Family Folder Vais

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    1/21

    1

    Makalah Kunjungan Rumah

    Hipertensi

    Pembimbing : drg. J. Haris Hendrata

    Disusun oleh :

    Vaisnvi Muthoovaloo

    10-2011-430

    KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

    JAKARTA

    2010

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    2/21

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan penyakit yang

    mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang

    ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan

    penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu.Penyakit hipertensi

    menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitasnya (kematian) yang tinggi.

    Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari

    berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang.Berbagai penelitian telah menghubungkan

    antara berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata prevalensi (angka kejadian)

    hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai penelitian epidemiologis

    yang dilakukan di Indonesia menunjukan 1,8 28,6 % penduduk yang berusia diatas 20

    tahun adalah penderita hipertensi. Saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat

    perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini

    antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan

    dengan resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olah raga,

    merokok, alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya.

    Ditinjau perbandingan antara perempuan dan laki-laki, ternyata perempuan lebih banyak

    menderita hipertensi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6,0%

    untuk pria dan 11,6% untuk perempuan. Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4%

    perempuan, sedangkan daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan

    13,7% perempuan.Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan ditemukannya

    kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada pada kembar monozigot (satu sel telur)

    daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik

    hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    3/21

    3

    lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50

    tahun akan timbul tanda dan gejala hipertensi dengan kemungkinan komplikasinya.

    Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam dengan

    hipertensi.Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya

    hipertensi.Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume plasma

    (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi

    (pengeluaran) kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem

    pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada

    faktor lain yang berpengaruh.

    Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis, yang

    dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila stress menjadi berkepanjangan

    dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan

    tetapi pada binatang percobaan yang diberikan pemaparan tehadap stress ternyata membuat

    binatang tersebut menjadi hipertensi.

    Obesitas atau kegemukan di mana berat badan mencapai indeks massa tubuh > 27 (berat

    badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m) juga merupakan salah satu faktor resiko terhadap

    timbulnya hipertensi.

    Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi.Curah jantung dan sirkulasi

    volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang

    tidak obesitas.Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf

    simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah.

    Olah raga ternyata juga dihubungkan dengan pengobatan terhadap hipertensi. Melalui

    olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-45 menit/hari) dapat

    menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Selain itu dengan

    kurangnya olah raga maka resiko timbulnya obesitas akan bertambah, dan apabila asupan

    garam bertambah maka resiko timbulnya hipertensi juga akan bertambah.

    Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan atau kerusakan pada

    pembuluh darah turut berperan pada penyakit hipertensi. Faktor- faktor tersebut antara lain

    merokok, asam lemak jenuh dan tingginya kolesterol dalam darah.

    Selain faktor-faktor tersebut di atas, faktor lain yang mempengaruhi terjadinya hipertensi

    antara lain alkohol, gangguan mekanisme pompa natrium yang mengatur jumlah cairan

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    4/21

    4

    tubuh), faktorrenin- angiotensin-aldosteron (hormon-hormon yang mempengaruhi tekanan

    darah).

    Penyakit hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor sehingga dari

    seluruh faktor yang telah disebutkan diatas, faktor mana yang lebih berperan terhadap

    timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena itulah maka pencegahan

    penyakit hipertensi yang antara lain dapat dilakukan dengan menjalankan gaya hidup sehat

    menjadi sangat penting.

    1.2Tujuan

    Tujuan umum: Pendidikan kesehatan tergantung dari sasaran yang akan dilakukan

    pendidikan/promosi kesehatan apakah sasaran primer, sekunder atau tertier dan juga tingkat

    pencegahan mana yang akan dilakukan, apakah primer, sekunder atau tertier. Sebagai contoh

    tujuan umum untuk pencegahan primer adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat

    tentang pencegahan hipertensi

    Tujuan khusus: Memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang hal-hal yang dikemukakan

    dalam tujuan umum. Tujuan khusus haruslah dikembangkan untuk kelompok sasaran atau

    segmen sasaran tertentu. Tujuan khusus harus menjawab pertanyaan siapa, apa dan seberapa

    jauh harapan suatu kondisi ingin dicapai, kapan dan dimana. Contohnya :

    - Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit pasien, mulai

    dari factor penyebab hipertensi, faktor risiko terjadinya hipertensi, gejala klinik penyakit

    hipertensi, pencegahan serta prinsip pengelolahan penyakit.

