19
Makna Filsafat Tentang Lingkungan dan Arti Penting Filsafat Lingkungan dalam Kehidupan. Berbicara makna dari filsafat dimana filsafat berasal dari kata Philos artinya tema,.kawan, sahabat. dan Sophia artinya kebijaksanaan. Jadi filsafat berdasarkan dari perkataan Philosophiadari bahasa yunani berarti “cinta akan KebijaksanaanMunculnya perkatan ini sebenarnya berawal dari pernyataan diri dari Pythagoras dan Sokrates menyebut diri sebagai “Philosophos” yaitu sebagai protes terhadap kaum Sophist, kaum terpelajar yang menamakan dirinya bijaksana padahal kebijaksanaan itu hanya semu saja. Ini merupakan protes atas kesombongan mereka, sehingga sokrates lebih suka menyebutkan diri sebagai “pencinta kebenaran.Pengertian praktisnya filsafat berarti alam pikiran atau alam berpikir. Tegasnya filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Kata lainnya filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu. Filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang mencakup ilmu-ilmu khusus. Tetapi perkembangan berikutnya ilmu-ilmu khusus itu satu demi satu memisahkan diri dari induknya yakni filsafat. Sejarah ilmu yang mula-mula melepaskan diri dari filsafat adalah matematika dan fisika pada zaman Renaissance, kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu lainnya. Pengaruh filsafat sampai saat ini masih terasa. Setelah filsafat ditinggalkan oleh ilmu-ilmu lain ternyata filsafat tidak mati tetapi hidup dengan corak tersendiri, yakni sebagai ilmu yang memecahkan masalah yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Corak tersendiri disini dimana berkembanglah cabang- cabang filsafat dengan pembangian yang berbeda-beda menurut pendapat/pandangan para alhi filsfat. Yang akhirnya filsafat mempunyai beberapa cabang yaitu; metafisika,etika,estetika epistemology dan filsafat-filsafat khusus lainnya. Etika adalah filsafat moral atau ilmu yang membahas dan mengkaji secara kritis persoalan benar dan salah secara moral, tentang bagaimana harus bertindak dalam situasi konkrit. Disini diharapkan individu atau masyarakat bertindak sesuai norma yang ada, dan bertanggung jawab atas tindakan yang diambil. Berperilaku atau melakukan tindakan yang berakibat atau menghasilkan sesuatu yang baik. Sesuatu akibat yang baik untuk manusia maupun lingkungan alam. Etika lingkungan hidup di pahami sebagai disiplin ilmu yang berbicara mengenai norma dan kaidah moral yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam serta nilai dan prinsip moral yang menjiwai perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam tersebut (Keraf, 2010).

filsafat ilmu lingkungan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ilmu lingkunganhubungan filsafat ilmu dengan ilmu lingkunganpengertian ilmu lingkungapengertian ilmu filsafat

Citation preview

Page 1: filsafat ilmu lingkungan

Makna Filsafat Tentang Lingkungan dan Arti Penting Filsafat Lingkungan

dalam Kehidupan.

Berbicara makna dari filsafat dimana filsafat berasal dari kata Philos artinya

tema,.kawan, sahabat. dan Sophia artinya kebijaksanaan. Jadi filsafat berdasarkan dari

perkataan “Philosophia” dari bahasa yunani berarti “cinta akan Kebijaksanaan”

Munculnya perkatan ini sebenarnya berawal dari pernyataan diri dari Pythagoras dan Sokrates

menyebut diri sebagai “Philosophos” yaitu sebagai protes terhadap kaum Sophist, kaum

terpelajar yang menamakan dirinya bijaksana padahal kebijaksanaan itu hanya semu saja. Ini

merupakan protes atas kesombongan mereka, sehingga sokrates lebih suka menyebutkan diri

sebagai “pencinta kebenaran.”

Pengertian praktisnya filsafat berarti alam pikiran atau alam berpikir.

Tegasnya filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu

kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Kata lainnya filsafat adalah ilmu yang mempelajari

dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.

Filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang mencakup ilmu-ilmu khusus. Tetapi

perkembangan berikutnya ilmu-ilmu khusus itu satu demi satu memisahkan diri dari induknya

yakni filsafat. Sejarah ilmu yang mula-mula melepaskan diri dari filsafat adalah matematika

dan fisika pada zaman Renaissance, kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu lainnya. Pengaruh

filsafat sampai saat ini masih terasa.

Setelah filsafat ditinggalkan oleh ilmu-ilmu lain ternyata filsafat tidak mati tetapi

hidup dengan corak tersendiri, yakni sebagai ilmu yang memecahkan masalah yang tidak

terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Corak tersendiri disini dimana berkembanglah cabang-

cabang filsafat dengan pembangian yang berbeda-beda menurut pendapat/pandangan para

alhi filsfat. Yang akhirnya filsafat mempunyai beberapa cabang yaitu; metafisika,etika,estetika

epistemology dan filsafat-filsafat khusus lainnya.

Etika adalah filsafat moral atau ilmu yang membahas dan mengkaji secara kritis

persoalan benar dan salah secara moral, tentang bagaimana harus bertindak dalam situasi

konkrit. Disini diharapkan individu atau masyarakat bertindak sesuai norma yang ada, dan

bertanggung jawab atas tindakan yang diambil. Berperilaku atau melakukan tindakan yang

berakibat atau menghasilkan sesuatu yang baik. Sesuatu akibat yang baik untuk manusia

maupun lingkungan alam.

Etika lingkungan hidup di pahami sebagai disiplin ilmu yang berbicara mengenai norma dan

kaidah moral yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam serta nilai

dan prinsip moral yang menjiwai perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam tersebut

(Keraf, 2010).

Page 2: filsafat ilmu lingkungan

Etika dan moralitas berlaku bagi komunitas biotic dan komunitas ekologi. Etika lingkungan

hidup berbicara mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara

manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan

makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan. Termasuk di dalammya kebijakan

politik dan ekonomi yang mempunyai dampak langsung atau tidak langsung terhadap alam.

