38
 Penyusun : Yunus Abdul Halim, S.S i., M.Ko m  Nam a Matak uliah : Pera nc a ngan Kome rsial Elektronik Topi k /Pokok Bahasa n : Bab 1. e-Commerce dan Teknologi e-commerce 1. Pengantar e- Commerce  2. Definisi e-Commerce 3. Pertanyaan Tentang E-Commerce? 4. Sistem dan Karakteristik e-Commerce 5. Arsite k tur Bisnis dan Teknologi e-Commerce  6. Arsitektur e-Commerce Bab 2. Model e-Business dan e-Commerce 1. Filosofi Peranan e-Commerce dalam Dunia Bisnis 2. Spectrum Peluang e-Commerce 3. Model e-Business dan e-Commerce 4. Mekanisme E-Commerce. 5. Perspektif e-Commerce DEPART EMEN ILMU INFOR MA SI DA N PERP USTAKA AN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UN IVERSIT AS AIRLA NGGA

f_33720_bab1-2

Embed Size (px)

Citation preview

  • Penyusun : Yunus Abdul Halim, S.Si., M.Kom

    Nama Matakuliah : Perancangan Komersial Elektronik Topik/Pokok Bahasan :

    Bab 1. e-Commerce dan Teknologi e-commerce

    1. Pengantar e- Commerce 2. Definisi e-Commerce

    3. Pertanyaan Tentang E-Commerce? 4. Sistem dan Karakteristik e-Commerce 5. Arsitektur Bisnis dan Teknologi e-Commerce

    6. Arsitektur e-Commerce Bab 2. Model e-Business dan e-Commerce

    1. Filosofi Peranan e-Commerce dalam Dunia Bisnis 2. Spectrum Peluang e-Commerce 3. Model e-Business dan e-Commerce

    4. Mekanisme E-Commerce. 5. Perspektif e-Commerce

    DEPARTEMEN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS AIRLANGGA

  • PENGANTAR

    1. Deskripsi Mataajaran perancangan komersial elektronik ini berisikan konsep, perancangan,

    implementasi dan strategi pembuatan e-Commerce yang meliputi pengenalan teknologi e-commerce, Perancangan Web Site e-Commerce, Implementasi dan Manajemen Web Site e-Commerce, Konstruksi Keamanan e-Commerce,

    Teknologi e-Payments dan Strategi Bisnis onLine. 2. Kegunaan Matakuliah

    Setelah mengikuti kegiatan perkuliahan ini maka mahasiswa mempunyai kompetensi dalam mengolah informasi menjadi sebuah peluang e-commerce sehingga mampu merancang struktur e-commerce, membuat aplikasi e-commerce,

    serta mengenal teknologi dan strategi bisnis online. 3. Tujuan Instruksional Umum

    Mataajaran perancangan komersial elektronik ini mempunyai tujuan instruksional umum, yaitu Mahasiswa mampu mengelola informasi dan menuangkannya dalam rancangan e-commerce dengan menggunakan internet.

    4. Susunan (urutan) Bab dalam Bahan Ajar Bahan ajar matakuliah perancangan komersial elektronik disusun dalam enam

    bagian dan tiga belas bab, dengan uarain sebagai berikut : Bagian 1. Pengenalan Teknologi e-Commerce

    Bab 1. e-Commerce dan Teknologi e-commerce

    Bab 2. Model e-Business dan e-Commerce Bagian 2. Perancangan Web Site e-Commerce

    Bab 3. Membuat e-Commerce Bab 4. Manajemen Pengembangan e-Commerce Bab 5. Aplikasi e-Commerce

    Bagian 3. Implementasi dan Manajemen Web Site e-Commerce Bab 6. Strategi dan Teknik

    Bab 7. Aplikasi dan Manajemen e-Business Intelligence Bagian 4. Konstruksi Keamanan e-Commerce Bab 8. Teknologi Keamanan e-Commerce

    Bab 9. Infrastruktur Keamanan e-Commerce Bagian 5. Teknologi e-Payments

    Bab 10. Teknologi e-Payments Bab 11. Sistem dan Metode e-Payments Bagian 6. Strategi Bisnis onLine

    Bab 11. Strategi Bisnis onLine Bab 12. Konsep Bisnis onLine

    Bab 13. Money Blogging 5. Petunjuk bagi Mahasiswa untuk Mempelajari Bahan Ajar

    Bahan ajar perancangan komersial elektronik disusun secara sistematis mulai dari

    konsep, perancangan sampai dengan implementasi sebuah portal e-commerce. Mahasiswa yang mempelajari perancangan komersial elektronik harus sudah

    menguasai teknologi konstruksi portal informasi dan memahami konsep teknologi internet serta sudah menguasai salah satu aplikasi CMS untuk rekayasa sebuah portal web.

  • Bab 1 e-Commerce dan Teknologi e-commerce

    Pendahuluan a. Deskripsi

    Bab pertama ini merupakan bagian dari pengenalan teknologi e-commerce,

    berisikan pemahaman mengenai e-commerce dan teknologi e-commerce yang meliputi pengantar e-commerce, definisi e-commerce, sistem dan karakrteristik e-commerce, serta arsitektur dan teknologi e-commerce.

    b. Relevansi antara Bab dengan Pengetahuan/Pengalaman Mahasiswa Setelah mempelajari isi dari bab e-commerce dan teknologi e-commerce maka

    mahasiswa mampu menjelaskan apa itu e-commerce, arsitektur dan teknologi e-commerce. Mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar contoh sebuah konsep arsitektur dan teknologi e-commerce.

    c. Relevansi dengan kegunaan bagi Mahasiswa Mahasiswa setelah membaca bab pertama ini, mampu mempunyai sebuah konsep

    e-commerce dalam perspektif penjualan informasi melalui internet dan merancang sebuah arsitektur e-commerce pada tataran pengelolaan informasi.

    d. Relevansi dengan Bab atau Matakuliah lain

    Sebelum mempelajari bab ini, mahasiswa harus sudah memahami konsep teknologi internet, pengantar komputer dan konstruksi portal informasi serta

    konsep sistem manajemen database, sehingga nantinya mampu memetakan informasi dan merancangnya dalam sebuah konsep e-commerce.

    e. TIK

    Mahasiswa mampu menjelaskan konsep e-commerce dalam perspektif pengelolaan informasi melalui internet.

    Mahasiswa mampu merancang arsitektur dan teknologi e-commerce untuk sebuah aplikasi tertentu.

  • Penyajian

    1. Pengantar e- Commerce Kita berada dalam suatu tahap sejarah kehidupan yang baru ekonomi digital,

    ungkap Don Tapscott dalam bukunya yang terkenal Digital Economy. Itulah katanya seperti apa yang digambarkan dalam Digital Economy-nya Don Tapscott dan Being Digital-nya Negopronte - isi dunia dalam hal ini manusia dan segala aktifitasnya telah

    ditransformasikan dalam bentuk digital. Komputer dan teknologi yang berkaitan telah mengambil alih dimana-mana mulai dari pengambilan uang dengan ATM, sistem

    kendali pesawat, peralatan rumah sakit, manufaktur sampai komunikasi. Dalam semua bidang tersebut, komputer nampaknya membawa perubahan radikal dan fundamental mengubah segala sesuatunya yang dilakukan.

    Namun, Internet tiba-tiba saja menjadi suatu terobosan yang lebih revolusioner lagi mengubah bagaimana cara kita beraktifitasa, berkomunikasi dan

    berkolaborasi. Jutaan manusia bisa saja dalam satu malam mengakses dokumen skandal seks Clinton-Lewinsky, bercakap-cakap dari kamarnya yang gelap di ruang saluran obrolan, bertukar pikiran dengan bulletin board, atau meluapkan sumpah

    serapah dan komentarnya dengan e-mail ke milis apakabar, dan banyak hal lainnya. Namun, satu hal yang mungkin bakal mengubah kehidupan kita adalah apa yang

    disebut sebagai e-commerce atau electronic commerce. Apa itu e-commerce? Anda membeli baju lebaran dengan menggesekkan

    kartu kredit Anda pada hakekatnya adalah salah satu realisasi e-commerce dalam

    kehidupan kita sehari-hari. Anda mengambil uang dari Mesin ATM juga bisa disebut e-commerce. Dan yang lebih canggih lagi, Anda membeli buku dari situs

    amazon.com, mengisi form pembelian, memasukkan nomor kartu kredit Anda , dan mengklik tombol Submit atau Buy dari Internet adalah e-commerce. Jadi , pada dasarnya e-commerce merupakan bentuk transaksi ekonomi yang dilakukan secara

    digital. Lalu, kalau ATM, kartu kredit dan yang transaksi lainnnya sudah dapat

    dilakukan mengapa subyek e-commerce ini menjadi begitu signifikan dan banyak dibicarakan dimana-mana? Sebabnya adalah Internet. Jaringan publik yang murah dengan jangkauan global. Dengan adanya Internet, e-commerce menjadi suatu hal

    yang penting karena dimungkinkan membangun suatu infrastruktur dan model ekonomi baru yang mengaburkan batas-batas negara, institusional, birokrasi dan

    sistem untuk siapa saja. Dimasa yang lalu, institusi keuangan memegang peranan penting terhadap

    jaringan pribadi untuk melaksanakan transaksi secara digital. Perbankan, institusi

    keuangan, perusahaan-perusahaan raksasa menjadi pemilik-pemilik jaringan virtual tersebut. Saat ini, walaupun jaringan pribadi masih memegang peranan penting,

    Internet menjadi suatu jaringan umum yang memungkinkan terjadinya transaksi ekonomi secara digital. Atau dengan kata lain, aktifitas ekonomi digital dapat dilakukan oleh siapa saja melalui Internet. Apa maknanya bagi ekonomi dunia? Tak

    kurang dari pemerintah AS yang mulai memprakarsai apa yang dikenal sebagai Information Superhighway menjadi suatu infrastruktur ekonomi digital yang disebut

    e-commerce itu. Dalam artikel yang dipublikasikan untuk umum (lihat di http://www.e-commerce.gov), A Framework for Global E-commercedisebutkan bahwa e-commercemelalui Internet mesti difasilitasikan dalam basis global .

    Perdagangan elektronik yang saat ini sudah berjalan di Internet, sebenarnya baru merupakan langkah awal dari e-commerce. Atau dapat dikatakan sebagaian kecil

    dari proses e-commerce yang telah diimplementasikan dengan batasan teknologi yang

  • ada saat ini. Pengantar e-commerce akan mengulas berbagai pandangan mengenai e-commerce, bagaimana transaksi di Internet terjadi, bagaimana persyaratan transaksi di

    jaringan publik Internet, bagaimana pembayaran dilakukan, dimana saja e-commerce ini dapat diterapkan dan bagaimana e-commerce ini diterapkan untuk kepentingan

    Anda.

    2. Definisi e-Commerce

    Ada banyak definisi untuk e-commerce, tapi umumnya, e-commerce merujuk pada semua bentuk transaksi komersial yang menyangkut organisasi dan

    individu yang didasarkan pada pemrosesan dan transmisi data yang digitalisasikan, termasuk teks, suara dan gambar. Termasuk juga pengaruh bahwa pertukaran informasi komersial secara elektronik yang mungkin terjadi antara institusi

    pendukungnya dan aktivitas komersial pemerintah. Ini termasuk antara lain manajemen organisasi, negosiasi dan kontrak komersial, legal dan kerangka regulasi,

    penyusunan perjanjian keuangan, dan pajak satu sama lain. Sasaran e-commerce adalah menciptakan lingkungan komersial yang baru

    dalam segala bentuknya di abad elektronik. Dimana beberapa tahap yang umumnya

    terdapat diantara penjual dan pembeli dalam transaksi komersial dapat diintegrasikan sekaligus dan otomatis secara elektronik. Jadi dapat meminimalkan biaya transaksi.

