Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ETIK DAN PATIENT SAFETY
PERALMUNI WEBINAR
Pelembagaan Etika, Disiplin, dan HukumKedokteran di Indonesia• Etika:
• MKEK IDI: pusat, wilayah, dan beberapa cabang, Dewan Etik Perhimpunan DokterSpesialis. kemahkamahan, pengawasan, pembinaan, pembuatan fatwa etikakedokteran (di tingkat pusat).
• Majelis Kehormatan Etika Rumah Sakit Indonesia (MAKERSI). Terutama mengaturetika RS dan pimpinannya serta relasi antar nakes dalam RS.
• Komite Etika dan hukum serta sub komite etik komite medik di RS.
• Disiplin:• MKDKI di bawah KKI. Kewenangan: kemahkamahan, pembinaan.
• Hukum:• Legislasi hukum: DPR dan pemerintah (UU). Pemerintah (hukum di bawah UU).• Proses penegakkan hukum: Kepolisian RI, Jaksa, Pengadilan; dan aparat hukum lain
sesuai kewenangannya (KPK, BNN, dsb).
AD/ART IDI 2015; UU tentang KKI, MKDKI, dan tatanegara
DILEMA ETIKA DALAM KONTEKS LAYANAN RS
• Nilai2 keutamaan (etika) yang perlu diperhatikan:• Kepemimpinan yang jelas (DPJP): kriteria medis, otonomi pasien.• Mengutamakan kepentingan pasien.• Menghormati keputusan pasien/keluarganya (otonomi).• Etika kesejawatan: Musyawarah antar sejawat untuk mendefinisikan prioritas
kepentingan pasien yg lentur dan sesuai dinamika; dan melibatkan ps/keluarga.• Memperhatikan dinamika klinis dan sosial pasien: dapat merubah skala prioritas,
dapat merubah keputusan2 bersama.
• Prima facie Kaidah Dasar Bioetika (KDB): Beneficence (dalam menyepakatiprioritas kepentingan pasien secara medis) dan kemudian otonomi pasien. Non maleficence dapat menjadi prima facie pada episode emergensi.
THANK YOU
CURRICULUM VITAE
Name : Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI
Education :
• - GP : Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, 1983
• - Internist : Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, 1994
• - Consultant in Allergy-Immunology : Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, 2000
• - PhD : Bogor Agricultural Institute, 2009
• - Professor : Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, 2019
Working Experiences :
• - Community Health Center/Puskesmas, South Jakarta, 1984-1988
• - Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Central Jakarta, as a fellow/PPDS, 1989-1994
• - Jakarta Hajj Hospital, East Jakarta, as an Internist,1995-1997
• - Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Central Jakarta, as a staff in Allergy-Immunology,1998-now
Organization :
• - Board Member of PB.IDI (Indonesian Doctors Association)
• - Treasurer of PB.PAPDI (Indonesian Society of Internal Medicine)
• - President of PP.PERALMUNI / ISAI (Indonesian Society of Allergy and Clinical Immunology)
• - Board Member of APAAACI (Asia Pacific Association of Allergy, Asthma and Clinical Immunology)
LINGKUP BAHASAN
1. Protokol Kesehatan
2. Herd Immunity
3. Imunitas Alamiah dan Adaftif
4. Cara Kerja Vaksin
5. Komposisi dan Tipe Vaksin
6. Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa
PROTOKOL KESEHATAN
PROTOKOL KESEHATAN :
• Cara terbaik yang bisa diterapkan adalah memutuskanrantai penularan, yaitu dengan melakukan berbagai upayauntuk mencegah penularan.
• Terapkan 3 M
• Memakai masker setiap keluar rumah,
• Menjaga jarak (physical distancing) minimal 1,5 m,
• Mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalirselama 20-30 detik
• Jaga daya tahan tubuh, serta batasi pergi ke luar rumah
• Lakukan isolasi mandiri bila seseorang mengalami demamdan batuk yang disertai dengan sesak napas, terlebih biladalam dua minggu terakhir orang tsb berada di daerahendemis COVID-19.
NEW NORMAL
HERD IMMUNITY
Istilah herd immunity:
Herd berarti sekumpulan dan immunity artinya imunitas atau kekebalan.
Herd immunity/kekebalan kelompok:
Adalah suatu bentuk imunitas terhadap suatu penyakit menular, yang dapat terjadi jika sebagian besar populasi menjadi kebal terhadap suatu penyakit infeksi.
Herd immunity tercapai jika timbul kekebalan pada > 70% komunitas,
HERD IMMUNITY COVID-19
• Dicapai dengan vaksinasi COVID-19
• Menurut perhitungan untuk mencapai Herd
Immunity perlu dilakukan vaksinasi COVID-19
pada sekitar 70% kelompok sasaran
• Upaya 3M tetap harus dijalankan
IMUNITAS ALAMIAHDAN ADAPTIF
Imunitas alamiah/natural
Setelah Infeksi
Aktif/infeksi
Transfer antibodi melalui
placenta
Pasif/maternal
Pemaparanantigen
ImunisasiAktif
Aktif/vaksinasi
Imunitas artifisial/adaptif
Injeksi antibodi
ImunisasiPasif
Pasif/transfers antibodi
IMUNITAS
KONSEP VAKSINASIImunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan(vaksinasi) kepada anak maupun dewasa sehingga terhindar dari penyakit.
Vaksin sudah lama digunakan sejak zaman Edward Jenner yang berhasilmelenyapkan penyakit cacar dari muka bumi ini.
Tujuannya untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, masyarakat/populasi,bahkan melenyapkan penyakit tertentu.
Pemahaman Imunologi memperjelas cara kerja vaksin dan manfaatnya, dan vaksindiberikan kepada orang sehat.
• Imunisasi adalah upaya yang dilakukan
dengan sengaja memberikan kekebalan
(vaksinasi) kepada anak maupun dewasa
sehingga terhindar dari penyakit.
• Imunitas pasif bila tubuh tidak membentuk
antibodi, tetapi menerima antibodi.
• Imunitas aktif terjadi bila tubuh membentuk
kekebalan atau antibodi sendiri.
KONSEP IMUNISASI
CARA KERJA VAKSIN
MEKANISME KERJA VAKSIN
SERO KONVERSI DAN SERO PROTEKTIF PADA IMUNISASI
Sero Konversi adalah peningkatan antibodi yang spesifik terhadap
vaksin setelah imunisasi.
Sero Protektif adalah level antibodi yang
mencapai tingkat yang memberikan perlindungan.
EFIKASI DAN EFEKTIVITAS VAKSIN
Efikasi vaksin adalah penurunan insiden penyakit
pada kelompok yang divaksinasi dibanding dengan
kelompok yang tidak divaksinasi pada kondisi
optimal (uji klinik).
Efektivitas vaksin adalah kemampuan vaksin dalam
mencegah penyakit yang sesuai pada populasi dunia nyata.
UPAYA MENINGKATKAN IMUNOGENISITAS VAKSIN
Menggunakan vaksin hidup
Penambahan ajuvan
Pemberian vaksin dalam
bentuk konjugat
Meningkatkan dosis
Antibodidisuntikkan
kepada orangyang non
imun
IMUNISASI PASIF
Donor(Orang sehat yang imun)
Penerima imunisasi pasif
>
Ada kekebalanTidak adakekebalan
Imunisasi PasifTidak terbentuk respon imun memori, karena imunisasi
pasif tidak mengaktifkan sistem imun.
Imunisasi pasif
Kerugian:Proteksi jangka pendek, tidak ada sel memoriHarga mahalEfek samping
Konse
ntr
asi an
tibodi
Minggu4 8 12 16 20
Injeksi
IMUNISASI AKTIF / VAKSINASI
Penerima adalahorang non-imun
Antigen (vaksin)disuntikkan ke
orang yang non-imun
Penerima menjadiimun
>
Imunisasi Aktif / Vaksinasi
Ko
nse
ntr
asi
an
tib
od
i
Minggu4 8 12 16 20
Injeksi vaksin
Keuntungan :• Proteksi jangka panjang
• Murah dan efektif
• Aman
KOMPOSISI VAKSIN
Antigen AdjuvantPreservative
pengawet Stabilizer
•Mikroorganisme yg dilemahkan atau dimatikan•Komponen antigen dari mikroorganisme
Memperkuat vaksin -imunitas
Mencegah pertumbuhan bakteri atau
fungi
Menjaga efektifitas vaksin selama penyimpanan
Bahan ACTIVE Bahan INACTIVE
Adapted from: Plotkin SA,Orenstein WA, eds. Vaccines 3rd ed.;1999: 40-46
Komposisi Vaksin
Konse
nta
sian
tibodi
Minggu2 4 6 8 10
Vaksinasi
Respon Primer
Respon Ajuvan
Ajuvan
TIPE VAKSIN
TIPE VAKSIN
Vaksin virus• Hidup yang dilemahkan• Inaktif / dimatikan• Sub unit
Vaksin bakteri• Hidup yang
dilemahkan• Inaktif / dimatikan
• Sel utuh• Sub-unit• Polisakarida• Konjugat
Toxoid
KLASIFIKASI VAKSIN
Vaksin Bakteri Vaksin Virus
BCG
Tifoid oral
DifteriaTetanusPertusisKolera
MeningoPneumoHibTyphim Vi
CampakParotitisRubelaVariselaInfluenza
OPV
YellowFever
HPVInfuenzaHepatitis AHepatitis BRabiesCoVid-19
VaksinInaktif
VaksinHidup
VAKSIN KOMBINASI
• MMR
• DPT
• Tdap
• Hepatitis A dan Hepatitis B
• Hepatitis A dan Tifoid
• Imunogenesitas vaksin kombinasi menghasilkanantibodi yang adekuat untuk memberikan perlindungan.
PEMBERIAN VAKSIN HIDUP BERSAMAAN
• Pemberian 2 jenis suntikan atau lebih vaksin hidup
secara bersamaan menghasilkan antibodi yang adekuat
untuk perlindungan.
• Pemberian 2 jenis suntikan atau lebih vaksin hidup
yang tidak bersamaan harinya akan menghasilkan
antibodi yang tidak adekuat untuk perlindungan.
• Bila akan memberikan 2 jenis vaksin hidup hendaknya
diberikan pada waktu yang bersamaan atau jeda 28
hari, kecuali vaksin Campak dan Yellow Fever boleh
diberikan kurang dari 28 hari.
RESPON IMUN TERHADAP BERBAGAI MACAM VAKSIN
Respon imun terhadap vaksin hidup menghasilkan titer antibodi
yang tinggi dan bertahan lama (biasanya tidak memerlukan
booster).
Respon imun terhadap vaksin konjugat, antibodi sudah dapat
terbentuk pada usia yang lebih dini, misal 6 bulan dan titer
antibodi bertahan lama. Contoh: Pneumococcal Conjugate
Vaccine (PCV)
Respon imun terhadap vaksin polisakarida; antibodi baru
dapat terbentuk pada usia 2 tahun ke atas, dan antibodi
tidak bertahan lama. Contoh: Pneumococcal
Polysaccharide Vaccine (PPV).
