Upload
muhammad-sakhn
View
359
Download
59
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pengukuran Status Air
Citation preview
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air sangat dibutuhkan oleh tanaman karena merupakan komponen utama dalam sel-sel untuk menyusun jaringan tanaman (70% - 90%), pelarut dan medium reaksi biokimia,medium transport senyawa, memberikan turgor bagi sel, bahan baku pembentuka klorofil dan menjaga suhu tanaman supaya tetap konstan.
Peran air sebagai pelarut unsure hara di dalam tanah menyebabkan tanaman dapat dengan mudah mengambil hara tersebut sebagai bahan makanan melalui akar dan sekaligus mengangkut hara tersebut ke bagian – bagian tanaman yang memerlukan melalui pembuluh xylem. Air dalam tanah akan diserap oleh akar kemudian masuk ke dalam tanaman, selanjutnya air akan menuju ke daun untuk menjalankan proses fotosintesis. Air akan melarutkan glukosa sebagai hasil dari proses fotosintesis dan mengangkutnya ke seluruh tubuh tumbuhan melalui pembuluh floem. Hasil fotosintesis ini akan digunakan tumbuhan untuk proses pertumbuhannya. (Najiyati dan Danarti, 1998)
Semua proses fisiologi di dalam jaringan tanaman tidak akan terjadi tanpa adanya air yang berperan penting dalam proses tersebut. Selama pertumbuhan tanaman air memiliki peranan penting di antaranya berperan sebagai pelarut bahan-bahan organik, bahan utama proses fotosintesis dan lain-lain. Jika tanaman mengalami stress air, maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut tidak akan berjalan normal. Air masuk ke dalam sel tanaman melalui proses difusi, yang mana proses difusi ini terjadi karena perbedaan konsentrasi, yaitu konsentrasi di ruang yang dalam sel lebih rendah di bandingkan konsentrasi di luar sel. Sel tumbuhan dapat mengalami kehilangan air yang besar jika potensial air di luar sel lebih rendah dibandingkan dengan potensial air di dalam sel, sehingga akan mengakibatkan volume isi sel akan menurun dan tidak akan mampu mengisi seluruh telah dibentuk oleh sel tersebut (Anonim, 2009).
Jika pada suatu tumbuhan terjadi peristiwa kekurangan air karena ketersediaan air dalam media tanam kurang hal ini akan menyebabkan kecepatan absorbsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi tanaman, sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada tanaman tersebut. (Haryati, 2003)
Status air dan tumbuhan pada kecepatan relatif penyerapan air oleh akar dankehilangan air oleh transpirasi menyerupai air yang tidak cukup oleh akarmenimbulkan devisit air dalam tumbuhan, termasuk sel-sel daun, suatu devisit yangmengakibatkan penurun evaporasi air dari daun sehingga transpirasi menjadi rendah. Selain itu, transpirasi yang berlebihan juga dapat menimbulkan defisit air. Sistem transportasi bekerja sebagai suatu unit yang cenderung menjaga agar sel tumbuhan selalu dalam keadaan turgit atau segar. (Diah L, 1997)
Molekul air dapat terikat pada suatu permukaan hirofilik oleh tenaga hidrasi dengan kekuatan antara – 100 MPa sampai – 300 MPa. Dengan demikian air yang sudah berada didalam pembuluh xilem tidak akan tertarik lagi oleh gaya gravitasi (Tjitrosoepomo, 2003).
Potensial air merupakan ukuran dari energi bebas air yang dipengaruhi oleh zat terlarut, tekanan dan partikel matriks. Kontribusi dari potensial air oleh solute terlarut disebut dengan potensial osmotik, yang selalu bernilai negatif. Di lain pihak, zat terlarut menurunkan potensial air. Potensial tekanan air dapat bernilai positif, negatif, bahkan nol. Tetapi secara umum nilai
potensial tekanan ini bernilai positif, karena setiap sel tumbuhan memiliki tekanan turgor. Terkait dengan kemampuan air untuk berasosiasi dengan partikel koloid, maka munculah istilah potensial matriks. Potensial matriks bernilai cukup kecil, sehingga seringkali diabaikan. Namun, potensial matrik sangatlah penting ketika membahas mengenai hubungannya dengan air tanah. (Miftahuddin dkk, 2010)
Banyak aktifitas tumbuhan ditentukan oleh sifat air dan bahan yang larut dalam air. Maka dari itu nilai yang diperkirakan orang tentang kekentalan air atau tahanan untuk mengalir, menjadi jauh lebih besar dari sebenarnya (Lakitan, 2004)
B. Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan air dalam suatu jaringan dengan metode berat segar, berat kering dan kandungan air relative.
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu tanaman dapat tumbuh dan berkembang jika terjadi proses fisiologis pada tanaman itu sendiri. Dengan proses fisiologis inilah maka organ tanaman satu persatu akan terbentuk. Semua proses fisiologi di dalam jaringan tanaman tidak akan terjadi tanpa adanya air yang berperan penting dalam proses tersebut. Jika tanaman mengalami stress air, maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut tidak akan berjalan normal karena sel tumbuhan dapat mengalami kehilangan air yang besar jika potensial air di luar sel lebih rendah dibandingkan dengan potensial air di dalam sel, sehingga akan mengakibatkan volume isi sel akan menurun dan tidak akan mampu mengisi seluruh ruang yang telah dibentuk oleh sel tersebut. (Taji, Kumar dan Lakshmanan, 2002).
