Upload
bukik
View
275
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kami yakin "Mendidik melalui Cerita" sama pentingnya dengan pendidikan formalMendidik melalui Cerita dapat membangun kepercayan diri, integritas, inisiatif, empati, kerja sama, kreativitas, keuletan dan keceriaan pada seorang anakMendidik melalui CeritaMembangun Imajinasi AnakMembangun Karakter BangsaSebarkan FREE EBOOK ini demi Indonesia
Citation preview
indonesia bercerita: sebuah free ebook dari rudi cahyono
dipersembahkan untuk
Hatihati dengan pencerita
Mereka memanipulasi ide menjadi fakta
Fakta rekayasa akan menguasai dunia
Indonesia Bercerita
Page 3
Daftar MENU
#IndonesiaBercerita Menyambut
Mengapa Bercerita?
Tentang Cerita
Aktor PenceritaMetode dan Media Bercerita
Ayo Bercerita
Indonesia Bercerita
Page 4
etiap jaman, tentu punya budayanya sendiri tentang bercerita. Ada yang
terbiasa sebelum tidur memperdengarkan cerita kepada anak, ada yang memfasilitasi dengan media tape, kaset, atau media digital yang diputarkan untuk anak, serta ada juga yang menggunakan media modern dewasa ini, yaitu cerita yang disampaikan melalui video atau televisi. Bahkan mungkin ada yang sama sekali tidak terbiasa bercerita atau tidak mengenal cerita.
Selain bicara tentang cara atau media bercerita, isi cerita juga terus mengalami pergeseran, mulai dari cerita tradisional sampai pada cerita modern yang dihiasi dengan isi tentang teknologi, kendaraan super canggih dan mahluk aneh yang diberi nama robot.
Budaya bercerita ini akan selalu hidup. Hanya saja, tidak setiap jaman memanfaatkan
kehidupan cerita atau menghidupi cerita. Karena itu, jaman ini kadang disebut sebagai matinya cerita.
Jika Anda tahu betapa dahsyatnya cerita buat Anda dan terutama anak-anak Anda, jika Anda paham apa sesungguhnya cerita, dan jika saja Anda mengerti bagaimana bercerita serta Anda mulai bisa mencoba menikmati berbagi cerita, maka Anda akan setuju dengan langkah yang dilakukan oleh #IndonesiaBercerita. Seperti kami, Anda mungkin akan mulai merancang komunitas pencerita atau bergabung dengan gerakan kami. Yang jelas Anda akan menjadi bagian pengubah dunia.
Jika Anda yakin bahwa anak-anak dan generasi muda adalah pengemban kreasi dan inovasi bagi Bangsa dan Negara Indonesia, maka Anda akan mengambil bagian untuk bercerita.
#IndonesiaBercerita Menyambut
“Aku akan memberi kalian makan siang besar hari ini”
“Kamu jangan bohong!”
“Tidak. Jika aku berbohong, kalian tinggal memakanku kan?! Tentu tidak repot buat kalian”
“Benar juga”
“Tapi aku perlu tahu berapa banyak jumlah kalian. Aku harus memastikan apakah makanan ini cukup buat kalian semua. Untuk itu, kalian harus berbaris mulai dari tepi sini sampai
ke seberang sana, agar aku mudah menghitung kalian”
Kancil pun dengan mudah melenggang menyeberang sungai yang besar itu. Ia berpura-pura
menghitung deretan buaya itu mulai dari tepi sungai sampai ke seberang. Selamatlah ia dari kejaran
harimau.
Masih ingat cerita ini? Itu
adalah potongan cerita Si
Kancil ketika dikejar oleh
harimau dan terdesak di
sebuah sungai besar yang
penuh dengan buaya.
S
Indonesia Bercerita
Page 5
Pada suatu hari, penulis,
yaitu @rudicahyo
mendapatkan sms
tentang ide untuk
membuat cerita buat
anak-anak dalam bentuk
podcast atau mp3. @rudicahyo langsung
menjawab, “Ayo...!”, meskipun belum tahu
apa dan bagaimana konsep yang ditawarkan
oleh mas @bukik, yang mengirim sms
tersebut. Pasca pesan singkat itu, lama
sudah gaungnya belum lagi terdengar.
Beberapa hari berselang, kembali pesan
seperti sms serupa muncul, dikirimkan
kepada penulis. Kali ini melalui media jejaring
sosial twitter dengan langsung memberikan
hashtag di direct message
#IndonesiaBercerita. Kembali jawaban
pendek dilesatkan, “Ok!”, sampai-sampai
mas @bukik berkomentar protes, pesan yang
sebegitu panjang cuma dijawab dengan satu
kata pendek. Dalam hati saya hanya
tersenyum. Ralat, tepatnya tertawa ngakak.
Tindak bersambut. Sebuah undangan hadir
dilayangkan oleh mas @bukik lewat twitter
untuk berkumpul di sebuah cafe toko buku di
Surabaya. Bertemulah beberapa orang yang
kemudian menjadi bagian dari sejarah
berdirinya #IndonesiaBercerita. Mereka
adalah @bukik @rudicahyo @zulsdesign
@imammtq @maya_myworld @Piano_MeTa
@Soepolenk. Merekalah yang mendirikan
tonggak fondasi #IndonesiaBercerita. Namun
demikian, selain orang-orang yang
berkumpul di Surabaya tersebut, beberapa
penggagas juga ada yang bergerombol di
Jakarta, diantaranya @inggita @olinefs
@dyah_indrapati @_pepeng @paboha.
Diskusi virtual dan pertemuan dengan mas
@_pepeng sudah dimulai sebelumnya untuk
meyakinkan persiapan meledaknya
#IndonesiaBercerita.
Di cafe tempat bertemunya beberapa hati itu,
kami membicarakan tentang visi bersama
akan masa depan anak-anak bangsa. Diskusi
tentang perkembangan anak dan perbedaan
antar generasi. Dari anak-anak bergeser ke
orang tua yang berperan untuk pendidikan
dan tumbuhkembang anak. Keduanya
dibenturkan dengan kondisi jaman yang
kemudian diikat pada fokus kebutuhan. Mulai
disepakatilah hal-hal kecil yang kami yakini
punya kekuatan besar di kemudian hari. Kami
menentukan misi, menetapkan sasaran
utama, membicarakan tentang metode dan
media, serta tentang komitmen kerja. Semua
pernak-pernik ini diwadahi dalam komunitas
yang bernama #IndonesiaBercerita.
Sasaran utama dari #IndonesiaBercerita
adalah para orang tua dan guru. Membangun
kesadaran bersama akan pentingnya cerita
dan mulai mendidik anak dengan media
Apa itu#IndonesiaBercerita?
Indonesia Bercerita
Page 6
cerita. Harapannya juga ada keterlibatan dari anak untuk berimajinasi,
bercerita dan membuat ceritanya sendiri. Metodenya adalah dengan
cerita partisipatif yang akan disebarkan sebagaimana virus flu burung
menginfeksi Indonesia. Dua teman kami, @my_mayaworld
@pianometa, yang sebelumnya aktif dalam kegiatan story telling
akan menjadi salah satu hulu ledak dari menyebarnya virus cerita.
Penulis juga seorang pengasuh di sebuah PAUD, #AnakCeria, yang
terdapat banyak amunisi untuk melegakan jalan berkembangnya
budaya cerita.
Itu kurang lebih sesi perkenalan dengan #IndonesiaBercerita. Bagaimana wajah kami
selengkapnya? Nantikan peluncuran #Indonesiabercerita pada
28 Oktober 2010
http://www.indonesiabercerita.org
Akhirnya, Selamat berpetualang dengan dunia cerita.
Mas Pepeng memberikan pengantar dalam workshop Imagine Indonesia. Jiwa yang sehat itu menentukan lebih dari segalanya
Indonesia Bercerita
Page 7
kami percaya setiap anak adalah anak masa depan
kami percaya setiap anak bisa menjadi apa saja sesuai imajinasinya
kami percaya anak adalah pembentuk karakter bangsa
kami percaya cerita merupakan pembentuk kenyataan yang diimajinasikan
kami percaya pendidikan melalui cerita itu berdampak kebaikan pada anak
untuk itu kami bertekad
mendidik melalui cerita
Indonesia Bercerita
Page 8
Mengapa Bercerita?
Jika pertanyaan ini terjawab, maka Anda akan mengerti tentang:
Kekuatan cerita tentang
Perubahan tanpa menyakiti
Mengembangkan imajinasi
Membantu menyadarkan kekuatan diri
Mempermudah pemenuhan harapan
Indonesia Bercerita
Page 9
waktu masih duduk di bangku SMP. Mulai dari
kelas 1 sampai dengan kelas 2 catur wulan pertama (dulu pakai sistem setahun dibagi tiga), saya selalu juara paralel dalam hal akademik, mengungguli teman-teman empat kelas lainnya. Jika jumlah siswa tiap kelas dibuat rata-rata seperti kelas saya pada waktu 1 SMP, berjumlah 40 orang, maka saya dapat dikatakan mengungguli (40 x 4) – 1 = 159 siswa.
Pada waktu itu saya berteman dengan segerombolan anak, sebut saja namanya Momon, Ayis, Pendik, Satuko dan Muji, yang semuanya sama sekali tidak menonjol di bidang akademik. Saya melihat hidup mereka bahagia. Tidak seperti saya yang sudah terlanjur terperosok pada image hebat dalam pelajaran dan ujian. Tiap berkumpul dengan mereka, saya merasa beda. Saya ingin seperti mereka. Bukan cuma merasa sama, tapi juga menjadi yang biasa.
Terpikir untuk menghancurkan diri sendiri dengan cara ngawur dalam mengerjakan ujian catur wulan (waktu itu catur wulan 2 kelas 2). Namun demikian, saya masih tetap bernalar sehat untuk melakukan itung-itungan. Jika tiba-tiba nilai saya jeblok, sedangkan teman-teman tetap menganggap bahwa saya adalah orang yang giat belajar, maka tetap rugilah saya. Otak gengsi ini ternyata masih saja bisa memperhitungkan hal itu. Untuk membuktikan bahwa saya tidak beda dengan mereka, saya ajak teman-teman untuk nongkrong santai di rumah sambil mendengarkan musik. Tentu saja hal ini diketahui oleh orang rumah.
Sampai suatu waktu datanglah saat ujian. Semua ujian saya kerjakan hampir tidak membaca soalnya. Tentu saja hati tidak selegowo itu melepas soal dari pandangan dan pikiran. Untuk mata pelajaran yang sulit, saya tetap berusaha membaca dan berpikir. Sedangkan untuk mata pelajaran yang mudah, saya selalu membaca ulang pasca jurus ngawur dikerahkan. Al-akibat, beberapa nomor tak tega dilepas dan dikoreksilah nasibnya.
Mengapa Bercerita?
Saya ingat
Indonesia Bercerita
Page 10
Tiba waktu penerimaan buku rapor. Nyaris berhasil jadi orang biasa. Tidak. Bahkan jauh dari nyaris. Saya masih berada di urutan kedua, turun satu tingkat. Sudah strateginya tidak berhasil, orang rumah nyemprot dengan alasan saya tidak belajar.
