Upload
nodyasiagian
View
50
Download
19
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Kasus Pasien Hipertensi dengan Pendekatan Dokter Keluarga Di Puskesmas Jelambar 2
Laporan Disusun Oleh :
Nodya Melinda Noory
102012297
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2015BAB IPENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun. Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai silent killer.
Hipertensi merupakan salah satu pencetus terjadinya penyakit jantung, ginjal dan stroke. Berdasarkan riset kesehatan dasar (riskedas) 2007 prevalensi Hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yakni mencapai 31,7 persen dari total jumlah penduduk dewasa. Hamid menjelaskan prevalensi Hipertensi di Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 27,3 persen, Thailand dengan 22,7 persen dan Malaysia mencapai 20% persen.Namun demikian, lanjutnya, banyak orang yang tidak mengetahui dan menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai penyakit Hipertensi, yang umumnya terjadi pada usia dewasa. Belakangan penderita Hipertensi di dalam masyarakat meningkat karena faktor pola hidup yang makin memburuk, misalnya saja kurangnya berolahraga, makan makanan atau minum minuman yang tidak sehat (asin dan berlemak) dan sebagainya. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang penyakit Hipertensi baik penyebab dan komplikasinya serta menerapkan prinsip-prinsip pelayanan kedokteran secara komprehensif dan holistik dan peran aktif dari pasien dan keluarga.
2. Untuk memenuhi tugas Skill Lab Family Folder pada blok community medicine.
3. Meningkatkan kesadaran pasien dan keluarganya mengenai pentingnya kesehatan.
4. Memantau perkembangan penyakit pasien serta kepatuhan pasien menjalani terapi. Serta memberikan penjelasan mengenai pentingnya minum obat untuk mencegah kekambuhan penyakit.
5. Memberikan penyuluhan mengenai faktor faktor resiko untuk early diagnosis penyakit pasien sehingga penanganannya lebih baik.
6. Menciptakan komunitas masyarakat yang sehat.
Metode
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data ini adalah metode observasi, yaitu dengan melakukan kunjungan langsung ke rumah pasien dengan mendapat alamat dan data dasar dari Puskesmas Jelambar 2.
BAB IILAPORAN KASUSPuskesmas:Jelambar 2
Tgl kunjungan rumah :24 Juli 2015, Pukul 08.30 WIBData riwayat keluarga:
I. Identitas Pasien
a. Nama:Rohimahb. Umur:82 tahun
c. Jenis Kelamin:Perempuan
d. Pekerjaan : Tidak adae. Pendidikan : SD
f. Alamat:Jl. Latumenten 1 GG. 7 No. 7 RT 04/RW05 Jelambar, Grogol Petamburan
II. Riwayat Biologis Keluarga
a. Keadaan kesehatan sekarang:Baikb. Kebersihan perorangan:Baikc. Penyakit yang sering diderita:Hipertesid. Penyakit keturunan:Tidak adae. Penyakit kronis/menular:Tidak adaf. Kecacatan anggota keluarga:Tidak adag. Pola makan:Baikh. Pola istirahat:Baik
i. Jumlah anggota keluarga:3 orang
III. Psikologis Keluarga
a. Kebiasaan buruk:Tidak adab. Pengambilan keputusan
:Keluargac. Ketergantungan obat:Tidak adad. Tempat mencari pelayanan kesehatan:Puskesmase. Pola pengobatan: Obat-obat dari puskesmas
f. Pola hubungan sosial: Baik
g. Pola aktifitas kemasyarakatan: Baikh. Pola kunjungan ke puskesmas: kontrol bila obat sudah habis
i. Pola rekreasi
:Jarang
IV. Keadaan Rumah/ Lingkungan
a. Jenis bangunan:Permanen
b. Lantai rumah:ubin, semen
c. Jenis tembok: Semen, batu bata dan tripleks
d. Luas rumah:7x15x2,5 m2
e. Jumlah orang yang tinggal: 2 orang
f. Penerangan:Kurangg. Kebersihan:Kurang
h. Ventilasi:Kurang
i. Dapur:Ada
j. Keadaan dapur dan kebersihan: kotor dan tidak tertata rapi
k. Tempat penyimpanan makanan: lemari makan l. Tempat penyimpanan alat makan: Di rak piring
m. Keadaan kamar mandi dan wc: Sedikit kotor dan tidak tertata rapi
n. Jamban keluarga:Ada
o. Sumber air minum:Ledeng dan air tanahp. Sumber pencemaran air:Tidak adaq. Pemanfaatan pekarangan:Tidak adar. Sistem pembuangan air limbah: Ada
s. Tempat pembuangan sampah:Ada
t. Sanitasi lingkungan:Sedang
V. Spiritual Keluarga
a. Ketaatan beribadah:Baik
b. Keyakinan tentang kesehatan:BaikVI. Keadaan Sosial Keluarga
a. Tingkat pendidikan:Sedang
b. Hubungan antar anggota keluarga:Baik
c. Hubungan dengan orang lain:Baik
