56

EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

  • Upload
    allan

  • View
    101

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI. Sistem Ekskresi pada Manusia. Ekskresi adalah proses pembuangan zat sisa metabolisme tubuh . Sistem Ekskresi. Sistem Ekskresi Manusia. Alat ekskresi. Ginjal Paru-paru Hati Kulit. Kulit. Paru-paru. Hati. Ginjal. G I N J A L. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI
Page 2: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Ekskresi adalah proses pembuangan zat sisa metabolisme tubuh.

Sistem Ekskresi pada Manusia

Page 3: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Sistem Ekskresi ManusiaAlat ekskresi

• Ginjal • Paru-

paru• Hati• Kulit

Kulit Paru-paru

HatiGinjal

Page 4: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

G I N J A L

Membuang zat sisa metabolisme

FungsiMengatur keseimbangan air dan garam di dalam tubuh

Membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh

Mengatur tekanan darah dalam arteri

Letak disebelah kanan dan kiri tulang pinggang,, tepatnya pada bagian dorsal rongga perut

Ukuran

Panjang 10 – 12 cm

Lebar 5 – 6 cm

Berat 120 – 300 g

LapisanBag luar korteks ( kulit ginjal )

Bag tengah medula ( sumsum ginjal )

Satuan struktural dan fungsional terkecil ginjal / ren disebut “N E F R O N”

Bag dalam pelvis renalis ( rongga ginjal )

Page 5: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Ginjal

Struktur ginjal.

Kantung kemih

Ureter

Ginjal

Piala ginjalPelvis

MedulaKorteks

Nefron

Saluran penampung

Lengkung Henle

Saluran naik

Tubulus distal

Tubulus kontortus

Medula

Korteks

Kapsula Bowman

Glomerulus

Page 6: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Ginjal (2)

Nefron korteks dan nefron jukstamedula.

Page 7: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

NEFRON

Terdiri atas

Badan malphigi

Tubulus

Terdapat di korteks ginjal

terdiri atasglomerulus

kapsula bowmen

Terdapat di medula ginjal

terdiri atas

kontortus proksimal

kontortus distal

kolektivus

DiantaraTCP dan TCD

Terdapat:

lengkung henle

bagian tubulus proksimal maupun tubulus distal di daerah korteks

bagian

Lengkung henle ascendens ( menanjak )

Lengkung henle descendens ( menurun )

Page 8: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Proses Pembentukan

Urin

Filtrasi

Yang disaring : darah

Hasil : urin primer / filtrat glomerulus

Tempat : badan malphigi

Pada urin primer tidak ditemukan protein

Reabsorpsi

Cairan asal : Urin primer

Tempat : tubulus contortus proksimal

Hasil : urin sekunder

Augmentasi

Cairan asal : urin sekunder

Tempat : tubulus contortus distal

Hasil : urin

Faktor yang mempengaruhi produksi urin

EmosiKonsentrasi darahSuhuZat-zat diuretik/ hormon ADH

(anti deuritik hormon)

Page 9: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Mekanisme Filtrasi

Darah masuk keglomerulus

Tekanan darah menjadi tinggi

Hal ini mendorong cairan melewati pori-pori endotelium kapiler glomerulus

Menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi

Masuk ke dalam ruang kapsula bowman

Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula bowmandisebut filtrat glomerulus / urin primer

Filtrat Glomerulus

mengandung

zat berguna

zat tidak berguna

glukosa

mineral

asam urat

kreatinin

urea

Page 10: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Mekanisme Reabsorpsi

urin primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal

• Terjadi reabsorpsi

glukosa dan ion Na+

• Terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara

pasif• Filtrat yang bersifat isotonis menuju

lengkung henle

Dilanjutkan di tubulus kontortus

distal

• Reabsorspsi air yang dikontrol hormon

ADH• Reabsorbsi Ca2+ yang dikontrol

parathormon•

Reabsorbsi Na+ dan K+

yang dikontrol hormon

aldosteron

hasil Urin sekunder

Urin sekunder

mengandung air garam, urea dan pigmen empedu bilirubin

Page 11: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Mekanisme Augmentasi

penambahan zat yang tidak berguna seperti ion H+ dan K+ untuk diekskresikan ke dalam urin sekunder

menghasilkan urin sesungguhnya dan berlangsung di tubulus kontortus distal

urin menuju tubulus kolektivus dan dibawa dr Pelvis Renalis ke vesika urinaria ( kandung kemih ) melalui ureter

apabila jumlah urin telah melebihi daya tampung vesika, maka urin dikeluarkan dari tubuh melalui uretra

