13
1. Agora, adalah salah satu film yang dibintangi oleh Rachel Weisz yang terkenal dengan aktingnya sebgai Evelyn “Evy” Carnahan-O’Connell dalam film The Mummy dan The Mummy Returns dan akhirnya pada tahun 2005 mendapatkan Oscar untuk ketegori Pemeran Pembantu Wanita (Best Supporting Actress) dalam film The Constant Gardener dan juga ia meraih Golden Globe untuk kategori dan film yang sama pada tahun yang sama juga (http://en.wikipedia.org/wiki/Rachel_Weisz ) Sosok Rachel Weisz sebagai Hyptia dalam Agora Saya memang cukup menyukai Rachel setalah melihat aktingnya yang lucu dan menggemasin dalam film The Mummy dan The Mummy Returns dan saya sangat kecewa karena dalam lajutan film The Mummy: Tomb of the Dragon Emperor ,perannya digantikan oleh yang lain yang menurutku film itu jadi kehilangan feel-nya, ada yang kurang gitu. Hal ini yang membuat saya memilih film ini ketika mampir ke toko dvd bajakan (perhatian, sangat tidak di sarankan!!). Jujur sebulumnya, aku tidak pernah mendengar film Agora ini sebelumnya, tapi saya semakin tertarik dengan embel-embelawards yang ada di sampul depannya. Tertulis 5 Golden Globe Nominations, Best Picture of The Year (jujur setelah saya lihat ini, jadi bigung, setahu saya ga ada nominasi ini di Golden Globe. Yang ada itu Best Motion

filsafat

Embed Size (px)

Citation preview

1.Agora, adalah salah satu film yang dibintangi oleh Rachel Weisz yang terkenal dengan aktingnya sebgaiEvelyn Evy Carnahan-OConnell dalam filmThe MummydanThe Mummy Returnsdan akhirnya pada tahun 2005 mendapatkan Oscar untuk ketegori Pemeran Pembantu Wanita (Best Supporting Actress) dalam filmThe Constant Gardenerdan juga ia meraih Golden Globe untuk kategori dan film yang sama pada tahun yang sama juga (http://en.wikipedia.org/wiki/Rachel_Weisz)

Sosok Rachel Weisz sebagai Hyptia dalam AgoraSaya memang cukup menyukai Rachel setalah melihat aktingnya yang lucu dan menggemasin dalam filmThe MummydanThe Mummy Returnsdan saya sangat kecewa karena dalam lajutan filmThe Mummy: Tomb of the Dragon Emperor,perannya digantikan oleh yang lain yang menurutku film itu jadi kehilanganfeel-nya, ada yang kurang gitu.Hal ini yang membuat saya memilih film ini ketika mampir ke toko dvd bajakan (perhatian, sangat tidak di sarankan!!). Jujur sebulumnya, aku tidak pernah mendengar filmAgoraini sebelumnya, tapi saya semakin tertarik dengan embel-embelawardsyang ada di sampul depannya. Tertulis 5Golden Globe Nominations,Best Picture of The Year(jujur setelah saya lihat ini, jadi bigung, setahu saya ga ada nominasi ini diGolden Globe. Yang ada ituBest Motion Picture (Drama), karena ada jugaBest Motion Picture untuk TV Series).Awardsberikutnya adalahBest Actor Max Minghella, Best Actress Rachel Weisz, Best Supporting Actress Sami Samir, dan yang terakhir Best Song. Akhirnya karaguan saya, saya buang, manginat yang main adalah Rachel Weisz dan untuk kesalahanawardsitu saya maklumi saja karena mungkin dvd bajakan dan akhirnya saya membalinya.Setelah sampai di rumah, nyalian laptop dan konek ke internet dan mencari artikel tentang film ini. Setelah mencari-cari dimana, tidak ada pengahargaan utuk film ini baikAcademy Award (Oscar)maupunGolden Globe, dan juga ga ada nominasi untuk Rachel sendiri untuk film ini. Ternyata film ini mendapatkan 7 pengahargaan dari 11 nominasi untukGoya Award(sejenisOscardi Spanyol dan juga ditujukan buat film-film yang berbahasa Spanyol). Sayangnya, dari ke 7 tersebut, tidak termasuk untukBest Filmdan jugaBest Actress(Rachel Weisz). Setelah mengetahui ini saya merasa sangat tertipu. Saya putuskan untuk menontonnya saya dan pelajaran ketika membeli dvd lagi.Kembali ke film, setelah mencari di Wikipedia, artiAgorasendiri adalah tempat para anggota pemerintahan Romawi dulu disebuah negara bagian Romawi. Film ini bercerita tentang seorang yang bernama Hypatia (Rachel Weisz) seorang filsuf wanita di kota Alexandria yang masuk dalam kejaraan Romawi yang mengajar padaPlatonic School(sekolah untuk kaum terhormat pada waktu itu yang berdasarkan ajaran filsuf Plato) pada abad 4 M.

