53
CONTOH KASUS DENGAN PENDEKATAN PATH ANALYSIS Berdasarkan model paradigma peramalan yang telah dikemukakan, dalam kajian ini terdapat 6 (enam) hipotesis yang diuji. Kajian ini menggunakan model analisis Struktural yaitu Analisis Jalur (Path Analysis) dengan pendekatan model regresi. Kajian ini terdiri dari 6 Struktur yang membentuk 1 (satu) Struktur lengkap. Data diukur dari 4 variabel penelitian, satu variabel dependen, dua variabel intervening, dan satu variabel independen. Berikut ini diuraikan hasil pengujian tersebut dimulai dari pengujian hipotesis dan diteruskan dengan pembahasan. Hipotesis kerja peneliti dirumuskan sebagai berikut: 1. Komitmen Manajemen Puncak (KMP) berpengaruh terhadap implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT). 1

Ethan Frome - Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

  • Upload
    phambao

  • View
    249

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

CONTOHKASUS DENGAN PENDEKATAN PATH ANALYSIS

Berdasarkan model paradigma peramalan yang telah dikemukakan, dalam

kajian ini terdapat 6 (enam) hipotesis yang diuji. Kajian ini menggunakan model

analisis Struktural yaitu Analisis Jalur (Path Analysis) dengan pendekatan model

regresi. Kajian ini terdiri dari 6 Struktur yang membentuk 1 (satu) Struktur

lengkap.

Data diukur dari 4 variabel penelitian, satu variabel dependen, dua variabel

intervening, dan satu variabel independen.

Berikut ini diuraikan hasil pengujian tersebut dimulai dari pengujian

hipotesis dan diteruskan dengan pembahasan. Hipotesis kerja peneliti dirumuskan

sebagai berikut:

1. Komitmen Manajemen Puncak (KMP) berpengaruh terhadap

implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT).

2. Komitmen Manajemen Puncak (KMP) berpengaruh terhadap Sistem

Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM).

3. Implementasi MMT dan SIAM berpengaruh terhadap Produktivitas

Perusahaan (PP).

4. Komitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui implementasi Manajemen

Mutu Terpadu (MMT) berpengaruh terhadap Produktivitas Perusahaan

(PP).

5. Komitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen (SIAM) berpengaruh terhadap Produktivitas

Perusahaan (PP).

1

Page 2: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

6. Komitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu

(MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

berpengaruh terhadap Produktivitas Perusahaan (PP).

Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah sebagaimana telah

diuraikan pada Bab III. Telah dikemukakan pada akhir Bab II bahwa pengkajian

ini menguji 6 (enam) hipotesis, maka pada bagian ini disajikan hasil pengujian

tersebut secara berurutan, mulai dari hipotesis pertama sampai dengan hipotesis

keenam. Setiap hasil pengujian hipotesis yang disajikan memuat hal berikut:

(1) Hasil perhitungan koefisien jalur berupa diagram jalur yang ditunjukkan

oleh koefisien betha;

(2) Harga uji berupa p-value (sig) sebagai tandingan level of significant ();

(3) Keputusan penolakan H0, untuk menerima Hi;

(4) Hasil perhitungan besarnya pengaruh antar variabel ditunjukkan oleh nilai

koefisien determinasi (R2).

Hasil pengujian hipotesis ini kemudian dibahas dalam sub bab sebagai

berikut:

Pengujian Hipotesis I: Pengaruh KMP terhadap MMT

Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan

bantuan jasa komputer program SPSS 18.0 diperoleh matriks korelasi seperti

berikut:

2

Page 3: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Tabel 1.Korelasi Komitmen Manajemen Puncak

dengan Manajemen Mutu Terpadu

KMP (X) MMT (Y1)KMP (X) Pearson Correlation 1 ,568

Sig. (1-tailed) . ,000N 69 69

MMT(Y1)

Pearson Correlation ,568 1Sig. (1-tailed) ,000 .N 69 69

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS.

(1) Hasil Perhitungan Koefisien Jalur

Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi yang

membentuk model diagram Struktur 1. dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Koefisien Jalur KMP terhadap MMT

Model Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients T Sig.

BStd.

Error Beta 1 (Constant) 30,389 3,572 8,508 ,000 KMP ,741 ,131 ,568 5,653 ,000

a Dependent Variable: MMT

(2) Harga P-Value (Sig)

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa p-value (Sig.) = 0,000,

sedangkan level of significant yang telah ditetapkan adalah 95% (=0,05).

3

Page 4: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

X Y10,568

R2=0,323Residu=0,677

1

0,5683

(3) Keputusan Menolak H0

Keputusan yang dibuat oleh peneliti adalah menolak H0 jika p-value < ,

sedangkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa p-value (0,000) < (0,05).

Dengan demikian H0 ditolak untuk menerima H1. Dengan kata lain hipotesis yang

menyatakan Komitmen Manajemen Puncak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Manajemen Mutu Terpadu dapat diterima.

(4) Besarnya Pengaruh ditunjukkan oleh Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Koefisien

Determinasi KMP terhadap MMT, seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3.Model Summary KMP terhadap MMT

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate1 ,568(a) ,323 ,313 5,8529894

a Predictors: (Constant), KMP

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram jalur berikut ini.

Struktur 1:

Gambar 1.Diagram jalur Hasil Pengujian Hipotesis 1Pengaruh KMP (X) Terhadap MMT (Y1)

4

Page 5: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh persamaan jalur yang

menunjukkan pengaruh Komitmen Manajemen Puncak terhadap Manajemen

Mutu Terpadu sebagai berikut:

Y 1=0 ,568 X+0 , 677

Dari persamaan ini dapat dijelaskan bahwa setiap perubahan komitmen

manajemen puncak (X) sebesar satu satuan akan menyebabkan perubahan pada

implementasi manajemen mutu terpadu (Y1) sebesar 0,568. Besarnya pengaruh

komitmen manajemen puncak (X) terhadap implementasi manajemen mutu

terpadu (Y2) mencapai 32,3%, tersebut signifikan pada α=0,05 dan p-value=0,000.

