasil analisis proksimat, ulat sagu mengandung protein

13,80%, lemak 18,09%, dan air 64,21%. Prospek pemanfaatan ulat sagu adalah

produksi ulat sagu digunakan sebagai pakan ternak karena mengandung berbagai

asam amino esensial yang cukup tinggi sehingga dapat menjadi alternatif sumber

protein pakan ternak. (Sjahrul Bustaman , 2008).

Dalam Al-Qur’an, ulat tidak tercantum sebagai makanan yang haram,

sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging

babi dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyembut nama) selain

Allah. Tetapi barang siapa terpaksa (memakannya), bukan karena

menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.

Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Al-Baqarah ayat 173)

Fatwa halal mengkonsumsi ulat terdapat pada ulama-ulama mazhab Maliki

berpandangan berbeda. Setelah perdebatan cukup panjang, mereka akhirnya

menyepakati bahwa semua jenis serangga, termasuk ulat, apabila tidak mudarat

atau membahayakan keselamatan jiwa dan kesehatan, boleh-boleh saja

dikonsumsi alias halal. (Anonimus, 2012)

Lalu saya berpikir, mengapa kita tidak memanfaatkan sumber protein tinggi

pada ulat sagu untuk program diet pada penderita ulkus diabetikum. Hal ini bisa

menjadi alternatif pengobatan mengingat masyarakat yang selalu beranggapan

ulkus diabetikum tidak dapat disembuhkan. Kadar proteinnya yang tinggi dapat

Page 9: ESAI ILMIAH.docx

meningkatkan sintesa kolagen sehingga mampu mempercepat pertumbuhan

jaringan baru dengan begitu amputasi dapat terhindarkan.

Kita dapat mengembangbiakan ulat sagu dengan membuat peternakan ulat

sagu di Indonesia mengingat negara kita juga negara agraris tentunya hal ini akan

menjadi terobosan terbaru. Dengan begitu, ulat sagu tidak hanya sebagai sumber

makanan bagi orang Papua atau sekedar menjadi pakan ternak, namun kita dapat

memanfaatkannya dalam penyembuhan ulkus diabetikum.

Sedangkan outter attack adalah perawatan luka ulkus diabetikum. Dalam

perawatan luka kita perlu mengenal istilah debridement. Debridement merupakan

membersihkan luka dengan mengangkat jaringan mati (nekrosis) sebelum luka

dibalut kembali. Debridement biasanya dilakukan dengan menggunakan gunting

jaringan dan intstrumen lainnya. Hal ini membutuhkan waktu yang lama dan

terkadang lebih menyakitkan klien.

Saat ini saya terinspirasi dengan perkataan dosen saya yang mengatakan,

“Bahkan belatungpun membantu dalam perawatan luka.” Saya penasaran dan

mencari beberapa jurnal, dan ternyata benar.

Belatung (Lucilia sericata) merupakan larva lalat yang selama ini kita

pandang sebagai makhluk menjijikkan dan tak mempunyai manfaat ternyata

mempunyai manfaat yang besar ketika kita mampu mengkajinya lebih dalam.

Dalam Hongkong Medical Journal, Belatung digunakan untuk merawat luka

kronik dengan sterilisasi dan perbaikan dari teknik yang diberikan, belatung telah

terbukti aman dan metode efektif untuk debridement untuk perawatan luka yang

sulit. Meskipun debridemen terapi dengan menggunakan belatung tanpa batasan,

ini merupakan alternatif terakhir untuk luka atau ulkus yang gagal dengan terapi

konvensional. (Dominic CW Chan dkk, 2007)

Mekanisme terapi debridemen belatung, yang pertama adalah debridement.

Para ilmuwan pertama kali mempostulatkan bahwa tindakan debridement

belatung adalah karena mereka mempunyai mekanik menggeliat. Belatung

menggunakan sepasang rahang atau kait untuk pergerakan, dan itu diyakini bahwa

sepasang rahang atau kait dapat memfasilitasi debridement luka. Baru-baru ini,

tiga kelas enzim proteolitik telah diidentifikasi dalam ekskresi belatung / sekresi

Page 10: ESAI ILMIAH.docx

(ES). Enzim ini efektif mendegradasi komponen matriks ekstraseluler, termasuk

laminin dan fibronectin. ES sehingga dapat membantu dalam pencernaan matriks

luka, menyebabkan debridement efektif. (Dominic CW Chan dkk, 2007)

Mekanisme kedua adalah Disinfection. Kehadiran zat antibakteri telah lama

diidentifikasi dalam ekskresi/ sekresi belatung (ES). Dengan demikian, ES memiliki efek

penghambatan pada bakteri Gram-positif dan Gram-negatif, termasuk methicillin-resisten

Staphylococcus aureus (MRSA), Eschericia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Cara

kerja ES adalah termal stabil dan protease-resistant. Menggunakan ultrafiltrasi, hasil studi

terakhir mengidentifikasi dua fraksi dengan efek penghambat pada S. aureus dan MRSA.