Sosok Orestes yg diperankan oleh Oscar Isaac sebelum jadi gubernurDi kelas yang diajar oleh Hyptia, ada murid yang bernamaOrestes(Oscar Isaac)danSynesius(Rupert Evans).Orestes pada akhirnya menjadi Gubernur Romawi di Alexandria dan Synesius menjadi uskup di darah Arab. Yang menjadi aktor utama adalahDavusyang diperankan olehMax Minghella. Sebagai tambahan Max sendiri adalah anak dari sutradara peraihOscarAnthony Minghellauntuk filmCold Mountain(2003) yang diperankan oleh Jude Law, Nichole Kidman dan Rena Zellweger danThe English Patient(1996) yang mendapatkan 12 nominasiOscardan menang 9 termasukBest Picture.

Sosok Davus yang diperankan oleh Max Minghella saat masih menjadi budak Hyptia (yg berlutut)Davus sendiri adalah budak dari Hyptia. Pada waktu itu ajaran Kristen telah menyebar dan hampir menguasai kota Alexandria. Hyptia dan ayahnyaTheon of Alexandriayang merupakan kepala dari museum dan perpustakaan Alexandria yang sangat terkenal adalah penyembah patung berhala. Devus sendiri sudah memeluk Kristen ketika sebagai pembantu ia pergi ke pasar ia mendengarkan ajaran Kristen di jalanan dan akhirnya percaya. Sedang Davus sendiri menyipan rasa cinta terpendam kepada tuannya Hyptia yag hamper dikatakan tidak mungkin karena dia adalah seorang budak. Sedang Hyptia sendiri menaruh perhatian istimewa kepada Devus dibandingkan dengan pembantu-pembantu lainnya.Singkat cerita, para penganut pagan yang kebanyakan adalah orang-orang terhormat di Alexandria merasa semakin terpokjokkan dengan bertambah pesatnya penganut Kristen. Akhirnya salah satu pendeta pagan mengumpulkan semua orang yang mesih manganut pagan dan berniat menyerang secara diam-diam para Kristen yang sedang mendengarkan ceramah dijalanan. Akhirnya konflik terjadi, bunuh membunuh, tetapi kelompok pagan akhirnya kalah banyak dan terpojokkan di dalam museum dan perpustakaan Alexandria. Segera para prajurit Roma datang untuk mengamankan tempat tersebut.Setelah beberapa hari, akhirnya gubernur Romawi untuk daerah itu memustuskan untuk mengirimkan prajurit untuk menjaga para kelompok pagan tersebut melarikan diri lewat belakang perpustakaan sedang Kristen diberi kuasa untuk menghancurkan setiap naskah-naskah yang bertentangan dengan Kristen yang ada di perpustakaan tersebut. Pada waktu itu, sebelum gerbang utama jebol, mereka semua termasuk Hyptia sibuk mengambil naskah-naskah penting yang bisa diselamatkan. Saat itu Davus dating terlambat dan Hyptia memarahi Davus dengan mengatakan kalau budak memang selalu tidak ada ketika ia membutuhkannya. Davus merasa sangat kecewa dan ketika semua orang sudah melarikan diri, ia malah menghadang para gerombolan Kristen yang sudah mengamuk untuk melawan mereka sendirian. Dia selamat karena pemimpin pasukan Kristen pada waktu itu, Cyril(Sami Samir)mengenalnya. Mereka mengahacurkan dan membakar semua naskah-naskah yang ada di perpustakaan itu.

