Upload
nasra-djabir
View
107
Download
43
Embed Size (px)
Citation preview
PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA
PHENYLETHYL ALCOHOL DARI BENZENE DAN
ETHYLENE OXIDE
KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN
EXECUTIVE SUMMARY
Disusun Oleh :
Leny Marince Natonis No. Mhs. 121050010 / TK
Febriarty Indah Wahyuni No.Mhs. 121050091 / TK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2011
PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA
PHENYL ETHYL ALCOHOL DARI BENZENE DAN
ETHYLENE OXIDE
KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN
EXECUTIVE SUMMARY
Diajukan kepada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
guna melengkapi syarat -syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Kimia
Oleh :
Leny Marince Natonis No.Mhs. 121050010 / TK
Febriarty Indah Wahyuni No.Mhs. 121050091 / TK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VE TERAN”
YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Pra rancangan Pabrik Kimia merupakan tugas yang diwajibkan bagi
setiap mahasiswa sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Kimia,
Jurusan Teknik Kimia , Fakultas Teknologi Industri, UPN “Veteran” Yogyakarta.
Dalam hal ini penyusun mendapat tugas “Pra Rancangan Pabrik Phenyl Ethyl
Alcohol dari Benzene dan Ethylene Oxide” dengan kapasitas 50.000 ton/tahun,
yang diharapkan dapat bermanfaatkan bagi perkembangan industri kimia.
Penyelesaian tugas ini didasarkan atas hasil studi dari beberapa sumber
seperti jurnal, data paten, materi akademik dan sebagainya.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya.
2. Bapak Ir. Abdullah Kunta-Arsa, MT selaku Dosen Pembimbing I, yang banyak
meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk membimbing, memberi
nasehat, saran, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Ir. Sri Sukadarti, MT selaku Dosen Pembimbing II, yang banyak meluangkan
waktunya dengan penuh kesabaran untuk membimbing, memberi nasehat, saran,
dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Orang tua kami, terima kasih telah membesarkan kami dan mendidik kami
dengan penuh cinta kasih yang tidak bisa terbalaskan hingga akhir hayat.
5. Teman-teman angkatan 2005, semangat terus jangan pernah menyerah, semoga
kita semua sukses selalu.
6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan tugas akhir tugas akhir ini
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang memerlukannya dan mohon
maaf apabila masih banyak kekurangannya dalam penyusunan tugas akhir ini.
Yogyakarta, Agustus 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………......
Halaman Pengajuan …………………………………………………………..
Halaman Pengesahan …………………………………………………………
Kata Pengantar ………………………………………………………………..
Daftar Isi ……………………………………………………………………...
Daftar Gambar………………………………………………………………...
Daftar Tabel …………………………………………………………………..
Intisari ………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
A. Latar Belakang ………………………………………………………..
B. Prospek Pasar …………………………………………………………
C. Tinjauan Pustaka ……………………………………………………..
D. Tinjauan Termodinamika………………………………………….......
BAB II PROSES PRODUKSI ……………………………………………..
A. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk ………………………………….
B. Deskripsi Proses ………………………………………………………
BAB III UTILITAS …………………………………………………………
A. Air …………………………………………………………………….
B. Listrik …………………………………………………………………
C. Steam …………………………………………………………………
D. Udara Tekan ………………………………………………………….
BAB IV MANAJEMEN PERUSAHAAN …………………………………
A. Organisasi …………………………………………………………….
B. Rencana Jam Kerja ……………………………………………………
BAB V EVALUASI EKONOMI ………………………………………….
BAB VI LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ………………………..
A. Pemilihan Lokasi …………………………………………………......
B. Tata Letak Pabrik ……………………………………………………..
i
ii
iii
iv
v
vii
viii
ix
1
1
2
3
6
8
8
10
14
14
14
14
14
16
16
17
19
22
22
24
C. Tata Letak Alat Proses………………………………………………..
BAB VII KESIMPULAN …………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….
LAMPIRAN
26
29
30
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Grafik Ekspor - Import Phenyl Ethyl Alcohol……………
Gambar 2.1 Diagram Alir Kuantitatif ………………………………........
Gambar 2.2 Diagram Alir Kualitatif ……………………………………..
Gambar 3.1 Diagram Utilitas ……………………………………………..
Gambar 5.1 Break Even Point ……………………………………………
Gambar 6.1 Tata Letak Pabrik ……………………………………………
Gambar 6.2 Tata Letak Alat Proses ………………………………………
2
12
13
15
21
27
28
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ekspor - Import Phenyl Ethyl Alcohol …………………………
2
INTISARI
Pabrik Phenyl Ethyl Alcohol dari Benzene dan Ethylene Oxide dengan kapasitas 50.000 ton / tahun direncanakan didirikan di Cilacap, Jawa Tengah. Pabrik beroperasi secara kontinu selama 320 hari dalam setahun dan 24 jam per hari dengan jumlah tenaga kerja 200 orang.