Fisiologi tumbuhan dapat dikatakan sebagai ilmu yang banyak membicarakan tentang air karena banyak fungsi-fungsi tumbuhan yang secara langsung bergantung pada sifat-sifat air dan senyawa-senyawa yang terlarut di dalamnya. Dibandingkan dengan faktor lingkungan lainnya, air merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap laju pertumbuhan. (Tjondronegoro, dkk, 1999)
Fungsi air sebagai larutan ini penting sekali artinya bagi kehidupantumbuhan. Struktur molekul protein dan asam nukleat sangat ditentukan denganadanya molekul air disekitarnya. Aktivitas senyawa lain didalam protoplasma jugasangat ditentukan kandungan air (Kimball, 1998).
Untuk menyatakan status air atau perimbangan air di dalam tubuh tumbuhandapat dilakukan dengan dua cara yang umum digunakan, yaitu satu diantaranya berdasarkan atas energi air didalamnya jaringan tumbuhan yang lazim disebut potensial air, dan ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan status air dari jaringan tanaman dengan memakai istilah potensial air. Karena Suatu jaringan akan mengalami defisit air jika potensial air tersebut kurang atau lebih dari 0 (nol) bar. Kemudian Cara yang kedua adalah dengan mengukur kuantitas air dari suatu jaringan kandungan airnya dan menyatakan dengan kondisi standar tertentu (Nurdina, 2009).
Dalam kondisi transpirasi yang cepat kondisi kehilngan air cenderung melampaui absorbsi, dan kolom air dalm sel pembuluh mengalami tegangan. Dan kemudian tegangan tersebut akan dilanjutkan keakar (Lakitan, 2007).
Banyak aktifitas tumbuhan ditentukan oleh sifat air dan bahan yang larut dalam air. Maka dari itu nilai yang diperkirakan orang tentang kekentalan air atau tahanan untuk mengalir, menjadi jauh lebih besar dari sebenarnya (Lakitan, 2004)
Pentingnya air sebagai pelarut dal;am organisme hidup. Proses osmosis, misalnya bergantung pada bahan terlarut yang ada di dalam air sel, pergerakkan berbagai bahan terlarut dengan cara difusi dan aliran massa dalam tumbuhan. Molekul air secara aktif terllibat dalam reaksi kimia yang menjadi dasar kehidupan. Pada potensial air digunakan untuk menyatakan status air dalam tumbuhan. Semakin rendak potensial air dari suatu sel atau jaringan tumbuhan akan semakin besar kemampuannya untuk mengabsorbsi air. Sebaliknya semakin tinggi potensial air semakin besar kemampuan jaringan tersebut untuk member air kepada sel atau jaringan tumbuhan yang kandungan airnya lebih rendah. Banyak aktifitas tumbuhan ditentukan oleh sifat air dan bahan yang larut dalam air. Hikatan hydrogen didapatkan pada banyak
senyawa selain air. Ikatan hidrogen dengan oksigen atau dengan nitrogen. Kemudian ikatan hydrogen harus diputuskan agar air dapaat mengalir. Maka nilai yang diperkirakan orang tentang kekentalan air atau tahanan untuk mengalir, menjadi jauh lebih besar dari sebenarnya (Lakitan, 2004)
Kelangsungan hidup tanaman berkaitan erat dengan keberadaan Air karena 70-90% penyusun tubuh tanaman adalah air. Oleh sebab itu Setiap tanaman harus menyeimbangkan antara proses kehilangan air dan proses penyerapan air, bila proses kehilangan air tidak diimbangi dengan penyerapan air oleh tanaman melalui akar tanamana maka akan terjadilah kondisi dimana tanaman kekurangan air didalam sel tanaman yang dapat menyebabkan berbagai kerusakan pada banyak proses dalam tanaman (Taiz & Zeiger 2002)
Tanaman memiliki reaksi yang sangat kompleks menghadapi cekaman kekeringan. Bentuk morfologi, anatomi dan metabolisme tanaman yang berbeda menyebabkan tanaman memiliki respon yang beragam. Ketika kekeringan semakin meningkat maka tanaman menyesuaikan diri melalui proses fisiologi yang kemudian diikuti perubahan struktur morfologi tanaman seperti layu, meningkatkan pertumbuhan akar dan menghambat pertumbuhan pucuk. Penurunan proses fotosintesis dan pertumbuhan, sehingga tanaman juga mengalami penurunan produksi seperti berkurangnya hasil panen secara kualitas maupun kuantitas (Taiz & Zeiger 2002)
Fungsi air sebagai larutan ini penting sekali artinya bagi kehidupantumbuhan. Struktur molekul protein dan asam nukleat sangat ditentukan dengan adanya molekul air disekitarnya . Aktivitas senyawa lain didalam protoplasma jugasangat ditentukan kandungan air (Kimball, 1998)
Tersedianya air untuk pertumbuhan tanaman ditentukan oleh status air pada jaringan tanaman, untuk mengetahui status air pada tanaman digunakan dua cara yang umum :
1. Berdasarkan energi air dalam jaringan tumbuhan yang disebut potensial air
2. Mengukur kuantitas air dari suatu jaringan dan menyatakannya dengan kondisi standar tertentu.
Dari kedua cara diatas, yang paling tepat dan umum dilakukan adalah cara yang pertama berdasarkan potensial air. (Ismed , 2009)
Air sangat dibutuhkan oleh tanaman karena merupakan komponen utama dalam sel-sel untuk menyusun jaringan tanaman (70% - 90%), pelarut dan medium reaksi biokimia,medium transport senyawa, memberikan turgor bagi sel, bahan baku pembentuka klorofil dan menjaga suhu tanaman supaya tetap konstan.
