Upload
jeffry-simamora
View
282
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
7/28/2019 Family Folder - Mora
1/22
1 | P a g e
LAPORAN KASUS DIABETES MELITUS DENGAN
KOMPLIKASI GAGAL GINJAL KRONIK dengan
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA di PUSKESMAS
TANJUNG DUREN SELATAN
Laporan Disusun Oleh :
JEFFRY RULYANTO SIMAMORA
10.2011.414
(Dosen Pembimbing)
(dr. Martina)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2013
7/28/2019 Family Folder - Mora
2/22
2 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit yang mengakibatkan tidak seimbangnya
kemampuan tubuh menggunakan makanan secara efisien yang disebabkan oleh pankreas gagal
memproduksi insulin atau terjadi misfungsi tubuh yang tidak bisa menggunakan insulin secara
tepat. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronik yang prevalensinya terus
meningkat setiap tahun . Jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia tahun 2000 mencapai
8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai 21,257 juta jiwa pada tahun 2030, bahkan saat ini
prevalensi DM di Indonesia menduduki urutan ke empat di dunia setelah India, China dan
Amerika Serikat. WHO memperkirakan sekitar 4 juta orang meninggal setiap tahun akibat
komplikasi DM. Berdasarkan data Departemen Kesehatan (DepKes) angka prevalensi penderita
diabetes di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 5,7% dari jumlah penduduk Indonesia atau
sekitar 12 juta jiwa. Penyakit DM terdiri dari DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe 1 yaitu diabetes
yang bergantung pada insulin di mana tubuh kekurangan atau tidak diproduksinya hormon
insulin sedangkan DM tipe 2 yaitu keadaan di mana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya.1
Penyakit DM tipe 2 di Indonesia merupakan salah satu penyebabutama penyakit tak menular atau sekitar 2,1% dari seluruh kematian. Diperkirakan sekitar 90%
kasus DM di seluruh dunia tergolong DM tipe 2. Jumlah penderita DM tipe 2 semakin meningkat
pada kelompok umur dewasa terutama umur > 30 tahun dan pada seluruh status sosial ekonomi
Obesitas terutama yang bersifat sentral merupakan salah satu factor yang mempengaruhi
timbulnya penyakit DM Tipe 2. Timbunan lemak yangberlebihan di dalam tubuh dapat
mengakibatkan resistensi insulin yang berpengaruh terhadap kadar gula darah penderita diabetes
mellitus. 1,2
1.2. Masalah
Menurut penelitian epidemiologi yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia,
kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4 dengan 1,6%. Pada tahun 2006, Departemen
7/28/2019 Family Folder - Mora
3/22
3 | P a g e
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bekerja sama dengan Bidang
Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan melakukan Surveilans Faktor Risiko
Penyakit Tidak Menular di Jakarta yang melibatkan 1591 subyek, terdiri dari 640 laki-laki dan
951 wanita. Survei tersebut melaporkan prevalensi DM di lima wilayah DKI Jakarta sebesar
12,1% dengan DM yang terdeteksi sebesar 3,8% dan DM yang tidak terdeteksi sebesar 11,2%.
Berdasarkan data ini diketahui bahwa kejadian DM yang belum terdiagnosis masih cukup tinggi,
hampir 3x lipat dari jumlah kasus DM yang sudah terdeteksi. 2
1.4. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang penyakit Diabetes Melitus baik penyebab dan
komplikasinya serta menerapkan prinsip-prinsip pelayanan kedokteran secara
komprehensif dan holistik dan peran aktif dari pasien dan keluarga.
2. Untuk memenuhi tugas Skill Lab Family Folder pada blok community medicine.
3. Meningkatkan kesadaran pasien dan keluarganya mengenai pentingnya kesehatan.
4. Memantau perkembangan penyakit pasien serta kepatuhan pasien menjalani terapi.
Serta memberikan penjelasan mengenai pentingnya minum obat untuk mencegah
kekambuhan penyakit.
5. Memberikan penyuluhan mengenai faktor faktor resiko untuk early diagnosisi
penyakit pasien sehingga penanganannya lebih baik.
