22
ETIKA BERBAHASA INDONESIA DALAM BAGIAN AWAL ARTIKEL ILMIAH MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang dibina oleh Bapak Sony Sukmawan Oleh: GALUH RIZKA AYUNDA R.P. (0810230017) HIDAYATUL HUSNIAH (0810230019) ISWANTO PRIYO PRAKOSO (0810230021) YUDHI MISWORO (0810230033)

Etika Berbahasa Indonesia Dalam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Etika Berbahasa Indonesia Dalam

ETIKA BERBAHASA INDONESIA DALAM

BAGIAN AWAL ARTIKEL ILMIAH

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Bahasa Indonesia yang dibina oleh Bapak Sony Sukmawan

Oleh:

GALUH RIZKA AYUNDA R.P. (0810230017)

HIDAYATUL HUSNIAH (0810230019)

ISWANTO PRIYO PRAKOSO (0810230021)

YUDHI MISWORO (0810230033)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

September 2008

Page 2: Etika Berbahasa Indonesia Dalam

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena dengan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penyusunan laporan penelitian yang berjudul “ETIKA BERBAHASA

INDONESIA DALAM BAGIAN AWAL ARTIKEL ILMIAH” dapat

terselesaikan dengan baik.

Karya tulis ini disusun secara khusus untuk karena warga masyarakat,

khususnya mahasiswa belum memahami dan menerapkan kesantunan berbahasa

Indonesia dengan baik dan benar.

Karya tulis ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Oleh

sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Sony Sukmawan, sebagai pembimbing dalam melaksanakan

kegiatan penyusunan karya tulis ini

2. Teman-teman di kelas CA Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya Malang yang telah banyak membantu dalam

memberikan berbagai informasi yang penulis butuhkan

3. Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan dukungan

baik moril maupun materiil

4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala

bantuannya sehingga kegiatan penyusunan karya tulis ini dapat

terselesaikan

Akhirnya, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna.

Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan.

Malang, 15 November 2008

Penulis

Page 3: Etika Berbahasa Indonesia Dalam

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Artikel ilmiah merupakan salah satu bentuk dari karya tulis ilmiah

yang memiliki format penulisan paling sederhana. Walaupun demikian, bukan

berarti menulis suatu artikel ilmiah adalah hal yang mudah. Format penulisan

artikel ilmiah hampir sama dengan karya tulis ilmiah lainnya. Ada beberapa hal

yang membedakan. Perbedaan ini perlu ditelaah lebih jauh, agar mahasiswa dapat

membuat artikel ilmiah yang baik.

Di tiap tahunnya, mahasiswa selalu ditugaskan untuk menyusun

karya tulis ilmiah sebagai tugas. Dengan adanya hal ini, kita dituntut untuk

memahami etika dalam pembuatan karya ilmiah sehingga hasil karya tulis yang

kita hasilkan sesuai konveksi penulisan yang lazim. Dalam perkuliahan,

mahasiswa juga mendapatkan berbagai tugas menulis secara ilmiah. Bentuk

tulisan yang umumnya sering ditugaskan adalah artikel ilmiah.

Kesantunan dalam penulisan artikel ilmiah antara lain dapat dilihat dari

sisi sistematika penulisannya. Sistematika penulisan artikel ilmiah yang

membuatnya berbeda dengan karya tulis ilmiah lainnya ada dalam bagian

awalnya.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah

ini sebagai berikut :

1. Bagaimana deskripsi sistematika penulisan bagian awal artikel ilmiah?

2. Bagaimana deskripsi etika penulisan bagian awal artikel ilmiah?

3. Bagaimana deskripsi perencanaan penulisan bagian awal artikel

ilmiah?

Page 4: Etika Berbahasa Indonesia Dalam

TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah

ini sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan penulisan bagian awal artikel ilmiah

2. Mendeskripsikan etika penulisan bagian awal artikel ilmiah

3. Mendeskripsikan perencanaan penulisan bagian awal artikel ilmiah

MANFAAT PENULISAN

Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini sebagai berikut:

1. Bagi pembelajar

Dapat menambah pengetahuan tentang penulisan artikel ilmiah

yang beretika.

Melatih kemampuan dalam penulisan artikel ilmiah.

Mengembangkan jiwa kekreatifan dalam penulisan artikel ilmiah.