Peran air sebagai pelarut unsure hara di dalam tanah menyebabkan tanaman dapat dengan mudah mengambil hara tersebut sebagai bahan makanan melalui akar dan sekaligus mengangkut hara tersebut ke bagian – bagian tanaman yang memerlukan melalui pembuluh xylem. (Najiyati dan Danarti, 1998)
Jika pada suatu tumbuhan terjadi peristiwa kekurangan air karena ketersediaan air dalam media tanam kurang hal ini akan menyebabkan kecepatan absorbsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi tanaman, sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada tanaman tersebut. (Haryati, 2003)
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum pengukuran status air pada tanaman ini dilaksanakan di laboratorium fisiologi tumbuhan jurusan ilmu tanah , fakultas pertanian universitas syiah kuala. Praktikum dilaksanakan pada hari selasa tanggal 17 februari 2015 pada pukul 08:00WIB sampai dengan selesai.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum pengukuran status air pada tanaman ini adalah : 1) Oven dan 2) Timbangan Analitik. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 4 Helai daun singkong (Manihot esculenta)
C. Cara Kerja
1. Metode berdasarkan berat segar
Timbang 1 helai daun singkong (Manihot esculenta) dan panaskan oven pada suhu 70˚C selama 48 jam, lalu timbang lagi.
% Kandungan Air = BS – BK x 100%
BS
2. Metode berdasarkan berat kering
Timbang 1 helai daun singkong (Manihot esculenta) dan panaskan oven pada suhu 70˚C selama 48 jam, lalu timbang lagi.
% Kandungan Air = BS – BK x 100%
BK
3. Metode kandungan air relative
Timbang 1 helai daun singkong (Manihot esculenta) dan panaskan oven pada suhu 70˚C selama 48 jam, lalu timbang lagi.
% Kandungan Air = BS – BK x 100%
BT – BK
BS : Berat Segar
BK: Berat Kering
BT : Berat Turgor
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Tabel Hasil Pengamatan
Keterangan I II III IV
BS 2,46 1,97 2,27 2,39
BK 0,68 0,55 0,68 0,75
BT 2,67 2,94 – –
% BS 72,35% 72,08% 70,04% 68,66%
% BK 261,76% 258,18% 233,82% 218,66%
%BT 72,60% 74,88% – –
B. Pembahasan
Air merupakan senyawa yang dibentuk dalam jumlah yang besar, baik untuktumbuhan, manusia, maupun hewan. Bagi tumbuhan, air sangat dibutuhkam untukperkembangan dari tumbuhan ataupun tanaman tersebut. Pada praktikum pengukuran status air pada tanaman mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui kandungan air dalam suatu jaringan dengan metode berat segar, berat kering dan kandungan air relative.
Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan, diman air menyusun 60-90 % dari berat daun. Jumlah air yang dikandung tiap tanaman berbeda-beda, hal ini bergantung pada habitat dan jenis spesies tumbuhan tersebut. Air mampu melarutkan lebih banyak bahan dari zat cair lainnya. Hal ini sebagian disebabkan karena air memiliki tetapan dielektrik yang termasuk tinggi yaitu suatu ukuran kemampuan untuk menetralkan tarik-menarik antara muatan listrik.
Semua proses fisiologi di dalam jaringan tanaman tidak akan terjadi tanpa adanya air yang berperan penting dalam proses tersebut. Selama pertumbuhan tanaman air memiliki peranan penting di antaranya berperan sebagai pelarut bahan-bahan organik, bahan utama proses fotosintesis dan lain-lain. Jika tanaman mengalami stress air, maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut tidak akan berjalan normal. Air masuk ke dalam sel tanaman melalui proses difusi, yang mana proses difusi ini terjadi karena perbedaan konsentrasi, yaitu konsentrasi di ruang yang dalam sel lebih rendah di bandingkan konsentrasi di luar sel. Sel tumbuhan dapat mengalami kehilangan air yang besar jika potensial air di luar sel lebih rendah dibandingkan dengan potensial air di dalam sel, sehingga akan mengakibatkan volume isi sel akan menurun dan tidak akan mampu mengisi seluruh telah dibentuk oleh sel tersebut
Proses fisiologis tanaman adalah dimana didalam tubuh tanaman itu organ tanaman satu persatu akan terbentuk. Dalam fisiologi tumbuhan kita banyak membicarakan tentang air hal ini dikarenakan banyak fungsi-fungsi tumbuhan yang secara langsung bergantung pada sifat-sifat air dan senyawa-senyawa yang terlarut di dalamnya. Dibandingkan dengan faktor lingkungan lainnya, air merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap laju pertumbuhan.
Dalam percobaan dimana bila tanaman segar dipanaskan pada suhu 70-80˚C selama satu atau dua hari, maka hampir seluruh air di tumbuhan tersebut menguap sementara bahan yang tertinggal disebut bahan kering. Komponen utama bahan kering adalah polisakarida dan lignin pada dinding sel, ditambah dengan komponen sitoplasma seperti protein,lipid,asam amino,asam organic, serta unsure tertentu seperti kalium berbentuk ion yang menjadi bagian tak penting dari senyawa organik pada tubuh tanaman .
Pada praktikum ini yang akan dikerjakan adalah mengukur status air pada daun ubi (Manihot esculenta). Untuk pengukuran status air pada daun ubi ini dilakukandengan tiga metode yang dimana dalam ketiga metode yang telah kelompok kami lakukan ini didapatkanlah data sebagai berikut. : berat segar pada keempat daun masing - masing adalah (2,46; 1,97; 2,27; 2,39) kemudian untuk berat kedapatkan data seperti berikut (0,68; 0,55; 0,68; 0,75) sedangkan untuk berat turgornya didapat data 2,67 dan 2,94, jadi dari data awal itu di carilah persentase berat segar,persentase berat kering dan persentase berat turgornya dan didapatkan hasih seperti berikut :
Persentase berat segarnya adalah (72,35%;72,08%;70,04%;68,66% ) kemudian persentase berat keringnya adalah (261,76%;258,18%;233,82%;218,66%) dan didapatkan pula persentase berat turgornya yaitu 72,60% dan 74,88%.
