10
ETIOLOGI MALARIA Malaria disebabkan oleh parasit sporozoa Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina infektif. Sebagian besar nyamuk anopheles akan menggigit pada waktu senja atau malam hari, pada beberapa jenis nyamuk puncak gigitannya adalah tengah malam sampai fajar. Empat jenis penyebab malaria pada manusia : a. Plasmodium falcifarum yang sering menjadi malaria cerebral, dengan angka kematian yang tinggi. Infeksi oleh spesies ini menyebabkan parasitemia yang meningkat jauh lebih cepat dibandingkan spesies lain dan merozoitnya menginfeksi sel darah merah dari segala umur (baik muda maupun tua). Spesies ini menjadi penyebab 50% malaria di seluruh dunia. Masa inkubasi 12 hari. Umumnya kekambuhan terjadi paling lama 1 tahun, penyebabnya adalah parasite stadium eritrosik yang belum terbunuh sempurna oleh obat – obat anti malaria. Penyebab malaria tropika. b. Plasmodium vivax, spesies ini cenderung menginfeksi sel-sel darah merah yang muda (retilkulosit) kira- kira 43% dari kasus malaria di seluruh dunia disebabkan oleh plasmodium vivax. Relaps pada malaria diakibatkan oleh aktifnya kembali hipnozoit di organ hati yang kemudian menjadi merozoit dan menyerang eritrosit normal. Penyebab malaria tertian.

Etiologi Malaria

  • Upload
    ima-ami

  • View
    42

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Etiologi Malaria

ETIOLOGI MALARIA

Malaria disebabkan oleh parasit sporozoa Plasmodium yang ditularkan

melalui gigitan nyamuk anopheles betina infektif. Sebagian besar nyamuk

anopheles akan menggigit pada waktu senja atau malam hari, pada beberapa jenis

nyamuk puncak gigitannya adalah tengah malam sampai fajar.

Empat jenis penyebab malaria pada manusia :

a. Plasmodium falcifarum yang sering menjadi malaria cerebral, dengan angka

kematian yang tinggi. Infeksi oleh spesies ini menyebabkan parasitemia yang

meningkat jauh lebih cepat dibandingkan spesies lain dan merozoitnya

menginfeksi sel darah merah dari segala umur (baik muda maupun tua).

Spesies ini menjadi penyebab 50% malaria di seluruh dunia. Masa inkubasi 12

hari. Umumnya kekambuhan terjadi paling lama 1 tahun, penyebabnya adalah

parasite stadium eritrosik yang belum terbunuh sempurna oleh obat – obat anti

malaria. Penyebab malaria tropika.

b. Plasmodium vivax, spesies ini cenderung menginfeksi sel-sel darah merah

yang muda (retilkulosit) kira-kira 43% dari kasus malaria di seluruh dunia

disebabkan oleh plasmodium vivax. Relaps pada malaria diakibatkan oleh

aktifnya kembali hipnozoit di organ hati yang kemudian menjadi merozoit dan

menyerang eritrosit normal. Penyebab malaria tertian.

c. Plasmodium Malariae, mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi sel-sel

darah merah yang tua. Masa inkubasi 28-30 hari. Relaps umunya terjadi

selama 1 tahun pertama kemudian diikuti timbulnya kekambuhan jangka

panjang sampai 30 tahun. Penyebabnya parasite stadium erotrosik yang berada

di sirkulasi mikrokapiler yang tidak dapat dibunuh karena pengobatan anti

malaria yang tidak sempurna. Penyebab malaria quartana.

d. Plasmodium ovale, prediksinya terhadap sel-sel darah merah mirip dengan

plasmodium vivax (menginfeksi sel-sel darah muda). Masa inkubasi sama

dengan plasmodium vivax yaitu 13 – 17 hari. Jarang dijumpai di

Indonesia,pada umumnya sering terjadi di Afrika dan Pasifik barat

Ada juga seorang penderita diinfeksi lebih dari satu spesies plasmodium

secara bersamaan. Hal ini disebut infeksi campuran atau mixed infeksion. Infeksi

Page 2: Etiologi Malaria

campuran paling banyak disebabkan dua spesies terutama plasmodium falcifarum

dan plasmosium vivax atau plasmodium vivax dan plasmodium malariae. Lebih

jarang lagi infeksi campuran oleh tiga spesies sekaligus. Infeksi campuran banyak

dijumpai di wilayah yang tingkat penularan malarianya tinggi.

Nyamuk Anopheles hidup didaerah iklim tropis dan subtropis, tetapi juga

bisa hidup didaerah yang beriklim sedang. Nyamuk ini jarang ditemukan pada

daerah dengan ketinggian lebih dari 2000 – 2500 meter.

