Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGGANTI (Analisis Putusan No. 281/Pdt.G/2017/PA.Tng)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
NADZIM FARUH
NIM : 11150440000129
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441H /2019 M
PENYELESAIAN MUNASAKHAH PADA KASUS AHLI WARIS
iii
ABSTRAK
Nadzim Faruh. NIM 11150440000129. PENYELESAIAN MUNASAKHAH
PADA KASUS AHLI WARIS PENGGANTI (ANALISIS PUTUSAN NO.
281/Pdt.G/2017/PA.Tng). Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440 H/2019 M. 1x + (72)
halaman + (73) lampiran
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui alasan penyelesaian munasakhah
pada kasus ahli waris pengganti, serta dalil yang digunakan hakim dalam putusan
No. 281/Pdt.G/2017/PA.Tng. dalam menyelesaikan kasus sengketa antara ahli
waris pengganti dengan ahli waris.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan didukung oleh
studi kepustakaan (library research) yaitu dengan mempelajari literatur-literatur,
peraturan perundang-undangan, serta tulisan-tulisan yang erat kaitannya dengan
masalah yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data menggunakan studi putusan
dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Terdapat perbedaan pembagain dalam
kasus ahli waris pengganti dengan munsakhah. Dalam pembagian kasus ahli waris
pengganti diatur dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 185 ayat 1 dan 2 yaitu
dengan menggantikan kedudukan ayahnya yang meninggal dunia lebih dahulu
daripada pewaris. Sedangkan dalam pembagian kasus munaskhah caranya dengan
memindahkan bagian ahli waris yang meninggal dunia sebelum harta waris
dibagikan kepada ahli warisnya. Putusan Pengadilan Agama Tangerang yang
menjadikan ahli waris yang meninggal dunia lebih dahulu daripada pewaris
dijadikan sebagai ahli waris, setelah dijadikan ahli waris kemudian majelis hakim
memberikan bagian ahli waris kepada ahli waris yang meninggal dunia lebih
dahulu daripada pewaris kemudian bagian tersebut dibagikan lagi kepada hali
warisnya dengan alasan hakim karena perkara ini merupakan perkara gugatan
waris dan menganggap bahwa kasus munasakhah itu sama dengan kasus ahli
waris pengganti. Menurut hakim ahli waris yang meninggal dunia lebih dahulu
dari pewaris atau meninggal dunia setelah pewaris selama hartanya belum
dibagikan itu dinamakan kasus ahli waris pengganti. Tetapi, tata cara pembagain
hartanya menggunakan munasakhah . Putusan Pengadilan Agama Tangerang
tersebut sesuai sebagian, kesesuaian ini berdasarkan pada Kompilasi Hukum
Islam Pasal 174 tentang kelompok-kelompok ahli waris dan Kompilasi Hukum
Islam Pasal 176 tentang besarnya bagian tetapi tidak sesuai dengan Kompilasi
Hukum Islam Pasal 185 ayat 1 dan 2 tentang ahli waris pengganti
Kata Kunci : Ahli Waris Pengganti, Munasakhah, sengketa waris
Pembimbing : Dr. H. Muchtar Ali, M. Hum
Daftar Pustaka : 1973 s.d 2017
iv
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis selalu panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan Taufik, Hidayah, Inayah dan barokahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan penulis yaitu Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir Zaman.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik bantuan berupa moril maupun materil.
Khususnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, S.H, M.H, MA., selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Dr. Mesraini, M.Ag. selaku ketua program studi Hukum Keluarga dan
Bapak Ahmad Chairul Hadi, M.A. selaku sekertaris program studi Hukum
Keluarga.
3. Bapak Dr. H. Muchtar Ali, M. Hum., selaku dosen pembimbing skripsi yang
dengan sabar dan ikhlas meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan
memberikan arahan dan nasihat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.
4. Bapak Prof. Dr. H. A. Salman Maggalatung, S.H., M.H., selaku dosen
pembimbing akademik yang selalu membimbing dan memberikan arahan
selama menjalani proses perkuliahan
5. Seluruh Dosen Fakultas syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu
yang sangat berharga kepada penulis dan seluruh Staf Fakultas Syariah dan
Hukum yang telah memberikan pelayanan terbaik.
6. Ketua Pengadilan Agama Tangerang dan para hakim dan staf, khususnya Ibu
Dra. Hj. Muhayah. S.H. MH. Yang telah bersedia meluangkan waktunya
dalam memberikan data kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
7. Kepada kedua orang tua penulis yaitu Bapak Ahmad Ismail dan Ibu Malihah
yang selalu memberikan motivasi dan mendo’akan penulis, serta kakak dan
v
adik, Tajul Anam, S.Pd dan Lum’atul lu’lu yang selalu memberikan semangat
dan dukungan baik moril dan materil.
8. Semua Paman dan Bibi yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu
memotivasi penulis dan memberikan dukungan baik moril dan materil.
9. Keluarga Besar H. Mukhlisin yang selalu menasihati dan memberikan
motivasi kepada penulis selama menjalani proses perkuliahan.
10. Teman-teman IKBAL yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu
memberikan masukan dan menghibur penulis dikala mengalami banyak
permasalahan.
11. Kepada semua teman-teman Program Studi Hukum Keluarga angkatan 2015
12. Kepada teman-teman KKN Pelita 200 khususnya anak-anak bambang yaitu:
Rizky Andika, Riza Priyadi, Husain Zainal Abidin, Hapsah Nur Habibah, Ari
Rahmawati, Raden Nabilah Fahrani, Listiana Anggi yang telah berbagi
pengalaman hidupnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan perlu
mendapatkan perbaikan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca.
Jakarta, 14 Oktober 2019
Penulis
vi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4
C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ......................................................... 5
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................................................... 5
E. Studi Kajian Terdahulu ............................................................................... 6
F. Kerangka Teori ........................................................................................... 7
G. Metode Penelitian ....................................................................................... 9
H. Sitematika Penulisan ................................................................................. 10
BAB II PEMBAHASAN SEPUTAR WARIS DALAM ISLAM .................... 11
A. Tinjauan Umum Tentang Waris ................................................................ 11
1. Pengertian Waris ................................................................................ 11
2. Dasar Hukum Kewarisan ................................................................... 13
3. Rukun dan Syarat Pembagian Waris................................................... 19
4. Sebab-sebab dan Penghalang Waris ................................................... 20
5. Macam-macam Ahli Waris dan Bagian-bagiannya ............................. 24
B. Ahli Waris Pengganti ................................................................................ 30
1. Ahli Waris Pengganti Dalam Hukum Kewarisan Islam ...................... 30
2. Ahli Waris Pengganti Menurut Hazairin ............................................. 32
3. Ahli Waris Pengganti Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) ......... 36
C. Munasakhah.............................................................................................. 39
BAB III DESKRPISI PUTUSAN NOMOR 281/Pdt.G/PA.Tng TENTANG
AHLI WARIS PENGGANTI .......................................................................... 43
A. Posisi Kasus .............................................................................................. 43
B. Putusan Hakim dan Pertimbangan Hakim ................................................. 46
vii
BAB IV ANALISIS ATAS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA
TANGERANG No. 281/Pdt.G/2017/PA.Tng................................................... 49
A. Penyelesaian Munasakhah dan Ahli Waris Pengganti ............................... 49
1. Penyelesaian Munasakhah ................................................................. 49
2. Penyelesaian Ahli Waris Pengganti .................................................... 50
B. Analisis atas Putusan Pengadilan Agama Tangerang No.
281/Pdt.G/2017/PA.Tng............................................................................ 50
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 58
A. Kesimpulan............................................................................................... 58
B. Saran ........................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hukum Waris Islam di Indonesia terdapat perbedaan dengan ilmu faraid
dalam masalah penetapan ahli waris, salah satu yang membedakan hukum
kewarisan dalam Kompilasi Hukum Islam dari ilmu faraid adalah
diakomodasinya konsep ahli waris pengganti, sebagaimana tertuang dalam
pasal 185 ayat (1) yang menyebutkan bahwa “ahli waris yang meninggal
lebih dahulu daripada si pewaris maka kedudukannya dapat digantikan oleh
anaknya.” Sedangkan di dalam ilmu faraid tidak mengenal konsep
penggantian posisi ahli waris oleh ahli waris yang lain karena berlaku prinsip
ahli waris yang lebih dekat kekerabatannya dengan pewaris menghalangi ahli
waris yang lebih jauh dari menerima warisan. Sebagai gantinya, sistem waris
dalam ilmu faraid lebih menekankan konsep wasiat karena sebab sebab
tertentu. Bahkan,negara moden yang menerapkan hukum waris Islam, seperti:
Mesir, telah melembagakannya dalam konsep wasiat wajibah.1
Hukum waris islam di Indonesia yang tercantumImpres No 1 tahun 1991
ini merupakan bentuk unifikasi hukum keluarga islam yang telah ada, namun
ada beberapa Pasal yang berisi pembaruan hukum islam yaitu salah satunya
pasal yang membahas masalah ahli waris pengganti. Dengan memberikan
harta warisan kepada cucu atau kerabat yang orang tuanya telah meninggal
lebih dahulu daripada pewaris, memiliki tujuan untuk memastikan
keberlangsungan hidup ahli waris, menyelamatkan keturunan dari
kesengsaraan hidup ahli waris. Hal tersebut dapat dilihat dalam Pasal 185
ayat (1) dan (2) Kompilasi Hukum Islam, dirumuskan bahwa:
1. Ahli waris yang telah meninggal dunia lebih dahulu daripada pewaris
maka kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang
tersebut dalam pasal 173.
1 Diana Zuhroh, Konsep Ahli Waris dan Ahli Waris Pengganti: Studi Putusan Hakim
Pengadilan Agama, Jurnal Al Ahkam Volume 27, Nomor 1,April 2017 h. 44
2
2. Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris
yang sederajat dengan yang digantikan.2
Maka berdasarkan kemaslahatan, keberadaan ahli waris pengganti dapat
diakui. Ketentuan ini sesuai dengan budaya Indonesia yang mayoritas
menganut sistem kekeluargaan parental atau bilateral. Serta berdasarkan
ketentuan pasal 185 ayat (2) tersebut juga dapat dipahami bahwa hak untuk
menggantikan orang yang lebih dahulu meninggal dunia, ahli waris pengganti
tidaklah mempunyai hak mutlak, dalam arti bisa saja ia tidak sepenuhnya
memperoleh hak yang semestinya akan diterima oleh yang ia gantikan.
Penetapan ketentuan tersebut menurut M. Yahya Harahap dilandasi asas
kepatutan dan kontribusi. Dari segi kepatutan, tidaklah layak seorang ahli
waris pengganti untuk mendapatkan bagian yang melebihi bagian ahli waris
langsung dan dari segi kontribusi, ahli waris langsung banyak memberikan
kontribusi kepada pewaris, kontribusi tersebut banyak yang melekat pada
harta warisan.3
Masalah ahli waris pengganti telah lama menjadi perdebatan di kalangan
hakim, akademisi, dan praktisi. Bahkan dalam Rapat Kerja Nasional
Mahkamah Agung 2009 di Palembang ada sesi khusus yang membahas
masalah ini. Salah satu perdebatan yang selama ini muncul, apakah penentuan
ahli waris pengganti bersifat wajib atau tentatif, apakah ahli waris pengganti
hanya berlaku bagi ahli waris ke bawah atau juga berlaku bagi ahli waris garis
menyamping, apakah ahli waris pengganti menduduki kedudukan orang
tuanya secara mutlak atau secara realtif.
Konsep ahli waris pengganti muncul belakangan, dan sering
dihubungkan dengan gagasan Hazairin.Hazairin membagi ahli waris menjadi
zul faraid,zul qarabah dan mawali. Golongan mawali ini menggantikan posisi
ayahnya yang lebih dahulu meninggal dari pada pewaris. Untuk melahirkan
ijtihad tentang mawali ini Hazairin menggunakan penafsiran ayat ayat suci Al
2 Kompilasi Hukum Islam (KHI), Bab III Hukum Kewarisan Pasal 185 Ayat (1) dan (2) 3 Dodi Darwin, Kasus Penetapan Ahli Waris Pengganti di Pengadilan Agama Jakarta Timur,
Skripsi S1 Fakultas Syariah danHukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2001.
3
qur’an, Hadis dan Hukum Adat. Hazairin menafsirkan Surat Annisa ayat 33
mengenai mawali dipahami sebagai ahli waris pengganti. Mawali adalah
orang-orang yang menjadi ahli waris karena tidak ada lagi penghubung antara
mereka dengan pewaris dan menurutnya mawali juga termasuk dalam
pengertian aqrobun. Hazairin berprinsip bahwa Al qur’an meletakan
hubungan kewarisan. Keberanian Hazairin ini justru dipicu dengan kenyataan
bahwa dalam khazanah pemikiran kewarisan islam, tidak dikenal dengan
istilah ahli waris pengganti.4Gagasan itu kemudian diakomodir dan tertuang
adalam Kompilasi Hukum Islam (KHI). Pasal 185 KHI menyebutkan ahli
waris yang meninggal lebih dahulu dari pada pewaris, maka kedudukannya
dapat digantikan oleh anaknya. Pengecualinnya adalah pasal 173 KHI.
Penggunaan kata ‘dapat’ dalam pasal ini dipandang sebagai sifat tentatif
dari penggantian kedudukan ahli waris. Dengan kata lain, ahli waris
pengganti dapat menggantikan kedudukan orang tuanya atau tidak bisa
mendapatkan warisan. Namun dalam perkembangannya, hakim Mahkamah
Agung memandang penting kedudukan ahli waris pengganti.5
Dengan dasar penjelasan diatas penulis mengambil sebuah kasus
sengketa kewarisan antara ahli waris dengan ahli waris pengganti, dimana
duduk perkara dari permasalahan yang peneliti bahas adalah bahwa ahli waris
menguasai harta waris peninggalan pewaris dan menjual nya sebagian tanpa
sepengetahuan ahli waris pengganti. Bahwa permasalahan pembagian warisan
antara ahli waris dengan ahli waris pengganti sudah berkali kali dilakukan
musyawarah, namun tidak ada titik temu bahkan sebelumnya sudah dilakukan
gugatan terdaftar pada tanggal 4 desember 2015. Namun gugatan tersebut
dicabut karena ahli waris pengganti menerima penawaran perdamaian dari
ahli waris.Namun setelah dilakukan pencabutan tawaran damai dan janji janji
tersebut hanyalah tawaran tidak ada realisasinya. Karena adanya wanprestasi,
maka gugatan ini diajukan kembali.
4 Iwannudin, Ahli waris Pengganti Menurut Hazairin, (Jurnal Mahkamah, Vo. 1, No. 2,
Desember 2016) h. 304-311 5http://www.hukumonline.com/baca/It50d3c22960a85/kedudukan-ahli-waris-pengganti-
harus-jelas. dikunjungi pada tanggal 02 April 2019
4
Pada tahapan gugatan yang kedua, yang terdaftar pada tanggal 26
Januari 2017, hakim menetapkan almarhumah Saben Narsiah binti H. Saang
yang meninggal dunia pada tahun 1985 dan almarhumMuksin bin H. Saang
yang meninggal dunia pada tahun 1979 sebagai ahli waris dari almarhum H.
Saang yang meninggal dunia pada tahun 2004. Setelah menetapkan
almarhumah Saben bin H. Saang dan almarhum Muksin bin H. Saang
sebagai ahli waris dari almarhum H. Saang. Kemudian hakim menetapkan
bagian masing-masing ahli waris dari almarhum H. Saang. Kemudian bagian
almarhumah Saben binti H. Saang dan almarhum Muksin bin H. Saang dibagi
lagi kepada ahli warisnya.
Menurut kajian kewarisan almarhumah Saben binti H. Saang dan
almarhum Muksin bin H. Saang berkedudukan bukan sebagai ahli waris dari
H. Saang, karena syarat menjadi ahli waris adalah orang itu masih hidup
ketika pewaris meninggal dunia. Sehingga hakim memutuskannya seperti
kasus munasakhah.
Berdasarkan dari latar belakang diatas, dengan adanya kasus sengketa
kewarisan tersebut. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai sengketa kewarisan yang akan di beri judul “PENYELESAIAN
MUNASAKHAH PADA KASUS AHLI WARIS PENGGANTI”(Analisis
Putusan No. 281/Pdt.G/2017/PA.Tng.)”
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah ditulis diatas, penulis memberikan
identifikasi masalah yang akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut:
1. Siapa saja yang berhak menjadi ahli waris pengganti?
2. Apa saja prinsip-prinsip dalam kewarisan?
3. Apa landasan hukum yang digunakan hakim dalam memberikan bagian
waris dalam perkara ahli waris pengganti?
4. Bagaimana hakim memutus perkara sengketa kewarisan?
5. Bagaimana fikih mawaris mengatur hukum ahli waris pengganti?
6. Bagaimana hukum Indonesia mengatur ahli waris pengganti?
5
C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari melebarnya pembahasan, maka penulis
membatasai bahwa fokus dari permasalahan ini adalah berkenaaan
dengan apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam
menyelesaikan kasus ahli waris pengganti menggunakan munasakhah
dalam pokok bahasan Putusan Pengadilan Agama Tangerang Nomor.
281/Pdt.G/2017/PA.Tng. tentang ahli waris pengganti.
2. Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi dan membatasi masalah, penulis
merumuskan masalah penelitian ini dengan rumusan masalah sebagai
berikut:
a. Apakah pembagian kasus ahli waris pengganti sama dengan kasus
munasakhah ?
b. Bagavimana argumentasi hakim dalam putusan Pengadilan Agama
Tangerang Nomor 281/pdt. G/2017/PA. Tng dalam kasus ahli waris
pengganti?
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahahui apakah pembagian kasus ahli waris pengganti
sama dengan kasus munasakhah.
b. Untuk mengetahui argumentasi hakim dalam putusan Pengadilan
Agama Tangerang Nomor 281/pdt. G/2017/PA.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran dibidang ilmu pengetahuan
umum, khususnya hukum waris yang membahas tentang ahli waris
pengganti dalam hukum kewarisan Islam sebagai bagian dari hukum
perdata.
6
b. Manfaat Praktis
Memperluas pola pikir dan mengembangkan pengetahuan bagi
masyarakat umum dan penulis sendiri dibidang hukum kewarisan.
E. Studi Kajian Terdahulu
Penulis melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada skripsi ini
terkait pada penelitian penelitian yang telah dilakukan oleh:
1. Skripsi yang ditulis oleh Akmal Farikh mahasiswa Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2006 yang
berjudul “ Penundaan Waris Menurut Hukum Islam dan Hukum Perdata
Barat (studi kasus dikelurahan kebun jeruk kec. Kebon jeruk Jakarta
Barat).” Skripsi ini membahas tentang bagaimana penerapan hukum
waris di daerah kebun jeruk yang mana di daerah tersebut banyak terjadi
harta warisan yang tidak dibagikan oleh para ahli waris atau terjadinya
penundaan pembagian harta waris. Perbedaannya dengan skripsi penulis
adalah disini penulis akan membahas tentang proses penyelesaian
sengketa kewarisan antara ahli waris dengan ahli waris pengganti.
2. Tesis yang ditulis oleh Pasnelyza Karani mahasiswa Program Studi
Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang 2010 yang berjudul
“Tinjauan ahli waris Pengganti Dalam Hukum Kewarisan Islam dan
Hukum Kewarisan KUH Perdata.” Tesis ini melakukan perbandingan
mengenai ahli waris pengganti antara hukum kewarisan islam dan hukum
kewarisan KUH Perdata. Perbedaannya dengan skripsi penulis adalah
disini penulis akan melakukan perbandingan konsep ahli waris pengganti
yang dikemukakan oleh Hazairin, Kompilasi Hukum Islam dan
kewarisan islam, serta penulis juga akan membahas tetang konsep
munasakhah.
3. Skripsi yang ditulis oleh Risma Damayanti Salam mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2013 yang berjudul “Analisis
Hukum Penetapan Ahli waris Pengganti Menurut Kompilasi Hukum
Islam (Studi kasus penetapan pengadilan Agama Makassar Nomor:
7
3/pdt.P/2011/PA.Mks). skripsi ini meneliti tentang penetapan cucu
sebagai ahli waris pengganti meggantikan orang tuanya yang lebih
dahulu meninggal. Hasil peneilitian mengatakan dengan pertimbangan
bukti-bukti dan berdasarkan pada Kompilasi Hukum Islam Pasal 185 ayat
(1) maka pengadilan agama makassar mengeluarkan penetapan bahwa
cucu berhak mendapatkan harta waris yang ditinggalkan pewaris.
Perbedaannya dengan skripsi penulis adalah disini penulis akan meneliti
apa yang menjadi landasan hakim dalam menetapkan anak yang sudah
meninggal dunia lebih dahulu di tetapkan sebagai ahli waris dan juga
proses pembagian harta warisannya.
F. Kerangka Teori
Dalam terminologi hukum waris islam, dikenal dua istilah yang
merupakan sinonim dan umum digunakan, yaitu mawaris danfaraidh.Kata
mawarisadalah bentuk jama dari kata miratsyang artinya harta warisan
(peninggalan) mayit. Sementara itu, kata faraidhadalah bentuk jama dari kata
faridhah yang artinya bagian yang telah ditentukan bagi ahli waris. Ilmu
mengenai hal itu dinamakan “ilmu waris” atau “ilmu mirats” atau “ilmu
mawaris’ atau “ilmu faraidh”. Dan, hukum yang mengatur pembagian
warisan diantara para ahli waris disebut hukum waris atau hukum faraidh.6
Kewarisan yang disebut juga faraidh berarti bagian tertentu dari harta
warisan sebagaimana telah diatur dalam nash Al Qur’an dan Hadits. Sehingga
dalam konteks ini dapat disimpulkan bahwa pewaris adalah perpindahan hak
dan kewajiban tentang kekayaan sesorang yang telah meninggal dunia
terhadap orang orang yang masih hidup dengan bagian bagian yang telah di
tetapkan dalam nash nash baik Al Qur’an dan hadits.
Hak waris seseorang tidaklah muncul tiba-tiba tetapi keberadaannya di
dasari oleh sebab-sebab tertentu yang berfungsi mengalihkan daripada hak-
hak orang yang telah meninggal dunia. Ahli waris merupakan perseorangan
6 Achmad Yani, Faraidh dan Mawaris, (Jakarta: Kencana, Agustus 2016), h. 4
8
yang keberadaannya telah ditentukan nash-nash baik Al Quran dan Hadits.7
Sebab-sebab kewarisan itu meliputi: pertama, hubungan nasab atau
kekerabatan. Artinya, ahli waris ialah ayah dari pihak yan diwarisi, atau anak
anaknya dan jalur samping seperti saudara saudara dan sebagainya.8Kedua,
adanya hubungan perkawinan yang sah. Ketiga, wala adalah hubungan antara
dua orang yang menjadikan keduanya seakan mempunyai hubungan nasab
seperti hubungan antara bekas budak dengan orang yang memerdekakannya ,
apabila budak tersebut tidak mempunyai ahli waris.9
Sedangkan rukun waris mewarisi meliputi, pertama, muwarrits (orang
yang mewariskan/ meninggal dunia), kedua, waarits (ahli waris), dan ketiga,
mauruuts atau tirkah (hartra yang diwariskan). Sedangkan syarat syarat yang
harus dipenuhi dalam waris mewarisi adalah meninggalnya pewaris,
hidupnya ahli waris dan tidak ada sebab yang menjadi penghalang
mewarisi.10
Pembaharuan hukum Islam khususnya masalah ahli waris pengganti,
seseorang yang meninggal dunia lebih dahulu dari pewaris kedudukannya
dapat digantikan oleh keturunannya yaitu anaknya. Pencantuman ahli waris
pengganti dalam Kompilasi Hukum Islam bertujuan untuk memenuhi rasa
keadilan hukum.11
Tetapi, pada dasarnya hukum waris Islam tidak mengenal adanya konsep
penggantian kedudukan di dalam mawaris. Seperti diketahui bahwa salah satu
syarat menjadi ahli waris menurut hukum waris Islam adalah hidupnya ahli
waris pada saat pewaris meninggal dunia.12
7 H. Habiburahman, Rekontruksi Hukum Kewarisan di Indonesia, Cet. 1, (Kementrian Agama
RI, Desember 2011), h. 16-17 8 Abu Bakar Jabir al Jazairi, Ensiklopedia Musli,: Minhajul Muslim, Cet. 6, (Jakarta: Darul
Falah 2003), h.625 9 Abu Bakar Jabir al Jazairi, Ensiklopedia Musli,: Minhajul Muslim, Cet. 6, (Jakarta: Darul
Falah 2003), h. 279 10 Aulia Murthiah, Novy Sri Pratiwi Hardani, Hukum Waris Islam, Cet. 1, (Yogyakarta:
Medpress Digital, 2015), h. 36-38 11 A. Rachmad Budiono, Pembaharuan Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, (Bandung:
PT.Citra Aditya Bakti, 1999), h. 32 12
Muhammad Zein, Kewarisan Ahli waris Pengganti dan Zawi Al-Arham (Kajian Menurut
KHI dan Hukum Islam), Tesis S2 Program Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau, 2011, h. 123
9
G. Metode Penelitian
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan terencana, dilakukan
dengan metode ilmiah, bertujuan untuk mendapatkan data baru guna
membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu gejala.13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai
berikut:
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan analisis yuridis
yaitu adalah kegiatan untuk mencari dan memecah komponen-komponen
dari suatu permasalahan untuk dikaji lebih dalam serta kemudian
menghubungkannya dengan hukum, kaidah hukum serta norma hukum
yang berlaku sebagai pemecahan permasalahannya.14
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan didukung
oleh studi kepustakaan (library research) yaitu dengan mempelajari
literatur-literatur, peraturan perundang-undangan, serta tulisan-tulisan
yang erat kaitannya dengan masalah yang akan diteliti.
3. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa Teknik atau metode yang dapat digunakan untuk
melakukan sebuah penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini yaitu:
a. Dokumentasi
Penulis menggunakan salinan Putusan Pengadilan Agama
Tangerang No. 281/Pdt.G/2017/PA.Tng sebagai bahan utama untuk
melakukan sebuah penelitian..15
b. Data lainnya yang mendukung bersumber dari studi kepustakaan,
jurnal, website resmi, brosur dan Skripsi.
13 bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 1991), h. 2 14 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, (Bandung: Mandar Maju, 2008),
h. 83 15 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu ilmu Sosial, (Salemba
Humanika, Jakarta Selatan), h. 143
10
4. Teknik Penulisan Skripsi
Adapun Teknik penulisan skripsi ini sesuai dengan kaidah kaidah
penulisan skripsi pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah
dan Hukum yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.16
H. Sitematika Penulisan
Agar sistematika penulisan skripsi ini teratur, maka penulisan skripsi ini
disusun dalam lima bab, dimana dalam setiap bab terdiri dari bebrapa sub bab
yaitu:
Bab pertama, berisi tentang pendahuluan, meliputi latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, studi kajian terdahulu, dan metode penelitian.
Bab kedua, membahas tentang beberapa teori kewarisan Islamyang
mencakup pengertian, dasar hukum, syarat-syarat dan rukun kewarisan, pihak
pihak yang berhak menerima waris, bagian yang diperoleh ahli waris dan
faktor pengahalang menerima waris, ahli waris pengganti dan munasakhah
Bab ketiga,merupakan isi Putusan Pengadilan Agama Tangerang No.
281/Pdt.G/2017/PA.Tng yang didalamnya berisi kronologi perkara,
pertimbangan hukum, dan amar putusan.
Bab keempat, merupakan bab inti yaitu menganalisis Putusan Pengadilan
Agama Tangerang No. 281/Pdt.G/2017/PA.Tng. dengan menggunakan teori
yang sudah dijelaskan di bab dua.
Bab kelima, merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
16 Asep Saepudin Jahar dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Maret 2017
11
BAB II
PEMBAHASAN SEPUTAR WARIS DALAM ISLAM
A. Tinjauan Umum Tentang Waris
1. Pengertian Waris
Dalam terminologi hukum waris Islam, dikenal dua istilah yang
merupakan sinonim dan umum digunakan, yaitu mawarisdan faraidh. Kata
mawaris adalah bentuk jama’ dari kata mirats yang artinya harta warisan
(peninggalan) mayit.1 Sementara itu, kata faraidh adalah bentuk jama’ dari
kata faridhah, kata fariidhah mengikuti bentuk fa’iilah yang bermakna
mafruudhah, diambil dari al fardh yang artinya potongan/bagian.
Contohnya, faradhtu li fulaan kadzaa, artinya aku memotong sebagian
harta untuk fulan. Demikian pendapat yang dikemukakan oleh Al
Khaththabi.2
Faraidh dalam istilah mawaris dikhususkan kepada suatu bagian ahli
waris yang telah ditentukan besar kecilnya oleh syara’. Sedangkan ilmu
faraidh oleh sebagian faradhiyun (ahli faraidh) dita’rifkan dengan :3
الفقه املتعلق ابالرث ومعرفة احلساب املو صل ايل معر فة ذلك ومعرقة قدر الوا
جب من الرت كة لكل ذى حق
“Ilmu fiqh yang berkaitan dengan pembagian harta warisan,
pengetahuan tentang cara perhitungan yang dapat menyelesaikan
pembagian warisan dan pengetahuan tentang bagian bagian yang wajib
dari harta peninggalan untuk setiap pemilik hak pusaka”4
Kata Faraid digunakan oleh an Nawawi dalam kitab fikih Minhaj al
Thalibin untuk menamakan hukum kewarisan Islam. Oleh al Mahalliy
1 Achmad Yani, Faraidh dan Mawaris, (Jakarta: Kencana, Agustus 2016), h. 4 2 Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul baari Syarah Shahih Al Bukhori, Jilid 32, Penerjemah Amir
Hamzah, (Jakarta; Pustaka azzam, 2009), h. 495 3 Muhammad Muhibbin dan Abdul Wahid, Hukum Kewarisan Islam Sebagai Pembaharuan
Hukum Positif di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, Juni 2011), cet. 2, h. 8 4 A Kadir, Memahami Ilmu Faraidh Tanya Jawab Hukum waris Islam, (Jakarta: AMZAH,
November 2016), Cet. 1, h. 9-10
12
dalam komentarnya atas matan Minhaj disebutkan alasan penggunaan kata
faraid tersebut:
“Lafaz faraid merupakan jama’ dari lafaz faridhah yang mengandung
arti mafrudhah, yang sama artinya dengan muqaddarah yaitu suatu
yang ditetapkan bagiannya secara jelas. didalam ketentuan kewarisan
islam yang terdapat dalam Al Qur’an, lebih banyak terdapat bagian
yang ditentukan dibandingkan dengan bagian yang tidak ditentukan.
Oleh karena itu hukum ini dinamai dengan faraid. (mahalliy III, hlm.
134-135).5
Sedangkan para ulama mendefinisikan waris atau faraidh sebagai
berikut:
a. Imam Muhammad al Khatib asy Syarbini menyebutkan bahwa waris
adalah ilmu fiqh yang berpautan dengan pembagian harta warisan dan
pengetahuan tentang cara perhitungan yang dapat menyampaikan
kepada pembagian harta warisan tersebut dan pengetahuan tentang
bagian bagian yang wajib dari harta warisan bagi semua pihak yang
mempunyai hak.
b. Wahbah az Zuhaili menyebutkan bahwa waris adalah kaidah-kaidah
fiqh dan perhitungan dengannya dapat diketahui bagian semua ahli
waris dari harta peninggalan.6
c. Hasbi Ash Shiddieqy mendefinisikan waris adalah sebagai aturan
hukum yang mengatur pembagian harta peninggalan orang yang
meninggal dunia, siapa saja yang mempunyai hak atas peninggalan
tersebut, siapa saja ahli waris dan berapa bagiannya.7
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kata warisdan faraidh
merupakan suatu kata yang memiliki bentuk dan arti berbeda namun
5 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, (Jakarta: Prenadamedia, Maret 2015), cet. 2, h.
5 6
Tim El Madani, Tata Cara Pembagian Waris dan Pengaturan Wakaf, (Yogyakarta:
Medpres Digital, 2014), cet. 1, h. 4 7 T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, Fiqhul Mawaris: Hukum-hukum Warisan dalam Syariat Islam,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h. 18
13
keduanya sama-sama membahas seputar pembagian harta peninggalan,
siapa saja yang berhak menerimanya dan berapa bagian yang diterimanya.
2. Dasar Hukum Kewarisan
Hukum waris Islam adalah aturan yang mengatur pengalihan harta
dari seorang yang meninggal dunia kepada ahli warisnya. Hal ini berarti
menetukan siapa saja yang menjadi ahli waris, porsi bagian masing-masing
ahli waris, menentukan harta peninggalan dan harta warisan bagi orang
yang meninggal dunia tersebut. Dasar hukum waris islam adalah:
a. Al Qur’an
1) Surat An nisa ayat 7
للر جال نصيب ما ت رك الوالدان والق ربون وللن ساء نصيب ما ت رك
الوالدان والق ربون ما قل منه أو كث ر نصيبا مفروضاArtinya: “bagi orang laki laki ada hak bagian dari harta
peninggalan ibu bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada
hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabat-
kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah
ditetapkan”
Manfaat yang dapat diambil dari dari ayat diatas ada tiga hal:
a) Penjelasan tentang alasan seseorang mendapatkan warisan
adalah hubungan kekerabatan
b) Yang dimaksud dengan kerabat disini adalah orang yang
memiliki hubungan kekerabatan dengan si mayit baik jauh
maupun dekat
c) Penjelasan secara umum tentang pembagian waris pada ayat-
ayat yang berkenaan dengan warisan, dan ayat ini sesuai dan
sejalan dengan hukum Islam.8
8 Imam Al Qurthubi, Al Jami’ li Ahkaam Al Qur’an, Jilid 5, Penerjemah Ahmad Rijali Qadir.
Tafsir Al Qurtubi. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), Cet. 1 , h. 115
14
2) Terdapat juga dalam Surat An nisa ayat 11
ف أوالدكم للذكر مثل حظ الن ث ي ي فإن كن نساء ف وق يوصيكم الل
اث ن ت ي ف لهن ث لثا ما ت رك وإن كانت واحدة ف لها الن صف ولب ويه لكل
هما السدس ما ت رك إن كان له ولد فإن ل يكن له ولد وورثه واحد من
ه الث لث فإن كان له إخوة فلم ه السدس من ب عد وصية أب و اه فلم
يوصي با أو دين آابؤكم وأب ناؤكم ال تدرون أي هم أق رب لكم ن فعا
كان عليم ا حكيمافريضة من الل إن الل Artinya: “Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian
pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki
sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika
anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka
dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan
itu seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta. Dan untuk
dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari
harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai
anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia
diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat
sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara,
maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian
tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan)
sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-
anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang
lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan
dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana”.
Ayat diatas menjelaskan bahwa anak laki-laki maupun
perempuan wajib dibagikan bagian warisannya dan bagi anak
laki-laki satu dan anak perempuan setengah bagiannya laki-laki
dan juga ayat diatas menjelaskan tidak dibenarkan membagi harta
warisan selama hutang dan wasiat belum ditunaikan, oleh karena
15
itu jika salah seorang wafat maka bayarkanlah dahulu hutangnya,
setelah itu baru mengeluarkan tidak lebih dari 1/3 hartanya untuk
menunaikan wasiatnya.9
3) Surat An Nisa ayat 12
أزواجكم إن ل يكن لن ولد فإن كان لن ولد ولكم نصف ما ت رك
ف لكم الربع ما ت ركن من ب عد وصية يوصي با أو دين ولن الربع ما
لد ف لهن الثمن ما ت ركتم من ت ركتم إن ل يكن لكم ولد فإن كان لكم و
كان رجل يورث كللة أو امرأة وله صون با أو دين وإنب عد وصية تو
لك هما السدس فإن كانوا أكث ر من ذ أخ أو أخت فلكل واحد من
مضار يوصى با أو دين غي شركاء ف الث لث من ب عد وصية ف هم
عليم حليم وصية من الل واللArtinya: “Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang
ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai
anak. Jika istri-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu
mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah
dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar
hutangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu
tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu
mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari
harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu
buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika
seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi
mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang
saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari
kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-
saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu
9 Imam Al Qurthubi, Al Jami’ li Ahkaam Al Qur’an, Jilid 5, Penerjemah Ahmad Rijali Qadir.
Tafsir Al Qurtubi. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), Cet. 1 , h. 152-154
16
dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat
olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi
mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian
itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.”
Ayat diatas menjelaskan bahwa suami mendapat 1/2 dari
harta yang ditinggalkan istrinya, dengan syarat jika istri tidak
mempunyai anak. Sebaliknya, apabila istri mempunyai anak,
maka suami mendapatkan 1/4. Sedangkan istri mendapatkan 1/4
dari harta yang ditinggalkan suami, dengan syarat tidak
mempunyai anak. Apabila mempunyai anak maka istri
mendapatkan 1/8.10
4) Surat An Nisa ayat 176
ي فتيكم ف الكللة إن امرؤ هلك ليس له ولد وله يست فتونك قل اللأخت ف لها نصف ما ت رك وهو يرث ها إن ل يكن لا ولد فإن كان تا
إخوة رجاال ونساء فللذكر مثل اث ن ت ي ف لهما الث لثان ما ت رك وإن كانوا بكل شيء عليم لكم أن تضلوا والل الل حظ الن ث ي ي ي ب ي
Artinya:“Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah).
Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah
(yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai
anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya
yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya,
dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta
saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika
saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua
pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan
jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan
perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak
bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan
(hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu”.