REKOMENDASI SATGAS IMUNISASI DEWASA
TERIMA KASIH
Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia
Curriculum Vitae• Nama : Prof. DR. Dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FACP
• Pendidikan : - Fakultas Kedokteran UI, 1969
- Spesialis Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 1976
- Konsultan Alergi-Imunologi, 1986
- Doktor dibidang Alergi-Imunologi FKUI, 1999
- Honorary Fellow of American College of Physician, 2001
- Guru Besar FKUI
• Jabatan : - Pengajar Dept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI
- Chairman Indonesian Association of Physician in AIDS Care
- Chairman Adult Immunization Working Group PAPDI
Vaccine Preventable Diseases and
Vaccine COVID-19 in Indonesia
Samsuridjal Djauzi
SATGAS IMUNISASI DEWASA PB PAPDI
Lingkup
Bahasan
Pentingnya imunisasi untuk mencegah penularan penyakit menular
Sejarah imunisasi
Imunisasi sebelum Era COVID-19
Imunisasi COVID-19
VaksinasiVariola oleh Edward Jenner 1796
Era Pra-Jenner
• Imunisasi telah dikembangkan di Cina, India, dan Turki
• Pada awal abad 18 Lady Mary Wortley Montagu istri duta besar Inggris di Turki menceritakan praktik imunisasi variola pada dokter-dokter Inggris.
• Pada tahun 1796 Edward Jenner melakukan imunisasi variola pada seorang anak bernama James Phipps yang berusia 8 tahun. Anak ini tidak tertular variola. Tahun 1798 Edward Jenner membuat monograf yang berjudul An Inquiry into the Causes dan Effects of the Variola Vaccine.
• Sebenarnya dokter-dokter muslim di Turki sudah terlebih dahulu melakukan imunisasi sebelum Edward Jenner.
Manfaat Vaksinasi
• Mencegah penularan penyakit menular
• Eradikasi penyakit menular (Variola)
• Mengendalikan penularan penyakit (Polio, Morbili)
• Setiap 1 Rupiah yang diinvestasikan untuk vaksinasi
menghasilkan manfaat 16 Rupiah (16 x lipat)
• Setiap orang berhak untuk memperoleh vaksinasi,
untuk anak telah dilaksanakan Program Imunisasi
Nasional (PIN)
Program Imunisasi Nasional (PIN)
• Pemerintah menyediakan imunisasi untuk seluruh anak Indonesia
• Vaksin yang disediakan adalah : BCG, Hepatitis B, DPT, HiB, Polio,
Campak, Morbili Rubella
• Cakupan antar provinsi masih berbeda
• Jika cakupan rendah dapat terjadi out break (kejadian luar biasa)
• Pemerintah pusat menyediakan vaksin, pemerintah daerah
melaksanakan imunisasi
• Hampir seluruh negara melaporkan cakupan imunisasi dan organisasi
kesehatan seluruh dunia (WHO) memberi dukungan teknis
New Vaccine Introduction 2015 – 2019 – Indonesia
Vaccine/Year 2015 2016 2017 2018 2019
tOPV switch to bOPV 4 April
IPV July
MR Campaign
Phase I
Campaign Phase 2
& 3
JE JE Surveillance
8 sentinels
JE Campaign
In High Risk Area (all district in Bali Province)
HPV Demonstration program
in DKI
Demonstration
program expand to
DIY, Surabaya
Demonstration program expand to
Manado and Makasar
Pneumo Demonstration
Program in West and
East Lombok with
PCV13
Expand to whole NTB and Bangka
Belitung
Rotavirus Clinical Trial: Rota Virus 3 (RV3) (BF, Melbourne Uni, UGM) di Jogyakarta dan Klaten
Herd Immunity atau
Kekebalan Kelompok
• Situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindungi/kebal terhadap
penyakit tertentu sehingga menimbulkan dampak tidak langsung
(indirect effect) yaitu turut terlindunginya kelompok masyarakat yang
bukan merupakan sasaran imunisasi dari penyakit yang bersangkutan.
• Herd immunity dapat tercapai hanya dengan cakupan
imunisasi yang tinggi dan merata
Dengan cakupan imunisasi yang tinggi akan terwujud pula kekebalan kelompok/herd
immunity yang memberikan perlindungan kepada semua orang di suatu lokasi termasuk
orang yang tidak mendapat imunisasi
Imunisasi pada orang Dewasa di Indonesia
• Imunisasi pada anak secara massal telah dimulai pada
tahun 1970 dan telah berkembang menjadi Program
Imunisasi Nasional
• Imunisasi pada dewasa baru dimulai tahun 2003
• Imunisasi dewasa biaya masih ditanggung masyarakat
kecuali tetanus dan difteri
• Di luar negeri imunisasi dewasa sebagian besar juga
ditanggung oleh negara
PEDOMAN IMUNISASI DEWASA
2017
Use of Seasonal Influenza Vaccinein Asia Pacific Region
Complications: Influenza Hospitalization Rates
<5Age (yrs)
45–545–9 6520–34
Ho
spit
alis
atio
n r
ate/
10,0
00 p
op
ula
tio
n
0
10
20
30
40
50
Glezen et al. 1987
10–19 35–44 55–64
60
Vaksin yang dianjurkan pada Era New
Normal• Vaksinasi yang biasa dipakai
(Tdap)
• Influenza
• Pneumokok
• COVID-19 (sedang uji klinik tahap 3)
Vaksin yang akan dikembangkan di
Indonesia
Jangka Pendek :
Kerja sama dengan Sinovac (China), sekarang dalam tahap uji kliniktahap 3 dilaksanakan mulai 11 Agustus 2020 di Jawa Barat. Kerjasama Biofarma dan Unpad.
Jangka Panjang :
Pengembangan vaksin Merah Putih kerjasama Biofarma dan Lembaga
Eijkman.
Herd Immunity dengan Imunisasi COVID-19
• Perlu sekitar 70% kelompok sasaran diimunisasi
COVID-19 agar terjadi penurunan angka penularan
secara nyata
• Manfaat imunisasi :
1. Untuk penerima vaksin risiko penularan menurun
2. Untuk masyarakat penurunan risiko penularan secara
menyeluruh dengan syarat tercapai herd immunity
Dimana Layanan Imunisasi dilaksanakan?
• Layanan pemerintah: Puskesmas, Pos Imunisasi,
Rumah Sakit
• Layanan swasta: klinik dan rumah sakit
Apakah vaksin COVID-19 dapat menghentikan
penularan dan masyarakat dunia kembali kesituasi
normal?
• Vaksin yang ada sekarang sedikitnya perlu penyuntikan 2x
• Masih merupakan pertanyaan besar
• Upaya pencegahan lain mungkin harus diteruskan
• Kegiatan ekonomi sosial masyarakat masih belum pulih
sepenuhnya?
• Apakah akan terjadi mutasi virus?
Penelitian Praklinis (Binatang)
• Untuk menguji keamanan vaksin (toksisitas)
• Mencari dosis yang sesuai
• Menilai manfaat perlindungan terhadap infeksi
COVID-19 (dengan memaparkan SARS-CoV2 pada
binatang)
• Menilai imunogenesitas
Efikasi
25 orang kasus baru
Covid-19
Kelompok Vaksin
7 orang
Kelompok Placebo
18 orang
Keterangan :
Dihitung efikasi didapatkan hasil 65,3%
RENCANA PENGADAANVAKSIN
JUMLAH DOSIS VAKSIN AKANMENCUKUPI HINGGAQ1 2022
No Merk Jumlah Dosis ETAIndonesia
Binding / Firm Order Opsi / Potensi
1 Sinovac
3.000.000 - Des 2020
122.504.000 - Des 2020 - Jan 2022
100.000.000 Sep 2021 – Mar 2022
2 Novavax 50.000.000 80.000.000 Jun 2021 – Mar 2022
3 COVAX/GAVI 54.000.000 54.000.000 Q2 2021 – Q1 2022
4 AstraZeneca50.000.000
(finalisasi agreement, volumeconfirmed)
50.000.000 Q2 2021 – Q1 2022
5 Pfizer50.000.000
(finalisasi agreement, volumeconfirmed)
50.000.000 Q3 2021 – Q1 2022
Jumlah 329.504.000 334.000.000 N/A
Binding / firm Order+ Opsi / Potensi
663,504,000
Total Kebutuhan Vaksin 426,800,000
Kontigensi melalui Option Agreement dan peningkatan kapasitas Biofarma disiapkan untuk mengantisipasi resiko pada salah satuprodusen vaksin, termasuk fleksibilitas atas supply GAVI / COVAX > dibutuhkan dukungan KBUMN & KEMENLU
PETUGAS PUBLIK MASYARAKAT LAINNYAMASYARAKAT RENTAN
PETUGASKESEHATAN
Vaksinasi dilakukan untuk tenaga kesehatan tersebar di 34 provinsi
Masyarakat di daerah dengan resiko
penularan tinggi
Dengan pendekatan kluster sesuai dengan ketersediaan vaksin
1,3 Jt
Catatan:1. Vaksinasi dilakukan pada tahap awal untuk tenaga Kesehatan dan dilajutkan dengan masyarakat usia 18-59 tahun2. Umur 60 tahun* ke atas akan divaksinasi setelah mendapatkan informasi keamanan vaksin untuk kelompok umur tersebut (mis. tertuang
EUA/data hasil uji klinis tahap 3)3. Vaksinasi dapat dilakukan juga terhadap komorbid terkendali (kriteria menunggu rekomendasi ITAGI/ahli)
JUMLAH KEBUTUHAN VAKSIN (181.5JT JIWA)
LANSIA*
21,5 Jt 63,9 jt 77,4 jt
17,4 Jt
TENAGA KESEHATAN & PELAYANAN PUBLIK AKAN MENDAPATKAN PRIORITAS
VAKSINASI PERTAMA
WAVE I : PERIODE VAKSINASI JAN - APR 2021 WAVE II : PERIODE VAKSINASI APR 2021 - MAR 2022
1 2 3 4
Imunisasi Nakes
1. Imunisasi nakes termasuk dokter akan dilaksanakan
Januari sd April 2021
2. Vaksin yang akan dipakai Sinovac
3. Siapa yang boleh dan belum boleh menerima vaksin
COVID-19
Cakupan Imunisasi COVID-19 diharapkan
180 jt Orang
• Pada umumnya setiap orang dapat mengikuti
imunisasi kecuali termasuk kelompok kontraindikasi
• Kontraindikasi vaksin termasuk COVID-19 amat
sedikit
• Namun untuk vaksin COVID-19 karena vaksin baru
perlu kehati-hatian.
Skrining untuk Imunisasi COVID-19 Tahap 1
• Formulir Skrining Kementerian Kesehatan
• Rekomendasi Profesi
• Mereka yang tidak atau belum mengikuti imunisasi
Tahap 1 dapat mengikuti pada Tahap berikutnya.
• Diharapkan penerima vaksin mencapai 180 jt orang
Mengenal Vaksin yang akan tersedia di Indonesia
Nama vaksin Platform Indikasi EUA Perhatian
Sinovac (Coronavac) Inactivated 18-59 tahun √
< 18 tahun?
≥ 60 tahun?
Indonesia (rencana
januari)
?
Pfizer mRNA 16-59 tahun √
≥ 60 tahun √
< 16 tahun ?
40 negara termasuk
27 negara Uni
Eropa, WHO
Laporan alergi berat
dan anafilaksis
(n=6/272.000) →
CDC
Moderna mRNA 18-55 tahun √
≥ 55 tahun √
< 18 tahun ?
USA ?
Astra zeneca Viral vector 18-55 tahun √
≥ 55 tahun √
< 18 tahun ?
Inggris Laporan transverse
myelitis (n=1) ?
Novavax Protein subunit 18-59 tahun √
≥ 60 tahun ?
< 18 tahun ?
