4
Essay of my Life Dalam tulisan saya sebelumnya, saya sudah menyebutkan bahwa prinsip saya yang saya pegang keukeuh adalah prinsip islam-tidak ada keraguan padanya, haqqul yaqin. Bahwa semua dimensi dalam kehidupan, baik itu sosial, ekonomi, budaya, adalah bersumber pada Islam, memang sudah saya buktikan, baik dari dalam diri saya sendiri maupun dari pengamatan saya. Ya, walaupun kadang saya sebagai manusia sering melakukan kesalahan, itu adalah keniscayaan, bahwa fitrah manusia pasti pernah berdosa-yang paling penting adalah setelahnya, apakah kita sadar akan dosa tersebut, mengakuinya dihadapan Allah atau sebaliknya, dengan sombongnya, dengan ketidakpeduliaannya, melakukan dosa tanpa rasa menyesal setelahnya, bahkan berkesinambungan melakukannya. Dalam visi saya, saya ingin melihat lingkungan di sekitar saya; baik itu dimensi manusia, alam dan sekitarnya kembali ke prinsip hidup yang haqiqi ini:Islam. Saya bayangkan, betapa indahnya Islam akan membentuk kita, menjadi pribadi yang selalu peduli terhadap sesama, terhadap keluarga, para tetangga, dan masyarakat luas. Kesederhanaan menjadi gaya hidup yang dianut, orang-orang yang diberi rizki lebih memberi kepada yang kekurangan. Ahh, rasanya indah kan? Tapi yang menjadi pertanyaannya; Bagaimana saya melakukannya? Melalui jalur mana, saya menuju hal tersebut? Saya sendiri adalah mahasiswa teknik sipil dan lingkungan angkatan 2009, di universitas yang dianggap ternama di Indonesia; UGM. Saya sendiri tidak habis pikir tau dari mana saya bisa masuk universitas tersebut. Kalau diceritakan memang agak konyol, yaitu dari test psikologi dan minat di masa SMA. Hahaha, kalau diingat memang lucu sih. Tapi saya tidak menyesal, ilmu teknik sipil adalah ilmu yang mempelajari bagaimana membuat suatu bangunan (baik itu konstruksi rumah, jalan, bendung, dsb), its mean that, ilmu sipil itu membangun

Essay of My Life

Embed Size (px)

DESCRIPTION

By agus BP

Citation preview

Page 1: Essay of My Life

Essay of my Life

Dalam tulisan saya sebelumnya, saya sudah menyebutkan bahwa prinsip saya yang saya pegang keukeuh adalah prinsip islam-tidak ada keraguan padanya, haqqul yaqin.

Bahwa semua dimensi dalam kehidupan, baik itu sosial, ekonomi, budaya, adalah bersumber pada Islam, memang sudah saya buktikan, baik dari dalam diri saya sendiri maupun dari pengamatan saya. Ya, walaupun kadang saya sebagai manusia sering melakukan kesalahan, itu adalah keniscayaan, bahwa fitrah manusia pasti pernah berdosa-yang paling penting adalah setelahnya, apakah kita sadar akan dosa tersebut, mengakuinya dihadapan Allah atau sebaliknya, dengan sombongnya, dengan ketidakpeduliaannya, melakukan dosa tanpa rasa menyesal setelahnya, bahkan berkesinambungan melakukannya.

Dalam visi saya, saya ingin melihat lingkungan di sekitar saya; baik itu dimensi manusia, alam dan sekitarnya kembali ke prinsip hidup yang haqiqi ini:Islam.

Saya bayangkan, betapa indahnya Islam akan membentuk kita, menjadi pribadi yang selalu peduli terhadap sesama, terhadap keluarga, para tetangga, dan masyarakat luas. Kesederhanaan menjadi gaya hidup yang dianut, orang-orang yang diberi rizki lebih memberi kepada yang kekurangan. Ahh, rasanya indah kan? Tapi yang menjadi pertanyaannya; Bagaimana saya melakukannya? Melalui jalur mana, saya menuju hal tersebut?

Saya sendiri adalah mahasiswa teknik sipil dan lingkungan angkatan 2009, di universitas yang dianggap ternama di Indonesia; UGM. Saya sendiri tidak habis pikir tau dari mana saya bisa masuk universitas tersebut. Kalau diceritakan memang agak konyol, yaitu dari test psikologi dan minat di masa SMA. Hahaha, kalau diingat memang lucu sih.

Tapi saya tidak menyesal, ilmu teknik sipil adalah ilmu yang mempelajari bagaimana membuat suatu bangunan (baik itu konstruksi rumah, jalan, bendung, dsb), its mean that, ilmu sipil itu membangun bangunan yang berguna bagi orang banyak. Lalu, kalau berguna bagi orang banyak, bukankah kita telah berguna bagi orang banyak kan?

