20
EVALUASI PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM HAL TINGKAT INTEGRASI TEKNOLOGI PADA MATA PELAJARAN MULTIMEDIA DALAM BINGKAI TIM ARTIKEL ILMIAH DiajukanKepada FakultasTeknologiInformasi UntukMemperolehGelarSarjanaPendidikanKomputer Oleh: Alexander Robert Wouw 702011170 Program StudiPendidikanTeknikInformatikadanKomputer FakultasTeknologiInformasi Universitas Kristen SatyaWacana Salatiga 2017

EVALUASI PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM HAL TINGKAT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13950/1/T1_702011170_Full text.pdfTIM (Teknologi Integrasi Matrix) dibagi menjadi lima kolom

  • Upload
    lamanh

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

EVALUASI PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM HAL TINGKAT

INTEGRASI TEKNOLOGI PADA MATA PELAJARAN MULTIMEDIA

DALAM BINGKAI TIM

ARTIKEL ILMIAH

DiajukanKepada

FakultasTeknologiInformasi

UntukMemperolehGelarSarjanaPendidikanKomputer

Oleh:

Alexander Robert Wouw

702011170

Program StudiPendidikanTeknikInformatikadanKomputer

FakultasTeknologiInformasi

Universitas Kristen SatyaWacana

Salatiga

2017

1

EVALUASI TINGKAT PENGINTEGRASIAN TEKNOLOGI

PADA MATA PELAJARAN MULTIMEDIA DALAM BINGKAI

TIM

Alexander Robert Wouw 702011170

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: [email protected]

1. Pendahuluan

Dalam memaksimalkan pendidikan di SMA Kristen 1 Salatiga guru dituntut

untuk harus mempunyai bermacam-macam metode dalam menyampaikan materi,

ketikah guru hanya memanfaatkan metode cerama dan menggunakan buku, metode

ini sebenarnya tidak efektif, sebab dalam menggunakan dua cara tersebut terkadang

membuat siswa bosan, bermain sendiri dengan temannya, dan tidak focus.

Evaluasi merupakan subsistem penting dalam setiap pendidikan karena

evaluasi mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil

pendidikan.Dengan evaluasi dapat diketahui meju mundurnya kualitass pendidika dan

dengan evaluassi pula dapat diketahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan

keluar untuk menjadi yang lebih baik [1].

Istilah evaluassi berasal dari bahasa Inggris Evaluation yang berarti

pengukuran (measurement)dan penilaian (assessment). Evaluasi menurut Arikunto

(2010)dalam kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu

2

yang selanjutnya informassi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang

tepat dalam mengambil sebua keputusan [2].

Evaluassi merupakan hal peling penting dalam mengetahui perkembangan

suatu proses belajar mengajar, dari hasil evaluasi guru dapat mengetahui kekungan

dan keterbatasannya dalam penyampaian materi dan untuk siswa, siswa dapat

mengetahui sejauh mana mereka menanggapi dan menerima materi yang disampaikan

oleh guru. Evaluasi ini biasanya dilakukan dengan bermacam-macam cara

diantaranya dalam bentuk tes, tes biasanya dilakukan setelah selesai proses belajar

mengjar (tes formatif) dan UAN berfungsi sebagai alat pengendali mutu pendidikan

secara nasional.

Tahun 1969 menandai kelahiran kemajuan teknologi computer hal ini tidak

memiliki sosial yang dramatis ini berdampak hingga pertengahan 1980-an dan awal

90-an teknologi merupakan sesuatu hal yang sangat penting, ini bukan saja terjadi

pada pemerintahan tetapi juga dirana publik pendidikan [3].

TIM (Teknologi Integrasi Matrix) dibagi menjadi lima kolom dengan judul

mengidentifikasi tingkat integrasi dari rendah ke tinggi (Entry, Adopsi, Adaptasi,

Infusion, dan Transformasi) dan lima baris dengan judul mengidentifikasi

karakteristik lingkungan belajar yang bermakna (Active, Konstruktif, Disengaja,

Authentic, dan Koperasi) untuk membentuk matriks dengan 25 unik indicator[3].