Memperdalam penguasaan bidang ilmu

Berpartisipasi dalam penyebaran dan pengembangan ilmu

Memperoleh pengakuan profesional dari kalangan profesinya

Memperlancar peningkatan karir akademiknya atau jabatan

fungsionalnya

2. Bagi pihak-pihak pengajar

Memperoleh suatu hasil yang baru dari hasil ilmiah.

Mendapatkan suatu tatanan tentang artikel ilmiah.

Memperbanyak suatu koleksi yang bernuansa ilmiah.

Page 5: Etika Berbahasa Indonesia Dalam

BAB II

PEMBAHASAN

SISTEMATIKA PENULISAN BAGIAN AWAL ARTIKEL ILMIAH

Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal artikel ilmiah penelitian dan

non-penelitian adalah sebagai berikut :

1. Judul

2. Nama penulis

3. Abstrak dan kata-kata kunci

4. Pendahuluan

a. latar belakang

b. masalah

c. rumusan tujuan penulisan ( harapan tentang manfaat hasil

penulisan)

d. metodologi penulisan

ETIKA PENULISAN BAGIAN AWAL ARTIKEL ILMIAH

Judul

Judul artikel hendaknya informative, lengkap, tidak terlalu

panjang, atau terlalu pendek, yaitu antara 5-15 kata. Judul artikel memuat

variable-variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan

masalah yang diteliti.

Nama Penulis

Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau

gelar lain apapun. Nama lembaga tempat bekerja peneliti ditulis sebagai

catatan kaki dihalaman pertama. Jika lebih dari dua peneliti, hanya nama

peneliti utama saja yang dicantumkan dibawah judul: nama peneliti lain

ditulis dalam catatan kaki.

Page 6: Etika Berbahasa Indonesia Dalam

Abstrak dan Kata-kata Kunci

Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang

paling penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur

penelitian (untuk penelitian termasuk deskripsi tentang subyek yang

diteliti), dan ringkasan hasil penelitian (bila dianggap perlu juga

kesimpulan dan implikasi). Tekanan diberikan pada hasil penelitian. Hal-

hal lain seperti hipotesis, pembahasan, dan sasaran tidak disajikan. Abstrak

hendaknya ditulis dalam bahasa inggris. Terjemahan judul artikel

berbahasa Indonesia dimuat pada baris pertama abstrak bahasa inggris.

Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam satu paragraph. Abstrak

diketik dengan spasi tunggal dengan menggunakan format yang lebih

sempit dari teks utama ( Margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm)

Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah

masalah yang diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran

gagasan dalam karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata.

Jumlah kata kunci sekitar 3 atau 5 buah. Kata kunci diperlukan untuk

komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat

ditentukan judul-judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah.

Pendahuluan

Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak dan

kata kunci. Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit

3 gagasan: (1) latarbelakang, (2) masalah, (3) rumusan tujuan penelitian,

(4) metodologi penelitian.

Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang bias

dijamin otoritas penulisannya. Jumlah rujukan harus proporsional.

Pembahasan kepustakaan harus disajikan secara ringkas, padat, dan

langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas dapat

mencakup landasan teorinya, segi historisnya , atau segi lainnya. Penyajian

latarbelakang hendaknya sedemikian rupa sehingga mengarahkan pembaca

Page 7: Etika Berbahasa Indonesia Dalam

kerumusan makalah penelitian yang dilengkapi dengan rencana

pemecahan makalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Untuk penelitian

kuantitatif dibagian ini dijelaskan juga focus penelitian dan uraian konsep

yang berhubungan dengan focus penelitian.

Metodelogi penelitian pada dasarnya ini menyajikan bagaimana

penelitian itu dilakukan. Uraian disajikan dalam beberapa paragraph tanpa

subbagian, atau dipilah-pilah menjadi beberapa subbagian. Hanya hal-hal

pokok saja yang disajikan. Uraian rinci tentang rancangan penelitian tidak

perlu diberikan.

Materi pokok bagian ini adalah bagaimana data dikumpulkan,

siapa sumber data dan bagaimana data dianalisis. Apabila uraian ini

disajikan dalam subbagian, maka subbagian itu antara lain berisi

keterangan tentang populasi dan sampel (atau subyek), instrument

pengumpulan data, rancangan penelitian (terutama jika digunakan

rancangan yang cukup komplek seperti rancangan eksperimental), dan

teknik analisis data.