Tak ayal ini membuat saya tertekan luar biasa. Saya merasa keluarga semakin menuntut. Bahkan teman-teman saya jadi bagian sansak yang dipersalahkan. Tentu saja saya tetap sebagai biang keroknya. Hal ini berjalan sampai saya menginjak kelas 3.
Apakah yang mengubah atau membantu meredakan rasa was-was dan superhati-hati yang menekan nyaris ¾ tahun tersebut? Apakah tuntutan keluarga sudah mulai mereda? Apakah saya kembali ke performansi awal seperti yang dibanggakan keluarga? Bukan semua itu. Yang membuat keadaan berubah adalah ketika saya bertemu dengan seorang pencerita yang menginspirasi. Pengaruh yang terpendam itulah yang saat ini kembali bangkit dengan dahsyat menjelma menjadi #IndonesiaBercerita.
Ceritanya begini. Sebut saja sang pencerita luar biasa itu bernama Berty. Suatu sore yang cerah, meski tak sama dengan muramnya hatiku, Mbak Berty
sedang ngobrol denganku di halaman rumahnya. Secara halus saya mulai bercerita nyerempet curhat. Sedikit demi sedikit, saya ceritakan keadaan sekolah yang membawa keresahan itu.
Tersenyum dia memulai ceritanya. Dia bertanya, apakah saya tahu bahwa cerita tentang balapan kura-kura dan kelinci itu ada kelanjutannya. Saya tahu cerita itu. Tapi pasca kura-kura menjadi juara lomba lari, saya tidak pernah tahu jika itu masih ada lanjutannya.
Dia bercerita tentang kehidupan kura-kura yang mulai bergelimang harta hadiah dan pujian serta semakin membajir pengagumnya. Gelimang harta benda dan fans tentu membuatnya bersuka. Apalagi si kura-kura punya bakat mem-playboy (meskipun yang jadi logo playboy adalah kelinci ) . Dikerumuni wanita adalah surga buat kura-kura. Untunglah diantara penggemar tersebut tidak ada yang meminta kura-kura untuk memeragakan lari cepatnya. Kondisi dielu-elukan inilah yang menyebabkan kura-kura tertekan di sisi lain. Dia sebenarnya merasa tidak punya kelebihan dalam hal berlari.
Hebatnya, Mbak Berty sesekali menyelingi ceritanya dengan bertanya. Pertanyaan ini bisa membuat saya langsung merefleksikan pada apa yang
Indonesia Bercerita
Page 11
saya alami. Dia bertanya, apa kelebihan yang saya miliki? Apa yang paling saya kuasai diantara banyak mata pelajaran? Pasca saya menjawab, kembali dia meneruskan ceritanya.
Sampai kura-kura bertemu dengan lebah dan dia diajak untuk berkunjung ke sarangnya. Kura-kura ditunjukkan kelebihan dari lebah, yaitu madu. Mbak Berty memasukkan dalam ceritanya bahwa si lebah bangga dengan produknya yang dijual di
pasaran, seperti berbagai jenis madu dan variasi penggunaannya dalam produk-produk royal jelly, bee pollen dan lain-lain.
Di sisi lain, lebah juga memandang kelemahannya sebagai sesuatu yang agung. Tentu saja dengan tetap mengasah kekuatannya. Kelemahan lebah adalah, sekali menyengat, dia akan mati. Kata sang lebah, itu bentuk empatinya terhadap kehidupan. Menyengat dianggap mematikan. Karena itu, dia ikut melunasi nyawanya pasca sengat dilesatkan.
Kura-kura mengolah pengalamannya sehabis bertemu dengan lebah. Satu persatu dia memperkenalkan cabang-cabang baru dalam kejuaraan olahraga hewan. Lomba ketahanan terhadap panas, terjun bebas dan gulat tabrak tubuh. Dalam ketiga cabang olahraga itu, kura-kura sering menjadi juara. Cabang-cabang lain tetap dia ikuti sebagai bentuk partisipasi dan kesenangan, misalnya balap motor
dan paralayang. Meski tidak menang, kura-kura tidak perlu takut mati jika
jatuh atau menabrak. Ini semua karena keunggulan kura-kura dalam hal kekuatan cangkangnya.
Kura-kura tetap menang dalam cabang olahraga tertentu dan tidak perlu kehilangan fans, meski sudah tidak aktif lagi dalam lomba lari.
Walaupun tanpa menarik pelajaran dengan nasihat secara langsung, Mbak Berty
Cerita bisa membuka pintu jiwa setiap anak, memancarkan cahaya kehidupan yang menyehatkan
Indonesia Bercerita
Page 12
Bayangkan, anda telah lelah seharian bekerja, sementara anda merasa perlu mengembangkan perilaku anak anda
Simpel
Unduh podcast (mp3) cerita dari IndonesiaBercerita.org. GRATIS
Pilih tema podcast cerita yang sesuai dengan kebutuhan anda dan anak anda
Simak dan nikmati cerita itu dalam perjalanan pulang
Sesampai di rumah, anda siap memainkan sebuah pagelaran cerita!
mendidik melalui cerita
Indonesia Bercerita
Page 13
memberikan gambaran yang terang tentang pengenalan kekuatan, pemberdayaan dan harapan, sampai saya mengerti pesannya bahwa kita punya kelebihan dalam hal tertentu tetapi tidak di lain hal.
Cerita ini membuat saya berani membawa dan menunjukkan buku rapor saya di depan ibu waktu itu. Biasanya buku rapor tak pernah saya bawa jika mengunjungi orang tua di Bali. Dengan menggunakan buku rapor, saya tunjukkan mata pelajaran yang menjadi minat saya dan saya tekankan di nilainya yang selalu tinggi. Waktu itu memang bidang sosial dan matematika yang menjadi minat saya. Hal ini tidak sama sekali menurunkan nilai matapelajaran yang lain, meskipun juga tidak menjadi yang tertinggi. Pengalaman dengan Mbak Berty menjadi penutup cerita yang manis. Keterbukaan orang tua, saya hadiahi dengan NEM terbaik kedua di akhir SMP.
Suatu saat ketika ada waktu luang, saya lacak cerita itu untuk mengetahui cerita lengkapnya. Ternyata saya tidak pernah menemukan bahwa kisah balap lari kura-kura dan kelinci itu punya lanjutan. Bertemulah lagi saya dengan Mbak Berty pada waktu mudik pulang kampung. Saya tanyakan tentang apakah benar bahwa cerita itu punya lanjutan. Mbak Berty tertawa ngakak. Yang menggelikan, dia cuma berkata, “kekuatan imajinasi”.
Terpikir untuk menghancurkan diri sendiri dengan cara ngawur dalam mengerjakan ujian catur wulan (waktu itu catur wulan 2 kelas 2). Namun demikian, saya masih tetap bernalar sehat untuk melakukan itung-itungan. Jika tiba-tiba nilai saya jeblok, sedangkan teman-teman tetap menganggap bahwa saya adalah orang yang giat belajar, maka tetap rugilah saya. Otak gengsi ini ternyata masih saja bisa memperhitungkan hal itu. Untuk membuktikan bahwa
saya tidak beda dengan mereka, saya ajak teman-teman untuk nongkrong santai di rumah sambil mendengarkan musik. Tentu saja hal ini diketahui oleh orang rumah.
Sampai suatu waktu datanglah saat ujian. Semua ujian saya kerjakan hampir tidak membaca soalnya. Tentu saja hati tidak selegowo itu melepas soal dari pandangan dan pikiran. Untuk mata pelajaran yang sulit, saya tetap berusaha membaca dan berpikir. Sedangkan untuk mata pelajaran yang mudah, saya selalu membaca ulang pasca jurus ngawur dikerahkan. Al-akibat, beberapa nomor tak tega dilepas dan dikoreksilah nasibnya.
Tiba waktu penerimaan buku rapor. Nyaris berhasil jadi orang biasa. Tidak. Bahkan jauh dari nyaris. Saya masih berada di urutan kedua, turun satu tingkat. Sudah strateginya tidak berhasil, orang rumah nyemprot
Indonesia Bercerita
Page 14
dengan alasan saya tidak belajar.
Tak ayal ini membuat saya tertekan luar biasa. Saya merasa keluarga semakin menuntut. Bahkan teman-teman saya jadi bagian sansak yang dipersalahkan. Tentu saja saya tetap sebagai biang keroknya. Hal ini berjalan sampai saya menginjak kelas 3.
Apakah yang mengubah atau membantu meredakan rasa was-was dan superhati-hati yang menekan nyaris ¾ tahun
tersebut? Apakah tuntutan keluarga sudah mulai mereda? Apakah saya kembali ke performansi awal seperti yang dibanggakan keluarga? Bukan semua itu. Yang membuat keadaan berubah adalah ketika saya bertemu dengan seorang pencerita yang menginspirasi. Pengaruh yang terpendam itulah yang saat ini kembali bangkit dengan dahsyat menjelma menjadi #IndonesiaBercerita.
Ceritanya begini. Sebut saja sang pencerita luar biasa itu
bernama Berty. Suatu sore yang cerah, meski tak sama dengan muramnya hatiku, Mbak Berty sedang ngobrol denganku di halaman rumahnya. Secara halus saya mulai bercerita nyerempet curhat. Sedikit demi sedikit, saya ceritakan keadaan sekolah yang membawa keresahan itu.
Tersenyum dia memulai ceritanya. Dia bertanya, apakah saya tahu bahwa cerita tentang balapan kura-kura dan kelinci itu ada kelanjutannya. Saya tahu cerita itu. Tapi pasca kura-
Indonesia Bercerita
Page 15
kura menjadi juara lomba lari, saya tidak pernah tahu jika itu masih ada lanjutannya.
Dia bercerita tentang kehidupan kura-kura yang mulai bergelimang harta hadiah dan pujian serta semakin membajir pengagumnya. Gelimang harta benda dan fans tentu membuatnya bersuka. Apalagi si kura-kura punya bakat mem-playboy (meskipun yang jadi logo playboy adalah kelinci ) . Dikerumuni wanita adalah surga buat kura-kura. Untunglah diantara penggemar tersebut tidak ada yang meminta kura-kura untuk memeragakan lari cepatnya. Kondisi dielu-elukan inilah yang menyebabkan kura-kura tertekan di sisi lain. Dia sebenarnya merasa tidak punya kelebihan dalam hal berlari.
Hebatnya, Mbak Berty sesekali menyelingi ceritanya dengan bertanya. Pertanyaan ini bisa membuat saya langsung merefleksikan pada apa yang saya alami. Dia bertanya, apa kelebihan yang saya miliki? Apa yang paling saya kuasai diantara banyak mata pelajaran? Pasca saya menjawab, kembali dia meneruskan ceritanya.
Sampai kura-kura bertemu dengan lebah dan dia diajak untuk berkunjung ke sarangnya. Kura-kura ditunjukkan kelebihan dari lebah, yaitu madu. Mbak Berty memasukkan dalam ceritanya bahwa si lebah bangga dengan produknya yang dijual di pasaran, seperti berbagai jenis madu dan variasi penggunaannya dalam produk-produk royal jelly, bee pollen dan lain-lain.