    - Melakukan pemeriksaan fisik dan mendata riwayat penyakit pasien, serta dapat

    mendiagnosa pasien dengan data yang didapat.

    - Memberi nasihat kepada pasien tentang pola hidup sehat dan apa yang harus di lakukan

    pasein dan keluarga terhadap penyakit yang pasein alami.

    1.3Sasaran

    Pasien yang berobat di Puskesmas Jelambar Baru

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    5/21

    5

    BAB II

    METODE DAN MATERI

    2.1 Metode

    Metodologi kunjungan puskesmas yang saya lakukan adalah dengan cara meminta

    kesediaan pasien yang berobat ke puskesmas suapaya saya diperbolehkan untuk ikut ke rumah

    pasien tersebut dan melakukan inspeksi pada keadaan rumah, menilainya, serta sekaligus melihat

    dan menilai keadaan kesehatan anggota keluarga lainnya.

    Dengan metode seperti ini kita dapat membandingkan bagaimana perbedaan antara

    penilaian di puskesmas saja dengan penilaian yang dilakukan secara langsung di rumah pasien.

    Metode yang saya ambil ini juga digunakan untuk melihat efektifitas dan efisiensi dari

    kunjungan rumah ini.

    2.2 Materi

    Materi yang saya dapat pada kesempatan kali ini adalah masalah hipertensi. Dengan

    melakukan kunjungan rumah, kita dapat melihat bagaimana kesehatan lingkungan tempat tinggal

    pasien, bagaimana aktivitas sehari-hari pasien, dan kita juga dapat menilai secara langsung

    keadaan anggota keluarga pasien yang tidak dapat dilakukan apabila hanya pasien saja yang

    datang ke puskesmas.

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    6/21

    6

    BAB III

    KERANGKA TEORI

    3.1 Definisi Hipertensi

    Penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami

    peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan

    angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan

    darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya. Nilai

    normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas

    normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan

    darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka

    pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau

    berolahraga. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan

    dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawasi penderita kedalam kasus-

    kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian.Tekanan darah tinggi yang terus menerus

    menyebabkan jantung seseorangbekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya

    kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini

    merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung.

    The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of

    High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International Society

    of Hipertention membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan

    sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang

    memakai obat antihipertensi.

    WHO mengusulkan nilai berikut untuk semua kelompok (mmHg/7.5=kPa)

    Normal Hipertensi ambang

    bats

    Hipertensi

    Tekanan diastolik >90 90-95 >95

    Tekanan sistolik 160

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    7/21

    7

    Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa

    Kategori Sistolik Diastolik

    Normal

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    8/21

    8

    sistolik sebesar 20 mmHg menyebabkan peningkatan 60% risiko kematian akibat penyakit

    kardiovaskuler.

    Berdasarkan American Heart Association (AHA, 2001), terjadi peningkatan rata-rata kematian

    akibat hipertensi sebesar 21% dari tahun 1989 sampai tahun 1999. Secara keseluruhan kematian

    akibat hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.1 Data Riskesdas menyebutkan hipertensi

    sebagai penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8%

    dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.

    3.2 Anamnesis

    - Tanggal dan hasil dari prosedur preventif sebelumnya (seperti imunisasi, tes kadar

    cholesterol, kadar glukosa,dan pengukuran tekanan darah.)

