Upload
belinda-putri-agustia
View
263
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
Sering pusing,tidak bisa santai
STEP 1
STEP 2
1. Mengapa pasien sering mengalami berdebar,kepla pusing,berkeringat?
Teori Psikoanalitik
Sigmeun Freud menyatakan dalam bukunya “ 1926 Inhibitons, Symptoms, Anxiety”
bahwa kecemasan adalah suatu sinyal kepada ego bahwa suatu dorongan yang tidak
dapat diterima menekan untuk mendapatkan perwakilan dan pelepasan sadar. Sebagai
suatu sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap
tekanan dari dalam. Jika kecemasan naik di atas tingkatan rendah intensitas karakter
fungsinya sebagai suatu sinyal, ia akan timbul sebagai serangan panik.
Teori Perilaku
Rasa cemas dianggap timbul sebagai respon dari stimulus lingkungan yang spesifik.
Contohnya, seorang anak laki-laki yang dibesarkan oleh ibunya yang memperlakukannya
semena-mena, akan segera merasa cemas bila ia bertemu ibunya. Melalui proses
generalisasi, ia akan menjadi tidak percaya dengan wanita. Bahkan seorang anak dapat
meniru sifat orang tuanya yang cemas.
Teori Eksistensi
Pada gangguan cemas menyeluruh, tidak didapatkan stimulus rasa cemas yang bersifat
kronis. Inti dari teori eksistensi adalah seseorang merasa hidup di dalam dunia yang
tidak bertujuan. Rasa cemas adalah respon mereka terhadap rasa kekosongan eksistensi
dan arti.
Berdasarkan aspek biologis, didapatkan beberapa teori yang mendasari timbulnya
cemas yang patologis antara lain:
• Sistem saraf otonom
• Neurotransmiter
Neurotransmiter
A. Norepinephrine
Gejala kronis yang ditunjukan oleh pasien dengan gangguan cemas berupa serangan
panik, insomnia, terkejut, dan autonomic hyperarousal, merupakan karakteristik dari
peningkatan fungsi noradrenergik. Teori umum dari keterlibatan norepinephrine pada
gangguan cemas, adalah pasien tersebut memiliki kemampuan regulasi sistem
noradrenergik yang buruk terkait dengan peningkatan aktivitas yang mendadak. Sel-sel
dari sistem noradrenergik terlokalisasi secara primer pada locus ceruleus pada rostral
pons, dan memiliki akson yang menjurus pada korteks serebri, sistem limbik, medula
oblongata, dan medula spinalis. Percobaan pada primata menunjukan bila diberi
stimulus pada daerah tersebut menimbulkan rasa takut dan bila dilakukan inhibisi,
primata tersebut tidak menunjukan adanya rasa takut. Studi pada manusia, didapatkan
pasien dengan gangguan serangan panik, bila diberikan agonis reseptor β-adrenergik
( Isoproterenol ) dan antagonis reseptor α-2 adrenergik dapat mencetuskan serangan
panik secara lebih sering dan lebih berat. Kebalikannya, clonidine, agonis reseptor α-2
menunjukan pengurangan gejala cemas.
B. Serotonin
Ditemukannya banyak reseptor serotonin telah mencetuskan pencarian peran serotonin
dalam gangguan cemas. Berbagai stress dapat menimbulkan peningkatan 5-
hydroxytryptamine pada prefrontal korteks, nukleus accumbens, amygdala, dan
hipotalamus lateral. Penelitian tersebut juga dilakukan berdasarkan penggunaan obat-
obatan serotonergik seperti clomipramine pada gangguan obsesif kompulsif. Efektivitas
pada penggunaan obat buspirone juga menunjukkan kemungkinan relasi antara
serotonin dan rasa cemas. Sel-sel tubuh yang memiliki reseptor serotonergik ditemukan
dominan pada raphe nuclei pada rostral brainstem dan menuju pada korteks serebri,
sistem limbik, dan hipotalamus.
C. GABA
Peran GABA pada gangguan cemas sangat terlihat dari efektivitas obat-obatan
benzodiazepine, yang meningkatkan aktivitas GABA pada reseptor GABA tipe A.