? ?
Kapan Imunisasi memberi perlindungan ?
• Pada Imunisasi COVID-19 antibodi terbentuk setelah
suntikan kedua. Pada Sinovac 14 hari setelah
suntikan kedua titer antibodi sudah mencapai titer
yang tertinggi sehingga sudah memberi
perlindungan .
• Jika hanya satu kali suntikan antibodi yang terbentuk
masih belum tinggi titernya , karena itu suntikan
kedua amat penting untuk mencegah penyakit.
Pertanyaan
• Kenapa hasil efikasi Sinovac di Turki, Brazil, dan
Indonesia berbeda?
• Bagaimana dengan rekomendasi PAPDI?
• Bagaimana dengan FAQ yang dibuat oleh PAPDI?
• Bagaimana pelaksanaan imunisasi COVID-19 di
RSCM?
Terima Kasih
KEBIJAKAN PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan
dr Siti Nadia, M EpidDIREKTUR P2PML/JUBIR VAKSIN KEMENKES
Latar BelakangVaksinasi COVID-19
Pemerintah telah menetapkan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sebagai bencana non-alam.
Pandemi COVID-19 memberikan tantangan besar dalam upaya peningkatan derajatkesehatan masyarakat di Indonesia.
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, juga memberikan dampak yang terlihat nyata dalam berbagai sektor di antaranya sektor sosial, pariwisata, dan pendidikan.
Perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protokol kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif melalui upaya pemberian vaksinasi.
LATAR BELAKANG
Upcoming Deposits
10 Provinsi TertinggiSebaran di 34 Provinsi
Situasi COVID-19 di IndonesiaUpdate hingga 18 Januari 2021 Pukul 16.00 WIB
1. DKI Jakarta 6. Kalimantan Timur
2. Jawa Barat 7. Riau
3. Jawa Tengah 8. Sumatera Barat
4. Jawa Timur 9. Banten
5. Sulawesi Selatan 10. Bali
Jumlah Kasus
Kasus Konfirmasi 917,015 9.086
Kasus Sembuh 745,935 9.475
Kasus Meninggal 26,282 295
Kasus Aktif 144,798
Jumlah Kasus
Hasil Negatif 4,670,794
Orang Diperiksa 5,587,809
Kasus Suspek 77,579
Spesimen Diperiksa 8,363,327
POSITIVITY RATE MASIH DIATAS 10%(STANDAR WHO <5%)
Positivity Rate dan Pencapaian Threshold Pemeriksaan LaboratoriumUpdate hingga 17 Januari 2021
PENCAPAIAN UNTUK THRESHOLD PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1 ORANG PER 1000 PENDUDUK PER MINGGU SUDAH MENCAPAI ANGKA TARGET
0,0%
5,0%
10,0%
15,0%
20,0%
25,0%
30,0%
-
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
27/04/20 -
03/05/20
04/05/20 -
10/05/20
11/05/20 -
17/05/20
18/05/20 -
24/05/20
25/05/20 -
31/05/20
01/06/20 -
07/06/20
08/06/20 -
14/06/20
15/06/20 -
21/06/20
22/06/20 -
28/06/20
29/06/20 -
05/07/20
06/07/20 -
12/07/20
13/07/20 -
19/07/20
20/07/20 -
26/07/20
27/07/20 -
02/08/20
03/08/20 -
09/08/20
10/08/20 -
16/08/20
17/08/20 -
23/08/20
24/08/20 -
30/08/20
31/08/20 -
06/09/20
07/09/20 -
13/09/20
14/09/20 -
20/09/20
21/09/20 -
27/09/20
28/09/20 -
04/10/20
05/10/20 -
11/10/20
12/10/20 -
18/10/20
19/10/20 -
25/10/20
26/10/202
0 - 01/1
1/2020
02/11/202
0 - 08/1
1/2020
09/11/202
0 - 15/1
1/2020
16/11/202
0 - 22/1
1/2020
23/11/202
0 - 29/1
1/2020
30/11/202
0 - 06/1
2/2020
07/12/202
0 - 13/1
2/2020
14/12/202
0 - 20/1
2/2020
21/12/202
0 - 27/1
2/2020
28/12/202
0 - 03/0
1/2021
04/01/202
1 - 10/0
1/2021
11/01/202
1 - 17/0
1/2021
Suspected cases tested/1000 pop/week Positivity Rate
STRATEGI PENGENDALIAN
Pemerintah (3T)
Test
TraceTreat
Masyarakat (3M)
Memakai masker
Mencuci tangan
Menjaga jarak
VAKSINASI
Kebijakan VaksinasiCOVID-19
Instruksi Presiden Untuk Program Vaksinasi Covid-19
Vaksin Covid-19 diberikan secara gratis dan masyarakat tidak dikenakan biaya sama sekali.
1 Seluruh jajaran kabinet, kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah agar memprioritaskan program vaksinasi pada tahun anggaran 2021
2
3 Memprioritaskan dan merelokasi anggaran lain terkait ketersediaan dan vaksinasi secara gratis.
Presiden akan menjadi yang pertama mendapat vaksin Covid-19. Tujuannya untuk memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada masyarakat bahwa vaksin yang digunakan aman.
4
meminta masyarakat untuk terus menjalankan disiplin 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan5
Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.02./MENKES/12758/2021
tentang Penetapan Jenis Vaksin untukPelaksanaan Vaksinasi COVID-19
1. Menetapkan jenis dan kriteria vaksin yangdapat digunakan dalam pelaksanaanvaksinasi COVID-19
2. Menetapkan bahwa vaksin hanya dapatdigunakan bila sudah mendapat EUA dariBPOM
3. Perubahan terhadap jenis vaksin dapatdilakukan berdasarkan rekomendasi ITAGIdan pertimbangan KPCPEN
Permenkes No 84Tahun 2020
tentang Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi COVID-
19
Rekomendasi Vaksinasi COVID-19Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI)
1. Vaksinasi Covid-19 di saat pandemimerupakan upaya “Public Goods” yang dilakukan Pemerintah sebagai urusanwajib (Obligatory Public Health Functions). Oleh karena itu seluruh biayavaksinasi harus ditanggung sepenuhnyaoleh pemerintah.
2. Untuk mempercepat penurunan pandemidiperlukan cakupan imunisasi sebesar70% agar ‘herd immunity’ segera tercapaidalam kurun waktu kurang dari 1 tahun.
3. Vaksinasi Covid-19 harus mencakupkelompok usia lanjut (>60 tahun) yang merupakan kelompok risiko tinggiterinfeksi Covid-19 dengan mortalitasyang juga tinggi.
4. Pelayanan vaksinasi dilaksanakan melaluifasilitas Kesehatan pemerintah ataupunswasta yang telahditunjuk dan memenuhistandar
5. Memperkuat surveilans KIPI.
Jumlah masyarakat yang akan mendapatkan vaksinasi adalah 181.55 juta orang dengan total kebutuhan vaksin 426.8 juta dosis, yang seluruhnya ditanggung dengan pendanaan pemerintah
JUMLAH KEBUTUHAN VAKSINSKENARIO HERD IMMUNITY BERDASARKAN EFFICACYVAKSIN
• Sasaran vaksin diperluas untuk mencakup penduduk usia > 59 tahun dan komorbid (yangterkontrol)• Penentuan Herd Immunity mempertimbangkan Efficacy Rate Vaksin.
Keterangan/SkenarioHerd Immunity Skenario 1 Herd Immunity Skenario 2
Penduduk ≥ 18 tahun yang bisa divaksinasi 181.554.465 181.554.465Efficacy Rate 80% 60%Cakupan Untuk Mencapai HERD Immunity 75% 100%
Penduduk yang harus divaksin untuk HERD Immunity 136.165.849 181.554.465
Jumlah Kebutuhan Dosis Vaksindengan wastage rate 15% 320.390.230 426.800.000
Penduduk ≥ 18 tahun yang bisa divaksin (Juta Jiwa)
Jumlah Penduduk Total 269,6
Jumlah penduduk > 18 tahun 188,7
Eksklusi (Ibu Hamil, Terpapar Covid, Komorbid Tidak Terkontrol) 7,2
Jumlah Penduduk ≥ 18 tahun yang bisa divaksin 181,5
Bartsch SM, O’Shea KJ, Ferguson MC, et al. Vaccine efficacy needed for a COVID-19 coronavirus vaccine to prevent or stop an epidemic as the sole intervention. [published online July 15 2020]. Am. J. Prev. Med. doi: 10.1016/j.amepre.2020.06.011
PETUGAS PUBLIK MASYARAKAT LAINNYAMASYARAKATRENTAN
PETUGAS KESEHATAN
Vaksinasi dilakukan untuk tenaga kesehatandan tenaga penunjang di fasyankes tersebar di 34
provinsi
Masyarakat di daerah dengan resiko
penularan tinggi
Dengan pendekatan kluster sesuai dengan ketersediaan vaksin
1 2 3 4
1,4 Jt 21,5 Jt 63,9 jt 77,4 jt
Catatan:1. Vaksinasi dilakukan pada tahap awal untuk tenaga Kesehatan dan dilajutkan dengan masyarakat usia 18-59 tahun2. Umur 60 tahun* ke atas akan divaksinasi setelah mendapatkan informasi keamanan vaksin untuk kelompok umur tersebut (mis. tertuang
EUA/data hasil uji klinis tahap 3)3. Vaksinasi dapat dilakukan juga terhadap komorbid tertentu (sesuai rekomendasi ahli)
PENTAHAPAN KELOMPOK PRIORITAS PENERIMA VAKSINASI
LANSIA*
17,4 Jt
WAVE I : PERIODE VAKSINASI JAN - APR 2021 WAVE II : PERIODE VAKSINASI APR 2021 - MAR 2022
RENCANA PENGIRIMAN VAKSIN(SELURUH PROSES VAKSINASI AKAN SELESAI PADA Q1 2022)
Distribusi Vaksin
Sinovac Novavax* Covax/Gavi* AstraZeneca* Pfizer* Moderna* Jumlah Per Bulan
Q1
Jan 5,817,000 5,817,000
Feb 10,450,000 10,450,000
Mar 13,300,000 13,300,000
Q2
Apr 14,297,000 6,000,000 150,000 20,447,000
May 9,910,000 6,000,000 150,000 16,060,000
Jun 7,640,000 4,000,000 6,000,000 1,000,000 18,640,000
Q3
Jul 8,960,000 8,000,000 6,000,000 2,400,000 4,000,000 N/A 29,360,000
Aug 11,150,000 8,000,000 6,000,000 7,700,000 4,000,000 N/A 36,850,000
Sep 8,920,000 8,000,000 6,000,000 11,900,000 4,000,000 N/A 38,820,000
Q4
Oct 8,590,000 17,000,000 6,000,000 11,900,000 4,000,000 N/A 47,490,000
Nov 8,630,000 17,000,000 6,000,000 11,900,000 4,000,000 N/A 47,530,000
Dec 8,920,000 17,000,000 6,000,000 11,900,000 4,000,000 N/A 47,820,000
Jumlah 2021 116,584,000 79,000,000 54,000,000 59,000,000 24,000,000 332,584,000
Q1
Jan 8,920,000 17,000,000 8,000,000 6,296,000 4,000,000 N/A 44,216,000
Feb 17,000,000 8,000,000 N/A 25,000,000
Mar 17,000,000 8,000,000 N/A 25,000,000
Jumlah 2022 8,920,000 51,000,000 24,000,000 6,296,000 4,000,000 N/A 94,216,000
Total 125,504,000 130,000,000 78,000,000 65,296,000 28,000,000 N/A 426,800,000
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu PelaksanaanVaksinasi COVID-19 dilaksanakan dalam
beberapa tahapan mempertimbangkan ketersediaan, waktu
kedatangan dan profil keamanan vaksin
TempatPelayanan Vaksinasi COVID-19 dilaksanakan di Fasilitas PelayananKesehatan baik Pemerintah maupunswasta, berupa:1. Puskesmas, Puskesmas
Pembantu;2. klinik; 3. rumah sakit; dan/atau4. klinik Kantor Kesehatan
Pelabuhan
Dalam hal Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam memberikanVaksinasi bagi seluruh sasaran dan/atau tidak memenuhi persyaratan, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dapat membuka pos Vaksinasi COVID-19
PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19
Fasilitas PelayananKesehatan milikPemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, PemerintahdaerahKabupaten/Kota ataumilikmasyarakat/swastayang memenuhipersyaratan:1. Puskesmas,
puskesmaspembantu;
2. Klinik;3. Rumah sakit;
dan/atau4. Unit pelayanan
kesehatan di Kantor KesehatanPelabuhan (KKP)
KRITERIA
1. memiliki tenaga kesehatan pelaksana vaksinasi COVID-19;
2. memiliki sarana rantai dingin sesuai dengan jenis Vaksin COVID-19 yang digunakan atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
3. memiliki izin operasional Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau penetapan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Fasilitas pelayananKesehatan yang
tidak dapatmemenuhi
persyaratan poin 2 dapat menjadi
tempat pelayananvaksinasi COVID-19
namundikoordinasi oleh
puskesmassetempat
PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pendataan fasilitaspelayanan kesehatan yang akan menjadi tempat pelaksanaanpelayanan vaksinasi COVID-19 melalui upaya koordinasi dengan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan meliputi:1. pendataan tenaga pelaksana,2. pendataan jadwal pelayanan, dan3. pendataan peralatan rantai dingin yang tersedia di setiap fasilitas
pelayanan kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kemudian melakukan penilaian terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dan melakukan penetapan melalui
SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta menginput data tersebut ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi
PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19
• Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kemudianmelakukan penilaian terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dan melakukan penetapan melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta menginput data tersebut ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi.