PERENCANAAN PENULISAN BAGIAN AWAL ARTIKEL ILMIAH

Berikut ini adalah contoh bagian awal artikel ilmiah:

Bagian Judul

Bagian Nama Penulis

ARTIKEL ILMIAH

KAJIAN PENGEMBANGAN KELOMPOK USAHATANI

PEMBIBITAN KARET KLON UNGGUL DI KALIMANTAN BARAT

Page 8: Etika Berbahasa Indonesia Dalam

Bagian Abstraksi dan Kata-kata Kunci (Indonesia)

Median Dwi Sulistyowati (1) Jajat Sudrajat (2) Eva Dolorosa (2) Ilahang (3)Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi Agribisnis

AbstrakPembibitan karet klon unggul merupakan langkah awal dalam pembudidayaan

tanaman karet. Bibit karet berkualitas yang digunakan akan menghasilkan tanaman karet yang berkualitas pula. Untuk mendapatkan tanaman karet yang berkualitas, dalam hal ini menghasilkan lateks yang banyak, tahan terhadap penyakit dan pertumbuhan yang seragam diperlukan bibit yang berasal dari klon unggul yang telah diuji kualitasnya di Balai-Balai Penelitian Karet di Indonesia. Pembibitan karet akan lebih efektif apabila dikelola secara kelompok demi pengurangan biaya yang dikeluarkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode sensus dimana lokasi dipilih secara sengaja yaitu di Desa Mait Hilir Sintang dan Desa Maringin Jaya Sanggau,dengan jumlah sampel sebanyak 17 orang petani penangkar bibit. Dalam penelitian ini akan diketahui bagaimana tingkat pendapatan petani penangkar bibit, kelembagaan dalam kelompok pembibitan dan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk dapat membuat strategi pemasaran yang tepat.

Dalam penelitian ini dilakukan analisis data dengan menggunakan perhitungan pendapatan riil petani, analisis deskriptif terhadap kelompok pembibitan dengan wawancara mendalam kepada responden dan analisis SWOT untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat.

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tingkatpendapatan petani penangkar bibit karet setiap tahun dalam luasan rata-rata 0,45hektar adalah Rp. 13.251. 299,61. Kedua kelompok pembibitan karet tersebutmerupakan kelompok informal yang tidak memiliki struktur organisasi yang mengikat status keanggotaan para anggota dengan sistem pemasaran yang dilakukan adalah langsung menjual ke konsumen tanpa perantara. Strategi pemasaran yang dapat digunakan oleh petani adalah dengan meningkatkan kualitas bibit yang diproduksi, meningkatkan kualitas SDM petani penangkar, pemanfaatan kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi untuk mengembangkan pengetahuan petani, menambah areal pembibitan dan meningkatkan pelayanan terhadap konsumen bibit karet.

Page 9: Etika Berbahasa Indonesia Dalam

Bagian Abstraksi dan Kata-kata Kunci (Inggris)

STUDY OF GROUP DEVELOPMENT OF EFFORT FARMER OF PREEMINENT

CLONE RUBBER SEED IN WEST KALIMANTANMedian, Jajat, Eva, Ilahang

AbstractPre-eminent clone rubber seed represent the early step in pembudidayaan ofrubber crop. By using the quality rubber seed, will yield the rubber crop which quality also. To get the quality rubber crop, in the case of yielding a lot of latex, holding up to the same growth needed a seeds coming from pre-eminent clone which have been tested its quality in plank bed of Rubber Research in Indonesia. Rubber seed will be effective if managed the group for the shake of released expense reduction. This research is used by census method where the location is selected in Mait Hilir Village of Sintang and Maringin Jaya Village of Sanggau. This research will be known about the farmer income, institute in group of seed and factors becoming strengths, weakness, opportunities, and threats to get the correct marketing strategy. This research is conducted a data analysis by using real earnings calculation of farmer, descriptive analysis to seed group with the circumstantial interview toresponders and analyse the SWOT to know the correct marketing strategy.From research which have been done, inferential that storey: that the incomeof farmer rubber seed every year in mean areal 0,45 hectare is Rp. 13. 251.299,61.The rubber seed group represent the informal group which do not own theorganization chart of obligatory of membership status of all member with themarketing system taken dirrect sell to consumers without medium. Marketing strategy which can be used by farmer by improving quality seed that produced, using the technology, information and communication to develop the farmer knowledge, adding areal seed and improve the service to consumer of rubber seed.