Walaupun benzodiazepine potensi rendah paling efektif terhadap gejala gangguan
cemas menyeluruh, benzodiazepine potensi tinggi seperti alprazolam dan clonazepam
ditemukan efektif pada terapi gangguan serangan panik
Pada suatu studi struktur dengan CT scan dan MRI menunjukan peningkatan ukuran
ventrikel otak terkait dengan lamanya pasien mengkonsumsi obat benzodiazepine. Pada
satu studi MRI, sebuah defek spesifik pada lobus temporal kanan ditemukan pada
pasien dengan gangguan serangan panik. Beberapa studi pencitraan otak lainnya juga
menunjukan adanya penemuan abnormal pada hemisfer kanan otak, tapi tidak ada
pada hemisfer kiri. fMRI, SPECT, dan EEG menunjukan penemuan abnormal pada
korteks frontal pasien dengan gangguan cemas, yang ditemukan juga pada area
oksipital, temporal, dan girus hippocampal. Pada gangguan obsesif kompulsif diduga
terdapat kelainan pada nukleus kaudatus. Pada PTSD, fMRI menunjukan pengingkatan
aktivitas pada amygdala.
Sistem Saraf Otonom
Gejala-gejala yang ditimbulkan akibat stimulus terhadap sistem saraf otonom adalah:
• sistem kardiovaskuler (palpitasi)
• muskuloskeletal (nyeri kepala)
• gastrointestinal (diare)
• respirasi (takipneu)
Sistem saraf otonom pada pasien dengan gangguan cemas, terutama pada pasien
dengan gangguan serangan panik, mempertunjukan peningkatan tonus simpatetik, yang
beradaptasi lambat pada stimuli repetitif dan berlebih pada stimuli yang sedang.
Berdasarkan pertimbangan neuroanatomis, daerah sistem limbik dan korteks serebri
dianggap memegang peran penting dalam proses terjadinya cemas.
Korteks Serebri
Korteks serebri bagian frontal berhubungan dengan regio parahippocampal, cingulate
gyrus, dan hipotalamus, sehingga diduga berkaitan dengan gangguan cemas. Korteks
temporal juga dikaitkan dengan gangguan cemas. Hal ini diduga karena adanya
kemiripan antara presentasi klinis dan EEG pada pasien dengan epilepsy lobus temporal
dan gangguan obsesif kompulsif.
Sistem Limbik
Selain menerima inervasi dari noradrenergik dan serotonergik, sistem limbik juga
memiliki reseptor GABA dalam jumlah yang banyak. Ablasi dan stimulasi pada primata
juga menunjukan jikalau sistem limbik berpengaruh pada respon cemas dan takut. Dua
area pada sistem limbik menarik perhatian peneliti, yakni peningkatan aktivitas pada
septohippocampal, yang diduga berkaitan dengan rasa cemas, dan cingulate gyrus, yang
diduga berkaitan dengan gangguan obsesif kompulsif.
Gangguan Cemas, Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa, Universitas
Tarumanegara
Respon Fisiologis terhadap Kecemasan:
Kardio vaskuler; Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut
nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.
Respirasi; napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.
Kulit; perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh,
rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal.
Gastro intestinal; Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di
epigastrium, nausea, diare.
Neuromuskuler; Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia,
tremor, kejang, , wajah tegang, gerakan lambat.
(Kaplan, Sadock, 1997).
2. Mengapa pasien merasa khawatir,ketakutan dan cemas disertai badan sakit semua?
Respon Psikologis terhadap Kecemasan:
Perilaku; Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik
diri, menghindar.
Kognitif; Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir,
bloking, bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran diri yang berlebihan,
kawatir yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut kecelakaan, takut mati dan
lain-lain.
Afektif; Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat
gelisah dan lain-lain.
(Kaplan, Sadock, 1997).