Di sisi lain, lebah juga memandang kelemahannya sebagai sesuatu yang agung. Tentu saja dengan tetap mengasah kekuatannya. Kelemahan lebah adalah, sekali menyengat, dia akan mati. Kata sang lebah, itu bentuk empatinya terhadap kehidupan. Menyengat dianggap mematikan. Karena itu, dia ikut melunasi nyawanya pasca sengat dilesatkan.
Kura-kura mengolah pengalamannya sehabis bertemu dengan lebah. Satu persatu dia memperkenalkan cabang-cabang baru dalam kejuaraan olahraga hewan. Lomba ketahanan terhadap panas, terjun bebas dan gulat tabrak tubuh. Dalam ketiga cabang olahraga itu, kura-kura sering menjadi juara. Cabang-cabang lain
Hidup adalah
kumpulan
cerita ciptaan kita
bukik
Indonesia Bercerita
Page 16
tetap dia ikuti sebagai bentuk partisipasi dan kesenangan, misalnya balap motor dan paralayang. Meski tidak menang, kura-kura tidak perlu takut mati jika jatuh atau menabrak. Ini semua karena keunggulan kura-kura dalam hal kekuatan cangkangnya.
Kura-kura tetap menang dalam cabang olahraga tertentu dan tidak perlu kehilangan fans, meski sudah tidak aktif lagi dalam lomba lari.
Walaupun tanpa menarik pelajaran dengan nasihat secara langsung, Mbak Berty memberikan gambaran yang terang tentang pengenalan kekuatan, pemberdayaan dan harapan, sampai saya mengerti pesannya bahwa kita punya kelebihan dalam hal tertentu tetapi tidak di lain hal.
Cerita ini membuat saya berani membawa dan menunjukkan buku rapor saya di depan ibu waktu itu. Biasanya buku rapor tak pernah saya bawa jika mengunjungi orang tua di Bali. Dengan
menggunakan buku rapor, saya tunjukkan mata pelajaran yang menjadi minat saya dan saya tekankan di nilainya yang selalu tinggi. Waktu itu memang bidang sosial dan matematika yang menjadi minat saya. Hal ini tidak sama sekali menurunkan nilai matapelajaran yang lain, meskipun juga tidak menjadi yang tertinggi. Pengalaman dengan Mbak Berty menjadi penutup cerita yang manis. Keterbukaan orang tua, saya hadiahi dengan NEM terbaik kedua di akhir SMP.
Suatu saat ketika ada waktu luang, saya lacak cerita itu untuk mengetahui cerita lengkapnya. Ternyata saya tidak pernah menemukan bahwa kisah balap lari kura-kura dan kelinci itu punya lanjutan. Bertemulah lagi saya dengan Mbak Berty pada waktu mudik pulang kampung. Saya tanyakan tentang apakah benar bahwa cerita itu punya lanjutan. Mbak Berty tertawa ngakak. Yang menggelikan, dia cuma berkata, “kekuatan imajinasi”.
Bertanya menggali pengalaman terbaik dan harapan bisa menjadi sumber cerita yang menggerakkan jiwa
Indonesia Bercerita
Page 17
Tak henti-hentinya di kala senggang saya merenungkan pengalaman dengan Mbak Berty. Salah satu “aha!” yang terkuat adalah kehebatan cerita. Begitu dahsyatnya cerita mengubah keterpurukan yang berjalan lebih dari separuh tahun hidup saya. Begitu kuat insight yang ditimbulkan oleh cerita. Begitu halusnya cara kerja cerita dalam mempengaruhi dan mengubah kehidupan.
Dari cerita yang mengubah cara berpikir, bersikap dan berperilaku saya tersebut, saya mengidentifikasi bahwa cerita punya kekuatan untuk
melakukan perubahan tanpa menyakiti, mengembangkan imajinasi, membantu menyadarkan diri dan mempermudah pemenuhan harapan.
Perubahan Tanpa Menyakiti
Pernahkan Anda mengalami perubahan di tempat kerja? Rencana liburan? Gagal dalam mencapai cita-cita? sedangkan Anda berat untuk beralih ke tujuan lain? Apakah perubahan tersebut terasa sulit? Mudahkah kita merasa nyaman dengan sesuatu yang baru, lingkungan baru, suasana baru, struktur organisasi baru, atasan baru, guru atau dosen baru? dan sebagainya.
Jangankan untuk sesuatu yang besar, perubahan yang kecil saja sering membuat kita merasa tidak nyaman. Misalnya saja kita berencana sore ini akan pulang cepat dari tempat kerja atau dari kuliah karena akan bertemu dengan orang yang istimewa. Tiba-tiba deadline tugas kuliah atau pekerjaan dimajukan sehingga kita harus bekerja ekstra sampai larut malam. Belum sampai pekerjaan atau tugas tersebut dilaksanakan, kabar bahwa deadline dimajukan pun sudah mampu membuat perasaan kita tidak nyaman. Rencana kita dengan sendirinya men-setting pikiran kita dengan struktur tertentu. Ketika tiba-tiba ada gangguan dengan kabar yang tidak menyenangkan, maka akan terjadi kekacauan sampai kita bisa menyesuaikan diri dengan membuat struktur pikiran yang baru. Dan tidak semua orang mampu melakukannya dengan cepat melakukannya.
Tiap perubahan, sekecil apapun, memang menyakitkan. Setiap orang akan menyesuaikan diri dan menemukan zona aman dan nyamannya. Jika ini terjadi dalam waktu lama, maka orang akan merasa ini sebagai bagian dari dirinya atau dirinya sebagai bagian dari keadaan nyaman dan aman tersebut. Dengan demikian terciptalah default system dalam diri orang itu. Jika hal ini diusik, maka ongkos psikisnya akan mahal, yaitu ketidaknyamanan dan penggunaan energi untuk menyeimbangkan kembali keadaan.
Setiap aksi yang kita tawarkan untuk mengubah sesuatu, akan memunculkan reaksi kebalikannya. Jika keadaan mapan dikonfrontasi, maka akan membuat resah orang yang bersangkutan. Begitu juga dengan anak-anak yang memang
CeritaK
ekua
tan
Indonesia Bercerita
Page 18
punya batas ambang untuk segera bereaksi secara otomatis atas aksi perubahan.
Cerita punya efek tidak berasa memerintah, sehingga perubahan yang terjadi mengalir alami. Cerita menimbulkan rasa bahwa pencerita adalah figur netral atas perubahan yang sebenarnya diinginkan. Bahkan pencerita dapat menjadi bagian dari cerita tersebut. Jika pendengar dapat masuk ke dalam cerita, maka perubahan yang menyenangkan itu mulai terjadi.
Cerita adalah maha guru yang tidak menggurui. Hal ini karena cerita mampu menjadi senajata
ampuh untuk menyampaikan pesan atau ide dengan tujuan yang lengkap: 1) memberi informasi, 2) mempersuasi untuk mengubah keyakinan dan 3) memprovokasi untuk melakukan tindakan.
Tentu kita masih ingat bahwa ada tiga tujuan dari komunikasi, yaitu informasi, persuasi dan provokasi. Ketika kita mengeluarkan pernyataan (preposisi), kita harus membedakan kalimat yang kita pilih berdasarkan tujuannya. Satu pernyataan berbanding dengan satu maksud luaran sebagai akibat pernyataan tersebut. Berbeda dengan cerita, ketiga hal tersebut bisa berelaborasi dalam keseluruhan cerita. Nuansa dari cerita akan menggabungkan ketiganya secara fungsional. Artinya, orang sangat mungkin tidak sadar dengan tiap bagian kalimat, tiap detil kata, akan tetapi mereka langsung merasakan efeknya dari keseluruhan cerita.
Saya ingat, suatu ketika #IndonesiaBercerita sedang punya gawe sebagai sukarelawan penanggulangan bencana. Efek dari bencana juga dialami oleh anak-anak, terutama efek psikologis. Salah satu kelebihan dari #IndonesiaBercerita adalah pelibatan pendengar sebagai bagian dari cerita. Karena itu, pada waktu bercerita, pembukanya justru cerita dari anak-anak yang berada di sana. Tentu saja tidak mudah bagi anak-anak untuk bercerita. Tapi kami yakin bahwa itu bukan karena kemampuan, tapi karena kemauan. Mungkin mereka malu atau takut memulai.
Waktu itu, gambar kami anggap sebagai salah satu cara yang dapat memudahkan cerita. Anak-anak kami minta menggambarkan pengalaman yang tak terlupakan belakangan ini. Dengan gambar itulah mereka memulai bercerita. Satu anak mulai bercerita dan diikuti anak-anak yang lain. Pancingan yang bagus.
Cerita itu seperti anak kecil, penuh vitalitas, memancing keingintahuan dan selalu segar
Indonesia Bercerita
Page 19
Anda seorang guru, tengah mencari bahan untuk aktivitas pembelajaran di playgroup atau TK anda
Simpel
Unduh podcast (mp3) cerita dari IndonesiaBercerita.org. GRATIS
Pilih tema podcast cerita yang sesuai dengan kebutuhan anda dan murid anda
Simak dan nikmati cerita itu
Anda siap memainkan sebuah pagelaran cerita!
mendidik melalui cerita
Indonesia Bercerita
Page 20
Tiap cerita menjadi ide buat #IndonesiaBercerita untuk mengembangkannya. Dengan halus kami mengulas dan memperjelas cerita anak-anak dengan memberikan informasi yang penting. Informasi tersebut diteruskan dalam bentuk cerita tambahan sehingga punya pengaruh untuk membangun harapan. Dengan itu, kami berharap akan membangun kepercayaan diri untuk mulai membuat langkah-langkah mengembalikan performansi mereka, misalnya dalam belajar dan bermain. Mereka tidak pernah merasa diharuskan untuk bercerita. Malah mereka mulai berubah karena cerita mereka sendiri.
Banyak kisah yang kami alami sehubungan dengan kesulitan yang dimudahkan oleh cerita. Sampai saat ini kami menganggap cerita sebagai cara yang ampuh untuk mengubah keyakinan, keadaan dan perbuatan.
Mengembangkan Imajinasi
Kata-kata yang menggelikan dari Mbak Berty, “kekuatan imajinasi”, pasti tak akan pernah saya lupakan. Cerita kelinci dan kura-kura bertemu dengan keluh kesah saya memicu cerita lanjutan yang ternyata adalah rekayasa ajaib Mbak Berty. Saya yakin, imajinasi Mbak Berty mudah sekali mengembang karena seringnya bercerita dan menyimak cerita.
Pada waktu cerita itu dihembuskan ke telinga saya, sempat beberapa waktu dan beberapa kali saya membayangkan menjadi kura-kura, berkunjung ke sarang lebah, melihat tiap detil isi rumah lebah dan bahkan sempat mencicipi madu. Selain itu, saya juga merasa menjadi olahragawan dari cabang-cabang olah raga yang aneh, yang mengandalkan kekuatan cangkang saya.
Tiap bagian cerita punya makna buat saya, karena saya selalu mengaitkan dengan keluhan saya kepada Mbak Berty. Kemampuan mengaitkan yang tak terkait ini membutuhkan kemampuan berimajinasi. Kemampuan imajinasi adalah salah satu ciri dari kejeniusan. Seperti kita tahu, totalitas dan kemampuan melihat pola adalah ciri dari jenius. Ciri yang kedua dapat dipicu dengan baik oleh cerita Mbak Berty.