Di dalam pelaksanaan praktikum pengukuran status air pada tanaman ini digunakanla tiga buah metode atau cara yaitu : metode berdasarkan berat segar, metode berdasarkan berat kering,dan metode kandungan air relative. Dimana Pada praktikum kali ini diantara ketiga metode yang digunakan itu status air paling besar terdapat pada percobaan berat kering, hal ini dikarenakan banyaknya air yang dilepaskan daripada metode berat segar dan kandungan air relative. Air juga sangat berpengaruh pada tanaman singkong itu sendiri. keadaan air tanah sangat mempengaruhi tingkat transpirasi dan respirasi biar persediaan air dalam tanah berkurang maka transpirasi jelas akan berkurang sebagai penutupan stomata. Hal ini juga mempengaruhi banyaknya keberadaan air pada setiap tumbuhan.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam praktikum pengukuran status air pada tanaman didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada 3 cara dalam pengukuran status air pada tanaman yaitu metode berat segar,metode berat kering dan metode kandungan air relative.
2. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman karena merupakan komponen utama dalam sel-sel untuk menyusun jaringan tanaman (70% - 90%).
3. Dibandingkan dengan faktor lingkungan lainnya, air merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap laju pertumbuhan.
4. bila tanaman segar dipanaskan pada suhu 70-80˚C selama satu atau dua hari, maka hampir seluruh air di tumbuhan tersebut menguap sementara bahan yang tertinggal disebut bahan kering.
5. diantara ketiga metode yang digunakan itu status air paling besar terdapat pada percobaan berat kering, hal ini dikarenakan banyaknya air yang dilepaskan daripada metode berat segar dan kandungan air relative
B. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam praktikum ini diharapkan kedepannya alat-alat praktikum yang disediakan lebih banyak agar tidak membuang waktu untuk menunggu giliran, juga di harapkan alat-alat praktikum telah di sediakan dahulu sebelum praktikum dimulai.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Air Dalam Tumbuhan. Diakses pada dari :http://klimatologi.wordpress.com/2009/01/21/air-dalam-tumbuhan/ diakses pada tanggal 14 oktober 2012
Haryati.2003.Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman.Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Inonu,Ismed Ir. M.Si.2009.Pedoman Praktikum Fisiologi Tumbuhan.fakultas pertanian universitas Bangka Belitung.
Kimball, J.W. 1998. Biologi Edisi Kelima. Erlangga : Jakarta
Lakitan, Benyamin.2004. Dasar - Dasar Fisiologi Tumbuhan. Radja Grafindo Persada.
Lakitan, Benyamin, 2007. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Lukman, Diah . 1997.Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Miftahuddin, dkk.2010.Fisiologi Tumbuhan Dasar.Bogor; Departemen Biologi, FMIPA, IPB.
Najiyati, S., dan Danarti, 1997. Budidaya Kopi dan Pengolahan Pasca Panen. Penebar Swadaya, Jakarta
Nurdina, SP. MP. 2009. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan IAIN Mataram, Mataram
Taji A, Kumar P, Lakshmanan P. 2002. In Vitro Plant Breeding. New York: The Haworth Press.
Taiz, L. and Zeiger, E. 2002. Plant Physiology, Third Edition. Sinauer Associates, Sunderland, MA. 690 pps. (2002).
Tjitrosoepomo, G. (2003). Morfologi Tumbuhan. 266 Hal. Edisi ke-14. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Tjondronegoro, P.D., S.Harran dan Hamim.1999.Fisiologi Tumbuhan Dasar.Jilid 1,2,dan 3. Jurusan Biologi-FMIPA.Institut Pertanian Bogor: Bogor.
tikum Fisiologi Tumbuhan-Pengukuran Status Air Pada Tumbuhan
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan
PENGUKURAN STATUS AIR PADA TUMBUHAN
Oleh :Kelompok 1 Azhari : 1105101050067 Haritsa Adli Putri : 1105101050018 Zulfajri : 1105101050043
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHANFAKULATS PERTANIANUNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM, BANDA ACEH2012
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang PercobaanSuatu zat pengatur tumbuh untuk mengontrol absisi suatu tanaman tertentu. Dari seluruh
senyawa yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman , air merupakan senyawa yang dibutuhkan dalam jumlah yang paling besar. Air terdapat pada seluruh bagian tumbuhan mulai dari air tanah sisekitar akar sampai batas permukaan air-uap air di dalam daun. Lebih dari 80 % basah sel% atau lebih.
Peranan air dalam kehidupan tanaman adalah sebagai senyawa utama pembentuk protoplasma , pelarut dan media pengangkut unsur dara dari tanah kedalam tanaman, medium bagi reaksi metabolisme, bahan baku fotosintesa, sebagai turgiditas dari sel dan jaringan tumbuhan serta berperan dalam fase pemanjangan dari sel tumbuhan.
B. Tujuan Percobaan Menentukan persentase air yang terdapat dalam jaringan tanaman.
C. Manfaat Percobaan Untuk mengetahui kadar air pada tanaman sebelum dan sesudah mengalami perubahan
jumlah air yang dikandungnya.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Fisiologi tumbuhan dapat dikatakan sebagai ilmu yang banyak membicarakan tentang air karena banyak fungsi-fungsi tumbuhan yang secara langsung bergantung pada sifat-sifat air dan senyawa-senyawa yang terlarut di dalamnya. Dibandingkan dengan faktor lingkungan lainnya, air merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap laju pertumbuhan (Tjondronegoro, dkk, 1999).
.Kebanyakan sel yang terlibat dalam hubungan air-stomata adalah sel masak,dengan
sebagian besar air dalam sel yang dikandung dalam vakuola pusat.Lapisan tipis sitoplasma,bersama-sama dengan gabungan plasma lemma dan tonoplas dapat dilihat sebagai suatu membrane semipermeable yang kompleks yang memisahkan isi medium vakuola dari medium eksternal. (Suseno, H. 1974.)