2. Kajian Pustaka

Dalam manajemen sumber daya manusia (SDM), terdapat beberapa fungsi

dan fungsi evaluasi merupakan salah satu diantaranya, selain perencanaan,

pengorganisasi dan pelaksanaan. Program pelatihan sebagai salah satu strategi

pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang memerlukanfungsi evalusi

efektifitas program yang bersangkutan.

3

Pedoman evaluasi atau pedoman pengukuran dan penentuan keberhasilan

perta didik dalam mencapai kompetensi kelulusan atau keberhasilan [4].

Istilah evaluassi berasal dari bahasa Inggris Evaluation yang berarti

pengukuran (measurement)dan penilaian (assessment). Evaluasi menurut Arikunto

(2010) dalam kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu

yang selanjutnya informassi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang

tepat dalam mengambil sebua keputusan [2].

Tujuam evaluasi dalam proses pembelajaran adalah untuk mendapatkan

informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan pembelajaran untuk siswa,

guru dan upaya tindak lanjutnya [5]

TIM (Teknologi Integrasi Matrix) dibagi menjadi lima kolom dengan judul

mengidentifikasi tingkat integrasi dari rendah ke tinggi (Entry, Adopsi, Adaptasi,

Infusion, dan Transformasi) dan lima baris dengan judul mengidentifikasi

karakteristik lingkungan belajar yang bermakna (Active, Konstruktif, Disengaja,

Authentic, dan Koperasi) untuk membentuk matriks dengan 25 unik indicator[3].

4

Technology Integration

Matrix

Masuk Guru menggunakan teknologi untuk memberikan konten kurikulum untuk siswa

Adopsi Guru mengarahkan siswa dalam penggunaan konvensional software berbasis alat yang tersedia, tingkat ini dianjurkan

Adaptasi Guru mendorong adaptasi dari software berbasis alat dengan memungkinkan siswa untuk memilih dan memodifikasi alat untuk menyelesaikan tugas di tangan

Infusi Guru secara konsisten memberikan infus alat teknologi dengan pemahaman, menerapkan, menganalisis, tugas-tugas belajar

Transformasi Guru memupuk lingkungan belajar yang kaya, di mana blending, pilihan alat-alat teknologi dengan penyelidikan siswa-dimulai, komposisi, atau proyek-proyek daerah, dipromosikan

Aktif Siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan pendidikan di mana teknologi adalah alat transparan digunakan untuk menghasilkan dan mencapai

Masuk aktif Sahasiswa menerima konten melalui penggunaan teknologi atau menggunakan teknologi untuk drill dan praktek

Adopsi aktif Siswa kadang-kadang menggunakan alat teknologi tertentu untuk merencanakan atau membuat produk akhir

Adaptasi aktif Siswa memilih atau memodifikasi alat-alat teknologi yang berhubungan paling tepat untuk mengembangkan tugas-tugas belajar

Infusion aktif Mahasiswa fokus pada tugas-tugas belajar, dan sengaja menggabungkan alat-alat teknologi untuk merancang hasil yang diinginkan berdasarkan pada ide-ide mereka sendiri

Transformasi aktif Siswa mulus mengatur tugas-tugas belajar dan merumuskan produk, diskusi, atau investigasi menggunakan teknologi yang tepat tersedia

Kolaborasi Siswa menggunakan alat teknologi untuk berkolaborasi dengan orang lain

kolaborasi Masuk Siswa terutama bekerja sendiri dalam kegiatan yang sangat terstruktur, menggunakan teknologi

Adopsi kolaboratif Siswa diperbolehkan kesempatan untuk memanfaatkan cara kolaboratif

Adaptasi kolaboratif Siswa memiliki kesempatan untuk memilih dan menggunakan alat teknologi untuk memfasilitasi dan meningkatkan kerja kolaboratif