    Definisi yang terhitung masih luas memberikan gambaran dimana e-commerce menyangkut juga transfer dana elektronik dan transaksi kartu kredit, ditambah dengan infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang aktifitasnya. Definisi yang lebih

    sempit dikaitkan dengan transaksi elektronik business-to-business dan business-to-consumer dimana transaksi yang terjadi menyangkut beberapa jenis pembayaran

    elektronik. Berikut ini beberapa definisi mengenai e-commerceyang mungkin dapat membuka gambaran lebih jauh mengenai apa yang dimaksud dengan e-commerce.

    E-commerce adalah transaksi komersial dari jasa dalam format elektronik. e-

    commerce merujuk secara umum kepada semua bentuk transaksi yang berka itan dengan aktifitas komersial, baik organisasi maupun individual, yang berdasarkan pada

    pemrosesan dan transmisi data yang digitalisasikan, termasuk teks, suara, dan gambar (OECD, 1997). E-commerce berkaitan dengan melakukan bisnis secara elektronik. E-commerce didasarkan pada pemrosesan elektronik dan transmisi data, termasuk teks,

    bunyi dan video. E-commerce mencakup segala macam aktifitas termasuk perdagangan elektronik baik barang ataupun jasa, pengiriman secara online dari isi

    digital, transfer dana secara elektronik, electronic share trading, electronic bil of landing, commercial auctions, kolaborasi desain dan rekayasa, online sourcing, public procurement, direct consumer marketing, dan layanan purna jual. Termasuk juga

    produk (consumer good, peralatan medis) atau jasa (layanan informasi, keuangan dan hukum); aktivitas tradisional (kesehatan, pendidikan) dan aktivitas-aktivitas baru

    (virtual malls) (European Commission, 1997) Dari berbagai definisi dan gambaran mengenai e-commerce di atas dapat

    dilihat adanya kesamaan pandangan tentang e-commerce yaitu berkaitan dengan

    infrastruktur, format, lingkup, bentuk transaksi dan representasi produk yang dikomersialisasikan. Namun, dari beberapa gambaran di atas, satu hal penting yang

    cuma disinggung oleh pernyataan Gedung Putih adalah yang berkaitan dengan sasaran dari e-commerce yaitu mengurangi biaya dan merupakan suatu sarana baru untuk melakukan aktivitas komersial.

    Mengurangi biaya memang menjadi sangat penting apalagi kalau mengingat aktifitas komersial konvensional seringkali melibatkan beberapa rantai aktifitas yang

    menimbulkan biaya cukup tinggi dalam menyelesaikan suatu proses ekonomi. Contoh

  • yang mudah adalah dalam kegiatan kita sehari-hari. Di jakarta misalnya, Anda ingin membeli baju paling tidak Anda harus menyiapkan kendaraan Anda atau keluar

    rumah menunggu mobil angkutan umum, melakukan perjalanan dari tempat Anda ke Mall terdekat, kena macet lalu lintas Jakarta, mencari tempat parkir kendaraan Anda ,

    mengeluarkan ongkos parkir, masuk ke Mall , memilih baju yang cocok, dan melakukan transaksi pembelian baik kontan maupun dengan kartu kredit. Proses ekonomi di atas memakan waktu, biaya, dan tenaga yang tidak kecil. Dalam ekonomi

    berbasis e-commerce, dapat digambarkan Anda cuma perlu mendial nomor akses ISP Anda, melakukan penelusuran informasi mengenai barang yang Anda inginkan di

    virtual mall dengan serach engine atau katalog elektronik, memilih baju yang Anda inginkan secara virtual dan mengisi form order dalam waktu kurang dari satu jam. Gambaran yang mudah mengenai e-comerce di atas merupakan suatu ulasan

    mengenai bagaimana biaya, waktu dan tenaga dapat begitu ditekan untuk melakukan kegiatan ekonomi. Cuma masalahnya adalah seberapa mendesak kebutuhan Anda itu?

    Kalau kebutuhan Anda sangat mendesak, misalnya beli baju untuk ke pernikahan teman nanti malam. E-commerce seperti yang diulas diatas mungkin tidak dapat diterapkan dalam proses ekonomi Anda. Jadi ada semacam tenggang waktu untuk

    mendapatkan apa yang Anda beli dalam arti bagaimana kebutuhan Anda apakah sangat mendesak atau tidak. Lalu apa manfaat sebenarnya dari e-commerce ini dan

    bagaimana Transaksi di Internet Dalam kehidupan sehari-hari, Anda membayar barang maupun jasa dengan

    berbagai cara. Anda berbelanja di Pasar Swalayan, mungkin Anda gunakan kartu

    kredit atau kontan atau menggunakan kartu debit. Mentranfer rekening mungkin Anda telah menggunakan ATM. Tanpa kita sadari sebenarnya bentuk transaksi elektronik

    telah memasuki kehidupan kita sehari-hari, namun transaksi itu dilakukan melalui jaringan pribadi (Private Network) yaitu jaringan yang dimiliki atau disewa oleh institusi keuangan baik bank, penerbit kartu kredit dll. Dengan semakin meningkatnya

    popularitas dan pemanfaatatan jaringan publik Internet, ditambah dengan semakin populernya WWW sebagai hipermedia untuk merepresentasikan produk maupun jasa,

    baik kelompok usaha maupun pribadi mulai melirik bagaimana cara melakukan bisnis di Internet.

    Pembayaran melalui Internet, misalnya dilakukan dengan kartu kredit,

    sebenarnya memiliki mekanisme yang sama dengan cara pembayaran melalui Point Of Sale di toko atau mal . Yang membedakannya adalah, pembayaran melalui Internet

    dilakukan menggunakan komputer pribadi Anda dan server web pemilik toko atau mall yang telah online. Gambar () memperlihatkan proses pembayaran melalui Internet yang terjadi saat ini. Konsumen menggunakan web browser untuk mengisi

    form pembelian dan memilih cara pembayaran yang akan dilakukannya apakah menggunakan kartu kredit, digital cash, atau cek elektronik. Perangkat lunak yang

    berada di server penjual kemudian menetapkan transaksi dengan melakukan verifikasi pembelian, dan melakukan otorisasi untuk memindahkan dana dari bank atau pengumpul kartu kredit (credit card acquirer). Biasanya, langkah otorisasi ini melalui

    suatu gateway yang akan berkomunikasi dengan bank baik menggunakan Internet atau jaringan pribadi bank.

    Beberapa aktifikas komersial sebenarnya telah lama dilakukan melalui jaringan. Namun tingkat operasionalnya terbatas pada transaski business-to-business dan melakukannya melalui jaringan virtual yang sifatnya pribadi dan mahal. EDI

    (Electronic Data Interchange) dan ETF (Electronic Transfer Fund) misalnya, telah diimplementasikan beberapa dekade yang lalu untuk melakukan transaksi

    busines-to-business skala besar. EDI biasanya digunakan antara pemasok dan

  • produsen. Namun sistem ini tidak memiliki fleksibilitas yang cukup memadai untuk memenuhi tuntutan pasar yang muncul sekarang ini. Di internet, order produk saat ini

    sudah dapat dilakukan dengan hanya melihat katalog produk, dan kemudian memasukkannya ke dalam keranjang belanja elektronik dengan menekan tombol

    mouse Anda untuk menyelesaikan prosedur pembelian setelah mengisi form order. Salah satu keunggulan Internet dibandingkan dengan jaringan virtual yang

    sifatnya pribadi seperti EDI, value added network (VAN), dan yang lainnya adalah

    felksibilitasnya. Selain itu, kalau biaya perawatan dan impelmentasi untuk sistem elektronik melalui Internet dapat ditekan serendah mungkin, baik bisnis kecil maupun

    pengusaha besar dapat mengambil keuntungan dari sistem yang seperti ini. Inilah salah satu keunggulan Internet yang perlu diperhatikan sebagai sara pendukung e-commerce. Sistem transaksi elektronik dimasa lalu menggunakan VAN atau EDI

    sangat mahal, dengan Internet biaya dapat ditekan, memungkinkan siapa saja dari individu, perusahaan kecil sampai besar memanfaatkannya untuk melakukan transaksi

    bisnisnya. Walaupun, penyedia jasa Internet memberikan harga layanan yang berbeda untuk berbagai tipe pelayanannya , namun bila dibandingkan dengan VAN biaya ini masih terhitung lebih murah karena diterapkannya di dalam suatu sistem Persyaratan

    Transaksi di Internet. Sistem pembayaran melalui e-commerce memerlukan suatu persayaratan

    yang mencakup: Konfidensialitas untuk menjamin bahwa konsumen, pedagang dan informasi

    transaksi pembayaran tetap konfidensial

    Integritas dari semua data yang ditransmisikan melalui jaringan publik seperti Internet

    Otentikasi dari pihak pembeli maupun pihak pedagang Keamanan berkaitan dengan perlindungan atau jaminan keamanan dari pihak-

    pihak yang tidak bertanggung jawab

    Mekanisme privacy untuk pertukaran informasi yang sifatnya umum maupun pertukaran data pembayaran.

    Divisibilitas, berkaitan dengan spesifikasi praktis transaksi baik untuk volumen besar maupun transaksi skala kecil.

    Interoperabilitas dari perangkat lunak, maupun jaringan dari penerbait kartu

    kredit dan perbankan Seperti halnya transaksi elektronik konvensional, baik pembeli atau penjual

    memerlukan otentikasi , yaitu jaminan bahwa Andalah pemegang kartu yang sah dan berhak memakai kartu tersebut untuk barang yang Anda beli. Dalam hal ini, penjual memeriksa otentikasi dengan tanda tangan yang tertera di kartu Anda. Jenis otentikasi

    lainnya misalnya pada saat Anda ingin mengambil uang melalui ATM diperlukan suatu PIN (Personal Identification Number) bahwa Anda memang berhak untuk

    melakukan transfer tersebut. Otentikasi tanpa bertatap muka baik melalui telepon atau Internet

    sebenarnya cukup sulit. Walaupun pada kenyataannya praktek ini telah dilakukan

    khususnya di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. Untuk mengatasi masalah otentikasi ini, beberapa terobosan secara teknologi telah dilakukan khususnya untuk

    menerapkan otentikasi melalui Internet. Misalnya , secara elek tronik Anda dapat mengotentikasikan diri Anda sendiri pada saat online di Internet menggunakan tanda tangan digital (digital signature). Beberapa perusahaan yang berkaitan dengan

    keamanan Internet saat ini telah menjadi penyedia jasa untuk memberikan semacam tanda tangan digital yang nantinya secara otomatis akan mengidentifikasikan Anda di

    Internet.

