99
EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESA SINDANGJAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Ernawati Firdaus NIM 11150150000035 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLLAH JAKARTA 2020

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESA

SINDANGJAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN

CIANJUR JAWA BARAT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Ernawati Firdaus

NIM 11150150000035

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLLAH JAKARTA

2020

Page 2: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir
Page 3: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir
Page 4: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir
Page 5: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir
Page 6: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

i

ABSTRAK

Ernawati Firdaus (NIM : 11150150000035). Evaluasi Kemampuan

Lahan di Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa

Barat. Skripsi Konsentrasi Pendidikan Geografi, Jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Evaluasi Kemampuan Lahan di

Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Populasinya

adalah seluruh lahan pertanian yang terdapat di Desa Sindangjaya seluas 512 ha.

Dalam penelitian ini, penentuan sampel berdasarkan hasil peta satuan lahan

sehingga didapatkan 13 titik lahan pertanian. Metode penelitian yang digunakan

adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel

yaitu purposive sampling. Dalam teknik pengambilan data baik primer maupun

sekunder diantaranya dengan observasi lapangan, wawancara dan analisis

laboratorium tanah. Metode analisis data menggunakan matching dan skoring.

Hasil penelitian menunjukan terdapat tiga kelas kemampuan lahan aktual

yaitu kelas V, VI dan VII, dengan faktor penghambat tingkat kesuburan tanah

seperti ancaman banjir dan ancaman pada erosi. Dari hasil penelitian tersebut

memberi arti bahwa yang dalam meningkatkan kemampuan lahan dengan

pemupukan yang teratur, dan menggunakan teknik konservasi tanah. Rekomendasi

penggunaan lahan harus sesuai dengan kemampuan lahan supaya lahan tidak rusak

dan dapat memberikan manfaat pada kehidupan masyarakat. Berdasarkan analisis

data dengan metode matching dan skoring di dapatkan evaluasi kemampuan lahan

dengan tingkat sebagian besar lahan dapat di gunakan untuk pertanian. .

Kata Kunci: Kemampuan Lahan, Evaluasi Lahan.

Page 7: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

ii

ABSTRACT

Ernawati Firdaus ( NIM: 11150150000035). Evaluation Capability Land in

the District Cipanas Regency Cianjur Jawa Barat. Essay Concentration Education

Geography, Department of Science Knowledge Social, Faculty of Science of MT

and Teaching, University of Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

This study aims to determine the land capability evaluation in

Sindangjaya Village, Cipanas District, Cianjur Regency, West Java. The population

is all agricultural land in Sindangjaya Village covering an area of 512 ha. In this

study, the sample determination was based on the results of the land unit map in

order to obtain 13 agricultural land points. The research method used is a survey

method with a quantitative approach. The sampling technique was purposive

sampling. In data collection techniques, both primary and secondary, including

field observations, interviews and soil laboratory analysis. Methods of data analysis

using matching and scoring.

The results showed that there were three classes of actual land capability,

namely classes V, VI and VII, with inhibiting factors for soil fertility, such as the

threat of flooding and threats to erosion. From the results of these studies, it means

that in increasing the capacity of the land with regular fertilization, and using soil

conservation techniques. Recommendations for land use must be in accordance

with the capacity of the land so that the land is not damaged and can provide

benefits to community life. Based on the data analysis using the matching and

scoring method, an evaluation of the land capability was obtained, with the level

that most of the land could be used for agriculture.

Keywords: Land Capability, Land Evaluation.

Page 8: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirobil’ alamin, segala puji bagi Allah SWT, berkat rahmat

dan karunia yang dilimpahkan-nya serta usaha yang penulis lakukan, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Kemampuan

Lahan Di Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa

Barat”. Shalwat berserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan

kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman

kebodohan kepada zaman yang terang benderang dengan kemajuan IPTEK.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan

bimbingan yang sangat berharga dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A, selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Iwan Purwanto, M.pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Andri Noor Ardiansyah, M.Si, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Dosen Pembimbing I, Andri Noor Ardiansyah, M.Si yang membimbing saya,

memberikan masukan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

6. Dosen Pembimbing II, Anissa Windarti, M.Sc yang selalu membimbing saya

dan memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi saya.

Page 9: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

iv

7. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayah dan Ibu yang senantiasa

memberikan dukungan baik material maupun spiritual dan do’a sepanjang

waktu.

8. Pak kades, Bu Juju, Pak Rt, dan seluruh warga desa Sindangjaya yang telah

membantu dengan memberikan informasi tentang Desa Sindangjaya atas

segala bantuan dan kebaikan semoga Allah membalasnya.

9. Pak Idih yang telah membantu saya untuk mendapatkan potongan harga dari

yang semestinya untuk melakukan tes Laboratorium Tanah.

10. Teman KKN Ana Hasanah, Fatia Nurul Ismi, dan Inayah yang selalu

menyemangati saya dalam proses pembuatan skripsi.

11. Teman sekaligus sahabat terbaik Mega Darmawanti, Nurrochmah Rahayu

Puji Astuti, Julia Mabruroh dan Putri Apriliana yang telah memberikan

pendapat dan dukungan dari awal skripsi ini di buat.

12. Seluruh keluarga besar pendidikan IPS angkatan 2015, khususnya teman-

teman Gografi 2015.

13. Segenap pihak yang telah mendukung penulis dalam proses penulisan,

semoga Allah membalas jasa kalian.

Jakarta, 22 Juni 2020

Penulis

Ernawati Firdaus

Page 10: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 5

D. Perumusan Masalah ............................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori ..................................................................................... 7

1. Pengertian Lahan ........................................................................... 7

2. Penggunaan Lahan dan Tipe Penggunaan lahan ........................... 7

3. Sifat-sifat Lahan ............................................................................ 9

4. Kerusakan Lahan ........................................................................... 9

5. Pengertian Evaluasi Kemampua Lahan ...................................... 10

6. Struktur Klasifikasi kemampuan Lahan ...................................... 12

a. Kemampuan Lahan Dalam Tingkat Kelas ............................... 12

b.Kemampuan Lahan Dalam Tingkat Sub-Kelas........................ 18

c. Kemampuan Lahan dalam Tingkat Unit ................................ 19

7.Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan..................................... 20

8.Pengertian Evaluasi Kemampuan Lahan Aktual dan Potensial .. 29

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................... 29

C. Kerangka Berfikir........................................................................... 38

Page 11: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 41

1. Tempat Penelitian ......................................................................... 41

2. Waktu Penelitian........................................................................... 41

B. Metodologi Penelitian ....................................................................... 43

C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 43

1. Populasi ........................................................................................ 43

2. Sampel .......................................................................................... 44

D. Variabel Penelitian ............................................................................ 45

E. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 46

1. Observasi Langsung ..................................................................... 46

2. Analisis Laboratorium .................................................................. 47

3. Wawancara .................................................................................. 48

F. Instrumen Penelitian.......................................................................... 48

G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 52

A. Metode Evaluasi Kemampuan Lahan ........................................... 52

B. Metode Analisis Data ................................................................ 69

1. Metode Matching ...................................................................... 69

2. Metode Skoring......................................................................... 69

I Diagram Alur Penelitian .................................................................... 70

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ....................................................... 71

1. Sejarah Desa Sindangjaya ............................................................ 71

2. Lokasi, Letak dan Luas Daerah Penelitian ................................... 71

3. Keadaan Iklim Daerah Penelitian ................................................. 73

4. Kondisi Geologi Daerah Penelitian .............................................. 76

5. Kemiringan Lereng Daerah Penelitian ......................................... 77

6. Kondisi Tanah Daerah Penelitian ................................................. 78

7. Kondisi Hidrologi Penelitian ........................................................ 79

8. Penggunaan Lahan Daerah Penelitian .......................................... 80

B. Karakteristik Lahan sebagai Parameter Kelas Kemampuan Lahan di

Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur ............. 81

1. Faktor Menguntungkan................................................................. 81

2. Faktor Merugikan/Penghambat .................................................. 101

C. Penilaian (Pengharkatan) Lahan Berdasarkan Sampel Pengamatan di

Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur .......... 109

D. Upaya Perbaikan Lahan di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas,

Kabupaten Bogor Jawa Barat .......................................................... 123

E. Hasil Wawancara ............................................................................ 145

F. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 146

G. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 149

Page 12: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

vii

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 150

B. Implikasi ............................................................................................. 152

C. Saran ................................................................................................... 152

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

viii

DAFTAR TABEL

Keterangan

Tabel 1.1 Luas Lahan Kritis di Kecamatan Cipanas 2015 ......................... 2

Tabel 2.1 Kecuraman Lereng .................................................................. 20

Tabel 2.2 Kepekaan Erosi (KE) Tanah (nilai K) .................................... 21

Tabel 2.3 Kerusakan Oleh Erosi yang Telah Terjadi ............................... 21

Tabel 2.4 Kedalaman Efektif Tanah ........................................................ 22

Tabel 2.5 Tekstur Tanah .......................................................................... 22

Tabel 2.6 Permeanbilitas .......................................................................... 23

Tabel 2.7 Drainase Tanah ........................................................................ 23

Tabel 2.8 Pengelompokan Batuan Kecil .................................................. 24

Tabel 2.9 Batuan Lepas yang Terletak di Atas Permukaan Tanah .......... 25

Tabel 2.10 Penyebaran Batuan Tersingkap............................................... 25

Tabel 2.11 Ancaman Banjir atau Penggenangan Air ................................ 26

Tabel 2.12 Salinitas Tanah ........................................................................ 26

Tabel 2.13 Tingkat Kepekaan Erosi .......................................................... 27

Tabel 2.14 Kriteria klasifikasi kemampuan lahan .................................... 28

Tabel 2.15 Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 35

Tabel 3.1 Perencanaan Kegiatan Penelitian ........................................... 42

Tabel 3.2 Variabel Penelitian .................................................................. 46

Tabel 3.3 Pedoman Observasi ................................................................. 49

Tabel 3.4 Pedoman Analisis Laboratorium............................................. 50

Page 14: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

ix

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Warga Desa Sindangjaya yang

Berprofesi Sebagai Petani ....................................................... 50

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Tokoh Masyarakat Desa

Sindangjaya ............................................................................ 51

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Balai Penyuluhan Pertanian

Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat ............. 51

Tabel 3.8 Faktor Penghambat ................................................................. 53

Tabel 3.9 Faktor bahaya .......................................................................... 53

Tabel 3.10 Kandungan N .......................................................................... 54

Tabel 3.11 Kandungan 𝐏𝟐𝐎𝟓% ................................................................ 54

Tabel 3.12 Kandungan 𝐊𝟐O% .................................................................. 55

Tabel 3.13 Kriteria harkat PN ................................................................... 55

Tabel 3.14 Tekstur tanah ........................................................................... 56

Tabel 3.15 Struktur Tanah......................................................................... 56

Tabel 3.16 Kandungan bahan organik ..................................................... 57

Tabel 3.17 Kriteria harkat PSM ................................................................ 57

Tabel 3.18 Kemasaman (ph) tanah............................................................ 58

Tabel 3.19 Fraksi lempung ........................................................................ 58

Tabel 3.20 Perbandingan C/N ................................................................... 59

Tabel 3.21 Kandungan organik ................................................................. 59

Tabel 3.22 Kretiria harkat FHC ................................................................ 60

Tabel 3.23 Kedalaman tanah efektif (cm) ................................................. 60

Tabel 3.24 Permeanbilitas (cm/jam) ......................................................... 60

Tabel 3.25 Kandungan debu ..................................................................... 61

Page 15: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

x

Tabel 3.26 Bentuk Struktur tanah ............................................................. 61

Tabel 3.27 Taraf perkembangan struktur tanah ........................................ 61

Tabel 3.28 Kriteria harkat ES ................................................................... 62

Tabel 3.29 Batu besar/singkapan batuan................................................... 62

Tabel 3.30 Batu kecil/kebatuan ................................................................. 62

Tabel 3.31 Konkresi (khusus untuk daratan, dalam %) ............................ 63

Tabel 3.32 Muka Air Tanah (khusus untuk daratan, dalam cm ).............. 63

Tabel 3.33 Mikrorelief (khusus untuk daratan) ........................................ 63

Tabel 3.34 Makrorelief (khusus untuk perbukitan/pegunungan) .............. 64

Tabel 3.35 Lereng (khusus untuk perbukitan/pegunungan, dalam %) ..... 64

Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir kedalaman<100 cm ) ................ 65

Tabel 3.37 Kadar garam ............................................................................ 65

Tabel 3.38 Rata-rata luas wilayah ............................................................. 66

Tabel 3.39 Kriteria harkat Sa .................................................................... 66

Tabel 3.40 Banjir (bulan/tahun) ................................................................ 66

Tabel 3.41 Erosi ........................................................................................ 67

Tabel 3.42 Kriteria Pengharkatan Kemampuan Lahan ............................. 67

Tabel 4.1 Curah Hujan Stasiun Klimatologi Bogor Tahun 2019

dengan Bulan Basah – Bulan Kering ...................................... 75

Tabel 4.2 Kandungan Unsur Hara Tiap Sampel Pengamatan di Desa

Sindangjaya, Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa

Barat ........................................................................................ 82

Tabel 4.3 Kandungan Nitrogen Beserta Diharkat di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupate Cianjur Jawa Barat ................ 83

Page 16: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

xi

Tabel 4.4 Kandungan Pospor Beserta Diharkat di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur Jawa Barat .............. 84

Tabel 4.5 Kandungan Potasium/Kalium Beserta Diharkat di Desa

Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ........... 84

Tabel 4.6 Kriteria Harkat Kandungan Unsur Hara (PN) di Desa

Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ........... 85

Tabel 4.7 Hubungan Kelembapan Tanah dengan Tanaman Tiap Sampel

Pengamatan di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas,

Kabupaten Cianjur .................................................................. 86

Tabel 4.8 Tekstur Tanah beserta Diharkat di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ................................ 87

Tabel 4.9 Struktur Tanah beserta Diharkat di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ............................... 88

Tabel 4.10 Kandungan Bahan Organik beserta Diharkat di Desa

Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ........... 89

Tabel 4.11 Kriteria Harkat Antara Kelembapan Tanah dan Tanaman (PSM)

di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur

................................................................................................. 90

Tabel 4.12 Kapasitas Penyerapan Unsur Hara Tiap Sampel Pengamatan di

Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur .. 91

Tabel 4.13 Kemasaman ) Tanah beserta Diharkat di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur................................. 92

Tabel 4.14 Kandungan Lempung beserta Diharkat di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur................................. 93

Tabel 4.15 Perbandingan C/N beserta Diharkat di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ................................ 94

Tabel 4.16 Kandungan Bahan Organik beserta Diharkat di Desa

Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ........... 95

Tabel 4.17 Kriteria Harkat Kapasitas Penyerapan Unsur Hara di Desa

Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ........... 95

Page 17: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

xii

Tabel 4.18 Kedalaman Tanah Efektif beserta Harkat di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ................................ 96

Tabel 4.19 Klasifikasi Permeanbilitas beserta Harkat di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ................................ 97

Tabel 4.20 Kepekaan Tanah Terhadap Erosi Tiap Sampel Pengamatan di

Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur .. 98

Tabel 4.21 Kandungan Debu beserta Diharkat di Desa

Sindangjaya,7KecamatanCipanas, Kabupaten Cianjur ........... 99

Tabel 4.22 Bentuk Struktur Tanah beserta Diharkat di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ................................ 99

Tabel 4.23 Taraf Perkembangan Struktur beserta Diharkat di Desa

Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ...... 100

Tabel 4.24 Kepekaan Tanah Terhadap Erosi di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ............................. 101

Tabel 4.25 Klasifikasi Batuan Besar (Singkapan Batuan) Tiap Sampel

Pengamatan Beserta Harkat di Desa Sindangjaya, Kecamatan

Cipanas, Kabupaten Cianjur ................................................. 101

Tabel 4.26 Klasifikasi Batuan Kecil (Kebatuan) Tiap Sampel Pengamatan

Beserta Harkat di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas,

Kabupaten Cianjur ................................................................ 102

Tabel 4.27 Klasifikasi Konkresi Tiap Sampel Pengamatan Beserta Harkat

di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten

Cianjur…...............................................................................103

Tabel 4.28 Klasifikasi Kedalaman Muka Air Tanah Tiap Sampel

Pengamatan Beserta Harkat di Desa Sindangjaya, Kecamatan

Cipanas, Kabupaten Cianjur ................................................ 104

Tabel 4.29 Klasifikasi Mikrorelief Tiap Sampel Pengamatan Beserta Harkat

di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur..