Proses pembuatan Phenyl Ethyl Alcohol dari Benzene dan Ethylene Oxide dari tangki penyimpan dipompa ke dalam mixer sebagai umpan segar untuk dicampur dengan larutan benzene recycle, hasil campuran didinginkan di cooler dan dipompa untuk diumpankan ke dalam reaktor yang berisi katalis aluminium klorida, sehingga terjadi reaksi pembentukan phenylethyl alcohol. Reaktor berjalan pada suhu tetap dan bekerja secara kontinu. Reaktor yang diguanakan adalah RATB.
Hasil dari reaktor di blow down ke mixer untuk dilakukan pencucian aluminium klorida dengan air, hasil pencucian diumpankan ke dekanter untuk memisahkan larutan benzene dengan larutan aluminium klorida. Larutan aluminium klorida sebagai hasil bawah dekanter dibuang ke UPL, sedangkan larutan benzene sebagai hasil atas dekanter diumpankan ke menara distilasi setalah terlebih dahulu dipanaskan dalam heater.
Di dalam menara distilasi terjadi proses pemisahan produk phenylethyl alkohol sebagai hasil bawah menara distilasi dengan benzene yang merupakan hasil atas menara distilasi yang diumpankan ke dalam mixer sebagai recycle. Untuk menghasilkan produk phenylethyl alkohol sebanyak 50.000 ton /tahun dengan kemurnian 99%. Air untuk kebutuhan utilitas sebesar 118334.45 kg/jam. Kebutuhan listrik sebesar 5332.32 KW.
Dari perhitungan evaluasi ekonomi diperoleh modal tetap sebesar $ 30,753,842.63 + Rp 68.007.400.000,- ,modal kerja sebesar $ 35,230,047.81 + Rp. 289.243.194.000,- ,biaya operasi sebesar $ 90,228,243.88,ROI sebelum pajak sebesar 25.67 %, ROI sesudah pajak 15.40 %, POT sebelum pajak 2.8 tahun, POT sesudah pajak 3.9 tahun, BEP sebesar 48.1 %, SDP sebesar 22.1 % dan DCF sebesar 21.872%. Berdasarkan evaluasi ekonomi ini maka pabrik Phenyl Ethyl Alcohol dari Benzene dan Ethylene Oxide layak untuk dipertimbangkan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan menuju Negara maju di segala bidang, Indonesia
diharapkan mampu bersaing dengan negara-negara industri lain di dunia.
Peningkatan yang sangat pesat baik secara kualitas maupun kuantitas juga
terjadi dalam industri kimia. Oleh karena itu untuk masa yang akan datang,
industri kimia khususnya, perlu dikembangkan agar tidak selalu bergantung
pada negara lain.
Phenyl Ethyl Alcohol (C6H5CH2CH2OH) merupakan salah satu produk
kimia hasil produksi antara (intermediate) yang sangat komersial untuk bahan
baku industri pembuatan parfum yang cukup potensial. Disamping itu Phenyl
Ethyl Alcohol (PEA) juga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik
,sabun, bahan pengawet, anti bakteri dan lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, setelah tahun 1900 kebutuhan permintaan
PEA terus meningkat, tidak lama. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan
tersebut maka perlu dilakukan pengembangan- pengembangan dalam proses
pembuatan PEA guna meningkatkan hasil dan mutu produk yang lebih baik
Pendirian pabrik PEA akan sangatlah tepat, karena dapat memberikan
dampak positif dalam segala bidang, antara lain dibukanya lapangan kerja
baru,sehingga dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi tingkat
pengangguran di Indonesia. Disamping itu untuk memenuhi kebutuhan pasar
didalam negeri dan diluar negeri yang diharapkan dapat meningkatkan devisa
negara.
B. Prospek Pasar
1. Data Ekspor-Impor
Data statistik dalam lima tahun terakhir menunjukan bahwa
kebutuhan PEA dalam negeri terus meningkat. Hal ini sesuai dengan data
dari Biro Pusat Statistik yang ditunjukan pada tabel 1. dibawah ini:
Tabel 1.1 Data Ekspor-Impor PhenylEthyl Alcohol No Tahun Impor (ton) Ekspor(ton) 1 2000 1224.001 180.92 2 2001 1325.489 606.194 3 2002 1576.242 2240.6 4 2003 1777.755 2159.774 5 2004 2179.843 2920.712 6 2005 2543.165 4152.176 7 2006 2478.914 4290.685 8 2007 2247.891 8082.172
Sumber:BPS
Berdasarkan grafik impor PEA menunjukkan bahwa kebutuhan
PEA dari luar negeri cenderung menurun.
. Dari grafik ekspor PEA mengalami peningkatan drastis tiap
tahunnya, ini berarti kita sudah bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.