Beberapa teori memberikan kontribusi terhadap kemungkinan faktor etiologi dalam
pengembangan kecemasan. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :
a. Teori Psikodinamik
Freud (1993) mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik psikis
yang tidak disadari. Kecemasan menjadi tanda terhadap ego untuk mengambil aksi
penurunan cemas. Ketika mekanisme diri berhasil, kecemasan menurun dan rasa aman
datang lagi. Namun bila konflik terus berkepanjangan, maka kecemasan ada pada
tingkat tinggi. Mekanisme pertahanan diri dialami sebagai simptom, seperti phobia,
regresi dan tingkah laku ritualistik. Konsep psikodinamik menurut Freud ini juga
menerangkan bahwa kecemasan timbul pertama dalam hidup manusia saat lahir dan
merasakan lapar yang pertama kali. Saat itu dalam kondisi masih lemah, sehingga belum
mampu memberikan respon terhadap kedinginan dan kelaparan, maka lahirlah
kecemasan pertama. Kecemasan berikutnya muncul apabila ada suatu keinginan dari Id
untuk menuntut pelepasan dari ego, tetapi tidak mendapat restu dari super ego, maka
terjadilah konflik dalam ego, antara keinginan Id yang ingin pelepasan dan sangsi dari
super ego lahirlah kecemasan yang kedua. Konflik-konflik tersebut ditekan dalam alam
bawah sadar, dengan potensi yang tetap tak terpengaruh oleh waktu, sering tidak
realistik dan dibesar-besarkan. Tekanan ini akan muncul ke permukaan melalui tiga
peristiwa, yaitu : sensor super ego menurun, desakan Id meningkat dan adanya stress
psikososial, maka lahirlah kecemasan-kecemasan berikutnya (Prawirohusodo, 1988).
b. Teori Perilaku
Menurut teori perilaku, Kecemasan berasal dari suatu respon terhadap stimulus khusus
(fakta), waktu cukup lama, seseorang mengembangkan respon kondisi untuk stimulus
yang penting. Kecemasan tersebut merupakan hasil frustasi, sehingga akan mengganggu
kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
c. Teori Interpersonal
Menjelaskan bahwa kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan antar individu,
sehingga menyebabkan individu bersangkutan merasa tidak berharga.
d. Teori Keluarga
Menjelaskan bahwa kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat adanya
konflik dalam keluarga.
e. Teori Biologik
Beberapa kasus kecemasan (5 - 42%), merupakan suatu perhatian terhadap proses
fisiologis (Hall, 1980). Kecemasan ini dapat disebabkan oleh penyakit fisik atau
keabnormalan, tidak oleh konflik emosional. Kecemasan ini termasuk kecemasan
sekunder (Rockwell cit stuart & sundeens, 1998).
Faktor Predisposisi Kecemasan
Setiap perubahan dalam kehidupan atau peristiwa kehidupan yang dapat menimbulkan
keadaan stres disebut stresor. Stres yang dialami seseorang dapat menimbulkan
kecemasan, atau kecemasan merupakan manifestasi langsung dari stres kehidupan dan
sangat erat kaitannya dengan pola hidup (Wibisono, 1990).
Berbagai faktor predisposisi yang dapat menimbulkan kecemasan (Roan, 1989) yaitu
faktor genetik, faktor organik dan faktor psikologi. Pada pasien yang akan menjalani
operasi, faktor predisposisi kecemasan yang sangat berpengaruh adalah faktor
psikologis, terutama ketidak pastian tentang prosedur dan operasi yang akan dijalani.
3. Mengapa keluhan ini muncul saat penderita berada ditempat keramaian?
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ)
Agorafobia
Semua kriteria ini harus dipenuhi untuk :
a. Gejala psikologis/otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari
anxietas dan bukan merupakan gejala lain yang sekunder seperti waham atau
pikiran obsesif.
b. Anxietas yang timbul harus terutama terjadi dalam sekurang-kurangnya dua dari
situasi berikut :
• Banyak orang
• Tempat-tempat umum
• Bepergian keluar rumah
• Bepergian sendiri
c. Menghindari situasi fobik harus/sudah merupakan gambaran yang menonjol
Etiologi agorafobia belum diketahui secara pasti tapi patogenesis fobia berhubungan
dengan faktor biologis, genetik, dan psikososial.
