34
EVALUASI PENATAAN KAWASAN AGROWISATA DI KEBUN BUAH MANGUNAN KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL USULAN PENELITIAN Diajukan oleh : Wheny Indrian Yulianti 20120210061 Program Studi Agroteknologi Kepada FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015

EVALUASI PENATAAN KAWASAN AGROWISATA DI KEBUN BUAH ...blog.umy.ac.id/whenyindrian/files/2016/03/wheny-indrian-20120210061... · tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

EVALUASI PENATAAN KAWASAN AGROWISATA

DI KEBUN BUAH MANGUNAN

KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL

USULAN PENELITIAN

Diajukan oleh :

Wheny Indrian Yulianti 20120210061

Program Studi Agroteknologi

Kepada

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2015

ii

Usulan Penelitian

EVALUASI PENATAAN KAWASAN AGROWISATA

DI KEBUN BUAH MANGUNAN

KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL

Yang diajukan oleh :

Wheny Indrian Yulianti 20120210061

Program Studi Agroteknologi

Telah disetujui/disahkan oleh :

Pembimbing I :

Dr. Ir. Gunawan Budiyanto Tanggal....................................

NIP : 196011201989031001

Pembimbing II :

Lis Noer Aini, SP, M. si Tanggal...................................

NIP.19730724200004133051

Mengetahui :

Ketua Program Studi Agroteknologi

Dr. Innaka Ageng Rineksane, SP. M.P Tanggal..................................

NIP.19721012200004133050

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah

minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional setelah berkembang sedemikian

rupa dan merupakan bagian kehidupan bangsa dalam meningkatkan perekonomian.

Hal ini diamanatkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Republik Indonesia,

bahwa tahun 1998 perkembangan pariwisata perlu ditingkatkan untuk menjadikan

sector tersebut sebagai sumber devisa Negara nomor dua setelah bumi dan gas

(Depparpostel, 1997).

Objek wisata alam yang dimiliki Kabupaten Bantul sangat beragam dan

menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Objek wisata ini berupa air terjun,

pegunungan, goa, hutan, pantai dan wisata pertanian. Salah satu agrowisata yang

terdapat di kabupaten ini adalah Kebun Buah Mangunan yang berlokasi di Dusun

Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kebun Buah Mangunan merupakan wisata alam yang berada di perbukitan Mangir

dengan ketinggian antara 150-40 mdpl serta luas 24 hektar. Menurut Linangkung

(2015) sampai saat ini ada sekitar 4.235 batang pohon buah yang dibudidayakan di

Kebun Buah Mangunan meliputi buah durian, belimbing, rambutan, sirsak madu,

pisang, sri kaya, mangga dan jambu. Dikutip dari Berita Jateng Kepala Dinas

Pertahut Bantul, Partogi Pakpahan (2014) menyatakan bahwa dari seluruh tanaman

yang dibudidayakan banyak yang tumbuh subur namun tidak berbuah.

Menurut Undang – Undang No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan

mendefenisikan wisata sebagai suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan yang terdapat dalam tempat

wisata itu sendiri.

Agrowisata dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan

kondisi fisik dilahan untuk mendukung suatu pengembangan pariwisata pertanian

dalam hal pelestarian lingkungan. Perpaduan antara keindahan alam, kehidupan

masyarakat pedesaan dan potensi pertanian yang ditata secara baik dan ditangani

2

secara serius dapat mengembangkan daya tarik wisatawan mengunjungi daerah

wisata tersebut. Agrowisata dapat memberikan manfaat dalam perbaikan kualitas

iklim mikro, menjaga siklus hidrologi, mengurangi erosi, melestarikan lingkungan,

dan memberikan desain lingkungan yang estetis (Sastrayuda, 2010).

Menurut Linangkung (2015), Kawasan Mangunan mempunyai lahan kritis

dan dulunya sering terjadi Longsor. Dalam pemanfaatan lahan atau kawasan,

kondisi agroklimat banyak menentukan kecocokan dan kesesuaian iklim terhadap

persyaratan lingkungan yang dibutuhkan tanaman, sedangkan daya dukung lahan

menentukan bagaimana upaya agar suatu tanaman dapat tumbuh dan memberikan

produksi maksimal (Gunawan Budiyanto, 2014). Agrowisata Kebun Buah

Mangunan terkenal terkenal sebagai satu-satunya kebun buah di Yogyakarta

dengan destinasi keindahannya yang dapat menarik minat wisatawan baik domestik

ataupun mancanegara. Namun wisatawan lebih banyak mengunjungi puncak kebun

buahnya saja. Dengan demikian perlu adanya perhatian khusus dari pihak pengelola

dan adanya evaluasi penataan kawasan mencakup kesesuaian lahan terhadap

kualitas buah yang dihasilkan dan kegiatan pengelolaan sehingga dapat menyajikan

buah siap petik dan konsumsi sebagai buah tangan wisatawan.

B. Perumusan Masalah

Kebun buah Mangunan merupakan satu-satunya objek wisata kebun buah di

Kota Yogyakarta yang cukup diminati banyak wisatawan. Namun kenyataannya

Kawasan Kebun Buah Mangunan belum dapat menghasilkan produksi buah yang

maksimal. Wisatawan yang berkunjung ke Kebun Buah Mangunan tidak bisa

melakukan buah petik dan merasa kecewa terhadap arti dari kebun buah itu sendiri.

Kurangnya penataan dan perawatan tanaman yang tepat dalam suatu kawasan

agrowisata kebun buah dapat menyebabkan wisatawan dari tahun ke tahun terus

menurun karena kurangnya daya tarik objek wisata yang berada di kawasan

agrowisata tersebut.

Evaluasi penataan agrowisata kebun buah diharapkan dapat menjadi salah

satu solusi untuk mengoptimalkan agrowisata serta fasilitas pendukung yang ada

sehingga dapat meningkatkan daya tarik suatu tempat wisata yang merupakan salah

satu modal utama untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Dalam kegiatan

3

pengelolaan agrowisata kebun buah diperlukan manajemen yang baik mencakup

kesesuaian tanaman dan lahan tersebut, serta kegiatan pengelolaan. Berdasarkan

uraian diatas, maka Kebun Buah Mangunan ini mempunyai permasalahan :

1. Bagaimana karakteristik tanaman yang ada di Kebun Buah Mangunan

Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.

2. Bagaimana konsep penataan kawasan agrowisata di Kebun Buah Mangunan

Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :

1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi tanaman yang sudah ada di Kebun Buah

Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.

2. Menyusun suatu konsep penataan kawasan agrowisata dengan

memperhatikan komponen ekosistem yang terdapat di Kebun Buah

Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

identifikasi dan evaluasi tanaman yang sudah ada di Kebun Buah Mangunan dan

menghasilkan konsep penataan kawasan agrowisata sebagai bahan kajian yang

dapat memberikan saran kepada pengelola Kebun Buah Mangunan dan Lembaga

Pemerintahan yang terkait (Dinas Pariwisata), sehingga dapat meningkatkan daya

tarik dan minat wisatawan untuk berkunjung.