.............................................................................................. 104

Page 18: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

xiii

Tabel 4.30 Klasifikasi Makrorelief Tiap Sampel Pengamatan Beserta

Harkat di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten

Cianjur.. ................................................................................ 105

Tabel 4.31 Klasifikasi Lereng Tiap Sampel Pengamatan Beserta Harkat di

Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur

.............................................................................................. 106

Tabel 4.32 Kandungan Pasir Tiap Sampel Pengamatan Beserta Harkat di

Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur

.............................................................................................. 107

Tabel 4.33 Salinitas Tiap Sampel Pengamatan Beserta Harkat di Desa

Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ......... 107

Tabel 4.34 Klasifikasi Bahaya Banjir Tiap Sampel Pengamatan Beserta

Harkat di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten

Cianjur ................................................................................... 108

Tabel 4.35 Klasifikasi Bahaya Erosi Tiap Sampel Pengamatan Beserta

Harkat di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten

Cianjur ................................................................................... 109

Tabel 4.36 Kelas Kemampuan Lahan Aktual Tiap Sampel Pengamatan di

Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur

.............................................................................................. 110

Tabel 4.37 Rekomendasi Perbaikan Lahan di Desa Sindangjaya, Kecamatan

Cipanas, Kabupaten Cianjur ................................................... 125

Tabel 4.38 Rekomendasi Penggunaan Lahan di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ............................. 139

Tabel 4.39 Tingkat Laju Erosi di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas,

Kabupaten Cianjur ................................................................ 188

Tabel 4.40 Pengharkatan Kelas Kemampuan Lahan di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur .............................. 191

Page 19: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

xiv

DAFTAR GAMBAR

Keterangan

Gambar 2.1 Skema Hubungan antara Kelas Kemampuan Lahan dengan

Itensitas dan Macam Penggunaan Lahan yang Dapat di Adaptasi

dari Hockensmith dan Steele ................................................... 17

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir .................................................................... 40

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian .............................................................. 41

Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian .......................................................... 70

Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas

Kabupaten Cianjur Jawa Barat ................................................. 73

Gambar 4.2 Peta Curah Hujan Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas

Kabupaten Cianjur Jawa Barat ................................................. 76

Gambar 4.3 Peta Geologi Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten

Cianjur Jawa Barat ................................................................... 77

Gambar 4.4 Peta Kemiringan Lereng Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas

Kabupaten Cianjur Jawa Barat ................................................. 78

Gambar 4.5 Peta Jenis Tanah Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas

Kabupaten Cianjur Jawa Barat ................................................ 79

Gambar 4.6 Sungai Ciwalen ........................................................................ 80

Gambar 4.7 Peta Penggunaan Lahan Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas

Kabupaten Cianjur Jawa Barat ................................................. 81

Gambar 4.8 Lahan yang Terdapat Pada Subkelas V s ................................. 112

Gambar 4.9 Lahan yang Terdapat Pada Subkelas V s ................................. 113

Gambar 4.10 Lahan yang Terdapat Pada Subkelas VI s-e ............................ 114

Gambar 4.11 Lahan yang Terdapat Pada Subkelas VI s .............................. 115

Gambar 4.12 Lahan yang Terdapat Pada Subkelas VI s-e ........................... 117

Page 20: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

xv

Gambar 4.13 Lahan yang Terdapat Pada Subkelas VI s-e ........................... 118

Gambar 4.14 Lahan yang Terdapat Pada Subkelas VII s-e ......................... 119

Gambar 4.15 Peta Satuan Lahan di Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas

Kabupaten Cianjur .................................................................. 143

Gambar 4.16 Peta Sebaran Sampel Penelitian di Desa Sindangjaya Kecamatan

Cipanas Kabupaten Cianjur .................................................... 143

Gambar 4.17 Peta Kelas Kemampuan Lahan Aktual di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ................................ 144

Gambar 4.18 Peta Kelas Kemampuan Lahan Potensial di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ................................ 145

Page 21: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Keterangan

Lampiran 1 Data Monografi Desa Sindangjaya ......................................... 158

Lampiran 2 Pedoman Obserasi Lapangan ................................................... 162

Lampiran 3 Pedoman Observasi Laboratorium ........................................... 164

Lampiran 4 Hasil Observasi Lapangan ........................................................ 165

Lampiran 5 Hasil Uji Laboratorium ............................................................ 170

Lampiran 6 Data Curah Hujan ................................................................... 172

Lampiran 7 Perhitungan Erosi Tanah dengan Metode USLE ..................... 173

Lampiran 8 Pengharkatan Kelas Kemampuan Lahan .................................. 191

Lampiran 9 Pertanyaan dan Jawaban Wawancara ....................................... 202

Lampiran 10 Dokumentasi . ........................................................................... 218

Lampiran 11 Surat-Surat . ............................................................................. 224

Page 22: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi

segala kebutuhan hidup, sehingga dalam pengelolaannya harus dilakukan

dengan hati-hati dan harus sesuai dengan kemampuannya agar tidak

mengurangi tataguna dan dayaguna lahan serta menurunkan produktivitas

lahan. Untuk memenuhi kebutuhan pokok, manusia akan cenderung

memanfaatkan sumber daya alam secara berlebihan, padahal ketersediaannya

amat terbatas. Apabila kecendrungan tersebut dibiarkan terus berlangsung

dikhawatirkan dalam waktu dekat akan terjadi kerusakan lahan atau tanah

sebagai akibat tekanan penduduk atas lahan yang melebihi tingkat

kemampuannya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014

Pasal 1 tentang Konservasi Tanah dan air. Konservasi tanah dan air adalah

upaya perlindungan, pemulihan, peningkatan, dan pemeliharaan fungsi tanah

pada lahan sesuai dengan kemampuan dan peruntukan lahan untuk mendukung

pembangunan yang berkelanjutan dan kehidupan yang lestari.1

Evaluasi kemampuan lahan merupakan salah satu upaya untuk

memanfaatkan lahan (sumberdaya lahan) sesuai dengan potensinya. Penilaian

potensi lahan sangat diperlukan terutama dalam rangka penyusunan kebijakan,

pemanfaatan lahan dan pengelolaan lahan secara berkesinambungan.2

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti belum menemukan hasil penelitian yang

relevan terhadap evaluasi kemampuan lahan di Desa Sindangjaya Kecamatan

Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Maka dari itu peneliti merasa perlu

melakukan evaluasi keemampuan lahan di Desa Sindangjaya

1 Undang-undang nomor 37 tahun 2014 2 Bintang Mariani Sembiring dan Julpan Lynneus, “Evaluasi Kemampuan Lahan Desa

Lumban Lobu Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir”, jurnal Agribisnis

Sumatera Utara Vol.8 No.1/April 2015, h.48

Page 23: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

2

Perubahan lahan akan terus berlangsung sejalan dengan meningkatnya

jumlah dan aktifitas penduduk dalam menjalankan kehidupannya (ekonomi,

sosial, dan budaya). Hal ini pada akhirnya akan berdampak positif maupun

negatif sebagai konsekuensi dari pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat.

Penggunaan lahan yang tidak optimal dapat menimbulkan degradasi lahan

terutama pada lahan berlereng. Degradasi lahan adalah proses penurunan

produktivitas lahan, baik yang sifatnya sementara maupun tetap. Akibat lanjut

dari proses degradasi lahan adalah timbulnya area-area yang tidak produktif

atau dikenal sebagai lahan kritis.

Tabel 1.1

Luas Lahan Kritis di Kecamatan Cipanas 2015

No Kecamatan Kritis Tahun 2015

(ha)

Penanaman

Tahun

2016 ha

Luas Lahan Kritis

Tahun

2016 (ha)

1 Cipanas 841,98 - -

Sumber : Kata Pengatar-Pemkab Cianjur, (http://cianjurkab.go.id)

Perilaku manusia telah menyebabkan banyak lahan di Cianjur menjadi

kritis dan bahkan mulai terdegradasi. Tiap tahun terjadi peningkatan kerusakan,

padahal pemerintah terus berupaya untuk memulihkan kerusakan sumber daya

alam (SDA) dengan mengeluarkan dana yang tidak sedikit, tetapi nyatanya

masih banyak lahan kritis.3

Luas lahan kritis di Indonsia adalah sekitar 14 juta Ha, dimana di Profinsi

Jawa Barat seluas 911.192 ha (6,51%), dan di Kabupaten Cianjur seluas

161.746 ha (17,75% dari lahan kritis Profinsi Jawa Barat.4

Lahan kritis adalah kondisi lahan yang terjadi karena tidak sesuainya

kemampuan lahan dengan penggunaan lahannya. Kondisi ini mengakibatkan

lahan di daerah tersebut semakin menurun dalam tingkat kemampuan lahan.

3 Dinas Komuniksi Informatika, Cianjur Kembali Rehabilitasi Lahan dan Hutan Kritis,

(http://cianjurkab.go.id) diakses Minggu 10 Agustus 2020 pukul 21:00 Wib. 4 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Luas Lahan Kritis

(http://ppid.menlhk.go.id/demo/berita/siaran-pers/5241/pentingnya-pennaman-pohon-bagi-penyelamatan-das-citarum) diakses Minggu 10 Agustus 2020 pukul 22:00 Wib.

Page 24: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

3

Oleh sebab itu untuk tetap menjaga kelas kemampuan lahan perlu dilakukan

upayaupaya penanggulangan dan pencegahan melalui evaluasi kemampuan

lahan.

Klasifikasi kemampuan lahan (Land Capability Classification) adalah

penilaian bahan (komponen-komponen lahan) secara sisteematik dan

pengelompokan kedalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang

merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari.5

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti belum menemukan hasil penelitian

yang relevan terhadap klasifikasi kemampuan lahan di Desa Sindangjaya

Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat.

Berdasarkan hasil observasi awal, mengenai klasifikasi kemampuan lahan

belum ada yang meneliti kondisi tersebut di Desa Sindangjaya Kecamatan

Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Maka dari itu peneliti merasa perlu

mengetahui kondisi kemampuan lahan di Desa Sindangjaya Kecamatan

Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat.6 untuk mengetahui kelas lahan yang

baik untuk ditanami tanaman.

“Kecamatan Cipanas merupakan salah satu kecamatan yang termasuk

wilayah di Kabupaten Cianjur. Menurut peta rupa bumi Indonesia (RBI) lembar

1209-124 Salabintana, lembar 1209-142 Cisarua, lembar 1209-213 Cugenang

dan lembar 1209-231 Cipanas, lokasi penelitian berada diantara 106˚57’30” BT

dan 107˚04’00” BT dan 06˚39’00” LS sampai dengan 06˚47’30” ”.7 yang

terletak pada ketinggian 1.600 m dpl dengan suhu antara 16˚C - 28˚C luas

wilayah kecamatannya adalah 40,2 . Dengan batas wilayah :

Sebelah Utara : Kabupaten Bogor.

Sebelah Selatan : Kecamatan Pacet.

Sebelah Barat : Kecamatan Cisarua dan Kabupaten Sukabumi.

5 Rivaldo Restu Wirawan dkk, “Daya Dukung Lingkungan Berbasis Kemampuan Lahan

di Kota Palu” Jurnal Spasial Vol. 6. No.1 2019 h.138 6 Wawancara dengan Agus, pada tanggal 27 Oktober 2019 pukul 12.30 WIB. 7 Muhammad Ridwan Pauji “Kesiapsiagaan Rumah Tangga Menghadapi Bencana Tanah

Longsor di Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur” Laporan Akhir Penelitian Universitas

Pendidikan Indonesia, 2017, h. 38

Page 25: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

4

Sebelah Timur : Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Bandung

Wilayah yang terletak di kaki Gunung Gede yang merupakan daerah

rawan bencana letusan Gunug Gede. Kecamatan Cipanas memiliki tingkat

kerentanan yang tinggi karena jumlah penduduk yang padat, pemukiman yang

padat, banyaknya sekolah yang berada di kawasan kaki Gunung Gede,

bangunan hotel dan vila yang merupakan beberapa indikator dari aspek

kerentanan. lahan berbukit dengan kemiringan lereng 3-40%. Mata pencaharian

penduduk di wilayah kecamatan Cipanas sebagian besar bergantung kepada

sektor pertanian.

Desa Sindangjaya memiliki luas wilayah sekitar 512 hektar yang terbagi

atas lima kedusunan yaitu Kemang, Jolok, Sindangjaya, Ciherang dan Gunung

Batu. Sebelah utara desa ini berbatasan dengan Desa Cimacan, sebelah selatan

berbatasan dengan Desa Sukatani, sebelah timur dengan Desa Sindanglaya, dan

bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi (Taman Nasional Gede

Pangrango). Desa Sindangjaya merupakan di daerah dataran tinggi yang

terletak pada ketinggian 1.100 – 1.350 m dpl. Kisaran suhu antara 21˚C - 24˚C

Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani holtikultura.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian mengenai evaluasi kemampuan lahan di Desa

Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat, terutama ingin

mengetahui bagaimana kemampuan lahan yang terdapat di Desa Sindangjaya

Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Dengan demikian peneliti

mengajukan penelitian yang berjudul “Evaluasi Kemampuan Lahan di Desa

Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka dapat

diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Belum adanya hasil klasifikasi kemampuan lahan yang terdapat di Desa

Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabuaten Cianjur Jawa Barat.

Page 26: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

5

2. Terjadinya peningkatan kerusakan lahan kritis di Kabupaten Cianjur Jawa

Barat.

3. Belum adanya hasil evaluasi kemampuan lahan yang terdapat di Desa

Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabuaten Cianjur Jawa Barat.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah agar lebih khusus maka, penulis

memfokuskan kembali pembatasan masalah yaitu :

1. Klasifikasi kemampuan lahan yang terdapat di Desa Sindangjaya Kecamatan

Cipanas Kabuaten Cianjur Jawa Barat.

2. Evaluasi kemampuan lahan yang terdapat di Desa Sindangjaya Kecamatan

Cipanas Kabuaten Cianjur Jawa Barat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang diatas, masalah pokok yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana klasifikasi kemampuan lahan di Desa Sindangjaya Kecamatan

Cipanas Kabuaten Cianjur Jawabarat?

2. Bagaimana evaluasi kemampuan lahan yang terdapat di Desa Sindangjaya

Kecamatan Cipanas Kabuaten Cianjur Jawabarat?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah disampaikan di atas,

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui kondisi lahan di wilayah Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur.

2. Mengevaluasi kemampuan lahan yang sesuai di wilayah Kecamatan Cipanas

Kabupaten Cianjur

Page 27: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

6

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoristis

Penelitian ini sebagai bahan bacaan menambah wawasan mengenai

Evaluasi Kemampuan Lahan di Kawasan Desa Sindangjaya Kecamatan

Cipanas Kabupaten Cianjur dan hasil penelitian dapat dipakai sebagai

referensi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan tentang

Evaluasi Kemampuan Lahan di Kawasan Desa Sindangjaya Kecamatan

Cipanas Kabupaten Cianjur kepada:

a. Bagi Dinas Pertanian

Hasil penelitian ini memberikan pengetahuan kepada dinas

pertanian Kecamatan Cipanas, untuk perencanaan pengembanggan lahan

pertanian dan penataan kembali penggunaan lahan agar dapat

dimanfaatkan secara optimal dan efisien.

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini mampu memberikan pengetahuan kepada

masyarakat sekitar Desa Sindagjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten

Cianjur Jawa Barat mengenai kemampuan lahan agar masyarakat sekitar

dapat mengola lahan secara bijaksana sehingga keadaan lahan disana akan

tetap layak diolah sesuai dengan peruntukanya oleh mayarakat sekitar

sehingga mendapatkan keuntungan.

Page 28: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Lahan

“Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief,

hidrologi dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi

penggunaannya”.8 Serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas

manusia di masa lalu maupun sekarang. Seperti adanya penebangan hutan,

dan mengakibatkan adanya erosi.

Lahan merupakan salah satu komponen abiotik lingkungan utama yang

merupakan matriks dasar kehidupan. Evaluasi daya dukung lahan merupakan

bagian dari evaluasi daya dukung lingkungan. Melalui evaluasi tersebut,

perencanaan penggunaan lahan dapat diarahkan agar lahan dapat digunakan

sesuai dengan kemampuannya.9

Berdasarkan pengertian di atas, lahan dapat dipandang sebagai suatu

sistem yang tersusun atas beberapa komponen. Komponen-komponen ini

dapat dikategorikan menjadi dua yaitu (1) komponen struktural yang sering

disebut karakteristik lahan; dan (2) komponen fungsional yang sering disebut

kualitas lahan. Kualitas lahan merupakan sekelompok unsur-unsur lahan yang

menentukan tingkat kemampuan dan kesesuaian lahan berbagai macam

pemanfaatan tertentu.

2. Penggunaan Lahan dan Tipe Penggunaan lahan

“Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

(campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya baik material maupun spiritual. Penggunaan lahan dapat

dikelompokan ke dalam dua golongan besar yaitu penggunaan lahan

8 Sarwono hardjowigeno dan widiatmaka., Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan

tata guna lahan, ( Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011), h. 19 9 (Tan, 2009 dan costantini 2009 ) dalam Jurnal Widiatmaka dkk, “Daya Dukung

Lingkungan Berbasis Kemampuan Lahan di Tuban, Jawa Timur”, Jurnal Manusia dan

Lingkungan, Vol. 22 No.2, Juli 2015, h.247

Page 29: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

8

pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian.10 Secara tidak langsung

perkembangan suatu wilayah terkait erat dengan pemanfaatan lahan pada

wilayah tersebut.

Penggunaan lahan secara umum tergantung pada kemampuan lahan

dan pada lokasi lahan. Untuk aktivitas pertanian, penggunaan lahan

tergantung pada kelas kemampuan lahan yang dicirikan oleh adanya

perbedaan pada sifat-sifat yang menjadi penghambat bagi penggunaannya

seperti tekstur tanah, lereng permukaan tanah, kemampuan menahan air dan

tingkat erosi yang telah terjadi.11

Tipe penggunaan lahan merupakan macam penggunaan lahan yang

lebih rinci dari penggunaan lahan utama, sesuai dengan kualitas lahan yang

ada dan persyaratan penggunaan lahan. di dalam tipe penggunaan lahan

tertentu dapat dijumpai hanya satu jenis pengunaan/komoditi atau lebih, untuk

itu tipe penggunaan lahan ganda (Multiple land utilization type) dan tipe

penggunaan lahan majemuk (compound land utillization type).

a. “Tipe Penggunaan lahan ganda adalah penggunaan lahan dengan lebih dari

satu jenis sekaligus, dimana masing-masing jenis memerlukan input, syarat-

syarat dan memberikan hasil yang berbeda”.12Sebagai contoh kawasan

hutan lindung yang dilengkapi dengan daerah wisata, dimana dua tipe

penggunaan lahan ini membutuhkan persyaratan lahan, input dan hasil

berbeda.

b. “Tipe penggunaan lahan majemuk adalah penggunaan lahan dengan lebih

dari satu jenis, tetapi untuk tujuan evaluasi dianggap sebagai satu satuan”.13

sebagai contoh tipe penggunaan lahan tumpang sari atau pergiliran

tanaman.

10 Sinata Arsyad, Konservasi Tanah dan Air, (Bogor: IPB Press, 2009), h. 305 11 Siswanto, Evaluasi Kemampuan Lahan, (Jawa Timur : UPN Press, 2006) Ebook, h.2

12 Sarwono hardjowigeno dan widiatmaka., Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan

tata guna lahan, ( Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011., h.21 13 Ibid.,

Page 30: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

9

3. Sifat-sifat Lahan

Sifat-sifat lahan (Land Characteristics) adalah atribut atau keadaan

unsur-unsur lahan yang dapat diukur atau di perkirakan, seperti tekstur tanah,

struktur tanah, kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan,

temperatur, drainase tanah, jenis vegetasi dan sebagainya. Sifat-sifat lahan

belum menunjukan kemungkinan penampilan lahan jika digunakan untuk

suatu penggunaan, sehingga belum dapat menentukan kelas kemampuan

lahan.14

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat lahan hanya

memberikan deskripsi dari perhitungan hasil nilai-nilai fisik lahan yang dapat

diukur, belum dapat menyajikan deskripsi mengenai kelas kemampuan lahan.