DSM IV TR
Menurunnya sensitivitas terhadap reseptor 5HT1A, 5HT2A/2C
Meningkatnya sensitivitas discharge dari reseptor adrenergic pada saraf pusat,
terutama reseptor alfa-2 katekolamin – meningkatnya aktivitas locus coereleus yang
mengakibatka teraktivasinya aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (biasanya
berespons abnormal terhadap klonidin pada pasien dengan panic disorder)
Meningkatnya aktivitas metabolic sehingga terjadi peningkatan laktat (biasanya
sodium laktat yang kemudian diubah menjadi CO2 ([hiperseansitivitas batang otak
terhadap CO2)
Menurunnya sensitivitas reseptor GABA-A sehingga menyebabkan efek eksitatorik
melalui amigdala dari thalamus melalui nucleus intraamygdaloid circuitries
Model neuroanatomik memprediksikan panic attack dimediasi oleh fear network
pada otak yang melibatkan amygdale, hypothalamus, dan pusat batang otak.
Terutama pada corticostriatalthalamocortical (CSTC) yang memediasi cemas
bersama dengan sirkuit pada amygdale. Kemudian sensai tersebut diteruskan ke
korteks anterior cingulated dan/atau korteks orbitofrontal. Selain itu diteruskan juga
ke hypothalamus untuk respons endokrin
Hipotesis keterlibatan genetic namun belum berhasil menentukan gen pasti
Pine DS. Anxiety disorders: clinical features. In: Kaplan and Sadock’s
4. Macam-macam cemas?
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders ( DSM-IV), gangguan
cemas terdiri dari :
(1) Serangan panik dengan atau tanpa agoraphobia;
(2) Agoraphobia dengan atau tanpa Serangan panik;
(3) Fobia spesifik;
(4) Fobia sosial;
(5) Gangguan Obsesif-Kompulsif;
(6) Post Traumatic Stress Disorder ( PTSD );
(7) Gangguan Stress Akut;
Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III,
gangguan cemas dikaitkan dalam gangguan neurotik, gangguan somatoform dan
gangguan yang berkaitan dengan stress (F40-48).
F40–F48 GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN SOMATOFORM DAN GANGGUAN YANG
BERKAITAN DENGAN STRES
F40 Gangguan Anxieta Fobik
F40.0 Agorafobia
.00 Tanpa gangguan panik
.01 Dengan gangguan panik
F40.1 Fobia sosial
F40.2 Fobia khas (terisolasi)
F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnya
F40.9 Gangguan anxietas fobik YTT
F41 Gangguan Anxietas Lainnya
F41.0 Gangguan panik (anxietas paroksismal episodik)
F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh
F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresif
F41.3 Gangguan anxietas campuran lainnya
F41.8 Gangguan anxietas lainnya YDT
F41.9 Gangguan anxietas YTT
F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif
F42.0 Predominan pikiran obsesional atau pengulangan
F42.1 Predominan tindakan kompulsif (obsesional ritual)
F42.2 Campuran tindakan dan pikiran obsesional
F42.8 Gangguan obsesif kompulsif lainnya
F42.9 Gangguan obsesif kompulsif YTT
F43 Reaksi Terhadap Stres Berat dan Gangguan Penyesuaian (F43.0-F43.9)
F44 Gangguan Disosiatif (Konversi) (F44.0-F44.9)
F45 Gangguan Somatoform (F45.0-F45.9)
F48 Gangguan Neurotik Lainnya (F48.0-F48.9)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan seseorang meliputi beberapa aspek
antara lain, terdapat komponen genetik terhadap kecemasan, scan otak dapat melihat
perbedaan terutama pada pasien kecemasan yang respons dengan signal berbahaya,
sistem pemrosesan informasi dalam seseorang berjalan dengan singkat (hal ini dapat
direspons dengan suatu ancaman sebelum yang bersangkutan menyadari ancaman
tersebut), akar dari gangguan kecemasan mungkin tidak akan menjadi pemisahan
mekanisme yang menyertainya namun terjadi pemisahan mekanisme yang
mengendalikan respons kecemasan dan yang menyebabkan situasi diluar kontrol (Sani,
2012).
5. Hubungan cemas dengan umur?6. Hubungan ketegangan motorik dengan gejala psikis?7. DD?8. Perbedaan cemas,fobia,dan panic?9. Apa pf dan px penunjang yg dilakukan?
Pemeriksaan darah tidak banyak yang bisa diandalkan. Pemeriksaan fungsi tiroid
(biasanya cukup TSHs dan FT4) adalah pemeriksaan yang sifatnya lebih menyingkirkan
diagnosis penyakit tiroid yang sering kali mirip dengan gangguan cemas panik
(hipertiroid) atau depresi (hipotiroid). Pemeriksaan kadar kortisol darah yang dilakukan
pagi dan sore hari juga terkadang tidak memberikan hasil yang memuaskan sebagai
pertanda diagnosis.