10
Kadar M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam Tafsir Tematik Ayat-ayat hukum, (Jakarta: Amzah,
September 2013), h. 287
17
Berdasarkan ayat diatas mayoritas ulama dari kalangan
sahabat dan tabi’in menjadikan saudara-saudara perempuan
sebagai ashabah anak-anak perempuan, meskipun mereka tidak
mempunyai saudara laki-laki, kecuali Ibnu Abbas. Sebab Ibnu
Abbas tidak menjadikan saudara-saudara perempuan sebagai
ashabah bagi anak-anak perempuan.11
b. Al-Hadits
Hadis Nabi Muhammad SAW yang secara langsung mengatur
kewarisan adalah:
هما -عن ابن عباس و عن قال : قال رسول الل صلى هللا عليه -رضي الل(مت فق عليه)فما بقي ف هو لول رجل ذكر ا وسلم أحلقوا الفرائض بهله
Artinya: "Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Berikan bagian warisan kepada ahli warisnya,
selebihnya adalah milik laki-laki yang paling dekat." Muttafaq
Alaihi".12
Menurut hadist tersebut di atas ayah menjadi ‘ashabah bagi harta
warisan yang ditinggalkan oleh anaknya. Ayah menghabisi harta
warisan tersebut setelah diberikan sepertiga untuk ibu. Apabila si mati
tidak meninggalkan anak laki-laki atau cucu laki-laki, maka ayah
menjadi ‘ashabah dengan alasan karena pada saat itu ayah adalah
anak laki-laki yang paling dekat hubungan kekerabatannya dengan si
mati.13
11
Imam Al Qurthubi, Al Jami’ li Ahkaam Al Qur’an, Jilid 6, Penerjemah Ahmad Rijali Qadir.
Tafsir Al Qurtubi. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), Cet. 1 , h. 68 12
Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram. Penerjemah M. Ali. (Surabaya: Mutiara Ilmu,
Oktober 2012), cet. 2, h. 432 13 Sudarsono, Hukum waris dan Sistem Bilateral, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 124
18
Hadis dari Ibnu mas’ud yang di riwayatkan oleh Imam Bukhori:
وعن ابن مسعود رضي هللا عنه ف بنت, وبنت ابن, وأخت قضى النب
بن السدس تكملة الث لث ي ب نة الن صف والب نة ال صلى هللا عليه وسلم لل
(البخاري رواه)وما بقي فللخت Artinya: “Dari Ibnu Mas’ud ra. tentang (bagian warisan) anak
perempuan, cucu perempuan, dan saudara perempuan, Nabi SAW
menetapkan, untuk anak perempuan setengah, cucu perempuan
seperenam sebagai penyempurna dua pertiga dan selebihnya adalah
milik saudara perempuan.” (HR. Bukhari)14
Hadits dari Ibnu Buraidah:
ة ن ب ريدة , عن أبيه ;وعن اب ) أن النب صلى هللا عليه وسلم جعل للجدرواه أبو داود , والنسائي , وصححه ابن ا ل يكن دون ها أم(السدس , إذ
., وق واه ابن عدي خزية , وابن الارود
Artinya: "Dari Ibnu Buraidah, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menetapkan bagian
seperenam untuk nenek bila dibawahnya tidak ada ibu (ibu sang
mayit). Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu
Khuzaimah dan Ibnu Al-Jarud, dan dikuatkan oleh Ibnu Adiy."15
c. Ijtihad Para Ulama
Meskipun Al Qur’an dan Al Hadis sudah memberikan ketentuan
terperinci mengenai pembagian harta warisan, dalam beberapa hal
masih diperlukan adanya ijtihad, yaitu terhadap hal-hal yang tidak
ditemukan dalam Al qur’an maupun Al Hadis. Misalnya mengenai
14
Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram. Penerjemah M. Ali. (Surabaya: Mutiara Ilmu,
Oktober 2012), cet. 2, h. 432 15
Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram. Penerjemah M. Ali. (Surabaya: Mutiara Ilmu,
Oktober 2012), cet. 2, h. 434
19
bagian warisan banci (waria), diberikan kepada siapa harta warisan
yang tidak habis terbagi.16
3. Rukun dan Syarat Pembagian Waris
a. Rukun Waris
Adapun rukun waris ada tiga:
1) Harta Warisan yaitu harta bawaan ditambah dengan-bagian dari
harta bersama sesudah digunakan keperluan pewaris selama sakit
sampai meninggalnya, biaya pengurusan jenazah, dan
pembayaran hutang serta wasiat pewaris. Para ahli fiqh juga biasa
menyebut harta warisan dengan istilah muruts adalah harta benda
yang ditinggalkan oleh si mayit yang akan dipusakai atau dibagi
kepada ahli waris setelah diambil untuk biaya perawatan,
melunasi hutang dan melaksanakan wasiat.
2) Ahli waris yaitu orang yang berhak mendapatkan harta waris
karena hubungan kekerabatan (nasab), hubungan perkawinan
dengan pewaris, beragama islam dan tidak terhalang karena
hukum untuk menjadi ahli waris. Ahli waris dalam istilah fiqih
disebut juga dengan waarits.17
3) Orang yang meninggalkan harta warisan (Muwarrits)
Bagi muwarrits berlaku ketentuan bahwa harta yang
ditinggalkan miliknya dengan sempurna dan ia benar benar telah
meninggal dunia, baik menurut kenyataan maupun menurut
hukum. Kematian muwarrits menurut para ulama fiqh dibedakan
menjadi 3 macam:
a) Mati haqiqy (sejati) adalah kematian yang dapat disaksikan
oleh pancaindra.
16
Muhammad Muhibbin dan Abdul Wahid, Hukum Kewarisan Islam Sebagai Pembaharuan
Hukum Positif di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, Juni 2011), cet. 2, h. 20 17 Aulia Muthiah dan Novy Sri Pratiwi Hardani, Hukum Waris Islam, cet. 1, (Yogyakarta:
Medpress Digital, 2015), h. 38
20
b) Mati hukumy adalah kematian disebabkan oleh adanya vonis
hakim, baik pada hakikatnnya seseorang masih hidup atau
dalam dua kemungkinan antara hidup dan mati.
c) Mati taqdiry adalah kematian yang berdasarkan dugaan.18
b. Syarat Pembagian Waris
Syarat pembagian waris ada tiga:
1) Orang yang mewariskan hartanya telah meninggal dunia baik
secara hakiki maupun secara hukum.
2) Ahli waris masih hidup ketika orang yang mewariskan hartanya
meninggal dunia baik secara hakiki dengan menyaksikan
langsung atau dengan berita yang sudah mahsyur atau dengan
persaksian -dua orang yang dapat dipercaya. Ataupun secara
hukum, contohnya janin didalam kandungan walaupun janin
tersebut belum bernyawa tetapi secara hukum dianggap hidup.19
3) Tidak adanya penghalang yang menghalangi untuk mendapatkan
warisan, seperti membunuh, murtad atau terhalang oleh ahli waris
lain.
4. Sebab-sebab dan Penghalang Waris
a. Sebab-sebab Mendapatkan Waris
Sebab menerima warisan ada tiga: pernikahan, nasab (keturunan),
dan wala’ (memerdekakan budak).
1) Pernikahan
Berlakunya hubungan kewarisan antara suami dengan istri
antara keduanya telah berlangsung akad nikah yang sah.
Pengertian sah menurut islam adalah sesuatu yang dilakukan
sesuai dengan rukun dan syarat baik secara agama maupun
administrasi.20
18 Muhammad Muhibbin dan Abdul Wahid, Hukum Kewarisan Islam Sebagai Pembaharuan
Hukum Positif di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, Juni 2011), cet. 2, h. 60-61 19 Abu Ihsan al Atsari, Panduan Praktis Hukum Waris Menurut al Qur’an dan as Sunah yang
Shahih, Terjemah Tas hiilul Faraidh, (Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, April 2015), cet. 7 h. 28 20 Ahmad Rafiq, Fiqh Mawaris, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Mei 1993), cet. 1 h.35
21
2) Nasab (keturunan)
Salah satu sebab beralihnya harta seseorang yang telah
meningeal dunia kepada yang masih hidup adalah hubungan
kekerabatan antara keduanya, yaitu hubungan nasab yang
disebabkan oleh hubungan darah.
Ditinjau dari garis yang menghubungkan nasab antara yang
mewariskan dengan yang mewarisi, dapat digolongkan dalam tiga
golongan yaitu:
a) Furu’ yaitu anak keturuan dari si pewaris, seperti anak, cucu
dan terus sampai kebawah
b) Ushul yaitu leluhur, yang menyebabkan adanya si pewaris atau
orang tua dari si pewaris, seperti bapak, ibu, kakek, nenek dan
terus sampai keatas
c) Hawasyi yaitu keluarga yang dihubungkan dengan yang
meninggal dunia melalui garis menyimpang, seperti saudara,
paman, bibi dan lain sebagainya dengan tidak membedakan
laki-laki dan perempuan.21
3) wala’
Hubungan sebab wala’ adalah hubungan waris mewarisi yang
timbul karena membebaskan budak, sekalipun diantara mereka
tidak ada hubungan darah. Pemilik budak tersebut mengubah
status orang yang semula tidak cakap bertindak, menjadi cakap
bertindak untuk mengurusi, memiliki dan mengadakan transaksi
terhadap harta bendanya sendiri. Rasulullah memberikan hak
wala’ kepada yang memerdekakan itu sesuai hadits beliau yang
berbunyi:
هما -وعن عبد الل بن عمر عن قال : قال النب صلى هللا -رضي الل عليه وسلم ) الوالء حلمة كلحمة النسب , ال ي باع , وال يوهب ( رواه
21
Fatur Rahman, Ilmu waris, (Bandung: Al-Ma’arif, 1975), h. 116
22
احلاكم : من طريق الشافعي , عن ممد بن احلسن , عن أب يوسف ، هقي وصححه ابن حبان , وأعله الب ي
Artinya: "Dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah SAW bersabda: "Wala itu satu pertalian daging seperti
pertalian daging keturunan, ia tidak boleh dijual dan diberikan."
Riwayat Hakim dari jalan Syafi'i dari Muhammad Ibnu al-Hasan,
dari Abu Yusuf. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan ma'lul
menurut Baihaqi".22
Dengan demikian, orang yang mepunyai hak wala’
mempunyai hak mewarisi harta peninggalan budaknya apabila
budak tersebut meninggal dunia.23
b. Penghalang Mewarisi
Halangan mewarisi adalah tindakan atau hal-hal yang dapat
menggugurkan hak seseorang untuk mewarisi.24
Adapun penghalang
atau sebab-sebab yang mengakibatkan seseorang tidak mendapatkan
warisan adalah sebagai berikut:
1) Pembunuhan
Perbuatan membunuh yang dilakukan oleh seseorang ahli
waris terhadap si pewaris menjadi penghalang baginya untuk
mendapatkan warisan dari pewaris.25
Ketentuan ini berdasarkan
kepada sebuah hadis Nabi Muhammad saw:
ه قال : قال رسول الل وعن عمرو بن شعيب , عن أبيه , عن جد سائي رواه الن لمياث شيء (هللا عليه وسلم ) ليس للقاتل من اصلى
ارقطن , وأعله النسائي والصواب: وق فه على عمر اه ابن عبد الب وق و ,والد
22
Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram. Penerjemah M. Ali. (Surabaya: Mutiara Ilmu,
Oktober 2012), cet. 2, h. 436 23 Muhammad Muhibbin dan Abdul Wahid, Hukum Kewarisan Islam Sebagai Pembaharuan
Hukum Positif di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, Juni 2011), cet. 2, h. 72-75 24
Fatur Rahman, Ilmu waris, (Bandung: Al-Ma’arif, 1975), h. 83 25 Suhardi K. Lubis dan Komis Simanjutak, Hukum Waris Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,
September 1995), cet. 1, h. 54
23
Artinya: "Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Pembunuh tidak mendapat warisan apapun (dari yang
dibunuh)." Riwayat Nasa'i dan Daruquthni, dan dikuatkan oleh
Abdul Bar. Hadits ma'lul menurut Nasa'i dan sebenarnya hadits
ini mauquf pada Amar”.26
2) Perbudakan
Para ulama telah sepakat dalam pendapatnya untuk
menetapkan perbudakan itu adalah suatu hal yang menjadi
penghalang waris mewarisi. Berdasarkan dari suatu nash al
Qur’an yang mengatakan bahwa hamba sahaya tidak dapat
bertindak sesuatupun. Yakni dalam surah an Nahl ayat 75 yang
berbunyi:
ه منا رزقا مثل عبدا ملوكا ال ي قدر على شىء ومن رزق ن ضرب ٱلل
يست وۥن ٱحلمد لل بل أكث رهم ف هو ينفق منه سرا وجهرا هل حسنا
ال ي علمون
Artinya : “Allah membuat perumpamaan dengan seorang
hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak
terhadap sesuatupun ...” (QS. Al Nahl: 75)
3) Perbedaan Agama
Perbedaan agama antara pewaris dan ahli waris adalah sebab
penghalang waris mewarisi sebagaimana kesepakatan ulama
empat madzhab. Seorang muslim tidaklah mewarisi dari selain
muslim, begitu juga sebaliknya seoserang yang bukan muslim
tidaklah mewarisi dari seseorang muslim.27
Sebagaimana sabda
Nabi Muhammad SAW:
26
Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram. Penerjemah M. Ali. (Surabaya: Mutiara Ilmu,
Oktober 2012), cet. 2, h. 435-436 27
Tim El Madani, Tata Cara Pembagian Waris dan Pengaturan Wakaf, (Yogyakarta:
Medpres Digital, 2014), cet. 1, h. 19
24
هما -وعن أسامة بن زيد عن ه وسلم أن النب صلى هللا علي -رضي الل) ال يرث المسلم الكافر, وال يرث الكافر المسلم ( مت فق عليه قال
Artinya: “Dari Usamah bin Zaid, dari Nabi SAW, bersabda:
tidaklah menerima warisan seorang muslim dari orang kafir
dan orang kafir dari orang muslim”. Muttafaqun’alaih.28
Apabila seorang ahli waris yang berbeda Agama beberapa saat
sesudah meninggalnya pewaris lalu masuk Islam, sedangkan harta
warisannya belum dibagikan maka seorang ahli waris yang baru masuk
Islam itu tetap terhalang untuk mewarisi, sebab timbulnya hak mewarisi
adalah sejak adanya kematian orang yang mewariskan, bukan saat kapan
dimulainya pembagian harta peninggalan.29
5. Macam-macam Ahli Waris dan Bagian-bagiannya
Ada dua macam ahli waris, yaitu:
a. Ahli waris Nasabiyah (karena hubungan darah)
Ahli waris Nasabiyah adalah ahli waris yang pertalian
kekerabatannya kepada pewaris berdasarkan hubungan darah. Ahli
waris nasabiyah dalam kitab-kitab fikih terdahulu ini seluruhnya
berjumlah 21 orang, terdiri dari 13 orang laki-laki dan 8 orang
perempuan.
Ahli waris laki-laki nasabiyah, sebagai berikut:
Anak laki-laki Cucu laki-laki dari garis
laki-laki
Bapak
Kakek dari bapak Saudara laki-laki
sekandung
Saudara laki-
laki seayah
Saudara laki-laki seibu Anak laki-laki dari saudara
laki-laki sekandung
Anak laki-laki
dari saudara
laki-laki
seayah
Paman, saudara laki-
laki ayah sekandung
Paman, saudara laki-laki
ayah seayah
Anak laki-laki
paman
28
Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram. Penerjemah M. Ali. (Surabaya: Mutiara Ilmu,
Oktober 2012), cet. 2, h. 432 29
Fatur Rahman, Ilmu waris, (Bandung: Al-Ma’arif, 1975), h. 98
25
sekandung
Anak laki-laki paman
seayah
Adapun untuk ahli waris nasabiyah perempuan, sebagai berikut:
Ibu Anak perempuan Cucu perempuan
dari garis laki-laki
Nenek dari garis ayah Nenek dari garis ibu Saudara perempuan
sekandung
Saudara perempuan
seayah
Saudara perempuan
seibu
Dari ahli waris nasabiyah tersebut diatas30
, apabila
dikelompokkan menurut tingkatan kekerabatannya adalah sebagai
berikut:
1) Furu’al-waris yaitu ahli waris anak keturunan dari pewaris
kebawah, ahli waris ini adalah:
a) Anak perempuan
b) Cucu perempuan garis laki-laki
c) Anak laki-laki
d) Cucu laki-laki garis laki-laki
2) Usulal-waris, yaitu ahli waris leluhur dari pewaris keatas, ahli
waris ini adalah:
a) Bapak
b) Ibu
c) Kakek dari bapak
d) Nenek dari ibu
e) Nenek dari bapak
3) Hawasyi, yaitu ahli waris dari garis menyimpang, ahli waris ini
adalah:
a) Saudara perempuan sekandung, sebapak, seibu
b) Saudara laki-laki sekandung, sebapak, seibu
30
Muhammad Muhibbin dan Abdul Wahid, Hukum Kewarisan Islam Sebagai Pembaharuan
Hukum Positif di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, Juni 2011), cet. 2, h. 53-54
26
c) Anak saudara laki-laki sekandung, sebapak
d) Paman sekandung, sebapak
e) Anak laki-laki paman sekandung, sebapak
b. Ahli waris Sababiyah
Ahli waris sababiyah adalah ahli waris yang hubungan
pewarisannya timbul karena sebab-sebab tertentu, yaitu:
1) Perkawinan yang sah, yaitu suami atau istri
2) Memerdekakan hamba sahaya31
Apabila dilihat dari segi bagian-bagian yang diterima, dapat
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Ahli waris ashab al furud, yaitu ahli waris yang menerima bagian
yang telah ditentukan besar kecilnya, seperti: 1/2, 1/3, 1/6, 1/4, 1/8
dan 2/3.
Ahli waris ashab al furud semuanya berjumlah 25 orang, terdiri
dari 15 orang laki-laki yaitu:
Anak laki-laki Cucu laki-laki dari
garis laki-laki
Bapak
Kakek dari
bapak
Saudara laki-laki
sekandung
Saudara laki-laki seayah
Saudara laki-
laki seibu
Anak laki-laki dari
saudara laki-laki
sekandung
Anak laki-laki dari
saudara laki-laki seibu
Saudara laki-
laki ayah
sekandung
Saudara laki-laki
bapak seayah
Anak laki-laki dari
saudara kandung ayah
Anak laki-laki
paman seayah
Suami Laki-laki yang
memerdekakan budak
Sedangkan ahli waris perempuan terdiri dari 10 orang yaitu:
Ibu Anak perempuan Cucu perempuan dari
garis laki-laki
Nenek dari garis
ayah
Nenek dari garis ibu Saudara perempuan
sekandung
Saudara
perempuan seayah
Saudara perempuan
seibu
Istri
31 Ahmad Rafiq, Fiqh Mawaris, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Mei 1993), cet. 1 h. 52-54
27
Perempuan yang
memerdekakan
budak
Jika seluruh ahli waris yang jumlahnya 25 orang itu ada semua
maka yang berhak mendapatkan harta warisan hanya ayah, ibu, anak
laki-laki, anak perempuan suami/istri. Adapun ashab al furud yang
ditetapkan hukum islam akan di uraikan sebagai berikut:32
1) Furudh 1/2, ahli waris yang memperoleh furudh ini adalah:
a) Anak perempuan bila ia hanya seorang dan tidak ada anak
laki-laki
b) Saudara perempuan kandung dan seayah dengan syarat tidak
ada anak laki-laki, cucu laki-laki, anak dan cucu perempuan
lebih dari seorang, saudara laki-laki sekandung dan sebapak,
kakek.
c) Suami bila tidak ada anak
2) Furud 1/4, ahli waris yang memperoleh furud ini adalah:
a) Suami, bila pewaris meninggalkan anak
b) Istri bila pewaris tidak meninggalkan anak
3) Furud 1/8, ahli waris yang memperoleh furud ini adalah:
a) Istri, bila pewaris meningalkan anak
4) Furudh 1/6, ahli waris yang memperoleh furud ini adalah:
a) Ayah, apabila pewaris meninggalkan anak
b) Kakek, apabila pewaris tidak meninggalkan ayah
c) Ibu, apabila pewaris meninggalkan anak
d) Ibu, apabila pewaris meninggalkan beberapa orang saudara
e) Nenek, apabila pewaris tidak meninggalkan ibu
f) Seorang saudara seibu laki-laki atau perempuan
5) Furudh 1/3, ahli waris yang memperoleh furudh ini adalah:
32 Aulia Muthiah dan Novy Sri Pratiwi Hardani, Hukum Waris Islam, cet. 1, (Yogyakarta:
Medpress Digital, 2015), h. 4
28
a) Ibu, apabila pewaris tidak meninggalkan anak atau saudara
saudari
b) Saudara seibu laki-laki atau perempuan bila lebih dari
seorang.
6) Furudh 2/3, ahli waris yang memperoleh furudh ini adalah:
a) Anak perempuan apabila 2 orang atau lebih
b) Saudara perempuan kandung atau seayah, bila ia dua orang
atau lebih
c) Dua saudara perempuan sebapak atau lebih
d) Dua cucu perempuan dari anak laki-laki atau lebih33
b. Ahli waris ‘asabah, yaitu ahli waris yang bagiannya tidak ditetapkan,
tetapi bisa mendapatkan semua harta atau sisa harta setelah dibagi
kepada ahli waris.
Ahli waris ashabahdibedakan menjadi tiga golongan sebagai
berikut:
1) Ashabah Binafsihi adalah ahli waris yang langsung menjadi
ashabahdengan sendirinya tanpa disebabkan oleh orang lain.
Misalnya, anak laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-laki, ayah,
saudara laki-laki sekandung.
2) Ashab bil ghairi adalah ahli waris perempuan yang menjadi
ashabah beserta ahli waris laki-laki yang sederajat dengannya.
Kalau ahli waris laki-laki itu tidak ada, ia tidak menjadi ashabah,
melainkan menjadi ashabul furudh biasa. Seperti:
a) Anak perempuan beserta anak laki-laki
b) Cucu perempuan beserta cucu laki-laki
c) Saudara perempuan sekandung beserta saudara laki-laki
sekandung
3) Ashabah ma’al ghoiriadalah orang yang menjadi
ashabahdisebabkan ada orang lain yang bukan ashabah. (setiap
33 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, (Jakarta: Prenadamedia, Maret 2015), cet. 2,
h. 48-49
29
perempuan yang memerlukan orang lain menjadi ashabah, tetapi
orang lain tersebut tidak berserikat menerima ashabah). Seperti,
saudara perempuan sekandung (seorang atau lebih) bersamaan
dengan anak atau cucu perempuan (seorang atau lebih).34
c. Ahli waris zawi al arham yaitu semua ahli waris yang memiliki
kekerabatan dengan pewaris selain ashabul furudh dan ashabah, baik
laki-laki maupun perempuan. Sebagai contoh adalah cucu laki-laki
dan perempuan keturunan anak perempuan, bibi (dari pihak bapak
maupuh ibu) dan lain-lain.
Berkaitan dengan dzawil arham, ada dua pendapat yang
memperselisihkan kewarisan mereka.
Pendapat pertama, dzawil arham tidak dapat menerima warisan
sama sekali. Jika pewaris tidak meninggalkan ahli waris ashabul
furudh dan ashabah, maka Harta peninggalan si pewaris diberikan ke
baitul mal. Ini menurut pendapat Zaid bin Tsabit, Ibnu Abbas, Sa’ad
bin Jubair, Imam Malik, Imam syafi’i dan Ibnu Hazm.
Pendapat kedua, dzawil arham dapat menerima warisan bila
pewaris tidak meninggalkan ahli waris ashabul furudh dan ashabah.
Ini pendapat dari Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib,
Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud dan Mu’adz bin Jabal.35
Apabila dilihat dari hubungan kekerabatan (jauh dekatnya)
sehingga yang dekat lebih berhak menerima warisan dari pada yang
jauh (hijab). Dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Hijab Nuqshan adalah berkurangnya bagian tetap ahli waris dari
saham yang lebih tinggi ke yang lebih rendah lantaran keberadaan
orang lain, seperti suami beralih dari bagian seperdua menjadi
seperempat lantaran keberadaan anak.
b. Hijab hirmanadalah terhalangnya ahli waris dari warisan sama
sekali. Seperti kakek terhalang oleh adanya bapak, cucu terhalang
34
Muhammad Muhibbin dan Abdul Wahid, Hukum Kewarisan Islam Sebagai Pembaharuan
Hukum Positif di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, Juni 2011), cet. 2, h. 66 35
Achmad Yani, Faraidh dan Mawaris, (Jakarta: Kencana, Agustus 2016), h. 65
30
oleh adanya anak. Semua ahli waris dapat terkena hijab hirman,
kecuali enam orang, yaitu:
1) Anak laki-laki
2) Bapak
3) Ibu
4) Anak perempuan
5) Suami
6) Istri36
B. Ahli Waris Pengganti
1. Ahli Waris Pengganti Dalam Hukum Kewarisan Islam
Ahli waris pengganti pada dasarnya adalah ahli waris karena
penggantian yaitu orang-orang yang menjadi ahli waris karena orang
tuanya yang berhak mendapat warisan meninggal lebih dahulu daripada
pewaris sehingga kedudukan orang tuanya digantikan oleh anaknya.37
Hukum waris Islam tidak mengenal adanya konsep penggantian
kedudukan di dalam mawaris. Seperti diketahui bahwa salah satu syarat
menjadi ahli waris menurut hukum waris Islam adalah hidupnya ahli waris
pada saat pewaris meninggal dunia. Dan jika ada ada ahli waris yang
meninggal dunia terlebih dahulu daripada pewaris, maka ia tidak berhak
mendapatkan bagian. Demikian juga halnya apabila ahli waris yang
meninggal dunia tersebut mempunyai keturunan,38
Tidak semua cucu dari
pewaris bisa menggantikan kedudukan orang yang sudah meninggal dunia
untuk menerima harta warisan.
Menurut hukum Islam, hanya cucu laki-laki dari anak laki-laki saja
yang dapat menggantikan ayahnya, sedangkan cucu dari anak perempuan
baik laki-laki maupun perempuan tidak bisa menggantikan kedudukan
36
Tim El Madani, Tata Cara Pembagian Waris dan Pengaturan Wakaf, (Yogyakarta:
Medpres Digital, 2014), cet. 1, h. 59-60 37
Muhammad Mustofa, Ahli Waris Pengganti Dalam Kompilasi Hukum Islam, Inklusif vol.
2, No. 2 Desember 20017, h. 45 38
Muhammad Zein, Kewarisan Ahli waris Pengganti dan Zawi Al-Arham (Kajian Menurut
KHI dan Hukum Islam), Tesis S2 Program Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau, 2011, h. 123
31
ibunya untuk menerima warisan. Dan cucu laki-laki dari anak laki-laki pun
mendapatkan warisan dengan syarat tidak ada paman atau anak laki-laki
dari si pewaris yang masih hidup. Selama masih ada anak laki-laki, maka
cucu laki-laki dari anak laki-laki yang sudah meninggal dunia tidak bisa
mewarisi harta kakek atau neneknya.39
hal ini menurut Ali bin Abu Thalib,
Ibnu Abbas, Abu Bakar, Umar dan Utsman serta beberapa tabi’in.40
Untuk lebih jelasnya lagi penulis akan mengilustrasikannya sebagai
berikut:
Keterangan: P = Pewaris
P1 = istri pewaris
A = anak laki-laki pewaris
B = anak perempuan pewaris
C = anak laki-laki pewaris
D = cucu perempuan dari anak laki-laki
39
Muhammad Mustofa, Ahli Waris Pengganti Dalam Kompilasi Hukum Islam, Inklusif vol.
2, No. 2 Desember 20017, h. 45-46 40
M. Idris Ramulyo, Perbandingan Hukum Kewarisan Islam Di Pengadilan dan Kewarisan
Menurut Undang-undang Hukum Perdata, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992), Cet. 1, h. 129
P P11
111
C
A
B
D
A11
1
32
A1 = istri dari A
Ada sepasang suami istri bernama P dan P1 mempunyai 3 orang anak,
dua anak laki-laki (A dan C) dan satu anak perempuan (B). Pada tahun
2005 anak laki-laki (A) meninggal dunia dengan meninggalkan satu orang
istri (A1) dan satu anak perempuan (D), kemudian pada tahun 2010 P dan
P1 meninggal dunia dengan meninggalkan harta peninggalan sebesar Rp
90.000.000. Pembagiannya adalah:
B = 1/3 X Rp 90.000.000 = Rp 30.000.000
C = 2/3 X Rp 90.000.000 = Rp 60.000.000
A tidak menjadi ahli waris dan tidak mendapatkan harta warisan
karena meninggal dunia lebih dahulu dari pewaris, kemudian (D) cucu dari
pewaris terhalang oleh C dan tidak mendapatkan harta warisan.
2. Ahli Waris Pengganti Menurut Hazairin
a. Biografi Hazairin
Hazairin lahir di Bukit Tinggi pada tanggal 28 November 1906 dan
wafat di Jakarta pada tanggal 12 Desember 1975. Nama lengkapnya
adalah Hazairin Gelar Pangeran Alamsyah Harahab. Di Indonesia,
Hazairin bukanlah tokoh yang asing. Beliau adalah seorang tokoh
pembangunan semangat baru pembaharuan hukum di Indonesia
khususnya dalam hukum islam. Pada diri beliau melekat dua keahlian,
yaitu pakar hukum adat dan sekaligus pakar hukum Islam.41
Hazairin menjalani pendidikan formal pertama di HIS (Hollands
Inlandsche School) di Bengkulu dan tamat pada tahun 1920, lalu
melanjutkan di MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Padang
dan tamat pada tahun 1924, kemudian melanjutkan lagi ke AMS
(Algemene Middlebare School) di Bandung dan tamat tahun 1927.
Kemudian Ia melanjutkan pendidikannya di Rechtskundige Hodeschool
(Sekolah Tinggi Hukum) di Batavia dan lulus serta meraih gelar doktor
41 Iwannudin, Ahli Waris Pengganti Menurut Hazairin, Mahkamah, Vol. 1, No. 2, Desember
2016, h. 305
33
di bidang hukum adat pada tanggal 29 Mei 1936 dengan disertasinya
dengan judul De Redjang.42
Hazairin adalah seorang pakar hukum yang tergolong produktif.
Dalam khazanah keIslaman, selama masa hidupnya, ia telah banyak
menyumbangkan beberapa karya ilmiah di berbagai bidang ilmu
pengetahuan. Diantara karya-karya ilmiah yang pernah ditulis Hazairin
yaitu: “Hukum Keluarga Nasional”, Jakarta, Tintamas 1982, “Hukum
Kewarisan Bilateral menurut Qur’an dan Hadis”, Jakarta, Tintamas
1982.43
b. Pemikiran Hazairin Tentang Ahli Waris Pengganti.
Hazairin merupakan seorang pakar hukum waris di Indonesia, dan
satu-satunya orang yang dapat menunjukan bahwa di dalam Al Qur’an
terdapat dalil yang dapat dijadikan dasar adanya ahli waris pengganti.
Menurut Hazairin, cucu yang orang tuanya terlebih dahulu meninggal
dunia dari kakek dan neneknya, secara umum tanpa membedakan jenis
kelamin, dapat menggantikan kedudukan orang tuanya dalam
memperoleh warisan dari nenek atau kakeknya.44
Dalam ide pembaharuan dalam ilmu waris yang dicetuskan
Hazairin pada intinya: pertama, ahli waris perempuan sama dengan
laki-laki dapat menutup ahli waris kelompok keutamaan yang lebih
rendah. Jadi, selama masih ada anak, baik laki-laki maupun perempuan,
maka datuk ataupun saudara baik laki-laki maupun perempuan sama-
sama terhijab. Kedua, hubungan kewarisan melalui garis laki-laki sama
kuatnya dengan garis perempuan. Karenanya penggolongan ahli waris
menjadi ashabah dan zawu al-arham tidak diakui dalam teori ini.
Ketiga, ahli waris pengganti selalu mewarisi, tidak pernah tertutup oleh
ahli waris lain (utama). Jadi, cucu dapat mewarisi bersama dengan anak
42 Wahidah, Pemikiran Hukum Hazairin, Syariah Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 15, No. 1, Juni
2015, h. 38 43 Muchammad Hammad, Waris dan Wasiat Dalam Hukum Islam: Studi Atas Pemikiran
Hazairin dan Munawir Sjadzali, Jurnal at- Tahdjib 2014, h. 48 44
Muchammad Hammad, Waris dan Wasiat Dalam Hukum Islam: Studi Atas Pemikiran
Hazairin dan Munawir Sjadzali, Jurnal at- Tahdjib 2014, h. 48
34
manakala orang tuanya meninggal lebih dahulu daripada kakeknya dan
bagian yang diterimanya sama besarnya dengan yang diterima oleh
orang tuanya (seandainya orang tua masih hidup).
Berdasarkan teori ini, Hazairin membagi ahli waris menjadi tiga
kelompok, yakni: zawu al-faraid, zawu al-qarabat dan mawali.45
Zawu
al-faraidh adalah ahli waris yang telah ditetapkan bagiannya dalam Al
Qur’an. Dalam hal ini, seluruh madzhab fikih menyepakati, baik sunni
maupun syiah. Adapun zawu al-qarabat adalah ahli waris yang tidak
termasuk zawu al-faraidh. Adapun mawali adalah ahli waris pengganti,
adanya mawali (ahli waris pengganti) ini merupakan konsep yang baru
dalam dalam ilmu faraidh (waris).46
Hazairin mengambil ahli waris pengganti yang terdapat pada
hukum adat di Indonesia dan KUH Perdata sebagai ijtihadnya, beliau
mengistilahkannya dengan mawali yang terdapat dalam surat An Nisa
ayat ke 33 yang berbunyi:
دت أيانكم فآتوهم ولكل جعلنا موايل ما ت رك الوالدان والق ربون والذين عق
كان على كل شيء شهيدا نصيب هم إن اللArtinya: “Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang
ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, kami jadikan pewaris-
pewarisnya. Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah
setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bagiannya.
Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu”. (QS. An Nisa:
33).47
Dalam menerjemahkan ayat diatas Hazairin menerjemahkan
nashibahum sebagai bagian kewarisan, yaitu suatu bagian dari harta
45
Abu Bakar, Prof. Dr. Hazairin, SH dan Pemikiran Hukum Kewarisan Bilateral, Al-Banjari
Vol. 5, No. 9, Januari – Juni 2007, h. 13 46
Syamsulbahri Salihima, Perkembangan Pemikiran Pembagian Warisan Dalam Hukum
Islam dan Implementasinya Pada Pengadilan Agama, (Jakarta: Kencana, April 2015), cet. 1, h.
136 47
Iwannudin, Ahli Waris Pengganti Menurut Hazairin, Mahkamah, Vol. 1, No. 2, Desember
2016, h. 310
35
peninggalan, beralasan pemakaian kata nashib itu dalam ayat kewarisan
lainnya, yaitu dalam Qur’an surat An Nisa ayat 7. Di dalam ayat 33 itu
juga, jelas bahwa nashib itu disuruh berikan kepada mawali itu dan
bukan kepada orang yang tersimpul dalam likullin, sehingga mawali itu
adalah ahli waris. Untuk menangkap maksud ayat 33 itu, kata likullin
dirubah dengan li fulanin, dan ja’alna diganti dengan ja’alallahu,
sedangkan urusan perjanjian ditinggalkan saja, maka bunyi ayat itu
menjadi “wa li fulanin ja’alallahu mawaliya mimma taraka ‘l walidani
wa ‘l aqrobuna, fa atuhum nasibahum. Sehingga terjemahannya adalah
“ dan untuk setiap orang itu, Allah telah mengadakan mawalinya bagi
harta penginggalan ibu dan bapak dan karena itu berikanlah bagian-
bagian kewarisannya”.48
Untuk memperjelas konsep ahli waris pengganti menurut Hazairin
penulis akan mengilustrasikannya sebagai berikut:
Keterangan: P = Pewaris
P1 = istri pewaris
A = anak laki-laki pewaris
B = anak perempuan pewaris
48
Al Yasa Abu Bakar, Ahli Waris Sepertalian Darah: Kajian Perbandingan Terhadap
Penalaran Hazairin Dan Penalaran Fikih Madzhab, (Jakarta: INIS, 1998), h. 54
P
C A B
D
A11
1
P11
111
36
C = anak laki-laki pewaris
D = cucu perempuan dari anak laki-laki
A1 = istri dari A
Ada sepasang suami istri bernama P dan P1 mempunyai 3 orang
anak, dua anak laki-laki (A dan C) dan satu anak perempuan (B). Pada
tahun 2005 anak laki-laki (A) meninggal dunia dengan meninggalkan
satu orang istri (A1) dan satu anak perempuan (D), kemudian pada
tahun 2010 P dan P1 meninggal dunia dengan meninggalkan harta
peninggalan sebesar Rp 90.000.000. Pembagiannya adalah:
B = 1/5 X Rp 90.000.000 = Rp 18.000.000
C = 2/5 X Rp 90.000.000 = Rp 36.000.000
D = 2/5 X Rp 90.000.000 = Rp 36.000.000
D tidak terhijab oleh C dan mendapatkan harta warisan karena
menggantikan kedudukan orang tuanya yang telah meninggal dunia.
3. Ahli Waris Pengganti Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI)
Hukum kewarisan sebagaimana diatur dalam KHI, pada dasarnya
merupakan hukum kewarisan yang diangkat dari pendapat jumhur fuqaha.
Namun dalam beberapa hal terdapat pengecualian. Beberapa ketentuan
hukum kewarisan yang merupakan pengecualian tersebut antara lain
adalah ketentuan mengenai ahli waris pengganti.49
Yang diatur dalam
dalam Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi:
Pasal 185:
1. Ahli waris yang meninggal dunia lebih dahulu daripada pewaris maka
kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang
tersebut dalam Pasal 173.
49
Yusuf Somawinata, Hukum Kewarisan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) di Indonesia,
Al-Qalam Vol. 26, No. 1 Januari-April 2009, h. 142
37
2. Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli
waris yang sederajat dengan yang diganti.
Sebenarnya lebih jauh dipahami bahwa ketentuan Pasal 185 KHI
merupakan suatu terobosan terhadap pelembagaan hak cucu atas harta
warisan bapaknya apabila bapaknya lebih dahulu meninggal dari
kakeknya.50
Sebab menurut fiqih madzhab Sunni, cucu dalam posisi
demikian, terhijab hirman (tertutup total) oleh anak laki-laki.
