View
282
Download
26
Embed Size (px)
Citation preview
ETIKA BERBAHASA INDONESIA DALAM
BAGIAN AWAL ARTIKEL ILMIAH
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia yang dibina oleh Bapak Sony Sukmawan
Oleh:
GALUH RIZKA AYUNDA R.P. (0810230017)
HIDAYATUL HUSNIAH (0810230019)
ISWANTO PRIYO PRAKOSO (0810230021)
YUDHI MISWORO (0810230033)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
September 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena dengan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusunan laporan penelitian yang berjudul “ETIKA BERBAHASA
INDONESIA DALAM BAGIAN AWAL ARTIKEL ILMIAH” dapat
terselesaikan dengan baik.
Karya tulis ini disusun secara khusus untuk karena warga masyarakat,
khususnya mahasiswa belum memahami dan menerapkan kesantunan berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
Karya tulis ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Oleh
sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Sony Sukmawan, sebagai pembimbing dalam melaksanakan
kegiatan penyusunan karya tulis ini
2. Teman-teman di kelas CA Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya Malang yang telah banyak membantu dalam
memberikan berbagai informasi yang penulis butuhkan
3. Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan dukungan
baik moril maupun materiil
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala
bantuannya sehingga kegiatan penyusunan karya tulis ini dapat
terselesaikan
Akhirnya, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
Malang, 15 November 2008
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Artikel ilmiah merupakan salah satu bentuk dari karya tulis ilmiah
yang memiliki format penulisan paling sederhana. Walaupun demikian, bukan
berarti menulis suatu artikel ilmiah adalah hal yang mudah. Format penulisan
artikel ilmiah hampir sama dengan karya tulis ilmiah lainnya. Ada beberapa hal
yang membedakan. Perbedaan ini perlu ditelaah lebih jauh, agar mahasiswa dapat
membuat artikel ilmiah yang baik.
Di tiap tahunnya, mahasiswa selalu ditugaskan untuk menyusun
karya tulis ilmiah sebagai tugas. Dengan adanya hal ini, kita dituntut untuk
memahami etika dalam pembuatan karya ilmiah sehingga hasil karya tulis yang
kita hasilkan sesuai konveksi penulisan yang lazim. Dalam perkuliahan,
mahasiswa juga mendapatkan berbagai tugas menulis secara ilmiah. Bentuk
tulisan yang umumnya sering ditugaskan adalah artikel ilmiah.
Kesantunan dalam penulisan artikel ilmiah antara lain dapat dilihat dari
sisi sistematika penulisannya. Sistematika penulisan artikel ilmiah yang
membuatnya berbeda dengan karya tulis ilmiah lainnya ada dalam bagian
awalnya.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah
ini sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi sistematika penulisan bagian awal artikel ilmiah?
2. Bagaimana deskripsi etika penulisan bagian awal artikel ilmiah?
3. Bagaimana deskripsi perencanaan penulisan bagian awal artikel
ilmiah?
TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah
ini sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan penulisan bagian awal artikel ilmiah
2. Mendeskripsikan etika penulisan bagian awal artikel ilmiah
3. Mendeskripsikan perencanaan penulisan bagian awal artikel ilmiah
MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini sebagai berikut:
1. Bagi pembelajar
Dapat menambah pengetahuan tentang penulisan artikel ilmiah
yang beretika.
Melatih kemampuan dalam penulisan artikel ilmiah.
Mengembangkan jiwa kekreatifan dalam penulisan artikel ilmiah.
Memperdalam penguasaan bidang ilmu
Berpartisipasi dalam penyebaran dan pengembangan ilmu
Memperoleh pengakuan profesional dari kalangan profesinya
Memperlancar peningkatan karir akademiknya atau jabatan
fungsionalnya
2. Bagi pihak-pihak pengajar
Memperoleh suatu hasil yang baru dari hasil ilmiah.
Mendapatkan suatu tatanan tentang artikel ilmiah.