• Bila fasilitas pelayanankesehatan yang tersedia tidakdapat memenuhi kebutuhandalam memberikan vaksinasibagi seluruh sasarandan/atau fasilitas pelayanankesehatan tidak memenuhipersyaratan maka DinasKesehatan Kabupaten/Kota dan puskesmas dapatmembuka pos pelayananvaksinasi COVID-19
1. Puskesmas mengusulkan pos pelayanan vaksinasiCOVID-19 ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Pos pelayanan vaksinasi merupakan pos layananluar gedung (area/tempat di luar fasilitaspelayanan kesehatan).
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkandaftar pos pelayanan vaksinasi melalui SK KepalaDinas Kesehatan Kabupaten/Kota sertamenginput data tersebut ke dalam aplikasi PcareVaksinasi.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan puskesmasharus memastikan ketersediaan tenaga pelaksanaserta sarana rantai dingin yang memadai untukmelaksanakan pelayanan vaksinasi COVID-19 yangaman dan berkualitas.
4. Pelaksanaan pelayanan vaksinasi di pos pelayananvaksinasi harus memenuhi standar pelayananvaksinasi COVID-19. Masing-masing pos pelayananvaksinasi juga melaksanakan pencatatan danpelaporan tersendiri, terpisah dari puskesmasyang menjadi koordinatornya.
12.927Faskes yang sudah
mendaftar di aplikasi P-Care BPJS
per 10 Januari 2021(10.030 Puskesmas & 2.897 RS/Klinik/KKP)
KESIAPAN KAPASITAS DAN DISTRIBUSI DALAM PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19
Kapasitas Logistik> 90% Puskesmas
memiliki Cold Chain berfungsi dan sesuai
standar WHO
P Care
Aplikasi Sistim Informasi Satu Data
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Berkompetensi
Lebih dari 30.246 orang
❑10.166❑Puskesmas
RS/Klinik Pemerintah (Kementerian
/TNI/Polri/Pemda) dan Swasta
❑49 KKP beserta wilayah kerja
Vaksin COVID-19Biotracking untuk mengetahui posisi/GPS realtime, Temperatur sensor, track door sensor, check point dan alur perjalananBio detect , pengiriman vaksin dilengkapi freeze alert untuk mengetahui kualitas mutu vaksin
Pengamanan TNI Polri
Sistim Distribusi Vaksin
RS/Klinik
Pos Vaksinasi lainnya
Registrasi dan Verifikasi Sasaran
Data sasaran vaksinasi program diperoleh secara top-down
melalui Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi
COVID-19
1. Sasaran menerima notifikasi via SMS Blast
2. Konfirmasi atau registrasi ulang sasaran, termasuk memilih tempat dan jadwal layanan
3. Tiket elektronik bagi sasaran terverifikasi
Data sasaran beserta penjadwalan vaksinasi masing-masing sasaran dapat diaksesoleh petugas Puskesmas maupun Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya melalui
aplikasi PcareUntuk memastikan tingginya Indeks Pemakaian (IP) vaksin, maka puskesmas dan fasilitas pelayanan Kesehatan lainnya dapat menghubungi sasaran sebelum hari pelayanan untuk
memastikan kembali kedatangannya
DAFTAR 34 PROVINSI DAN 91 KAB/KOTA YANG MELAKSANAKAN VAKSINASI COVID-19
1Kota Banda AcehKab. Aceh Besar
2Kota MedanKab. Deli SerdangKota Binjai
3Kota PadangKab. Pesisir Selatan
4Kota PekanbaruKab. KamparKab. Pelalawan
5Kota JambiKab. Muaro Jambi
6Kota PalembangKab. Ogan Komering Ilir
7Kota BengkuluKab. SelumaKab. Bengkulu Tengah
8Kota Bandar LampungKab. Lampung SelatanKota Metro
9Kab. BangkaKota Pangkal Pinang
NO PROVINSI JUMLAH KAB/KOTA
Aceh
Sumatera utara
Sumatera Barat
2
3
2
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
3
2
2
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
3
3
2
10Kota BatamKota Tanjung PinangKab. Bintan
11Kota Jakarta PusatKota Jakarta TimurKota Jakarta SelatanKota Jakarta BaratKota Jakarta Utara
12Kota BandungKota BekasiKota BogorKota DepokKab. Bandung BaratKab. BandungKota Cimahi
13Kota SemarangKab. SemarangKota Surakarta*
14Kota YogyakartaKab. Sleman
15Kota SurabayaKab. GresikKab. Sidoarjo
16Kota SerangKota Tangerang Selatan
NO PROVINSI JUMLAH KAB/KOTA
Kepulauan Riau
DKI Jakarta*
Jawa Barat*
3
5
7
Jawa Tengah
DI Yogyakarta*
Jawa Timur*
3
2
3
Banten*2
17Kota DenpasarKab. BadungKab. Gianyar
18Kota MataramKab. Lombok Barat
19Kota KupangKab. Kupang
20Kota PontianakKab. Kubu RayaKab. Mempawah
21Kota PalangkarayaKab. Pulang Pisau
22Kota BanjarmasinKab. BanjarKota Banjar Baru
23Kota SamarindaKab. Kutai Kartanegara
24Kota TarakanKab. Bulungan
25Kota ManadoKota Tomohon
Sulawesi Utara2
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
3
2
2
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
2
3
2
Bali
Nusa Tenggara Barat
3
2
NO PROVINSI JUMLAH KAB/KOTA
26Kota PaluKab. PosoKab. Donggala
27Kota MakassarKab. GowaKab. Maros
28Kota KendariKab. Konawe
29 GorontaloKota GorontaloKab. GorontaloKab. Bone Bolango
30 Sulawesi BaratKab. MamujuKab. Majene
31 MalukuKota Ambon
32 Maluku UtaraKota TernateKota Tidore Kepulauan
33 Papua BaratKab. ManokwariKota SorongKab. Manokwari Selatan
34 PapuaKota JayapuraKab. JayapuraKab. Mimika
Total 91
3
3
NO PROVINSI JUMLAH KAB/KOTA
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
3
3
Sulawesi Tenggara2
3
2
2
2
Registrasi Vaksinasi Covid-19
Sertifikat Vaksinasi Covid-19
STRATEGI KOMUNIKASI VAKSINASI COVID-19
1. Berdasarkan data dan fakta2. Berorientasi hasil3. Bermitra dengan kelompok/ group lokal yang potensial4. Sharing informasi dengan publik dan masyarakat sebagai instrumen
yang efektif untuk mempengaruhi perilaku seseorang
PENDEKATAN STRATEGI KOMUNIKASI
Agar memastikan sasaran atau target vaksinasi:1. Terinformasi manfaat vaksinasi dan bahayanya jika tidak mendapatkan
vaksinasi COVID-19 lengkap (misal : 2 dosis pemberian)2. Mengetahui ketersediaan akses pelayanan vaksinasi di wilayahnya (jumlah
kunjungan dan jarak waktu mendapatkan imunisasi 2 dosis)3. Mengetahui peran dan tanggung jawab dalam melindungi diri sendiri,
keluarga dan lingkungan (tetap menerapkan protokol kesehatan dsb)4. Termotivasi untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 tepat waktu dan
lengkap
PENTINGNYASTRATEGI KOMUNIKASI
COVID-19
#HoldingBUMNFarmasi
KemasanCoronaVac
Informasi Resmi Terkait Vaksinasi
http://s.id/infovaksin
Prinsip Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
q Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan yang memilikikompetensi
q Pelaksanaan pelayanan Vaksinasi COVID-19 tidak menganggu pelayanan imunisasi rutindan pelayanan kesehatan lainnya;
q Melakukan skrining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran sebelum dilakukanpemberian vaksinasi
q Menerapkan protokol kesehatan; serta
q Mengintegrasikan dengan kegiatan surveilans COVID-19 terutama dalam mendeteksikasus dan analisa dampak
VAKSINASI TAHAP 1 PADA PETUGAS KESEHATAN
Data dari faskes Pemerintah, Swasta termasuk TNI, Polri dan BUMN per tanggal 3 Januari 2021Jumlah ini belum dikurangi kriteria eksklusi (pernah terkena COVID-19, sedang hamil dan sedang menyusui)
Januari FebruariDokter- Dokter Umum 83,630 26,762 56,868 - Dokter Spesialis 41,117 13,157 27,960 - PPDS/residen 14,552 4,850 9,702 - intership 7,442 2,381 5,061 Perawat 440,186 140,860 299,326 Bidan 250,481 80,154 170,327 Tenaga kesehatan lainnya (Farmasi, Gizi, Kesmas, dsb) 240,887 77,084 163,803 Asisten Tenaga Kesehatan 71,298 24,120 47,178 Tenaga penunjang 397,598 127,231 270,367 Koas 41,244 13,198 28,046 SDMK TNI/POLRI 27,658 16,956 10,702
Jumlah 1,616,093 505,300 1,089,340
Rencana Pelaksanaan 2021JumlahSDM Kesehatan
Sasaran SDM Kesehatan semula 1,6 juta menjadi 1,4 juta setelah filterisasi data penyintas Covid-19, hamil dan menyusui(Konyering data Pusdatin dan Tim Sistim Informasi KPCPEN), 8 Januari 2021
Sasaran vaksinasiCOVID-19 datang
Meja 1 (Pendaftaran)• Peserta menunjukkan e-ticket untuk verifikasi• Verifikasi data dilakukan dengan menggunakan aplikasi
Pcare
Meja 2 (Skrining)• Petugas kesehatan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik sederhana untuk
melihat kondisi kesehatan dan mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid)• Skrining dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare• Sasaran yang ditunda pemberian vaksinnya akan dijadwalkan ulang oleh sistem
Meja 3 (Vaksinasi)• Petugas memberikan vaksinasi secara intra muskular sesuai
prinsip penyuntikan aman• Petugas mencatat merek/jenis dan nomor batch serta barcode
vaksin yang diberikan kepada sasaran
Meja 4 (Pencatatan dan Observasi)• Petugas mencatat hasil pelayanan vaksinasi ke dalam aplikasi PCare. • Sasaran diobservasi selama 30 menit untuk memonitor kemungkinan KIPI• Petugas memberikan penyuluhan tentang 3M dan vaksinasi COVID-19• Peserta mendapatkan kartu vaksinasi
ALUR PELAYANAN VAKSINASI COVID-19
P Care
Pemberian vaksin Coronavac(Sinovac)• Vaksinasi tidak diberikan penyintas Covid-19, wanita hamil, menyusui, usia < 18 tahun dan
beberapa kondisi morbid• Penyakit auto imun, Sindrom hiper IgE, Pasien dgn infeksi akut, Penyakit Gagal Ginjal,
hipertensi, Gagal jantung, PJK, Penyakit GI (autoimun& imunosupresan), Hipertiroid, Penyakit kanker, Pasien Hematologi Onkologi
Manajemen Limbah
q Semua ADS yang sudah digunakan harus dimasukan ke dalam safety box
q Jangan membuang sampah lainnya ke dalam safety box
q Setelah safety box terisi ¾ penuh, safety box harus diberi label, nama tempat pelayanan dan tanggal pelayanan, danditempatkan pada tempat yang aman dengan kondisi tertutup dan jauh dari jangkauan anak-anak dan masyarakat
q Limbah lain (vial vaksin, kapas, masker medis, sarung tangan) dibuang ke dalam kantong plastik khusus limbah medis/kantong plastik biasa yang diberi tanda limbah medis
1. Dikubur di dalam Bak beton
2. Dibakar dengan Incinerator
3. Melakukan perjanjian kerjasama (MoU) dengan pihak ke-3
Pengelolaan Limbah Medis Infeksius Tajam
Limbah sisa vaksin dikeluarkan dari dalam botol/ampul, kemudian didesinfeksi di dalam killing tank(tangki desinfeksi) untuk membunuh mikroorganisme yang terlibat dalam produksi. Kemudian, limbahyang sudah didesinfeksi dialirkan ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) sesuai ketentuan yang berlaku
Botol atau ampul yang telah kosong dikumpulkan ke dalam tempat sampah (kantong plastik) berwarna kuningselanjutnya diinsenerasi (dibakar dalam incinerator) atau menggunakan metode non insinerasi (al. autoclaving,microwave) dan dihancurkan
Apabila sumber daya dan sarana tersedia maka pengolahan limbah ini dapat diserahkan pada pihak ketiga denganperjanjian kerjasama (MoU) sesuai dengan kebijakan dan ketentuan yang berlaku di wilayah kabupaten/kota masing-masing.