Sisanya sebesar 67,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain tersebut diduga

adalah budaya perusahaan dan komitmen karyawan (Corbett dan Rastrick, 2000;

Snape dan Redman, 1995). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Corbett dan Rastrick (2000) diketahui bahwa budaya organsasi memiliki peranan

yang signifikan terhadap keefektifan implementasi manajemen mutu terpadu.

Budaya perusahaan dianggap sebagai ”tacit knowledge” yang memicu

keberhasilan implementasi manajemen mutu terpadu. Faktor lainnya yang

berpengaruh terhadap keefektifan implementasi manajemen mutu terpadu adalah

komitmen karyawan. Komitmen karyawan terbentuk antara lain dari

restrukturisasi lingkungan kerja, termasuk memperkenalkan indikator-indikator

kinerja secara eksplisit dalam rangka memperjelas akuntabilitas, mengalihkan

kegiatan inspeksi pengendalian mutu kepada peningkatan perasaan tanggung

jawab terhadap mutu dan melibatkan serta memberdayakan karyawan untuk

meningkatkan motivasi kerja (Snape dan Redman, 1995).

5

Page 6: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Hasil pengujian hipotesis tersebut sejalan dengan konsep yang

dikemukakan oleh Durkin (1999) yang menyatakan bahwa komitmen sebagai

perasaan yang sangat kuat dan erat dari seseorang terhadap tujuan dan nilai suatu

organisasi, dalam kaitan dengan peran mereka terhadap upaya pencapaian tujuan

dan nilai-nilai tersebut. Dengan demikian jika perusahaan telah berketetapan

untuk melaksanakan MMT, maka sangat dibutuhkan komitmen dari manajemen

puncak untuk melaksanakannya, yaitu manajemen puncak perlu memiliki

perasaan yang kuat terhadap pencapaian tujuan sehingga MMT dapat

diimplementasikan dengan baik. Pemimpin yang berkomitmen pada organisasi

adalah pemimpin yang setia pada organisasi, sehingga akan memiliki keselarasan

sikap dengan organisasi tersebut guna mewujudkan tujuan organisasi. Manajemen

puncak yang memiliki komitmen tinggi dalam organisasi menjadi sumber daya

organisasi yang tidak ternilai harganya, karena berperan sebagai fasilitator dalam

melakukan adaptasi secara cepat atas perubahan kondisi yang terjadi di dalam

organisasi. Dalam hubungannya dengan upaya pencapaian mutu termasuk melalui

implementasi MMT, Sharma (2000) mengemukakan bahwa komitmen

manajemen puncak dapat berbentuk perubahan sikap, harapan, penciptaan sistem

untuk pengukuran dan pengendalian mutu. Komitmen terhadap mutu juga dapat

dilakukan dalam bentuk penetapan tujuan yang memungkinkan untuk dicapai dan

membuka peluang bagi organisasi di masa yang akan datang serta sumber-

sumber dan keterampilan yang tepat dalam meningkatkan mutu produk dan/atau

jasa.

6

Page 7: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Hasil penelitian ini memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Ahire dan

O’Shaughnessy (1997) yang mengatakan bahwa dari berbagai elemen penting

untuk melaksanakan MMT maka yang terpenting adalah komitmen manajemen

puncak. Melalui komitmen manajemen puncak, MMT tidak hanya sekedar slogan

saja, tetapi dipahami oleh setiap anggota organisasi untuk mencapai keuanggulan

bersaing dan selanjutnya manajemen puncak mengarahkan usaha-usaha untuk

pencapaian MMT.

Pengujian Hipotesis II: Pengaruh KMP terhadap SIAM

Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan

bantuan jasa komputer diperoleh matriks korelasi seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Korelasi Komitmen Manajemen Puncak dengan SIAM

KMP SIAMKMP Pearson Correlation 1 ,764 Sig. (1-tailed) . ,000 N 69 69SIAM Pearson Correlation ,764 1 Sig. (1-tailed) ,000 . N 69 69

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS.

(1) Hasil Perhitungan Koefisien Jalur

Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi model

diagram Struktur 2 dapat dilihat pada Tabel 5. sebagai berikut:

7

Page 8: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Tabel 5.Koefisien Jalur KMP terhadap SIAM

Model Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.

BStd.

Error Beta 1 (Constant) 40,917 7,131 5,738 ,000 MMT 2,539 ,262 ,764 9,701 ,000

a Dependent Variable: SIAM

(2) Harga P-Value (Sig.)

Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui bahwa p-value (sig.) = 0,000

sedangkan level of significant yang ditetapkan 95% (=0,05).

(3) Keputusan Menolak H0

Keputusan yang dibuat peneliti adalah menolak H0 jika p-value (sig.) < ,

sedangkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa p-value (sig.=0,000) <

(=0,05). Dengan demikian H0 ditolak untuk menerima Hi. Dengan kata lain

hipotesis yang menyatakan Komitmen Manajemen Puncak berpengaruh terhadap

Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dapat diterima.

(4) Besarnya Pengaruh ditunjukkan oleh Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Koefisien

Determinasi KMP terhadap SIAM, seperti terlihat pada Tabel 6. sebagai berikut:

Tabel 6.Model Summary KMP terhadap SIAM

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

1 ,764(a) ,584 ,578 11,68593a Predictors: (Constant), KMP

8

Page 9: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

R2=0,416Residu=0,584

Y20,764

20,7642

X

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram jalur berikut ini.