Terobosan tersebut sejalan dengan keadaan yang berkembang di
negara-negara Islam lain seperti Mesir dan Pakistan, bahkan bergulirnya
masalah tersebut jauh lebih dahulu daripada apa yang dilakukan oleh
ulama di Indonesia. Dalam perundang-undangan di Mesir diatur tentang
pemberian hak untuk cucu-cucu yang terhalang mendapatkan hak ayahnya
dengan jalan wasiat wajibah.51
Redaksi Pasal 185 KHI ayat 1 apabila dipahami secara tekstual, ada
beberapa makna yang terkandung di dalamnya. Penggantian dalam pasal
185 itu mencakup penggantian tempat, hak-hak, dan tanpa diskriminasi
antara ahli waris laki-laki dan ahli waris perempuan. Penggantian tempat
artinya, cucu menggantikan orang tuanya dan menempati tempat orang
tuanya itu selaku anak pewaris,dan seterusnya. Penggantian hak, artinya
jika orang yang digantikan oleh ahli waris pengganti itu mendapat warisan,
maka ahli waris pengganti juga mendapat warisan dan jika orang yang
digantikannya itu meng hijab ahli waris yang lain, maka ahli waris
pengganti juga menghijab ahli waris tersebut. Penggantian tanpa
diskriminasi, artinya yang dapat menjadi ahli waris pengganti adalah
semua keturunan baik laki-laki maupun perempuan, baik keturunan di
garis laki-laki maupun keturunan di garis perempuan, kecuali yang tidak
disebut dalam pasal 174 ayat (1) huruf a. Pihak yang dapat menjadi ahli
waris pengganti, dengan demikian adalah cucu laki-laki dan cucu
50
Alhafiz Limbanadi, Kedudukan dan Bagian Ahli Waris Pengganti Dalam Hukum Islam,
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2004, h. 177 51
Adelina Nasution, Reinterpretasi Makna Walad Dalam Kewarisan Cucu Ditinjau Dari
Persfektif Ushul Fiqh, Jurnal Syariah, Vol. IX, No. 2, Tahun 2017, h. 15
38
perempuan dari anak laki-laki, cucu laki-laki dan cucu perempuan dari
anak perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan dari saudara laki-laki
dan anak laki-laki dan perempuan dari saudara perempuan.52
Tetapi jumlah harta waris yang diterima ahli waris pengganti tidak
boleh melebihi ahli waris yang sederajat. Mencermati kalimat, “tidak
boleh melebihi bagian ahli waris yang sederajat dengan yang diganti”
dalam pasal 185 ayat 2, ada ahli hukum yang berpendapat bahwa, bagian
ahli waris pengganti bisa lebih kecil dari bagian hali waris yang ia
gantikan.53
Untuk lebih jelasnya lagi penulis akan mengilustrasikannya sebagai
berikut:
Keterangan: P = Pewaris
P1 = istri pewaris
A = anak laki-laki pewaris
52
Ahmad Zahari, Telaah Terhadap Pembatasan Lingkup Ahli waris Pengganti Pasal 185
KHI Oleh RAKERNAS Mahkamah Agung RI di Balikpapan Oktober 2010, Jurnal Dinamika
Hukum, Vol. 14 No. 2 Mei 2014, h. 326 53
Ahmad Zahari, Telaah Terhadap Pembatasan Lingkup Ahli waris Pengganti Pasal 185
KHI Oleh RAKERNAS Mahkamah Agung RI di Balikpapan Oktober 2010, Jurnal Dinamika
Hukum, Vol. 14 No. 2 Mei 2014, h. 327
P P11
111
C A B
D
A11
1
39
B = anak perempuan pewaris
C = anak laki-laki pewaris
D = cucu perempuan dari anak laki-laki
A1 = istri dari A
Ada sepasang suami istri bernama P dan P1 mempunyai 3 orang anak,
dua anak laki-laki (A dan C) dan satu anak perempuan (B). Pada tahun
2005 anak laki-laki (A) meninggal dunia dengan meninggalkan satu orang
istri (A1) dan satu anak perempuan (D), kemudian pada tahun 2010 P dan
P1 meninggal dunia dengan meninggalkan harta peninggalan sebesar Rp
90.000.000. Pembagiannya adalah:
B = 1/4 X Rp 90.000.000 = Rp 22.500.000
C = 2/4 X Rp 90.000.000 = Rp 45.000.000
D = 1/4 X Rp 90.000.000 = Rp 22.500.000
D mendapatkan harta warisan menggantikan kedudukan orang tuanya
yang telah meninggal dunia lebih dahulu. Tetapi, tidak mendapatkan
sepenuhnya karena susuai pasal 185 KHI ayat 2 tidak boleh melebihi
bagian ahli waris yang sederajat dengan yang diganti.
C. Munasakhah
1. Pengertian Munasakhah
Menurut bahasa, munasakhatartinya an naql (memindahkan) dan al
izalah (menghilangkan). Seperti kalimat ”Nasakhatu al kitab”, maksudnya
“Naqaltuhu ila nuskhah ukhra” (Aku memindahkan atau menyalin
masalah naskah atau tulisan dari buku itu). Seperti kalimat, “Nasakhat asy
syamsu” (matahari itu menghilang dan menghapus bayangan).54
54
Komite Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar, Mesir, Ahkamul Mawaris fil-Fiqhil-Islami.
Penerjemah Addys Aldizar dan Fathurrahman. Hukum Waris, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing,
2004), Cet. 1, h. 420
40
Adapun pengertian munasakhat menurut istilah adalah wafatnya salah
seorang ahli waris sebelum harta waris dibagikan sehingga bagiannya
berpindah kepada ahli waris yang lain. Jika salah seorang ahli waris wafat
sebelum pembagian harta warisan, maka bagiannya beralih kepada ahli
warisnya.55
Sedangkan menurut ulama fiqih munasakhah adalah situasi atau
kondisi salah seorang dari ahli waris meninggal dunia sebelum pembagian
warisan, dan hak harta waris orang yang meninggal dunia tersebut
berpindah kepada ahli warisnya.56
2. Cara Melakukan Munasakhah
Ketika ingin melakukan munasakhah kita harus mengambil pedoman-
pedoman sebagai berikut:
a. Membuat bagan hitungan untuk mayit pertama, lalu hitung bagian ahli
warisnya.
b. Tashih untuk bagan hitungan mayit pertama.
c. Membuat bagan hitungan untuk mayit kedua, dan menghitung bagian
hali waris mayit kedua
d. Tashih untuk bagan hitungan mayit kedua.
e. Membandingkan antara keduanya dalam hal ketiga hubungan:
mumatsalah, muwafaqah dan mubayanah. Apabila antara bagian
mayit kedua dengan asal masalah atau dengan tashihnya mumatsalah,
maka pentashihan mayit kedua sama dengan pentashihan pada
masalah yang pertama.57
3. Keadaan-keadaan Dalam Kasus Munasakhah
Berikut ini ada tiga keadaan yang mungkin dihadapi dalam kasus
munasakhah
55
Muhammad Ali Al-Sabouni, Al-Mawaris fi Asy-Syari’ah Al-Islamiyah, (Jakarta: Dar Al-
Kutub Al-Islamiyah, 2005), h. 191 56
Komite Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar, Mesir, Ahkamul Mawaris fil-Fiqhil-Islami.
Penerjemah Addys Aldizar dan Fathurrahman. Hukum Waris, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing,
2004), Cet. 1, h. 420 57
Mustofa al-Bugha dkk, Al-Fiqh al-Manhaji’ala al-Madzhab al-Imam asy-Syafi’i,
Penerjemah Misran, Fikih Manhaji, Jilid 1 (Yogyakarta: Darul Uswah, 2012), h. 975
41
a. Ahli waris dari pewaris kedua adalah ahli waris yang mewarisi harta
peninggalan dari pewaris pertama juga. Misalnya, seorang wafat,
meninggalkan harta warisan Rp. 120.000.000 dan meninggalkan ahli
waris 3 orang anak: 2 anak laki-laki yaitu narsim, sandi dan 1 orang
anak perempuan yaitu siti, tidak berselang lama sebelum harta waris
dibagikan, narsim meninggal dunia dengan tidak meninggalkan ahli
waris selain sandi dan siti. Dalam kasus seperti ini maka
pembagiannya yaitu :
Pembagian pertama:
a.m : 5
Sandi : 2/5 x Rp. 120.000.000 = Rp. 48.000.000
Narsim : 2/5 x Rp. 120.000.000 = Rp. 48.000.000
Siti : 1/3 x Rp. 120.000.000 = Rp. 24.000.000
Pembagian kedua:
a.m : 3
Sandi : 2/3 x Rp. 48.000.000 = Rp. 32.000.000
Siti : 1/3 x Rp. 48.000.000 = Rp. 16.000.000
b. Ahli waris dari pewaris kedua bukan ahli waris dari pewaris pertama,
atau sebagian ahli waris pewaris kedua adalah ahli waris dari pewaris
pertama.58
Contohnya: seorang pria meninggal dunia meninggalkan 2 anak
laki-laki dan 3 anak perempuan. Harta waris yang ditinggalkan
sebesar Rp. 70.000.000. Setelah beberapa minggu kemudian, seorang
anak laki-lakinya meninggal sebelum pembagian waris dilakukan.
Dan meninggalkan ahli waris istri dan 1 anak laki-laki.
Pertama, ahli waris dan pembagian warisan sebelum anak laki-
lakinya meninggal.
a.m : 8
2 anak laki-laki: A: 4/7 x Rp. 70.000.000 = Rp. 40.000.000
58
Komite Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar, Mesir, Ahkamul Mawaris fil-Fiqhil-Islami.
Penerjemah Addys Aldizar, Fathurrahman. Hukum Waris, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing,
2004), Cet. 1, h. 423
42
3 anak perempuan : A: 3/7 x Rp. 70.000.000 = Rp. 30.000.000
Kedua, ahli waris dan pembagian warisan harta peninggalan
anak laki-laki.
a.m : 8
Istri : 1/8 : 1/8 x Rp. 20.000.000 = Rp. 2.500.000
1 anak laki-laki: A : 7/8 x Rp. 20.000.000 = Rp. 17.500.000
4. Rukun-rukun munasakhah
a. Harta pusaka atau peninggalan belum dibagikan kepada ahli warisnya
b. Adanya kematian seseorang atau beberapa orang ahli waris
c. Pemindahan bagian harta peninggalan dari pewaris kepada ahli
warisnya yang lain atau kepada ahli warisnya yang semula tidak
menjadi ahli waris terhadap orang wafat terdahulu
d. Hak pemindahan itu harus dengan jalan pusaka mempusakai.59
59
Muhammad Ali Al-Sabouni, Al-Mawaris fi Asy-Syari’ah Al-Islamiyah, (Jakarta: Dar Al-
Kutub Al-Islamiyah, 2005), h. 191
43
BAB III
DESKRPISI PUTUSAN NOMOR 281/Pdt.G/PA.Tng TENTANG AHLI
WARIS PENGGANTI
Putusan No. 281/Pdt.G/2017/PA.Tng adalah putusan tentang kewarisan ahli
waris pengganti yang diputus oleh Pengadilan Agama Tangerang. Dari putusan
terebut, pihak ahli waris pengganti menggugat paman dan bibinya (ahli waris)
karena paman dan bibinya (ahli waris) menguasai harta peninggalan dari pewaris
secara sepihak. Berikut gambaran lengkap kasus tersebut.
A. Posisi Kasus
Kasus ini bermula ketika ada sepasang suami istri bernama SA dan SJ
yang mempunyai lima orang anak, terdiri dari tiga orang anak laki-laki dan
dua orang anak perempuan yang bernama, MK, SB, MR, RT dan ML. Pada
tanggal 1 Oktober 1979 ada salah satu anak laki-laki dari pasangan SA dan SJ
meninggal dunia yang bernama MK. MK meninggal dunia dalam usia 29
tahun, beragama Islam, karena sakit, sebagaimana Surat Keterangan
Kematian Nomor: 472.12/334-Tapem/2015. sebelum meninggal dunia MK
telah menikah dengan seorang perempuan yang bernama EN. Dari
pernikahannya dengan EN, MK dikarunia tiga orang anak yang bernama,
MH, MD dan DS.1
Kemudian, pada tanggal 22 Desember 1985 ada salah satu anak
perempuan dari pasangan SA dan SJ meninggal dunia yang bernama SB, SB
meninggal dunia dalam usia 37 tahun, karena sakit, sebagaimana Surat
Keterangan Kematian Nomor: 474/15/03/Ped/1985 beragama Islam. sebelum
meninggal dunia SB telah menikah dengan seorang laki-laki yang bernama
ED. Dari pernikahannya dengan ED, SB dikarunia oleh sembilan orang anak
yang bernama, ER, ES, SN, LI, EM, NB, NL, LN dan EL.
Pada tanggal 12 Januari 2004 si Pewaris yaitu SA meninggal dunia dalam
usia 80 Tahun, beragama Islam, karena sakit sebagaimana dalam Surat
Kematian dan istrinya SJ meninggal dunia pada tanggal 7 September 2004
1 Salinan Putusan PA Tangerang No. 281/Pdt.G/2017/PA.Tng, h. 3
44
dalam usia 75 Tahun, beragama Islam, sebagaimana Surat Keterangan
Kematian.2
Ketika SA meninggal dunia, SA meninggalkan harta warisan berupa 10
unit kontrakan dan tanah seluas 4378 M2 terdiri dari:
1. Nomor girik C 691 Nomor Persil 22 S II terletak dahulu beralamat di
Padurenan Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten
Tangerang, sekarang beralamat di Kp. Plered, Kelurahan Pondok
Pucung, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Provinsi Banten,
dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah barat berbatasan tanah Girik C 690
b. Sebelah utara berbatasan kolam ijan
c. Sebelah timur berbatasan tembok Graha Karang Tengah
d. Sebelum selatan berbatasan tanah Girik C 720
2. Nomor Girik C 720 No. Persil 25 D III dahulu beralamat di Padurenan
Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Tangerang,
sekarang beralamat di Kp. Plered, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan
Karang Tengah, Kota Tangerang, Provinsi Banten, dengan batas-batas
sebagai berikut:
a. Sebelah barat berbatasan saluran air
b. Sebelah utara berbatasan rumah Kudin, rumah Kusen
c. Sebelah timur berbatasan tanah Kusen, rumah Yanto
d. Sebelah selatan berbatasan rumah Muherdi
3. Nomor Girik C 711 Nomor Persil 23 D II dahulu beralamat di Padurenan
Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Tangerang,
sekarang beralamat di Kp. Plered, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan
Karang Tengah, Kota Tangerang, Provinsi Banten, dengan batas-batas
sebagai berikut:
a. Sebelah barat berbatasan saluran air
b. Sebelah utara berbatasan Tanah Girik C 690 dan Tanah Girik C 691
c. Sebelah timur berbatasan Graha Karang Tengah
2 Salinan Putusan PA Tangerang No. 281/Pdt.G/2017/PA.Tng, h. 4
45
d. Sebelah selatan berbatasan rumah Rustam, tanah kosong Sutet3
Selama SA meninggal dunia 10 unit kontrakan dan tanah seluas 4378
M2 tersebut belum dibagikan kepada para ahli warisnya dan juga belum ada
penetapan ahli waris dari Pengadilan Agama stempat. Tetapi, secara sepihak
anak dari Pewaris yang masih hidup yaitu MR, RT, dan ML menguasai harta
peniggalan dari pewaris yang berupa 10 unit kontrakan dan tanah seluas 4378
M2. Selama Pewaris meninggal dunia penerimaan uang sewa dari 10 unit
kontrakan diambil alih oleh MR, RT dan ML.4
Melihat harta peninggalan dari Pewaris dikuasai secara sepihak oleh
anak-anak dari Pewaris yang masih hidup dan merasa mempunyai hak atas
harta peninggalan dari pewaris, maka anak-anak dan suami dari almarhumah
SB menggugat MR, RT dan ML ke Pengadilan Agama Tangerang.
Dari uraian diatas maka dapat ditarik gambaran struktur nasabnya
adalah sebagai berikut:
P I
M S
lpp
Keterangan: P : Pewaris (SA) (W. 2004)
3 Salinan Putusan PA Tangerang No. 281/Pdt.G/2017/PA.Tng, h. 69 4 Salinan Putusan PA Tangerang No. 281/Pdt.G/2017/PA.Tng, h. 6
e
rr
p
p
p
p
p
p
a
s
p
p
s
p
ss
k
s
k
s
k
s
p
p
p
p
p
p
p
p
o
p
s
o
k
s
k
ii
M S
46
I : Istri Pewaris (SJ) (W. 2004)
M : MK (W. 1979)
S : SB (W. 1985)
B. Putusan Hakim dan Pertimbangan Hakim
Hakim Pengadilan Agama Tangerang memberikan Putusan Terhadap
kasus ahli waris pengganti antara ED, ER, ES, SN, LI, EM, NB, NL, LN dan
EL melawan MR, RT dan ML yang amar putusannya mengabulkan gugatan
yang disampaikan oleh ED, ER, ES, SN, LI, EM, NB, NL, LN dan EL. Di
dalam putusannya majelis hakim menjadikan anak atau ahli waris yang sudah
meninggal dunia dalam hal ini almarhum MK dan almarhumah SB sebagai
ahli waris dari pewaris SA, stelah menjadikan almarhum MK dan
almarhumah SB sebagai ahli waris dari pewaris SA majelis hakim
memberikan bagian warisan kepada mereka dengan pertimbangan laki-laki
2:1 dengan perempuan, setelah itu bagian dari almarhum MK dan
almarhumah SB dibagikan lagi kepada ahli warisnya.
Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Tangerang terhadap putusan
No. 281/Pdt.G/2017/PA.Tng tahun 2017 sehingga menjadikan anak atau ahli
waris yang sudah meninggal dunia dalam hal ini almarhum MK dan
almarhumah SB sebagai ahli waris dari pewaris SA, stelah menjadikan
almarhum MK dan almarhumah SB sebagai ahli waris dari pewaris SA
majelis hakim memberikan bagian warisan kepada mereka dengan
pertimbangan laki-laki 2:1 dengan perempuan, setelah itu bagian dari
almarhum MK dan almarhumah SB dibagikan lagi kepada ahli warisnya
dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Hakim menggunakan Pasal 185 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam tentang
ahli waris pengganti. Pasal tersebut menjelaskan: ahli waris yang
meninggal dunia lebih dahulu daripada pewaris maka kedudukannya
dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka tersebut yang terdapat
dalam Pasal 173.
47
2. Hakim menggunakan Pasal 171 hurup a Kompilasi Hukum Islam tentang
Hukum Kewarisan. Pasal tersebut menjelaskan bahwa hukum kewarisan
adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta
peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak
menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing.
3. Hakim menggunakan Pasal 171 hurup b Kompilasi Hukum Islam tentang
pewaris. Pasal tersebut menjelaskan bahwa pewaris adalah orang yang
pada saat meninggalnya atau yang dinyatakan meninggal berdasarkan
Putusan Pengadilan beragama Islam meninggalkan ahli waris dan harta
peninggalan.
4. Hakim menggunakan Pasal 176 Kompilasi Hukum Islam tentang bagian
ahli waris. Pasal tersebut menjelaskan bahwa anak perempuan bila hanya
seorang ia mendapat separuh, bila dua orang atau lebih mereka bersama-
sama mendapat dua pertiga bagian dan apabila anak perempuan bersama-
sama dengan anak laki-laki, maka bagian anak laki-laki dua berbanding
satu dengan anak perempuan.
5. Berdasarkan bukti-bukti yang dihadirkan di muka persidangan, baik bukti
tertulis, keterangan Penggugat maupun keterangan saksi
6. Majelis mengetengahkan dalil hukum diantaranya adalah Al qur’an Surat
An Nisa ayat 7 dan 11 yang berbunyi “bagi orang laki laki ada hak
bagian dari harta peninggalan ibu bapa dan kerabatnya, dan bagi orang
wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu bapak dan
kerabat-kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah
ditetapkan” dan “Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian
pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama
dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya
perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh
separuh harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya
seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu
mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan
48
ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga;
jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya
mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah
dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya.
(Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa
di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini
adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana”.
49
BAB IV
ANALISIS ATAS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA TANGERANG
No. 281/Pdt.G/2017/PA.Tng
A. Penyelesaian Munasakhah dan Ahli Waris Pengganti
1. Penyelesaian Munasakhah
Penyelesaian Munasakhah dilakukan dengan cara memindahkan
bagian ahli waris yang meninggal dunia sebelum harta warisan dibagikan
kepada ahli warisnya. Ketika ingin melakukan penyelesaian munasakhah
kita harus mengambil pedoman-pedoman sebagai berikut:
a. Membuat bagan hitungan untuk mayit pertama, lalu hitung bagian ahli
warisnya.
b. Tashih untuk bagan hitungan mayit pertama
c. Membuat bagan hitungan untuk mayit kedua, dan menghitung bagian
ahli waris mayit kedua
d. Tashih untuk bagan hitungan mayit kedua.
e. Membandingkan antara keduanya dalam hal ketiga hubungan:
mumatsalah, muwafaqah, dan mubayanah. Apabila antara bagian
mayit kedua dengan asal masalah.1
Contohnya: seorang wafat meninggalkan harta warisan Rp.
120.000.000 dan meninggalkan ahli waris 3 orang anak terdiri dari 2 anak
perempuan dan 1 anak laki-laki yaitu, narsim, sandi, dan siti, sebulan
kemudian sebelum harta waris dari pewaris dibagikan, narsim meninggal
dunia dengan tidak meninggalkan ahli waris selain sandi dan siti. Dalam
kasus ini maka penyelesaiannya adalah:
Pembagian pertama:
a.m : 5
Sandi : 2/5 x Rp. 120.000.000 = Rp. 48.000.000
Narsim : 2/5 x Rp. 120.000.000 = Rp. 48.000.000
Siti : 1/5 x Rp. 120.000.000 = Rp. 24.000.000
1 Mustofa al-Bugha dkk, Al-Falah al-Manhaji’ala al-Madzhab al-Imam asy-Syafi’i,
Penerjemah Misran, Fikih Manhaji, Jilid 1 (Yogyakarta: Darul Uswah, 2012), h. 975
50
Pembagian kedua :
a.m : 3
Sandi : 2/3 x Rp. 48.000.000 = Rp. 32.000.000
Siti : 1/3 x Rp. 48.000.000 = Rp. 16.000.000
Suatu kasus bisa dikatakan munasakhah apabila terpenuhi rukun-
rukunnya yaitu:
a. Harta pusaka atau peninggalan belum dibagikan kepada ahli warisnya
b. Adanya kematian seseorang atau beberapa orang ahli waris
c. Pemindahan bagian harta peninggalan dari pewaris kepada ahli
warisnya yang lain atau kepada ahli warisnya yang semula tidak
menjadi ahli waris terhadap orang wafat terdahulu
d. Hak pemindahan itu harus dengan jalan pusaka mempusakai.2
2. Penyelesaian Ahli Waris Pengganti
Penyelesaian Ahli Waris Pengganti diatur dalam Kompilasi Hukum
Islam Pasal 185 yang berbunyi:
a. Ahli waris yang meninggal dunia lebih dahulu daripada pewaris maka
kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang
tersebut dalam Pasal 173.
b. Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli
waris yang sederajat dengan yang diganti.3
B. Analisis atas Putusan Pengadilan Agama Tangerang No.
281/Pdt.G/2017/PA.Tng
Pengadilan Agama Tangerang dalam perkara sengketa kewarisan ahli
waris pengganti menghasilkan putusan No. 281/Pdt.G/2017/PA.Tng. dalam
putusan tersebut hakim menjadikan ahli waris yang meninggal dunia lebih
dahulu daripada pewaris dijadikan sebagai ahli waris, setelah dijadikan ahli
waris kemudian majelis hakim memberikan bagian ahli waris kepada ahli
2 Muhammad Ali Al-Sabouni, Al-Mawaris fi Asy-Syari’ah Al-Islamiyah, (Jakarta: Dar Al-
Kutub Al-Islamiyah, 2005), h. 191 3 Kompilasi Hukum Islam Pasal 185 ayat 1 dan 2
51
waris yang meninggal dunia lebih dahulu daripada pewaris kemudian bagian
tersebut dibagikan lagi kepada hali warisnya.
Putusan Pengadilan Agama Tangerang tersebut jika dibandingkan dengan
fikih dan Kompilasi Hukum Islam adalah sessuai sebagian. Kesesuaian
putusan Hakim Pengadilan Agama Tangerang dengan fikih terdapat pada
bagain hakim menjadikan anak-anak dari almarhum SA (pewaris) yaitu MK,
RT dan ML dijadikan sebagai ahli waris. Hal ini selaras dengan ayat suci Al-
Qur’an surat An-Nisa Ayat 7:
بون للر جال نصيب ما ت رك الوالدان والق ربون وللن ساء نصيب ما ت رك الوالدان والق ر
ما قل منه أو كث ر نصيبا مفروضا
Artinya: “bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu,
bapak dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari
harta peninggalan ibu bapak dan kerabat-kerabatnya, baik sedikit atau
banyak menururt bagian yang telah ditetapkan”
Dan sesuai dengan pendapat jumhur ulama mengenai sebab-sebab
mendapatkan waris. Ada 3 sebab menerima warisan:
1. Pernikahan: berlakunya hubungan kewarisan antara suami dengan istri
antara keduanya telah berlangsung akad nikah yang sah.
2. Nasab (keturunan), ada tiga golongan nasab antara yang mewariskan
dengan yang mewarisi;
a. Furu’ (anak keturunan) terdiri dari anak, cucu, dan terus sampai
kebawah
b. Ushul (leluhur) terdiri dari bapak, ibu, kakek, nenek, dan terus
sampai keatas
c. Hawasyi (kesamping) terdiri dari saudara, paman, bibi, dan lain-
lainnya.
3. Wala’ (membebaskan budak)
Oleh karena itu, hakim menjadikan anak-anak dari almarhum SK
(pewaris) yaitu MK, RT dan ML dijadikan sebagai ahli waris.
52
Kesesuaian putusan Hakim Pengadilan Agama Tangerang yang lain
adalah hakim memberikan bagian anak laki-laki 2:1 dengan anak perempuan.
Putusan tersebut sesuai dengan ayat suci Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 11:
ف أوالدكم للذكر مثل حظ الن ث ي ي فإن كن نساء ف وق اث ن ت ي ف ل هن يوصيكم الل
هما السدس ما ث لثا ما ت رك وإن كانت واحدة ف لها الن صف ولب ويه لكل واحد من
ه الث لث فإن كان له إخوة ت رك إن كان له ولد فإن ل يكن له ولد وورثه أب واه فلم
س من ب عد وصية يوصي با أو دين آابؤكم وأب ناؤكم ال تدرون أي هم فلم ه السد
كان عليما حكيم اأق رب لكم ن فعا فريضة من الل إن الل Artinya: “Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk)
anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua
orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua,
maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak
perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta. Dan untuk
dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang
ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang
meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja),
maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai
beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian
tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah
dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak
mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya
bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana”
Sesuai juga dengan Kompilasi Hukum Islam Pasal 176 yaitu: anak
perempuan bila hanya seorang ia mendapat separuh bagian, bila dua orang atau
lebih mereka bersama-sama mendapat dua pertiga bagian, dan apabila anak
perempuan bersama-sama dengan anak laki-laki, maka bagian anak laki-laki
dua berbanding satu dengan anak perempuan.
Kesesuaian putusan Hakim Pengadilan Agama Tangerang yang terakhir
adalah hakim menjadikan para penggugat (EF, ER, ES, SN, LI, EM, NB, NR,
53
LN, ED) sebagai ahli waris dari almarhumah SB dan para turut tergugat (EK,
MH, MD, DS) sebagai ahli waris dari almarhum MK. Kesesuaian putusan
Hakim Pengadilan Agama Tangerang tersebut selaras dengan Kompilasi
Hukum Islam Pasal 174 ayat 1 yang berbunyi: kelompok-kelompok ahli waris
terdiri dari:
1. Menurut hubungan darah:
a. Golongan laki-laki terdiri dari: Ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki,
paman dan kakek
b. Golongan perempuan terdiri dari; ibu, anak perempuan, saudara
perempuan dan nenek
2. Menurut hubungan perkawinan terdiri dari duda atau janda4
Sedangkan pertimbangan hakim dalam memutus kasus ini adalah
berdasarkan bukti-bukti yang dihadirkan di muka persidangan, baik bukti
tertulis, keterangan penggugat maupun keterangan saksi, majelis hakim
berkesimpulan bahwa perkara ini merupakan perkara gugatan waris, dalam
perkara gugatan waris semua ahli waris baik yang masih hidup atau yang sudah
meninggal dunia semuanya ditetapkan sebagai ahli waris, karena kalau ada satu
saja anaknya tidak ditetapkan sebagai ahli waris bisa menyebabkan perkaranya
kurang pihak, perkara bisa dinyatakn cacat dan tidak dapat diterima (N.O).
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut hakim memutuskan
almarhum MK dan almarhumah SB ditetapkan sebagai ahli waris dari pewaris
(SA). Putusan hakim tersebut jika dibandingkan dengan fikih mawaris adalah
tidak sesuai karena dalam kajian kewarisan syarat-syarat menjadi ahli waris itu
ada 3 yaitu:
1. Orang yang mewariskan hartanya telah meninggal dunia baik secara hakiki
maupun secara hukum.
2. Ahli waris masih hidup ketika orang yang mewariskan hartanya meninggal
dunia, baik secara hakiki dengan menyaksikan langsung atau dengan berita
yang sudah mahsyur atau dengan persaksian dua orang yang dapat
dipercaya. Ataupun secara hukum, contohnya: janin di dalam kandungan
4 Kompilasi Hukum Islam Pasal 174 ayat 1
54
walaupun janin tersebut belum bernyawa tetapi secara hukum dianggap
hidup.5
3. Tidak adanya penghalang yang menghalangi untuk mendapatkan warisan,
seperti membunuh, murtad atau terhalang oleh ahli waris lain.
Dalam poin b jelas bahwa salah satu syarat ditetapkan sebagai ahli waris adalah
ahli waris tersebut harus hidup ketika si pewaris meninggal dunia.
Ketidak sesuaian selanjutnya adalah mengenai pembagian harta warisan,
di dalam putusan ini hakim menetapkan harta warisan sebagai berikut:
1. Muksin bin H. Saang (anak laki-laki) mendapat 2/8 x 4378 M2
= 1094,52
M2 + 2,50 Bangunan kontrakan.
2. Saben Narsiah binti H. Saang (anak perempuan) mendapat 1/8 x 4378 M2
= 547,25 M2 + 1,25 Bangunan kontrakan
3. Mukri bin H. Saang (anak laki-laki) mendapat 2/8 x 4378 M2
= 1094,52
M2 + 2,50 Bangunan kontrakan
4. Ratna binti H. Saang (anak perempuan) mendapat 1/8 x 4378 M2
= 547,25
M2 + 1,25 Bangunan kontrakan
5. Muslich bin H. Saang (anak laki-laki) mendapat 2/8 x 4378 M2
= 1094,52
M2 + 2,50 Bangunan kontrakan.
Menetapkan bagian ahli waris dari almarhumah Saben Narsiah binti H.
Saang sebagai berikut:
1. Effendi bin Lias (suami) mendapat 1/4 x 547,25 M2 = 136,8125 M
2 +
0,31,25 bangunan kontrakan
2. Ermawati binti Effendi (anak perempuan) mendapat 34,20 M2 + 0,08
bangunan kontrakan
3. Endi Supandi bin Effendi (anak laki-laki) mendapat 68,40 M2 + 0,16
bangunan kontrakan
4. Sunani binti Effendi (anak perempuan) mendapat 34,20 M2 + 0,08
bangunan kontrakan
5 Abu Ihsan al Atsari, Panduan Praktis Hukum Waris Menurut al Qur’an dan as Sunah
yang Shahih, Terjemah Tas hiilul Faraidh, (Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, April 2015), cet. &, h.
28
55
5. Lili binti Effendi (anak perempuan) mendapat 34,20 M2 + 0,08 bangunan
kontrakan
6. Evi Marlina binti Effendi (anak perempuan) mendapat 34,20 M2 + 0,08
bangunan kontrakan
7. Nurbandi bin Effendi (anak laki-laki) mendapat 68,40 M2 + 0,16 bangunan
kontrakan
8. Nurlelah binti Effendi (anak perempuan) mendapat 34,20 M2 + 0,08
bangunan kontrakan
9. Liana Natalia binti Effendi (anak perempuan) mendapat 34,20 M2 + 0,08
bangunan kontrakan
10. Edo Marlindo bin Effendi (anak laki-laki) mendapat 68,40 M2 + 0,16
bangunan kontrakan.
Menetapkan bagian ahli waris dari almarhum Muksin bin H. Saang adalah
sebagai berikut:
1. Endang Kartini bini Uyo (istri) mendapat 1/8 = 136,812 + 0,3125 bagian
dari bangunan kontrakan
2. Muhendra bin Muksin (anak laki-laki) mendapat 383,752 + 0,875 bagian
dari bangunan kontrakan
3. Muherdi bin Muksin (anak laki-laki) mendapat 383,752 + 0,875 bagian
dari bangunan kontrakan
4. Dewi Sri Muhayati binti Muksin (anak perempuan) mendapat 191, 5376 +
0,4375 bagian dari bangunan kontrakan
Pembagian waris tersebut tidak sesuai dengan ketentuan ahli waris
pengganti yang dijelaskan dalam Inpres No. 1 tahun 1991 pasal 185 yang
berbunyi:
1. Ahli waris yang meninggal dunia lebih dahulu daripada pewaris maka
kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang
tersebut dalam pasal 173.
2. Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris
yang sederajat dengan yang diganti.
56
Hakim menetapkan seperti itu karena hakim berkesimpulan bahwa perkara
ini merupakan perkara gugatan waris, dalam perkara gugatan waris semua ahli
waris baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal dunia semuanya
ditetapkan sebagai ahli waris karena kalau ada satu saja anaknya tidak
ditetapkan sebagai ahli waris bisa menyebabkan perkaranya kurang pihak,
perkara bisa dinyatakan cacat dan tidak dapat diterima (N.O). dan juga hakim
menganggap bahwa kasus ahli waris pengganti dan munasakhah dan ahli waris
pengganti itu sama.
Menurut pendapat penulis berdasarkan Inpres No. 1 tahun 1991 pasal 185
ayat 1 dan 2 tentang ahli waris pengganti seharusnya perhitungannya adalah
sebagai berikut:
No Ahli Waris a.m 7 Bagian
1 Mukri (anak
laki-laki)
2 2/7 2/7 x 4378 M2 = 1250,86 M
2 + 2,86
Bangunan Kontrakan
2 Ratna (anak
perempuan)
1 1/7 1/7 x 4378 M2 = 625,43 M
2 + 1,43
Bangunan Kontrakan
3 Muslich
(anak laki-
laki)
2
2/7
2/7 x 4378 M2 = 1250,86 M
2 + 2,86
Bangunan Kontrakan
4 3 orang anak
Muksin (ahli
waris
pengganti)
1
1/7
1/7 x 4378 M2 = 625,43 M
2 + 1,43
Bangunan Kontrakan
5 9 orang anak
Saben (ahli
waris
pengganti)
1
1/7
1/7 x 4378 M2
= 625,43 M2 + 1,43
Bangunan Kontrakan
7
Berdasarkan penyelesaian diatas walaupun Muksin bin H.Saang (w. 1979)
dan Saben binti H.Saang (w. 1985) meninggal dunia lebih dahulu daripada
pewaris. Tetapi, Ketiga anak dari almarhum Muksin bin H.Saang dan sembilan
anak dari almarhumah Saben binti H. Saang berhak menggantikannya. Dan 3
orang anak dari almarhum Muksin walaupun dia menggantikan ayahnya dia
mendapatkan satu bagian karena dalam Inpres No 1 tahun 1991 Pasal 185 ayat
57
2 bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi bagian ahli waris sederajat
dengan yang diganti
Kemudian bagian masing-masing anak dari almarhumah Muksin bin
H.Saang dan Saben binti H. Saang (ahli waris pengganti) adalah:
a. Ahli waris pengganti dari almarhumah Muksin binti H. Saang
No Ahli Waris a.m 5 Bagian
1 Muhendra
(anak laki-
laki)
2
2/5
2/5 x 625,43 M2 = 250,172 M
2 + 0,572
bangunan kontrakan
2 Muherdi
(anak laki-
laki)
2
2/5
2/5 x 625,43 M2 = 52,1191667 M
2 +
0,1191667 bangunan kontrakan
3 Dewi (anak
perempuan)
1 1/5 1/5 x 625,43 M2 = 125,086 M
2 + 0,286
bangunan kontrakan
5
b. Ahli waris pengganti dari almarhumah Saben binti H. Saang
No Ahli waris a.m 12 Bagian
1 Ernawati
(anak
perempuan)
1
1/12
1/12 x 625,43 M2 = 52,1191667 M
2 +
0,1191667 bangunan kontrakan
2 Endi (anak
laki-laki)
2 2/12 2/12 x 625,43 M2 = 104,23833 M
2 +
0,2383334
3 Sunani (anak
perempuan)
1 1/12 1/12 x 625,43 M2 = 52,1191667 M
2 +
0,1191667 bangunan kontrakan
4 Lili (anak
perempuan)
1 1/12 1/12 x 625,43 M2 = 52,1191667 M
2 +
0,1191667 bangunan kontrakan
5 Evi (anak
perempuan)
1 1/12 1/12 x 625,43 M2 = 52,1191667 M
2 +
0,1191667 bangunan kontrakan
6 Nurbandi
(anak laki-
laki)
2
2/12
2/12 x 625,43 M2 = 104,23833 M
2 +
0,2383334
7 Nurlelah
(anak
perempuan)
1
1/12
1/12 x 625,43 M2 = 52,1191667 M
2 +
0,1191667 bangunan kontrakan
8 Liana (anak
perempuan)
1 1/12 1/12 x 625,43 M2 = 52,1191667 M
2 +
0,1191667 bangunan kontrakan
9 Edo (anak
laki-laki)
2 2/12 2/12 x 625,43 M2 = 104,23833 M
2 +
0,2383334
12
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah penulis tulis di bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan pembagain dalam kasus ahli waris pengganti dengan
munsakhah. Dalam pembagian kasus ahli waris pengganti diatur dalam
Kompilasi Hukum Islam Pasal 185 ayat 1 dan 2 bahwa:
a. Ahli waris yang meninggal dunia lebih dahulu daripada si pewaris
maka kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka
yang tersebut dalam pasal 173.
b. Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris
yang sederajat dengan yang digantikan.
sedangkan dalam pembagian kasus munaskhah caranya dengan
memindahkan bagian ahli waris yang meninggal dunia sebelum harta
waris dibagikan kepada ahli warisnya.