Pengelolaan Limbah Medis Infeksius Non Tajam
MONITORING DAN EVALUASI
PENCATATAN DAN PELAPORAN
PEMANTAUAN PRA, SAAT DAN PASKA PELAKSANAAN
PEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN KIPI
• Terpisah dari pencatatan danpelaporan imunisasi rutin
• dilakukan secara elektronikmelalui aplikasi PCare
Identitas lengkap sasaran (NIK, nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, alamat)
Status BPJS
Nama vaksin
No Batch Vaksin
Tanggal pemberian vaksin(Dosis 1-2)
Pencatatan dan Pelaporan ElektronikHasil Pelayanan Vaksinasi COVID-19
Pencatatan dan Pelaporan Logistik
Monitoring logistikmenggunakan Bio
Tracking Biofarma danSMILE (Sistem
Monitoring ImunisasiLogistik secara Elektronik)
PEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN KIPI
ALUR PELAPORAN
KIPI yang meresahkan danmenimbulkan perhatian
berlebihan masyarakat, harussegera direspons, diinvestigasidan laporannya segera dikirimlangsung kepada KementerianKesehatan cq. Sub Direktorat
Imunisasi/Komnas PP-KIPI ataumelalui WA grup Komda KIPI –
Focal Point, email: [email protected] [email protected] ;
website: www.keamananvaksin.kemkes.
go.id.
Jenjang Administrasi Kurun waktu diterimanya laporan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Pokja KIPI
24 jam dari saat penemuan kasus
Dinas Kesehatan Provinsi/Komda PP-KIPI 24-72 jam dari saat penemuan kasus
Sub Direktorat Imunisasi/Komnas PP-KIPI 24 jam-7 hari dari saat penemuan kasus
Fasyankes
Form KIPINon Serius
Form KIPI Serius
Form Investigasi
Cara Pencatatan dan Pelaporan KIPI dapatdilakukan melalui:
FORM KIPI
E-mail: [email protected] Website: keamananvaksin.kemkes.go.id
Formulir KIPI, KIPI Serius & Investigasi dapat diunduh di : https://bit.ly/formkipi
atau di:www.keamananvaksin.kemkes.go.id
Tatacara pelaporan melalui web keamanan vaksin dapat dilihat pada Buku Pedoman:https://bit.ly/jukniswebkipi
PENDANAAN
Pendanaan pelaksanaan kegiatan vaksinasi COVID-19 bersumber dari APBN (Dekonsentrasi, DAK non
fisik/BOK), APBD dan sumber lain yang sah sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Kegiatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang dibiayai oleh APBN, APBD dan sumber lain yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan antara lain :1. biaya operasional, 2. biaya distribusi vaksin dan logistik lainnya, 3. biaya pengembangan dan penyebarluasan materi KIE, 4. biaya penyelenggaraan pertemuan advokasi, koordinasi dan
sosialisasi, 5. bimbingan teknis dan monitoring, dan6. surveilans KIPI
Pendanaan untuk pemantauan danpenanggulangan Kejadian Ikutan
Pasca Vaksinasi COVID-19 dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau sumber pendanaan lain yang
sah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan
Pendanaan ini termasuk untukperawatan dan pengobatan
Kejadian Ikutan Pasca VaksinasiCOVID-19
Kesimpulan
• Pemberian vaksinasi COVID-19, disertai denganpenerapan protokol kesehatan yang ketat, merupakanupaya akselerasi dalam rangka penanggulangan pandemi
• Kegiatan vaksinasi COVID-19 meliputi tahapanperencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi, dimana keseluruhan tahapan ini akan didukung oleh sisteminformasi terintegrasi
• Perlu dilakukan komunikasi publik yang efektif untukmeningkatkan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasiCOVID-19
KementerianKesehatan RI @KemenkesRIkemenkes_ri
CALL CENTRE COVID-19 :119 EXT 9
Prof. Cissy Kartasasmita, dr, MSc, PhD, SpA(K)
• Guru Besar Departemen ilmu Kesehatan Anak,
Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran
• Ketua Satgas Imunisasi PP IDAI
• Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF)
• Ketua Pokja Vaksinasi PP PERALMUNI
• Anggota (ITAGI)
• Board Member of APACI)
• Board Member of ASAP)
• Board Member of ICPP
• Board Member of GAN
CHILDHOOD VACCINATION DURING PANDEMIC COVID-19
– Reference Slide
Cissy B. KartasasmitaDepartemen Ilmu Kesehatan anak, Fakultas Kedokteran , Universitas Padjadjaran/RSHS Ketua Pokja Imunisasi PERALMUNI
Webinar PERALMUNI, 19-01-2021
OUTLINE
• Pendahuluan
• Disrupsi Pelayanan Imunisasi
• Definisi Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi
• Immunisasi pada Era Pandemi
• Pedoman Imunisasi Anak
• Ringkasan
• Saat ini tersedia vaksin untuk mencegah lebih dari 20
penyakit yang mengancam jiwa, dan jadi lebih sehat
• Imunisasi dapat mencegah 2 – 3 juta kematian setiap tahun
akibat penyakit infeksi seperti difteri, tetanus, pertussis,
TBC, pneumonia, influenza, campak dan dengue.
• Vaksin juga dapat mencegah dan mengendalikan KLB
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
• Vaksin juga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
resistensi antibiotik
• Vaksin dapat memberi perlindungan pada saat pandemi
https://www.who.int/health-topics/vaccines-and-immunization#tab=tab_1
INTRODUCTION
AKIBAT PANDEMI
CAKUPAN IMUNISASI PRA PANDEMI
DEKLARASI PANDEMI COVID-19
11-03-2020
DISRUPSI LAYANAN KESEHATAN
DISRUPSI LAYANAN IMUNISASI
CAKUPAN IMUNISASI MENURUN
EDUKASI DAN INFORMASIPELAYANAN IMUNISASI YANG AMAN
IMUNISASI KEJAR (Catch –up Immunization)IMUNISASI MULTIPEL
DISRUPSI IMUNISASI
– Sejak Maret 2020, pelayanan imunisasi rutin pada
anak mengalami disrupsi : 53% dari 129 negara
melaporkan terjadinya disrupsi sedang dan berat,
atau menghentikan total pelayanan vaksinasi mulai
bulan Maret – April 2020.
– Pelayanan imunisasi rutin terhambat: Sedikitnya di
68 negara, yang mengenai kurang lebih 80 juta anak
dibawah usia 1 tahun yang tinggal di negara tersebut.