Sosok davus setelah bergabung dengan pasukan Kristen di bawah CyrilBabak baru dimulai setelah pendudukan Kristen itu, dimana perpustakaan itu dijadikan sebagai kandang hewan, dan kuil tempat menyembah patung diganti menjadi semacam Gereja pada waktu itu. Agar lebih singkat, akhirnya terjadi perang antara Kristen dan orangorang Jahudi pada waktu itu. Aksi ini saling balas membalas. Dimulai ketika orang-orang Jahudi sedang menonton di teater, orang Kristen diam-siam datang dan melempari mereka semua. Davus adalah salah satu orang terbaik Kristen pada wakru itu. Orang Jahudi membalas dengan menjebak orang-orang Kristen disebuah tempat yang terkunci dan melempari mereka semua sampai mati karena ga ada jalan keluar. Pada wakti itu Davus dan beberapa temannya selamat. Orang Kristen membalah melalui provokasi Cyril yang pada waktu itu sudah mendabat uskup untuk kota Alexandria dan mengutuk orang Jahudi. Orang Kristen dengan begitu brutalnya dan membabi buta mengahdisi setiap Jahudi yang ada di pasar dan jalanan. Davus ikut serta dalam kejadian itu.

Sosok Orestes setelah menjadi gubernurOrestes sendiri yang telah menjadi Gubernur untuk Alexandria tidak dapat berbuat apa-apa karena dia sendiri adalah seorang Kristen. Pada waktu itu peran Hyptia cukup berpengaruh, dimana ia adalah satu-satunya wanita yang bias berbicara di depan para anggota parlemen disamping juga adalah seorang kepercaan gubernur yang sangat ia cintai. Tepati Hyptia tidak menerima cinta Orestes yang dulu adalah muridnya, karena ia lebih mencinai filsafat sebagai hidupnya.Singkat cerita, Cyril semakin berkuasa dan ini di tambah dengan kedatangan Synesius yang telah menjadu uskup di daerah lain yang merupakan temannya dulu ketika sekolah. Dengan tekanan yang diberikan oleh Cyril dengan membacakan ayat-ayat suci yang bermaksud untuk menyingkirkan Hyptia karena ia adalah sangat berpengaruh terhadap tindakan gubernur. Orestes sendiri tidak dapat berbuat apa-apa lagi untuk melindungi Hyptia ketika semua orang yang berada dipemerintahan harus harus dibaptis dan masuk Krsiten sesuai dengan perintah Cyril.