    - Riwayat penyakit keluarga

    - Riwayat penyakit sebelumnya dan obat-obatan yang dikonsumsi

    - Informasi tentang pekerjaan serta kehidupan dan lingkungan tempat tinggal

    - Kebiasaan : alkohol, rokok, olahraga

    - Informasi tentang fungsi normal tubuh seperti nafsu makan, tidur, urinasi, penginderaan

    3.3 Pemeriksaan

    Pemeriksaan fisik

    Pengukuran Tekanan Darah.

    Pada usia lanjut terdapat berbagai keadaan yang sering menjadi masalah dalam

    penentuann tekanan darah. Tekanan Darah yang akurat yang dianggap mewakili nilai

    sebenarnya, amat dipengaruhi oleh keadaan pembuluh pasien yang sudah mengalami kekakuan

    akibat aterosklerosis dan barorefleks yang berkurang. Tekanan darah dapat menurun secara

    berlebihan pada posisi berdiri, sesudah makan atau sesudah aktivitas. Selain itu pada pengukurantekanan darah sering terdapat pseudohipertensi akibat manset pengukuran tekanan darah harus

    menekan lebih keras arteri brachialis yang kaku, mengeras karena klasifikasi.Keadaan ini harus

    dipertimbangkan apabila terdapat hipotensi ortostatik atau respon pengobatan yang kurang. Oleh

    karena pada usia lanjut pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan juga pada posisi berdiri.

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    9/21

    9

    Pasien dibiarkan istirahat dalam kamar yang tenang, kurang lebih selama 5-10 menit. Beberapa

    jam sebelumnya tidak dibenarkan minum zat perangsang (stimulant) seperti teh, kopi, dan

    minuman ringan yang mengandung kafein. Karet lingkar lengan sfigmomanometer memiliki

    ukuran lebar 12,5 cm dan harus menutup paling sedikit 2/3 bagian atas lengan, karena karet yang

    lebih kecil dengan cakupan yang kecil akan memberikan angka yang lebih tinggi. Semua orang

    dewasa harus mengukur tekanan darahnya secara teratur setidaknya setiap 5 tahun sampai umur

    80 tahun. Jika hasilnya berada pada nilai batas, pengukuran perlu dilakukan setiap 3-12 bulan.

    Pemeriksaan penunjang

    a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volumecairan(viskositas) dan dapat

    mengindikasikan factor resiko seperti :hipokoagulabilitas, anemia.

    b.

    BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal

    c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)dapatdiakibatkan oleh pengeluaran

    kadar ketokolamin

    d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danadaDM

    e. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

    f. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah

    satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

    g. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.

    3.4 Etiologi

    Pada umumnya sekitar 90% penyebab hipertensi tidak diketahui dan faktor turunan

    memegang peranan besar. Hipertensi ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi

    primer. Ada juga hipertensi yang penyebabnya diketahui, yang disebut hipertensi sekunder.

    Hipertensi primer merupakan hipertensi yang memiliki beberapa kemungkinan

    penyebabnya. Beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah dapat menyebabkan

    peningkatan tekanan darah. Hipertensi primer terjadi karena kondisi masyarakat yang memiliki

    asupan garam cukup tinggi, lebih dari 6.8 gr/ hari, serta karena faktor genetic.

    Hipertensi sekunder merupakan hiprtensi yang disebabkan karena gangguan pembuluh darah

    atau organ tubuh tertentu seperti ginjal, kelenjar adrenal, dan aorta. Penyebab hipertensi

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    10/21

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    11/21

    11

    3.6 Patofisiologi

    Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke sel jugularis.

    Dari sel jugalaris ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka

    akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan

    adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada

    pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan

    hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada

    peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan

    kerusakan pada organ organ seperti jantung.

    3.7 Pencegahan

    Pencegahan Primer

    - Pola makan seimbang: pembatasan asupan kolesterol dan lemak jenuh, mengurangi

    asupan sodium, meningkatkan asupan kalium dan kalsium

    - Pengurangan atau eliminasi asupan alkohol

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    12/21

    12

    - Berhenti merokok

    - Olahraga teratur

    - Pengurangan berat badan

    - Mengatasi stress dengan baik

    - Pengendalian terhadap faktor resiko yang memberi kontribusi terhadap steroskelorosis

    Pencegahan Sekunder

    - Deteksi dini

    - Pengobatan

    - Manajemen diet, pengaturan menu pada penderita hipertensi:

    Diet rendah garam, yang terdiri dari diet ringan (konsumsi garam 3,75 7,5 gr/hari),

    diet menengah (1,253,75 gr/hari) dan berat (< 1,25 gr/hari)

    Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas

    Diet tinggi serat

    Diet rendah energy (bagi yang kegemukan)

    3.8 Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan non farmakologis

    Penatalaksanaan non farmakologis (diet) sering sebagai pelengkap penatalaksanaan

    farmakologis, selain pemberian obat-obatan antihipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya

    hidup.

    Tujuan dari penatalaksanaan diet :

    Membantu menurunkan tekanan darah secara bertahap dan mempertahankan tekanan darah

    menuju normal.

    Mampu menurunkan tekanan darah secara multifaktoral

    Menurunkan faktor resiko lain seperti BB berlebih, tingginya kadar asam lemak, kolesterol

    dalam darah.

    Mendukung pengobatan penyakit penyerta seperti penyakit ginjal, dan DM.

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    13/21

    13

    Prinsip diet penatalaksanaan hipertensi :

    Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang

    Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita

    Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet

    Konsumsi garam dapur tidak lebih dari - sendok teh/hr atau dapat menggunakan garam lain

    diluar natrium.

    Penatalaksanaan farmakologis

    Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau

    pemilihan obat anti hipertensi yaitu: mempunyai efektivitas yang tinggi, mempunyai toksitas dan

    efek samping yang ringan atau minimal, memungkinkan penggunaan obat secara oral, tidak

    menimbulakn intoleransi, harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien,

    memungkinkan penggunaan jangka panjang, golongan obat obatan yang diberikan pada klien

    dengan hipertensi sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis

    kalsium,golongan penghambat konversirennin angitensin.

    1. Diuretic{Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)} Merupakan golongan obat

    hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium

    berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus

    dilakukan.

    2. Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}.Merupakan obat yang dipakai

    dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui prose memperlambat kerja jantung dan

    memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.

    3. Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}.

    Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau

    Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.

    3.9 Komplikasi

    Efek pada organ :

    1. Otak : pemerkaran pembuluh darah, pendarahan, kematian sel otak (stroke)

    2. Ginjal : malam banyak kencing, cepat lelah, gagal jantung

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    14/21

    14

    BAB IV

    HASIL

    4.1 Data riwayat keluarga

    I. Identitas Pasien:

    a. Nama : Bp. Tomo

    b. Umur : 63 tahun

    c. Jenis Kelamin : Laki-laki

    d. Pekerjaan : Pensiun (mengasuh cucu)

    e.

    Pendidikan : SD

    f. Alamat : Jl. Setia Jaya 7, Jelambar Baru RT 06 RW 08

    II.

    Riwayat Biologis Keluarga:

    a. Keadaan kesehatan sekarang : sedang

    b. Kebersihan perorangan : kurang

    c. Penyakit yang sering diderita : hipertensi

    d. Penyakit keturunan : hipertensi

    e. Penyakit kronis/menular : Diabetes

    f. Kecacatan anggota keluarga : tidak ada

    g. Pola makan : sedang

    h. Pola istirahat : baik

    i. Jumlah anggota keluarga : 5 orang

    III. Psikologis Keluarga:

    a.

    Kebiasaan buruk : suka makan makanan gorengan

    b.