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/04/29/adakah-pemeriksaan-penunjang-
untuk-depresi-dan-cemas-459263.html
dr.Andri,SpKJ (Psikiater)
10. Macam-macam fobia?11. Perbedaan cemas dengan takut?12. Manifestasi dari cemas?
Gejala-gejala cemas pada dasarnya terdiri dari dua komponen yakni, kesadaran
terhadap sensasi fisiologis ( palpitasi atau berkeringat ) dan kesadaran terhadap rasa
gugup atau takut. Selain dari gejala motorik dan viseral, rasa cemas juga mempengaruhi
kemampuan berpikir, persepsi, dan belajar. Umumnya hal tersebut menyebabkan rasa
bingung dan distorsi persepsi. Distorsi ini dapat menganggu belajar dengan menurunkan
kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat dan menganggu
kemampuan untuk menghubungkan satu hal dengan lainnya.
Aspek yang penting pada rasa cemas, umumnya orang dengan rasa cemas akan
melakukan seleksi terhadap hal-hal disekitar mereka yang dapat membenarkan persepsi
mereka mengenai suatu hal yang menimbulkan rasa cemas.
Gangguan Cemas, Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa, Universitas
Tarumanegara
STEP 3
1. Mengapa pasien sering mengalami berdebar,kepala pusing,berkeringat?Otak ada reseptor benzodiazepine untk regulasi kecemasan yg sgt berhubungan dg GABA yg mengontrol aktivitas neuron diotak yg mengatur kecemasan.Cemas ada peningkatan hormone adrenalin kontraksi jantung meningkatKepala pusing manifest dr cardiac output yg meningkat.
Cemas mrpkn gejala kecemasan. Ada 2 fase.Fase 1 : Peningkatan adrenalin dan nor yg menyebbkn ketegangan otot pd dada,punggung,leher nyeri pd otot2 sekitarFase 2 : sama fase 1 + dirinya tdk bisa mengontrol emosinya dan tdk ada motivasi diri untuk tindakan tsb.
Neurotransmitter meningktkan GABA,serotonin.Berdebar merupakan kecemasan
GABA mencetusan cemas.GABA punya reseptor GABA A dan B.ketika ada rangsangan berlebihan,GABA dan reseptor bs menghambat.krna jumlahnya berkurang,tdk ada yg menghambat rangsangan memicu saraf simpatis manifest ke jantung krn vasokonstriksi pembuluh darah perfusi organ Norepinefrin krn kerjanya langsung menuju ke organnya,jika ada peningkatan norepinefrin hiperaktifitas otonom
2. Mengapa pasien merasa khawatir,ketakutan dan cemas disertai badan sakit semua?Peningkatan nor/epinefrin peningkatan kontraksi jantung.Patfis cemas dan marah sama,hanya beda manifestnya.
Gelisah : corak perasaan yg dialami seseorang ketika dia ingin memecahkan suatu masalah dlm kehidupannya.
3. Mengapa keluhan ini muncul saat penderita berada ditempat keramaian?cemas dg Agoraphobia : ketakutan seseorng pd sesuatu shg tdk ingin sendiri.Cemas Tanpa agoraphobia :
Keramaian merupakan stessor yg menyebabkan aktivasi saraf simpatis. Yg teraktivasi karna ada ancaman/ keadaan yg tdk menyenangkan.
Agoraphobia :Byk orng /keramaianTempat umumKeluar rumahPergi sendiriHousebond
Klasifikasi cemas mrpakan gejala primer yg minimal onsetnya 6 bulan
4. Macam-macam cemas?Ringan : yg dpt menyebabkan seseorng mnjadi waspada,dan bs mempertajam indra(mata dan telinga).
Dpt memotivasi individunya sndiri shg bs memecahkan masalahnya sendiri scara efektif.ex :mengalami mslh pd keseharianSedang : memeusatkan perhatian pd hal2 yg penting dan mengesampingkan hal lain. Perhatiannya menjadi selektif namun dpt melakukan sesuatu dg terarah.ex : siswa SMA yg mengalami ujian,pasangan yg menghadapi kelahiran anak pertama dg resiko tinggiBerat : persepsi pd individu mnjdi sempit dan terpusat pd masalah scra spesifik shg tdk terpikirkan hal2 yg lainex: penderita sudh tdk memperhatikan lingkungannya(tingkatannya rendah). Tapi kalau sudh ke tingkatan yg lebih tinggi,trmasuk panic. Panik : sudah kehilangan kendali dan tdk bisa menerima perintah orng lain. Kemmapuan berkomunikais dg lingkungan sekitar jg berkurang.