Sosok Cyril sang uskup yang diperankan oleh Sami SamirHyptia tetap pada pendiriannya dengan menganggap filsafat saja yang dipercainya padahal waktu itu ia dalam posisi sangat berbahaya karena untuk menyingkirkan Hyptia, Cyril sebagai uskup telah mngutuknya dengan penyihir. Tanpa pengawalan prajurit Hyptia pulang ke rumah dan akhirnya ditangkap oleh gerombolan Kristen yang merupakan teman-teman Davus. Sebelumnya, sebagai filsuf Hyptia hamper memecahkan masalah tentang bagaimana cara bumi mengelilingi matahari. Davus sendiri berusaha untuk menyelamatkan Hyptia, mantan majikaannya yang dicintainya dari usaha temannaya untuk membunuhnya. Tetapi tidak berhasil karena teman-temannya duluan menangkapnya.Hyptia digiring gerombolan Kristen itu dengan diikuti Davus dari belakang tanpa berbuat apa-apa. Sampai ke Gereja tersebut, Hyptia ditelanjangi dan akan dikuliti hidup-hidup. Tetapi Davus dari belakang datang dan menyarankan agar mereka jangan mengotori tangan mereka dengan darah kotor Hyptia, kahirnya mereka memutuskan untuk melemparinya saja smpai mati. Disaat teman-temannya sibukmencari-cari batu, Davus memeluk Hyptia dengan ketelanjangannya, dan membuatnya pingsan dengan menutup mulut dan hidungnya. Kemudian Hyptia dilempari dan dibakar.Akhir cerita yang di buat dalam teks bahasa Spanyol dan saya harus menggunakan penerjemah agar mengerti, diceritakan bahwa Hyptia yang telah dilempari dibawa arak-arak ke jalanan dengan keadaan telanjang dan dibakar di luar kota, dan menurut Wikipedia, Hyptia dibakar masih dalam keadaan hidup. Orestes dikatakan sejak saat itu telah menghilang selamanya, tidak dijelaskan bagaimana caranya. Sedangkan Cyril berhasil menjadi penguasa Alexandria pada waktu itu. Sebagai tambahan, Hyptia sendiri, walaupun pekerjaannya tidak ada yang berhasil dengan sempurna, tetapi ia dianggap sebagai wanita pertama yag diakui adlam dunia matimetika, filsafat, dan astronomi.Menurutku film ini sangat menarik. Dengan durasi hamper 2 jam, sangat tidak membosankan. Ceritanya tersusun bagus dan pengambilan gambarnya juga keren. Sesekali ditampilkan keindahan kota Alexandria waktu itu dengan mencusurarnya yang sangat terkenal dan masuk kepada salah satu dari 7 keajaiban dunia masa lampau. Klimaks filmnya manurut saya dapat sangat dirasakan diakhir dari film ini.Selain itu film ini sangat menambah wawasan kita tentang konflik-konflik zaman dulu, awal-awal abad, bagaimana pertenatangan antara krinten dan Pagan, Kristen dengan Jahudi.Bagaimanaagama sangat berparuh dalam tindak tanduk politik di kerajaan Romawi dulu, bahkan sangat berpengaruh, bisa dibilang tangan yang berkuasa dibelakang para pemimpin pada waktu itu. Sebuah film yang direkomendasikan2.Apakah agama akan selalu bersinggungan dengan ilmu pengetahuan? Atau kedua sisi tersebut harus benar-benar dipisahkan antara satu sama lain? Tema tersebut mungkin akan membutuhkan waktu yang lama untuk mendiskusikannya. Sutradara asal Spanyol, Alejandro Amenbar (The Others, 2001) mencoba memaparkan sedikit mengenai hal ini berdasarkan kisah historis mengenai Hypatia, seorang filsuf wanita dari era Mesir kuno, dalam film terbarunya,Agora.Terlahir dari keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang berada, Hypatia (Rachel Weisz), menjadi telah terbiasa menerima berbagai pengetahuan baru di setiap hari kehidupannya, khususnya dari sang ayah, Theon (Michael Lonsdale). Bersama ayahnya, Hypatia mengajarkan pengetahuan kepada para pemuda di kota Agora di