2. Perkara kewarisan ahli waris pengganti yang menggugat paman dan
bibinya sebagai ahli waris dalam pembahasan skripsi ini telah diputus
Pengadilan Agama Tangerang. Pengadilan Agama Tangerang menjadikan
ahli waris yang meninggal dunia lebih dahulu daripada pewaris dijadikan
sebagai ahli waris, setelah dijadikan ahli waris kemudian majelis hakim
memberikan bagian ahli waris kepada ahli waris yang meninggal dunia
lebih dahulu daripada pewaris kemudian bagian tersebut dibagikan lagi
kepada hali warisnya dengan alasan hakim karena perkara ini merupakan
perkara gugatan waris dan menganggap bahwa kasus munasakhah itu
sama dengan kasus ahli waris pengganti. Menurut hakim ahli waris yang
meninggal dunia lebih dahulu dari pewaris atau meninggal dunia setelah
pewaris selama hartanya belum dibagikan itu dinamakan kasus ahli waris
pengganti. Tetapi, tata cara pembagain hartanya menggunakan
59
munasakhah . Putusan Pengadilan Agama Tangerang tersebut sesuai
sebagian, kesesuaian ini berdasarkan pada Kompilasi Hukum Islam Pasal
174 tentang kelompok-kelompok ahli waris dan Kompilasi Hukum Islam
Pasal 176 tentang besarnya bagian tetapi tidak sesuai dengan Kompilasi
Hukum Islam Pasal 185 ayat 1 dan 2 tentang ahli waris pengganti
B. Saran
1. Kepada Majelis Hakim dalam Pengdilan Agama, seharusnya lebih teliti
dan bijak dalam menyelesaikan kasus ahli waris pengganti
2. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang kewarisan karena
kebanyakan masyarakat tidak tahu tentvang ilmu waris sehingga ketika
melakukan pembagian harta peninggalan tidak berdasarkan kepada
ketentuan yang ada.
3. Pembagian harta waris sebaiknya langsung dibagikan kepada ahli waris
ketika pewaris meninggal dunia atau sebelum pewarismeninggal dunia,
agar tidak terjadi sengketa dan keributan antara ahli waris
4. Perlu ada kajian yang mendalam lagi mengenai ahli waris pengganti dan
melakukan perbandingan dengan negara-negara muslim mengenai
kewarisan cucu, karena hanya di Indonesia saja yang menerapkan konsep
ahli waris pengganti, sedangkan di negara-negara muslim seperti Mesir
menggunakan konsep wasiat wajibah.
60
DAFTAR PUSTAKA
Al Asqalani, Ibnu Hajar.Bulughul Maram. Penerjemah M. Ali. Cet. 2. Surabaya:
Mutiara Ilmu, 2012.
_____. Fathul baari Syarah Shahih Al Bukhori. Jilid 32. Penerjemah Amir
Hamzah. Jakarta: Pustaka azzam, 2009.
Al Atsari, Abu Ihsan.Panduan Praktis Hukum Waris Menurut al Qur’an dan as
Sunah yang Shahih. Terjemah Tas hiilul Faraidh.Cet. 7. Jakarta: Pustaka
Ibnu Katsir, 2015
Ali Al-Sabouni, Muhammad.Al-Mawaris fi Asy-Syari’ah Al-Islamiyah. Jakarta:
Dar Al-Kutub Al-Islamiyah, 2005
Al-Bugha, Mustofa dkk.Al-Fiqh al-Manhaji’ala al-Madzhab al-Imam asy-Syafi’i.
Penerjemah Misran.Fikih Manhaji. Jilid 1. Yogyakarta: Darul Uswah, 2012
Al Jazairi,Abu Bakar Jabir.Ensiklopedia Muslim,: Minhajul Muslim.Cet. 6.
Jakarta: Darul Falah 2003
Al Qurthubi, Imam.Al Jami’ li Ahkaam Al Qur’an. Jilid 5. Penerjemah Ahmad
Rijali Qadir. Tafsir Al Qurtubi. Cet. 1. Jakarta: Pustaka Azzam, 2008
_____. Al Jami’ li Ahkaam Al Qur’an, Jilid 6. Penerjemah Ahmad Rijali Qadir.
Tafsir Al Qurtubi. Cet. 1. Jakarta: Pustaka Azzam, 2008
A Kadir.Memahami Ilmu Faraidh Tanya Jawab Hukum waris Islam.Cet. 1.
Jakarta: AMZAH, November 2016
Ash-Shiddieqy, T.M Hasbi.Fiqhul Mawaris: Hukum-hukum Warisan dalam
Syariat Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1973
Bakar , Al Yasa Abu.Ahli Waris Sepertalian Darah: Kajian Perbandingan
Terhadap Penalaran Hazairin Dan Penalaran Fikih Madzhab. Jakarta:
INIS, 1998.
Budiono, A. Rachmad.Pembaharuan Hukum Kewarisan Islam di Indonesia.
Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 1999
Fatur Rahman.Ilmu waris. Bandung: Al-Ma’arif, 1975
Herdiansyah, Haris.Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu ilmu Sosial.
Salemba Humanika, Jakarta Selatan
H. Habiburahman.Rekontruksi Hukum Kewarisan di Indonesia.Cet. 1. Kementrian
Agama RI, Desember 2011
61
Jahar, Asep Saepudin dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Maret 2017
K. Lubis, Suhardi dan Komis Simanjutak.Hukum Waris Islam.Cet.1. Jakarta:
Sinar Grafika, September 1995
Komite Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar Mesir.Ahkamul Mawaris fil-
Fiqhil-Islami. Penerjemah Addys Aldizar dan Fathurrahman. Hukum
Waris.Cet. 1. Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2004
Kompilasi Hukum Islam (KHI), Bab III Hukum Kewarisan Psal 185 Ayat (1) dan
(2)
Muhibbin, Muhammad dan Abdul Wahid.Hukum Kewarisan Islam Sebagai
Pembaharuan Hukum Positif di Indonesia.Cet. 2. Jakarta: Sinar Grafika,
Juni 2011
Murthiah,Aulia, Novy Sri Pratiwi Hardani.Hukum Waris Islam. Cet. 1Yogyakarta:
Medpress Digital, 2015
M. Yusuf, Kadar. Tafsir Ayat Ahkam Tafsir Tematik Ayat-ayat hukum. Jakarta:
Amzah, September 2013
Nasution, Bahder Johan.Metode Penelitian Ilmu Hukum. Bandung: Mandar Maju,
2008
Rafiq, Ahmad.Fiqh Mawaris. Cet. 1. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Mei 1993
Ramulyo, M. Idris.Perbandingan Hukum Kewarisan Islam Di Pengadilan dan
Kewarisan Menurut Undang-undang Hukum Perdata.cet. 1. Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1992
Salihima, Syamsulbahri.Perkembangan Pemikiran Pembagian Warisan Dalam
Hukum Islam dan Implementasinya Pada Pengadilan Agama.Cet. 1.
Jakarta: Kencana, April 2015
Sudarsono.Hukum waris dan Sistem Bilateral. Jakarta: Rineka Cipta, 1991
Syarifuddin, Amir.Hukum Kewarisan Islam.Cet. 2. Jakarta: Prenadamedia, Maret
2015
Tim El Madani.Tata Cara Pembagian Waris dan Pengaturan Wakaf.Cet.1.
Yogyakarta: Medpres Digital, 2014
Undang-undang Republik Indonesia No 1 tentang.Perkawinan dan Kompilasi
Hukum Islam. Bandung: Citra Umbara, 2011
62
Waluyo, Bambang.Penelitian Hukum Dalam Praktek. Jakarta: Sinar Grafika,
1991
Yani, Achmad.Faraidh dan Mawaris. Jakarta: Kencana, Agustus 2016
Jurnal dan Artikel
Bakar, Abu.“Prof. Dr. Hazairin, SH dan Pemikiran Hukum Kewarisan Bilateral”.
Al-Banjari Vol. 5, No. 9(2007)
Hammad, Muchammad.“Waris dan Wasiat Dalam Hukum Islam: Studi Atas
Pemikiran Hazairin dan Munawir Sjadzali”.Jurnal at- Tahdjib(2014)
Iwannudin.“Ahli waris Pengganti Menurut Hazairin”.Jurnal Mahkamah, Vo. 1,
No. 2,(2016)
Limabandi, Alhafiz. “Kedudukan dan Bagian Ahli Waris Pengganti Dalam
Hukum Islam”.Lex et Societatis, Vol. II/No. 8 (2004)
Mustofa, Muhammad.“Ahli Waris Pengganti Dalam Kompilasi Hukum
Islam”.Inklusif vol. 2, No. 2 (2017)
Nasurion, Adelina.“Reinterpretasi Makna Walad Dalam Kewarisan Cucu Ditinjau
Dari Persfektif Ushul Fiqh”.Jurnal Syariah, Vol. IX, No. 2, (2017)
Somawinata, Yusuf.“Hukum Kewarisan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) di
Indonesia”.Al-Qalam Vol. 26, No. 1(2009)
Wahidah.“Pemikiran Hukum Hazairin”.Syariah Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 15, No.
1,(2015)
Zahari, Ahmad, “Telaah Terhadap Pembatasan Lingkup Ahli waris Pengganti
Pasal 185 KHI Oleh RAKERNAS Mahkamah Agung RI di Balikpapan
Oktober 2010”.Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 14 No. 2(2014)
Zuhroh,Diana. “Konsep Ahli Waris dan Ahli Waris Pengganti: Studi Putusan
Hakim Pengadilan Agama”.Jurnal Al Ahkam, Volume 27, Nomor 1,(2017)
Skripsi dan Tesis
Darwin, Dodi, Kasus Penetapan Ahli Waris Pengganti di Pengadilan Agama
Jakarta Timur, Skripsi S1 Fakultas Syariah danHukum, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2001.
63
Zein, Muhammad, Kewarisan Ahli waris Pengganti dan Zawi Al-Arham (Kajian
Menurut KHI dan Hukum Islam), Tesis S2 Program Pascasarjana,
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2011
Internet
http://www.hukumonline.com/baca/It50d3c22960a85/kedudukan-ahli-waris-
pengganti-harus-jelas. dikunjungi pada tanggal 02 April 2019
64
LAMPIRAN LAMPIRAN
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
PUTUSAN
Nomor 281/Pdt.G/2017/PA.Tng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Tangerang yang berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan perkara-perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan
Putusan dalam perkara gugatan Malwaris yang diajukan oleh pihak-pihak sebagai
berikut :
1. PENGGUGAT I, umur 73 tahun, Agama Islam, Pekerjaan Pensiunan Polri dan
beralamat di KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Penggugat I.
2. PENGGUGAT II, umur 46 tahun, Agama Islam, Pekerjaan Mengurus Rumah Tangga
dan beralamat di KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Penggugat II.
3. PENGGUGAT III, umur 45 tahun, Agama Islam, pekerjaan Wiraswasta dan beralamat
di KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Penggugat III.
4. PENGGUGAT IV, umur 43 tahun, Agama Islam, pekerjaan Wiraswasta dan beralamat
di KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Penggugat IV.
5. PENGGUGAT V, umur 42 tahun, Agama Islam, pekerjaan Mengurus Rumah Tangga,
dan beralamat di KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Penggugat V.
6. PENGGUGAT VI, umur 39 tahun, Agama Islam, pekerjaan Mengurus Rumah Tangga
dan beralamat KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Penggugat VI.
7. PENGGUGAT VII, umur 37 tahun, Agama Islam, pekerjaan Perdagangan dan
beralamat di KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Penggugat VII.
8. PENGGUGAT VIII, umur 36 tahun, Agama Islam, pekerjaan Karyawan Swasta dan
beralamat di KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Penggugat VIII.
9. PENGGUGAT IX, umur 34 tahun, Agama Islam, pekerjaan Karyawan Swasta dan
beralamat di KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Penggugat IX.
10. PENGGUGAT X, umur 31 tahun, Agama Islam, pekerjaan Wiraswasta dan
beralamat di KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Penggugat X.
Dalam hal ini Penggugat l, ll, lll, lV, V, Vl, Vll, Vlll, lX dan Penggugat X telah
memberikan kuasa kepada Swardi Aritonang, S.H., Merlina S.H., Para Advokat pada
KANTOR HUKUM SWARDI ARITONANG, S.H & PARTNERS beralamat di City Resort
Residences Taman Palem, Rukan Malibu Blok J No. 103, Jl. Outer Ring Road,
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Cengkareng, Jakarta Barat 11730, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 12
Januari 2017, yang selanjutnya disebut sebagai Para Penggugat;
m e l a w a n
1. TERGUGAT I, umur 58 tahun, Agama Islam, pekerjaan Pensiunan BUMN dan
beralamat di KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Tergugat I.2. TERGUGAT II, umur 59 tahun, Agama Islam, Pekerjaan Ibu Rumah Tangga dan
beralamat di KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Tergugat II.3. TERGUGAT III, umur 50 tahun, Agama Islam, Pekerjaan PNS Kostrad dan beralamat
di KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Tergugat III.4. TURUT TERGUGAT I, umur 57 tahun, Agama Islam, Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
dan beralamat di KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Turut Tergugat I.5. TURUT TERGUGAT II, umur 42 tahun, Agama Islam, Pekerjaan Karyawan BUMN
dan beralamat di KOTA TANGERANG, selanjutnya disebut Turut Tergugat II.6. TURUT TERGUGAT III, umur 41 tahun, Agama Islam dan beralamat di KOTA
TANGERANG, selanjutnya disebut Turut Tergugat III.7. TURUT TERGUGAT IV, umur 38 tahun, Agama Islam, Pekerjaan Karyawan
Wiraswasta dan beralamat di Kp. Kebon Manggis, No. 65, RT. 001/RW. 009,
Kelurahan Parung Serab, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, selanjutnya disebut
Turut Tergugat IV.Dalam hal ini Tergugat l, Tergugat lll, Turut Tergugat l, ll, lll dan Turut Tergugat lV telah
memberikan kuasa kepada Siti Rabiah, S.H. dan Satria, S.H., Para Advokat dan
Penasehat Hukum pada Kantor Advokat/Pengacara SITTI RABIAH & PARTNERS
beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan ll, RT. 007 RW. 03 (Gedung PWI),
Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, berdasarkan Surat
Kuasa April tahun 2017. Selanjutnya disebut sebagai Para Tergugat dan Para Turut
Tergugat;
Pengadilan Agama tersebut;
Telah membaca dan mempelajari berkas perkara;
Telah mendengar keterangan Penggugat, Para Tergugat, Para Turut Tergugat serta
keterangan para saksi di muka persidangan;
Telah memeriksa bukti-bukti surat yang bersangkutan;
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Menimbang, bahwa Para Penggugat berdasarkan suratnya tertanggal 26 Januari
2017 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Tangerang dengan Nomor :
2
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
281/Pdt.G/2017/PA.Tng tertanggal 26 Januari 2017 di muka sidang telah mengajukan
gugatan yang pada pokoknya mengemukakan sebagai berikut :
KEDUDUKAN HUKUM PARA PIHAK
1. Bahwa Almarhum PEWARIS (Pewaris) telah meninggal dunia pada tanggal 12
Januari 2004 dalam usia 80 tahun, beragama Islam, karena sakit sebagaimana dalam
Surat Kematian No. XXXX yang diterbitkan oleh Lurah Pondok Pucung Karang
Tengah, Kota Tangerang dan istrinya Almarhumah ISTRI PEWARIS juga telah
meninggal dunia pada tanggal 7 September 2004 dalam usia 75 tahun, beragama
Islam, sebagaimana dalam Surat Keterangan Kematian Nomor : XXXX.2. Bahwa kedua orang tua Pewaris ayah Almarhum AYAH dan ibu Almarhumah IBU
telah lebih dahulu meninggal dunia jauh sebelum Pewaris meninggal dunia.3. Bahwa kedua orang tua Almarhumah Hj. Saijah binti H. Kodir telah lebih dahulu
meninggal dunia jauh sebelum Pewaris meninggal dunia.4. Bahwa Almarhum H. Saang bin Simun dan Istrinya Almarhumah Hj. Saijah binti H.
Kodir telah dikaruniai 5 orang anak yakni 3 laki-laki dan 2 perempuan masing-masing
bernama :4.1. Almarhum Mukhsin bin H. Saang (laki-laki) ayah dari Turut Tergugat ll, Turut
Tergugat lll dan Turut Tergugat lV.4.2. Almarhumah Seben Narsiah binti H. Saang (Perempuan) Ibu dari Penggugat II,
Penggugat III, Penggugat IV, Penggugat V, Penggugat VI, Penggugat VII,
Penggugat VIII, Penggugat IX dan Penggugat X.4.3. Mukri bin H. Saang (Laki-laki) sebagai Tergugat I.4.4. Ratna binti H. Sa’ang (Perempuan) sebagai Tergugat II.4.5. Muslich bin H. Saang (Laki-laki) sebagai Tergugat III.
5. Bahwa anak laki-laki Pewaris yakni Almarhum Muksin bin H. Saang sebagai Ahli
Waris telah meninggal dunia terlebih dahulu daripada Pewaris yakni pada tanggal 01
Oktober 1979 dalam usia 29 tahun, beragama Islam, karena sakit, sebagaimana
dalam Surat Keterangan Kematian Nomor : 472.12/334-Tapem/2015, bahwa
Almarhum Muksin bin H. Saang meninggalkan ahli waris sebagai ahli waris
penggantinya yakni :5.1. Endang Kartini binti Uyo (istri dari ahli waris Almarhum Muksin) sebagai Turut
Tergugat I.5.2. Muhendra bin Muksin (Cucu Laki-laki dari Anak Laki-laki Pewaris) sebagai Turut
Tergugat II.5.3. Muherdi bin Muksin (Cucu Laki-laki dari Anak Laki-laki Pewaris) sebagai Turut
Tergugat III, berdasarkan Surat Keterangan Waris No. 593.21/80/Ket.Wrs/2015.5.4. Dewi Sri Muhayati binti Muksin (Cucu Perempuan dari Anak Laki-laki Pewaris)
sebagai Turut Tergugat IV berdasarkan Surat Keterangan Waris Nomor :
593.21/34-Pem/2015.
3
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
6. Bahwa anak perempuan Pewaris yakni Almarhumah Seben Narsiah binti H. Saang
sebagai Ahli Waris juga meninggal dunia terlebih dahulu dari Pewaris yakni pada
tanggal 22 Desember 1985 dalam usia 37 tahun karena sakit sebagaimana dalam
Surat Keterangan Kematian Nomor : 474/15/03/Ped/1985 beragama Islam. Bahwa
Almarhumah Seben Narsiah binti H. Saang menikah dengan suaminya Effendi bin
Lias dan dikaruniai 9 (sembilan) anak sebagai Ahli Waris Pengganti masing-masing
bernama :6.1. Effendi bin Lias (suami dari ahli waris almarhumah Seben Narsiah) sebagai
Penggugat I.6.2. Ernawati binti Effendi (Cucu Perempuan dari Anak Perempuan Pewaris) sebagai
Penggugat II berdasarkan Surat Keterangan Waris No. 593/49-WRS/2015.6.3. Endi Supandi bin Effendi (Cucu Laki-laki dari Anak Perempuan Pewaris) sebagai
Penggugat III berdasarkan Surat Keterangan Waris Nomor : 593/107-
TAPEM/2015.6.4. Sunani binti Effendi (Cucu Perempuan dari Anak Perempuan Pewaris) sebagai
Penggugat IV berdasarkan Surat Keterangan Waris Nomor : 593.21/52-Ket-
Wrs/2015.6.5. Lili binti Effendi (Cucu Perempuan dari Anak Perempuan Pewaris) sebagai
Penggugat V.6.6. Evi Marlina binti Effendi (Cucu Perempuan dari Anak Perempuan Pewaris)
sebagai Penggugat VI berdasarkan Surat Keterangan Waris No :
593.21/80/Ket.Wrs/2015).6.7. Nurbandi bin Effendi (Cucu Laki-laki dari Anak Perempuan Pewaris) sebagai
Penggugat VII. 6.8. Nurlelah binti Effendi (Cucu Perempuan dari Anak Perempuan) sebagai
Penggugat VIII berdasarkan Surat Keterangan Waris No :
593.21/80/Ket.Wrs/2015).6.9. Liana Natalia binti Effendi (Cucu Perempuan dari Anak Perempuan Pewaris)
sebagai Penggugat IX berdasarkan Surat Keterangan Waris Nomor : 593/60-
Pkj/V/2015.6.10. Edo Marlindo bin Effendi (Cucu Laki-laki dari Anak Perempuan Pewaris) sebagai
Penggugat X. 7. Bahwa kedudukan hukum Para Penggugat, Para Tergugat dan Para Turut Tergugat
tersebut diatas sebagaimana pengakuan dari Para Penggugat dan juga dalam
Struktur Silsilah Ahli Waris H.Saang.8. Bahwa selama ini para pihak belum pernah mengajukan Permohonan Penetapan Ahli
Waris kepada Pengadilan Agama manapun, akan tetapi secara sewenang-wenang
Para Tergugat telah menguasai dan menjualnya secara sepihak tanpa melibatkan
4
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
seluruh para ahli waris harta peninggalan Pewaris (Almarhum H. Saang bin Simun)
sebagai ahli waris sah.
TENTANG TIRKAH
9. Bahwa selama pernikahan Almarhum H. Saang bin Simun (Pewaris) dan Istrinya
Almarhumah Hj. Saijah binti H. Kodir memiliki harta bersama yang didapatkan
Pewaris yang menjadi Objek warisan sengketa harta peninggalan Pewaris sebagai
berikut :9.1. Girik C 691 No. Persil 22 S II Luas Tanah 2.340 M2 (Obyek Sengketa 1) atas
nama H. Saang bin Simun, dahulu beralamat di Pedurenan, Kelurahan
Pedurenan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat,
sekarang beralamat di Kp. Plered, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan
Karang Tengah, Kota Tangerang, Provinsi Banten, dengan batas-batas sebagai
berikut :- Sebelah Barat, berbatasan dengan kontrakan dan tanah girik C 711 Persil 25
DIII.- Sebelah Utara, berbatasan dengan tanah Girik 711 Persil 23 D. - Sebelah Timur, berbatasan Tembok Graha Karang Tengah.- Sebelah Selatan, berbatasan Tanah Girik C 720 Persil 25 D III.
Bahwa sebagian dari luas tanahnya telah dihibahkan Pewaris semasa
hidupnya kepada Ahli Waris Pengganti Almarhum Muksin, yakni Turut Tergugat
II, Turut Tergugat III dan Turut Tergugat IV seluas 500 M2.
Bahwa menurut hasil pengukuran Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Kota Tangerang, tanah yang dikuasai oleh Turut Tergugat II, Turut Tergugat III
dan Turut Tergugat IV adalah seluas 631 M2. Sementara yang dihibahkan secara
sah oleh Pewaris hanya seluas 500 M2, sehingga sisa kelebihan tanah seluas
131 M2 haruslah dimasukkan sebagai budel waris.
Bahwa sebagian lagi tanah yang belum dibagi sampai saat ini dikuasai
dan dikelola oleh Tergugat I seluas 1.928 M2 (dibangun kolam pemancingan
galatama ikan lele, galatama bawal dan ikan mas). Namun Para Penggugat juga
tidak mempersoalkan hasil yang dinikmati Para Tergugat tersebut.
9.2. Girik C 711 No. Persil 23 D II Luas Tanah 1.660 M2 (Obyek Sengketa 2) atas
nama H. Saang bin Simun,(Bukti P-14). Dahulu beralamat di Pedurenan,
Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Tangerang, Propinsi
Jawa Barat, sekarang beralamat di Kp. Plered, Kelurahan Pondok Pucung,
5
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Propinsi Banten, dengan batas-
batas sebagai berikut :- Sebelah Barat, berbatasan saluran Air.- Sebelah Utara, berbatasan rumah Mahpudin (Almarhum) dan rumah Kusen.- Sebelah Timur, berbatasan Tanah Husin, Rumah Yanto. - Sebelah Selatan, berbatasan rumah Muherdi dan kontrakan.
9.3. Girik C 720 No. Persil 25 D III Luas Tanah 3.700 M2 (obyek sengketa 3) atas
nama Almarhum H. Saang bin Simun, dahulu beralamat di Pedurenan,
Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Tangerang, Propinsi
Jawa Barat, sekarang beralamat di Kp. Plered Kelurahan Pondok Pucung,
Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Provinsi Banten, dengan batas-
batas sebagai berikut :- Sebelah Barat, berbatasan saluran Air.- Sebelah Utara, berbatasan tanah girik C 711 23 D II.- Sebelah Timur, berbatasan dengan tembok girik C. 691 persil S.II Perumahan
Graha Karang Tengah.- Sebelah Selatan, berbatasan rumah Rustam, Tanah PLN (Sutet).
Bahwa sebagian dari luas tanah ini berdiri rumah kontrakan seluas 536
M2 yang terdiri 10 (sepuluh) unit kontrakan peninggalan Pewaris Almarhum H.
Saang bin Simun, yakni dikuasai oleh Tergugat I sebanyak 5 (lima) unit, Tergugat
II menguasai sebanyak 1 (satu) unit, Tergugat III menguasai sebanyak 4 (empat)
unit dan sebagian lagi dikuasai dan dikelola oleh Tergugat I ditanami pohon
rambutan dan bahwa sebagian lagi menurut pengakuan Tergugat I dan Tergugat
III telah dijual kepada Sawiyah seluas 150 M2, Rustam seluas 243 M2 dan
saudara Ian seluas 113 M2 yang saat ini sudah membangun rumah tinggal
ditanah tersebut.9.4. Rumah kontrakan 10 (sepuluh) unit di atas tanah seluas 536 M2.
10. Bahwa luas tanah keseluruhan dari sejumlah girik tersebut pada point 9 di atas (girik
C 691 No. Persil 22 S II, girik C 711 No. Persil 23 D II, girik C 720 No. Persil 25 D III)
adalah seluas 7.700 M2, tetapi berdasarkan pengukuran di lapangan oleh Petugas
Badan Pertanahan Kota Tangerang seluas 10.027 M2 sehingga ukuran yang final
adalah luas di lapangan.11. Bahwa semasa Pewaris masih Hidup sebagian dari Luas Tanah tersebut pada point
9 telah dihibahkan kepada ahli waris dan dijual kepada Effendi yang diuraikan
sebagai berikut :11.1. Tanah dihibahkan Kepada Tergugat I 1.000 M2
11.2. Tanah dihibahkan Kepada Tergugat ll 500 M2
11.3. Tanah dihibahkan kepada Tergugat III 1.000 M2
11.4. Tanah dihibahkan kepada Ahli Waris Muksin (Turut Tergugat) 500 M2
11.5. Tanah dihibahkan kepada Ahli Waris Seben Narisiah 600 M2
11.6. Tanah dijual Pewaris kepada Effendi bin Lias (Penggugat I) 200 M2
6
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Maka total luas tanah yang dihibahkan dan dijual oleh Pewaris 3.800 M2
Bahwa setelah Pewaris meninggal dunia, Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat
III (bersama-sama) tanpa persetujuan dari ahli waris almarhumah Seben Narsiah
dan juga ahli waris Pengganti Almarhum Muksin yakni Turut Tergugat II, Turut
Tergugat III dan Turut Tergugat IV, menjual tanah peninggalan pewaris tetapi hanya
memberikan hasil penjualan tanah tersebut secara sukarela sebagaimana jual beli
yang dilakukan oleh Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III kepada saudara Dodoy
yang membeli tanah seluas 360 M2 dengan harga Rp. 81.000.000,- (delapan puluh
satu juta rupiah) tetapi para Penggugat ahli waris Almarhumah Seben Narsiah
secara keseluruhan hanya mendapat bagian sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta
rupiah), sehingga penjualan tanah tersebut masih dianggap sah oleh Para Pengugat
sekalipun Para Penggugat hanya mendapatkan senilai tersebut maka keseluruhan
hibah dan tanah yang dijual oleh Pewaris = 4160 M2;Bahwa kesepakatan antara para ahli waris untuk tanah yang dijual kepada
saudara Dodoy hanya seluas 360 M2, tetapi faktanya menurut hasil pengukuran
Badan Pertanahan Kota Tangerang saudara Dodoy telah menguasai tanah seluas
672 M2, sehingga terdapat selisih luas tanah 312 M2, maka selisih penjualan tanah
tersebut hanyalah penjualan secara sepihak yang dilakukan oleh Tergugat I,
Tergugat II dan Tergugat III sehingga haruslah mengurangi bagian waris masing-
masing.12. Bahwa pembagian waris secara sepakat oleh para ahli waris belum pernah
dilakukan, hanya saja pemberian secara sukarela oleh Tergugat I, Tergugat II dan
Tergugat III yakni pada tanggal 20 Januari 2008 yang memberikan tanah seluas 100
M2 kepada salah satu Ahli Waris Pengganti Seben Narsiah yakni kepada Penggugat
III, supaya pihak ahli waris pengganti lainnya tidak lagi dapat menuntut secara
hukum, seolah-olah bagian warisnya sudah tidak ada lagi dari harta peninggalan
Pewaris, sehingga pembagian waris tersebut haruslah dinyatakan tidak sah karena
tidak dilakukan atas kesepakatan seluruh para ahli waris (Penggugat I, II, IV sampai
dengan Penggugat X dan Turut Tergugat I sampai dengan Turut Tergugat IV). Maka
haruslah dimasukkan sebagai budel waris yang akan dibagikan kepada seluruh ahli
waris melalui putusan majelis hakim dalam perkara a quo.13. Bahwa Para Tergugat ternyata terus menikmati hasil penjualan tanah peninggalan
waris tersebut secara sepihak dan diam-diam tanpa memberikan lagi sepeser pun
dari jual beli yang dilakukan, berikut ini tanah yang dijual tanpa persetujuan Para
Pengugat dan Ahli waris lainnya secara bersama dengan perincian sebagai berikut :13.1. Tanah yang dijual kepada saudara Dodoy seluas 312 M2
7
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
13.2. Tanah yang dijual kepada saudara Rustam seluas 243 M2
13.3. Tanah yang dijual kepada saudara Ian seluas 113 M2
13.4. Tanah yang dijual kepada saudara Sawiyah seluas 150 M2
13.5. Tanah yang dijual kepada saudara Teguh seluas 130 M 2 +
Sehingga Total Tanah yang dijual secara sepihak dan tidak sah 948 M2
Bahwa Tanah yang dijual oleh Tergugat I dan Tergugat III tersebut diatas haruslah
mengurangi bagian hibah Tergugat I dan Tergugat III secara proporsional yakni 948
: 2 = 474 M2 dimana dari Tergugat I dikurangi 474 M2 dan dari Tergugat III 474 M2
tanpa mengurangi bagian waris ahli waris lainnya karena penjualan tanah tersebut
dilakukan tanpa persetujuan keseluruhan ahli waris.
Bukti-bukti penjualan tanah tersebut dapat terlihat pada peta hasil pengukuran
Badan Pertanahan Kota Tangerang yang dilakukan pada sekitar Juni 2016.
14. Bahwa Para Tergugat juga menguasai rumah bangunan 10 Unit Kontrakan (bagian
waris) Peninggalan Pewaris Almarhum H. Saang bin Simun yang berdiri diatas Girik
C 720 No. Persil 25 D III (Obyek Sengketa 3) seluas 536 M2 atas nama H. Saang bin
Simun yakni Tergugat I menguasai sebanyak 5 (lima) unit rumah kontrakan, Tergugat
II menguasai sebanyak 1 (satu) unit rumah kontrakan dan Tergugat III menguasai
sebanyak 4 (empat) unit rumah kontrakan. Bahwa 10 (sepuluh) unit kontrakan
tersebut dengan ukuran diuraikan sebagai berikut :14.1. Rumah kontrakan 4 (empat) unit dengan luas bangunan yakni panjang 11,20
M2 dan lebar 13,15 M2.14.2. Rumah kontrakan 6 (enam) unit dengan ukuran yang besar yakni panjang
18,45 M2, lebar 18 M2.Maka bangunan 10 (sepuluh) unit rumah kontrakan haruslah dimasukkan
menjadi bagian warisan bersama yang diterima para ahli waris secara keseluruhan
baik berupa unit kontrakan atau mengganti uang setara dengan nilai rupiah.15. Bahwa sejak almarhumah Hj. Saijah binti H. Kodir meninggal dunia tanggal 7
September 2004, penerimaan uang sewa kontrakan tersebut juga diambil alih Para
Tergugat yang dinikmati oleh Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III dan dimana
uang sewa setiap bulan untuk 1 (satu) unit kontrakan mendapat sewa sebesar
Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) dikalikan 10 (sepuluh) unit yang harusnya
menjadi bagian budel waris yang harus diterima seluruh para ahli waris, namun Para
Pengugat sudah merelakan uang sewa tersebut.16. Bahwa Para Pengugat menerima tanah hibah tersebut sudah sejak dari tahun 1982
sebagaimana surat hibah 600 M2 dan jual beli antara H. Saang bin Simun (Pewaris)
dengan Efendi seluas 200 M2 (Bukti P-19), namun Tergugat I dan Tergugat III seolah-
8
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
olah tidak mengakui seluas 600 M2 tetapi hanya 300 M2 padahal sudah jelas tertulis
dengan seluas tersebut. Bahwa surat Hibah tersebut sampai saat ini masih ditahan
oleh Tergugat I dan tidak mau menyerahkan kepada Para Penggugat dengan alasan
hanya mengakui hibah seluas 300 M2. Faktanya Hibah tersebut diserahkan semasa
Pewaris masih hidup dan tidak pernah dipermasalahkan sejak tanggal 3 September
1982 dan Pewaris meninggal tanggal 12 Januari 2004. Artinya Pewaris masih hidup
selama 22 (dua puluh dua) tahun kemudian namun Tergugat I baru mempersoalkan
saat ini setelah Pewaris meninggal dunia, sehingga alasan tersebut tidaklah
berdasar karena pemberi Hibah dan Penerima (Almarhumah Seben Narsiah) sudah
meninggal dunia. Oleh karenanya Hibah tersebut haruslah dinyatakan sah dan tidak
bisa diganggu gugat lagi sebagaimana kesepakatan yang tertulis dalam surat hibah
tersebut, bahwa surat hibah tersebut juga disaksikan dan ditandatangani oleh
Tergugat I, namun Tergugat I masih juga tidak mau mengakui dan berusaha
mengaburkan penjualan dan penghibahan dengan menahan dan menyembunyikan
surat jual dan surat hibah tersebut oleh Tergugat I. Bahwa harta warisan adalah
harta peninggalan Pewaris bukan termasuk harta yang sudah dihibahkan oleh
Pewaris.17. Bahwa semasa hidupnya almarhumah Seben Narsiah mendapat bagian hibah yang
lebih besar dari saudaranya perempuan, yakni Almarhumah Seben Narsiah
mendapat hibah seluas 600 M2 dan Tergugat II sebesar 500 M2 dan Tergugat I
mendapat hibah seluas 1000 M2 dan Tergugat III seluas 1000 M2 dan ahli waris
Pengganti Para Turut Tergugat mendapat 500 M2 adalah suatu pembagian Hibah
yang masih tahap wajar dan adil apalagi Almarhumah Seben Narsiah semasa
hidupnya bersama suaminya Effendi sangat banyak berjasa mengurus hidup
Pewaris, sehingga jika Pewaris memberi hibah lebih seluas 100 M2 dari ahli waris
perempuan Tergugat II adalah sangat wajar dan tidak melebihi hak mutlak ( legitieme
fortie) dalam waris dan Tergugat I tidak berhak mencabut hak hibah tersebut.18. Bahwa sebagian hibah yang diterima oleh ahli waris pengganti almarhumah Seben
Narsiah seluas 600 M2 dan tanah dibeli Effendi (Penggugat I) seluas 200 M2
sehingga seluas 800 M2 telah dihibahkan kembali oleh Penggugat I kepada
Penggugat II, Pengugat III, Penggugat IV, Penguggat V, Penggugat VI, Penggugat
VII, Pengugat VIII, Pengugat IX dan Pengugat X, sebagaimana akte Hibah tanggal 2
Februari 2009.19. Bahwa hibah yang diterima oleh para ahli waris Almarhumah Seben Narsiah juga
sejak tahun 1994 sudah terdaftar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas nama
Effendi bin Lias (Penggugat I).
9
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
20. Bahwa tanah seluas 800 M2 telah dikuasai sejak tahun 1994 oleh Para Penggugat
dengan membangun rumah tinggal dan Pewaris juga masih hidup dan mengetahui
dan Tergugat I tidak pernah mempersoalkan kepada si Pewaris tetapi Tergugat I
mempersoalkan saat ini setelah Pewaris meninggal dunia sehingga hibah tersebut
tidak berdasar dipermasalahkan lagi saat ini.21. Bahwa sampai saat gugatan ini diajukan ke Pengadilan bahwa harta-harta
peninggalan atau tirkah Pewaris tersebut diatas belum pernah dilakukan pembagian
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan saat ini jika
dilakukan perincian luas tanah waris dan rumah kontrakan peninggalan Alm. H.
Saang bin Simun (Pewaris) adalah sebagai berikut :- Tanah yang dihibahkan secara sah oleh Pewaris adalah seluas 3.600 M2.- Tanah yang dijual secara sah oleh Pewaris kepada Effendi bin Lias (Penggugat I)
adalah seluas 200 M2.- Tanah yang dijual secara sah bersama–sama kepada Dodoy oleh para ahli waris
adalah seluas 360 M2.