Page 12: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Pengaruh hormon ADH dalam proses pembentukan urin.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urin: • Hormon antidiuretik

(ADH) • Hormon insulin• Jumlah air yang diminum

Page 13: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

P A R U - P A R U

menghasilkan zat ekskresi berupa gas CO2 dan H2O melalui proses pernapasan

pada alveolus paru-paru terjadi pertukara gas O2 dan CO2 secara difusi

Mekansme Paru-paru / Pulmo

O2 + Hemoglobin

Membentuk Hb(O2)4dikatalisis oleh enzim

2,3-difosfogliserat

dibawa ke jaringan untuk diolah menjadi energi

dalam bentuk ATP

menghasilkan CO2 dan H2O

bereaksi membentuk

H2CO3

dikatalisis oleh enzim karbonat anhidrase

H2CO3 terionisasi menjadi H+ dab

HCO3

diangkut melalui darah menuju

paru-paru

menuju kapiler

paru-paru

H2CO3 diuraikan menjadi CO2 dan

H2Odiekskresikan ke atmosfer melalui hidung

Page 14: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

H A T I

fungsi

menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen

tempat berlangsungnya sintesis proteindetoksifikasi racun yang dibawa oleh darhtempat berlangsungnya sintesis protein tertentu

merombak eritrosit yang telah tua dengan she histiosittempat pembentukan urea

peran sebagai alat ekskresi karena mengeluarkan cairan empedu

merupakan satu-satunya kelenjar yang menghasilkan enzim arginase yang berfungsi menguraikan asam amino arginin menjadi asam ornitin

dan urea

Cairan Empedu

cairan berwarna kehijauan dengan pH sekitar 7 – 7,6mengandung kolesterol,, garam mineral,, garam empedu dan pigmenyang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantung empedu ( vesika telea )dikeluarkan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan

mengubah zat yg tidak larut dalam air menjadi zat yg larut dalam airmembantu daya absorpsi lemak pada dinding usus

Page 15: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Hati

Hati dan bagian-bagiannya.

Fungsi ekskresi hati adalah menghasilkan empedu.

Page 16: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Mekanisme Hati / Hepar

sel darah merah yang telah tua

dan rusak

dirombak dalam hati

oleh histiosit

Hb dirombak menjadi

hemin dan globin

hemin dirombak menjadi zat besi dan zat warna empedu

(bilirubin dan biliverdin)

zat warna empedu dikeluarkan ke

duodenum

dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna kuning coklat

globin digunakan lagi untuk metabolisme

protein / pembentukan Hb baru

Page 17: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

STRUKTUR KULIT 1. Epidermis (kulit ari)

Terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, dan stratum germinativum.

2. Dermis Terdapat pembuluh

darah, akar rambut, ujung saraf, kel.minyak, dan kel.keringat.

Page 18: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

K U L I T

fungsi

alat ekskresi, yaitu mengeluarkan keringat

pengatur suhu tubuh, yaitu melalui penguapan

tempat menyimpan cadangan makanan, yaitu lemak

mengurangi penguapan air

melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, zat kimia dan kuman

indra peraba yang dapat merasakan sentuhan dan rasa sakit

struktur

epidermis( kulit ari )

dermis / korium( kulit jangat )

Page 19: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

epidermis( kulit ari )

stratum korneum

merupakan jaringan mati yang tersusun dari berlapis-lapis jaringan sel pipih

sering mengelupas dan digantikan oleh jaringan di bawahnya

fungsi : melindungi sel-sel dan mencegah masuknya bibit penyakit

stratum lusidum merupakan lapisan yang mengandung pigmen melanin

stratum granulosum

stratum germinativum fungsi : degenerasi sel kulit lama

dermis / korium( kulit jangat ) terdapat

pembuluh darah

akar rambut

ujung rambut

kelenjar minyak ( glandula sebassea )

kelenjar keringat ( glandula sudorifera )

Page 20: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

K E L A I N A N

GINJAL ( REN )

sebabserangan bakteri

tumor

abnormalitas bentuk

gangguan

albuminuria jika protein albumin ditemukan pada urin

batu ginjal pengendapan garam kalsium pada ginjal

diabetes insipidus kekurangan hormon ADH

glikosuria jika glukosa ditemukan pada urin

hematuria jika eritrosit ditemukan dalam urin

ketosis jika keton ditemukan dalam darah

nefritis jika terdapat kerusakan pada bagian glomerulus ginjal

Page 21: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

PARU - PARU

sebab

infeksi bakteri

virus

asbes dan silika

gangguan

TBC

pleuritis

silikosis

edemaparu

HATI

hepatitis sebab virus hepatitis

penyakit kuning sebab penyumbatan saluran empedu

kanker hati sebab bermula dari peradangan yang mengganggu fungsi hati yang menyebabkan ganguan pada sistem ekskresi

Page 22: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Paru-paru

Paru-paru dan bagian-bagiannya.