Struktur 2:

Gambar 2.Diagram jalur Hasil Pengujian Hipotesis 2Pengaruh KMP (X) Terhadap SIAM (Y2)

Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh persamaan jalur yang

menunjukkan pengaruh Komitmen Manajemen Puncak terhadap Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen sebagai berikut:

Y 2=0 ,764 X+0 , 416

Dari persamaan ini dapat dijelaskan bahwa setiap perubahan komitmen

manajemen puncak (X) sebesar satu satuan akan menyebabkan perubahan pada

implementasi sistem informasi akuntansi manajemen (Y2) sebesar 0,584.

Besarnya pengaruh komitmen manajemen puncak terhadap implementasi sistem

informasi akuntansi manajemen (SIAM) mencapai 58,4%, pengaruh komitmen

manajemen puncak (X) terhadap implementasi sistem informasi akuntansi

manajemen (Y2) sebesar 58,4% tersebut signifikan pada α=0,05 dan p-

value=0,000. Sisanya sebesar 41,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain

tersebut diduga adalah perubahan organisasi. Perubahan organisasi memerlukan

perubahan pada seluruh aspek pengelolaan perusahaan, termasuk perubahan

9

Page 10: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

struktur organisasi, perbaikan praktik dan sistem kerja, dan memodifikasi sifat

ukuran kinerja yang digunakan (Chenhall dan Smith, 1998). Dalam perubahan

organisasi akuntan manajemen diharapkan mampu mendesain sistem informasi

akuntansi manajemen sesuai dengan kebutuhan perubahan tersebut. Kompetensi

dan sikap profesionalisme akuntan manajemen berpengaruh terhadap SIAM.

Hasil pengujian hipotesis kedua ini sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Bullington dan Bulington (1991) bahwa komitmen manajemen

puncak terhadap mutu diartikan juga komitmen untuk menyediakan sumber-

sumber yang memadai untuk mengimplementasikan MMT. Teori MMT yang

dikemukakan Lewis dan Smith (1994) juga sejalan dengan hipotesis kedua ini.

Teori MMT menyatakan terdapat 4 (empat) pilar dasar dalam menerapkan MMT,

salah satunya adalah manajemen berdasarkan fakta. SIAM adalah sistem

informasi akuntansi manajemen yang menghasilkan informasi untuk membantu

mengidentifikasikan cara-cara untuk memperbaiki masalah mutu dan melaporkan

kemajuan metode-metode yang diimplementasikan. SIAM menyajikan fakta yang

dapat melaporkan keberhasilan implementasi MMT.

Hal tersebut sejalan dengan konsep bahwa Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen (SIAM) adalah sistem informasi yang dirancang oleh manajemen

untuk menyediakan informasi untuk membantu manajer dan karyawan untuk

membuat keputusan mengenai bagaimana menggunakan berbagai sumber yang

ada dalam perusahaan seperti keuangan, fasilitas fisik dan sumber daya manusia

dengan sebaik mungkin (Atkinson,2004). Dalam hal ini akuntansi manajemen

berperan untuk mengembangkan ukuran-ukuran baru hasil dari perbaikan dari

10

Page 11: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

periode ke periode (Shillinglaw, 1989). Guna melaksanakan hal tersebut

dibutuhkan komitmen manajemen puncak secara konsisten, berkesinambungan

dan normatif .

Hasil pengujian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh

Raghunatan (1989) yang menyatakan bahwa manajemen puncak terlihat secara

aktif dalam fungsi sistem informasi akuntansi manajemen dan memahami

pentingnya fungsi tersebut sebagai sumber daya strategis, serta menekankan

kepada unit-unit operasi untuk bekerja sama dengan departemen sistem informasi

agar keefektifan informasi dapat dicapai.

Pengujian Hipotesis III: Pengaruh MMT dan SIAM terhadap PP

Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan

bantuan jasa komputer program SPSS 18.0 diperoleh matriks korelasi seperti

terlihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Korelasi MMT dan SIAM dengan Produktivitas Perusahaan

PP MMT SIAMPearson Correlation PP

MMTSIAM

1,0000,6240,823

0,6241,0001,930

0,8230,9301,000

Sig. (1-tailed) PPMMTSIAM

.0,0000,000

0,000.

0,000

0,0000,000

.N PP

MMTSIAM

696969

696969

696969

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(1) Hasil Perhitungan Koefisien Jalur

11

Page 12: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi, seperti

terlihat pada Tabel 8.

Tabel 8.Koefisien Jalur MMT dan SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan

Model Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.

BStd.

Error Beta 1 (Constant) -9,817 2,518 3,898 ,000 MMT ,551 ,132 ,499 7,492 ,000 SIAM ,739 ,052 ,621 12,868 ,000

a Dependent Variable: PP

(2) Harga P-Value (Sig)

Tabel 9 berikut ini menjelaskan p-value (sig.) =0,000 pada nilai Fhitung

=156,521 sebagai berikut:

Tabel 9Hasil Uji Hipotesis ke 3 Pengaruh MMT dan SIAM terhadap PP

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2507,432 2 1253,716 156,521 ,000(a)

Residual 528,651 66 8,010Total 3036,084 68

a Predictors: (Constant), SIAM, MMTb Dependent Variable: PP

Berdasarkan Tabel 9. dapat diketahui bahwa p-value = 0,000, sedangkan

level of significant () yang ditetapkan adalah 95% (=0,05).

(3) Keputusan Menolak H0

12

Page 13: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

0,499

R2=0,826Residu=0,174

3.1

Y1

Keputusan untuk menolak H0 adalah p-value > , hasil perhitungan

menunjukkan bahwa p-value (0,000) < (0,05). Dengan demikian H0 ditolak

untuk menerima Hi. Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan implementasi

Manajemen Mutu Terpadu dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen terhadap

Produktivitas Perusahaan dapat diterima.