Page 10: Etika Berbahasa Indonesia Dalam
Page 11: Etika Berbahasa Indonesia Dalam

Bagian Pendahuluan : Latar Belakang

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Kalimantan Barat memiliki potensi cukup besar dalam pengembangan bidangpertanian terutama sub sektor perkebunan. Masih luasnya lahan yang dimiliki olehdaerah dan topografi daerah-daerah atau kabupaten-kabupaten yang berada diKalimantan Barat menjadi alasan hal tersebut. Selain direncanakan untuk dijadikanpusat penanaman kelapa sawit nasional, melalui ICRAF daerah Kalimantan Baratjuga dijadikan salah satu daerah yang memiliki tanaman karet klon unggul denganproduktivitas lateks yang tinggi . Langkah awal pengusahaan usahatani karet yangbaik adalah masyarakat petani karet perlu untuk menggunakan bahan tanam (bibit)karet yang berkualitas dan mampu menghasilkan lateks yang tinggi. Mengingat amat pentingnya bibit dalam menentukan perbaikan pembangunan perkebunan karet, maka usahatani pembibitan perlu dikelola dengan baik. Sebuah lembaga penelitian agroforestri otonom yang bersifat nirlaba yang dikenal dengan International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF) memperkenalkan pengelolaan usahatani pembibitan dengan menggunakan bibit-bibit yang berkualitas yang berasal dari klon-klon baru dan telah diteliti di berbagai pusat penelitian di Indonesia.

Kegiatan pengembangan usahatani pembibitan karet di daerah Sanggau danSintang telah berjalan cukup lama dengan ICRAF sebagai lembaga yangmembimbingnya. Pembinaan yang dilakukan ICRAF adalah memperkenalkan kepadapetani mengenai bibit yang baik, membentuk kelompok tani pembibitan karet,melakukan pelatihan dan pembinaan teknik pembibitan yang baik dan pemberianmotivasi dalam pengelolaan pembibitan. Melalui pembinaan ini diharapkan hasilproduksi bibit karet dapat memberikan manfaat kepada petani-petani karet. Meskipunpembinaan telah banyak dilakukan, perkembangan usahatani pembibitan masihmenghadapi beberapa kendala. Kendala - kendala tersebut antara lain munculnyausahatani pembibitan yang dikelola secara pribadi, belum luasnya daerah pemasaranbibit yang dihasilkan, serangan hama dan penyakit, teknologi pembibitan yang masihsederhana, harga jual bibit karet yang masih rendah dan minimnya keahlian sertapengetahuan untuk menghasilkan bibit klon unggul.

Usahatani pembibitan karet di Kalimantan Barat di daerah Sanggau danSintang telah mengalami perkembangan dalam peningkatan produksi bibit tiaptahunnya. Untuk tahun 2004, masing-masing pembibitan di dua daerah tersebut telahdapat memproduksi lebih dari 5000 batang bibit tanaman karet. Peningkatan produksibibit karet ini harus dapat meningkatkan pendapatan petani khususnya dan sektorpertanian pada umumnya. Peningkatan produksi yang besar apabila tidak diimbangidengan pemasaran yang baik justru akan membawa akibat sebaliknya bagi petaniyaitu pendapatannya menurun karena harga bibit karet murah dan terdapat pasokanbibit dari lokasi pembibitan lain di luar dua kabupaten ini.

Melihat kendala-kendala yang muncul dalam perkembangan usahatanipembibitan karet tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mendalami danmengkaji masalah-masalah tersebut dan pada akhirnya diharapkan akan didapatpemecahannya demi kelangsungan usahatani pembibitan karet di daerah Sanggau danSintang.

Page 12: Etika Berbahasa Indonesia Dalam

Bagian Pendahuluan : Masalah Penelitian

Bagian Pendahuluan : Tujuan Penelitian

Bagian Pendahuluan : Manfaat Penelitian

B. Masalah PenelitianYang menjadi masalah dalam kelompok usahatani pembibitan karet klonunggul tersebut adalah berapa tingkat pendapatan petani penangkar bibit karet,bagaimana kelembagaan kelompok dan pemasaran untuk menunjang peningkatanpendapatan petani, dan faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan,peluang dan ancaman usahatani pembibitan karet tersebut