  • Di Internet, untuk menjamin konfidensilitas, otentikasi dan privacy digunakan suatu metode keamanan yang disebut enkripsi . Enkripsi merupakan cara

    mengubah data standar teks melalui suatu prosedur penyandian yang sangat rumit, yang hanya dapat dipecahkan dengan suatu kunci tertentu dan spesifik. Persyaratan

    pembayaran mana yang akan diterima oleh suatu sistem pembayaran tergantung pada metode enkripsi yang digunakan yaitu apa yang disandikan dan siapa yang boleh membuka sandi tersebut. Masalahnya, metode penyandian ini berbeda-beda dari satu

    sistem pembayaran ke sistem lainnya. Misalkan Anda menggunakan browser Netscape, mengirimkan informasi yang disandikan ke suatu mall online, tidak ada

    jaminan bahwa mall online ini akan mampu membuka informasi yang Anda sandikan dengan metode yang digunakan Netscape. Tergantung dari sistem apa yang digunakan oleh mall tersebut apakah sesuai dengan metode yang digunakan Netscape atau tidak.

    Untuk mengatasi masalah yang rumit dalam hal penyandian informasi ini, beberapa mekanisme otentikasi telah dikembangkan yang dapat menjamin integritas pembeli

    maupun vendor. Beberapa diantaranya adalah menggunakan tanda tangan digital untuk korespondensi elektronik, dan sertifikat digital untuk menyatakan suatu identitas pribadi maupun perusahaan.

    Beberapa cara yang digunakan untuk melakukan pembayaran di Internet pada dasarnya adalah sistem pembayaran tradisional yang kita kenal sehari-hari : baik

    kontan, cek dan kartu kredit. Hanya saja, pembayaran di Internet semuanya digital dan dirancang untuk ditangani secara elektronik dari mulai pembelian, otorisasi, pemeriksaan dan pengiriman barang. Dengan kata lain segala sesuatunya diubah

    menjadi bit. Sistem pembayaran berikut ini telah dikembangkan dan digunakan sebagai cara pembayaran elektronik melalui Internet.

    E-commerce sebagai suatu cara untuk melakukan aktifitas perekonomian dengan infratuktur Internet memiliki jangkauan penerapan yang sangat luas. Seperti halnya Internet, dimana siapapun dapat melakukan aktifitas apapun termasuk aktifitas

    ekonomi, e-commerce memiliki segmentasi penerapan yang luas. Secara garis besar, e-commerce saat ini diterapkan untuk melaksanakan aktifitas ekonomi business-to-

    business, dan business-to-consumer.

    3. Pertanyaan Tentang E-Commerce?

    Menurut Onno W Purbo, terdapat sepuluh pertanyaan yang sering kali ditanyakan tentang e-commerce yaitu:

    1. Apakah e-commerce (e-dagang)? (what is e-commerce?) 2. Apakah pemerintah akan me-regulasi e-commerce? (Is the government going

    to regulate e-commerce?).

    3. Seberapa aman e-commerce? (Is e-commerce safe?) 4. Bagaimana cara saya memulai berjualan secara online? (How do I start selling

    online?) 5. Adakah standar teknologi untuk e-commerce? (Are there any technology

    standards for e-commerce?)

    6. Istilah apa saja yang perlu saya ketahui? (What buzzwords do I need to know?) 7. Bagaimana cara usaha kecil mengambil keuntungan dari e-commerce? (How

    can small businesses take advantage of e-commerce?) 8. Apa penghalang utama untuk melakukan e-commerce? (What are the biggest

    barriers to e-commerce?)

    9. Siapa yang kalah jika pengusaha berpindah kepada bisnis online? (Who stands to lose from businesses moving online?)

    10. Bagaimana masa depan e-commerce? (What is the future of e-commerce?)

  • 3.1 Apakah e-commerce (e-dagang)? (what is e-commerce?)

    Umumnya orang berfikir e-commerce adalah online shopping belanja di,

    membeli barang melalui Web. Terus terang Web shopping / online shopping sebetulnya hanya sebagian kecil sekali dari belantara e-commerce. Web shopping

    yang termasuk di dalamnya transaksi online stok, men-download software langsung dari web sebetulnya menghubungkan bisnis ke konsumen ini hanya sekitar 20% dari total e-commerce, sedang sebagian besar sebetulnya lebih banyak berupa hubungan

    dagang bisnis ke bisnis yang memudahkan proses pembelian antar perusahaan-perusahaan. Banyak orang berharap supaya dimungkinkan terjadinya transaksi mikro

    yang memungkinkan orang membayar dalam bentuk recehan beberapa ribu / ratus rupiah untuk mengakses content atau game di Internet.

    Transaksi yang sangat hot di e-commerce untuk barang-barang dagangan di

    Internet maupun melalui media elektronik lainnya, menurut Simba Information http://www.simbanet.com/ yang merupakan best seller adalah produk komputer,

    produk konsumer, buku dan majalah, musik dan produk entertainment (audio, video, TV).

    Dari berbagai statistik yang ada tampaknya e-commerce akan semakin

    marak, terutama di amerika serikat tentunya. International Data Corporation http://www.idc.com/ memprojeksikan bahwa 46 juta orang amerika akan membeli

    melalui e-commerce berbagai barang senilai US$ 16 juta di tahun 2001, dan US$54 juta di tahun 2002. Forrester Research http://www.forrester.com/ memprediksikan sales e-commerce sekitar US$7 juta di tahun 2000. Untuk jangka panjang, Morgan

    Stanley Dean Witter http://www.deanwitter.com/ meng-estimasikan penjualan melalui e-commerce pada tahun 2005 antara US$21 juta s/d US$115 juta.

    Tentunya bagi Indonesia yang jumlah pengguna Internet-nya masih sedikit belum sebanyak US, kecuali kalau WARNET-WARNET makin marak. Strategi e-commerce akan menjadi lain - tampaknya yang menjadi hot sekarang ini justru situs-

    situs berita, seperti kompas.com, detik.com. Sebuah permulaan yang baik untuk membangun community yang bukan mustahil berlanjut ke focus groups dan e-

    commerce bisnis ke bisnis.

    3.2 Apakah pemerintah akan me-regulasi e-commerce? (Is the government going

    to regulate e-commerce?)

    President Clinton barangkali cukup nekad dengan mengajukan Internet Tax

    Freedom Act http://www.house.gov/chriscox/nettax/frmain.htm yang ternyata sangat di setujui oleh Senat Amerika Serikat, undang-undang ini melarang semua negara bagian dan lokal di amerika untuk memajak informasi & perdagangan melalui

    Internet. Artinya bangsa Amerika Serikat telah menset Internet sebagai Internet Trade

    Free Zone, sebuah ide yang cukup gila barangkali tapi akan sangat effektif bagi para produsen barang / informasi karena usaha eksport yang mendatangkan banyak devisa ke negara menjadi sangat baik sekali. Logikanya sederhana sekali - orang akan

    berlomba- lomba untuk membeli barang ke negara lain yang harganya lebih murah. Bagaimana dengan Indonesia? tampaknya akan menjadi tantangan yang cukup serius

    bagi orang-orang pajak di Indonesia karena transaksi-transaksi yang bersifat intangible melalui Internet sangat sulit di deteksi, semakin hari semakin banyak transaksi jenis ini terjadi di Internet. E-Commerce yang melibatkan pemindahan

    barang cukup mudah di deteksi di pelabuhan atau bandar udara sehingga dapat di deteksi oleh beacukai / custom, selain itu rasanya sulit.

  • Kalau saya boleh saran, alangkah cantiknya negara ini kalau sebagian besar bangsanya bisa menjadi produsen di Internet dan melakukan transaksi dagang /

    eksport ke Internet. Tampaknya banyak orang di Indonesia yang belum sadar bahwa negara tempat kita berdiri sangat banyak menjanjikan hal-hal yang diminati oleh

    bangsa lain, apakah itu kekayaan alam-nya, sosial, budaya dll. Contohnya - apakah ada yang pernah berfikir bahwa harga kepompong kupu-kupu adalah US$7 / buah-nya? Pak Anshori dari UNILA http://www.unila.ac.id ternyata sangat jeli melihat hal

    ini. Masih banyak lagi hal-hal lain yang menarik yang hanya mungkin dilakukan oleh orang Indonesia di Internet.

    3.3 Seberapa aman e-commerce? (Is e-commerce safe?)

    Di media massa cukup banyak berita tentang pembobolan sistem keamanan

    Internet, akan tetapi umumnya vendor dan analis komputer berargumentasi bahwa transaksi di Internet jauh lebih aman daripada di dunia biasa.

    Sebenarnya sebagian besar dari pencurian kartu kredit terjadi di sebabkan oleh pegawai sales yang menghandle nomor kartu kredit tersebut. Sistem e-commerce sebetulnya menghilangkan keinginan mencuri tadi dengan cara meng-enkripsi nomor

    kartu kredit tersebut di server perusahaan. Untuk merchants, e-commerce juga merupakan cara yang aman untuk membuka toko karena meminimalkan kemungkinan

    di jarah, di bakar atau kebanjiran. Hal yang paling berat adalah meyakinkan para pembeli bahwa e-commerce adalah aman untuk mereka.

    Umumnya pengguna kartu kredit tidak terlalu mempercayai-nya, tapi para

    pakar e-commerce mengatakan bahwa transaksi e-commerce jauh lebih aman daripada pembelian kartu kredit biasa. Setiap kali anda membayar menggunakan kartu

    kredit di toko, di restauran, di glodok, di mangga dua atau melalui telepon 800 setiap kali anda membuang resi pembelian kartu kredit anda sebetulnya telah membuka informasi kartu kredit tersebut untuk dicuri.

    Sejak versi 2.0 dari Netscape Navigator dan Microsoft Internet Explorer, transaksi dapat di enkripsi menggunakan Secure Sockets Layer (SSL)

    http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss05.html, sebuah protokol yang akan mengamankan saluran komunikasi ke server, memproteksi data pada saat dikirimkan melalui Internet. SSL menggunakan public key encryption, salah satu

    metoda enkripsi yang cukup kuat saat ini. Untuk melihat apakah sebuah Web site di amankan menggunakan SSL dapat dilihat pada awal URL digunakan https bukan http.

    Pembuat browser dan perusahaan kartu kredit saat ini mempromosikan sebuah standar tambahan bagi keamanan di namakan Secure Electronic Transaction (SET) http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss05.html. SET akan mengenkode

    nomor kartu kredit yang ada di server vendor di Internet yang hanya dapat membaca nomor kartu kredit tersebut hanya bank dan perusahaan kartu kredit artinya pegawai

    vendor / merchant tidak bisa membaca sama sekali sehingga kemungkinan terjadi pencurian oleh vendor menjadi tidak mungkin.

    Terus terangnya memang tidak ada sistem e-commerce yang bisa

    menggaransi proteksi 100% kepada kartu kredit anda, tapi kemungkinan untuk di copet dompet anda di toko online akan jauh lebih rendah dibandingkan di tempat

    biasa.

    3.4 Bagaimana cara saya memulai berjualan secara online? (How do I start

    selling online?)

    Saat ini banyak sekali produk-produk yang memungkinkan kita mensetup

    situs e-commerce dan langsung berjualan dalam waktu beberapa hari / minggu, mulai

  • dari yang simple, murah hingga mahal dan kompleks. Para pengusaha kecil mungkin harus melihat jauh diluar ISP-nya untuk melihat solusi-solusi murah tadi. Contohnya,

    Forman interactive http://www.formaninteractive.com/ memberikan produk Internet creator seharga kurang dari US$150. Perangkat lunak tersebut menggunakan beberapa

    wizard untuk menolong anda membuat halaman web yang aman untuk menjual produk anda. Bahkan jika meletakan halaman web tersebut di server Forman, mereka akan membantu menangani pembayaran melalui CheckFree

    http://www.checkfree.com/. Jika anda sudah siap untuk masuk ke bisnis ini, anda dapat juga

    menggunakan yahoo store http://store.yahoo.com/ yang akan memungkinkan anda untuk membangun situs web untuk bertransaksi melalui browser web di rumah anda. Yahoo akan berfungsi sebagai host, biaya di sesuaikan dengan jumlah barang yang di

    jual yaitu US$100 / bulan untuk toko yang menjual 50 barang, US$300 / bulan untuk toko dengan barang sampai dengan 1000 barang.