(4) Besarnya Pengaruh ditunjukkan oleh Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Koefisien

Determinasi MMT dan SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan, yaitu:

Tabel 10Model Summary Pengaruh MMT dan SIAM

terhadap Produktivitas Perusahaan

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate1 ,909(a) ,826 ,821 2,8301716

a Predictors: (Constant), SIAM, MMT

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram jalur berikut ini.

Struktur 3:

13

Page 14: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Gambar 4.3Diagram jalur Hasil Pengujian Hipotesis 3

Pengaruh MMT (Y1) dan SIAM (Y2) terhadap PP (Z)

Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh persamaan jalur yang

menunjukkan pengaruh Manajemen Mutu Terpadu dan Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen terhadap Produktivitas Perusahaan sebagai berikut:

Z=0 ,499 Y 1+0 , 621 Y 2+0 , 174

Dari persamaan ini dapat dijelaskan bahwa setiap perubahan kebijakan

implementasi manajemen mutu terpadu (Y1) sebesar satu satuan akan

menyebabkan perubahan pada produktivitas perusahaan (Z) sebesar 0,499 dimana

implementasi manajemen mutu terpadu (Y2) dianggap konstan atau dalam

keadaan 0, dan ini juga terjadi apabila kebijakan implementasi sistem informasi

akuntansi manajemen (Y2) sebesar satu satuan akan menyebabkan perubahan pada

produktivitas perusahaan (Z) sebesar 0,621, dimana implementasi manajemen

mutu terpada (Y1) dalam keadaan konstan atau dalam keadaan 0. Besarnya

0,4171

0,930

14

Page 15: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

pengaruh manajemen mutu terpadu (Y1) secara parsial terhadap produktivitas

perusahaan (Z) mencapai 38,9%, diperoleh dari hasil pengkuadratan koefisien

jalur (0,624)2, sedangkan besarnya pengaruh sistem informasi akuntansi

manajemen (Y2) secara parsial mencapai 67,8%, diperoleh dari hasil

pengkuadratab koefisien jalur (0,823)2,. Perngaruh manajemen mutu terpadu (Y1)

dan sistem informasi akuntansi manajemen (Y2) secara bersama-sama mencapai

82,6%. Pengaruh sebesar 82,6% tersebut signifikan pada α=0,05 dan p-

value=0,000. Sisanya sebesar 17,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain

yang diduga berpengaruh terhadap produktivitas berdasarkan hasil penelitian

Sumanth dan Einspruch (1998) adalah (a) Basis teknologi antara lain penggunaan

CAD, CAM robotik, dan teknik laser; (b) Basis Prosedur meliputi simplifikasi

kerja, sistem insentif, dan analisis nilai; (c) Basis Lainnya antara lain program

pemeliharaan fasilitas produksi, investasi modal, Management by Objectives,

brainstorming, penglibatan karyawan, pengendalian biaya, perencanaan strategik,

dan pengukuran kinerja.

Hasil pengujian hipotesis tersebut sejalan dengan konsep yang

menjelaskan bahwa SIAM mendukung MMT dengan menyediakan informasi

yang membantu mengidentifikasikan cara-cara untuk memperbaiki masalah dan

melaporkan kemajuan metode-metode yang diimplementasikan. Hasil pengujian

ini sesuai pula dengan hasil penelitian Banker, et.al. (1993) yang menyatakan

bahwa dari hubungan MMT dengan SIAM memberikan dampak yang positif

terhadap produktivitas. Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Sim dan

Killough (1998) yang meneliti interaksi antara MMT dengan SIAM dan

15

Page 16: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

pengaruhnya terhadap kinerja serta hasil penelitian Maiga, Adam S. (2005)

tentang hubungan interaktif antara MMT dengan SIAM dan pengaruhnya

terhadap kinerja perusahaan. Gunarianto (2005) juga mengungkapkan dalam

penelitiannya bahwa MMT dan SIAM berpengaruh terhadap kinerja. Penelitian

ini tidak mendukung hasil penelitian Ittner dan Larcker (1995) yang menyatakan

bahwa MMT dan SIAM tidak berpengaruh terhadap kinerja mutu produk.

Demikian pula hasil penelitian Abernathy dan Lilis (1995) yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang negatif antara tingkat fleksibilitas manufaktur

dengan pengukuran kinerja berbasis efisiensi tidak terbukti dalam penelitian ini.

Terkait hubungan antara MMT dengan SIAM dan pengaruhnya terhadap

produktivitas dapat dijelaskan bahwa produktivitas didefinisikan sebagai ukuran

kinerja yang mencakup ukuran efisiensi dan keefektifan. Dalam model yang

sederhana produktivitas diartikan sebagai rasio antara input dengan output.

Produktivitas dikatakan menjadi lebih baik (efisien) jika menggunakan faktor-

faktor produksi yang lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah output yang sama

atau menggunakan input dalam jumlah tertentu untuk menghasilkan output dalam

jumlah yang lebih banyak. Namun ukuran efisiensi saja tidak cukup untuk

menyatakan adanya produktivitas, output yang dihasilkan juga harus dapat

menciptakan nilai (value created) yang artinya output dapat memuaskan

kebutuhan pemakai output tersebut.

Dalam perkembangan pengukuran produktivitas, maka ukuran tersebut

dapat mencakup semua sumber-sumber daya atau hanya pada satu sumber daya.