Infusion kolaboratif Siswa memilih alat teknologi untuk memfasilitasi dan meningkatkan kolaborasi dalam semua aspek pembelajaran mereka

Collaborative Infusion Students select technology tools to facilitate and enhance collaboration in all aspects of their learning

5

Konstruktif Siswa menggunakan teknologi untuk memahami konten dan menambahkan makna untuk belajar mereka

Masuk konstruktif Teknologi Digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa

Adopsi konstruktif Siswa mulai menggunakan alat-alat teknologi yang konstruktif untuk membangun pengetahuan dan membangun makna

Adaptasi yang konstruktif Siswa memiliki kesempatan untuk memilih dan memanipulasi alat-alat teknologi untuk membantu mereka dalam cetakan pemahaman mereka

Infusion konstruktif Siswa membuat hubungan dengan alat-alat teknologi untuk membangun pemahaman yang lebih di seluruh disiplin ilmu

Transformasi konstruktif Siswa menggunakan teknologi untuk membangun, berbagi, dan mempublikasikan pengetahuan baru kepada pemirsa yang sesuai

Asli Siswa menggunakan alat teknologi untuk memecahkan masalah dunia nyata bermakna bagi mereka, seperti kewarganegaraan digital

Masuk otentik Siswa menggunakan teknologi untuk menyelesaikan kegiatan ditugaskan yang umumnya terkait dengan masalah dunia nyata

Adopsi otentik Siswa tidak diizinkan kesempatan untuk menggunakan alat-alat teknologi untuk menghubungkan kegiatan konten spesifik yang didasarkan pada masalah di dunia nyata

Adaptasi otentik Siswa memiliki kesempatan untuk memilih dan memanfaatkan alat teknologi tepat guna dan sumber daya digital untuk memecahkan masalah berdasarkan isu-isu dunia nyata

Infusion otentik Siswa memilih alat teknologi tepat guna untuk menyelesaikan tugas-tugas otentik di seluruh disiplin ilmu sedangkan pemodelan etiket digital dan interaksi sosial yang bertanggung jawab

Transformasi otentik Siswa berpartisipasi dalam proyek-proyek yang bermakna yang membutuhkan strategi pemecahan masalah, dan memfasilitasi kesadaran global, melalui pemanfaatan alat-alat teknologi

6

tujuan Disutradarai Siswa menggunakan alat teknologi untuk penelitian data, menetapkan tujuan, rencana kegiatan, memonitor kemajuan dan mengevaluasi

Tujuan Directed Masuk Siswa menerima arah, bimbingan, dan umpan balik dari teknologi, daripada menggunakan alat teknologi untuk segoals, rencana kegiatan, memantau

Tujuan Sutradara Adopsi Dari waktu ke waktu, siswa memiliki kesempatan untuk menggunakan teknologi baik rencana, memonitor, atau mengevaluasi kegiatan

Tujuan Directed Adaptasi Siswa memiliki kesempatan untuk review memilih Dan memodifikasi penggunaan alat-alat Teknologi untuk review memfasilitasi Penetapan tujuan, Perencanaan, pemantauan, dan atau mengevaluasi activities Tertentu

Tujuan Directed Infusion Siswa menggunakan alat teknologi untuk menetapkan tujuan, rencana kegiatan, dan mengevaluasi hasil seluruh kurikulum

Tujuan Sutradara Transformasi Siswa terlibat dalam kegiatan metakognitif yang sedang berlangsung, dengan refleksi atau tujuan yang terhubung, didukung oleh alat-alat teknologi

Gambar 1 TIM (Technology Integration Metrix)

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian deskriptif, penelitian

deskritif itu sendiri yaitu jenis penelitian yang bertujuan menggambarkan secara

sistematis dan akurat secara fakta dan berkarakteristik. Dalam penelitian ini peneliti

memperole langsung dari guru maupun siswa. Pengumplan data dilakukan di SMA

Kristen 1 Salatiga. Kegiatan pengumpulan data dimulai bulan Januari dan Februari

2016, cara pengumpulan data yang dipakai ialah Observasi, kuesioner dan

wawancarah.