Melalui cerita, pola mudah sekali dikenali atau gampang menampakkan diri. Pola yang dimaksud dapat berupa pola kejadian yang behubungan dengan ruang dan waktu yang membentuk alur atau plot cerita. Pola yang lain adalah pola asosiatif, yaitu menghubungkan waktu dan ruang yang sama sekali tidak ada kaitannya, tetapi bisa dihubungkan. Cerita kelinci dan kura-kura sama sekali tidak ada kaitannya dengan keluhan saya. Mbak Berty punya cara yang menarik agar otak saya bekerja untuk menghubungkannya. Ini secara tidak langsung akan memudahkan saya untuk menyerap, memaknai dan mengingat. Jika kita terbiasa mendengar atau menggunakan cerita untuk anak-anak kita, maka anak kita akan terbantu untuk menjadi jenius. Mau? Dan saya sering menerapkannya di PAUD #AnakCeria, tempat bermain dan belajar yang berada di bawah asuhan saya.
Dengan cerita, saya terus melatih dan mengembangkan imajinasi. Saya sering secara berani menuliskan sesuatu yang belum terpikirkan di cerita yang saya terbitkan lewat twiiter.
“Pembaca, petualangan Belania baru saja dimulai. Segala yg pernah bercokol dalam imajinasinya akan memburai dalam perjalanan ceritanya. Tunggu saja, dia akan punya beberapa teman lucu: Ubailyly si tikus, Martomio si topeng
Indonesia Bercerita
Page 21
batu dan Karomio si lukisan tua yang bisa brgerak. Jadi tunggu kelanjutan ceritanya”
Saya sama sekali belum berpikir tentang bagaiman kelanjutan ceritanya, tetapi saya beranikan diri untuk menulis bahwa akan ada tokoh yang bernama Ubailyly, Martomio dan Karomio. Itu adalah imajinasi saya yang saya gunakan untuk membangkitkan imajinasi berikutnya. Itu juga salah satu cara untuk memancing imajinasi berikutnya.
Membantu Menyadarkan Kekuatan Diri
Bahan bakar untuk dapat mencapai tujuan hidup adalah potensi. Begitu juga sebaliknya, pembunuh kekuatan terbesar dalam diri adalah kelemahan. Pertanyaannya, bagian manakah yang akan kita kelola untuk kesuksesan hidup, apakah kita akan mengungkap potensi untuk diberdayakan, atau berkutat pada kelemahan?
Cerita bisa membantu melakukan keduanya, tinggal pilih.
Kenyataannya, tidak semua orang sadar akan potensinya. Mbak Berty telah membantu saya untuk menyadarkan diri bahwa saya masih punya kelebihan, mengingat sekian lama saya terpuruk dalam siksaan akan kondisi yang serba buruk. Di lain sisi banyak potensi yang saya abaikan gara-gara terperangkap memikirkan nilai yang dikeluhkan orang tua. Saya menyadarinya setelah itu. Cerita telah melakukannya dengan baik. “Good job, Story!”
Kura-kura versi Mbak Berty telah membantu saya mulai menemukenali kekuatan diri. Selain itu, cerita itu menyadarkan akan pentingnya menemukan dan mengenali kekuatan diri. Kelebihan kura-kura yang dioptimalkan justru menambah popularitasnya di mata penggemar. Kura-kura dan para fans secara tidak sadar mulai mengabaikan kekurangan kura-kura dalam hal kecepatan lari.
Setiap anak adalah keajaiban hidup! Hidup didalam dan bersama cerita sepanjang hidup sampai akhir hayatnya. Apa cerita yang ingin kita ciptakan dalam hidup ini?
Indonesia Bercerita
Page 22
Jika Anda sepakat bahwa kekuatan adalah penting sebagai amunisi untuk mengembangkan diri dan mencapai tujuan, maka mulailah mempermudah cara penemuannya. Cerita dapat membantu Anda. Sedangkan Anda dapat dibantu oleh #IndonesiaBercerita.
Mempermudah Pemenuhan Harapan
Melalui kura-kura versi Mbak Berty, saya berusaha memenuhi harapan diri dan keinginan orang tua. Dan hal tersebut terasa sangat mudah dengan cerita.
Cara kerja cerita seperti yang diterapkan oleh Mbak Berty adalah dengan dua keuntungan yang ditawarkan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu menyadarkan akan kekuatan diri dan membangun imajinasi. Imajinasi membuat kita berani untuk menentukan cita-cita atau tujuan. Sementara pengenalan kekuatan diri akan membekali kita dengan amunisi kekuatan. Rangkaian keduanya akan mempermudah kita untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Gaya bercerita ini pernah saya kawinkan dengan model pembelajaran mandiri (self-directed learning) yang berlandaskan pada spirit belajar dari masa depan (future learning). Saya gunakan cerita dalam acara visioning sebuah unit kegiatan mahasiswa. Ceritanya tentang Bayuliarmo yang menciptakan toilet portable.
Bayuliarmo adalah seorang yang putus asa merawat neneknya yang sudah renta. Kelelahannya tiap hari menjadi semakin menjengkelkan ketika harus membantu neneknya buang air kecil atau besar. Jika buang air kecil, nenek tidak bisa menahan dan bisa keluar dimanapun atau kapanpun. Lebih runyam lagi jika di tempat umum tiba-tiba nenek minta buang
air besar, sedangkan pada waktu itu fasilitas umum tidak tersedia untuk itu.
Neneknya meninggal dengan menyisakan keinginan yang tak berhasil dibantu oleh Bayuliarmo, buang air besar. Dia sempat lama terpukul atas meninggalnya nenek yang dicintai. Semangatnya kembali ketika idenya yang tidak lumrah muncul. Dia ingin menciptakan toilet portable. Dengan mengidentifikasi kekuatan diri dan lingkungan, Bayuliarmo berhasil menciptakan toilet pertamanya dari kayu. Meski tidak sempat membuat yang lebih canggih, prototipe yang ditawarkan ini melahirkan toilet portable yang lebih canggih pada satu dekade berikutnya.
Cerita pembuka itu menjadi modal yang menggugah peserta untuk terlibat dengan semangat dalam proses visioning organisasi.
Keuntungan yang komplit (mengubah melalui hati, menyadarkan akan kekuatan diri, membangun imajinasi dan mempermudah pemenuhan harapan) ditawarkan oleh cerita. Keempat keuntungan yang ditawarkan oleh cerita itu merupakan kekuatan dasar mutlak untuk menjalani kehidupan. Paket lengkap energi kehidupan ditawarkan oleh cerita.
Indonesia Bercerita
Page 23
Kini saya tahu mengapa saya
berceritaSetelah belajar tentang mengapa bercerita, saya jadi mengerti tentang:
Kekuatan cerita yang terdiri dari
Perubahan tanpa menyakiti
Mengembangkan imajinasi
Membantu menyadarkan kekuatan diri
Mempermudah pemenuhan harapan
Indonesia Bercerita
Page 24
Tentang CeritaDengan belajar Tentang Cerita, saya akan mengerti:
Apa itu cerita
Macammacam cerita
Bagianbagian dari tubuh cerita
Indonesia Bercerita
Page 25
Story adalah kata lain cerita dalam Bahasa
Inggris. Story berarti tingkat, cerita, atau kebohongan. Seperti yang sudah saya contohkan tentang bau dan kentut tadi. Setiap cerita, dalam bentuk yang terkecilpun, mempunyai level atau tingkat pengaruh dan perbedaan kepentingan. Dengan maksud tertentu, cerita bisa dikurangi, ditambahi, atau dibuat. Seperti yang sudah dilakukan oleh Mbak Berty, dia menggunakan imajinasinya untuk berbohong (dengan tujuan yang positif tentunya). Kebohongan dalam bercerita berkaitan dengan jenis cerita yang bersumber dari sejarah (history) dan cerita yang lahir dari imajinasi. Bagian ini akan dijelaskan pada bagian berikutnya.
Macam Cerita
Banyak sekali macam cerita yang kita ketahui mulai dari anak-anak dulu sampai jaman jaringan kreatif seperti sekarang ini. Namun demikian, dengan mudah berbagai cerita tersebut dibagi atas beberapa dasar: 1) budaya asal cerita, 2) sumber atau bahan cerita 3) tujuan pembuatan atau penyampaian cerita.
Pembagian atas dasar pertimbangan budaya asal cerita terdiri dari cerita Indonesia dan cerita dari Barat. Pembagian ini dibuat atas pertimbangan dua kecenderungan orientasi pedoman dalam berbudaya. Sering kita mendengar ada orang yang bilang, “kalau di Eropa lebih enak...”, “beda dengan di Amerika”, “Singapura patut dicontoh” dan lain-lain. Pernyataan ini lahir dari orang yang punya kecenderungan untuk eksosentrisme, artinya menjadikan budaya luar sebagai pedoman atau rujukan. Sebaliknya orang-orang yang selalu menilai budaya luar dengan pedoman budaya sendiri tergolong yang ednosentrisme. Untuk lebih mudahnya, pembagian kita dasarkan pada
Tentang Cerita
Cerita atau
story merupakan
media bantu
mengungkapkan peristiwa
atau gagasan. Orang Jawa
memplesetkan kata crito dengan
jarwo dhosok: sak crit, ning roto
(meskipun sedikit, tetapi rata).
Meskipun cuma lelucon, hal ini memang
benar, bahwa cerita itu seperti virus yang
ditularkan. Sebuah kata atau kalimat
singkat saja bisa menjadi cerita. Misalnya
saja begini, ketika kita santai berkumpul
dengan beberapa teman kita, tiba-tiba ada
yang bilang, “Aduh, baunya!”. Sebagian
orang mungkin segera melihat sekeliling
untuk mengendus, apa yang baunya tidak
enak. Sebagian yang lain mungkin
langsung berkomentar, “Siapa kentut?”.
Satu kata seru, “aduh” saja bisa
langsung menggiring opini, bahwa
yang sedang terjadi adalah hal yang
tidak menyenangkan. Kalimat itu
menjadi cerita yang membagi
informasi dan sekaligus
memicu reaksi.
Indonesia Bercerita
Page 26
kecenderungan untuk membagi dunia dalam dua arus besar budaya, yaitu Timur dan Barat. Karena kita masuk dalam wilayah timur, maka atas dasar ednosentrisme dan eksosentrisme, yang disebut dengan Timur kita spesifikkan jadi Indonesia. Tentu kita ingat dengan cerita-cerita yang legendaris seperti Malin Kundang, Tangkuban Perahu, Roro Jonggrang, Dewi Sri, Batu Badaung dan lain-lain. Dari negeri seberang ditawarkan Pinokio, Midas Si Serigala, Charly Chuck, Tumbelina, Little Mirmaid, Cinderella dan sebagainya yang sampai sekarang kadang kita saksikan di televisi.