4. Kerusakan Lahan

“Sektor lingkungan hidup dan pertambangan mengartikan degradasi

lahan sebagai kerusakan lahan sehingga satu atau lebih fungsinya yang

mengakibatkan daya dukung lahan tersebut bagi kehidupan diatasnya

berkurang atau bahkan hilang”.15

“Degradasi lahan adalah proses penurunan produktivitas lahan yang

sifatnya sementara maupun tetap, dicirikan dengan penurunan sifat fisik kimia

dan biologi”.16 Degradasi secara fisik diantaranya terjadi dalam bentuk

pemadatan, pergerakan, ketidak seimbangan air, terhalangnya erosi dan

drainase, dan kerusakan struktur tanah. Degradasi kimiawi terdiri dari

asidifikasi, pengurasan dan pencucian hara, ketidak seimbangan unsur hara

dan keracunan, salinization (salinisasi), acidification (pemasaman) dan

alkalinization (alkanisasi), serta polusi (pencemaran). Degradasi biologi

14 Sinata Arsyad, Konservasi Tanah dan Air, (Bogor: IPB Press, 2009), h. 306

15 Wahyunto dan Ai Dariah, “Degradasi Lahan di Indonsia : kondisi Exiting, Karakteritik

dan Penyeragaman Definisi Mndukung Gerakan Menuju Satu Peta”, Jurnal Sumberdaya

Lahan, Vol. 8 No.2, 2014, h.83

16 (Shresta 1995, Singer 2006, Sitorus 2011) dalam Ibid., h.82

Page 31: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

10

meliputi penurunan karbon organik tanah, penurunan keanekaragaman hayati

tanah dan vegetasi, serta penrunan kabon biomas.

Degradasi lahan dapat disebabkan secara alami, misalnya kerusakan

yang disebabkan oleh aktivitas gunung berapi, gempa bumi ataupun tsunami.

Namun degradasi lahan dapat juga disebabkan oleh faktor manusia yang

dengan sengaja maupun tidak telah merusak lingkungan. Lahan terdegradasi

adalah lahan pertanian yang produktivitasnya telah menurun akibat kondisi

lahan khususnya tanah permukaannya (top soil) telah memburuk.

5. Pengertian Evaluasi Kemampuan Lahan

Evaluasi kemampuan lahan adalah proses penilaian keragaman atau

kinerja (performance) lahan jika digunakan untuk tujuan tertentu, meliputi

pelaksanaan dan interpretasi survai dan studi bentuk lahan, tanah, vegetasi,

ikim, dan aspek lainnya, agar dapat mengidentifikasi dan membuat

perbandingan penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan.17 Dari

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi lahan adalan proses

penilaian terhadap lahan untuk dilakukan identifikasi ke dalam bentuk kelas-

kelas lahan.

“Kemampuan lahan (land capability) adalah potensi lahan yang

didasarkan atas kecocokan lahan untuk penggunaan pertanian secara umum

yaitu daerah pertanian, padang pengembalan (ternak), hutan dan cagar

alam”.18

“Evaluasi kemampuan lahan merupakan salah satu komponen yang

penting dalam proses perencanaan penggunan lahan (land use planing).”19

hasil dari evaluasi lahan memberikan alternatif penggunaan lahan dan batas-

batas kemungkinan penggunaan serta tindakan-tindakan pengeola yang

diperlukan supaya lahan dapat digunakan secara lestari.

17 (FAO 1976) dalam Sinata Arsyad, Konservasi Tanah dan Air, (Bogor: IPB Press,

2009), h. 307 18 Sarwono Hardjowigeno, Ilmu Tanah,( Jakarta : CV Akdem Ika Pressindo, 2015), h.260 19 Bartelli et al.1976; FAO 1976; Ongaro 1998 di dalam Sinata Arsyad, op. cit., h.303

Page 32: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

11

Evluasi kemampuan lahan merupakan salah satu upaya untuk

memanfaatkan lahan (sumberdaya lahan) sesuai dengan potensinya. Penilaian

potensi lahan sangat di perlukan terutama dalam rangka penyusunan

kebijakan pemanfaatan lahan dan pengelolaan lahan secara

berkesinambungan.20

Klaifikasi kemampuan lahan (Land capability classification)

merupakan penilaian lahan atau komponen-komponen lahan secara sistematik

dan pengelompokan ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat

yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara

lestari.21

Lahan yang merupakan objek penelitian keadaan kompleks dan tidak

merupakan suatu unsur fisik atau sosial ekonomi. Evalusi kemampuan lahan

melibatkan unit dalam pemetaan lahan terkait untuk jenis penggunaan lahan

tertentu. Tipe-tipe penggunaan dianggap terbatas pada yang tampaknya

relevan dibawah fisik umum, ekonomi dan kondisi sosial yang berlaku di

suatu daerah. Jenis penggunaan lahan ini berfungsi sebagai subjek evaluasi

lahan mereka dapat terdiri dari jenis utama penggunaan lahan atau jenis

pemanfaatan lahan.

Karena evaluasinya bersifat secara luas dan menyeluruh maka evaluasi

kemampuan lahan digunakan untuk penggunaan lahan dalam suatu wilayah,

misalkan penggunaan lahan pada bidang pertanian atau penggunaan lahan

pada bidang pemukiman maka yang dilakukan adalah evaluasi kemampuan

lahan pemukiman yang terdapat pada wilayah tertentu.

20 Bintang Mariani Sembiring dan Julpan Lynneus, “Evaluasi Kemampuan Lahan Desa

Lumban Lobu Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir”, jurnal Agribisnis

Sumatera Utara Vol.8 No.1/April 2015, h.48

21 Jaka Suyana dan Endang Setia Muliawati, “Analisis Kemampuan Lahan pada Sistem

Pertnian di Sub-Das Serang daerah Tangkapan Waduk Kedung Ombo”, Jurnal Ilmu Tanah

dan Agrokimatologi, Vol.11 No.2, 2014, h.140

Page 33: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

12

6. Struktur Klasifikasi Kemampuan Lahan

“Klasifiksi kemampuan lahan merupakan upaya untuk mengevaluasi

lahan untuk penggunaan tertentu, sedangkan evaluasi kemampuan lahan

adalah penilaian lahan (komponen-komponen lahan)”.22 Secara sistematik

dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas

sifatsifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaan secara

lestari.

“Terdapat tiga kategori dalam klasifikasi kemampuan lahan, yaitu

kelas kemampuan, yang merupakan kategori tertinggi, sub kelas kemampuan,

dan unit kemampuan”.23 Dengan perkataan lain klasifikasi lahan bertujuan

untuk mengelompokan lahan berdasarkan dengan kemampuan yang dimiliki

serta menetapkan jenis pengelolaan yang tepat terhadap suatu penggunaan

lahan agar suatu lahan dapat tetap berproduksi berkesinambungan dan terus

menerus tanpa menimbulakan kerusakan dalam jangka panjang.

Klasifikasi kemampuan lahan adalah pengelompokan lahan ke

dalam satuan-satuan khusus menurut kemampuan untuk penggunaan yang

paling intensif dan perlakuan yang diperlukan untuk dapat digunakan secara

terus-menerus. Dengan kata lain, klasifikasi ini akan menetapkan jenis

penggunaan yang paling sesuai dan jenis perlakuan yang diperlukan untuk

dapat digunakan sebagai produksi pertanian secara lestari.24

a. Kemampuan Lahan Dalam Tingkat Kelas

“Tanah dikelompokan ke dalam delapan kelas yang ditandai dengan

huruf Romawi dari I sampai VIII”.25

22 Menurut arsyad, 2006 dalam Mahedra Hardianto dkk, “ Evaluasi Kemampuan Lahan

untuk Arahan Penggunaan lahan di Daerah Aliran Sungai Lawo, Sulawesi Selatan”, Jurnal

Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol. 5 No.1, 2016, h. 2 23 Dedi hermon, Geografi Bencana Alam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015),

h.138 24 Opcit., h.139 25 Menurut Sistem Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) Klingebiel dan

Montgomery dalam Sinata Arsyad, Konservasi Tanah dan Air, (Bogor: IPB Press, 2009),

h. 313

Page 34: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

13

dimana semakin tinggi kelas semakin terbatas penggunaannya karena

memiliki beberapa faktor penghambat.

1). Kelas I.

Tanah pada kelas I mempunyai sedikit hambatan yang

membatasi penggunaannya. Lahan kelas I sesuai untuk berbagai

penggunaan pertanian (tindakan pemupukan dan usaha-usaha

pemeliharaan struktur tanah diperlukan agar dapat mempertahankan

kesuburan dan produktivitasnya) mulai dari tanaman semusim (dan

tanaman pertanian pada umumnya), tanaman rumput, hutan dan

cagar alam. Lahan kelas 1 mempunyai sifat-sifat lahan dan kualitas

lahan sebagai berikut: (1) terletak pada topografi hamper datar, (2)

ancaman erosi kecil, (3) mempunyai kedalaman tanah efektif yang

dalam, (4) umumnya berdrainase baik, (5) mudah diolah, (6)

kapasitas menahan air baik, (7) subur atau responsif terhadap

pemupukan, (8) tidak terancam banjir, (9) di bawah iklim setempat

yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman umumnya.

2). Kelas II.

Tanah pada lahan kelas II memiliki beberapa hambatan atau

mengakibatkan memerlukan tindakan konservasi tanah sedang.

Lahan kelas II memerlukan pengelolaan yang hati-hati termasuk di

dalamnya tindakan-tindakan konservasi untuk mencegah kerusakan

atau memperbaiki hubungan air dan udara jika lahan di usahakan

untuk pertanian tanaman semusim. Hambatan pada lahan kelas II

sedikit, tindakan yang diperlukan mudah diterapkan. Tanah-tanah ini

sesuai untuk penggunaan tanaman semusim, tanaman rumput,

padang pengembalaan, hutan produksi dan cagar alam.

Hambatan atau ancaman kerusakan pada kelas II adalah salah

satu atau kombinasi dari pengaruh berikut: (1) lereng yang landai, (2)

kepekaan erosi atau ancaman erosi sedang, (3) kedalaman tanah,

Page 35: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

14

efektif agak dalam, (4) struktur tanah dan daya olah agak kurang baik,

(5) salinitas ringan sampai sedang atau terdapat garam natrium yang

mudah dihilangkan. Di dalam penggunaannya diperlukan tindakan-

tindakan pengawetan yang ringan seperti pengolahan tanah menurut

kontur, penanaman dalam jalur (strip cropping), penggiliran tanaman

dengan tanaman penutup tanah atau pupuk hijau, guludan,

pemupukan dan pengapuran. Kombinasi tindakan-tindakan yang

diperlukan bervariasi dari suatu tempat ketempat lain, tergantung dari

sifat-sifat tanah, iklim dan sistem usaha tani yang dilakukan.

3). Kelas III.

Tanah pada lahan kelas III mempunyai hambatan berat yang

mengurangi pilihan penggunaan atau memerlukan tindakan

konservasi tanah, khusus dan keduanya. Lahan kelas III mempunyai

pembatas yang lebih berat dari lahan kelas II dan jika dipergunakan

bagi tanaman yang memerlukan pengelolaan tanah dan tindakan

konservasi tanah yang diperlukan biasanya lebih sulit diterapkan dan

dipelihara. Lahan kelas III dapat dipergunakan untuk tanaman

semusim dan tanaman yang memerlukan pengolahan tanah, tanaman

rumput, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung, dan suaka

magasatwa.

Hambatan yang terdapat pada kelas III membatasi lama

penggunaan bagi tanaman semusim, waktu pengelolaan, pilihan

tanaman atau kombinasi dan pembatasan-pembatasan tersbut,

hambatan atau ancaman kerusakan mungkin disebabkan oleh salah

satu relief atau beberapa sifat lahan berikut: (1) lereng yang agak

miring atau bergelombang, (2) peka terhadap erupsi atau telah

mengalami erosi yang berat, (3) seringkali mengalami banjir yang

mengalami banjir yang merusak tanaman, (4) lapisan bawah tanah

yang berpermenbilitas lambat, (5) kedalaman tanah dangkal di atas

batuan, lapisan padas keras, lapisan lempung padat yang membatasi

Page 36: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

15

perakaran dan simpanan air, (6) terlalu basah atau masih terus jenuh

air setelah di drainase, (7) kapasitas menahan air rendah, (8) salinitas

atau kandungan natrium sedang, atau

(9) hambatan iklim agak besar.

4). Kelas IV.

Tanah pada lahan kelas IV memiliki hambatan dan ancaman

kerusakan lebih besar dibandingkan dengan lahan III, dan pilihan

tanaman juga lebih teratas. Jika dipergunakan untuk tanaman

semusim diperlukan pengelolaan yang lebih hati-hatidan tindakan

konservasi tanah lebih sulit diterapkan dan dipelihara, seperti teras

bangku, saliran bervegetasi, dan pengendali di samping tindakan

yang dilakukan untuk memelihara kesuburan dan kondisi fisik tanah.

Lahan di dalam kelas IV dapat dipergunakan untuk tanaman

semusim dan tanaman pertanian pada umumnya, tanaman rumput,

hutan produksi, padang pengembalan, hutan lindung atau suaka alam.

Hambatan atau ancaman kerusakan lahan kelas IV disebabkan oleh

salah satu kombinasi faktor-faktor berikut: (1) lereng miring atau

relief berbukit, (2) kepekaan erosi yang besar, (3) pengaruh erosi

agak berat yang telah terjadi, (4) tanahnya dangkal, (5) kapasitas

menahan air yang rendah, (6) sering tergenang yang menimbulkan

kerusakan berat pada tanaman, (7) kelebihan air dan ancaman

kejenuhan atau penggenangan terus terjadi setelah didrainase, (8)

salinitas atau kandungan natrium yang tinggi, dan (9) keadaan iklim

yang kurang menguntungkan.

5). Kelas V.

Tanah pada lahan kelas V tidak terancam erosi, akan tetapi

mempunyai hambatan lain yang tidak dihilangkan dan membatasi

pilihan penggunaannya. Sehingga hanya sesuai untuk tanaman

rumput, padang pengembalaan hutan produksi atau hutan lindung

Page 37: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

16

dan suaka alam. Lahan di dalam kelas V mempunyai hambatan yang

mempunyai pilihan macam penggunaan dan tanaman, dan

menghambat pengelolaan tanah bagi tanaman semusim.

Lahan ini terletak pada topografi datar atau hampir datar tetapi

tergenang air, sehingga terlanda banjir, berbatu-batu iklim yang

kurang sesuai atau mempunyai kombinasi hambatan tersebut.

Contoh lahan kelas V adalah: (1) lahan yang sering dilanda banjir,

sehingga sulit dipergunakan untuk penanaman tanaman semusim

secara normal, (2) lahan datar yang berada pada kondisi iklim yang

tidak memungkinkan produksi tanaman secara normal. (3) lahan

detar atau hampir datar yang berbatu-batu dan (4) lahan tergenang

yang tidak layak didrainase untuk tanaman semusim tetapi dapat

ditumbuhi rumput atau pohon-pohonan.

6). Kelas VI.

Tanah pada lahan kelas VI mempunyai hambatan berat yang

menyebabkan lahan ini tidak sesuai untuk penggunaan pertanian,

penggunaan terbatas untuk tanaman rumput atau padang

pengembalan, hutan produksi, hutan lindung, atau cagar alam.

Lahan dalam kelas VI mempunyai pembatas atau ancaman

kerusakan yang tidak dapat dihilangkan berupa salah satu atau

kombinasi faktor-faktor sebagai berikut: (1) terletak pada lereng

yang curam, (2) bahaya erosi berat, (3) telah tererosi berat, (4)

mengandung garam larut atau natrium, (5) berbatu-batu, (6) daerah

perakaran sangat dangkal, (7) atau iklim yang tidak sesuai.

Lahan kelas VI terletak pada lereng agak curam jika

dipergunakan untuk pengembalaan dan hutan produksi harus

dikelola dengan baik untuk menghindari erosi.

7). Kelas VII.

Page 38: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

17

Tanah pada lahan kelas VII tidak sesuai untuk budi daya

pertanian. Jika dipergunakan sebagai padang rumput atau hutan

produksi harus dilakukan dengan usaha pencegahan erosi yang

berat. Lahan kelas VII tidak peka erosi jika digunakan untuk

tanaman pertanian harus dibuat teras bangku yang ditunjang

dengan cara-cara vegetatif untuk konservasi tanah, disamping

tindakan pemupukan. Lahan kelas VII mempunyai beberapa

hambatan atau ancaman kerusakan berat dan tidak dapat

dihilangkan seperti: (1) terletak pada lereng yang curam, (2) telah

teresolasi sangat berat bahkan berupa erosi parit dan (3) daerah

perakaran sangat dangkal.

8). Kelas VIII.

Tanah pada lahan kelas VIII tidak sesuai untuk budi daya

pertanian, tetapi lebih sesuai untuk dibiarkan dalam keadaan alami.

Lahan kelas VIII bermanfaat sebagai hutan lindung, tempat rekreasi

atau cagar alam pembatas atau ancaman kerusakan pada kelas VIII

dapat berupa: (1) terletak pada lereng yang sangat curam, (2) berbatu

atau (3) kapasitas menahan air sangat rendah. Contoh kelas VIII

adalah tanah mati, batu tersingkap, pantai pasir dan puncak

pegunungan.

Gambar 2.1

Skema Hubungan antara Kelas

Kemampuan Lahan dengan Itensitas dan

Macam Penggunaan Lahan yang Dapat di

Adaptasi dari Hockensmith dan Steele.

Sumber :Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 2009.

Page 39: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

18

b. Kemampuan Lahan Dalam Tingkat Sub- Kelas

Sesuai pengelompokan dalam sub kelas berdasarkan atas

jenis faktor penghambat atau ancaman kerusakan. Jadi, sub kelas

adalah pengelompokan unit kemampuan lahan yang mempunyai

jenis hambatan atau ancaman dominan yang sama jika digunakan

untuk pertanian. Beberapa tanah terancam erosi jika tidak

dilindungi, sedangkan lainnya secara alami selalu tergenang atau

berlebihan air yang harus di drainase agar dapat ditanami.

Terdapat tanah yang dangkal atau mudah kekeringan atau

mempunyai kekurangankekurangan lain. dan terdapat tanah yang

terletak di daerah yang mempunyai iklim sedemikian rupa

sehingga membatasi penggunaan tanah. Lahan dalam satuan yang

sama dapat dipergunakan untuk budi daya tanaman yang sama,

memerlukan pengelolaan dan konservasi yang tidak berbeda, serta

potensi produksi yang sebanding.