Bila tumbuhan atau bagian tumbuhan yang baru saja dipanen, dipanaskan pada suhu 70-80 oC selam 1 atau 2 hari, maka hampir seluruh airnya menguap; bahan yang tertinggal disebut bahan kering. Komponen utama bahan kering adalah polisakarida dan lignin pada dinding sel, ditambah komponen sitoplasma seperti protein, lipid, asam amino, asam organik, serta unsur tertentu seperti kalium berbentuk ion, yang menjadi bagian tak penting dari senyawa organik (Salisbury dan Ross, 1991).
BAB IIIBAHAN DAN METODE PERCOBAAN
A. Tempat dan Waktu PercobaanTempat Percobaan : di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Gedung Type B,
Lantai IIWaktu Percobaan : Kamis, 29 Maret 2012, pukul : 10.00 WIB
B. Bahan dan Alat Percobaan Bahan Tanaman : Daun singkong 3 tangkai Alat – alat : aquades, oven, gelas piala, timbangan dan lain-lain.
C. Metode KerjaAdapun cara kerjanya adalah :1. Metode berdasarkan berat segarSatu helai daun singkong ditimbang kemudian dimasukkan kedalam kantong kertas,
selanjutnya dipanaskan dalam oven pada suhu 700 C selama 48 jam, kemudian ditimbang lagi. Rumus :
Persentase kandungan air : BS – BK x 100 % BS
2. Metode Berdasarkan Berat KeringSeperti cara kerja metode 1.Rumus :Persentase kandungan air = BS – BK x 100 % BK
3. Metode Kandungan Air RelatifMetode ini berdasarkan turgor penuh, yaitu dengan merendam daun singkong kedalam
aquades sampai didapat berat yang konstan dengan suhu ruangan tetap,lap kelebihan air yang menempel pada daun dengan kertas tissue kemudian ditimbang, lalu daun tersebut dikeringkan dalam oven pada suhu 70 0 C selama 48 jam kemudian ditimbang kembali (berat kering). Rumus :
Persentase kandungan air relatif = BS – BK x 100 % BT- BK
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil PercobaanDari percobaan yang kami lakukan terhadap pengukuran status air pada tanaman singkong
(Manihot utilissima) didapatkan hasil sebagai berikut :Tabel pengukuran status air pada tanaman singkong (Manihot utilissima)
No
Metode Berat Segar
Metode Berat Kering
Metode Kandungan Air Relatif
BS
BK BS BK BS
BT
BK
1 2,40
0,62 3.52
0,88 2.49
3.60
0,63
B. Pembahasan1. Metode Berat Segar
Rumus Persentase Kandungan Air =
= = 74,16 %2. Metode Berat Kering
Rumus Persentase Kandungan Air =
= = 300 %
3. Metode Kandungan Air Relatif
Rumus Persentase Kandungan Air =
=
= = 62,63 %
Bahwa diantara ketiga metode yang digunakan status air paling besar terdapat pada percobaan berat kering.karena banyaknya air yang dilepaskan daripada pada metode 1 dan 3.
Air sangat berpengaruh pada tanaman singkong sendiri.dan karena adanya pelepadan air yang terlalu besar menyebabkan tanaman singkong kering dan mati.
KESIMPULAN
1. Air terdapat di seluruh bagian tubuh tanaman, yaitu mulai dari air tanah di sekitar akar sampai ke batas permukaan air – uap air di dalam daun.
2. Permukaan penguapan sel mesofil daun merupakan batas diskontinuitas antara air dalam tubuh tumbuhan dengan uap air di dalam atmosfir.
3. Kandungan unsur hara dalam tumbuhan dihitung berdasarkan total beratnya per satuan berat bahan kering tumbuhan, disajikan dengan satuan ppm atau persen
.
Saran
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal seperti yang diharapkan, selain ketekunan, kerajinan, dan ketelitian dari praktikan, juga diperlukan alat-alat praktikum yang lengkap di laboratorium agar hasil penelitian dan pengamatannya sesuai seperti yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKASalisbury, F.B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi tumbuhan (terjemahan Lukman, D. R.
dan Sumaryono). Jilid 1,2 dan 3. ITB: Bandung.Suseno, H. 1974. Fisiologi Tumbuhan : Metabolisme Dasar. Departemen Botani,
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor: Bogor.Tjondronegoro, P.D., S. Harran dan Hamim. 1999. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Jilid 1,2
dan 3. Jurusan Biologi-FMIPA. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
LAPORAN TETAPPRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHANPENGUKURAN STATUS AIR PADA TUMBUHAN
SARAH DWI YUSTIANI05111007112KELAS : C
AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SRIWIJAYAINDRALAYA2012BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan air dalam kehidupan tanaman adalah sebagai senyawa utama pembentuk protoplasma, pelarut dan media pengangkut unsur hara dari dalam tanah ke dalam tanaman, medium bagi reaksi metabolisme, bahan baku fotosintesa, sebagai turgiditas dari sel dan jaringan tumbuhan serta berperan dalam fase pemanjangan dan perkembangan dari sel tumbuhan.
Air merupakan 85 – 95 % berat tumbuhan herba yang hidup di air. Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk mengangkutnya; selain itu air diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk berbagai reaksi biokimia misalnya
proses fotosintesis; dan air dapat menyebabkan terbentuknya enzim dalam tiga dimensi sehingga dapat digunakan untuk aktivitas katalisnya.
Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan kematian. Terdapat lima mekanisme utama yang menggerakkan air dari suatu tempat ke tempat lain, yaitu melalui proses: difusi, osmosis, tekanan kapiler, tekanan hidrostatik, dan gravitasi.