Memperbanyak suatu koleksi yang bernuansa ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEMATIKA PENULISAN BAGIAN AWAL ARTIKEL ILMIAH
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal artikel ilmiah penelitian dan
non-penelitian adalah sebagai berikut :
1. Judul
2. Nama penulis
3. Abstrak dan kata-kata kunci
4. Pendahuluan
a. latar belakang
b. masalah
c. rumusan tujuan penulisan ( harapan tentang manfaat hasil
penulisan)
d. metodologi penulisan
ETIKA PENULISAN BAGIAN AWAL ARTIKEL ILMIAH
Judul
Judul artikel hendaknya informative, lengkap, tidak terlalu
panjang, atau terlalu pendek, yaitu antara 5-15 kata. Judul artikel memuat
variable-variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan
masalah yang diteliti.
Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau
gelar lain apapun. Nama lembaga tempat bekerja peneliti ditulis sebagai
catatan kaki dihalaman pertama. Jika lebih dari dua peneliti, hanya nama
peneliti utama saja yang dicantumkan dibawah judul: nama peneliti lain
ditulis dalam catatan kaki.
Abstrak dan Kata-kata Kunci
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang
paling penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur
penelitian (untuk penelitian termasuk deskripsi tentang subyek yang
diteliti), dan ringkasan hasil penelitian (bila dianggap perlu juga
kesimpulan dan implikasi). Tekanan diberikan pada hasil penelitian. Hal-
hal lain seperti hipotesis, pembahasan, dan sasaran tidak disajikan. Abstrak
hendaknya ditulis dalam bahasa inggris. Terjemahan judul artikel
berbahasa Indonesia dimuat pada baris pertama abstrak bahasa inggris.
Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam satu paragraph. Abstrak
diketik dengan spasi tunggal dengan menggunakan format yang lebih
sempit dari teks utama ( Margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm)
Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah
masalah yang diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran
gagasan dalam karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata.
Jumlah kata kunci sekitar 3 atau 5 buah. Kata kunci diperlukan untuk
komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat
ditentukan judul-judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah.
Pendahuluan
Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak dan
kata kunci. Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit
3 gagasan: (1) latarbelakang, (2) masalah, (3) rumusan tujuan penelitian,
(4) metodologi penelitian.
Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang bias
dijamin otoritas penulisannya. Jumlah rujukan harus proporsional.
Pembahasan kepustakaan harus disajikan secara ringkas, padat, dan
langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas dapat
mencakup landasan teorinya, segi historisnya , atau segi lainnya. Penyajian
latarbelakang hendaknya sedemikian rupa sehingga mengarahkan pembaca
kerumusan makalah penelitian yang dilengkapi dengan rencana
pemecahan makalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Untuk penelitian
kuantitatif dibagian ini dijelaskan juga focus penelitian dan uraian konsep
yang berhubungan dengan focus penelitian.
Metodelogi penelitian pada dasarnya ini menyajikan bagaimana
penelitian itu dilakukan. Uraian disajikan dalam beberapa paragraph tanpa
subbagian, atau dipilah-pilah menjadi beberapa subbagian. Hanya hal-hal
pokok saja yang disajikan. Uraian rinci tentang rancangan penelitian tidak
perlu diberikan.
Materi pokok bagian ini adalah bagaimana data dikumpulkan,
siapa sumber data dan bagaimana data dianalisis. Apabila uraian ini
disajikan dalam subbagian, maka subbagian itu antara lain berisi
keterangan tentang populasi dan sampel (atau subyek), instrument
pengumpulan data, rancangan penelitian (terutama jika digunakan
rancangan yang cukup komplek seperti rancangan eksperimental), dan
teknik analisis data.