0
2000
4000
1998 2000 2002 2004 2006 2008Be
rat(
ton
)
Tahun
Grafik Impor PEA(ton)
Impor(ton)
0
5000
10000
1998 2000 2002 2004 2006 2008
Ber
at(t
on)
Tahun
Grafik Ekspor PEA(ton)
Ekspor(ton)
C. Tinjauan Pustaka
a. Tinjauan Berbagai Proses
Phenyl Ethyl Alcohol(PEA) adalah suatu senyawa aromatis yang
mempunyai sifat berbau harum seperti bunga mawar. Secara alami PEA
terkandung dalam minyak yang mudah menguap (volatile), misalnya pada
bunga mawar, bunga jeruk manis, dan daun teh. PEA merupakan senyawa
aromatis paling sederhana dam memiliki berbagai karakteristik kimia
seperti alkohol primer.
Proses pembuatan PEA dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara antara lain:
1). Reaksi Grignard
Selama 25 tahun terakhir setelah 1990, reaksi Grignard
digunakan untuk membuat PEA. Akan tetapi reaksi ini hanya
dipakai untuk jumlah yang terbatas.
Proses Grignard yang digunakan untuk menghasilkan PEA
memiliki tahap-tahap reaksi sebagai berikut (Kirk & Othmer,
1981):
C6H5Br + Mg C6 H5MgBr
Bromo Benzene Fenil magnesium bromide
C6 H5MgBr + C2 H4O C6 H5CH2 CH2OMgBr
C6 H5CH2 CH2OMgBr + H+ C6 H5CH2 CH2OH + Mg+ + Br
2). Reaksi Friedel- Crafts
Ketika Etylene oxide (C4H2O) secara komersial
ditemukan, maka teknik Friedel- Crafts menggeser penggunaan
reaksi yang lain. Reaksi Friedel- Crafts pertama kali digunakan
oleh Schaarschimdt pada tahun 1925, yaitu dengan meraksikan
benzene(C6H6) dan ethylene oxide (C4H2O) dengan
menggunakan katalis aluminium klorida (AlCl3) pada suhu
operasi 10 - 11 ºC dengan tekanan atmosferis. (Kirk and
Othmer, 1981).
Reaksi Friedel- Crafts :
C6 H6 + C2 H4O → 3AlCl C6 H5CH2 CH2OH
Benzene Ethylene Oxide Phenyl Ethyl Alcohol
Penggunaan Benzene yang berlebih dapat memberi
pengaruh pada agitasi yang baik selama proses reaksi, serta
untuk mencegah pembentukan etilen klorohidrin sebagai hasil
samping.
b. Pemilihan Proses
1. Bahan baku
1.1 Proses Grignard
Proses Grignard menggunakan bahan baku Bromo Benzene,
Magnesium, dan Ethylene oxide. Akan tetapi tahap pengadaan
bahan baku harus didatangkan dari mancanegara. Dengan demikian
proses produksi PEA dalam jumlah besar ditinjau dari segi
ekonomi sangat tidak menguntungkan.
1.2 Proses Friedel- Crafts
Proses Friedel- Crafts menggunakan bahan baku Benzene dan
Ethylene oxide. Pengadaan bahan baku untuk proses ini lebih
mudah dilakukan daripada proses Grignard karena adanya pabrik
yang memproduksi bahan baku yang digunakan yaitu:
● Benzene yang diproduksi oleh Pertamina Cilacap, Jawa
Tengah.
● Ethylene oxide yang dapat diproduksi oleh PT. Chandra
Asri Cilegon.
2. Potensial Ekonomi
2.1 Proses Grignard
● Produk : Phenyl Ethyl Alcohol
Harga/kg : $ 2,833/kg
● Bahan baku
Bromo Benzene : $1,303/kg
Magnesium : $0,477/kg
Ethylene oxide : $1,0555/kg +
$ 2,8355/kg
EP = Harga produk – biaya bahan baku
EP = (BM Phenyl Ethyl Alcohol x Harga Phenyl Ethyl
Alcohol ) – [(BM Bromo Benzene X Harga Bromo
Benzene) + (BM Mg x Harga Mg) + (BMCH2CH2OH x
Harga CH2CH2OH)]
= (122x2,833)(156.9x1,303)+(24.31x0,477)
+(44.054 x 1,05555)
= $ 70,718.118 /kg
2.2 Proses Friedel – Crafts
● Produk : Phenyl Ethyl Alcohol
Harga/kg : $ 2,833/kg
● Bahan baku
Benzene : $0,5555/kg
Ethylene oxide : $1,0555/kg +
$1,6110/kg
Dari data-data yang diperoleh maka nilai potensial
ekonomi (EP) untuk masing-masing proses dapat dihitung
melalui hubungan :
EP = Harga Produk – Biaya bahan baku
EP = (BM Phenyl Ethyl Alcohol) x (Harga Phenyl Ethyl Alcohol)-
[(BM Benzene x Harga Benzene) + (BM Ethylene
Oxide)x(Harga Ethylene Oxide)]
= (122x2,833)-(78.114x0,5555)+(44.054x1,0555)
= $ 348,733/kg
Jadi, proses yang dipilih dalam Pra Rancangan Pabrik PEA
adalah menurut proses Friedel – Crafts dengan
pertimbangan dilihat dari nilai EP yang paling tinggi.
