94
EVALUASI FAKTOR KESERASIAN ( MATCH FACTOR) ANTARA EXCAVATOR KOBELCO SK 330 DENGAN DUMP TRUCK FUSSO 220 PS PADA KEGIATAN PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. MINEMEX INDONESIA Oleh: MARDIYANTO PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG 2017

EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA

EXCAVATOR KOBELCO SK 330 DENGAN DUMP TRUCK

FUSSO 220 PS PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

BATUBARA DI PT. MINEMEX INDONESIA

Oleh:

MARDIYANTO

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

(STTIND) PADANG

2017

Page 2: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA

EXCAVATOR KOBELCO SK 330 DENGAN DUMP TRUCK

FUSSO 220 PS PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

BATUBARA DI PT. MINEMEX INDONESIA

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Oleh :

MARDIYANTO

1110024427031

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

(STTIND) PADANG

2017

Page 3: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : Evaluasi Faktor Keserasian (Match Factor) Antara

Excavator Kobelco SK 330 Dengan Dump Truck Fusso 220

Ps Pada Kegiatan Penambangan Batubara Di PT.

Minemex Indonesia

Nama : Mardiyanto

NPM : 1110024427031

Program Studi : Teknik Pertambangan

Padang, Desember 2017

Menyetujui :

Pembimbing I

Rusnoviadi Lubis, ST, MM

NIDK 8824210016

Pembimbing II

Refki Adi Nata, ST. MT

NIDN 1028099002

KA. PRODI

Drs.Murad, MS. MT

NIDN 0077116308

Ketua STTIND

H. Riko Ervil, ST. MT

NIDN 1014057501

Page 4: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

i

ABSTRAK

EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA

EXCAVATOR KOBELCO SK 330 DENGAN DUMP TRUCK

FUSSO 220 PC PADA PENAMBANGAN BATUBARA

DI PT. MINEMEX INDONESIA KECAMATAN

MANDIANGIN KABUPATEN SAROLANGUN

PROVINSI JAMBI

Nama : Mardiyanto

NPM : 1110024427031

Pembimbing I : Rusnoviadi Lubis, ST, MM

Pembimbing II : Refky Adi Nata, ST. MT

Dalam melakukan operasi produksi batubara PT. Minemex Indonesia

menggunakan alat mekanis yang terdiri atas Excavator Kobelco SK 300 PC 1 unit,

bulldozer D65 DX 1 unit, Grader G930 1 unit, Dump Truck Fusso 220 PC 5 unit.

Pada bulan Agustus tahun 2017 PT. Minemex Indonesia menetapkan target

produksi batubara mencapai 100.000 ton/bulan dan pengupasan overburden

mencapai 380.000 bcm bulan dengan stripping ratio sebesar 2. Maka sekiranya

perlu diadakan analisa teknik terhadap kebutuhan alat muat Excavator Kobelco

SK 330 dan alat angkut Dump Truck Fusso 220 PC pada penambangan batubara

pada PT. MMI Indonesia.

Hal ini dikarenakan berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan masih

sering terjadinya tidak keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut

dikarenakan adanya peralatan yang tidak bekerja dengan efisien. Faktor keserasian

alat yang tidak serasi (Macth Factor) lebih kecil dari 1 menyebabkan alat muat

menunggu.

Berdasarkan perhitunganya, faktor keserasian eexcavator cobelco SK 330

dan dump truck fusso 220 PC untuk produksi batubara pada PT. Minemex

Indonesia adalah sebesar 0,71. Jumlah alat muat dan alat angkut yang dibutuhkan

untuk mencapai faktor keserasian adalah 1 unit untuk alat muat dan 7 unit untuk

alat angkut. Produksi Dump Truck Fusso 220 PC sebesar 31.549,2 ton/bulan

dengan jumlah alat angkut sebnayak 5 unit. Setelah dilakukan penambahan alat

angkut menjadi 7 unit maka produksi menjadi 44.168,88 ton/bulan

Kata Kunci: Alat Muat dan Alat Angkut serta Faktor Keserasian

Page 5: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

ii

ABSTRACT

EVALUATION OF FERTILITY FACTOR (MATCH FACTOR) BETWEEN

EXCAVATOR KOBELCO SK 330 WITH DUMP TRUCK FUSSO

220 PC ON COAL MINING IN PT. MINEMEX INDONESIA

SUB DISTRICT MANDIANGIN DISTRICT

SAROLANGUN JAMBI PROVINCE

Nama : Mardiyanto

NPM : 1110024427031

Advisor I : Rusnoviadi Lubis, ST, MM

Advisor II : Refky Adi Nata, ST. MT

In conducting coal production operations of PT. Minemex Indonesia uses

mechanical tools consisting of Kobelco SK 300 PC 1 unit excavator, D65 DX 1

unit bulldozer, Grader G930 1 unit, Dump Truck Fusso 220 PC 5 units. In August

of 2017 PT. Minemex Indonesia sets a coal production target of 100,000 tons /

month and overburden stripping reaches 380,000 bcm month with stripping ratio

of 2. Therefore, it is necessary to carry out technical analysis on the need for

Kobelco SK 330 Excavator and Dump Truck Fusso 220 PC in coal mining at PT.

MMI Indonesia.

This is because based on the reality that is in the field is still often the

occurrence of unreliability work between the loading equipment and the means of

conveyance due to the equipment that does not work efficiently. The unsuitable

matching factor (Macth Factor) factor is less than 1 causing the loader to wait.

Based on the calculation, the eelectrical factor eexcavator cobelco SK 330 and

dump truck fusso 220 PC for coal production at PT. Minemex Indonesia is 0.71.

The number of cargo and conveyance equipment required to achieve the

harmony factor is 1 unit for loading and 7 units for conveyance. Production of

Dump Truck Fusso 220 PC amounted to 31,549.2 tons / month with the number of

conveyances sebnayak 5 units. After the addition of conveyance to 7 units then the

production becomes 44,168.88 tons / month

Keywords: Loading and Transmission Tools and Harmony Factors

Page 6: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat,

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini tepat

pada waktunya.

Dalam penyelesaian proposal penelitian ini penulis telah dimotivasi dan

dibantu oleh berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis dengan

tulus hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan Doa dan dukungan

baik moril maupun materil dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

2. Riko Ervil, MT. selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND)

Padang.

3. Bapak Drs. Murad, MS, MT. selaku ketua Prodi Teknik Pertambangan.

4. Bapak Rusnoviadi Lubis, ST, MM selaku pembimbing I dalam penelitian ini.

5. Bapak Refki Adi Nata, ST. selaku pembimbing II dalam penelitian ini.

6. Seluruh dosen dan karyawan/karyawati Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

7. Teman-teman Mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang, khususnya Mahasiswa/Mahasiswi dari jurusan Teknik

Pertambangan.

Page 7: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

iv

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih terdapat banyak

kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat

membangun dari semua pihak. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih dan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Desember 2017

Penulis

Page 8: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 3

1.3 Batasan Masalah................................................................................... 4

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 4

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

1.6 Manfaat Penelitiaan .............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Perusahan .................................................................. 7

2.1.1 Profil Perusahaan ..................................................................... . 7

2.1.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah .............................................. 7

2.1.3 Geologi .................................................................................... 10

2.1.4 Iklim dan Curah Hujan ............................................................ 11

2.1.5 Keadaan Geologi dan Stratigrafi ............................................. 11

2.1.6 Aktivitas Dasar Penambangan ................................................. 11

Page 9: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

vi

2.2. Landasan Teori .................................................................................... 13

2.2.1 Alat Berat ................................................................................. 13

2.2.2 Pemuatan (loading) dan Pengangkutan (hauling) ................... 14

2.2.3 Produktivitas Excavator .......................................................... 16

2.2.4 Produktivitas Dump Truck ....................................................... 18

2.2.5 Match Factor (MF) .................................................................. 19

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alat .................................. 20

2.2.6.1 Ketersedian Alat ............................................................ 20

2.2.6.2 Kondisi Cuaca................................................................ 22

2.2.6.3 Kondisi Jalan Tambang ................................................. 23

2.2.6.4 Efisiensi Operator .......................................................... 23

2.2.6.5 Faktor Material .............................................................. 23

2.2.6.6 Faktor Pengisian Mangkuk (Bucket) ............................. 26

2.2.7 Tenaga Kendaraan ................................................................... 27

2.2.8 Efisensi Kerja .......................................................................... 27

2.2.9 Penelitian Relevan ................................................................... 27

2.2.10 Kerangka Konseptual............................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 37

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 37

3.2.1 Tempat Penelitian .................................................................... 37

3.2.2 waktu Penelitian ...................................................................... 37

3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 37

Page 10: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

vii

3.4 Data dan Sumber Data ......................................................................... 38

3.4.1 Data .......................................................................................... 38

3.4.2 Sumber Data ............................................................................ 38

3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data .......................................... 39

3.7 Diagram Alir Penelitian ....................................................................... 41

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data ............................................................................... 42

4.1.1 Data Primer .............................................................................. 44

4.1.2 Data Sekunder .......................................................................... 44

4.1.3 Jadwal Kerja Perusahaan ......................................................... 45

4.1.4 Alat Penambangan ................................................................... 46

4.1.5 Waktu Kerja Yang Tersedia (Wkt) .......................................... 46

4.2 Pengolahan Data................................................................................... 46

4.2.1 Perhitungan Efisiensi Alat ....................................................... 46

4.2.2 Produktivitas Alat Muat ........................................................... 47

4.2.3 Produktivitas Alat Angkut ....................................................... 49

4.2.4 Match Factor ........................................................................... 50

4.2.5 Faktor Mempengaruhi Alat ..................................................... 52

BAB V ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA

5.1 Upaya Perbaikan Faktor Keserasian .................................................... 54

5.2 Upaya Perbaikan Alat Angkut ............................................................. 55

5.3 Pengaruh Hambatan Alat ..................................................................... 56

Page 11: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

viii

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 59

6.2 Saran ..................................................................................................... 59

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

Page 12: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Koordinat Peta Wilayah Eksploitasi PT. Minemex Indonesia….. 8

Tabel 2.2 Faktor Koreksi (S) Untuk Kedalaman dan Sudut Putar ................ 17

Tabel 2.3 Faktor Koreksi (BFF) Untuk Alat Gali ......................................... 18

Tabel 2.4 Karekteristik Material . ................................................................. 25

Tabel 2.5 Produksi Nyata Alat Angkut Oktober 2013 .................................. 31

Tabel 2.6 Keserasian Kerja dan Waktu Tunggu Alat .................................... 32

Tabel 4.1 Jam Kerja PT. Minemex Indonesia . ............................................. 45

Tabel 4.2 Jam Kerja PT. Minemex Indonesia Hari Jum’at . ......................... 45

Tabel 4.3 Daftar Peralatan ............................................................................ 46

Tabel 4.4 Efisiensi Kerja Alat. ...................................................................... 47

Tabel 4.5 Rekaputasi Data . .......................................................................... 53

Tabel 5.1 Rekaputasi Data . .......................................................................... 58

Page 13: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Kesampaian Daerah ......................................................... 9

Gambar 2.2 Peta Geologi ............................................................................ 10

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual .............................................................. 36

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .......................................................... 41

Gambar 4.1 Coal Getting ............................................................................ 43

Gambar 4.2 Pemuatan Batubara .................................................................. 43

Page 14: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Spesifikasi Kobelco Sk 330

Lampiran II : Spesifikasi Dump Truck Mitsubishi Fuso 220 PC

Lampiran III : Cycle Time Excavator Kobelco Sk 330

Lampiran IV : Cycle Time Dump Truk Fusso 220 Pc

Lampiran V : Jam Kerja PT. Minemax Indonesia

Lampiran VI : Tabel Tahap Penelitian

Lampiran VII : Dokumentasi Lapangan

Page 15: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Batubara merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui

(unrenewable), maka dalam pengelolaannya harus menerapkan metode

penambangan yang benar agar dapat memberikan keuntungan (profitable) dan

manfaat (benefitable) yang sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat dengan

tidak mengabaikan kelestarian lingkungan hidup. PT. Minemex Indonesia (PT.

MMI) merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan swasta yang bergerak

dibidang penambangan batubara, PT. Minemex Indonesia telah memperoleh Surat

Keputusan Bupati Sarolangun Nomor 17 Tahun 2011 tentang Persetujuan

Peningkatan Izin Usaha Pertambangan Explorasi menjadi Izin Usaha

Pertambangan Operasi Produksi (KW.86 KP.050109) dengan areal Kuasa

Pertambangan Explorasi seluas 3.700 Hektar di Kecamatan Mandiangin

Kabupaten Sarolangun. Sistem penambangan yang dipakai pada blok B PT.