Ciri nyamuk Anopheles relatif sulit membedakannya dengan jenis nyamuk

lain, kecuali dengan kaca pembesar. Ciri yang paling menonjol yang bisa dilihat

oleh mata telanjang adalah posisi waktu menggigit menungging, terjadi di malam

hari, baik di dalam maupun di luar rumah, sesudah menghisap darah nyamuk

istirahat di dinding dalam rumah yang gelap, lembab, di bawah meja, tempat tidur

atau di bawah dan di belakang lemari.

Di seluruh dunia terdapat sekitar 2.000 spesies Anopheles, 60 spesiesnya

diketahui sebagai penular malaria. Di Indonesia ada sekitar 80 jenis dan 24 spesies

diantaranya terbukti penular malaria. Sifat masing-masing spesies berbeda

tergantung dari berbagai faktor seperti penyebaran geografis, iklim dan tempat

perindukannya. Biasanya nyamuk Anopheles betina menggigit manusia pada

malam hari atau sejak senja hingga subuh. Jarak terbangnya 0,5 – 3 km dari

tempat perindukannya. Jika ada tiupan angin kencang biasanya terbawa sejauh 20

– 30 km. Umur nyamuk Anopheles dewasa di alam bebas belum diketahui secara

pasti, tetapi pada laboratorium dapat mencapai 3-5 minggu. Karakteristik dari

beberapa nyamuk Anopheles dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Anopheles aconitus

1) Di Indonesia nyamuk ini terdapat hampir diseluruh kepulauan, kecuali

Maluku dan Irian.

2) Biasanya dapat dijumpai di dataran rendah tetapi lebih banyak didapat di

daerah kaki gunung pada ketinggian 400-1000 m.

3) Jentiknya terdapat di sawah dan saluran irigasi. Sawah yang akan ditanami

dan mulai diberi air, yang masih ada batang padi dan jerami yang

berserakan, merupakan sarang yang sangat baik.

Page 3: Etiologi Malaria

4) Nyamuk dewasa hinggap dalam rumah dan kandang, tetapi tempat

hinggap yang paling disukai ialah di luar rumah, pada tebing yang curam,

gelap dan lembab. Juga terdapat diantara semak belukar didekat

sarangnya.

5) Jarak terbangnya dapat mencapai 1,5 km, tetapi mereka jarang terdapat

jauh dari sarangnya.

6) Terbangnya pada malam hari untuk menghisap darah.

b. Anopheles Sundaicus

1) Lebih senang menghisap darah orang daripada binatang

2) Aktif menggigit sepanjang malam tetapi paling banyak ditangkap antara

pukul 22.00-01.00

3) Lebih banyak ditemukan menggigit orang di luar rumah daripada di dalam

rumah

4) Pada waktu malam nyamuk masuk ke dalam rumah untuk mencari darah,

hinggap di dinding baik sebelum maupun sesudah menghisap darah,

perilaku istirahat nyamuk ini sangat berbeda antara satu dengan lokasi

lainnya

5) Jarak terbang nyamuk betina cukup jauh pernah ditangkap di tempat lebih

3 km dari tempat perindukan

6) Berkembang biak di air payau dengan kadar garam optimum antara 12-18

% meski tidak begitu tinggi jentik nyamuk dapat ditemukan pada kadar

garam di bawah 5% dan bila kadar garam mencapai 40% maka jentik akan

menghilang

7) Jentik terkumpul di tempat-tempat yang tertutup tanaman air yang

mengapung (ganggang atau lumut), sampah yang terapung-apung dan

pinggiran yang berumput

8) Genangan air payau untuk berkembang biak adalah genangan terbuka dan

mendapat sinar matahari langsung, genangan air yang terlindung oleh

rimbunan tumbuhan pelindung akan menjadikan tempat yang tidak cocok

untuk tempat perindukan

c. Anopheles Balabacensis

Page 4: Etiologi Malaria

1) Lebih tertarik menghisap darah orang daripada binatang baik di dalam

maupun di luar rumah

2) Ditemukan sepanjang tahun baik pada musim hujan maupun musim

kemarau.

3) Keaktifan mencari darah terlambat kebanyakan ditangkap setelah tengah

malam sampai pukul 04.00, meskipun sebenarnya sudah mulai terlihat

sejak senja sampai pagi

4) Sebelum dan sesudah menghisap darah pada malam hari banyak hinggap

di dinding. Pada siang hari tidak ditemukan istirahat di dalam rumah tetapi

di alam luar (hutan) walau tidak diketahui dimana nyamuk tersebut

beristirahat.