6. Menciptakan komunitas masyarakat yang sehat.
1.5 Metode
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data ini adalah metode observasi,
yaitu dengan melakukan kunjungan langsung ke rumah pasien dengan mendapat
alamat dan data dasar dari Puskesmas Tanjung Duren Selatan
7/28/2019 Family Folder - Mora
4/22
4 | P a g e
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan sindrom homeostasis gangguan energi yang disebabkan oleh
defisiensi insulin atau oleh defisiensi kerjanya dan mengakibatkan metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak tidak normal. Individu yang menderita diabetes tergantung-insulin
menghadapi beban serius yang meliputi kebutuhan mutlat insulin eksogen setiap harinya,
kebutuhan untuk memonitor pengendalian metabolik dirinya dan kebutuhan untuk
memperhatikan terus-menerus pada masukan diet. Morbiditas dan mortalitas yang berasal dari
kekacauan metabolik dan dari komplikasi jangka panjang yang memepengaruhi pembuluh kecil
dan besar serta menyebabkan retinopati, nefropati, penyakit jantung iskemik, dan obstruksi arteri
dengan gangren tungkai. Manifestasi klinis akut dapat sepenuhnya dimengerti dalam lingkungan
pengetahuan sekarang tentang sekresi dan kerja insulin; pertimbangan genetik dan etiologi lain
yang mengarah pada mekanisme autoimun sebagai faktor pada kejadian diabetes tipe I, dan ada
konsensus yang muncul bahwa komplikasi jangka panjang terkait dengan gangguan metabolik.
Pertimbangan-pertimbangan ini membentuk dasar pendekatan terapeutis terhadap penyakit ini. 3
Tabel 1. Kriteria diabetes mellitus menurut WHO. 4
Glukosa Plasma Vena (mg/dL)
Puasa 2jam PP
Normal
7/28/2019 Family Folder - Mora
5/22
5 | P a g e
1. Risiko Rendah
Tes glukosa darah tidak dibutuhkan apabila :
Tidak didapatkan riwayat diabetes pada kerabat dekat
Usia < 25 tahun
Berat badan normal sebelum hamil
Tidak memiliki riwayat metabolism glukosa terganggu
Tidak ada riwayat obstetric terganggu sebelumnya
2. Risiko Sedang
Dilakukan tes gula darah pada kehamilan 24 28 minggu terutama pada wanita dengan
ras Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur, dan Asia Selatan.
Risiko Tinggi: wanita dengan obesitas, riwayat keluarga dengan diabetes, mengalami
glukosuria. Dilakukan tes gula darah secepatnya. Bila diabetes gestasional tidak terdiagnosis
maka pemeriksaangula darah diulang pada minggu 24 28 kehamilan atau kapanpun ketika
pasien mendapat gejala yang menandakan keadaan hiperglikemia.
Etiologi 5
Diabetes melitus tipe 2 di sebabkan kegagalan relatif sel dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa
oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel tidak mampu
mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin.
Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa,
maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekrasi insulin lain. Berarti sel
pankreas mengalami desensitisasi terhadap glikosa.
7/28/2019 Family Folder - Mora
6/22
6 | P a g e
Pemeriksaan Fisik 5
1. Pengukuran tinggi dan berat badan
2. Pengukuran tekanan darah, termasuk pengukuran tekanan darah
3. Pemeriksaan funduskopi
4. Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
5. Pemeriksaan jantung
6. Evaluasi nadi baik secara palpasi maupun dengan stetoskop
7. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari
8. Pemeriksaan kulit ( acantosis nigrican dan bekas tempat penyuntikan insulin)
9. Tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan diabetes melitus tipe-lain
Pemeriksaan Penunjang 5
1. Glukosa darah puasa dan 2 jam post prandial
2. A1C
3. Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida)
4. Kreatinin serum
5. Albuminuria
6. Keton, sedimen dan protein dalam urin
7. Elektrokardiogram
8. Foto sinar-x dada
7/28/2019 Family Folder - Mora
7/22
7 | P a g e
Penatalaksanaan 6
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatnya kualitas hidup penyandang
diabetes. Tujuan penatalaksanaan secara khusus dibagi kepada dua yaitu:
1. Jangka pendek: hilangnya keluhan dan tanda diabetes melitus, mempertahankan
rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
2. Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati,
makroangiopati dan neuropati. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan
mortalitas diabetes melitus.