c. Tinjauan Termodinamika
Reaksi:
C2H4(1) + C6H6(1) → 3AlCl C6H5CH2CH2OH(1) ……………………..(1)
Panas reaksi pada reaktor:
∆HR,10ºC = ∆Hreactan+∆Hproduk+∆HR,25ºC
∆HR,25ºC = -19196kkal/kgmol
∆HR,10ºC = ∆Hreactan+∆Hproduk+∆HR,25ºC
25ºC ∆H25C 25ºC
reaktan _ _ _ _∆Hr _ _ _ _ produk
10ºC 10ºC
Karena perbedaan suhu sangat kecil atau panas reaksinya tidak
terlalu besar, maka panas tersebut dapat diserap oleh pendingin dengan
menggunakan coil pendingin.
d. Tinjauan Kinetika
Tinjauan reaksi:
C2H4O(1) + C6H6(1) → 3AlCl C6H5 CH2 CH2OH(1) ……………………(1) A B C
Dengan mengasumsikan bahwa reaksi (1) berorde 2 terhadap
konsentrasi masing-masing reaktannya, maka :
-rA = k1CACB
Jika C2H4O berperan sebagai limiting reaktan sehingga konversi
reaksi dinyatakan terhadap C2H4O (A) :
-dt
dCA = CAOdt
dXA = k1CAO ( 1 – XA) (CBO – CAO X A )
dt
dXA
= CAO k1 ( 1 – XA) (M - X A )
Dengan : M = AO
BO
C
C
∫AX
0 )X)(MX(1k
dX
AA1
A
−−=CAO. t………………..…….............. (2
Persamaan diatas dapat diselesaikan secara integral untuk
menentukan waktu reaksi (t).
BAB II
PROSES PRODUKSI
A. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
Bahan Baku
1. Benzene
Rumus Molekul : C6H6
Kemurnian : 98%
Bentuk : Cair tak berwarna
Berat Molekul : 78,114 kg/kgmol
Titik didih normal : 80,1 °C
Densitas pada 20°C : 0,887 g/ml
Viskositas : 2,679 kg/jam.m
Melting point : 5,69°C
Suhu ktitis : 289,6°C
Tekan kritis : 48,6 atm
Kelarutan : - 0,07% pada 22°C air
: - larut dalam alkohol
: - larut dalam eter
(PT.Pertamina UP IV, Cilacap - Jawa Tengah)
2. Ethylene Oxide
Rumus Molekul : C2H4O
Kemurnian : 97%
Bentuk : Cair
Berat Molekul : 44,054 kg/kgmol
Titik didih normal : 10,5 °C
Densitas pada 20°C : 0,889 g/ml
Viskositas : 2,613 kg/jam.m
Melting point : -111,3°C
Suhu ktitis : 196°C
Tekanan kritis : 71 atm
Kelarutan : - larut dalam air
:- larut dalam alkohol
:- larut dalam eter
(PT. Chandra Asri " Cilegon") 3. Katalis Aluminium Klorida
Rumus molekul : AlCl3
Bentuk : Kristal
Warna : Putih
Titik lebur, oC : 194
Berat molekul g/gmol : 133,5
Kemurnian : 99 %
Densitas, kg/m3 : 2440
Data kelarutan : Kelarutan dalam air 69,87 kg/100 kg air.
(www.ChemicalLand21.com)
Bahan Produk
Phenyl Ethyl Alcohol
Rumus molekul : C8H10O
Bentuk : Cair
Warna : Tidak berwarna
Berat molekul, g/gmol : 122
Kemurnian : 99 %
Densitas, kg/m3 : 1025,35
Titik didih 1 atm, oC : 220
(www.ChemicalLand21.com)
Data kelarutan : - larut dalam alkohol
- larut dalam air ( 1:50 bagian )
(Kirk Othmer)
B. Deskripsi Proses
1. Tahap Persiapan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Phenyl Ethyl
Alcohol adalah benzene dan ethylene oxide. Larutan Benzene pada suhu
30°C dan tekanan 1 atm dalam tangki penampung (T-01) sebagai umpan
segar, dipompa ke dalam mixer ( TP-01) untuk dicampur dengan larutan
benzene recycle pada suhu 50°C. Hasil campuran didinginkan di cooler
sampai suhu 10°C, dan dipompa untuk diumpankan ke dalam reaktor(R-01).
Begitu pula bahan baku ethylene oxide dari tangki penampung (T-02)
didinginkan di dalam cooler dari suhu 30°C menjadi suhu 10°C sebelum
dipompa ke dalam reaktor.
Katalis yang digunakan adalah Aluminium Klorida. Aluminium
Klorida padat yang berbentuk powder yang disimpan dalam gudang
diangkut menggunakan belt conveyor ke bucket elevator(BE-01) sebelum
diumpankan ke dalam hopper (H-01) setelah itu diumpankan ke dalam
reaktor (R-01).
