11

Frak Tur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Frak Tur
Page 2: Frak Tur

TRAUMA MAKSILOFACIAL

• Trauma maksilofasial merupakan cedera pada wajah atau rahang yang disebabkan oleh tekanan fisik, adanya benda asing, gigitan binatang ataupun manusia. Luka bakar yang terjadi pada wajah juga dikategorikan termasuk dalam trauma maksilofasial, yang dapat disebabkan oleh karena benda panas, gesekan, elektrik, radiasi, atau zat kimia (Mitchell, 2006)

Page 3: Frak Tur

• Cedera maksilofasial diklasifikasikan menjadi tiga klasifikasi (Yokoyoma dkk, 2006), yaitu:

• Fraktur kerangka wajah (meliputi fraktur mandibula, fraktur maksila, fraktur tulang alveolar, fraktur zygomatik,dan fraktur tulang – tulang wajah lainnya)

• Cedera jaringan gigi.

• Cedera jaringan lunak

Page 4: Frak Tur
Page 5: Frak Tur

Fraktur mandibula dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi anatomi, yaitu kondilar, ramus, angle, body, simphisis, alveolar, dan daerah prossessus koronoid (gambar 5). Selain itu fraktur mandibula juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe frakturnya, yaitu fraktur greenstick, simpel, kominuted, dan kompon (gambar 6).

A. Greenstick, B. Simple, C. Komminuted, D. Kompon (Hupp dkk, 2008)

Page 6: Frak Tur

Pemeriksaan Radiografi

Pemeriksaan radiograf mandibula secara umum memerlukan dua atau lebih gambaran radiograf dari empat gambaran radiograf berikut, yaitu

(1)panoramik,

(2)proyeksi Towne,

(3)proyeksi posteroanterior , dan

(4)proyeksi oblik lateral kiri dan kanan

(gambar 9) (Hupp dkk, 2008).

Page 7: Frak Tur

Rontgen yang paling baik untuk fraktur wajah bagian tengah adalah proyeksi Waters, proyeksi wajah lateral, proyeksi wajah posteroanterior, dan proyeksi submental verteks (Hupp dkk, 2008). Fraktur pada arkus zygomatikus ditunjukkan dengan baik oleh proyeksi submentoverteks (gambar 8).

A. Proyeksi Waters menunjukkan fraktur pada daerah dasar orbita

B. Proyeksi wajah lateral menunjukkan fraktur Le Fort III atau terjadi pemisahan kraniofasial. Garis fraktur (panah) memisahkan wajah bagian tengah dari kranium.

C. Proyeksi submental verteks menunjukkan fraktur arkus zygomatikus (panah)

Page 8: Frak Tur

Apabila terjadi fraktur multipel pada wajah yang perluasannya dan kemungkinan keterlibatan struktur penting disekitarnya masih dipertanyakan, maka bisa dilakukan CT. CT mempunyai keunggulan dalam hal tidak adanya gambaran yang tumpang tindih dan bisa mempertahankan detail jaringan lunak. Kedua sifat tersebut merupakan penunjang yang sangat penting dalam melakukan diagnosis yang akurat dari fraktur fasial. Melakukan CT pada kepala merupakan prosedur penyaringan standar untuk menentukan adanya fraktur kepala dan dapat menunjukkan adanya trauma intrakranial, misalnya hematom intra- atau extra-serebral, daerah kontusio, dan edema cerebral (Pedersen, 1996).

Page 9: Frak Tur

Gambaran tomografi menunjukkan kerusakan dasar orbita (panah). CT scan menunjukkan kerusakan dari dinding medial dan dasar orbita kanan

Page 10: Frak Tur

Dengan kemajuan tehnologi saat ini, dengan dikembangkannya CT Scan tiga dimensi akan memberikan peran yang lebih baik dalam menentukan keadaan fraktur dalam hal ada atau tidaknya displacement tulang (Tawfilis, 2006)

Page 11: Frak Tur

TERAPI

Penatalaksanaan pasien dengan trauma panfasial memerlukan diagnosa yang cermat untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam merekonstruksi wajah. Kunci keberhasilan pengelolaan pasien fraktur panfasial adalah dengan mendapatkan lapang pandang yang cukup luas, reduksi yang cermat dan fiksasi dari fraktur. Prinsip dalam merekonstruksi adalah dengan mereduksi daerah yang anatomi yang memberikan panduan rangka wajah yang maksimal yaitu pada kerangka wajah luar. Daerah-daerah yang mengalami kehilangan tulang yang luas dapat dilakukan cangkok tulang.