Berdasarkan paparan di atas maka filsafat tentang lingkungan dalam kehidupan di dunia ini

mempunyai arti yang sangat penting, sebab dengan berfilsafat orang akan mempunyai

pedoman untuk berpikir, bersikap dan bertindak secara sadar dalam menghadapi berbagai

gejala peristiwa yang timbul dalam alam dan masyarakat. Kesadaran itu akan membuat orang

tidak mudah digoyahkan dan diombang-ambingkan oleh timbulnya gejala-gejala, peristiwa

dan masalah yang dihadapi.

Berfisafat berarti berpikir, bersikap dan bertindak secara sadar berdasarkan ilmu untuk

menjelaskan secara rasional gejala peristiwa alam dan masyarakat yang ditangkap dan

dihadapi. Berfisafat tidak bersikap dan bertindak secara tradisi, kebiasaan, adat istiadat, dan

naluri, tetapi bersikap dan bertindak kritis, mencari sebab, mencari isi, dan mencari hakikat

dari itu gejala-peristiwa alam dan social. Berfilsafat juga tidak menerima takdir atau nasib

begitu saja, tetapi mengubah nasib atau takdir dengan pikiran dan perbuatan.(Prawironegoro,

2010).

Begitu juga dalam hal menanggapi masalah lingkungan dalam kehidupan di era global ini,

terutama dalam masalah pemanasan bumi, sebagai akibat dari perbuatan manusia dan

peristiwa alam. Sehingga manusia sebagai pelaku moral dituntut untuk bersikap, bertindak

untuk melakukan hal-hal yang menimbulkan sesuatu yang baik bukan sebaliknya akan

semakin memperburuk atau merusak lingkungan yang ada.

Dengan berfilsafat manusia bisa melihat/belajar tentang peristiwa atau gejala-gejala alam yang

terjadi saat ini, melalui sejarah dan tindakan sebelumnya sehingga menimbulkan akibat yang

buruk, merusak atau merugikan lingkungan alam yang berdapak juga pada manusia secara

keseluruhan. Dengan berfilsafat juga manusia akan berpikir logis untuk dapat mencari solusi

dari masalah lingkungan yang ada saat ini, untuk dapat berperilaku atau bertindak yang

menimbulkan kebaikan bahkan akan memperbaiki kerusakan lingkungan yang ada.

Contoh; Masalah Global Pemanasan Bumi, manusia mulai berpikir mengapa itu terjadi,

dengan mempelajari sejarah peristiwa alam, dan tindakan manusia sebelumnya, dan

menemukan sebab akibatnya. Seperti; perusakan hutan, pendirian babrik-pabrik yang tidak

ada penenganan limbah yang baik berakibat polusi dan pencemaran, begitu juga dengan

peralatan elektronik yang tidak ramah lingkungan, dan lain-lain. dimana emisi gas CO2, NO2,

dan lain-lain di atmosfir meningkat berakibat terjadi efek rumah kaca sehingga suhu bumi

meningkat. Terjadi perubahan iklim, kekeringan dan banjir di mana-mana dan penurunan

Page 3: filsafat ilmu lingkungan

biodiversitas, bahkan sebagian es di daerah kutub mencair dan terjadi peningkatan air laut.,

ada pulau-pulau kecil yang tenggelam atau pengurangan daratan

Kemudian berpikir lagi untuk mencari solusi untuk mengatasi masalah yang akan terjadi yang

lebih buruk lagi apabila tindakan yang merusak itu terus berlanjut, seperti;gunung es di kutub

akan mencair semuanya maka akan terjadi penaikan air laut yang dapat mengakibatkan

tenggelamnya pulau bahkan benua di sekitarnya. Untuk menghindari peristiwa yang bakal

terjadi itu maka manusia berusaha untuk bersikap terhadap lingkungan yang ada seperti

menjaga hutan tidak terjadi penebangan hutan yang liar, dll. Bahkan untuk mengatasi

masalah lingkungan yang ada dengan bertindak/action agar benar-benar mendapatkan jalan

keluar atau terhindar dari hal yang lebih buruk,seperti penghutanan kembali hutan-hutan yang

telah gundul (reboisasi), adanya kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah

lingkungan,seperti dilarang membuang limbah sembarangan, dan tindakan yang lainnya

yang baik agar terjadi perbaikan lingkungan alam. Disini memerlukan tindakan moral yang

baik dan bertanggung jawab.

Jadi berfilsafat itu penting, terutama bagi semua mahkluk hidup yang ada yang mempunyai

nilai dan hak untuk hidup dan berkembang biak. Hendaknya berperilaku atau bertindak sesuai

dengan tatanan atau norma yang ada, terutama bagi manusia sebagai pelaku moral sehingga

menghasilkan sesuatu yang baik. Berakibat baik bagi diri individu itu sendiri, antar

manusia/masyarakat maupun mahkluk hidup yang lain sebagai subjek moral dan alam

sekitarnya (suatu tindakan yang berdampak positip bagi biotic dan abiotik).

Sesuatu hal yang baik dan benar biarlah dijadikan suri dan teladan (panutan) didalam

menjalani kehidupan.

Ada beberapa prinsip etika lingkungan hidup yang dapat dijadikan panutan

yaitu :

1. Sikap hormat terhadap alam (Respect for Nature)

Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian

dari alam semesta seluruhnya. Jadi alam mempunyai hak untuk di hormati.

2. Prinsip Tanggung jawab(Moral Responsibility for Nature)

Prinsip ini setiap orang di tuntut dan terpanggil untuk bertanggung jawab dalam

memelihara alam semesta ini sebagai milik bersama dengan rasa memiliki yang tinggi

seakan merupakan milik pribadinya. Jadi alam diekploitasi dengan rasa tanggung

jawab menjaga kelestariannya.

3. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)

Prinsip ini mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan hidup, semua

kehidupan di alam ini.Juga mendorong manusia untuk mengambil kebijakan yang pro-

alam, pro-lingkungan hidup atau menentang setiap tindakan yang merusak alam.

4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadapa Alam (Caring for Nauture)

Page 4: filsafat ilmu lingkungan

Prinsip ini adalah prinsip moral satu arah, menuju yang lain tanpa mengharapkan

balasan. Tidak didasarkan pada kepentingan pribadi tetapi kepentingan alam.