Terdapat beberapa jenis hambatan atau ancaman yang

dikenal dalam subkelas yaitu: (e) menunjukan ancaman erosi atau

tingkat erosi yang telah terjadi merupakan masalah utama.

Ancaman erosi didapatkan, kecuraman lereng, dan kepekaan

erosi tanah. (w) menunjukan bahwa tanah mempunyai hambatan

yang disebabkan oleh drainase buruk, atau kelebihan air dan

terancam banjir yang merusak tanaman. (s) menunjukan tanah

mempunyai hambatan daerah perakaran. Daerah perakaran

adalah kedalaman tanah terhadap batu atau lapisan yang

menghambat perkembangan akar, adanya batuan dipermukaan

lahan, kapasitas menahan air rendah, sifat-sifat kimia yang sulit

diperbaiki seperti salinitas atau kandungan natrium atau

senyawa-senyawa kimia lainnya yang menghambat pertumbuhan

tanaman yang tidak praktis dihilangkan. (c) menunjukan adanya

faktor iklim (temperature dan curah hujan) menjadi pembatas

penggunaan lahan.

Page 40: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

19

Hambatan atau ancaman yang disebabkan oleh bahaya

erosi, kelebihan air, kedangkalan, batuan, kapasitas menahan air

yang rendah, salinitas atau kandungan garam, dapat diubah untuk

sebagian dapat diatasi, merupakan pembatas yang didahulukan

dari pada iklim dalam menentukan sub kelas. Tanda pada sub

kelas dituliskan di belakang tanda kelas seperti IIIe, IVw atau

IVs.

c. Kemampuan Lahan dalam Tingkat Unit (Satuan

Pengelolaan)

Satuan kemampuan memberikan informasi yang lebih

spesifik dan rinci untuk setiap bidang lahan dari pada sub kelas.

Satuan kemampuan adalah pengelompokan lahan yang sama atau

hampir sama kesesuaiannya bagi tanaman dan memerlukan

pengelolaan yang sama atau memberikan tanggapan (response)

yang sama terhadap masuknya pengelolaan atau perlakuan yang

diberikan. Tanah-tanah yang dikelompokan di dalam satuan

kemampuan yang sama harus cukup seragam dan sifat-sifat tanah

dan lingkungan yang mempengaruhi kualitas lahan sehingga

mempunyai potensi dan hambatan yang sama.

Lahan di dalam suatu satuan kemampuan harus cukup

seragam dalam (a) produksi tanaman pertanian atau rumput

dibawah tindakan pengelolaan yang sama, (b) kebutuhan akan

tindakan konservasi dan pengelolaan yang sama di bawah

vegetasi penutup yang sama, dan (c) mempunyai produktivitas

potensial yang setara (perbedaan hasil rata-rata dibawah sistem

pengelolaan yang sama tidak boleh lebih 25%.

Page 41: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

20

7. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan

“Beberapa kriteria yang digunakan dalam kelas”.26

Untuk membatu klasifikasi diperlukan kriteria yang jelas yang

memungkinkan pengelompokan tanah pada setiap kategori yaitu kelas, sub

kelas dan satuan kemampuan. kriteria yang digunakan dalam pengelompokan

kelas adalah sebagai berikut:

a. Iklim

“Dua komponen iklim yang paling mempengaruhi kemampuan lahan

adalah temperatur dan curah hujan”.26 Temperatur yang rendah

mempengaruhi jenis dan pertumbuhan tanaman. faktor paling penting

yang mempengaruhi temperatur udara di daerah tropika adalah ketinggian

letak suatu tempat dari permukaan laut. “Udara yang bebas bergerak akan

turun temperatur pada umumnya dengan 1˚C untuk setiap 100 m naik di

atas permukaan laut”.27

b. Lereng

Kelas lereng diklasifikasikan berdasarkan tingkat kemiringan atau

sudut dari lereng tersebut. “Faktor panjang (L) dan kemiringan lereng (S)

mempengaruhi besarnya erosi yang terjadi. Makin panjang suatu lereng

maka erosi yang terjadi makin besar pula".28

Tabel 2.1

Kecuraman Lereng A ≤ 0 sampai 3% Datar

B > 3 sampai 8 % Landai atau Berombak

C > 8 sampai 15 % Agak Miring atau

Bergelombang

D > 15 sampai 30 % Miring tau Berbukit

26 Ibid., h. 327 26 Ibid., 27 Ibid., h. 328 28 Ramdan Kresnawan Hartanto, “Analisis Kemampuan Lahan untuk Arahan

Penggunaan Lahan Bidang Pertanian di Das Jono Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,

Daerah Istimewa Yogyakarta ,” Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta,

2017, h.4

Page 42: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

21

E >30 sampai 45% Agak Curam atau

Bergunung

F >45 sampai 65% Curam

G >65% Sangat Curam

Sumber :Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 2009.

Tabel 2.2

Kepekaan Erosi (KE)

Tanah (nilai K) KE1 0,00 sampai 0,10 Sangat Rendah

KE2 0,11 sampai 0,20 Rendah

KE3 0,21 sampai 0,32 Sedang

KE4 0,33 sampai 0,43 Agak Tinggi

KE5 0,44 sampai 0,55 Tinggi

KE6 0,56 sampai 0,64 Sangat Tinggi

Sumber :Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 2009.

Tabel 2.3

Kerusakan Oleh Erosi yang Telah Terjadi e0 Tidak ada Erosi -

e1 Ringan < 25% lapisan atas hilang

e2 Sedang 25-75% lapisan atas hilang

e3 Agak Berat > 75% lapisan atas hilang, <

lapisan bawah hilang

e4 Berat >75% lapisan bawah

hilang

e5 Sangat Berat Erosi parit

Sumber :Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 2009.

c. Kedalaman Tanah ( K )

“Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang baik bagi

pertumbuhan akar tanaman, yaitu kedalaman sampai pada lapisan yang

tidak dapat ditembus oleh akar tanaman. lapisan tersebut dapat berupa

pada lapisan padas keras (hard pan), padas liat (clay pan), padas rapuh

(fragi-pan) atau lapisan phlintite”.29

29 Opcit., h. 331

Page 43: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

22

Tabel 2.4

Kedalaman Efektif Tanah

K0 >90 cm Dalam

K1 90-50 cm (sedang) Sedang

K2 50-25 cm (dangkal) Dangkal

K3 25 cm (sangat dangkal) Sangat Dangkal

Sumber :Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 2009.

d. Tekstur tanah

Tekstur tanah adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi

kapasitas tanah untuk menahan air dan permeanbilitas tanah serta

berbagai sifat fisik dan kimia tanah lainnya.

Tabel 2.5

Tekstur Tanah

t1 Halus Liat berpasir, liat berdebu dan liat.

t2 Agak Halus Lempung liat berpasir, lempung berliat,

lempung liat berdebu.

t3 Sedang Lempung, lempung berdebu, debu

t4 Agak Kasar Lempung berpasir, lempung berpasir halus,

dan lempung berpasir sangat halus

t5 Kasar Pasir berlempung dan pasir

Sumber :Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 2009

e. Permeanbilitas (p)

“Permeanbilitas tanah adalah cepat atau lambatnya air meresap ke

dalam tanah melalui pori-pori tanah, baik horizontal (kemampuan tanah

dalam menyerap air) cepat lambatnya perembasan air ini sangat

dipengaruhi oleh tekstur tanah. Semakin kasar tekstur tanah, maka

semakin cepat pula perembasan air”.30 Klasifikasi permeanbilitas

dikelompokan sebagai berikut pada tabel 2.6

30 Opcit., h.6

Page 44: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

23

Tabel 2.6

Permeanbilitas

P1 Lambat <0,5 cm/jam

P2 Agak Lambat 0,5-2,0 cm/jam

P3 Sedang 2,0-6,25 cm/jam

P4 Agak Cepat 6,25-12,5 cm/jam

P5 Cepat >12,5 cm/jam

Sumber :Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 200

f. Drainase tanah (d)

“Drainase tanah adalah kemampuan tanah mengalir dan mengatur

kelebihan air yang berada dalam tanah maupun pada permukaan tanah. air

yang berlebihan mengenangi tanah disebabkan oleh pengaruh topografi,

air tanah yang dangkal, dan curah hujan”.31 Kriteria drainase tanah di

klasifikasikan sebagai berikut pada tabel 2.7

Tabel 2.7

Drainase Tanah d0 Berlebihan (excessively

drained)

Air lebih segera keluar dari tanah dan sangat

sedikit air yang ditahan oleh tanah sehingga

tanaman akan segera mengalami

kekurangan air.

d1 Baik Tanah mempuyai peredaran udara baik.

seluruh profil tanah dari atas sampai ke

bawah (150 cm) berwarna terang yang

seragam dan tidak terdapat bercak-bercak

berwarna kuning, coklat, atau kelabu.

d2 Agak Baik Lapisan tanah atas mempunyai peredaran

udara baik tidak terdapat bercak-bercak

berwarna kuning, berkabu atau coklat.

Bercak-bercak terdapat pada lapisan atas

dan bagian atas lapisan bawah (sampai

sekitar 60 cm dari permukaan tanah)

d3 Agak Buruk Lapisan atas tanah mempunyai peredaran

udara baik. tidak terdapat bercak-bercak

berwarna kuning, kelabu atau

coklat.bercak-bercak ditemukan pada

seluruh lapisan bagian bawah (sekitar 40 cm

dari permukaan tanah).

d4 Sangat Buruk Seluruh lapisan permukaan tanah berwarna

kelabu dan tanah lapisan bawah berwarna

kelabu atau terdapat bercak-bercak

31 Ibid.,

Page 45: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

24

berwarna kebiruan, atau terdapat air yang

menggenang di permukaan tanah.

Sumber :Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 2009.

g. Faktor –Faktor Khusus

“Faktor-faktor penghambat lain yang mungkin terdapat adalah

batuan-batuan, bahanya banjir dan salinitas”.32

1. Batuan-Batuan dan Krikil (b)

Bahan kasar dapat berada di dalam lapisan tanah atau diatas

permukaan tanah. Bahan kasar yang terdapat di dalam lapisan 20 cm

atau di bagian atas tanah yang berukuran lebih besar dari 22 mm di

bedakan.

Krikil adalah bahan kasar yang berdiameter lebih besar dari 22

mm sampai 7,5 cm jika berbentuk bulat atau sampai 15 cm sumbu

panjang, jika berbentuk gepeng. Krikil di dalam lapisan 20 cm33.

Batuan kecil adalah bahan kasar atau batuan berdiameter 7,5 cm

sampai 25 cm jika berbentuk bulat, atau sumbu panjangnya berukuran

15 cm sampai 40 cm jika berbentuk gepeng.

Tabel 2.8

Pengelompokan Batuan Kecil b0 Tidak ada atau sedikit 0-15% volume tanah

b1 Sedang 15-50 % volume tanah: pengolahan

tanah mulai agak sulit dan pertumbuhan

tanaman agak terganggu.

b2 Banyak 50-90% volume tanah: pengolahan

tanah sangat sulit dan pertumbuhan

tanaman agak tergangu.

b3 Sangat banyak >90% volume tanah: pengelolaan tanah

tidak mungkin dilakukan dan

pertumbuhan tanaman terganggu.

Sumber :Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 2009.

a). Batuan lepas yang terletak di atas permukaan tanah (stone).

Batuan lepas adalah batuan yang terbesar di atas

permukaan tanah dan berdiameter lebih besar dari 25 cm

(berbentuk bulat) atau bersumbu memanjang lebih dari 40 cm

32 Sinata Arsyad, Konservasi Tanah dan Air, (Bogor: IPB Press, 2009), h. 336 33 Ibid.,

Page 46: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

25

(berbentuk gepeng). Penyebaran batuan lepas di atas permukaan

tanah adalah sebagai berikut:34

Tabel 2.9

Batuan Lepas yang Terletak di Atas Permukaan Tanah b0 Tidak ada Kurang dari 0,01% luas area.

b1 Sedikit 0,01% sampai 3% permukaan tanah

tertutup: pengelolaan tanah dengan mesin

agak terganggu tetapi tidak mengganggu

pertumbuhan tanaman.

b2 Sedang 3% sampai 15% permukaan tanah

tertutup: pengelolaan tanah mulai agak

sulit dan luas area produktif berkurang.

b3 Banyak 15% sampai 90% permukaan tanah

tertutup: pengelolaan tanah dan

penanaman menjadi sulit.

b4 Sangat

banyak

>90% permukaan tanah tertutup: tanah

sama sekali tidak dapat digunakan untuk

produksi pertanian. Sumber :Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 2009.

b). batuan tersingkap (rock).

Batuan yang tersingkap di atas permukaan tanah yang

merupakan bagian dari batuan besar yang terbenam di dalam

tanah.

Tabel 2.10

Penyebaran Batuan Tersingkap b0 Tidak ada <2% permukaan tanah tertutup

b1 Sedikit 2% sampai 10% permukaan tanah

tertutup: pengelolaan tanah dan

penanaman agak terganggu.

b2 Sedang 10% sampai 50 % permukaan tanah

tertutup: pengelolaan tanah dan

penanaman terganggu.

b3 Banyak 50% sampai 90% permukaan tanah

tertutup: pengelolaan tanah dan

penanaman sangat terganggu.

34 Ibid., h. 337

Page 47: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

26

b4 Sangat banyak >90% permukaan tanah tertutup: tanah

sama sekali tidak dapat digarap.

Sumber :Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 2009

2. Ancaman Banjir/Genangan (O)

Banjir atau genangan akan menyebabkan kerusakan

bahkan kematian tanaman sehingga menurunkan produktifitas.

Penentuan daerah yang tercemar banjir dapat dilakukan melalui

pengamatan langsung di lapangan, sedangan periode banjir

dapat diperoleh dari wawancara dengan penduduk sekitar lokasi

penelitian.

Tabel 2.11

Ancaman Banjir atau Penggenangan Air

O0 Tidak pernah, dalam periode satu tahun tanah tidak pernah

tertutup banjir untuk waktu lebih 24 jam.

O1 Kadang-kadang, banjir yang tertutupi tanah lebih dari 24 jam.

Terjadi tidak teratur dalam periode kurang dari satu bulan.

O2 Selama waktu satu bulan dalam satu tahun, tanah secara teratur

tertutup banjir untuk jangka waktu lebih dari 24 jam.

O3 Selama waktu 2 sampai 5 bulan dalam setahun, secara teratur

selalu dilanda banjir yang lamanya lebih dari 24 jam.

O4 Selama waktu 6 bulan atau lebih tanah selalu dilanda banjir yang

selam lebih dari 24 jam.

Sumber :Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 2009.

3. Salinitas (g)

Salinitas adalah keadaan dimana terjadi akumulasi garam

terlarut dalam tanah. sebagai berikut:

Tabel 2.12

Salinitas Tanah

g0 Bebas 0 – 0,15 % garam larut

g1 Terpengaruh sedikit 0,15%-0,35% garam larut.

g2 Terpengaruh sedang 0,35%-0,65% garam larut.

g3 Terpengaruh hebat >0,65% garam larut.

Sumber :Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 2009.

Page 48: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

27

4. Erosi

“Tingkat kepekaan erosi dinilai berdasarkan nilai K. Nilai

diperoleh dari perhitungan beberapa data seperti tekstur tanah,

struktur tanah, kandungan organik tanah, dan permeanbilitas

tanah. kelas yang diklasifikasikan berdasarkan tinggi rendahnya

nilai K atau kepekaan erosi tanah tersebut”.35 Semakin kecil nilai

K, semakin kurang peka tanah terhadap erosi. Tingkat rendahnya

erodibilitas tanah dipengaruhi oleh keberadaan.

Tabel 2.13

Tingkat Kepekaan Erosi Nilai Klasifikasi Diharkat

e0 Tanpa 0

e1 Ringan 1-

e2 Sedang 2-

e3, e4 Berat 3-

Sumber: Ramdan Kresnawan Hartanto dalam Skripsi Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2017.

35 Ramdan Kresnawan Hartanto, “Analisis Kemampuan Lahan untuk Arahan

Penggunaan Lahan Bidang Pertanian di Das Jono Kecamatan Piyungan, Kabupaten

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ,” Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Surakarta, 2017, h.5

Page 49: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

28

Tabel 2.14

Kriteria klasifikasi kemampuan lahan

No Faktor Penghambat

Kelas Kemampuan Lahan

I II III IV V VI VII VIII

1 Lereng Permukaan A B C D A E F G

2

Kepekaan Erosi

Ke1,K

e2

Ke3

Ke4,

Ke5 Ke6

(1) (1) (1) (1)

3 Tingkat Erosi e0 e1

e2 e3

(2) e4 e5

(1)

4 Kedalaman Tanah K0 K1

K2 K2

(1) K3 (1) (1)

5 Tekstur Lapisan

Atas

t1,t2,

t3,

t1, t2,

t3,

t1, t2,

t3,t4

t1, t2,

t3,t4

(1) t1, t2,

t3, t4

t1, t2, t3,

t4

t5

6 Tekstur lapisan

Bawah Sda Sda Sda Sda (1) Sda Sda Sda

7 Permeanbilitas

P2, P3 P2, P3

P2,P3

p4

P2,P3

p4 P1 (1) (( (1) P5

8 Drainase d1 d2 d3 d4 d5 (2) (2) do

9 Kerikil/ Batuan

b0 b0 b1 b2 b3 (1) (1) b4

10 Ancaman Banjir O0

O1

O2

O3

O4 (2) (2)

(1)

11 Garam/Salinitas g0 g1 g2 (2) g3 g3 (1) (1)

Sumber : Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 2009.

Catatan : (1) = dapat mempunyai sembarang sifat

(2) = tidak berlaku

(3) = umumnya terdapat di daerah beriklim kering

Page 50: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

29

8. Pengertian Evaluasi Kemampuan Lahan Aktual dan Potensial

Kemampuan lahan dapat bersifat pembawaan yaitu kemampuan aktual

yang merupakan pernyataan watak dan prilaku hakiki lahan, dan bersifat

potensi buatan (acquired) yaitu kemampuan potensial atau kemampuan yang

timbul dari tanggapan atas kemampuan tersebut.36

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya.