2. Proses Reaksi
Reaksi terjadi dalam reaktor. Reaktor yang digunakan adalah
Reaktor Alir Tanki Berpengaduk, untuk memenuhi kapasitas produksi yaitu
50.000 ton/tahun.
Reaksi dalam reaktor bersifat eksotermis fase cair. Jumlah reaktor
yang digunakan 2 buah reaktor (R-01) dan (R-02) yang disusun seri.
Kondisi operasi dalam reaktor pada suhu 10°C dan tekanan 1atm.
3. Tahap Pemisahan
Hasil dari reaktor(R-02) diblow down ke mixer(TP-02) untuk
melarutkan aluminium klorida dengan air. Hasil pelarutan diumpankan ke
dekanter(D), untuk memisahkan larutan organik dan inorganik. Larutan
inorganik sebagai hasil bawah dekanter dibuang ke UPL, sedangkan larutan
organik sebagai hasil atas dekanter diumpankan ke menara distilasi setelah
terlebih dahulu dipanaskan dalam heater (HE-02) sampai suhu 47°C .
4. Pemurnian Produk
Di dalam menara distilasi(MD-01) suhu 47°C tekanan 0.3 atm
terjadi proses pemisahan produk phenylethyl alkohol sebagai hasil bawah
menara distilasi dan benzene yang merupakan hasil atas menara distilasi.
Hasil atas menara distilasi (MD-01) yang berupa uap benzene dengan
temperatur 47°C diembunkan dalam kondensor (CD-01) dan hasil embunan
ditampung dalam akumulator (AC-01). Kemudian hasil embunan tersebut
dikembalikan ke dalam mixer (TP-01) sebagai benzene recycle. Hasil bawah
menara distilasi(MD-01) dengan suhu 170°C diuapkan pada reboiler (RB-
01). Hasil reboiler yang berupa uap dikembalikan ke MD-01, dan sebagian
merupakan produk phenylethyl alkohol dengan kemurnian produk 99%
yang akan ditampung di tangki produk (T-03) dimana sebelumnya
didinginkan dalam cooler sampai suhu 40°C .
R TP D
C6H6 4235.2 kg/j
C7H8 65.1 kg/j
H2O 10871.4 kg/j
MD
AlCl3 7610.0 kg/j
H2O 76.9 kg/j
C2H4O 2451.4 kg/j
H2O 24.8 kg/j
C2H4O 125.7 kg/j
C6H6 58178.3 kg/j
H2O 280.1 kg/j
C7H8 325.5 kg/j
C8H10O 6630.2 kg/j
AlCl3 7610.0 kg/j
C2H4O 125.7 kg/j
C6H6 58178.3 kg/j
H2O 11151.4 kg/j
C7H8 325.5 kg/j
C8H10O 6630.2 kg/j
AlCl3 7610.0 kg/j
C6H6 58170.5 kg/j
C7H8 317.7 kg/j
C8H10O 6407.2 kg/j
Recycle:
C6H6 58170.5 kg/j
C7H8 260.4 kg/j
C8H10O 6.5 kg/j
Produk :
C7H8 6.5 kg/j
C8H10O 6445.3 kg/j
Limbah :
C2H4O 125.7 kg/j
H2O 11151.4 kg/j
C8H10O 223.03 kg/j
AlCl3 7610.0 kg/j
C6H6 7.8 kg/j
Gambar 2.1 Diagram Alir Kuantitatif
Gambar 2.2 Diagram Alir Kualitatif
BAB III
UTILITAS
Dalam suatu industri kimia selain bahan baku dan bahan pembantu juga
diperlukan bahan penunjang kelancaran produksi lainnya, dalam hal ini
disediakan oleh unit Utilitas. Utilitas ini menyediakan kebutuhan air, listrik, steam
dan udara tekan.
A. Air
Total kebutuhan air keseluruhan :
Air yang hilang = 105633.45 kg/jam
Air proses = 10920 kg/jam
Air servis = 1781 kg/jam +
Jumlah = 118334.45 kg/jam
B. Listrik
Listrik digunakan untuk menggerakkan motor-motor penggerak alat-alat
seperti halnya pompa - pompa dan alat lainnya. Disamping itu, listrik dibutuhkan
juga untuk penerangan.
Kebutuhan listrik untuk motor = 2031.47 Kw
Listrik untuk instrumentasi = 406.29 Kw
Listrik untuk penerangan = 2894.56 Kw
C. Steam
Steam digunakan untuk media pemanas di pabrik.
Kebutuhan steam = 23155 Kg/j.
D. Udara Tekan
udara tekan diperlukan untuk aliran dalam alat control sebagai aliran
pneumatic.