Ia juga percaya bahwa amonia diekskresikan oleh belatung meningkat pH luka, sehingga

menciptakan lingkungan yang kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. (Dominic CW

Chan dkk, 2007)

Mekanisme ketiga adalah Enhancement of wound healing. Peningkatan

penyembuhan luka. Ia dipercaya bahwa peningkatan dalam pertumbuhan jaringan

disebabkan peningkatan proliferasi fibroblast dibawa oleh ES. Horobin at al

mendemonstrasikan bahwa ES diubah menjadi adhesi fibroblast kolagen dan

fibronektin, dan itu terbukti dapat meningkatkan migrasi (tetapi tidak hanya

proliferasi) dari fibroblas. Hal ini terutama disebabkan oleh aksi serin dan metalo

proteinase. Peneliti ini kemudian mengembangkan model tiga dimensi untuk lebih

merangsang luka manusia. Hasilnya adalah konsisten dengan penelitian

sebelumnya dan didukung oleh peneliti kemudian. Upregulation phosphotylation

tirosin juga terdeteksi, yang mungkin meningkatkan motilitas fibroblas. Orang

lain telah mendalilkan bahwa sitokin disekresi oleh belatung, yang membantu

penyembuhan luka. Tingginya kadar gamma-interferon dan interleukin-10 (IL-10)

ditemukan di ES, tetapi untuk cuaca sitokin ini bertanggung jawab untuk

meningkatkan granulasi memerlukan investigasi lebih lanjut. (Dominic CW Chan

dkk, 2007)

Setelah mengetahui manfaat dari belatung atau maggot muncul ketertarikan

kepada saya, kita tidak hanya dapat mengembangbiakkan ulat sagu, namun kita

juga dapat mengembang biakkan belatung yang berasal dari larva lalat.

Page 11: ESAI ILMIAH.docx

Dengan dilakukan metode preventif dan pengkajian lebih dalam tentang

metode kuratif tersebut, saya yakin hal ini sangat bermanfaat dengan begitu kita

bisa mewujudkan peternakan ulat sagu yang menjadi sumber protein tinggi dalam

meningkatkan sintesa kolagen dalam penyembuhan luka serta maggot company

dapat terwujud dalam metode debridement modern. Dan lonjakan diabetes tipe 2

dapat diturunkan.

Page 12: ESAI ILMIAH.docx

PENUTUP

Dengan melakukan kajian mendalam terhadap Al-Qur’an dan Al-Hadist kita

dapat menemukan pengetahuan tentang metode preventif dan metode kuratif

dalam masalah kesehatan. Saya berpendapat bahwa tulisan ini dapat menjadi salah

satu bentuk kajian tentang pemecahan masalah Diabetes Mellitus tipe 2. Solusi

yang ditawarkan dengan mewujudkan peternakan ulat sagu yang menjadi sumber

protein tinggi dalam meningkatkan sintesa kolagen dalam penyembuhan luka serta

maggot company dapat terwujud dalam metode debridement modern. Dan

lonjakan diabetes tipe 2 dapat diturunkan.

Page 13: ESAI ILMIAH.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonimus. 2012. Halal di Balik Lezatnya Ulat Sagu?. Available on:

http://www.ibadahonline.com/konten/halal-dan-sehat/halal-dibalik-lezatnya-

ulat-sagu.

2. Bustaman,Sjahrul. 2008. Potensi Ulat Sagu dan Prospek Pemanfaatannya.

Jurnal Litbang Pertanian,27 (2) 2008. Available on:

http://pustaka.litbang.deptan.do.id/publikasi/p3272082.pdf

3. Departemen Agama. 2002. Al-Qur’an dan Terjemahannya Juz 1-30.

Surabaya: Mekar Surabaya

4. Dominic CW Chan,dkk.2007.Maggot Debridement Therapy In Cronic Wound

Care. Hongkong Med J Vol 13 No 5 Oktober 2007. Available on:

http://hkmj.org/article_pdf/hkm0710p382.pdf.

5. Moya J Morison. 2003. Manajemen Luka. Jakarta:EGC

6. Rudi Hartono, dkk. 2012. Hubungan Asupan Serat Larut (Soluble Dietary

Fiber) dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Pasien

Rawat Jalan di RSUD DR. Rubini Kalimantan Barat. Available on:

http://fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gizi/rudi%20hartono.pdf

7. Samudra,Vinda. 2012. Memanah Berenang Berkuda. Available on:

http://vindasamudra.blogspot.com/2012/12/memanah-berenang-berkuda.html

8. Sylvia A, Price. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit

Edisi 6. Jakarta: EGC