    Solusi-solusi yang murah dan menarik ini juga tampaknya juga diberikan oleh indosatcom sebuah anak perusahaan dari Indosat yang memfokuskan diri di e-commerce. Salah satu produk indosatcom adalah EDIWeb menjadi menarik untuk

    para pengusaha kecil yang hanya bermodal akses ke WARNET. Telkom juga meluncurkan plasa.com belum terhitung inisiatif lain seperti Wasantara dll.

    Tentunya untuk solusi-solusi komplex yang membutuhkan kemampuan integrasi yang tinggi antara berbagai proses transaksi yang dilakukan ada banyak perangkat lunak yang berharga cukup tinggi di antara US$5000 s/d US$100000 cukup

    untuk membuat seorang pengusaha kecil jatuh bangkrut. Tampaknya solusi paling menarik adalah jasa e-commerce hosting yang dijalankan banyak perusahaan

    termasuk indosatcom, AT&T http://www.ipservices.att.com/wss/, MCI http://www.wcom.net/commercehost/, dan GTE BBN Planet http://www.bbn.com/. Karena resiko & biaya rendah untuk melakukan e-commerce demikian dikatakan oleh

    Karl Lewis dari Proxicom http://www.proxicom.com/ yang merupakan perusahaan konsultan web yang mensetup situs e-commerce Day-Timer

    http://www.daytimer.com/ dan extranet untuk Mobil Oil dan distributor-nya.

    3.5 Adakah standar teknologi untuk e-commerce? (Are there any technology

    standards for e-commerce?)

    Di samping berbagai standar yang digunakan di Intenet, e-commerce juga

    menggunakan standar yang digunakan sendiri, umumnya digunakan dalam transaksi bisnis-ke-bisnis. Beberapa diantara yang sering digunakan adalah: Electronic Data Interchange (EDI): dibuat oleh pemerintah di awal tahun 70-an dan

    saat ini digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan Fortune di Amerika Serikat, EDI adalah sebuah standar struktur dokumen yang dirancang untuk memungkinkan

    organisasi besar untuk mengirimkan informasi melalui jaringan private. EDI saat ini juga digunakan dalam corporate web site.

    Open Buying on the Internet (OBI): adalah sebuah standar yang dibuat oleh

    Internet Purchasing Roundtable yang akan menjamin bahwa berbagai sistem e-commerce dapat berbicara satu dengan lainnya. OBI yang dikembangkan oleh

    konsorsium OBI http://www.openbuy.org/ didukung oleh perusahaan-perusahaan yang memimpin di bidang teknologi seperti Actra, InteliSys, Microsoft, Open Market, dan Oracle.

    Open Trading Protocol (OTP): OTP dimaksudkan untuk menstandarisasi berbagai aktifitas yang berkaitan dengan proses pembayaran, seperti perjanjian

    pembelian, resi untuk pembelian, dan pembayaran. OTP sebetulnya merupakan

  • standar kompetitor OBI yang dibangun oleh beberapa perusahaan, seperti AT&T, CyberCash, Hitachi, IBM, Oracle, Sun Microsystems, dan British Telecom.

    Open Profiling Standard (OPS): sebuah standar yang di dukung oleh Microsoft dan Firefly http://www.firefly.com/. OPS memungkinkan pengguna untuk

    membuat sebuah profil pribadi dari kesukaan masing-masing pengguna yang dapat dia share dengan merchant. Ide dibalik OPS adalah untuk menolong memproteksi privasi pengguna tanpa menutup kemungkinan untuk transaksi informasi untuk proses

    marketing dsb. Secure Socket Layer (SSL): Protokol ini di disain untuk membangun sebuah

    saluran yang aman ke server. SSL menggunakan teknik enkripsi public key untuk memproteksi data yang di kirimkan melalui Internet. SSL dibuat oleh Netscape tapi sekarang telah di publikasikan di public domain.

    Secure Electronic Transactions (SET): SET akan mengenkodekan nomor kartu kredit yang di simpan di server merchant. Standar ini di buat oleh Visa dan

    MasterCard, sehingga akan langsung di dukung oleh masyarakat perbankan. Ujicoba pertama kali dari SET di e-commerce dilakukan di Asia.

    Truste http://www.truste.org/ adalah sebuah partnership dari berbagai

    perusahaan yang mencoba membangun kepercayaan public dalam e-commerce dengan cara memberikan cap Good Housekeeping yang memberikan approve pada

    situs yang tidak melanggar kerahasiaan konsumen. 3.6 Istilah apa saja yang perlu saya ketahui? (What buzzwords do I need to

    know?)

    E-commerce memang penuh dengan berbagai istilah, beberapa diantara-nya

    adalah Digital atau electronic cash: juga dikenal sebagai e-cash, istilah ini ditujukan untuk beberapa pola / metoda yang memungkinkan seseorang untuk membeli barang atau jasa dengan cara mengirimkan nomor dari satu komputer ke komputer yang lain.

    Nomor tersebut, seperti yang terdapat di mata uang, di isukan oleh sebuah bank dan merepresentasikan sejumlah uang betulan. Salah satu kelebihan yang dibawa oleh

    digital cash adalah sifatnya yang anonymous dan dapat di pakai ulang, seperti uang cash biasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara e-cash dengan transaksi kartu kredit melalui Internet. Untuk informasi lebih lanjut dapat dilihat di PC Webopaedia

    http://www.sandybay.com/pc-web/digital_cash.htm. Digital money adalah terminologi global untuk berbagai e-cash dan

    mekanisme pembayaran elektronik di Internet. Yahoo http://www.yahoo.com/Business_and_Economy/Companies/Financial_Services/Transaction_Clearing/Digital_Money/ mencatat paling tidak ada 21 perusahaan yang

    memberikan jasa digital money di Internet. Disintermediation adalah proses untuk memotong jalur perantara. Kira-kira

    pada saat perusahaan yang berbasiskan web membypass kanal retail tradisional dan menjual secara langsung ke pelanggan / pembeli, maka perantara tradisional seperti toko dan jasa mail order akan kehilangan pekerjaan.

    Electronic checks, pada saat ini sedang di ujicoba oleh CyberCash http://www.cybercash.com/, sistem check elektronik seperti PayNow akan mengambil

    uang dari account check di bank pelanggan untuk membayar PAM atau telepon. Electronic wallet yaitu Pola pembayaran seperti CyberCash Internet

    Wallet http://www.cybercash.com/, akan menyimpan nomor kartu kredit anda di

    harddisk anda dalam bentuk terenkripsi yang aman. Anda akan dapat melakukan pembelian-pembelian pada situs Web yang mendukung electronic wallet tersebut. Jika

    anda ingin membeli sesuatu pada toko yang mendukung electronic wallet, maka pada

  • saat menekan tombol Pay maka proses pembayaran melalui kartu kredit akan dilakukan transaksinya secara aman oleh server perusahaan electronic wallet. Vendor

    browser pada saat ini telah berusaha untuk melakukan negosiasi untuk memasukan teknologi e-wallet tadi ke produk mereka.

    Extranet adalah sebuah kelanjutan dari intranet perusahaan yang mengkaitkan jaringan internal satu perusahaan dengan jaringan internal supplier mereka maupun pelanggan mereka. Dengan cara itu sangat mungkin untuk

    mengembangkan aplikasi e-commerce yang memungkinkan menyambungkan semua aspek bisnis, dari proses pemesanan hingga pembayaran.

    Micropaymet adalah transaksi dalam jumlah kecil antara beberapa ratus rupiah hingga puluhan ribu rupiah, misalnya untuk mengambil / mengakses grafik, game maupun informasi. Pay-as-you-go micropayment seharusnya akan membuat

    revolusi di dunia e-commerce. Contohnya ESPN SportsZone http://espn.sportszone.com/ menggunakan CyberCoin untuk membayar US$1 untuk

    mengaskses situs mereka selama satu hari tanpa perlu membayar penuh langganan bulanan. Kenyataan di lapangan sebagian besar pelanggan yang potensial tidak terlalu bersedia untuk bermain-main dengan micropayment.

    3.7 Bagaimana cara usaha kecil mengambil keuntungan dari e-commerce? (How

    can small businesses take advantage of e-commerce?)

    Ternyata bukan hanya perusahaan besar saja yang berkecimpung dalam e-commerce tapi juga banyak pengusaha kecil yang berkiprah dengan Web sederhana,

    dan situs kacangan. Seringkali yang dibutuhkan untuk sukses hanya promosi sederhana agar terlihat oleh para pelanggan. Berita mulut ke mulut, posting di

    newsgroup, dan mendaftarkan diri di search engine cukup sudah untuk menarik pelanggan ke situs anda.

    Sebuah contoh sederhana yang bisa ditampilkan adalah Kevin Donlin

    seorang penulis dan Web developer yang membuat Guaranteed Resumes http://www.gresumes.com/ di Internet berawal dari tahun 1994. Saat ini dia

    memperoleh sekitar 100 pendatang setiap hari dan memperoleh sebagian dari pemasukannya dari bisnis penulisan resume.

    Keberhasilan Donlin terletak pada keberhasilan dalam menekan serendah-

    rendahnya biasa yang dibutuhkan. Server yang digunakan diletakan di ISP lokal, dan pelanggan berdatangan dari seluruh penjuru dunia. Transaksi kartu kredit dilakukan

    menggunakan swipe terminal yang dia sewa seharga US$30 / bulan tapi tidak perlu menggunakan jasa pihak ketiga untuk mengambilkan dana dari kartu kredit. Tentunya masih banyak sekali cerita-cerita menarik seperti yang dialami oleh Kevin

    tersebut.

    3.8 Apa penghalang utama untuk melakukan e-commerce? (What are the biggest

    barriers to e-commerce?)

    Menurut survey yang dilakukan oleh CommerceNet

    http://www.commerce.net/ para pembeli / pembelanja belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa yang mereka cari d i e-

    commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul.

    Pelanggan e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia

    informasi personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik. Umumnya pembeli masih belum yakin bahwa akan menguntungkan dengan

    menyambung ke Internet, mencari situs shopping, menunggu download gambar,

  • mencoba mengerti bagaimana cara memesan sesuatu, dan kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker.

    Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan banyak proses pemandaian pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala

    lembaga penelitian di CommerceNet http://www.commerce.net/ meramalkan sebagian besar pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang.

    Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk

    search engine menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan kompetitor-nya apalagi jika ternyata harga yang diberikan

    kompetitor lebih murah. Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas,

    akan tetapi tetap ada isu- isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan untuk melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan

    aplikasi bisnis lainnya. Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi bisnis kepada pelanggan dan supplier hal ini merupakan

    strategi utama dalam sistem e-commerce bisnis ke bisnis. Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus

    menghentikan pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets

    maka semua masalah akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari

    e-commerce. Grant mengatakan, "E-commerce is just like any automation it amplifies problems with their operation they already had."

    3.9 Siapa yang kalah jika pengusaha berpindah kepada bisnis online? (Who

    stands to lose from businesses moving online?)