Dimana semakin mencintai dan peduli kepada alam, manusia semakin berkembang

menjadi manusi yang matang, sebagai pribadi dengan identitasnya yang kuat. Karena

alam memang menghidupkan, tidak hanya dalam pengertian fisik, melainkan mental

dan spiritual.

5. Prinsip “No Harm”

Disini artinya karena manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab

terhadap alam, jadi manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu.

6. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam

Pada prinsip ini penekanannya pada nilai, kualitas, cara hidup yang baik, dan bukan

kekayaan, sarana,standart material. Bukan rakus dan tamak mengumpulkan harta dan

memiliki sebanyak-banyaknya, yang lebih penting adalah mutu kehidupan yang baik.

7. Prinsip Keadilan

Prinsip ini tidak berbicara tentang perilaku manusia terhadap alam semesta. Tetapi

tentang bagaimana manusia harus berperilaku satu terhadap yang lain dalam kaitan

dengan alam semesta dan bagaimana system sosial harus diatur agar berdampak

positip pada kelestarian lingkungan hidup.

Prinsip ini masuk dalam wilayah politik ekologi, dimana pemerintah dituntut untuk

membuka peluang dan akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota

masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan public (khususnya dibidang lingkungan

hidup) dan dalam memanfaatkan alam ini bagi kepentingan vital manusia.

8. Prinsip Demokrasi

Prinsip ini terkait erat dengan hakekat alam. Sangat relevan dalam bidang lingkungan

hidup, terutama dalam kaitan dengan pengambilan kebijakan dibidang lingkungan

hidup yang menentukan baik buruknya, rusak tidaknya, tercemar tidaknya lingkungan

hidup.Ini sebuah prinsip moral politik yang menjadi garansi bagi kebijakan yang pro-

lingkungan hidup. Prinsip ini juga mencakup beberapa prinsip moral :

- Demokrasi menjamin adanya keanekaragaman dan pluralitas, baik pluralitas

kehidupan maupun pluralitas aspirasi, kelompok politik dan nilai.

- Demokrasi menjamin kebebasan dalam mengeluarkan pendapat dan

memperjuangkan nilai yang dianut oleh setiap orang dan kelompok masyarakat

dalam bingkai kepentingan bersama.

- Demokrasi menjamin setiap orang dan kelompok masyarakat untuk ikut

berpartisipasi dalam menentukan kebijakan public dan memperoleh peluang yang

sama untuk memperoleh manfaat dari kebijakan public tersebut. Dan menentang

setiap kebijakan yang otoriter dan tidak aspiratif.

- Demokrasi menjamin hak setiap orang dan kelompok masyarakat untuk

memperoleh informasi yang akurat tentang setiap kebijakan public dan segala

sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan public.(bersfat transparansi).

Page 5: filsafat ilmu lingkungan

- Demokrasi menuntut adanya akuntabilitas public agar kekuasaan yang di wakilkan

rakyat kepada penguasa tidak digunakan secara sewenang-wenang melainkan

digunakan secara bertanggung jawab demi kepentingan public.

9. Prinsip integritas moral.

Prinsip ini terutama dimaksudkan untuk pejabat public. Dimana agar pejabat public

mempunyai sikap dan perilaku moral yang terhormat serta memegang teguh prinsip-

prinsip moral yang mengamankan kepentingan public.Pejabat harus berperilaku bersih

dan disegani oleh public karena mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap

kepentingan masyarakat. Jadi ia dituntut untuk bertindak dan menjaga nama baik

sebagai orang yang baik dan terhormat, dengan tidak menyalah gunakan

kekuasaannya. Hal ini juga berlaku dalam kaitan dengan Analisis Dampak Lingkungan

(Amdal) dan persetujuan Amdal.

Orang yang berwenang melakukan penilaian Amdal harus mempunyai integritas moral

yang tinggi, karena hasil penilaian mereka sangat menentukan izin bias dikeluarkan

atau tidak. Ketika Amdal disetujui karena data dan analisis dimanipulasi, karena tidak

adanya integritas moral pada pihak-pihak yang terlibat, lingkungan hidup akan hancur.

Demikian pula, ketika Amdal bermasalah tetapi pejabat yang mengeluarkan izin

memaksakan untuk izin dikeluarkan, karena disuap misalnya maka lingkungan hidup

dengan sendirinya dikorbankan.

Prinsip-prinsip lingkungan hidup ini akhirnya kembali kepada pribadi kita masing-masing

apakah akan di hayati dan diamalkan bergantung pada cara pandang masing-masing tentang

manusia, alam dan tempat manusia dalam alam.

Tetapi sesuatu hal yang pasti bahwa kita harus peduli dengan lingkungan dan prinsip

demokrasi dan keadilan benar-benar dijalankan sehingga memungkinkan masyarakat bisa

terlibat memperjuangkan agenda lingkungan hidup.

Akhir kata terasalah bahwa filsafat lingkungan mempunyai arti yang penting bagi lingkungan

dalam kehidupan.

Pemahaman tentang beragam aliran etika lingkungan

Aliran atau teori etika Lingkungan itu muncul sebagi akibat dari krisis ekologi yang

ada. Atas dasar kritik etika lingkungan hidup lalu menawarkan cara pandang atau paradigma

baru sekaligus perilaku baru terhadap lingkungan hidup atau alam, yang bisa dianggap

sebagai solusi terhadap krisis ekologi.

Ada beberapa teori etika lingkungan hidup yang sekaligus menentukan pola perilaku

manusia dalam kaitan dengan lingkungan hidup. Teori etika lingkungan tersebut adalah

Shallow Environmental Ethics, .Intermediate Environmental Ethics dan Deep Environmental

Ethics. Ketiga teori ini dikenal sebagai Antoposentrisme, Biosentrisme dan Ekosentrisme.

Page 6: filsafat ilmu lingkungan

Ketiga teori ini mempunyai cara pandang yang berbeda tentang manusia, alam dan hubungan

manusia dan alam. Juga ada teori ekofeminisme dimana cara pandangnya lain/berbeda

dengan ketiga teori sebelumnya sebagai alternative dalam hubungan manusia dengan alam.