PERENCANAAN PENULISAN BAGIAN AWAL ARTIKEL ILMIAH
Berikut ini adalah contoh bagian awal artikel ilmiah:
Bagian Judul
Bagian Nama Penulis
ARTIKEL ILMIAH
KAJIAN PENGEMBANGAN KELOMPOK USAHATANI
PEMBIBITAN KARET KLON UNGGUL DI KALIMANTAN BARAT
Bagian Abstraksi dan Kata-kata Kunci (Indonesia)
Median Dwi Sulistyowati (1) Jajat Sudrajat (2) Eva Dolorosa (2) Ilahang (3)Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi Agribisnis
AbstrakPembibitan karet klon unggul merupakan langkah awal dalam pembudidayaan
tanaman karet. Bibit karet berkualitas yang digunakan akan menghasilkan tanaman karet yang berkualitas pula. Untuk mendapatkan tanaman karet yang berkualitas, dalam hal ini menghasilkan lateks yang banyak, tahan terhadap penyakit dan pertumbuhan yang seragam diperlukan bibit yang berasal dari klon unggul yang telah diuji kualitasnya di Balai-Balai Penelitian Karet di Indonesia. Pembibitan karet akan lebih efektif apabila dikelola secara kelompok demi pengurangan biaya yang dikeluarkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode sensus dimana lokasi dipilih secara sengaja yaitu di Desa Mait Hilir Sintang dan Desa Maringin Jaya Sanggau,dengan jumlah sampel sebanyak 17 orang petani penangkar bibit. Dalam penelitian ini akan diketahui bagaimana tingkat pendapatan petani penangkar bibit, kelembagaan dalam kelompok pembibitan dan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk dapat membuat strategi pemasaran yang tepat.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis data dengan menggunakan perhitungan pendapatan riil petani, analisis deskriptif terhadap kelompok pembibitan dengan wawancara mendalam kepada responden dan analisis SWOT untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat.
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tingkatpendapatan petani penangkar bibit karet setiap tahun dalam luasan rata-rata 0,45hektar adalah Rp. 13.251. 299,61. Kedua kelompok pembibitan karet tersebutmerupakan kelompok informal yang tidak memiliki struktur organisasi yang mengikat status keanggotaan para anggota dengan sistem pemasaran yang dilakukan adalah langsung menjual ke konsumen tanpa perantara. Strategi pemasaran yang dapat digunakan oleh petani adalah dengan meningkatkan kualitas bibit yang diproduksi, meningkatkan kualitas SDM petani penangkar, pemanfaatan kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi untuk mengembangkan pengetahuan petani, menambah areal pembibitan dan meningkatkan pelayanan terhadap konsumen bibit karet.
Bagian Abstraksi dan Kata-kata Kunci (Inggris)
STUDY OF GROUP DEVELOPMENT OF EFFORT FARMER OF PREEMINENT
CLONE RUBBER SEED IN WEST KALIMANTANMedian, Jajat, Eva, Ilahang
AbstractPre-eminent clone rubber seed represent the early step in pembudidayaan ofrubber crop. By using the quality rubber seed, will yield the rubber crop which quality also. To get the quality rubber crop, in the case of yielding a lot of latex, holding up to the same growth needed a seeds coming from pre-eminent clone which have been tested its quality in plank bed of Rubber Research in Indonesia. Rubber seed will be effective if managed the group for the shake of released expense reduction. This research is used by census method where the location is selected in Mait Hilir Village of Sintang and Maringin Jaya Village of Sanggau. This research will be known about the farmer income, institute in group of seed and factors becoming strengths, weakness, opportunities, and threats to get the correct marketing strategy. This research is conducted a data analysis by using real earnings calculation of farmer, descriptive analysis to seed group with the circumstantial interview toresponders and analyse the SWOT to know the correct marketing strategy.From research which have been done, inferential that storey: that the incomeof farmer rubber seed every year in mean areal 0,45 hectare is Rp. 13. 251.299,61.The rubber seed group represent the informal group which do not own theorganization chart of obligatory of membership status of all member with themarketing system taken dirrect sell to consumers without medium. Marketing strategy which can be used by farmer by improving quality seed that produced, using the technology, information and communication to develop the farmer knowledge, adding areal seed and improve the service to consumer of rubber seed.