E. Batas Studi

Penelitian ini hanya dilakukan di kawasan agrowisata Kebun Buah

Mangunan di Kabupaten Bantul. Studi mengenai evaluasi tata letak kawasan

agrowisata kebun buah diantaranya yaitu jenis tanaman yang sudah ditanam,

fasilitas yang ada di area kebun buah dan rencana penataan kawasan agrowisata

Kebun Buah Mangunan di Kota Yogyakarta dengan luas areal 23,341 hektar.

F. Keranga Pikir Penelitian

4

Menurut Santun Sitorus (2004) evaluasi sumber daya lahan adalah

memberikan pengertian tentang hubungan-hubungan antara kondisi lahan dan

penggunanya, serta memberikan kepada perencana berbagai perbandingan dan

pilihan penggunaan yang diharapkan berhasil. Kondisi fisiografi di Kebun Buah

Mangunan tampak kurang tertata dengan rapi dan beragam. Hal ini diketahui bahwa

informasi mengenai sebaran tanaman yang ditanam kurang jelas bagi wisatawan

yang berkunjung ke Kebun Buah Mangunan. Dengan demikian pola pemanfaatan

ruang kebun buah belum maksimal. Penyebaran tanaman yang ditanam seharusnya

didasarkan oleh kesesuaian lahannya, sehingga tanaman dapat menghasilkan

produksi yang berkualitas dan terlihat lebih menarik wisatawan untuk melakukan

buah petik.

Dasar dari evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan tumbuh yang

diperlukan untuk penggunaan suatu lahan dengan potensi dari lahan tersebut. Oleh

karena itu kerangka pikir evaluasi penataan kawasan agrowisata ini pada dasarnya

menganalisis potensi lahan yang datanya dapat diperoleh dari analisis kondisi

fisiografi wilayah Mangunan kemudian membandingkannya dengan persyaratan

tumbuh pertanaman. Kondisi sosial berperan sebagai masyarakat sekitar yang ada

di kawasan kebun baik pedagang, pengelola, maupun wisatawan yang berkunjung

ke Kebun Buah Mangunan.

Kerangka Pikir Penelitian yang disajikan gambar 1 menjelaskan bahwa hal

pertama yang dapat dilakukan yaitu mengidentifikasi kondisi fisiografi wilayah.

Analisis kondisi fisiografi wilayah adalah mengkaji kondisi iklim dan tanah secara

fisik yang berada di wilayah penelitian yaitu dengan cara mengetahui data

karakteristik dan fisiografi wilayah Kawasan Kebun Buah Mangunan Kecamatan

Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, data ini dapat diperoleh

dari BMKG setempat. Kemudian selanjutnya identifikasi kondisi eksisting pola

pemanfaatan lahan di kawasan tersebut dengan mebandingkan syarat tumbuh

tanaman. Identifikasi kondisi fisiografi dan eksisting merupakan data sekunder

dalam penelitian karena didapatkan dari BAPPEDA. Selain itu, perlu diketahui juga

kondisi sosial masyarakat sekitar sebagai data primer.

5

Data-data tersebut kemudian dievaluasi dengan cara membandingkan antara

kondisi fisiografi wilayah dan kondisi eksisting tanaman, serta menyesuaikan

dengan presepsi masyarakat sekitar. Output yang dihasilkan memiliki desain yang

berwawasan edukasi dan wisata sehingga memunculkanpersepsi positif bagi pelaku

wisata dan wisatawan, sebagaimana disajikan dalam Gambar 1. sebagai berikut :

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penataan Agrowisata Kebun Buah Mangunan

di Yogyakarta Kabupaten Bantul

Kebun Buah Mangunan

Dlingo Bantul

Eksisting (Pola Pemanfatan

Ruang Kebun Buah)

Kondisi

Fisiografi

Kondisi

Sosial

Identifikasi dan

Evaluasi Lahan

Konsep penataan

Kebun Buah Mangunan

Kabupaten Bantul

Presepsi Wisatawan

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Agrowisata

Agrowisata bermula dari ecoturism (wisata ekologi). Wisata ekologi

dikembangkan di negara berkembang sebagai sebuah model pengembangan yang

potensial untuk memelihara sumber daya alam dan mendukung proses perbaikan

ekonomi ke aktivitas pengelolaan sumber daya, dan untuk memperoleh pendapatan

bagi masyarakat lokal. Kegiatan agro mempunyai pengertian sebagai usaha

pertanian dalam artian luas yaitu komoditas pertanian mencakup tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan sehingga

pengertian agrowisata merupakan wisata yang memanfaatkan objek-objek wisata

(Pamulardi, 2006).

Agrowisata atau Agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan

pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai obyek wisata

dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, dan

hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang

menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa

meningkatkan pendapatkan masyarakat sekitar, petani, pengelola wisata serta dapat

melestarikan sumber daya lahan dan memelihara budaya maupun teknologi lokal

yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.

Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (ecoturism),

yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam

dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan, atau

tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Oleh karena

itu, pengelolaannya harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengaturan dasar alaminya, yaitu meliputi kultur atau sejarah yang menarik,

keunikan sumber daya biofisik alaminya, konservasi sumber daya alam

ataupun kultur budaya masyarakat.

2. Nilai pendidikan, yaitu interpretasi yang baik untuk program pendidikan

dari areal, termasuk lingkungan alami dan upaya konservasinya.

7

3. Partisipasi masyarakat dan pemanfaatannya. Masyarakat hendaknya

melindungi/ menjaga fasilitas atraksi yang digemari wisatawan, serta dapat

berpartisipasi sebagai pemandu serta penyedia akomodasi dan makanan.

4. Dorongan meningkatkan konservasi. Wisata ekologi biasanya tanggap dan

berperan aktif dalam upaya melindungi area, seperti mengidentifikasi

burung dan satwa liar, memperbaiki lingkungan, serta memberikan

penghargaan/fasilitas kepada pihak yang membantu melindungi lingkungan

(Pusat Data dan Informasi, 2005)

Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi

ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan

dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Menurut Pitana (2002)

Beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk mengembangkan agrowisata, antara

lain :

1. Menekan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan

kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.

2. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu

pelestarian.

3. Menekan pentingnya bisinis yang bertanggung jawab yang bekerjasama

dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian.

4. Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan

pelestarian, manajemen sumberdaya alam dan kawasan yang dilindungi.

5. Memberikan penekanan pada kebutuhan zona pariwisata regional dan

penataan serta pengelolaan tanaman-tanaman untuk tujuan wisata di

kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.

6. Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan

dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan

menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan.

7. Mendorong peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan

masyarakat, terutama penduduk yang tinggal di wilayah kawasan.

8

8. Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan tidak melampaui batas-

batas sosial dan lingkungan yang diterima seperti yang ditetapkan para

peneliti yang telah bekerjasama dengan penduduk lokal.

9. Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-

tumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikan dengan lingkungan alam

dan budaya.

