4
5 Karakter untuk Dunia Kepemanduan Pada zaman dahulu, para pelaut menggunakan bintang di malam hari sebagai penunjuk arah. Bulan dijadikan pedoman sebagai penentuan awal perhitungan bulan secara Qomariyah. Matahari sebagai penentu ketika pagi telah datang. Begitu banyak analogi yang menggambarkan bahwa segala sesuatu pastilah membutuhkan sebuah pedoman atau petunjuk dalam menghadapi berbagai hal. Seperti hal nya dalam sebuah pelatihan, demi menjadi mahasiswa yang memiliki softskill dan kemampuan untuk penunjang peran dan fungsinya sebagai mahasiswa maka dibutuhkan pelatihan yang terdiri dari beberapa jenjang. Dalam pelatihan tersebut tentu diperlukan seorang pemandu yang siap megubah peserta pelatihannya menjadi seseorang yang lebih baik dari pemandu itu sendiri. Seperti seorang guru yang ingin melihat anak didiknya menjadi seorang yang lebih sukses dari dirinya, seperti orang tua yang mau menempuh dan mengusahakan berbagai cara demi melihat anaknya menjadi orang yang besar sehingga mampu membawa perubahan bagi keluarga khususnya dan lingkungan luar umumnya. Seperti metamorfosis sebuah grafit yang akan menjadi intan tentu saja mengalami proses pengolahan yang rumit dan bertahap. Menjadi seorang pemandu tentulah sebuah pekerjaan mulia yang mau mengabdi tanpa gaji dan mau berbagi ilmu dengan adik-adiknya dengan harapan adik-adiknya menjadi manusia yang lebih berguna dari pada dirinya sendiri. Butuh usaha keras agar mampu membina dan memberikan polesan softskill pada peserta pelatihan, tidak hanya pada permukaan namun merasuk sampai ke dalam. Artinya, segala hal yang diberikan oleh pemandu ke peserta harus benar-benar terpatri dalam diri peserta menjadi jati diri sehingga perilaku dan karakter yang dimiliki nantinya adalah karakter yang mencerminkan mahasiswa dengan peran dan fungsinya yang mulia. Pemandu yang baik adalah pemandu yang memiliki karakter yang terpuji, seperti komunikatif, interaktif, solutif, profesional, dan selalu ceria. Untuk karakter komunikatif berarti seorang pemandu diharapkan dapat melakukan komunikasi kepada peserta sebaik mungkin. Dalam komunikasi, seorang komunikator dalam hal ini adalah pemandu harus mampu bertanggungjawab atas tersampaikannya materi atau informasi yang diberikan kepada komunikan dalam hal ini adalah peserta secara efektif dan efisien. Kesuksesan komunikasi atau tolok ukur keberhasilannya terlihat dari apakah informasi yang disampaikan tersebut benar-benar dapat diterima dan dimengerti oleh peserta. Sebisa mungkin seorang pemandu harus menghindari terjadinya kesalahan komunikasi seperti adanya blocking atau menumpuknya informasi yang diberikan dalam waktu yang Trividiati Khusnul Ilmiah 1411100108

