5
Lagu Kita Siapa yang Jaga? Budaya. Sebuah kata yang amat singkat, namun memiliki berjuta makna. Budaya dapat berbentuk karya seni, makanan, tarian, lagu, adat, perilaku, maupun suatu kebiasaan yang telah melekat erat di dalam diri suatu masyarakat. Negeri tempat kita tinggal, tempat kita lahir dan bernaung, Indonesia, tentu saja memiliki keunikan budayanya sendiri. Sebagai negara yang memiliki wilayah yang luas, beribu-ribu pulau, dan beratus-ratus suku, pantaslah bila Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tak terhitung jumlahnya. Namun sayangnya, kurangnya rasa memiliki dan kurangnya kesadaran dari sebagian besar masyarakat Indonesia menyebabkan banyaknya budaya bangsa ini yang mulai hilang dan pudar, atau bahkan diakui oleh negara lain. Pantaskah kita sebagai pemuda pemudi bangsa ini berdiam diri? Pantaskah kita tertawa diatas rapuhnya budaya yang mulai tergerus jaman? Salah satu bentuk budaya yang terdapat di Indonesia adalah lagu dan musik yang bersifat kedaerahan. Lagu-lagu ini, seperti halnya baju daerah, menjadi salah satu identitas dan ciri khas dari daerah tersebut. Ada berapa banyak pulau di negeri ini? Ratusan? Ribuan? Dengan demikian, ribuan juga lagu-lagu asli daerah Indonesia yang tercipta. Banyaknya daerah yang terdapat di negeri ini pula yang turut mempengaruhi kayanya Indonesia akan lagu daerah. Bila kita lihat, dari ujung Sumatera hingga tanah Papua, masing-masing memiliki ciri khas musik dan lagu yang berbeda. Perbedaan ini dapat kita lihat dari segi irama, musik pengiring, bahasa yang

ESAI OKK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

esai okk ui 2013

Citation preview

Page 1: ESAI OKK

Lagu Kita Siapa yang Jaga?

Budaya. Sebuah kata yang amat singkat, namun memiliki berjuta makna. Budaya

dapat berbentuk karya seni, makanan, tarian, lagu, adat, perilaku, maupun suatu kebiasaan

yang telah melekat erat di dalam diri suatu masyarakat. Negeri tempat kita tinggal, tempat

kita lahir dan bernaung, Indonesia, tentu saja memiliki keunikan budayanya sendiri. Sebagai

negara yang memiliki wilayah yang luas, beribu-ribu pulau, dan beratus-ratus suku, pantaslah

bila Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tak terhitung jumlahnya. Namun sayangnya,

kurangnya rasa memiliki dan kurangnya kesadaran dari sebagian besar masyarakat Indonesia

menyebabkan banyaknya budaya bangsa ini yang mulai hilang dan pudar, atau bahkan diakui

oleh negara lain. Pantaskah kita sebagai pemuda pemudi bangsa ini berdiam diri? Pantaskah

kita tertawa diatas rapuhnya budaya yang mulai tergerus jaman?

Salah satu bentuk budaya yang terdapat di Indonesia adalah lagu dan musik yang

bersifat kedaerahan. Lagu-lagu ini, seperti halnya baju daerah, menjadi salah satu identitas

dan ciri khas dari daerah tersebut. Ada berapa banyak pulau di negeri ini? Ratusan? Ribuan?

Dengan demikian, ribuan juga lagu-lagu asli daerah Indonesia yang tercipta. Banyaknya

daerah yang terdapat di negeri ini pula yang turut mempengaruhi kayanya Indonesia akan

lagu daerah. Bila kita lihat, dari ujung Sumatera hingga tanah Papua, masing-masing

memiliki ciri khas musik dan lagu yang berbeda. Perbedaan ini dapat kita lihat dari segi

irama, musik pengiring, bahasa yang digunakan, hingga kegunaan lagu itu sendiri. Biasanya,

setiap daerah memiliki ciri khas irama lagu masing-masing. Lagu daerah pada umumnya

menggunakan bahasa sesuai dengan bahasa daerah setempat. Di Indonesia sendiri, hampir

semua prosesi adat memiliki lagu dan tarian tersendiri, dari mulai menyambut tamu,

pernikahan, bahkan kematian pun memiliki lagunya masing-masing. Hal ini menjadi salah

satu faktor beragamnya lagu daerah Indonesia. Fungsi dari lagu-lagu tersebut juga sangat

beragam, mengiringi permainan, menidurkan anak, sebagai sarana hiburan rakyat,

perjuangan, dan lain sebagainya.