Untuk penentuan reliabilitas berkaitan dengan tingkat konstruksi integrasi

teknologi pada mata pelajaran multimedia. Analisis dalam pengelolaan data ini

penulis menggunakan analisis canpuran, karena kombinasi pendekatan kuantitatif dan

kualitatif dimanfaatkan bersamaan, analisis kuantitatif untuk mengukur sampel

7

terhadap siswa, sedangkan sampel untuk guru peneliti menggunakan analisis

kualitatif.

4. Hasil dan Pembahasan

Dalam kerangka TIM ini ada 2 variabel yang digunakan yaitu variable guru dalam mengintegrasikan teknologi dan variable siswa dalam menggunakan teknologi.Penelitian ini hanya berfokus kepada pemanfaatan teknologi oleh siswa. Keterlibatan siswa ini membentuk 5 karakteristik lingkungan pembelajaran, masing-masing akan dipaparkan sebagai berikut :

Aktif

Aktif adalah siswa secara aktif terlibat dalam menggunakan teknologi sebagai alat bukan pasif menerima informasi dari teknologi.

No Tidak Pernah Jarang

Kadang-kadang Sering Selalu ∑

1 2 15 32 20 9 78 2 − 3 13 40 22 78 3 9 23 21 16 9 78 4 10 19 24 13 12 78 5 23 21 19 8 7 78

∑ 44 81 109 97 59 390 11.28205128 20.77 27.94871795 24.87 15.1282

Dari penelitian ini tergambar bahwa 40% siswa mengakui bahwa lingkuan pembelajaran ini sering dan selalu dilakukan terutama terkait dengan penggunaan alat-alat teknologi untuk membuat tugas seperti presentasi laporan atau diagram, ini mencapai 79%.

8

Kolaboratif

Kolaboratif adalah karakteristik lingkungan menggambarkan siswa berkolaborasi dengan siswa lain atau secara individual.

N0 Tidak Pernah Jarang

Kadang-kadang Sering Selalu ∑

6 − 2 9 33 34 78 7 1 2 21 37 17 78 8 2 − 9 33 34 78 9 1 7 18 30 22 78

10 3 4 22 33 16 78 ∑ 7 15 79 166 123 390 1.794871795 3.8462 20.25641026 42.564 31.53846

Lingkuan pembelajaran ini diakui sering dan selalu dilalukan74% terutama terkait dengan mengerjakan tugas-tugas menggunakan teknologi dan menggunakan alat online untuk berkolaborasi. Kedua hal ini diakui sering dan selalu dilakukan oleh 86% siswa.

Konstruktif

Konstruktif adalah siswa menggunakan alat teknologi untuk menghubungkan information baru pada pengetahuan mereka sebelumnya daripada pasif menerima informasi.

N0 Tidak Pernah Jarang

Kadang-kadang Sering Selalu ∑

11 6 7 25 27 13 78 12 5 24 24 17 8 78 13 6 17 26 21 8 78 14 2 6 22 36 12 78 15 1 11 29 26 11 78 ∑ 20 65 126 127 52 390 5.128205128 16.667 32.30769231 32.564 13.33333

Strategi pembelajaran ini terpisa dari permulaan yaitu aktif diatas, ini menjelaskan, tahap konstruktif ini siswa suda bisa memanfaatkan teknologi

9

untuk menghubungkan atau mencari informasi baru ketimbang siswa ketika akatif diatas, siswa hanya menggunakan teknologi sebagai pemulah dan pasif menerima informasi dari teknologi.

Pada karangter ini dengan strategi ini suda diakui sering dan selalu 45% terutama terkait dengan penggunaan teknollogi sebagai alaram dan memanfaatkan teknologi untuk merumuskan proyek menggabungkan semua mata pelajaran diseluru disiplin ilmu, ini mencapai 51% dan 61%.

