Upload
ry-nov
View
34
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
FETAL DISTRES
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan
rahmatnya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Fetal Distress dalam
Persalinan”. Penulisan makalah ini, dilakukan dalam rangka menambah wawasan mahasiswa
dalam mata kuliah Kegawatdaruratan dalam Kebidanan dan Neonatal .
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dr. Yusrawati, SpOG (K) yang telah
mengarahkan dan membantu kami dalam pembuatan makalah kami ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan –
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah kami.
Semoga makalah ini nantinya bermanfaat bagi pengembangan ilmu. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih
Padang, Oktober 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................iDAFTAR ISI...............................................................................................................................iiBAB 1..........................................................................................................................................1PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................11.2 Tujuan Penulisan...............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................22.1 Pengertian..........................................................................................................................22.2 Etiologi..............................................................................................................................22.3 Patofisiologi.......................................................................................................................32.4 Tanda fetal distres dalam persalinan..................................................................................32.5 Manajemen........................................................................................................................42.6 Penanganan........................................................................................................................5
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................................7DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada kehamilan postterm telah terjadi perubahan produk kehamilan. Terkadang hal
tersebut kurang disadari sehingga menghasilkan keluaran janin dengan resiko mortalitas dan
morbiditas tinggi.
Pada kehamilan postterm terjadi perubahan plasenta, cairan amnion dan janin. Hal ini
meningkatkan resiko terjadi oligrohidramnion, aspirasi mekonium, asfiksia janin dan distosia
bahu. Induksi persalinan dilakukan bila tidak ditemukan adanya kontra indikasi. Selama
persalinan pola denyut jantung janin di monitor untuk mendeteksi terjadinya fetal distress.
Pengelolaan yang tepat selama kehamilan dan persalinan dapat menurunkan resiko mortalitas dan
morbiditas janin. Kehamilan postterm menurut American College of Obstetrian dan
Gynaecologyst adalah usia kehamilan genap atau lebih dari 42 minggu ( 294 hari ) dari hari
pertama menstruasi terakhir. Istilah lain yang sering digunakan selain postterm adalah postdates.
Angka kejadian postterm sekitar 8% dari 4 juta kelahiran di United States selama 1977.
Analisa dari 27.677 kelahiran wanita Norwegia terjadi peningkatan dari 10% ke 27%. Jika
kelahiran pertama postterm dan menjadi 39% jika dua kali kelahiran postterm 1.
Pada kehamilan postterm terjadi perubahan keadaan plasenta, cairan amnion dan janin.
Perubahan tersebut meningkatkan resiko luaran perinatal yang buruk. Beberapa keadaan yang
penting untuk di waspadai adalah oligohidramnion aspirasi mekonium, asfiksia janin dan
distoksia bahu 1-3. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, maka perlu memahami faktor resiko
dan mempersiapkan secara seksama pengelolaan sebelum dan selama persalinan.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian fetal distress dalam persalinan
2. Mengetahui Etiologi fetal distress dalam persalinan
3. Mengetahui patofisiologi fetal distress dalam persalinan
4. Mengetahui tanda fetal distress dalam persalinan
5. Mengetahui manajemen fetal distress dalam persalinan
6. Mengetahui penanganan fetal distress dalam persalinan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Fetal distress dapat didefinisikan sebagai keadaan kekurangan oksigen dan peningkatan
karbondioksida, sehingga menyebabkan hipoksia dan asidosis selama intra uterin. Gawat
janin selama persalinan menunjukkan hipoksia (kurang oksigen) pada janin. Tanpa oksigen
yang adekuat, denyut jantung janin kehilangan variabilitas dasarnya dan menunjukkan
deselerasi (perlambatan) lanjut pada kontraksi uterus. Bila hipoksia menetap, glikolisis
(pemecahan glukosa) anaerob menghasilkan asam laktat dengan pH janin yang menurun.
Pada Fetal distress kerusakan syaraf terjadi ketika otak janin kekurangan oksigen.
Kekurangan oksigen tersebut dapat dilihat dari pola DJJ. Ketika pola DJJ menunjukkan fetal
distress maka janin harus dilahirkan segera. Pola DJJ dapat dipantau dengan electronic fetal
monitor (EFM) selama persalinan.