Minemex Indonesia adalah menggunakan tambang terbuka (Surface Mining),

dengan menggunakan metode stripping mining yaitu menambang dengan

mengikuti arah lurus (strike) batuabara. Pemilihan metode ini juga didasarkan

pada keadaan endapan batubara yang relatif datar dan dekat dengan permukaan.

PT. Minemex Indonesia memiliki dua blok yaitu blok A dan blok B yang

saat ini sedang dilakukan penambangan batubara. Kegiatan yang dilakukan PT.

Minemex Indonesia meliputi pembersihan lahan, pembuatan jalan, pengupasan

overburden, penggalian dan pemuatan serta pengangkutan batubara dengan

Page 16: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

2

mengunakan alat mekanis. Kegiatan penambangan pada PT. Minemex Indonesia

ini terdiri dari (land clearing), pengupasan (overburden), pemuatan (loading),

pengangkutan (hauling), serta kegiatan pendukung lainnya. Pada kegiatan

pemindahan tanah mekanis, keserasian alat muat dan alat angkut merupakan

faktor penting dalam kegiatan coal getting. Hal ini sangat berpengaruh kepada

seberapa besar kita dapat mengetahui waktu kerja efektif dan produktifnya.

Namun demikian kenyataan yang terjadi dilapangan ketika dilapangan bisa lain,

banyak kendala yang timbul yang dapat menyebabkan tidak serasinya alat muat

dan alat angkut tersebut, sehingga waktu kerja tidak efektif dan produktif. Pada

kegiatan penambangan keberadaan akan alat mekanis baik alat muat dan alat

angkut sangat dibutuhkan guna menunjang keberhasilan penambangan itu sendiri

disamping meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Walaupun demikian dalam

penggunaan perlu dilakukan perhitungan secara tepat, agar kemampuan alat dapat

digunakan secara optimal serta mempunyai tingkat efisiensi yang tinggi.

Dalam melakukan operasi produksi batubara PT. Minemex Indonesia

menggunakan alat mekanis yang terdiri atas Excavator Kobelco SK 300 PC 1 unit,

bulldozer D65 DX 1 unit, Grader G930 1 unit, Dump Truck Fusso 220 PC 5 unit.

Pada bulan Agustus tahun 2017 PT. Minemex Indonesia menetapkan target

produksi batubara mencapai 100.000 ton/bulan dan pengupasan overburden

mencapai 380.000 bcm bulan dengan stripping ratio sebesar 2, pada geometri

jalan angkut masih terdapat penyempitan jalan sehingga mempengaruhi waktu

edar alat. Maka sekiranya perlu diadakan analisa teknik terhadap kebutuhan alat

muat Excavator Kobelco SK 330 dan alat angkut Dump Truck Fusso 220 PC pada

Page 17: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

3

penambangan batubara pada PT. MMI Indonesia. Hal ini dikarenakan berdasarkan

kenyataan yang ada di lapangan masih sering terjadinya tidak keserasian kerja

antara alat muat dan alat angkut dikarenakan adanya peralatan yang tidak bekerja

dengan efisien. Faktor keserasian alat yang tidak serasi (Macth Factor) lebih kecil

dari 1 menyebabkan alat muat menunggu. Masalah yang dihadapi pada saat

sekarang bagaimana mengupayakan agar penggunaan alat muat dan alat angkut

dapat diserasikan sehingga penggunaannya dapat di optimalkan dengan

berdasarkan pada jam operasi yang tersedia saat sekarang ini.

Dari latar belakang di atas perlu kiranya dibahas dan diteliti tentang faktor

keserasian peralatan mekanis pada Excavator Kobelco SK 330 dengan Dump

Truck Fusso 220 PC oleh PT. Minemex Indonesia (PT.MMI) dan

mengoptimalkannya dalam bentuk penelitian tugas akhir dengan judul: “ Evaluasi

Faktor Keserasian (Match Faktor) antara Excavator Kobelco SK 330 Dengan

Dump Truck Fusso 220 PC Pada Penambangan Batubara di PT. MINEMEX

INDONESIA Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi”.

1.2 Identifikasi masalah

1. Adanya penyempitan pada jalan angkut yang memiliki lebar 7,5 meter

sehingga mengganggu kinerja alat angkut.

2. Waktu edar alat angkut terlalu lama sehingga mengakibatkan tidak

tercapainya target produksi yang telah ditentukan oleh PT. Minemex

Indonesia, dimana waktu edar rata-rata Dump Truck Fusso 220 PC 15,19

menit.

Page 18: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

4

3. Terdapat pada suatu titik jalan angkut belum sesuai dengan ketentuan

geometri jalan angkut pada penambangan batubara di PT. Minemex

Indonesia.

4. Terlihat alat muat sering menunggu alat angkut pada penambangan

batubara di PT.Minemex Indonesia.

1.3 Batasan Masalah

1. Penelitian hanya dilakukan pada lokasi Blok B PT. Minemex Idonesia.

2. Peralatan mekanis yang diteliti adalah Exavator Kobelco SK 330 dan

Dump Truck Fusso 220 PC pada penambangan batubara di Blok B PT.

Minemex Indonesia.

3. Waktu penelitian hanya dilakukan pada bulan juli 2017 di Blok B PT.

Minemex Indonesia.

4. Penelitian ini hanya membahas tentang faktor keserasian antara Excavator

Kobelco SK 330 dengan Dump Truck Fusso 220 PC pada penambangan

batubara di Blok B PT. Minemex Indonesia.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang sudah dibahas di atas

maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Berapa nilai Faktor Keserasian antara Excavator Kobelco SK 330 dan

Dump Truck Fusso 220 PC pada penambangan batubara di Blok B PT.

Minemex Indonesia?

Page 19: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

5

2. Berapa jumlah alat muat dan alat angkut yang dibutuhkan supaya tercapai

keserasian alat muat dan alat angkut pada penambangan batubara di Blok

B pada PT. Minemex Indonesia?

3. Bagaimana produktivitas Dump truck Fusso 220 PC setelah tercipta

keserasian alat muat dan alat angkut pada penambangan batubara di Blok

B PT. Minemex Indonesia?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut ini.

1. Menganalisis nilai Faktor Keserasian antara Excavator Kobelco SK 330

dan Dump Truck Fusso 220 PC pada penambangan batubara di Blok B PT.

Minemex Indonesia.

2. Merancang jumlah alat muat dan alat angkut yang dibutuhkan supaya

tercapai keserasian alat muat dan alat angkut pada penambangan batubara

di Blok B PT. Minemex Indonesia.

3. Menganalisis produktivitas Excavator Kobelco SK 330 setelah tercipta

keserasian alat muat dan alat angkut pada penambangan batubara di Blok

B PT. Minemex Indonesia.

1.6 Manfaat Penelitian

a. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini mencapai dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

perusahaan untuk mencapai keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut

Page 20: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

6

dan mengoptimalkan produksi batubara sehingga mendapatkan keuntungan

yang lebih besar.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku

perkuliahan ke dalam bentuk penelitian, dan meningkatkan kemampuan

peneliti dalam menganalisa suatu permasalahan serta menambah wawasan

peneliti khususnya dibidang keilmuan teknik pertambangan.

c. Bagi institusi STTIND Padang

Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk pembuatan jurnal dan

dapat dijadikan sebagai referensi dan pedoman bagi mahasiswa yang akan

melakukan penelitian.

Page 21: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Perusahaan

2.1.1 Profil Perusahaan

PT. Minemex Indonesia adalah salah satu perusahaan batubara yang

terletak di Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi,

didirikan pada tahun 2010. Saat ini PT. Minemex Indonesia telah melakukan

kegiatan operasi produksi pada wilayah IUP Operasi Produksi seluas 3.700

Hektar. Kegiatan operasi produksi ini didasarkan pada Surat Keputusan Bupati

Sarolangun Nomor 17 Tahun 2011 tentang Persetujuan peningkatan Izin Usaha

Pertambangan Eksplorasi Menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi

kepada PT. Minemex (KW.86 KP.050109). Sejak mendapatkan surat keputusan

tersebut, PT. Minemex Indonesia sampai sekarang telah melakukan kegiatan

operasi penambangan batubara.

2.1.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara administratif Wilayah IUP Operasi Produksi PT. Minemex

Indonesia berada di wilayah Kecamatan Mandiangin tepatnya di wilayah Desa

Mandiangin, Desa Rangkiling, Desa Talang Serdang, Desa Taman Dewa, Desa

Bukit Peranginan dan Desa Simpang Kertopati. Secara geografis Wilayah IUP

Operasi Produksi PT. Minemex Indonesia terletak pada 103026’25,00–

103029’43,30” BT dan 02

007’17,80”– 02

007’17,80” LS.

Secara geografis wilayah konsesi KP. Eksploitasi PT. Minemex Indonesia

terlihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

Page 22: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

8

Tabel 2.1

Koordinat Wilayah IUP PT. MMI

Titik

Bujur Timur (BT) Lintang Selatan (LS)

o „ “

o „ “

1 102 57 30 -1 58 30

2 102 59 30 -1 58 30

3 102 59 30 -1 59 20

4 102 59 50 -1 59 20

5 102 59 50 -2 1 30

6 102 58 50 -2 1 30

7 102 58 50 -2 2 40

8 102 58 0 -2 2 40

9 102 58 0 -2 3 20

10 102 56 0 -2 3 20

11 102 56 0 -2 1 50

12 102 57 30 -2 1 50

(Sumber: PT.Minemex Indonesia)

Untuk mencapai Wilayah IUP Operasi Produksi PT. Minemex Indonesia

dari Jakarta dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat udara ke Kota Jambi.

Perjalanan dengan jalan darat melalui jalan yang menghubungkan Kota Jambi dan

Kota Sarolangun menempuh jarak sekitar 140 kilometer (4 jam perjalanan) dan

berhenti di Desa Mandiangin ataupun desa-desa lainnya sebagaimana disebutkan

Page 23: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

9

di atas yang termasuk Wilayah IUP Operasi Produksi PT. Minemex Indonesia.

Perjalanan darat dari Kota Jambi sampai ke desa-desa tersebut dapat

menggunakan kendaraan roda empat biasa karena melalui aspal dengan kondisi

cukup baik. Untuk dapat mencapai semua Wilayah IUP Eksplorasi, dapat

menggunakan kendaraan roda empat ganda atau dengan sepeda motor mengingat

jalan-jalan yang ada masih berupa jalan tanah berlumpur atau jalan setapak

sehingga sangat licin. Namun demikian wilayah ini termasuk mudah dijangkau

karena dibelah oleh Jalan Nasional di bagian timur untuk transportasi darat dan

dibelah oleh Sungai Tembesi dibagian barat untuk transportasi. Wilayah

PT.Minemex Indonesia bisa pada gambar 2.1

(Sumber: Laporan arsip PT minemex indonesia).

Gambar 2.1 Peta Lokasi Dan Kesampaian Daerah

Page 24: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

10

2.1.3 Geologi

Lapisan batubara dalam Wilayah IUP Operasi Produksi PT. Minemex

Indonesia menempati tepi barat bagian dari Cekungan Sumatera Tengah dan

Cekungan Sumatera Selatan. Cekungan Sumatera Selatan memiliki luas mencapai

117.000 km2

(de Coster, 1974, dalam Asikin Sukendar 1990). Sedimentasi yang

terjadi di cekungan ini berlangsung terus menerus selama Tersier yang disertai

penurunan dasar cekungan.

Geologi daerah taman dewa dan sekitarnya tersusun oleh batuan–batuan

sedimen yang terendapkan di atas batuan dasar granit berumur pratersier, satuan

batuan yang berkembang didaerah tersebut yaitu satuan batu lempung dan satuan

batu pasir.

(Sumber: PT. Minemex Indonesia)

Gambar 2.2 Kondisi Geologi Daerah

Page 25: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

11

2.1.4 Iklim dan Curah Hujan

Seperti kebanyakan daerah di Indonesia, daerah penambangan batubara di

Block B memiliki iklim tropis dengan kelembaban dan temperatur tinggi, yaitu

berkisar antara 230 C sampai dengan 36,5

0 C. Pada umumnya daerah ini terdiri

dari dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.