    Perusahaan yang akan secara langsung dirugikan oleh e-commerce adalah agen perjalanan, tiket bioskop, katalog mail-order, dan toko retail terutama toko perangkat lunak. Mungkin kalau di Indonesia yang terasa hanya bagi agen perjalanan

    & bisnis sekitar turis. E-commerce dengan nyata telah mempengaruhi teritori bisnis tersebut. Menurut laporan Forrester Research http://www.forrester.com/ prediksi

    penjualan di sales & tiket perjalanan melalui Internet akan naik dari US$475 juta di tahun 1997 ke US$10 milyar di tahun 2001. Angka tersebut merepresentasikan 8% dari semua penjualan tiket perjalanan di US.

    Kalau Bill Gates mengatakan e-commerce akan menghilangkan perantara (middleman). Kalau buzzword sekarang ini adalah disintermediation

    http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss06.html, cara mengatakan bahwa siapapun yang berada di antara pembeli dan penjual akan memperoleh masalah besar. Akan tetapi jika kita melihat lebih lebih dalam lagi akan terlihat bahwa sebenarnya e-

    commerce akan menciptakan pola perantara yang baru. Cerita sukses e-commerce, seperti amazon.com http://www.amazon.com/,

    sebetulnya merupakan bentuk lain dari sebuah proses perantara. Amazon.com tidak menerbitkan buku. Mereka semua umumnya hanyalah sebuah distributor online saja. Tampaknya e-middleman harus mendemonstrasikan bahwa mereka menambahkan

    nilai dalam proses pembelian, melalui marketing, customer service, juga metoda-metoda lain. Kalau tidak maka pelanggan akan memutuskan modem-nya dan tidak

    akan menggunakan jasa mereka lagi.

  • 3.10 Bagaimana masa depan e-commerce? (What is the future of e-commerce?)

    Tampaknya e-commerce mempunyai masa depan yang cerah. Jika berbagai

    detail dari perdagangan online ini dapat di selesaikan maka bukan mustahil e-commerce dan Internet akan mengubah struktur dunia usaha secara global.

    Dengan perkembangan masyarakat virtual yang demikian besar banyak orang yang berpartisipasi dalam berbagai interest group online memperlihatkan pergeseran pardigma dari kekuatan ekonomi yang bertumpu pada pembuat / manufacturer ke

    kekuatan pasar. Paling tidak demikian yang dilihat oleh John Hagel dan Arthur Armstrong, sepasang analis dari McKinsey.

    4. Sistem dan Karakteristik e-Commerce

    E-Commerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses

    bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara

    elektronik. E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, antara perusahaan dengan pelanggan (customer), atau antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam pelayanan public. Jika

    diklasifikasikan, sistem e-commerce terbagi menjadi tiga tipe aplikasi, yaitu:

    Electronic Markets (EMs).

    EMs adalah sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan/menyajikan penawaran dalam sebuah segmen pasar,

    sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai macam harga yang ditawarkan. Dalam pengertian lain, EMs adalah sebuah sistem informasi antar organisasi yang menyediakan fasilitas- fasilitas bagi para penjual dan pembeli untuk bertukar

    informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan. Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan adalah terlihat lebih nyata dan efisien dalam hal waktu. Sedangkan

    bagi penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai produk dan service yang ditawarkan dengan lebih cepat sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak.

    Electronic Data Interchange (EDI). EDI adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-transaksi

    reguler yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara formal EDI didefinisikan oleh International Data Exchange Association (IDEA) sebagai transfer data terstruktur dengan format standard yang telah

    disetujui yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain dengan menggunakan media elektronik. EDI sangat luas penggunaannya,

    biasanya digunakan oleh kelompok retail yang besar ketika melakukan bisnis dagang dengan para supplier mereka. EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi perdagangan, sehingga organisasi komersial tersebut dapat

    berkomunikasi secara langsung dari satu sistem komputer yang satu ke sistem komputer yang lain tanpa memerlukan hardcopy, faktur, serta terhindar dari

    penundaan, kesalahan yang tidak disengaja dalam penanganan berkas dan intervensi dari manusia. Keuntungan dalam menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang singkat, mengurangi biaya, mengurangi kesalahan, memperoleh

    respon yang cepat, pengiriman faktur yang cepat dan akurat serta pembayaran dapat dilakukan secara elektronik.

    Internet Commerce. Internet commerce adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi

    dan komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini seperti iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet antara lain

  • pemesanan/pembelian barang dimana barang akan dikirim melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening penjual. Penggunaan internet sebagai

    media pemasaran dan saluran penjualan terbukti mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet;

    harga lebih murah mengingat membuat situs di internet lebih murah biayanya dibandingkan dengan membuka outlet retail di berbagai tempat; internet merupakan media promosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga

    yang relatif lebih murah; serta pembelian melalui internet akan diikuti dengan layanan pengantaran barang sampai di tempat pemesan.

    Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transaksi e-commerce memiliki

    beberapa karakteristik yang sangat khusus, yaitu :

    a. Transaksi tanpa batas Sebelum era internet, batas-batas geografi menjadi penghalang suatu

    perusahaan atau individu yang ingin go- international. Sehingga, hanya perusahaan atau individu dengan modal besar yang dapat memasarkan produknya ke luar negeri.Dewasa ini dengan internet pengusaha kecil dan

    menengah dapat memasarkan produknya secara internasional cukup dengan membuat situs web atau dengan memasang iklan di situs-situs internet tanpa

    batas waktu (24 jam), dan tentu saja pelanggan dari seluruh dunia dapat mengakses situs tersebut dan melakukan transaksi secara on line.

    b. Transaksi anonim

    Para penjual dan pembeli dalam transaksi melalui internet tidak harus bertemu muka satu sama lainnya. Penjual tidak memerlukan nama dari pembeli

    sepanjang mengenai pembayarannya telah diotorisasi oleh penyedia sistem pembayaran yang ditentukan, yang biasanya dengan kartu kredit.

    c. Produk digital dan non digital

    Produk-produk digital seperti software komputer, musik dan produk lain yang bersifat digital dapat dipasarkan melalui internet dengan cara mendownload

    secara elektronik. Dalam perkembangannya obyek yang ditawarkan melalui internet juga meliputi barang-barang kebutuhan hidup lainnya.

    d. Produk barang tak berwujud

    Banyak perusahaan yang bergerak di bidang e-commercen dengan menawarkan barang tak berwujud separti data, software dan ide- ide yang

    dijual melalui internet. Implementasi e-commerce pada dunia industri yang penerapannya semakin

    lama semakin luas tidak hanya mengubah suasana kompetisi menjadi semakin

    dinamis dan global, namun telah membentuk suatu masyarakat tersendiri yang dinamakan Komunitas Bisnis Elektronik (Electronic Business Community).

    Komunitas ini memanfaatkan cyberspace sebagai tempat bertemu, berkomunikasi, dan berkoordinasi ini secara intens memanfaatkan media dan infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari.

    Seperti halnya pada masyarakat tradisional, pertemuan antara berbagai pihak dengan beragam kepentingan secara natural telah membentuk sebuah pasar tersendiri

    tempat bertemunya permintaan (demand) dan penawaran (supply). Transaksi yang terjadi antara demand dan supply dapat dengan mudah dilakukan walaupun yang bersangkutan berada dalam sisi geografis yang berbeda karena kemajuan dan

    perkembangan teknologi informasi, yang dalam hal ini adalah teknologi e-commerce.

  • 5. Arsitektur Bisnis dan Teknologi e-Commerce

    Dalam berbagai teori manajemen dikataka n bahwa skenario pengembangan

    teknologi informasi harus sejalan dengan strategi bisnis perusahaan. Sejalan dalam arti kata bahwa dalam tataran strategis dan aktivitas operasional, pengembangan

    teknologi informasi semacam E-Commerce harus berada dalam kerangka arsitektur bisnis perusahaan. Eberhardt Rechtin mendefinisikan arsitektur bisnis perusahaan sebagai penggabungan antara tiga komponen besar, yaitu: organisasi, proses, dan

    teknologi. Untuk sebuah perusahaan berskala kecil, arsitektur bisnis yang ada sangatlah

    sederhana, sehingga tidak perlu dilakukan usaha khusus untuk mendefinisikan dan memahaminya. Hal ini sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan berskala menengah dan besar, dimana hubungan antara satu komponen dengan komponen

    lainnya telah sedemikian rumit, sehingga sangat sulit untuk melakukan pemahaman terhadap arsitektur bisnis perusahaan tanpa adanya pegangan yang jelas dan akurat.

    Kompleksitas arsitektur bisnis semakin bertambah tinggi sejalan dengan cepatnya perubahan yang terjadi di dalam perusahaan sebagai jawaban atas dinamika lingkungan bisnis yang sedemikian cepat berubah. Cepatnya perkembangan bisnis dan

    perubahan yang terjadi memaksa perusahaan untuk menyusun strategi implementasi E-Commerce-nya agar tidak terjadi suatu pengembangan sistem yang tambal sulam

    dan membahayakan perusahaan. Suatu pendekatan baru dalam memahami konsep pengembangan E-

    Commerce yang sejalan dengan kebutuhan bisnis yang selalu berubah secara cepat

    dari waktu ke waktu harus dikuasi oleh manajemen perusahaan (Fingar, 2000). Gambar berikut memperlihatkan bagaimana konsep pengembangan E-Commerce

    yang sejalan dengan kerangka strategis perusahaan. Memahami keberadaan E-Commerce dalam kerangka bisnis perusahaan bukanlah merupakan suatu hal yang mudah. Vince Barabba dari General Motors mengatakan bahwa diperlukan suatu

    kemampuan berfikir secara lateral (outside the box) untuk dapat memahami karakteristik dan peluang-peluang bisnis yang ditawarkan oleh E-Commerce.

    Kemampuan untuk melakukan learning harus dimiliki oleh segenap stakeholders perusahaan, lebih dari hanya sekedar knowing mengenai perkembangan teknologi informasi. Berawal dari analisa klasik SWOT (Strengths,

    Weaknesses, Opportunities, Threats) yang dipadu dengan berfikir secara lateral, pemilik dan pengelola bisnis harus dapat menemukan berbagai peluang bisnis yang

    mungkin dimanfaatkan dengan kehadiran teknologi internet dan E-Commerce. Berbagai pertanyaan-pertanyaan mendasar kerap diajukan kembali dalam kerangka ini, seperti:

    1. Apakah mungkin perusahaan memanfaatkan E-Commerce untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan secara signifikan, baik melalui

    peningkatan pendapatan atau penurunan total biaya ? 2. Seberapa besar kesempatan perusahaan untuk memanfaatkan teknologi E-

    Commerce untuk meningkatkan daya saing usaha ?

    3. Apakah dengan tidak memanfaatkan E-Commerce perusahaan akan terancam secara serius keberadaannya ?

    4. Berapa besar nilai segmen pasar baru yang dapat diraih seandainya perusahaan memutuskan untuk go E-Commerce ?

    Prinsip pokok yang harus dijalani di dalam fase ini adalah suatu pemahaman

    mengenai apa yang dapat dan mungkin dilakukan E-Commerce untuk peningkatan kinerja bisnis perusahaan di berbagai aspek.