Menurut Syamsu (2001) dalam Utama (2006) mengidentifikasi faktor-

faktor keberhasilan dalam pengembangan agrowisata, di antaranya:

1. Kelangkaan

Jika wisatawan melakukan wisata di suatu kawasan agrowisata, wisatawan

mengaharapkan suguhan hamparan perkebunan atau taman yang

mengandung usnur kelangkaan karena tanaman tersebut jarang di temukan

di tempat wisata berasal.

2. Kealamiahan

Kealamiahan atraksi agrowisata, juga akan sangat menentukan

keberlanjutan dari agrowisata yang dikembangkan. Jika obyek wisata

tersebut telah tercemar atau penuh dengan kepalsuan, pastilah wisatawan

akan merasa sangat tertipu dan akan mungkin berkunjung kembali.

3. Keunikan

Keunikan dalam hal ini adalah sesuatu yang benar-benar berbeda dengan

obyek wisata yang ada. Keunikan dapat saja berupa budaya, tradisi, dan

teknologi lokal dimana obyek wisata tersebut dikembangkan.

4. Perlibatan Tenaga Kerja

Pengembangan agrowisata diharapkan dapat melibatkan tenaga kerja

setempat, setidak-tidaknya meminimalkan tergusurnya masyarakat lokal

akibat pengembangan obyek wisata.

5. Optimalisasi Penggunaan Lahan

Obyek wisata agro berfungsi dengan baik bila lahan-lahan pertanian atau

perkebunan dimanfaatkan secara optimal. Apabila pengembangan

agrowisata berdampak positif terhadap pengelolaan lahan, sikap

mengeksploitasi dengan semena-mena harus dapat dihindari.

9

6. Keadilan dan Pertimbangan Pemerataan

Pengembangan agrowisata diharapkan dapat menggerakkan perekonomian

masyarakat petani/desa, penanaman modal/investor, regulator. Dengan

melakukan koordinasi didalam pengembangan secara detail dari input-input

yang ada.

7. Penataan Kawasan

Agrowisata pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang

mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga

membentuk obyek wisata yang menarik.

B. Identifikasi dan Perencanaan Penataan Kawasan Agrowisata

Dalam perancangan sebuah kawasan, tidak hanya memperhatikan bentuk

dan estetika suatu kawasan tapi juga perlu mempertimbangkan aktivitas yang

berlangsung didalamnya, karena perancangan dilakukan untuk manusia agar dapat

melakukan aktivitasnya dengan nyaman. Perencanaan merupakan suatu bentuk alat

yang sistematis yang diarahkan untuk mendapatkan tujuan dan maksud tertentu

melalui pengaturan, pengarahan atau pengendalian terhadap proses pengembangan

dan pembangunan. Perencanaan berorientasi kepada kepentingan masa depan

terutama untuk mendapatkan suatu bentuk social good, dan umumnya

dikategorikan sebagai pengelolaan (Nurisjah, 2001) dalam (Budiarjono, 2011).

Dampak negatif terhadap alam umumnya terjadi sebagai akibat dari

perencanaan dan pengelolaan yang kurang baik, misalnya perencanaan

pengembangan kegiatan wisata yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan

dan kurangnya pengetahuan kesadaran serta pendidikan masyarakat dan wisatawan

terhadap kelestarian lingkungan (Soeriatmaja, 2000). Perkembangan pariwisata

tanpa perencanaan dan pengelolaan yang baik akan mengakibatkan kehilangan dan

penurunan mutu kawasan yang tidak diharapkan, sebagai akibatnya adalah

hilangnya kawasan yang menarik bagi wisatawan. Suatu kawasan wisata yang baik

dan berhasil apabila secara optimal didasarkan pada empat aspek, yaitu :

1. Mempertahankan kelestarian lingkungannya ;

10

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut;

3. Menjamin kepuasan pengunjung;

4. Meningkatkan keterpaduan dan unit pembangunan masyarakat di sekitar

kawasan dan zona pengembangannya.

C. Kebun Buah Mangunan

Kebun Buah mangunan terletak di Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten

Bantul. Lokasi Kebun Buah Mangunan berjarak sekitar 15 km dari ibukota

Kabupaten Bantul dan 35 km dari pusat Kota Yogyakarta. Lokasi ini mulai

dibangun oleh Permerintah Kabupaten Bantul pada tahun 2003 di atas lahan seluas

23,34 hektar pada ketinggian 150-200 m.dpl. Titik ketinggian tersebut membuat

kawasan agrowisata ini memiliki udara yang sejuk serta pemandangan pegunungan

seribu (Munawaroh, 2013)

Wisatawan dapat menikmati keindahan pemandangan dari Kebun Buah

Mangunan yaitu Pantai Parangritis pada bagian selatan, pemandangan Kota

Bantul yang berada di bagian barat serta keelokan sungai oyo yang sangat curam.

Potensi wisata yang bisa dilakukan wisatawan dengan mengamati berbagai macam

buah-buahan yang ditata sesuai kondisi kemiringan bukit.

D. Lanskap Kebun Buah Mangunan

Secara landskap, kawasan agrowisata Kebun Buah sangat menarik dan

unik. Salah satu lokasi menarik ada di gardu pandang. Wisatawan yang berkunjung

ke kebun buah juga bisa melihat sungai dari kejauhan dan ditengah kawasan

tersebut terdapat cekungan mata air, serta perbukitan dengan berbagai macam

tanaman buah-buahan. Jenis buah-buahan yang ada di kebun buah Mangunan,

antara lain: Durian, Jeruk, Belimbing, Mangga, Rambutan, Jambu Air, Jambu

Kristal, Jambu Dersono, Sirsat, Alpokat, Pakel, Pisang, Sawo, Duku, serta Manggis.

Di samping itu terdapat pula buah-buahan lain yang jumlahnya relatif sedikit

seperti Matoa, Kelengkeng, Nangka, Pete, Jambu Biji, Cempedak dan Belimbing.

Untuk menambah kesejukan selain tanaman buah-buahan terdapat pula tanaman

Jati, king grass, pagar hidup berupa Salak, Magium dan Pinus. Tempat ini sesuai

11

bagi wisatawan yang ingin berwisata keluarga, pertemuan, pelatihan, wisata

pendidikan lingkungan, dan outbond.

Dalam perkembangannya berbagai fasilitas diberikan kenyamanan kepada

pengunjung, antara lain kolam renang, jalan setapak, ruang pertemuan, penginapan,

gazebo, lokasi parkir, kantin dan berbagai fasilitas yang lain. Infrastruktur jalan

untuk menuju lokasi kebun buah juga sudah sangat bagus, sehingga pengunjung

pun bisa langsung sampai ke lokasi kebun buah.

E. Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk

penggunaan tertentu. Kondisi lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini

(kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan

potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat

biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-

masukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah

dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi.

Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai

apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan (Fagundez, 2011).

F. Variabel Pengamatan

Variabel yang akan diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini adalah :

1. Kondisi fisik

Kondisi fisik yaitu karakteristik fisik suatu wilayah yang dapat

mencerminkan potensi suatu wilayah.

a. Luas lahan

Luas lahan adalah cakupan wilayah yang dinyatakan dalam hektar (ha).