5) Tempat perindukan genangan air tawar didalam hutan (permanen atau

temporer), di genangan air tidak mengalir bekas tapak kaki, bekas roda,

juga di pinggir sungai terutama pada musim kemarau. Pada musim hujan

tempat perkembangbiakan spesies tersebut adalah di aliran mata air yang

tergenang, di genangan-genangan air hujan di tanah, dan di lubang-lubang

batu. Sering didapatkan juga pada parit yang alirannya terhenti. Pada

musim kemarau sumber air tanah berkurang sehingga terbentuk genangan-

genangan air sepanjang sungai.

d. Anopheles Sinensia

1) Lebih tertarik menghisap darah binatang (lembu) daripada orang walaupun

akan menghisap darah orang pula

2) Banyak dijumpai menggigit di luar rumah, aktif mencari darah setelah

gelap dan menurun setelah pukul 21.00, di tempat teduh pada siang hari

mau juga menggigit orang atau binatang

3) Pada siang hari jarang ditemukan di dalam rumah tetapi malam hari dapat

ditemukan hinggap di dinding kamar dan beranda rumah sebelum dan

sesudah menghisap darah

4) Jentik berkembang biak di kolam terbuka yang berumput, sawah dan

rawa-rawa

e. Anopheles Nigerrimus

Page 5: Etiologi Malaria

1) Lebih tertarik menghisap darah binatang (lembu) daripada orang walaupun

akan menghisap darah orang pula

2) Banyak dijumpai menggigit di luar rumah, aktif mencari darah setelah

gelap dan menurun setelah pukul 21.00, di tempat teduh pada siang hari

mau juga menggigit orang atau binatang

3) Pada siang hari jarang ditemukan di dalam rumah tetapi malam hari dapat

ditemukan hinggap di dinding kamar dan beranda rumah sebelum dan

sesudah menghisap darah

4) Jentik lebih senang berkembang biak di kolam yang dalam dan rawa-rawa

dengan permukaan yang tertutup oleh tanaman

f. Anopheles maculatus

Spesies nyamuk ini umumnya berkembangbiak pada genangan-genangan air

tawar jernih baik di tanah seperti di mata air, galian-galian pasir atau belik,

genangan air hujan maupun genangan air di sungai yang berbatu-batu kecil

yang terbentuk karena sumber air kurang sehingga air tidak mengalir dan

mengenang di sepanjang sungai serta mendapat sinar matahari langsung.

Perilaku menghisap darah baik di dalam maupun di luar rumah paling banyak

sekitar pukul 22.00. Spesies ini pada siang hari ditemukan istirahat di luar

rumah pada tempat-tempat yang teduh antara lain di kandang sapi dan kerbau,

di semak-semak, di lubang-lubang di tanah pada tebing dan lubang-lubang

tempat pembuangan sampah. Selama penangkapan pada siang hari tidak

pernah menemukan Anopheles maculatus istirahat di dalam rumah. Jarak

terbangnya kurang lebih 1 km tetapi mereka jarang terdapat jauh dari

sarangnya dan lebih suka mengigit binatang dari pada manusia.

Peran nyamuk sebagai vektor penular malaria tergantung, kepada beberapa

faktor antara lain :

a. Umur nyamuk atau longevity. Diperlukan waktu untuk perkembangbiakan

gametosit dalam tubuh nyamuk untuk menjadi sporozoit yakni bentuk parasit

yang siap menginfeksi manusia sehat.

b. Peluang kontak dengan manusia merupakan kesempatan untuk menularkan

sporozoit ke dalam darah manusia.

Page 6: Etiologi Malaria

c. Frekuensi menggigit seekor nyamuk. Semakin sering seekor nyamuk yang

membawa sporozoit dalam kelenjar ludahnya semakin besar kemungkinan di

berperan sebagai vektor penular penyakit malaria.

d. Kerentanan nyamuk terhadap parasit itu sendiri. Nyamuk yang terlalu banyak

parasit dalam perutnya tentu bisa melebihi kapasitas perut nyamuk itu sendiri.

Perut bisa meletus dan mati karenanya.

e. Ketersediaan manusia di sekitar nyamuk. Nyamuk yang memiliki kebiasaan

menggigit di luar rumah pada malam hari maka akan mencoba mencari

manusia dan masuk ke dalam rumah. Setelah menggigit, beristirahat di dalam

maupun di luar rumah.

f. Kepadatan nyamuk. Kalau populasi nyamuk terlalu banyak sedangkan

persediaan makanan misalnya binatang atau manusia tidak ada maka

kepadatan nyamuk akan merugikan populasi nyamuk itu dan sebaliknya.

g. Lingkungan. Beberapa faktor lingkungan sangat berperan dalam tumbuhnya

nyamuk sebagai vektor penular penyakit malaria. Faktor-faktor tersebut antara

lain: fisik, biologi, kimia.

DAFTAR PUSTAKA :

Achmadi, U.F. 2005. Manajemmen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta : PT.

Kompas Media Nusantara

http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/1070/

T1_462008083_BAB%20II.pdf?sequence=3

Iskandar A., Sudjain C., Sanropic D. Et all. 1985. Pemberantasan Serangga dan

Binatang Pengganggu. Jakarta: Depkes RI.

Rampengan. Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta, EGC, 2007.

Sutisna P. 2004. Malaria Secara Ringkas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Widoyono. 2005. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &

Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga