28
REFERAT Fraktur PEMBIMBING : DR. SUMONO HANDOYO, SPOT, FICS

Frak Tur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fraktur

Citation preview

Page 1: Frak Tur

REFERATFrakturPEMBIMBING : DR. SUMONO HANDOYO, SPOT, FICS

Page 2: Frak Tur

Definisi

Keruskan kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis atau tulang rawan sendi yang biasanya dengan melibatkan kerusakan vaskuler dan jaringan sekitarnya yang ditandai dengan nyeri, pembengkakan, dan tenderness.

Page 3: Frak Tur

ETIOLOGI

Patologis Fraktur dapat terjadi pada tekanan normal jika tulang telah lemah

karena perubahan strukturnya (seperti pada osteoporosis, osteogenesis imperfekta, atau Paget’s disease) atau melalui lesi litik (contoh: kista tulang, atau metastasis).

Traumatik Sebagian besar fraktur disebabkan oeh tenaga berlebihan yang tiba-

tiba, dapat secara langsung ataupun tidak langsung. Tekanan yang berulang

Fraktur ini terjadi pada tulang normal yang menjadi subjek tumpuan berat berulang, seperti pada atlet, penari, atau anggota militer yang menjalani program berat

Page 4: Frak Tur

Patofisiologi

Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok, memutar, dan tarikan.Trauma bisa bersifat : Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang

dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Jaringan lunak ikut mengalami kerusakan

Trauma tidak langsung apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur

Page 5: Frak Tur

Patofisiologi

Trauma yang terjadi pada tulang dapat menyebabkan seseorang mempunyai keterbatasan gerak dan ketidakseimbangan berat badan.

Fraktur yang terjadi dapat berupa fraktur tertutup ataupun fraktur terbuka.

Fraktur tertutup tidak disertai kerusakan jaringan lunak disekitarnya sedangkan fraktur terbuka biasanya disertai kerusakan jarigan lunak seperti otot, tendon, ligamen, dan pembuluh darah.

Page 6: Frak Tur

Klasifikasi Menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar,

antara lain: Fraktur Tertutup : tidak ada luka yang menghubungkan tulang fraktur

dengan permukaan kulit Fraktur Terbuka : terdapat luka yang menghubungkan tulang fraktur

dengan permukaan kulit Menurut garis frakturnya antara lain :

Patah tulang komplit : garis patah melalui seluruh penampang tulang/kedua korteks tulang

Patah tulang inkomplit : garis patah yang tidak melalui penampang tulang Berdasarkan posisi fraktur

1/3 proximal 1/3 medial 1/3 distal

Page 7: Frak Tur

Fraktur Terbuka

Klasifikasi Fraktur terbuka menurut Gustillo dan Anderson (1976).

Page 8: Frak Tur
Page 9: Frak Tur

Klasifikasi

Berdasarkan bentuk garis patahan : Fraktur Transversal Fraktur oblik Fraktur spiral Fraktur Kompresi Fraktur avulsi

Berdasarkan Jumlah garis patah Fraktur Kominutif Fraktur segmental Fraktur multiple

Page 10: Frak Tur

Klasifikasi Jenis Patah tulang. Fraktur komplet :

(a) Transversal (b) Segmental (c) Spiral

Fraktur inkomplete : (d) Buckle/torus (e,f) greenstick.

Page 11: Frak Tur

Klasifikasi Salter-Harris

Fraktur Salter-Harris adalah fraktur pada lapisan epifisis. Umum terjadi pada anak usia 10-15 tahun dan penting karena dapat mempengaruhi penutupan lempeng epifisis yang premature dan menghambat pertumbuhan serta pemendekan tungkai.

Page 12: Frak Tur

Manifestasi Klinis

Nyeri Deformitas Krepitasi Pemendekan Tulang Pembengkakan Functiolaesa pada lokasi patah maupun distal dari lokasi patah False Movement Memar Spasme otot untuk mempertahankan patahan

Page 13: Frak Tur

DIAGNOSIS

Anamnesis Riwayat trauma

Trauma dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, atau jatuh di kamar mandi pada orang tua,

penganiayaan, tertimpa benda berat, kecelakaan pada pekerja oleh karena mesin atau trauma olah raga.