Kecepatan volume udara, Q = 23.75 m3/j
Kecepatan massa udara, m = 137.76 kg/j
Gambar 3.1 Diagram Utilitas
BAB IV
MANAJEMEN PERUSAHAAN
A. Organisasi
Pabrik Phenyl Ethyl Alcohol (C6H5CH2CH2OH) ini direncanakan
berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Organisasi dipimpin oleh dewan direksi yang
terdiri atas direktur utama, direktur, kabak produksi, kepala seksi, wakil kepala
seksi, kepala opeator, dan operator. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Direktur Utama ( 1 orang )
2. Direktur ( 3 orang )
3. Kepala Biro ( 2 orang )
4. Kapala bagian ( 5 orang )
5. Kepala Seksi ( 20 orang )
6. Staf ( 25 orang )
7. Operator ( 48 orang )
8. Karyawan golongan 3 ( 20 orang )
9. Karyawan golongan 2 ( 35 orang )
10. Karyawan golongan 1 ( 41 orang )
Jadi jumlah karyawan seluruhnya pada pabrik Phenyl Ethyl Alcohol
(C6H5CH2CH2OH) ini diperkirakan 200 orang.
B. Rencana Jam Kerja
Pabrik CCl4 direncanakan beroperasi 24 jam per hari selama 330 hari
dalam satu tahun. Sisa hari dalam satu tahun digunakan untuk perbaikan dan
perawatan tahunan.
Pembagian kerja karyawan ada 2 kelompok yaitu jam kerja karyawan shift
dan karyawan non shift.
1. Jam Kerja Karyawan Non Shift
Senin – Kamis : Pk. 08.00 – 16.00
Istirahat Pk. 12.00 – 13.00
Hari Sabtu, Minggu dan hari besar nasional libur.
2. Jam Kerja Karyawan Shift
Dibagi menjadi 4 shift dengan 3 shift bekerja dan 1 shift libur.
Jam kerja shift:
Shift I pagi : Pukul 08.00 – 16.00
Shift II sore : Pukul 16.00 – 24 00
Shift III malam : Pukul 00.00 – 08.00
Pengaturan Tugas Shift:
Hari Shift 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I A A A B B B C C C D D D
II B B C C C D D D A A A B III C D D A A A B B B C C Libur D C B A D C B A D C B A
A, B, C dan D: kelompok shift
Mulai hari ke 13 jadwal kembali seperti awal.
No Jabatan Gaji / Bulan Jumlah Gaji / Tahun 1 Direktur Utama 50.000.000 1 600.000.000 2 Direktur 25.000.000 3 900.000.000 3 Kepala Biro 15.000.000 2 360.000.000 4 Kapala bagian 10.000.000 5 600.000.000 5 Kepala Seksi 7.000.000 20 1.680.000.000 6 Staf 6.000.000 25 1.800.000.000 7 Operator 5.000.000 48 2.880.000.000 8 Karyawan golongan 3 4.000.000 20 960.000.000 9 Karyawan golongan 2 3.000.000 35 1.260.000.000 10 Karyawan golongan 1 2.000.000 41 984.000.000
Total Labour Cost 12.024.000.000
BAB V
EVALUASI EKONOMI
1. Investasi Pabrik
Investasi total terdiri atas Fixed Capital Investment (Investasi
modal tetap) sebesar $ 30,753,842.63 + Rp 68.007.400.000,- dan Working
Capital (modal kerja) sebesar $ 35,230,047.81 + Rp. 289.243.194.000,-
2. Biaya Operasi
Keseluruhan biaya yang diperlukan untuk operasi pabrik selama 1
tahun diperkirakan sebesar $ 90,228,243.88 dengan kapasitas produksi 100
%. Biaya itu meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Termasuk dalam
biaya tetap adalah tenaga kerja, biaya pengadaan bahan baku, dan utilitas
serta biaya yang terkait dengan biaya pabrik total. Sedangkan biaya
variabel terdiri dari biaya yang terkait dengan penjualan.
3. Analisis Kelayakan Ekonomi
Evaluasi ekonomi ditentukan dengan menggunakan cara klasik,
yang meliputi:
a. Return of Investment (ROI)
Merupakan keuntungan yang dapat diperoleh setiap tahun
didasarkan pada kecepatan pengembalian modal tetap yang di
investasikan.
Diperoleh :
ROI sebelum pajak : 25.67 %
ROI setelah pajak : 15.40 %
b. Pay Out Time (POT)
Merupakan waktu yang diperlukan sehingga Fixed capital
investment yang ditanam dapat kembali atas dasar keuntungan
tiap tahun.
c. Pay Out Time (POT)
Merupakan waktu yang diperlukan sehingga Fixed capital
investment yang ditanam dapat kembali atas dasar keuntungan
tiap tahun.
Diperoleh :
POT sebelum pajak : 2.8 tahun
POT sesudah pajak : 3.9 tahun
d. Break Even Point (BEP)
Titik batas produksi dimana pabrik tidak untung dan tidak rugi.