– Artinya sedikitnya 80 juta anak dibawah usia 1 tahun
mempunyai risiko tertular penyakit seperti difteri,
campak dan polio, akibat disrupsi vaksinasi rutin
akibat COVID-19
1. https://indonesia.go.id/layanan/kesehatan/ekonomi/layanan-imunisasi-di-tengah-pandemi
2. https://theconversation.com/pandemi-covid-19-menurunkan-cakupan-imunisasi-anak-indonesia-apa-bahaya-dan-solusinya-140710
3. https://www.kompas.com/sains/read/2020/07/17/130000423/pandemi-corona-turunkan-imunisasi-anak-indonesia-apa-bahayanya-?page=all
Di Indonesia
Disrupts Routine Vaccination
Rapid Assessment: Immunization Services in IndonesiaImpact of COVID-19 Pandemic on immunization services in Indonesia
Vaccines 2020, 8, 581; doi:10.3390/vaccines8040581 www.mdpi.com/journal/vaccines
Impact of the COVID-19 Pandemic on Routine Childhood Immunization in Saudi Arabi
Impact of the COVID-19 Pandemic on Routine Childhood Immunization in Saudi Arabi
Vaccines 2020, 8, 581; doi:10.3390/vaccines8040581 www.mdpi.com/journal/vaccines
Impact of the COVID-19 Pandemic on Routine Childhood Immunization in Saudi Arabi
Vaccines 2020, 8, 581; doi:10.3390/vaccines8040581 www.mdpi.com/journal/vaccines
Buletin Data Imunisasi Oktober 2020Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) per Bulan pada Tahun 2020
[Data Cakupan Imunisasi Januari – Agustus]
❑ Data bulan Januari – Agustus menunjukan masih terdapat gap antara capaian cakupan imunisasi dengan target cakupan❑ Gap antara capaian cakupan dan target terbesar terdapat pada bulan Agustus, sebagai akumulasi dari tidak tercapainya
cakupan imunisasi di bulan-bulan sebelumnya
INDONESIA
5.411.3
17.321.2
26.2
33.7
41.447.5
7.7
15.5
23.2
31.0
38.7
46.5
54.2
61.9
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST
Cakupan IDL (%) Target per Bulan
14,412,
812,812,
59,8
5,9
4,2
2,3
Buletin Data Imunisasi Oktober 2020 dan Analisa Data Agustus 2019-2020Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Nasional per Bulan VS Target
[Data Cakupan Imunisasi Januari – Agustus 2019 dan 2020]
INDONESIA
4.3 1
0.5 18
.2 25
.9 40
.0 47
.2 56
.1 64
.0
5.4 1
1.3 17
.3
21
.2
26
.2 33
.7 41
.4 47
.5
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST
IDL
2019 2020 Target per Bulan Target 2020
❑ Mulai Maret 2020 Cakupan imunisasi tahun 2020 mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2019, dimana penurunan terbesar terjadi pada bulan Mei
❑ Masih terdapat gap antara cakupan imunisasi dengan target cakupan setiap bulannya
25,6%
7,6%
4,9%
18,1%
34,5%
28,6%
26,2%
25,8%
Analisa Data Semester I, per Kabupaten/Kota
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap/IDL
(Data Cakupan Imunisasi Bulan Juni 2019 dan 2020, Buletin Data
Imunisasi Agustus 2020)
<30% ≥ 30% – <46,5% ≥ 46,5%
113 kab/kota 178 kab/kota 223 kab/kota
2019
2020
<30% ≥ 30% – <46,5% ≥ 46,5%
239 kab/kota 219 kab/kota 56 kab/kota
VAKSIN, VAKSINASI
DAN IMUNISASI
Faktor-faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang
anak
Tumbuh kembang
anak
ASI eksklusif
Nutrisi seimbang
Penyediaan air bersih
Imunisasi
Sanitasi sehat
Pengasuhan optimal
Vaksin
Vaksinasi
Imunisasi
• Produk biologis yang dapatmenghasilkan imunitas spesifikuntuk penyakit tertentu
• Pemberian vaksin ke dalamtubuh untuk menghasilkanimunitas spesifik untukpenyakit tertentu
• Proses yang menyebabkanseseorang menjadi imunsehingga tercegah daripenyakit melalui vaksinasi
Istilah vaksinasi dan imunisasi sering dipakai secara bergantian
Mengapa Vaksinasi Penting (WHO, 2020)
Vaksin dapat mencegah penyakit infeksi. ContohPD3I: BCG, DTP, Polio, Measles, Hepatitis B, Hib, PCV, Influenza , Dengue, dll.
Ketika masyarakat telah diimunisasi untuk mencegahsuatu penyakit, maka penyebaran penyakit tersebutakan terhambat. Disebut “herd” = “indirect “ terjadiKekebalan Komunitas
Ketika masyarakat telah mempunyai kekebalan, makasecara tidak langsung mencegah sebagianmasyarakat yang tidak diimunisasi seperti bayi mudadan orang yang menderita defisiensi imun.
Individu
Komunitas
Herd immunity
Tujuan Vaksinasi
Melindungi seseorang terhadap
penyakit tertentu (intermediate goal, tujuan antara)
Menurunkan prevalensi penyakit
(mengubah epidemiologi penyakit)
Eradikasi penyakit (final goal, tujuan akhir)
Keberhasilan Program Imunisasi
Eradikasipenyakit cacar(variola) pada
tahun 1980
➔ Imunisasicacar di stop
Kasus polio tidakditemukan sejak
tahun 2006
➔ SertifikasiBebas Polio pada27 Maret 2014
EliminasiMaternal Neonatal Tetanus
→Mei 2016
Mengapa vaksinasi harus dilengkapi
walaupun sedang pandemi COVID -19
1. Vaksin melindungi anak dari PD3I yang masih
mengancam, dan sering memerlukan perawatan di
rumah sakit.
2. Dapat terjadi KLB disebabkan banyak anak yang
tidak divaksinasi
3. Vaksinasi melindungi orang yang kita sayangi
4. Bila anak tidak divaksinasi mereka akan sakit dan
menyebarkan penyakit pada anak2 yang masih kecil
atau anak yang defisiensi imun, yang dapat
menyebabkan kematian
5. Kita mempunyai kewajiban terhadap sekeliling kita
Dalam pelaksanaan imunisasi saat
Pandemi lakukan hal berikut
• Diusahakan mengatur jadwal kedatangan agar anak
tidak banyak berkumpul terlalu lama
• Petugas menanyakan apakah ada kontak dengan anggota
keluarga atau tetangga yang menderita Covid-19
• Apabila ada riwayat kontak ditangguhkan
• Apabila tidak ada kontra indikasi imunisasi diberikan
sesuai jadwal
• Pelaksanaan mengikuti Protokol Kesehatan 3 M• Sediakan ruang tunggu yang aman untuk menunggu setelah
tindakan penyuntikan selama 30 menit
https://www.idai.or.id/about-idai/idai-statement/rekomendasi-imunisasi-anak-pada-situasi-pandemi-covid-19
Catch-up Immunization
(Imunisasi Kejar)
– Imunisasi kejar atau imunisasi susulan, menyusulkansegera imunisasi yang tertunda.
– Rencana imunisasi kejar harus berdasarkan catatanriwayat imunisasi anak.
– Bila catatan tidak ada, sesuaikan dengan usia anak.
– Untuk mengejar dapat diberikan imunisasi ganda, yaitu 2 atau lebih vaksin berbeda kemasan, pada satu waktu kunjungan
– Tidak perlu melakukan aspirasi saat melakukan suntikan intra muskular, karena mengakibatkan rasa lebih sakit.
Should my child still get routine
vaccines during the COVID-19
pandemic?
– While COVID-19 is disrupting our daily lives, the short answer is yes, do try to get your child vaccinated where services are available.
– It is important that children and babies keep their vaccinations up to date because they protect them from serious diseases.
– It means that when your children can return to interacting with other children, they’ll have protection from some other diseases too.
– If you are unsure of whether or not your immunization service is still running as usual, please check with your health care provider.
– Because the COVID-19 situation is changing every day, you might find your health care providers will be adjusting their way of providing care as things change.
– If you cannot get to a clinic when your child’s next vaccinations are due, make a note somewhere to try again as soon as the services resume.
PEMBERIAN VAKSIN
TEMPAT SUNTIKAN
https://www2a.cdc.gov/vaccines/childquiz/
JADWAL IMUNISASI KEMKES
Routine Immunization Program
Age (Month) Primary Immunization
< 24 hrs Hep.B birth dose
1 BCG, OPV1
2 DPT-HB-Hib1, OPV2, and PCV*
3 DPT-HB-Hib2, OPV3, and PCV*
4 DPT-HB-Hib3, OPV4, IPV
9 MR
10 JE**
12 PCV*
Age (Month) Secondary Immunization (Booster Dose)
18 Measles-Rubella (MR), DPT-HB-Hib
Grades School-Based Immunization
Grade 1 DT, MR
Grade 2 Td
Grade 5 Td, HPV***
Grade 6 HPV***
• HPV*** demonstration program mulai di DKI Jakarta tahun 2016, lanjut 2017 di Kulonprogo dan Gunung Kidul, DIY , dan tahun 2018, dai Manado dan Makassar
▪ JE** mulai di provinsi Bali tahun 2018.
• PCV* demonstration program mulai
tahun 2017 di Provinsi Nusa
Tenggara Barat, di Lombok Barat dan
Lombok Timur. Trahun 2018, lanjut
di Lombok Tengah, Lombok Utara
dan Kota Mataram. Selain itu juga di
Povinsi Bangka Belitung: Pangkal
Pinang, Bangka and Bangka Tengah
Vaksin COVID-19 Untuk Anak
– China's Sinopharm COVID-19 vaccine safe for children,
teenagers
– Sinopharm subsidiary, is safe in those aged between 3 and 17,
based on clinical data obtained by the company, state media
reported on Friday
– It should be noted that for three to five-year-old children,
because their immune system is still developing, they must be
carefully and closely monitored during vaccination
– Sinovac's COVID-19 vaccine candidate and a shot from CanSino
Biologics are also being tested on children and teenagers.
– Pfizer and Moderna have also included children as young as 12
years in their clinical trials.
31
Stay home and self-isolate if you feel unwell, even with mild symptoms
Clean hands frequently with soap & water for 40 seconds or with alcohol-based hand rub
Cover your nose and mouth with a disposable tissue or flexed elbow when you cough or sneeze
Avoid touchingyour eyes, noseand mouth
Maintain a minimum physical distance of at least 1 metrefrom others
Stay away from crowds and avoid poorly ventilated indoor spaces
How to protect ourselves & others9 important COVID-19 prevention measures
Use a fabric mask where physical distancing of at least 1 metre is not possible
Use a medical / surgical mask if you may be at higher risk (age, medical conditions)
Regularly clean & disinfect frequently touched surfaces
01 02 03
04 05 06
07 08 09
RINGKASAN
– Imunisasi telah terbukti menurunkan beban
penyakit infeksi, melindungi terhadap PD3I
– Kita berperan melindungi anak-anak dengan
memberikan imunisasi lengkap
– Pelayanan imunisasi menurun pada masa pandemik
COVID-19
– Imunisasi dianjurkan tetap dilaksanakan pada Era
Pandemi COVID-19, sesuai Protokol Kesehatan
– Selalu melaksanakan 3M: Memakai masker secara
benar, Menjaga jarak, Mencuci tangan dengan benar
TERIMA kASIH
Namadr. Erwanto Budi Winulyo, SpPD, K-AI
Tempat/tgl lahirSurabaya / 4 September 1962
Pendidikan1999 - Penyakit Dalam Fak. Kedokteran Univ. Indonesia2009 - Konsultan Alergi Imunologi Klinik
Organisasi- Anggota Peralmuni - Ketua Bidang Ilmiah IDI Kota Bogor- Ketua PAPDI Cab Bogor
Curriculum Vitae
KEJADIAN IKUTAN PASKA IMUNISASI
( KIPI )Adverse Event Following Immunization
( AEFI )
ERWANTO BUDI W Sukamto KoesnoSatGas Imunisasi Dewasa PB PAPDI
2 0 2 1
Lingkup Bahasan
1. Pemahaman tentang KIPI2. Pengertian Adverse Event dan Adverse Reaction 3. KIPI ringan dan serius4. Penatalaksanaan Adverse Event dan Adverse Reaction5. Pencegahan KIPI6. Pelaporan
Prioritas Vaksin: Vaksinasi yang aman
VAKSIN → Orang Sehat
Standar Keamanan yang Tinggi
Tanggung Jawab BPOM
Uji KlinisPemantauan
Kontinyu
Monitor/
Investigasi
PRA REGISTRASI KIPI KIPI
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Adverse Events Following
Immunization
Kejadian medis yang terjadi setelah imunisasi dapat berupareaksi vaksin, reaksi suntikan, kesalahan prosedur, ataupun
koinsidens sampai ditentukan adanya hubungan kausal
(KIPI) (AEFI)
1 bulan? Hadinegoro Sri S. Kejadian Ikutan Paska Imunisasi. Sari Ped. Vol2.Juni 2000.2-10, Pertemuan Koord KNPP KIPI Bali Okt 2014
Mengapa Harus Memantau KIPI?