Autentik

Autentik adalah dimana siswa menggunakan alat teknologi untuk menghubungkan kegiatan pembelajaran ke dunia luar juga pengaturan instruksional daripada bekerja pada mengontekstualisasikan.

N0 Tidak Pernah Jarang

Kadang-kadang Sering Selalu ∑

16 3 17 27 21 10 78 17 2 23 29 16 8 78 18 6 12 26 26 8 78 19 8 6 25 27 12 78 20 17 14 30 13 4 78 ∑ 36 72 137 103 42 390 9.230769231 18.462 35.12820513 26.41 10.76923

Pada pembelajaran ini diakui sering dan selalu 37% terutama berkaitan dengan memilih alat teknogi dari berbagai bidang studi untuk membangun solusi yang otentik atau kehidupan nyata, ini mencapai 50%.

10

Goal Directed

Goal Girected adalah siswa menggunakan alat teknologi untuk menetapkan tujuan, rencana kegiatan, progres monitor dan mengevaluasi hasil dan bukan sampel menyelesaikan tugas tanpa refleksi.

N0 Tidak Pernah Jarang

Kadang-kadang Sering Selalu ∑

21 24 24 14 14 2 78 22 18 21 20 13 6 78 23 6 20 28 16 8 78 24 4 14 29 23 8 78 25 7 15 27 22 7 78 ∑ 59 94 118 88 31 390 15.12820513 24.103 30.25641026 22.564 7.948718

Strategi ini diakui sering dan selalu 30% terutama berkaitan dengan menggunakan alat teknologi untuk grafik, mengamati, mengevaluasi untuk memenui tujuan dibeberapa mata pelajaran, ini mencapai 66%.

Diskusi

Karakteristik Paling Dominan

1. Aktif

Aktif adalah siswa secara aktif terlibat dalam menggunakan teknologi sebagai alat bukan pasif menerima informasi dari teknologi.

Aktif berarti siswa sudah menggunakan teknologi sebagai alat keseharian ketika mau melakukan setiap tugas-tugas dan bukan monoton atau pasif menerima apapun dari teknologi.

Siswa di SMA Kristen 1 Salatiga ini sudah sampai ditahap ini terutama berkaitan dengan menggunaan alat-alat teknologi untuk membuat tugas seperti presentasi laporan atau diagram. Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi dengan guru pengampu di SMA Kristen 1 Salatiga Bapak Demitrius Armatea bahwa siswa di SMA Kristen 1 Salatiga ini sudah sampai ditahap ini dengan dominan seperti itu dikarenakan adanya fasilitas yang memadai dan pengarahan terutama dalam menggunakan teknologi

11

untuk menbuat tugas maupun mencari hal baru, fasilitas disini berupa komputer.

2. Kolaboratif

Kolaboratif adalah karakteristik lingkuan menggambarkan siswa berkolaborasi dengan siswa lain atau secara individual menggunakan teknologi.

Kolaboratif atau kolaborasi ini berarti siswa melakukan kerjasama dengan siswa lain atau temannya menggunakan teknologi dengan memanfaatkan fasilitas yang ada disekolah itu.

Dari hasil penelitian yang dilakukandi SMA Kristen 1 Salatiga bahwa siswa di SMA Kristen 1 Salatiga ditahap atau indikator ini lebih dominan terutama berkaitan dengan mengerjakan tugas-tugas menggunakan teknologi dan menggunakan alat online untuk berkolaborasi.

Jadi disini siswa menggunakan alat teknologi untuk mengerjakan tugas-tugas menggunakan alat online terutaman ketika mau berkolaborasi atau kerjasama.

Menurut hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran di SMA Kristen 1 Salatiga Bapak Demitrius Armatea tugas atau segalah hal yang berkaitan dengan penbelajaran bisa dilakukan dimana saja tidak hanya monoton dilep misalnya harus ada pusat pembelajaran misalkan diperpustakaan atau yang tersediakan untuk bisa akses internet misalnya seperti dikantin dan mereka juga ada semacam imail, mailis ataupun grup-grup yang lain, bisa jadi ini di apload dibloak juga seperti tugas-tugasnya.