Ukuran produktivitas yang memfokuskan pada hubungan antara satu faktor input

16

Page 17: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

dengan satu output disebut produktivitas parsial. Ukuran produktivitas yang

mencakup semua sumber-sumber input yang digunakan dalam produksi disebut

produktivitas total. Kedua konsep pengukuran tersebut dapat diterapkan di

tingkat (i) individu, (ii) kelompok dan (iii) organisasi (laba atau nirlaba), (iv)

sektoral dan (v) nasional. Baik produktivitas parsial maupun produktivitas total

dapat bersifat operasional maupun keuangan. Pada pengukuran kinerja yang

didasarkan pada produktivitas total memiliki keunggulan antara lain yaitu dapat

mengkombinasikan produktivitas dari seluruh faktor-faktor operasional.

Produktivitas total pada dasarnya merupakan ukuran produktivitas keuangan.

Pendekatan produktivitas total untuk mengukur kinerja dapat menurunkan

kemungkinan manipulasi produktivitas pada beberapa faktor produksi lainnya.

Adapun kelemahan-kelemahannya antara lain adalah (1) karyawan pada tingkat

operasional akan mengalami kesulitan untuk menghubungkan ukuran

produktivitas keuangan kepada operasi yang langsung dilaksanakan,

(2) produktivitas total akan turun jika terjadi kenaikan harga dari sumber-sumber

input yang berada di luar kendali manajemen dan (3) ukuran produktivitas total

mengabaikan pengaruh perubahan dalam permintaan terhadap produk, dan juga

tidak mempertimbangkan perubahan harga jual terhadap produktivitas.

Dengan demikian implementasi MMT yang didukung oleh SIAM dapat

mengarah pada upaya pencapaian produktivitas total. Pada perusahaan Jepang

produktivitas juga mencakup pengukuran atas process improvement berupa

simplifikasi proses yang dapat menghasilkan pengurangan siklus waktu produksi,

pengurangan kegagalan produk dan penghindaran kerusakan alat-alat produksi,

17

Page 18: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

maka implementasi MMT dan SIAM akan sangat berperan dalam upaya

pencapaian produktivitas.

Pengujian Hipotesis IV: Pengaruh KMP melalui MMT terhadap PP

Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan

bantuan jasa komputer program SPSS 18.0 diperoleh matriks korelasi seperti

terlihat pada Tabel 11. sebagai berikut:

Tabel 11. Korelasi KMP, MMT dan PP

PP KMP MMTPearson Correlation PP

KMPMMT

1,000,696,624

,6961,000,568

,624,568

1,000 Sig. (2-tailed) PP

KMPMMT

.,000,000

,000,000,000

,000,000,000

N PP KMPMMT

696969

696969

696969

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

(1) Hasil Perhitungan Koefisien Jalur

Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi, model

diagram Struktur 4 dapat dilihat pada Tabel 12 sebagai berikut:

18

Page 19: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Tabel 12Koefisien Jalur KMP melalui MMT terhadap Produktivitas Perusahaan

Model Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.

BStd.

Error Beta 1 (Constant) ,052 6,393 ,013 ,990 KMP ,696 ,255 ,505 5,093 ,000

MMT ,319 ,094 ,33 3,402 ,001a Dependent Variable: PP

(2) Harga p-Value (Sig.)

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa p-value = 0,000, sedangkan

level of significant () yang ditetapkan adalah 95% (=0,05).

(3) Keputusan Menolak H0

Keputusan untuk menolak H0 jika p-value < , sedangkan hasil

perhitungan menunjukkan bahwa p-value (0,000) < (0,05). Dengan demikian H0

ditolak untuk menerima Hi. Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan

Komitmen Manajemen Puncak melalui implementasi manajemen mutu terpadu

berpengaruh terhadap Produktivitas Perusahaan dapat diterima.

(4) Besarnya Pengaruh ditunjukkan oleh Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Koefisien

Determinasi KMP melalui MMT terhadap Produktivitas Perusahaan, yaitu:

R2

ZXΩ Y1 = ( pZX )∗(rY1 X )∗( pZY 1)

= (0,5624)*(0,568)*(0,696)

= 0,246 atau 24,6%

19

Page 20: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Z

R2=0,246Residu=0,754

3.2

Y1

Residu = 1- R2

= 1- 0,246

= 0,754 atau 75,4%

pZε3. 1

=√1−R2

= 0,6883

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh

KMP melalui MMT terhadap Produktivitas Perusahaan mencapai 24,6%.

Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini, yaitu mencapai 75,4%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram jalur berikut ini.

Struktur 4:

Gambar 4.Diagram jalur Hasil Pengujian Hipotesis 4

Pengaruh KMP (X) melalui MMT (Y1) terhadap PP (Z)

0,624

X

0,696

0,6883

0,568

1

0,5683

R2=0,323Residu=0,677

20

Page 21: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh persamaan jalur yang

menunjukkan pengaruh Manajemen Mutu Terpadu dan Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen terhadap produktivitas sebagai berikut:

Z=0 , 624 X+0 , 696 Y 1+0 ,754

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa setiap perubahan

komitmen manajemen puncak (X) sebesar satu satuan akan menyebabkan

perubahan pada produktivitas perusahaan (Z) sebesar 0,624 dimana implementasi

manajemen mutu terpadu (Y1) dianggap konstan atau dalam keadaan 0, dan ini

juga terjadi apabila kebijakan implementasi manajemen mutu terpadu (Y1) sebesar

satu satuan akan menyebabkan perubahan pada produktivitas perusahaan (Z)

sebesar 0,624, dimana komitmen manajemen puncak (X) dalam keadaan konstan

atau dalam keadaan 0. Besarnya pengaruh komitmen manajemen puncak (X)

melalui manajemen mutu terpadu (Y1) secara parsial terhadap produktivitas

perusahaan (Z) mencapai 24,6%,. Perngaruh sebesar 24,6% tersebut signifikan

pada α=0,05 dan p-value=0,000. Sisanya sebesar 75,4% dipengaruhi oleh faktor

lain. Faktor lain yang diduga memiliki pengaruh terhadap produktivitas

perusahaan selain komitmen manajemen puncak adalah kompetensi, motivasi dan

sikap profesionalisme manajemen puncak terhadap manajemen mutu terpadu.