Status air dan tumbuhan pada kecepatan relatif penyerapan air oleh akar dan kehilangan air oleh transpirasi menyerupai air yang tidak cukup oleh akarmenimbulkan devisit air dalam tumbuhan, termasuk sel-sel daun, suatu devisit yang mengakibatkan penurun evaporasi air dari daun sehingga transpirasi menjadi rendah. Selain itu, transpirasi yang berlebihan juga dapat menimbulkan defisit air. Sistem transportasi bekerja sebagai suatu unit yang cenderung menjaga agar sel tumbuha selalu dalam keadaan turgit atau segar. Beberapa percobaan telah membuktikan bahwa keadaan air tanamatergantung atas kecepatan absorbsi air oleh akar dan kehilangan air oleh tranpirasi.
Transpirasi sebenarnya tidak lain dari kehilangan air yang disebabkan menguapnya air dari sel-sel tumbuhan dan keluar melalui mulut daun dalam bentuk uap air. Transpirasi yang terjadi secara besar-besaran mengakibatkan kekurangan air bagi tanaman. Transportasi air dalam batang tanamn adalah melalui jaringan-jaringan dalam tubuh tanaman. Dan bagai mana pergerakan air kedaun. Kekurangan air menurunkan perkembanganvegetatif dan hasil panen dengan cara mengurangi pengembangan daun dan menurunkan proses fotosintetis.
Penurunan air selama inisiasi pembangunan, penyerbukan aitauperkembangan biji mungkin sangat menurunkan jumlah atau hasil dari produksitanaman itu sendiri. Jumlah evapotranspirasi dari suatu tajuk tanaman budidayamerupakan fungsi landaian potensial air dari dalam tanah sampai keudara bebas dan tahanan terhadap aliran melalui tanaman atau dari permukaan tanah.
Dari seluruh senyawa yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tumbuhan adalah air. air terdapat diseluruh bagian tumbuhan, mulai dari air tanah disekitar akar sampai ke atas permukaan air sampai uap air dalam daun. Lebih dari 80 % berat basah sel dari jaringan tumbuhan terdiri dari air dan kadar air sel meristematik dapat meningkat sampai 90% atau lebih.
Transportasi air dalam batang tanamn adalah melalui jaringan-jaringan dalam tubuh tanaman. Dan bagai mana pergerakan air kedaun. Kekurangan air menurunkan perkembanganvegetatif dan hasil panen dengan cara mengurangi pengembangan daun dan menurunkan proses fotosintetis. Penurunan air selama inisiasi pembangunan, penyerbukan aitau perkembangan biji mungkin sangat menurunkan jumlah atau hasil dari produksi tanaman itu sendiri.
B.Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan air dalam suatu jaringan dengan metode berat segar, berat kering, dan kandungan air relatif.
BAB IITIJAUAN PUSTAKA
Fisiologi tumbuhan dapat dikatakan sebagai ilmu yang banyak membicarakan tentang air karena banyak fungsi-fungsi tumbuhan yang secara langsung bergantung pada sifat-sifat air dan senyawa-senyawa yang terlarut di dalamnya. Dibandingkan dengan faktor lingkungan lainnya, air merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap laju pertumbuhan (Tjondronegoro, dkk, 1999).
Fungsi air sebagai larutan ini penting sekali artinya bagi kehidupantumbuhan. Struktur molekul protein dan asam nukleat sangat ditentukan denganadanya molekul air disekitarnya. Aktivitas senyawa lain didalam protoplasma jugasangat ditentukan kandungan air (Kimball, 1998).
Untuk menyatakan status air atau perimbangan air dalam tubuh tumbuhandapat dilakukan dengan dua cara yang umum digunakan, yaitu satu diantaranyaberdasarkan atas energi air di dalamnya jaringan tumbuhan yang lazim disebutpotensial air, dan ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan status air dari jaringan tanaman dengan memakai istilah potensial air. Suatu jaringan akan mengalami defisit air jika potensial air tersebut kurang atau lebih dari 0 (nol) bar. Cara yang kedua adalah dengan mengukur kuantitas air dari suatu jaringan kandungan air nya dan menyatakan dengan kondisi standart tertentu (Ismail, 2011 ).
Dinding sel dan membran sel tumbuhan merupakan ciri khas yang membedakan sel tumbuhan dengan sel hewan. Membran sel dapat dilalui zat-zat terlarut dengan mudah, sedangkan dinding sel yang bahan penyusunnya bersifat kaku mengakibatkan terjadinya tekanan pada sel (Muhammadiah, 2010).
Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan. Semkain rendah potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah. Sebaliknya, semakin tinggi potensial air, semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang mempunyai kandungan air lebih rendah (Basahona, 2011).
Pada umumnya nilai potensial air dalam tumbuhan mempunyai nilai yang lebih kecil dari 0 bar, sehingga mempunyai nilai yang negative. Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam sel tumbuhan ada tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan potensial air dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks, potensial osmotik dan potensial tekanan (Basahona, 2011).
Potensial kimia air atau biasanya dinyatakan sebagai potensial air, PA (ψ, psi) penting untuk diketahui agar dapat dimengerti pergerakan air di dalam sistem tumbuhan, tanah dan udara. Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar, atm, seperti satuan tekanan. Air akan bergerak dari PA tinggi ke PA yang lebih rendah. Jadi difusi termasuk osmosis, terjadi sebagai akibat adanya gradient dalam energi bebas dari partikel-partikel yang berdifusi (Ismail, 2011).
Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air, suatu ukuran datat yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem, seperti jaringan tumbuhan, tanah atau atmosfir, atau dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu sistem. Potensial air mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk diukur dalam hubungannya dengan sistem tanah, tanaman dan atmosfir (Ismail, 2011).
Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit Osmosis sangat di tentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukandifusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas dari pada volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Ismail, 2006).
Untuk menyatakan status air atau perimbangan air dalam tubuh tumbuhan dapat dilakukan dengan dua cara yang umum digunakan, yaitu satu diantaranya berdasarkan atas energi air di dalamnya jaringan tumbuhan yang lazim disebutpotensial air, dan ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan status air dari jaringan tanaman dengan memakai istilah potensial air. Suatu jaringan akan mengalami defisit air jika potensial air tersebut kurang atau lebih dari 0 (nol) bar. Cara yang kedua adalah dengan mengukur kuantitas air dari suatu jaringan kandungan airnya dan menyatakan dengan kondisi standart tertentu
(ismail, 2006). Prinsip osmosis : transfer molekul solvent dari lokasi hypotonic ( potensi rendah )
solution menuju hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita beri tekanan tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah ( reversed osmosis).
Besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis disebut sebagai osmotic press. Jika di jelaskan sebagai konsep termodinamika, osmosis dapat dianalogikan sebagai proses perubahan entropi. Komponen solvet murni memiliki entropi rendah, sedangkan komponen berkandung solut tinggi juga. Mengiikuti huukum termo II : setiap perubahan yang terjadi selalu menuu kondisi entropi maksimum, makaa solvent akan mengalir menuu tempat yang mengandung solut lebh / banyak, sehingga total entropi akhir yang diperoleh akan maksimum. Solvent akan kehilangan entropi, dan solut akan menyerap entropi(Wibosono, 2009).
Jika pada suatu tumbuhan terjadi peristiwa kekurangan air karena ketersediaan air dalam media tanam kurang hal ini akan menyebabkan kecepatan absorbsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi tanaman, sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada tanaman tersebut. (Haryati, 2003).
Banyak aktifitas tumbuhan ditentukan oleh sifat air dan bahan yang larut dalam air. Maka dari itu nilai yang diperkirakan orang tentang kekentalan air atau tahanan untuk mengalir, menjadi jauh lebih besar dari sebenarnya (Lakitan, 2004).
Potensial matriks bernilai cukup kecil, sehingga seringkali diabaikan. Namun, potensial matrik sangatlah penting ketika membahas mengenai hubungannya dengan air tanah. (Miftahuddin dkk, 2010).
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan TempatPraktikum pengukuran status air pada tanaman ini dilaksanakan di laboratorium fisiologi
tumbuhan jurusan budidaya pertanian , fakultas pertanian universitas sriwijaya. Praktikum dilaksanakan pada hari senin tanggal 10 oktober 2012 pada pukul 10:00 WIB sampai dengan selesai.
B. Alat dan BahanAdapun alat yang digunakan dalam praktikum pengukuran status air pada tanaman ini
adalah : 1) Oven dan 2) Timbangan Analitik. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 4 Helai daun singkong (Manihot esculenta).
C. Cara Kerja
1. Metode berdasarkan berat segarTimbang 1 helai daun singkong (Manihot esculenta) dan panaskan oven pada suhu 70˚C
selama 48 jam, lalu timbang lagi.% Kandungan Air = BS – BK x 100% BS
2. Metode berdasarkan berat keringTimbang 1 helai daun singkong (Manihot esculenta) dan panaskan oven pada suhu 70˚C
selama 48 jam, lalu timbang lagi.% Kandungan Air = BS – BK x 100% BK
3. Metode kandungan air relativeTimbang 1 helai daun singkong (Manihot esculenta) dan panaskan oven pada suhu 70˚C
selama 48 jam, lalu timbang lagi.% Kandungan Air = BS – BK x 100% BT – BK
BS : Berat SegarBK: Berat KeringBT : Berat Turgor
IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil1. Tabel Hasil Pengamatan
METODE
KE-
BERAT KERING
BERAT SEGAR
BERAT TURGOR
Kandungan air %
I 0,21 gr
0,87 gr - 0,758 %
II 0,22 gr
0,85 gr - 2,863 %
III 0,18 gr
0,59 gr 0,81 gr 0,65 %
B. PembahasanAir merupakan senyawa yang dibentuk dalam jumlah yang besar, baik untuk tumbuhan,
manusia, maupun hewan. Bagi tumbuhan, air sangat dibutuhkam untuk perkembangan dari tumbuhan ataupun tanaman tersebut. Pada praktikum pengukuran status air pada tanaman mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui kandungan air dalam suatu jaringan dengan metode berat segar, berat kering dan kandungan air relative.
Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan, diman air menyusun 60-90 % dari berat daun. Jumlah air yang dikandung tiap tanaman berbeda-beda, hal ini bergantung pada habitat dan jenis spesies tumbuhan tersebut. Air mampu melarutkan lebih banyak bahan dari zat cair lainnya. Hal ini sebagian disebabkan karena air memiliki tetapan dielektrik yang termasuk tinggi yaitu suatu ukuran kemampuan untuk menetralkan tarik-menarik antara muatan listrik.
Semua proses fisiologi di dalam jaringan tanaman tidak akan terjadi tanpa adanya air yang berperan penting dalam proses tersebut. Selama pertumbuhan tanaman air memiliki peranan penting di antaranya berperan sebagai pelarut bahan-bahan organik, bahan utama proses fotosintesis dan lain-lain. Jika tanaman mengalami stress air, maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut tidak akan berjalan normal.
Air masuk ke dalam sel tanaman melalui proses difusi, yang mana proses difusi ini terjadi karena perbedaan konsentrasi, yaitu konsentrasi di ruang yang dalam sel lebih rendah di bandingkan konsentrasi di luar sel. Sel tumbuhan dapat mengalami kehilangan air yang besar jika potensial air di luar sel lebih rendah dibandingkan dengan potensial air di dalam sel, sehingga akan mengakibatkan volume isi sel akan menurun dan tidak akan mampu mengisi seluruh telah dibentuk oleh sel tersebut.