    Pengambilan keputusan : Bapa

    c. Ketergantungan obat : tidak ada

    d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : PUSKESMAS

    e. Pola rekreasi : kurang

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    15/21

    15

    IV. Keadaan Rumah/Lingkungan:

    a. Jenis bangunan : permanen

    b. Lantai rumah : keramik

    c. Luas rumah : 5x6 m2

    d. Penerangan : kurang

    e. Kebersihan : sedang

    f. Ventilasi : kurang

    g. Dapur : ada

    h. Jamban keluarga : ada

    i. Sumber air minum : Ledeng

    j. Sumber pencemaran air : ada

    k.

    Pemanfaatan pekarangan : tidak

    l. Sistem pembuangan air limbah : ada

    m. Tempat pembungan sampah : ada

    n. Sanitasi lingkungan : kurang

    V. Spiritual Keluarga:

    a. Ketaatan beribadah : cukup

    b. Keyakinan tentang kesehatan : kurang

    VI. Keadaan Sosial Keluarga:

    a. Tingkat pendidikan : sedang

    b. Hubungan antar anggota kel. : baik

    c. Hubungan dengan orang lain : baik

    d. Kegiatan organisasi sosial : kurang

    e. Keadaan ekonomi : kurang

    VII. Kultural Keluarga:

    a. Adat yang berpengaruh : tidak ada

    b. Lainlain : tidak ada

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    16/21

    16

    VIII. Daftar Anggota Keluarga:

    IX. Keluhan utama : sakit kepala

    X.

    Keluhan tambahan : Sakit kaki, pusing, lemas, kaki sering kesemutan

    XI. Riwayat penyakit sekarang: hipertensi

    XII. Riwayat penyakit dahulu : Operasi batu ginjal

    XIII. Pemeriksaan fisik :

    a. Tanda vital : TD 150/90 mmHg, nadi 78 x/menit, RR 17x/menit, suhu 37C

    b. Berat Badan : 52 KG

    c. Tinggi Badan : 153cm

    XIV. Diagnosis penyakit : Hipertensi derajat 1

    XV. Diagnosis keluarga : sehat

    XVI. Anjuran penatalaksanaan penyakit :

    a. Promotif :Promosi kesehatan, memberi motivasi dan dukungan untuk hidup sehat

    b. Preventif :

    - Memeriksa tekanan darah secara teratur

    n

    o

    Nama Hub

    dgn

    KK

    Umu

    r

    Pendidik

    an

    Pekerja

    an

    Aga

    ma

    Keadaa

    n

    Kesehatan

    Keada

    an

    Gizi

    Imunis

    asi

    KB Keterang

    an

    1 Tomo Kepala

    keluar

    ga

    - - - - - - - - -

    2 Masil

    ah

    Istri 62 SD - Islam Sudah

    meningg

    al

    - - - Stroke

    3 Surya

    di

    Anak 44 SMA Tukang

    bajai

    Islam Baik Baik - -

    4 Irma Anak 41 SMA p.swasta Islam Baik Baik - IU

    D

    5 Yanto Anak 35 SMA p.swasta

    Islam Baik Baik - -

    6 Ilham Anak 33 SMA Tukang

    ojek

    Islam Baik Baik - -

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    17/21

    17

    - Menjaga berat badan dalam rentang normal

    - Mengatur pola makan, antara lain dengan mengkonsumsi makanan berserat,

    rendah lemak dan mengurangi garam

    -

    Berolahraga secara teratur

    -

    Mengurangi stress dan emosi

    - Mengurangi makanan berlemak

    - Mengurangi konsumsi garam dan gula

    - Jangan merokok atau konsumsi alkohol

    c. Kuratif :segera mendapatkan pengobatan komperhensif dan kausal awal keluhan,

    minum obat dengan teratur/sesuai dengan jadwal dan jumlah yang ditentukan

    d.