2.1.5 Keadaan Geologi dan Stratigrafi

Lapisan batubara dalam Wilayah IUP Operasi Produksi PT.Minemex

Indonesia menempati tepi barat bagian dari Cekungan Sumatra Tengah dan

Cekungan Sumatra Selatan. Cekungan Sumatra Selatan memiliki luas mencapai

117.000 km2

(de Coster, 1974, dalam Asikin Sukendar 1990). Sedimentasi yang

terjadi di cekungan ini berlangsung terus menerus selama Tersier yang disertai

penurunan dasar cekungan.

Geologi daerah taman Dewa dan sekitarnya tersusun oleh batuan – batuan

sedimen yang terendapkan di atas batuan dasar granit berumur pratersier, satuan

batuan yang berkembang didaerah tersebut yaitu satuan batu lempung dan satuan

batu pasir.

2.1.6 Aktivitas Dasar Penambangan

Lapisan (seam) endapan batubara di daerah studi, secara umum tersingkap

di permukaan tanah sebagai out-crop. Kemiringan (dip) seam rata-rata antara 9 -

12° dengan ketebalan rata-rata berkisar antara 10-15 meter. Dengan demikian

dapat dinyatakan bahwa lapisan endapan batubara yang akan ditambang, letaknya

relatip dekat dengan permukaan tanah dengan kemiringan relatip datar. Mengacu

kepada hasil perhitungan dengan metode BESR, ditetapkan bahwa nisbah

Page 26: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

12

pengupasan yang diterapkan dalam operasi penambangan adalah 1:2. Secara

ekonomi nilai SR tersebut memberikan keuntungan pada kegiatan penambangan.

Oleh sebab itu, kegiatan penambangan di daerah studi, apabila dilakukan dengan

cara mengupas lapisan penutup, secara ekonomi masih dapat dilakukan.

Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor diatas maka sistem penambangan

batubara yang di terapkan PT. Minemex Indonesia adalah sistem tambang terbuka

(open pit). Alat mekanis yang digunakan adalah kombinasi Excavator dan dump

truck dibantu dengan bulldozer sebagai alat garu-dorong dan grader untuk

perawatan jalan. Arah penambangannya menyesuaikan dengan arah dip dan strike

batubara. Secara umum aktifitas penambangan Batubara PT. Minemex Indonesia

melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Kegiatan ini mutlak dilakukan sebelum operasi pembongkaran lapisan

tanah penutup dilakukan. Tujuan dari pembersihan lahan ini adalah untuk

membersihkan area dari vegetasi yang berada di atasnya maupun

bongkahan batuan. Untuk pohon yang > 20 cm bulldozer adalah alat berat

yang biasa dipakai untuk melakukan kegiatan ini, namun jika < 20 cm

digunakan cara manual, yaitu menggunakan peralatan chainsaw.

b. Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil)

Operasi pengupasan top soil yang banyak mengandung bahan-bahan

organik hasil pelapukan yang menyuburkan tanah, dilakukan setelah

pembersihan lahan penambangan. Lapisan tanah subur ini dikupas dengan

bulldozer. Lapisan top soil didorong dan dikumpulkan pada lokasi tertentu

Page 27: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

13

dekat dengan daerah operasi bulldozer, kemudian dimuat menggunakan

excavator dan diangkut dengan dump truck ke tempat penyimpanan tanah

pucuk. Timbunan tanah subur ini, nantinya dimanfaatkan pada saat

melakukan pekerjaan reklamasi.

Penambangan dimulai dengan menggali tanah pucuk (top soil) yang

kemudian disimpan ditempat tertentu apabila sudah ada daerah untuk

“back filling” maka diisi oleh tanah penutup terlebih dahulu sebelum

dilakukan penyebaran tanah pucuk (top soil) pada bagian atasnya dengan

ketebalan sekitar 20 – 30 cm.

c. Pengupasan Tanah Penutup

Kegiatan pembongkaran lapisan tanah penutup baik overburden

maupun interburden dilakukan dengan menggunakan excavator dibantu

dengan bulldozer sedangkan untuk material lemah sampai sedang,

langsung dilakukan penggalian dan pemuatan.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Alat Berat

Menurut Susy Fatena Rostiyanti alat berat merupakan faktor penting di

dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar.

Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam

mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan

lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.

Page 28: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

14

2.2.2 Pemuatan (Loading) dan Pengangkutan (Hauling)

Produksi alat muat dan alat angkut dapat dilihat dari kemampuan alat

tersebut dalam penggunaannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi alat muat dan alat angkut adalah:

1. Pencatatan waktu siklus alat muat Excavator

Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan dalam melakukan

kegiatan mulai dari awal hingga akhir dan kembali lagi ke awal.

Gerakan yang dilakukan oleh excavator dalam satu siklus adalah:

a. Waktu gali (tb).

Waktu yang dipakai untuk mengisi bucket.

b. Waktu Swing Isi (ts1).

Lama gerakan untuk membawa bucket yang berisi material ke alat

angkut.

c. Waktu Tumpah (td).

Lama gerakan untuk membongkar material ke alat angkut

d. Waktu Swing Kosong (ts2).

Lama gerakan mengayun kembali untuk penggalian berikutnya.

2. Pencatatan waktu siklus alat angkut Dump Truck.

Alat angkut yang diambil datanya adalah Dump Truck Fusso 220 PC.

Gerakan yang dilakukan Dump Truck dalam satu siklus adalah:

a. Waktu Manuver 1.

Lama waktu dari gerakan membelok hingga kemudian mundur untuk

diisi oleh alat muat.

Page 29: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

15

b. Waktu Muat (tb).

Lama waktu pemuatan material ke dump truck.

c. Waktu Angkut.

Lama waktu angkut dari front penambangan.

d. Waktu Manufer 2.

Lama gerakan untuk membelok dan dumping.

e. Waktu Tumpah.

Lama waktu Dump Truck menumpahkan material.

f. Waktu Balik.

Lama Dump Truck kembali ke front penambangan.

3. Pencatatan waktu yang hilang pada alat muat dan alat angkut.

a. Alat Muat.

Data yang diambil untuk menghitung lama waktu yang hilang dari alat

muat adalah:

1) Waktu terlambat memulai pekerjaan.

2) Waktu terlambat memulai pekerjaan setelah istirahat.

3) Waktu cepatnya selesai pekerjaan.

4) Waktu cepatnya istirahat dalam melakukan pekerjaan.

b. Alat Angkut.

Data yang diambil untuk menghitung lama waktu yang hilang dari alat

angkut adalah:

1) Waktu terlambat memulai pekerjaan.

2) Waktu terlambat memulai pekerjaan setelah istirahat.

Page 30: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

16

3) Waktu cepatnya selesai pekerjaan.

4) Waktu cepatnya istirahat dalam melakukan pekerjaan.

4. Pencatatan Aktual jam kerja

Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a. Menentukan alat muat dan alat angkut yang akan diambil datanya, alat

muat yang akan diambil datanya adalah Excavator Kobelco SK 330

dan alat angkut Dump Truck Fusso 220 PC.

b. Menentukan rencana jam kerja dan alat angkut dan alat muat, rencana

jam kerja alat angkut dan alat muat tersebut adalah 8 jam / hari.

c. Menentukan aktual jam kerja alat muat dan alat angkut.

Langkah-langkahnya adalah:

1) Menghitung waktu jam rusak dari alat muat dan alat angkut.

2) Menghitung waktu standby alat muat dan alat angkut.

3) Waktu aktual bisa dikatakan rencana jam kerja dikurangi dengan

jam rusak dan jam standby alat muat dan alat angkut.

Waktu standby bisa juga dikatakan dengan:

a. Standby hujan.

b. Standby no fuel.

c. Standby operator.

2.2.3 Produktifitas Excavator

Alat yang digunakan sebagai alat gali-muat pada kegiatan penambangan di

PT.Minemex adalah Excavator Kobelco SK 330. Produksi Excavator per jam

dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Page 31: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

17

…………………………………(2.1)

Keterangan:

Q = Produktivitas Alat (lcm/jam).

E = Effisiensi kerja Excavator sebelum perbaikan.

Kb = Kapasitas Bucket (m3).

S = Faktor Koreksi untuk kedalaman dan sudut putar.

BFF = Faktor Koreksi untuk Alat Gali/Muat.

CTm = Cycle Time Alat Muat (detik).

Tabel 2.2

Faktor Koreksi (S) untuk Kedalaman dan Sudut Putar

Kedalaman

Penggalian

(% dari

Maks)

Sudut Putar (o)

45 60 75 90 120 180

30 1,33 1,26 1,21 1,15 1,08 0,95

50 1,28 1,21 1,16 1,10 1,03 0,91

70 1,16 1,10 1,05 1,00 0,94 0,83

90 1,04 1,00 0,95 0,90 0,85 0,75

Sumber: Rostiyanti (2008:94)

Sumber: Rostiyanti

Q=Kbx 3600 xSxBFFxE

CTm

Page 32: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

18

Tabel 2.3

Faktor Koreksi (BFF) untuk Alat Gali

No Material BFF (%)

1 Tanah dan tanah organik 80 – 110

2 Pasir dan kerikil 90 – 100

3 Lempung keras 65 – 95

4 Lempung basah 50 – 90

5 Batuan dengan peledakan buruk 40 – 70

6 Batuan dengan pelefakan baik 70 – 90

2.2.4. Produktifitas Dump Truck

Produksi perjam dump truck dapat dihitung dengan persamaan sebagai

berikut:

…………………………………(2.2)

(Rochmanhadi 1992; 65)

Kapasitasi bucket/cycle time adalah:

Dimana:

Q = Produksi/jam (Bcm/jam)

Q = Produktivitas/cycle time (Bcm)

K = Efesiensi bucket excavator

E = Efesiensi kerja Excavator (%)

Ctm = Cycle time (Detik)

q1 = Kapasitas excavator bucket (Bcm)

n = 5 bucket

(Sumber: Pengamatan Lapangan).

Sumber: Rostiyanti (2008:94)

Page 33: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

19

2.2.5 Match Factor (MF)

…………………………………(2.3)

(Sumber: Prodjosumarto,1996)

Keterangan:

MF = Match Factor.

Na = Jumlah alat angkut, unit.

Nm = Jumlah alat muat, unit.

n = Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut.

CTa = Waktu edar alat angkut, menit.

CTm = Waktu edar alat muat, menit.

Bila dari hasil perhitungan tersebut diatas didapatkan hasil sebagai

berikut:

1) MF < 1, maka alat muat akan menunggu sedangkan alat angkut akan bekerja

penuh

2) MF = 1, maka kedua alat tersebut sudah serasi (synchron), artinya kedua-

duanya akan sama sibuknya dan tidak ada yang menunggu.

3) MF > 1, maka alat angkut akan menunggu sedangkan alat muat akan bekerja

penuh.

Page 34: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

20

2.2.6 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat

2.2.6.1 Ketersediaan Alat

Berikut akan dibahas mengenai perhitungan ketersediaan alat-alat tambang

baik dari segi ketersediaan mekanik, fisik, penggunaan ketersediaan, penggunaan

efektif dan penggunaan efektif yang optimal yang akan digunakan untuk

perhitungan waktu kerja efektif dan waktu kerja optimum dalam perencanaan

penggunaan peralatan dan perhitungan produksi dalam satu periode tertentu.

Berikut akan dibahas mengenai perhitungan ketersediaan alat-alat tambang

baik dari segi ketersediaan mekanik, fisik, penggunaan ketersediaan, penggunaan

efektif dan penggunaan efektif yang optimal yang akan digunakan untuk

perhitungan waktu kerja efektif dan waktu kerja optimum dalam perencanaan

penggunaan peralatan dan perhitungan produksi dalam satu periode tertentu.

a. Mechanical Availability (MA) atau kesiapan mekanik.

MA adalah angka yang menunjukan kesiapan alat atau kesatuan

peralatan dalam kondisi tertentu untuk dapat dioperasikan, dinyatakan dalam

persen. MA adalah perbandingan antara jam kerja efektif dengan jam kerja

yang tersedia.

MA = RW

W

x 100 % ……………………………(2.4)

Sumber: Ir Yanto Indonesianto, M.Sc (2005:90)

Keterangan:

MA = Mechanical availability atau kesiapan mekanik.

W = Working hours atau jumlah jam kerja alat.

R = Repair hours atau jumlah jam untuk perbaikan.