1. Sebagai bahan rujukan penelitian pertama adalah dari “Mahendra Harjianto

dkk (2016), Mahasiswa Jurusan Program Studi Ilmu Pengelolaan DAS

Universitas Pertanian Bogor (IPB), tentang kajian Evaluasi Kemampuan

Lahan untuk Arahan Penggunaan Lahan di Daerah Aliran Sungai Lawo,

Sulawesi Selatan”.37 Berdasarkan hasil analisis evaluasi lahan menunjukan

bahwa, sebaran kelas kemampuan lahan di DAS Lawo terdiri atas kelas

kemampuan lahan III seluas 17.748,05 ha (50,45%), kelas kemampuan

lahan IV seluas 9.788,18 ha (27,83%), dan kelas kemampuan lahan VI

seluas 7.638,39 ha (21,72%), dengan faktor penghambat untuk seluruh

kelas kemampuan lahan adalah lereng (bergelombang-Curam), erosi

(sedang) dan batuan di permukaan tanah (sedang), serta drainase (agak

buruk). Lahan kelas III-e2,b1 dengan faktor pembatas kerusakan erosi (e2)

menempati areal seluas 5.847,66 ha (16,62%) terdapat pada satuan lahan 14

dan 16. Tanah dalam kelas III mempunyai hambatan berat yang mengurangi

pilihan pengunaan atau memerlukan tindakan konservasi khusus atau

keduanya. Hambatan yang terdapat pada tanah dalam lahan kelas III antara

lain membatasi waktu penggunaannya bagi tanaman semusim, waktu

pengolahan, pilihan tanaman atau kombinasi pembatas-pembatas tersebut.

36 Anton S Sinery, Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan, (Yogyakarta: Cv Budi

Utama, 2019, Ebook, h.17 37 Mahendra Harjianto dkk, “Evaluasi Kemampuan Lahan untuk Arahan Penggunaan

Lahan di Daerah Aliran Sungai Lawo, Sulawesi Selatan”, Jurnal Penelitian Kehutanan

Wallacea, Vol. 5 Issue 1 (2016) h.4

Page 51: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

30

2. Sebagai bahan rujukan penelitian kedua adalah “J. Manuputty., E. Y.

Gaspersz dan S. M. Talakua (2014), Mahasiswa Jurusan Budidaya

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, tentang kajian Evaluasi

Kemampuan Lahan dan Arahan Pemanfaatan Lahan di Daerah Aliran

Sungai Wai Tina Kabupaten Buru Selatan Provinsi Maluku”.38 Berdasarkan

hasil analisis, DAS Wai Tina memiliki 69 unit lahan dan memiliki

penyebaran serta karakter atau sifat dari setiap unit lahan yang beragam.

Satuan analisis untuk kemampuan lahan dalam penelitian ini menggunakan

unit lahan yang diperoleh dari hasil tumpang tindih antara peta topografi

(kemiringan lereng), peta bahan induk (geologi), peta jenis tanah, dan

penggunaan lahan. Topografi atau kemiringan lereng yang ditemui di lokasi

penelitian bila ditinjau berdasarkan total luas areal didominasi oleh

topografi agak curam yang tersebar dalam 16 unit. Sedangkan topografi

yang memiliki total luasan paling kecil adalah topografi landai yang

tersebar dalam 6 unit lahan. penghambat yang didominasi oleh lereng yang

bergelombang sampai sangat curam, tingkat erosi berat sampai sangat berat,

tekstur tanah sedang, permeabilitas agak cepat sampai lambat, kepekaan

erosi sedang, batuan kerikil dari sedang sampai banyak, dan ancaman banjir

agak sering. Kelas kemampuan lahan yang memiliki luas paling besar

adalah kelas IV dengan luasan sebesar 24.636 ha atau 51,19% dan kelas

kemampuan lahan yang memiliki luas paling kecil adalah kelas V dengan

luasan sebesar 2.944,75 ha atau 6,12%.

3. Sebagai bahan rujukan ketiga adalah “Bintang Mariani Sembiring dan

Julpan Lynneus (2015), Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, tentang kajian Evaluasi Kemampuan Lahan Desa Lumban

Lobu Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir”.39 Berdasarkan

38 J. Manuputty., E. Y. Gaspersz dan S. M. Talakua, “Evaluasi Kemampuan Lahan dan

Arahan Pemanfaatan Lahan di Daerah Aliran Sungai Wai Tina Kabupaten Buru Selatan

Provinsi Maluku”, jurnal Penelitian Agrologia, Vol. 3 No. 1 April, 2014, h.65 39 Bintang Mariani Sembiring dan Julpan Lynneus, “Evaluasi Kemampuan Lahan Desa

Lumban Lobu Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir”, jurnal Agribisnis

Sumatera Utara Vol.8 No.1/April 2015, h.51

Page 52: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

31

hasil analisis, dapat dilihat bahwa hambatan terberat adalah terrain (tanah

lapang) dengan lereng yang agak miring dan jumlah batuan yang cukup

banyak pada kedalaman 20 cm; media perakaran dengan tekstur agak kasar

dan bahaya erosi yang sedang dan permiabilitas agak lambat. Praduga kelas

kemampuan lahan di Desa Lumban Lobu adalah Kelas III dengan faktor

penghambat kelerengan, tingkat erosi dan tekstur. Dengan adanya usaha

perbaikan maka faktor penghambat diharapkan/diupayakan dapat

dikurangi. Data aktual menunjukkan bahwa kelas kemampuan lahan di

Desa Lumban Lobu adalah Kelas III. Hasil analisis laboratorium dan

pengamatan lapangan menunjukkan bahwa Desa Lumban Lobu mempunyai

kebaikan sifat / karakteristik lahan yakni kedalaman efektif yang besar

yakni ketebalan solum/kedalaman tanah >90 cm sehingga tempat jelajah

akar dapat mencapai kedalaman yang sangat jauh. Hal kegaraman dalam

tanah dan bahaya banjir tidak merupakan/menjadi ancaman di dalam

penggunaan lahan untuk pertanian

4. Sebagai bahan rujukan ke empat adalah “Rivaldo Restu Wirawan , Veronica

A. Kumurur & Fela Warouw (2019), Mahasiswa S1 Program Studi

Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi 2&3 Staf Pengajar

Prodi S1 Perencanaan Wilayah & Kota, Jurusan Arsitektur, Universitas Sam

Ratulangi, tentang kajian Daya Dukung Lingkungan Berbasis Kemampuan

Lahan di Kota Palu”.40 Berdasarkan hasil analisis, maka dapat diketahui

bahwa SKL Morfologi di Kota Palu terdiri dari kemampuan lahan dari

morfologi yang kompleks dengan didominasi oleh kemampuan lahan dari

morfologi sedang 28%. Berdasarkan hasil analisis diatas untuk setiap

Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kota Palu, berikut adalah peta Satuan

Kemampuan Lahan yang dianalisis berdasarkan PERMEN PU No. 27 tahun

2007 tentang Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta

Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang. Pengklasifikasikan

40 Rivaldo Restu Wirawan , Veronica A. Kumurur & Fela Warouw, “Daya Dukung

Lingkungan Berbasis Kemampuan Lahan di Kota Palu”, Jurnal Spasial Vol 6. No. 1,

2019, h.142

Page 53: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

32

kemampuan lahan untuk Kota Palu Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial

Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang. Pengklasifikasikan

kemampuan lahan untuk Kota Palu dilakukan dengan cara mengoverlay

(intersect) setiap satuan kemampuan lahan yang telah diperoleh hasil

pengalian nilai akhir (tingkatan kemampuan lahan pada setiap SKL) dengan

bobotnya secara satu persatu sehingga diperoleh peta jumlah nilai akhir

dikalikan bobot seluruh SKL secara kumulatif. Hasil pengalian nilai akhir

dengan bobot setiap satuan, dalam analisis ini disebut dengan istilah skor

(Skor = nilai_akhir x Bobot).

5. Penelitian dari “Gandang Maulana Andira (2016), lulusan SI Jurusan Ilmu

Tanah Dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Universitas Pertanian

Bogor. Tentang Kelas Kemampuan Lahan Kawasan Budidaya di

Kecamatan Jasinga dan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hasil yang

terjabar dari penelitian tersebut menunjukan bahwa Zona industri tidak

ditemukan pada Kecamatan Cigudeg, hal ini disebabkan Kecamatan

Cigudeg tidak memiliki sarana dan prasarana yang cukup untuk mendukung

kegiatan industri, dan didominasi kemiringan lereng 3045% sehingga dapat

mengganggu aktivitas perindustrian. Sedangkan berdasarkan Permen PU

No. 41 tahun 2007 lereng yang sesuai untuk zona industri adalah lereng 3-

8%, dan Perda Kab. Bogor No. 19 2008 menyatakan bahwa zona industri

harus didukung oleh sarana dan prasarana yang baik seperti jalan dan

penyediaan hunian yang layak.41 Kecamatan Jasinga memiliki zona industri

karena memiliki kemiringan lereng yang sesuai dan memiliki prasarana

yang lebih lengkap dibandingkan Cigudeg, yaitu jalan kolektor primer serta

merupakan pusat permukiman perkotaan ber-orde III. Kecamatan Jasinga

juga memiliki persentase luas kawasan pemukiman yang lebih banyak

dibandingkan Cigudeg. Hal ini dipengaruhi oleh kemiringan lereng, 15

41 Gandang Maulana Andira, “Kelas Kemampuan Lahan Kawasan Budidaya Di

Kecamatan Jasinga Dan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat”Skripsi Universitas

Pertanian Bogor, Bogor, 2016, h.14 dipublikasikan

Page 54: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

33

seperti yang disebutkan di dalam Permen PU No. 41 tahun 2007 bahwa

lereng yang tepat untuk kawasan pemukiman harus berada pada lereng

maksimal 8%. Selain itu, kawasan pertanian lahan basah juga ditemukan

lebih luas di Kecamatan Jasinga dibandingkan dengan di Kecamatan

Cigudeg. Permen PU No. 41 tahun 2007 juga menyatakan bahwa

kemiringan lereng yang cocok untuk kawasan pertanian lahan basah adalah

0-3%.

6. Penelitian dari “Gunawan (2018), lulusan SI Jurusan Ilmu Tanah dan

Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Universitas Pertanian Bogor.

Tentang Keselarasan Kelas Kemampuan Lahan Skala Semidetil Terhadap

Pola Ruang dan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bandung (Studi Kasus

Kecamatan Rancabali)”.42 Hasil yang tejabar dalam penelitian tersebut

bahwa alokasi ruang pada Kawasan lindung berupa hutan lindung sebesar

38.2% yang menyebar di bagian utara, timur dan selatan lokasi penelitian.

Pola sebaran ini terbentuk karena kemiringan lereng pada bagian utara,

timur dan selatan lokasi penelitian didominasi oleh kemiringan lereng 1530

dan 30-45%. Kondisi tersebut sesuai dengan PP No. 44 tahun 2004 tentang

Perencanaan Kehutanan yang menyatakan bahwa kemiringan lereng 30-

40% merupakan kemiringan yang tepat untuk digunakan sebagai kawasan

hutan. Adanya kawasan hutan dimungkinkan karena vegetasi hutan dapat

membantu meningkatkan resapan air kedalam tanah sehingga

meminimalisir erosi dan longsor. Kawasan budidaya terluas adalah kawasan

pertanian tahunan/perkebunan yaitu mencapai 49.79% dari luas total yang

menyebar dominan pada lereng datar hingga agak landai (08%). Hal ini

sesuai dengan pendapat Ritung et al. (2011) yang menyatakan bahwa

Kawasan Perkebunan sangat sesuai pada kemiringan.

42 Gunawan, “Keselarasan Kelas Kemampuan Lahan Skala Semidetil Terhadap Pola

Ruang

Dan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bandung (Studi Kasus Kecamatan Rancabali)”

Skripsi Universitas Pertanian Bogor, Bogor, 2018, h.13 dipublikasikan

Page 55: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

35

Tabel 2.15

Hasil Penelitian yang Relevan

No Penulis Judul Hasil Perbedan Persamaan

1. Mahendra Harjianto dkk

(2016)

Evaluasi Kemampuan

Lahan untuk Arahan

Penggunaan Lahan di

Daerah Aliran Sungai

Lawo, Sulawesi

Selatan

Berdasarkan hasil analisis Hasil evaluasi lahan

menunjukan bahwa, sebaran kelas kemampuan lahan di

DAS Lawo terdiri atas kelas kemampuan lahan III

seluas 17.748,05 ha (50,45%), kelas kemampuan lahan

IV seluas 9.788,18 ha (27,83%), dan kelas kemampuan

lahan VI seluas 7.638,39 ha (21,72%), dengan faktor

penghambat untuk seluruh kelas kemampuan lahan

adalah lereng (bergelombang-Curam), erosi (sedang)

dan batuan di permukaan tanah (sedang), serta drainase

(agak buruk).

Peneliti sebelumnya meneliti

kemampuan lahan di DAS.

Meneliti kelas

kemampuan lahan

2. J. Manuputty., E. Y. Gaspersz dan S. M.

Talakua (2014)

Evaluasi Kemampuan Lahan dan Arahan Pemanfaatan Lahan di Daerah Aliran Sungai Wai Tina Kabupaten Buru Selatan Provinsi

Maluku

DAS Wai Tina memiliki 6 kelas kemampuan lahan,

yaitu kelas kemampuan lahan III, IV, V, VI, VII, dan

VIII dengan faktor penghambat yang didominasi oleh

lereng yang bergelombang sampai sangat curam,

tingkat erosi berat sampai sangat berat, tekstur tanah

sedang, permeabilitas agak cepat sampai lambat,

kepekaan erosi sedang, batuan kerikil dari sedang

sampai banyak, dan ancaman banjir agak sering. Kelas

kemampuan lahan yang memiliki luas paling besar

adalah kelas IV dengan luasan sebesar 24.636 ha atau

51,19% dan kelas kemampuan lahan yang memiliki luas

paling kecil adalah kelas V dengan luasan sebesar

2.944,75 ha atau 6,12%. 6 kelas kemampuan lahan

tersebut terbagi dalam 17 sub kelas kemampuan lahan

dan tersebar dalam 69 unit lahan.

Peneliti sebelumnya meneliti

dengan arahan pemanfaatan

lahan DAS.

Meneliti kelas

kemampuan lahan dan

menggunakan metoda

matching

Page 56: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

36

3. Bintang Mariani

Sembiring dan Julpan

Lynneus. (2015)

Evaluasi Kemampuan Lahan Desa Lumban Lobu Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir

Hasil analisis laboratorium dan pengamatan lapangan

menunjukkan bahwa Desa Lumban Lobu mempunyai

kebaikan sifat / karakteristik lahan yakni kedalaman

efektif yang besar yakni ketebalan solum/kedalaman

tanah >90 cm sehingga tempat jelajah akar dapat

mencapai kedalaman yang sangat jauh. Hal kegaraman

dalam tanah dan bahaya banjir tidak

merupakan/menjadi ancaman di dalam penggunaan

lahan untuk pertanian. Faktor penghambat yang ada

adalah lereng (s) yang agak miring dan bergelombang

serta bahaya erosi (e) dengan kriteria sedang. Kedua

faktor penghambat ini dapat diatasi dengan membuat

teras dan pertanaman yang mengikuti garis kontur

(memotong lereng) untuk dapat mengurangi atau

menghindarkan ancaman erosi sehingga kelas potensial

lahan dapat ditingkatkan.

Penelitian seblumnya

meneliti di Desa Lumban

Lobu Kecamatan Bonatua

Lunasi Kabupaten Toba

Samosir

Meneliti mengenai evaluasi kemampuan lahan dengan faktor menguntungkan dan

merugikan

4. Rivaldo Restu

Wirawan , Veronica A. Kumurur & Fela

Warouw (2019)

Daya Dukung

Lingkungan Berbasis

Kemampuan Lahan di

Kota Palu

Berdasarkan hasil analisis, maka dapat diketahui bahwa

SKL Morfologi di Kota Palu terdiri dari kemampuan

lahan dari morfologi yang kompleks dengan didominasi

oleh kemampuan lahan dari morfologi sedang 28%.

Berdasarkan hasil analisis diatas untuk setiap Satuan

Kemampuan Lahan (SKL) Kota Palu, berikut adalah

peta Satuan Kemampuan Lahan yang dianalisis

berdasarkan PERMEN PU No. 27 tahun 2007 tentang

Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan,

Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam Penyusunan

Rencana Tata Ruang. Berdasarkan hasil analisis, maka

dapat diketahui bahwa SKL Morfologi di Kota Palu

terdiri dari kemampuan lahan dari morfologi yang

kompleks dengan didominasi oleh kemampuan lahan

dari morfologi sedang 28%.

Penelitian sebelumnya

meneliti daya dukung

lingkungan yang terdapat

di kota palu.

Meneliti mengenai evaluasi kemampuan lahan dengan menggunakan Pengklasifikasikan kemampuan lahan

Page 57: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

37

5. Gandang Maulana

Andira (2016)

Kelas Kemampuan Lahan Kawasan Budidaya Di Kecamatan Jasinga Dan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Hasil yang terjabar dari penelitian tersebut menunjukan

bahwa Zona industri tidak ditemukan pada Kecamatan

Cigudeg, hal ini disebabkan Kecamatan Cigudeg tidak

memiliki sarana dan prasarana yang cukup untuk

mendukung kegiatan industri, dan didominasi

kemiringan lereng 30-45% sehingga dapat mengganggu

aktivitas perindustrian. Sedangkan berdasarkan Permen

PU No. 41 tahun 2007 lereng yang sesuai untuk zona

industri adalah lereng 3-8%, dan Perda Kab. Bogor No.

19 2008 menyatakan bahwa zona industri harus

didukung oleh sarana dan prasarana yang baik seperti

jalan dan penyediaan hunian yang layak.

Penelitian sebelumnya

meneliti Kemampuan Lahan

Kawasan Budidaya

Meneliti mengenai kemampuan lahan menggunakan overlay

6. Gunawan (2018) Keselarasan Kelas Kemampuan Lahan Skala Semidetil Terhadap Pola Ruang dan PenggunaanLahan Di Kabupaten Bandung (Studi Kasus Kecamatan Rancabali)

Hasil yang tejabar dalam penelitian tersebut bahwa

alokasi ruang pada Kawasan lindung berupa hutan

lindung sebesar 38.2% yang menyebar di bagian utara,

timur dan selatan lokasi penelitian. Pola sebaran ini

terbentuk karena kemiringan lereng pada bagian utara,

timur dan selatan lokasi penelitian didominasi oleh

kemiringan lereng 15-30 dan 30-45%. Kondisi tersebut

sesuai dengan PP No. 44 tahun 2004 tentang

Perencanaan Kehutanan yang menyatakan bahwa

kemiringan lereng 30-40% merupakan kemiringan yang

tepat untuk digunakan sebagai kawasan hutan. Adanya

kawasan hutan dimungkinkan karena vegetasi hutan

dapat membantu meningkatkan resapan air kedalam

tanah sehingga meminimalisir erosi dan longsor.