d. Kegiatan organisasi sosial:Sedang
e. Keadaan ekonomi:SedangVII. Kultural Keluarga
a. Adat yang berpengaruh:Tidak adab. Lain-lain:Tidak adaVIII. Daftar Anggota Keluarga
NamaJenis KelaminTanggal LahirPekerjaanPendidikanHub. KeluargaStatus PerkawinanDomisili serumah/ tidakKeadaan kesehatan penyakit bila ada
Rohimah P26-12-1933-SDKepala KeluargaCerai matiSerumah HT
SriyatiP09-01-1953IRTSDAnakCerai HidupSerumahParkinson
Ani YunitaP06-08-1981Karyawan SwastaSLTAcucuBelum KawinSerumah -
IX. Keluhan Utama
Lemas, Mudah lelah, pusing X. Keluhan Tambahan
Pegal- pegal seluruh badan
XI. Riwayat Penyakit Sekarang
HipertensiXII. Riwayat Penyakit Dahulu
Os memiliki riwayat hipertensi. Riwayat penyakit lainnya disangkal.XIII. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis :
Keadaan Umum:Baik
Kesadaran:Compos mentis
Keadaan gizi: Cukup
Tekanan Darah: 150/90 mmHg
Nadi:66 kali / menit
Pernapasan:20 kali / menit
Suhu: 36,2 o C Berat badan:45 kg
Tinggi badan:148 cm
Status Gizi
= 20,55
IMT normal : 18,522,9 kg/m2 Status gizi = normalXIV. Diagnosis Penyakit
Hipertensi XV. Diagnosis Keluarga
Tidak adaXVI. Anjuran Penatalaksanaan penyakit :a. Promotif :
Harus rutin memeriksakan diri ke bidan, guna mengontrol kadar tekanan darah untuk mencegah terjadinya komplikasi.
b. Preventif :
Atur pola makan/dietnya, perhatikan makanan berlemak tinggi, dan kadar garam Banyak berolahraga dan beraktivitas fisikc. Kuratif :
Captopril ( anti hipertensi)
d. Rehabilitatif :
Edukasi (tentang penyakit, gejala penyakit, cara menangani dan cara pencegahan)
Exercise
Nutrisi dengan gizi yang lengkap dan pengaturan makanan mencegah peningkatan kadar tekanan darah
Penggunaan obat obat long term control hipertensiXVI. Prognosis
- Penyakit: Prognosis penyakit hipertensi pasien ini dapat dikatakan ad bonam, karena adanya rasa kesadaran untuk sembuh dan mau menjaga pola makannya, dan juga terus mengkonsumsi obat yang diberikan bidan.
- Keluarga: kondisi kesehatan anggota keluarga yang lain dalam keadaan baik.
- Masyarakat: Ad bonam, bukan penyakit menular. XVII. Resume
Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada tanggal 24 Juli 2015, didapatkan bahwa pasien hipertensi. Pasien berusia 82tahun. Pasien memberi perhatian yang cukup baik akan keadaan kesehatan dirinya dan keluarganya. Pasien sebagai kepala keluarga. Pasien memiliki 12 orang anak, tetapi hanya anak pertama yang menemani di rumah itu dan cucu nya tinggal di satu rumah.Rumah pasien tergolong rumah yang kurang sehat dilihat ventilasi tidak memadai. Penerangan dan kebersihan rumah kurang baik, dengan kondisi rumah yang agak berantakan, penuh dengan barang-barang. Terdapat dapur di belakang rumah dan jamban dalam rumah pasien yang tergolong kurang tertata rapih dan kurang bersih . Pasien dan keluarganya menggunakan air ledeng sebagai sumber air minum dan mandi menggunakan air tanah.
Ditinjau dari spiritual keluarga keluarga pasien merupakan keluarga yang cukup taat beribadah pasien beragama Islam. Keluarga pasien juga merupakan keluarga yang sehat. Saat ini kondisi pasien cukup baik. Pasien rajin mengontrol tekanan darahnya. Namun untuk mencapai tingkat kesehatan yang lebih optimal hendaknya didukung pula oleh kondisi rumah yang lebih sehat dan rapi, cukup dan seimbangnya asupan gizi, serta mengontrol pola makan dan minum, serta keteraturan berobat bagi pasien.BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Klasifikasi HipertensiKlasifikasi Tekanan DarahTDS (mmHg)TDD (mmHg)
Normal< 120< 80
Prahipertensi120 13980 89
Hipertensi derajat 1140 15990 99
Hipertensi derajat 2>160>100
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat I, dan derajat II.2
2. Etiologi5Pada 90-95% orang mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi esensial) yang sebabnya tidak diketahui yang ditingkatkan oleh gaya hidup yang kurang aktif, merokok, berat badan berlebih, diet tinggi lemak, konsumsi alcohol dan stress.1 Pada 5-10% orang (hipertensi sekunder) mempunyai penyakit lain yang mendasari menyebabkan tingginya tekanan darah dan memerlukan pengobatan segera.1
Terdapat faktor-faktor risiko yang berperan dalam hipertensi. Faktor resiko yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.