Page 35: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

21

b. Physical Avability (PA)

Physical Avability (PA) akan menunjukkan sejarah (catatan) alat dan

menunjukkan apa yang sudah dilakukan selama waktu-waktu lampau. PA

merupakan faktor avability yang penting untuk menyatakan unjuk kerja

mechanical alat dan juga sebagai petunjuk efisiensi mesin dalam program

penjadwalan. Nilai PA selalu lebih besar dari MA, tetapi nilai keduanya sama

jika stand by = 0.

PA = MOHH

SW …………………………………….(2.5)

Sumber: Ir Yanto Indonesianto, M.Sc (2005:93)

Keterangan:

PA = Physical Availability atau kesiapan fisik peralatan.

W = Working hours atau jumlah jam kerja alat.

S = Stand by hours atau jumlah jam untuk Stand by.

c. Use of Avaibility (U.A) atau penggunaan ketersediaan

Yaitu angka yang menunjukan berapa persen waktu yang dipergunakan

oleh suatu alat untuk beroperasi, pada saat alat tersebut dapat dipergunakan

(available).

U.A= {(W) / (W+S)} x 100% ………………………………(2.6)

Sumber: Ir Yanto Indonesianto, M.Sc (2005:93)

Keterangan:

U.A = Use of availability atau penggunaan ketersediaan.

W = Working Hours atau jam kerja alat.

S = Jumlah jam standby.

Page 36: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

22

d. Effective Utilization (E.U) atau penggunaan efektif (efesiensi kerja).

Yaitu menunjukan beberapa persen dari seluruh waktu kerja yang

tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif. Effective utilization

sebenarnya sama dengan pengertian efisiensi kerja. Perbandingan antara jam

kerja sesunggunhnya (jam kerja produktif) dengan jam kerja yang

dijadwalkan, dengan rumus sebagai berikut:

E.U = {

}x 100% ……………………………………(2.7)

Sumber: Ir Yanto Indonesianto, M.Sc (2005:93)

Keterangan:

E.U = Penggunaan efektif.

T = W + R + S Total hours availability atau schedule.

hours atau jumlah jam kerja yang tersedia.

W = Total hari atau jumlah jam kerja.

2.2.6.2 Kondisi Cuaca

Keadaan cuaca sangat berpengaruh terhadap kerja alat-alat mekanis

seperti:

a. Pada musim kemarau banyak debu beterbangan, sehingga dapat

mengganggu operator peralatan mekanis, karena jarak pandang yang

terbatas, akibatnya alat tidak leluasa dalam bergerak dan waktu edar

menjadi lebih lama. Hal ini dapat menyebabkan efisiensi kerja menjadi

berkurang.

b. Pada musim hujan tempat kerja menjadi berlumpur sehingga alat mekanis

menjadi terhambat dalam pergerakannya. Jalan yang berlumpur

Page 37: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

23

menyebabkan alat mekanis yang menggunakan ban karet sering

mengalami selip atau terbenam dalam lumpur. Sehingga faktor cuaca dapat

menurunkan efisiensi alat mekanis seperti mempertinggi tingkat kehausan

ban mengakibatkan menurunnya tingkat produksi.

2.2.6.3 Kondisi Jalan Tambang

Dari hasil pengamatan keadaan permukaan jalan tambang terawat cukup

baik dan cukup keras untuk dilewati alat angkut dimana jarak rata-rata dari blok B

ke disposal area ± 900 Meter dengan kondisi jalan yang relatif datar.

2.2.6.4 Efisiensi Operator

Efisiensi operator merupakan faktor manusia yang menggerakkan alat-alat

yang sangat sukar untuk ditentukan efisiensinya secara tepat karena selalu

berubah-ubah dari hari ke hari bahkan dari jam ke jam, tergantung dari keadaan

jalan, cuaca dan keadaan alat yang dikemudikannya dan suasana kerja. Kadang-

kadang suatu perangsang dalam bentuk upah tambahan (incentive) dapat

mempertinggi efisiensi operator.

Sebenarnya efisiensi operator tidak hanya disebabkan karena kemalasan

pekerja itu, tetapi juga karena hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindari

seperti melumasi kendaraan, membersihkan bagian-bagian terpenting sesudah

sekian jam dipakai serta menunggu perbaikan jalan.

2.2.6.5 Faktor Material

Lapisan Tanah Penutup (overburden) adalah semua lapisan tanah atau

batuan yang berada di atas dan langsung menutupi lapisan bahan galian berharga

sehingga perlu disingkirkan terlebih dahulu sebelum dapat menggali bahan galian

Page 38: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

24

berharga tersebut. Lapisan tanah penutup (overburden) yang dapat ditemui

umumnya dikelompokkan menjadi beberapa sifat dan karateristik material dengan

perbedaan-perbedaan pada masing-masing material serta mempunyai ciri

tersendiri pada setiap material (tabel 2.3) yaitu:

1. Material yang sangat mudah digali (sangat lunak)

a. material yang mengandung sedikit air, misalnya pasir, tanah biasa, kerikil,

campuran pasir dengan tanah biasa.

b. material yang banyak mengandung air, misalnya pasir lempungan,

lempung pasiran, lumpur dan pasir yang banyak mengandung air.

2. Material yang cukup keras (lunak)

Misalnya tanah biasa yang bercampur kerikil, pasir yang bercampur dengan

kerikil, pasir yang kasar.

3. Material yang setengah keras (sedang)

Misalnya batubara, shale (clay yang sudah mulai kompak), batuan kerikil yang

mengalami sementasi dan pengompakan, batuan beku yang sudah mulai lapuk,

dan batuan-batuan beku yang mengalami banyak rekahan-rekahan.

4. Material yang keras

Misalnya sandstone, limestone, slate, vulcanic tuff, batuan beku yang mulai

lapuk, mineral-mineral penyusun batuan yang telah mengalami sementasi dan

pengompakan.

5. Material sangat keras

Misalnya batuan-batuan beku dan batuan-batuan metamorf, contohnya granit,

andesit, slate, kwarsit dan sebagainya.

Page 39: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

25

Tabel 2.4

Karakteristik Material

No Jenis Material Keterangan

1. Material Sangat Lunak

- Pasir

- Tanah biasa

- Kerikil

Mudah digali, dapat

menggunakan excavator

2. Material Lunak

- Pasir campur kerikil

- Pasir kasar

- Tanah biasa campur

Digali menggunakan excavator

atau power shovel

3. Material setengah keras (sedang)

- Batubara

- Batu beku yang lapuk

- Shale

- Kerikil yang mengalami

sementasi

Agak sulit menggunakan

excavator sehingga harus di

ripping terlebih dahulu

4. Material Keras

- Sandstone

- Limestone

- Slate

- Vulcanic tuff

- Mineral penyusun batuan

yang mengalami

pengompakan

Di ripping terlebih dahulu atau

dengan peledakan

5. Material Sangat Keras

- Batuan beku

- Batuan metamorf

- Slate

- Kwarsit

Tidak dapat digali dengan alat

gali ataupun di-ripping,

melainkan harus dengan

peledakkan

6. Material Massive

- Batuan beku berbutir

halus

Dengan peledakkan

Sumber: Ir Yanto Indonesianto, M.Sc (2005)

Keadaan material yang akan digali sangat mempengaruhi suatu proses

penambangan. Pada material yang sangat keras, tidak bisa dibongkar dengan

menggunakan peralatan mekanis, sehingga harus dibongkar dengan bantuan

peledakan. Misalnya material tanah penutup dijumpai dalam bentuk lapisan tanah

Page 40: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

26

pucuk (top soil) yang mengandung humus, tanah penutup lunak, dan tanah

penutup keras. Jenis material tersebut akan menentukan besarnya produksi alat

dan cara pengoperasiannya, tentunya akan memperlambat aktivitas kegiatan maka

akan muncul perhitungan kembali mengenai biaya produksi overburden, hal

tersebut akan berhubungan dengan faktor pengembangan material dan faktor

pengisian mangkuk (bucket) atau bilah (blade).

2.2.6.6 Faktor Pengisian Mangkuk (Bucket)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengisian mangkuk adalah:

1. Kandungan air

Semakin besar kandungan air maka faktor pengisian menjadi lebih kecil karena

berat material yang diangkut setelah dikurangi berat air menjadi lebih kecil dari

kapasitas baku.

2. Kelengketan material

Semakin besar kelengketan suatu material, faktor pengisiannya menjadi lebih

besar karena material menjadi kohesif/lengket.

3. Ukuran material

Semakin besar ukuran material, faktor pengisiannya menjadi lebih kecil

karena terdapat rongga kosong antar bongkahan material yang menyebabkan

berat nyata menjadi lebih kecil dari pada berat baku.

4. Kecakapan operator

Operator yang terampil dapat mempertinggi faktor pengisian. Faktor ini

dipengaruhi oleh berbagai jenis material.

Page 41: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

27

2.2.7. Tenaga Kendaraan

Didalam memilih suatu alat untuk pekerjaan penggalian material, bijih

atau overburden harus diperhitungkan tenaga kendaraan yang mampu mengatasi

medan kerja yang dimaksud adalah kondisi jalan: minsalnya jalan kering mulus

dan padat, becek dan lembek, lurus banyak tikungan, mendaki, menurun, dan lain-

lain yang mempengaruhi laju kendaraan pada saat bermuatan atau kosong.

2.2.8. Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja merupakan elemen produksi yang harus diperhitungkan

didalam upaya mendapatkan harga produksi alat per satuan waktu, sebagian besar

harga efisiensi kerja diharapkan terhadap operator, yaitu orang yang menjalankan

atau mengoperasikan unit alat, walaupun demikian apabila ternyata efisiensi kerja

rendah belum tentu penyebabnya adalah kemalasan operator yang bersangkutan,

mungkin ada penyebab lain yang tidak dapat dihindari, antara lain cuaca,

kerusakan alat tiba-tiba, kabut dan lain-lain. Dengan kata lain efisiensi adalah

semua kegiatan diluar proses produksi yang mengganggu waktu kerja efektif dari

suatu alat berat.

2.2.9. Penelitian Relevan

1. Rezky Anisari, Keserasian Alat Muat dan Angkut Untuk Kecapaian Target

Produksi Pengupasan Batuan Penutup Pada PT. Unirich Mega Persada Site

Hajak Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah, Politeknik Banjarmasin,

Jurnal Intekna, Tahun XII, No. 1, Mei 2012.

Berdasarkan penelitian tersebut kegiatan penambangan di PT. Unirich

Mega Persada menggunakan peralatan mekanis berupa kombinasi dari alat

Page 42: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

28

gali muat Excavator Doosan 500 LCV dengan alat angkut Dump Truck

Hino FM 260 Ti untuk melakukan pembongkaran dan pengangkutan tanah

penutup (overburden). Di gunakan juga beberapa peralatan mekanis lain

sebagai pendukung kelancaran kegiatan produksi maupun untuk

memaksimalkan hasil target produksi seperti motor greder, bulldozer, water

tank dan fuel tank. Untuk mencapai hasil produksi yang telah ditetapkan,

kegiatan penambangan haruslah dilakukan dengan seoptimal mungkin.

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui produktifitas alat

muat, untuk mengetahui produktifitas alat angkut dan untuk mengetahui

match factor (keserasian kerja) alat muat dan alat angkut. Dari hasil

pengamatan dan perhitungan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Produktifitas alat muat Excavator Backhoe Doosan 500 LCV sebesar

176.093 bcm/jam. Produktifitas alat angkut DT Hino FM 60 Ti sebesar 32,39

bcm/jam. Keserasian alat muat Excavator Backhoe Doosan 500 LCV dengan

alat angkut DT Hino FM 60 Ti adalah 1,10, artinya alat angkut masih ada

yang antri. Dengan melihat Produktifitas alat muat dibutuhkan 5 unit alat

angkut agar pengupasan batuan penutup berjalan secara optimal dengan nilai

keserasian (MF) sebesar 0,92.

2. Ardyan Febrianto, dkk. Kajian Teknis Produksi Alat Gali Muat Dan Alat

Angkut Pada Pengupasan Overburden Di Tambang Batubara PT. Rian

Pratama Mandiri Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan, Jurnal

Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: September 2015.

Page 43: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

29

PT. Rian Pratama Mandiri (RPM) adalah salah satu perusahaan

kontraktor pertambangan yang bergerak dalam penambangan batubara.