2.2. Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh kerusakan
nefron yang progresif dan tidak bisa sembuh kembali. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal
tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). 6
Etiologi 6
1. Glomerulonefritis Kronik
2. Obstruksi dan ISK
3. Kista yang berlebihan
4. Hipertensi esensial
5. DM
6. Gagal Ginjal Akut
7/28/2019 Family Folder - Mora
8/22
8 | P a g e
7. Nefropati Diabetik
8. Nefropati Gout
9. Nefropati Lupus
10. Sindrom Alpor
11. Nefritis Interstitial
Faktor -faktor yang memperberat GGK 6
1. Infeksi Traktus Urinarius
2. Obstruksi Traktus Urinarius
3. Hipertensi
4. Gangguan Perfusi/ Aliran Darah Ginjal
5. Gangguan Elektrolit
6. Pemakaian Obat -obat Netrotoksik
Pemeriksaan Penunjang 6
1. Urine
2. Darah
7/28/2019 Family Folder - Mora
9/22
9 | P a g e
Penatalaksanaan 6
1. Penatalaksanaan konservatif
2. Hemodialis
3. Transplantasi Ginjal
2.3 Hubungan Diabetes Melitus dengan komplikasi Gagal Ginjal Kronik
DM yang tidak terkontrol merupakan salah satu faktor terjadinya nefropati diabetikum.
Telah diperkirakan bahwa 35-40% pasien DM tipe 1 akan berkembang menjadi gagal ginjal
kronik dalam waktu 15-25 tahun setelah awitan diabetes. Sedang DM tipe 2 lebih sedikit. DM
menyerang struktur dan fungsi ginjal dalam berbagai bentuk dan dapat dibagi menjadi 5 tahapan
stadium. 7
Stadium 1 : Bila kadar gula tidak terkontrol, maka glukosa akan dikeluarkan lewat
ginjal secara berlebihan. Keadaan ini membuat ginjal hipertrofi dan
hiperfiltrasi. Pasien akan mengalami poliuria. Perubahan ini diyakini dapat
menyebabkan glomerulusklerosis fokal, terdiri dari penebalan difus
matriks mesangeal dengan bahan eosinofilik disertai penebalan membran
basalin kapiler.
Stadium 2 : Bila penebalan semaklin meningkat dan GFR juga semakin meningkat
Stadium 3 : Glomerulus dan tubulus sudah mengalami beberapa kerusakan. Tanda
khas stadium ini adalah mikroalbuminuria yang menetap, dan terjadi
hipertensi.
Stadium 4 : Ditandai dengan proteinuria dan penurunan GFR. Retinopati dan
hipertensi hampir selalu ditemui.
Stadium 5 : Adalah stadium akhir, ditandai dengan peningkatan BUN dan kreatinin
plasma disebabkan oleh penurunan GFR yang cepat.
7/28/2019 Family Folder - Mora
10/22
10 | P a g e
BAB III
HASIL DATA
A. Pengumpulan data
Tempat : Puskesmas Tanjung Duren Selatan
Jl. Nurdin I No.35 Kelurahan Grogol. Kecamatan Grogol
Petamburan, Jakarta Barat
Nomor Register Pasien : 2065/12
B. Pasien
1. Identitas
a. Nama lengkap : Raida Krisna Rasmin
b. Usia : 53 Tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
f. Pendidikan : Tamat SMP
g. Alamat : Jl. Way Besai 5/1 Gg.Sanip no 24. Tanjung DurenSelatan, Jakarta Barat
h. Telepon : (021) 5686689
2. Riwayat Biologis Keluarga
a. Keadaan kesehatan sekarang : Kurang
b. Kebersihan perorangan : Baik
c. Penyakit yang sering diderita : -
d.