BEP terjadi pada 48.3 % dari kapasitas produksi.
e. Shut Down Point (SDP)
Titik dimana pabrik mengalami kebangkrutan, pabrik harus
tutup dan berhenti beroperasi, SDP terjadi pada 22.1 % dari
kapasitas produksi.
f. Discounted Cash Flow (DCF)
Besarnya perkiraan keuntungan yang diperoleh setiap tahun
didasarkan pada jumlah investasi yang telah kembali pada
setiap akhir tahun selama umur ekonomis pabrik. DCF
Pabrik Phenyl Ethyl Alkohol ini dilihat dari segi ekonomis, digolongkan
pabrik beresiko rendah, dapat dilihat dari evaluasi ekonomi yang memenuhi
persyaratan. Persyaratan untuk pabrik beresiko rendah berupa ROI minimal 11 %
dan POT maksimal 5 tahun sebelum pajak, sedangkan untuk pabrik beresiko
tinggi ROI minimal 44 % dan POT maksimal 2 tahun sebelum pajak.
Gambar 5.1 Break Even Point
0
200
400
600
800
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
biay
a da
lam
mily
ar r
upia
h/ta
hun
Kapasitas Produksi, %
Grafik BEP
Va
Ra
0.3 Ra
SDP BEP
Fixed cost
Variable cost
Regulated cost
Sales
Sa
Fa
Total cost
BAB VI
LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
A. Pemilihan Lokasi
Lokasi pabrik sangat berpengaruh terhadap kelangsungan terhadap
kelangsungan suatu pabrik, maka dalam menentukan tempat berdirinya
perlu didasarkan pada perhitungan yang matang sehingga menguntungkan
perusahaan baik dari segi teknik maupun segi ekonominya.
Lokasi yang dipilih untuk Pabrik Phentyl Ethyl Alkohol ini adalah di
Cilacap, Jawa Tengah, yang diharapkan dapat memberikan keuntungan
yang sangat sebesar-besarnya.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pendirian Pabrik Phentyl
Ethyl Alkohol ini antara lain :
1. Pengadaan bahan baku
Sebagai bahan baku Pabrik Phentyl Ethyl Alkohol adalah Benzene
dapat dibeli dari PT.Pertamina UP IV (PERSERO) Cilacap dan
Ethylene Oxide yang diimpor dari Botany Company, Australia.
2. Penyediaan Bahan bakar dan energy
Daerah cilacap, Jawa Tengah merupakan kawasan industry
sehingga penyediaan bahan bakar untuk generator dapat dengan mudah
terpenuhi sedangkan listrik untuk keperluan proses dan perkantoran
disediakan dari PLN setempat.
3. Pemasaran
Phentyl Ethyl Alkohol merupakan bahan intermediate, maka
pemilihan lokasi di Cilacap, Jawa Tengah adalah tepat, karena daerah
ini merupakan kawasan industry, sehingga memperpendek jarak
dengan pabrik-pabrik yang membutuhkannya.
4. Sarana Transportasi
Dari segi transportasi, dipilih lokasi pabrik di Cilacap, karena
Cilacap mempunyai pelabuhan yang memungkinkan kapal-kapal asing
dapat langsung bersandar di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap,
sehingga pemasaran ke luar negri dan di dalam negri tidak begitu sulit
dilakukan dengan menggunakan mobil tangki, karena Cilacap telah
memiliki infrastruktur jalan yang baik.
5. Tersedianya Tenaga Kerja
Tenaga kerja di Indonesia cukup bayak, sehingga penyediaan
tenanga kerja tidak begitu sulit diperoleh. Tenaga kerja yang
berpendidikan menengah atau kejuruan dapat diambil dari daerah
sekitar pabrik. Sedangkan untuk tenaga kerja ahli dapat didatangkan
dari kota lain. Disamping itu lokasi pabrik mudah dijangkau oleh
transportasi angkutan yang beroprasi secara permanen pada daerah
lokasi pabrik.
6. Iklim
Keadaan iklim/cuaca di daerah ini umumnya baik, dan
memungkinkan untuk didirikan suatu pabrik.
7. Penyediaan Utilitas
Daerah Cilacap, Jawa Tengah dilalui sungai Citanduy yaitu sungai
besar yang terdekat dengan kawasan industry yang dapat digunakan
untuk keperluan penyediaan utilitas terutama air.
B. Lay Out Pabrik
Lay Out Pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik
yang meliputi tempat karyawan bekerja, tempat peralatan dan tempat
menyimpan bahan. Lay out pabrik yang tepat sangat penting untuk
mendapatkan effisiensi, keselamatan dan kelancaran para pekerja serta
keselamatan dan kelancaran proses.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tata letak ruang pabrik adalah:
1. Perluasan Pabrik
Perluasan pabrik dan kemungkinan penambahan bangunan dimasa
mendatang. Perluasan pabrik harus sdah masuk dalam perhitungan
awal sebelum masalah kebutuhan tempat menjadi problem besar di
kemudian hari. Sejumlah areal khusus harus disiapkan untuk dipakai
sebagai perluasan pabrik bila dimungkinkan pabrik menambah
peralatan untuk menambah kapasitas atau menanmbah peralatan guna
mengolah bahan baku sendiri.