“Kicir-kicir ini lagunya... lagu lama ya tuan, dari Jakarta. Saya menyanyi ya tuan

memang sengaja, untuk menghibur menghibur hati nan duka...” Kapan terakhir kali kita

mendengar lagu ini dinyanyikan di lingkungan sekitar kita? Sebulan yang lalu? Setahun yang

lalu? Atau bahkan bertahun-tahun yang lalu? Coba kita bandingkan dengan lagu-lagu barat,

hampir setiap hari kita dapat mendengar lagu-lagu tersebut, di televisi, radio, atau bahkan dari

handphone maupun ipod. Coba kita tanya anak-anak kecil di sekeliling kita, tahukah mereka

Page 2: ESAI OKK

akan lagu Gundul-Gundul Pacul, Nona Manis Siapa yang Punya, atau Janger? Saya yakin

sebagian besar dari mereka akan menjawab tidak tahu. Coba tanyakan lagi, tahukah mereka

lagu That What Makes You Beautiful, One More Night, atau Call Me Maybe? Bukan hanya

tahu, mereka dengan lancar dapat menyanyikan lagu-lagu tersebut. Keadaan ini terasa begitu

miris. Di jaman yang serba modern ini, lagu-lagu daerah mulai terlupakan dan digantikan

oleh lagu-lagu kontemporer. Salah satu penyebabnya adalah perkembangan jaman yang tidak

dibarengi perkembangan rasa cinta terhadap budaya bangsa. Selain itu, hal tersebut dapat

terjadi karena pengaruh budaya asing yang masuk tanpa tersaring. Boleh saja bila kita ingin

menikmati lagu-lagu dari luar negeri, akan tetapi hendaknya kita tidak melupakan lagu-lagu

daerah Indonesia. Lagu-lagu tersebut adalah salah satu harta dan aset bangsa yang begitu

berharga. Sangat disayangkan bila harta tersebut disia-siakan dan tidak dijaga. Bila harta

tersebut diambil atau diakui hak milik oleh negara lain, barulah kita merasa kehilangan dan

kalang kabut. Seperti kasus lagu Rasa Sayange yang beberapa tahun silam diakui oleh negara

Malaysia, barulah semua khalayak ramai membicarakan dan mengakui lagu tersebut sebagai

lagu daerahnya. Apalah jadinya bila harta-harta tersebut habis diambil orang, negeri ini akan

kehilangan jati diri dan identitas dirinya.

Untuk melestarikan dan menjaga budaya lagu-lagu daerah diperlukan kontribusi dari

berbagai pihak, seperti halnya pemerintah, guru dan pengajar, orangtua, dan seluruh lapisan

masyarakat Indonesia. Pelestarian budaya lagu-lagu daerah harus dilakukan sejak dini, salah

satu caranya adalah dengan menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa kepada anak-anak,

terutama kepada anak-anak TK dan SD, hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan

lagu daerah sebagai pengantar dan pengiring suatu permainan atau kegiatan di dalam kelas.

Lagu daerah juga harus menjadi salah satu mata pelajaran di pendidikan dasar, sehingga

murid-murid terbiasa dan mengenal lagu daerah semenjak dini. Selain itu pemerintah juga

harus ikut serta berperan dalam pelestarian lagu daerah, hal ini dapat dilakukan dengan cara

menetapkan salah satu hari dalam seminggu sebagai hari khusus lagu daerah. Di hari tersebut,

semua pusat perbelanjaan harus memutarkan lagu-lagu daerah, sehingga lambat laun

masyakarat akan terbiasa mendengarkan lagu-lagu daerah tersebut.Dengan demikian,

masyarakat akan lebih mengenal dan mencintai lagu-lagu daerah Indonesia. Cara lain yang

bisa dilakukan adalah lebih sering mengadakan lomba ataupun festival lagu daerah.

Sekarang, sudah lumayan banyak lomba paduan suara yang mengusung kategori folklore atau

lagu daerah. Lagu-lagu daerah tersebut dibawakan dengan cara yang unik dan menarik

sehingga tidak membosankan. Lagu-lagu tersebut diaransemen ulang tanpa mengubah intisari

Page 3: ESAI OKK

lagu tersebut. Sehingga masyarakat dan penikmat musik akan lebih tertarik untuk mengenal

dan mempelajari lagu-lagu daerah Indonesia.

Dengan cara-cara tersebut, diharapkan rasa cinta terhadap budaya bangsa, terutama

lagu-lagu daerah, bisa tertanam erat di hati sanubari setiap warga Indonesia. Sehingga dengan

rasa cinta tersebut, setiap individu masyarakat Indonesia dapat memiliki kesadaran dan

kebutuhan untuk turut menjaga dan melestarikan lagu-lagu daerah Indonesia.

Daftar Pustaka

Internet

http://informasi-daftar.blogspot.com/2013/04/nama-nama-lagu-daerah-tradisional.html

http://www.dkn.go.id/site/index.php/ruang-opini/126-jumlah-pulau-di-indonesia

http://www.tempo.co/read/news/2007/11/17/055111760/Indonesia-dan-Malaysia-Mengkaji-Rasa-

Sayange

Sumber

Jessica Fedora Amadhea – Pelatih Paduan Suara 78 Youth Choir, Svara Prasetiya, dan PCMS CC

(beberapa pertanyaan pendukung)