Secara Rinci akan di bahas teori-teori tersebut.

1. Antroposentrisme (Shallow Environmental Ethics)

Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai

pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling

menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil berkaitan dengan

alam, baik secara langsung atau tidak langsung. Nilai tertinggi adalah kepentingan manusia

(sehingga, sebenarnya kurang tepat kalau diistilahkan dengan antroposentrisme). Hanya

manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam

semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan

manusia.

Etika lingkungan yang bercorak antroposentrisme merupakan sebuah kesalahan cara pandang

Barat, yang bermula dari Aristoteles hingga filsuf-filsuf modern, di mana perhatian utamanya

menganggap bahwa etika hanya berlaku bagi komunitas manusia. Maksudnya, dalam etika

lingkungan, manusialah yang dijadikan satu-satunya pusat pertimbangan, dan yang dianggap

relevan dalam pertimbangan moral. Akibatnya, secara teleologis, lingkungan diupayakan agar

dihasilkan akibat baik sebanyak mungkin bagi spesies manusia, dan dihindari akibat buruk

sebanyak mungkin bagi spesies itu.

Oleh karenanya, alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat, dan sarana bagi pemenuhan

kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam

tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri. Pandangan antroposentris yang menekankan

bahwa manusia sebagai subjek utama dunia dan harus mendapat prioritas dalam pemanfaatan

lingkungan dan sumber daya. Perspektif ini melihat, proses pembangunan dan implikasi

terhadap lingkungan dipandang sebagai satu keniscayaan, sejauh proses tersebut

diperuntukkan bagi kesejahteraan manusia. Pandangan ini mewarnai dan menjiwai proses

pembangunan yang eksploitatif selama ini. Sering pula digunakan sebagai alat justifikasi

setiap keputusan pembangunan yang dilakukan manusia. Dalam banyak kasus, pandangan ini

juga dipakai manusia untuk menjustifikasi motif dan tindakan serakahnya.

Page 7: filsafat ilmu lingkungan

Jelas ini berdampak pada kerusakan lingkungan.

2. Biosentrisme (Intermediate Environmental Ethics )

Ciri utama adalah biocentric, karena teori ini menganggap setiap kehidupan dan

makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Teori ini menganggap

serius setiap kehidupan dan makhluk hidup di alam semesta. Alam perlu dilakukan secara

moral, apakah dia bernilai bagi manusia atau tidak.

Seluruh kehidupan di alam semesta sesungguhnya membentuk sebuah komunitas moral.

Prinsip moral yang berlaku adalah mempertahankan serta memlihara kehidupan adalah baik

secara moral, sedangkan merusak dan menghancurkan kehidupan adalah jahat secara moral.

Biosentrisme memiliki tiga varian yaitu

1. The Life Centered Theory

The life centered theory adalah teori lingkungan yang berpusat pada lingkungan. Teori

yang dikemukakan oleh Albert Schweizer, mengajukan empat prinsip etis pokok, yaitu

: manusia adalah anggota dari komunitas hidup yang ada di bumi ini, bumi adalah

suatu sistem organik dimana manusia dan ciptaan lain saling berkaitan dan

bergantung, setiap ciptaan dipersatukan oleh tujuan bersama demi kebaikan dan

keutuhan keseluruhan, dan menolak superioritas manusia dihadapan makhluk ciptaan

lain

- Albert Schweitzer intinya adalah hormat sedalam-dalamnya terhadap kehidupan

(reverence for life). Dimana orang yang benar-benar bermoral adalah orang yang

tunduk pada dorongan untuk membantu semua kehidupan, ketika ia sendiri mampu

melakukannya, dan menghindari apapun yang membahayakan kehidupan.

- Paul Taylor didasarkan pada 4 keyakinan :

1. Manusia adalah anggota dari komunitas kehidupan di bumi.Makhluk yang

lain

juga anggota dari komunitas yang sama.

2. Spesies manusia adalah bagian dari sistem yang saling tergantung sedemikian

rupa sehingga kelangsungan hidup dari makhluk hidup manapun, serta

peluangnya untuk berkembang biak atau sebaliknya, tidak ditentukan oleh

kondisi fisik lingkungan melainkan oleh relasi satu dengan yang lainnya.

3. Semua organisme adalah pusat kehidupan yang mempunyai tujuan sendiri.

4. Manusia pada dirinya sendiri tidak lebih unggul dari mkhluk hidup lain.

Keyakinan itu melahirkan pemahaman bahwa manusia hanya makhluk biologis yang

sama dengan makhluk biologis lain.

Juga Taylor membuat pembedaan pelaku moral (moral agents):adalah manusia dan

subyek moral (moral subjects): adalah semua makhluk hidup

Page 8: filsafat ilmu lingkungan

Semua makhluk hidup dalam bionsentrisme adalah anggota dari komunitas hidup,

dalam arti bahwa setiap ciptaan berhak diperlakukan dengan baik secara moral.

Manusia sebagai pelaku atau subjek moral harus memperlakukan dengan baik dan

tangging jawab moral terhadap makhluk lainnya.

2. The Land Ethic (etika bumi)

The Land Ethic (etika bumi) Teori etika bumi yang dikemukakan oleh Aldo

Leopold menjadi teori etika lingkungan klasik pada abad ini. Etika bumi menekankan

pentingnya keutuhan ciptaan dan bahwa setiap ciptaan merupakan bagian integral dari

komunitas kehidupan. ). Bumi dan segala isinya adalah subjek moral yang harus dihargai,

tidak hanya alat dan objek yang bisa dimanfaatkan manusia sesuka hati karena bumi

bernilai pada dirinya sendiri.

Teori etika bumi menekankan bahwa keutuhan seluruh makhluk ciptaan tidak

bertentangan dengan kepentingan masing-masing ciptaan. Aldo Leopold mengatakakan

bahwa tugas manusia untuk menata dan memelihara sehingga kepentingan manusia

sebagai bagian dari komunitas kehidupan bisa sejalan dan tidak bertentangan dengan

kebaikan seluruh kebaikan komunitas kehidupan. Prinsip moral menurut Leopold adalah

bahwa setiap tindakan akan banar secara moral jika melindungi dan mengupayakan

keutuhan, keindahan, dan stabilitas seluruh komunitas kehidupan. Manusia harus berhenti

mengeksploitasi, merusak makhluk ciptaan lain karena tindakan ini akan merusak

keutuhan, stabilitas, keindahan ciptaan alam.