2.2 Etiologi
Terdapat beberapa etiologi (penyebab) dari gawat janin :
1. Faktor Ibu
a.Anemia
b. Posisi supine atau hipotensi
c.Preeklampsia
d. Kondisi ibu yang kronis
e.Hipertensi
2. Faktor Uteroplasental
a. Kontraksi uterus seperti hiperstimulasi
b. Perdarahan (Solusio placenta dan placenta previa)
c. Disfungsi uteroplasental
3. Faktor Janin
a. Kompresi tali pusat ; oligohidramnion, prolaps tali pusat dan puntiran tali pusat
b. Penurunan kemampuan janin membawa oksigen ; anemia berat, misal : isoimunisasi,
perdarahan feto-maternal
2
2.3 Patofisiologi
2.4 Tanda fetal distres dalam persalinan
a. Denyut jantung
1. Takikardi diatas 160 x/menit atau bradikardi dibawah 120 x/menit
2. Deselerasi lebih dini
3
Ketika denyut jantung turun lebih dari 15 x/menit pada saat kontraksi deselerasi
menggambarkan kontraksi dan biasanya tidak dianggap masalah serius
3. Deselerasi yang berubah-ubah
Deselerasi yang berubah-ubah hal ini sangat sulit dijelaskan. Ini dapat terjadi pada awal
atau akhir penurunan denyut jantung dan bentuknya tidak sama. Hubungan antara
peningkatan asidosis fetus dengan dalam dan lamanya deselerasi adalah adanya
abnormalitas DJJ
4. Deselerasi lambat
Penurunan denyut jantung janin menunjukkan tingkat deselerasi paling rendah tetapi
menunjukkan kontraksi pada tingkat yang paling tinggi. Deselerasi yang lambat
menyebabkan penurunan aliran darah uterus dan pengurangan transfor oksigen selama
kontraksi. Penurunan tersebut mempengaruhi oksigenasi cerebral fetus. Jika pola tersebut
terjadi disertai dengan abnormalitas denyut jantung janin harus dipikirkan untuk ancaman
yang serius dalam kesejahteraan fetus.
5. Tidak adanya denyut jantung
Mungkin disebabkan oleh karena hipoksia kronis atau berat dimana sistim syaraf otonom
tidak dapat merespon stress.
6. Mekonium campur air ketuban
b. Mekonium
Adanya mekonium terjadi kira-kira pada 20% dari semua kelahiran dan aspirasi terjadi 1-
3% dari semua bayi hidup yang dilahirkan. Kecenderungan penyebabnya karena relaksasi sfingter
anus yang disebakan oleh karena hipoksia usus yang mengakibatkan aliran darah ke organ fetal
berkurang. Adanya mekonium dalam cairan ketuban berhubungan dengan peningkatan resiko
neonatus dan meningkatkan kesakitan dan kematian neonates.
Adanya mekonium pada cairan amnion lebih sering terlihat saat janin mencapai maturitas
dan dengan sendirinya bukan merupakan tanda Tanda gawat janin. Sedikit mekonium tanpa
dibarengi dengan kelainan pada denyut jantung janin merupakan suatu peringtan untuk
pengawasanl ebih lanjut.
Mekonium kental merupakan tanda pengeluran mekonium pada cairan amnion yang
berkurang dan merupakan indikasi perlunya persalinan yang lebih cepat dan penangan mekonium
pada saluran nafas atau neonatus untuk mencegah aspirasi meconium
4
Pada presentasi sungsang, mekonium dikeluarkan pada saat persalinan akibat kompresi
abdomen janin pada saat persalinan. Hal inib ukan merupakan tanda kegawatan kecualijika hal ini
terjadi pada awal persalianan.
2.5 Manajemen
a. Manajemen pada kala 1
Peningkatan perfusi plasenta dilakukan dengan cara perubahan posisi menjadi posisi miring.