B. Masalah PenelitianYang menjadi masalah dalam kelompok usahatani pembibitan karet klonunggul tersebut adalah berapa tingkat pendapatan petani penangkar bibit karet,bagaimana kelembagaan kelompok dan pemasaran untuk menunjang peningkatanpendapatan petani, dan faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan,peluang dan ancaman usahatani pembibitan karet tersebut

C. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui tingkatpendapatan petani penangkar bibit, kelembagaan kelompok dan pemasaran usahapembibitan serta alternatif strategi pemasaran yang dapat dilakukan pada usahatanipembibitan karet klon unggul

D. Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan sumbanganpemikiran bagi pihak ICRAF untuk dapat kembali melakukan introduksi karet klonunggul dan pengenalan pola pengelolaan kebun pembibitan karet yang lebih moderndan diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi peneliti lain yang berminat untukmeneliti kebun pembibitan karet secara lebih mendalam.

Page 13: Etika Berbahasa Indonesia Dalam

Bagian Pendahuluan : Metode Penelitian

METODE PENELITIANA. Metode Dan Penentuan Lokasi PenelitianPenelitian dilakukan dengan menggunakan metode sensus yang lokasipenelitiannya dipilih secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Mait Hilir Sintang danDesa Maringin Jaya Sanggau dengan pertimbangan bahwa di dua desa tersebutterdapat usahatani pembibitan karet secara kelompok.

B. Variabel PenelitianVariabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah variabel biaya yangmeliputi biaya tetap dan biaya variabel, penerimaan yang didapat oleh petani,pendapatan petani penangkar bibit karet, kelembagaan kelompok dan pemasaranpembibitan karet, faktor-faktor kekuatan dalam usahatani pembibitan karet, faktorfaktorkelemahan usahatani pembibitan karet, faktor-faktor peluang usahatanipembibitan karet dan faktor-faktor ancaman usahatani pembibitan karet.

C. Analisis DataAnalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah denganmenggunakan perhitungan pendapatan riil petani yang didapat dari selisih antara totalpenerimaan petani dengan total biaya yang dikeluarkan petani, analisis secaradeskriptif dengan menggunakan metode wawancara secara mendalam terhadapresponden dan menganalisis secara deskriptif factor internal-eksternal usahatanipembibitan yang kemudian dilakukan analisis SWOT untuk mendapatkan strategipemasaran yang tepat.

Page 14: Etika Berbahasa Indonesia Dalam

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dengan adanya etika dalam penulisan artikel ilmiah terdapat kesamaan

bahasa, tata cara penulisan sistematika penulisan antar satu daerah dengan daerah

lain, baik di perkotaan maupun di pedesaan, asalkan berada di kawasan Republik

Indonesia.

Dengan demikian, seluruh angkatan pembelajar dan para pengajar

memiliki kesamaan pandangan mengenai etika berbahasa Indonesia dalam bagian

pendahuluan artikel ilmiah. Sehingga memudahkan kalangan akademika dan non

akademika dalam memahami suatu artikel ilmiah, baik dalam bentuk penelitian

dan non penelitian.

SARAN

Bagi mahasiswa:

Sebaiknya mahasiswa lebih mempelajari etika berbahasa Indonesia dalam

penulisan artikel ilmiah

Hendaknya mahasiswa aktif dalam mengaktualisasikan diri berkaitan

dengan artikel ilmiah

Seharusnya mahasiswa lebih memaksa diri untuk membaca dan

memahami artikel ilmiah agar nantinya dapat membuat artikel ilmiah

dengan baik

Bagi masyarakat umum:

Masyarakat sebaiknya lebih memahami bagaimana artikel ilmiah yang

baik dan sesuai dengan etika berbahasa Indonesia agar menjadi masyarakat

yang berwawasan luas.

Page 15: Etika Berbahasa Indonesia Dalam

DAFTAR PUSTAKA

Komaruddin.1982.Metode Penulisan Skripsi dan Tesis.Bandung:Angkasa

Bandung

Ekosusilo, Madyo & Triyanto, Bambang.1991. Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah.Semarang:Effhar Offset Semarang

Universitas Negeri Malang.2000.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Edisi

keempat.Malang:Universitas Negeri Malang

Proboyekti, Umi & Setyowati, Endah.2008.Kesimpulan, Saran, dan Abstrak.

(online),(http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/abstrak-kesimpulan-saran.pdf, diakses 15

Septembar 2008)