3. Equal Treatment (perlakuan setara)

Equal treatment (perlakuan setara/sama) Equal treatment dikenal sebagai anti

spesiesisme yang dikemukakan oleh Peter Singer dan James Rachel. Anti spesiesme adalah

sikap membela kepentingan dan kelangsungan hidup semua spesies di bumi karena

didasarkan pada mempunyai hak hidup yang sama dan pantas mendapatkan perlindungan

dan perhatian yang sama.

Peter Singer mendasarkan teorinya kepada prinsip moral perlakuan yang sama dalam

kepentingan. Perlakuan yang sama dalam relasi anta manusia didasarkan pada

pertimbangan bahwa manusia mempunyai kepentingan yang sama. Kesadaran dan

Page 9: filsafat ilmu lingkungan

tanggung jawab moral sangat penting terhadap makhluk ciptaan bukan manusia. Tanggung

jawab dan pertimbangan moral berlaku bagi seluruh komunitas kehidupan. Prinsip moral

harus konsisten diterapkan dalam seluruh komunitas kehidupan demi kebaikan keseluruhan

komunitas kehidupan.

3. Ekosentrisme (Deep Environmental Ethics)

Ekosentrisme merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh

karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada

penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan

etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan etika untuk

mencakup komunitas yang lebih luas. Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada

komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme,

pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism).

Salah satu bentuk etika ekosentrisme ini adalah etika lingkungan yang sekarang ini dikenal

sebagai Deep Ecology. Sebagai istilah, Deep Ecology pertama kali diperkenalkan oleh Arne

Naess, seorang filsuf Norwegia, pada 1973, di mana prinsip moral yang dikembangkan adalah

menyangkut seluruh komunitas ekologis. Lingkungan hidup tidak sekedar sebuah ilmu

melainkan sebuah kearifan, sebuah cara hidup/pola hidup selaras dengan alam

Istilah Deep Ecology sendiri digunakan untuk menjelaskan kepedulian manusia terhadap

lingkungannya. Kepedulian yang ditujukan dengan membuat pertanyaan-pertanyaan yang

sangat mendalam dan mendasar, ketika dia akan melakukan suatu tindakan. Kesadaran

ekologis yang mendalam adalah kesadaran spiritual atau religius, karena ketika konsep

tentang jiwa manusia dimengerti sebagai pola kesadaran di mana individu merasakan suatu

rasa memiliki, dari rasa keberhubungan, kepada kosmos sebagai suatu keseluruhan, maka

jelaslah bahwa kesadaran ekologis bersifat spiritual dalam esensinya yang terdalam. Oleh

karena itu pandangan baru realitas yang didasarkan pada kesadaran ekologis yang mendalam

konsisten dengan apa yang disebut filsafat abadi yang berasal dari tradisi-tradisi spiritual, baik

spiritualitas para mistikus Kristen, Budhis atau filsafat dan kosmologis yang mendasari

tradisi-tradisi Amerika Pribumi.

Page 10: filsafat ilmu lingkungan

Ada dua hal yang sama sekali baru dalam Deep Ecology. Pertama, manusia dan

kepentingannya bukan ukuran bagi segala sesuatu yang lain. Deep Ecology memusatkan

perhatian kepada seluruh spesies, termasuk spesies bukan manusia. Ia juga tidak memusatkan

pada kepentingan jangka pendek, tetapi jangka panjang. Maka dari itu, prinsip etis-moral yang

dikembangkan Deep Ecology menyangkut seluruh kepentingan komunitas ekologis.

Kedua, Deep Ecology dirancang sebagai etika praktis. Artinya, prinsip-prinsip moral etika

lingkungan harus diterjemahkan dalam aksi nyata dan konkrit. Etika baru ini menyangkut

suatu gerakan yang jauh lebih dalam dan komprehensif dari sekedar sesuatu yang amat

instrumental dan ekspansionis. Deep Ecology merupakan gerakan nyata yang didasarkan pada

perubahan paradigma secara revolusioner, yaitu perubahan cara pandang, nilai dan perilaku

atau gaya hidup.

Perspektif Deep Ecology menekankan pada kepentingan dan kelestarian lingkungan alam.

Pandangan ini berdasar etika lingkungan yang kritikal dan mendudukkan lingkungan tidak

saja sebagai objek moral, tetapi subjek moral. Sehingga harus diperlakukan sederajat dengan

manusia. Pengakuan lingkungan sebagai moral subjek, membawa dampak penegakkan

prinsip-prinsip keadilan dalam konteks hubungan antara manusia dan lingkungan sebagai

sesama moral subjek. (prinsip-prinsip lingkungan hidup dapat dilihat pada no 1). Termasuk di

sini isu animal rights. Deep Ecology memandang proses pembangunan harus sejak awal

melihat implikasinya terhadap lingkungan. Karena setiap proses pembangunan akan

melibatkan perubahan dan pemanfaatan lingkungan dan sumber daya alam.

Deep Ecology lebih tepat disebut sebagai sebuah gerakan diantara orang-orang yang sama,

mendukung suatu gaya hidup yang selaras dengan alam, dan sama-sama memperjuangkan isu

lingkungan dan politik.

Bagaimanapun keseluruhan organisme kehidupan di alam ini layak dan harus dijaga. Krisis

alam yang terasa begitu mengkhawatirkan akan membawa dampak pada setiap dimensi

kehidupan ini. Ekosentrisme tidak menempatkan seluruh unsur di alam ini dalam kedudukan

yang hierarkis. Melainkan sebuah satu kesatuan organis yang saling bergantung satu sama

lain. Sebuah jaring-jaring kehidupan yang harmonis.

Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut :

1. Manusia adalah bagian dari alam

Page 11: filsafat ilmu lingkungan

2. Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak

boleh diperlakukan sewenang-wenang

3. Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenang-

wenang

4. Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk

5. Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai

6. Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati

7. Menghargai dan memelihara tata alam

8. Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem

9. Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem

mengambil sambil memelihara.

4. Theosentrisme

Teosentrisme merupakan teori etika lingkungan yang lebih memperhatikan

lingkungan secara keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan.

Pada teosentrism, konsep etika dibatasi oleh agama (teosentrism) dalam mengatur

hubungan manusia dengan lingkungan. Untuk di daerah Bali, konsep seperti ini sudah

ditekankan dalam suatu kearifan lokal yang dikenal dengan Tri Hita Karana (THK),

dimana dibahas hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan), hubungan manusia

dengan manusia (Pawongan) dan hubungan manusia dengan lingkungan (Palemahan).

Dasar Teosentrisme Thomas Aquinas

Akal membuat manusia mampu mengenali kebenaran dalam kawasan alamiah, itulah

filsafat. Sedangkan Teologi memerlukan wahyu adikodrati dan iman. Dengan iman,

pengetahuan yang tidak dapat ditembus oleh akal semata, dapat teratasi. Meskipun

misteri ini melampaui akal, namun ia tidak bertentangan dengan akal. Ia tidak anti

akal. Walaupun akal memang tak dapat menemukan misteri, akal dapat meratakan

jalan yang menuju ke misteri.

THEOSENTRIS ISLAM

Pola pemikiran Islam

1. pola pemikiran yang bersifat skolastik

Page 12: filsafat ilmu lingkungan

menurut pola pikir ini , kebenaran yang sesungguhnya hanya diperoleh manusia dengan

perantaraan wahyu, sedangkan akal hanya berfungsi sebagai alat penerima saja . akal

harus tunduk pada wahyu

2. pola pemikiran yang bersifat rasional

akal pikiran sebagai sumber kebenaran. wahyu sebagai penunjang kebenaran yang

diperoleh akal. kebenaran wahyu dan akal tidak mungkin bertentangan. Jika

bertentangan,wahyu tersebut harus dita‟wilkan secara rasional

3. pola pemikiran yang bersifat batiniyah dan intaitif

kebenaran yang sesungguhnya diperoleh dari pengalaman batin dalam kehidupan mistik

dan berkontemplasi (sufistik)

Paradigmatik dikembangkan teologi kalâm klasik itu adalah trend teosentris.Tuhan dan

ketuhanan (theos) menjadi core teologis. Jadi wajar bila concern utamanya adalah

“bagaimana mengenal Tuhan untuk memahami kenyataan”―dan bukan sebaliknya,

“memahami kenyataan untuk mengenal Tuhan”. Dengan pemusatan diskursus terutama

pada Tuhan dan ketuhanan,sudah barang tentu teologi semacam itu (hanya) relevan sebagai

alas struktur dari religiusitas yang “membela” Tuhan, bukan manusia. Untuk konteks zaman

pertengahan Hijriyah, ketika era formatif Islam masih berlangsung, boleh jadi ia menuai

signifikansinya. Namun, untuk konteks hari ini, tatkala aneka“anomali” realitas umat kini

lebih bersifat sosial daripada individual, masihkah trend teologis semacam itu memadai

untuk memotivasi umat guna melangsungkan perubahan dan membalik kenyataan?

Tiga paradigma dari teologi-teologi anutan umat Islam ini yang pada prinsipnya sama

berkecenderungan teosentris, yakni :

(1) tradisional,

(2) rasional, dan

(3) “fundamentalis”.

Secara umum ketiganya mendasarkan derivasi keyakinan teologisnya pada khazanah kalâm

klasik, yakni :

pertama pada Jabariyah,As„ariyah, dan Maturidiyah (sayap Bukhara)

kedua pada Qadariyah, Mu„tazilah,dan Maturidiyah (Samarkand)

Page 13: filsafat ilmu lingkungan

ketiga pada Khawarij. Bdk. dengan pemetaanMansour Faqih, “Teologi Kaum Tertindas,”

dalam Ahmad Suaedy (eds.), Spiritualitas Baru:

Agama dan Aspirasi Rakyat (Jogjakarta: Institut Dian/Interfidei, 1994): 203-42. Khusus

untuk relevansi pelekatan label neo-Khawarij terhadap kelompok-kelompok Islam

“fundamentalis”,

lihat Said Agiel Siradj, Ahlussunnah wal Jama„ah dalam Lintas Sejarah (Jogjakarta:

LKPSM,1997), 7-8.

( Dikutip dari : Fawaizul Umam, Antologi Tesis ,Fakultas Dakwah IAIN

Keyakinan Teologis

1. Jabariyah Manusia adalah penentu dan bukan pemilih, tetapi semua tetap ciptaan

Alloh.

As„ariyah = Maturidiyah membedakan baik buruk berdasarkan wahyu.

2. Qadariyah manusia bertanggung jawab atas perbuatannya.

Mu„tazilah bercorak rasional, membedakan baik buruk berdasarkan “akal”

( mempunyai kedudukan tinggi bahkan = dengan wahyu )

3. Khawarij memunculkan kelompok Syi‟ah kelompok politik pertama yang

memunculkan persoalan teologi (menghukumi orang-orang muslim telah melakukan

dosa besar )

THEOSENTRIS KRISTEN

Bahan Alkitab

I. Theosentris dalam Perjanjian Lama (PL) :

Theosentris dalam Penciptaan

Dalam dunia perjanjian lama sangat nyata ketika Kitab kejadian menuliskan bagaimana

kehidupan dan alam semesta pertama-tama hanya diciptakan oleh satu kuasa saja yaitu kuasa

dari Roh Allah.

Page 14: filsafat ilmu lingkungan

Kejadian 1 :

1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh

Allah melayang- layang di atas permukaan air.

1:3 Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.

Theosentris Dalam Pengakuan Iman Orang Israel

ulangan 6 :

6:4 dengarlah, hai orang israel: tuhan itu allah kita, tuhan itu esa!