Paru-paru mengeluarkan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan uap air.

Page 23: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

KULIT

kudis sebab infeksi oleh tungau

gangren sebab matinya sel-sel kulit karena tidak mendapatkan suplai makanan karena berhentinya aliran darah

jerawat sebab gangguan kronis pada kelenjar minyak dikulit,,

terutama wajahTerjadi karena sumbatan kotoran pada pori-pori

kulit, yang dapat menimbulkan infeksipanu sebab infeksi jamur Malassezia furfur

Page 24: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Kulit

Kulit dan bagian-bagiannya.

Kulit mengeluarkan zat sisa berupa keringat.

Page 25: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

S I S T E M E K S K R E S I H E W A N

Protozoa vakuola kontraktil

Porifera sistem pori, zat sisa dikeluarkan lewat oskulum

Cacing pipih protonefridium

Cacing tanah sepasang nefridium,, kulit dan anus

Serangga tubulus malphigi ( buluh malphigi )

Ikan ginjal opistonefros

Amfibi paru-paru, ginjal, hati, kloaka, kulit

Reotil sepasang ginjal metanefros

Aves sepasang ginjal metanefros

Page 26: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Kelainan dan Penyakit pada sistem Ekskresi Manusia

Page 27: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Lokasi dapat ditemukannya batu ginjal.

Gangguan dan kelainan ginjal: • Gagal ginjal dan uremia• Nefritis• Diabetes insipidus• Diabetes melitus• Albuminaria• Kencing batu

Keadaan ginjal penderita uremia.

Page 28: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

TBC paru-paru Pleuritis Silikosis Edama paru

Semua disebabkan oleh beberapa hal, seperti infeksi bakteri, virus, asbes dan silika.

Kelainan pada paru-paru

Page 29: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Hepatitis Penyakit kuning Kanker hati

Kelainan pada hati

Page 30: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

KudisDisebabkan infeksi oleh tungau.

GangrenMatinya sel-sel kulit karena tidak mendapatkan suplai makanan karena berhentinya aliran darah.

JerawatGangguan kronis pada kel.minyak di kulit.

PanuDisebabkan oleh infeksi jamur malassezia furfur.

Kelainan pada kulit

Page 31: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Technology yang berhubungan dengan sistem ekskresi

Page 32: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Hemodialisis◦ adalah sebuah terapi medis. Kata ini berasal dari kata haemo yang berarti darah dan dilisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi Penggganti Ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi gingjal, baik akut maupun kronik. Perinsip dasar dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses osmotis dan ultrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk seumur hidup.

Page 33: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI
Page 34: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Peritoneal Dialis (Cuci Rongga Perut) ◦ Penyakit ginjal kronik yang sudah masuk stadium 5 dengan

gejala dan tanda uremia memerlukan terapi pengganti ginjal, seperti dialisis atau transplantasi. Dialisis terdiri dari hemodialisis dan dialisis peritoneal. Dialisis peritoneal dilakukan dengan menggunakan peritoneum sebagai membran semipermeabel. Darah yang mengalir pada pembuluh di peritoneum  dialirkan dengan cairan dialisat di kavum Douglasi dan diharapkan akan terjadi ultrafiltrasi. Sedangkan hemodialisis secara langsung mengalirkan darah pembuluh ke dalam mesin untuk disaring dengan membrane dan cairan dialisat. Dialisis peritoneal merupakan teknik yang masih dipakai di beberapa rumah sakit karena tidak membutuhkan peralatan canggih seperti hemodialisis, dengan biaya yang relatif murah. Namun, tidak semua kasus dapat diatasi dengan dialisis peritoneal.  Terapi ini terutama digunakan untuk gagal ginjal akut, pediatrik, geriatrik, atau pasien gawat darurat. Untuk kebanyakan kasus gagal ginjal, hemodialisis lebih optimal untuk dilakukan.

Page 35: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Zat-zat racun yang terlarut di dalam darah akan pindah ke dalam cairan dialisat melalui selaput rongga perut (membran peritoneum) yang berfungsi sebagai “alat penyaring”, proses perpindahan ini disebut Difusi.