21

Page 22: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Pengujian Hipotesis V: Pengaruh KMP melalui SIAM terhadap PP

Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan

bantuan jasa komputer program SPSS 18.0 diperoleh matriks korelasi seperti

berikut:

Tabel 13 Korelasi KMP, SIAM dan PP

PP KMP SIAM Pearson Correlation PP

KMP SIAM

1,000,696,624

,6961,000,568

,823,764,930

Sig. (1-tailed) PP KMP SIAM

.,000,000

,000.

,000

,000,000

. N PP

KMP SIAM

696969

696969

696969

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

(1) Hasil Perhitungan Koefisien Jalur

Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi, model

diagram Struktur 4 dapat dilihat pada Tabel 14 sebagai berikut:

Tabel 14Koefisien Jalur KMP melalui SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan

Model Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.

BStd.

Error Beta 1 (Constant) -,902 2,821 -,320 ,750 KMP ,198 ,131 ,161 1,508 ,136

SIAM ,260 ,040 ,700 6,576 ,000a Dependent Variable: PP

22

Page 23: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

(2) Harga p-Value (Sig)

Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa p-value = 0,000, sedangkan

level of significant () yang ditetapkan adalah 95% (=0,05).

(3) Keputusan Menolak H0

Keputusan untuk menolak H0 adalah p-value < , sedangkan hasil

perhitungan menunjukkan bahwa p-value (0,000) < (0,05). Dengan demikian H0

ditolak untuk menerima Hi. Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan

Komitmen Manajemen Puncak melalui implementasi Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen berpengaruh terhadap Produktivitas Perusahaan dapat diterima.

(4) Besarnya Pengaruh ditunjukan oleh Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Koefisien

Determinasi KMP melalui SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan, yaitu:

R2

Z ΩY2ΩX = ( pZX )∗(rY 2X )∗( pZY 2

)

= (0,624)*(0,764)*(0,823)

= 0,4037

Residu = 1- R2

= 1- 0,4037

= 0,5963

pZε3. 1

=√1−R2

= 0,7722

Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa pengaruh KMP melalui

SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan mencapai 40,37%. Sedangkan sisanya

23

Page 24: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Z

R2=0,4037Residu=0,5963

3.3

Y2

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, yaitu

mencapai 59,63%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram jalur dapat pada Gambar 5

sebagai berikut:

Struktur 5:

Gambar 5Diagram jalur Hasil Pengujian Hipotesis 5

Pengaruh KMP (X) melalui SIAM (Y2) terhadap PP (Z)

Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh persamaan jalur yang

menunjukkan pengaruh Komitmen Manajemen Puncak melalui Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen terhadap Produktivitas Perusahaan sebagai berikut:

Z=0 , 642 X+0 ,823Y 2+0 ,5963

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa setiap perubahan komitmen

manajemen puncak (X) sebesar satu satuan akan menyebabkan perubahan pada

produktivitas perusahaan (Z) sebesar 0,642 dimana implementasi sistem informasi

akuntaansi manajemen (Y2) dianggap konstan atau dalam keadaan 0, dan ini juga

0,642

X

0,823

0,7722

0,764

2

0,645

R2=0,584Residu=0,416

24

Page 25: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

terjadi apabila kebijakan implementasi sistem informasi akuntansi manajemen

(Y2) sebesar satu satuan akan menyebabkan perubahan pada produktivitas

perusahaan (Z) sebesar 0,823, dimana komitmen manajemen puncak (X) dalam

keadaan konstan atau dalam keadaan 0. Besarnya pengaruh komitmen manajemen

puncak (X) melalui implementasi sistem informasi akuntansi manajemen (Y2)

secara parsial terhadap produktivitas perusahaan (Z) mencapai 40,37%,.

Perngaruh sebesar 40,37% tersebut signifikan pada α=0,05 dan p-value=0,000.

Sisanya sebesar 59,63% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain yang diduga

berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan adalah kompetensi dan motivasi

manajemen puncak dalam memahami dan menggunakan sistem informasi

akuntansi manajemen.

Komitmen manajemen puncak terhadap MMT dapat diartikan juga sebagai

komitmen untuk menyediakan sumber-sumber yang diperlukan untuk mendukung

pelaksanaan MMT. Oleh karena SIAM adalah sistem informasi yang

menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk memotivasi perilaku dan

menilai kinerja, maka sudah selayaknya manajemen puncak berkomitmen pula

untuk menyediakan informasi akuntansi manajemen untuk mengukur

keberhasilan implementasi MMT. SIAM tidak hanya menggunakan ukuran-

ukuran dalam satuan uang tetapi juga menggunakan ukuran-ukuran non-finansial.

Ukuran-ukuran non-finansial dianggap sesuai bagi para pengguna informasi yang

lebih memerlukannya untuk mengevaluasi keberhasilan dari kegiatan operasional

yang mereka lakukan. Atkinson (2004) menegaskan bahwa informasi akuntansi

manajemen diperlukan untuk (1) mendesain produk yang dapat diproduksi secara

25

Page 26: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

efisien, dan (2) memberikan sinyal dimana perbaikan dalam mutu, efisiensi dan

kecepatan diperlukan dalam operasi manufaktur.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari McKeen yang

menyatakan komitmen manajemen puncak ditunjukkan dengan memberikan

arahan kepada penyedia dan pemakai informasi akuntansi manajemen untuk

selalu berkomunikasi agar diperoleh kepuasan pemakai dalam pelaksanaan

pekerjaannya yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja pemakai

informasi. Henderson (1990) juga mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa

informasi akuntansi manajemen menunjang keefektifan kerja dari para

pemakainya.