  • 5.1 Inter-Enterprise Business Processes

    Setelah memahami segala kemungkinan yang ditawarkan E-Commerce

    untuk pertumbuhan perusahaan, langkah selanjutnya adalah memahami bagaimana kemungkinan-kemungkinan tersebut secara operasional dapat diwujudkan. Kunci dari

    prosedur pelaksanaan strategi adalah terletak pada proses bisnis (business processes). Dalam kerangka sistem E-Commerce jelas terlihat bahwa adanya aktivitas integrasi antara proses internal perusahaan dengan proses-proses organisasi lain yang menjadi

    mitra usahanya, seperti: pemasok, distributor, rekanan, vendor, maupun pelanggan. Pertanyaan-pertanyaan sentral yang harus dapat dijawab akan berkisar pada isu- isu

    proses, organisasi, dan model data: 1. Bagaimana menciptakan proses bisnis yang lebih cepat, lebih baik, dan

    lebih murah bagi pelanggan ?

    2. Bagaimana menggabungkan antara physical value chain dengan virtual value chain ?

    3. Bagaimana memilih model bisnis yang tepat dan sesuai dengan strategi bisnis perusahaan ?

    4. Bagaimana menggabungkan proses bisnis internal dengan proses bisnis

    eksternal yang dimiliki rekanan semacam pemasok atau distributor ? Prinsip pokok yang harus dijalani dalam fase ini adalah mensimulasikan

    secara konsep, bagaimana E-Commerce dapat memberikan kontribusi terhadap penciptaan produk atau jasa yang dapat meningkatkan nilai dan kepuasan konsumen. Seringkali di dalam menentukan proses bisnis atau model bisnis yang diinginkan,

    perusahaan tidak harus selalu mulai dari nol. Pada kenyataannya telah banyak contoh-contoh proses bisnis handal (best practice) maupun model bisnis yang telah berhasil

    diterapkan oleh perusahaan-perusahaan lain yang dapat dengan mudah diadopsi. Contohnya adalah Ebay.com untuk model bisnis industri pelelangan, Amazon.com untuk industri distribusi buku dan media, Brainbench.com untuk industri sertifikasi

    training, dan lain sebagainya.

    5.2 Component-Based Applications

    Setelah menentukan jenis proses bisnis yang ingin diterapkan dalam perusahaan, langkah selanjutnya adalah menentukan komponen-komponen objek

    bisnis (modul aplikasi) yang diperlukan untuk membangun model bisnis tersebut. Contoh objek bisnis yang kerap diperlukan untuk mengimplementasikan sebuah

    sistem E-Commerce antara lain: 1. Modul aplikasi untuk menerima pesanan (order) dari pelanggan. 2. Modul aplikasi untuk melakukan otorisasi kartu kredit sebagai alat

    pembayaran produk atau jasa yang ditawarkan. 3. Modul aplikasi untuk mencari data atau informasi yang ada di dalam

    katalog produk-produk yang ditawarkan perusahaan. 4. Modul aplikasi untuk menghubungkan satu sistem aplikasi dengan

    sistem-sistem lainnya.

    5. Modul aplikasi untuk melakukan tanya jawab secara interaktif dengan konsumen.

    6. Modul aplikasi untuk mencatat keluhan pelanggan. Objek-objek bisnis ini secara teknis telah tersedia di pasaran aplikasi, sejalan

    dengan perkembangan paradigma pemrograman berbasis objek. Perusahaan hanya

    tinggal melakukan tailor-made atau penggabungan terhadap komponen-komponen independen ini sesuai dengan cetak biru proses bisnis yang diinginkan. Paradigma

    menggunakan komponen objek ini merupakan jawaban terhadap kebutuhan

  • perusahaan untuk selalu dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada, karena sifat objek yang sangat fleksibel dan dapat disusun sesuai dengan keinginan/kebutuhan

    spesifik perusahaan.

    5.3 Infrastruktur Teknologi e-commerce

    Pada akhirnya pendekatan pengembangan sistem E-Commerce yang adaptif dengan perubahan, yaitu dengan menggunakan paradigma komponen bisnis objek,

    hanya dapat dilakukan jika perusahaan memiliki infrastruktur teknologi informasi yang sesuai dengan sifat-sifat pengembangan komponen-komponen objek bisnis

    tersebut. Dengan kata lain, perusahaan harus memiliki desain cetak biru pengembangan teknologi informasi (data, proses, dan teknologi) yang menekankan pada implementasi sistem berbasis objek.

    Perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan metoda pengembangan sistem dengan teori-teori lama harus mulai memikirkan untuk melakukan migrasi ke

    sistem yang baru. Aset-aset teknologi kuno, baik perangkat keras maupun perangkat lunak, harus mulai diganti dengan tipe teknologi baru untuk menjawab tantangan bisnis yang ada

    6. Arsitektur e-Commerce

    Berbeda dengan arsitektur perangkat keras dan perangkat lunak konvensional yang dibangun oleh perusahaan berdasarkan dua pilihan utama, yaitu membeli paket jadi atau membuat sendiri dari nol, di dalam membangun infrastruktur

    e-commerce dipergunakan kerangka arsitektur yang terdiri dari berbagai building blocks. Entiti-entiti blok ini seperti layaknya permainan anak-anak lego dapat dengan

    mudah di-copot-copot dan dipasang sesuka hati sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, untuk mendirikan sebuah bangunan arsitektur sesuai keinginan. Salah satu standar kerangka arsitektur e-commerce yang mempergunakan pendekatan ini

    dikembangkan bersama oleh Alta Software dengan Cisco Systems. Arsitektur ini dibangun oleh berbagai building blocks yang didalamnya

    dapat dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Komponen-komponen tersebut antara lain: Order Management Server, Product Configuration Server, Dynamic Content Server, Commerce Transaction Server, dan Secured Access Server.

    Masing-masing komponen ini secara fleksibel dapat dengan mudah dan secara cepat di-bongkar pasang sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan. Berikut adalah

    penjelasan ringkas mengenai fungsi beberapa komponen yang berada di dalam arsitektur sistem e-commerce. a. Order Management Server

    Sistem ini memiliki fungsi utama untuk menangani masalah pemesanan produk atau jasa sampai dengan proses pengirimannya kepada konsumen. Setelah

    perusahaan melakukan validasi terhadap pemesanan produk yang dilakukan oleh calon pembeli, sistem ini secara otomatis mengirimkan perintah pengadaan barang ke bagian pemasok (suppliers) yang biasanya telah memiliki sistem informasinya

    sendiri seperti ERP (Enterprise Resource Planning). Untuk memberitahukan konsumen bahwa pesanannya telah diproses dan dalam status tertentu,

    dieprgunakan sebuah metode khusus yang dinamakan Event Notification Agent. b. Product Configuration Server

    Pada prinsipnya sistem ini dibangun untuk mempermudah konsumen dalam

    menentukan konfigurasi produk yang diinginkan, tentu saja dengan catatan bahwa produk yang ditawarkan dapat di-customised (ditentukan spesifikasinya sesuai

    dengan keinginan spesifik konsumen). Biasanya cara kerja sistem ini

  • mempergunakan konsep Rule-Based Engine dimana berdasarkan sejumlah peraturan tertentu, konsumen dapat melakukan tailor made terhadap konfigurasi

    dan spesifikasi produk akhir yang diinginkan. c. Dynamic Content Server

    Komponen ini merupakan jantung dari informasi perusahaan dimana secara dinamis dan kontinyu, melakukan pengelolaan dan update terhadap informasi halaman HTML (situs) yang dapat dengan mudah diakses oleh konsumen maupun

    mitra bisnis. Dikatakan dinamis karena perusahaan dapat dengan mudah merubah berbagai informasi properties dari produk yang ditawarkan dengan mudah dan

    secara otomatis perubahan tersebut akan dicatat oleh halaman HTML terkait sehingga konsumen atau mitra bisnis dapat seketika melihat informasi termutakhir. Contoh karakteristik produk yang dapat dirubah informasinya antara

    lain adalah harga, jumlah, warna, dan lain sebagainya. Yang unik adalah bahwa sistem ini menyediakan fasilitas untuk membuat halaman HTML yang berbeda

    untuk masing-masing konsumen atau mitra bisnis sesuai yang diinginkan. d. Commerce Transaction Server

    Dalam kenyataannya, transaksi e-commerce sederhana akan melibatkan berbagai

    pihak, mulai dari proses pemesanan sampai dengan pembayaran dan distr ibusi produk yang dibeli. Terhadap beragam proses tersebut, sejumlah server atau

    sistem lain harus bekerja sama berdasarkan aturan dan skenario yang disepakati. Sistem Commerce Transaction Server ini bertugas untuk mengelola keperluan tersebut, agar proses transaksi yang melibatkan sejumlah server dapat berjalan

    dengan efektif. Realibility dan consistency merupakan dua standar kualitas yang harus dicapai oleh sistem ini.

    e. Secured Access Server

    Sesuai dengan namannya, sistem ini bertujuan untuk menjaga aga r transaksi yang berjalan dapat terjamin keamanannya, seperti:

    Proses pembayaran, agar tidak ada pihak-pihak yang dapat mencuri nomor kredit card, rekening bank, identifikasi digital cash, dan lain- lain

    Proses pengiriman dokumen, agar data pribadi yang rahasia tidak jatuh ke tangan mereka yang tidak berhak

    Proses verifikasi, agar situs yang ada hanya dapat diakses oleh mereka yang berhak

    Proses autientifikasi, agar perusahaan benar-benar melakukan transaksi dengan pihak yang dimaksud

    Kerangka yang dibangun oleh Alta dan Cisco ini mempergunakan pendekatan arsitektur multi-tier yang paling canggih, yang dapat dengan mudah dikembangkan

    sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan persuahaan. Tiga kelebihan uta ma yang ingin dicapai dengan sistem arsitektur di atas, yaitu:

    Scalability dimana arsitektur yang ada dapat secara fleksibel dikembangkan untuk mengelola tipe bisnis e-commerce yang paling sederhana sampai dengan sistem kompleks yang melibatkan transaksi dengan frekuensi tinggi dan

    volume besar dengan prinsip rumah tumbuh (dari kecil, lambat laut menjadi besar)

    Security dimana faktor-faktor keamanan dibangun secara built- in pada masing-masing komponen sehingga meningkatkan kualitas keamanan yang ada

    Integration dimana arsitektur yang ada dibangun oleh berbagai komponen-komponen yang dapat saling terintegrasi secara efektif, baik antar komponen-

  • komponen internal sistem, maupun dengan berbagai sistem yang berada di luar sistem yang dimiliki perusahaan (eksternal).

    Penutup a. Tes Formatif

    Soal essay :

    1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan e-commerce dan apa perbedaannya dengan e-bisnis!

    2. Sebutkan kelemahan dan keuanggulan dari pelaksanaan e-commerce dalam

    konsep virtual trading! 3. Berikan contoh sebah implemetasi dari e-commerce berikut konsep arsitektur

    dan teknologi yang dipergunakannya! 4. Sebutkan dan jelaskan karakteristik dari sistem e-commerce! 5. Sebutkan dan jelaskan arsitektur dari teknologi e-commerce!

    b. Petunjuk Tindak lanjut bagi Mahasiswa Setelah mempelajari bab e-coomerce dan teknologi e-ecommerce sebagai

    pengertian dasar melakukan pemetaan bisnis online, selanjutnya Mahasiswa akan mempelajari model e-bisnis dan e-commerce.

    Daftar Pustaka Andam, Zuraidah Ruth (2003) E-commerce and E-business.Filipina: UNDP-APDIP.

    June Campbell (2003) Beginners Guide to Ecommerce. Nightcats Multimedia Production.