sebuah institusi yang dilengkapi perpustakaan yang berisi banyak kumpulang pengetahuan dari para filsuf Yunani.Hypatia sendiri merupakan seorang profesor yang terkenal dengan ilmu filosofinya dan sangat tertarik dengan dunia astronomi. Bersama dengan rekan-rekannya, seringkali Hypatia melakukan pembahasan mengenai teori apakah Bumi menjadi pusat dari alam semesta, ataukah Bumi adalah bagian dari alam semesta yang ikut mengelilingi matahari. Karena dedikasinya di bidang ilmu pengetahuan dan penelitiannya mengenai astronomi tersebutlah, Hypatia seringkali menolak lamaran pria yang datang padanya.Hypatia sendiri hidup di saat era kepercayaan Pagan mulai mengalami pengunduran setelah datangnya agama Kristen, termasuk di Agora. Dua pemeluk kepercayaan ini seringkali mengalami bentrok karena melakukan pembelaan atas kepercayaannya masing-masing. Pada suatu ketika, para Pagan memutuskan untuk menyerang umat Kristen yang saat itu sedang berkumpul dan mengolok-olok beberapa patung dewa yang disembah umat Pagan. Penyerangan itu ternyata berbalik arah. Kaum Pagan tidak menyadari bahwa umat Kristen di Agora sudah sedemikian banyak. Kaum Pagan akhirnya tersingkir. Hypatia dan para penghuni perpustakaan pun berusaha menyelamatkan berbagai tulisan kuno karena kaum Kristen telah menjadikan perpustakaan tersebut tujuan serangan mereka, karena dianggap sebagai pusat ibadah kaum Pagan.Beberapa tahun setelahnya, kaum Pagan benar-benar menjadi minoritas. Bahkan, banyak diantara mereka yang telah merubah kepercayaannya menjadi Kristen. Hypatia, yang hanya peduli akan ilmu pengetahuan, tidak memperdulikan akan hal tersebut. Setiap harinya, Hypatia hanya berfokus untuk menemukan berbagai ilmu baru dan mengajarkannya. Hypatia sendiri, semenjak ditinggal mati oleh sang ayah, kini berfokus pada ilmu astronomi, dengan hasrat untuk menyibak misteri mengenai hubungan Bumi, matahari dan perputaran antara keduanya.Sikap Hypatia yang memilih untuk bertahan pada kepercayaan Pagan-nya sendiri membuat beberapa pemuka Kristen menjadi sedikit terganggu. Lewat Cyril (Sammy Samir), seorang pendeta pimpinan kaum Kristen di Agora, kaum Kristen diwajibkan untuk menyingkirkan kaum Pagan yang tersisa agar tidak mempengaruhi pemikiran-pemikiran umat Kristen yang ada. Secara spesifik, Cyril bahkan menuding apa yang sedang dikerjakan oleh Hypatia adalah sebuah bentuk ilmu sihir. Ini membuat gejolak tersendiri bagi Orestes (Oscar Isaac), seorang gubernur yang dahulu beragama Pagan dan menuntuk ilmu kepada Hypatia, serta Davus (Max Minghella), mantan budak keluarga Hypatia, yang keduanya telah semenjak lama memendam rasa suka terhadap Hypatia.Kalau mau dilihat secara mendasar, Amenbar sebenarnya ingin memaparkan mengenai jalan hidup seorang Hypatia dalamAgora. Namun, apa yang dilakukan Amenbar sepertinya sedikit lebih jauh dari fokus utama yang ingin dihadirkannya.Sebagai latar belakang cerita, yang nantinya berhubungan dengan bagaimana nasib Hypatia di akhir cerita, Amenbar menggambarkan mengenai sekelompok penganut kepercayaan yang sepertinya terus menerus melakukan berbagai tindakan kekerasan kepada mereka yang tidak menuruti keinginan kaum tersebut. Sebenarnya hal ini tidak akan menjadi permasalahan besar jikaAmenbar mampu menyeimbangkan kedua sisi cerita ini. Namun, di sepanjangAgora,Amenbar lebih sering terlihat memanjangkan kisah latar cerita daripada kehidupan Hypatia sendiri. Hasilnya, hubungan emosional antara penonton dengan karakter Hypatia