SMA Kristen 1 Salatiga ini disiapkan beberapa alat teknologi berupa wifi, komputer dan alat komunikasi untuk berkolaborasi dan guru menaru informasi berupa materi pembelajaran didalam blog.

3. Konstruktif

Konstruktif adalah siswa menggunakan alat teknologi untuk menghubungkan information baru pada pengetahuan mereka sebelumnya daripada pasif menerima informasi.

12

Konstruktif, membina atau membangun.Tahap ini berarti siswa suda mencari informasi dan mengembangkan diri dari informasi itu sendiri.Berdasarkan hasil penelitian tahap ini atau indicator ini siswa lebih dominan pada penggunaan teknologi sebagai alaram dan memanfaatkan teknologi untuk merumuskan proyek menggabungkan semua mata pelajaran diseluru disiplin ilmu.

Ini berarti siswa sudah menggunakan teknologi untuk membuat tugas atau mengerjakan tugas bukan hanya pada satu mata pelajaran, melainkan semua mata pelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara atau diskusi dengan guru pengampu di SMA Kristen 1 Salatiga Bapak Demitrius Armatea hal ini sangat-sangat membantu apalagi sekarang kita tidak menerima pasif jadi ada sepulu atau limabelas menit untuk literasi baca dan membaca jurnal atau artikel yang berkaitan dengan pembelajaran saat itu jadi kita memberikan waktu untuk siswa untuk mencari artikel atau jurnal dari interner.

Ini berarti bahwa siswa disekolah SMA Kristen 1 Salatiga ini tidak hanya menerima informasi atau materi dari guru semata, disini mereka diajak atau diberi kesempatan 10 atau 15 menit untuk mencari atau menggali materi pelajaran dari luar, terutama dari internet.

4. Autentik

Autentik adalah dimana siswa menggunakan alat teknologi untuk menghubungkan kegiatan pembelajaran ke dunia luar juga pengaturan instruksional daripada bekerja pada mengontekstualisasikan.

Autentik, Asli atau Dapat dipercaya ini berarti siswa sudah menggunakan teknologi untuk pembelajaran jarak jauh terutama kedunia luar selain daera tempat dia belajar untuk lebih memahami apa yang dia dapat didaeranya sebaliknya siswa tidak hanya menurunkan apa yang suda ada tetapi mengembangkannya.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa tahap ini atau indicator ini yang lebih dominan dari siswa ialah memilih alat teknogi dari berbagai bidang studi untuk membangun solusi yang otentik atau kehidupan nyata.

13

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu Demitrius Armatea, berkaitan dengan hal yang dominan itu, mengapa sampai hal tersebut sangat dominan?. Demitrius Armatea, saya sendiri menyarankan siswa untuk harus hati-hati dan selektif juga untuk mencari artikel atau jurnal yang ada di internet, disini saya suka ketika mereka punya atau dapat informasi lalu siswa itu lebih ke originalitas pemikiran dia dari informasi yang dia dapatkan, dan ketika apa yang dia dapatkan enta itu darimana, saya ajarkan untuk ikut sertakan referensi atau daftar pustaka.

Disini berarti siswa diajarkan oleh guru untuk mencari informasi materi dari luar dan mengembangkan dengan pemikiran dia sendiri dan jika dia mengambil informasi atau materi dari luar maka dia harus memberikan referensi atau daftar pustakan sebagai tanda bukti pemikan orang lain.

5. Goal Directed

Goal Directed (Langsung Gool) adalah siswa menggunakan alat teknologi untuk menetapkan tujuan, rencana kegiatan, progrees motnitor dan mengevaluasi hasil dan bukan sampel menyelesaikan tugas tanpa refleksi.

Goal directed ini berati menggunakan langsung atau sadar atau tidaknya teknologi itu suda menjadi teman dan saudara yang tang dapat dipisakan.