Maka total keseluruhan tanah waris yang sudah dihibahkan dan dijual secara
sah Pewaris dan dijual oleh Para ahli waris adalah seluas 4.160 M2
Sedangkan tanah keseluruhan Tanah milik Pewaris berdasarkan hasil
pengukuran Badan Pertanahan (BPN) Kota Tangerang yaitu seluas 9.491 M2 .
Maka tanah waris yang belum dibagikan adalah 9.491- 4160 = 5331 M2 dan
juga obyek waris 10 (sepuluh) unit kontrakan yang harus dibagikan kepada
keseluruhan ahli waris sesuai ketentuan hukum.
22. Bahwa permasalahan pembagian warisan antara Para Penggugat dan Para
Tergugat sudah berkali-kali dilakukan upaya musyawarah (diselesaikan secara
kekeluargaan), namun tidak ada titik temu bahkan sebelumnya sudah pernah
diajukan gugatan dan diperiksa oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Tangerang
sebagaimana gugatan terdaftar tanggal 4 Desember 2015 dan berlanjut dengan
agenda pemeriksaan, namun Para Tergugat waktu itu menawarkan perdamaian
kepada Turut Tergugat II, Turut Tergugat III dan Turut Tergugat IV yang dahulunya
sebagai Penggugat dan bersama-sama dengan Para Penggugat sebagai Pihak Para
Penggugat dan para Turut Tergugat tersebut sempat menerima tawaran perdamaian
dan Turut Tergugat mencabut gugatannya tetapi setelah dilakukan pencabutan
gugatan ternyata tawaran damai dari Para Tergugat tersebut adalah hanya tawaran
dan janji-janji saja yang tidak ada realisasinya dengan maksud mengulur-ulur waktu
untuk penyelesaian, padahal perkara tersebut sudah berproses hingga tahap Replik
10
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
9 (sembilan) sebagaimana putusan pencabutan gugatan perkara Nomor :
2266/Pdt.G/2015/PA.Tng, namun karena tidak ada kepastian janji-janji tersebut,
maka gugatan ini diajukan kembali.23. Bahwa hingga saat ini surat girik atas obyek tersebut diatas dan juga surat hibah
kepada ahli waris Almarhumah Seben Narsiah dan jual beli tanah terhadap Effendi
bin Lias masih dikuasai oleh Tergugat I dengan menahan surat-surat dan berupaya
mengaburkan bagian hibah dan jual beli yang telah sah diterima oleh Para
Penggugat.24. Bahwa menurut Pendapat Prof. Manan dalam bukunya “Aneka Masalah Hukum
Perdata Islam di Indonesia” halaman 207 yang intinya bahwa syariat islam
menetapkan bahwa rukun waris ada 3 (tiga) macam, pertama Pewaris adalah orang
yang telah meninggal dunia dengan meninggalkan budel pusaka dalam bentuk
benda atau hak yang dapat diwarisi, kedua ahli waris adalah orang yang dapat
mewarisi dan ketiga budel pusaka atau tirkah adalah sesuatu yang telah ditinggalkan
pewaris dalam bentuk benda atau hak yang dapat di waris, bahwa sebagaimana
fakta-fakta tersebut di atas, ketiga unsur rukun waris dalam perkara aquo sudah
terpenuhi.25. Bahwa Almarhumah Seben Narsiah binti H. Saang sebagai Ahli Waris meninggal
dunia terlebih dahulu dari pada Si Pewaris Almarhum H. Saang bin Simun, maka
kedudukannya digantikan oleh Ahli Waris pengganti yakni suaminya Effendi bin Lias
(Penggugat I) dengan 9 orang anaknya yakni Penggugat II, Penggugat III,
Penggugat IV, Penggugat V, Penggugat VI, Penggugat VII, Penggugat VIII,
Penggugat IX dan Penggugat X. Demikian juga halnya dengan ahli waris
Almarhumah Muksin yang sudah meninggal dunia terlebih dahulu dari Pewaris,
maka kedudukannya digantikan ahli waris Pengganti yakni istrinya Endang Kartini
binti Uyo (Turut Tergugat I) dan 3 orang anaknya Turut Tergugat II, Turut Tergugat III
dan Turut Tergugat IV, sebagaimana termuat dalam Pasal 185 ayat 1 dan 2
Kompilasi Hukum Islam (KHI).
26. Bahwa dengan telah ditetapkannya Pewaris, Ahli waris dan harta warisan dari
almarhum Saang bin Simun dan Hj. Saijah binti H. Kodir, maka mohon kepada
Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara aquo, dapat menetapkan
bagian masing-masing sesuai hukum faroid sebagaimana dituangkan dalam amar
putusan perkara aquo.
11
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Berdasarkan dalil-dalil uraian tersebut diatas, maka Para Penggugat memohon
kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, serta menjatuhkan
putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut :Dalam Pokok Perkara
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya.2. Menetapkan Almarhum H. Saang bin Simun telah meninggal dunia pada
tanggal 12 Januari 2004 dalam usia 80 tahun, beragama Islam dan istrinya
Almarhumah Hj. Saijah binti H. Kodir telah meninggal dunia pada tanggal 7
September 2004 dalam usia 75 tahun, beragama Islam dengan
meninggalkan 5 (lima) orang ahli waris sebagai berikut :a. Mukhsin bin H. Saang (anak).b. Seben Narsiah binti H. Saang (anak).c. Mukri bin H. Saang (anak).d. Ratna binti H. Saang (anak).e. Muslich bin H. Saang (anak).
3. Menetapkan Almarhum Muksin bin H. Saang sebagai ahli waris yang telah
meninggal dunia pada tanggal 01 Oktober 1979 dalam usia 29 tahun,
beragama Islam dengan meninggalkan ahli waris :a. Endang Kartini binti Uyo (Isteri/ahli pengganti dari Muksin bin H.Saang)b. Muhendra bin Muksin (Anak ahli waris pengganti dari Muksin bin
H.Saang) c. Muherdi bin Muksin (Anak ahli waris Pengganti dari Muksin bin H.
Saang)d. Dewi Sri Muhayati binti Muksin (Anak ahli waris pengganti dari Muksin
bin H. Saang).4. Menetapkan Almarhumah Seben Narsiah binti H. Saang sebagai ahli waris
telah meninggal dunia pada tanggal 22 Desember 1985 dalam usia 37
tahun, beragama Islam dengan meninggalkan ahli waris :a. Effendi bin Lias ( suami/ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti
H.Saang).b. Ernawati binti Effendi (ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti
H.Saang ).c. Endi Supandi bin Effendi (ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti
H.Saang Anak ).d. Sunani binti Effendi (ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti
H.Saang)e. Lili binti Effendi (ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti H.Saang).f. Evi Marlina binti Effendi (ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti
H.Saang).g. Nurbandi bin Effendi (ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti
H.Saang)
12
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
h. Nurlelah binti Effendi (ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti
H.Saang)i. Liana Natalia binti Effendi (ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti
H.Saang).j. Edo Marlindo bin Effendi (ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti
H.Saang.5. Menetapkan obyek tanah berupa :
5.1. Girik C 691 No. Persil 22 S II atas nama H. Saang Bin Simun dahulu
beralamat di Pedurenan Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Ciledug,
Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat, sekarang beralamat di
Kp. Plered, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Karang Tengah,
Kota Tangerang Propinsi Banten, dengan batas-batas sebagai
berikut :- Sebelah Barat berbatasan tanah girik C 690.- Sebelah Utara berbatasan kolam ikan. - Sebelah Timur berbatasan tembok Graha Karang Tengah.- Sebelah Selatan berbatasan tanah girik C 720.
5.2. Girik C 711 No. Persil 23 D II atas nama H. Saang bin Simun dahulu
beralamat di Pedurenan, Kelurahan Pedurenan, Kecamatan
Ciledug, Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat, sekarang
beralamat di Kp. Plered, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan
Karang Tengah, Kota Tangerang, Propinsi Banten, dengan batas-
batas sebagai berikut :- Sebelah Barat berbatasan saluran air.- Sebelah Utara berbatasan rumah Kudin, rumah Kusen.- Sebelah Timur berbatasan Tanah Kusen, rumah Yanto.- Sebelah Selatan berbatasan rumah Muherdi.
5.3. Girik C 720 No. Persil 25 D III atas nama H. Saang bin Simun
dahulu beralamat Pedurenan, Kelurahan Pedurenan, Kecamatan
Ciledug, Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat, yang sekarang
beralamat di Kp. Plered Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan
Karang Tengah, Kota Tangerang, Propinsi Banten, dengan batas-
batas sebagai berikut :- Sebelah Barat berbatasan saluran air. - Sebelah Utara berbatasan Tanah girik C 690 dan Tanah girik C
691.- Sebelah Timur berbatasan Graha Karang Tengah.- Sebelah Selatan berbatasan rumah Rustam, Tanah Kosong
SUTET. Berdasarkan hasil pengukuran Badan Pertanahan (BPN) Kota Tangerang yaitu,
seluas = 5331 M2 dan 10 (sepuluh) unit Rumah kontrakan sebagai harta waris dari
13
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Almarhum H. Saang bin Simun dan Almarhumah Hj. Saijah binti H. Kodir yang harus
dibagi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku kepada:a. Mukri bin H. Saang (Anak).b. Ratna binti H. Saang (Anak).c. Muslich bin H. Saang (Anak).d. Endang Kartini binti Uyo (Isteri/ ahli waris pengganti dari Muksin bin H. Saang).e. Muhendra bin Muksin (Anak ahli waris pengganti dari Muksin bin H.Saang).f. Muherdi bin Muksin (Anak ahli waris Pengganti dari Muksin bin H. Saang).g. Dewi Sri Muhayati binti Muksin (Anak ahli pengganti dari Muksin bin H. Saang).h. Effendi bin Lias (Suami/ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti H.Saang).i. Ernawati binti Effendi (Ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti H.Saang).j. Endi Supandi bin Effendi (Ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti H.Saang)k. Sunani binti Effendi (Ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti H.Saang).l. Lili binti Effendi (Ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti H.Saang).m. Evi Marlina binti Effendi (Ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti H.Saang).n. Nurbandi bin Effendi (Ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti H.Saang).o. Nurlelah binti Effendi (Ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti H.Saang)p. Liana Natalia binti Effendi (Ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti H.Saang)q. Edo Marlindo bin Effendi (Ahli waris pengganti dari Seben Narsiah binti H.Saang)
6. Membebankan biaya perkara kepada Para Tergugat.Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon keputusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono).
Bahwa pada hari sidang yang ditentukan, Para Penggugat secara in persoon
yang didampingi kuasa hukumnya dan Para Tergugat l dan lll, Para Turut Tergugat
secara inpersoon didampingi kuasa hukumnya serta Tergugat ll telah hadir secara
inpersoon di muka sidang, yang kemudian oleh majelis hakim telah diusahakan
perdamaian, namun tidak berhasil ;
Bahwa berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 Tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan, Majelis Hakim telah memerintahkan pihak-pihak untuk
usaha damai (mediasi) melalui Hakim Mediator yang ditunjuk berdasarkan Penetapan
Nomor 281/Pdt./2017/PA.Tng tanggal 3 April 2017 bernama Drs. Ali Usman;
Bahwa berdasarkan laporan Hakim Mediator tersebut, tanggal 3 April 2017
mediasi dinyatakan gagal/tidak berhasil. Karenanya pemeriksaan secara litigatif
terhadap perkara a quo dapat dilanjutkan;
Bahwa selanjutnya pemeriksaan perkara dimulai dengan dibacakannya surat
gugatan Para Penggugat yang isinya tetap dipertahankan oleh Para Penggugat;
Bahwa atas gugatan Para Penggugat tersebut, Para Tergugat yaitu Tergugat l dan
Tergugat lll serta Para Turut Tergugat telah mengajukan jawaban secara tertulis pada
Tanggal 15 Mei Tahun 2017 sebagai berikut :
PENDAHULUAN
14
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa sebelum Para Tergugat (Tergugat I dan Tergugat III) dan Para Turut
Tergugat (Turut Tergugat I sampai dengan Turut Tergugat IV) menjawab, gugatan dari
Para Penggugat terlebih dahulu Para Tergugat menjelaskan bahwa setelah Para
Penggugat mencabut perkara sengketa warisan yang diajukan oleh Para Penggugat dan
Para Turut Tergugat Nomor Perkara 2266/Pdt.G/2015, terlebih dahulu Para Penggugat
memberikan beberapa uraian mengenai harta warisan yang disengketakan oleh Para
Penggugat, dimana harta tersebut Para Penggugat telah mengetahui dengan pasti
bahwa sisa harta warisan yang belum terbagi tersebut adalah hak bagian Para ahli waris
yang lain yang belum pernah diberikan/diterima selain dari pembagian Hibah yang telah
diberikan semasa hidup Pewaris (Almarhum H. Saang);
Bahwa Hibah yang diberikan oleh Pewaris Almarhum H. Saang semasa hidupnya
yang diketahui oleh masing-masing Para Penggugat. Para Tergugat dan Para Turut
Tergugat adalah:
1. Bahwa untuk Tergugat I (Mukri bin H. Saang anak laki-laki Pewaris)
dihibahkan tanah seluas 1000 m2.2. Bahwa untuk Tergugat II (Ratna binti H. Saang anak Perempuan Pewaris)
dihibahkan tanah seluas 300 m2.3. Bahwa untuk Tergugat III (Muslih bin H. Saang anak laki-laki Pewaris)
dihibahkan tanah seluas 1000 m2;4. Bahwa untuk Turut Tergugat II, III dan IV (Para Ahli Waris Pengganti dari
almarhumMuksin bin H. Saang) dihibahkan seluas 500 m2.5. Bahwa untuk Penggugat II sampai dengan Penggugat X (Para Ahli Waris
Pengganti Seben Narsiah binti H. Saang) dihibahkan tanah seluas 300 m2;
Bahwa adapun Para Penggugat telah menerima seluruh bagian hak warisnya,
dibuktikan dengan pembagian Hak Bersama pada tahun 2008, yang ditandatangani oleh
Para Penggugat, dengan memberikan masing-masing bahagian Para Penggugat
(Penggugat II s/d Penggugat X) sesuai dengan plot pengukuran BPN dibuktikan dengan
Akta Pembagian Hak bersama pada tahun 2008 yang masing-masing Para Penggugat
terima sesuai dengan bagian dalam pembagian hak bersama, yang akan Para Tergugat
uraikan dalam Pokok Perkara.
Dan Pembuktian yang jelas yaitu dengan adanya surat pernyataan dari Penggugat VII
(Nurbandi bin Effendi), yang secara jelas isi pernyataanya bahwa Penggugat VII, setelah
menerima Pembagian warisan 100 m2 (pembagian terakhir) tidak akan
meminta/menggugat lagi terhadap sisa tanah yang belum terbagi kepada ahli waris yang
15
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
lainnya pada saat itu, dimana Para Turut Tergugat dan Tergugat II belum pernah
menerima tanah warisan selain dari pemberian hibah semasa pewaris masih hidup.
Bahwa sebelum Perkara Nomor 2266/Pdt,G/2015 (gugatan pembagian waris)
dicabut oleh Para Penggugat, berbagai upaya mediasi telah dilakukan oleh Para
Tergugat dan Turut Tergugat, dengan memanggil secara kekeluargaan Para Penggugat
agar perkara ini diselesaikan secara musyawarah di rumah Tergugat I, namun Para
Penggugat tetap pada pendiriannya untuk menuntuk hak warisnya dan tetap minta Hibah
dan jual beli yang direkayasa oleh Penggugat I (Effendi bin Lias) yang saat itu masih
aktif sebagai polisi, dibuktikan dengan dipertemukannya antara Penggugat I dan Tegugat
I, dimana Tergugat I dalam surat pernyataan dibawah tangan yang direkayasa oleh
Penggugat I mengenai Hibah dan Jual beli disangkal dan dibantah oleh Tergugat I,
bahwa dimana pada saat itu Penggugat I hanya memberikan kertas yang berisi
pernyataan yang ditandatangani oleh Tergugat I dan ketas segel kosong yang dititipkan
kepada Tergugat untuk Pewaris ditandatangani agar surat pernyataan dipindahkan
kertas segel namun pewaris Almarhum H. Saang marah dan tidak menandatangani surat
pernyataan tersebut, karena pada dasarnya pernyataan Hibah tidak pernah diberikan
dan tidak pernah ditandatangani oleh pewaris dan jual belipun tidak pernah ada antara
Penggugat I dan Pewaris (Almarhum H. Saang).
Bahwa sebagai saksi dalam surat pernyataan tersebut Tergugat I menanyakan
kepada Penggugat I kapan terjadinya jual beli antara Pewaris dan Penggugat I, dan
pemberian Hibah ke Para Ahli Waris Pengganti Seben Narsiah binti H. Saang tidak
pernah ada saat, karena surat pernyataan tersebut hanyalah rekayasa dari Penggugat I.
Bahwa kejadian tersebut diuraikan dan dijelaskan oleh Tergugat I dihadapan Para
Penggugat, bahwa apa yang dibuat oleh Penggugat I saat itu adalah surat pernyataan
rekayasa dari Penggugat I baik pewaris Almarhum H. Saang maupun Tergugat I tidak
pernah melihat apalagi menyaksikan Jual beli antara Penggugat I dan Pewaris
(Almarhum H. Saang).
Bahwa dengan kejadian tersebut Para Penggugat bukannya datang
bermusyawah namun Para Penggugat, malah berantem memaki Para Tergugat yang
menjelaskan kejadian yang sebenarnya yang dilakukan oleh ayahnya (Penggugat I),
karena Para Penggugat tidak pernah mengerti dan mengetahui kejadian yang
sebenarnya, semua hanya merupakan cerita rekayasa dari Penggugat kepada anak-
anaknya untuk menuntut harta warisan yang bukan haknya;
16
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa musyawarah keluarga sering dilakukan dirumah kediaman Tergugat I
bahkan Para Turut Tergugat sampai mengalah akan memberikan sebagian haknya
kepada Para Penggugat dan selebihnya akan dirembukkan kepada Para Tergugat,
namun Para Penggugat tetap tidak menerima dan bahkan cenderung berbuat arogan,
memaki Para Tergugat dengan kata-kata yang tidak pantas dikeluarkan sebagai seorang
keponakan kepada Para Tergugat;
Bahwa pada hakekatnya Para Penggugat tetap menuntut pembagian hak waris
terhadap sisa tanah yang belum terbagi, dengan tetap mempertahankan Hibah dan jual
beli yang direkayasa oleh Penggugat I;
Bahwa jika Para Ahli Pengganti Seben Narsiah binti H. Saang tetap
mempertahankan sisa tanah seluas 616 m2, maka Para Tergugat tetap pada dalil-
dalilnya bahwa hak mutlak yang dihibahkan ke Para Penggugat hanya 300 m2, dan
selebihnya adalah pembagian sisa tanah waris yang telah diterima oleh Para Penggugat
sejak tahun 2008, yang diberikan oleh Para Tergugat terbukti dalam pembagian hak
bersama;
Bahwa jika Para Penggugat tetap mempertahankan dalil-dalil gugatannya maka
Para Penggugat telah melanggar pembagian waris sebagai ahli waris pengganti dan
melanggar ketentuan pembagian waris bagi ahli waris pengganti. Sesuai dengan Pasal
185 Kompilasi hukum Islam (KHI) ayat (2) Bagian Ahli Waris Pengganti tidak boleh
melebihi dari bagian ahli waris yang sederajat dengan yang diganti;
Bahwa oleh karena Almarhumah Seben Narsiah binti H. Saang adalah anak
perempuan dari Pewaris sederajat dengan Tergugat II yaitu Ratna binti H. Saang dalam
hal kedudukannya sebagai anak perempuan dari Pewaris, maka secara hukum bagian
dari Ahli Waris Pengganti Almarhum Seben Narsiah binti H. Saang tidak boleh melebihi
dengan bagian waris dari Tergugat II, yaitu Ratna binti H. Saang, yang akan diuraikan
oleh Para Tergugat pada bagian dalam pokok Perkara.
DALAM EKSEPSI
Para Tergugat (Tergugat I dan Tergugat III) dan Para Turut Tergugat (Turut
Tergugat 1 sampai dengan Turut Tergugat IV) menyampaikan keberatan atas gugatan
Para Penggugat (Penggugat I sampai dengan Penggugat X) dengan alasan sebagai
berikut :
17
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Gugatan Para Penggugat tidak jelas dan kabur (obscuur libell).
1. Gugatan Para Penggugat, kabur (obscuur libell).
1.1. Yang Pertama pada halaman 1 s/d 2 dijelaskan bahwa Para Penggugat
(Penggugat 1 sampai dengan Penggugat X) Para Tergugat (Tergugat 1
sampai dengan Tergugat III) dan Para Turut Tergugat (Turut Tergugat I
sampai dengan Turut Tergugat IV) adalah Para ahli waris dan ahli waris
Pengganti dari H. Saang bin Simun dan Hj. Saijah binti H. Kodir. Kontradiktif
dengan Posita gugatan Para Penggugat pada halaman 3 yang menjelaskan
bahwa Penggugat II sampai dengan Penggugat X adalah anak-anak dari
Almarhum Seben Narsiah binti H. Saang dan merupakan Ahli Waris Pengganti
dari Seben Narsiah binti H. Saang sedangan Turut Tergugat II sampai dengan
Turut Tergugat IV adalah ahli waris Pengganti dari almarhum Muksin bin H.
Saang.
Bahwa pernyataan ini kontradiktif dengan Posita Para Penggugat di satu sisi
Para Penggugat, Para Tergugat, dan Para Turut Tergugat bukanlah ahli waris
Pengganti dari H. Saang bin Simun dan Hj. Saijah binti Kodir, karena secara
jelas dalam kedudukan hukum Para Pihak telah dijelaskan dalam Posita Para
Penggugat pada halaman 3 dan 4 serta dalam silsilah ahli waris bahwa Para
Penggugat adalah Ahli Waris Pengganti dari almarhum Seben Narsiah binti H.
Saang. Para Tergugat adalah anak-anak dari H. Saang dan Hj. Saijah dan
merupakan ahli waris bukan ahli waris Pengganti dari H. Saang dan Hj. Saijah
serta Para Turut Tergugat adalah Ahli Waris Pengganti dari Almarhum Muksin
bin H. Saang.
1.2. Yang Kedua adalah antara posita pada halaman 3 tidak sejalan dengan
petitum Para Penggugat pada halaman 9 Poin 2, dimana Posita pada
halaman 5, bahwa anak laki-laki Pewaris yang bernama almarhum Muksin bin
H. Saang telah meninggal dunia terlebih dahulu dari Pewaris sebagaimana
dibuktikan dalam Surat Keterangan Kematian Nomor 472.12/334-Tapem/2015
meninggalkan Ahli Waris Pengganti yaitu Para Turut Tergugat I (istri) dan
anak-anaknya yaitu Turut Tergugati I sampai dengan Turut Tergugat IV. Sesuai
dengan Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 185 (1) ahli waris yang meninggal
lebih dahulu, daripada si Pewaris maka dapat digantikan oleh, kecuali mereka
yang tersebut dalam pasal 173 KHI.
18
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Maka seharusnya dalam Petitum Para Penggugat kedudukan Almarhum Muksin bin
H. Saang digantikan oleh Para Ahli Waris Penggantinya yaitu (Turut Tergugat II s/d Turut
Tergugat IV) serta Almarhum Seben Narsiah binti H. Saang digantikan oleh Para Ahli
Waris Penggantinya yaitu Penggugat II s/d Penggugat X.
Bahwa Para Penggugat telah menjelaskan dalam posita pada halaman 3 poin 5 dan
bahwa almarhum Muksin bin H. Saang dan almarhum Seben Narsiah binti H. Saang
meninggal lebih dahulu dengan Para Pewaris yaitu (H. Saang bin Simun dan Hj. Saijah
binti H. Kodir) sehingga almarhum Muksin bin H. Saang dan almarhum Seben Narsiah
binti H. Saang bukanlah merupakan ahli waris karena (orang yang mewariskan harta)
sudah meninggal, sementara al-waris (orang yang mewarisi) masih dalam keadaan
hidup. Oleh karena almarhum Muksin bin H. Saang dan almarhum Seben Narsiah binti
H. Saang telah meninggal dunia lebih dahulu dari pada si Pewaris maka Petitum Para
Penggugat salah jika tetap mencantumkan almarhum Muksin bin H. Saang dan
almarhum Seben Narsiah binti H. Saang sebagai ahli waris, sesuai dengan Posita pada
poin 5 dan 6 seharusnya Almarhum H. Saang bin Simun meninggalkan ahli yaitu Para
Ahli Waris Pengganti dari Almarhum Muksin bin H. Saang dan Para Ahli Waris Pengganti
dari Almarhum Seben Narsiah binti H. Saang;
Bahwa Petitum para Penggugat Pada Poin 2 halaman 9 dalam Pokok perkara yang
mendalilkan bahwa Para Pewaris meninggalkan ahli waris Muksin bin H. Saang dan
Seben Narsiah binti H. Saang benar-benar aneh dan membingunkan sementara Posita
pada poin 5 dan 6 halaman 3 menjelaskan bahwa almahum Muksin dan almarhum
Seben Narsiah binti H. Saang meninggal dunia terlebih dahulu dengan Pewaris....apa
maksudnya? Bagaimana bisa jadi ahli waris kalau Muksin dan Seben Narsiah sudah
meninggal lebih dahulu dengan si pewaris almarhum H. Saang dan H. Saijah,
bagaimana mungkin mereka bisa disebut sebagai ahli waris dalam Petitum Para
Penggugat pada poin 2 halaman 9, Karena seseorang disebut ahli waris jika ia hidup
dan ada ketika si pewaris meninggal, karena ahli waris itu artinya orang yang menerima
warisan, bagaimana mungkin Muksin dan Seben Narsiah menjadi ahli waris dari H.
Saang, karena mereka sendiri duluan meninggal dari si Pewaris Almarhum H. Saang
dan H. Saijah, Sehingga dalil-dalil Posita pada poin 5 dan 6 halaman 3 Para Penggugat
kontradiktif dengan Petitum Poin 2 halaman 9, maka Petitum tidak mendukung posita,
dan gugatan dinyatakan tidak dapat diterima sebab tidak jelas dan kabur.
19
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa sebelum menyampaikan Jawaban, Para Tergugat menegaskan bahwa
semua yang Para Tergugat kemukakan dalam eksepsi, tetap dipertahankan
dan dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari jawaban dalam
pokok perkara ini.
2. Bahwa Para Tergugat menolak dalil-dalil gugatan Para Penggugat kecuali
yang diakui kebenarannya secara jelas dan tegas.
Kedudukan Hukum Para Pihak
1. Bahwa tidak benar dalil Para Penggugat pada poin halaman 2 (dua) yang
mendalilkan Para Penggugat, Para Tergugat dan Para Turut Tergugat adalah
ahli waris dan ahli waris Pengganti dari H. Saang bin H. Saimun dan Hj.
Saijah binti H. Kodir.
Bahwa hal yang sebenarnya adalah Para Penggugat adalah Para Ahli Waris
Pengganti dari Seben Narsiah binti H. Saang, Para Turut Tergugat adalah ahli
waris pengganti dari almarhum Muksin bin H. Saang.
2. Bahwa benar kedudukan Para Penggugat, Para Tergugat dan Para Turut
Tergugat adalah ahli waris dari almarhum H. Saang bin H. Simun, seperti
yang diuraikan oleh Para Penggugat pada poin 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 sesuai
dalam silsilah Keluarga H. Saang bin H. Simun x Hj. Saijah binti H.
Kodir.
3. Bahwa benar Para pihak belum pernah mengajukan Penetapan Ahli Waris
(PAW) ke Pengadilan manapun, namun sebelum para Pewaris meninggal
dunia, para ahli waris telah mendapatkan hibah masing- masing dan sebagian
lainnya telah diwasiatkan dan sebagian yang lain tanah dan bangunan
tersebut telah menjadi hak milik Tergugat l dan Tergugat lll.
TENTANG TIRKAH
1. Bahwa harta peninggalan Pewaris yang sisanya belum terbagi kepada Para
Ahliwarisnya adalah yang saat ini digugat oleh Para Penggugat adalah bagian
dari ahli waris :
20
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
a. Para Ahli waris Pengganti Almarhum Muksin bin H.Saang (Turut Tergugat
l l sampai dengan Turut Tergugat lV).
b. Tergugat l
c. Tergugat II.
d. Tergugat lll
Bahwa adapun Para Ahli Waris Pengganti dari Almarhum Seben Narsiah binti H,
Saang (Penggugat II s/d Penggugat X) Hibah yang diberikan oleh Pewaris semasa
hidupnya seluas 300 m2 dan telah dibagikan berdasarkan Pembagian Hak Bersama
yang ditandatangani Para Tergugat seluas 613 m2, sehingga total nilai harta
warisan yang telah diterima oleh Para Penggugat seluas 913 m2.
Adapun harta peninggalan Pewaris akan Para Tergugat uraikan sebagai berikut:
Berdasarkan Hasil Pengukuran BPN Kota Tangerang:
a. Bahwa untuk Girik C. 691 No. Persil 22 S.II luas tanah 2.340 m2 (obyek sengketa
atas nama H. Saang bin H. S imun bahwa luas secara fisik berdasarkan
pengukuran dari BPN Kota Tangerang seluas 3.217 m dengan batas-batas
sebagai berikut:
- Sebelah Barat : berbatasan dengan kontrakan dan tanah dengan girik C.720
persil 25 D lll.
- Sebelah Utara : berbatasan dengan dengan tanah Girik C 711 Persil 23 D.
- Sebelah Timur : berbatasan dengan tembok Perumahan Graha Karang
Tengah.
- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan tanah H. Saang dengan Girik C. 720
Persil 25 D.III.
Bahwa berdasarkan Ploting BPN luas keseluruhan girik C. 691 No. Persil 22 S.II
seluas 3.217 m2, dimana sebagian luas tanahnya telah terbagi kepada :
1. Bahwa dihibahkan ke Ahli waris Pengganti Almarhum Muksin bin H. Saang
seluas 500 m2, namun yang dikuasai oleh Para Turut Tergugat seluas 631
m2, sehingga kelebihan tanah yang dikuasai oleh Para Turut Tergugat di
masukaan sebagai budel waris.
2. Bahwa tanah seluas 1.000 m2 digadai pewaris semasa hidupnya untuk biaya
hidup dan pengobatan Pewaris, dan ditebus oleh Tergugat I dan Tergugat III
kepada pihak Penerima gadai, yang sebelum meninggalnya Pewaris
dikonpensasikan dengan uang gadai mejadi hak milik Tergugat I dan
21
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Tergugat III, yang telah dijual ke Dodoy seluas 466 m2 (Floting BPN dan
seluas 206 m2 dan ke saudara Teguh seluas 130 m2).
Sehingga sisa tanah untuk girik, C. 691 No. Persil 22 SII seluas 1.717 m2.
Bahwa Para penggugat keliru menghitung luas tanah sisa untuk C. 691 No.
Persil 22 S n seluas 1928 m2 hal yang sebenarnya sisa seluas 1717 m2,
yang saat ini dikelolah oleh Tergugat I untuk Kolam Pemancingan.
3. Bahwa untuk girik C. 711 No. Persil 23 D II berdasarkan girik seluas 1.660
m2 (obyek sengketa II), luas tanah berdasarkan Pengukuran fisik BPN seluas
1764 m2. Dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah Barat : berbatasan dengan Saluran air.
- Sebelah Utara : berbatasan dengan Rumah Kudin dan Rumah
Kusen.
- Sebelah Timur : berbatasan dengan tanah Kusen dan Rumah Yanto.
- Sebelah Selatan : berbatasan dengan Rumah Muherdi dan Kontrakan
Tergugat II.
Dimana sebahagian tanah tersebut telah dihibahkan kepada:
- Tergugat II (Ratna binti H. Saang) seluas 300 m2, dan luas tanah saat ini
dikuasai oleh Tergugat II seluas 503 m2 (Floting BPN), sehingga sisa kelebihan
tanah yang dikuasai oleh Tergugat II seluas 203 m2 yang dihitung sebagai
budel waris.
- Para Penggugat seluas 300 m2, sedangkan luas tanah yang dikuasai oleh Para
Penggugat seluas 916 m2 (Floting BPN), sehingga sisa kelebihan tanah yang
dikuasai oleh Para Penggugat seluas 616 m2 yang dihitung sebagai budel
waris.
- Sebagian tanah tersebut diambil jalan umum seluas 30 m2 dan saluran air
seluas 30 m2.
Sehingga sisa tanah untuk girik, C. 711 No. Persil 23 D.ll seluas 1.104 M2.
4. Bahwa untuk girik C. 720 No. Persil 25 D III luas tanah 3.700 m2 (obyek
sengketa 3) yang luas secara fisik berdasarkan pengukuran BPN seluas 5107m2
dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Barat berbatasan dengan saluran air
- Sebelah Utara berbatasan dengan girik C. 711 23.D.ll.
22
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Sebelah Timur berbatasan dengan tembok tanah girik C.691 Persil S.ll.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah Rustam dan tanah PLN
( Sutet ).
Bahwa semasa hidupnya Pewaris telah menghibahkan sebagian hartanya kepada
para ahli warisnya :
1. Untuk ahli waris Mukri bin H. Saang (anak laki – laki dari Pewaris) seluas 1000
m2.
2. Untuk ahli waris muslich (anak laki – laki dari Pewaris) seluas 1000 m2.
3. Dan untuk 10 unit kontrakan yang dibangun diatas tanah seluas 536 m2 dan
tanah kosong seluas 1000 m2 (girik C 691 Nomor Persil 22 S ll) telah digadai
Pewaris pada Tahun 1997 senilai Rp. 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta
rupiah) untuk biaya hidup, perawatan dan pengobatan Pewaris yang pada saat
itu kondisi kesehatannya mulai memburuk.
Bahwa pada tahun 2001 kontrakan dan tanah kosong seluas 1.000 m2
tersebut ditebus oleh Tergugat I dan Tergugat II yang masa itu dicicil dari tahun
2001 s/d tahun 2003, dimana kondisi kesehatan Pewaris sudah mulai
memburuk, dan tidak mempunyai dana untuk menebus tanah dan
kontrakannya ke pihak penerima gadai.
Bahwa sejak ditebusnya surat-surat tanah oleh Tergugat I dan Tergugat III
Kontrakan dan tanah Kosong tersebut diberikan oleh Pewaris kepada Tergugat
I dan Tergugat III, karena menurut Pewaris tanah tersebut sebaiknya ditebus
surat- suratnya daripada dikemudian hari menjadi hak milik orang lain, karena
ketidak mampuan Pewaris untuk menebus surat tanah yang telah digadainya.
Bahwa atas penguasaan kontrakan dan tanah Kosong seluas 1.000 m2,
sejak tahun 2003 sebagai konpensasi penebusan surat tanah-tanah oleh
Tergugat I dan Tergugat III, sebelum pewaris meninggal dunia telah mutlak
menjadi hak milik Tergugat I dan Tergugat III.
4. Tanah seluas 250 m2 di wasiatkan oleh Pewaris secara lisan bagi anak-anak
pewaris yang masih hidup untuk menunaikan ibadah Haji ke tanah Suci
Mekah.
5. Diwakafkan untuk Kuburan Keluarga seluas 342 m2.
6. Dipakai untuk jalan umum 422 m2. 511 m2
Sehingga sisa tanah yang belum terbagi seluas 1.557 m2.
23
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa terhadap tanah-tanah yang dijual oleh Para Tergugat (Tergugat I dan
Tergugat III) adalah tanah hak milik Para Tergugat (Tergugat I dan Tergugat III),
dan sebagian diperuntukan untuk membayar seluruh pajak-pajak tanah,
sehingga terhadap tanah yang telah dijual oleh Para Tergugat, tidak perlu
mendapatkan persetujuan dari Para Penggugat.
Bahwa untuk bangunan rumah Kontrakan yang dibangun diatas tanah seluas
536 m2 adalah merupakan hak milik Tergugat I dan Tergugat III, karena
bangunan Kontrakan tersebut adalah bagian yang telah digadai oleh Pewaris ke
pihak lain dan ditebus gadai/dibeli kembali oleh Pihak Tergugat I dan Tergugat
III, sehingga Bangunan Kontarakan 10 pintu dan tanah seluas 1.000 m2 untuk
girik C. 691 No. Persil 22 S II adalah tanah dan bangunan Kontrakan milik
Tergugat I dan Tergugat II.
7. Bahwa rumah Kontrakan 10 (sepuluh) unit diatas tanah seluas 536 m2 adalah
hak milik Tergugat I dan Tergugat III. Dan Para Tergugat (Tergugat I dan
Tergugat III) sepakat membagikan kontrakannya :
- Tergugat I, diberikan 1 (satu) Unit Kontrakan (sudah diterima).
- Para ahli waris Almarhum Muksin diberikan 1 (satu) unit Kontrakan (sudah
diterima).
- Para ahli waris Pengganti Almarhum Seben Narsiah 1 (satu) unit kontrakan
(namun tidak mau menerima) dengan alasan akan tetap menuntut hak
bagian warisannya.
Bahwa berdasarkan Pengukuran BPN KotaTangerang total keseluruhan
tanah almarhum H. Muhasim dari ketiga Girik (C.720 No. Persil 25 D III, C.
711 No. Persil 23 D.II dan C. 691 No. Persil 22 S.II) yang disengketakan oleh
Para Penggugat seluas 10.088 m2 termasuk hibah yang telah diterima oleh
para ahli waris, luas tanah yang diambil jalan dan saluran air.
8. Bahwa semasa hidup Pewaris sebagian dari luas tanah yang telah diuraikan
di atas dihibahkan kepada Para Ahli Waris dan sebagian yang lain telah
digadaikan kepada pihak- pihak lain:
24
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
8.1.Tanah dihibahkan ke Tergugat I seluas 1000 m2.
8.2.Tanah dihibahkan kepada Tergugat II seluas 300 m2.
8.3.Tanah Dihibahkan kepada Tergugat III seluas 1000 m2.