menjadi kurang dapat terjalin dengan baik.Dari segi filmis, Amenbar berhasil memberikan sebuah gambaran yang sangat mengagumkan mengenai Agora. Dipenuhi oleh berbagai sinematografi yang indah untuk menggambarkan Agora,Amenbar juga berhasil menyusun secara detil mengenai berbagai hal yang dapat menggambarkan bagaimana keadaan kota Agora di saat itu.Dari departemen akting, Rachel Weisz tentu saja yang menjadi perhatian utama dari film ini. Sebagai pemeran karakter utama, sekaligus satu-satunya tokoh wanita yang hadir di sepanjang jalan cerita, Weisz tampil sesuai sebagai Hypatia yang memiliki pemikiran yang maju dan pintar dibandingkan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Weisz tidak hanya mampu memberikan gambaran mengenai seorang Hypatia yang pintar, ia juga memberikan keanggunan tersendiri pada karakter tersebut yang membuat Hypatia benar-benar menjadi fokus perhatian setiap ia hadir dalam adegannya.Sebagai sebuah drama bertema sejarah,Agorahadir dengan tampilan visual yang sangat memuaskan. Alejandro Amenbar berhasil memberikan setiap detil mengenai bagaimana keadaan Agora dengan sangat baik. Sayangnya, naskah cerita ini sepertinya terlalu terfokus pada penceritaan mengenai konflik agama yang terjadi di saat itu, daripada berfokus pada kisah pribadi yang dialami sang karakter utama. Tidak begitu fatal, namun penonton seperti kehilangan sedikit kehilangan hubungan emosional dengan jalan cerita yang ada. Durasi yang panjang dan tema yang tidak umum mungkin akan menghalangi sebagian orang untuk menikmati film ini. Namun, secara keseluruhan,Agorabukanlah sebuah pencapaian yang mengecewakan.3.Jakarta Agora adalah nama sebuah kota di Alexandria, bagian utara Mesir, yang diduduki umat Kristiani. Konon saat itu (pada abad ke-4 setelah Masehi), umat Kristiani gagal menjalankan apa yang dikatakan firman Tuhan di Alkitab. Hal ini dikarenakan arogansi kaum Kristiani yang merasa paling benar. Banyak kaum minoritas seperti orang Yahudi dan kaum intelektual yang prinsipnya bertentangan dengan mereka, dibantai secara massal.Cerita dihidupkan melalui peran Hypatia (Rachel Weisz) yang mengabdikan hidupnya untuk ilmu pengetahuan. Ia berusaha keras ingin memecahkan misteri bagaimana sebenarnya posisi matahari dan bumi. Namun, prinsipnya yang begitu memuja ilmu pengetahuan dan tidak sejalan dengan kaum Kristiani membawanya ke dalam situasi marabahaya. Bahkan posisinya, sebagaiwanita yang dikasihi Orestes(Oscar Isaac), tokoh politisi yang berpengaruh di kota Agora, tak dapat menolong Hypatia keluar dari situasi tersebut. Bagaimanakah akhir perjalanan hidup Hypatia? Berhasilkah ia menemukan misteri alam tersebut?Agora merupakan film kolosal produksi Spanyol dengan anggaran terbesar mencapai US$ 70 juta. Anggaran besar ini karena produser harus membangun set kota Agora yang megah di Kepulauan Malta.Rachel Weisz berhasil menghidupkan peran Hypatia sebagai tokoh wanita ahli matematika dan astronomi yang berpengaruh terhadap ilmu pengetahuan kita. Walaupun sebenarnya sangat sulit mendapatkan sejarah mengenai Hypatia, namun di tangan sutradara handal Alejandro Amenabar (yang juga menulis skenario), Agora seakan-akan mampu menghidupkan kisah sejarah yang sudah lama berlalu.4.Film ini mengisahkan tentang seorang astronom perempuan di Alexandria, Hypathia (Rachel Weisz), pada tahun 391 AD (ketika Mesir di bawah pemerintahan Romawi) yang sangat antusias dalam mencari tata cara gerak alam semesta. Film diawali dengan adegan