    Pete Loshin and John Vacca (2004) Electronic Commerce. Fourth Edition. Downer

    Avenue: Charles River Media. Rosen, Anita. (2000) The E-commerce Question and Answer Book: A Survival Guide

    for Business Managers. Newyork: AMACOM Books. Schneider, G. P. (2004) Electronic Commerce: The Second Wave. Canada: Thomson

    Course Technology.

    Shapiro, C., dan Varian, H. R. (1999) Information Rules: A Strategic Gudie to the Network Economy. Boston: HBR Press.

    Senarai e-Commerce Merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang

    menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.

    Digital money Terminologi global untuk berbagai e-cash dan mekanisme pembayaran elektronik di

    Internet.Yahoo mencatat paling tidak ada 21 perusahaan yang memberikan jasa digital money di Internet.

    Disintermediation proses untuk memotong jalur perantara. Kira-kira pada saat perusahaan yang

    berbasiskan web membypass kanal retail tradisional dan menjual secara langsung ke pelanggan / pembeli, maka perantara tradisional seperti toko dan jasa mail order akan kehilangan pekerjaan.

  • Electronic checks Sistem check elektronik seperti PayNow yang akan mengambil uang dari account

    check di bank pelanggan untuk membayar PAM atau telepon. Electronic wallet

    Pola pembayaran seperti CyberCash Internet Wallet yang akan menyimpan nomor kartu kredit anda di harddisk anda dalam bentuk terenkripsi yang aman. Anda akan dapat melakukan pembelian-pembelian pada situs Web yang mendukung electronic

    wallet tersebut. Jika anda ingin membeli sesuatu pada toko yang mendukung electronic wallet, maka pada saat menekan tombol Pay maka proses pembayaran

    melalui kartu kredit akan dilakukan transaksinya secara aman oleh server perusahaan electronic wallet. Vendor browser pada saat ini telah berusaha untuk melakukan negosiasi untuk memasukan teknologi e-wallet tadi ke produk mereka.

    Extranet

    Sebuah kelanjutan dari intranet perusahaan yang mengkaitkan jaringan internal satu perusahaan dengan jaringan internal supplier mereka maupun pelanggan mereka. Dengan cara itu sangat mungkin untuk mengembangkan aplikasi e-commerce yang

    memungkinkan menyambungkan semua aspek bisnis, dari proses pemesanan hingga pembayaran.

    Micropaymet Transaksi dalam jumlah kecil antara beberapa ratus rupiah hingga puluhan ribu

    rupiah, misalnya untuk mengambil / mengakses grafik, game maupun informasi. Pay-as-you-go micropayment seharusnya akan membuat revolusi di dunia e-commerce.

    Contohnya ESPN SportsZone http://espn.sportszone.com/ menggunakan CyberCoin untuk membayar US$1 untuk mengaskses situs mereka selama satu hari tanpa perlu membayar penuh langganan bulanan.

  • Bab 2 Model e-Business dan e-Commerce

    Pendahuluan a. Deskripsi

    Bab ini juga merupakan bagian dari pengenalan teknologi e-commerce yang

    berisikan model e-Business dan e-Commerce, meliputi Filosofi Peranan e-Commerce dalam Dunia Bisnis, Spectrum Peluang e-Commerce, Model e-Business dan e-Commerce serta Mekanisme E-Commerce dan Perspektif e-

    Commerce b. Relevansi antara Bab dengan Pengetahuan/Pengalaman Mahasiswa

    Setelah mempelajari isi dari model e-Business dan e-Commerce maka mahasiswa mampu menjelaskan beberapa model e-commerce, mekanisme dan perspektif e-commerce. Mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar contoh beberapa model

    e-commerce seperti B to B, B to C dan C to C. c. Relevansi dengan kegunaan bagi Mahasiswa

    Mahasiswa setelah membaca bab kedua ini, mampu menelaah sebuah model e-commerce dalam perspektif penjualan informasi melalui internet dan merancang sebuah arsitektur e-commerce pada tataran pengelolaan informasi sesuai dengan

    model yang tepat. d. Relevansi dengan Bab atau Matakuliah lain

    Bab ini merupakan kelanjutan dari bab e-commerce dan teknologi e-commerce dalam kesatuan bagian terhadap pemahaman materi pengenalan teknologi e-commerce.

    e. TIK Mahasiswa mampu menerangkan model e-commerce dalam perspektif

    pengelolaan informasi melalui internet. Mahasiswa mampu membedakan dan memilih model e-commerce dalam

    konsep B to B, B to C dan C to C yang sesuai.

  • Penyajian

    1. Filosofi Peranan e-Commerce dalam Dunia Bisnis

    Kesalahan terbesar yang sering dilakukan para praktisi bisnis adalah

    mendefinisikan e-commerce sebagai cara menjual produk atau jasa di internet. Tentu saja pengertian ini merupakan hal yang sangat sempit jika dilihat dari karakteristik dan potensi bisnis yang ditawarkannya. Secara prinsip, potensi e-

    commerce berada dalam sebuah spektrum dengan dua buah titik ekstrem. Titik ekstrem pertama adalah kemampuan e-commerce untuk menjadi

    follower dalam arti kata menirukan bagaimana bisnis konvensional dilakukan ke dalam sebuah arena baru di dunia maya, misalnya:

    Pasar tradisional yang merupakan tempat bertemunya secara fisik antara penjual dan calon pembeli digantikan oleh pasar virtual yang mempertemukan mereka yang terkoneksi ke jaringan internet

    Uang kertas atau receh (coin) yang biasa dipergunakan sebagai alat pembayaran yang sah digantikan oleh uang digital (digital money)

    Tanda tangan atau paraf yang biasa menjadi bukti keabsahan suatu transaksi secara hukum digantikan oleh tanda tangan digital (digital signature) di dalam dunia maya

    Produk-produk semacam dokumen (teks), gambar, audio, dan video yang biasanya dijual secara fisik melalui berbagai medium penyimpanan telah dapat diubah menjadi serangkaian kode digital yang siap ditransfer kapan saja

    (digitisasi) Dengan kata lain, segala hal yang dilakukan di dalam dunia nyata yang

    berhubungan dengan mekanisme pelaksanaan bisnis, ditirukan ke dalam bentuk serupa tapi tak sama di dunia maya oleh teknologi e-commerce. Pada sisi ekstrem yang lain, e-commerce dikatakan memiliki kemampuan untuk mentransformasikan

    karakteristik bisnis konvensional menjadi model bisnis yang sama sekali baru, contohnya:

    Mekanisme pasar bebas (free market) yang selama ini hanyalah merupakan teori dalam ilmu ekonomi telah menjadi kenyataan sehari-hari di dunia maya, terlebih- lebih dengan diluncurkannya situs-situs pelelangan, bursa efek, tele

    marketing, dan lain sebagainya. Aset fisik yang selama ini hanya dapat dinikmati oleh salah satu institusi

    dalam suatu waktu dapat dengan mudah digandakan karena telah dapat ditransformasikannya aset tersebut ke dalam serangkaian sinyal digital.

    Berlakunya pepatah you dont have to be big to become big dalam membangun suatu bisnis memberi arti bahwa tidak diperlukannya modal yang besar seperti bangunan, uang, sumber daya manusia, bahan mentah, dan lain

    sebagainya dalam membangun sebuah perusahaan di internet (membangun perusahaan dapat dimulai dengan memesan sebuah domain nama dan membuka sebuah situs sederhana).

    Mudahnya membangun suatu bisnis karena adanya fenomena prosumers misalnya sebagai salah satu karakteristik dari era ekonomi baru, dimana

    seorang individu dapat dengan mudah berubah dari konsumen menjadi produsen dalam waktu relatif singkat.

    Dua buah titik ekstrem di atas selain membentuk sebuah spektrum fungsi e-

    commerce, secara tidak langsung memperlihatkan bagaimana sebuah dunia baru dengan cara-cara atau mekanisme pertukaran barang atau jasa yang sama sekali baru

    telah terbentuk. Lebih jauh lagi, dengan berhasilnya dan semakin berkembangnya

  • implementasi e-commerce di segala lapisan masyarakat, maka secara mendasar telah terjadi pergeseran-pergeseran paradigma di berbagai aspek kehidupan. Pada akhirnya,

    prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh dalam mencermati perkembangan teknologi semacam e-commerce, antara lain:

    E-Commerce tidak dapat dilepaskan dari kerangka besar globalisasi dunia, yang bertujuan untuk melakukan efisiensi pasar; dengan dibukanya batasan-batasan wilayah, maka aliran informasi, uang, dan sumber daya lainnya akan

    terjadi secara bebas sehingga hanya perusahaan-perusahaan yang dapat menciptakan produk atau jasa yang termurah, terbaik, dan tercepatlah yang

    akan memiliki keunggulan kompetitif di pasar. E-Commerce akan secara efektif menjadi pemicu terjadinya efisiensi yang

    diinginkan di atas jika konvergensi industri komputer, telekomunikasi, dan

    informasi (content) di masing-masing negara telah mencapai tahap optimum (dimana produk-produk infrastruktur semacam pulsa telepon dan listrik telah

    menjadi public goods). E-Commerce hanyalah merupakan komponen sebuah sistem yang dinamakan

    sebagai komunitas digital (digital community), yang merupakan generasi

    masyarakat baru di abad ke 21 (net generation) dimana teknologi informasi telah menjadi hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia pada

    umumnya 2. Spectrum Peluang e-Commerce

    Keberadaan e-commerce sebagai cara mutakhir untuk melakukan bisnis telah sedikit banyak mengubah pola kehidupan masyarakat dunia. Bagi negara

    berkembang seperti Indonesia, kerap dipertanyakan dan diperdebatkan apakah fenomena e-commerce pada hakekatnya merupakan ancaman atau justru peluang bagi para pelaku bisnis di tanah air. Terhadap pertanyaan ini, sebagian besar orang menilai

    bahwa hal tersebut sangat bergantung pada titik pandang atau perspektif yang bersangkutan. Namun sebenarnya jika dilihat secara lebih seksama, terdapat tiga

    faktor yang sangat mempengaruhi penilaian orang terhadap keberadaan e-commerce sebagian bagian dari komponen perekonomian modern.

    Aspek pertama yang perlu dilihat adalah sejauh mana para pelaku bisnis atau

    masyarakat yang bersangkutan mengerti benar mengenai paradigma sistem ekonomi digital yang memiliki 12 ciri utama, yaitu: knowledge, digitization, virtualization,

    molecularization, internet-working, disintermediation, convergence, innovation, prosumption, immediacy, globalization, dan discordance (Tapscott, 1996).