Wilayah yang akan dihitung adalah wilayah lahan Kebun Buah Mangunan.

b. Kondisi kebun buah, meliputi variabel:

1) Tingkat keindahan panorama kebun buah yaitu kualitas keindahan

pemandangan kebun buah dengan aneka ragam kenampakan permukaan

bumi seperti puncak kebun buah, pemandangan dari atas bukit

12

2) Tingkat kebersihan kebun buah yaitu kualitas kebersihan kawasan kebun

dari aktivitas masyarakat seperti wisatawan di sekitar kebun buah.

3) Keragaman kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan adalah jenis kegiatan

wisata yang dapat dilakukan wistawan di objek wisata

4) Kelangkaan yaitu ciri pembeda yang menjadi daya tarik kawasan wisata

c. Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah kemudahan bergerak dari satu tempat ke tempat lain

dalam suatu kawasan, meliputi variabel :

1) Jarak dengan ibukota kabupaten adalah panjang jalan dari ibukota

kabupaten ke Kebun Buah Mangunan dalam kilometer

2) Waktu tempuh menuju objek wisata yaitu lamanya waktu perjalanan

menuju kawasan Kebun Buah Mangunan

3) Prasarana jalan menuju objek adalah kualitas jalan yang menunjukan Kebun

Buah Mangunan

4) Ketersediaan sarana angkutan umum menuju objek adalah jenis dan jumlah

alat transportasi yang tersedia menuju ke lokasi Kebun Buah Mangunan.

d. Ketersediaan sarana dan prasarana pariwisata, yaitu jumlah dan keragaman

jasa wisata yaitu penginapan, gardu pandang, restoran, pusat informasi, tempat

parkir, toilet/ WC umum, tempat ibadah gedung pertemuan umum dan outbound.

2. Kondisi Non Fisik

a. Pedagang di sekitar Kebun Buah Mangunan, meliputi variabel-variabel:

1) Umur adalah informasi tentang tanggal, bulan dan tahun dari waktu

kelahiran responden menurut sistem kalender masehi (Sumber: BPS tahun

2012)

2) Jenis kelamin adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan perbedaan

peran perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan

(Sumber: BPS: tahun 2012)

3) Daerah asal adalah nama daerah tempat tinggal pedagang.

13

4) Tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan formal menurut ijazah terakhir

yang dimiliki

5) Jenis pekerjaan yaitu status pekerja seseorang dalam suatu perusahaan atau

badan usaha sejenisnya tempat dimana ia bekerja (Sumber: BPS tahun 2012)

6) Partisipasi adalah peran serta pedagang dalam pengembangan objek

agrowisata

7) Tanggapan pedagang adalah pendapat pedagang terhadap kondisi

agrowisata

b. Karakteristik Wisatawan adalah kondisi yang melekat pada diri wisatawan

sebagai sifat khas yang meliputi karakteristik permintaan wisatawan dan

segmentasi wisatawan. Variabel penelitian karakteristik permintaan dan segmentasi

wisatawan mengacu pada teknik penilaian profil wisatawan yang dibuat oleh Pusat

Antar Universitas (PAU) Studi Sosial Universitas Gadjah Mada dengan modifikasi

oleh peneliti sebagai berikut :

1) Profil Sosiodemografi, meliputi variabel :

a) Jenis kelamin adalah sifat jasmani yang membedakan dua makhluk

b) Umur adalah jangka waktu yang digunakan seseorang selama

kehidupannya di dunia, sejak ia lahir hingga saat ini.

c) Daerah asal wisatawan adalah tempat tinggal wisatawan yang sah.

2) Profil Sosiopsikografi, meliputi variabel:

a) Jenis alat transportasi yang digunakan adalah jenis angkutan yang

digunakan wisatawan menuju ke daerah penelitian

b) Pilihan pola perjalanan adalah bentuk perjalanan yang biasa dan

disukai oleh wisatawan dalam setiap aktivitas wisatanya yang berupa

perjalanan sendiri, kelompok maupun keluarga.

c) Motivasi kunjungan adalah faktor-faktor yang mendorong wisatawan

untuk melaksanakan perjalanan kegiatan wisata

d) Banyaknya kunjungan adalah jumlah kedatangan yang dilakukan oleh

wistawan dalam mengunjungi daerah penelitian

e) Lama kunjungan adalah waktu yang dipergunakan wisatawan untuk

melakukan kegiatan wisatawan

14

f) Sumber informasi adalah cara wisatawan memperoleh informasi

objek wisata.

g) Tanggapan tentang kebersihan adalah keadaan yang menggambarkan

pendapat dan kesan wisatawan yang diperoleh dengan melakukan

kegiatan wisata di daerah penelitian.

h) Tanggapan tentang kepuasan berwisata adalah keadaan yang

menggambarkan pendapat dan kesan wisatawan yang diperoleh

setelah melakukan kegiatan wisata di daerah penelitian

i) Tanggapam tentang jenis atraksi wisata yang menarik adalah keadaan

yang menggambarkan pendapat dan kesan wisatawan terhadap jenis

kegiatan yang menarik di objek wisata.

j) Tanggapan tentang kondisi fasilitas adalah pendapat dan kesan yang

dimiliki wisatawan terhadap kondisi fasilitas wisata di daerah

penelitian.

k) Tanggapan tentang keinginan berkunjung kembali adalah keadaan

yang menggambarkan pendapat dan kesan yang dimiliki wisatawan

terhadap keinginan berkunjung kembali ke daerah penelitian.

l) Saran-saran adalah pendapat yang disampaikan wisatawan yang

berupa usulan sebagai bahan masukan pengembangan wisata.

c. Profil pengelola Kebun Buah Mangunan

1) Umur adalah informasi tentang tanggal, bulan dan tahun dari waktu

kelahiran responden menurut sistem kalender masehi (Sumber: BPS

tahun 2012)

2) Jenis kelamin adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan

perbedaan peran perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai

ciptaan Tuhan (Sumber: BPS: tahun 2012)

3) Daerah Asal adalah nama daerah tempat tinggal (dusun) pengelola

4) Macam jabatan yaitu jenis pekerjaan dan kedudukan di objek wisata.

5) Tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan formal menurut ijazah terakhir

yang dimiliki.

15

6) Tanggapan pengelola Kebun Buah Mangunan adalah pendapat pengelola

mengenai kondisi objek wisata.

G. Teknik Pengumpulan Data dan Alat yang digunakan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

sekunder. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010) dalam Antoro (2014) Observasi

adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata dan dengan pertolongan

alat standar lain untuk keperluan tersebut Observasi lapangan dilakukan untuk

mendapatkan data fisik lokasi penelitian antara lain luas lahan, kondisi kebun,

kondisi hidrologi, jenis penggunaan lahan, aksesibilitas, dan ketersediaan sarana

dan prasarana. Identifikasi fisik tersebut dapat digunakan untuk arahan

pengembangan tempat wisata di masa yang akan datang. Alat yang digunakan

adalah checklist yaitu daftar pemeriksaan (pengamatan) dan kamera digital.

2. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara tanya jawab, yang

dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian Moh. Pabandu

Tika (2005) dalam Antoro (2014). Wawancara ini ditujukan kepada wisatawan,

pedagang dan pengelola sekitar objek wisata Kebun Buah Mangunan berupa

kuesioner. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dan data tentang

faktor penghambat dan faktor pendukung pengembangan pariwisata.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode untuk mencari data tentang variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, leger,

agenda dan sebagainya Suharsimi Arikunto (2002) dalam Antoro (2014). Teknik

dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang terkait dengan

penelitian, yaitu data pendapatan objek, data jumlah wisatawan, data monografi

penduduk daerah penelitian, peta administratif dan lain-lain. Data dikumpulkan dari

Pengelola Kebun Buah Mangunan dan instansi terkait lainnya. Data yang

16

dikumpulkan berupa catatan, buku atau arsip serta gambar tentang daerah

penelitian. Alat yang digunakan dalam pengambilan data adalah flashdisk untuk

menyimpan data dalam bentuk soft file dan kamera digital.

17

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

A. Kondisi Wilayah Studi

1. Kabupaten Bantul

Wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah Daerah

Istimewa Yogyakarta yang terletak paling selatan di mana secara geografis,

Kabupaten Bantul terletak antara 7,73440-8,00750 Lintang Selatan dan

110,209440-110,518890 Bujur Timur, dengan batas batas wilayah sebagai berikut

:

- Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman;

- Sebelah Selatan : Samudra Indonesia;

- Sebelah Barat : Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Sleman;

- Sebelah Timur : Kabupaten Gunung kidul.

Peta Kabupaten Bantul telah disajikan dalam Gambar 2. sebagai berikut :

Gambar 1. Peta Batas Wilayah Kabupaten Bantul

Sumber : Bappeda, 2013

Desa Mangunan terletak di Kabupaten Bantul, Yogyakarta dengan

koordinat 7°56’25,16” Lintang Selatan dan 110°25’28,72” Bujur Timur.

Kecamatan Dlingo, berjarak sekitar 28 kilometer dari pusat kota Yogyakarta.

Lokasi Desa Mangunan tepatnya berada di Kecamatan Dlingo. Desa

Mangunan terdapat sebuah kebun buah yang dikelola oleh Dinas Pertanian dan

18

Kehutanan Kabupaten Bantul seluas 23,4 hektar. Kawasan Kebun Buah Mangunan

memiliki batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Dusun Beni Bendo

- Sebelah Timur : Dusun Kaligoro

- Sebelah Selatan : Sungai Oya di Dusun Kedungmiri, Imogiri

- Sebelah Barat : Dusun Cempluk

Peta Kecamatan Dlingo telah disajikan dalam Gambar 3. sebagai berikut :

Gambar 3. Peta Wilayah Kecamatan Dlingo

Sumber : Kantor Kecamatan Dlingo, 2015

2. Iklim, Topografi dan Tanah

Menurut Pemerintah Kabupaten Bantul Kacamatan Dlingo (2015) Kecamatan

Dlingo memiliki ketinggian 150-325 meter diatas permukaan laut (dpl) dan suhu rata-

rata memiliki suhu antara 240C sampai 320C dengan kemiringan 440 dan CH (Curah

PETA WILAYAH KECAMATAN DLINGO

19

Hujan) 90,76 mm/tahun, serta kelembaban udara 70% - 85%. Wilayah ini sebagian

besar tanahnya grumosol dan andosol dengan didominasi oleh lempung, berwarna

merah dan padas.

B. Kondisi Sosial dan Ekonomi

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Mangunan, Kec. Dlingo, Kab. Bantul adalah 4.745

jiwa dengan rincian 2.355 jiwa laki-laki dan 2.390 jiwa perempuan. Luas wilayah

Desa Mangunan ini sebesar 952,37 hektar. Jumlah penduduk yang meningkat akan

mengakibatkan tingginya kepadatan penduduk. Pembagian jumlah penduduk Desa

Mangunan dapat dilihat dalam tabel 1. sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Mangunan Kec. Dlingo Kab. Bantul

No Umur Laki-Laki (Jiwa) % Perempuan (Jiwa) % Jumlah

1 0-4 106 4,50 100 4,18 206

2 5-9 165 7,01 145 6,07 310

3 10-14 177 7,52 156 6,53 333

4 15-19 172 7,30 155 6,49 327

5 20-24 183 7,77 201 8,41 384

6 25-29 162 6,88 198 8,28 360

7 30-34 166 7,05 174 7,28 340

8 35-39 190 8,07 164 6,86 354

9 40-44 189 8,03 166 6,95 355

10 45-49 173 7,35 198 8,28 371

11 50-54 147 6,24 163 6,82 310

12 55-59 145 6,16 151 6,32 296

13 60-64 113 4,80 133 5,56 246

14 65-69 86 3,65 96 4,02 182

15 70-74 80 3,40 76 3,18 156

16 >75 101 4,29 114 4,77 215

Jumlah 2355 2390 4745

Sumber : Dinas Catatan Penduduk Sipil

Tabel 1 menyatakan bahwa jumlah penduduk dari kelompok umur terendah

sampai tertua paling banyak terdapat pada perempuan yaitu 2390 jiwa, sedangkan

20

untuk laki-laki adalah 2355 jiwa. Jumlah laki-laki terbanyak terdapat pada umur

35-39 yaitu 190 jiwa atau 8,07%, sedangkan jumlah perempuan terbanyak terdapat

pada umur 25-29 dan 45-49 yaitu 190 jiwa atau 8,07%.

2. Kepadatan Penduduk dan Sebaran Usia

Kepadatan penduduk seringkali menimbulkan permasalahan dalam

penataan keruangan akibat besarnya tekanan penduduk di suatu wilayah. Pada

daerah-daerah yang penduduknya padat dan persebarannya tidak merata akan

menghadapi masalah-masalah seperti masalah perumahan, masalah pekerjaan,

masalah pendidikan, masalah pangan, masalah keamanan dan dapat berdampak

pada kerusakan lingkungan (Soejani, dkk, 1987).

Kepadatan penduduk dan sebaran usia penduduk Desa Mangunan dapat

dilihat dalam Tabel 2, sebagai berikut :

Tabel 2. Kepadatan penduduk Desa Mangunan Kec. Dlingo Kab. Bantul

No Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 0-4 106 100 206

2 5-9 165 145 310

3 10-14 177 156 333

4 15-19 172 155 327

5 20-24 183 201 384

6 25-29 162 198 360

7 30-34 166 174 340

8 35-39 190 164 354

9 40-44 189 166 355

10 45-49 173 198 371

11 50-54 147 163 310

12 55-59 145 151 296

13 60-64 113 133 246

14 65-69 86 96 182

15 70-74 80 76 156

16 >75 101 114 215

Jumlah 2355 2390 4745

Sumber : Dinas Catatan Penduduk Sipil, 2015

21

3. Pendidikan

Menurut Grilick (1977) dalam Porteous (2014), semakin tinggi

pendidikan seseorang maka persepsinya akan semakin baik. Jika melihat Tabel 1,

maka jumlah anak didik yang terdapat di desa mangunan tersebut relatif banyak

yaitu sebanyak 4.745 siswa. Dari jumlah itu terbagi dalam kelompok menurut

pendidikan sebagai berikut :