PT. Rian Pratama Mandiri melaksanakan kegiatan penambangan di

lokasi izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara

(PKP2B) site Asam-Asam Timur milik PT. Arutmin Indonesia dengan

luas area 2.498 Ha di Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi

Kalimantan Selatan. Sistem penambangan yang dipakai adalah open pit

mining. Pit RPM adalah salah satu pit yang ada di PT. Rian Pratama

Mandiri. Kegiatan penambangan dimulai dengan melakukan pengupasan

overburden sebelum melakukan coal getting. Dalam melakukan

pengupasan overburden di pit RPM, peralatan yang digunakan adalah

backhoe Doosan S500LC-V dengan kapasitas bucket 3,2 m3 yang

menggunakan metode pemuatan single back-up dan top loading. Alat

angkut yang digunakan adalah truk jungkit Hino 700ZS 4141 dengan

kapasitas bak 18 m3. Pit RPM akan meningkatkan nilai stripping ratio

sehingga target produksi pengupasan overburden yang harus dicapai adalah

515 BCM/jam.

Perhitungan produksi pengupasan menggunakan simulasi teori

antrian yang memasukkan parameter waktu tunggu alat angkut pada

waktu edar alat angkut. Setelah dilakukan perhitungan dengan simulasi

teori antrian diketahui produksi pengupasan saat ini yaitu 385,00

BCM/jam dengan angka keserasian kerja alat pada fleet 1 0,64; fleet 2

0,81 dan fleet 3 0,68. Faktor teknis yang mempengaruhi produksi adalah

Page 44: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

30

kondisi kerja, volume penggalian serta pemuatan, efisiensi operasi dan

keserasian kerja alat. Rekomendasi yang diberikan untuk meningkatkan

produksi yaitu perbaikan geometri jalan dan area pemuatan yang

tidak sesuai standar, penambahan jumlah curah bucket pada material

claystone dari 4 curah menjadi 5 curah, mengurangi hambatan kerja

mekanis dan operasi, dan penambahan jumlah alat angkut masing-masing

satu unit pada fleet 1 dan fleet 3. Produksi pengupasan berdasarkan

simulasi dengan teori antrian akan meningkat menjadi 520,38

BCM/jam dengan angka keserasian kerja alat pada fleet 1 1,01; fleet 2 0,97

dan fleet 3 0,91.

3. Syarifudin, dkk. Analisa Kemampuan Kerja Alat Angkut Untuk Mencapai

Target Produksi Overburden 240.000 Bcm Perbulan Di Site Project Darmo

PT. Ulima Nitra Tanjung Enim Sumatera Selatan, Tahun 2013.

PT. Ulima Nitra site project Darmo melakukan proses penambangan

untuk pengambilan lapisan penutup menggunakan kombinasi dua alat

mekanis yaitu, excavator backhoe untuk penggalian dan pemuatan

sedangkan pengangkutan dilakukan oleh alat mekanis dump truck.

Berdasarkan hasil pengolahan data pada bulan Oktober 2013, pengupasan

lapisan penutup hanya mencapai 225.125,99 bcm/bulan, terjadi penurunan

ketercapaian produksi sebesar 25.682,23 bcm/bulan dari target yang telah

ditetapkan sebesar 240.000 bcm/bulan. Dapat dilihat produktifitas nyata alat

angkut. Peningkatan produksi alat angkut dan alat muat dapat dilakukan

dengan penentuan alokasi alat angkut yang sesuai pada tiap loading point,

Page 45: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

31

sehingga waktu tunggu alat dapat di minimalisasi. Selain itu alokasi alat

angkut yang sesuai dapat meminimalisasi kehilangan waste (BCM).

Berdasarkan hasil perhitungan faktor keserasian alat muat dan alat angkut,

dapat diketahui kecendrungan alat muat dan alat angkut untuk menunggu.

Besarnya waktu tunggu dapat diperhitungkan berdasarkan nilai match factor

yang telah di dapatkan. Hasil perhitungan match factor dan waktu tunggu

alat.

Pada pekerjaan pengupasan tanah penutup, meskipun nilai match

factor telah mendekati ideal (MF=1), masih terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan kinerja sistem alat muat dan alat angkut tidak optimal. Dari

pengamatan langsung dilapangan kendala-kendala tersebut adalah alokasi

alat angkut kesuatu lokasi pekerjaan yang tidak sesuai, sehingga sistem

kinerja alat tidak optimal dan alat angkut yang sedang bekerja di suatu lokasi

pada gilir kerja tertentu, seringkali di pindahkan ke lokasi kerja yang lain

pada gilir kerja tersebut.

Tabel 2.5

Produksi Nyata Alat Angkut Oktober 2013

Excavator vs

Dump truck

Jumlah

Unit

Produktivit

as

(BCM/Jam

)

Produksi

perhari(BCM)

Produksi

Perbulan(BC

M)

SCANIA vs PC 400 (UN AB-19)

4 25,62 420,96 72.691,49

IVECO vs PC 300 (UN 194)

5 31,64 496,53 74.849,14

SCANIA vs PC 300 (UN 016)

5 32,81 427,10 77.612,35

Jumlah

225.125,99

Page 46: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

32

Tabel 2.6

Keserasian Kerja dan Waktu Tunggu Alat

Alat Muat

Alat

angkut

Jumlah

Aalat angkut

MF

Waktu Tunggu

Alat Muat

PC 400 (UN AB-19) Scania 6 0,80 180,93

PC 300 (UN 194) Iveco 5 0,89 87,28

PC 300 (UN AB-16) Scania 5 0,91 72,54

Sumber: Pengolahan Data.

4. Vendhi Prasmoro, Optimasi Produksi Dump Truck Volvo Fm 440 Dengan

Metode Kapasitas Produksi Dan Teori Antrian Di Lokasi Pertambangan

Batubara (Studi Pada Salah Satu Kontraktor Pertambangan Area Samarinda,

Kalimantan Timur), Teknik Industri Universitas Mercu Buana, Jurnal OE,

Volume VI, Maret No. 1, 2014.

Peralatan merupakan faktor yang sangat penting dalam menjamin

keberlangsungan produksi pertambangan. Jumlah armada yang berlebih akan

mengakibatkan biaya pengeluaran operasi membengkak, sementara

jumlah armada yang sedikit akan mengurangi jumlah produksi tambang.

Kondisi ideal dalam proses pemuatan dan pengangkutan material sangat sulit

dicapai. Akan tetapi, hal tersebut dapat diupayakan dengan melakukan

efisiensi tehadap jumlah dump truck utama tambang. Salah satu metode

simulasi yang dapat digunakan untuk mengoptimasi produksi alat muat dump

truck utama adalah dengan menggunakan metode kapasitas produksi dan teori

antrian. Simulasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh jumlah truk

yang optimum dengan waktu antrian truck yang paling minimum dan

Page 47: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

33

menghindari alat muat menunggu kedatangan dump truck. Alat muat yang

digunakan adalah Excavator Backhoe PC 400 Komatsu berjumlah 5 unit.

Dump truck yang digunakan adalah Truck Volvo FM 440 yang berjumlah 35

unit. Berdasarkan hasil simulasi dengan pendekatan simulasi kapasitas

produksi dump truck yang dibutuhkan 30 unit sedangkan berdasarkan teori

antrian dump truck yang dibutuhkan 20 unit. Dimana secara aktual dump

truck yang digunakan adalah 32 unit.

5. Hariz Subhan, dkk. Analisa Kemampuan Kerja Alat Angkut Untuk Mencapai

Target Produksi Overburden 240.000 Bcm Perbulan Di Site Project Darmo

PT. Ulima Nitra Tanjung Enim Sumatera Selatan,

Pengupasan lapisan tanah penutup di site project Darmo PT. Ulima

Nitra, dilakukan pada lapisan overburden berupa lempung dan disertai

dengan material tanah biasa. PT. Ulima Nitra bekerjasama dengan PT.

Menambang Muara Enim sebagai pihak kontraktor untuk melakukan proses

stripping overburden dan coal getting. Target pengupasan overburden adalah

sebesar 240.000 bcm/bulan, dengan jumlah alat gali-muat dan alat angkut

yang ada serta waktu kerja yang ada yaitu 19,86 jam perhari. Berdasarkan

hasil pengolahan data pada bulan Oktober 2013, pengupasan overburden

hanya mencapai 225.252,99 bcm/bulan, terjadi penurunan ketercapaian

produksi dari target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu dilakukan

suatu evaluasi kinerja alat gali muat dan alat angkut guna mengetahui

penyebab terjadinya ketidak tercapaian volume pengupasan overburden di

PT. Ulima Nitra. Untuk mencapai target produksi perbulannya, dilakukan

Page 48: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

34

kajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja dari alat

angkut, seperti waktu kerja efektif, kesediaan kerja alat angkut, kondisi jalan

angkut produksi (geometri jalan), dan sistem antrian yang digunakan pada

produksi overburden serta kondisi permukaan kerja. Setelah dilakukan

evaluasi dan perhitungan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi dump truck. Didapatkan peningkatan produksi dan dapat

memenuhi target perbulan perusahan yaitu sebesar 286.796,59 bcm/bulan

yang berarti naik 61.643,60 bcm/bulan dari produksi aktual pada bulan

Oktober sebesar 225.252,99 bcm/bulan.

2.2.10. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan membantu

penulis dalam menyelesaikan penelitian yang terdiri atas:

1. Input

Input bersumber dari data primer dan data Sekunder. Data primer diambil

dari kegiatan lapangan yang bersumber dari pengamatan langsung, wawancara

dan observasi.

a. Data primer merupakan data langsung yang diambil dari lapangan. Adapun

data primer meliputi:

1) Waktu siklus Excavator Kobelco SK 330.

2) Waktu siklus Dump Truck Fusso 220 PC.

3) Jam kerja PT. Minemex Indonesia.

Page 49: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

35

b. Dan data sekunder berasal dari perusahaan dan literatur-literatur yang

mendukung, data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari PT. Minemex

Indonesia dan literatur-literatur yang mendukung, data-data tersebut meliputi:

1) Spesifikasi Alat Berat.

2) Lokasi dan Topografi.

3) Lokasi Topografi.

4) Iklim dan Cuaca.

5) Keadaan Geologi dan Stratigrafi.

6) Efisiensi Kerja Alat.

2. Proses

Proses yang dilakukan pada kegiatan ini adalah untuk menghitung nilai

match factor pada perusahaan tempat dimana penulis mengadakan penelitian.

3. Output

Output atau hasil dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai

match factor dengan mengevaluasi kebutuhan alat muat dan alat angkut. Dalam

penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan membantu penulis dalam

menyelesaiakan penelitian ini, yang terdiri atas:

Page 50: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

36

1. Faktor keserasian

Excavator Kobelco

SK 330 dan Dump

truck Fusso 220 PC.

2. Jumlah alat muat dan

angkut dalam

mencapai faktor

keserasian.

3. Produktivitas dump

truck setelah tercapai

faktor keserasian.

Input Proses Output

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

Data Primer:

1. Waktu siklus

Excavator Kobelco SK

330.

2. Waktu siklus Dump

truck fusso 220 PC.

3. Jam kerja.

Data Sekunder:

1. Spesifikasi alat berat.

2. Lokasi dan topografi.

3. Lokasi Dan Topografi.

4. Iklim dan cuaca.

5. Keadaan geologi.

6. Efisiensi kerja alat.

1. Menghitung berapa

nilai keserasian alat

muat dan angkut .

2. Menganalisis berapa

jumlah alat yang

dibutuhkan dalam

dalam mencapai

keserasian alat.

3. Menganalisis

produktivitas dump

truck setelah mencapai

keserasian.

Page 51: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:7), penelitian kuantitatif adalah sebagain

dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. Minemex Indonesia yang secara

administrasi berada diwilayah Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun

Provinsi Jambi.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015–September 2015 adapun

tahap penelitian dapat dilihat pada tabel lampiran vi.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang

diteliti yang mempunyai variasi satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variable penelitian meliputi

kegiatan produksi pada PT. Minemex Indonesia.

Page 52: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

38

3.4 Data dan Sumber Data

3.4.1 Data

Data yang di butuhkan pada penelitian ini adalah:

1. Data primer

Adapun data primer dalam penelitian ini yaitu:

a. Waktu siklus alat yang digunakan.

b. Waktu siklus Dump Truck Fusso 220 PC.

c. Jam kerja PT. Minemex Indonesia.

2. Data sekunder.

Adapun data primer dalam penelitian ini yaitu:

a. Spesifikasi Alat Berat.

b. Pembagian Waktu Kerja.

c. Lokasi dan Topografi.

d. Iklim dan Cuaca.

e. Keadaan Geologi dan Stratigrafi.

f. Efisiensi Kerja Alat.