8.4.Tanah dihibahkan kepada Para ahli waris Pengganti Almarhum Muksin
seluas 500 m2.
8.5.Tanah diberikan seluas 250 m kepada anak kandung Pewaris yaitu
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III untuk dijual dan dipakai untuk
menunaikan ibadah haji, sepeninggalnya.
8.6.Tanah dihibahkan kepada Ahli waris Pengganti Seben Narsiah seluas 300
m2, dan tidak benar jika Hibah ke Ahli Pengganti Seben Narsiah seluas
600 m2, sehingga luas tanah siasa yang dikuasai oleh Para Penggugat
616 m2 yang dimasukkan dalam budel waris.
Bahwa bagian Hibah ahli pengganti Seben Narsiah sama dengan Hibah
bagian Tergugat II.
8.7.Bahwa semasa hidup Pewaris tidak pernah memperjual belikan tanah
seluas 200 m2 hak miliknya ke Penggugat I.
Bahwa Jual beli tersebut hanyalah rekayasa dari Tergugat I, karena antara
Pewaris dan Penggugat I tidak pernah ada transaksi jual beli, hal ini telah
dibuktikan kebenarannya oleh ParaTergugat bahwa jual beli pernyataan diatas
kertas hanyalah rekayasa Penggugat hal mana Tergugat I dijadikan saksi yang
25
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
tidak pernah terjadi dan Pewarispun tidak pernah merasa jual beli apalagi
mengakui dan menerima uang dari Penggugat I, hal itu dapat dibuktikan
berdasarkan surat rekayasa dari Penggugat tentang jual beli fiktif yang tidak
pernah ada selama pewaris masih hidup.
Bahwa hal ini terbukti sebelum pencabutan gugatan yang pertama Para
Penggugat, antara Para Penggugat bertemu secara musyawarah dengan Para
Tergugat, dan Penggugat I hadir dalam pertemuan tersebut untuk membahas
surat pernyataan Jual beli dan Hibah yang dibuat oleh Penggugat I, dan dalam
pertemuan tersebut Penggugat tidak dapat membuktikan adanya jual beli
dengan Pewaris dan Hibah, sesuai Surat Pernyataan :
Bahwa Kesaksian Penggugat I:
Bahwa Jual beli tanah seluas 200 m2 tersebut dengan Pewaris, atas dasar jasa
Penggugat I mengeluarkan Pewaris dari penjara, namun dibantah oleh saksi
dalam Surat Pernyataan Tergugat I dan Tergugat III, bahwa orang tuanya keluar
dari tahanan polisi karena Pewaris memang tidak terbukti melakukan
pembunuhan sesuai dengan yang dituduhkan, karena pelaku yang sebenarnya
ditangkap dan telah mengakui perbuatannya, dan Pewaris dibebaskan atas
pengakuan pelaku pembunuhan yang sebenarnya.
Bahkan pewaris sangat dendam kepada Penggugat I, karena sebagai seorang
menantu yang pada saat sebagai anggota polisi tidak dapat membantu pewaris
bahkan mencegah terjadinya penganiayaan oleh Para Penyidik Polisi saat itu
yang menyebabkan gigi Pewaris rontok.
Bahkan alasan Penggugat I pada saat pertemuan keluarga yang dihadiri oleh
sebagian Para Penggugat dan Para Turut Tergugat, dan Para Tergugat
mengungkap bahwa selama ini Surat Pernyataan tersebut adalah rekayasa dari
Penggugat I, yang diyakini oleh Para Penggugat (anak-anak Penggugat I) benar
adanya hanya berdasarkan dari cerita Penggugat I.
Bahwa terhadap keterangan dari Penggugat I tersebut, Para Tergugat dapat
membuktikan bahwa Surat Pernyataan jual beli dan Hibah tersebut adalah
rekayasa dari Penggugat I.
26
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
9. Bahwa selama ini para Tergugat I dan Tergugat III yang merawat Para Pewaris
selama hidupnya, dan jika Para Tergugat tidak ikut konstribusi dalam
membiayai hidup Para pewaris maka semua harta warisan Pewaris saat itu
akan dijual ke pihak-pihak lain, karena Pewaris sudah tidak sanggup
menggarap, sebagian harta warisannya yang berupa tanah sawah.
Bahwa Tergugat I dan Tergugat III tetap mempertahankan harta-harta warisan
milik Pewaris, dan mencegah Pewaris untuk menjual semua hartanya,
sehingga apa yang ada sekarang tetap masih dapat dibagikan kepada para ahli
waris yang belum pernah mendapatkan hak warisnya.
Bahwa terhadap tanah yang dijual oleh Tergugat I dan Tergugat III adalah
sudah menjadi hak milik Para Tergugat, sehingga hasil penjualanpun yang
diberikan kepada Para Penggugat tidak sama dengan pembagian waris yang
semestinya.
Bahwa adapun sisa tanah warisan Pewaris yang masuk sebagai sebagai budel
waris yang masih belum terbagi kepada para ahli warisnnya yaitu :
Bahwa untuk total tanah warisan seluas 10.088 m2 telah terbagi dan sebagian
sudah menjadi hak milik Tergugat I dan Tergugat III dengan uraian sebagai
berikut :
Hibah dan wasiat yang diberikan oleh Pewaris semasa hidupnnya:
9.1. Untuk ahli Waris mukri bin H. Saang/Tergugat I (anak-laki-laki dari Pewaris)
diberikan seluas 1.000 m2.
9.2. Untuk ahli waris Ratna binti H. Saang /Trgugat II (anak Perempun dari
Pewaris) diberikan seluas 300 m2.
9.3. Untuk ahli waris Muslich/Tergugat III (anak laki-laki dari Pewaris) seluas 1.000
m2.
9.4. Untuk ahli waris Pengganti Almarhum Muksin bin H. Saang (Turut Tergugat I
s/d Turut tergugat IV) diberikan tanah seluas 500 m2.
9.5. Untuk ahli waris Pengganti Seben Narsiah binti H. Saang (Para Penggugat)
diberikan tanah seluas 300 m2.
Wasiat;
9.6. Di Wasiatkan oleh Pewaris sebelum meninggalnnya secara lisan bagi anak-
27
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
anak pewaris yang masih hidup seluas 250 m untuk menunaikan ibadah Haji
ke tanah Suci Mekah, dan telah dijual oleh Para Tergugat ke Sawiyah seluas
150 m2 untuk pendaftaran (DP) menunaikan ibadah haji.
Wakaf:
9.7. Diwakafkan untuk Kuburan Keluarga seluas 342 m2.
Untuk Fasilitas Umum (jalan)
9.8. Dipakai untuk jalan umum 511 m2 .
Tebusan Gadai/Jual gadai
Bahwa terhadap dalil para Penggugat sangatlah keliru jika apa yang telah menjadi
hak milik masih tetap dibagi sebagai warisan karena tanah-tanah tersebut adalah tanah
yang telah dibeli oleh Para Tergugat dengan konstribusi menebus gadai tanah pewaris
atas persetujuan pewaris semasa hidupnya.
9.9. Tanah seluas 1.000 m2 dan bangunan Kontrakan yang dibangun diatas tanah
seluas 536 m2
9.10. Tanah seluas 312 m2 dijual ke Dodoy.
9.11. Tanah dijual ke Teguh seluas 130 m2 .
9.12. Tanah di Jual ke Rustam seluas 243 m2.
9.13. Tanah seluas ke saudara Ian seluas 113 m2.
Adalah merupakan bagian hak milik Tergugat I dan Tergugat III.Sehingga Total tanah
hak milik Tergugat I dan Tergugat III seluas 1.536m2 + bangunan Kontrakan 10 Unit.
Sehingga total budel warisan yang belum terbagi seluas dari Luas Keseluruhan
tanah Pewaris seluas 10.088- (Total Hibah 3100 m2 + Wasiat 250 m2 + Wakaf 342 m2
+ 1.536 m2 (Tanah Kosong + tanah Kontrakan) + Tanah yang digunakan untuk jalan
umum dan saluran air) = 4.349 m2, sehingga para Penggugat berhak mendapak hak
warisnya seluas 543 m2, yang jauh hari tahun dan bulan telah diberikan masing
dibagikan oleh Para Tergugat terbukti dalam pembagian hak bersama yang telah
masing-masing dimiliki oleh Penggugat II sampai dengan Penggugat X.
Bahwa oleh Karena Para Penggugat telah menguasai tanah waris seluas 916 m 2 -
300 m2 (Hibah) = 616 m2, maka Para Penggugat sudah melebihi hak warisnya.Yang
mestinya hanya menerima tanah sisa pembagian waris 543 m2, sehingga total yang
28
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
seharusnya dikuasai oleh Para penggugat hanya 843 m2, namun kenyataannya telah
dibagikan seluas 916 m , dan diberikan 1 (satu) unit kontrakan.
Bahwa jika Para Penggugat tetap menuntut pembagian sisa tanah warisan tersebut
maka sebagai ahli waris Pengganti sesuai dengan Pasal 185 KHI (bagian ahli waris
Pengganti tidak boleh melebihi ahli waris yang sederajat dengan yang diganti).
10. Bahwa terhadap dalil Para Penggugat sangatah keliru jika apa yang telah menjadi
hak milik masih tetap dibagi sebagai warisan karena tanah-tanah tersebut adalah
tanah yang telah dibeli oleh Para Tergugat dengan konstribusi menebus gadai tanah
pewaris atas persetujuan pewaris semasa hidupnya.
11. Bahwa terhadap dalil Para Penggugat pada poin 14 dan 15, adalah bahagian hak
milik Para Tergugat (Tergugat I dan Tergugat III), karena bangunan dan rumah
kontrakan adalah bagian tanah dan bangunan yang digadai oleh Pewaris dan
ditebus oleh Para Tergugat atas persetujuan dari Pewaris untuk dilimpahkan menjadi
hak milik Para Tergugat, karena kondisi si Pewaris sudah tidak sanggup
mengembalikan uang gadaian tanah dan bangunan, tersebut daripada beralih ke
pihak-pihak lain maka Para Tergugatlah (Tergugat I dan Tergugat III) dibebankan
untuk melunasi semuanya dan diberikan sebagai hak milik.
12. Bahwa oleh karenanya Para Penggugat tidak ada alasan secara hukum untuk
menggugat obyek tanah kosong seluas 1.000 m2, yang telah dijual oleh Para
Tergugat ke pihak-pihak lain yang sejak dulu telah diakui oleh Para Penggugat dan
tidak pernah dipermasalahkan, dan bangunan kontrakan yang dibangun di atas
tanah seluas 536 m2.
13. Bahwa dan oleh karenannya Para Tergugat (Tergugat I dan Tergugat III) telah
memberikan kebijakan kepada Para Penggugat untuk 1 (satu) unit kontrakan namun
Para Penggugat menolaknya dengan alasan tetap mempertahankan hak bagian
warisnya.
14. Bahwa terhadap Tergugat II dan Para Turut Tergugat telah menerima masing-masing
1 unit Kontrakan dari Pihak Tergugat I dan Tergugat III.
15. Bahwa Untuk itu gugatan Para Penggungat untuk hak milik Tergugat I dan Tergugat
III yaitu bangunan 10 (sepuluh) unit kontrakan dan tanah seluas 1.000 m2 tidak
berdasar, karena tanah dan bangunan tersebut adalah hak milik Para Tergugat
(Tergugat I dan Tergugat III).
16. Bahwa terhadap dalil-dalil Para Penggugat pada Poin 16 adalah dalil rekayasa jual
29
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
beli dan hibah yang tidak pernah ditandatangani oleh Pewaris semasa hidupnya,
saksi saat itu Tergugat I hanya dititipkan kertas dan Surat Pernyataan yang
direkayasa oleh Penggugat I untuk diberikan kepada Pewaris untuk ditandatangani
dan dirubah ke kertas segel namun Pewaris semasa hidup sampai meninggalnya
tidak mau menandatangani kertas segel yang disodorkan oleh Penggugat I, karena
bagian Hibah yang telah diberikan pewaris hanya 300 m2 sama dengan bagian
Tergugat II, adapun luas yang dikuasai saat ini adalah rekayasa dari Penggugat I
yang membuat Surat pernyataan jual beli tanpa adanya jual beli pada saat itu.
Bahwa sejak Pewaris masih hidup sampai meninggal Pewaris tidak pernah
mengakui hibah dan jual beli, yang telah direkayasa oleh Penggugat I, yang mana
tertera dalam surat pernyataan hibah tanggal 3 September 1982, namun
kenyataannya surat rekayasa tersebut disodorkan oleh Penggugat 1 pada tahun
1992 dengan menyuruh Tergugat I untuk mengganti ke kertas segel namun setelah
diberitahukan kepada Pewaris Almarhum H. Saang tidak mau mendatangani kertas
segel tersebut dan menganggap Surat pernyataan tersebut adalah rekayasa dari
Penggugat I dan Pewaris almarhum H. Saang meyatakan tidak pernah melakukan
Jual beli dan tidak memberikan Hibah apalagi menandatangani Surat pernyataan
tersebut.
Bahwa berdasarkan hal tersebut Tergugat I menyampaikan kepada Penggugat I,
bahwa Pewaris tidak akan menanda tangani surat segel yang disodorkan oleh
Penggugat ke Pewaris melalui Tergugat I, sehingga surat itu tidak sah karena tidak
pernah ditanda tangani oleh Pewaris, dan Tergugat I sebagai saksi merasa kecewa
dengan perbuatan Penggugat I, yang menjadikan Tergugat I sebagai saksi dalam
surat pernyataan yang nyata-nyatanya jual beli dan pemberian Hibah tidak pernah
dilakukan dan diberikan oleh Para pewaris semasa hidupnya.
Bahwa segala isi surat pernyataan tersebut adalah rekayasa dari Penggugat I.
17. Bahwa dalil- dalil Para Penggugat Pada Poin 17 adalah tidak benar, karena
almarrhum Seben Narsiah tidak pernah mengurus Para Pewaris, bahkan semasa
hidupnya Para Pewaris banyak yang direpotkan oleh Almarhum Seben Narsiah yang
memiliki anak-anak yang saat itu masih kecil-kecil (Para Penggugat) yang beijumlah
9 (sembilan) orang dan justru Para Pewaris sah yang banyak membantu mengurus
anak-anak almahum Seben Narsiah.
18. Bahwa sepeninggalnya almarhum Seben Narsiah, Penggugat I malah menikah
30
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dengan perempuan lain serta anak-anaknya kebanyakan diurus oleh Pewaris dan
keluarganya.
Bahwa terhadap akta hibah tanggal 2 Februari 2009 adalah tidak sah karena
Penggugat I tidak berhak memberikan Hibah kepada Penggugat II s/d Penggugat X,
karena tanah tersebut bukan hak miliknya Penggugat I, bagaimana mungkin
Penggugat I memberikan tanah tersebut sebagai Hibah ke anak-anaknya
(Penggugat II sampai dengan Penggugat X) sedangkan jual beli antara Pewaris
almarhum H. Saang dan Penggugat I tidak pernah, dan syarat hibah adalah barang
yang dihibahkan harus milik pemberi Hibah sendiri, bukan merupakan harta warisan
yang belum dibagi dan bukan pula harta yang masih terikat dengan suatu sengketa,
sehingga terhadap dalil Para Penggugat adalah pada poin 18 adalah tidak sah
secara hukum jika Penggugat I menghibahkan tanah warisan milik pewaris yang
bukan hak miliknya kepada Para Penggugat (Penggugat II sampai dengan
Penggugat X) sehingga akta Hibah tertanggal 2 Februari 2009, cacat hukum karena
barang yang di Hibahkan adalah bukan hak milik pemberi hibah (Penggugat I),
sehingga akta Hibah tersebut yang digunakan sebagai bukti Para Penggugat (Bukti
P-20) adalah batal demi hukum, karena syarat utama Hibah adalah barang yang
dihibahkan harus milik pemberi hibah.
Bahwa oleh karena Penggugat I tidak pernah ada transaksi jual beli tanah seluas
200 m2 kepada Pewaris almarhum H. Saang, maka Penggugat I tidak memiliki hak
memberikan Hibah berupa tanah seluas 200 m2 yang merupakan hak milik orang lain
(Almarhum H. Saang).
19. Bahwa terhadap dalil Para Penggugat pada poin 19 sangat keliru dan tidak
memahami alas hak kepemilikan tanah PBB atau surat keterangan Pajak bukanlah
bukti kepemikan, orang yang mengontrak tanahpun bisa membuat PBB atas
namanya, oleh sebab itu sangatlah keliru jika Para Penggugat mendalilkan PBB
sudah terdaftar atas nama Penggugat I (Efendi bin Lias), adalah merupakan salah
bukti hak kepemilikan Penggugat I untuk menguasai tanah Pewaris.20. Bahwa terhadap dalil dalil Para Penggugat pada poin 20, bahwa sejak tahun 1994
Para Penggugat membangun rumah tinggal adalah benar, Pewaris tidak pernah
mempersoalkan karena secara tegas Pewaris telah memberikan Hibah kepada Para
Penggugat hanya 300 m2 seperti bahagian Tergugat II, dan adapun penguasaan
lahan yang ditempati oleh Para Penggugat, Pewaris tidak pernah mempersoalkan,
karena Para Turut Tergugat, dan Para Tergugatpun mememakai, memanfaatkan
31
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
tanah Pewaris, namun mereka tetap mengakui bahwa tanah yang dihibahkan adalah
tanah yang telah di hibahkan sesuai dalam uraian diatas pada Poin 10.1 sampai
dengan poin 10.5.21. Bahwa terhadap dalil Para Penggugat pada Poin 21 adalah tidak benar karena sejak
tahun 2008 Para penggugat telah menerima hak warisnya seluas 616 m2 terhadap
sisa tanah pewaris yang belum terbagi pada saat itu bahwa pembagian hak bersama
dapat Para Tergugat dan Para Turut Tergugat uraikan :
21.1. Adalah Akta Pembagian hak bersama atas Nomor 546/2008 tanah seluas
90 m2 yang diberikan oleh para Tergugat ke Penggugat, ke Penggugat II
(Emawati) pada tanggal 19 Nopember 2008 yang ditandatangani oleh Para
Tergugat di depan PPAT Kecamatan Karang Tengah, yang berkantor di Jalan
Sunan Giri No. 20.
21.2. Adalah akta Pembagian hak bersama atas Nomor 595/2008 tanah seluas
100 m2 yang diberikan oleh para Tergugat ke Penggugat, ke Penggugat III
(Endi Supandi bin Effendi) pada tanggal 5 Desember 2008 yang ditanda
tangani oleh Para Tergugat di depan PPAT Kecamatan Karang Tengah, yang
berkantor di Jalan Sunan Giri No. 20.
21.3. Adalah Akta Pembagian hak bersama atas Nomor 687/2008 tanah seluas
90 m2 yang diberikan oleh para Tergugat ke Penggugat, ke Penggugat V (Lili
bin Effendi) pada tanggal 31 Desember 2008 yang ditanda tangani oleh Para
Tergugat di depan PPAT Kecamatan Karang Tengah, yang berkantor di Jalan
Sunan Giri No. 20.
21.4. Adalah Akta Pembagian hak bersama atas Nomor : 686/2008 tanah seluas
90 m2 yang diberikan oleh para Tergugat ke Penggugat, ke Penggugat IV
(Sunani bin Effendi) pada tanggal 31 Desember 2008 yang ditanda tangani
oleh Para Tergugat di depan PPAT Kecamatan Karang Tengah, yang
berkantor di Jalan Sunan Giri No. 20.
21.5. Adalah Akta Pembagian Hak Bersama atas Nomor : 539/2008 tanah seluas
90 m2 yang diberikan oleh para Tergugat ke Penggugat, ke Penggugat VI (Evi
Marlina binti Effendi) pada tanggal 2 Desember 2008 yang ditanda tangani
oleh Para Tergugat di depan PPAT Kecamatan Karang Tengah, yang
berkantor di Jalan Sunan Giri No. 20.
32
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
21.6. Adalah Akta Pembagian Hak Bersama atas Nomor: 539/2008 tanah seluas
90 m2 yang diberikan oleh para Tergugat ke Penggugat, ke Penggugat VIII
(Nurlelah binti Effendi) pada tanggal 17 Nopember 2008 yang ditanda tangani
oleh Para Tergugat di depan PPAT Kecamatan Karang Tengah, yang
berkantor di Jalan Sunan Giri No. 20.
21.7. Adalah akta Pembagian hak bersama atas Nomor : 579/2008 tanah seluas
90 m2 yang diberikan oleh para Tergugat ke Penggugat, ke Penggugat IX
(Liana Natalia binti Effendi) pada tanggal 2 Nopember 2008 yang ditanda
tangani oleh Para Tergugat di depan PPAT Kecamatan Karang Tengah, yang
berkantor di Jalan Sunan Giri No. 20.
Bahwa luas tanah yang sah dihibahkan kepada Para ahli waris adalah :
- Untuk ahli Waris Mukri bin H. Saang/Tergugat I (Anak-laki-laki dari Pewaris)
diberikan seluas 1.000 m2.
- Untuk ahli waris Ratna binti H. Saang /Tergugat II (Anak Perempun dari Pewaris)
diberikan seluas 300 m2.
- Untuk ahli waris Muslich/Tergugat III (Anak laki-laki dari Pewaris) seluas l.000 m2.
- Untuk ahli waris Pengganti Almarhum Muksin bin H. Saang (Turut Tergugat I
sampai dengan Turut Tergugat IV) diberikan tanah seluas 500 m2.
- Untuk Ahli Waris Pengganti Seben Narsiah binti H. Saang (Para Penggugat)
diberikan tanah seluas 300 m2.
- Total tanah yang telah dihibahkan oleh Pewaris adalah 3.100 m2.
Bahwa sangat keliru para Penggugat mendalilkan jika tanah yang dihibahkan oleh
Pewaris seluas 3.600 m2.
Bahwa tidak jika Pewaris menjual secara sah kepadaPenggugat I seluas 200 m2.
Dan untuk itu Para Tergugat dan Turut Tergugat men-soomir Para Penggugat untuk
membuktikan dalill gugatannya pada Poin 21.
Bahwa tanah yang dijual ke Dodoy adalah tanah Hak milik Tergugat I dan Tergugat
III.
Sehingga total budel warisan yang belum terbagi seluas dari Luas Keseluruhan
tanah Pewaris seluas 10.088 m2 (Total Hibah 3.100 m2 + Wasiat 250 m2 + Wakaf
342 m2 + 1.536 m2 (Tanah Kosong + tanah Kontrakan).
33
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
22. Bahwa benar permasalahan pembagian warisan antara Para Penggugat dan Para
Tergugat serta Para Turut Tergugat telah dilakukan upaya musyawarah, namun
tidak ada titik temunya, karena Para Penggugat tidak pernah sadar diri bahwa apa
yang telah diterimanya telah melampaui batak hak warisnya sehingga
permasalahan ini tidak pernah menemukan titik temunya. Karena Para Penggugat
tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah diterimanya sejak tahun 2008.
23. Bahwa adapun terhadap Budel waris seluas 4.349 m2 telah dibagikan kepada :
23.1. Para Penggugat memperoleh 543 m2, dan diberikan secara sah lewat
Pembagian hak bersama pada tahun 2008 dengan total luas senilai 616 m2 +
300 m2, sehingga tanah yang dikuasai oleh Para Penggugat seluas 916 m2,
sehingga Para Penggugat seharusnya mengembalikan tanah Budel waris
yang dikuasainya seluas 73 m2.
23.2. Tergugat II seluas 543 m2 telah diberikan pada tanggal 4 Februari 2017,
sehingga total tanah yang telah diterima oleh Tergugat II seluas 543 m2 + 300
m2 (hibah) = 843 m2.
23.3. Para Turut Tergugat seluas 1.086 m2 telah diberikan pada tanggal 4 Februari
2017. sehingga total tanah yang telah diterima oleh Tergugat II seluas 1.086
m2 + 500 m (hibah) = 1.586 m2.
24. Bahwa Tergugat I. seluas 1.086 m2 telah diberikan pada tanggal 4 Februari 2017
sehingga total tanah yang telah diterima pada tanggal 4 Februari 2017 oleh
Tergugat I seluas 1.086 m2 + 1.000 m2 (hibah) = 2.086 m2.
25. Bahwa Tergugat III, seluas 1.086 m2 telah diberikan pada tanggal 4 Februari 2017
sehingga total tanah yang telah diterima oleh Tergugat I seluas 1.086 m2 + 1000 m2
(hibah) = 2.086 m2.
26. Bahwa Para Tergugat dan Turut Tergugat mengganggap bahwa apa yang dilakukan
oleh Para Penggugat dengan mengajukan sengketa waris hanya untuk
menghalang-halangi Para Turut Tergugat, Para Tergugat untuk menguasai hak
warisnya yang telah nyata-nyata menjadi haknya dan mestinya sejak gugatan
pertama Para Penggugat dicabut telah selesai sengketa waris ini, karena masing-
masing ahli waris telah mendapatkan hak warisnya.
27. Bahwa dengan adanya gugatan sengketa waris ini, membuat Tergugat II tidak mau
34
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
menandatangani Kuasa yang telah berjalan sejak dari dahulu karena adanya
kekecawaan dari Tergugat II yang menyuruh Kuasa Hukum untuk memagar hak dari
Tergugat II, agar Tergugat II dapat menguasai haknya yang telah ditunjukkan batas-
batasnya oleh Para Tergugat, dan adanya keinginan dari Tergugat II untuk menjual
hak bagiannya yang telah diterima pada tanggal 4 Februari 2017.
28. Bahwa oleh karena Kuasa Hukum Para Tergugat dan turut tergugat menyampaikan
kepada Tergugat II bahwa sebaiknya persoalan sengketa ini diselesaikan dahulu
dengan Para Penggugat, lewat putusan pengadilan sebelum Turut Tergugat
membuat pagar dan batas- batas tanah, sehingga Tergugat II, tidak kecewa kepada
Para Tergugat dan kuasanya dan kembali membuat fitnah di depan Majelis Hakim
kalau Para Tergugat tidak pernah mau membagi hak warisnya.
29. Bahwa apa yang diuraikan oleh Para Penggugat pada posita gugatannya pada poin
23, tidak benar adanya, bahwa Para Penggugat menggunakan Surat Pernyataan
dibawah tangan tersebut yang penuh dengan rekayasa oleh Penggugat I, sehingga
Tergugat I sebagai saksi dalam surat pemyatan tersebut keberatan kalau Surat
pernyataan tersebut dipakai oleh Para Penggugat sebagai alas hak Jual beli dan
Hibah yang tidak pernah ada selama Pewaris masih hidup.
30. Bahwa sebagai saksi yang mengetahui kejelasan Surat pernyataan Penggugat I
adalah rekayasa, karena sejak diberikannya Penggugat I untuk diganti segel ke
Tergugat I, telah secara jelas bahwa Surat pernyataan tersebut tidak pernah
ditandatangani oleh Pewaris semasa hidupnya, dan baru setelah Pewaris
meninggal baru mulai mempermasalahkan surat tersebut.
31. Bahwa pada waktu Pewaris Almarhum H. Saang masih hidup Penggugat I, tidak
berani menanyakan masalah Sirat tersebut, apalagi menghadap ke Pewaris untuk
menanyakan Jual beli dan Hibah yang dibuatnya yang tidak pernah dilakukan oleh
pewaris semasa hidupnya.
32. Bahwa terdap dalil ugatan para penggugat pda poin 24 rukun waris tersebut secara
hukum adalah tepat dan benar namun dalam perkara aquo yang diajukan oleh Para
Penggugat bertentangan dengan Rukun waris :
32.1. Bahwa Para Penggugat telah menerima hak warisnya.
32.2. Bahwa terhadap budel warisan yang belum terbagi adalah hak ahli waris
lainnya.
35
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
32.3. Bahwa terhadap luas budel waris yang di gugat oleh Para penggugat tidak
sesuai dengan luas yang sesungguhnya di lapangan. Karena sebagian harta
tersebut telah menjadi Hak milik sebelum pewaris meninggal dan sebahagian
yang lainnya adalah luas jalan dan saluran, serta ada wasiat yang sudah
dijalankan oleh Para ahli waris, dan harta tersebut bukanlah bagian dari
budel waris sesuai dalam uraian para tergugat dan turut tergugat pada poin
12 di atas.
33. Bahwa sejak diajukannya gugatan awal sampai yang ke dua kalinya Para Tergugat
selalu memberikan teguran kepada Para Penggugat bahwa terhadap sisa tanah
tersebut yang masih ada bagian para ahli waris yang lain yang tidak pernah
menerima pembagian waris selain pembagian Hibah yang diterimanya semasa
Pewaris masih hidup, namun Para Penggugat tidak sadar diri bahwa tidak ada lagi
hak yang mesti dituntut kepada Para Tergugat. Bahwa adapun tanah budel waris
seluas seluas 1.084 m2 dan kepada Tergugat II seluas 543 m2, Tergugat I. Karena
sisa tanah tersebut telah Tergugat bagikan kepada Para Turut Tergugat seluas Para
Tergugat memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim untuk tidak
mempertimbangkan/menolak seluruh gugatan Para Penggugat, karena gugatan
tersebut hanya untuk menghalang-halangi para ahli waris yang lainnya yang berhak
menerima sisa pembagian warisan para pewaris yang belum terbagi.
DALAM REKONPENSI
1. Bahwa dalam gugatan Rekonpensi ini Para Penggugat Rekonpensi (Tergugat I dan
Tergugat II dan Para Turut Tergugat Konpensi) adalah merupakan (Para Penggugat
Rekonpensi dalam gugatan Rekopensi dalam Perkara aquo).
2. Bahwa apa yang telah Para Penggugat Rekonpensi sampaikan dalam bagian
Konpensi dan Eksepsi di atas mohon dianggap termasuk dan menjadi satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan bagian Rekonpensi ini.
3. Bahwa Para Penggugat Rekonpensi menolak seluruh dalil-dalil Para Tergugat
Rekonpensi, kecuali hal yang tegas dinyatakan kebenarannya oleh Para Penggugat
Rekonpensi dalam bagian Rekonpensi ini.
4. Bahwa gugatan Rekonvensi yang diajukan Para Penggugat Rekonvensi pada
Pokoknya adalah terkait bagi Para Tergugat Rekonvensi /Para Penggugat Konvensi
untuk membuktikan secara otentik adanya surat pernyataan Akta jual dan surat
pernyataan hibah terhadap peninggalan Pewaris seluas 200 m2 untuk jual dan hibah
36
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
200 m2.
Bahwa berdasarkan Putusan MARI Nomor : 937 K/Sip/1970, tan ggal 22 Maret 1972.
’’Semua akte Peijanjian jual beli yang dlaksanakan dihadapan Pejabat akte jual beli
tanah menurut Undang-undang No. 10 tahun 1961 dianggap sebagai bukti yang
mempunyai kekuatan bukti yang sempurna”.
5. Bahwa berdasarkan hal tersebut bahwa Surat pernyataan jual yang direkayasa oleh
Penggugat I, tidak mempunayi kekuatan pembuktian yang sempurna, disamping
hanya merupakan Surat Pernyataan serta pejanjian di bawah tangan, fakta hukum
yang sebenarnya bahwa dalam surat pernyataan tersebut tidak pernah terjadi Jual
beli antara Para Tergugat Rekonpensi dan pewaris.
6. Bahwa begitupula dalam pemberian Hibah yang dalilkan oleh Para Tergugat
Rekonpensi tidak pernah dalam posita gugatannya tidak pernah ada hibah yang
diberikan oleh Pewaris untuk Almarhum Seben Narsiah pada tahun 1982, karena
kenyataanya surat pernyataan tersebut disodorkan oleh Tergugat Rekonpensi I
pada tahun 1992, untuk dibuatkan diatas segel, Namun Surat pernyataan Hibah
tersebut tidak ditandatangani oleh Pewaris Almarhum H. Saang.
Bahwa sejalan dengan Putusan MARI Nomor 27 K/AG/2002 tanggal 26 Februari
2004. "Bahwa seseorang yang mendalilkan mempunyai hak atas tanah berdasarkan
Hibah, harus dapat membuktikan kepemilikkan atas Hibah tersebut sebagaimana
dimaksud dalam pasal 210 ayat (1) KHI, dan apabila diperoleh berdasarkan Hibah,
maka segera tanah tersebut dibalikanamakan atasa nama penerima Hibah, jika
tidak demikian kalau timbul sengketa dikemudian hari, maka status tanah tersebut
tetap seperti semula ”.
Kecuali benar-benar dpat diuktikan perubahan status kepemilikannya
Bahwa oleh karena Surat pernyataan tersebut hanyalah rekayasa dari tergugat
rekonpensi I maka, Penggugat rekonpensi men-isoomir tergugat konpensi untuk
membuktikan dalil gugatannya.
Putusan MARI Nomor 55 AK/AG/1998 tanggal 29 Juli 1999 ”Bahwa dalam perkara
gugatan mengenai Hibah dapat dinyatakan batal apabila si penerima Hibah tidak
dapat membuktikan secara nyata baarang tersebut telah dihibahkan kepadanya”.
Bahwa oleh karena Hibah dan jual beli yang didalilkan oleh para tergugat
rekonpensi adalah hanya rekayasa, maka Para Penggugat Rekonpensi memohon
37
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
kepada majelis yang memeriksa dan mengadili perkara, dapat mengesampingkan
bukti dari Para Tergugat Rekonpensi, karena tidak memilki nilai pembuktian yang
sempurna sehingga terhadap Pernyataan jual beli yang tidak pernah ada, kapan jual
belinya, saksi-saksinya siapa dan berapa rupiah transaksi jual belinya, serta dibuat
dihadapan PPAT mana? dan apakah pemberian Hibahnya sah secara hukum.
Dan oleh karena semua dalil gugatan Para Tergugat Rekonpensi sarat dengan
rekayasa dan tidak memiliki nilai pembuktian secara Hukum maka patutlah kiranya
gugatan Para Tergugat Rekonpensi? Para Penggugat ditolak. Dan untuk itu
terhadap penguasaan fisik harta warisan pewaris seluas 616 m2 yang dikuasai oleh
Para Tergugat Rekonpensi, maka sisa tanah yang dikuasa oleh Para tergugat
Rekonpensi seluas 616 m2 dimasnkan dalam Budel waris.
Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah Para Tergugat Konpensi/Para Penggugat
Rekonpensi sampaikan diatas, maka dengan ini Para Tergugat Konpensi/Para
Penggugat Rekonpensi memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini untuk berkenan memberikan putusan, sebagai berikut:
DALAM KONPENSI
DALAM EKSEPSI
- Menerima dan mengabulkan seluruh eksepsi Para Tergugat.
- Menyataakan Perkara Nomor: 281/PDT.G/2017 PA.TNG tidak dapat diterima.
DALAM POKOK PERKARA
1. Menyatakan menolak seluruh gugatan Para Penggugat atau gugatan Para Penggugat
tidak diterima.
2. Menyataakan perkara Nomor: 281 /PDT.G/2017 PA.TNG tidak dapat diterima.
3. Menghukum Para Penggugat untuk membayar perkara.
DALAM REKONPENSI
1. Menyatakan menerima dan mengabulkan seluruh gugatan Rekonpensi Para
Penggugat Rekonpensi.
2. Menyatakan Surat pernyataan jual beli dibawah tangan yang dibuat oleh Para
Tergugat Rekonpensi tidak berkekuatan Hukum.
3. Menyatakan sah pembagian Hak Bersama pada tahun 2008 adalah sah, dan Para
Tergugat Rekopensi telah menerima Budel waris seluas 543 m .
4. Membatalkan pembagian Hak bersama seluas 73 m2 dan memasukan sebagai budel
untuk dibagikan kepada ahli waris yang berhak.
38
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
39
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idDALAM KONPENSI DAN REKONPENSI
Menghukum Para Penggugat Konpensi/Para Tergugat Rekonpensi untuk
membyar seluruh biaya Perkara.
Atau Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya
(et aquo et bono.).
Bahwa Tergugat ll telah memberikan jawaban tertulis yang pada pokoknya :
1. Bahwa Hj. Saang dan almarhumah Hj. Saijah mempunyai 5 orang anak,
3 (tiga) orang laki-laki dan 2 (dua) perempuan sebagai ahli waris :
1. Almarhum Muksin mempunyai 3 (tiga) anak, 2 (laki-laki), 1 (satu)
perempuan.
2. Almarhumah Seben Narsiah (P) mempunyai 9 anak, 3 (tiga) laki-laki, 6
(enam) perempuan .
3. Mukri (L) mempunyai 3 (tiga) anak laki – laki.
4. Ratna (P) mempunyai 4 (empat) anak 2 (dua) laki – laki dan 2 (dua)
perempuan.
5. Muslih (L).
2. Pada waktu Bapak saya (H. Saang) masih hidup, saya telah dihibahkan atau
dikasih tanah untuk membangun rumah beserta halamannya. Kemudian saya
disuruh buat PBB seluas 300 m2 saja supaya bayar pajaknya murah dan
sampai sekarang tidak pernah dipermasalahkan sampai orang tua saya
meninggal pada tahun 2004 dan setelah diukur pada Tahun 2016 oleh BPN
rumah saya beserta halaman luasnya 503 m2 yaitu 1 perbanding 2 dari
pemberian hibah kepada anak laki-laki.
3. Kontrakan 10 pintu dan tanah seluas 1000 m2 yang digadaikan pada tahun
1997 saya tidak pernah mengetahuinya.
4. Masalah tanah yang dijual setelah kedua orang tua saya tiada yang cuma saya
tahu dan turut menandatangani yaitu hanya kepada Dodoy seluas 360 m2 dan
Alhamdulillah saya dikasih uang 5 (lima) juta rupiah, selebihnya saya tidak tahu
lagi.
5. Wakaf makam keluarga disebutkan 342 m2 saya sangat tidak setuju, karena
yang ada seluas 50 m2 yang telah dipagar batu oleh orang tua perempuan saat
masih hidup itu masih banyak atau masih luas yang kosong.