    Rehabilitatif :mengubah pola makan adagar tidak bertambah parah serta upaya

    perbaikan dampak lanjut hipertensi yang tidak bisadiobati, misalnya apabila sudah

    terjadi komplikasi (stroke)

    XVII. Prognosis :

    a. Penyakit :Baik jika belum terjadi stroke

    b. Keluarga :Baik jika mengetahui pentingnya kesehatan dan menghindari factor

    pencetusnya.

    c. Masyarakat :Baik

    XVIII.Resume :

    Pasien Bapa Tomo datang control hipertensi ke Puskesmas Jelambar Baru. Pasien

    memderita penyakit hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Ia juga mengeluh suka pusing,

    sakit kaki dan kesemutan, dan lemas. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah

    150/90mmHg,frekuensi nafas 17x/menit, denyut nadi 78x/menit, suhu 37oC. PAsien juga

    dilakukan tes gula darah.

    Bapa Tomo tinggal bersama 2 orang anak dan 3 cucu di rumah sebesar 5x6 m2.

    Tempat tinggal mereka kurang baik dengan sanitasi yang sedang, dimana semua rungan

    mendapat penerangan yang kurang baik. Keadaan sosial lingkungan tempat tinggal cukup

    baik karena adanya hubungan baik antar warga.

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    18/21

    18

    4.2 Pembahasan

    Bapa Tomo adalah seorang yang sudah lama pensiun yang sudah berumur 63 tahun.Bapa

    Tomo bertempat tinggal di Jl. Setia Jaya 7, Jelambar Baru RT 06 RW 08 dengan bangunan

    permanen, lantai rumah semen, luas tanah 5x6m2. Penerangan termasuk kurang karena ada 1

    sumber penerangan, kebersihan sedang, karena semua berantakan, ventilasi kurang. Ada ruang

    nonton TV, 1 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi dan 1 toilet. Bapa Tomo mempunyai 4 orang

    anak, 3 laki-laki dan satu perempuan dan 6 orang cucu. Saat ini Bapa Tomo tinggal dengan 2

    orang anak, dan 3 cucu. Pendidikan Bapa Tomo hanya sampai SD, pendidikan yang rendah

    mungkin menyebabkan pengetahuan akan kesehatan kurang, terutama penyakit yang sedang

    dideritanya.

    Keluhan utama yang Bapa Tomo adalah sakit kepala dan telah didiagnosa menderita

    hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Selain sakit kepala, Bapa Tomo juga mengeluh kadang

    kadang kakinya sakit dan kesemutan dan sering lemas dan pusing. Tekanan darah Bapa Tomo

    sekarang adalah (150/90 mmHg). Riwayat penyakit dahulu pernah operasi batu ginjal.

    Didapatkan tidak ada dalam keluarga Bapa Tomo yang menderita hipertensi. Pada umumnya

    penyebab hipertensi tidak dapat diketahui, tetapi faktor keturunan dan pola perilaku memegang

    peranan yang besar. Kemungkinan besar penyebab hipertensi Bapa Tomopola makan bapa. bapa

    Tomo yang menyukai makanan asin tetapi sekarang makanannya sudah lebih terjaga. Pola

    istirahat cukup baik, yaitu dari jam 9 malam 4 subuh. Selama ini Bapa Tomo menggunakan

    obat amliodipin, piroxicam dan yang diresepkan dari PUSKESMAS untuk mengurangkan sakit

    pada sendi ,menurunkan tekanan darahnya dan menurunkan gula darah. Dari tes gula darah

    puasa didapatkan nilainya masih dalam batas normal. Isterinya Bapa Tomo sudah meninggal

    setahun yang lalu kerana strok.Tanda vital Bapa Tomo adalah Tekanan darah 150/90mmHg,

    denyut nadi 78x/menit, frekuensi nafas 17x/menit, suhu 370C. Saat ini Bapa Tomo

    mengkonsumsi obat amlodipin, pirosikam, dan supplemetasi multivitamin.

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    19/21

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    20/21

  • 8/11/2019 Family Folder Vais

    21/21

    21

    Lampiran

    LUAR RUMAH DAPUR RUANG TAMU

    CEILING KAMAR TIDUR TEMPAT CUCIAN

    BAWAH TANGGA SAYA BERSAMA PASIEN