Berhubungan dengan efek yang ditimbulkan bagi penyimak, cerita dapat dibagi menjadi dua, 1) cerita yang berasal dari sejarah dan 2) cerita yang bersumber dari imajinasi. Maksud dari sejarah ini adalah historisitas peristiwa. Cerita yang berasal dari sejarah berarti berlandaskan pada fakta atau data dan mengacu pada waktu sebelumnya. Sedangkan yang bersumber dari imajinasi berasal dari rekayasa dari pencerita atau pengarang sendiri. Namun demikian, terdapat cerita yang berada di antaranya, yaitu 3) cerita yang bersumber dari berbagai data atau fakta yang diolah menjadi cerita.
Cerita yang didasarkan pada fakta atau data ada dua macam. Ada yang menggunakan fata sebagai sumber cerita, ada yang sebatas
menggunakannya sebagai inspirasi. Bentuk cerita yang pertama biasanya adalah cerita nonfiksi, misalnya teks sejarah, proses atau prosedur kerja, atau testimoni tokoh. Bentuk yang kedua hanya menggunakan fakta sebatas sumber inspirasinya, selanjutnya ceritanya dikelola sesuai kehendak pengarang atau pencerita. Contoh dari cerita bentuk kedua ini adalah legenda. Cerita legenda sudah digolongkan ke dalam cerita fiksi. Legenda ini termasuk cerita yang menggunakan data dan menggabungkannya dengan imajinasi pencerita atau pengarang. Ada juga cerita yang menggunakan berbagai sumber data dan mengolah data-data itu menjadi cerita baru yang seolah-olah itu adalah kenyataan. Yang tergolong cerita jenis ini adalah science fiction.
Pembagian yang ketiga didasarkan pada tujuan pembuatan atau penyampaian cerita. Pembagian yang ketiga ini tidak bisa dilepaskan dari pembagian atas dasar landasan atau sumber cerita. Paling tidak cerita dapat dibagi menjadi: a) cerita informatif, b) cerita untuk mengubah atau menanamkan keyakian dan c) cerita yang bertujuan untuk membuat gerakan atau perubahan.
Jenis yang informatif sangat jarang kita ceritakan. Ini memang berhubungan dengan tujuan dari sebuah event, pesan moral yang ingin disampaikan oleh investor atau karena ada persoalan yang harus
Indonesia Bercerita
Page 27
Kami yakin mendidik melalui cerita tidak kalah pentingnya dengan pendidikan formal
Mendidik melalui cerita dapat membangun kepercayaan diri, integritas, inisiatif, empati, kerja sama, kreativitas, keuletan, keceriaan pada seorang anak
Modal dasar membangun karakter bangsa!
mendidik melalui ceritamembangun imajinasi anakanakmembangun karakter bangsa
Ayo! Pastikan anda terlibat dalam misi untuk
Indonesia ini
Indonesia Bercerita
Page 28
dicarikan pemecahannya. Jadi cerita yang sebatas informasi jarang sekali kami sampaikan, kecuali pada acara-acara aksidental. Inipun biasanya secara spontan kita bikinkan cerita pada waktu itu. Atau menceritakan sesuatu yang hanya bertujuan menambah informasi tertentu. Hal ini karena memang sudah menjadi style kami, menyampaikan informasipun secara instink kita lakukan dengan cerita.
Cerita informatif memang bertujuan untuk menyampaikan informasi, tidak lebih. Jika tujuannya berkembang sampai pada membentuk atau mempengaruhi keyakianan, bahkan menciptakan perubahan, maka cerita tersebut bukan tergolong cerita informatif lagi. Memang di dalamnya pasti menyampaikan informasi. Akan tetapi intensi atau kepentingannya sudah berbeda. Cerita model ini biasanya kami berikan ketika mengawali sesi fasilitasi. Kami yang punya pengalaman menarik menceritakannya dengan maksud berbagi, tidak lebih. Jika dari cerita tersebut punya efek tertentu, maka cerita itu tetap termasuk dalam kategori informatif. Jadi pusatnya tetap pada tujuan yang ada pada benak pengarang atau pencerita.
Bentuk yang kedua adalah cerita untuk menanamkan atau mempengaruhi keyakinan penyimak cerita. Jika ingin tahu contoh dari cerita jenis ini, biasanya disampaikan untuk pelayanan masyarakat, misalnya mengubah perilaku sehat
karena maraknya demam berdarah. Bentuknyapun bisa cerita monologis, dialogis atau trialogis. Ceritanya bisa dikemas dalam bentuk percakapan atau drama.
Cerita yang ketiga dibuat atau disampaikan dengan tujuan membuat perubahan nyata dan seketika, sebagai efek dari cerita tersebut. Pernah dengar, “Jika mereka mendatangkan 1000 tentara, maka 10.000 sukarelawan akan masuk membanjiri negara mereka”. Ini adalah adaptasi dari orasi Bung Karno yang membuat hati beribu warga tergerak untuk mencintai negara dan sekaligus membuat gerakan perjuangan. Pekik takbir Bung Tomo, juga penutup ceritanya yang menggugah tentang sekutu dan KNIL (Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger) menyatukan gairah untuk berjuang.
Berbicara tentang tujuan pembuatan dan atau penyampaian cerita, pasti berkait dengan efek yang ditimbulkan dari sebuah cerita. Jika tujuan eksplisit yang menjadi misi pencerita sudah secara sadar direncanakan sebagai luaran dari cerita, efek cerita terjadi dengan sendirinya. Seperti halnya efek samping yang ditimbulkan oleh obat, bisa jadi pencerita tahu kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Tapi wilayah kemungkinan-kemungkinan ini berada di luar misi utama bercerita.
Indonesia Bercerita
Page 29
Berkenaan dengan tujuan dan efeknya, pembagian cerita atas dasar sumber isi cerita dan tujuan pembuatannya dapat dilihat hubungannya. Cerita yang bersumber dari sejarah tentu saja ceritanya lebih lunak (soft).
Cerita dengan sumber fakta murni punya efek yang paling halus untuk terjadinya perubahan pada diri pendengar atau penyimak cerita. Cerita ini punya tujuan informatif dan mungkin punya efek persuasif. Artinya, cerita bersumber fakta dan bermisi utama membagikan informasi dapat memberikan pelajaran dengan pemaknaan. Pembaca atau pendengar dipersilahkan untuk menyarikan atau memaknai sendiri cerita yang dibaca atau didengarnya tersebut.
Berbeda dengan cerita yang bersumber dari imajinasi atau lebih banyak kepada rekayasa. Meskipun inspirasinya bisa saja berasal dari kejadian sehari-hari, cerita imajinasi ini punya keleluasaan bagi pengarang cerita untuk membuat ceritanya lebih tajam dalam menanamkan nilai-nilai yang diinginkan. Artinya, pengarang dapat mempertajam ceritanya dengan membuat rentang jarak antara yang baik dan yang buruk, yang protagonis dan antagonis. Ini semua dilakukan agar nilai yang ingin disampaikan mudah dikenali
dan diserap sebagai pelajaran. Karena demikian, cerita ini membuka sedikit peluang pemaknaan bagi penyimak cerita. Dalam cerita model ini, pembaca atau pendengar dituntun untuk mendapatkan pelajaran yang diinginkan
Setiap karya adalah buah dari bunga-bunga imajinasi penciptanya
Indonesia Bercerita
Page 30
pengarang. Imajinasinya justru dihabiskan oleh pengarang sendiri, tidak atau hanya sedikit yang dibagi dengan pembaca atau pendengarnya. Karena itu, cerita ini sangat berkebalikan dengan cerita yang bersumber dari sejarah.
Anatostory
Cerita seperti tubuh manusia, terdiri dari organ-organ yang tersusun secara organis. Bagian-bagian cerita saling terkait dan saling mendukung. Jika ada bagian yang dengan sendirinya kurang kuat, maka bagian yang lain akan menguat untuk menjaga cerita tetap utuh pesannya dan tetap menarik untuk efektivitas pencapaian tujuannya.
Secara umum, jika kita berbicara tentang anatomi cerita, maka pasti cerita terdiri dari tema, tokoh, setting, alur cerita dan pesan cerita. Sudah tentu hal ini pasti ada di setiap cerita. Namun demikian, dibutuhkan unsur-unsur yang lain agar cerita, selain efektif untuk penyampaian pesan, juga memebuat cerita jadi luar biasa, yang akhirnya juga akan mendukung efektivitas penyampaian cerita. Bagian-bagian tersebut adalah ilustrasi, humor dan imajinasi. Ketiganya diikat dalam bingkai kreativitas (ingat, bingkai kreativitas adalah tidak berbingkai).
Ilustrasi
Penguatan atmosfir cerita bisa dilakukan dengan memberikan ilustrasi. Seperti musik pengantar tidur atau intro dalam sebuah lagu, ilustrasi punya efek untuk mengikatkan hati pendengar pada nuansa emosional dari cerita.
Mengikat dengan ilustrai ini biasanya dilakukan dalam sebuh dongeng. “Pada suatu ketika di jaman...”, pernah mendengar ini untuk pengantar sebuah cerita? Ini adalah salah satu contoh pemberian ilustrasi. Ilustrasi ini menggunakan 1)
bayangan ruang dan waktu. Ilustrasi yang biasanya saya gunakan untuk memasukkan pendengar pada atmosfir cerita adalah 2) pengalaman nyata. “Saya pernah bertemu dengan...” adalah contoh ilustrasi untuk menguatkan atmosfir cerita. Cara ilustrasi yang lain adalah dengan 3) memasukkan pendengar ke dalam cerita. Pertanyaan atau membangun imajinasi peserta adalah caranya. “Anda juga pernah mengalami pastinya. Iya kan?!”. Ini merupakan pertanyaan yang langsung memasukkan pendengar pada jawaban “Iya, pernah”. Cara ini bisa dilakukan di awal, di tengah, atau di akhir. Bisa diberikan sendiri atau digabungkan dengan teknik ilustrasi yang lain, misalnya pencerita bercerita tentang pengalamannya sebagai pancingan dan menanyakan tentang pengalaman peserta yang berhubungan dengan hal yang sama. Contoh ini berarti telah menggunakan ketiga macam teknik ilustrasi di atas.
Humor
Banyak hal yang diminati oleh orang ketika ngobrol. Berbagi ilmu atau pengetahuan adalah salah satunya. Tapi yang menempati urutan digemari teratas adalah humor dan seks. Lebih
Humor yang baik adalah bentuk
kecemburuan otak kanan kepada otak kiri. Tetapi mereka berdua tetap selalu saling menyayangi (Rudi Cahyono).
Indonesia Bercerita
Page 31
dahsyat lagi, orang kadang menggabungkan keduanya.
Seorang Raja yang terkenal dan terkaya Sulaiman pernah berkata, “Hati yang riang bagaikan obat yang mujarab”. Demikian juga Sigmund Freud, seorang penemu ilmu psikoanalisis pernah berpendapat tentang humor, “Berkelakar seharusnya jangan dilukiskan sebagai hal yang tidak berguna atau tanpa tujuan. Karena tujuannya justru untuk menciptakan perasaan senang di hati para pendengarnya”.
Humor adalah salah satu produk dari keacakan berpikir. Model berpikir lateral yang bekerja secara divergen sangat potensial untuk menelorkan humor. Berpikir yang seperti ini tidak terstruktur, melompat dari satu hal ke hal yang lain. Melesat jauh menyentil hal lain yang sama sekali tidak berhubungan. Orang dengan kepekaan humor yang tinggi segera tanggap bahwa realitas selalu berhubungan dan dapat dihubungkan.