6. Dan setelah lama orang tua saya meninggal saya hanya dikasih tanah seluas
100 m2 + kontrakan 1 pintu yang telah saya terima, karena saya pikir itu adalah
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idwarisan orang tua saya dan keluarga Almarhumah Seben Narsiah dikasih
tanah 100 m2 + kontrakan 1 pintu juga yang telah ditolaknya.
7. Selanjutnya saya hanya berharap dan memohon kepada Majelis Hakim yang
terhormat untuk memberikan keputusan yang seadil-adilnya.
Bahwa atas jawaban Tergugat l, ll dan Tergugat lll serta Para Turut Tergugat, Para
Penggugat telah mengajukan tanggapannya (replik) secara tertulis pada tanggal 22 Mei
2017 yang diajukan dimuka sidang pada tanggal 29 Mei 2017 yang pada prinsipnya Para
Penggugat tetap mempertahankan dalil-dalil gugatan Para Penggugat, sedangkan atas
gugatan Rekonvensi yang diajukan Para Tergugat yaitu Tergugat l dan Tergugat lll serta
Para Turut Tergugat, Para Penggugat menyatakan gugatan Rekonvensi yang diajukan
oleh Para Tergugat adalah tidak berdasar dan harus dinyatakan tidak diterima;
Bahwa atas tanggapan Para Penggugat (Replik) tersebut, Para Tergugat
(Tergugat l dan Tergugat lll) dan Turut Tergugat telah mengajukan tanggapannya (Duplik)
secara tertulis pada tanggal 5 Juni 2017 yang pada intinya menyatakan tetap dengan
dalil bantahannya, demikian pula Tergugat ll tetap dengan jawabannya;
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Para Penggugat telah
mengajukan bukti-bukti baik bukti tertulis maupun saksi-saksi sebagai berikut :
BUKTI TERTULIS :
1. Fotokopi bermeterai sah surat keterangan kematian atas nama H. Saang yang
dikeluarkan oleh Lurah Pondok Pucung Karang Tengah Kota Tangerang.
(bukti berkode P1).
2. Fotokopi bermaterai sah Surat Keterangan Kematian atas nama Hj. Saijah binti
H. Kodir yang dikeluarkan oleh Lurah Pondok Pucung Karang Tengah Kota
Tangerang Tanggal 13 Oktober 2015. (bukti berkode P2).
3. Fotokopi bermaterai sah Surat Keterangan kematian atas nama Muksin bin
Saang yang dikeluarkan oleh Lurah Pondok Pucung Karang Tengah Kota
Tangerang Tanggal 13 Oktober 2015 (bukti berkode P3).
4. Fotokopi bermaterai sah Surat Keterangan ahli Waris atas nama Muhendra
dan Muherdi yang dikeluarkan oleh Lurah Pondok Pucung Karang Tengah Kota
Tangerang Tanggal 17 November Tahun 2015. (bukti berkode P4).
5. Fotokopi bermaterai sah Surat Keterangan waris atas nama Dewi Srimuhayati
yang dikeluarkan oleh Lurah Pondok Pucung Karang Tengah Kota Tangerang
Tanggal 17 November tahun 2015. (ukti berkode P5).
41
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id6. Fotokopi bermaterai sah Surat Kematian atas nama Seben Narsiyah yang
dikeluarkan oleh Lurah Pedurenan Kecamatan Ciledug Kota Tangerang Pada
Tanggal 22 Desember Tahun 1985. (bukti berkode P6).
7. Fotokopi bermaterai sah Surat Keterangan Ahli Waris atas nama Ernawati yang
dikeluarkan oleh Lurah Sudimara Barat Kelurahan Ciledug Kota Tangerang
Tanggal 19 Nopember 2015. (bukti berkode P7).
8. Fotokopi bermaterai sah Surat Keterangan Ahli Waris atas nama Endi Supandi
yang dikeluarkan oleh Lurah Pondok Pucung Kecamatan Karang Tengah
tanggal 19 Nopember 2015. (bukti berkode P8).
9. Fotokopi bermaterai sah Surat Pernyataan Ahli Waris atas nama Sunani, Lili ,
Nurbandi dan Edo Marlindo yang dikeluarkan Lurah Pedurenan Tanggal 18
November 2015. (bukti berkode P9).
10.Fotokopi bermaterai sah Surat Keterangan Ahli Waris atas nama Evi Marlina
dan Nurlela yang dikeluarkan oleh Lurah Pondok Pucung kecamatan Karang
Tengah Kota Tangerang Tanggal 17 November 2015. (bukti berkode P10).
11.Fotokopi bermaterai sah Surat Keterangan Waris atas nama Liana Natalia
yang dikeluarkan oleh Lurah Pakujaya, Kecamatan Serpong Utara Kota
Tangerang Selatan tanggal 4 Mei 2015. (bukti berkode P11).
12.Fotokopi bermaterai sah Surat pernyataan Waris atas nama Mukri, Ratna,
Muslih, Seben dan Muksin yang dikeluarkan oleh Lurah Pondok Pucung
Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang Tanggal 23 Oktober 2008. (bukti
berkode P11.A).
13.Fotokopi bermaterai sah Struktur Silsilah Ahli Waris H. Saang/Hj. Sijah (bukti
berkode P12).
14.Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama Effendi bin Lias
yang dikeluarkan Camat Karang Tengah Kota Tangerang tanggal 24 Maret
2008. (bukti berkode P12 A).
15.Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama Ernawati yang
dikeluarkan oleh Camat Ciledug Kota Tangerang Tanggal 24 Maret 2008.
(bukti berkode P 12 B).
16.Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama Endi Supandi yang
dikeluarkan oleh Camat Larangan Kota Tangerang tanggal 24 Februari 2012
(bukti berkode P12 C).
17.Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama Sunani yang
dikeluarkan oleh Camat Karang Tengah Kota Tangerang (bukti berkode P12 D).
42
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id18.Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama Lili yang
dikeluarkan oleh Camat Karang Tengah Kota Tangerang tanggal 24 Desember
2013. (bukti berkode P 12 E).
19.Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama Evi Marlina yang
dikeluarkan oleh Camat Karang Tengah Kota Tangerang tanggal 17 Juli 2012
(bukti berkode 12 F).
20.Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama Nurbandi yang
dikelurakan oleh Camat Karang Tengah Kota Tangerang tanggal 15 Maret
2012 (bukti berkode 12 G).
21.Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama Nurlelah yang
dikeluarkan oleh Camat Karang Tengah tanggal 30 Juli 2012. (bukti berkode
H).
22.Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama Liana Natalia yang
dikeluarkan oleh Camat Serpong Utara Kota Tangerang Selatan tanggal 10
Oktober 2012 (P.12 l).
23.Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama Edo Marlindo yang
dikeluarkan oleh Camat Karang Tengah tanggal 24 Oktober 2013. (bukti
berkode P12 J).
24.Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama dr. Rosmawati
yang dikeluarkan oleh Camat Larangan Kota Tangerang tanggal 10 November
2011. (bukti berkode P12 K).
25.Fotokopi bermaterai sah Kartu Keluarga atas nama Lucky Mulyadi dikeluarkan
oleh Camat Larangan Tangerang tanggal 16 Nopember 2015. (bukti berkode P
12 L).
26.Fotokopi bermaterai sah Kartu Keluarga atas nama Zaenudin B. Zakaria yang
dikeluarkan oleh Camat Karang Tengah Tangerang tanggal 29 Agustus 2006
(bukti berkode P 12 M).
27.Fotokopi bermaterai sah Kartu Keluarga atas nama Edo Marlindo yang
dikeluarkan oleh Camat Karang Tengah – Tangerang tanggal 23 Oktober 2013
(bukti berkode P.12 N).
28.Fotokopi bermaterai sah Akta Kelahiran atas nama Endi Supandi yang
dikeluarkan oleh Kepala Kantor Catatan Sipil Kabupaten Tangerang pada
tanggal 11 April 1989. (bukti berkode P12 P).
29.Fotokopi bermaterai sah Data Tanah nomor 691. (bukti berkode P13).
30.Fotokopi bermaterai sah Data Tanah Nomor 711. (bukti berkode P14).
31.Fotokopi bermaterai sah Data Tanah Nomor 719. (bukti berkode P15).
43
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id32.Fotokopi bermaterai sah Denah Tanah/objek sengketa. (bukti berkode P16)
33.Fotokopi bermaterai sah Surat Pernyataan Ahli Waris dari Seben binti H.
Saang tanggal 20 April 2006. (bukti berkode P.17).
34.Fotokopi bermaterai sah Surat Pernyataan dari Ahli Waris almarhum H. Saang
tanggal 20 Oktober 2008. (bukti berkode P18).
35.Fotokopi bermaterai sah Surat Pernyataan dari Saang tanggal 3 September
1982. (bukti berkode P 19).
36.Fotokopi bermaterai sah Akte Hibah/Waris yang berhak menerimanya dari
Efendi Lias tanggal 2 Februari 2009 (bukti berkode P20).
37.Fotokopi bermaterai sah Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi
dan Bangunan Tahun 1994 atas nama Efendi Lias yang dikeluarkan Kantor
Pelayanan PBB Tangerang tanggal 2 April 1994. (bukti berkode P21).
38.Fotokopi bermaterai sah Putusan Pengadilan Agama Tangerang Nomor
2266/Pdt.G/2015/PA.Tng. Tanggal 8 September 2016 (bukti berkode P22).
39.Fotokopi bermaterai sah Putusan Pengadilan Agama Tangerang Nomor
0095/Pdt.G/2015/PA. Tng Tanggal 5 Desember 2016 . (bukti berkode P 23).
40.Fotokopi bermaterai sah Surat dari Muhendra Tanggal 9 Juni 2017. (bukti
berkode P24).
Bahwa bukti – bukti tertulis tersebut diatas, telah dicocokkan dengan aslinya dan
ternyata telah sesuai dengan aslinya, kecuali bukti berkode P13,P14, P15, P18. P20, P12
K dan bukti berkode P6 tidak ada aslinya;
BUKTI SAKSI
Saksi I. Madari bin Ilyas, umur 61 Tahun, agama Islam, pekerjaan Pensiunan Kepolisian
RI dan bertempat tinggal di Kampung Poncol Nomor 57 RT. 03/RW. 001
Kelurahan Pedurenan Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang. Telah
memberikan keterangan dibawah sumpahnya yang pokok – pokoknya sebagai
berikut :
Bahwa saksi sebagai adik Kandung Penggugat l karenanya saksi kenal dengan
Para Penggugat dan Para Tergugat serta Para Turut Tergugat.
Bahwa H. Saang adalah mertua Bapak Efendi (Penggugat) yang meninggal dunia
Tahun 1974 sedangkan isteri H. Saang meninggal Tahun 1976 dalam keadaan
beragama Islam.
Bahwa H. Saang mempunyai 5 (lima) orang anak yaitu :
1. (Muksin) sudah meninggal dunia dan meninggalkan anak 3 (tiga) orang yang
masih hidup.
44
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id2. Ratna
3. Mukri
4. Muslich
5. Seben dan telah meninggal dunia dengan meninggalkan 9 (Sembilan) orang
anak.
Bahwa pada waktu meninggalnya H. Saang kedua orang tuanya masih hidup.
Bahwa H. Saang meninggal telah meningalkan harta yaitu beberapa sawah di
Kampung Plered, namun luasnya saya tidak tahu dan bangunan Kontrakan.
Bahwa H Saang mempunyai harta saksi mengetahui bahwa objek sengketa
dahulunya ditempati dan dikuasai H. Saang yang sampai saat ini dikuasai H.
Mukri.
Bahwa objek sengketa yang menguasai sekarang adalah Mukri (Tergugat l) dan
Muslich (Tergugat lll).
Bahwa setahu saksi belum pernah dibagi waris sepeninggalnya H Saang,
hanya saksi pernah mendengar ada hibah kepada ahli waris.
Bahwa saksi pernah diperintahkan oleh Ahli Waris H. Saang untuk mengurus
surat pembagian waris ke Kelurahan, akan tetapi sampai sekarang kelihatan
belum terealisasi.
Bahwa semasa hidupnya H. Saang menghibahkan tanahnya kepada Seben
Narsiyah berupa tanah seluas 800 m2.
Bahwa seingat saksi H. Saang menghibahkan tanah kepada Seben 800 m2
pada Tahun 2008.
Bahwa yang menandatangi surat-surat pembagian adalah Mukri dan Para
Tergugat/Turut Tergugat.
Bahwa anak-anak Almarhum Seben telah mendapat bagian masing – masing
kurang 100 m2.
Bahwa Tahun 2008 pernah terjadi pembagian waris.
Bahwa Penggugat l pernah membeli Tanah dari H. Saang seluas 200 m2, hal ini
saksi ketahui dari Penggugat l
Bahwa tahun 2008 tanah yang 800 m2 dikuasai oleh Para Penggugat, setelah
meninggal dunia Para Penggugat mendapat tanah 100 m2 dari Tergugat l untuk
seluruh Penggugat.
Bahwa saksi tidak mengetahui selain yang dikemukakan oleh saksi tersebut.
Saksi ll. Sarjo bin Nuri, umur 62 Tahun, agama Islam, pekerjaan Buruh bertempat tinggal
di Kampung Luwijaya RT. 09/RW. 02 Desa Luwi Jaya Kecamatan Jatinegara
45
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idKabupaten Tegal. Telah memberikan keterangan dibawah sumpahnya yang
pokok – pokoknya sebagai berikut ;
Bahwa saksi tidak mempunyai hubungan keluarga, saksi sebagai tetangga dan
tukang kebun dan saksi kenal dengan H. Saang.
Bahwa H. Saang telah meninggal dunia Tahun 2004 demikian isterinya Hj Ijah
telah meninggal dunia tahun 2004.
Bahwa pada saat meninggal dunia, orang tua H. Saang sudah tidak
ada/meninggal dunia terlebih dahulu.sedangkan isteri H. Saang masih hidup
ketika H saang meninggal dan sekarang isterinya telah meninggal dunia.
Bahwa H, Saang dengan isterinya semasa hidupnya telah dikaruniai 5 (lima)
orang anak, masing-masing bernama ;
1. Muksin (telah meninggal dunia)
2. Ratna
3. Mukri
4. Muslich
5. Seben (telah meninggal dunia) dengan meninggalkan 9 (Sembilan) orang anak
dan saksi kenal Para Penggugat sedangkan suaminya Seben bernama Efendi
masih hidup.
Bahwa saksi tidak mengetahui anak-anak dari almarhum Muksin.
Bahwa Almarhum H. Saang selain meninggalkan ahli waris telah pula
meninggalkan harta yaitu beberapa sawah dan tanah darat (ada kebon rambutan )
dikampung Plered Tangerang. akan tetapi saksi tidak mengetahui luasnya dan
selain itu H. Saang meninggalkan bangunan Kontrakan.
Bahwa setahu saksi harta peninggalan H. Saang telah dibagi – bagi secara adil
dan setahu saksi yang membagi – bagi adalah ibu Ratna selaku anak pertama.
Kalau tidak salah lebih 3 (tiga) bulan telah H. Saang meninggal dunia.
Bahwa setahu saksi H. Saang telah memberi tanah kepada Seben Narsiyah
seluas 800 m2 dan setelah meninggal dunia oleh Seben diberikan kepada anak –
anaknya 9 (Sembilan) orang.
Bahwa selain Seben, Pak Mukri juga diberi bangunan sederhana petakan
sebanyak 2 petak dan Pak Mukri juga menguasai tanah 200 m2.
Bahwa saksi mengetahui tentang masalah kewarisan H. Saang diantaranya
adalah saksi disuruh oleh H. Saang membuat pagar beberapa tanahnya dikuasai
oleh Efendi.
46
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id Bahwa saksi tidak mengetahui selain apa yang telah dikemukakan tersebut
diatas;
Saksi lll.Rohadi Idris bin Idris, umur 61 Tahun, agama Islam, pekerjaan Buruh dan
bertempat tinggal di Kampung Pndok Pucung RT. 03 RW. 004 Kelurahan Pondok
Pucung Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang. Telah menerangkan
dibawah sumpahnya yang pokok – pokoknya sebagai berikut :
Bahwa saksi hubungannya sebagai tetangga, kenal Para Penggugat dan Para
Tergugat serta Turut Tergugat juga saksi kenal dengan H. Saang.
Bahwa Efendi adalah menanti H. Saang yang menikahi anaknya bernama Denok /
Seben.
Bahwa H. Saang telah meninggal dunia tahun 2004 sedangkan isterinya bernama
H. Saijah telah meninggal 6 (enam) bulan setalah meninggalnya H. Saang.
Bahwa H. Saang mempunyai 5 (lima) orang anak yaitu :
1. (Muksin) sudah meninggal dunia dengan meninggalkan 3 (tiga) orang anak
dan masih hidup.
2. Ratna
3. Muslich dan
4. Seben sudah meninggal dunia dengan meninggalkan 9 (Sembilan) orang anak
dan masih hidup.
Bahwa saksi tidak mengetahui kapan meninggalnya Muksin yang saksi tahu
meninggalnya Seben lebih dahulu daripada meninggalnya H. Saang.
Bahwa H. saang pernah menjual tanahnya kepada Penggugat 200 m2 dan
menghibahkan kepada Seben 600 m2
Bahwa saksi pernah mendengar H. Saang menghibahkan kepada Muksin tanah,
tetapi saksi mendengar kabar saja.
Bahwa setahu saksi belum pernah dibagi waris secara hukum, melainkan
dipegang oleh dan dikuasai oleh anak laki – laki yaitu Mukri dan anaknya dan
Muslich berdasarkan tradisi masyarakat kampung.
Bahwa pada tahun 1973 Efendi membeli tanah dari H. Saang 200 m2 dan
mendapat hibah dari H. Saang 600 m2.
Bahwa objek peninggalan H. Saang berada di Plered Tangerang.namun saksi
tidak tahu batas – batasnya dan berapa luasnya dan saksi tidak mengetahui
dasar – dasar kepemilikan yang dikuasai oleh anak – anak H. Saang dengan H.
Saijah karena masing – masing telah mengauasai tanahnya.
47
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id Bahwa saksi tidak mengetahui selain apa yang telah dikemukakan tersebut
diatas.
Saksi lV. Santani bin Sanusi, umur 55 Tahun, agama Islam, pekerjaan pegawai Negeri
Sipil dan bertempat tinggal di Jalan Lembang l Nomor 41 RT. 001/RW. 06
Kelurahan Sudimara Barat Kecamatan Ciledug Kota Tangerang. Telah
menerangkan dibawah sumpahnya yang pokok – pokoknya sebagai berikut :
Bahwa saksi menantu Seben Narsiyah, saksi kenal Para Penggugat, Para
Tergugat dan Turut Tergugat.
Bahwa H. Saang telah meninggal dunia Tahun 2004, 6 (enam) bulan kemudian
isterinya bernama Hj. Saijah meninggal dunia dan keduanya meninggal dalam
keadaan beragama Islam.
Bahwa almarhum H. Saang mempunyai 5 (lima) orang anak yaitu :
1. Muksin (meninggal dunia) meninggalkan 3 (tiga) orang anak dan masih hidup
2. Ratna
3. Mukri
4. Muslich
5. Seben (telah meninggal dunia) dengan meninggalkan 9 (Sembilan) orang anak
dan masih hidup.
Bahwa almarhum H. Saang meninggal dengan meninggalkan ahli waris dan
harta nya berupa sebidang tanah seluas kurang lebih 10 .000 m2 yang sekarang
dikuasai oleh Mukri dan Muslich diantaranya telah dibangun kontrakan terletak
dikampung Plered, Karang Tengah KotaTangerang dengan batas – batas
sebagai berikut :
- Sebelah Utara dengan tanah Udi
- Sebelah Timur Kampung Pondok Pucung/Tembok Perum Graha
- Sebelah Selatan : rumah Bapak Rustam
- Sebelah Barat dengan saluran air
Bahwa sepengetahuan saksi harta H. Saang belum pernah dibagi kepada para
ahli warisnya.
Bahwa sudah banyak harta H. Saang yang dijual Tergugat kepada Dodoy, isteri
saksi dikasih uang Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) .
Bahwa ada objek sengketa yang digadaikan Pak Mukri ada kontrakan, saksi
mendengar dari orang lain.
Bahwa ada kuburan 30 m2 dari objek sengketa.
48
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id Bahwa Mukri (Tergugat l) menjual tanah sengketa untuk naik haji isterinya dari
yang 1000 m2
Bahwa saksi mengetahui ada tansaksi jual beli antara H. Saang dengan Efendi
(Penggugat).yang dikuasai Para Penggugat 800 m2 ada surat – surat nya .
Bahwa saksi tidak mengetahui selain yang dikemukakan tersebut diatas.
Bahwa selanjutnya Para Tergugat yaitu Tergugat l, Tergugat lll dan Para Turut
Tergugat telah mengajukan bukti – bukti baik bukti surat maupun para saksi sebagai
berikut :
BUKTI SURAT
1. Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama Mukri bin Saang
yang dikeluarkan oleh Camat Karang Tengah Kota Tangerang Tanggal 16 Juli
2012. (bukti berkode T1).
2. Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama Muslih bin H.
Saang yang dikeluarkan oleh Camat Karang Tengah Tanggal 19 Juli 2012.
(bukti berkode T2).
3. Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama Endang Kartini
dikeluarkan oleh Camat Ciledug tanggal 30 Desember 2015 (bukti berkode
T3).
4. Fotokopi bermaterai sah Surat Keterangan atas nama Muhendra yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Tangerang Tanggal 31 Oktober 2016. (bukti berkode T4).
5. Fotokopi bermaterai sah atas nama Muherdi yang dikeluarkan oleh Camat
Karang Tengah tanggal 16 Juli 2012 . (bukti berkode T5).
6. Fotokopi bermaterai sah Kartu Tanda Penduduk atas nama Dewi Sri Muhayati
yang dikeluarkan oleh Camat Ciledug Tanggal 20 Juli Tahun 2012. (bukti
berkode T 6).
7. Fotokopi bermaterai sah Surat Keterangan Suami isteri H. Saang dengan Hj
Saijah yang dikeluarkan oleh Lurah Pondok Pucung Tanggal 3 Desember
2015. (bukti berkode T 7).
8. Fotokopi bermaterai sah Surat Keterangan Kematian atas nama H. Saang bin
Simun yang dikeluarkan oleh Lurah Pondok Pucung Tanggal 3 Desember
Tahun 2015. (bukti berkode T8).
9. Fotokopi bermaterai sah Surat Keterangan Kematian atas nama Hj. Saijah binti
H. Kodir yang dikeluarkan oleh Lurah Pondok Pucung Tanggal 3 Desember
Tahun 2015. (bukti berkode T 9).
49
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id10.Fotokopi bermaterai sah Surat Pernyataan Ahli Waris yang dibuat oleh para
Ahli Waris H. Saang dan HJ. Saijah pada Tanggal 15 Juli Tahun 2017. (bukti
berkode T.10).
11.Fotokopi bermaterai sah Silsilah Keluarga H. Saang bin H. Simun dan Hj.
Saijah Binti H. Kodir (bukti berkode T.11).
12.Fotokopi bermaterai sah Surat Pernyataan Waris dari ahli Waris Muksin yang
dibuat pada Tanggal 12 Juni 2007. (bukti berkode T.12).
13.Fotokopi bermaterai sah Silsilah Keluarga dari Ahli Waris Muksin bin Saang
dan Endang Kartini bin Uyo. (bukti berkode T 13).
14.Fotokopi bermaterai sah Girik Nomor 720 Persil 25 Dlll atas nama Saang bin
Simun. (bukti berkode T.14).
15.Fotokopi bermaterai sah Gambar Peta bidang tanah Objek Sengketa. (bukti
berkode T15).
16.Fotokopi bermaterai sah Surat Pernyataan yang dibuat oleh H. Saang Tanggal
3 Nopember Tanggal 3 Nopember Tahun 1999. (bukti berkode T 16).
17.Fotokopi bermaterai sah Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi
dan BangunanTahun 1993. (bukti berkode T 17).
18.Fotokopi bermaterai sah Akta Akta Pembagian Hak Besama Tanggal 13 Maret
2015 .(bukti berkode T 18).
19.Gambar / foto tanah yang diwakafkan almarhum H. Saang (bukti T 19).
20.Fotokopi bermaterai sah identitas atas nama Mukri sebagai Anggota Koperasi
Taksi Indonesia. (bukti berkode T20).
21.Fotokopi bermaterai sah Akta Pembagian Hak bersama Nomor 27/2015
(bukti berkode T.21).
22.Gambar /Foto rumah kontrakan (bukti berkode T22).
23.Gambar/Foto tanah yang digunakan untuk jalan Umum (bukti berkode T.23).
24.Fotokopi bermaterai sah Girik C 711 Persil 23 Dll atas nama Saang bin Simun.
(bukti berkode T24 a).
25.Fotokopi bermaterai sah Akta Pembagian Hak bersama Nomor 539/2008 (bukti
berkode T.24b)
26.Fotokopi bermaterai sah Akta Pembagian Hak Bersama nomor 686/ 2008
(bukti berkode T 24 c).
27.Fotokopi bermaterai sah Akta Pembagian Hak Bersama Nomor 578/2008.
(bukti berkode T 24 D).
50
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id28.Gambar/Foto menurut Para Tergugat Tanah yang dihibahkan kepada Para
Penggugat oleh H. Saang 300 m2 ditambah Akta Pembagian Hak Bersama
seluas 613 m2. (bukti berkode T.25).
29.Fotokopi bermaterai sah Akta Pembagian Hak bersama Nomor 579/2008
(bukti berkode T26 A).
30.Fotokopi bermaterai sah Akta Pembagian Hak Bersama nomor 538/2008.
(bukti berkode T.26 B).
31.Fotokopi bermaterai sah Akta Pembagian Hak Bersama nomor 546/2008.
(bukti berkode T26 C).
32.Fotokopi bermaterai sah Akta Pembagian Hak Bersama Nomor 569/2008
(bukti berkode T.26 D).
33.Fotokopi bermaterai sah Akta Pembagian Hak Bersama Nomor 687/2008.
(bukti berkode T.26 E)
34.Fotokopi bermaterai sah Akta Pembagian Hak Bersama Nomor 595/2008.
(bukti berkode T.26 F).
35.Fotokopi bermaterai sah Surat Pernyataan yang dibuat oleh Mukri, Ratna dan
Muslich dengan Endi Supandi Tanggal 20 Oktober 2008. (bukti berkode T.27)
36.Gambar/Foto luas Tanah 916 m2 yang dikuasai oleh Para Penggugat. (bukti
berkode T28)
37.Gambar/Foto Fisik Jalan bersama dan Saluran Air 30 M2 (bukti berkode T.29)
38.Fotokopi bermaterai sah Surat yang dibuat oleh Mukri bin H. Saang Tanggal 1
Januari 2017. (bukti berkode T 30).
39.Fotokopi bermaterai sah Surat Kuasa Yang dibuat oleh H. Wita Tanggal 19
September 1982. (bukti berkode T31).
40.Fotokopi bermaterai sah Surat Pernyataan yang dibuat oleh H Saang pada
Tanggal 3 September 1982. (bukti berkode T32).
41.Fotokopi bermaterai sah Girik Nomor 691 atas nama Suang bin Simun (bukti
berkode T.33 A).
42.Fotokopi bermaterai sah Akta Pembagian Bersama Nomor 274/2007. (bukti
berkode T 33 B).
43.Fotokopi bermaterai sah Akta Pembagian Hak Bersama Nomor 275/ 2007
(bukti berkode T 33 C)
44.Fotokopi bermaterai sah Surat Pernyataan yang dibuat oleh Dewi Sri Muhayati
Tanggal 12 Juni 2007. (bukti berkode T 33 D).
45.Fotokopi bermaterai sah Surat Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah antara H
Saang dengan Wisono Cheng Tanggal 2 Desember 1997 (bukti berkode T 34)
51
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id46.Fotokopi bermaterai sah Surat Pernyataan yang dibuat oleh H.Saang Tanggal
12 Februari 2001 (bukti berkode T.35).
47.Fotokopi bermaterai sah Kwitansi pembayaran cicilan dari H. Saang Tanggal 2
Februari 2001. (bukti berkode T.36).
48.Fotokopi bermaterai sah kwitansi pelunasan Pinjaman dari Mukri bin H.Saang
Tanggal 17 Februari 2006 (bukti berkode T37).
49.Fotokopi bermaterai sah Gambar Peta Bidang (bukti berkode T38).
50.Fotokopi bermaterai sah Akta Pembagian Hak Bersama Nomor 46/2015 (bukti
berkode T39).
51.Fotokopi bermaterai sah Akta Jual Beli Nomor 50/2006. (bukti berkode T40)
52.Fotokopi bermaterai sah Sertipikat Nomor 814 . (bukti berkode T41)
53.Fotokopi bermaterai sah Akta Jual Beli Nomor 34 /2015 . (bukti berkode T42)
54.Fotokopi bermaterai sah Akta Jual Beli Nomor 1/2017. (bukti berkode T43).
55.Fotokopi bermaterai sah Akta Jual Beli Nomor 855/Pondok Aren/2014. (bukti
berkode T44).
56.Fotokopi bermaterai sah Akta Jual Beli Nomor 133/2014. (bukti berkode T45).
57.Fotokopi bermaterai sah Gambar Peta Bidang (bukti berkode T 46/ PR.1)
58.F otokopi bermaterai sah Gambar Peta Bidang (bukti berkode T47/PR 2)
59.F otokopi bermaterai sah Gambar Peta Bidang (bukti berkode T 48 /PR 3).
60.Fotokopi bermaterai sah Gambar Peta Bidang (bukti berkode T49/PR 4).
61.Fotokopi bermaterai sah Gambar Peta Bidang (bukti berkode T50/PR 5).
62.Fotokopi bermaterai sah Gambar Peta Bidang (bukti berkode T51/PR 6).
63.Fotokopi bermaterai sah Gambar Peta Bidang (bukti berkode T52/PR 7).
64.Fotokopi bermaterai sah Gambar Peta Bidang (bukti berkode T53/PR8).
65.Fotokopi bermaterai sah Gambar Peta Bidang (bukti berkode T54/PR9).
66.Fotokopi bermaterai sah Gambar Peta Bidang (bukti berkode T55/PR10)
67.Fotokopi bermaterai sah Gambar Peta Bidang (bukti berkode T56/PR11)
Bahwa atas bukti – bukti tertulis tersebut, majelis hakim telah mencocokannya
dengan aslinya dan telah sesuai dengan aslinya kecuali bukti berkode T.16, T21,T24
B,T24 C,T24 D ,T 26 A.T 26 C, T26 E, T26 F, T 33 B, T33 C, T 34, T35, T38,T39, T40,
T41,T 42,T43, T44, T45, T46/PR 1,T.47/PR 2, T48/PR3,T 49/PR4 , T50/PR5, T51/PR
6,T52/PR 7, T53/PR 8, T54/PR9, T 55/PR 10, T 56 /PR 11. Tidak ada aslinya;
BUKTI SAKSI
Saksi l. Abdul Rouf bin Mahruf, umur 58 Tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan
Swasta dan bertempat tinggal di Jalan Sunan Giri RT. 001 /04 Kelurahan Pondok
52
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idPucung Karang Tengah Kota Tangerang. Telah memberikan keterangan dibawah
sumpahnya , yang pokok- pokoknya sebagai berikut :
Bahwa saksi kenal Para Tergugat dan Turut Tergugat karena saksi sebagai
tetangga Tergugat l dan Tergugat lll.
Bahwa saksi kenal H. Saang yang telah meninggal dunia pada Tanggal 12 Januari
2004 dan Hj. Saijah meninggal Tanggal 7 September 2004 keduanya sebagai
Pewaris.
Bahwa H. Saang dengan Hj. Saijah meninggalkan ahli waris 5 (lima) orang anak,
diantaranya ada yang telah meninggal dunia lebih dahulu dari Pewaris yaitu
Muksin meninggal pada tanggal 1 Oktober 1979 meninggalkan 3 (tiga) orang
anak dan saksi kenal dengan anak – anak Muksin, demikian pula Seben Nariyah
telah meninggal dunia lebih dulu dari Peawris Tanggal 2 Oktober Tahun 1985
dengan meninggalkan 9 (sembilan) orang anak.
Bahwa setahu saksi harta warisan H. Saang dengan Hj. Saijah ada yang telah
dibagikan ada yang belum dibagikan kepada ahli warisnya .
Bahwa ada hibah dari H. Saang kepada Mukri tanah seluas 1000 m2.,
Bahwa saksi mengenal semua dengan ahli waris dari Pewaris.
Bahwa saksi mengetahui adanya Akta Pembagian Hak Bersama tahun 2008,
saksi tidak mengurusnya karena Para Penggugat yang mengurus langsung ke
lurah.
Bahwa saksi hanya mengurus APHB bagian Pak lurahnya tahun 2008, bagian
untuk Tergugat l dan Tergugat lll, akan tetapi Akta APHB nya belum sempat dibuat
karena Tergugat l dan Tergugat lll belum ada uang untuk bayar pajak warisannya.
Bahwa saksi tidak mengetahui selain apa yang telah dikemukakan tersebut diatas.
Saksi l. Nasir bin Gose, umur 62 Tahun, agama Islam, pekerjaan tukang bangunan
dan bertempat tinggal di Kampung Plered RT. 002 RW.11 Kelurahan Pondok Pucung
Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang. Telah menerangkan dibawah sumpahnya
yang pokok – pokoknya sebagai berikut :
Bahwa saksi kenal dengan Para Pewaris karena Pewaris bernama Saijah adalah
Tante saksi , Saijah adik kandung dari Bapak Saksi.
Bahwa H. Saang telah meninggal dunia pada Tahun 2004 dan Hj. Saijah telah
meninggal dunia pada Tahun 2004.
Bahwa harta – harta Pewaris dikuasai pihak – pihak , saksi tidak tahu pembagian
warisnya, apakah sdudah dibagi waris ataukan belum dibagi waris dan saksi tidak
mengatahui apakah tanah – tanah atau harta yang ditempati pihak – pihak ahli
53
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idwaris merupakan bagian warisan atau bukan dari warisn, akan tetapi saksi
mengetahui bahwa yang dikuasai dan ditempati ahli waris adalah kepunyaan
almarhum H. Saang.
Bahwa Beben mendapatkan 300 m2 diberikan oleh H. Saang dan Ratna mendapat
300 m2 ditempati oeh Penggugat, saksi tidak mengetahui batas – batasnya.
Bahwa ada Kolam Pemancingan digarap oleh Para ahli waris.
Bahwa luas rumah Mukri dan Muslih sama luasnya, demikian pula rumah Seben
sama luasnya.
Bahwa saksi tidak mengetahui adanya H. Saang jual tanah kepada Penggugat l
Bahwa saksi tahu ada bangunan kontrakan punya H. Saang, namun saksi tidak
tahu digadaikan bangunan kontrakan.
Bahwa saksi tidak mengetahui sepeninggalnya H. Saang sudah dibagi warisan
atau belum dibagi warisan kepada ahli warisnya.
Bahwa saksi tidak mengetahui selain apa yang telah dikemukakan saksi tersebut.
Saksi lll. Sawiyah binti Sueb, umur 51 Tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga
dan bertempat tinggal di Kampung Plered, RT. 03 RW. 02 Kelurahan Pondok
Pucung Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang. Telah menerangkan
dibawah sumpahnya yang pokok- pokoknya sebagai berikut :
Bahwa saksi kenal Pewaris dan para Penggugat dan Para Tergugat karena saksi
isteri dari Tergugat l
Bahwa Pewaris H. Saan telah meninggal dunia pada Tahun 2004, demikian pula
Hj. Saijah telah meninggal dunia Tahun 2004.
Bahwa Pewaris mempunyai 5 (lima) orang anak , ada yang telah meninggal dunia
terlebih dahulu dari Pewaris yaitu Muksin dan Seben. Almarhumah Seben
meninggalkan 9 (Sembilan) orang anak dan Muksin meninggal 3 (tiga) orang
anak.
Bahwa H. Saang semasa hidupnya telah menghibahkan tanah kepada Mukri luas
1000 m2 Muslih luasnya 1000 m2 , Ratna 300 m2.
Bahwa ada 10 Kontrakan punya H. Saang telah dibagi – bagi begitu saja, saksi
tidak mengetahui peralihan haknya, masing – masing Tergugat l mendapat 4
(empat) pintu kontrakan,Muslih mendapat 4 (empat) pintu dan Ratna mendapat 1
(satu) pintu bangunan Kontrakan dan Keturuan Seben 1 (satu) pintu.
Bahwa saksi tidak tahu apakah Tergugat l menguasainya karean warisan atau
hibah selain yang luas nya 1000 m2
54
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id Bahwa anak – anaknya Seben selain mendapatkan 300 m2 menguasai juga
bagian – bagian lain dari harta H. Saang.
Bahwa saksi tidak mengetahui bagian masing – masing luas Seben dan bagian
Ratna
Bahwa yang mengurus Pewaris adalah Tergugat l.
Bahwa saksi tidak tahu Muksin dan keturunannya mendapat 600 m2 dan saksi
tidak mengetahui tanah luasnya 200 m2 ada yang dijual H. Saang kepada Efendi
(Penggugat l)
Bahwa setahu saksi Efendi (Penggugat) telah ditambah tanah luasnya 100 m2
oleh Tergugat l dan ada Empang setahu saksi dibagi – bagi begitu saja oleh ahli
waris.
Bahwa saksi pernah membeli tanah 150 m2 dari Tergugat l untuk Para ahli waris
yang masih hidup menunaikan ibadah haji . dan saksi membeli tanah dari Suami
saksi dari hasil penjualan harta warisan keluarga saksi.
Bahwa saksi tidak mengetahui selain apa yang telah diuraikan tersebut diatas.
Saksi IV.Wisono Cheng bin Sukeng, umur 55 Tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta
bertempat tinggal di GRBJ, Gardena Loka Blok F 3 Nomor 21 RT. 01 RW .11
Kelurahan Paku Jaya Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang . Telah
memberikan keterangan dibawah sumpahnya yang pokok – pokoknya sebagai
berikut :
Bahwa saksi kenal Tergugat l dan dengan H. Saang sejak Tahun 1995.