Bagian Pendahuluan : Latar Belakang
PENDAHULUANA. Latar Belakang
Kalimantan Barat memiliki potensi cukup besar dalam pengembangan bidangpertanian terutama sub sektor perkebunan. Masih luasnya lahan yang dimiliki olehdaerah dan topografi daerah-daerah atau kabupaten-kabupaten yang berada diKalimantan Barat menjadi alasan hal tersebut. Selain direncanakan untuk dijadikanpusat penanaman kelapa sawit nasional, melalui ICRAF daerah Kalimantan Baratjuga dijadikan salah satu daerah yang memiliki tanaman karet klon unggul denganproduktivitas lateks yang tinggi . Langkah awal pengusahaan usahatani karet yangbaik adalah masyarakat petani karet perlu untuk menggunakan bahan tanam (bibit)karet yang berkualitas dan mampu menghasilkan lateks yang tinggi. Mengingat amat pentingnya bibit dalam menentukan perbaikan pembangunan perkebunan karet, maka usahatani pembibitan perlu dikelola dengan baik. Sebuah lembaga penelitian agroforestri otonom yang bersifat nirlaba yang dikenal dengan International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF) memperkenalkan pengelolaan usahatani pembibitan dengan menggunakan bibit-bibit yang berkualitas yang berasal dari klon-klon baru dan telah diteliti di berbagai pusat penelitian di Indonesia.
Kegiatan pengembangan usahatani pembibitan karet di daerah Sanggau danSintang telah berjalan cukup lama dengan ICRAF sebagai lembaga yangmembimbingnya. Pembinaan yang dilakukan ICRAF adalah memperkenalkan kepadapetani mengenai bibit yang baik, membentuk kelompok tani pembibitan karet,melakukan pelatihan dan pembinaan teknik pembibitan yang baik dan pemberianmotivasi dalam pengelolaan pembibitan. Melalui pembinaan ini diharapkan hasilproduksi bibit karet dapat memberikan manfaat kepada petani-petani karet. Meskipunpembinaan telah banyak dilakukan, perkembangan usahatani pembibitan masihmenghadapi beberapa kendala. Kendala - kendala tersebut antara lain munculnyausahatani pembibitan yang dikelola secara pribadi, belum luasnya daerah pemasaranbibit yang dihasilkan, serangan hama dan penyakit, teknologi pembibitan yang masihsederhana, harga jual bibit karet yang masih rendah dan minimnya keahlian sertapengetahuan untuk menghasilkan bibit klon unggul.
Usahatani pembibitan karet di Kalimantan Barat di daerah Sanggau danSintang telah mengalami perkembangan dalam peningkatan produksi bibit tiaptahunnya. Untuk tahun 2004, masing-masing pembibitan di dua daerah tersebut telahdapat memproduksi lebih dari 5000 batang bibit tanaman karet. Peningkatan produksibibit karet ini harus dapat meningkatkan pendapatan petani khususnya dan sektorpertanian pada umumnya. Peningkatan produksi yang besar apabila tidak diimbangidengan pemasaran yang baik justru akan membawa akibat sebaliknya bagi petaniyaitu pendapatannya menurun karena harga bibit karet murah dan terdapat pasokanbibit dari lokasi pembibitan lain di luar dua kabupaten ini.
Melihat kendala-kendala yang muncul dalam perkembangan usahatanipembibitan karet tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mendalami danmengkaji masalah-masalah tersebut dan pada akhirnya diharapkan akan didapatpemecahannya demi kelangsungan usahatani pembibitan karet di daerah Sanggau danSintang.
Bagian Pendahuluan : Masalah Penelitian
Bagian Pendahuluan : Tujuan Penelitian
Bagian Pendahuluan : Manfaat Penelitian
B. Masalah PenelitianYang menjadi masalah dalam kelompok usahatani pembibitan karet klonunggul tersebut adalah berapa tingkat pendapatan petani penangkar bibit karet,bagaimana kelembagaan kelompok dan pemasaran untuk menunjang peningkatanpendapatan petani, dan faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan,peluang dan ancaman usahatani pembibitan karet tersebut
B. Masalah PenelitianYang menjadi masalah dalam kelompok usahatani pembibitan karet klonunggul tersebut adalah berapa tingkat pendapatan petani penangkar bibit karet,bagaimana kelembagaan kelompok dan pemasaran untuk menunjang peningkatanpendapatan petani, dan faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan,peluang dan ancaman usahatani pembibitan karet tersebut
C. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui tingkatpendapatan petani penangkar bibit, kelembagaan kelompok dan pemasaran usahapembibitan serta alternatif strategi pemasaran yang dapat dilakukan pada usahatanipembibitan karet klon unggul
D. Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan sumbanganpemikiran bagi pihak ICRAF untuk dapat kembali melakukan introduksi karet klonunggul dan pengenalan pola pengelolaan kebun pembibitan karet yang lebih moderndan diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi peneliti lain yang berminat untukmeneliti kebun pembibitan karet secara lebih mendalam.