Tabel 4. Pendidikan penduduk Desa Mangunan Kec. Dlingo Kab. Bantul

Jenis

Kela

min

Tidak

Sekolah Belum

Tamat

SD

Tamat

SD

Tamat

SMP

Tamat

SMA

D

2

D

3

S

1

S

2

S

3 Jumlah

Laki-

Laki 538 72 858 484 356

1

2 8

2

5 2 0 2355

Perem

puan 624 90 825 519 295 7

1

3

1

7 0 0 2390

Jumla

h 1162 162 1683 1003 651

1

9

2

1

4

2 2 0 4745

Sumber : Dinas Catatan Penduduk Sipil, 2015

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi anak-anak tetapi melihat data

yang terdapat dalam (Tabel 4) menunjukkan bahwa belum semua anak-anak yang

berada di desa mangunan mengenyam pendidikan. Dari jumlah 4.745 usia anak

sekolah yang berada di desa mangunan terdapat 1.162 anak yang tidak sekolah

24,49 % anak yang tidak mengenyam bangku sekolah. Hal ini diduga terjadi karena

beberapa faktor yaitu ekonomi, jarak (tempat tinggal dengan sekolah) atau faktor

lingkungan.

Selain itu jumlah tamatan perguruan tinggi yang ada juga masih jauh dari

cukup. Jumlah tamatan perguruan tinggi di desa mangunan ini hanya 84 orang ini

berarti hanya 1,77 % dari jumlah penduduk. Akan tetapi semakin berkembangnya

ilmu pengetahuan dan teknologi lambat laun jumlah anak didik yang berada di desa

mangunan semakin bertambah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah anak didik yang

berada di bangku sekolah SD sebanyak 162 (3,41%), tamat sd sebanyak 1.682 siswa

(35,44%). Dengan jumlah tamatan sd yang sebesar itu diharapkan dunia pendidikan

di Desa Mangunan tidak ketinggalan dengan desa yang berada di sekelilingnya, dan

22

pendidikan kualitas pendudukan yang berada di Desa Mangunan semakin

bertambah.

4. Mata Pencaharian

Secara umum mata pencaharian warga Desa Mangunan dapat teridentifikasi

ke dalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti : pengurus rumah tangga,

pelajar/mahasiswa, petani, petani penggarap, buruh tani/perkebunan, pedagang,

jasa pengangkutan, PNS, TNI/Polri, pensiunan, industry, nelayan, peternak,

karyawan honorer, buruh harian lepas, tukang batu, tukang kayu, juru masak dan

wiraswasta. Mata pencaharian penduduk Desa Mangunan secara rinci telah

disajikan dalam tabel 3. sebagai berikut :

Tabel 3. Jenis Mata Pencaharian (bagi umur 10 tahun keatas)

N

o

Pekerjaan

Jenis Kelamin Jumlah

(orang)

%

Laki-

Laki

Perempu

an

1 Mengurus Rumah Tangga 0 58 58 1,25

2 Pelajar/mahasiswa 272 283 555 11,99

3 Pensiunan 16 1 17 0,37

4 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 31 12 43 0,93

5 Tentara Nasional Indonesia

(TNI)

3 0 3 0,06

6 Kepolisian RI (Polri) 1 0 1 0,02

7 Perdagangan 0 1 1 0,02

8 Petani/pekebun 367 501 868 18,75

9 Peternak 1 0 1 0,02

10 Karyawan swasta 52 46 98 2,12

11 Buruh harian lepas 197 106 303 6,5

4

12 Buruh tani/perkebunan 527 302 829 17,90

13 Tukang batu 1 1 2 0,04

14 Tukang kayu 5 5 10 0,22

15 Ustadz/mubaligh 1 0 1 0,02

16 Juru masak 0 15 15 0,32

17 Dokter 1 1 2 0,04

18 Perawat 0 1 1 0,02

23

19 Sopir 2 0 2 0,04

20 Pedagang 22 9 31 0,67

21 Perangkat Desa 13 4 17 0,37

22 Kepala Desa 1 0 1 0,02

23 Wiraswasta 543 498 1041 22,48

24 Pekerjaan Lainnya 359 371 730 15,77

Jumlah 4630 100,00

Sumber : Dinas Catatan Penduduk Sipil, 2015

Berdasarkan Tabel 10. Penduduk Desa Mangunan sebagian besar bermata

pencaharian sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 22,48 %. Sisanya penduduk desa

mangunan bermata pencaharian sebagai petani/pekebun (18,75 %), buruh

tani/perkebunan (17,90 %), pelajar/mahasiswa (11,99 %), buruh harian lepas (6,54

%), karyawan swasta (2,12 %), mengurus rumah tangga (1,25 %), pegawai negeri

sipil (PNS) (0,93 %), pedagang (0,67 %) pensiunan dan perangkat desa (0,37 %),

juru masak (0,32 %), tukang kayu (0,22 %), tentara nasional Indonesia (TNI) (0,06

%), tukang kayu, dokter dan sopir (0,04), kepolisian RI (Polri), perdagangan,

peternak, ustadz/mubaligh, perawat, kepala desa (0,02 %) dan pekerjaan lainnya

(15,77 %).

Hal ini menunjukkan bahwa penduduk desa mangunan mayoritas mata

pencahariannya sebagai petani dan buruh tani. Kesesuaian antara penggunaan lahan

dengan mata pencaharian penduduk desa mangunan cukup baik karena sebagian

besar penggunakan lahan digunakan untuk areal pertanian. Selain itu faktor

lingkungan juga memberikan andil dalam membentuk pola fikir masyarakat Desa

Mangunan yang sebagian besar masih bermatapencaharian sebagai petani, karena

bertani sudah diajarkan oleh orang tua kepada anaknya dari usia dini.

Seperti kebanyakan penduduk yang berada di daerah dataran tinggi

masyarakat desa mangunan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani

(tabel 10). Hal ini dikarenakan selain faktor lingkungan yang mempengaruhi faktor

sdm yang masih sangat kurang baik cara pola pikirnya maupun tata cara

kehidupannya setiap hari

24

IV. TATA CARA PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kebun Buah Mangunan, Kecamatan Dlingo,

Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember

sampai bulan Februari 2015.

B. Metode penelitian dan Analisis Data

1. Metode Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi observasi dengan cara purposive. Purposive adalah suatu

teknik penentuan lokasi penelitian secara berdasarkan atas pertimbangan–

pertimbangan tertentu Antara (2009) dalam Sugaepi (2013).

Lokasi yang dipilih pada penelitian ini yaitu di Desa Mangunan. Pemilihan

lokasi ini sengaja dipilih berdasarkan tujuan penelitian yaitu evaluasi penataan

kawasan agrowisata Kebun Buah Mangunan. Peta Desa Mangunan telah

ditunjukkan dalam Gambar 4. sebagai berikut :

Gambar 4. Peta Desa Mangunan

Sumber : Kantor Badan Pertanahan Nasional, 2015

25

Penataan komoditas buah-buahan yang terdapat di Kebun Buah Mangunan

dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 1.