Teknik yang dilakukan yaitu dengan membaca atau studi pustaka di

perusahaan.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang penelitian dapatkan berasal dari pengamatan langsung,

arsip-arsip dan dokumentasi dari PT. Minemex Indonesia dan studi

keperputakaan.

Page 53: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

39

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di lakukan dengan dua cara yaitu:

a. Daftar pustaka, yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan

membaca buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas

dalam penelitian sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam

pemecahan masalah.

b. Studi lapangan, yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan

melakukan pengamatan langsung di lapangan.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Teknik analisis data adalah teknik yang dibutuhkan untuk mengolah data

yang telah dikumpulkan untuk kebutuhan penelitian agar mendapatkan suatu

kesimpulan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 tahapan untuk analisis

dan pengolahan data:

1. Perhitungan nilai match factor dan produksi masing-masing alat berat

Data-data cycle time kapasitas bucket, efisiensi kerja alat dan lainnya

dikumpulkan dan dikalkulasikan sehingga didapatkan besaran

produktivitas masing-masing alat berat untuk kemudian dihitung besaran

produksinya.

2. Analisis Pemilihan Alternatif Terbaik

Setelah didapatkan beberapa alternatif yang layak secara ekonomis, maka

harus dilakukan pemilihan alternatif terbaik yang menguntungkan untuk

perusahaan.

3. Produktivitas Dump Truck Setelah Tercipta Keserasian Alat

Page 54: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

40

Produksi perjam dump truck dapat dihitung dengan persamaan sebagai

berikut:

(Rochmanhadi 1992; 65)

Page 55: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

41

3.7. Diagram Alir Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian:

Produktivitas Alat Angkut Dan Alat Muat Pada Kegiatan Penambangan

Batubara PT. Minemex Indonesia Kecamatan Mandiangin Kabupaten

Sarolangun Provinsi Jambi.

Identifikasi Masalah

1. Pengaruh waktu siklus terhadap produksi alat muat (excavator).

2. Pengaruh Effisiensi waktu kerja terhadap produksi alat angkut (dump truck).

3. Keserasian kerja (match factor) antara Excavator dan dump truck.

4. Jumlah excavator dan dump truck yang efektif digunakan untuk kegiatan produksi.

5. Karna terjadinya tidak keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut sehinggah

perlatan bekerja dengan tidak effisen.

Pengumpulan Data

Data Primer

1) Cycle time Excavator

Kobelco SK 330

2) Cycle time Dump Truck Fusso

220 PC

3) Jam Kerja PT. Minemex

Indonesia

Data Sekunder

1. Spesifikasi Alat Berat.

2. Pembagian Waktu Kerja.

3. Lokasi dan Topografi.

4. Iklim dan Cuaca.

5. Keadaan Geologi dan Stratigrafi.

6. Efisiensi Kerja Alat

nilai match factor antara alat muat

dan alat angkut

Pengolahan Data

Gambar 3.1

Diagram Alir Penelitian

Page 56: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

42

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini berisikan pengumpulan data dan pengolahan data yang

diperlukan dalam penelitian mengenai evaluasi faktor keserasian (match factor)

antara Excavator Kobelco SK 330 dengan Dump Truck Fusso 220 PC pada

penambangan batubara pada PT. Minemex Indonesia dilanjutkan dengan analisis

data dan pembahasan.

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui dua tahapan yaitu dengan

mengumpulkan dokumen perusahaan yang berkenaan dengan produktivitas dan

keserasian dari alat gali muat dan alat angkut serta data langsung di lapangan

untuk mengamati hambatan-hambatan yang terjadi di setiap produktivitas alat.

Data inilah yang akan dibandingkan antara data perusahaan dengan kenyataan di

lapangan.

1. Proses Penambangan

Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui tentang sistem penambangan

di PT. Minemax Indonesia, mulai dari awal penambangan sampai keakhir

penambangannya. Kegiatan ini berupa pengamatan dari pengupasan lahan

(pioneering), pengupasan tanah penutup (overburden), coal getting, pemuatan

(loading) dan pengangkutan (hauling).

Page 57: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

43

Gambar 4.1

Coal Getting

Gambar 4.2

Pemuatan Batubara

2. Hambatan-hambatan Penambangan

Dari pengamatan di lapangan ditemukan bahwa hambatan-hambatan bisa

menyebabkan target produksi menjadi tidak tercapai. Jadi dengan mengetahui

hambatan-hambatan yang terjadi diharapkan kedepannya bisa diperbaiki untuk

meningkatkan jumlah produksi.

Page 58: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

44

4.1.1 Data Primer

Data primer merupakan data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan

langsung di lapangan. Pengamatan tersebut meliputi kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

1. Waktu Siklus Excavator Kobelco SK 330

Berdasarkan pengamatan dilapangan maka diperoleh waktu siklus atau cycle

time rata-rata dari alat Excavator Kobelco SK 330 adalah sebesar 26,19 detik

(lampiran III). Jumlah alat muat sebanyak 1 unit.

2. Waktu Siklus Dump Truck Fusso 220 PC

Berdasarkan pengamatan dilapangan maka diperoleh waktu siklus atau cycle

time rata-rata dari alat Dump Truck Fusso 220 PC adalah sebesar 911,75 detik

(Lampiran IV). Jumlah alat angkut sebanyak 5 unit.

4.1.2 Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data-data yang diambil dari data-data yang telah

tersedia yang meliputi:

a. Spesifikasi Alat Berat. (Lampiran I dan II )

b. Pembagian Waktu Kerja. (Lampiran V )

c. Lokasi dan Topografi. (Bab II)

d. Iklim dan Cuaca. (Bab II)

e. Keadaan Geologi dan Stratigrafi. (Bab II)

f. Efisiensi Kerja Alat (Lampiran V)

Page 59: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

45

spesifikasi alat, peta topografi dan geologi, sejarah lokasi dan topografi

perusahaan serta efisiensi kerja alat.

4.1.3. Jadwal Kerja Perusahaan

Penambangan batubara PT. Minemex Indonesia berlangsung sebanyak 2

shift perhari, dimana shift hari senin-kamis di mulai pada pukul 08.00 sampai

dengan pukul 12.00, kemudian mulai lagi dari pukul 13.00 hingga pukul 17.00.

Hari jum’at di mulai pada pukul 07.00 sampai pukul 11.00, kemudian mulai lagi

dari pukul 13.30 hingga pukul 17. Sabtu dan Minggu jadwalnya sama dengan hari

senin-kamis.

Tabel 4.1

Jam Kerja PT. Minemex Indonesia

Waktu

(WIB) Keterangan

Lama Kerja

(menit)

Lama Kerja

(Jam)

08.00 Masuk kerja 0 0

08.00 - 12.00 Kerja Sebelum Istirahat 240 4

12.00 - 13.00 Istirahat 60 1

13.00 - 17.00 Kerja sesudah Istirahat 240 4

17.00 Pulang 0 0

Total 480 8

Sumber: PT. Minemex Indonesia

Tabel 4.2

Jam Kerja PT. Minemex Indonesia Untuk Hari Jum‟at

Waktu

(WIB) Keterangan

Lama Kerja

(menit)

Lama Kerja

(Jam)

08.00 Masuk kerja 0 0

08.00 - 11.00 Kerja Sebelum Istirahat 180 3

11.00 - 13.00 Istirahat dan sholat jumat 120 2

13.00 - 17.00 Kerja sesudah Istirahat 240 4

17.00 Pulang 0 0

Total 420 7

Sumber: PT. Minemex Indonesia

Page 60: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

46

4.1.4. Alat Penambangan

Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis alat berat yang

dipakai oleh perusahaan. Jenis alat berat yang digunakan sangat menentukan

jumlah produksi penambangan, alat berat yang tidak efisien bisa menyebabkan

jumlah produksi tidak tercapai. Berikut ini alat yang digunakan dalam kegiatan

penambangan.

Tabel 4.3

Daftar Peralatan Penambangan

No No Unit Merk Tipe Kapasitas

Alat Gali Muat

1 Excavator Kobelco SK 330 1,6 bcm

Alat Angkut

1 Dump Truck No 23 Fusso 220 PC 24 ton

2 DT No 17 Fusso 220 PC 24 ton

3 DT No 29 Fusso 220 PC 24 ton

4 DT No 09 Fusso 220 PC 24 ton

5 DT No 11 Fusso 220 PC 24 ton

Sumber: PT. Minemax Indonesia

4.1.5. Waktu Kerja Yang Tersedia (Wkt)

Dalam satu bulan terdapat 30 hari, satu hari perusahaan bekerja selama 8

jam kerja dalam satu hari adalah, jadi total jam kerja yang tersedia dalam satu

bulan adalah 30 x 8 = 240 jam/ bulan.

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Perhitungan Efisiensi Alat

Efisiensi alat merupakan tingkat prestasi kerja alat yang digunakan untuk

melakukan produksi dari waktu yang tersedia, dalam usaha peningkatan produksi

diperlukan rencana kebutuhan alat gali muat dan alat angkut yang tujuannya agar

alat muat dan alat angkut yang dioperasikan mampu bekerja secara optimal sesuai

Page 61: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

47

dengan kondisi alat tersebut. Untuk mencapai produksi yang optimal diperlukan

adanya penilaian terhadap kemampuan alat muat dan alat angkut, dengan cara

pengamatan dan penelitian terhadap keadaan di lapangan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan produksi dari alat gali muat dan alat angkut. Hasil

pengamatan di lapangan, yang mengakibatkan kurangnya kemampuan produksi

dari alat gali muat dan alat angkut adalah waktu kerja yang banyak berkurang

yang digunakan untuk standby, serta tingkat kesediaan alat yang rendah.

Tabel 4.4

Efisiensi Kerja Alat

No Nama Unit MA PA UA EU

1 Kobelco 330 PC 90 % 90 % 89 % 87 %

2 DT fusso 09 220 PC 87 % 100% 92 % 92 %

3 DT fusso 11 220 PC 96 % 96 % 87 % 84 %

4 DT fusso 17 220 PC 80 % 81 % 93 % 76 %

5 DT fusso 23 220 PC 90 % 90 % 88 % 88 %

6 DT fusso 29 220 PC 93% 90% 87% 85%

Efesiensi Kerja Excavator 0,87

Efesiensi Kerja Dump Truck 0,80

Sumber: PT. Minemex Indonesia

4.2.2 Produktivitas Alat Muat

Pada kegiatan coal getting di PT. Minemex Indonesia alat gali muat yang

digunakan adalah dan Excavator Kobelco SK 330.

Secara umum rumus untuk mencari Produktivitas alat gali muat adalah

sebagai berikut:

(Sumber: Rostiyanti, 2008)

Q=Kbx 3600 xSxBFFxE

CTm

Page 62: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

48

Keterangan:

Q = Produktivitas Alat (lcm/jam)

E = Efisiensi kerja excavator

Kb = Kapasitas Bucket (m3)

S = Faktor Koreksi untuk kedalaman dan sudut putar.

BFF = Faktor Koreksi untuk Alat Gali/Muat.

CTm = Cycle Time Alat Muat (detik)

Berdasarkan penelitian dilapangan diperoleh rata rata waktu edar (cycle

time) Excavator Kobelco SK 330 adalah:

Ctm = 26,19 Detik ..........................................................(Lampiran III)

E = 0,87 ........................................................................(Tabel 4.4 )

Kb = 1,6 bcm .................................................................(Lampiran I)

S = 1,33 ........................................................................(Tabel 2.2)

BFF = 0,80 ........................................................................(Tabel 2.3)

Jadi produktivitas Excavator Kobelco SK 330 adalah:

x 1,3 (density batubara )

Q = 264,65 ton/jam x 240 Jam/bulan

Q = 63.516 ton/bulan

Page 63: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

49

4.2.3 Produktivitas Alat Angkut

Untuk alat angkut yang digunakan oleh PT. Minemex Indonesia adalah

Dump Truck Fusso 220 PC , jumlah pengisian bucket untuk dump truck 5 bucket.

kapasitasi bucket/cycle time adalah:

(Rochmanhadi 1992; 65)

Dimana:

Q = Produksi/jam (Bcm/jam)

q = Produktivitas / cycle time (Bcm)

K = Efesiensi bucket Excavator

E = Efesiensi kerja dump truck (%)

Cta = Cycle time (Detik)

q1 = Kapasitas excavator bucket (Bcm)

n = 5 bucket

(Sumber : Pengamatan Lapangan)

Jenis material yang dimuat Excavator Kobelco SK 330 adalah batubara,

dari jenis batuan ini maka faktor bucketnya adalah:

................................................................................(lampiran I)

E = 0,80 ...............................................................................(LampiranV)

Cta = 911,75 detik / 15,19 menit......................................(Lampiran IV)

q1 = 1,6 Bcm .....................................................................(Lampiran II)

Page 64: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

50

maka produksi persiklus adalah:

Bcm

Maka produktivitas dump truck adalah:

x 1,3 (density andesit)

P = 26,29 ton/Jam x 240 Jam/bulan

P = 6.309,6 ton/bulan

Berdasarkan perhitungan diatas Dump Truck Fusso 220 PC mempunyai

produktivitas sebesar 6.309,6 ton/bulan, sedangkan dilapangan satu Excavator

malanyani 5 unit Dump Truck, maka produksi perbulan adalah

P total = produktivitas damp truck x 5 unit

= 6.309,6 ton/bulan x 5

= 31.548 ton/bulan

Maka total produksi Dump Truck Fusso 220 PC adalah 31.548 ton/bulan.