Cemas yg menyeluruh : orngnya merasa cemas tiapa hari-bulan tpi bukan krna keadaan ttt(pd keadaan yg tdk membahayakan juga).Gejala : kepala pusing,gemetar,sulit konsentrasi,ketegangan otot,tdk santai. Overaktivitas otonomik : berdebar-debar,keringat dingin.
Cemas neurotic : berhub dg mekanisme pembelaan dirinya dan bisa merasa bersalahCemas moral : merasa takut karna melanggar moralCemas realitik : takut akan bahaya yg mengancam.ex:takut ular
5. Perbedaan cemas dengan takut?Takut : Tingkah laku dr kita untuk menghindari sesuatu yg berlebihan trhdp obyek,situasi,lingkungan. Jika tlalu berlebihan fobiaFobia social(pd lingkungan.ex:takut pd keramaian) dan spesifik(hal ttt dan menetap)Cirinya : harus mrpkn gejala primer,takut berada di lingkungan luar rumahnya
6. Manifestasi dari cemas?Respon fisiologis :Kardiovaskular berdebar,tekanan dan nadi meningkatRespi pernafasan dangkalNeuromuscular kekakuan GIT kehilangan nafsu makanPerkemihan sering BAKKognitif hilangnay konsentrasiAffektif tegang dan takut
7. Hubungan cemas dengan umur?
Aminobiogenik dopamine,serotonin,norepinefrin. Ada batas max usia 15 tahun,kemudian akan mengalami penurunan.
8. Perbedaan cemas,fobia,dan panic?
9. Macam-macam fobia?
Nosofobia : takut pd dtgnya penyakit
Dismorfofobia : takut pd perubahan bentuk tubuh
Nekrofobia : takut mayat
Bibliofobia : takut buku
Basilofobia : takut bakteri
Hidrofobia : takut air
Aerofobia : takut ketinggian
Claustrofobia : takut tempat sempit
Planofobia : takut berada ditmpt terbuka dan luas
10. DD?Cemas :perasaan takut terus menerus thdp bahaya seolah olah mengancam yg sebenarnya tdk nyata,tetapi hanya dlm perasaan penderita saja.
Macam2 gx cemas : panic,fobia,obsesif-kompulsif.Gx cemas ada pengurangan metabolisme di lobus temporal,oksipital,frontal dextra.Obat cemas : diazepam,xentopiazid.
FobiaFobia social(pd lingkungan.ex:takut pd keramaian) dan spesifik(hal ttt dan menetap)Cirinya : harus mrpkn gejala primer,takut berada di lingkungan luar rumahnyaSomatoform : nyeri yg berulang-ulangMerasa sakit tapi secara medis tdk ada,dan ada disabilitas
11. Apa pf dan px penunjang yg dilakukan?
MRICT ScanPx LCS
Panic,fobia,obsesif kompulsif bedanya apaa?????Panic : tingkah laku yg sudah tdk memperdulikan lingkungan sekitar shg ada peningkatan otonomFobia : kelainan tingkah laku yg sudah spesifikObsesif kompulsif : sebuah pikiran yg mengganggu tngkat personal. (kompulsif) mrpkan tindakannya.
Macam-macam cemas??(DSM IV)Gx panic dg/tanpa agoraphobia Gx panic bukan karna zat psikoaktif
Kriteria diagnostic cemas??(PPDGJ)
Terapi panic,cemas,obsesif kompulsif,fobia????sama atau tidak???
STEP 4
Keluhan Aktivitas GABA Regulasi cemas
Meningkatkan serotonin,dopamine,norepinefrin Cemas(gejala psikis)
Manifestasi PF dan Px penunjang
Terapi :
Diazepam,lorazepam