Dokter harus menyiapkan contoh darah fetus jika auskultasi mengindikasikan abnormalitas
denyut jantung. Dalam kasus fetal distress berat harus dilahirkan dengan cara SC. Pada kasus
tersebut dokter harus mengobserfasi kondisi fetus dengan memonitor denyut jantung secara terus
menerus. Memeriksa cairan amnion apakah mengandung mekonium.
b. Manajemen kala II
Jika fetal distress terjadi pada kala II kepala dilindungi dengan melakukan episiotomi, selain itu
dokter harus menyiapkan untuk tindakan SC. Perawatan resusitasi disiapkan dan dokter anak
diharuskan untuk stand by untuk mengatasi kemungkinan bayi mengalami asfiksia
2.6 Penanganan
a. Penanganan Umum
1. Pasien di baringkan miring kekiri untuk memperbaiki sirkulasi plasenta
1. Hentikan infus oksitosin (bila sedang diberikan) karena kontraksi uterus akan
mengganggu curahan darah ke ruang intervilli.
2. Untuk memperbaiki hipotensi ibu (setelah pemberian anestesi epidural) segera berikan
infus 1 liter kristaloid ( larutan Ringer)
3. Kecepatan infus cairan-cairan intravaskuler hendaknya dinaikkan untuk meningkatkan
aliran darah arteri uterine
4. Untuk memperbaiki aliran darah umbilikus :
- Ubah posisi miring kekiri
5. Beri ibu oksigen dengan kecepatan 6-8 liter/menit
6. Perlu kehadiran seorang dokter spesialis anak
b. Penananganan khusus
1. Jika sebab dari ibu diketahui (seperti : demam, obat-obatan) mulailah penangan yang
sesuai
5
2. Jika sebab dari ibu tidak di ketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal sepanjang
paling sedikit 3 kontraksi lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat
janin :
- Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau menetap, pikirkan
kemungkinan solusio plasenta. Jika terjadi solutio plasenta lakukan penanganan
solutio plasenta
- Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, secret vagina berbau tajam) berikan
antibiotika untuk amnionitis.Pemberian antibotik pada kondisi tertentu amnionitis :
Ampisilin + gentamisin atau triple drugs, dosis pemberian 4x1 g + 80 mg dengan
melihat petunjuk, di berikan secara IV hingga 24-48 jam bebas demam
- Jika tali pusat terletak dibawah bagian janin ataud alam vagina, lakukan penanganan
prolaps talipusat.
3. Jika denyut jantung janin tetap abnormal Atau jika terdapat tanda-tanda lain gawat janin
(mekonium kental pada cairan am nion) rencanankan persalianan :
- Jika serviks telah berdilatasi dan kepala janin tidaklebih dari 1/5 diatas simfisis pubis
atau bagian teratas tulang kepala janin pada stasion 0. Lakukan persalianan dengan
ekstrasi vakum atau forsep terjadi
- Jika serviks tidak berdilatasi penuh dan kepala janin berada lebih dari 1/5 diatas
simfisis pubis atau bagian teratas tulang kepala janin berada di atasst asion 0 lakukan
persalinan dengan seksio sesarea
6
BAB III
KESIMPULAN
Bidan sebagai bagian dari tenaga kesehatan, dalam kegawatdaruratan kebidanan dan
neonatal juga ikut andil menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi.
Untuk itu, sangat dituntut bagi seorang bidan untuk mengenalli faktor-faktor yang dapat
mencetuskan kejadian kegawatdaruratan tersebut, sehingga dapat mengambil langkah segera
dalam penatalaksanaan pasien sesuai kewenangan bidan. Kasus fetal distress dalam persalinan,
sering terjadi sebagai kejadian yang bersifat akut, dengan demikian bidan harus mampu
membedakan keadaan fisiologis dan patologis pada keadaan pasien hamil dan bersalin, tujuannya
adalah agar pasien mendapatkan pertolongan segera terhadap kegawatdaruratan yang dialaminya.
Untuk mengenali faktor resiko fetal distress dalam persalinan, disamping peninjauan
kembali status pasien selama kehamilan juga diperlukan pengawasan yang terus- menerus
selama proses persalinan yang ditolong bidan, terhadap DJJ dan gerakan janin. Barangkali yang
terpenting disini adalah, bagaimana bidan dapat mengenali faktor resiko kejadian fetal distress
dalam persalinan, agar bidan dapat segera melakukan tugas kolaborasi dan rujukan ke fasilitas
yang memadai.
7
DAFTAR PUSTAKA
Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sulityawati, Ari dan Nugraheny, Esti.2010.Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.Jakarta:
Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Bina Pustaka
Kriebs, Jan M dan Gegor, Carolyn.L.2009. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney. Jakarta: EGC
Saifudin, Abdul Bari. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifudin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
8