Selain diminati karena membuat orang lebih rileks, orang sudah banyak yang tahu bahwa humor bisa menyehatkan fisik dan mental. Karena itu tidak ada salahnya jika bagian dari cerita kita adalah humor, baik dimunculkan dari isi cerita atau dari gaya bercerita.
Imajinasi
Coba pikirkan tentang pertanyaan ini, “Apa yang tidak pernah Anda pikirkan tentang bercerita?”.
Pertanyaan ini terlalu ekstrim untuk sebuah paradoks. Jika kita ditanya yang tidak kita pikirkan, maka ketika kita berpikir jawabannya, berarti itu bukan jawabannya. Sangat ekstrim. Ini adalah imajinasi di luar imajinasi. Namun demikian, akan lebih mudah buat Anda jika ditanya, “Apa yang tidak Anda lihat dari penampilan saya?”. Ini pertanyaan moderat yang bisa jadi cara bagaimana kita merasakan imajinasi. Penampilan telah mendaratkan pikiran kita pada konteks yang sedang ada di depan kita. Tetapi kita diulur jauh keluar dari apa yang tersaji.
Kita sangat jarang diajak untuk bisa berimajinasi. Semua masih biasa berpikir, bicara dan
berperilaku berdasarkan pengetahuan, apa yang sudah diketahui. Ini yang membuat kehidupan berhenti tanpa penciptaan. Kreasi terjadi dengan bahan peledak utama adalah imajinasi.
Berbicara tentang imajinasi, terdapat dua macam imajinasi yang ditimbulkan oleh cerita, imajinasi isi dan imajinasi konteks cerita. Imajinasi content atau isi adalah imajinasi makna yang
mungkin timbul di benak pendengar atau pembaca. Imajinasi konteks cerita ditimbulkan oleh visualisasi cerita atas atmosfir, kondisi, dialog dan adegan dalam cerita. Imajinasi yang terakhir ini dipengaruhi oleh media cerita dan cara bercerita.
Tak perlu mengejar
imajinasi untuk
berimajinasi..
imajinasikan saja
imajinasimu!
(@d4uzwax)
Indonesia Bercerita
Page 32
Kami undang SIAPA SAJA, orang Indonesia yang peduli masa depan bangsa ini
Tidak peduli usia, pendidikan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, suku bangsa, agama, atau tempat tinggal anda
Kami undang anda untuk terlibat dalam sebuah misi penting yang sederhana
mendidik melalui ceritamembangun imajinasi anakanakmembangun karakter bangsa
Kunjungi, unduh, gunakan dan sebarluaskanPodcast Cerita IndonesiaBercerita.org
FREE!!
SebarsebarkanBiarkan sampai di ujung pelosok Nusantara
Indonesia Bercerita
Page 33
Tentang CeritaSetelah belajar Tentang Cerita, saya jadi mengerti:
Apa itu cerita
Macammacam cerita
Bagianbagian dari tubuh cerita
Indonesia Bercerita
Page 34
Aktor PenceritaDengan belajar tentang aktor pencerita, saya akan mengetahui tentang
Kemampuan dasar yang harus dimiliki
pencerita, yaituPemahaman isi cerita
Penguasaan metode dan media bercerita
Indonesia Bercerita
Page 35
Pencipta punya peran yang penting dalam cerita. Namun percayalah, peran pencipta tidak sama dengan pencerita. Seperti dalam sebuah perusahaan manufaktur, pencipta merupakan pembuat gelas, sekop, pisau, pena dan sebagainya. Mereka punya asumsi sebuah atau beberapa buah fungsi untuk benda ciptaannya. Apakah kemudian gelas akan digunakan untuk minum atau dipakai sebagai alat musik, itu tergantung orang yang bersentuhan dengannya. Ini juga berlaku untuk sekop, pisau, pena dan sebagainya. Cerita juga memiliki perlakuan yang sama. Produk dari pencipta ini kemudian akan jadi senjata ampuh di tangan pencerita. Ide dari pencipta baru tersampaikan utuh dan berhias nuansa dengan sentuhan pencerita.
Begitu penting peran pencerita ini, karena merekalah yang berhubungan langsung dengan konsumen cerita. Pengguna cerita dapat secara langsung menyelami cerita melalui pengamatan ekspresi, gerak tubuh, tatapan dan peragaan yang dilakukan pencerita. Maksud dari cerita akan dapat dinikmati secara utuh setelah disajikan oleh pencerita. Tentu saja tujuan dari penceritalah yang lebih tersuarakan daripada pencipta. Jika kita kembali kepada cerita yang pernah disampaikan oleh Mbak Berty, kita bebas untuk mengabil potongan yang mana untuk dimaknai. Kita juga leluasa membengkokkan kepada makna tentang fleksibilitas, penggalian
dan pemberdayaan potensi, kejelasan impian atau apapun yang halal diasosiasikan dengan bagian atau keseluruhan cerita.
Sebagai aktor yang punya peranan penting, agar ada kesesuaian antara maksud yang diemban dari pencipta maupun tujuan penceritaan, maka seorang pencerita harus mengasah kemampuannya dalam bercerita. Kemampuan dasar pencerita paling tidak ada tiga: 1) mampu mengarahkan cerita pada tujuan, baik penyampaian informasi, melakukan persuasi, maupun memicu provokasi; 2) pemahaman akan isi cerita; dan 3) menguasai metode dan media dalam bercerita.
Kemampuan yang Komplit untuk
Bercerita
Sebelum bercerita, seorang pencerita seharusnya mengetahui apa tujuan dari cerita. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya tentang pencipta dan pencerita, secara substansial setiap cerita punya misi mengapa cerita itu dibuat. Tujuan yang ingin dicapai dari isi cerita ini berasal dari keinginan pencipta. Sedangkan tujuan yang selanjutnya, di luar misi dari pembuatan cerita, adalah tujuan yang dibuat oleh pencerita. Dalam hal ini, cerita hanya berfungsi sebagai media pesan, bukan pesan itu
Aktor Pencerita
Indonesia Bercerita
Page 36
mendidik melalui ceritamembangun imajinasi anakanakmembangun karakter bangsa
Bisa dilakukan nyaris tanpa biaya! Misi ini GRATIS untuk semua orang Indonesia.
Pun apabila dibutuhkan biaya, itu tidak seberapa. Kami yakin anda semua siap dan mau ikut berkontribusi
SEKARANG JUGAklik di
http://IndonesiaBercerita.org(Diluncurkan pada 28 Oktober 2010)
Follow @ImagineID
Libatkan kita semua!Bangkitlah Indonesia
Indonesia Bercerita
Page 37
sendiri. Dengan satu cerita, seorang pencerita mungkin dapat menyampaikan satu atau beberapa pesan. Mereka juga bisa menyampaikan pesan yang berbeda dengan cerita yang sama.
Karena pencerita dapat memunculkan makna apapun yang diinginkan, maka kemampuan yang komplit untuk membawa penikmat ceritanya sesuai dengan tujuan yang diinginkan patut dikuasai. Berkenaan dengan ini, maka seorang pencerita harus menguasai: tujuan atau isi cerita sesuai dengan misi dibuatnya cerita, tujuan yang diinginkan dari kegiatan bercerita, dan punya fleksibilitas untuk bermain dalam berbagai tujuan.
Sebelum pencerita bermain-main dengan tujuan cerita, seorang pencerita harus tahu tujuan asal dari pembuatan cerita. Pemahaman akan isi sesuai yang dimaksudkan penciptanya harus lebih dulu dikuasai.
Pemahaman isi cerita
Setiap cerita punya misi substansial sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengarang cerita. Sebelum bermain di wilayah tujuan yang lebih luas dan lebih fleksibel, pencerita harus benar-benar menyelami cerita dan membaca sampai pada apa makna yang terkandung di balik cerita. Setiap bagian dicermati untuk mengetahui pesan tersembunyi di setiap bagian cerita. Pencerita dapat memperhatikan karakter tokohnya, alur peristiwa, dialog yang terjadi, suasana later belakang dan semangat jaman (zeit geist) yang ada pada setting cerita dan sebagainya. Bahkan pengenalan terhadap pencipta juga penting. Pengenalan ini tidak harus kita tahu secara langsung penciptanya, tetapi kita bisa melihat pola dari beberapa cerita yang pernah diciptakannya.
Penguasaan metode dan media cerita
Jika bagian sebelumnya membicarakan tentang isi (content) cerita, bagian ini lebih berkenaan dengan konteks penceritaan (context). Cerita tidak hanya dibangun oleh isi, tetapi juga didukung oleh gaya penceritaan, bahasa dan cara pengungkapan, alat bantu yang digunakan dan sebagainya. Semua hal tersebut adalah pendukung proses bercerita di luar isi cerita.
Berbeicara tentang konteks bercerita, terdapat dua hal yang harus dipahami oleh pencerita, yaitu media untuk bercerita dan metode bercerita
Sehatnya relasi antar individu pun ditentukan oleh kualitas cerita diantara mereka
Indonesia Bercerita
Page 38
yang digunakan. Metode berkenaan dengan cara atau gaya penyampaian cerita. Sedangkan media adalah alat bantu dalam bercerita agar tujuan dari cerita tercapai dan metode yang digunakan dapat berjalan efektif.
Gaya bercerita bisa sangat kontekstual, tetapi juga dapat didasarkan pada karakter pribadi pencerita. Setiap pencerita mungkin memiliki aliran tertentu dalam bercerita. Suatu cerita kadang dapat bersifat kritis, reflektif, atau natural. Hal ini memang selalu berhubungan dengan isi ceritanya. Akan tetapi tidak jarang juga sangat kental kaitannya dengan paradigma atau karakter yang melekat pada diri pencerita.
Sebagai contoh, pencerita dengan paradigma kritis. Pencerita yang seperti ini pasti akan selalu mengaitkan sebuah cerita dengan kondisi buruk yang perlu dievaluasi, kebijakan yang tidak menguntungkan, atau aturan yang tidak efektif dijalankan. Butet Kertarajasa adalah contoh
orang yang menggunakan paradigma ini. Tentu sudah tidak asing dengan gayanya yang sering diselingi dengan celetukan sisnis, menirukan gaya pidato tokoh, atau berpakaian dengan gaya pejabat yang bodoh. Terlepas apakah Butet seorang pencerita atau bukan, paradigma yang sudah menjiwa dalam dirinya menjadikan banyak cerita yang dia bawakan akan mengarah kepada kritik.
Lain hal ketika berbicara tentang metode penyampaian cerita. Meskipun dipengaruhi oleh paradigma dan gaya masing-masing pencerita, cara atau metode cerita lebih bersifat umum. Artinya, berbagai macam metode cerita dapat digunakan untuk semua jenis cerita dengan semua jenis gaya bercerita.
