2
MINIMNYA PENGOLAHAN SAMPAH Oleh : Jemmy Arismaya (F44120009) Sampah adalah masalah yang timbul dari perilaku konsumtif manusia. Hal ini tidak bisa dihindarkan karena konsumsi manusia juga tidak bisa dihentikan. Tindakan yang bisa diambil adalah mengurangi penumpukan sampah dengan cara mengelolanya. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan , pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah.Banyak cara dalam mengelola sampah salah satunya dengan mendaur ulang sampah tersebut. Namun sayangnya yang terjadi di Indonesia khususnya di daerah saya adalah pengelolaan sampah yang terkesan sangat minim. Indonesia yang tergolong dalam negara berkembang belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik. Hal ini disebabkan karena teknologi yang belum secanggih negara maju dan kebiasaan masyarakat yang masih acuh terhadap kebersihan lingkungannya. Begitu pun pengelolaan sampah di daerah, yang tidak bisa berbuat banyak. Pengelolaan di daerah umumnya hanya mencakup pada metode pembuangan dan penimbunan darat, daur ulang pun masih dilakukan dalam skala kecil atau rumah tangga. Hal inilah yang menjadi masalah dan berdampak domino sehingga menghasilkan masalah lain seperti bencana banjir, longsor dan wabah penyakit. Maslah inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Tidak hanya di perkotaan tapi juga mencakup pada daerah pedesaan. Sebaiknya pengelolaan sampah ini mengacu pada hierarki sampah yang merujuk kepada “3 M” yaitu mengurangi, menggunakan kembali dan daur ulang sampah sehingga meminimalisasi volume sampah. Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah/Extended Producer Responsibility (EPR) adalah system pengelolaan sampah yang akan mendukung konsep “3M”. (EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang

Essay Minimnya Pengolahan Sampah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

essay

Citation preview

Page 1: Essay Minimnya Pengolahan Sampah

MINIMNYA PENGOLAHAN SAMPAH

Oleh : Jemmy Arismaya (F44120009)

Sampah adalah masalah yang timbul dari perilaku konsumtif manusia. Hal ini tidak bisa dihindarkan karena konsumsi manusia juga tidak bisa dihentikan. Tindakan yang bisa diambil adalah mengurangi penumpukan sampah dengan cara mengelolanya. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan , pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah.Banyak cara dalam mengelola sampah salah satunya dengan mendaur ulang sampah tersebut.

Namun sayangnya yang terjadi di Indonesia khususnya di daerah saya adalah pengelolaan sampah yang terkesan sangat minim. Indonesia yang tergolong dalam negara berkembang belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik. Hal ini disebabkan karena teknologi yang belum secanggih negara maju dan kebiasaan masyarakat yang masih acuh terhadap kebersihan lingkungannya. Begitu pun pengelolaan sampah di daerah, yang tidak bisa berbuat banyak. Pengelolaan di daerah umumnya hanya mencakup pada metode pembuangan dan penimbunan darat, daur ulang pun masih dilakukan dalam skala kecil atau rumah tangga. Hal inilah yang menjadi masalah dan berdampak domino sehingga menghasilkan masalah lain seperti bencana banjir, longsor dan wabah penyakit.

Maslah inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Tidak hanya di perkotaan tapi juga mencakup pada daerah pedesaan. Sebaiknya pengelolaan sampah ini mengacu pada hierarki sampah yang merujuk kepada “3 M” yaitu mengurangi, menggunakan kembali dan daur ulang sampah sehingga meminimalisasi volume sampah.

Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah/Extended Producer Responsibility (EPR) adalah system pengelolaan sampah yang akan mendukung konsep “3M”. (EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.

Terakhir adalah prinsip pengotor membayar. Prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari pembuangan. Setelah ketiga system tadi terlaksana maka dampak positif yang sangat besar akan dapat kita rasakan.