4.2.4 Match Factor (MF)

Keserasian alat muat dan alat angkut antara Excavator Kobelco SK 330 dan

Dump Truck Fusso 220 PC dapat dicari dengan persamaan berikut:

Page 65: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

51

Keterangan:

MF = Match Factor.

Na = Jumlah alat angkut, unit.

Nm = Jumlah alat muat, unit.

n = Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut.

CTa = Waktu edar alat angkut, menit.

CTm = Waktu edar alat muat, menit.

Waktu edar alat muat (Ctm) = 26,19 detik ................(Lampiran III)

Jumlah Alat Muat (Nm) = 1 Unit

Waktu edar alat angkut (Cta) = 911,75 detik.........(rata-rata cycle time DT)

Jumlah alat angkut (Na) = 5 Unit

Jumlah pengisian bucket = 5 bucket

=

artinya kapasitas alat angkut lebih kecil dari kapasitas alat muat

sehingga alat muat akan sering menuggu.

MF =

MF=

Page 66: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

52

4.2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Alat

Untuk faktor-faoktor yang mempengaruhi Produktivitas alat adalah sebagai

berikut ini.

1. Waktu Edar (Cycle Time)

Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk melakukan

satu siklus kerja.

2. Keadaan dan Jenis Material

Besar kecilnya ukuran material sangat mempengaruhi waktu edar alat gali

muat dan alat angkut serta akan mempengaruhi kinerja alat.

3. Pengaruh Cuaca

Hujan sangat mempengaruhi peralatan mekanis yang sedang bekerja, jika

hujan lebat, waktu pengoperasian peralatan mekanis pada pengangkutan

bahan galian akan terhenti

4. Konsisi Jalan

Kondisi jalan angkaut akan mempengaruhi waktu edar atau cycle time alat

dalam melakukan produksi, semakin bagus jalanya maka akan semakin

sedikit waktu edar yang dibutuhkannya.

5. Skill dan Pengalaman Operator

Operator yang sudah terdidik dan berpengalaman akan mengerti cara

mengoperasikan suatu alat agar dapat lebih leluasa bergerak dan tidak

mengganggu kerja alat lain.

Page 67: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

53

Tabel 4.5

Rekaputasi Data

No Deskripsi Keterangan Jumlah

1 Produktivitas Excavator

Kobelco SK 330 63.516 ton/bulan 1 unit

2 Produktivitas Dump Truck Fusso

220 PC 31.548 ton/bulan 5 unit

3 Macth Factor (MF) 0,71

Sumber: Pengolahan Data

Page 68: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

54

BAB V

ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA

Dalam usaha peningkatan produksi batubara diperlukan perhatian terhadap

peralatan mekanis seperti alat gali muat dan alat angkut yang bertujuan agar

produktivitas alat mekanis mampu bekerja secara optimal sesuai dengan kondisi

alat tersebut. Untuk mencapai target produksi maka diperlukan adanya penilaian

terhadap kemampuan alat muat dan angkut dengan cara pengamatan dan

penelitian terhadap keadaan alat di lapangan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan produksi dari alat tersebut .

5.1 Upaya Perbaikan Faktor Keserasian.

1 = 26,19 x 5 Na

911,75 x 1

1 = 130,95 Na

911,75

130,95 Na = 911,75

Na = 6,96 ≈ 7

Berdasarkan perhitungan diatas, maka untuk mencapai keserasian alat

muat dan alat angkut pada penambangan batubara di blok B PT. Minemex

Indonesia adalah sebanyak 7 unit.

MF=

Page 69: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

55

5.2. Analisa Produktivitas Alat Angkut.

Alat angkut yang diisi oleh Excavator Kobelco SK330 adalah Dump Truck

Fuso 220 PC , jumlah pengisian bucket untuk Dump Truck 5 backet.

kapasitasi bucket/cycle time adalah:

(Rochmanhadi 1992; 65)

Jenis material yang dimuat Excavator Kobelco SK330 adalah batubara,

dari jenis batuan ini maka faktor bucketnya adalah:

................................................................................(lampiran I)

E = 0,80 ...............................................................................(Tabel 4)

Cta = 911,75 detik / 15,19 menit........................................(Lampiran IV)

q1 = 1,6 Bcm .....................................................................(Lampiran II)

maka produksi persiklus adalah:

Bcm

Maka produktivitas Dump Truck adalah:

Page 70: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

56

x 1,3 (density andesit).

P = 26,29 ton/Jam x 240 Jam/bulan.

P = 6.309,84 ton/bulan.

Berdasarkan perhitungan diatas Dump Truck Fusso 220 PS mempunyai

produktivitas sebesar 6.309,84 ton/bulan, sedangkan dilapangan satu Excavator

malanyani 7 unit dump truck, maka produksi perbulan adalah

P total = produktivitas Dump Truck x 7 unit

= 6.309,84 ton/bulan x 7

= 44.168,88 ton/bulan

Maka total produksi Dump Truck Fusso 220 PS adalah 44.168,88 ton/bulan.

5.3 Pengurangan Terhadap Hambatan Yang Dapat Dihindari

Hambatan-hambatan yang dapat dihindari sebagian besar terjadi akibat

adanya penyimpangan terhadap jam kerja yang telah dijadwalkan. Untuk

mengurangi terjadinya hambatan-hambatan tersebut dapat dilakukan:

1. Istirahat yang dilakukan lebih awal dan istirahat yang terlalu lama pada waktu

jam istirahat, dapat diatasi dengan meningkatkan disiplin kerja yaitu dengan

cara melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap pekerja sehingga

kehilangan jam kerja menjadi lebih kecil. Apabila perlu jika terjadi

pelanggaran maka akan diberi peringatan baik secara lisan maupun tertulis,

denda ataupun skors.

2. Pencapaian target produksi masih belum tercapai dari yang ditargetkan oleh

PT. Minemex Indonesia. Untuk pencapaian target produksi 100.000 ton/bulan

maka perlu dilakukannya optimalisasi waktu kerja rangkaian, seperti persiapan

Page 71: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

57

alat, kondisi material, kondisi jalan angkut dan lain sebagainya, dengan

berkurangnya waktu hambatan maka produksi semakin meningkat. Langkah

untuk pencapaian target tersebut adalah dengan mengoptimalkan waktu kerja,

untuk dapat mengoptimalkan waktu kerja pada rangkaian alat dapat dilakukan

dengan mengurangi waktu hambatan. Waktu hambatan tersebut terdiri dari:

3. Waktu Persiapan Alat

Waktu persiapan alat adalah waktu yang digunakan untuk pengecekan

peralatan, pembersihan, pelumasan alat dan lainnya. Waktu persiapan alat

terlalu lama karena kurangnya disiplin para pekerja dalam melakukan

tugasnya, sehingga mengurangi efisiensi kerja. Untuk mengatasi masalah ini,

setiap akan bekerja pengawas harus selalu mengontrol para pekerja dalam

melaksanakan tugasnya.

4. Kondisi Jalan Angkut

Geometri jalan angkut akan mempengaruhi produksi, dimana jalan merupakan

akses yang penting didalam produksi terutama untuk alat angkut. Apabila

kondisi jalan tidak sesuai dengan geometri jalan yang seharusnya, maka akan

mempengaruhi siklus waktu edar dan produksi dari alat itu sendiri. Hal ini bisa

di atasi dengan melakukan pembuatan jalan dengan geometri yang sesuai serta

melakukan perawatan jalan secara berkala agar tidak terjadi hal yang membuat

produksi terganggu.

5. Waktu Edar ( Cycle Time)

Waktu edar Excavator dihitung dari waktu penggalian, mengayun saat Bucket

berisi material, waktu menumpahkan material ke Dump Truck dan waktu

Page 72: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

58

mengayun saat Bucket kosong. Besarnya waktu edar Excavator dipengaruhi

oleh jenis material yang digali, besarnya sudut ayun/Swing Angle, dan

kemampuan excavator itu sendiri.

Waktu edar dump truck dihitung dari saat waktu muat, waktu angkut dari front

tambang ke disposal/ stock pile, waktu manuver di disposal/ stock pile, waktu

menumpahkan material/ dumping, waktu kembali dari disposal/ stock pile ke

front tambang dan waktu manuver dan memposisikan diri di front tambang.

Tabel 5.1

Rekaputasi Data

No Deskripsi Keterangan Jumlah

1 Produksi Excavator Kobelco SK 330 63.516,96 ton/bulan 1 unit

2 Produksi Dump Truck Fusso 220 PC 44168.88 ton/bulan 7 unit

3 Macth Factor (MF) 1

Sumber: Pengolahan Data

Page 73: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

59

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan data lapangan yang diperoleh dan hasil analisis yang telah

dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dari pengamatan yang

dilakukan antara lain:

1. Faktor keserasian Excavator Kobelco SK 330 dan Dump Truck Fusso 220

PC untuk produksi batubara pada PT. Minemex Indonesia adalah sebesar

0,71.

2. Jumlah alat muat dan alat angkut yang dibutuhkan untuk mencapai faktor

keserasian adalah 1 unit untuk alat muat dan 7 unit untuk alat angkut.

3. Produksi Dump Truck Fusso 220 PC sebesar 31.548 ton/bulan dengan

jumlah alat angkut sebnayak 5 unit. Setelah dilakukan penambahan alat

angkut menjadi 7 unit maka produksi menjadi 44.168,88 ton/bulan

6.2 Saran

1. Meningkatkan waktu kerja efektif dan perawatan jalan secara berkala agar

proses produksi tidak terganggu.

2. Disarankan untuk penambahan alat muat dan alat angkut serta

meningkatkan efektivitas kinerja dari alat muat dan angkut.

3. Memperbaiki serta mengawasi peralatan maupun geometri jalan agar

produksi tetap tercapai, serta tetap menjalankan standar operasial prosedur

didalam melaksanakan pekerjaan, agar pekerjaan berjalan sebagai mestinya.

Page 74: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonim, ”Data- data dan Arsip-arsip laporan” PT. Minemex Indonesia

Ardyan Febrianto, dkk. Kajian Teknis Produksi Alat Gali-Muat Dan Alat Angkut

Pada Pengupasan Overburden Di Tambang Batubara PT. Rian Pratama

Mandiri Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan, Jurnal

Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: September

2015.

Hariz Subhan, dkk. Analisa Kemampuan Kerja Alat Angkut Untuk Mencapai

Target Produksi Overburden 240.000 Bcm Perbulan Di Site Project

Darmo PT. Ulima Nitra Tanjung Enim Sumatera Selatan. Jurnal

Penelitian 2015

Partanto, Prodjosumarto, Pemindahan Tanah Mekanis, Institut Teknologi

Bandung (ITB), 2000.

Prodjosumarto, partanto. Pemindahan Tanah Mekanis.. Institut Teknologi

Bandung (ITB), Bandung 1996.

Rezky Anisari, Keserasian Alat Muat Dan Angkut Untuk Kecapaian Target

Produksi Pengupasan Batuan Penutup Pada PT. Unirich Mega Persada

Site Hajak Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah, Politeknik

Banjarmasin, Jurnal Intekna, Tahun XII, No. 1, Mei 2012.

Riko. Ervil, dkk, Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi, Sekolah Tinggi

Teknolgi Industri (STTIND) Padang. 2016.

Rochmanhadi. Kapasitas dan Produksi Alat-alat Berat. YBPPU. Jakarta, 1985.