Faktor Faktor yang dapat diubah termasuk gaya hidup, antara lain :
Merokok
Kurang aktivitas fisik
Kelebihan berat badan
Diet tinggi lemak
Asupan garam berlebih
Konsumsi alcohol berlebihFaktor Faktor yang tidak dapat diubah, antara lain :
Riwayat keluarga dengan hipertensi
Usia > 45 tahun pada pria dan >55 tahun pada wanita
Etnik / suku bangsa3. Patofisiologi a) Pengaturan Tekanan Darah
Tekanan darah ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu
Curah jantung
Hasil kali antara frekuensi denyut jantung dengan isi sekuncup, sedangkan isi sekuncup ditentukan oleh aliran balik vena dan kekuatan kontraksi miokard.
Resistensi vascular
Resistensi perifer ditentukan oleh tonus otot polos pembuluh darah, elastisitas dinding pembuluh darah dan viskositas darah.
Semua parameter di atas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sistem saraf simpatis dan parasimpatis., sistem rennin-angiotensin-aldosteron (SRAA) dan faktor lokal berupa bahan-bahan vasoaktif yang diproduksi oleh sel endotel pembuluh darah.3Sistem saraf simpatis bersifat presif yaitu cenderung meningkatkan tekanan darah dengan :
Meningkatkan frekuensi denyut jantung,
Memperkuat kontraktilitas miokard
Meningkatkan resistensi pembuluh darah
Sistem saraf parasimpatis bersifat depresif, yaitu menurunkan tekanan darah dengan :
Menurunkan frekuensi denyut jantung.
SRAA juga bersifat presif berdasarkan efek vasokonstriksi angiotensin II dan perangsangan aldosteron yang menyebabkan retensi air dan natrium di ginjal sehingga meningkatkan volume darah. Selain itu terdapat sinergisme antara sistem simpatis dan SRAA yang saling memperkuat efek masing-masing.3
Sel endotel pembuluh darah memproduksi berbagai bahan vasoaktif yang sebagiannya bersifat vasokonstriktor seperti
Endotelin, tromboksan, A2 dan angiotensin II lokal, dan sebagian lagi bersifat vasodilator seperti endothelium-derived relaxing factor yang dikenal dengan nitric oxide (NO) dan prostasiklin (PG12).
Selain itu jantung, terutama atrium kanan memproduksi hormone yang disebut atriopeptin (atrial natriuretic peptide, ANP) yang bersifat diuretic, natriuretik, dan vasodilator yang cenderung menurunkan tekanan darah.3Mekanisme hipertensi tidak dapat dijelaskan dengan satu penyebab khusus, melainkan sebagai akibat interaksi dinamis antara faktor genetik, lingkungan dan faktor lainnya. Tekanan darah dirumuskan sebagai perkalian antara curah jantung dan atau tekanan perifer yang akan meningkatkan tekanan darah. Retensi sodium, turunnya filtrasi ginjal, meningkatnya rangsangan saraf simpatis, meningkatnya aktifitas renin angiotensin alosteron, perubahan membran sel, hiperinsulinemia, disfungsi endotel merupakan beberapa faktor yang terlibat dalam mekanisme hipertensi.4,5
Mekanisme patofisiologi hipertensi salah satunya dipengaruhi oleh sistem renin angiotensin aldosteron, dimana hampir semua golongan obat anti hipertensi bekerja dengan mempengaruhi sistem tersebut. Renin angiotensin aldosteron adalah sistem endogen komplek yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah arteri. Aktivasi dan regulasi sistem renin angiotensin aldosterouran Tekanan Darah diatur terutama oleh ginjal. Sistem renin angiotensi aldosteron mengatur keseimbangan cairan, natrium dan kalium. Sistem ini secara signifikan berpengaruh pada aliran pembuluh darah dan aktivasi sistem saraf simpatik serta homeostatik regulasi tekanan darah (Dipiro, 2005).4
4. Gejala Klinis Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranium
Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler 2,45. Pemeriksaan Fisik5Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dikedua lengan. mencari kerusakan organ sasaran (retinopati, gangguan neurologi, payah jantung kongestif, diseksi aorta). Palpasi denyut nadi, auskultasi untuk mendengar ada atau tidak bruit pembuluh darah besar, bising jantung dan ronki paru.5,6
Pengukuran tekanan darah dilakukan sesuai dengan standar WHO dengan alat sphygomanometer. Untuk menegakan diagnosis hipertensi perlu dilakukan pengukuran tekanan darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu bila tekanan darah