17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu electron. Read More Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik. Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot

Fisika Kep 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kk

Citation preview

Page 1: Fisika Kep 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik

listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah

mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti

jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu electron.

Read More

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam

bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan

listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut

dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang

mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang

dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan

berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan

listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik

yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem saraf

berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah suatu

komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan respons

yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat kita

menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-sinyal ini

dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik dalam

tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta potensial

listrik saraf.

Page 2: Fisika Kep 1

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

4. Sebutkan macam-macam neuron ?

5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan

makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai

kelistrikan dalam tubuh.

1. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan materi

pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka

Page 3: Fisika Kep 1

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan mencari

ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut dirangkum

dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang

keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam

otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh

anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini,

yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk

mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP

(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama

mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu

menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar

dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan

sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang

berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat

menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati,

dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/IDimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).

Page 4: Fisika Kep 1

Hukum joule menyatakan bahwa :“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =V I tDimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron SISTEM SARAF

Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

1. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer ini

adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla

spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi dari

otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa yang ada di

saraf pusat :

Otak

Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan

manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan.

Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak

besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil terletak di bagian

belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur

keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan

kegiatan.

Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung

antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung.

Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut

jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang

Page 5: Fisika Kep 1

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-

ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum tulang

belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai

penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.

2. Sistem saraf OtonomSistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya

jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai

reseptor adalah organ indera.

b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan

meluas. Sel saraf disebut neuron.

c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar

impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf

(neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,

menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari tubuh

serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu dendrit dan

akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh yang menerima

aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang terletak di dendrit atau

pada tubuh sel.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

b. Dendrit

Page 6: Fisika Kep 1

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk

menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di

dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat

indera.

b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot

dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang

belakang.

c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel

saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA mengalir

ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan potensial meningkat

dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable

terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.

Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali

potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Page 7: Fisika Kep 1

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut

potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel

lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi, repolarisasi,

dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial tersebut berupa impuls

yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2,

dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga ion-

ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal potasium mulai

membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal sodium terpicu-

tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal lambat), dan

membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3 adalah fase

kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan serta

membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan istirahat, di

sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan sodium, tetapi dengan

konsentrasi yang berbeda.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion tersebut

pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara

sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya secara

bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini, kita

menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut

Page 8: Fisika Kep 1

menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang dirangsang

secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah neuron

bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang terhubung

ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot mirip dengan

potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang bergerak

sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot, menyebabkan

serat otot saling kontraksi.

Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau

hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction

mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke

sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot, karena pada

waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/ bergetar/ berdenyut

menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan

mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler Nodus,

Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik jantung

dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung

(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan

rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel disebut

proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah bocor (tidak

memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan masuk lagi ke

dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini menghasilkan gelombang

depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel membran otot jantung oleh

perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga terjadi denyut jantung.

Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh

rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini membentuk

sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node berdetak secara

berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau dikurangi dengan

Page 9: Fisika Kep 1

saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah tubuh serta

rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan otot dari kedua

atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam ventrikel. Sehingga

terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos ke atrioventrikular (AV)

node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri, menyebabkan mereka kontrak dan

memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum. Saraf dan otot ventrikel kemudian

mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

Keterangan: SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon

sehingga terjadi kontraksi atrium.

Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –>

BB mengalami depolarisasi.

Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi kontraksi

otot jantung.

Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat dipahami

dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial aktif. (John R.

Cameron, 1978: 198).

Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang

ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel

adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada Gambar

2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada lokasi elektroda.

Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan yang diperoleh dari

sebuah dipol listrik.

Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.

Page 10: Fisika Kep 1

Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John R.

Cameron, 1978: 199).

Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan oleh

dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda ukuran dan

orientasi.

Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh

informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

1. Electromiograf (EMG)

2. Electroneurograf (ENG)

3. Electroretionograf (ERG)

4. Electrogastrograf (EGG)

5. Electroensefalograf (EEG)

6. Electrokardiograf (EKG)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar dari

setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

Page 11: Fisika Kep 1

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I.

Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang

berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem

saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya

jantung, usus dan kelenjar.

4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu

jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan suatu

impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat saraf.

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial

yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan

kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang

dirangsang secara elektris (listrik).

7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada di dalam

tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf

(EKG).

3.2 Saran

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu

kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrikhttp://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asphttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Page 12: Fisika Kep 1