Setiap orang adalah aktor pencerita. Mereka bercerita dimanapun selama ada interaksi
Indonesia Bercerita
Page 39
Aktor PenceritaSekarang saya tahu tentang:
Kemampuan dasar yang harus dimiliki
pencerita, yaituPemahaman isi cerita
Penguasaan metode dan media bercerita
Indonesia Bercerita
Page 40
Metode dan Media Bercerita
Dengan mempelajari metode bercerita, maka saya akan memahami:
gaya berceritamonolog satu arah
dialog
partisipatif
Dengan belajar media bercerita, maka saya akan tahu tentang:
media berceritamedia audio
media visual
media audiovisual
Indonesia Bercerita
Page 41
Beranjak dari berbicara tentang isi dan aktor pencerita yang merupakan bagian inti dari cerita atau bisa disebut juga dengan content, kita akan mengaji tentang context cerita, yaitu pendukung penyampaian cerita. Dua hal utama yang merupakan bagian dari konteks cerita ini adalah metode dan media bercerita.
Metode bercerita
Tidak terdapat metode khusus untuk bercerita. Namun demikian, saya dapat membedakan menjadi tiga gaya, 1) gaya monolog satu arah, 2) gaya dialog dan 3) gaya partisipatif. Gaya monolog satu arah, sesuai dengan namanya, pencerita hanya bercerita mulai dari awal sampai akhir tanpa melibatkan pendengar.
Bergeser sedikit dari monolog, ada juga gaya dialog. Cerita dengan menggunakan dialog berarti sudah melibatkan pendengar. Namun pendengar melibatkan diri atas kendali penuh dari pencerita. Penceritalah yang mengatur ruang dan waktu keterlibatan, misalnya dengan cara memancing komentar atau memberi kesempatan untuk bertanya atau menjawab pertanyaan. Cara kedua ini sering digunakan oleh teman-teman kami dari Teater Boneka (T-Bone). Di akhir cerita mereka sering memberikan pertanyaan yang berlaku sebagai tes dan penguat untuk pendengar. Pertanyaan berkaitan dengan isi cerita, tokoh, atau peristiwa tertentu dalam
cerita. Pertanyaan juga bisa diberikan kepada semua pendengar secara bersama-sama, dengan jawaban sama yang diberikan oleh mereka secara bersama-sama pula, contohnya “Semua sudah sarapan?”. Tujuan menggunakan teknik ini adalah untuk melibatkan dan mengembalikan perhatian kepada cerita.
Cara yang ketiga adalah cerita partisipatif. Saya pernah membuat cerita partisipatif yang dikemas dalam bentuk teater. Pencerita yang terdiri dari tiga aktor utama membawakan peran sebagai raksasa, raja dan peri. Pada waktu itu, raja meluapkan kesedihan dan kegembiraan lewat tari. Para pendengar bersama terlibat dalam tarian sang raja. Selain itu, pendengar juga terlibat dalam mendiskusikan sesuatu dalam kelompok-kelompok. Bahan diskusi berasal dari sang raja. Kegiatan ini melibatkan kurang lebih 750 partisipan.
Media cerita
Berkaitan dengan konteks cerita, media sangat membantu proses penyampaian cerita. Tentu saja tetap menuntaskan unsur yang utama, yaitu pencerita sendiri. Karena itu, sebelum beranjak ke metode atau media bercerita, penguasaan isi cerita dan kemampuan bercerita merupakan yang utama. Dan pencerita adalah letak dimana kedua hal tersebut berada.
Metode dan MediaBercerita
Indonesia Bercerita
Page 42
Dikaitkan dengan cerita, media adalah bagian yang paling netral dan sangat substitutif dan komplementer. Artianya fleksibilitas peneliti yang berpegang pada luaran atau tujuan dari bercerita, akan mampu mengatur media apa yang akan digunakan. Jika sebuah atau beberapa media tidak ada, maka media yang lain dapat menggantikannya atau melengkapi kekurangannya.
Media dalam bercerita juga dapat mencerminkan bentuk ceritanya. Jika tulisan menjadi media orang bercerita, misalnaya melalui buku-buku cerita, maka buku cerita adalah wujud cerita itu. Jika cerita itu disampaikan langsung dengan lisan, maka bahasa lisan (verbal yang didukung nonverbal) adalah bentuk ceritanya. Begitu juga dengan audio, visual atau audiovisual
yang dikemas dalam bentuk media digital, itu adalah media sekaligus produk ceritanya.
Secara garis bersar, berdasarkan rupa medianya, dapat dibagi menjadi tiga: 1) media audio, 2) media visual, 3) media audiovisual. Media audio memberdayakan kekuatan suara untuk menyampaikan cerita. Media visual digunakan dengan memanfaatkan kekuatan wujud atau gambar. Sedangkan media audiovisual menggunakan keduanya. Contoh media audio adalah rekaman atau cerita kaset. Media visual, misalnya gambar, pantomim dan sebagainya. Contoh audiovisual lebih mudah kita temua. Televisi atau dvd/vcd adalah perlengkapan canggih sehari-hari yang sering kita jumpai untuk menyampaikan cerita.
Indonesia Bercerita
Page 43
Ayo BerceritaAyo bercerita akan membuat saya mengerti:
teknik aplikasi cerita
langkahlangkah dalam bercerita
Indonesia Bercerita
Page 44
Sebuah cerita lewat media audio diputar.
Seorang anak yang didampingi ibunya sedang
mendengarkan dengan seksama. Seorang
narator berbicara pada anak,
“Ada tiga kelinci yang sedang berlompatan. Ada
yang berwana putih, hitam dan abu-abu.
Warnanya apa?”
Anak-anak menjawab dengan dibantu oleh ibu
yang mendampinginya. Si ibu membantu
dengan,
“Warnanya pu....”
Anak menjawab,
“....tih”
Ibu terus membantu sampai tiga warnanya
disebutkan dengan baik.
yang kami lakukan di
#IndonesiaBercerita sebagaima ilustrasi disamping. Cerita yang kami kemas dalam bentuk podcast atau mp3 memang mengondisikan pencerita atau narator dalam cerita melibatkan pendengarnya. Beberapa cerita perlu kita lengkapi dengan manual agar pendamping anak bisa ikut membantunya mengikuti cerita. Ini adalah model cerita partisipasi aktif. Peran ibu bisa digantikan oleh seorang pencerita profesional. Biasanya pencerita profesional dipakai jika ada kebutuhan khusus, misalnya untuk terapi atau anak-anak yang menjadi partisipan jumlahnya banyak. Namun lebih baik jika bercerita didampingi oleh orang tua atau orang dekat, untuk melatih membiasakan cerita sebagai gaya komunikasi sehari-hari dengan anak.
Jika cerita seperti di atas tanpa menggunakan pendamping cerita maka, anak masih bisa berpartisipasi secara pasif. Mengikuti kata-kata
Ayo!Bercerita...
Model bercerita
Indonesia Bercerita
Page 45
narator untuk menyebutkan warna kelinci menjadi pilihan yang bebas, apakah diikuti atau tidak. Tanpa pendamping yang mendorong anak untuk ikut berpartisipasi, bisa jadi anak berinisiatif ikut, partisipasi dalam hati atau bahkan hanya mendengarnya secara pasif.
Cerita juga dapat disampaikan tanpa partisipasi. Baik yang dibawakan secara monolog, dialog atau drama, pendengar hanya menyimak apa yang disampaikan cerita. Media audiovisual bisa membantu untuk membentuk partisipasi semu. Pernah melihat cerita teater boneka yang ditayangkan di televisi? Mereka mengajak pendengarnya untuk berpartisipasi. Pendengar di rumah yang tidak secara langsung berinteraksi dengan pencerita dapat berperan seolah-olah juga merupakan penonton langsung dari acara tersebut. Ketika pencerita melibatkan pendengarnya di studio, misalnya dengan menjawab pertanyaan atau meminta komentar, maka anak-anak di depan layar kaca juga bisa ikut menjawab atau berkomentar.
Jika Anda seorang pencerita langsung (live), maka langkah-langkah yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan untuk jalannya cerita adalah:
Kesehatan fisik dan mental pencerita. Memastikan kondisi kesehatan sangat penting. Besarnya gedung, luasnya tempat, banyaknya pendengar, ketersediaan pengeras suara, adanya alat peraga dan durasi waktu yang tersedia adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan fisik dan mental tersebut. Dengan alokasi waktu yang panjang misalnya, tentu seorang pencerita harus memperhatikan kondisi fisiknya dengan baik, mengatur waktu istirahat (break) dan meyediakan air minum atau makanan untuk penunjang stamina.
Selain fisik, kondisi mental juga patut diperhatikan. Tidak jarang pencerita mengalami stress dengan kondisi lingkungan. Banyaknya pendengar yang mungkin sebagian besar tidak memperhatikan cerita bisa membuat bosan. Begitu juga jika peserta terlampau pasif. Ini memang kembali lagi kepada pencerita dalam beraksi dengan metodenya.
Apa cerita inspiratif yang pernah menggerakkan jiwa anda untuk
menjadi lebih baik? Kapan terakhir kali anda bagikan
cerita itu ke orang lain?
Indonesia Bercerita
Page 46
Cek suara pencerita. Ini sangat penting. Suara tidak hanya berkaitan dengan fisik seperti yang sudah dibahas sebelumnya, misalnya terlalu banyak peserta dan kondisi pengeras suara yang kurang baik. Lebih dari itu, suara juga berkaitan dengan keras lemahnya suara, tinggi rendahnya suara, atau ketepatan intonasi. Apalagi untuk pencerita yang banyak menggunakan dialog
antar tokoh. Dia harus menirukan tokoh-tokoh dengan suara yang berbeda-beda.
Baca atau pelajari ceritanya. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Pencerita dengan isi cerita merupakan unsur utama dalam bercerita. Pelajari lebih dulu isi cerita. Akan lebih bagus jika pencerita membuat pembabagan dalam cerita sehingga dia bisa mengatur penekanan dan penarikan makna cerita dari setiap bagian. Selain itu, pembabagan juga berguna untuk mengatur jeda dan waktu istirahat.
Kenali konteks berjalannya cerita. Seperti sudah disingging dalam poin pertama tentang kondisi fisik dan mental, pengenalan kondisi pada waktu bercerita itu penting. Hal yang terpenting diperhatikan adalah kondisi peserta. Selain jumlah, kita juga harus tahu usia, tingkat pendidikan, latar belakang budaya dan ekonomi dan sebagainya. Ini berguna untuk menyesuaikan metode yang akan digunakan. Coba bayangkan jika metode partisipatif dengan visualisasi cita-cita yang tinggi, peserta harus meraihnya dengan cara saling memanggul, diterapkan pada peserta manula. Selain metode, penggunaan
bahasa juga perlu disesuaikan dengan kondisi peserta. Jika anak-anak tentu bahasa dan cara bicara akan lebih simpel dan banyak melakukan stimulasi. Berbeda dengan kaum terpelajar yang mungkin kita bisa menggunakan pilihan kata yang berbeda dengan para buruh lulusan sekolah dasar.
Bercerita itu ibarat atraksi jalanan, dengan persiapan apapun, kita harus siap melakukan improvisasi
Indonesia Bercerita
Page 47
Bayangkan bahwa bercerita sedang berlangsung. Setelah persiapan awal dilakukan. Alan lebih baik jika kita sudah dapat membayangkan seolah sedang menajalankan tugas bercerita tersebut. Setiap detil tempat, reaksi pendengar atau akhir dari proses bercerita bisa kita coba bayangkan. Dalam future learning, imajinasi seperti ini dapat membangun harapan, harga diri pencerita dan juga kepercayaan dirinya. Selain itu, rencana dan persiapan
bercerita bisa dengan mudah kita lakukan. Kita jadi tahu akan menggunakan metode apa atau mempersiapkan perlengkapan apa.