Rostiyanti, Fatena. Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, 2008

Suliyanto, Studi Kelayakan Investasi Pertambangan Batu Granodiorit di

Desa Kecamatan Kedung Banteng Kab. Banyumas. Jurnal

Performance,Vol. 6. No.1, September 2007.

Susi Fatena Rostiyanti, Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, Jakarta, RINEKA

CIPTA, 2008.

Syarifudin, dkk. Analisa Kemampuan Kerja Alat Angkut Untuk Mencapai Target

Produksi Overburden 240.000 Bcm Perbulan Di Site Project Darmo PT.

Ulima Nitra Tanjung Enim Sumatera Selatan, Tahun 2013.

Page 75: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

Vendhi Prasmoro, Optimasi Produksi Dump Truck Volvo Fm 440 Dengan Metode Kapasitas Produksi Dan Teori Antrian Di Lokasi Pertambangan

Batubara (Studi Pada Salah Satu Kontraktor Pertambangan Area

Samarinda, Kalimantan Timur), Teknik Industri Universitas Mercu

Buana, Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014.

Yanto Indonesianto. Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta: Universitas

Pembangunan Nasional Veteran. 2005.

Page 76: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

LAMPIRAN I

Spesifikasi Kobelco Sk 330

NO URAIAN SPESIFIKASI

1 Nama Excavator Kobelco SK 330

2 Kecepatan ayunan 9.1 rpm

3 Membuat Mitsubishi

4 Model 6D16-TLEB

5 Berat operasi 36.423,5 kg

6 Kapasitas bahan bakar 290 L

7 Max Kecepatan Travel 5,8 km / h

8 Referensi Bucket Capacity 1,4 m3

9 Kapasitas Bucket Minimum 0.67 m3

10 Maksimum Kapasitas Bucket 1,8 m3

11 Lebar ke luar Trek 3400 mm

12 Tinggi ke Puncak Cab 3.124,2 mm

13 Tanah Pembersihan 760 mm

14 Izin penyeimbang 1480 mm

15 Tail swing Radius 3500 mm

16 Panjang Track di Lapangan 4050 mm

Sumber : Handbook Eccavator Kobelco 330

Page 77: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

LAMPIRAN II

Spesifikasi Dump Truck Mitsubishi Fuso 220 Pc

Mesin : Mitsubishi Fuso

Model : FN 527 MS 6X4 HD

Daya maksimum : 2.800 rpm

Torsi maksimum : 1.400 rpm

Isi silinder : 7.545 cc

Kapasitas bahan bakar : 200 liter

Berat

Berat chasis termasuk kabin : 6.490 kg

Berat maksimal G.V.W : 24.800 kg

Dimensi

Panjang keseluruhan : 8.515 mm

Lebar keseluruhan : 2.460 mm

Tinggi keseluruhan : 2.750 mm

Jarak sumbu roda : 5.450 mm

Page 78: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

Tinggi bak : 7.284 mm

Lebar Roda : 220 mm

Jumlah Jalur : 2

Jarak Roda depan dengan bagian depan :1.200 mm

Jarak roda belakang dengan bagian belakang : 2.050 mm

Lebar Tonjolan Depan :1.02 m

Lebar Tonjolan Belakang : 1.74 m

Sudut Pengimpangan Roda Depan : 45.0º

Page 79: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

LAMPIRAN III

Cycle Time Excavator Kobelco Sk 330

NO waktu gali

(detik)

waktu swing

isi (detik)

waktu dumping

(detik)

waktu swing

kosong (detik)

Cycle Time

(detik)

1 11,52 6,18 5,23 3,96 26,89

2 7,9 5,7 4,07 7,2 24,87

3 14,78 5,45 3,29 7,24 30,76

4 6,76 5,29 5,49 4,51 22,05

5 6,55 6,86 3,09 4,93 21,43

6 15,08 6,12 3,11 4,62 28,93

7 5,43 7,19 4,64 7,19 24,45

8 18,15 6,47 3,47 3,87 31,96

9 6,99 6,63 4 3,23 20,85

10 7,44 6,1 3,55 5,09 22,18

11 8,62 4,49 5,22 6,03 24,36

12 7,62 12,57 4,17 5,27 29,63

13 7,16 6,53 5,11 4,88 23,68

14 6,65 6,17 4,38 3,25 20,45

15 20,17 6,08 4,19 7,08 37,52

16 12,61 7,1 2,8 3,04 25,55

17 6,57 6,48 3,26 5,68 21,99

18 6,5 6,54 2,31 5,91 21,26

19 13,16 6,3 2,37 6,32 28,15

20 11,81 7,49 2,78 4,61 26,69

21 4,83 7,1 3,78 3,18 18,89

22 6,17 5,34 3,89 3,36 18,76

23 5,73 5,96 4,25 4,15 20,09

24 17,79 5,57 4,33 4,77 32,46

25 6,86 7,68 3,63 7,49 25,66

26 14,6 8,49 4,66 8,66 36,41

27 5,01 7,97 4,07 7,11 24,16

28 16,13 6,97 4,21 9,55 36,86

29 12,7 8,39 4,99 5,78 31,86

30 6,14 8,3 4,74 7,74 26,92

Rata2 9,914333333 6,783666667 3,969333333 5,523333333 26,19066667

Sumber: data lapangan, 2017

Page 80: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

LAMPIRAN IV

Cycle Time Dump Truk Fusso 220 Pc

No

Waktu

manuver

loading

(detik)

Waktu

loading

(detik)

Waktu

angkut

material

(detik)

Waktu

maneuver

dumping

(detik)

Waktu

dumping

(detik)

Waktu

kembali

kosong

(detik)

Cycle

Time

(detik)

1 73,8 273,6 255 12,64 24,18 209,4 848,62

2 85,8 208,2 315 19,67 27,99 250,8 907,46

3 63,6 191,4 362,4 17,08 24,06 250,2 908,74

4 81 202,8 361,8 18,03 26,72 260,4 950,75

5 73,2 244,8 393,6 42,17 60,06 265,2 1079,03

6 76,2 146,4 324,6 67,2 29,01 453,6 1097,01

7 46,66 138,6 421 28,92 29,95 244,8 909,93

8 57,42 196,8 303 22,01 25,39 273,6 878,22

9 59,56 142,8 247,2 40,64 32,06 247,2 769,46

10 51,21 124,2 303,6 49,01 26,38 275,4 829,8

11 62,4 89,4 316,8 41,22 28,61 301,2 839,63

12 69,6 126,6 496,8 68,4 43,02 214,2 1018,62

13 60,6 131,4 300 28,15 28,83 202,2 751,18

14 65,4 139,2 324,6 51,58 29,39 257,4 867,57

15 37,66 144,6 485,4 47,97 41,55 247,2 1004,38

16 21,23 125,4 274,8 29,6 31,26 247,2 729,49

17 18,46 129,6 310,2 29,86 30,36 269,4 787,88

18 19,23 146,4 271,2 17,62 23,93 257,4 735,78

19 21,54 88,2 465,6 17,49 30,23 214,8 837,86

20 26,01 148,2 421,15 25,26 28,02 262,8 911,44

21 32,99 120,6 274,8 29,33 29,93 304,8 792,45

22 42,98 134,4 302,4 31,38 32,77 264,6 808,53

23 42,7 154,2 313,2 61,8 29,45 268,8 870,15

24 33,4 151,2 321,6 44,55 24,51 305,4 880,66

25 30,01 199,2 371,4 40,5 25,23 427,8 1094,14

26 35,34 135,6 391,8 42,11 26,2 322,8 953,85

27 54,07 180,6 429,6 61,2 25,91 360,6 1111,98

28 74,4 147,6 388,2 59,31 26,01 380,4 1075,92

29 55,48 136,2 387,6 58 30,34 421,2 1088,82

30 72,6 191,4 333 53,36 28,68 334,2 1013,24

Rata2 51,485 156,32 348,9117 38,535333 30,001 286,5 911,753

Sumber: data lapangan, 2017

Page 81: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

LAMPIRAN V

Tabel 1

Jam Kerja PT. Minemax Indonesia

Waktu

(WIB) Keterangan

Lama Kerja

(menit)

Lama Kerja

(Jam)

08.00 Masuk kerja 0 0

08.00 - 12.00 Kerja Sebelum Istirahat 240 4

12.00 - 13.00 Istirahat 60 1

13.00 - 17.00 Kerja sesudah Istirahat 240 4

17.00 Pulang 0 0

Total 480 8

Sumber: PT. Minemex Indonesia

Tabel 2

Jam Kerja PT. Minemax Indonesia Untuk Hari Jum‟at

Waktu

(WIB) Keterangan

Lama Kerja

(menit)

Lama Kerja

(Jam)

08.00 Masuk kerja 0 0

08.00 - 11.00 Kerja Sebelum Istirahat 240 3

11.00 - 13.00 Istirahat dan sholat jumat 120 2

13.00 - 17.00 Kerja sesudah Istirahat 180 4

17.00 Pulang 0 0

Total 480 7

Sumber: PT. Minemex Indonesia

Tabel 3

Daftar Peralatan Penambangan

No No Unit Merk Tipe Kapasitas

Alat Gali Muat

1 Excavator Kobelco 330 SK 1,6 bcm

Alat Gali Angkut

1 DT No 23 Fusso 220 PC 24 ton

2 DT No 17 Fusso 221 PC 24 ton

3 DT No 29 Fusso 222 PC 24 ton

4 DT No 09 Fusso 223 PC 24 ton

5 DT No 11 Fusso 224 PC 24 ton

Sumber: PT. Minemex Indonesia

Page 82: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

Tabel 4

Efisiensi Kerja Alat

No Nama Unit MA PA UA EU

1 Kobelco 330 SK 90 % 90 % 89 % 87 %

2 DT fusso 09 220 PC 87 % 100% 92 % 92 %

3 DT fusso 11 220 PC 96 % 96 % 87 % 84 %

4 DT fusso 17 220 PC 80 % 81 % 93 % 76 %

5 DT fusso 23 220 PC 90 % 90 % 88 % 88 %

6 DT fusso 29 220 PC 93 % 90 % 87 % 85 %

7 Efisiensi Kerja Excavator 0,87

8 Efisiensi Kerja Dump Truck 0,80

Sumber: PT. Minemax Indonesia

Page 83: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

Lampiran VI

Tabel Tahap Penelitian

No

Keterangan

Bulan

Agustus

(2015)

November

(2016)

Desember

(2016)

Januari

(2016)

Februari

(2016)

Maret

(2017)

November

(2017)

Desember

(2017)

Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan Tugas

Akhir

2. Pengajukan surat

Pembimbing

Proposal

3. Mengajukan surat

izin penelitian

4. Pengamatan di

Lapangan

5. Penyusunan

Proposal Penelitian

6. Bimbingan dan

Perbaikan Proposal

7. Seminar Proposal

8. Perbaikan

9. Pengambilan Data

di Lapangan

10 Pengolahan Data

11 Seminar Hasil

Page 84: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

LAMPIRAN VII

Dokumentasi Lapangan

Kegiatan pemuatan(Loading) dan pengankutan(Hauling) PT. Minemex Indonesia

Page 85: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

Kegiatan pemuatan (Loading) Dump truck fusso 220 PC

Page 86: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

Kegiatan pembongkaran (dumping) di stockpile

Page 87: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …
Page 88: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …
Page 89: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …
Page 90: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …
Page 91: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …
Page 92: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …
Page 93: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …
Page 94: EVALUASI FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR) ANTARA …

BIODATA WISUDAWAN

Nama : Mardiyanto

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/ Tanggal Lahir : Bukit/ 14 Juni 1988

Nomo Pokok

Mahasiswa : 1110024427031

Program Studi : Teknik Pertambangan

Tanggal Lulus : 4 Desember 2017

IPK : 2,86

Predikat Lulus : Memuaskan

Judul Skripsi :

Evaluasi Faktor Keserasian (Match

Factor) Antara Excavator Kobelco

SK 330 Dengan Dump Truck Fusso

220 PS Pada Kegiatan Penambangan

Batubara Di PT. Minemex Indonesia

Dosen Pembimbing :

1. Rusnoviadi Lubis, ST, MM

2. Refky Adi Nata, ST, MT

Asal SMA : SMA N 1 Sarolangun

Nama Ortu : Ayah : Zuhdi

Alamat :

Desa Simpang Bukit, Kecematan

Palawan, Kabupaten Sarolangun

Provinsi Jambi

Telp/HP /Email : 081272927557

[email protected]