2. Metode Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili karakteristik

suatu populasi Kusmayadi (2004) dalam Antoro (2014).

1) Pedagang

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sampel total (total

sampling) atau sensus dengan mengambil satu kelompok populasi sebagai sampel

secara keseluruhan dan menggunakan kuesioner yang terstruktur sebagai alat

pengumpulan data yang pokok untuk mendapatkan infromasi yang spesifik.

Menurut Usman & Akbar (2008) dalam Farhatin (2009) Dalam penelitian

dengan jumlah populasi relatif kecil dan relatif mudah dijangkau digunakan metode

total sampling. Dengan metode pengambilan sampel ini diharapkan hasilnya dapat

cenderung lebih mendekati nilai sesungguhnya dan diharapkan dapat memperkecil

pula terjadinya kesalahan/penyimpangan. Sampel yang diambil adalah pedagang

yang berjualan di kawasan Kebun Buah Mangunan. Jumlah reponden ada 5 orang.

2) Wisatawan

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik insidental Sampling

Qouta yaitu menentukan sampel dari populsi yang mempunyai ciri-ciri tertentu

sampai jumlah (kuota) yang diinginkan Sugiyono (2010) dalam Antoro (2014).

Anggota sampel adalah wisatawan pada waktu pengambilan data. Syarat

pengambilan sampel yaitu siapa saja yang berkunjung ke Kebun Buah Mangunan

dan kuesioner diberikan dengan mempertimbangkan aspek umur. Secara teknis

proses penelitian dilakukan adalah membagi kuesioner kepada responden

berdasarkan jenis rombongan, usia, dan tingkat pendidikan. Jenis rombongan dibagi

ke dalam 3 jenis, yaitu sendiri/berdua, rombongan kecil (keluarga), dan rombongan

besar (RT, sekolah, perusahaan, dll). Jenis usia pengunjung dibagi ke dalam 3

kelompok, yaitu 10-30 thn, 31-40 thn, >40 thn. Tingkat pendidikan dibagi ke dalam

5 kelompok, yaitu SD, SMP, SMA, Akademi, dan Sarjana (S1, S2, S3). Sampel

26

ditentukan dengan rumus Slovin menurut Kusmayadi dan Sugiarto (2000) sebagai

berikut: n =N

1+N(𝑒)2

n = Ukuran sampel yang dibutuhkan

N= Ukuran Populasi (N=75.854)

e = Margin Eror yang diperkenankan yaitu 0,1

Wisatawan Kebun Buah Mangunan pada tahun 2014 dari awal bulan

Januari sampai bulan Desember 2014 adalah 90.398 jiwa (Sumber: Pengelola

Kebun Buah Mangunan, didapat pada tanggal 11 November 2015). Maka jumlah

sampel dapat dihitung dengan rumus Slovin sebagai berikut:

n =90.398

1 + 90.398 (0,01)

n =90.398

904,98

n = 99,8895 di bulatkan menjadi 100

Berdasarkan perhitungan kesalahan yang diinginkan 10 %, maka diperoleh

jumlah sampel penelitian sebanyak 100 wisatawan pada hari yang berbeda di

agrowisata Kebun Buah Mangunan. Anggota sampel adalah siapa saja yang

berkunjung ke Kawasan Kebun Buah Mangunan pada bulan Desember.

3) Pengelola Objek Wisata

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sampel total

(total sampling) atau sensus dengan mengambil satu kelompok populasi sebagai

sampel secara keseluruhan dan menggunakan kuesioner yang terstruktur sebagai

alat pengumpulan data yang pokok untuk mendapatkan infromasi yang spesifik

Menurut Usman & Akbar (2008) dalam Farhatin (2009) Dalam penelitian dengan

jumlah populasi relatif kecil dan relatif mudah dijangkau digunakan metode total

sampling. Dengan metode pengambilan sampel ini diharapkan hasilnya dapat

cenderung mendekati nilai sesungguhnya dan diharapkan dapat memperkecil

terjadinya kesalahan. Sampel pengelola dalam penelitian ini berjumlah 23 orang,

terdiri dari: penasehat, ketua, sekertaris, bendahara, bidang keamanan, bidang

27

acara, bidang kebersihan, bidang pembangunan, bidang parkir, bidang MCK

(Sumber : Pengelola Kebun Buah Mangunan).

3. Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode survei, yaitu

penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan kuesioner sebagai

pengumpul data yang pokok. Teknis pelaksanaan penelitian dilakukan dengan

observasi, kuesioner, dan pengumpulan data sekunder. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif yang disajikan secara deskriptif dan spasial.

Menurut Sugiyono (2009) informasi deskriptif adalah gambaran lengkap

tentang keadaan obyek yang diteliti. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk

memberikan penjelasan berdasarkan fakta, data, dan informasi yang diperoleh

selama penelitian yang kemudian dibuat dalam bentuk tabel dan gambar. Analisis

deskriptif bertujuan untuk mempelajari persepsi dan aktivitas pengunjung di Kebun

Buah Mangunan, mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pengalaman yang

mereka dapatkan dari kegiatan agrowisata tersebut, serta mengevaluasi kualitas

fasilitas yang ada. Pengolahan data hasil survei dilakukan dengan menghitung

persentase yang didapatkan dari quisioner.

Analisis spasial untuk menentukan pola penataan yang dilakukan dengan

cara zonasi kawasan. Analisis spasial dilakukan dengan menumpangsusunkan

beberapa data spasial (lokasi vegetasi/tanaman) untuk menghasilkan unit pemetaan

baru. Sistem proyeksi dan koordinat yang digunakan adalah Universal Transverse

Mercator (UTM). Sistem koordinat dari UTM adalah meter sehingga membutuhkan

informasi dimensi-dimensi linier seperti jarak dan luas sebagai pemetaan tematik.

Proses analisis dilakukan menggunakan ArcGIS yang meliputi perencanaan dan

arsitektur wilayah (Longley, 2001).