Peneliti sebelumnya meneliti

Keselarasan Kelas

Kemampuan Lahan Skala

Semidetil Terhadap Pola

Ruang Dan Penggunaan

Lahan

Meneliti kelas

kemampuan lahan

dengan memakai kelas

kemampuan lahan yag

sama.

Page 58: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

38

C. Kerangka Berfikir

Evaluasi kelas kemampuan lahan merupakan bagian dari kegiatan evaluasi

lahan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan sebidang lahan untuk

menentukan arahan penggunaan lahan yang tepat. Lahan merupakan suatu kondisi

lingkungan fisik yang terdiri atas beberapa unsur antara lain iklim, topografi, tanah,

hidrologi, dan vegetasi dimana pada kondisi tertentu akan berpengaruh terhadap

kemampuan lahan dan penggunaan lahan itu sendiri. Pada setiap penggunaan lahan

akan diperlukan beberapa kriteria tertentu yang harus dimiliki oleh lahan tersebut,

namun kriteria tersebut akan sangat tergantung pada kualitas lahan. Kualitas lahan

itu sendiri merupakan perilaku lahan yang akan sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman, yang juga akan ditentukan oleh karakteristik lahannya.

Karakteristik lahan dapat diamati secara langsung di lapangan, selain itu juga

dapat dilakukan analisa laboratorium guna mengetahui unsur– unsur kimia tanah

seperti karakteristik tanah, yang meliputi tekstur dan struktur tanah, salinitas tanah,

drainase, unsur hara dalam tanah seperti kandungan bahan organik. Kualitas lahan

dapat berperan positif maupun negatif tergantung pada karakteristiknya, sehingga

hal ini dapat digunakan untuk menentukan kelas.

Penggunaan lahan yang sesuai akan memperoleh hasil yang baik dan tidak

membahayakan lingkungan. Penggunaan lahan merupakan salah satu upaya untuk

memanfaatkan lahan sesuai dengan potensinya. Penilaian potensi lahan sangat

diperlukan dalam rangka penyusunan kebijaksanaan, pemanfaatan dan pengelolaan

lahan secara berkesinambungan.

Kemampuan lahan dicirikan oleh beberapa faktor yang mendukung maupun

faktor penghambat terhadap berbagai aspek penggunaan lahan. Faktor-faktor

tersebut berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya dan menyebabkan

perbedaan kemampuan lahan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut dibuat klasifikasi

lahan di setiap wilayah. Evaluasi merupakan proses penilaian potensi suatu lahan

Page 59: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

39

untuk penggunaan-penggunaan spesifik yang dilakukan dengan cara-cara tertentu,

yang nantinya akan menjadi dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan

penggunaan lahan. Evaluasi lahan dilakukan dengan cara perbandingan dan

interprestasi data dasar yang terdiri atas tanah, vegetasi, iklim dan lahan.

Evaluasi lahan dalam hal ini menyediakan data untuk perencanaan

penggunaan lahan. Data tentang penggunaan lahan diperoleh dari survei tanah. Dari

hasil evaluasi kemampuan lahan dengan menggunakan parameter yang sesuai

kriteria klasifikasi kemampuan lahan dan ditentukan pada kelas kemampuan lahan.

Klasifikasi kemampuan lahan adalah pengelompokan lahan kedalam satuan-satuan

khusus menurut kemampuannya untuk penggunaan intensif untuk perlakuan yang

diperlukan untukdapat digunakan secara terus-menerus. Dengan kata lain,

klasifikasi ini akan menetapkan jenis penggunaan yang sesuai dan jenis perlakuan

untuk dapat digunakan bagi produksi tanaman secara lestari.

Desa Sindangjaya memiliki luas wilayah sekitar 512 hektar yang terbagi atas

lima kedusunan yaitu Kemang, Jolok, Sindangjaya, Ciherang dan Gunung Batu.

Sebeah utara desa ini berbatasan dengan Desa Cimacan, sebelah selatan berbatasan

dengan Desa Sukatani, sebelah timur dengan Desa Sindanglaya, dan bagian barat

berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi (Taman Nasional Gede Pangrango). Desa

Sindangjaya merupakan di daerah dataran tinggi yang terletak pada ketinggian 1.100

– 1.350 m dpl. Kisaran suhu antara 21˚C - 24˚C .

Page 60: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

40

Gambar 2.2

Kerangka Berfikir

Evaluasi kemampuan lahan

Karakteristik tanah di Desa Sindngjaya

Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur

Jawa Barat.

Tekstur tanah

Struktur tanah

Permeanbilitas

Kedalaman tanah

Drainase

Batuan

Salinitas

Kemasaman (pH)

Kandungan bahan organik

Kemiringan Lereng

Data sekunder Persiapan Sampel tanah

Uji laboratorium

Data kemampuan

Kelas kemampuan lahan

Kerja lapangan

Page 61: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1.Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas,

Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

2. Waktu Penelitan

Waktu penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah dalam kurun

waktu bulan Mei 2019 sampai dengan Juni 2020 dengan Timeline

dijabarkan pada tabel berikut:

Page 62: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

42

Tabel 3.1

Perencanaan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Waktu Penelitian

Juni

2019

Juli

2019

September

2019

Oktober

2019

November

2019

Februari

2020

Maret

2020

April

2020

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Observasi Awal

2 Menentukan Judul Penelitian

3 Mengurus Izin Penelitian

4

Membuat Peta Penelitian

untuk Penentuan Sampel

5 Menyiapkan Alat Penelitian

6

Pengumpulan Data Penelitian

a. Observasi Kondisi Fisik

Wilayah

b. Pengambilan Sampel Tanah

c.wawancara

7 Analisis Laboratorium

8

Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian

9

Pengujian data dengan

Metode Matching dan Skoring

10 Penyusunan Laporan

Page 63: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

43

B. Metode Penelitian

Peran metode penelitian sangat menentukan dalam upaya menghimpun data

yang diperlukan dalam penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan penelitian survei dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif dan dengan tujuan deskriptif untuk mendeskripsikan kondisi wilayah

penelitian sebagai langkah untuk menarik kesimpulan dari masalah aktual yang

terjadi di wilayah yang diteliti. Teknik pengambilan sampel menggunakan

purposive sampling, dengan strata satuan lahan dan analisa datanya dengan

pengharkatan.

Survei mencakup penelitian-penelitian yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi faktual guna mendeskripsikan fenomena yang ada. Ia

mencakup penelitian-penelitian yang menjelaskan hubungan-hubungan,

membuat prediksi, komparasi, dan evaluasi.43

Metode penelitian kuantitatif dan disebut sebagai metode interpretive

karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data

yang ditemukan dilapangan.44

“Penelitian deskriptif ditunjukkan untuk mendeskripsikan suatu keadaan

atau fenomena-fenomena apa adanya”.45 Penelitian deskriptif dilakukan untuk

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadi secara faktual,

sistematis dan akurat. Pada penelitian ini penulis mendeskripsikan peristiwa yang

menjadi pusat penelitian.

C. Populasi dan Sampel

a). Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.46

43 Suwartono, Dasar-dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2014),

h.127 44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2011), h. 7 45 Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2018),

h.82 46 Menurut Kurniwan 2012, dalam buku Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Depok: PT

Raja Grafindo Persada, 2018), h.166

Page 64: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

44

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa populasi adalah

sekelompok orang, kejadian, atau benda-benda alam yang lain, yang

memiliki karakteristik tertentu dan dijadikan sebagai objek penelitian.

Populasi di dalam penelitian ini adalah seluruh lahan pertanian yang

terdapat di Desa Sindangjaya dan mempunyai luas wilayah sekitar 512 ha

yang terbagi atas lima kedusunan yaitu Kemang, Jolok, Sindangjaya,

Ciherang dan Gunung Batu.

b). Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan suatu faktor penting yang perlu

diperhatikan dalam penelitian.47 Sampel dapat diartikan sebagai sebagian

dari populasi yang diambil dengan teknik atau metode tertentu untuk diteliti

dan digeneralisasikan terhadap populasi.

Metode pengambilan sampel dari penelitian ini adalah purposive

sampling, sampel dipilih berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki

sebelumnya mengenai populasi, yaitu pengetahuan mengenai

elemenelemen yang terdapat pada populasi, dan tujuan penelitian yang

hendak dilakukan.48

Pengambilan sampel dengan Purposive Sampling karena tidak semua

sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh

sebab itu, penulis memilih teknik Purposive Sampling yang dapat

menetapkan kriteria serta pertimbangan dalam pengambilan sampel.

Desa Sindangjaya yang memiliki luas wilayah 512 ha yang terbagi

atas lima kedusunan yaitu Kemang, Jolok, Sindangjaya, Ciherang dan

Gunung Batu. Penulis menentukan sampel dalam penelitian ini di

gambarkan sebagai berikut

Observasi ke lapangan untuk mengecek peta satuan lahan yang di

peroleh melalui metode overlay dengan peta curah hujan, geologi,

kemiringan lereng, jenis tanah, dan penggunaan lahan dengan

47 Ibid; h.167 48 Morrissan, Metode Penelitian Survai, (Jakarta : Kencana, 2012), h.117

Page 65: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

45

menggunakan aplikasi ArcGIS 10.0, sehingga di dapatkan 6 unit lahan

dengan kemiringan lereng yang berbeda.

Penentuan lokasi pengambilan sampel tanah untuk bahan analisis di

laboratorium ditentukan dengan Purposive Sampling pada 6 unit lahan

sehingga diperoleh 13 titik sampel.

Desa Sindangjaya adalah sebuah desa yang terletak di di kaki Gunung

Gede. Desa Sindangjaya berada di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur

Provinsi Jawa Barat tepatnya. Memiliki luas wilayah sekitar 512 ha yang

terbagi atas lima kedusunan yaitu Kemang, Jolok, Sindangjaya, Ciherang

dan Gunung Batu. Sebelah utara desa ini berbatasan dengan Desa Cimacan,

sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sukatani, sebelah timur dengan

Desa Sindanglaya, dan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten

Sukabumi (Taman Nasional Gede Pangrango). Desa Sindangjaya

merupakan di daerah dataran tinggi yang terletak pada ketinggian 1.100 –

1.600 m dpl. Kisaran suhu antara 25˚C - 30˚/ 18-22° C .

Secara geografis desa Sindanjaya memiiki batas-batas wilayah

sebelah utara desa Palasari, sebelah selatan desa Cipanas dan Sukatani,

sebelah barat Desa Cimacan dan sebelah timur Desa Sukanagilih.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel

terikat.

1. Variabel bebas (Variabel X)

Variabel bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat.49 Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah faktor menguntungkan (tekstur,

struktur, kedalaman tanah, permeanbilitas, unsur hara, kandungan bahan

organik, kemasaman (pH tanah)) dan faktor merugikan (drainase, batu-

batuan, kemiringan lereng, salinitas, ancaman banjir dan erosi)

49 Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R7D, (Bandung: Alfabeta,

2011), h.39

Page 66: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

46

2. Variabel terikat (Variabel Y)

Variabel terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel terikat.50Variabel

terikat pada penelitian adalah kelas kemampuan lahan pertanian di

Desa Sindangjaya.

Tabel 3.2

Variabel Penelitian

Variabel Bebas (x) Variabel Terikat (y)

1. Faktor menguntungkan

a. Tekstur

b. Struktur

c. Kedalaman tanah

d. Permeanbilitas

e. Unsur hara

f. Kandungan bahan organic

g. Kemasaman (pH tanah)

2. Faktor merugikan

a. Drainase

b. Batu-batuan

c. Kemiringan lereng

d. Salinitas

e. Ancaman banjir

f. Erosi

Kelas Kemampuan Lahan

E. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data (baik data primer maupun data sekunder) maka

dalam pelaksanan pengumpulan data digunakan terknik sebagai berikut:

1. Observasi Langsung

“Observasi atau pengamatan langsung adaah kegiatan pengumpulan

data dengan melalukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan

objek penelitian”.51

50 Ibid., 51 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif dilengapi dengan Penghitungan

manual & SPSS, (Jakarta: Kencana, 2013), h.19

Page 67: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

47

Observasi langsung, adalah pengamatan yang dilakukan secara

langsung pada objek yang di observasikan, bahwa penelitian secara langsung

melihat atau mengamati apa yang terjadi pada objek penelitian.52

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa observasi

adalah metode atau teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

melihat langsung objek yang akan diteliti. Dalam observasi lapangan peneliti

melakukan cek mengenai kondisi fisik lahan yang berada pada sampel

penelitian yang telah di tentukan. Dan peneliti mengambil sampel tanah

untuk dikukan analisis laboratorium. Pengambilan sampel tanah utuh untuk

analisis fisika tanah, menggunakan ring dengan kedalaman (0-30 cm) dari

lapisan tanah bagian atas pada setiap unit lahan yang telah dibuat. Sedangkan

pengambilan sampel tanah tidak utuh untuk analisis kimia tanah, dilakukan

dengan cara dikomposit tanah tidak utuh di setiap 3 titik sampel pada tiap

lahan kemudian dicampurkan setelah itu dimasukan kedalam kantong

plastik.

2. Analisis Laboratorium

Analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium Tanah, Tanaman,

Pupuk, Air Badan Penelitian dan pengembangan pertanian Jl. Tentara pelajar

No.12, kampus penelitian pertanian, Cimanggu Bogor 16114. Telp.

(0251)8336757,fax.(0251)8321608;8322933,email:[email protected]

anian.go.id. Untuk menganalisis tanah berdasarkan sifat fisika dan kimia

tanah. Teknik pengumpulan data untuk memperoleh data mengenai tanah

yang di perlukan di dalam menganalisis kemampuan lahan. Analisis

laboratorium dilakukan untuk mengetahui kandungan N, kandungan P2O5,

kandungan K2O, testur tanah, kemasaman tanah perbandingan C/N,

kandungan bahan organik, permeanbilitas dan kadar garam

Pengambilan sampel tanah utuh untuk analisis fisika tanah,

menggunakan ring dengan kedalaman (0-30 cm) dari lapisan tanah bagian

atas pada setiap unit lahan yang telah dibuat. Sedangkan pengambilan sampel

52 Burhan Bungin, Metodeelogi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana, 2005) h.134

Page 68: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

48

tanah tidak utuh untuk analisis kimia tanah, dilakukan dengan cara

dikomposit tanah tidak utuh di setiap 3 titik sampel pada tiap lahan kemudian

dicampurkan setelah itu dimasukan kedalam kantong plastik.

3. Wawancara

“Wawancara adalah cara menjaring informasi atau data melalui

interaksi verbal/lisan. Wawancara memungkinkan kita menyusup kedalam

“alam” pikian orang lain, tepatnya hal-hal yang berhubungan dengan

perasaan, pikiran, pengalaman, pendapat dan lainnya yang tidak bisa

diamati”.53

Teknik wawancara adalah salah satu cara mengumpulkan data yang

dikerjakan secara sistematis dan berlandasan pada penyelidikan. Wawancara

adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan

menggunakan format tanya jawab yang terencana.

Dalam pelaksanaan penelitian ini jenis wawancara yang digunakan

adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang

dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan sebelumnya. Wawancara

dilakukan sebagai data pelengkap dari observasi yang dilakukan. Wawancara

dilakukan kepada Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Cipanas, Petani

(responden berjumblah 5 orang yang di ambil dari 5 dusun di Desa

sindangjaya ) dan tokoh masyarakat desa sindangjaya Kecamatan Cipanas

Kabupaten Cianjur Jawa Barat.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran.54

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa instrument

penelitian adalah alat bantu bagi peneliti yang digunakan untuk mengukur data.

53 Suwartono, Dasar-dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2014),

h.48

54 Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian (Yogyakarta: Pustaka

pelajar, 2012), hal. 51

Page 69: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

49

Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi langsung,

analisis laboratorium dan wawancara

a. Instrument observasi

Tabel 3.3

Pedoman Observasi

N0 Parameter yang di observasi Hasil

1. Penggunaan lahan

2. Kedalaman efektif tanah

3. Drainase

4. Batuan besar

5. Batuan kecil

6. Makroralief

7. Lereng

8. Penggunaan lahan yang dominan

9. Pola tanaman

10. Tanaman penutup

11. Teknik konservasi

12. Banjir

13. Kordinat

14. Ketinggian

15. Bahaya erosi

Page 70: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

50

b. Analisis Laboratorium

Tabel 3.4

Pedoman Analisis Laboratorium N0 Parameter yang di Analisis Laboratorium Hasil

1. Kandungan N (%) total

2. Kandungan P2O5(%) tersedia

3. Kandungan K2O(%) tersedia

4. Tekstur tanah (tiga fraksi)

5. Kemasaman tanah (pH)

6. Perbandingan C/N

7. Kandungan bahan orgnik (%)

8. Permeanbilitas (cm/jam)

9. Kadar garam (%)

C. Wawancara

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Wawancara Warga Desa Sindangjaya yang Berprofesi

sebagai Petani

No 1ndikator Sub Indikator Instrumen No Pedoman

Wawancara

1.

Keadaan

Petani

a. Profesi petani di Desa

Sindangjaya

Pedoman

Wawancara 1, 3

b. Pengelolaan lahan

pertanian

2.

Keadaan

Tanaman a. Tanaman Pertanian

Pedoman

Wawancara 2, 8 b. Keadaan produktivitas

tanaman

3.

Keadaan

Panen a. Penghasilan panen Pedoman

Wawancara 4, 5 b. Keadaan panen

4.

Keadaan

Lahan a. Kemanfatan lahan Pedoman

Wawancara 6, 7, 9. 10

b. Kendala pemanfaatan

lahan

c. Kerusakan lahan

d. Kondisi lahan

Page 71: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

51

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Wawancara Tokoh Masyarakat Desa

Sindangjaya

No 1ndikator Sub Indikator Instrumen No Pedoman

Wawancara

1.

Banjir a. Keadaan daerah

pertanian

Pedoman

Wawancara 1

2.

Mata

Pencaharian

a. Profesi pekerjaan

Pedoman

Wawancara 2, 3

b. Profesi pekerjaan di

Desa Sindangjaya

3.