Penyakit keturunan : -e. Penyakit kronis atau menular : -
f. Kecacatan anggota keluarga : -
g. Pola makan : Baik (3 x sehari)
h. Pola istirahat : Baik
7/28/2019 Family Folder - Mora
11/22
11 | P a g e
i. Jumlah anggota keluarga : 4 orang
3. Psikologis Keluarga
a. Kebiasaan buruk : Pasien sering makan
makanan manis dan sering
makan jajanan pasar
b. Pengambilan keputusan : Keputusan diambil dengan
cara dibicarakan terlebih
dahulu pasien dan suami
c. Ketergantungan obat : -
d. Tempat mencari pel. Kesehatan : Puskesmas
e. Pola rekreasi : Kurang ( Tetapi sebelum
sakit, cukup sering jalan jalan dan rekreasi bersama
keluarga)
4. Keadaan Rumah/Lingkungan
a. Jenis bangunan : Permanen
b. Lantai rumah : Keramik
c. Luas rumah : 11x10x3
d. Penerangan : Baik
e. Kebersihan : Baik
f. Ventilasi : Baik
g. Dapur : Ada
h. Jamban keluarga : Ada
i. Sumber air minum : Air Tanah
j. Sumber pencemaran air : Tidak
k. Pemanfaatan pekarangan : Tidak
l. Sistem pembuangan air limbah : Selokan
m. Tempat pembuangan sampah : Ada
n. Sanitasi lingkungan : Sedang
5. Spiritual Keluarga
7/28/2019 Family Folder - Mora
12/22
12 | P a g e
b. Ketaatan beribadah : Kurang
c. Kenyakinan tentang kesehatan : Baik
6. Keadaan Sosial Keluarga
a. Tingkat pendidikan : Sedang
b. Hubungan antar anggota keluarga : Baik
c. Hubungan dengan orang lain : Baik
d. Kegiatan organisasi sosial : Baik (Pengajian wanita dan
paguyuban)
e. Keadaan ekonomi : Sedang ( Rumah sebagai
usaha kost )
7. Kultural Keluarga
a. Adat yang berpengaruh : Minangkabau, Melayu Deli b. Lain-lain : -
8. Daftar anggota keluarga
9. Keluhan utama : Menderita Diabetes Melitus sejak umur 40
tahun. Luka operasi cemino di kaki dan
tangan tidak kunjung sembuh
10. Keluhan tambahan : Sering mengalami kebas dan kesemutan di
tangan bekas operasi cemino
11. Riwayat penyakit dahulu : TBC, Stroke (pengobatan tradisional)
7/28/2019 Family Folder - Mora
13/22
13 | P a g e
12. Riwayat penyakit sekarang : Diabetes Mellitus dan Gagal Ginjal
Kronik, DM terkontrol namun akhir akhir
ini jarang berobat karena keterbatasan biaya.
Menjalani Hemodialisis 3 kali seminggu
sejak Februari 2013. Susah BAB dan alergi
terhadap ikan laut
13. Pemeriksaan fisik : TD 130/70, Nadi 56/menit, RR 16/menit,
Suhu 36,1C, Lapang pandang kabur,
14. Diagnosis penyakit : Diabetes Mellitus dengan komplikasi
Gagal Ginjal Kronik
15. Diagnosis Keluarga : Riwayat imunisasi keluarga pasien lengkap
di keluarga pasien tidak terdapat anggotakeluarga yang cacat. Namun 2 orang
menderita Diabetes Mellitus
16. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit:
a. Promotif :Penyuluhan tentang definisi penyakit DM, gejala
DM serta faktor resiko dan memberikan informasi tentang
makanan untuk mencegah kekambuhan penyakit.
Menjelaskan tentang penyakit Gagal Ginjal dan
hubungannya dengan DM. Menjelaskan tentang terapi
Hemodialisis.
b. Preventif : Pencegahan penyakit DM adalah menjaga pola
makan dan olahraga secara teratur.
c. Kuratif : Pengobatan dengan cara teratur minum obat dan
control ke puskesmas tepat waktu agar kadar gula darah
puasa < 100 mg/dl, 2 jam PP < 140. Terapi Gagal Ginjal
Kronik berupa Hemodialisi yang harus dijalani pasien
seminggu 3 kali.
d. Rehabilitatif : Menjaga pasien agar tidak terjadi kecacatan
atau sequlae akibat dari penyakit DM yaitu diabetic foot.