ESSAY 2 PP LKMM.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

esay pp lkmm

Citation preview

Page 1: ESSAY 2 PP LKMM.docx

5 Karakter untuk Dunia Kepemanduan

Pada zaman dahulu, para pelaut menggunakan bintang di malam hari sebagai penunjuk arah. Bulan dijadikan pedoman sebagai penentuan awal perhitungan bulan secara Qomariyah. Matahari sebagai penentu ketika pagi telah datang. Begitu banyak analogi yang menggambarkan bahwa segala sesuatu pastilah membutuhkan sebuah pedoman atau petunjuk dalam menghadapi berbagai hal. Seperti hal nya dalam sebuah pelatihan, demi menjadi mahasiswa yang memiliki softskill dan kemampuan untuk penunjang peran dan fungsinya sebagai mahasiswa maka dibutuhkan pelatihan yang terdiri dari beberapa jenjang. Dalam pelatihan tersebut tentu diperlukan seorang pemandu yang siap megubah peserta pelatihannya menjadi seseorang yang lebih baik dari pemandu itu sendiri. Seperti seorang guru yang ingin melihat anak didiknya menjadi seorang yang lebih sukses dari dirinya, seperti orang tua yang mau menempuh dan mengusahakan berbagai cara demi melihat anaknya menjadi orang yang besar sehingga mampu membawa perubahan bagi keluarga khususnya dan lingkungan luar umumnya. Seperti metamorfosis sebuah grafit yang akan menjadi intan tentu saja mengalami proses pengolahan yang rumit dan bertahap. Menjadi seorang pemandu tentulah sebuah pekerjaan mulia yang mau mengabdi tanpa gaji dan mau berbagi ilmu dengan adik-adiknya dengan harapan adik-adiknya menjadi manusia yang lebih berguna dari pada dirinya sendiri. Butuh usaha keras agar mampu membina dan memberikan polesan softskill pada peserta pelatihan, tidak hanya pada permukaan namun merasuk sampai ke dalam. Artinya, segala hal yang diberikan oleh pemandu ke peserta harus benar-benar terpatri dalam diri peserta menjadi jati diri sehingga perilaku dan karakter yang dimiliki nantinya adalah karakter yang mencerminkan mahasiswa dengan peran dan fungsinya yang mulia. Pemandu yang baik adalah pemandu yang memiliki karakter yang terpuji, seperti komunikatif, interaktif, solutif, profesional, dan selalu ceria. Untuk karakter komunikatif berarti seorang pemandu diharapkan dapat melakukan komunikasi kepada peserta sebaik mungkin. Dalam komunikasi, seorang komunikator dalam hal ini adalah pemandu harus mampu bertanggungjawab atas tersampaikannya materi atau informasi yang diberikan kepada komunikan dalam hal ini adalah peserta secara efektif dan efisien. Kesuksesan komunikasi atau tolok ukur keberhasilannya terlihat dari apakah informasi yang disampaikan tersebut benar-benar dapat diterima dan dimengerti oleh peserta. Sebisa mungkin seorang pemandu harus menghindari terjadinya kesalahan komunikasi seperti adanya blocking atau menumpuknya informasi yang diberikan dalam waktu yang singkat. Hal tersebut dapat dihindari dengan cara menyampaikan informasi secara berkala sehingga peserta mampu meresapi informasi yang diberikan secara perlahan namun pasti. Selain itu informasi yang diberikan haruslah informasi yang uptodate, jika informasi usang diberikan maka dapat menyebabkan kebosanan pada peserta selaku penerima informasi. Pemandu juga harus mampu menguasai bahasa komunikasi yang mudah dimengerti oleh penerima informasi baik bahasa lisan maupun bahasa tubuh yang jelas. Karena selain bahasa lisan, bahasa tubuh dapat digunakan sebagai alternatif ketika bahasa lisan susah dimengerti oleh peserta. Biasanya peserta lebih antusias mendengarkan pemateri ketika pemateri tersebut tidak hanya berbicara namun juga secara aktif bergerak dengan menggunakan bahasa tubuh sesuai dengan informasi yang diberikan. Selain komunikatif, karakter yang lain adalah interaktif. Artinya ketika seorang pemandu memberikan materi kepada peserta maka diharapkan dapat melakukan kontak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini baik peserta maupun pemandu mampu secara aktif saling berinteraksi melalui komunikasi yang terjadi untuk membahas masalah atau materi yang sedang dibicarakan. Untuk itu, dapat dilakukan upaya diskusi yaitu forum dua arah atau lebih agar memacu sikap interaktif antara kedua belah pihak. Karena pada dasarnya komunikasi satu arah hanyalah akan menyebabkan penerima materi menjadi bosan dan tidak tertarik mengikuti materi. Hal