Informasi akuntansi manajemen akan bermanfaat jika mampu berperan

dalam membantu manajemen memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas

berbagai alternatif tindakan pada berbagai fungsi manajemen seperti perencanaan,

pengendalian dan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi manajemen juga

berperan dalam meningkatkan kemampuan manajer memahami keadaan

lingkungan yang sebenarnya dan mampu mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas

yang relevan, karenanya desain SIAM disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan.

Otley (1980) menjelaskan bahwa tidak terdapat sistem akuntansi yang

cocok secara universal ke semua organisasi dalam semua situasi. Ciri tertentu dari

SIAM yang sesuai akan tergantung pada kondisi spesifik dari suatu organisasi.

Teori kontinjensi merupakan pertimbangan utama dalam merancang SIAM,

melalui teori ini desain SIAM akan disesuaikan dengan kebutuhan pemakai

informasi.

26

Page 27: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Berdasarkan teori kontinjensi karakteristik SIAM, diklasifikasikan

menjadi (1) cakupan luas, (2) ketepatan waktu dan (3) terintegrasi. Informasi

akuntansi manajemen dalam cakupan luas meliputi informasi internal dan

eksternal, ekonomi dan non-ekonomi, informasi tentang estimasi kejadian yang

mungkin terjadi di masa yang akan datang. Manajemen memerlukan informasi

dengan karakteristik cakupan luas terutama untuk merencanakan dan

mengendalikan aktivitas-aktivitas, sehingga dapat menghasilkan peraturan dan

kebijakan yang efektif sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja berupa

produktivitas perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan Yussoff Ibrahim, et.al.,(2002) yang menyatakan bahwa ukuran non-

finansial dapat digunakan untuk mengukur produktivitas dari proses tertentu.

Penyajian informasi harus memenuhi karakteristik tepat waktu. Ketepatan

waktu menunjukkan rentang waktu antara kebutuhan informasi dengan

ketersediaan informasi serta frekuensi pelaporan informasi. Informasi tepat waktu

akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk merespon secara cepat setiap

permasalahan serta mengantisipasi ketidakpastian lingkungan. Hasil penelitian

Daniel dan Reitsperger (1991) menyatakan frekuensi pelaporan informasi

akuntansi manajemen nonfinansial dapat memperbaiki produktivitas perusahaan.

Informasi terintegrasi dari SIAM mencerminkan bahwa terdapat

koordinasi diantara segmen-segmen atau sub- unit yang satu dengan yang lainnya.

Informasi terintegrasi digunakan untuk menilai pencapaian target yang dihasilkan

dari proses interaksi diantara sub-unit dalam organisasi. Produktivitas perusahaan

merupakan hasil kolaborasi dari seluruh sub unit yang terlibat dalam

pencapaiannya. Oleh karenanya diperlukan informasi akuntansi manajemen

dengan karakteristik terintegrasi.

Pengujian Hipotesis VI: Pengaruh KMP melalui MMT dan SIAM terhadapPP

27

Page 28: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan

bantuan jasa komputer program SPSS 18.0 diperoleh matriks korelasi seperti

berikut:

Tabel 15 Korelasi KMP, MMT, SIAM dan PP

PP KMP MMT SIAMPearson Correlation PP 1.000 .696 .624 .823

KMP .696 1.000 .568 .764MMT .624 .568 1.000 .930SIAM .823 .764 .930 1.000

Sig. (1-tailed) PP . .000 .000 .000KMP .000 . .000 .000MMT .000 .000 . .000SIAM .000 .000 .000 .

N PP 69 69 69 69KMP 69 69 69 69MMT 69 69 69 69SIAM 69 69 69 69

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

(1) Hasil Perhitungan Koefisien Jalur

Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi, model

diagram Struktur 6 dapat dilihat pada Tabel 16 sebagai berikut:

Tabel 16Koefisien Jalur KMP melalui MMT dan SIAM

28

Page 29: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

terhadap Produktivitas Perusahaan

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) -13.667 2.618 -5.220 .055

KMP .379 .114 .307 6.316 .001MMT .294 .154 .368 8.422 .000SIAM .257 .077 .330 7.244 .000

a. Dependent Variable: PP

(2) Harga P-Value (sig)

Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa p-value = 0,000, sedangkan

level of significant () yang ditetapkan adalah 95% (=0,05).

(3) Keputusan Menolak H0

Keputusan untuk menolak H0 adalah p-value < , sedangkan hasil

perhitungan menunjukkan bahwa p-value (0,000) < (0,05). Dengan demikian H0

ditolak untuk menerima Hi. Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan

Komitmen Manajemen Puncak melalui implementasi MMT dan Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen berpengaruh terhadap Produktivitas Perusahaan dapat

diterima.

(4) Besarnya Pengaruh ditunjukan oleh Koefisien Determinasi (R2)

29

Page 30: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Koefisien

Determinasi KMP melalui MMT dan SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan,

yaitu:

R2

ZXΩ Y1 = ( pZX )∗(rY1 X )∗( pZY 1)

= (0,624)(0,568)(0,696)

= 0,2467

R2

ZXΩ Y2 = ( pZX )∗(rY 2X )∗( pZY 2)

= (0,624)(0,764)(0,823)

= 0,4037

R2

ZXΩ Y1ΩY 2 = [( pZX )∗(rY1 X )∗( pZY 1

)] +[

( pZX )∗(rY 2X )∗( pZY 2)]

= [ 0,2467] + [ 0,4037]

= 0,6504 atau 65,04%

Residu = 1- R2

= 1- 0,6504

= 0,5496

pZε3. 1

=√1−R2

= 0,7414

Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa pengaruh KMP melalui

MMT dan SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan mencapai 65,96%.

Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini, yaitu mencapai 54,96%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram jalur berikut ini.

30

Page 31: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

0,624

0,7114

X

Y2

0,696

Z

R2=0,6504Residu=0,5496

3.4

Y1

0,823

0,568

0,764

R2=0,851Residu=0,1493

R2=0,323Residu=0,677

1

0,5683

Struktur 6:

Gambar 6Diagram Jalur Struktur 6

Hasil Pengujian Hipotesis 6

Dengan demikian pengaruh Komitmen Manajemen Puncak terhadap

Produktivitas Perusahaan melalui Manajemen Mutu terpadu dan Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut:

Struktur Lengkap:

31

Page 32: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Pengaruh Komitmen Manajemen Puncak terhadap Implementasi

Manajemen Mutu Terpadu dan terhadap implementasi Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen maupun Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dan

implementasi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Produktivitas

Perusahaan dapat disajikan pada Tabel 17 sebagai berikut:

Tabel 17Pengaruh X Melalui Y1 dan Y2 terhadap Z

0,386

Gambar 7.Diagram Jalur Struktur Lengkap

Hasil Pengujian Hipotesis Keseluruhan

32

Page 33: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Variabel Langsung (%) Tidak Langsung Total (%)X terhadap Y1 (0,5683)2 32,3X terhadap Y2 (0,764)2 58,4Y1 terhadap Z (0,624)2 38,9Y2 terhadap Z (0,823)2 67,8X terhadap Z (0,696)2 48,4Y1 dan Y2 terhadap Z [(0,624*0,499)+(0,823*0,621)] 82,6

X melalui Y1 terhadap Z - (0,624)(0,568)(0,696) 24,67X melalui Y2 terhadap Z - (0,642)(0,764)(0,823) 40,37X, Y1 dan Y2 terhadap Z

-(0,624)(0,568)(0,696)+ (0,642)(0,764)(0,823) 65,04

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa :

1. Pengaruh komitmen manajemen puncak (X) secara langsung terhadap

manajemen mutu terpadu (Y1) mencapai 32,3%, sisanya sebesar 67,7%

dipengaruhi oleh faktor lain.

2. Pengaruh komitmen manajemen puncak (X) secara langsung terhadap

implementasi sistem informasi akuntansi manajemen (Y2) mencapai 58,4%.

Sisanya sebesar 41,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Pengaruh manajemen mutu terpadu (Y1) dan sistem informasi akuntansi

manajemen (Y2) Terhadap produktivitas perusahaan (Z) mencapai 82,6%,

Sisanya sebesar 31,1% dipengaruh oleh faktor lain.

a. Pengaruh komitmen manajemen puncak (Y1) secara langsung terhadap

produktivitas perusahaan (Z) mencapai 38,9%, sisanya 61,1% dipengaruhi

oleh faktor lain.

b. Pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen (Y2) secara langsung

terhadap produktivitas perusahaan ( Z ) mencapai 67,8%. Sisanya sebesar

32,2% dipengaruhi oleh faktor lain.

33

Page 34: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

4. Pengaruh komitmen manajemen puncak (X) melalui manajemen mutu terpadu

(Y1) secara parsial terhadap produktivitas perusahaan (Z) mencapai 24,67%.

Sisanya sebesar 83,7% dipengaruhi oleh faktor lain.

5. Pengaruh komitmen manajemen puncak (X) melalui sistem informasi akuntansi

manajemen (Y2) secara parsial terhadap produktivitas perusahaan Z mencapai

46,37%. Sisanya sebesar 53,63% dipengaruhi oleh faktor lain.

6. Pengaruh kimitmen manajemen puncak (X) melalui manajemen mutu terpadu

(Y1) dan sistem informasi akuntansi manaajemen (Y2) secara simultan

Terhadap produktivitas perusahaan Z mencapai 65,04%. Sisanya sebesar

85,86% dipengaruhi oleh fator lain.

Dengan demikian pengaruh Komitmen Manajemen Puncak melalui

Manajemen Mutu Terpadu dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen terhadap

produktivitas perusahaan mencapai 65,04%. Sisanya sebesar 85,86 dipengaruhi

oleh faktor lain. Faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap produktivitas

perusahaan adalah budaya organisasi, komitmen dan motivasi karyawan dalam

mengimplementasikan manajemen mutu terpadu dan menggunakan informasi

akuntansi manajemen.

Hasil pengujian hipotesis keseluruhan dapat diringkaskan seperti

terlihat pada Tabel 18 sebagai berikut:

34

Page 35: Ethan Frome -    Web viewKomitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)

Tabel 18Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

No VARIABEL Koefisien Jalur

KoefisienDeterminasi

thitung; Fhitung

(p-Value)Hipotesis

NUL1 X terhadap Y1 0,568 0,323 5,653 (=0,05; p=0,000) ditolak 2 X terhadap Y2 0,764 0,416 9,701 (=0,05; p=0,000) ditolak 3 Y1 dan Y2

terhadap Z0,499; 0,700

0,826 156,54 (=0,05;p=0,000) ditolak

4 X melalui Y1

Terhadap Z

X terhadap Y1

Y1 terhadap Z0,5680,624

0,064

0,3230,389

2,001(=0,05;p=0,000) Ditolak

5 X melalui Y2

Terhadap Z

X terhadap Y2

Y2 terhadap Z0,764 0,823

0,0774

0,5840,678

6,862(=0,05;p=0,000)

ditolak

6 X melalui Y1 dan Y2 Terhadap Z

X terhadap Y1

Y1 terhadap Z

X terhadap Y2

Y2 terhadap Z

0,5680,368

0,764 0,330

0,1414

0,3230,389

58,40,678

14,978(=0,05;p=0,000)

ditolak

35