Cairan dialisat mengandung dekstrosa (gula) yang memiliki kemampuan untuk menarik kelebihan air, proses penarikan air ke dalam cairan dialisat ini disebut Ultrafiltrasi.

Page 36: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Langkah ke-1.Pengeluaran cairanCairan dialisat yang sudah mengandung zat-zat racun dan kelebihan air akan dikeluarkan dari rongga perut dan diganti dengan cairan dialisis yang baru. Proses pengeluaran cairan ini berlangsung sekitar 20 menit.

Proses Penggantian Cairan DialisisProses ini tidak menimbulkan rasa sakit dan hanya membutuhkan waktu singkat (± 30 menit). Terdiri dari 3 langkah:

Page 37: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Langkah ke-2.Memasukkan cairanCairan dialisat dialirkan ke dalam rongga perut melalui kateter. Proses ini hanya berlangsung selama 10 menit.

Page 38: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Langkah ke-3.Waktu tinggalSesudah dimasukkan, cairan dialisat dibiarkan ke dalam rongga perut selama 4-6 jam, tergantung dari anjuran dokter.

Page 39: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Protozoa.◦ Sisa metabolisme dikeluarkan secara

melalui membran sel secara difusi. Amoeba memiliki alat ekskresi berupa vakuola berdenyut(vakuola kontraktil).

Sistem Ekskresi Pada Hewan

Page 40: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

◦ Memiliki sistem pori sebagai keluar masuknya air, gerakan air dikontrol oleh sel khusus yang memiliki flagel yang disebut koanosit. Kemudian di ekskresikan melalui oskulum.

Porifera

Page 41: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI
Page 42: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

◦ Sisa metabolisme dikeluarkan melalui protonefridium atau sel api, sel api menyerap sisa metabolisme kemudian mengalirkannya ke duktus ekskretorius

Cacing Pipih.

Page 43: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI
Page 44: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

◦ Sistem ekskresi berupa sepasang nefridium. Nefridium berbentuk seperti tabung yang terdapat disetiap segmen tubuhnya. Pangkalnya terbuka dan berbentuk corong silia disebut nefrostom. Ujung lainnya disebut nefridiofor

Cacing tanah.

Page 45: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI
Page 46: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Serangga.◦ Alat ekskresi berbentuk bulu-bulu halus berwarna

kekuning-kuningan yang disebut dengan tubulus malphigi. Zat sisa metabolisme diserap dari jaringan oleh buluh malphigi bagian ujung distal. Cairan kemudian diteruskan ke buluh malphigi bagian proksimal.

Page 47: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI
Page 48: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

◦ Alat ekskresi berupa sepasang ginjal opistonefron. Tubulus mengalami modifikasi menjadi duktus eferens yang menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus. Mekanisme excresi pada ikan tawar dan laut beda.

Ikan (Fish)

Page 49: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI
Page 50: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

◦ Amfibi memiliki alat ekskresi berupa paru-paru, ginjal, hati, kloaka dan kulit.

Amphibian

Page 51: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

◦ Adalah sepasang ginjal metanefros. Hasil ekskresi reptil berupa asam urat. Dibandingkan amfibi reptil hanya membutuhkan sedikit air untuk membilas sisa nitrogen karena zat sisa metabolisme dikeluarkan dalam benruk asam urat. Asam urat dikeluarkan dalam bentuk pasta (bubur).

Reptil

Page 52: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

◦ Berupa sepasang ginjal. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak mempunyai vesika urinia. Tubulus ginjal burung lebih banyak daripada mamalia sehingga kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Setiap 1mm jaringan korteks ginjal burung mengandung 100-150 tubulus.

Aves

Page 53: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Sistem Ekskresi Vertebrata

Pada vertebrata, proses pengeluaran zat sisa dilakukan melalui ginjal.

Ginjal pada ikan. Ginjal pada reptil. Ginjal pada burung. Ginjal pada katak.

Page 54: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Sistem Ekskresi Invertebrata

Sistem ekskresi cacing pipih

Pada cacing pipih, proses pengeluaran zat sisa dilakukan melalui sel api dan nefridiofor.

Page 55: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Sistem ekskresi cacing tanah

Pada cacing tanah, proses pengeluaran zat sisa dilakukan melalui nefrostom dan nefridiofor.

Page 56: EXCRETION SYSTEM BY DESNAWATI

Sistem ekskresi serangga

Pada serangga, proses pengeluaran zat sisa dilakukan melalui pembuluh Malphigi.

Proses ekskresi pada serangga.