Tanaman a. Tanaman pertanian

Pedoman

Wawancara 4, 5, 8 b. Hasil pertanian

c. Keadaan panen

4.

Lahan a. Pemanfaatan lahan

Pedoman

Wawancara 6, 7, 9,10

b. Kendala pemanfaatan

lahan

c. Kerusakan lahan

d. Kondisi lahan

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Wawancara Balai Penyuluhan Pertanian

Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat

No Indikator Sub Indikator Instrumen No Pedoman

Wawancara

1.

Keadaan

Balai

Penyuluhan

a. Profesi pekerjaan Pedoman

Wawancara 1

2.

Mata

Pencaharian

a. Jumlah warga yang

berprofesi menjadi

petani Pedoman

Wawancara 2, 3

b. Profesi pekrjaan di

Desa Sindangjaya

3.

Tanaman a. Tanaman pertanian Pedoman

Wawancara 4, 5, 8 b. Keadaan Pertanian

c. Keadaan panen

4.

Lahan a. Pemanfaatan lahan Pedoman

Wawancara 6, 7, 9,10

b. Kendala pemanfaatan

lahan

c. Kerusakan lahan

d. Kondisi kerusakan

lahan

Page 72: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

52

G. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan penelitian ini untuk menganalisis data yaitu dengan

metode matching dan pengharkatan (skoring) dalam pengukuran kemampuan

lahan. Untuk mendapatkan data kemampuan lahan.

Teknik Pengolahan Data Dalam melakukan pengolahan data kuantitatif ini,

terdapat suatu data data yang diperoleh akan diolah melalui tahapan berikut:

A. Metode Evaluasi Kemampuan Lahan

“Pada penelitian ini dilakukan dengan metode matching dilakukan

perbandingan antara nilai faktor penghambat pada unit lahan dengan tabel

konversi”.55Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan

tidak diikuti dengan usaha konservasi tanah yang baik yang baik akan

mempercepat terjadinya erosi.

Faktor- faktor yang menguntungkan dan merugikan.

a. Faktor-faktor yang menguntungkan

1. PN = Kandungan unsur hara

a. Kandungan N

b.Kandungan P2O5

c. Kandungan K2O

2. PSM = Hubungan kelembapan tanah terhadap tanaman

a. Tekstur tanah

b.Struktur tanah

c. Kandungan bahan organik

3. FHC = Kapasitas penyerapan hara

a. Kemasaman (Ph)

b.Fraksi lempung

c. Bahan organik

55 Rafael M Osok dkk, “Penetapan Kelas Kemampuan Lahan dan Arahan Rehabilitas

Lahan Wi Batu Merah Kota Ambon Provinsi Maluku”, Jurnal Agrologia, Vol.7 No.1, April

2018, h.34

Page 73: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

53

4. ED = Kedalaman efektif

5. P = Permeanbilitas

6. ES = Kepekaan tanah terhadap erosi

a. Kandungan debu

b. Bentuk struktur

c. Taraf perkembangan struktur

Faktor-faktor yang merugikan dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu

faktor penghambat dan faktor bahaya.

Tabel 3.8

Faktor Penghambat No Keterangan

1 R = Bauan/ singkapan batuan

2 St = Kebatuan

3 Cn = Konkresi

4 GW = Muka air tanah

5 MR = Mikrorelief

6 Re = Makrorelief

7 SI = Lereng

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/Harkat_PN _merupakan_jumlah_dari_Ketiga_ harkat_berikut_Tabel_2.7_kriteria_Harkat_PN.

Tabel 3.9

Faktor bahaya No Keterangan

1 D = Kekeringan

2 Sa = Salinitas

3 O = Banjir

4 E = Erosi

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/Harkat_PN

_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_ harkat_berikut_Tabel_2.7_kriteria_Harkat_PN.

Page 74: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

54

Kriteria menentukan harkat untuk masing-masing faktor adalah sebagai

berikut

A. Faktor menguntungkan

1. PN = Kandungan unsur hara

a. Kandungan N (%)

Tabel 3.10

Kandungan N

Nilai Klasifikasi Diharkat

< 0,1 Amat rendah 1

0,1-0,2 Rendah 2

0,2-0,3 Sedang 3

0,3-0,5 Tinggi 4

>0,7 Amat tinggi 5

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_berikut_Tabel_2.7_kr

iter ia_Harkat_PN.

b. Kandungan P2O5%

Tabel 3.11

Kandungan 𝐏𝟐𝐎𝟓% Nilai Klasifikasi Diharkat

<0,021 Amat rendah 1

0,021-0,040 Rendah 2

0,040-0,060 Sedang 3

0,060-0,100 Tinggi 4

>0,100 Amat tinggi 5

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_berikut_Tabel_2.7_kr

iter ia_Harkat_PN

Page 75: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

55

c. Kandungan K2O%

Tabel 3.12

Kandungan 𝐊𝟐O% Nilai Klasifikasi Diharkat

<0,021 Amat rendah 1

0,021-0,040 Rendah 2

0,040-0,060 Sedang 3

0,060-0,100 Tinggi 4

>0,100 Amat tinggi 5

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_berikut_Tabel_2.7

_kriter ia_Harkat_PN.

Tabel 3.13

Kriteria harkat PN

Jumlah harkat Harkat PN

(N+P205 – K2O)

<4 1+

4-7 2+

8-10 3+

10-15 4+

>15 5+ Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_berikut_Tabel_2.7_kr

iteria_ Harkat_PN.

2. PSM = Hubungan antara kelembaban tanah dan tanaman

a. Tekstur tanah

Tekstur tanah adalah salah satu faktor penting yang

mempengaruhi kapasitas tanah untuk menahan air dan

permeanbilitas tanah serta berbagai sifat fisik dan kimia tanah

lainnya.

Page 76: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

56

Tabel 3.14

Tekstur Tanah Tekstur Diharkat

Kasar 1

Agak kasar 2

Sedang 3

Agak halus 4

Halus 5

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_berikut_Tabel_2.7_krite

r ia_Harkat_PN

.

b. Struktur Tanah

“Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir

tanah. gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu

dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan

organik,oksida-oksida besi dan lain-lain”.56

Tabel 3.15

Struktur Tanah Struktur tanah Diharkat

Butir tunggal 1

Gumpal/pejal/kubus/prisma 2

Remah 3

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_berikut_Tabel_2.7_krit

er ia_Harkat_PN.

56 Sarwono Hardjowigeno, Ilmu Tanah,( Jakarta : CV Akdem Ika Pressindo,

2015), h. 44

Page 77: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

57

c. Kandungan bahan organik (%)

Tabel 3.16

Kandungan bahan organik Nilai Klasifikasi Diharkat

< 2 Rendah 1

2-6 Sedang 2

6-10 Agak Tinggi 3

10-30 Tinggi 4

> 30 Amat Tinggi 5

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_berikut_Tabel_2.7_krite

r ia_Harkat_PN.

Tabel 3.17

Kriteria harkat PSM

Jumlah harkat (tekstur+struktur_+ Harkat PSM

kandungan bahan organik)

<4 1+

4-6 2+

7-9 3+

9-11 4+

>12 5+ Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_berikut_Tabel_2.7_krite

r ia_Harkat_PN.

Page 78: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

58

3.FHC = Kapasitas penerapan unsur hara

a. Kemasaman (ph) tanah

Tabel 3.18

Kemasaman (ph) tanah Nilai Klasifikasi Diharkat

< 4,5 Sangat masam 1

4,5-5,5 Masam 2

5,5-6,5 Agak masam 3

6,5-7,5 Netral 4

7,5-8,5 Agak alkalis 3

8,5-9,0 Alkalis 2

> 9,0 Amat alkalis 1

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_berikut_Tabel_2.7_krite

ria_ Harkat_PN.

b. Fraksi lempung (%)

Tabel 3.19

Fraksi lempung Nilai Kalsifikasi Diharkat

< 20 Rendah 1

20-40 Sedang 2

40-60 Agak tinggi 3

> 60 Tinggi 4

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_berikut_Tabel_2.7_krite

ria_ Harkat_PN.

Page 79: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

59

c. Bahan organik

1. Perbandingan C/N

Tabel 3.20

Perbandingan C/N Nilai Klasifikasi Diharkat

< 7 Rendah 1

7-10 Sedang 2

10-14 Agak tinggi 3

14-20 Tinggi 2

> 20 Amat tinggi 1

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_berikut_Tabel_2.7_

kr iteria_Harkat_PN.

2. Kandungan organik (%)

Tabel 3.21

Kandungan organik Nilai Klasifikasi Diharkat

< 2 Rendah 1

2-6 Sedang 2

8-10 Agak tinggi 3

10-30 Tinggi 4

> 30 Amat tinggi 5

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu

/10734238/Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_berikut_

Tabel_2.7_krit eria_Harkat_PN.

Page 80: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

60

Tabel 3.22

Kretiria harkat FHC

Jumlah harkat (Ph + fraksi lempung Harkat FHC

+bahan organik

<5 1+

5-6 2+

7-8 3+

9-10 4+

>10 5+

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu

/10734238/Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_berikut_

Tabel_2.7_kriteria _Harkat_PN

3. ED = Kedalaman tanah efektif (cm)

Tabel 3.23

Kedalaman tanah efektif (cm) Nilai Klasifikasi Diharkat

< 25 Dangkal 1

25-50 Sedang 2

> 50 Dalam 3

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu

/10734238/Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_berikut

_Tabel_2.7_krit eria_Harkat_PN

4. P = Permeanbilitas (cm/jam)

Tabel 3.24

Permeanbilitas (cm/jam) Nilai Klasifikasi Diharkat

> 12,50 Cepat/amat cepat 1

6,25-12,50 Agak cepat 2

2,00-6,25 Sedang 3

0,50-2,00 Agak lambat 2

< 0,50 Lambat/amat lambat 1

Sumber: Sinatala Arsyad dalam buku konservasi tanah dan air 2009.

Page 81: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

61

5. ES = Kepekaan tanah terhadap erosi

a. Kandungan debu (%)

Tabel 3.25

Kandungan debu Nilai Klasifikasi Diharkat

> 50 Tinggi 1

50-30 Agak tinggi 2

30-15 Sedang 3

<15 Rendah 4

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/ Harkat_PN _merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_Tabel_2.7_kriteria_Harkat_PN.

b. Bentuk Struktur tanah

Tabel 3.26

Bentuk Struktur tanah Bentuk Diharkat

Lempeng/prisma/tiang/tuggal 1

Butir tunggal/granular 2

Remah 3

Kubus 4

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/ Harkat_PN _merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_Tabel_2.7_kriteria_Harkat_PN.

c. Taraf perkembangan struktur tanah

Tabel 3.27

Taraf perkembangan struktur tanah Taraf perkembangan Diharkat

Tanpa struktur 1

Lemah 2

Sedang 3

Kuat 4

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/ Harkat_PN _merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_Tabel_2.7_kriteria_Harkat_PN

Page 82: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

62

Table 3.28

Kriteria harkat ES

Jumlah harkat (kandungan Harkat ES

debu + bentuk –perkembangan struktur

<5 1+

5-6 2+

7-8 3+

9-10 4+

>10 5+ Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/Harkat_PN_merupakan_jumlah_dari_Ketiga_harkat_ berikut_Tabel_ 2.7_ kriteria_Harkat_PN.

B. Faktor merugikan

Faktor penghambat :

a. R = Batu besar/singkapan batuan (%)

Tabel 3.29

Batu besar/singkapan batuan Nilai Klasifikasi Diharkat

0 Tanpa batu besar 0

1-10 Sedikit 1-

10-25 Sedang 2-

< 25 Banyak 3-

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_ Tabel_2.7 _krite

ria_Harkat_PN.

b. S = Batu kecil/kebatuan (%)

Tabel 3.30

Batu kecil/kebatuan Nilai Klasifikasi Diharkat

0 Tanpa batu kecil 0

1-3 Sedikit 1-

3-15 Sedang 2-

< 15 Banyak 3-

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_ Tabel_2.7 _krite

ria_Harkat_PN.

Page 83: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

63

c. Cn = Konkresi (khusus untuk daratan, dalam %)

Tabel 3.31

Konkresi (khusus untuk daratan, dalam %) Nilai Klasifikasi Diharkat

0 Tanpa batu kecil 0

1-3 Sedikit 1-

3-50 Sedang 2-

< 50 Banyak 3-

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_ Tabel_2.7 _krite

ria_Harkat_PN.

d. GW = Muka air tanah (khusus untuk daratan, dalam cm )

Tabel 3.32

Muka Air Tanah (khusus untuk daratan,

dalam cm ) Nilai Klasifikasi Diharkat

0 Tanpa glei 0

> 100 Dalam 1-

50-100 Agak dalam 2-

< 50 Dangkal 3-

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_ Tabel_2.7 _krite

ria_Harkat_PN.

e. MR = Mikrorelief (khusus untuk daratan)

Tabel 3.33

Mikrorelief (khusus untuk daratan)

Nilai Klasifikasi Diharkat

0 Tanpa Mikrorelief 0

1-10 Sedikit 1-

10-50 Sedang 2-

< 50 Banyak 3-

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/ Harkat_PN_merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_ Tabel_2.7 _krite ria_Harkat_PN.

Page 84: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

64

f. Re = makrorelief (khusus untuk perbukitan/pegunungan)

Tabel 3.34

Makrorelief (khusus untuk

perbukitan/pegunungan) Klasifikasi Diharkat

Datar 0

Berombak 1-

Bergelombang 2-

Berbukit-bergunung 3-

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/ Harkat_PN_merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_ Tabel_2.7 _krite ria_Harkat_PN.

g.SI = Lereng (khusus untuk perbukitan/pegunungan, dalam %)

Tabel 3.35

Lereng (khusus untuk

perbukitan/pegunungan, dalam %) Nilai Klasifikasi Diharkat

< 3 Datar 0

3-8 Landai 1-

8-15 Miring 2-

< 15 Curam 3-

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_ Tabel_2.7 _krite

ria_Harkat_PN

Page 85: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

65

Faktor Bahaya :

1. D = Kekeringan (indikator, pasir kedalaman<100 cm )

Tabel 3.36

Kekeringan (indikator, pasir

kedalaman<100 cm )

Nilai Klasifikasi Diharkat

< 40 % Sedikit pasir 0

40-60% Cukup pasir 1-

60-80% Agak banyak pasir 2-

> 80% Banyak pasir 3-

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_ Tabel_2.7 _krite

ria_Harkat_PN.

A. Sa = Salinitas

1. Kadar garam(%)

Tabel 3.37

Kadar garam Nilai Klasifikasi Diharkat

< 0,15 Tanpa 0

0,15-0,35 Sedikit 1-

0,35-0,65 Sedang 2-

> 0,65 Banyak 3-

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_ Tabel_2.7 _krite

ria_Harkat_PN.

Page 86: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

66

2. Rata-rata luas wilayah (%)

Tabel 3.38

Rata-rata luas wilayah

Nilai Klasifikasi Diharkat

0 Tanpa 0

1-5 Sedikit 1-

5-35 Sedang 2-

> 35 Banyak 3-

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/ Harkat_PN_merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_ Tabel_2.7 _krite ria_Harkat_PN.

Tabel 3.39

Kriteria harkat Sa

Jumlah harkat (kadar garam rata-rata Harkat Sa

luas wilayah

0 0

1-2 1

3-4 2

5-6 3

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/ Harkat_PN_merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_ Tabel_2.7 _krite ria_Harkat_PN.

3. O = Banjir (bulan/tahun)

Tabel 3.40

Banjir (bulan/tahun) Nilai Klasifikasi Diharkat

0 Tanpa 0

< 2 Jarang 1-

2-6 Sering 2-

> 6 Selalu 3-

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_ Tabel_2.7 _krite

ria_Harkat_PN.

Page 87: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

67

4. E = Erosi

Tabel 3.41

Erosi Nilai Klasifikasi Diharkat

Tanpa 0

Ringan 1-

Sedang 2-

Berat 3-

Sumber: Jupri, Sumber Daya Alam, https://www.academia.edu /10734238/

Harkat_PN_merupakan_jumlah _dari_Ketiga_harkat_ berikut_ Tabel_2.7 _krite

ria_Harkat_PN.

Rumus umum yang digunakan untuk pengharkatan kemampuan lahan

pada wilayah sebagai berikut :

Kemampuan Wilayah = Faktor menguntungkan – Faktor Merugikan

= PN+PSM+FHC+ED+P+ES-R-S-Cn-GW-

MR-Re-SI-D-Sa-O-E

Tabel 3.42

Kriteria pengharkatan kemampuan lahan

Jumlah

Harkat

Kelas

kemampuan

lahan

Arti kelas kemampuan wilayah Tanah

≥ 20 I Wilayah baik sekali, hampir tidak ada

penghambat, dapat digunakan untuk

segala macam usaha pertanian

Aluivial (bahan

vulkanik) di kaki

pegunungan.

16 – 19 II Wilayah baik, ada sedikit penghambat,

dapat digunakan untuk berbagai usaha

pertanian dengan sedikit intensifikasi

Aluivial (bahan

tersier ) dan latosol

(agak kurus)

andosol (di

lembah)

12 – 15 III Wilayah agak baik, beberapa penghambat

memerlukan investasi untuk usaha

peratnian

Latosol(vulkanik,

bergelombang)

Page 88: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

68

8 – 11 IV Sedang, beberapa penghambat perlu

diatasi untuk suatiu usaha pertanian

Mediteran pada

gunung api dan

grumosol di antara

(agak jelek, kurang

air)

4 – 7 V Wilayah agak jelek, beberapa

penghambat memerlukan usaha

intensifikasi lebih banyak, usaha

pertanian mekanis tidak mungkin

Latosol pada

braksi

(kurus, banyak

tonjolanbatu,

berbukit)

0 – 3 VI Wilayah jelek, berbagai penghambat

alam membatasi penggunaan lahan

untuk pertanian biasa, baik untuk

tanaman tahunan, hutan produksi dan

peternakan

Regosol dan

andosol di kerucut

vulkan, rensina dan

grumosol di bukit

(berbatu, dangkal,

pada erosi),

padsolik merah

kuning di dataran

(kurus, masam

jelek, konkresi)

-3 – 0 VII Wilayah jelek sekali, pertumbuhan

tanaman/penggunaan lahan sangat

terbatas oleh faktor alam, agak baik

untuk tanaman tahunan dan hutan

produksi

Podsonik merah

kuning di bukit dan

laterik di daratan

(kurus, jelek, pada

erosi, konkresi,

dangkal, curam )

≤ -4 VIII Wilayah amat jelek, faktor-faktor alam

tidak memungkinkan untuk suatu usaha

pertanian hanya baik untuk hutan

lindung atau ,marga satwa

Podsol (kurus

sekali, masam,

jelek, air tanah,

peka erosi,

konkresi)

Sumber: Jamulyo dan Sunarto, 1996

Page 89: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

69

B. Metode Analisis Data

1. Metode Matching

“Merupakan metode pencocokan antara krakteristik serta kualitas

lahan dengan kriteria kelas kemampuan lahan”.57 Membandingkan

antara karakteristik lahan terhadap Kriteria lahan yang telah ditetapkan.