Dulu aku pernah berpikir pendek, bahwa setelah kuliah yang penting adalah kerja dahulu, dapat banyak uang, setelah itu bisa untuk usaha. Benar-benar pendek pikiranku saat itu; ketika itu aku memutuskan bekerja di tambang. Ternyata memang uang, bagiku bukan hal yang mengenakkan, jika ketika kerja kita belum bisa menikmatinya. Kenapa diriku tidak bisa menikamatinya? Karena akar masalahnya adalah diriku yang terlalu serius, selalu memasang setelan batinku dengan tegangan tinggi, sehingga diriku tidak bisa enjoy bekerja, karena mentalku yang sering pendendam terhadap orang, mudah tersinggung, namun jarang meluapkan emosinya, yang akhirnya menumpuk dan terus menumpuk rasa emosikku. Memang, diriku ini masih mencoba mencari keseimbangan emosi, kadang serius ketika waktunya bercanda, kadang bercanda ketika waktunya serius, aku harus lebih pandai memantau situasi.

Page 2: Essay of My Life

Juga ketika bergaul dengan orang tua, hormati mereka, mereka itu suka sekali dihormati, pahami mereka, tipe kepimpinan mereka, hah bergaul itu memang susah-susah gampang kan, intinya semakin banyak teman semakin baiklah, tapi tetap pilih-pilih dong, mana yang harus diakrabi, mana yang Cuma sekedar kenal saja. Dan akhirnya pun karena tekanan pada batin sudah membuncak, akhirnya aku memutuskan untuk keluar lebih awal dari yang direncanakan(2 tahun) menjadi 7 bulan.

Dan aku memutuskan untuk mencari pekerjaan lain lagi, yang harus berada di bidang sipil atau palin tidak ilmunya bisa diterapkan di masyarakat nantinya-beda kan kalo tambang, ilmunya susah diterapkan di masyarakat.

Pokoknya untuk pkerjaan yang besok ini, mau itu kontraktor atau konsultan, aku harus smengerjakannya dengan sebaik mungkin, sepenuh hati, dan libatkan banyak orang. Tetap rendah hati, dan pantang menyerah, dimarahi ya terima saja kalau memang salah, kalau tidak salah ya jelaskan!!jangan diam saja!!Membiarkan sesuatu itu salah, sama saja kita berbuat dosa kan.

SIMULASI WAWANCARA

1. Kenapa masuk PP?

Karena dari berbagai sumber info, baik itu dari alumni saya, dosen saya, maupun dari dunia maya, PT PP merupakan BUMN kontraktor yang paling bagus, selain WIKA menurut saya. Jadi dengan itu bisa disimpulkan bahwa dengan perusahaan sebesar itu dan sudah settle selama …..tahun, PT PP mempunyai sistem kerja yang sudah sustain dan budaya perusahaan yang kuat. Artinya saya mempunyai kesempatan mengembangkan diri lebih besar.

2. Berapa lama anda ingin bekerja di PT PP?

Selama PT PP masih memberi saya kesempatan mengembangkan diri, saya akan bertahan di PT PP selama mungkin.

Optional (jika ditanyakan lebih dalam): Sebenarnya saya punya cita-cita yang mungkin agak sedikit berbeda dari kebanyakan orang. Saya ingin kembali ke masyarakat, artinya saya ingin suatu saat kembali ke grass root, hidup sederhana, pemasukan asal cukup dan mengembangkan potensi masyarakat; masyarakat desa terutama, entah itu membangun sistem fisik maupun sistem sosial.

3. Apa kemampuan anda yang bisa diberikan ke perusahaan?

Page 3: Essay of My Life

Lalu, saya tertarik pada bidang hidro dan geotek, dan topic mengenai skripsi saya adalah drainase, dan saya juga ikut organisasi sebagai Chief RnD di waterplant community (komunitas tentang pemberdayaan masyarakat focus di bidang keairan.

Di bidang geotek saya pada bulan kemarin ikut konsultan di Barunadri Eng, di mana saya menddesign bendungan urugan tanah dengan geoslope.

Dari segi pengalaman, saya pernah bekerja di suatu perusahaan jadi insyallah, saya lebih cepat beradaptasi dan tau bagaimana system suatu perusahaan bekerja.

Lain-lain, saya pernah jadi jurnalis, quantity surveyor gedung, dan saya juga pernah mendesign oil field di Pertamina.

Dar segi internal, saya orang yang pekerja keras, disiplin, dan fleksible

4. Apakah anda siap ditempatkan di mana saja di Indonesia?

Siap pak, itu adalah konsekuensi dari bekerja di dunia konstruksi, apalagi saya masih masuk entry level.

Optional (jika ditanyakan lebih dalam):Kalau mengenai keluarga, org tua saya juga tidak bermasalah dan mendukung. Kalau calon, saya belum ada calon pak, ada sih target, tapi belum pasti juga. Dan missal saya harus pnya komitmen dulu untuk mau ikut ke site atau mau tetap di rumah/sekolah, semua ada konsekuensinya dan harus dipegang kuat-kuat komitmen tersebut. Kalau tidak mau ditinggal jauh, ya mending ga usah jadi nikah, cari yang mau kan.