16
ETER DAN EPOKSIDA ACHMAD JA’FAR SHODIQ 061530400994 FERNIA AYU OKTAVIA 061530400302 TRI SUCI ANJAYANI 061530400315

Eter Dan Epoksida

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ahdahlaaa

Citation preview

ETER DAN EPOKSIDA

ACHMAD JA’FAR SHODIQ 061530400994FERNIA AYU OKTAVIA061530400302TRI SUCI ANJAYANI 061530400315

ETER

ETER• Ditemukan oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Spanyol,

Raymundus Lullius pada tahun 1275. Lullius menamai eter sebagai “sweet vitriol”.

• Dua senyawa organic yang terikat pada atom oksigen tunggal.• Mengandung gugus R-O-R’ , R dapat berupa alkil maupun aril. R

dan R’ boleh sama, juga boleh tidak.• Eter simetris adalah eter yang memiliki Rantai R dan R’ sama.

Sedangkan eter asimetris adalah eter yang memiliki R dan R’ berbeda.

• Berisomer fungsional dengan gugus fungsi alkohol.• Dapat dikatakan sebagai basa lewis.• Dapat membentuk rangkaian polimer yang disebut polieter.

SIFAT-SIFAT ETER• Sedikit polar (lebih polar dari alkane) sehingga kurang larut

dalam pelarut air.• Pelarut yang baik bagi senyawa organic yang tidak dapat larut

dalam air.• Molekul eter tidak dapat membentuk ikatan hydrogen, sehingga

titik didihnya rendah.• Bersifat volatile, flammable, karena memiliki titik didih rendah.• Umumnya bersifat toxic, dan bersifat anastetik (membius).• Eter cenderung stabil (kecuali pada suhu tinggi), sehingga eter

sukar untuk bereaksi, kecuali dengan asam halida kuat (HI, HBr).• Dapat ber-autooksidasi dengan udara.• Oksidasi eter dengan oksigen akan mengaakibatkan senyawa

hidroperoksida dan peroksida yang ekspolsif.

SIFAT-SIFAT ETER• Makin tinggi rantai alkil dalam eter makin kurang kelarutannya di

dalam air.• “Mahkota” pada eter berguna sebagai peningkat pada reaksi

nukleofilik danpada reaksi-reaksi lain.

PEMBUATAN ETER• Dehidrasi alkohol:

2 ROH → ROR + H⎯ 2O• Sintetis eter secara besar besaran dengan metode Williamsom,

yaitu reaksi antara alkil halida dengan alkoksi atau fenoksi, persamaan reaksinya secara umum:

R-OK+ R’-X → R–O–R’ + K-X⎯• Adisi elektrofilik alkohol ke alkena:

R2C=CR2 + R-OH → R⎯ 2CH-C(-O-R)-R2

• Kondensasi Ullman ≈ metode Williamson, hanya saja substratnya aril halida.

PENAMAAN ETERTRIVIAL1. Menamakan tiap-tiap –R (dalam bentuk alkil/aril).2. Mengurutkannya secara alphabet.3. Akhiri dengan menambahkan kata ‘eter’.4. Untuk –R dan –R’ yang sama (eter simetris) rantai diberi nama

di-alkil eter.5. Selebihnya sama seperti penamaan senyawa hidrokarbon pada

umumnya.

Contoh :

PENAMAAN ETERIUPAC1. Jadikan –R yang memiliki rantai yang lebih besar sebagai rantai

induk.2. Sedangkan –R yang memiliki rantai yang lebih pendek sebagai

rantai alkoksi.3. Selebihnya sama seperti penamaan senyawa hidrokarbon pada

umumnya.

PENAMAAN ETER

ETER MAHKOTA• Senyawa kimia heterosiklik yang berupa cincin dan mengandung beberapa

gugus eter.• Merupakan gugus polisiklik dari eter dengan rumus:

—O-CH2-CH2— dst• Dinamakan ‘mahkota’ karena senyawa ini mirip

dengan mahkota ketika bereaksi dengan kation.• Penamaan : TRIVIAL1. Bilangan pertama menunjukkan banyak atom pada

cincin.2. Menambahkan kata ‘mahkota’3. Bilangan kedua menunjukkan banyaknya atom O pada

gugus tersebut.

O

O O

O

O

O

18-Mahkota-6

ETER MAHKOTAIUPAC:1. Tuliskan pada nomor ke berapa terdapat gugus eter.2. Menuliskan awalan di-, tri-, dst, tergantung pada

banyaknya gugus eter pada mahkota.3. Menambahkan kata ‘oksa’ untuk mengindikasikan

adanya senyawa kimia yang mengandung oksigen.4. Diberi tambahan ‘siklo’ karena gugus berbentuk siklik5. Menuliskan rantai induk

O

O O

O

O

O

1,4,7,10,13,15 – heksaoksasiklooktadekana

EPOKSIDA

• Epoksida adalah senyawa eter siklik dengan cincin yang memiliki tiga anggota.

• Struktur dasar dari sebuah epoksida berisi sebuah atom oksigen yang diikat pada dua atom karbon berdekatan yang berasal dari hidrokarbon.

• Tegangan dari cincin dengan tiga anggota ini membuat senyawa epoksida menjadi lebih reaktif daripada eter asiklik.

• Reaksi pembuatan gugus epoksida : (oksidasi dari senyawa alkena)

• Epoksida merupakan gugus yang sangat reaktif, terutama dalam larutan asam karena akan menaikkan kecepatan pembukaan cincin oksida dengan cara protonasi kepada atom oksigen dan berinteraksi dengan berbagai macam reagen nukleofilik (Gunstone, 1996).

EPOKSIDA

Karakteristik dari senyawa epoksida adalah gugus oksiran yang terbentuk oleh oksidasi dari senyawa olefinik atau senyawa aromatik ikatan ganda.

SINTESIS EPOKSIDA

Karakteristik dari senyawa epoksida adalah gugus oksiran yang terbentuk oleh oksidasi dari senyawa olefinik atau senyawa aromatik ikatan ganda.

• Epoksidasi Asam Peroksida

• Siklisasi Halohidrin

PENAMAAN EPOKSIDA

Karakteristik dari senyawa epoksida adalah gugus oksiran yang terbentuk oleh oksidasi dari senyawa olefinik atau senyawa aromatik ikatan ganda.

GOMAWO

Karakteristik dari senyawa epoksida adalah gugus oksiran yang terbentuk oleh oksidasi dari senyawa olefinik atau senyawa aromatik ikatan ganda.