6:5 kasihilah tuhan, allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu

dan dengan segenap kekuatanmu.

dalam kitab ulangan orang israel/yahudi mengatakan bahwa tuhan mereka adalah tuhan yang

esa. dan seluruh hidup mereka ditujukan untuk mengasihi (hidup sesuai kehendak tuhan)

tuhan mereka dengan segenap hati dan jiwa dengan segenap kekuatan.

esa dalam bahasa ibrani, bukan dalam konsep hanya satu-satunya allah/tuhan saja yang ada.

melainkan dalam pemikiran ada begitu banyak allah (bangsa israel melihat bangsa-bangsa lain

memiliki allahnya masing-masing) , tetapi hanya satu allah yang maha kuasa yaitu tuhan allah

bangsa israel, ia mengalahkan semua allah dari bangsa-bangsa yang ada di sekitar israel.

II. Theosentris dalam Perjanjian baru (PB)

Theosentris dalam Doa Bapa Kami

Hal ini juga termaktub dalam doa Bapa Kami: menunjukan bagaimana kehendak Allah

adalah yang terjadi dalam kehidupan manusia.

Matius 6:9-13

6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Yesus sendiri mengajarkan kalau kehidupan manusia, harus berpusat pada Allah. Kehendak

Allahlah yang menjadi pusat kehidupan. Bahkan dengan lebih tegas dikatakan kerajaan Allah

datang di dunia, dengan maksud Kuasa Allah yang “melingkupi” kehidupan manusia.

Page 15: filsafat ilmu lingkungan

III. Theosentris dalam Pengakuan Iman Kristen

Dalam kekristenan teosentris ini dapat dilihat pada Pengakuan Iman (Creed – credo)

yang biasa digunakan adalah Pengakuan Iman Rasuli atau Apostle‟ Creed (atau ada

juga penggunaan Pengakuan Iman Nicea Konstantinopel, dan pengakuan Iman

Atanasius).

Pengakuan Iman adalah suatu konsep iman yang menyimpulkan seluruh “penyataan

Allah” dalam kitab suci yang dijadikan “ciri” bagi umat yang percaya.

Pengakuan iman ini juga yang menjadi tolak ukur apakah seseorang benar-benar

percaya kepada Allah dan Allah yang dipercayai itu adalah Allah yang menyatakan

diriNya melalui kristus dan Roh Kudus.

Pengakuan iman Rasuli:

“Aku percaya kepada Allah, Bapa yang maha kuasa, khalik langit dan bumi......

dst.

Memelihara Lingkungan Hidup : Asketisme Baru

Asketisme adalah gaya hidup yang secara khusus menghargai, memberi tempat bagi

penghayatan iman / rohani. Dalam konteks lingkungan hidup, istilah ini dikenalkan oleh John

B. Cobb dengan menyebutnya sebagai asketisme “baru”. Asketisme baru dipahami sebagai

praktek hidup yang memanfaatkan alam sambil memelihara kelestariannya, memerangi

materialisme, konsumerisme, hedonisme dan perlakuan destruktif lain yang pada akhirnya

merugikan manusia dan lingkungan hidupnya. Sikap ini tidak menolak materi sebagai lawan

dari yang rohani, melainkan memandang keduanya sebagai satu kesatuan yang utuh.

Panggilan agama terhadap lingkungan hidup tidaklah terlalu muluk. Ia dapat dimulai

dari kehidupan kita yang paling sederhana, dalam kedisiplinan membuang sampah,

memelihara makhluk hidup secara wajar dan bersikap adil terhadap sesama. Atau mungkin

seperti yang dilakukan oleh paguyuban tani lestari yang mengupayakan kelestarian alam dan

keselamatan sesama dengan menggunakan pupuk organik sebagai penyubur tanah garapan

mereka.

Praktek hidup semacam itu, yang mungkin selama ini dianggap tidak ada kaitannya

Page 16: filsafat ilmu lingkungan

dengan soal spiritual haruslah dipandang sebagai bagian dari pelaksanaan iman kita.

Memelihara lingkungan hidup adalah bagian dari ibadah yang sejati.

Penilaian

Dari beragam aliran tersebut saya berpendapat bahwa yang paling tepat adalah aliran

ekosentrisme, sebab di sini membahas hubungan manusia dengan manusia, dan juga

hubungan manusia dengan makhluk hidup lain dan lingkungan alam. Dimana manusia perlu

menjaga kelestarian kelangsungan hidupnya, spesiesnya dan spesies lainnya juga lingkungan

alam. Pemanfaatan sumber daya alam hayati dan non hayati untuk kelangsungan hidup kita,

atau melakukan suatu pembangunan disegala bidang baik bidang ekonomi, kesehatan, social

budaya dan politik, kita harus menjaga keseimbangan atau pelestarian alam, sehingga bisa

terwujud suatu pembangunan yang berkelanjutan. Disini tentu saja sebagai manusia yang

bermoral pasti kita tidak lepas dari kesadaran akan adanya Sang Pencipta. Sehingga kita juga

akan menjaga hubungan baik dengan Sang Pencipta yang telah memberikan kehidupan di

alam semesta ini yaitu ALLAH yang Maha Esa pencipta langit dan bumi dan segala isinya.

Implikasinya dengan menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dan makhluk yang

lainnya, serta menjaga pelestarian alam sekitarnya ini berarti pula kita sudah melakukan suatu

ibadah yang sejati.

Relevansi Filsafat Lingkungan Dengan Minat Kajian

Filsafat Lingkungan/termasuk etika lingkungan hidup dipahami sebagai disiplin ilmu

yang berbicara mengenai norma dan kaidah moral yang mengatur perilaku manusia dalam

berhubungan dengan alam serta nilai dan prinsip moral yang menjiwai perilaku manusia

dalam hubungan dengan alam tersebut.

Sedangkan bidang minat saya yaitu Kajian Lingkungan dan Pembangunan sudah pasti

ada relevansinya dengan etika lingkungan hidup. Dimana etika lingkungan hidup menuntut

agar etika dan moralitas diberlakukan juga bagi komunitas biotis atau komunitas ekologis.