2. Harga Tanah
Harga tanah merupakan factor yang membatasi kemampuan
penyediaan awal. Bila haraga tanah tinggi, maka diperlukan effisiensi
yang tinggi terhadap pemakaian ruangan. Pamakaian tempat harus
disesuaikan dengan areal yang tersedia. Bila perlu ruangan harus
dibuat bertingkat, sehingga dapat menghemat temapat.
3. Kualitas, Kuantitas, dan Latak Bangunan
Kualitas, kuantitas, dan latak bangunan harus memenuhi standar
sebagai bangunan pabrik baik dalam arti kekuatan bangunan fisik
maupun perlengkapannya, misalnya ventilasi, insulasi dan instalansi.
Kateraturan penempatan bangunan akan membantu kemudahan kerja
dan perawatan.
4. Faktor Keamanan
Faktor yang paling penting adalah factor keamanan. Meskipun telah
dilengkapi dengan alat-alat pengaman, seperti hydrant, reservoir air
yang mencukupi, penahan ledakan dan juga asuransi pabrik, factor-
faktor pencegah harus tetap disediakan misalnya tangki bahan baku,
produk dan bahan bakar harus ditempatkan di areal khusus dengan
jarak antar ruang yang cukup untuk tempat-tempat yang rawan akan
bahaya ledakan dan kebakaran
5. Fasilitas Jalan
Jalan raya unuk pengangkutan bahan baku, produk dan bahan-bahan
lainnya sangat diperlukan. Penempatan jalan raya tidak boleh
mengganggu proses atau kelancaran dari tempat yang dilalui.
C. Tata Letak Alat
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tata letak
alat antara lain, agar diusahankan penyusunannya peralatan proses alat
satu dengan alat yang lainnya harus saling berurutan sesuai dengan urutan
kerja dan fungsinya, selain itu juga harus mempertimbangkan factor
kemudahan dalam pengecekan alata serta keselamatan kerja. Tetapi perlu
diperhatikan juga kondisi oprasi dari masing-masing alat. Pengaturan alat
control dilakukan didalam ruang kendali (control room).Untuk ruangan
kantor dan lainnya didirikannya di areal yang berdekatan dengan lokasi
proses agar semua kegiatan pabrik dapat terkontrol dengan cepat.
Gambar 6.1 Tata Letak Pabrik
C. Tata Letak Alat Proses
Gambar 6.2 Tata Letak Alat Proses
BAB VII
KESIMPULAN
1. Dari segi teknik merupakan proses yang lebih sederhana dengan tekanan
relatif rendah, kemurnian Phenyl Ethyl Alcohol yang dihasilkan mencapai
99%.
2. Dari segi ekonomi yaitu evaluasi ekonomi didapat Return On Investment
(ROI) sebelum pajak = 25.67 %, ROI sesudah pajak = 15.40 %, Pay Out
Time (POT) sebelum pajak = 2.8 tahun, POT sesudah pajak = 3.9 tahun,
Break Event Point (BEP) = 48.3 %, Shut Down Point (SDP) = 22.1%, dan
Discounted Cash Flow (DCF) = 21.872%, maka pabrik Phenyl Ethyl
Alcohol dari Benzene dan Ethylene Oxide dengan kapasitas 50.000
ton/tahun layak untuk dipertimbangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aries, R.S., and Newton, R.D., 1955, “Chemical Engineering Cost Estimation”, McGraw-Hill Book Company, New York
Biro Pusat Statistik, 2005, “Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia”, volume I. Jakarta.
Brownell, L.E., Young, E.H, 1950, Process Equiment Design, John Willey and Sons, Inc., New York.
Coulson, J.M., and Richardson, J.F., 1983, “Chemical Equipment Design”, John Wiley and Sons. Inc., New York
Kern, D.Q., 1965, Process Heat Transfer, McGraw-Hill, Singapore
Kirk and Othmer.,1968, Encyclopedia of Chemical Technologi 2nd ed., McGraw-Hill
Ludwig, E.E., 1967, Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plants, 2 nd ed., Vol I,II,III, Gilf Publishing Co., Houston, Texas.
Perry, R.H. and don Green, 1984, Chemical Engineering Handbooks 6 th ed., McGraw-Hill, Singapore.
Peters,M.S., Timmerhaus, K.D., 1991, Plant design and Economics for Chemical Engineers, 4 th ed., McGraw-Hill, Singapore.
Powel, S.T. 1954, Water Conditioning for Industry, 1th ed., McGraw-Hill Book Co., Inc., Tokyo.
Reid, K.C., and Sherwood, T.K., 1966, “Property of Gases and Liquid”, 2nd ed., McGraw Hill Co. Ltd., New York
Smith J.M & Van Ness, H.C, 2001, “Chemical Engineering Thermodynamic”,
2 nd ed., Mc.Graw-Hill, New York.
Treyball, R.E., 1979, “Mass Transfer Operations”, 3rd ed., McGraw Hill Book Kogakusha, Tokyo
Yaws, C.L., 1999, “Chemical properties Handbook”, Mc.Graw-Hill, Inc., New
York.
www.ChemicalLand21.com
www. Matches provides Aggglomerator Cost.com