Persiapkan metode yang sudah dibayangkan. Bayangan proses cerita yang sudah dilakukan juga akan semakin memperjelas metode apa yang akan digunakan. Setiap detil imajinasi kita akan membimbing kita untuk belajar menciptakannya.
Persiapkan media yang sudah diperkirakan. Seperti persiapan metode, bayangan yang sudah kita buat juga akan memudahkan kita dalam mempersiapkan perlengkapan yang akan kita gunakan. Apakah hanya cukup dengan berbicara dan butuh pengeras saura, butuh media dengan teknologi canggi, atau iringan musik orkestra yang megah.
Seminimal apapun, pancing diawal agar pendengar terlibat. Kesan pertama begitu menggoda. Pancingan awal adalah yang paling menentukan.
Keterlibatan secara emosional yang paling penting. Teknik menggunakan ilustrasi, humor dan imajinasi bisa kita gunakan.
Jaga partisipasi pendengar. Jika kita sudah mendapatkan hati audience, maka jangan sekali-kali kehilangan atau melepaskannya. Intens dan peka dalam menggunakan ilustrasi, humor dan imajinasi harus terus dilakukan.
Tanpa pancingan awal yang memikat, pendengar akan kehilangan minat dan antusiasme
Indonesia Bercerita
Page 48
Selingi dengan humor. Ini dimasukkan pada bagian tersendiri, karena seperti yang sudah dibahas pada bagian sebelumnya. Humor itu penting untuk terus menjaga perhatian dan humor memang hal yang sangat diminati. Namun di atas itu semua, selera humor dari pencerita adalah yang terpenting. Mengasah kepekaan terhadap humor harus terus dilakukan.
Ajak partisipan untuk berkomentar tentang kesan terhadap cerita, mereview cerita dan menarik kesimpulan atau pelajaran dari cerita. Jika pelibatan peserta secara intens sudah dilakukan pada awal atau selama bercerita, bagian ini dilakukan pada akhir cerita. Me-review berguna untuk mengecek perhatian dan pemahaman pendengar. Pencerita juga dapat membantu menarik kesimpulan dan mengambil pelajaran. Tentu saja makna yang lahir berasal dari pendengar.
Kristalkan makan yang muncul dari cerita. Setelah peserta dapat menarik kesimpulan atau mendapatkan makna dari cerita, akan lebih baik jika makna tersebut dimonumenkan. Artinya, peserta punya pengingat yang mudah untuk pelajaran yang telah dia peroleh. Misalnya dengan membuat pernyataan, menciptakan lagu bersama, membuat slogan, gambar dan sebagainya.
Akhiri dengan bersuka cita. Akhir yang menyenangkan adalah dambaan setiap orang. Karena itu, setelah acara bercerita selesai, ajak pendengar untuk melakukan hal yang menyenangkan, misalnya bernyanyi bersama atau melakukan yel-yel.
Biarkan senyum setiap anak Indonesia berkembang dengan cerita-cerita hebat yang memicu imajinasi mereka akan kehidupan masa depan yang lebih baik
Indonesia Bercerita
Page 49
Ceriakan pendidikan kita dengan ceritacerita luar biasa yang menggerakkan jiwa!
Indonesia Bercerita
Page 50
terbuka perlahan. Dia mengamati
sekitarnya, tembok putih berhias emas. Sepertinya istanalah yg mengurungnya.
Sorang pria gagah berpakaian tentara kerajaan dan berkalung medali mendekati Belania.
"Kau pemimpin pasukan yg tadi....ehm.. kau jadi besar?". Masih kebingungan.
"Tidak tuan putri".
Bukan sang komandan yg menimpali. Sebuah benda terbang cantik mengitari Belania.
"Kamulah yg menjadi seukuran kami", kata benda yg terbang bersayap mungil nan cantik itu.
Belania menengadahkan tangan kanannya. wanita kecil itu mendarat di telapaknya.
"Hamba Liliana, putrid. Hamba...."
"kau lebih kecil", potong Belania.
"Maaf, hamba yg mengecilkan engaku, Putri", kembali membungkuk hormat.
"Ini istana yg kau bangun. Hakmulah menempati istana ini, putri".
Belania meletakkan Liliana di lantai marmer yg mengkilat. Belania bangkit melihat sekeliling. Rupanya ia baru saja terbaring di karpet empuk sekuruan tubuhnya lebih sedikit. Dia berdiri dan tetap mengamati. Berlari ke arah jendela. Dia melihat pemandangan indah yg br pertama kali ia menikmatinya. Tapi tidak sekali ini melihatnya.
Liliana terbang mengitarinya dan mendarat manja di jendela.
"Ini istana yg kau wujudkan. Dan di luar sana adalah imajinasi yg kau inginkan", celoteh Liliana.
Belania mengingat tiap detil imajinasinya. Dia bersyukur punya mimpi yg indah akan hidup.
Pintu kamar diketuk
"Siapa?", tanya Belania agak ragu, meski nada suaranya sudah mulai seolah dialah yg punya hak.
"Hamba, Tuan Putri".
Dari nada suaranya, Belania sepertinya sudah mengenal, sang komandan.
RATU
ISTANA PASIRMata Belania
Indonesia Bercerita
Page 51
"Masuk".
Terbukalah perlahan pintu. Benarlah dugaan Belania. Sang komandanlah yg datang.
"Bukankah tadi kau di dalam sini? kenap kamu tiba-tiba menghilang, dan sekarang sudah berada di luar pintu sana?".
Sang komandan tesenyum dg berondongan pertanyaan Belania.
“Waktu putri terbengong dan sedang asik ngobrol dengan Liliana, hamba berpamitan. Tapi sepertinya putri tedak mendengar. Liliana memberi isyarat kedipan dan anggukan untuk menyuruh hamba keluar".
Belania termenung sjenak. Komandan tersenyum ramah, membiarkan putri mengingat. Belania mulai mengerti dan menoleh ke arah komandan,
"Iya. ehm...ada apa komandan…. Armano?".
"Iya, ada apa Armano...", tegas Liliana.
"Baginda ingin bertemu putri".
Belania kembali termenung. Apakah ini bagian dari mimpiku? imajinasiku?, gumam Belania. Ragu, tapi tetap dengan langkahnya yg riang dia bergegas keluar ruang. Belania mengawali langkahnya dg lompatan pertama dan melengganglah ia ke arah yang penuh dugaan dan tanda tanya.
Pembaca, petualangan Belania baru saja dimulai.
Segala yg pernah bercokol dlm imajinasinya akan memburai dalam perjalanan ceritanya. tunggu saja, dia akan punya bbrp teman
lucu: Ubailyly si tikus, Martomio si topeng batu & karomio si lukisan tua bergerak.
Jadi tunggu kelanjutan ceritanya Belania si putri penuh imajinasi.
Cerita ini dibuat secara spontan melalui twitter dengan hastag
#IndonesiaBercerita. Gairah untuk bercerita membuat
tulisan itu terus mengalir dengan disertai pengisian energi yang
terus menerus. Hingga tanpa sadar tiap penggalan menjadi kisah.
Memang, cerita ini dibuat secara spotan.
Selain faktor keinginan alami untuk menulis yang tak terbendung, jejaring
sosial yang dibangun dengan cara mentweet sebatas 140 karakter itu
punya kekuatan untuk memacu gairah menulis dan membangun energi untuk berekspresi. Seperti halnya jejaring sosial yang lain, semisal facebook, keinginan orang untuk didengar dan
diakui bisa diwadahi melalui media ini. Dari sinilah #IndonesiaBercerita
dilahirkan.
Indonesia Bercerita
Page 52
Novelis pun begitu pemalu membicarakan tentang “aku”. Mereka adalah pencerita yang ulung dalam isi novelnya, tetapi tak semua piawai dalam mengenalkan dirinya. Tidak heran di bagian akhir dari buku atau novel, penerbitlah yang mengenalkan mereka. Memang juga tidak gampang membicarakan tentang “aku”. Pengalaman penulis dalam banyak fasilitasi menunjukkan hal ini.
Ketika peserta pelatihan diminta untuk mengidentifikasi diri, apa kelebihan atau kekuatan dirinya, mereka selalu defens. Karena itu saya selalu berusaha menjadi faislitator yang mampu membuat mereka mengenali diri dan memberdayakan kekuatan dirinya.
Salah satu cara yang saya terapkan adalah dengan bercerita. Tidak jarang cerita-cerita itu
Kenalansama penulisnya
Hanya Hubungan antara Sutradara dan Pemain! Penulis, @RudiCahyo bersama @ayundavira, aktivis Jember Fashion Carnaval.
Indonesia Bercerita
Page 53
saya munculkan secara spontan dengan mengandalkan imajinasi. Kepekaan saya dalam menyelami pendengar hingga tahu titik-titik vital untuk menggungah perasaan dan membangkitkan daya piker, kerap saya gunakan dalam fasilitasi perubahan positif. Saya juga selalu belajar untuk bisa memberdayakan tatapan (gaze), ekspresi dan bahasa tubuh (gesture) agar cerita saya bisa ditangkap dan mudah dimaknai.
Cerita ini tidak jarang saya gunakan dalam menyampaikan materi dalam perkuliahan di Fakultas Psikologi Unair. Selain itu, saya membantu mempermudah mahasiswa untuk melekatkan makna cerita dan menginspirasinya untuk memperjelas tindakan yang mungkin diambil.
Saya juga senang sekali menuliskan cerita. Dan memang pada dasarnya saya suka menulis. Tulisan saya kebanyakan adalah tulisan intuitif reflektif, cerpen, novel. Selain itu, saya juga suka mengotak-atik metode serta membuat konsep pelatihan. Pelatihan mental membaca, pelatihan budaya menulis serta banyak pelatihan dalam
bidang learning adalah produk garapan saya. Dalam banyak kesempatan saya juga memandu pembelajaran para guru di PAUD yang berada di bawah bimbingan saya, #AnakCeria.
Para parter yang mendapatkan pelayanan saya diantaranya SMA Al-Hikmah, SMAN 1 Sidoarjo,
Sekolah St. Asisi Jakarta, SMAN 1 Surabaya Yayasan Al Madinah, Yayasan Al-Haromain, Universitas Widya Kartika, Universitas Airlangga dan masih banyak lagi. Tidak jarang saya bergandengan dengan para trainer atau fasilitator dari luar kampus, misalnya dari iManager, club penulis, story telling dan lain-lain.
Penulis berterima kasih kepada:Sang Pencipta Hidup: Allah SWT
Tukang lay out: Bukik Tukang poto : Cahya Adi SampurnaTukang provokasi: PepengdanSeluruh penggiat #IndonesiaBercerita
Persembahan ini untuk Indonesia, semoga menginspirasi!Butuh bantuan setiap orang untuk menyebarkan kebaikan dari ebook ini!
Indonesia Bercerita
Page 54
klik di
http://IndonesiaBercerita.org(Diluncurkan pada 28 Oktober 2010)
Follow @ImagineID