7/28/2019 Family Folder - Mora
14/22
14 | P a g e
Diabetic foot adalah luka yang sering menyebabkan pasien
DM harus diamputasi. Keadaan ini disebabkan oleh
terjadinya kematian jaringan. Serta menjaga perluasan
komplikasi akibat DM dan Gagal Ginjal yang diderita oleh
pasien
17. Prognosis:
1. Penyakit : Bila pasien teratur meminum obat
yang diberikan dan selalu memeriksa gula darah ke
Puskesmas secara teratur, dan didukung dengan
pola hidup sehat yang baik maka prognosis penyakit
pasien adalah baik (dubia et bonam). Sedangkanuntuk Gagal Ginjalnya akan terkontrol bila
hemodialisis dilakukan rutin walaupun tidak
mencegah prognosis buruk, hanya merupakan upaya
untuk menjaga dan memperlambat progress
penyakit agar stabil.
2. Keluarga : Adanya hubungan yang baik antar
anggota keluarga pasien serta keluarga yang sangat
mendukung kesehatan pasien dengan suami sebagai
PMO (Pengawas Minum Obat) sehingga
pengobatan pasien lebih teratur..
3. Masyarakat : Prognosis masyarakat baik jika
masyarakat tahu faktor resiko dan gejala diabetes
mellitus untuk diagnosis dini penyakit tersebut
sehingga mencegah kematian dan kecatatan serta
komplikasi akibat penyakit tersebut.
7/28/2019 Family Folder - Mora
15/22
15 | P a g e
18. Resume :Pasien Raida mempunyai keluhan utama yaitu susah sembuhnya
luka akibat operasi pada tangan dan kakinya, keluhan lain adalah
sering kebas dan kesemutan di tangan dan kaki yang dioperasi. Di
keluarga pasien ada yang menderita penyakit diabetes yaitu kakak
dari pasien.
7/28/2019 Family Folder - Mora
16/22
16 | P a g e
BAB IV
ANALISA KASUS
1. ANALISA KASUS
Seorang pasien perempuan Ny.Raida umur 53 tahun datang ke Puskesmas Tanjung Duren
Selatan dengan keluhan sering lapar, haus, dan buang air kecil.Selain itu pasien mengaku
pernah melakukan operasi menderita TBC dan Stroke .Pasien mengaku mengalami gangguan
ginjal dan sudah menjalani operasi Cimino untuk menunjang Hemodialisis. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah adalah 130/10mmHg. Tanggal 11 Juli 2013 dilakukan
kunjungan rumah untuk melakukan anamnesis dan melihat kondisi rumah pasien, dari situdidapatkan keterangan bahwa pasien menderita diabetes selama 13 tahun dan sudah
menjalani Hemodialisi sejak Februari 2013. Pasien tinggal di perumahan padat penduduk.
2. RIWAYAT KELUARGA
Keluarga pasien, kakak pasien menderita diabetes Dan keluarga pasien tidak ada yang
menderita kecacatan.
3. ANALISA KUNJUNGAN RUMAH
3.1.Kondisi pasien
Kondisi pasien baik karena didapatkan hasil pemeriksaan tanda tanda vital dengan
tekanan darah ,nadi, frekuensi nafas, suhu yang normal.
3.2.Pendidikan
Pasien berpendidikan menengah karena mengeyam pendidikan hanya sampai SMP
3.3.Keadaan rumah
7/28/2019 Family Folder - Mora
17/22
17 | P a g e
Lokasi :
Rumah pasien terdapat dalam gang yang dalam tetapi rumah pasien bersih sudah
rumah permanen dan menggunakan pompa untuk air tanah sebagai sumber air.
Kondisi :Jenis bangunan rumah pasien adalah permanen. Rumah tersebut lantainya terbuat
dari keramik, beratap genteng. Rumah tampak bersih dan rapi.
Luas rumah : 110 m 2
3.4.Ventilasi
Terdapat ventilasi serta jendela pada rumah pasien.