Bagian Pendahuluan : Metode Penelitian
METODE PENELITIANA. Metode Dan Penentuan Lokasi PenelitianPenelitian dilakukan dengan menggunakan metode sensus yang lokasipenelitiannya dipilih secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Mait Hilir Sintang danDesa Maringin Jaya Sanggau dengan pertimbangan bahwa di dua desa tersebutterdapat usahatani pembibitan karet secara kelompok.
B. Variabel PenelitianVariabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah variabel biaya yangmeliputi biaya tetap dan biaya variabel, penerimaan yang didapat oleh petani,pendapatan petani penangkar bibit karet, kelembagaan kelompok dan pemasaranpembibitan karet, faktor-faktor kekuatan dalam usahatani pembibitan karet, faktorfaktorkelemahan usahatani pembibitan karet, faktor-faktor peluang usahatanipembibitan karet dan faktor-faktor ancaman usahatani pembibitan karet.
C. Analisis DataAnalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah denganmenggunakan perhitungan pendapatan riil petani yang didapat dari selisih antara totalpenerimaan petani dengan total biaya yang dikeluarkan petani, analisis secaradeskriptif dengan menggunakan metode wawancara secara mendalam terhadapresponden dan menganalisis secara deskriptif factor internal-eksternal usahatanipembibitan yang kemudian dilakukan analisis SWOT untuk mendapatkan strategipemasaran yang tepat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan adanya etika dalam penulisan artikel ilmiah terdapat kesamaan
bahasa, tata cara penulisan sistematika penulisan antar satu daerah dengan daerah
lain, baik di perkotaan maupun di pedesaan, asalkan berada di kawasan Republik
Indonesia.
Dengan demikian, seluruh angkatan pembelajar dan para pengajar
memiliki kesamaan pandangan mengenai etika berbahasa Indonesia dalam bagian
pendahuluan artikel ilmiah. Sehingga memudahkan kalangan akademika dan non
akademika dalam memahami suatu artikel ilmiah, baik dalam bentuk penelitian
dan non penelitian.
SARAN
Bagi mahasiswa:
Sebaiknya mahasiswa lebih mempelajari etika berbahasa Indonesia dalam
penulisan artikel ilmiah
Hendaknya mahasiswa aktif dalam mengaktualisasikan diri berkaitan
dengan artikel ilmiah
Seharusnya mahasiswa lebih memaksa diri untuk membaca dan
memahami artikel ilmiah agar nantinya dapat membuat artikel ilmiah
dengan baik
Bagi masyarakat umum:
Masyarakat sebaiknya lebih memahami bagaimana artikel ilmiah yang
baik dan sesuai dengan etika berbahasa Indonesia agar menjadi masyarakat
yang berwawasan luas.
DAFTAR PUSTAKA
Komaruddin.1982.Metode Penulisan Skripsi dan Tesis.Bandung:Angkasa
Bandung
Ekosusilo, Madyo & Triyanto, Bambang.1991. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah.Semarang:Effhar Offset Semarang
Universitas Negeri Malang.2000.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Edisi
keempat.Malang:Universitas Negeri Malang
Proboyekti, Umi & Setyowati, Endah.2008.Kesimpulan, Saran, dan Abstrak.
(online),(http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/abstrak-kesimpulan-saran.pdf, diakses 15
Septembar 2008)