Bahwa H. Saang mempunyai isteri dan mempunyai anak 5 (lima) atau 6 (enam)
orang anak.
Bahwa dulu sebelum H. Saang meninggal dunia saksi berminat membeli tanah
H. Saang pada Tahun 1997.
Bahwa saksi semula membutuhkan tanah 1 (satu) hektar tapi tanahnya tidak ada,
yang kedua akses jalannya sulit, namun sebelumnya H. Saang meminjam uang
kepada saksi melalui Pak Mukri sebesar Rp. 250 .000.000 (dua ratus lima puluh
juta rupiah) karena pembelian tidak jadi, sehingga tanah H. Saang dijadikan
jaminan atau gadai seluas 850 m2.
Bahwa hutang tersebut sudah lunas tahun 2007 yaitu selama 8 (delapan) tahun
pembayarannya dilakukan 2 kali berikut bunganya kali pertama dibayarkan oleh
H. Saang dan pembayaran yang kedua oleh H. Mukri.
Bahwa setelah lunas hutangnya, saksi kembalikan tanah 850 m2 secara utuh.
55
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id Bahwa yang menerima uang dari saksi adalah H. Saang dan uang tersebut milik
pribadi saksi.
Saksi V. Yuhyi binti Sueb, umur 51 Tahun, agama Islam, pekerjaan Mengurus Rumah
Tangga dan bertempat tinggal di Kampung Pondok Aren RT. 002/RW. 005
Kelurahan Pondok Aren Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang. Telah
memberikan keterangan dibawah sumpahnya yang pokok – pokoknya sebagai
berikut ;
Bahwa saksi kenal Para Tergugat karena Tergugat l adalah adik ipar saksi.
Bahwa saksi hanya menyampaikan bahwa Pak Mukri pernah pinjam uang kepada
isterinya (adik saksi) sejumlah Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) hasil dari
pembagian warisan orang tua saya dan kepada saksi sebesar Rp 50.000.000
(lima puluh juta rupiah) yang seluruhnya berjumlah Rp 100.000.000,- (seratus juta
rupiah) berjalan selama 4 (empat) tahun waktu itu H. Saang masih hidup tapi
sudah sering sakit – sakitan.
Bahwa saksi tidak mengetahui selain apa yang telah dikemukakan tersebut diatas.
Bahwa Tergugat ll tidak mengajukan bukti – bukti baik bukti tertulis maupun saksi
– saksi dan menyerahkannya kepada keputusan majelis hakim;
Bahwa selanjutnya Majelis hakim telah mengadakan pemeriksaan ditempat atas
objek sengketa tersebut pada Tanggal 7 Agustus Tahun 2017 sebagaimana tertuang
dalam berita acara Perkara ini;
Bahwa selanjutnya Para Penggugat sebelum mengajukan kesimpulannya telah
mengajukan permohonan Sita jaminan (Conservatoir beslag) atas objek sengketa pada
Tanggal 14 Agustus Tahun 2017 yang dalam hal ini Majelis hakim telah menjatuhkan
Putusan Sela Nomor 281/Pdt.G/2017/PA.Tng pada Tanggal 4 September 2017 yang
amarnya menolak Permohonan Para Penggugat;
Bahwa selanjutnya baik Para Penggugat maupun Para Tergugat dan Turut
Tergugat telah mengajukan kesimpulannya pada Tanggal 14 Agustus 2017 kecuali
Tergugat ll tidak mengajukan kesimpulan Tertulis dan menyerahkan kepada keputusan
majelis hakim;
Bahwa selanjutnya Para Pihak tidak mengajukan suatu apapun lagi selain mohon
putusan ;
Menimbang, bahwa tentang jalannya pemeriksaan dalam persidangan terhadap
perkara aquo, maka untuk mempersingkat uraian Putusan selengkapnya telah dicatat
dan di muat dalam berita acara perkara ini yang merupakan satu kesatuan dengan
Putusan ;
56
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
57
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idTENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA
DALAM KONVENSI
DALAM EKSEPSI
Menimbang, bahwa Para Tergugat (Tergugat l dan Tergugat lll) dan Para Turut
Tergugat, selain telah memberikan jawaban terhadap pokok perkara, Para Tergugat dan
Para Turut Tergugat telah pula mengajukan tangkisan (eksepsi) sebagai berikut :
Gugatan Penggugat tidak jelas dan kabur (obscuur libel) ;
1. Para Penggugat mendalilkan dalam surat gugatannya dari satu segi Para
Penggugat disebutkan sebagai ahli waris Pengganti Seben, akan tetapi dalam
posita yang lainnya yang menjadi ahli Waris Pengganti adalah Penggugat ll
sampai dengan Penggugat X.
2. Bahwa Muksin dan Seben telah meninggal dunia lebih dahulu dari Pewaris,
maka tidak mungkin kedudukan Seben dengan Muksin dijadikan ahli waris dari
Pewaris karena ahli waris itu artinya yang menerima warisan. Oleh karenanya
gugatan Para Penggugat Posita tidak didukung Petitum harus dinyatakan tidak
dapat diterima.
Menimbang, bahwa eksepsi Para Tergugat, Para Turut Tergugat tersebut bukan
merupakan eksepsi yang berkaitan dengan kewenangan absolute maupun kewenangan
relative Pengadilan Agama, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 136 HIR, eksepsi
Para Tergugat, Para Turut Tergugat dapat diputus bersama – sama dengan pokok
perkara;
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi tersebut, majelis hakim berpendapat bahwa
pada prinsipnya subtansi dari posita dan petitum sebagaimana yang dimaksud Para
Penggugat adalah telah jelas berkaitan dengan subjek hukum yang dimaksud Para
Penggugat , sedangkan terhadap eksepsi Para tergugat adalah berkaitan dengan
kedudukan hukum pihak – pihak dalam perkara , majelis hakim berpendapat bahwa
eksepsi Para Tergugat dan Para Turut Tergugat termasuk pada pokok perkara yang
memerlukan pembuktian dari pihak pihak – pihak. Oleh kerananya eksepsi dari Para
Tergugat dan Turut Tergugat tidak beralasan dan harus ditolak;
DALAM POKOK PERKARA
Menimbang, Bahwa dalam hal ini Para Tergugat dan Para Turut Tergugat selain
telah mengajukan jawaban atas pokok perkara, Para Tergugat dan Turut Tergugat telah
mengajukan gugatan balik (Rekonvensi) terhadap Para Penggugat, sehingga majelis
58
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idhakim akan memberikan pertimbangan hukum dalam Konvensi dan Rekonvensi . Dalam
hal ini Para Penggugat di sebut Para Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi dan
Para Tergugat dan Turut Tergugat disebut sebagai Penggugat Rekonvensi/Para Tergugat
Konvensi;
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Para Penggugat Konvensi
sebagaimana diuraikan tersebut diatas;
Menimbang, bahwa sesuai maksud Pasal 130 HIR Majelis Hakim telah
mendamaikan pihak – pihak berperkara agar dapat menyelesaikan secara musyawarah
dan kekeluargaan, akan tetapi tidak berhasil;
Menimbang, bahwa sesuai Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016
Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, Majelis Hakim telah memerintahkan pihak –
pihak untuk upaya damai melalui hakim mediator yang bernama Drs. Ali Usman
berdasarkan Penetapan Nomor 281/Pdt.G/2017/PA.Tng tanggal 3
April 2017;
Menimbang, bahwa berdasarkan hasil laporan hakim mediator tersebut pada
Tanggal 3 April 2017 mediasi dinyatakan tidak berhasil ;
Menimbang, bahwa selanjutnya pemeriksaan secara litigatif terhadap perkara
aquo dapat dilanjutkan;
Menimbang, bahwa Para Penggugat Konvensi telah mengajukan permohonan
sita jaminan (conservatoir beslag) atas objek sengketa , yang mana majelis hakim telah
menjatuhkan putusan Sela Tanggal 4 September 2017 yang amarnya menolak
permohonan sita jaminan yang diajukan Para Penggugat Konvensi sebagai mana
Putusan Sela Nomor 281/Pdt.G/2017/PA. Tng Tanggal 4 September 2017;
Menimbang, bahwa sebelum majelis hakim mempertimbangkan lebih lanjut
pemeriksaan terhadap pokok perkara, terlebih dahulu majelis hakim mempertimbangkan
tentang apakah Pengadilan Agama berwenang memeriksa dan mengadili perkara aquo
dan apakah para pihak mempunyai kapasitas (legal standing) dalam perkara aquo;
Menimbang, bahwa secara subtantif perkara aquo adalah perkara sengketa waris
antara orang yang beragama Islam, maka mengacu pada ketentuan Pasal 49 ayat 1
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang di ubah dengan
Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2006 dengan perubahan kedua dengan Undang –
Undang Nomor 50 Tahun 2009, Pengadilan Agama Tangerang berwenang secara absolut
untuk memeriksa dan mengadili perkara aquo;
Menimbang, bahwa Para Penggugat Konvensi mendalilkan bahwa Para
Penggugat Konvensi dengan Para Tergugat Konvensi, Para Turut Tergugat Konvensi
59
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idadalah ahli waris dari Pewaris yang bernama H. Saang bin H. Simun dan Hj. Saijah binti
H. Kodir kecuali Penggugat l dan Turut Tergugat l, yang tidak dibantah oleh Para
Tergugat Konvensi dan Para Turut Tergugat Konvensi, sedangkan Penggugat Konvensi l
dengan Turut Tergugat l Konvensi adalah suami dan isteri dari anak – anak H. Saang
dengan Hj. Saijah yang telah meninggal dunia lebih dahulu yaitu Penggugat l suami dari
Seben Narsiyah binti H. Saang dan Turut Tergugat l adalah isteri Muksin bin H. Saang.
Dengan demikian Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi serta Para Turut Tergugat
Konvensi mempunyai kapasitas dan kedudukan (legal standing) dalam perkara aquo;
Menimbang, bahwa secara subtantif alasan yang dijadikan dasar gugatan Para
Penggugat Konvensi sebagaimana dalam surat gugatannya adalah bahwa Para
Penggugat Konvensi dengan Para Tergugat Konvensi dan Para Turut Tergugat Konvensi
adalah ahli waris dari almarhum H. Saang bin Simun yang telah meninggal dunia pada
Tanggal 12 Januari 2004 dengan Almarhumah Hj. Saijah binti H. Kodir yang telah
meninggal dunia pada tanggal 7 September 2004 dan almarhum/almarhumah semasa
hidupnya telah meninggalkan harta peninggalan sebagaimana dalam gugatan Para
Penggugat Konvensi dan sejak meninggalnya Pewaris belum pernah dibagikan kepada
ahli warisnya secara adil, Karenanya Para Penggugat mohon untuk ditetapkan ahliwaris
dari almarhumah H. Saang bin Simun dan Hj. Saijah binti H. Kodir dan menetapkan
harta peninggalan / warisan dari Pewaris dan menetapkan bagian – bagiannya sesesuai
hukum waris Islam (faraidh).
Menimbang, bahwa atas dalil Para Penggugat Konvensi tersebut Para
Tergugat Konvensi dan Para Turut Tergugat Konvensi secara subtantif pada prinsipnya
telah membenarkan dan tidak membantah bahwa H. Saang bin Simun telah meninggal
dunia pada Tanggal 12 Januari 2004 karena sakit dan beragama Islam , demikian pula
isterinya Hj. Saijah binti H. Kodir telah meninggal dunia pada Tanggal 7 September 20004
karena sakit dan beragama Islam serta tidak membantah pula bahwa Para Penggugat
Konvensi ll sampai dengan Pengugat Konvensi X dan Para Tergugat Konvensi serta
Para Turut Tergugat ll sampai Turut Tergugat Konvensi IV adalah anak -anak kandung
(Para Tergugat Konvensi) dan cucu – cucu kandung (Para Penggugat Konvensi ll
sampai dengan X dan Para Turut Tergugat Konvensi ll,lll dan Turut Tergugat lV) dari
almarhum H. Saang bin Simun dengan isterinya Hj. Saijah binti H. Kodir dan tidak
membantah pula bahwa almarhum H. Saang bin Simun dengan isterinya Hj. Saijah binti
H. Kodir telah meninggal dunia dengan meninggalkan ahli waris dan ada harta
peninggalan yang masih belum dibagi waris kepada ahli warisnya ;
60
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idMenimbang, bahwa pada Prinsipnya dalil gugatan Para Penggugat Konvensi
sejauh mengenai Pewaris dan Ahli Waris dari almarhum H. Saang bin Simun dengan
Isterinya Hj. Saijah binti H. Kodir tidak dibantah oleh Para Tergugat Konvensi dan Turut
Tergugat Konvensi. Oleh Karenanya harus ditetapkan bahwa Pewaris adalah H. Saang
bin Simun yang telah meninggal dunia pada Tanggal 12 Januari 2017 (bukti P1) dan Hj.
Saijah binti H. Kodir telah meninggal dunia pada Tanggal 7 September 2017 (bukti
berkode P2). karena sakit dan beragama Islam. Sedangkan terhadap harta peninggalan
yang akan dijadikan boedel warisan almarhum H. Saang bin Simun dengan almarhumah
Hj. Saijah binti H. Kodir Para Tergugat Konvensi dan Para Turut Tergugat Konvensi
sebagian membantahnya dari segi ukuran dan luas nya. ;
Menimbang, bahwa pengakuan Para Tergugat Konvensi serta Para Turut
Tergugat Konvensi sejauh Tentang Pewaris dan Ahli waris dari H. Saang bin Simun dan
Hj. Saijah binti H. Kodir merupakan bukti yang menentukan sebagaimana ketentuan
Pasal 174 HIR dan Pasal 1925 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata. Karenanya
seharusnya Para Penggugat Konvensi tidak lagi di bebankan wajib bukti, sejauh
pembuktian Pewaris dan ahli waris, akan tetapi untuk menambah keyakinan majelis
hakim dalam mengambil suatu keputusan , pihak – pihak tetap dibebankan wajib
pembuktian yang seimbang sebagaimana maksud Pasal 163 HIR jo Pasal 1865 Kitab
Undang – Undang Hukum Perdata;
Menimbang, bahwa dalam kaitannya ahli waris dari H. Saang bin Simun dengan
Hj. Saijah binti H. Kodir, majelis hakim mempertimbangkan berkaitan dengan kedudukan
hukum Penggugat Konvensi l sebagai suami dari almarhumah Seben Narsiah binti H.
Saang dan Turut Tergugat l adalah isteri dari almarhum Muksin bin H. Saang , maka
secara hukum berdasarkan maksud Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam , bahwa yang
dimaksud ahli waris Pengggati adalah Ahli waris yang meninggal dunia lebih dahulu dari
si Pewaris dan kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, maka dengan demikian
Penggugat Konvensi l dan Turut Tergugat Konvensi l bukan merupakan ahli waris
Pengganti , akan tetapi Penggugat Konvensi l dan Turut Tergugat l adalah ahli waris dari
almarhumah Seben binti H. Saang yang telah meninggal dunia apada Tanggal 22
Desember 1985 (bukti berkode P6) dan Turut Tergugat l adalah ahli waris dari almarhum
Muksin bin H. Saang. Yang telah meninggal dunia pada Tanggal 1 Oktober 1979 (bukti
berkode P3);
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil – dalil gugatannya, Para Penggugat
Konvensi telah mengajukan bukti – bukti tertulis berkode P1 sampai dengan bukti
61
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idberkode P24 serta 4 (empat) orang saksi. Demikian pula Para Tergugat Konvensi serta
Para Turut Tergugat Konvensi telah pula mengajukan bukti tertulis T1 sampai dengan
bukti berkode T 56/ PR1 serta 5 (lima) orang saksi untuk menguatkan dalil bantahannya,
kecuali Tergugat Konvensi ll tidak mengajukan bukti –bukti baik bukti tertulis maupun
saksi – saksi. Dalam hal ini majelis hakim akan memberikan penilaian terhadap alat –
alat bukti tersebut diatas;
Menimbang, bahwa semua bukti tertulis yang diajukan Para Penggugat Konvensi
sejauh tidak dapat disesuaikan dengan aslinya sesuai ketentuan, tidak dapat
dipertimbangkan kecuali yang tidak dibantah oleh Para Tergugat Konvensi, demikian pula
bukti – bukti tertulis dari Para Tergugat Konvensi dan Turut Tergugat Konvensi sejauh
tidak dapat dicocokan dengan aslinya maka tidak dapat dipertimbangkan kecuali Para
Penggugat Konvensi tidak membantahnya terhadap alat – alat bukti dari Para Tergugat
Konvensi dan Para Turut Tergugat Konvensi maka dapat dinilai sebagai alat bukti yang
sah, dan telah dimateraikan sesuai ketentuan Pasal 2 ayat 3 Undang Nomor 13 Tahun
1985 tentang bea Materai dan Pasal 1888 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata,
bukti – bukti surat tersebut dapat dinilai sebagai alat bukti yang sah dan mempunyai
kekuatan pembuktian sebagai alat bukti tertulis sebagaimana maksud Pasal 164 HIR jo
Pasal 1866 Kitab Undang -Undang Hukum Perdata.;
Menimbang, bahwa keterangan saksi – saksi dari Para Penggugat Konvensi satu
sama lainnya saling berkaitan dan mendukung dalil – dalil gugatan Para Penggugat
Konvensi . Karenanya keterangan para saksi dari Para Penggugat Konvensi dapat
dipertimbangkan sebagai alat bukti yang sah karena telah memenuhi syarat formil dan
materil dan telah memenuhi batas minimal kesaksian sebagaimana maksud Pasal 147,
Pasal 170, Pasal 171 dan Pasal 172 HIR ;
Menimbang, bahwa Para saksi dari Para Tergugat Konvensi dan Para Turut
Tergugat Konvensi kecuali Tergugat Konvensi tidak menghadirkan saksi keterangannya
satu sama lainnya saling berkaitan karenanya dapat dipertimbangkan sebagai alat bukti
yang sah karena telah memenuhi syarat formil dan materil dan telah memenuhi batas
minimal kesaksian sebagaimana maksud Pasal 147 , Pasal 170, Pasal 171 dan Pasal
172 HIR;
Menimbang, bahwa sejauh yang telah dipertimbangakan tersebut diatas terhadap
Pewaris dan Ahli waris, majelis akan menguraikannya dalam amar putusan perkara
aquo;
62
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idMenimbang, bahwa Para Penggugat Konvensi mendalilkan bahwa harta
peninggalan almarhum H. Saang bin Simun dengan almarhumah Hj. Saijah binti H. Kodir
sebagian telah dihibahkan dan sebagaian ada yang telah dijual baik dilakukan oleh
Pewaris maupun Para Tergugat Konvensi dan Para Penggugat Konvensi serta masing–
masing telah menguasai sebahagian harta peninggalan almarhum H. Saang terhadap
sebagian objek sengketa atas Girik Nomor 691, Nomor 711 dan Girik Nomor 720 (bukti
berkode T14, T 24 a dan T33). Hal ini tidak dibantah baik oleh Para Penggugat Konvensi
maupun Para Tergugat Konvensi dan Turut Tergugat Konvensi dan dihubungkan dengan
keterangan Para saksi , baik saksi – saksi dari Para Penggugat Konvensi maupun Para
Tergugat Konvensi dan Para Turut Tergugat Konvensi. Dengan demikian telah terbukti
bahwa sebahagian harta peninggalan alamarhum H. Saang terbukti tidak secara utuh
sebagaimana tertuang dalam girik Nomor 691, Girik Nomor 711 dan Nomor 720;
Menimbang, bahwa terhadap harta yang dihibahkan Pewaris ketika masih hidup
kepada ahli warisnya, maka dengan tidak mengurangi maksud Pasal 211 Kompilasi
Hukum Islam, dimana hibah orang tua terhadap anaknya dapat dihitung sebagai warisan,
majelis hakim berpendapat bahwa Pewaris melakukan perbuatan hukum mengalihkan
sebagian harta kepada anak – anaknya adalah bersipat mulia dan dianjurkan dalam
agama sejauh hal itu dimungkinkan dan tidak melebihi 1/3 dari harta warisan Pewaris.
Oleh karena itu majelis hakim dalam hal ini tidak mempertimbangkan lebih jauh sejauh
harta – harta yang telah diberikan Pewaris sebagai hibah kepada Para Penggugat
Konvensi, Para Tergugat Konvensi dan Para Turut Tergugat Konvensi dan akan
mempertimbangkan harta Pewaris yang belum dibagikan kepada ahli warisnya;
Majelis Hakim dalam hal ini perlu mengetengahkan dalil
1. Alquran surat limron ayat 92 berbunyi :
92. Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu
nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.
2. Hadist Riwayat Muslim berbunyi :
63
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tigaperkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yangsholeh” (HR. Muslim no. 1631).
Menimbang, bahwa sejauh mengenai luas objek sengketa yang belum dibagikan
kepada ahli warisnya menurut dalil gugatan Para Penggugat Konvensi dari ketiga objek
sengketa Girik Nomor 691, Girik Nomor 711 dan Girik Nomor 720 masih terdapat sisa
dengan ukuran seluruhnya 5331 M2,, Sedangkan Para Tergugat membenarkan bahwa
Harta peninggalan Pewaris yang belum dibagikan kepada ahli warisnya dari ketiga
objek sengketa seluruhnya Girik Nomor 691 sisa yang belum dibagikan luasnya 1717 M2,
Girik Nomor 711 luasnya 1104 dan Girik Nomor 720 termasuk diatasnya berdiri
bangunan 10 bangunan Kontrakan dengan luas 1557 M2. Dengan demikian jumlah
keseluruhan luasnya 4378 M2 . Dengan tidak dibantahnya oleh Para Tergugat Konvensi
dan Para Turut Tergugat , maka terbukti harta peninggalan Pewaris yang dijadikan boedel
Warisan luasnya 4378 M2 ditambah 10 bangunan kontrakan berdiri diatas tanah girik
nomor 720 yang harus dibagi kepada Para Ahli Warinya yang kemudian ditetapkan
sebagaiamana dalam amar putusan perkara aquo.
Menimbang, bahwa dengan telah ditetapkannya boedel warisan dari Pewaris H.
Saang bin Simun dan Hj Saijah binti H. Kodir, maka dapat ditetapkan bagian ahli waris
dari anak- anak H. Saang dengan Hj Saijah yaitu
1. Muksin bin H. Saang (anak laki -laki)
2. Seben Narsiah binti H. Saang (anak perempuan).
3. Mukri bin H. Saang (Anak laki - laki).
4. Ratna binti H. Saang (Anak perempuan ).
5. Muslich bin H. Saang (Anak laki–laki). Dan bagiannya2 sesuai hukum
faroidh.sebagaimana dituangkan dalam amar putusan
Menimbang, bahwa dengan telah ditetapkannya Seben binti H. Saang ahli waris
dari H. Saang bin H Simun dan Hj, Saijah binti H. Kodir, maka ahli waris dari almrhumah
Seben binti H. Saang dapat ditetapkan dan bagiannya sebagaimana pada amar putusan
dibawah ini;
Menimbang, bahwa dengan telah ditetapkannya alamrhum Muksin bin H. Saang
sebagai ahli waris dari Pewaris, maka dapat ditetapkan ahli warisnya dan bagiannya
sebagaimana hukum faroid dan akan dituangkan dalam amar putusan;
64
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idMenimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 171 hurup a Kompilasi Hukum Islam
bahwa yang dimaksud Hukum Kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang
pemindahan hak pemilikan harta peninggalan ( tirkah ) pewaris, menentukan siapa- siapa
yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagian nya masing – masing;
Menimbang, bahwa yang dimaksud pewaris dalam perkara aquo adalah orang
yang pada saat meninggalnya atau yang dinyatakan meninggal berdasarkan putusan
Pengadilan beragama Islam meninggalkan ahli waris dan harta peninggalan
sebagaimana maksud Pasal 171 hurup b Kompilasi Hukum Islam.
Menimbang, bahwa ahli waris alamrhum H.Saang bin Simun dengan Hj. Saijah
binti H. Kodir terdiri dari 3 (tiga) orang anak laki – laki dan dan 2 (dua) orang anak
perempuan maka sesuai ketentuan Pasal 176 Kompilasi Hukum Islam dapat ditetapkan
bagiannya masing – masing yaitu anak perempuan bila hanya seorang , ia mendapat
separoh bagian, bila dua orang atau lebih mereka bersama–sama mendapat dua pertiga
bagian, dan apabila perempuan bersama- sama dengan anak laki–laki, maka bagian
anak laki – laki adalah dua berbanding satu dengan anak perempuan, demikian pula
dapat diterapkan pada pembagian warisan terhadap ahliwaris baik ahli waris H. Saang
maupun ahli waris dari almarhumah Seben binti H. Saang maupun ahli waris almarhum
Muksin anak–anak laki–laki mendapat 2 bagian dari pada anak perempuan;
Menimbang, bahwa majelis hakim perlu mengetengahkan dalil Alquran surat An-
Nisa ayat 7 yang berbunyi sebagai berikut :
Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan
kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan
ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang Telah
ditetapkan.
- Surat An-Nisa ayat 11 berbunyi :
1.
65
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Artinya :
.
Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-
anakmu. yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua
orang anak perempuan[272]; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari
dua[273], Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak
perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua
orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang
ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang
meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja),
Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai
beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-
pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan)
sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu
tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak)
manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Menimbang, bahwa bersandar pada ketentuan firman Allah tersebut serta maksud
Pasal 176 Kompilasi Hukum Islam , maka dapat ditetapkan bagian masing – masing ahli
waris dengan cara pembagian sebagai berikut :
1. Muksin bin H. Saang (anak laki -laki) mendapat 2/8 bagian dari nilai harta
warisan 4378 M2 + 10 bangunan Kontrakan.
2. Seben Narsiah binti H. Saang (anak perempuan). mendapat 1/8 bagian dari
nilai harta warisan 4378 M2 + 10 bangunan Kontrakan
3. Mukri bin H. Saang (Anak laki - laki). 2/8 bagian dari nilai harta warisan
4378 M2 + 10 bangunan Kontrakan.
4. Ratna binti H. Saang (Anak perempuan). mendapat 1/8 bagian dari nilai
harta warisan 4378 M2 + 10 bangunan Kontrakan
66
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id5. Muslich bin H. Saang (Anak laki –laki) 2/8 bagian dari nilai harta warisan
4378 M2 + 10 bangunan Kontrakan.
Menimbang, bahwa terhadap bagian dari almarhumah Seben binti H. Saang akan
diberikan kepada ahli warisnya sesuai faraoidh sebagaimana diuraikan dalam amar
putusan;
Menimbang, bahwa terhadap bahian yang diterima almarhum Muksin bin H.
Saang akan ditetapkan kepada ahli waris dari almarhum Muksin sebagaimana diuraikan
dalam amar putusan perkara aquo.
Menimbang, bahwa dengan telah ditetapkannya bagian masing – masing
ahli waris sebagaimana dalam amar putusan, maka majelis hakim patut menghukum
untuk menyerahkan kepada para ahli waris yang berhak menerimanya sesuai bagian
yang telah ditetapkan tersebut diatas dan apabila tidak dapat dilaksanakan secara
natura, maka akan dijual secara lelang melalui Pejabat Lelang Negara dan hasil
penjualan lelang tersebut dibagikan kepada para ahli waris yang berhak menerimanya;
Menimbang, bahwa terhadap permohonan sita jaminan atas objek sengketa telah
ditolak, maka Majelis Hakim dalam perkara aquo dapat mengabulkan gugatan Para
Penggugat Konvensi sebagiannya dan menolak yang selebihnya;
Menimbang, bahwa semua alat bukti yang diajukan para pihak sepanjang tidak
dipertimbangkan secara tegas dan jelas, akan tetapi berkaitan dengan perkara ini
dianggap telah dipertimbangkan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari putusan
ini dan patut dikesampingkan yang selainnya;
Dalam Rekonvensi
Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan oleh majelis hakim dalam
gugatan Konvensi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertimbangan hukum
gugutan Rekonvensi;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan rekonvensi tentang mohon dinyatakannya
jual beli tidak mempunyai kekuatan hukum yang sah dan akta pembagian bersama
dinyatakan sah, majlis hakim telah mempertimbangakan dalam gugatan konvensi bahwa
segala perbuatan yang dilakukan oleh Pewaris kepada anak – anak dan keturunanan
sejauh adalah kebaikan dan tidak melebihi 1/3 bagian dapat dibenarkan. Oleh karena
gugatan Rekonvensi yang diajukan Para Tergugat Konvensi tidak beralasan dan harus
ditolak;
Dalam Konvensi dan Rekonvensi
67
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idMenimbang, bahwa karena dalam perkara ini tidak ada yang dikalahkan dan
masing–masing mendapatkan bagian warisan sesuai ketentuan hukum waris Islam
(faraidh), maka majelis dapat membebankan biaya perkara kepada Para Penggugat
Konvensi ,Para Tergugat Konvensi serta Turut Tergugat Konvensi secara tanggung
renteng;
Memperhatikan dalil–dalil syar’i dan segala ketentuan serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan berkaitan dengan perkara ini;
MENGADILI
DALAM KONVENSI
DALAM EKSEPSI
Menolak eksepsi Tergugat I .Tergugat III dan Para Turut Tergugat.
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan Penggugat Konvensi untuk sebagiannya ;
2. Menetapkan H. Saang bin Simun telah meninggal dunia pada tanggal 12 Januari
tahun 2004 dan Hj. Saijah binti H. Kodir pada tanggal 7 September tahun 2004
dengan meningalkan 5 (lima) orang ahli waris sebagai berikut :
5.1. Muksin bin H. Saang (anak laki-laki)
5.2. Seben Narsiah binti H. Saang (anak perempuan).
5.3. Mukri bin H. Saang (Anak laki-laki).
5.4. Ratna binti H. Saang (Anak perempuan).
5.5. Muslich bin H. Saang (Anak laki–laki).
3. Menetapkan Muksin bin Saang telah meninggal dunia pada tanggal 1 Oktober
tahun 1979 dengan meninggalkan ahli waris :
a. Endang Kartini binti Uyo (isteri)
b. Muhendra bin Muksin bin Muksin (anak laki–laki)
c. Muherdi bin Muksin (anak laki–laki )
d. Dewi Sri Muhayati (anak perempuan)
4. Menetapkan Seben bin H. Saang telah meninggal dunia pada tanggal 22
Desember tahun 1985 dengan meninggalkan ahli waris sebagai berikut :
a. Effendi bin Lias (suami)
b. Ernawati binti Effendi (anak perempuan).
68
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idc. Endi Supandi bin Effendi (anak laki – laki)
d. Sunani binti Effendi (anak perempuan)
e. Lili binti Effendi (anak perempuan).
f. Evi Marlina binti Effendi (anak perempuan).
g. Nurbandi bin Effendi (anak laki – laki).
h. Nurlelah binti Effendi (anak perempuan)
i. Liana Natalia binti Effendi (anak perempuan).
j. Edo Marlindo bin Effendi (anak laki – laki)
5. Menetapkan Tanah seluas 4378 M2 ditambah 10 bangunan kontrakan terdiri dari :
a. Nomor girik C 691 Nomor Persil 22 S ll terletak dahulu beralamat di
Pedurenan Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten
Tangerang, Propinsi Jawa Barat, sekarang beralamat di Kp. Plered,
Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang
Propinsi Banten, dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Barat berbatasan tanah Girik C 690.
- Sebelah Utara berbatasan kolam Ikan.
- Sebelah Timur berbatasan tembok Graha Karang Tengah.
- Sebelah Selatan berbatasan tanah Girik C 720.
b. Nomor girik C 711 Nomor Persil 23 D ll dahulu beralamat di Pedurenan,
Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Tangerang,
Propinsi Jawa Barat, sekarang beralamat di Kp. Plered, Kelurahan Pondok
Pucung, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Propinsi Banten,
dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Barat berbatasan saluran air.
- Sebelah Utara berbatasan rumah Kudin, rumah Kusen.
- Sebelah Timur berbatasan tanah Kusen, Rumah Yanto.
- Sebelah Selatan berbatasan rumah Muherdi.
c. Nomor Girik C 720 No. Persil 25 D III dahulu beralamat di Pedurenan,
Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Tangerang,
69
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idPropinsi Jawa Barat, yang sekarang beralamat di Kp. Plered Kelurahan
Pondok Pucung, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Propinsi
Banten, dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Barat berbatasan Saluran Air.
- Sebelah Utara berbatasan Tanah Girik C 690 dan Tanah Girik C 691.
- Sebelah Timur berbatasan Graha Karang Tengah.
- Sebelah Selatan berbatasan rumah Rustam, Tanah Kosong Sutet.
Adalah harta peninggalan (warisan) Almarhum H. Saang bin Simun dengan
Almarhumah Hj. Saijah binti H. Kodir.
6. Menetapkan bagian masing – masing ahli waris H. Saang bin Simun dan Hj.
Saijah binti H. Kodir sebagai berikut :
a. Muksin bin H. Saang (anak laki – laki) mendapat 2/8 x 4378 M2 =
1094,52 M2 + 2,50 Bangunan kontrakan
b. Seben Narsiah binti H. Saang (anak perempuan) mendapat 1/8 x 4378
M2 =547,25 M2 + 1,25 Bangunan kontrakan
c. Mukri bin H. Saang (Anak laki – laki). Mendapat 2/8 x 4378 M2 =
1094,52 M2 + 2,50 bangunan kontrakan .
d. Ratna binti H. Saang (Anak perempuan). mendapat 1/8 x 4378 M2
=547,25 M2 + 1,25 Bangunan kontrakan
e. Muslich bin H. Saang (anak laki–laki) mendapat 2/8 x 4378 M2 =
1094,52 M2 + 2,50 bangunan kontrakan .
7. Menetapkan bagian Ahli waris dari almarhumah Seben Narsiah binti H. Saang
sebagai berikut :
a. Effendi bin Lias (suami) mendapat 1/4 X 547,25 M2 =136,8125 + 0,31,25
bangunan kontrakan
b. Ernawati binti Effendi (anak perempuan) mendapat 34,20 m2 + 0.08
bangunan Kontrakan
c. Endi Supandi bin Effendi 68,40 m2 + 016 dari bangunan Kontrakan.
d. Sunani binti Effendi mendapat 34,20 m2 + 0.08 bangunan Kontrakan
e. Lili Binti Effendi mendapat 34,20 m2 +0.08 bangunan Kontrakan
70
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idf. Evi Marlina binti Effendi mendapat 34,20 m2 + 0.08 bangunan Kontrakan
g. Nurbandi bin Effendi mendapat 68,40 m2 + 016 dari bangunan Kontrakan.
h. Nurlelah binti Effendi mendapat 34,20 m2 + 0.08 bangunan Kontrakan.
i. Liana Natalia binti Effendi mendapat 34,20 m2 + 0.08 bangunan Kontrakan.
j. Edo Marlindo bin Effendi mendapat 68,40 m2 + 016 dari bangunan
Kontrakan.
8. Menetapkan bagian ahli waris dari Almarhum Muksin bin H. Saang adalah sebagai
berikut :
1. Endang Kartini binti Uyo, (isteri) mendapat 1/8 = 136.812 + 03125 bagian dari
bangunan kontrakan
2. Muhendra bin Muksin mendapat 0,875 + 383,752 bagian dari bangunan
kontrakan
3. Muherdi bin Muksin mendapat 0,875 + 383,752 bagian dari bangunan
kontrakan.
4. Dewi Sri Muhayati binti Muksin mendapat 0,4375 + 191, 5376 bagian dari
bangunan kontrakan.
9. Menghukum Para Penggugat Konvensi, Para Tergugat dan Para Turut Tergugat
Konvensi atau siapa saja yang menguasai objek harta warisan tersebut (pada
diktum angka 5) untuk menyerahkan kepada para ahli waris yang berhak
menerimanya sesuai bagian masing–masing sebagaimana tersebut pada diktum
angka 6, 7 dan 8. Apabila tidak dapat dilaksanakan secara natura dilakukan
secara lelang dan hasilnya dibagi kepada ahli waris yang yang berhak
menerimannya sesuai bagian masing–masing;
10.Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya.
DALAM REKONVENSI
Menolak gugatan Para Penggugat Rekonvensi
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI
Menghukum Para Penggugat Konvensi, Para Tergugat dan Para Turut Tergugat
Konvensi untuk membayar biaya perkara ini sejumlah Rp. 4.886.000.- (empat juta
delapan ratus delapan puluh enam ribu rupiah) secara tanggung renteng.
71
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id Demikian putusan dijatuhkan dalam musyawarah majelis hakim Pengadilan
Agama Tangerang pada hari Kamis tanggal 4 September 2017 bertepatan dengan
tanggal 13 Zulhijjah 1438 Hijriyah oleh Dra. Hj. Muhayah, S.H, M.H. sebagai Hakim
Ketua, Drs. Uki dan Hj. Yayuk Afianah, S.Ag. M.A,, masing–masing sebagai Hakim
Anggota didampingi oleh Drs. Mukhtar, M.H.. sebagai Panitera. Putusan mana pada hari
itu juga diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh Para
Penggugat Konvensi didampingi kuasa hukumnya dan Para Tergugat Konvensi serta
Para Turut Tergugat Konvensi/Para Penggugat Rekonvensi dan Para Tergugat.
Hakim Anggota, Hakim Ketua ,
ttd. Ttd.
Drs. Uki Dra. Hj. Muhayah. S.H. MH
Hakim Anggota, Panitera ,
ttd. ttd.
Hj.. Yayuk Afiyanah, S.Ag.,M.A. Drs. Mukhtar, M.H.
P erincian biaya :
1. Pendaftaran Rp. 30.000,-
2. Administrasi Rp. 50.000,-
3. Panggilan RP. 3.565.000,-.
4. Pemeriksaan ditempat Rp. 1.230.000,-
5. Redaksi Rp. 5.000.-
6. Meterai Rp. 6.000,-
J u m l a h = Rp. 4.886.000.- ( empat juta delapan ratus delapan puluh
enam ribu rupiah).
Disalin sesuai aslinya
Pengadilan Agama Tangerang
72
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id An. Panitera,
Panitera Muda Hukum,
Ahmad Muhtadin, S.HI.
73
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73