Proses fisiologis tanaman adalah dimana didalam tubuh tanaman itu organ tanaman satu persatu akan terbentuk. Dalam fisiologi tumbuhan kita banyak membicarakan tentang air hal ini dikarenakan banyak fungsi-fungsi tumbuhan yang secara langsung bergantung pada sifat-sifat air dan senyawa-senyawa yang terlarut di dalamnya. Dibandingkan dengan faktor lingkungan lainnya, air merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap laju pertumbuhan.
Dalam percobaan dimana bila tanaman segar dipanaskan pada suhu 70-80˚C selama satu atau dua hari, maka hampir seluruh air di tumbuhan tersebut menguap sementara bahan yang tertinggal disebut bahan kering. Komponen utama bahan kering adalah polisakarida dan lignin pada dinding sel, ditambah dengan komponen sitoplasma seperti protein,lipid,asam amino,asam organic, serta unsure tertentu seperti kalium berbentuk ion yang menjadi bagian tak penting dari senyawa organik pada tubuh tanaman .
Pada praktikum ini yang akan dikerjakan adalah mengukur status air pada daun ubi (Manihot esculenta). Untuk pengukuran status air pada daun ubi ini dilakukandengan tiga metode yang dimana dalam ketiga metode yang telah kelompok kami lakukan ini didapatkanlah data sebagai berikut. : berat segar pada ketiga daun masing - masing adalah (0,87; 0,85; 0,59) kemudian untuk berat kering yang didapatkan (0,21; 0,22; 0,18) sedangkan untuk berat turgornya didapat data 0,81. Jadi hasilkandungan air nya adalah ( 0,758 % ; 2,863 % ; 0,65 % ).
Di dalam pelaksanaan praktikum pengukuran status air pada tanaman ini digunakanla tiga buah metode atau cara yaitu : metode berdasarkan berat segar, metode berdasarkan berat kering,dan metode kandungan air relative. Dimana Pada praktikum kali ini diantara ketiga metode yang digunakan itu status air paling besar terdapat pada percobaan berat kering, hal ini dikarenakan banyaknya air yang dilepaskan daripada metode berat segar dan kandungan air relative. Air juga sangat berpengaruh pada tanaman singkong itu sendiri.
Keadaan air tanah sangat mempengaruhi tingkat transpirasi dan respirasi biar persediaan air dalam tanah berkurang maka transpirasi jelas akan berkurang sebagai penutupan stomata. Hal ini juga mempengaruhi banyaknya keberadaan air pada setiap tumbuhan.
Dari ketiga metode tersebut yang digunakan yang paling besar terdapat kandungan air nya adalah metode berat kering. Ini disebabkan karena banyaknya air yang melepaskan air.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam praktikum pengukuran status air pada tanaman didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada 3 cara dalam pengukuran status air pada tanaman yaitu metode berat segar,metode berat kering dan metode kandungan air relative.
2. Dibandingkan dengan faktor lingkungan lainnya, air merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap laju pertumbuhan.
3. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman karena merupakan komponen utama dalam sel-sel untuk menyusun jaringan tanaman (70% - 90%).
4. diantara ketiga metode yang digunakan itu status air paling besar terdapat pada percobaan berat kering, hal ini dikarenakan banyaknya air yang dilepaskan daripada metode berat segar dan kandungan air relative
5. tanaman segar dipanaskan pada suhu 70-80˚C selama satu atau dua hari, maka hampir seluruh air di tumbuhan tersebut menguap sementara bahan yang tertinggal disebut bahan kering.
B. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam praktikum ini diharapkan kedepannya alat-alat praktikum yang disediakan lebih banyak agar tidak membuang waktu untuk menunggu giliran, juga di harapkan alat-alat praktikum telah di sediakan dahulu sebelum praktikum dimulai.
DAFTAR PUSTAKA
Basahona, Sumanto. 2011. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Pengukuran Potensial air jaringan tumbuh http://basahona.blogspot.com/2010/12/laporanpraktikum-fisiologi-tumbuhan.html.
Haryati.2003.Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman.Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Ismail dan Abd Muis. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi Universitas Negeri Makassar, Makassar.
Ismail. 2006. Fisiologi Tanaman. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNMMakassar.
Kimball, J.W. 1998. Biologi Edisi Kelima. Erlangga : Jakarta.
Lakitan, Benyamin.2004. Dasar - Dasar Fisiologi Tumbuhan. Radja Grafindo Persada.
Miftahuddin, dkk.2010.Fisiologi Tumbuhan Dasar.Bogor; Departemen Biologi, FMIPA, IPB.
Muhammadiah, Asia dan Hilda Karim. 2010. Anatomi Tumbuhan. Jurusan Biologi Universitas Negeri Makassar, Makassar.
Tjondronegoro, P.D., S.Harran dan Hamim.1999.Fisiologi Tumbuhan Dasar.Jilid 1,2,dan 3. Jurusan Biologi-FMIPA.Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Wibosono.2009.Osmosis. http://wibosono1981.blogspot.com/osmosis.html.Diaks Pada Tanggal 27 Maret 2009.
Hawkes, 1992. Fisiologi Lingkungan Tumbuhan. Gadjah mada University press.
Yogykarta.
Salisbury, F.b dan Ross, C.W.1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1 Edisi Iv Alih Bahasa
Luqman, Rr dan Sumaryono. Penerbit ITB: Bandung.
Frank B.S & Cleon W Ross. 1995. “Fisiologi Tumbuhan”, Jilid 1. Bandung: ITB
Hidayat, Syarif A. 2009. Laporan Pengukuran Potensial air Jariangan Tumbuhan.
Universitas Negeri Makasar : Makasar