Nyeri Pembengkakan Gangguan fungsi anggota gerak atau kelainan gerak Deformitas atau kelainan bentuk

Page 14: Frak Tur

Pemeriksaan fisikLook• Bandingkan dengan bagian yang sehat• Perhatikan posisi anggota gerak secara keseluruhan• Ekspresi wajah karena nyeri• Adanya tanda-tanda anemia karena perdarahan• Perlukaan • Ekstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam

sampai beberapa hari• Perhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi

dan kependekan• Keadaan vaskularisasi

Page 15: Frak Tur

Pemeriksaan FisikFeel• Temperatur setempat yang meningkat• Nyeri tekan• Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal

trauma• Pengukuran tungkai untuk mengetahui

adanya perbedaan panjang tungkai• Awasi tanda-tanda Compartement

sindrome

Page 16: Frak Tur

Pemeriksaan FisikMove• Periksa pergerakan dengan mengajak

penderita untuk menggerakkan secara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma.

• Pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar

Page 17: Frak Tur

Pemeriksaan FisikPemeriksaan Trauma (Kepala, thorax, abdomen, pelvis)• Pada pasien dengan multiple trauma,

pemeriksaan awal dilakukan menurut protokol ATLS

• Pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar• menilai airway, breathing dan circulation. • Saat pasien stabil, maka dilakukan secondary

survey.

Page 18: Frak Tur

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : darah rutin, faktor pembekuan darah, golongan darah, cross-test, dan urinalisa.

Radiologi

Page 19: Frak Tur

Pemeriksaan penunjang

Hal yang harus dibaca pada rontgen Bayangan jaringan lunak. Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi

periosteum atau biomekanik atau juga rotasi. Trobukulasi ada tidaknya rare fraction. Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.

Page 20: Frak Tur

Pemeriksaan Radiologis

Dua posisi proyeksi: dilakukan sekurang-kurangnya yaitu pada antero-posterior dan lateral

Dua sendi pada anggota gerak dan tungkai harus difoto, di atas dan di bawah sendi yang mengalami fraktur

Dua anggota gerak. Pada anak-anak sebaiknya dilakukan foto pada ke dua anggota gerak terutama pada fraktur epifisis

Dua trauma, pada trauma yang hebat sering menyebabkan fraktur pada dua daerah tulang. Misalnya pada fraktur kalkaneus atau femur, maka perlu dilakukan foto pada panggul dan tulang belakang

Page 21: Frak Tur

Pemeriksaan laboratorium

Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.

Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.

Enzim otot seperti Kreatinin Kinase, Laktat Dehidrogenase (LDH-5), Aspartat Amino Transferase (AST), Aldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang.

Page 22: Frak Tur

Penatalaksanaan

Recognition Prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur

dengan anamnesis, pemeriksaan klinik, dan radiologis. Reduction

Upaya untuk memanipulasi fragmen tulang sehingga kembali seperti semula secara optimum.

Retention/Imobilisasi Upaya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang sehingga

kembali seperti semula. Rehabilitasi

Menghindari atropi dan kontraktur dengan fisioterapi.

Page 23: Frak Tur

Reduction

Reduksi Tertutup Pada kebanyakan kasus, reduksi tertutup dilakukan dengan

mengembalikan fragmen tulang keposisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan) dengan manipulasi dan traksi manual.

Reduksi Terbuka Pada fraktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. Dengan

pendekatan bedah, fragmen tulang direduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat paku, atau

batangan logam digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisnya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi.

Terdiri atas ORIF (Open Reduced Internal Fixation) dan OREF (Open Reduced External Fixation)

Page 24: Frak Tur

ReductionORIF (Open Reduced Internal Fixation)

OREF (Open Reduced External Fixation)

Page 25: Frak Tur

Retention/Imobilisasi

Mempertahankan posisi selama masa penyembuhan patah tulang

Fiksasi luar : Bidai, Gips

Fiksasi dalam : Implant (Splinting, adaptasi atau netralisasi, Stabilisasi dengan atau tanpa kompresi, Tension Band)

Page 26: Frak Tur

Rehabilitation

Page 27: Frak Tur

Komplikasi

Akut Sindrom emboli lemak Sindrom Kompartemen Avaskuler nekrosis Shock Infeksi Trauma arteri

Kronis Delayed union Non Union (6-9 bulan) Mal Union

Page 28: Frak Tur

TERIMAKASIH