Trividiati Khusnul Ilmiah1411100108

Page 2: ESSAY 2 PP LKMM.docx

5 Karakter untuk Dunia Kepemanduan

seperti itu lah yang seharusnya dihindari ketika kita menjadi seorang pemberi materi seperti halnya pemandu. Dalam diskusi dapat disampaikan pendapat, komentar, maupun kritik dari peserta sehingga semua pihak dapat bertukar pikiran secara langsung. Sebagai pemandu, kita juga harus mengerti dan menerima apabila peserta mengingatkan apabila ada kesalahan dalam penyampaian informasi yang kita berikan. Sikap interaktif disini juga dapat digunakan untuk menghindari terjadinya kesenjangan antara pemandu dan peserta, selain itu dapat pula digunakan untuk melatih keberanian dan meningkatkan rasa percaya diri peserta agar mau berbicara di depan umum. Pemandu yang interaktif harus mampu memunculkan sesuatu yang dapat menarik peserta untuk menanggapinya dan memberikan respon atau feedback sebagai tanggapan atas umpan yang diberikan oleh pemandu. Disamping interaktif, pemandu harus solutif pula dalam memberikan materi. Ketika dalam forum diskusi terjadi suatu masalah, maka pemandu harus mampu menyelesaikan dan mengajak peserta untuk bersama-sama memikirkan solusi untuk mencari jalan keluar masalah tersebut. Solusi yang diberikan haruslah solusi yang masuk akal dan mendidik. Mendidik dalam arti karakter solutif dari pemandu ini sebisa mungkin ditularkan juga kepada peserta agar mampu mencontoh pemandu dalam menghadapi masalah. Karakter solutif ini dapat diajarkan contohnya pada saat simulasi materi, disisipkan dalam sela-sela simulasi tentang arti dari solutif itu sendiri. Peserta disajikan dengan beberapa masalah lalu dilihat bagaimana respon dari para peserta dalam menanggapi masalah tersebut, bagaimana peserta memprioritaskan ketika dihadang dengan masalah yang bertubi-tubi, bagaimana cara peserta dalam menentukan keputusan yang terbaik dan tidak merugikan berbagai pihak. Dari urain di atas, karakteriktik pemandu seperti yang telah dijelaskan di atas adalah karakteristik yang mendorong ke arah keprofesionalan. Pemandu yang profesional ialah ia yang mampu menempatkan dan memposisikan diri menjadi peran yang dipertanggungjawabkannya. Profesional dalam berbagai aspek adalah harapan bagi setiap pemandu. Tanggapan positif dari peserta yang berarti peserta tersebut mengerti dan paham materi adalah tolok ukur pemandu itu menjadi pemandu yang profesinal. Ketika memberikan materi, pemandu yang profesional tidak hanya memandang sesuatu dari sudut pandangnya sendiri, namun juga harus memandang dari sudut pandang peserta bagaimana ia melihatnya. Namun ada saatnya juga bagi pemandu untuk mengajak peserta bersama-sama memandang daro sudut pandang yang sama agar dapat menyamakan persepsi sehingga dapat memunculkan rasa saling perngertian antara kedua belah pihak. Dan yang terpenting juga ialah sebagai pemandu haruslah selalu tampil ceria. Baik dalam keadaan suka maupun duka biasakanlah agar selalu tampil ceria di hadapan peserta khususnya agar suasana ketika memberikan materi terkesan ceria pula. Pengalaman mengajarkan ketika seorang pemateri dalam memberikan materi sedang berada pada kondisi tidak baik atau tidak ceria maka akan berpengaruh pada peserta, seperti memberikan rasa bosan, malas, tidak bersemangat, dan tidak memberikan motivasi pada peserta. Di sisi lain, keadaan yang ceria pasti menyebabkan suasan hati siapapun menjadi lebih baik dan dapat menghilangkan beban pikiran atau masalah yang mungkin sedang menghinggapi peserta yang lain. Anggap saja bahwa situasi yang ceria ini sebagai suatu hiburan dan refreshing ketika pikiran kita sudah mulai penat dengan kehidupan yang penuh masalah ini. Oleh karena itu, seorang pemandu adalah seorang yang hebat. Tidak hanya guru, pemandu pun ialah pahlawan tanpa tanda jasa yang juga rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, bahkan juga materi untuk para adik-adiknya bahkan tanpa digaji. Sungguh kepribadian yang terpuji. Tidak salah apabila banyak yang berbondong-bondong menjadi pemandu yang bekepribadian baik, termasuk saya sendiri. Dengan menjadi pemandu, maka kita harus sudah siap berbakti dan mengabdikan diri menjadi pembina bagi siapapun yang menginginkan dan membutuhkan.

Trividiati Khusnul Ilmiah1411100108