Tidak ada vaksin yang 100% aman dan tanpa risiko
Penting untuk mengetahui risiko dan bagaimanamenangani peristiwa semacam itu ketika terjadi
Menginformasikan kepada orang dengan benar tentangKIPI membantu menjaga kepercayaan publik terhadapprogram imunisasi
Pemantauan KIPI juga membantu meningkatkan kualitaslayanan
Kematangan Program Imunisasi
• Vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi COVID-19 ini
masih termasuk vaksin baru sehingga untuk menilai
keamanannnya perlu dilakukan surveilan:
→Kejadian Ikutan dengan Perhatian Khusus (KIPK)-Aktif
→Kejadian Ikutan Paska Imunisasi ( KIPI )- Pasif
• KIPI yang tidak terkait dengan vaksin atau koinsiden
harus diwaspadai.
• Penapisan status kesehatan sasaran yang akan
divaksinasi harus dilakukan seoptimal mungkin
Vaksin Covid-19:baru
• Apa saja contohKIPI yang kerapterjadi terutama pada vaksindarurat?
• Secara umum, vaksin tidak menimbulkan reaksi pada tubuh,atau apabila terjadi, hanya menimbulkan reaksi ringan.
• Vaksinasi memicu kekebalan tubuh dengan menyebabkan sistemkekebalan tubuh penerima bereaksi terhadap antigen yang terkandung dalam vaksin.
• Reaksi lokal dan sistemik seperti nyeri pada tempat suntikan atau demam dapat terjadi sebagai bagian dari respon imun. Komponen vaksin lainnya (misalnya bahan pembantu, penstabil, dan pengawet) juga dapat memicu reaksi. Vaksin yang berkualitas adalah vaksin yang menimbulkan reaksi ringan seminimal mungkin namun tetap memicu respon imun terbaik.
• Frekuensi terjadinya reaksi ringan vaksinasi ditentukan oleh jenis vaksin.
ApaSOP yang harus diikutisetelahdivaksin?
• Setelah vaksinasi, mintalah pasien untuk menunggu 30 menit untuk melihatadanya reaksi cepat yang terjadi setelah vaksinasi.
• Bila tidak ada reaksi yng cepat, bisa pulang, biasanya petugas akanmemberikan no kontak yang bisa dihubungi bila ada keluhan paska vaksinasi
• Petugas akan melakukan pemantauan reaksi tersebut, dan sesungguhnya inisudah dimulainya pemantauan kasus KIPI langsung setelah vaksinasi.
• Puskesmas/ RS menerima laporan KIPI dari sasaran yang
• Hasil pelacakan dilaporkan ke Pokja/Komda PP-KIPI untuk dilakukan analisis
divaksinasi/masyarakat/kader apabila ditemukan dugaan KIPI serius agarsegera dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untukdilakukanpelacakan.
Organisasi Penanganan KIPI
Komisi Penanggulangan Kejadian Ikutan Paska
Imunisasi :
• Pusat
• Komda Tk I
• Komda Tk II
PERMENKES
Penyelenggaraan Imunisasi No. 42
tahun 2013
01Sebelum imunisasi, tenakes pelaksana pelayananimunisasi hrs melakukan KIE ttg imunisasi: jenis vaksin, cara pemberian, manfaat & risiko terjadinya KIPI
02 KIE wajib dilaksanakan baik perorangan / massal
03Dlm rangka pemantauan & penanggulangan KIPI hrs dilakukan koordinasi antara pelaksana program imunisasi dgn Badan POM /Balai POM di semua tingkatan
Vaccine Safety & Adverse Events
Following Immunization (AEFI)
Hindra Irawan 5 Komnas PP KIPI, Symposium Traveller Medicine Jakarta 2015
TERMINOLOGI
Kejadian Ikutan vs Reaksi Simpang
Hindra Irawan 5 Komnas PP KIPI, Symposium Traveller Medicine Jakarta 2015
Reaksi Ringan
Reaksi ringan setelah imunisasiumum terjadi termasuk rasa sakit & bengkak di tempat suntikan, demam, irritability, malaise
Sembuh sendiri, hampir tidakmemerlukan perawatan simtomatik
Penting untuk meyakinkan dan menjamin bahwa pasien/ orang tuamemahami reaksi tsb
Reaksi Berat
Jarang terjadi
Reaksi tersebut termasuk kejang, trombositopenia, episode hipotonik hiporesponsif, persistent inconsolable screaming
Dalam banyak kasus self limiting dan tidak mengarah kemasalah jangka panjang
Anafilaksis, meski berpotensi fatal, dapat diobati tanpa efekjangka panjang
REAKSI BERAT
Jarang Sekali – Sangat Jarang Sekali
Vaksin Reaksi Interval AwitanRata Per Juta
Dosis
BCG
Lymfadenitis Supuratif
BCG Osteitis
BCG Diseminata
2-6 bulan
1-12 bulan
1-12 bulan
100-1000
1-700
2
Hib Tidak Diketahui
Hep BAnafilaksis
Sindrom Guillain Barre
0-1 jam
1-6 minggu
1-2
5
Measles/ MMR
Kejang demam
Trombositopenia
Anafilaksis
Ensefalopati
5-12 hari
15-35 hari
0-1 jam
-
333
33
1-50
<1
OPV
Vaccine-associated Paralytic
Poliomyelitis (VAPP)
Risiko meningkat pada dosis
pertama, dewasa, dan
penderita imunokompromis
4-30 hari 0.76-1.3
(dosis pertama)
0.17 (dosis
berikutnya)
0.15 (kontak)
Hindra Irawan 5 Komnas PP KIPI, Symposium Traveller Medicine Jakarta 2015
REAKSI BERAT
Jarang Sekali – Sangat Jarang Sekali
Vaksin Reaksi Interval AwitanRata Per Juta
Dosis
Tetanus
Neuritis brakial
Anafilaksis
Abses steril
2-28 hari
0-1 jam
1-6 minggu
5-10
1-6
6-10
Tetanus-difteri Sepert reaksi tetanus
DTP
Persisten Inconsolable
Screaming (>3 jam)
Kejang
Hypotonic, hyporesponsive e
episode (HHE)
Anafilaksis/ renjatan
Ensefalopati
0-24 jam
0-3 hari
0-24 jam
0-1 jam
0-3 hari
1000-60 000
570
570
20
0-1
Hindra Irawan 5 Komnas PP KIPI, Symposium Traveller Medicine Jakarta 2015
Tatalaksana Anafilaksis
J ALLERGY CLIN IMMUNOL VOLUME 127, NUMBER 3MARCH 2011
Tatalaksana Anafilaksis
J ALLERGY CLIN IMMUNOL VOLUME 127, NUMBER 3MARCH 2011
Isi Kit Anafilaktik
Setiap tempat pelayanan imunisasi harus
menyediakan Kit Anafilaktik
Isi dari Kit Anafilaktik terdiri dari:• Satu ampul epinefrin 1 : 1000
• Satu spuit 1 ml
• Satu infus set
• Satu jarum infus: untuk bayi dan balita
• Satu kantong NaCl 0,9%
Pemilihan Kasus untuk Penilaian
Kausalitas Formal
Dapatkah KIPI dicegah
Kesalahan Prosedur Imunisasi
Kesalahan Perkiraan KIPI
Tidak steril• Pemakaian ulang alat suntik/
jarum• Sterilisasi tidak sempurna• Vaksin/ pelarut
terkontaminasi• Pemakaian sisa vaksin untuk
beberapa sesi vaksinasi
Salah pakai pelarut vaksin• Pemakaian pelarut vaksin
yang salah• Memakai obat sebagai
vaksin atau pelarut vaksin
Infeksi• Abses local di daerah
suntikan• Sepsis, sindrom syok toksik• Infeksi penyakit yang
ditularkan lewat darah: Hepatitis, HIV
• Abses local karena kurangkocok
• Efek negative obat, missal insulin
• Kematian• Vaksin tidak efektif
Hindra Irawan 5 Komnas PP KIPI, Symposium Traveller Medicine Jakarta 2015
Kesalahan Prosedur Imunisasi
Kesalahan Prosedur Perkiraan KIPI
Penyuntikan salah tempat• BCG subkutan• DPT/DT/TT kurang dalam• Suntikan di bokong
Transfortasi/ penyimpananvaksin tidak benar
Mengabaikan indikasi kontra
• Reaksi local/ abses• Reaksi local/ abses• Kerusakan Nervus Isiadikus
• Reaksi local akibat vaksinbeku
• Vaksin tidak aktif (tidakpotent)
• Tidak terhindar dari reaksiyang berat
Hindra Irawan 5 Komnas PP KIPI, Symposium Traveller Medicine Jakarta 2015
Pentingnya Mengenal Indikasi Kontra
Hindra Irawan 5 Komnas PP KIPI, Symposium Traveller Medicine Jakarta 2015
• Mengabaikan indikasi kontra→ muncul
reaksi vaksin yang sebetulnya dapat dihindari• Diperlukan pengetahuan bagi pelaksana imunisasi untuk
memperhatikan instruksi penggunaan vaksin yang benar
serta penanganan reaksi vaksin
• Indikasi kontra tidak berdasarkan bukti →dapat menurunkan cakupan dan mengurangi
kepercayaan masyarakat akan keamanan vaksin• Pernyataan perhatian pada label produksi terkadang tidak
sesuai apabila dipakai sebagai indikasi kontra mutlak
Contoh Indikasi Kontra(Kebijakan Imunisasi WHO 2002)
Vaksin Indikasi Kontra
SEMUA Vaksin Reaksi anafilaksis terhadap vaksin/ komponennya;
demam yang berat
DTP Anafilaksis terhadap dosis sebelumnya atau terhadap
salah satu komponennya
Campak Reaksi berat pada vaksinasi sebelumnya, gangguan
imunitas bawaan atau didapat (tetapi bukan HIV tanpa
gejala), kehamilan
Mumps Defisiensi imun didapat/ imunosupresi, alergi neomycin,
gelatin. Hindari kehamilan meskipun belum ditemukan
adanya gangguan pada kehamilan
Hepatitis B Anafilaksis pada dosis sebelumnya
Yellow Fever Alergi telur, defisiensi imun, HIV simptomatik,
hipersensitifitas pada dosis sebelumnya, kehamilan
Peran Rumah Sakit
Rujukan dan pelayanan jika terdapat KIPI serius
Dukungan data rekam medis untuk penilaian lapangan dankausalitas oleh KOMDA/KOMNAS PP KIPI
Menegakan diagnosis pada KIPI yang dirawat di RS (KIPI BukanMerupakan Diagnosis)
PERMENKES RI NO.5 TH 2014 : Panduan Praktik Klinis BagiDokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Melengkapi data rekam medis untuk penilaian lapangan dankausalitas
Melakukan klarifikasi laporan KIPI serius yang dirawat di RS yangmenimbulkan rumor/keresahan masyarakat pada saat jumpa pers
Tatalaksana menghadapi dugaan
kasus KIPI
1
Deteksi dan Pelaporan
2
Investigasi KIPI
3
4
5
Analisis data KIPI
Tindak lanjut
Evaluasi
Hindra Irawan 5 Komnas PP KIPI, Symposium Traveller Medicine Jakarta 2015
Klasifikasi KIPI
1. Setiap fasyankes harus menetapkan contact person yang dapat dihubungiapabila ada keluhan dari penerima vaksin
2. Penerima vaksin yang mengalami KIPI dapat menghubungicontact person fasyankes tempat mendapatkan vaksin COVID-19
3. Selanjutnya fasilitas pelayanan kesehatan akan melaporkan ke Puskesmas, sementara Puskesmas dan rumah sakit akan melaporkan ke DinasKesehatan Kabupaten/Kota
4. Bila diduga KIPI serius maka Dinkes Kota akan melakukan konfirmasi kebenaran, berkoordinasi dengan Pokja KIPI atau dengan Komda PP-KIPI/DinkesProvinsi bila perlu dilakukan investigasi maka Dinkes Provinsiakanberkoordinasi dengan Komda PP-KIPI dan Balai Besar POM Provinsi sertamelaporkan ke dalam website keamanan vaksin untuk kajian oleh Komiteindependent Komnas PP-KIPI)
Mekanisme Pelaporan dan PelacakanKIPI
5.Format pelaporan KIPI non serius, format pelaporan KIPI serius, format investigasi serta panduan penggunaan web keamanan vaksin dapat diunduhpada tautan http://bit.ly/LampiranJuknisVC19.