Berdasarkan hasil penelitian tahap ini atau indicator yang lebih dominan terutama berkaitan dengan menggunakan alat teknologi untuk grafik, mengamati, mengevaluasi untuk memenui tujuan dibeberapa mata pelajaran.

Ini berarti siswa suda sampai ditahap menggunakan teknologi untuk pencarian berkaitan dengan petah, mengevaluasi semua tindakan menerima dan belajar menggunakan ternologi, ini berlaku bukan untuk satumata pelajaran atau satu ilmu yang dia dapat, melainkan untuk semua ilmu yang dia dapat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu Demitrius Armatea berkaitan denga indicator ini dan hal yang paling dominan pada siswa, guru : peranannya multimedia dalam media pembelaran atau system pemdidikan itu sangat dimungkinkan dimana menudakan siswa dimana

14

disitukan ada audio visualnya juga sehingga muda dimemahami oleh siswa, yang berikutnya adalah itu bisa jadi untuk paperlist, kita suda tidak lagi membutukan kertas-kertas dan apalagi keterkaitanya dengan sekolah di SMU Kristen 1 itukan kita sekolah adiwiyata, ini bagaimana meminimalisirkan kertas, makanya disetiap pembelajaran kita juga berupaya untuk memakai multimedia dalam pembelajaran dan disetiap kalaspun suda ada LCD/ Proyektor. Seperti halnya smartphone makanya kita harus bijak dalam menggunakannya.

Ini berarti siswa di SMA Kristen 1 Salatiga ditahap ini atau di indicator ini siswa dilengkapi dengan fasilitas seperti LCD/ Proyektor ini untuk mendukung siswa dalam belajar.Di SMA Kristen 1 Salatiga ini juga ada menerapkan sekolah adiwiyata dimana sekolah yang meminimalisirkan kertas.

5. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, analisis hingga pembahasan tentang Evaluasi Efektifitas Penggunaan Teknologi Dalam Hal Tingkat Integrasi Teknologi Pada Matapelajaran Multimedia Dalam Bingkai TIM (Teknologi Integrasi Matrix), yang diadakan di SMA Kristen 1 Salatiga, dengan sampel 78 siswa dan 1 guru yaitu guru multimedia.

Pengintegrasian teknologi oleh siswa di SMA Kristen 1 Salatiga dalam bingkai TIM yang diambil atau berfokus pada sering dan selalu, bilah dilihat dari indikator-indikator dalam TIM yaitu indikator aktif mencapai 79%, Indikator Kolaboratif mencapai 86%, indikator Konstruktif mencapai 61%, Indikator Autentik mencapai 50%, dan indikator Goal directed mencapai 79%.

Pengetahuan akan teknologi dan penggunaan teknologi di SMA Kristen 1 Salatiga ini suda terbiasa, ini terbukti dengan adanya fasilitas di SMA Kristen 1 salatiga itu sendiri, dorongan dari guru dan guru memberikan waktu sejenak untuk siswa menggunakan teknologi.

15

6. Daftar Pustaka

[1]. Dianur Hikmawati, 2012, Evaluasi Efektifitas Program Pelatihan Service Excellence Di Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta.

[2]. Agus Kurniawan, 2009, Gambaran Pelaksanaanntasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

[3]. A.S., Johnson County Community College, 1992 B.A., MidAmerica Nazarene University, 1996 M.Ed., MidAmerica Nazarene University, 2001. The Development And Pilot Of The Technology Integration Matrix Qestionnaire.

[4] Tri Widada, 2012, Evaluasi Hasil Pembelajaran Matakulia Fungsi Teknik Di Lembaga Pendidikan Akademik Kepolisia.

[5] Proses Penyusunan Dan Penggunaan Alat Evaluasi Dalam Implementassi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) Di Kalangan Guru-Guru Di Berbagai SMK EX SMEA Kota Salatiga Tahun Ajaran 2007/2008.