Hypathia memberi kuliah tentang gerak bumi di perpustakaan besar di Alexandria,Bibliotheca. Di adegan awal, kita bisa lihat tiga tokoh utama film tersebut, yaitu Hypathia sendiri, estheros yang cerdas (muridnya), dan juga Davos (budaknya yang ganteng banget, saya gak tau sapa yg main). Sepanjang film, dikisahkan kedua laki2 tersebut berusaha melindungi Hypathia di tengah kesemrawutan dan kesadisan kota Alexandria selama masa itu.Apa yang bikin film itu keren banget? Yaitu, skrip nya dan juga alur cerita yang begitu kental dengan sejarah. Konflik diawali dengan adanya persaingan iman komunitas Kristen (which is monotheistic and very new at that time) dengan iman komunitas pagan (which is the indigenous belief in Alexandria). Hypathia sendiri adalah penganut pagan yang suka mempelajari ilmu pengetahuan, dia menghargai iman orang2 Alexandria yang convert ke Kristen, bagi Hypathia semuanya adalah saudara. Dia menganjurkan murid2nya untuk saling bertoleransi.Tapi, namanya juga manusia, terjadi konflik antara orang2 pagan dan Kristen. Orang2 kristen di jalanan semua dibantai oleh kaum pagan. Akan tetapi, sungguh malang orang2 pagan itu, ternyata penganut Kristen di Alexandria sangat banyak sehingga mereka menyerang balik kaum pagan sampai akhirnya mereka terdesak di perpustakaan Bibliotheca. Dan lebih malangnya lagi, ternyata bangsa Romawi (which is penguasa daerah Alexandria) mengizinkan orang2 kristen untuk menyerang kaum pagan dan menghancurkan perpustakaan Alexandria.Hypathia, sebagai cendikiawan di perpus tersebut, berusaha menyelamatkan koleksi2 perpustakaan untuk melanjutkan eksperimen pikirannya tentang gerak alam semesta. Konflik terjadi ketika Davos, budak belian yg diam2 mencintai Hypathia, convert ke kristen. Dalam dilemma batinnya antara cinta dan iman, Davos memilih iman dan segera meninggalkan Hypathia,majikan sekaligus pujaan hatinya, untuk pergi membantai orang2 pagan. Davos sendiri turut serta dlam pembakaran koleksi2 perpustakaan, sesuatu yg sangat dicintai Hypathia. Kebayang gak sih kacau nya perasaan si Davos?..ck..ck..ckKonflik juga bertambah seru ketika seluruh kota Alexandria telah dikuasai orang2 kristen, kaum pagan terpojok dan menjadi minoritas. Yang lebih menyedihkan lagi, orang2 kristen membawa suatu ide tentang rendahnya martabat perempuan, bahwa perempuan tidak punya sisi ketuhanan, should we admire their ungodness?, gitu kata mereka. Hypathia menjadi terpojok. Bagi penguasa baru di Alexandria (orang2 kristen), astronom perempuan itu adalah penyihir dan tidak layak di kagumi, bahkan seorang perempuan pagan tidak boleh berjalan sendirian di tengah kota.Nah, di saat Hypathia sudah menemukan teori ellips nya gerakan rotasi bumi terhadap matahari (which is a brand new thory at that time), kedua pria yang mencintainya (Davos dan Esteros) telah berubah iman menjadi Kristen.kedua pria tersebut tidak bisa lagi melindunginya. Hypathia ditangkap di jalan, disoraki, ditelanjangi, dan dipaksa mengakui keimanan Kristen. Hypathia menolak, you just dont question what you believe!, begitu kata Hypathia ketika Esthores memohonnya untuk convert.Film ini diakhiri dengan adegan Davos, (yang udah alih profesi jadi pembela Kristen) menbekap mulut Hypathia sampai pingsan, hal ini dikarenakan Davos tidak ingin Hypathia merasakan sakit saat dirajam (dilempar batu) oleh komunitas2 kristen. Akhirnya, Hypathia, yg belum sempat mengkomunikasikan penemuannya soal bentuk ellips orbit bumi, mati dilempari batu.