Dalam melakukan metode matching dilakukan pencocokan data dengan

metode evaluasi kemampuan lahan dari faktor menguntungkan dan

faktor merugikan. Setiap karakteristik lahan diurutkan dari yang terbaik

sampai yang terburuk atau dari yang paling kecil hambatan atau

ancamanya sampai yang terbesar. Selanjutnya disusun table kriteria

untuk setiap kelas, penghambat yang terkecil untuk kelas yang terbaik

dan berurutan semakin besar hambatan semakin rendah kelasnya.

2. Metode Skoring

“Merupakan metode pengharkatan/ pemberian skor kepada tiap

tiap parameter”.58 Penghitungan harkat atau nilai yang diberikan adalah

nilai 10 - 100 atau 1 – 10 dari setiap parameter tersebut. Dalam

melakukan metode skoring skor tersbut di lihat dari metode evaluasi

kemampuan lahan yang di dapatkan dari metode maching yang telah

dilakukan terlebih dahulu.

Setiap nilai digabungkan dengan teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pengharkatan yaitu teknik perjumlahan atau

pengurangan. Teknik ini dilakukan dengan cara menjumlahkan atau

pengurangan harkat setiap parameter terhadap lahan, sehingga diperoleh

suatu nilai atau indeks tertentu yang menunjukan pada kelas

kemampuan lahan di wilayah penelitian.

57 M. Chrisna Satriagasa. Pemetaan kelas Kemampuan Lahan Das Krasak dengan

Metode Matchig dan Skoring, Evaluasi Sumberdaya Lahan dan Air 2011,

(https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://woxxisme.files.wordpres

s.com/2011/02/tgs2-m-chrisna-satriagasa-6401daskrasakpdf&ved=2ahUKEwiRl5HttszhAhU

V 448KHc FCCO0QFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw2 Xa6kYXiPSsjFTL_eBAHGU)

diakses Senin 22 April 2019 Pukul 23:00 Wib.

58 Ibid.,

Page 90: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

70

I Diagram Alur Penelitian

Gambar 3.2

Diagram Alur Penelitian

Peta Rupa Bumi

Peta Penggunaan

Lahan Peta

Geologi Peta Jenis

Tanah

Peta

Curah

Hujan

Peta Kemiringan

Lereng

Peta Satuan Lahan

Sampling Data Primer

Tes Laboratorium

Kandungan N

Kandungan P2O5

Kandungan K2O

Testur Tanah

Kemasaman

Tanah

Perbandingan C/N

Kandungan Bahan

Organik

Permeanbilitas

Kadar garam

Observasi

Lapangan

Struktur Tanah

Kedalaman

Tanah

Drainase

Batuan

Salinitas

Kemiringan

Lereng

Curah Hujan

Data Sekunder Metode Evaluasi

Kemampuan

Lahan

Kelas Kemampuan Lahan

Evaluasi Kemampuan

Lahan

Rekomendasi

Page 91: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

150

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur merupakan

wilayah pegunungan dengan sebagian besar lahannya dikelola untuk aktivitas

pertanian sayur-sayuran. Wilayah ini memiliki jenis tanah regosol dan andosol

dari dua jenis tanah tersebut sangat cocok untuk daerah pertanian karena tanah

regosol merupakan tanah hasil dari peristiwa vulkanisme . Maka dari itu tanah

regosol ini merupakan hasil dari erupsi gunung berapi yang berbutir kasar.

Tanah ini berupa endapan aluvial yang sangat baru. Bentuk wilayahnya

berombak sampai bergunung. Ciri umum tanah Regosol adalah rentan erosi,

keasaman normal, gembur dan kemampuan penyerapan air yang tinggi. Tanah

Regosol sangat baik untuk aktifitas pertanian seperti padi, kelapa, tebu,

sayuran, tembakau dan kopi. Sedangkan tanah andosol merupakan salah satu

jenis tanah Vulktanisme pada gunung berapi. Tanah andosol adalah salah satu

tanah yang subur dan paling produktif. Selain itu, tanah terebut kaya akan

unsur hara dan air sehingga bagus untuk tempat tumbuh tanaman.

Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis karakteristik lahan pada bab

IV, secara umum daerah penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Klasifikasi kemampuan lahan yang terdapat pada Desa Sindangjaya

Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Terdapat tiga kelas

kemampuan lahan aktual daerah penelitian yaitu V, VI, VII. Kelas V

berada pada sampel pengamatan VIII, XI, XII. Kelas VI berada pada

sampel pengamatan I, II, IV, V, VI, VII, IX, X. Kelas VII berada pada

sampel pengamatan III. Kelas kemampuan lahan aktual V, wilayah ini

memiliki hambatan yang membatasi pilihan penggunaan tanaman dan

menghambat pengelolaan tanah bagi tanaman semusim. Lahan pada kelas

tersebut sesuai untuk tanaman rumput, padang pengembalaan, hutan

lindung dan cagar alam.

Page 92: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

151

151

Kelas kemampuan lahan aktual VI, wilayah ini memiliki hambatan yang

berat, yang menyebabkan tanah-tanah ini tidak sesuai untuk penggunaan

pertanian, tetapi cocok untuk pengembalaan ternak, hutan lindung atau

cagar alam. Sedangkan pada kelas kemampuan lahan aktual VII tidak

sesuai untuk budi daya pertanian, tetapi lebih sesuai untuk dibiarkan dalam

keadaan alami. Lahan pada kelas ini bermanfaat sebagai hutan lindung,

tempat rekreasi, atau pun cagar alam.

2. Evaluasi keemampuan lahan di desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas

Kabupaten Cianjur Jawa Barat dapat di lihat dari iklim, karakteristik

geologi, faktor kemiringan lereng, jenis tanah dan kondisi hidrologi daerah

penelitian. Iklim sesuai dengan klasifikasi iklim Jughuhn, Desa

Sindangjaya berada pada zone iklim sedang dan sejuk dengan kisaran suhu

18-22° dan dengan ketinggian 1.100-1.600 Mdpl. Desa sindangjaya

memiliki karakteristik geologi Qvba (Aliran basal G. gegerbentang), Qvgy

(Aliran lava termuda), Qvpo (Endapan batuan gunung api tua) dan Qyg

(Endapan breksi dan gunung gede). Kondisi geologi daerah penelitian

berasal dari letusan Gunung Gede dan Gunung Pangrango. desa

Sindangjaya memiliki topografi berbukit-bukit, dataran tinggi/pegunungan

dan berlereng gunung. Didapatkan kemiringan lereng pada wilayah

pnelitian termasuk kedalam kelas lereng II (8-15%), III (15-25%), dan IV

(2545%) dengan topografi dataran tinggi dan berbukit, bukit. Tanah yang

terdapat dalam penelitian, tanah regosol dan andosol. Dalam kondisi

hidrologi, sumber daya air yang terdapat di Kabupaten Cianjur meliputi air

permukaan (berupa sungai-sungai) mata air, dan air tanah. Sumber air

tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri dan

lain-lain. di Desa Sindangjaya memiliki aliran sungai Ciwalen.

Page 93: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

152

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti dapat memberikan implikasi yang

dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan evaluasi kemampuan

lahan di Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat.

1. Penelitian ini dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian di Desa

Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat.

2. Peran dinas pertanian dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian di

Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cinjur Jawa Barat dengan

tujuan untuk mensejahterakan masyarakat sekitar.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas ada beberapa saran agar penelitian di masa

depan menjadi lebih berkualitas dan lebih baik lagi. Diantaranya sebagai

berikut:

1. Bagi Masyarakat Desa Sindangjaya

a. Penelitian ini diharapakan agar masyarakat dapat meningkatkan

produktivitas panen di Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten

Cianjur Jawa Barat.

b. Penelitian ini diharapkan agar masyarakat dapat memanfaatkan peluang

dengan adanya hasil Produktivitas panen untuk meningkatkan kehidupan

ekonominya. Peluang tersebut seperti kesempatan untuk mendapatkan

hasil panen yang baik dan melimpah.

2. Bagi penelitian selanjutnya

a. Penelitian selanjutnya diharapkan memperluas objek penelitian,

memperluas daerah survei dan memperbanyak ragam sampel sehingga

data yang diperoleh lebih valid.

b. Penelitian selajutnya disarankan menambah variable yang berpengaruh

terhadap kondisi sosial masyarakat.

c. Penelitian selanjutnya diharapkan mempersiapkan biaya, mempersiapkan

lebih banyak waktu dan tenaga agar proses penelitian berjalan dengan

lancar, sesuai yang diharapkan dan tepat waktu dalam penyajian sehingga

hasil penelitian lebih berkualitas.

Page 94: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

153

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ardiansyah, Andri Noor. Klimatologi Umum. Jakarta : Uin Jakarta Press, 2013

Arsyad, Sinata. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press, 2009

Burhan Bungin. Metodeelogi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2005

Hardjowigeno, Sarwono dan Widiatmaka. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan

Perencanaan tata guna laha. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

2011 Hardjowigeno, Sarwono. Ilmu Tanah. Jakarta : CV Akdem Ika

Pressindo, 2015

Hermon, Dedi. Geografi Bencana Alam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015

Indarto. Hidrologi Dasar-Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi.

Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010

Morrisan. Metode Penelitian Survai. Jakarta : Prenadamedia Group, 2012

Sinery, Anton S. Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan. Yogyakarta

: Cv Budi Utama, 2019 Ebook

Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif dilengapi dengan Penghitungan

manual & SPSS. Jakarta: Kencana, 2013

Siswanto, Evaluasi Kemampuan Lahan. Jawa Timur : UPN Press, 2016 Ebook

Sitorus, Santun R.P. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung : Tarsito, 1996

Sudaryono, Metodologi Penelitian. Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2018

Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R7D. Bandung: Alfabeta,

2011

Suwartono. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: CV Andi Offset,

2014

Rumidin, Sukandar. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2012

Utomo, Muhajirin. Ilmu Tanah Dasar-Dasar dan Pengelolaan. Jakarta: Kencana,

2016

Page 95: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

154

Widoyoko, Eko Putro. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian Yogyakarta:

Pustaka pelajar, 2012

Skripsi:

Afina, Nisa Silmi.“Rancang Bangun Sistem Informasi Promosi Komoditas

Unggulan Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupten Cianjur”

Skripsi pada Universitas Pertanian Bogor, Bogor, 2013. dipublikasikan 153

Andira, Gandang Maulana. “Kelas Kemampuan Lahan Kawasan Budidaya Di

Kecamatan Jasinga Dan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat” Skripsi

Pada Universitas Pertanian Bogor, Bogor, 2016. dipublikasikan

Gunawan. “Keselarasan Kelas Kemampuan Lahan Skala Semidetil terhadap Pola

Ruang dan Penggunaan Lahan di Kabupaten Bandung (Studi kasus

kecamatan Rancabali),”Skripsi Pada Universitas Pertanian Bogr,Bogor,

2018. dipublikasikan

Hartanto, Ramdan Kresnawan. “Analisis Kemampuan Lahan untuk Arahan

Penggunaan Lahan Bidang Pertanian di Das Jono Kecamatan Piyungan,

Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ,” Skripsi Pada Universitas

Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2017. Dipublikasikan

Pauji, Muhammad Ridwan. “Kesiapsiagaan Rumah Tangga Menghadapi Bencana

Tanah Longsor di Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur” Laporan Akhir

Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia, 2017. Dipublikasikan

Sintaningrum dkk. “Kajian Sistem Tata Kelola dan Kelembagaan Kawasan

Agropolitan di Kabupaten Cianjur” Laporan Akhir Peenelitian pada

Universitas Padjadjara, Bandung, 2012. Dipublikasikan

Page 96: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

155

Jurnal :

Dwiastuti, Sri dkk. Jurnal Proceeding Biology Education Conference.Bahan

Organik Tanah di Lahan Marjinal dan Faktor-faktor yang

mempeengaruhinya, Vol. 13 No.1, 2016

Harjianto, Mahedra dkk. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. Evaluasi

Kmampuan Lahan untuk Arahan Penggunaan lahan di Daerah Aliran

Sungai Lawo, Sulawesi Selatan, Vol. 5 No.1, 2016

Hasibuan Zannah, Andri Surya. Jurnal Of Agro Scince. Pemanfaatan Bahan

Organik dalam Perbaikan Beberapa Sifat Tanah Pasir Pantai Selatan

Kulon Progo, Vol. 3 No.1, Februari 2015

Mananta Yulinus R. dan Mashud Nurhaini. Jurnal B.Palma. Respons Pemupukan

N, P, K dan Mg Terhadap Kandungan Unsur Hara Tanah dan Daun Pada

Tanaman Muda Kelapa Sawit, Vol.16 No.1 Juni 2015

Manuputty, J dkk. jurnal Penelitian Agrologia. Evaluasi Kemampuan Lahan dan

Arahan Pemanfaatan Lahan di Daerah Aliran Sungai Wai Tina Kabupaten

Buru Selatan Provinsi Maluku, Vol. 3 No. 1 April 2014

Nazir, Muhammad dkk. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah. Pemetaan

Kemasaman Tanah dan Analisis Kebutuhan Kapur di Kecamatan Keula

Kabupaten Pidie,Vol.2 No.1 Februari 2017

Osok , Rafael M dkk. Jurnal Agrologia.Penetapan Kelas Kemampuan Lahan dan

Arahan Rehabilitas Lahan Wi Batu Merah Kota Ambon Provinsi Maluku,

Vol.7 No.1, April 2018

Prabowo, Rosi dan Subantoro Rehan. Jurnal Agrobisnis. Analisis Tanah Sebagai

Indikator Tingkat Kesuburan Lahan Budidaya Pertanian di Kota

Semarang, Vol.2 No.2 2017

Sembiring, Bintang Mariani dan Lynneus, Julpan. jurnal Agribisnis Sumatera

Utara. Evaluasi Kemampuan Lahan Desa Lumban Lobu Kecamatan

Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir, Vol.8 No.1/April 2015

Page 97: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

156

Suyana, Jaka dan Muliawati, Endang Setia. Jurnal Ilmu Tanah dan Agrokimatologi.

Analisis Kemampuan Lahan pada Sistem Pertnian di Sub-

Das Serang daerah Tangkapan Waduk Kedung Ombo, Vol.11 No.2, 2014

Wahyunto dan Dariah, ai. Jurnal Sumberdaya Lahan.Degradasi Lahan di Indonsia

: kondisi Exiting, Karakteritik dan Penyeragaman Definisi Mndukung

Gerakan Menuju Satu Pet, Vol. 8 No.2, 2014

Widiatmaka dkk, Jurnal Manusia dan Lingkungan, Daya Dukung Lingkungan

Berbasis Kemampuan Lahan di Tuban, Jawa Timur,Vol. 22 No.2, Juli 2015

Wirawan, Rivaldo Restu dkk. Jurnal Spasial. Daya Dukung Lingkungan Berbasis

Kemampuan Lahan di Kota Palu, Vol 6. No. 1, 2019

Artikel:

Jam Pedas, Rencana Aksi Kesepakatan Kelola Lingkungan Berbasis Desa Sub

Das Cikundul Jawa Barat, 2007 (https://issuu.com/esp-

usaid/docs/rencanaaksi-sub-das-cikundul-jawa-barat) diakses pada Senin

9 Maret 2020 Pukul 17.30 Wib.

Muchtar, Irvan Rivano . Kata Pengatar-Pemkab Cianjur, (http://cianjurkab.go.id)

diakses Kamis 25 April 2019 Pukul 22.00 Wib.

Suryana, Nanang.Kecamatan CipanasDalamAgka2018,

(http://cinjurkab.bps.go.id) diakses rabu 24 April 2019 pukul 20.00 Wib.

Satriagasa, M. Chrisna. Pemetaan kelas Kemampuan Lahan Das Krasak dengan

Metode Matchig dan Skoring, Evaluasi Sumberdaya Lahan dan Air

2011,(https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https:

//woxxisme.files.wordpress.com/2011/02/tgs2-m-chrisna-satriagasa-

6401daskrasak.pdf&ved=2ahUKEwiRl5HttszhAhUV448KHcFCCO0Q

FjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw2Xa6kYXiPSsjFTL_eBAHGU)

diakses Senin 22 April 2019 Pukul 23:00 Wib.

Dinas Komuniksi Informatika, Cianjur Kembali Rehabilitasi Lahan dan Hutan

Kritis, (http://cianjurkab.go.id) diakses Minggu 10 Agustus 2020 pukul

21:00 Wib.

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Luas Lahan Kritis

(http://ppid.menlhk.go.id/demo/berita/siaran-pers/5241/pentingnya-

Page 98: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

157

pennaman-pohon-bagi-penyelamatan-das-citarum) diakses Minggu 10

Agustus 2020 pukul 22:00 Wib.

Dokumen

Undang-undang nomor 37 tahun 2014

Page 99: EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52667... · 2020. 10. 2. · Tabel 2.5 Tekstur Tanah ... Tabel 3.36 Kekeringan (indikator, pasir

242

BIODATA PENULIS

Ernawati Firdaus, 11150150000035, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Program Studi

Geografi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015

Anak ke 2 dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak

Munasir dan Ibu Widayanah. Penulis Lahir di Lamongan

28 April 1997, bertempat tinggal di Gria Arum Sari Blok

B.1 No.3 Keecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan di SDN 01 Jagabaya tahun 2009,

SMPN 02 Parung Panjang tahun 2012, Madrasah Aliah Negri 5 Parung Panjang

tahun 2015 dan melanjutkan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi yang penulis buat berjudul “Evaluasi Kemampuan Lahan di Desa

Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat”. Skripsi ini dibuat

melalui berbagai arahan dan bimbingan dari Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si

dan Ibu Annisa Windarti M.Sc.