C. Jenis Data

Pengumpulan data untuk memperoleh gambaran lengkap tentang kondisi

tapak, dilakukan melalui pengambilan data primer dan sekunder. Data primer yang

digunakan berupa, hasil observasi, penyebaran kuisioner dan hasil wawancara

28

secara langsung dengan masyarakat sekitar dan wisatawan yang berkunjung. Data

sekunder berupa laporan studi pustaka atau litelatur, instansi pemerintah terkait,

serta dokumen lain seperti dari buku, jurnal, data BAPPEDA. Jenis data yang akan

digunakan disajikan dalam tabel 6. sebagai berikut :

Tabel 6. Jenis Data Penelitan

No Jenis Data Lingkup Bentuk Data Sumber

1 Peta

Wilayah dan

Peta

Topografi

1) Kab. Bantul

2) Kec. Dlingo

3) Desa Mangunan

Hard & soft

copy

Internet, Kantor

Kec. Dlingo,

Kantor BPN, dan

Administrasi

Kebun Buah

Mangunan

2

Geografis

wilayah

1) Batas Wilayah

2) Luas Wilayah

3) Ketinggian

Tempat

Hard & soft

copy

BAPPEDA dan

Pengelola Kebun

Buah Mangunan

3

Iklim

1) Suhu udara

2) CH (Curah Hujan)

3) Kelembaban

Udara

Hard & soft

copy

BMKG,

BAPPEDA dan

Pengelola Kebun

Buah Mangunan

4

Kondisi

Sosial

1) Jumlah Penduduk

2) Kepadatan

Penduduk

3) Mata Pencaharian

4) Pendidikan

5) Sebaran Usia

Soft copy

BAPPEDA dan

Dinas Catatan

Penduduk Sipil

5 Persepsi

Masyarakat

Perancangan Konsep Kuisioner dan

wawancara

Data Primer

D. Luaran Penelitian

Luaran penelitian yang diharapkan dari penelitian ini yaitu menghasilkan

sebuah Konsep Penataan Kawasan Agrowisata Kebun Buah Mangunan yang

tertuang didalam dalam bentuk naskah skripsi dan poster berukuran 60 x 90 cm.

29

E. Jadual Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai 27 Desember s/d 27 Februari 2015 dengan

tahap sebagai berikut :

Tabel 6. Jadwal Penelitian

No

Uraian Kegiatan

Tahun 2015

Desembe

r

Januari Februari

1 Persiapan X

2 Survei

pendahuluan X

3 Perijinan X

4 Pengambilan data

a. Survei lapangan

b. Data sekunder X

5 Identifikasi

Tanaman dan

Penyebaran

Quisioner

X

6 Pembuatan Peta

Pentaan Kawasan X

7 Analisis data X

8 Penyusunan

laporan X

30

DAFTAR PUSTAKA

Antoro. 2014. Metode Penelitian. digilib.unila.ac.id/550/8/I%20Gede_

Ariawan_BAB%20III.pdf. Diakses tanggal 15 Juni 2015

Budiarjono, 2011. Agrowisata Kebun Buah Mangunan. https://gudeg.net/id/

directory/11/1846/Kebun-Buah-mangunanYogyakarta.html#.VSSv8Nyqqko

Diakses 1 Juni 2015

Deptan. 2005. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. Dalam.

http//databasedeptan.go.id. Diakses tanggal 1 April 2015.

Efendi, S dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Penerbit LP3ES. Jakarta.

Erfanto Linangkung. 2015. Kebun Buah Mangunan Belum Berkontribusi ke PAD.

http://www.koran-sindo.com/read/950345/151/kebun-buah-mangunan-

belum-berkontribusi-ke-pad-1421208162. Diakses tanggal 28 Februari 2015

Farhatin Ladia. 2009. Pengaruh Motivasi - Metodologi. lib.ui.ac.id/file?file=

digital/127612...Metodologi.pdf. Diakses 09 Desember 2015.

Fagundez, 2011. Konsep Evaluasi Kesesuaian Lahan. https://lukalama.wordpress.

com/2011/11/11/konsep-evaluasi-kesesuaian-lahan/. Diakses tanggal 8 April

2015

Gunawan Budiyanto. 2014. Manajemen Sumberdaya Lahan. Lembaga Penelitian,

Publikasi dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta. Yogyakarta. 253 halaman

Kusmayadi dan Sugiarto. 2000. Potensi Pariwisata Pantai Goa Cemara.

eprints.uny.ac.id/18319/. Diakses 09 Juli 2015.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES.

Jakarta.

Munawaroh, S. 2013. Agrowisata Buah Mangunan Kecamatan Dlingo Bantul

Yogyakarta. http://www.bpadjogja.info/file/Agrowisata_Buah_Mangunan.

pdf. Diakses tanggal 27 Februari 2015

Pakpahan. 2014. Kebun Buah Mangunan. http://www.harianjogja.com

/baca/2014/06/01/kebun-buah-mangunan-dispertanhut-bantul-upayakan-

tanaman-berbuah-sepanjang-tahun-510773. Diakses tanggal 1 April 2015.

Pamulardi, Bambang. 2006. Pengembangan Agrowisata Berwawasan Lingkungan

http://eprints.undip.ac.id/15372/1/Bambang_Pamulardi.pdf. Diakses 9 April

2015.

31

Pemerintah Kabupaten Bantul. 2015. Data Pokok Pembangunan Sumberdaya Alam

Obyek Wisata. http://www.bantulkab.go.id/datapokok/0702_obyek_wisata.

html. Diakses tanggal 27 November 2015

Pitana. 2002. Perencanaan Lanskap Bagi Pengembangan Agrowisata Di Kawasan.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/1446/4/A08bae.pdf Diakses

tanggal 22 Mei 2015.

Pusat Data dan Informasi. 2005. Kegiatan Konservasi Alam di Indonesia.

http://ditjenphka.dephut.go.id/phka/sejarah/. Diakses tanggal 28 Februari

2015.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Agroklimat. 2013. Agrowisata Meningkatkan

Pendapatan Petani .http://database.deptan.go.id/agrowisata/ viewfitur.asp?

id=3. Diakses 09 Mei 2015

Rustiadi, E dan Saefulhakim, S. & Panuju, D.R. 2004. Perencanaan dan

Pengembangan Wilayah. Bogor.

Sastrayuda, Gumelar. 2010. Pengembangan Agrowisata. http://file.upi.edu/.../

PENGEMBANGAN_KAWASAN_AGROWISATA.pdf. Diakses 5 November

2015.

Setyorini. 2012. Analisis Kepadatan Penduduk Dan Proyeksi Kebutuhan

Permukiman Kecamatan Depok Sleman Tahun 2010-2015.

eprints.ums.ac.id/20301/2/BAB_I.pdf. Diakses 5 November 2015

Sitorus, Santun R. P. 2004. Daftar Pustaka Ref-UPI. http://a-

research.upi.edu/operator/ upload/s_geo_0704020_bibliografy.pdf. Diakses

5 November 2015

Soeriatmaja. 2000. Perpustakaan BAPPENAS Penataan Kawasan Agrowisata.

http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/129678-

%5B_Konten_%5D-Konten%20C7106.pdf. Diakses tanggal 24 Juli 2015.

Sugaepi. 2013. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Point of Reward dan Sikap

Demokratis terhadap Hasil Belajar Peserta Dididk dalam Mata Pelajaran

PKN. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualititaf dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Triseptyanti, Ratna. 2008. Persepsi dan aktivitas pengunjung agrowisata Kebun

buah di taman Wisata mekarsari bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream

/handle/123456789/1423/A08atr.pdf;jsessionid=6576FA0704BFB7E285750

274365EA7F2?sequence=4. Diakses 5 November 2015

32

Utama, Rai. 2006. Artikel Pariwisata: Agrowisata. Artikel.blogsource.com.

Diakses 09 Mei 2015

Uwantoro, Gamal. 2001. Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit Andi: Yogyakarta.

Yogi. 2011. Lanskap Kebun Buah Mangunan. https://yogikgikjourn. wordpress.

com /2011/01/ Diakses tanggal 1 April 2015.