    Aspek kedua adalah tergantung dari seberapa besar keberadaan e-commerce

    berpengaruh terhadap industri atau perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan aspek ketiga yang menentukan adalah apakah ada usaha-usaha atau langkah antisipasi atau

    tindakan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap fenomena yang ada tersebut. Berdasarkan ketiga faktor ini, dampak keberadaan e-commerce terhadap bisnis sebuah perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi delapan.

    a. Survive

    Jika manajemen perusahaan yang bersangkutan mengerti benar mengenai

    paradigma baru sistem ekonomi digital, dan aplikasi e-commerce di dalam industri perusahaan tersebut memiliki peranan yang strategis, serta adanya reaksi perusahaan untuk melakukan antisipasi, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan

    yang ada dapat bertahan (survive) untuk jangka waktu yang cukup panjang. Bagi perusahaan di dalam kelompok ini, tidak ada pilihan lain kecuali haru

  • memanfaatkan dan mengembangkan e-commerce sebagai salah satu senjata utama dalam bersaing.

    b. Threat

    Keberadaan e-commerce akan menjadi ancaman yang serius bagi perusahaan yang

    walaupun memahami benar paradigma baru ekonomi digital, namun tidak mengambil reaksi apa pun, karena keberadaaan e-commerce dalam industri yang digelutinya sangatlah signifikan untuk memberikan keunggulan kompetitif. Jika

    manajemen perusahaan tetap berkeras untuk tidak mengambil langkah inisiatif apapun, maka lambat laun bisnisnya akan segera berakhir, karena seluruh

    saingannya telah mengimplementasikan e-commerce untuk menarik pelanggan. c. Opportunities Taken

    Jika perusahaan yang bersangkutan mengerti benar mengenai konsep ekonomi

    digital, sementara aplikasi e-commerce tidak begitu berpengaruh terhadap industri yang bersangkutan, namun manajemen mengambil langkah- langkah untuk

    mengimplementasikan e-commerce, hal tersebut berarti bahwa yang bersangkutan telah memanfaatkan peluang yang ada. Alasannya adalah bahwa perusahaan telah memberikan alternatif atau tawaran baru bagi konsumen untuk melakuka n

    transaksi melalui e-commerce walaupun hal tersebut masih tergolong baru (belum umum) di industri terkait.

    d. Adding Knowledge

    Mengetahui akan seluk beluk ekonomi digital tanpa melakukan aksi apapun di dalam industri dimana e-commerce tidak memiliki pengaruh yang signifikan

    hanyalah merupakan suatu usaha untuk menambah wawasan pelaku bisnis yang bersangkutan.

    e. Boomerang

    Pada situasi dimana e-commerce memiliki peranan yang signifikan pada industri tertentu, dan perusahaan telah mengambil langkah antisipatif dengan cara

    mengimplementasikan e-commerce, namun yang bersangkutan tidak memiliki pengetahuan yang cukup terhadap seluk beluk ekonomi digital, maka yang akan

    terjadi adalah arus balik yang akan merugikan perusahaan. Tidak sedikit perusahaan yang membangun e-commerce karena alasan latah (mee too strategies), bukan karena kesadaran akan adanya sebuah arena persaingan bisnis

    yang baru. Tanpa memahami betul paradigma yang melatarbelakangi terbentuknya sistem ekonomi digital, maka kecenderungan yang akan terjadi

    biasanya adalah investasi yang berlebihan, kesalahan alokasi sumber daya, tidak tertariknya calon konsumen untuk melakukan transaksi, dan lain sebagainya.

    f. Dangerous

    Keadaan yang paling membahayakan dapat terjadi pada perusahaan yang beroperasi pada industri dimana peranan e-commerce menjadi kunci sukses bisnis

    terkait, namun perusahaan tidak mengambil langkah apapun. Keadaan semakin menjadi suram karena adanya kenyataaan bahwa pemilik maupun pengelola perusahaan tidak memahami konsep mengenai dunia maya. Tentu saja resiko

    terbesar yang akan terjadi adalah gulung-tikarnya perusahaan terkait dalam waktu singkat karena tidak sanggup berhadapan dengan para pesaing di industri sejenis.

    g. Gambling Adventure

    Sebuah perusahaan dijuluki sebagai petualang jika manajemen berusaha mengembangkan e-commerce walaupun yang bersangkutan tidak memahami

    konsep dunia maya dan perusahaan yang bersangkutan tidak berada dalam industri yang tergantung pada e-commerce.

  • h. Nice Watcher

    Klasifikasi terakhir ditujukan bagi perusahaan yang tidak melakukan aktivitas apa-

    apa, karena selain manajemen tidak menguasai konsep perdagangan di dunia maya, perusahaannya tidak berada di dalam industri dimana e-commerce memiliki

    pengaruh yang penting. Di dalam perekonomian digital, perusahaan ini dijuluki sebagai pelengkap atau penonton yang keberadaanya tidak akan mendatangkan pengaruh makro apapun.

    3. Model e-Business dan e-Commerce

    Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS

    memasuki tahap matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini. E-commerce akan

    merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan). Proses yang ada dalam E-commerce adalah sebagai berikut :

    Presentasi electronis (Pembuatan Web site) untuk produk dan layanan. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan. Otomasi account Pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun nomor

    Kartu Kredit). Pembayaran yang dilakukan secara Langsung (online) dan penanganan

    transaksi.

    Gambar 2.1 Contoh Proses E-Commerce

  • Gambar 2.2 Contoh Aplikasi E-Commerce : Perusahaan Mobil.

    3.1 Jenis Jenis Model E-Commerce E-Commerce dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, berdasarkan

    penegenalan polanya dan karakteristiknya yang berbeda, antara lain : a. Business-to-Business eCommerce (B2B)

    Pada umumnya bisnis online yang dilakukan saat ini merupakan B2B. Internet Marketing jenis ini meliputi transaksi Interorganizational Information System(IOS). IOS meliputi sistem informasi global, Electronic Data Interchange(EDI), Electronic

    Fund Transfer(EFT), Database, pesan terintegrasi dan Supply Chain Management(SCM).

    IOS merupakan aliran informasi antara dua perusahaan/organisasi atau lebih, tujuannya adalah pemrosesan transaksi secara efisien, seperti pengiriman order, rekening atau pembayaran dengan menggunakan teknologi EDI. Semua hubungan

    telah disepakati dan telah ditentukan sebelumnya sehingga tidak diperlukan negosiasi lagi dan langsung dapat di laksanakan. Misalnya di Wal-Mart dengan Warner-

    Lambert. Jenis e-commerce ini memiliki karakteristik sebagai berikut: Trading partners yang telah diketahui dan umumnya memiliki hubungan

    (relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner

    tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan

    kepercayaan (trust). Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara

    berkala dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain,

    servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama.

    Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu parternya.

    Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis. Business to Business eCommerce ini menggunakan mekanisme Electronic

    Data Interchange (EDI). Sayangnya banyak standar EDI yang digunakan sehingga

  • menyulitkan interkomunikasi antar pelaku bisnis. Standar yang ada saat ini antara lain: EDIFACT, ANSI X.12, SPEC 2000, CARGO-IMP, TRADACOMS, IEF,

    GENCOD, EANCOM, ODETTE, CII. Selain standar yang disebutkan di atas, masih ada format- format lain yang sifatnya proprietary. Jika anda memiliki beberapa

    partner bisnis yang sudah menggunakan standar yang berbeda, maka anda harus memiliki sistem untuk melakukan konversi dari satu format ke format lain. Saat ini sudah tersedia produk yang dapat melakukan konversi seperti ini.

    Pendekatan lain yang sekarang cukup populer dalam standarisasi pengiriman data adalah dengan menggunakan Extensible Markup Language (XML) yang

    dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C). XML menyimpan struktur dan jenis elemen data di dalam dokumennya dalam bentuk tags seperti HTML tags sehingga sangat efektif digunakan untuk sistem yang berbeda. Kelompok yang

    mengambil jalan ini antara lain adalah XML/EDI group (www.xmledi.net). Pada mulanya EDI menggunakan jaringan tersendiri yang sering disebut VAN

    (ValueAdded Network). Populernya jaringan komputer Internet memacu inisiatif EDI melalui jaringan Internet, atau dikenal dengan nama EDI overInternet.

    Topik yang juga mungkin termasuk di dalam business-to-business eCommerce

    adalah electronic/Internet procurement dan Enterprise Resource Planning (ERP). Hal ini adalah implementasi penggunaan teknologi informasi pada perusahaan dan pada

    manufacturing. Sebagai contoh, perusahaan Cisco maju pesat dikarenakan menggunakan teknologi informasi sehingga dapat menjalankan just-in-time manufacturing untuk produksi produknya.

    b. Bussiness-to-Consumer eCommerce (B2C)

    B2C dapat diartikan sebagai jenis perdagangan elektronik di mana ada sebuah perusahaan (business) yang melakukan penjualan langsung barang-barangnya kepada pembeli (consumer). Contoh perusahaan kelas dunia yang telah menerapkan B2C

    adalah Amazone.com. Business to Consumer eCommerce memiliki karakteristik sebagai berikut :

    Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum. Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang

    dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem Web

    sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis Web.

    Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Consumer melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respond sesuai dengan permohonan.

    Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan

    processing (business procedure) diletakkan di sisi server. Menurut sebuah report dari E&Y Consulting, perkembangan B2B dan B2C ini

    dapat dilihat pada tabel berikut. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan

    Business to Business lebih pesat daripada Business to Consumer. Itulah sebabnya banyak orang mulai bergerak di bidang Business-to-business.

    Meskipun demikian, Business-to-Consumer masih memiliki pasar yang besar yang tidak dapat dibiarkan begitu saja. Tingginya PC penetration (teledensity) menunjukkan indikasi bahwa banyak orang yang berminat untuk melakukan transaksi

    bisnis dari rumah. Negara yang memiliki indikator PC penetration yang tinggi mungkin dapat dianggap sebagai negara yang lebih siap untuk melakukan

    eCommerce.

  • Business to Consumer eCommerce memiliki permasalahan yang berbeda. Mekanisme untuk mendekati consumer pada saat ini menggunakan bermacam-macam

    pendekatan seperti misalnya dengan menggunakan electronic shopping mall atau menggunakan konsep portal.

    Electronic shopping mall menggunakan web sites untuk menjual produk dan servis. Para penjual produk dan servis membuat sebuah storefront yang menyediakan catalog produk dan servis yang diberikannya. Calon pembeli dapat melihat produk

    dan servis yang tersedia seperti halnya dalam kehidupan sehar i-hari dengan melakukan window shopping. Letak perbedaannya (calon) pembeli dapat melakukan

    shopping ini kapanpun dan darimana saja pembeli berada tanpa dibatasi oleh jam buka. Sedangkan, konsep portal sedikit berbeda dengan electronic shopping mall, dimana pengelola portal menyediakan semua servis di portalnya (yang biasanya

    berbasis web). Sebagai contoh, portal menyediakan eMail gratis yang berbasis Web bagi para pelanggannya sehingga diharapkan sang pelanggan selalu kembali ke portal

    tersebut. Beberapa manfaat B2C terhadap travel and tourism, antara lain: Mempermudah dalam memberikan informasi antara pemilik travel dan

    calon costumer mengenai semua hal yang berhubungan dengan travel

    (seperti harga tiket, harga hotel, dll). Memberikan akses yang mudah kepada calon wisatawan tentang informasi

    daerah wisata yang akan mereka kunjungi. Membantu pemilik travel untuk mengembangkan bisnisnya karena pemilik

    travel bisa mendesign tampilan web yang menarik dan berkualitas

    sehingga mampu menarik konsumen lebih banyak. Memberikan gambaran singkat tentang lokasi dan pemandangan yang

    berada di tempat tujuan objek wisata Pada awal pertumbuhannya, perusahaan-perusahaan retailer yang telah ada

    (seperti departement store) belum memainkan peranan penting dalam pasar B2C.

    Website yang dibangun pada umumnya hanya berfungsi sebagai media publikasi dan tidak interaktif. Tujuan utamanya adalah untuk menarik perhatian pengunjung melalui

    website agar mendatangi toko di dunia nyata (physical store). Sepanjang tahun 2001, diperkirakan terdapat sekitar 75 juta pengguna internet yang berpartisipasi dalam