6. Pasien yang mengalami gangguan kesehatan diduga akibat KIPI diberikan pengobatan dan perawatan selama proses investigasi dan pengkajian kausalitasKIPI berlangsung
KIPI yang meresahkan dan menimbulkan perhatian berlebihan masyarakat, harus segera direspons, diinvestigasi dan laporannya segera dikirim langsung kepada:• Kementerian Kesehatan cq. Sub Direktorat Imunisasi/Komnas PP-KIPI atau
melalui WA grup Komda KIPI –Focal Point,• email: [email protected] [email protected];• website: www.keamananvaksin.kemkes.go.id
KIPI dalam Media Cetak
Kesimpulan
KIPI adalah risiko program imunisasi
Pelaksanaan imunisasi yang baik akan mengurangi KIPI
Diperlukan pengetahuan imunisasi yang mendalam
Penanganan KIPI yang baik dan komprehensif akanmenunjang program imunisasi
Terima Kasih
Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia
Curriculum Vitae
DR. Dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM
• Staf pengajar dan tenaga medis di FKUI-RSCM,Divisi Alergi - Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam
• S1, Sp1 dan Sp2 di FKUI, S3 di Epidemiologi FKM UI
• Ayah dari Fahd Faikar• Anggota Satgas Imunisasi• KaBid Organisasi PB PAPDI,• Praktek di RSCM, RSU Hermina Depok dan HGA
Depok
Sukamto Koesnoe
Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI
Teknis Pelaksanaan Vaksin Covid
Pasal 8
(1) Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 dilakukan secara bertahap sesuai dengan
ketersediaan Vaksin COVID-19.
(2) Dalam pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan kriteria penerima Vaksin COVID-19 berdasarkan kajian Komite
PenasihatAhli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical AdvisoryGroup on
Immunization) dan/atau Strategic Advisory Groupof Experts on Immunization of the
World Health Organization (SAGE WHO).
(3) Kriteria penerima Vaksin COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disesuaikan
dengan indikasi Vaksin COVID-19 yang tersedia.
(4) Berdasarkan ketersediaan Vaksin COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan kelompok prioritas penerima Vaksin COVID-19 sebagai berikut:
a.tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang yang bekerja pada
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, aparat hukum, danpetugas pelayanan publik lainnya;
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2020
TENTANG PELAKSANAAN VAKSINASI DALAM RANGKA PENANGGULANGAN PANDEMI
CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
Vaksinasi Covid-19: Pentahapan sesuai Prioritas
Apa yang berbeda dari prosedur imunisasi yang biasanya?
Prosedur vaksinasi
Penyimpanan dan transportasi
Kadaluwarsa
Aturan umum vaksinasi
Kewaspadaan umum
Prosedur Vaksinasi
Health Age>18- <60
Lifestyle
Karjadi TH. Tata cara pemberian imunisasi. Pedoman imunisasi pada orang dewasa 2017
OccupationTenaga kesehatan
Persiapan bagiorang yang akandivaksin
Skrining
Tahapan Perencanaan Vaksinasi Covid-19
Form Skrining (7/16 pertanyaan)
Form Skrining (9/16 pertanyaan)
Keterangan
• *Khusus untuk Vaksin Sinovac berdasarkan rekomendasi PAPDI (apabila
terdapat perkembangan terbaru terkait pemberian pada komorbid untuk
Vaksin Sinovac dan/atau untuk jenis vaksin lainnya akan ditentukan
kemudian)
• Apabila berdasarkan pengukuran suhu tubuh calon penerima vaksin
sedang demam (≥ 37,5 0C), vaksinasi ditunda sampai pasien sembuh
dan terbukti bukan menderita COVID-19 dan dilakukan skrining ulang
pada saat kunjungan berikutnya
• Apabila berdasarkan pengukuran tekanan darah didapatkan hasil
>140/90 maka vaksinasi tidak diberikan.
• Jika terdapat jawaban Ya pada salah satu pertanyaan nomor 1 – 13,
maka vaksinasi tidak diberikan
• Untuk pertanyaan nomor 14, Penderita DM tipe 2 terkontrol dan HbA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7,5% dapat diberikan vaksinasi
• Untuk pertanyaan nomor 15, bila menderita HIV, tanyakan angka CD4 nya. Bila CD4 <200 atau tidak diketahui maka vaksinasi tidak diberikan.
• Jika terdapat jawaban Ya pada salah satu pertanyaan nomor 16, vaksinasiditunda sampai kondisi pasien terkontrol baik
• Untuk Pasien TBC dalam pengobatan dapat diberikan vaksinasi, minimal setelah dua minggu mendapat Obat Anti Tuberkulosis
• Untuk penyakit lain yang tidak disebutkan dalam format skrining ini dapatberkonsultasi kepada dokter ahli yang merawat
Kriteria Inklusi
1. Dewasa sehat usia 18-59 tahun.
2. Peserta menerima penjelasan dan menandatangani Surat Persetujuansetelah Penjelasan (Informed Consent).
3. Peserta menyetujui mengikutiaturan dan jadwal imunisasi.
Kriteria Eksklusi
• Adanya kelainan atau penyakit kronis (penyakitgangguan jantung yang berat, tekanan darah tinggiyang tidak terkontrol, diabetes, penyakit ginjal dan hati, tumor, dll) yang menurut petugas medis bisamengganggu imunisasi - sesuai keadaan kelayakankondisi khusus di lampiran 2.
• Subjek yang memiliki riwayat penyakit gangguan sistemimun seperti respon imun rendah (atau subjek yang pada 4 minggu terakhir sudah menerima terapi yang dapat menganggu respon imun (misalnyaimmunoglobulin intravena, produk yang berasal daridarah, atau terapi obat kortikosteroid jangka panjang (> 2 minggu)).
• Memiliki riwayat penyakit epilepsi/ayan atau penyakitgangguan saraf (penurunan fungsi sistem saraf) lainnya.
• Mendapat imunisasi apapun dalam waktu 1 bulankebelakang atau akan menerima vaksin lain dalamwaktu 1 bulan kedepan.
• Berencana pindah dari wilayah domisili sebelum jadwalimunisasi selesai.
Kriteria Eksklusi
• Pernah terkonfirmasi dan terdiagnosis COVID-19.
• Mengalami penyakit ringan, sedang atau berat, terutama penyakit infeksi dan/atau demam (suhu> 37,5 C dengan menggunakan infrared thermometer/thermal gun).
• Peserta wanita yang hamil, menyusui atauberencana hamil selama periode imunisasi(berdasarkan wawancara dan hasil tes urinkehamilan).
• Memiliki riwayat alergi berat terhadap vaksin ataukomposisi dalam vaksin dan reaksi alergi terhadapvaksin yang parah seperti kemerahan, sesak napas dan bengkak.
• Riwayat penyakit pembekuan darah yang tidakterkontrol atau kelainan darah yang menjadikontraindikasi injeksi intramuskular.
Persiapan Vaksin
• Pemeriksaan vaksin
• Pengenceran/pelarutan
• Factory pre-filled syringesvs manually pre-filledsyringes
• Pelabelan
• Teknik pemberian
Persiapan Vaksin: Pemeriksaanvaksin• Kenali vaksin yang akan anda
gunakan
• Perlukah dilarutkan (tidak)
• Single dose atau multi doses?
• IM atau subkutan?
• di bagian tubuh manakah? (deltoid)
• Bolehkah dilakukan swab alkohol sebelum penyuntikan? (boleh)
Needle size 23G1.
Diameter : 0.6 mm ; length : 25 mm.
Usually for adults andadolescents.
Needle size 25G5/8.
Diameter : 0.5 mm ; length : 16 mm.
Usually for pediatricvaccines.
Needle size 25G1.
Diameter : 0.5 mm ; length : 25 mm.
Usually for paediatric vaccines.
Other needles may be used but these 3 needles are the more common ones
Jarum Suntik
Cara Penyuntikan Intra Muskular
Karjadi TH. Tata cara pemberian imunisasi. Pedoman imunisasi
pada orang dewasa 2017
ProsedurVaksinasi
pada OrangDewasa
• Perhatikan Penyimpanan dan transportasi
• Perhatikan tanggal Kadaluwarsa
• Kuasai Aturan umum vaksinasi (Covid-19)
• Kewaspadaan umum
● Bila akan memberikan 2 jenis vaksin hidup hendaknya diberikan pada
waktu yang bersamaan atau jeda 28 hari, kecuali vaksin campak dan
yellow fever boleh diberikan kurang dari 28 hari.
○ Pemberian 2 jenis suntikan atau lebih vaksin hidup secara bersamaan
menghasilkan antibodi yang adekuat untuk perlindungan.
○ Pemberian 2 jenis suntikan atau lebih vaksin hidup yang tidak
bersamaan harinya akan menghasilkan antibodi yang tidak adekuat
untuk perlindungan.
Pemberian Vaksin Hidup Secara Bersamaan, bolehkah?
● Vaksin sinovac hendaknya tidak diberikan pada waktu yang
bersamaan dengan vaksin lain atau jeda kurang dari 28 hari
○ karena vaksin sinovac ini adalah vaksin baru, pemberian
secara bersamaan atau kurang dari 28 hari, dikhawatirkan
akan sulit mengamati KIPI vaksin Covid-19 tsb
Pemberian Vaksin Sinovac bersama dengan vaksin lain bolehkah?
Minimum Interval dan Usia
Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases. Chapter 2 General Recommendation. National Center for Immunization and Respiratory Diseases. CDC. Revised April 2009.
• Dosis vaksin tidak boleh diberikan dengan interval kurang dari interval minimum atau lebih awal dari usiaminimum.
Pemanjangan Interval di antara 2 Dosis Serial
• Tidak semua permutasi atau modifikasi semua jadwal untuksemua vaksin telah dipelajari.
• Penelitian yang tersedia tentang interval vaksinasi yang diperpanjang tidak menunjukkan perbedaan yang signifikanpada titer akhir orang yang divaksin.
• Tidak perlu memulai ulang seri atau menambahkan dosis karenainterval yang diperpanjang antar dosis vaksin.
Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases. Chapter 2 General Recommendation. National Center for Immunization and Respiratory Diseases. CDC. Revised April2009.
Terima Kasih