Minat saya adalah untuk mengkaji sumberdaya alam hayati laut yaitu Alga Merah

Rhodophyceae. Alga ini adalah salah satu sumber hayati laut yang dapat dimanfaatkan

semaksimal mungkin demi kepentingan manusia (Antroposentrisme). Dimana alga ini

Page 17: filsafat ilmu lingkungan

adalah merupakan salah satu makhluk hidup selain manusia yang juga mempunyai nilai, untuk

hidup dan berkembang biak di alam ini. Alga Gracilaria edulis adalah salah satu subjek

moral dan manusia adalah pelaku moral (Pemahaman Biosentrisme). Keberadaannya di

alam perlu dilestarikan, untuk mempertahankan keberadaan spesiesnya supaya tetap eksis.

Sehingga untuk mengeksploitasinya demi kepentingan manusia, dan makhluk hidup

lainnya seperti hewan laut yaitu ikan dan moluska harus secara bertanggung jawab

agar tidak terjadi kepunahan atau kerusakan lingkungan alam (ekosentrisme). Saya

akan mengkaji tentang alga makro, adapun latar belakang penelitian yang akan saya lakukan

adalah sebagai berikut:

Alga adalah tumbuhan laut yang mempunyai nilai ekologis maupun ekonomis. Secara

ekologis bermanfaat dalam hal pemecah ombak, penyaring air, pegikat CO2 dan pensuplai O2

di perairan yang di manfaatkan oleh hewan laut untuk pernapasan. Sedangkan secara

ekonomis adalah dapat dimakan langsung oleh manusia sebagai lalapan, makanan ternak dan

bahan baku di berbagai industri seperti industri makanan,tekstil, farmasi, kosmetik dll,

karena mengandung “agar”yang cukup tinggi berkisar antara 16 % - 45% yang dapat di

ekstrak (Zatnika, 1993).

Di Indonesia pemanfaatan alga laut sebagai komoditas eksport telah dilakukan, namun

kebutuhan alga laut di dunia semakin meningkat dan kebutuhan ini selalu tidak terpenuhi oleh

produksi yang tersedia (Wikanta, 1996). Gracilaria adalah salah satu jenis alga merah yang di

eksport karena banyak mengandung agar dan kekuatan gel yang cukup tinggi (Kumampung,

dkk 2006). Pemanfaatan alga Gracilaria banyak berasal dari alam, apabila eksploitasinya

berlangsung terus menerus peluang akan berkurang bahkan punah sehingga akan terjadi

ketidakseimbangan komunitas alga di alam. Untuk itulah usaha budidaya perlu dilakukan dan

ditingkatkan. Salah satu persyaratan budidaya adalah adanya ketersediaan benih/bibit alga

yang cukup. Bila terjadi eksploitasi yang berlebihan, ketersediaan benih/bibitpun berkurang.

Agar tersedianya benih yang cukup, maka perlu adanya pengadaan benih alga secara in-vitro

yang lebih efisien, dan kemungkinan lebih berkualitas yang baik dibanding yang ada di alam.

Sehingga di harapkan kebutuhan benih alga akan terpenuhi, untuk dapat di budidayakan

secara masal dan dimanfaatkan semaksimal mungkin, dengan tetap menjaga kelestariannya.

Page 18: filsafat ilmu lingkungan

Dari latar belakang di atas jelas ada relevansi filsafat lingkungan dengan minat kajian

lingkungan dan pembangunan, dibidang perikanan lebih khusus lagi tentang alga laut yang

akan diteliti. Dipandang dari teori etika lingkungan, baik Antroposentrisme, biosentrisme dan

ekosentrisme. Tergantung dari cara pandang kita. Maka saya lebih cenderung melihat bahwa

bidang minat kajian saya, lebih mengarah ke paham ekosentrisme. Dan merupakan salah

satu cara juga dalam menanggulangi krisis ekologi yang sudah menjadi masalah dunia saat ini

yaitu pemanasan global dimana panas bumi atau suhu meningkat. Budidaya alga akan

mengurangi emisi gas CO2 di atmosfir lewat proses fotosintesis.

DAFTAR PUSTAKA

'Abdurraziq, Musthafa, Tamhîd li al-Târikh al-Falsafah al-Islâmiyah. Kairo: al-Haiah al-

Mishriyah al-'Amah li al-Kitab, 2007.

Anonim. 2009. Theosentrisme. http://wikipedia.org/wiki/ Theosentrisme.

Anonim. 2009. Keselamatan-Theosentrism-Kristosentris-Eklesiosentrism.

http://Katolisitas.org/2009/06/25/

Ihsan, H.A. 2010. Filsafat Ilmu. Rineka Cipta. 295 hal.

Jabiry, al. 1990. Bunyah al-„Aql al-„Araby, Beirut: Markas Dirasah al-Waddah al-„Arabiyyah.

Khaldun, Ibn, Muqaddimah, terj. Ahmadie Thoha. Jakarta:Pustaka Firdaus,

L Resse, Wiliam, Dictionary of Philosophy and Religion. USA:Humanites Press Ltd,

1980

Keraf, A.S. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Kompas. Jakarta. 408 hal.

Kumampung,D.R.H, B.Soeroto. R.Ch.Kepel. F. Losung. F. Manajang dan J.M. Mamuaja.,

2006. Pola Reproduksi Kandungan Agar dan Kekuatan Gel pada Alga merah

Gracilaria salicornia (C. Agardh) Dawson dari Pantai Malalayang. Journal of

Research and Development Sam Ratulangi University.Vol.XXIX. No.1. Lembaga

Penelitian Unsrat Manado. Hal 79-84.

Page 19: filsafat ilmu lingkungan

Prawironegoro, D. 2010. Filsafat Ilmu. Kajian yang disusun secara sistematis dan sistemik

dalam membangun ilmu pengetahuan.Nusantara Consulting. Jakarta. 554 hal.

Wikanta. 1995. Prospek Pengembangan dan Pemanfaatan Rumput Laut Coklat

(Phaeophyceae) di Indonesia sebagai sumber Senyawa Alginat. Jurnal Litbang

Pertanian, XV(1). Halaman16-21.

Zatnika, A. 1993. Menyimak Pasang Surut Rumput Laut di Indonesia. Techner. Media

Informasi Perikanan. No. 08 Tahun II. Hal 50-54