3.5.Pencahayaan
Pencahayaan didalam rumah sangat baik.
3.6.Kebersihan
Kebersihan dalam rumah baik, barang-barang tersusun dengan rapi.
3.7.Sanitasi dasarSumber air berasal dari air tanah yang dimasak untuk minuman dan memasak, mencuci
serta mandi. Terdapat satu kamar mandi permanen yang dilengkapi dengan kakus.
Bangunan kamar mandi merupakan bangunan permanen.
4. ANALISA FUNGSI KELUARGA
4.1.Keadaan Biologis
Keadaan biologis pasien agak kurang karena lebih banyak istirahat dirumah dan kurang
melakukan aktivitas luar.
7/28/2019 Family Folder - Mora
18/22
18 | P a g e
4.2.Keadaan Psikologis
Hubungan pasien dengan semua anggota keluarga terjalin dengan baik. Semua keluarga
turut bekerja sama dan pasien terlihat bahagia dengan keluarga yang dimilikinya.
4.3.Keadaan Sosiologis
Keluarga pasien juga turut ikut serta dalam kegiatan sosial di tempat mereka tinggal, dan
keluarga pasien sering berkomunikasi dengan tetangga mereka.
4.4.Keadaan ekonomi
Pasien mendapatkan dana dari hasil usaha kost, dimana pasien ini sudah tidak bekerja
lagi. Bisa dikatakan juga pasien ini mempunyai keadaan ekonomi yang sedang
4.5.Keadaan religius
Semua anggota keluarganya tidak terlalu rutin melakukan sholat.
7/28/2019 Family Folder - Mora
19/22
19 | P a g e
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Penyakit Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit yang disebabkan kegagalan relatif sel
dan resistensi insulin yang dapat sembuh jika didiagnosis cepat dengan menjaga pola
makan dan pengobatan yang adekuat dan didukung dengan program PMO yaitu suami
dari pasien yang mengingatkan untuk minum obat dan sewaktu kunjungan pasien sudah
merasa tidak terganggu aktivitas sehari harinya . Pasien menderita DM sejak 13 tahun
yang lalu dan riwayat hipertensi tidak diketahui. Kemungkinan gagal ginjal kronik yangdialami pasien disebabkan komplikasi DM dan atau hipertensi. Apalagi pasien bila
sedang mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak berobat atau kontrol penyakitnya
ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. DM yang tidak terkontrol merupakan salah satu
faktor terjadinya nefropati diabetikum.
2. SARAN
a) Puskesmas
Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui
penyuluhan-penyuluhan dalam usaha promotif dan preventif kesehatan masyarakat.
b) Pasien Membicarakan masalahnya kepada orang terdekat atau orang yang dipercaya,
sehingga mengurangi beban pikirannya.
Berusaha untuk lebih memahami penyakit yang dideritanya dan tetap menjaga
kesehatan melalui pola hidup sehat dan minum obat secara teratur.
Tetap rajin mengontrol kesehatannya ke pelayanan kesehatan masyarakat.
7/28/2019 Family Folder - Mora
20/22
20 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
1. Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan fisis. Jakarta;
2005.
2. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga
Medical Series; 2007. h.138-9.
3. Waspadji S, Sukardji K, Octarina M. Pedoman diet diabetes melitus. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI;2002.4. Hendra U. Penatalaksanan diabetes melitus terpadu. Jakarta: EGC;2005.h.15-6.
5. Suyono Slamet. Diabetes di Indonesia. Buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid III,
2009; Ed. V. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : h. 1855-1856.
6. Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3. Jakarta:
Media Aesculapius FKUI.
7. Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Ed: Ke-6. Jakarta: EGC.
7/28/2019 Family Folder - Mora
21/22
21 | P a g e
LAMPIRAN
Kiri : Dapur Pasien Kanan : Sarana Air Pasien
Kiri : Foto wc pasien Kanan : Luka bekas operasi yang tidak
kunjung sembuh
7/28/2019 Family Folder - Mora
22/22
22 | P a g e
Kiri : Ventilasi di salah satu bagian rumah pasien Kanan : Bersama pasien dan suaminya